e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Pengaruh Strategi Pembelajaran Concept Mapping Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa SD Kadek Bagus Chandra Mas1, Nyoman Kusmariyatni2, Ign. I Wayan Suwatra3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran konvensional siswa kelas V SD di Gugus I Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD di Gugus I Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 3 Busungbiu yang berjumlah 20 orang sebagai kelas Eksperimen dan siswa kelas V SD N 5 Busungbiu yang berjumlah 20 orang sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar adalah tes hasil belajar dengan teknis tes pilihan ganda. Hasil penelitian yang diperoleh adalah nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 22,425 dan nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 18,70. Hasil pengujian data post-test diperoleh data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji-t. Kriteria pengujian jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan dk = n1+n2-2 dan α =5%. Hasil uji hipotesis diperoleh thitung sebesar 7,62 dan ttabel sebesar 2,021 maka thitung > ttabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD di Gugus I Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017.
Kata kunci: Concept Mapping, IPS, media gambar
Abstract The aim of this research is to know the difference result of learning IPS between students who follow learning process by using learning strategy Concept Mapping assisted by image as the media and those who follow the conventional learning from the fifth grade students of elementary school in Gugus I of Busungbiu District, Buleleng Regency (2016/2017). This research is kind of quasi-experimental research with non-equivalent control group design. The population that was being used in this research came from the fifth grade students of elementary school in Gugus I of Busungbiu District, Buleleng Regency (2016/2017). The sample that was being taken came from 20 students of fifth grade in SD N 3 Busungbiu as experimental class, and 20 students of fifth grade in SD N 5 Busungbiu as control class. The instrument that was used in gathering the data was the result of learning test with multiple choice technique. The obtained data was 22,425 from the average score of experimental group, and 18,70 from the averange score of control class. The obtained result of post-test data from experimental group, and control group of normal distribution and homogeneous distribution. The data analysis used to test the hypothesis is uji-t. The testing criteria was if thitung > ttable then H0 rejected and H1 accepted, with the dk = n1+n2-2 and α =5%. The hypothesis result was 7,62 of thitung and 2,021 of ttabel that was why H0 rejected and H1 accepted because thitung > ttable. According to that research, it can be concluded that there is a significant effect of Concept Mapping learning strategy assisted by image as the media to the IPS
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
learning result of the fifth grade students of elementary school in Gugus I of Busungbiu District, Buleleng Regency (2016/2017). Keywords : Concept Mapping, IPS, image media
PENDAHULUAN Orang yang beradab setidaknya memiliki common sense (pikiran sehat) tentang pendidikan bahwa pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan memiliki kekuatan (pengaruh) yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan. Pada dasarnya pendidikan tidak akan pernah selesai sampai kapan pun, pendidikan berangsung sepanjang kehidupan manusia di dalam dunia ini. Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan kemampuan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikatakan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia di sebabkan oleh kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia yang masih rendah. Kualitas sumber daya manusia yang rendah, baik secara akademis maupun non akademis menyebabkan belum seluruh masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi menyumbangkan potensinya baik potensi fisik maupun nonfisik dalam pelaksanaan pembangunan sesuai dengan keahlian dan bidangnya masing-masing. Hanya dengan kualitas SDM yang tinggi persoalanpersoalan bangsa Indonesia dapat
