e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC BERBANTUAN DONGENG TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SD I Md Agus Yogi Mahardika1, A A Gede Agung2, Ndara Tanggu Rendra3 1,3 Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Teknologi Pendidikan, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia 1 e-mail:
[email protected],
[email protected], 3)
[email protected] 2Jurusan
Abstrak Masih rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia siswa SD kelas III di gugus XIII kecamatan Buleleng menjadi permasalahan yang perlu dicari faktor penyebab dan pemecahannya. Temuan awal bahwa dari 120 siswa kelas III SD yang ada di gugus XIII Kecamatan Buleleng, terdapat 85 siswa yang masih di bawah KKM. Rendahnya hasil belajar ini diduga karena model pembelajaran yang diterapkan guru cenderung kurang mengaktifkan peserta didik. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba mengeksperimenkan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng yang bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas III SD di Gugus XIII Kabupaten Buleleng. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan desain post test only control group design. Populasi penelitian ini adalah kelas III SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng, yang berjumlah 120 orang. Sampel penelitian ini yaitu kelas III SD Negeri 1 dan 3 Banjar Tegal dengan jumlah siswa masing-masing 24 dan 21 orang, yang ditentukan dengan teknik random sampling. Instrumen pada penelitian ini yaitu tes hasil belajar. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2.14 dan ttab sebesar 2,00. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CIRC berbantuan media cerita dongeng dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran bukan CIRC berbantuan media cerita dongeng. Kata-kata kunci: model, circ, media,dongeg, hasil belajar bahasa indoesia Abstract The low learning outcomes of Indonesian students of elementary school class III in cluster XIII Buleleng district become a problem that need to look for factors causing and solving it. Preliminary findings that of 120 students of third grade elementary school in Buleleng District XIII, there are 85 students who are still under KKM. The low learning outcomes are suspected because the instructional model applied by the teacher tends to be less activate the learners. Therefore, this research tries to experiment the CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) learning model with fairy tale media which aims to know its effect on the result of learning Indonesian in third grade students in Buleleng District XIII. This type of research is quasi experimental research with post test design only control group design. The population of this research is class III SD in Buleleng District XIII District, which amounts to 120 people. The sample of this study is class III SD Negeri 1 and 3 Banjar Tegal with the number of students each 24 and 21 people, determined by random sampling technique. Instrument in this research that is result of learning test. The data obtained were analyzed by descriptive statistics and inferential statistics (t-test). The results showed that the value of t count of 2.14 and ttab of 2.00. That is, there is a significant effect of learning outcomes of Indonesian between groups of students who were taught by CIRC-aided learning model of fairy tale media and groups of students who were taught by learning models instead of CIRC-assisted media stories fairy tales. Key words : Model, circ, media, fairy tale, learning result indonesian language
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik,2007: 3). Menurut UU No. 20 th 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan yang dilakukan dengan usaha yang sadar ataupun tidak sadar tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tanpa adanya tujuan yang ingin dicapai, maka arah dari setiap kegiatan yang dilakukan tidak akan jelas. Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan usaha dan perencanaan yang matang. Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Bab 2 Pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kehidupan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut maka proses pembelajaran yang dilakukan pada pendidikan formal harus diperhatikan. Dalam pendidikan formal proses pembelajaran yang diberikan lebih menekankan bagaimana guru mampu memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan meningkatkan hasil belajar siswa. Belajar tidak hanya sekadar menghafal dan mengingat apa yang
diberikan dalam pendidikan formal. Rusyan (dalam Agung, 2005:75) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditimbulkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku dan kecakapan serta kemampuan. Mudjiono (dalam Sagala, 2008) menyatakan bahwa siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Berhasil tercapainya suatu tujuan pendidikan itu tergantung dari proses pembelajaran yang dialami oleh siswa dan pendidik yang terjadi dalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, yaitu di gugus XIII Kecamatan Buleleng, hasil belajar siswa SD kelas III masih rendah khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini diketahui setelah dilakukannya wawancara, observasi, dan studi dokumen yaitu pada tanggal 6 januari 2017 dengan beberapa guru wali kelas III SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng. Dalam wawancara didapat hasil bahwa rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia keelas