Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD No. 2 KUTA KABUPATEN BADUNG I Kd.Adnya yasa1, I.G.A.A Sri Asri2, I.B.G.Surya Abadi3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran ARIAS dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas III SD No. 2 Kuta. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau Quasi Eksperimen dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD No. 2 Kuta yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas IIIA yang jumlah siswanya 35 dan kelas IIIB yang jumlah siswanya 33. Analisis data yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian adalah uji –t. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran ARIAS dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional siswa kelas III SD No. 2 Kuta. Hal tersebut terbukti dengan hasil thitung lebih dari pada ttabel yaitu 2,13 > 2,000 dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas Kontrol yaitu sebesar 79,33 > 72,71 Dengan demikian model pembelajaran ARIAS memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPS siswa kelas III SD No. 2 Kuta tahun ajaran 2013/2014.
Kata kunci
:
Model pembelajaran assuare, relevansi, inters, assement, Satisfaction (ARIAS) pembelajaran Konvensional, hasil belajar IPS
Abstract This study was aimed to determine significant differences IPS student learning outcomes that follow ARIAS learning with students who take conventional teaching third grade elementary student No.. 2 Kuta. This research is a quasi experimental research or QuasiExperiment with using design Nonequivalent Control Group Design. The samples in this study were all students of class III SD No.. 2 Kuta which consists of two classes, namely the number of students IIIA class 35 and class IIIB that the number of students 33. Analysis of the data used to analyze the results of the study are the t-test. Based on the results of the data analysis of this study concluded that there are significant differences in learning outcomes IPS ARIAS students who take lessons with students who take conventional teaching third grade elementary student No.. 2 Kuta. This is proved by the results of t over the ttable ie 2.13> 2.000 with an average value of the acquisition of learning outcomes IPS experimental class higher than class control is equal to 79.33> 72.71 Thus ARIAS learning models have a significant influence on learning outcomes of students grade IPS SD No. III. 2 Kuta academic year 2013/2014. Keywords: Models of learning assuare, relevance, inters, assement, Satisfaction (ARIAS) Conventional learning, learning outcomes IPS
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN Menuntut ilmu merupakan hal yang paling utama dan sangat diperlukan untuk kemajuan sumber daya manusia (SDM), sehingga diperlukan seorang guru untuk mencapai suatu kesempurnaan atau kepintaran dalam ilmu pengetahuan. Seorang guru harus berusaha mengatur lingkungan belajar yang menyenangkan, mampu membuat siswa bersaing secara sehat untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dan menciptakan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) menghendaki adanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. KTSP mengharapkan guru mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang mampu menjadikan siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga dalam kegiatan pembelajaran guru mampu menanamkan rasa yakin atau percaya dan berusaha menarik minat atau perhatian siswa. Untuk dapat mewujudkan hal itu guru harus kreatif dalam memilih model pembelajaran yang tepat. Dalam sistem pendidikan terdapat komponen-komponen yang memegang peranan penting untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif misalnya keadaan guru, hubungan guru dan siswa, kurikulum, metode pembelajaran, model pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran dan lain sebagaiannya (Slameto, 2011: 54). Terkait hal tersebut, peran guru selaku pendidik bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan siswa dan salah satu faktor pendukung tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka diperlukan seorang guru yang memiliki profesionalisme dalam membelajarkan siswa sehingga mampu melahirkan siswa-siswa yang berkompeten di setiap mata pelajaran. Siswa yang memiliki kompetensi dalam setiap mata pelajaran, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Tetapi, tidak semua siswa dapat memahami materi yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan siswa dalam pembelajaran misalnya, fasilitas