diselesaikan dengan baik. Dengan menilai kualitas SDM suatu bangsa secara umum dapat dilihat dari mutu pendidikan bangsa tersebut. Sejarah membuktikan bahwa kemajuan dan kejayaan suatu bangsa di dunia ditentukan oleh pembangunan di bidang pendidikan. Mereka menganggap kebodohan adalah musuh kemajuan dan kejayaan bangsa, oleh karena itu harus diperangi dengan mengadakan revolusi pendidikan (Kunandar, 2007). Taneo, dkk. (2010) Dilihat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana dunia pendidikan selalu tertinggal dibandingkan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, maka IPS diperlukan sebagai wadah ilmu pengetahuan yang mengharmoniskan laju perkembangan ilmu dan kehidupan dalam dunia pengajaran. Sebab IPS mampu melakukan lompatan-lompatan ilmu secara konsepsional untuk kepentingan praktis kehidupan yang baru, sesuai dengan perkembangan jaman. Pemerintah meningkatkan mutu pendidikan IPS adalah dengan menyempurnakan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Bahkan, sekarang KBK sudah disempurnakan dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kunandar (2007: 90-91) menyatakan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan revisi dan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau ada yang menyebut Kurikulum 2004. KTSP lahir karena dianggap KBK masih sarat dengan beban belajar dan pemerintah pusat dalam hal ini Depdiknas masih dipandang terlalu intervensi dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, dalam KTSP beban belajar siswa sedikit berkurang dan tingkat satuan pendidikan (sekolah, guru, dan komite sekolah) diberikan wewenang untuk mengembangkan kurikulum, seperti
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
membuat indicator, silabus, dan beberapa komponen kurikulum lainnya. Dalam pembelajaran di sekolah, masih sering dilihat pembelajaran yang berpusat pada guru salah satu contoh yang bisa kita lihat yaitu pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Pembelajaran IPS kerap diajarkan dengan menggunakan metode ceramah saja selain itu IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit karena untuk menyelesaikan soal-soal membutuhkan energi, pemikiran kritis, dan waktu yang relatif cukup banyak akhirnya berdampak pada rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa. Beberapa faktor yang melatar belakangi hal tersebut diantaranya meliputi siswa itu sendiri, guru, maupun lingkungan belajar yang saling berhubungan satu sama lain. Salah satu faktor yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional dan moral serta spiritual (Kunandar, 2007). Pembelajaran IPS dengan model pembelajaran konvensional akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. Ketika dilakukan wawancara dengan beberapa guru yang mengajar mata pelajaran IPS di beberapa SD di gugus I diperoleh informasi tentang kesulitan yaitu: 1) Minat siswa terhadap mata pelajaran IPS masih kurang sehingga siswa merasa cepat bosan dalam pembelajaran, 2) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah, hanya siswa yang pintar aktif dalam pembelajaran sedangkan siswa yang lain hanya mendengarkan apa yang diperintahkan oleh gurunya, 3) Kurangnya keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat pada saat guru memberikan pertanyaan. Observasi dilakukan pada proses pembelajaran IPS yang berlangsung di kelas V di beberapa SD gugus I menunjukkan bahwa masih kurang perhatian guru terhadap pentingnya penerapan model-model pembelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar. Guru kecenderungan mengajar materi pembelajaran dengan metode ceramah saja tidak menerapkan model-model pembelajaran yang sudah ada, sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran. Selain itu masih terlihat bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS belum optimal, dan terlihat beberapa siswa masih bermainmain saat pelajaran. Hal ini membawa akibat pada rendahnya hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPS. Hasil penilaian dalam pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru juga masih tergolong rendah, terlihat dari banyaknya siswa yang belum mampu untuk memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam mata pelajaran IPS. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran tersebut adalah dengan menggunakan Strategi Concept Mapping. Concept Mapping atau peta konsep merupakan ”Ilustrasi grafis konkret yang mengidentifikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsepkonsep lain pada kategori yang sama” Martin (dalam Trianto 2009). Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai strategi pembelajaran Concept Mapping oleh Jayanti diketahui bahwa setelah menerapkan strategi pembelajaran peta konsep, hasil belajar siswa kelas V SD gugus V Abiansemal mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Peta Konsep berbantuan Media Non Proyeksi dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran Konvensional siswa kelas V Gugus V Abiansemal tahun pelajaran 2013/2014. Terkait belum optimalnya hasil belajar serta belum diterapkannya strategi pembelajaran yang tepat dalam Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V di Gugus I Kecamatan Busungbiu, maka sebagai alternatif dapat diterapkan strategi pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) sebagai pembelajaran bermakna 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
yang bermuara pada pembelajaran yang inovatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Berdasarkan hal tersebut perlu melakukan penelitian yang berjudul: "Pengaruh Strategi Pembelajaran Concept Mapping Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V di Gugus I Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017”.
yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 7) Mengkonsultasikan perangkat pembelajaran dan instrumen yang akan digunakan untuk penelitian dengan dosen pembimbing. 8) Melaksanakan uji coba instrument yang akan digunakan dalam penelitian (validitas dan reliabilitas). 9) Memberikan perlakuan pembelajaran yang diteliti. Pembelajaran dengan strategi pembelajaran Concept Mapping pada kelas eksperimen dan pembelajaran dengan strategi konvensional pada kelas kontrol. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas V SD di Gugus I Kecamatan Busungbiu. Jumlah SD keseluruhannya sebanyak 7 SD dengan jumlah seluruh siswa adalah 112 siswa. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, maka populasi diuji kesetaraanya terlebih dahulu menggunakan uji ANAVA Satu Jalur. Dari hasil analisis, diperoleh hasil f hitung sebesar 0,16. Jika dibandingkan dengan f tabel didapatkan nilai 2,18 maka f hitung < f tabel maka H0 diterima atau dapat disimpulkan bahwa sekolah-sekolah dalam populasi memiliki kesetaraan satu sama lainnya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Menurut Agung (2014:69) “sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil, yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu”. Pada penelitian ini, sampel penelitian yang dipilih adalah dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa stegi pembelajaran concept mapping berbantuan media gambar dan kelas kontrol akan diberikan perlakuan berupa model pembelajaran konvensional. Pemilihan sampel untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen digunakan teknik Simple Random Sampling. Sampel yang dirandom dalam penelitian ini adalah kelas. Kelas yang dirandom merupakan kelas dalam jenjang yang sama. Kelas tersebut adalah kelas V dari masing-masing sekolah di Gugus I Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Gugus I Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng pada rentangan waktu semester II (genap) tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Penelitian ini menggunakan rancangan post-test only control group design. Prosedur penelitian dilaksanakan untuk menentukan tahapan-tahapan tindakan yang akan mengarahkan penulis menjalankan penelitian. Adapun prosedur penelitian yang dilaksanakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Menentukan sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat melakukan penelitian. 2) Melakukan diskusi dengan guru IPS di kelas IV yang bersangkutan untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai karakteristik siswa di kelas tersebut. 3) Menentukan sampel dari populasi yang tersedia dengan teknik Random Sampling. Selanjutnya dilakukan uji kesetaraan pada sampel untuk mendapatkan kelompok yang benarbenar setara. Kemudian dilakuan pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas control. 4) Mengunjungi sekolah yang telah terpilih dan meminta izin dari kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian. 5) Menyiapkan materi yang akan di bahas selama penelitian. 6) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran, yaitu: (a) menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan strategi pembelajaran concept mapping, (b) menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), dan (c) menyiapkan alat dan media
