PENGARUH KEDISIPLINAN SHALAT ORANG TUA TERHADAP KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 03 Tahun 2010)
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh KIBTIYAH NIM 11408157 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara/i : Nama
: Kibtiyah
NIM
: 11408157
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap Keberagamaan Anak (Studi Kasus Pada Siswa SDN Bawen 03 Tahun 2010).
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga,
Agustus 2010
Pembimbing
Drs. H. Nasafi, M.Pd.I NIP. 195510051981031010
ii
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga Website : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara Kibtiyah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408157 yang berjudul Pengaruh Keberagamaan
Kedisiplinan
Shalat
Orang
Tua
Terhadap
Anak telah di munaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian
Jurusan PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 28 agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga, 18 Romadlon 1431 28 Agustus 2010 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP.19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP.19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Miftahudin, M.Ag.
Drs. Mubasirun, M.Ag.
NIP.197009221994031002
NIP.195902021990031001
Pembimbing
iii
Drs. H. Nasafi, M.Pd.I NIP. 195510051981031010 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Kibtiyah
NIM
: 11408157
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini di kutip atau di rujuk berdasarkan kode etik ilmiah Bawen, 10 Agustus 2010 Yang menyatakan
Kibtiyah
iv
MOTTO
Artinya : Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah:152)
Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw. beliau bersabda: “Setiap perbuatan baik yang tidak dimulai dengan memuji Allah, maka tidak sempurnalah perbuatan itu.” (HR. Abu Dawud)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk ; Orang tuaku tercinta, yang telah mendidik dan mengasihiku sejak aku masih kecil,
vi
semoga Allah mengampuni segala dosadosa mereka Suami dan anak tersayang Buat mas Ahmadi, terima kasih atas segala bantuannya.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kenikmatan yang tak mungkin bisa di hitung karena begitu banyak jumlahnya. Semoga Allah selalu menuntun ke jalan yang diridloi oleh-Nya, Amiin. Penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan karena bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan rasa syukur yang setinggi-tingginya kepada : 1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag yang telah banyak memberi motivasi dan dorongan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 2. Ketua Progdi Ekstensi STAIN Salatiga Bapak Drs. Joko Sutopo yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 3. Bapak Drs. Nasafi, M.PdI. selaku pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini. 4. Kepala SD Negeri Bawen 03 dan segenap guru karyawannya yang telah membantu penulis sehingga kami bisa mendapat data untuk menyusun skripsi ini.
vii
5. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah ikut andil memberikan bantuan dan bimbingan pada penyusunan skripsi ini Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka dengan balasan yang berlipat ganda. Kritikan masukan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Bawen, 10 Agustus 2010 Penulis
viii
ABSTRAK
Kata Kunci
: Kedisiplinan Shalat, Orang Tua, Keberagamaan Anak.
Skripsi dengan judul “ Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap Keberagamaan Anak (Studi Kasus Pada Siswa SDN Bawen 03 Tahun 2010)” ini rumusan masalah penelitiannya meliputi : (1) Bagaimakah kedisiplinan shalat orang tua?, (2) Bagaimana keberagamaan siswa SDN Bawen 03 ?, dan (3) Adakah pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua dengan keberagaman siswa SDN Bawen 03 ? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : (1) Kedisiplinan orang tua siswa SDN Bawen 03 dalam menjalankan ibadah shalat, (2) Kondisi keberagamaan siswa SDN Bawen 03, dan (3) Besarnya pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua dengan keberagaman siswa SDN Bawen 03. Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri 03 Bawen dan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2010. Prosedur analisis data pada penelitian ini meliputi lima langkah, yaitu: (1) mengorganisasi data, (2) menguji hipotesis yang muncul dengan menggunakan analisa statistik uji Product Moment Pearson. Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Kedisiplinan orang tua siswa SDN Bawen 03 dalam menjalankan ibadah shalat tegolong baik. Hal ini ditunjukkan oleh prosentase dari hasil angket tersebut yaitu 78,89 %.(2)Tingkat keberagamaan siswa kelas IV SD Bawen 03 khususnya yang berkaitan dengan pemahaman, kemampuan serta kebiasaan dalam menjalankan ibadah shalat secara umum tergolong cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari ke-33 responden (siswa) tersebut prosentase nilai yang termasuk kategori minimal baik sebesar 51,49 yaitu: 39,39% (kategori baik) dan 12,1 % kategori amat baik.(3)Ada pengaruh yang erat antara kedisiplinan orang tua terhadap keberagamaan anak. Mengacu pada nilai r hitung dan nilai r pada tabel, terlihat nilai r hitung (0.729137) lebih besar dari nilai r tabel (0.325), sehingga nilai hitung r terletak di daerah penolakan Ho. Hal ini berarti pernyataan yang menyebutkan “tidak terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di tolak. Sedangkan pernyataan yang menyatakan “terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di terima.