pembelajaran yang kurang mendukung, model pembelajaran yang kurang tepat, pembelajaran terlalu berpusat pada guru, dan lain sebagaiannya (Suprayekti, 2007:2.14). Model pembelajaran yang tepat, mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mampu menarik perhatian siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang dapat dikembangkan sebagai inovasi baru di sekolah adalah model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Asessment, Satisfaction). Model pembelajaran ARIAS merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk menanamkan hal-hal seperti, (1) Assurance (percaya diri) yaitu suatu sikap yakin terhadap keberhasilan diri sendiri; (2) Relevance (hubungan) yaitu hubungan antara kehidupan siswa sekarang dan masa yang akan datang; (3) Interest (perhatian) yaitu minat/perhatian siswa terhadap suatu hal; (4) Asessment (penilaian), yaitu penilaian terhadap siswa, dan (5) Satisfaction (kepuasan) yaitu rasa bangga dan kepuasan siswa terhadap pembelajaran dengan cara memberikan reinforcement (penguatan). Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Asessment, Satisfaction) dapat dilaksanakan pada pembelajaran IPS di kelas III sekolah dasar. Pembelajaran IPS adalah suatu mata pelajaran yang yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial (DEPDIKNAS, 2009). Terkait hal tersebut, fungsi pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah mengembangkan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial dan wawasan perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia di masa lampau dan masa kini. Pembelajaran IPS di SD sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang inovatif seperti model pembelajaran ARIAS memerlukan bantuan media pembelajaran demi tercapainya hasil belajar IPS secara optimal. Ada beberapa siswa yang sulit untuk membayangkan hal yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran IPS, sehingga bantuan media
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
gambar akan sangat membantu siswa siswa memahami materi yang disajikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan seluruh guru kelas III SD Nomor 2 Kuta, pembelajaran yang digunakan di kelas adalah pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru di kelas. Pembelajaran konvensional tersebut, menggunakan beberapa metode seperti ceramah, tanya-jawab dan penugasan. Pembelajaran ini kurang menarik perhatian siswa dan kurang mampu menciptakan hasil belajar secara optimal. Oleh karena itu, perlu diberikan inovasi baru dalam pembelajaran khususnya pembelajaran IPS yaitu model pembelajaran ARIAS berbantuan media gambar untuk menciptakan suasana belajar menyenangkan, menarik perhatian siswa serta meningkatkan hasil belajar IPS secara optimal. Penelitian ini didukung oleh Agustin (2011) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS untuk Meningkatakan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa IIIA SDN Purwantoro 2 Kota Malang”, menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Selanjtnya penelitian ini juga dilakukan oleh Winaya (2013) dengan judul “Pengaruh Model ARCS Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS di SD kelas IV SD CHIS Denpasar”, Menunjukkan bahwa model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar di tinjau dari motivasi siswa pada pembelajaran IPS. Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran ARIAS berbantuan dengan Media Gambar terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III SD No.2 Kuta Kabupaten Badung Tahun Ajaran 2013 /2014. Menurut Hanafiah dan Suhana (2010:41), “model pembelajaran merupakan salah satu cara pembelajaran dalam rangka mensiasati perubahan perilaku siswa secara adaftif maupun generatif”. Rusman (2010:133) menambahkan, “model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain”. Ciri-ciri model pembelajaran sebagai berikut. 1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu . 2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. 3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas. 4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan, (a) urutan langkah-langkah pembelajaran atau syntax; (b) adanya prinsip-prinsip reaksi; (c) sistem social, dan (d) sistem pendukung. 5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. 6) Membuat persiapan mengajar berdasarkan pedoman pembelajaran yang dipilih. Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari Model pembelajaran ARCS. Model Pembelajaran ARCS adalah sebuah rangkaian kegiatan dalam pembelajaran yang dimulai dari langkah membangkitkan perhatian murid (attention), memberikan keterkaitan pelajaran dengan tujuan dan kebutuhan murid (relenvence), membangkitkan rasa percaya diri murid (confindence), dan membuat murid puas dengan pencapaian hasil belajarnya (satisfaction) dengan harapan dapt terbangun pengalaman belajar yang bermakna (Zuchi, dkk., 2013 : 92). Setiawan, dkk (2010: 1) menambahkan, “model pembelajaran ARIAS adalah dasar melaksanakan pembelajaran dengan baik, sebagai alternatif dalam usaha meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa”. Model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. 1)
Assurance, percaya diri, yang berhubungan dengan sikap percaya yang yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