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Menurut Agung (2014:72) “Teknik sampel random dapat dilakukan dengan beberpa cara, yaitu undian, ordinal, dan bilangan random”. Pemilihan secara acak bisa dilakukan melaui sistem undian jika elemen populasnya tidak begitu banyak. Dari ketujuh sekolah dasar yang ada di Gugus I Kecamatan Busungbiu dilakukan teknik sampel rendom menggunakan cara undian untuk di ambil dua sekolah yang dijadikan sampel penelitian. Dari hasil undian diperoleh dua sekolah yang muncul yaitu SD N 3 Busungbiu dan SD N 5 Busungbiu. Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, sampel diundi kembali. Dari hasil pengundian yang muncul yaitu SD N 3 Busungbiu sebagai kelas eksperimen dan SD N 5 Busungbiu sebagai kelas kontrol. Validitas dalam eksperimen adalah sejauh mana pemberian perlakuan variabel independen memiliki efek terhadap variabel dependen, tanpa keterlibatan variabel lain di luar variabel independen. Hal ini berarti, semakin tinggi efek pemberian perlakuan (variabel independen) terhadap perubahan variabel dependen, maka validitas eksperimen tersebut dikatakan tinggi. Di samping efektivitas pengaruh pemberian perlakuan kepada variabel dependen, validitas juga ditentukan oleh seberapa jauh eksperimen tersebut bisa digeneralisasikan pada populasi lain yang berbeda subyek, tempat dan ekologinya. Menurut Setyosari (2012), ada dua validitas yang dapat terkait dalam penelitian, yaitu validitas internal dan eksternal. Validitas internal terjadi manakala variabel dependen mengalami perubahan yang hanya disebabkan oleh manipulasi perlakuan pada variabel independen, dan tidak terpengaruh oleh variabel-variabel di luar perlakuan yang diberikan. Validitas internal menjadi tinggi manakala perilaku variabel dependen secara signifikan hanya disebabkan oleh variabel independen yang diberikan. Sedangkan invaliditas internal terjadi manakala perubahan perilaku yang terjadi lebih disebabkan oleh variabelvariabel lain yang tidak menjadi fokus penelitian (disebut dengan counfounding variables). Faktor-faktor validitas internal adalah 1) Faktor maturasi ini tidak saja berhubungan dengan kematangan subyek
eksperimen, namun meliputi segala perubahan yang terjadi subyek (fisik, psikologis, minat, need, pendidikan, dan sebagainya). 2) Faktor perbedaan individual yang dibawa ke dalam penelitian, yang merupakan bawaan yang telah dipelajari sebelumnya. Meliputi Usia, Jenis kelamin, kepribadian, sikap, inteligensi. 3) Faktor instrumentasi ini berkaitan dengan instrumen yang digunakan, cara memberikan instrumen, petugas yang memberikan instrumen, dan sebagainya. Agar ancaman-ancaman terhadap validitas internal dapat dinetralisir, atau paling tidak dikendalikan, ada upaya-upaya yang dapat dilakukan, sebagai berikut: 1) Melakukan randomisasi dalam membuat kelompok-kelompok eksperimen. Bila tidak dimungkinkan, dapat dilakukan penyeragaman (matching) atau melakukan pembatasan variabel, sehingga diperoleh karakteristik sampel yang relatif homogen. 2) Menggunakan alat ukur yang memiliki reliabilitas dan validitas yang tidak diragukan, serta memberikannya sesuai dengan prosedur yang telah dibakukan. 3) Melakukan kontrol yang ketat terhadap pemberian perlakuan kepada kelompok eksperimen, sehingga tidak terjadi efek pembelajaran oleh kelompok kontrol akibat interaksinya dengan kelompok eksperimen. Validitas eksternal adalah seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi. Untuk mengetahui validitas eksternal ini perlu diketahui terlebih dahulu : 1) Populasi secara teoritis adalah subyek, tempat dan waktu. 2) Sampel yang representatif benar-benar mewakili ciri-ciri populasi. 3) Populasi yang diketahui. 4) Sampel yang diperoleh di lapangan. Dengan demikian, dapat diuji apakah hasil penelitian eksperimen yang dilakukan dapat digeneralisasi pada subyek/sampel atau populasi lain dengan waktu dan tempat yang berbeda. Seperti halnya pada validitas internal, validitas eksternal ini memiliki ancamanancaman tertentu, yaitu : 1) Terjadi interaksi antara perlakuan dengan pemilihan subyek (subyek). 2) Terjadi interaksi antara perlakuan dengan setting (situasi dan tempat) 3) Terjadi interaksi antara perlakuan dengan waktu.