ix
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................ iv MOTTO .............................................................................................................. v PERSEMBAHAN
........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii BAB I.
PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan masalah ....................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4 D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 5 E. Kegunaan Penelitian .................................................................... 5 F. Penegasan Istilah ........................................................................ 5 G. Metode Penelitian . ....................................................................... 6 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ………………...……... 6
x
2. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………. 7 3. Populasi dan Sampel ……………..……………………..…….. 7 4. Metode Pengumpulan Data ………………………………….. 7 5. Instrumen Penelitian ……………………………………….… 8 6. Analisis Data ……………………………………………….... 8 H. Sistematika Penulisan Laporan ..................................................... 9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 12 A. Pendidikan Agama ..................................................................... 12 1. Makna dan Fungsi Agama ...................................................... 12 2. Tujuan Pengajaran Pendidikan Agama .................................. 12 3. Pendidikan Agama Bagi Anak ............................................... 13 4. Perkembangan Agama pada Anak ......................................... 14 5. Media Pengajaran Pendidikan Agama .................................. 15 B. Ibadah Shalat ........................................................................ …. 16 1. Pengertian Shalat ………………………….….....…..….…... 16 2. Dasar Hukum Shalat ………….………………….………...... 17 3. Kedudukan Shalat …………………………..…….….…....... 17 4. Fungsi Shalat ..…………………………..………….……..... 18 5. Hikmah Shalat .....…………………………..……….……..... 20 6. Tujuan Mengajarkan Ibadah .....……………..……………..... 20 7. Disiplin Melaksanakan Shalat .....………….…………...…..... 21 8. Makna Gerakan Shalat bagi Kesehatan ……........................ 22 C. Pengaruh Ibadah Shalat dalam Pembinaan Manusia ..……........ 26
xi
BAB III
HASIL PENELITIAN .................................................................... 29 A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ........................ 29 B. Penyajian Data ........................................................................ ...29
BAB IV
ANALISIS DATA .......................................................................... 34 A. Deskripsi Data ............................................................................ 34 B. Analisa Uji Hipotesa ................................................................... 39 C. Pembahasan ................................................................................ 43
BAB V
PENUTUP ....................................................................................... 51 A. Kesimpulan ................................................................................... . 51 B. Saran .............................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 53 LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................ 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian dari STAIN ................................................... 54 Lampiran 2: Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .................................. 55 Lampiran 3: Lembar Pedoman Angket .............................................................. 56 Lampiran 4: Lembar Hasil Angket ................................................................... 57 Lampiran 5: Tabel Perhitungan Product Moment Pearson ............................... 58 Lampiran 6: Nilai Tes Praktek Sholat .............................................................. 59 Lampiran 5: Daftar Riwayat Hidup .….............................................................. 60
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Salah satu di antara ajaran Islam tersebut ialah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan (Sudiyono. 2009 : 28). Menurut Burlian Somad sebagaimana dikutip Sudiyono (2009 : 28), pendidikan Islam ialah pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah. Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji. Setiap pengalaman yang dilalui anak, baik melalui penglihatan, pendengaran, maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadinya. Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama dan pendidikan agama di sekolah sang dipengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap agama dan guru agama khususnya. (Zakiah Darajat, 1990 : 56).