III dikarenakan oleh proses pembelajaran di sekolah tersebut masih menggunakan metode guru yang lebih aktif dibandingkan dengan siswa (teacher centered). Guru juga jarang memanfaatkan media dalam proses pembelajaran di kelas. Selain wawancara, dilakukan pula oservasi lebih lanjut pada saat proses pembelajaran di kelas, ditemukan permasalahan rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III di Gugus XIII kecamatan Buleleng adalah diakibatkan rendahnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Permasalahan rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas III SD di gugus XIII Kecamatan Buleleng disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, (1) metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia kurang bervariasi, (2) metode yang sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, adalah metode ceramah dan penugasan, (3) kurang interaksi antara siswa dengan siswa 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
serta siswa dengan guru, dan (4) kurangnya pemanfaatan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran, guru hanya menggunakan media buku paket saja. Hal tersebut didukung dengan hasil studi dokumen terkait rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III di Gugus XIII kecamatan Buleleng. Dari pemaparan di atas, jelas ini merupakan masalah yang harus segera dicarikan jalan keluar. Pembelajaran Bahasa Indoensia belum terwujud sebagaimana yang di harapkan, sehingga hasil yang dicapai belum maksimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu adanya inovasi baru dari guru dalam proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran guru dituntut harus mampu menyiasati dan mencermati keadaan tersebut agar proses pembelajaran di kelas lebih efektif. Salah satu yang dapat dilakukan guru yaitu dengan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan menyesuaikan dengan keadaan siswa yang kemampuannya beragam. Dalam rangka mencapai keberhasilan pembelajaran perlu disiapkan model pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat agar dapat mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Arends (dalam Rosdiani, 2012:77) menyatakan, model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuantujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolan kelas. Daryanto (2013:5) menyatakan, “media pembelajaran digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran”. Untuk itu diperlukan guru yang profesional yang mampu menerapkan berbagai strategi, pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Daryanto (2013:8) menyatakan, “dalam proses pembelajaran media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa)”. Satu inovasi yang menunjang proses pembelajaran adalah ditemukan model-model pembelajaran
inovatif dan konstruktif yang lebih tepat dalam mengembangkan dan menggali pengetahuan peserta didik secara konkret dan mandiri. Jika pemilihan model dan media pembelajaran sudah tepat maka tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Arsyad (2015:42) menyatakan, bahwa dalam pengajaran bahasa Indonesia menurut kurikulum KTSP, terkait dengan pembelajaran bahasa terdapat komponenkomponen standar kompetensi yang disajikan secara terpadu. Komponenkomponen tersebut terdiri atas 4 bagian, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pengajaran keempat komponen tersebut dimaksudkan agar siswa dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, karena keempat komponen tersebut tidak bisa dipisahkan karena memiliki hubungan yang sangat erat. Agar terampil berbahasa, keempat keterampilan tersebut harus dikuasai. Setelah keterampilan menyimak dan berbicara dikuasai, barulah dilanjutkan dengan keterampilan membaca. Salah satu model yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini juga didukung oleh beberapa ahli tentang model pembelajaran kooperatif. Rusman (2013:202) menyatakan, “pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen”. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Slavin (2008:16) menyatakan, “Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan program komperhensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada kelas rendah ataupun kelas yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah”. Model 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) terdiri dari tiga tahapan yang meliputi: tahap prabaca yang mencakup kelompok membaca dan memperkenalkan cerita yang akan anak baca, tahap membaca yang mencakup membaca berpasangan, menulis cerita yang bersangkutan dan tata bahasa cerita, mengucapkan kata-kata dengan keras, dan makna kata, dan pascabaca mencakup menceritakan kembali cerita, pemeriksaan oleh pasangan, dan tes. Diterapkannya model pembelajaran ini secara tidak langsung siswa akan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut agar integratif dalam pelaksanaan membaca. Selain penggunaan model pembelajaran yang tepat, penggunaan media juga harus diperhatikan. Maka dalam penggunaan suatu model pembelajaran, guru juga harus mengupayakan penggunaan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Penggunaan media sebagai alat bantu diyakini dapat meningkatkan pemahaman siswa, sehingga siswa lebih mudah memahami pembelajaran. Salah satu media yang digunakan dalam membaca adalah cerita dongeng. Dongeng merupakan suatu kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turuntemurun dari generasi kegenerasi. terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut kedalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Triyanto (2007:46) menyatakan, “cerita dongeng adalah cerita fantasi sederhana yang tidak benar-benar terjadi berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur”. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran CIRC (Integrated Reading and Composition) berbantuan cerita dongeng terhadap hasil