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik tes yaitu dengan memberikan tes berupa tes pilihan ganda. Metode tes dalam kaitanya dengan penelitian ialah “cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang di tes (testee), dan hasil dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor (data interval)” (Agung, 2012: 92). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat tes hasil belajar. Perangkat tes digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS. Perangkat tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes pilihan ganda dengan satu jawaban benar. Setiap item soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh siswa (alternatif a, b, c, dan d) setiap item diberi skor 1 bila siswa menjawab dengan benar dan siswa yang menjawab salah diberi skor 0. Kemudian skor setiap item dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil IPS. Variabel bebas pada penelitian ini adalah strategi pembelajaran concept mapping berbantuan media gambar yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional yang dilaksanakan pada kelompok kontrol. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada mata pelajaran IPS kelas V SD di Gugus I Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir eksperimen. Hal ini dilakukan untuk dapat mengungkapkan secara tuntas mengenai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data tentang hasil belajar IPS adalah tes pilihan ganda atau objektif. “Tes objektif adalah butir tes yang menuntut jawaban memilih, yang terdiri dari butir test bentuk jawaban benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda” (Koyan, 2011: 31). Perangkat tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes pilihan ganda dengan satu jawaban benar. Setiap item soal disertai dengan empat alternatif
jawaban yang dapat dipilih oleh siswa (alternatif a, b, c, dan d) setiap item diberi skor 1 bila siswa menjawab dengan benar dan siswa yang menjawab salah diberi skor 0. Kemudian skor setiap item dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil IPS. Langkah-langkah dalam penyusunan intrumen adalah (1) mengidentifikasi standar kompetensi, (2) mengidentifikasi kompetensi dasar, (3) mengidentifikasi indicator pembelajaran, (4) menyususn kisikisi tes hasil belajar, (5) menemntukan kriteria penilaian, (6) Penulisan butir-butir soal, (7) uji ahli, (8) Uji Coba tes dilapangan, (9) analisis uji coba tes dilapangan, (10) revisi butir soal dan finalisasi intrumen. Dalam penelitian ini, yang digunakan dalam mencari hasil belajar siswa adalah tes objektif dengan 30 butir soal. Setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban jawaban yang dipilih oleh siswa siswa (alternatif a, b, c, dan d) setiap item diberi skor 1 bila siswa menjawab dengan benar (dicocokan dengan kunci jawaban) dan siswa yang menjawab salah diberi skor 0. Pada penelitian ini jumlah tes yang diuji cobakan adalah sebanyak 40 soal, sedangkan yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebanyak 30 soal. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial, yang artinya bahwa data dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata, modus, median, standar deviasi, varian, skor maksimum, dan skor minimum. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk grafik histogram. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data diuji normalitasnya, homogenitas dan uji hipotesis. Uji normalitas dilakukan untuk menentukan statistik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis. Untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak dapat digunakan analisis Chi-Square. Uji homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam distribusi normal. Uji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji F. Data yang telah diuji normalitas dan homogenitasnya selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan t-test.
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar IPS dan kemiringan kurve histogram. Berdasarkan analisis data, diketahui ratarata (mean) hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar adalah 23,425. Jika dikonversi ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala Lima berada pada kategori sangat tinggi. Sedangkan berdasarkan analisis data, diketahui rata-rata (mean) hasil belajar IPS 7 6 5 4 3 2 1 0
siswa kelompok kontrol dengan menggunakan model konvensional adalah 18,70. Jika dikonversi ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala Lima berada pada kategori tinggi. Skor hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen yang digambarkan dalam grafik histogram tampak bahwa kurve sebaran data merupakan kurve juling negatif karena nilai Mo > Md > M yang menunjukkan bahwa sebagian besar skor cenderung tinggi. Kemudian data hasil belajar kelompok eksperimen disajikan ke dalam bentuk grafik histogram dan polygon, seperti pada gambar 1 berikut ini.