1
2
Shalat merupakan salah satu materi pokok dan urgen dalam pendidikan Islam. Hal ini dikarenakan shalat merupakan ibadah mahdhoh yang paling diutamakan bahkan dijadikan sebagai tolak ukur dari ibadah-ibadah lainnya sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi:
Artinya :“Permulaan amalan yang diperiksa dari amalan seorang hamba pada hari kiamat ialah shalatnya. Diperhatikan benar-benar shalatnya. Dan jika tidak betul urusan shalatnya, rugi dan sia-sialah usahanya. Maka jika betul urusan shalatnya, mendapat kemenanganlah dia..”(H.R. Thabrani) (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 72). Shalat menjadi penentu bagi amal-amal yang lain, hal ini tidak lain berkaitan berkaitan erat dengan kenyatan bahwa melalui shalatlah orang akan tumbuh menjadi hamba-hamba pencinta Allah, dan kemudian pelaku shalat itu memanifestasikan cintanya itu bagi makhluk-makhluk Allah yang lain.(Darajat, 1990 : 56). Sebagai realisasinya, ibadah sholat harus dikerjakan dengan benar sesuai dengan syariat Islam (syarat dan rukunnya) sehingga dapat membentuk insan yang berdisiplin tinggi dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Mengingat begitu pentingnya shalat harus dikenalkan sejak masih kanakkanak, walaupun baru berupa pembiasaan, oleh karena itu penting bagi orang tua sebagai pembina pribadi yang pertama bagi anak untuk memberikan pembiasaan dan latihan sejak kecil yang sesuai dengan ajaran agama.
3
Orang tua dan guru agama dalam membina dan membimbing anak agar mampu mengerjakan shalat tidaklah mungkin hanya dengan penjelasan pengertian saja, tetapi harus diberi latihan dan dibiasakan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Anak cenderung akan meniru apa-apa yang dilihat dalam kesehariannya karena taraf berpikir anak masih terbatas, maka dalam hal ini kedisiplinan shalat orang tua amat berpengaruh terhadap keberagaman anak. Orang tua yang taat pada ajaran agama maka secara otomatis anak akan dikenalkan pada ajaran agama sejak masih kecil, diajak melaksanakan sholat lima waktu, diingatkan dan ditegur sehingga setelah besar akan terbiasa. Berdasarkan perilaku siswa SD Bawen 03 saat berada di sekolah, kenyataan menunjukkan masih terdapat sejumlah siswa yang belum dapat melaksanakan sholat fardlu dengan tertib dan disiplin. Indikator ini terlihat pada saat pembelajaran praktik sholat, masih banyak yang belum bisa melaksanakan sholat dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariah. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan melakukan penelitian studi kasus dengan judul “Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua terhadap Keberagamaan Anak”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang, rumusan masalah penelitian ini meliputi tiga hal utama, yaitu : 1. Bagaimana tingkat kedisiplinan shalat orang tua siswa SDN Bawen 03 ? 2. Bagiamana tingkat keberagamaan siswa SDN Bawen 03?
4
3. Adakah pengaruh kedisiplinan salat orang tua dengan keberagamaan siswa SDN Bawen 03? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Tingkat kedisiplinan orang tua siswa SDN Bawen 03 dalam menjalankan ibadah shalat 2. Tingkat keberagamaan siswa SDN Bawen 03. 3. Adakah pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua dengan keberagaman siswa SDN Bawen 03. D. Hipotesis Penelitian Sugiyono (2009 : 70), menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Mengacu pada permasalahan tersebut penulis mengajukan hipotesis bahwa “Ada pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan siswa SDN Bawen 03”. E. Kegunaan Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat berguna untuk : 1.
Secara Teoritis : Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pentingnya kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak.
2.
Secara Praktis : Penelitian ini dapat memberikan masukan dan bahan evaluasi terhadap orang tua dalam shalat. Sudah sesuai dengan syarat dan rukunnya atau belum sehingga betul-betul berpengaruh pada keberagamaan anak.