2) Relevance, berhubungan dengan kehidupan siswa baik dengan berupa pengalaman sekarang atau yang dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang maupun yang akan datang. 3) Interest, adalah yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa. 4) Asessment, yaitu berhubungan dengan penilaian terhadap siswa. Penilaian merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan murid. 5) Satisfaction, reinforcement (penguatan) yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa yang penting dan perlu dalam pembelajaran. Adapun langkah - langkah atau sintaks model pemebalajaran ARIAS yaitu: (1) Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri. Menghadirkan seseorang yang terkenal dalam suatu bidang sebagai pembicara, memperlihatkan video tapes atau potret seseorang yang telah berhasil (sebagai model). (2) Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. (3) Menggunakan cerita, analogi, sesuatu yang baru, menampilkan sesuatu yang lain/aneh yang berbeda dari biasa dalam pembelajaran. (4) Menyesuaikan evaluasi yang dirancang dengan keadaan siswa dengan membicarakan proses dan bentuk evaluasi dengan siswa. (5) Memberi penguatan (reinforcement), penghargaan yang pantas baik secara verbal maupun non-verbal kepada siswa yang telah menampilkan keberhasilannya. Azhar (2011:67) menyatakan bahwa, “media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk menyatakan pesan pembelajaran”. Media pembelajaran yang baik memenuhi 3 syarat sebagai berikut. 1) Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi peserta didik. 2) Menstimulus peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan stimulus belajar baru. 3) Menstimulus peserta didik dalam memberikan tanggapan, umpan balik,
dan juga mendorong mereka melakukan praktik dengan benar
untuk
Media pembelajaran yang bisa digunakan adalah media gambar. Gambar merupakan bagian dari media visual yang berisi informasi dan ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari. Gambar mampu membuat informasi dan pengetahuan yang ditampilkan terlihat menjadi sangat kongkret. Tekait hal tersebut, Benny (2011 : 144) menyatakan,”gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagaiannya”. Sedangkan menurut Sadiman, dkk., (2003:29) “media gambar atau media grafis visual sebagaimana halnya media yang lain yang berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan”. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbolsimbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Terkait hal tersebut, ada berbagai macam media visual yang secara efektif dapat digunakan oleh para guru di dalam pembelajaran di kelas. Guru sekolah dasar harus menggunakan beberapa alat peraga visual dalam pembelajaran untuk memudahkan dalam penyampaian pesan kepada siswa selama pembelajaran berlangsung. Sebagian dari alat peraga visual yang kita dapat digunakan adalah , gambar-gambar, kartun, poster, peta dan benda nyata (Azhar, 2011:113). Gambar yang berwarna – warni dapat membuat minat siswa dalam belajar IPS menjadi semangat. Gambar ini dapat menerjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis dan nyata, sehingga murid tidak hanya dapat membayangkannya saja. Pengambilan gambar-gambar dari surat kabar, majalah dan kalender tentu tidak membutukan biaya mahal. Selain itu, suasana pembelajaran menjadi semakin menyenangkan dan minat belajar siswa semakin meningkat. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa dilakukan guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran konvensional di sekolah dasar didominasi oleh metode ceramah. Menurut Tian (2010:13)
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) “pembelajaran konvensional adalah salah satu model pembelajaran yang hanya memusatkan pada metode ceramah. Pada pembelajaran ini, siswa diharuskan untuk menghafal materi yang diberikan oleh guru dan tidak untuk menghubungkan materi tersebut dengan keadaan sekarang”. Langkah-langkah pembelajaran konvensional (Agustiana, 2009: 158) yaitu: (1) Guru membuka pelajaran. (2) Guru menjelaskan materi ajar secara panjang lebar. (3) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. (4) Guru memberikan kesempatan kepada sisiwa untuk bertanya mengenai penjelasan dari guru. (5) Guru memberikan siswa penugasan secara klasikal mengenai materi yang dibahas. (6) Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa. Pembelajaran IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya menjejali siswa dengan konsep yang bersifat hafalan semata, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni hidup bermasyarakat Dimyati & Mudjiono (2003:3), “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak membelajarkan”. Sudjana (2004:33), menambahkan “penilaian hasil belajar mengisyaratkan hasil belajar sebagai program atau objek yang menjadi sasaran penilaian”. Bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2006:94). Sedangkan menurut Djaramah, Syaiful Bahri, dkk (2002: 120), yang menjadi pejunjuk bahwa suatu proses pembelajaran dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut: 1) Daya serap terhadap bahan pembelajaran yang mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. 2) Prilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran instruksional khusus telah dicapai oleh siswa baik secara in dividual maupun kelompok.