Frekuensi
Grafik Histogram
M = 23,425
16,5
18,5
20,5
Md22,5 = 23,83
24,5
26,5 Mo = 24,8428,5
Gambar 1 Grafik Histogram dan Polygon Data Post-test IPS Kelompok Eksperimen Hal ini berarti lebih banyak siswa mendapat skor tinggi dibandingkan dengan skor rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa. Sedangkan skor hasil belajar IPS siswa kelompok kontrol yang digambarkan
dalam grafik histogram tampak bahwa kurve sebaran data merupakan kurve juling positif karena nilai Mo < Md < M yang menunjukkan bahwa sebagian besar skor cenderung sedang. Kemudian data hasil belajar kelompok eksperimen disajikan ke dalam bentuk grafik histogram, seperti pada gambar 2 berikut ini.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
7 6 5 4 3 2 1 0
Frekuensi
Grafik Histogram
Mo = 17,16 13,5
15,5
Mo = 18,16
17,5
19,5
M = 18,70 21,5
23,5
25,5
Gambar 2 Grafik Histogram dan Polygon Data Post-test IPS Kelompok Kontrol Hal ini berarti lebih banyak siswa dapat disajikan hasil uji normalitas sebaran Mendapat skor rendah dibandingkan dengan data post-test siswa pada mata pelajaran skor tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa IPS kelompok eksperimen dan kelompok metode konvensional tidak berpengaruh kontrol pada tabel 1 sebagai berikut. terhadap kualitas hasil belajar IPS siswa. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, Tabel 1 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Distribusi Post-test Belajar Siswa Pada mata pelajaran IPS Kelompok Hasil Nilai Kritis Dengan taraf No χ2 Status Belajar signifikasi 5% 1 Post-test Eksperimen 4,811 5,591 Normal 2 Post-test Kontrol 3,613 5,591 Normal Kriteria pengujian, jika hit tab dengan taraf signifikasi 5% (dk = jumlah kelas dikurangi parameter, dikurangi 1), maka data berdistribusi normal. Sedangkan, 2 2 jika hit tab , maka sebaran data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan degan menggunakan rumus 2 chi-kuadrat, diperoleh hit hasil post-test kelompok eksperimen adalah 4,811 dan 2 tab dengan taraf signifikasi 5% dan db = 2 2
berdistribusi normal. Sedangkan, hit hasil post–test kelompok kontrol adalah 3,613 2 dan tab dengan taraf signifikansi 5% dan
2
2
db = 2 adalah 5,591. Hal ini berarti, 2 hit hasil post–test kelompok kontrol lebih kecil 2 2 2 dari tab ( hit tab ), sehingga data hasil post–test kelompok kontrol berdistribusi normal. Uji yang digunakan adalah uji–F dengan kriteria data homogen jika Fhit < Ftab. Rangkuman hasil uji homogenitas varians antar kelompok eksperimen dan kontrol disajikan pada tabel 2
adalah 5,591. Hal ini berarti, hit hasil post–test kelompok eksperimen lebih kecil 2 2 2 dari tab ( hit tab ), sehingga data hasil post–test kelompok eksperimen Tabel 2 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians antar Kelompok Eksperimen dan kontrol Ftab dengan Taraf Signifikansi Sumber Data Fhit Status 5% Post–test Kelompok 1,07 1,81 Homogen Eksperimen dan Kontrol 2
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Berdasarkan tabel di atas, diketahui Fhit hasil post–test kelompok eksperimen dan kontrol adalah 1,07. Sedangkan Ftab dengan dbpembilang = 19, dbpenyebut = 19, dan taraf signifikansi 5% adalah 1,81. Hal ini berarti, varians data hasil post–test kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen.
Berdasarkan analisis data menggunakan uji–t, diketahui thit = 7,62 dan ttab (db = 40 dan taraf signifikansi 5%) = 2,021. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thit lebih besar dari ttab (thit > ttab), sehingga hasil penelitian adalah signifikan. Rangkuman hasil perhitungan uji– t antar kelompok eksperimen dan kontrol disajikan pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji–t Kelompok Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Varians (s2) 7,4 7,92
N
Db (n1+n2-2)
thitung
ttabel
Kesimpulan
38
7,62
2,021
thitung > ttabel H0 ditolak
20 20
Hal ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional. Berdasarkan hasil uji-t terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional inilah yang selanjutnya dibahas dengan jalan mengintreprestasikan dan menghubungkan dengan teori-teori yang ada. Dari penelitian sebelum diterapkannya strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar siswa hanya mendengarkan apa yang diperintahkan oleh gurunya khususnya pada mata pelajaran IPS, setelah diterapkannya strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar siswa lebih aktif dan mampu memecahkan permasalahnya sendiri dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar
disebabkan karena perbedaan perlakuan pada langkah–langkah pembelajaran dan proses penyampaian materi. Pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar, dimana nantinya siswa dapat mencari pengetahuan dan berusaha menggali informasi secara mandiri serta siswa dipandang sebagai subjek belajar sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Temuan-temuan sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai siswa. Jika guru menerapkan strategi pembelajaran yang tepat, hasil yang diperoleh siswa akan baik. Sebaliknya, jika strategi pembelajaran yang digunakan tidak tepat, hasil yang diperoleh siswa akan kurang memuaskan. Salah satu strategi yang tepat digunakan adalah strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar. Strategi pembelajaran Concept Mapping akan membuat siswa lebih mampu dalam pengorganisasian awal (advance organizer). Pengorganisasian awal ini sangat perlukan dalam proses pembelajaran, bertujuan untuk me-review