5
F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam penafsiran yang berhubungan dengan judul, maka perlu penjelasan sebagai berikut : 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu.(Dani, 2002 : 395) 2. Disiplin Disiplin adalah kepatuhan menaati aturan, tata tertib. (Dani, 2002 : 134) 3. Shalat Shalat dalam pengertian bahasa Arab, ialah “doa memohon kebajikan dan pujian”. Pengertian shalat secara syar‟i, adalah : “Beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dalam rangka beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan” (Aly dan Hidayat, 1996 : 37). 4. Orang tua Orang tua terdiri dari ayah dan ibu. Ayah adalah laki-laki dewasa atau suami dari ibu yang mempnyai tanggungjawab penuh atas kelangsungan hidup kelarga. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak atau sebutan untuk wanita yang sudah bersuami. Adapun indikator dari variabel kedisiplinan sholat orang tua adalah : (1) Keajegan sholat lima waktu; (2) Ketepatan waktu melaksanakan sholat wajib; (3) Kebiasaan melaksanakan sholat sunah; (4) Kebiasaan membaca wirid dan doa sesudah sholat;
6
(5) Kebiasaan melaksanakan sholat berjamaah. 5. Agama Agama adalah peraturan (undang-undang) Tuhan yang dikaruniakan pada manusia (Ahmad, 2008:1). 6. Anak Anak adalah manusia yang lebih kecil (Dani 2002 : 39). Adapun indikator keberagamaan siswa adalah : (1) Kerajinan melaksanakan sholat lima waktu; (2) Kerajinan sholat berjamaah; (3) Kerajinan ngaji di TPQ; (4) Berdo‟a sebelum dan sesudah makan; (5) Mengucapkan salam kepada orang tua. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. b. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian yang menggali fenomena (kasus) dari suatu masa tertentu dan aktivitas, serta mengumpulkan detail informasi dengan menggunakan berbagi prosedur pengumpulan data selama kasus itu terjadi. (Afifuddin & Saebani, 2009 : 87).
7
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SDN 03 Bawen dan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2010. 3. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (1997:57), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
kemudian
ditarik
kesimpulannya”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Bawen 03 tahun pelajaran 2009 / 2010 yang berjumlah 48 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Probality Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. (Sugiyono, 2009:92). Jumlah anggota sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 33 anak. Hal ini berdasarkan cara penentuan sampel dengan menggunakan Nomogram Henry King (Sugiyono, 2009:100), yaitu untuk tingkat kepercayaan 95% maka jumlah sampel dihitung dengan cara : 0.58 x 48 x 1.195 = 33.27, dan dibulatkan menjadi 33. 4. Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode angket dan studi dokumentasi. Sugiyono (2009: 96) menyatakan “metode ini
8
digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia”. Metode ini digunakan untuk memperoleh data berkaitan dengan kediplinan sholat orang tua serta bimbingan keberagamaan orang tua kepada anaknya. Sedangkan studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan bukti-bukti yang bersumber dari non-manusia (Afifuddin & Saebani, 2009 : 141). Metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa daftar nilai siswa khususnya nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 5. Instrumen Penelitian Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah lembar angket yang berisi 20 butir soal berkaitan dengan kedisiplinan sholat orang tua. Responden disediakan 4 pilihan jawaban untuk memberi tanda ceklist pada, yaitu: sangat sering, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Adapun skor pengukurannya adalah : sangat sering=4, sering=3, kadang-kadang=2 dan tidak pernah=1. 6. Analisis Data Prosedur analisis data pada penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Mengorganisasi data, yaitu dengan cara membaca berulang-ulang data yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai. b. Menguji hipotesis yang muncul dengan menggunakan data yang ada, yaitu dengan uji statistik Product Moment Pearson dengan rumus:
9
NΣxy - (Σx).(ΣY) Rxy = ----------------------------------------√ [NΣx2 - (Σx)2] [NΣY2-(ΣY)2]
(Muhidin & Abdurrahman, 2007:195) Keterangan: rxy= Koefisien Korelasi antara variabel x dan y x = variabel kedisiplinan sholat orang tua y = variabel keberagamaan siswa N = jumlah responden H. Sistematika Penulisan Laporan Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas ini disusun dalam format skripsi berdasarkan petunjuk yang telah dikeluarkan oleh institusi sebagai berikut: 1. Bagian Awal Skripsi, memuat : a. Sampul, b. Lembar Berlogo, c. Judul, d. Persetujuan Pembimbing, e. Pengesahan Kelulusan, f. Pernyataan Keaslian Tulisan, g. Motto dan Persembahan, h. Kata Pengantar, i.
Abstrak,
j.
Daftar Isi,
10
k. Daftar Tabel, l.