belajar Bahasa Indonesia kelas III di gugus XIII Kecamatan Buleleng, maka dilaksanakan penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Berbantuan Media Cerita Dongeng Terhadap Hasil belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas III SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng ”. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen karena berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab dan akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada penelitian yang akan dilakukan tidak memungkinkan untuk mengadakan kontrol/manipulasi terhadap semua variabel yang relevan. Oleh karena itu penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Waktu penelitian ini pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III di SD Gugus I yang berjumlah 5 sekolah dasar. Jumlah seluruh anggota populasi adalah 120 siswa. Banyaknya populasi dan sebarannya dapat dilihat pada table 1. berikut. Tabel 1. Distribusi Populasi Penelitian Jumlah Siswa No. Nama SD (Orang) 1 2 3 4 5
SD N 1 Baktiseraga SD N 1 Banjar Tegal SD N 2 Banjar Tegal SD N 3 Banjar Tegal SD Mutiara Total Populasi
28 24 15 21 26 120
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Teknik ini digunakan sebagai teknik pengambilan sampel kerena individuindividu pada populasi telah terdistribusi ke dalam kelas-kelas, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pengacakan terhadap individu-individu dalam populasi. Tahap pertama dilakukan uji kesetaraan terhadap delapan sekolah dasar 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
tersebut. Penyetaraan sampel dihitung berdasarkan nilai Ulangan Akhir Semester Bahasa Indonesia kelas III Semester I tahun pelajaran 2016/2017. Untuk menghitung kesetaraan kelompok sampel digunakan rumus uji-t. Setelah memperoleh hasil perhitungan uji kesetaraan, selanjutnya kelima SD itu dirandom untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan teknik undian. Melalui random sampling tersebut ditetapkan kelas III di SD Negeri 1 Banjar Tegal yang berjumlah 24 orang sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Berbantuan Media Cerita Dongeng dan kelas III di SD Negeri 3 Banjar Tegal yang berjumlah 21 orang sebagai kelompok kontrol yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran bukan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Berbantuan Media Cerita Dongeng. Penelitian yang dilakukan merupakan eksperimen semu dengan desain penelitian yang digunakan adalah “Postest Only Control Group Desain”. Rancangan ini menggunakan dua kelompok subjek, salah satunya diberikan perlakuan sedangkan kelompok lain ditetapkan sebagai kelompok pengendali atau kontrol. Pada akhir perlakuan, kedua kelompok dikenai pengukuran yang sama. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar Bahasa Indonesia adalah tes pilihan ganda (objektif) yang terdiri dari 25 soal. Dipilihnya tes pilihan ganda (objektif) untuk memperoleh data tentang hasil belajar didasari atas: 1) dapat digunakan untuk mengukur semua jenjang kognitif, mulai dari yang sederhana sampai yang paling kompleks, dan 2) penskoran dapat dilakukan secara objektif. Tes ini mengungkap tentang penguasaan siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia yang telah mereka peroleh. Setiap item soal disertai empat alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh siswa (alternatif a, b, c, dan d) setiap item diberi skor 1 apabila
siswa menjawab dengan benar dan siswa yang menjawab salah diberi skor 0. Kemudian skor setiap item dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil belajar. Skor 0 merupakan skor minimal ideal, sedangkan skor maksimal ideal adalah 25. Tes pilihan ganda tersebut disusun berdasarkan SK, KD, dan indikator dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berlaku di sekolah tersebut. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif yang digunakan meliputi mean, median, modus, standar deviasi, dan varians. Hasil perhitungan mean, median, modus disajikan dalam bentuk grafik polygon. Adapun analisis statistik inferensial dalam penelitian ini adalah uji-t dengan rumus polled varians. Sebelum menguji hipotesis penelitian, maka dilakukan uji prasarat yang meliputi uji normalitas dengan uji Chi-Square dan uji homogenitas varians dengan uji-F. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang belajar melalui model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Berbantuan Media Cerita Dongeng dan kelompok siswa yang belajar melalui pembelajaran bukan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita Dongeng pada siswa kelas III SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar Bahasa Indonesia yang dicapai oleh siswa. Hasil analisis statistik deskriptif data penelitian ini disajikan pada tabel berikut.
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Tabel 3. Analisis Data dengan Statistik Deskriptif Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Mean 18,64 17,00 Median 18,91 16,81 Modus 19,50 16,00 Standar Deviasi 3,04 3,03 Varians 9,24 9,15 Berdasarkan data pada tabel di atas, data hasil Belajar Bahasa Indoesia kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk grafik polygon, seperti gambar 1 berikut ini.