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
pengetahuan awal siswa, selain itu pengorganisasian awal bertujuan untuk mengkaitkan bahan-bahan pelajaran baru atau ide-ide baru dengan pengetahuan yang telah di pelajari siswa sebelumnya. Menurut Martin (dalam Trianto, 2009: 157) menyatakan bahwa ”pemetaan konsep merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Peta konsep menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari”. Dengan dukungan media gambar, siswa dapat meningkatkan pemahamannya karena media gambar dapat menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak. Dengan demikian pembelajaran di kelas akan mudah di terima oleh siswa. Tidak hanya itu, media gambar dapat menimbulkan ketertarikan atau perhatian yang menyebabkan timbulnya rasa senang pada diri siswa, yang pada akhirnya akan mendatangkan ketertarikan dan kepuasan pada diri siswa. Jika ketertarikan dan kepuasan siswa dalam belajar meningkat, maka hasil belajar akan meningkat pula. Siswa yang memiliki ketertarikan dan kepuasan dalam belajar akan selalu berusaha mengikuti proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Jayanti (2013/2014) dimana hasil penelitiannya menunjukkan strategi pembelajaran peta konsep memberikan pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Relevansi penelitian ini sama-sama meneliti tentang hasil belajar dengan menerapkan strategi pembelajaran peta konsep. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model konvensional pada siswa kelas V SD di Gugus I Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Dengan demikian,
strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa. Implikasi dalam penelitian ini yaitu pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga menyebabkan adanya perbedaan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS yang disebabkan perbedaan perlakuan antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Concept Mapping berbantuan media gambar dan siswa yang tidak dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Concept Mapping. Adanya perbedaan hasil belajar dapat ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan yang diharapkan guru dalam memberikan pembelajaran, dapat menggunakan strategi pembelajaran yang inovatif sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan strategi pembelaran Concept Mapping berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional kelas V SD di Gugus I Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil analisis data, diperoloeh t hitung adalah 7,62 dan ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan db = 20 + 20 – 2 = 38 adalah 2,021. Hal ini menujukan bahwa t hitung t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, atau terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelaran Concept Mapping berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional. Selain itu diperoleh pula rata-rata hitung kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan mengikuti strategi pembelaran Concept Mapping berbantuan media gambar adalah 23,425 dan rata-rata kelompok siswa yang dibelajrakan dengan mengikuti model konvensional adalah 18,70.
10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelaran Concept Mapping berbantuan media gambar berpengaruh terhadap pembelajaran IPS siswa kelas V SD di Gugus I Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, dapat disampaikan saransaran sebagai berikut. Disarankan kepada siswa-siswa di sekolah dasar harus selalu terlibat aktif dalam mata pelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan mendapatkan pengetahuan beru melalui pengalaman yang ditemukan sediri. Kepada guru yang menemukan permasalahan yang sama dengan penelitian ini khususnya dalam proses pembelajaran IPS disarankan agar menggunakan strategi pembelaran concept mapping berbantuan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Kepada kepala sekolah agar menyarankan kepada guru untuk menggunakan suatu pendekatan yang relevan dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan karakteristik siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Tanoe, Silverter Petrus, dkk. 2010. Kajian IPS SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional 2010. Trianto.
2009. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
DAFTAR RUJUKAN Agung, Gede A. A. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Media Phublising. Agung, Gede A. A. 2016. Statistik Dasar untuk Pendidikan. Yogyakarta: CV Budi Utama. Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen Dalam Pendidikan. Singaraja-Bali: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Kunandar. 2007. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru). Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
11