Daftar Gambar,
m. Daftar Lampiran. 2. Bagian Inti Skripsi terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN, yang berisi : A. Latar Belakang Masalah, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan Penelitian, D. Hipotesis Penelitian E. Kegunaan Penelitian, F. Definisi Operasional, G. Metode Penelitian, memuat : 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian, 2. Lokasi dan Waktu Penelitian, 3. Populasi dan Sampel 4. Metode Pengumpulan Data 5. Instrumen Penelitian 6. Analisis Data H. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA, meliputi : A. Pendidikan Agama 1. Makna dan Fungsi Agama 2. Tujuan Pengajaran Pendidikan Agama
11
3. Pendidikan Agama Bagi Anak 4. Perkembangan agama pada anak 5. Media Pengajaran Pendidikan agama B. Ibadah Shalat 1. Tujuan Mengajarkan Ibadah 2. Disiplin Melaksanakan Shalat 3. Pengaruh Shalat bagi Pembinaan Manusia 4. Makna Gerakan Shalat bagi Kesehatan BAB III HASIL PENELITIAN, meliputi : A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian B. Penyajian Data BAB IV. ANALISIS DATA, meliputi : A. Analisis Deskriptif B. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan BAB V. PENUTUP, meliputi A. Kesimpulan B. Saran. 3. Bagian Akhir Skripsi terdiri dari : Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, Riwayat Hidup Penulis.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama 1. Makna dan Fungsi Agama Menurut Abdul Qadir Ahmad (2008:10), ada beberapa makna dan fungsi agama bagi pemeluknya, antara lain: a.
Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia.
b. Agama membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keihlasan, kejujuran, keadilan, kasih sayang, cinta mencintai, dan menghidupkan hati manusia untuk memperhatikan (muraqabah) Allah SWT, baik dalam keadaan sendirian maupun bersama orang lain. c. Agama mendorong manusia untuk bekerja, melarang bermalas-malasan dalam melaksanakan tugas. d. Agama memberikan nilai-nilai rohani yang merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia, bahkan kehidupan fitriahnya. e. Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam mewujudkan kebahagiaan individu dan menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. 12 Agama 2. Tujuan Pengajaran Pendidikan Menurut Abdul Qadir Ahmad (2008:15), tujuan pengajaran pendidikan agama meliputi hal-hal sebagai berikut:
13
a. Membina murid-murid untuk beriman kepada Allah, mencintai, menaatiNya dan berkepribadian yang mulia. b. Memperkenalkan hukum-hukum agama dan cara-cara menunaikan ibadah serta membiasakan mereka senang melakukan syiar-syiar agma dan melakukannya. c. Mengembangkan pengetahuan agama dan memperkenalkan adab sopan santun Islam. d. Memantapkan rasa keagamaan, membiasakan diri berpegang pada akhlak mulia. e. Membiasakan siswa bersikap rela, optimis, percaya diri, menguasai emosi, tahan menderita dan berlaku sabar. 3. Pendidikan Agama Bagi Anak Perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam lingkungan masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama, akan semakin banyak unsur agama maka sikap, tindakan kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama. (Darajat, 1990 : 55). Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui pendidikan baik yang bersifat formal di sekolah maupun informal di rumah oleh orang tua. Setiap
14
pengalaman yang dilakukan anak, baik melalui penglihatan, pendengaran, maupun perilaku yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadinya. Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama dan pendidikan agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap agama dan guru agama khususnya. Disamping itu banyak pula pengalaman anak yang mempunyai nilai pendidikan baginya, yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak, baik melalui latihan-latihan, perbuatan, misalnya kebiasaan dalam makan, minum, buang air, mandi, tidur dan sebagainya. Semuanya itupun termasuk pembinaan bagi anak pribadi. 4. Perkembangan Agama pada Anak Pendidikan tidak langsung yang telah terjadi pada anak sebelum ia masuk sekolah, tentu saja setiap anak mempunyai pengalamannya sendiri-sendiri, yang tidak sama dengan pengalaman anak lainnya. Pengalaman yang dibawa anak dari rumah itu, akan menentukan sikapnya terhadap sekolah dan guru termasuk guru agama. Perkembangan agama pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa-masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0-12 tahun. Seorang anak yang pada masa anak itu tidak mendapat didikan agama dan tidak pula mempunyai pengalaman