Lebih lanjut Slameto (2003: 64), menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain dibagi menjadi dua katagori yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut. 1) Faktor Internal a) Faktor Biologis Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi keadaan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga dan cukup beristirhat. b) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi kesehatan mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang sehat dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi halhal berikut. Pertama intelegensi. Intelegensi atau tingkat ecerdasan seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan seseorang dalam pembelaran. Kedua kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang. 2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkunagn keluarga Faktor lingkungan rumah atau keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasiln belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnaya. b) Faktor lingkunagan sekolah Lingkungan sekolah sangat berpengaruh besar dalam menentukan keberhasilan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
belajar seseorang. Hal yang paling berpengaruh dalam keberhasilan siswa mencakup metode mengajar, kurikulum, hubungan anatara guru dan siswa, hubungan antara siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib yang ditegakan secara konsekuen dan konsisten. c) Faktor lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat juga memiliki pengeruh terhadap keberhasilan dalam pembelajaran. Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dirangkum bahwa, hasil belajar adalah perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan koprehensip. Hasil belajar juga dipengaruhi beberapa faktor antara lain faktor internal dan faktor eksternal. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen), mengingat tidak semua variabel atau gejala yang muncul dan kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat (full randomize). Dalam penelitian ini populasi penelitian terdistribusi dalam kelas-kelas yang utuh, sehingga penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimen semu. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu karena tidak semua variabel dapat dikontrol secara ketat. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian “Nonequivalent control group design”. Pada prosedur penelitian Tahapantahapan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai yaitu, (1) Tahap Awal Eksperimen (a) Observasi terhadap rancangan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas. (b) Menentukan sampel penelitian berupa kelas. (c) Menyiapkan buku siswa yang nantiya digunakan didalam proses belajar mengajar. (d) Menyusun instrumen penilaian berupa tes untuk mengukur hasil belajar IPS siswa. (e) Mengadakan uji coba
instrumen penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal. (f) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan model pembelajaran ARIAS untuk kelas eksperimen. (2) Tahap Pelaksanaan Eksperimen. (a)Mengadakan tes awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa. (b)Menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran ARIAS berbantuan media gambar pada kelas eksperimen dan menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.(3) Tahap Akhir Eksperimen. (a)Mengadakan tes akhir (post-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasi adalah suatu wilayah generalisasi dalam suatu penelitian. Menurut Arnyana (2007:50), “populasi adalah semua subyek atau obyek sasaran penelitian, yang dapat sebagai sumber informasi atau data dalam penelitian”. Sedangkan menurut Awalluddin (2008:1.8), “populasi adalah seluruh data yang menjadi subjek kajian”. Terkait hal tersebut adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD No. 2 Kuta yang berjumlah 2 kelas dengan 68 orang siswa yaitu kelas A umlahnya 35 siswa dan kelas B jumlahnya 33 siswa. Dalam menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan teknik random sampling. Menurut Arikunto (2010: 95), “. Sampling acak (random sampling) digunakan oleh peneliti apabila populasi dari mana sampel diambil merupakan populasi homogen yang hanya mengandung satu ciri. Terkait hal tersebut sampling acak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sampling acak kelas. Berdasarkan hasil pengundian tersebut diperoleh kelas IIIA sebagai kelas kontrol dan kelas IIIB sebagai kelas eksperimen. Kelas tersebut diuji kesetaraan dengan rumus uji-t. Kriteria pengujian, jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga kelompok tidak setara. Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga kelompok setara. Keterangan : Dengan db=n1+n2-2 dan taraf signifikan ( ) 5%). Berdasarkan hasil perhitungan uji kesetaraan didapat db =
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
35+33-2= 66, maka t tabel adalah 1,980. Karena thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga kelompok setara. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa tidak dapat perbedaan yang signifikan diantara kelompok. Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat yang dijelaskan sebagai berikut. Variabel bebas (independen variabel) dalam penelitian ini adalah Pembelajaran ARIAS berbantuan media gambar yang dikenakan pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional yang dikenakan pada kelompok kontrol. Variabel terikat (dependen variabel) dalam penelitian ini adalah hasil belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS). Pembelajaran ARIAS berbatuan media gambar adalah suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat dengan bantuan media pembelajaran gambar. Hasil belajar IPS adalah hasil yang dicapai individu setelah individu bersangkutan belajar IPS. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS diukur dengan tes yang disusun atas materi IPS sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang, dan hasil pengukuran berwujud data skor. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Menurut Nurkancana dan Sunartana (1990:34), Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Metode tes dalam kaitannya dengan penelitian ialah “cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang di