Mo=15 ,00
Gambar 2. Kurva Poligon Data Hasil Belajar Kelompok Kontrol
Mo=19,50
M=18,64
Md=16 ,00
M=17, 00
Md=19,00
Berdasarkan kurva poligon data hasil belajar kelompok kontrol di atas, dapat diketahui bahwa modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean (Mo<Md<M). Dengan kata lain, kurva di atas adalah kurva juling positif. Artinya, sebagian besar skor cenderung rendah. Kecenderungan skor ini dapat dibuktikan dengan melihat frekuensi relatif pada tabel distribusi frekuensi. Frekuensi relatif skor yang berada di atas rata-rata lebih kecil dibandingkan frekuensi relatif skor yang berada di bawah rata-rata. Setelah melakukan analisis statistik deskriptif, selanjutnya dilakukan uji prasyarat untuk menguji hipotesis. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas data dilakukan terhadap data hasil belajar Bahasa Indonesia kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disajikan hasil uji normalitas sebaran data hasil belajar Bahasa Indonesia kelompok eksperimen dan kontrol pada Tabel 4. di bawah ini.
Gambar 1. Kurva Poligon Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Berdasarkan kurva poligon data hasil belajar kelompok eksperimen di atas, dapat diketahui bahwa modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan kata lain, kurva di atas adalah kurva juling negatif. Artinya, sebagian besar skor cenderung tinggi. Kecenderungan skor ini dapat dibuktikan dengan melihat frekuensi relatif pada tabel distribusi frekuensi. Frekuensi relatif skor yang berada di atas rata-rata lebih besar dibandingkan frekuensi relatif skor yang berada di bawah rata-rata. Sedangkan data hasil belajar siswa kelas kontrol disajikan pada gambar 2 berikut ini.
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelompok Data Hasil Belajar Post-test Eksperimen Post-test Kontrol
No 1 2
χ2 5,389 2.771
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh
2
hit
Normal Normal
2 tab ( 2 hit 2 tab ), sehingga data hasil belajar Bahasa Indonesia kelompok kontrol berdistribusi normal. Selanjutnya, uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji homogenitas varians antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel berikut ini.
adalah 5,389 dan tab pada taraf signifikansi 5% dan dk = 3 adalah 7,815. 2
Hal ini berarti, hit hasil belajar Bahasa Indonesia kelompok eksperimen lebih kecil 2
dari tab ( hit tab ), sehingga data skor hasil belajar Bahasa Indonesia kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan, Pada kelompok kontrol, 2
Status
Indonesia kelompok kontrol lebih kecil dari
hasil post-test kelompok eksperimen
2
Nilai Kritis dengan Taraf Signifikansi 5% 7,815 7,815
2
2 hit hasil belajar IPS kelompok kontrol 2 adalah 2,771 dan tab dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 3 adalah 7,815. Hal ini berarti,
2
hit
hasil belajar Bahasa
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Ftab dengan Taraf Sumber Data Fhit Status Signifikansi 5% Post-test Kelompok Eksperimen dan 0,991 2,07 Homogen Kelompok Kontrol Berdasarkan tabel di atas, diketahui Fhit hasil belajar kelompok eksperimen dan kontrol adalah 0,991, sedangkan Ftab pada dbpembilang = 23, dbpenyebut = 20, dan taraf signifikansi 5% adalah 2,07. Hal ini berarti, varians data hasil belajar Bahasa Indonesia kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen. Berdasarkan uji prasyarat analisis data, diperoleh bahwa data hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
adalah normal dan homogen. Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis data, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian (H1) dan hipotesis nol (H0). Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan rumus polled varians dengan kriteria H0 tolak jika thit > ttab dan H0 terima jika thit < ttab. Rangkuman hasil perhitungan uji-t antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 6 di berikut ini
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Data Hasil Belajar IPS
Tabel 6. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t Db Kelompok N s2 X Eksperimen 24 43 18,64 9,24 Kontrol 21 17,00 9,15
thit
ttab (t.s. 5%)
2,14
2,00
model pembelajaran bukan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng Selanjutnya berdasarkan analisis data menggunakan uji-t, diketahui thitung = 2.14 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% = 2,00. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel), sehingga hasil penelitian adalah signifikan. Hal ini berarti, terdapat pengaruh signifikan hasil belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran bukan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng. Perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng dan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran bukan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng disebabkan oleh adanya perlakuan pada kegiatan pembelajaran dan proses penyampaian materi. Dalam model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan pengetahuannya di dalam pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia jika ditinjau dari segi keterampilan prosesnya merupakan wahana model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng.