15
keagamaan, maka ia nanti setelah dewasa akan cenderung kepada sikap negatif terhadap agama. (Darajat, 1990 : 58). 5. Media Pengajaran Pendidikan agama. a. Teladan yang baik Murid-murid memandang guru sebagai teladan utama bagi mereka, dimana ia bercita-cita agar menjadi foto kopi dari gurunya. Ia akan mengikuti jejak akhlak, ilmu, kecerdasan, keutamaan dan serta gerak dan diam gurunya apabila ini yang menjadi perhatian murid-murid terhadap gurunya maka seharusnya guru menjadi ikutan yang baik bagi anak didiknya. Disamping itu guru hendaknya merupakan gambaran hidup yang memantulkan keutamaan tingkah laku yang sebenarnya.teladan yang baik tersebut dimaksudkan agar murid-murid tidak terjerumus ke dalam situasi kontradiksi yang berbahaya dan agar mereka tidak ragu-ragu serta mencampuradukkan antara hakikat yang dipahaminya sehingga mereka tidak mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar, mana yang terang dan mana yang gelap.kondisi semacam itu akan menimbulkan kegoncangan pada akidah mereka dan akan menggoyahkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip akidah yang mereka yakini dengan iman yang berakar dalam lubuk hati mereka. Banyak sifat-sifat ,nilai-nilai dan sikap yang tidak dipelajari oleh muridmurid kecuali melalui contoh terhadap pendidik yang menjadi panutan mereka. b. Metode praktis Materi
pengajaran
agama
meliputi
beberapa
cabang.
Guru
mengajarkannya harus dengan mempergunakan cara-cara praktis. Sebagian dari
16
cabang itu adalah ibadah, terutama dalam dua fase yaitu fase sekolah dasar dan fase sekolah menengah pertama, karena ia berkisar sekitar wudhu, sholat, tayamum, menyapu bagian atas perban luka dan lain-lain. c. Cerita Cerita termasuk salah satu media pengajaran yang sukses. Ia merupakan satu cara pendidikan yang disenangi anak-anak dan orang dewasa. Murid-murid pada setiap tingkatan umur menyukai cerita-cerita tertentu dan senang membacanya B. Ibadah Shalat 1. Pengertian Shalat Shalat dalam pengertian bahasa Arab, ialah “doa memohon kebajikan dan pujian” (Abdullah Aly dan Samsul Hidayat, Al „Ubudiyah, Pusat Studi Islam dan Kemuhammadiyahan UMS,
Surakarta, 1996 : 37). Arti ini terdapat
pada
beberapa tempat di dalam Al-Qur‟an, diantaranya dalam ayat berikut :
Artinya :“Dan bershalatlah atas mereka (“berdoa” untuk mereka) karena sesungguhnya shalatmu (doamu) itu menenangkan dan menentramkan mereka” (Q.S At-Taubah : 103). Pengertian shalat secara syar‟i, adalah : “Beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dalam rangka beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan” (Aly dan Hidayat, 1996 : 37).
17
2. Dasar Hukum Shalat Dasar hukum shalat terdapat dalam Al Qur‟an, diantaranya sebagai berikut (Aly dan Hidayat, 1996 : 38) : Artinya : “Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orangorang yang ruku'”. (QS Al Baqarah :43).
Artinya : “Dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S Al Ankabut : 45).
Artinya : “Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'”. (Q.S AlBaqarah : 238).
3. Kedudukan Shalat Shalat adalah salah satu dari rukun islam, rukun yang kedua. Akan tetapi dari deretan semua kewajiban dan ibadah-ibadah pokok, shalat adalah yang pertama dari ibadah-ibadah lainnya. Shalat adalah fardhu „ain (kewajiban perorangan ) atau tiap-tiap orang Islam yang telah baligh (dewasa),baik laki-laki maupun perempuan. Tidak ada kewajiban-kewajiban agama yang paling dipentingkan disebut dalam Al-Qur‟an lebih dari pada shalat itu. Al-qur‟an telah menerangkannya
18
dalam berbagai bentuk dan gaya bahasa, kadang-kadang dengan perintah yang tegas, kadang-kadang pula dengan pernyataan pujian bagi orang-orang yang melakukannya dan celaan bagi orang yang meninggalkannya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 24 sebagai berikut:
Artinya : Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tandatanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman. (QS.29:24).