tes (testee), dan dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor (data interval)” Agung (2011:60). Metode tes dilakukan dengan membagikan sejumlah tes untuk mengukur hasil belajar IPS. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur terbatas hanya untuk kemampuan kognitif siswa. Data yang dikumpulkan diambil dari test siswa kelompok eksperimen dan kontrol sebelum menerapkan pembelajaran ARIAS berbantuan media gambar dan pembelajaran konvensional serta hasil post-test siswa kelompok eksperimen dan kontrol sesudah menerapkan pembelajaran ARIAS berbantuan media gambar serta pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini adalah perangkat tes. Perangkat tes digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS. Perangkat tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes pilihan ganda dengan satu jawaban benar. Tes ini mengungkap tentang penguasaan siswa terhadap pelajaran IPS yang mereka peroleh. Setiap item soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh siswa (alternatif a, b, c, dan d) setiap item diberi skor 1 bila siswa menjawab benar dan siswa yang menjawab salah diberi skor 0. Kemudian skor setiap item dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil belajar IPS. Uji coba penelitian ditujukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Uji coba tes bertujuan untuk memeriksa validitas isi menurut pertimbangan ahli isi dan ahli desain penelitian. Uji coba instrumen bertujuan untuk memeriksa validitas isi dan juga mendeskripsikan derajat estimasi yang dtentukan oleh validitas butir dan reliabilitas internal. Validitas berkenaan dengan tingkat atau derajat yang menunjukkan seberapa jauh instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dikumpulkan dalam penelitian pada kelompok eksperimen yaitu hasil belajar IPS siswa kelas IIIB SD No 2
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Kuta yang berjumlah 33 orang yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran ARIAS berbantuan media gambar melalui post-tes dengan jumlah soal yaitu 30 butir soal. Hasil perhitungan setelah melaksanakan penelitian yaitu diperoleh rata-rata nilai post test adalah 79,33 dengan deviasi 67,54, varian 8,22, median 85, modus 75, Sedangkan Data yang dikumpulkan dalam penelitian pada kelompok kontrol yaitu hasil belajar IPS siswa kelas IIIA SD No 2 Kuta yang berjumlah 35 orang dimana pada kelompok ini diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional melalui post-tes yang berjumlah 30 soal. Hasil perhitungan setelah melaksanakan penelitian yaitu diperoleh rata-rata nilai post test adalah 72,71, standar deviasi 11,07, varian 122,56, median 70, modus 75, Dari data tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS berbantuan media gambar mendapatkan nilai yang lebih tinggi kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Frekuensi skor hasil belajar siswa kelas IIIB SD No 2 Kuta yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran ARIAS berbantuan media gambar dapat digambarkan dengan histogram berikut ini.
distribusi frekuensi skor hasil belajar IPS siswa kelas IIIA SD No 2 Kuta yang diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional dapat disajikan pada diagram batang berikut ini.
Untuk memenuhi uji prasyarat sebelum dinalisis dengan uji (t) maka terlebih dahulu harus memenuhi beberapa asumsi statistik yaitu Uji Normalitas dan Uji Homogenitas. Uji normalitas dilakukan pada dua kelompok data, meliputi data kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS dan data kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah suatu distribusi empirik mengikuti ciri-ciri distribusi normal atau menyelidiki bahwa fo (frekuensi observasi) dari gejala yang diselidiki tidak menyimpang dari fh (frekuensi harapan) dalam distribusi normal teoritik. Uji normalitas data dilakukan terhadap data post-test hasil belajar IPS kelas eksperimen dan kontrol. Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Chi kuadrat dengan bantuan microsoft exwl 2007 hasil belajar dari hasil post test kelompok eksperimen (2hit) adalah sebesar 3,4018 pada taraf signifikansi 5% dan dk = 6-1 = 5 diketahui 2tab = 11,07, ini berarti bahwa 2hit < 2tab maka data hasil post-test siswa kelompok ekperimen berdistribusi normal. Sedangkan Chi kuadrat data hasil post-test kelas kontrol (2hit) adalah 4,1717 pada taraf signifikansi 5% dan dk = 6-1 = 5 diketahui 2 tab = 11,07, ini berarti bahwa 2hit < 2tab maka data hasil post-test kelompok kontrol berdistribusi normal. Berdasarkan data hasil post-test terbukti baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol berdistribusi normal.