Berdasarkan tabel rangkuman analisis di atas, dapat diketahui t hitung = 2,14 dan ttabel = 2,00 untuk db = 43 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan kriteria pengujian, karena thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, terdapat pengaruh signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia kelompok siswa yang belajar melalui model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng dan kelompok siswa yang belajar melalui pembelajaran bukan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng pada siswa kelas III SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. PEMBAHASAN Hasil analisis data hasil belajar menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran bukan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar siswa dan hasil uji-t. Rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng adalah 18,64 dan rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional adalah 17,00. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh tidak cukup hanya dengan transfer pengetahuan lewat berbagai aktivitas berpikir. Tujuan pembelajaran dapat dicapai melalui interaksi sosial di dalam kelas, baik antara siswa maupun antara siswa dan guru. Yang pada kaitannya sangat erat dengan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Selain itu pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongeng adalah sebagai berikut. Siswa lebih sering memberikan tanggapan baik berupa sanggahan ataupun pendapat. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, siswa cenderung menerima begitu saja materi yang diberikan oleh guru tanpa memberikan respon berupa pendapat ataupun sanggahan. Setelah siswa diperkenalkan dengan model kooperatif yaitu tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition), siswa mampu dengan tepat dalam menentukan jawaban atau pilihan melalui proses analisis dan kerjasama yang baik. Setelah dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pemahaman siswa terhadapat materi pembelajaran menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran ini, siswa tidak hanya bertanggung jawab terhadapat pembelajaran dirinya sendiri, tetapi siswa juga mempunyai tanggung jawab untuk membelajarkan anggota kelompok yang lain. Sehingga siswa dituntut untuk aktif dan saling membantu dalam menguasi suatu materi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan Isjoni (2010:54) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal. Temuan hasil penelitian tersebut diatas sesuai dengan temuan yang dilakukan oleh Arthana (2015) yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition dengan Model
Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Manfaat Hidup Rukun Siswa Kelas V SDN Menur Prumpungan IV/236 Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi Manfaat Hidup Rukun Siswa Kelas V yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition dengan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran konvesional. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongang dan kelompok siswa yang belajar melalui bukan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongang pada siswa kelas III SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media cerita dongang berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indoesia antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbatua media cerita Dogeng dan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran bukan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) kelas III Semester Genap SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017 . Hal tersebut diperoleh dari hasil penghitungan uji-t, thit sebesar 2,14, sedangkan, ttab (dengan db= 43 dan taraf 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
DAFTAR RUJUKAN
signifikansi 5%) adalah 2,00. Hal ini berarti, thit lebih besar dari ttab (thit > ttab), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dari rata-rata ( X ), diketahui ( X ) kelompok eksperimen sebesar 22,34 dan ( X ) kelompok kontrol sebesar 17,13. Hal ini berarti ( X ) eksperimen > ( X ) kontrol. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbatuan media Cerita Dongeng berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas III SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Saran-saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah 1) Disarankan kepada siswa di sekolah dasar agar selalu terlibat aktif dalam setiap mengikuti pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan mendapatkan pengetahuan baru melalui pengalaman yang ditemukan sendiri. 2) Disarankan kepada guru yang menemukan permasalahan yang sama dengan penelitian ini khususnya dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia agar menggunakan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media Cerita Dongeng untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.3) Disarankan kepada Kepala sekolah, khususnya Sekolah Dasar (SD) agar menjadikan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) menjadi salah satu model pembelajaran yang harus diterapkan dalam pembelajaran, pada aturan guru mengajar di kelas. 4) kepada Peneliti lain yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media Cerita Dogeng dalam bidang Bahasa Indonesia maupun pelajaran lainnya yang sesuai disarankan agar memperhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan.
Agung, A. A. G. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Edisi 2. Malang: Aditya Media Publishing. Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Edisi Revisi. Cetakan ke-18. Jakarta: Rajawali Press. Arthana, Pegig. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition dengan Model Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Manfaat Hidup Rukun Siswa Kelas V SDN Menur Prumpungan IV/236 Surabaya. Skripsi (tidak diterbitkan). Surabaya: FIP Universitas Negeri Surabaya Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Edisi 1 cetakan ke-2. Yogyakarta: Gava Media Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasaan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Rosdiani, Dini. 2012. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Cetakan ke-1. Bandung: Alfabeta. Rusman. 2013. Model-model Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi ke-II Cetakan ke-6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Slavin,
10
Robert E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik Terjemahan Narulita Yusron. Cooperative Learning Theory dan Research and Practice, 2005. Bandung: Nusa Media
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2007. Jakarta. Sinar Grafika Offset
11