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Uji homogenitas dilakukan pada kelompok eksperimen dan kontrol dengan menggunakan rumus uji-F. Hasil uji-F diperoleh Fhitung = 1,81 sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi 5% serta dk pembilang 33 1 dan dk penyebut 35 - 1 adalah 1,74.ini berarti Fhitung < Ftabel sehingga data homogen. Dari hasil uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh bahwa data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan hal tersebut, dilanjutkan pada pengujian hipotesis penelitian atau hipotesis alternativ (Ha) yang telah dibahas pada kajian teori. Namun sebelum dilakukan uji hipotesis, maka hipotesis yang diubah terlebih dahulu menjadi hipotesis nol (Ho), sehingga analisis akan membuktikan apakah ada data yang diperoleh dari hasil pengukuran terdapat responden akan mendukung atau tidak terdapat hipotesis yang telah diajukan. Apakah hipotesis nol (Ho) yang akan diuji menyatakan bahwa “tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran ARIAS berbantuan media gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas IIIB sebagai kelompok eksperimen dan IIIA sebagai kelompok kontrol tahun pelajaran 2013/2014. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan uji t dengan ketentuan hipotesis, tolak Ho jika thit > ttab dan terima Ho jika thit < ttab. Rangkuman hasil analisis uji t ditunjukkan pada tabel Berikut ini. Tabel 1 Analisis Uji t Sampel
N
Eksperi men
33
dk
SD 79,33
35
72,71
ttabel
2,13
2,00 0
65,49
66 Kontrol
thitung
119,0 6
Analisis uji-t untuk hasil belajar dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil uji-t diproleh thitung = 2,13 dan ttabel = 2,000 untuk dk 66 pada taraf signifikan 5%. Hal ini berarti thitung > ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian maka H0 ditolak Hα diterima artinya terdapat
perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran ARIAS berbantuan media gambar dengan rata-rata 79,33 sedangkan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dengan rata-rata 72,71. Ini berarti hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran ARIAS berbantuan media gambar lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa model pembelajaran ARIAS berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas III SD No.2 Kuta Badung Tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa antara siswa kelas IIIA dengan siswa kelas IIIB SD No.2 Kuta memiliki distribusi data yang normal dan homogen serta hasil uji-t menyatakan bahwa kedua kelompok data tersebut tidak terdapat perbedaan yang signifikan atau dengan kata lain kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang setara. Karena kedua kelompok setara, maka selanjutnya dilakukan randomisasi untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil randomisasi diperoleh kelas IIIB sebagai kelompok eksperimen dan kelas IIIA sebagai kelompok kontrol. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yaitu untuk mengetahui signifikansi hasil perhitungan uji-t dengan nilai ttabel. Dengan dk = 66 ( Ʃ n2 = 68 – 2 = 66 ) dan taraf signifikansi adalah 5% diperoleh ttabel = 2,000. Karena thitung lebih dari nilai ttabel (2,13 > 2,000), maka hipotesis alternatif (H0) ditolak (gagal diterima) dan (Ha) diterima (gagal ditolak). Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran ARIAS dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan menunjukan bahwa pembelajaran ARIAS telah terbukti lebih baik dibandingkan dengan penerapan pembelajaran konvensional. Maka dari itu, pembelajaran ini dapat diterapkan sebagai variasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa tidak mudah jenuh dan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
pembelajaran menjadi lebih bervariatif dan pada akhirnya hasil belajar dapat dioptimalkan.
Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan atas hasil perhitungan uji-t menununjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran ARIAS dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvesional pada siswa kelas III SD No. 2 Kuta. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh thitung = 2,13 dan dalam taraf signifikan 5% diperoleh ttabel =2,000 Dengan membandingkan thitung dan ttabel dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel (2,13 > 2,000) maka Ha diterima Ho ditolak. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran ARIAS dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas III SD No. 2 Kuta. Perbedaan ini menunjukkan bahwa pembelajaran ARIAS berpengaruh terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas III SD No. 2 Kuta.
DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers Agustiana. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Projek (Projek Based-Cooperative Learning) Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2008/2009. Tesis (tidak diterbitkan). Program Studi Pendidikan, Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha. Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu
DEPDIKNAS. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kelas III Sekolah Dasar. Jakarta: DEPDIKNAS. Hamalik, O. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Bumi Aksara. Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Rapika Aditama Nurkancana, W. & Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. -----------------------------------------. Evaluasi Hasil Belajar. Usaha Nasional.
1993. Surabaya:
Rusman. 2010. Model – model Pembelajaran. Bandung : Rajawali Pers. Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Setiawan, Wawan, dkk. 2010. Jurnal Pendidikan Teknologo Informasi dan Komunikasi. Volume 1, No.3, (Halaman 23). Suprayekti. 2007. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Tian. 2010. Perbandingan Pembelajaran Konvensional dan Hypnotheaching. Tersedia Pada http://tiannugros.blogspot.com/2010/0 7perbandingan pembelajaran – konvensional. Html ( diakses pada tanggal 6 juli 2010). Zuchi,
Damiyati,dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter. Yogyakarta : Perpustakaan Nasional.