4. Fungsi Shalat a. Shalat dapat mencegah dari perbuatan jahat dan munkar Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 25 sebagai berikut:
Artinya : Dan Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia Ini Kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela'nati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali- kali tak ada bagimu para penolongpun. (QS.29:25).
19
b. Shalat dapat menghilangkan tabiat keluh kesah dan kikir Allah SWT berfirman dalam surat Al Ma‟arij ayat 19-23 berikut:
Artinya : 19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. 20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, 22. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, 23. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, c. Shalat dapat dijadikan sarana dzikrullah. Allah SWT berfirman dalam surat Thahaa ayat 12 sebagai berikut:
Artinya : Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, Maka tanggalkanlah kedua terompahmu; Sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.(QS.Thahaa:12). d. Shalat dan sabar dapat menjadi penolong untuk menghasilkan maksud yang baik. 5. Hikmah Shalat Diantara hikmah diwajibkannya shalat itu adalah dengan shalat dapat membersihkan jiwa, menyucikannya, mengkondisikan seorang hamba untuk munajat kepada Allah ta‟ala di dunia dan berdekatan dengan-Nya di akhirat, serta melarang pelakunya dari mengerjakan perbuatan keji dan kemungkaran. Shalat
20
lima waktu mampu membawa pelakunya berbuat adil dan mensucikan pelakunya serta mendekatkan diri pada Allah azza wa jalla. Allah ta‟ala berfirman dalam QS.Al-ankabut ayat 24 :
Artinya : Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.(QS. 29:24) 6. Tujuan Mengajarkan Ibadah Ibadah adalah segala amal saleh yang dikerjakan manusia, karena mengharap ridla Allah SWT (Ahmad, 2008:134). Tujuan mengajarkan ibadah meliputi beberapa hal, antara lain: a.
supaya siswa mengetahui hukum agama,
b.
menguatkan aqidah dalam jiwa,
c.
menambah kepatuhan kepada Allah,
d.
menumbuhkan rasa sosial,
e.
membentuk rasa persamaan, dan
f.
memelihara kebersihan dan kesucian badan dan rohani (Ahmad, 2008:155).
7. Disiplin Melaksanakan Shalat
21
Shalat merupakan tiang utama agama Islam. Bila orang teguh menjalankan shalatnya, maka berarti dia menjaga agamanya dengan baik. Sebaliknya, orang yang mengabaikan shalat, berarti telah menghancurkan tiang agama. (Thalib, 1998:355). Karena shalat merupakan tiang utama agama Islam, maka setiap orang tua muslim tidak boleh menganggap ringan apalagi menyepelekan perintah agama untuk selalu mengajak anak-anaknya untuk melakukan shalat setiap hari. Kewajiban mendidik putra-putrinya melakukan shalat dilakukan sejak mereka berumur tujuh tahun.
Apabila pada umur ini anak belum sempurna
mengucapkan bacaan-bacaan shalat, maka mereka bisa cukup mengikuti gerakangerakan ibu bapaknya saat melakukan shalat. Akan tetapi mereka tetap didisiplinkan untuk mengerjakan shalat ini. Sebab dengan disiplin ini, orang tua akan mudah mengajarkan anak-anaknya menegakkan shalat. 8. Makna Gerakan Shalat bagi Kesehatan Shalat dilakukan
dengan
melakukan
delapan
posisi
tubuh
yang
berbeda-beda dan membaca beberapa ayat Al-qur‟an pada setiap postur. Posturpostur ini ternyata mempunyai pengaruh kuat terhadap system kerja syaraf dan organ-organ tubuh manusia. a. Postur Berdiri Tegak (Niat) Seluruh badan berdiri tegak menghadap kiblat, kedua tangan lurus disisi badan dan mata melihat ketempat sujud. Manfaat postur ini adalah untuk melancarkan peredaran darah. Jika darah lancar maka tubuh kita akan segar. Pada
22
waktu sikap berdiri tegak ini seluruh syaraf menjadi satu titik pusat pada otak. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 80). b. Postur Qiyam, Takbiratul Ihram dan Bersedekap. Takbiratul ihram adalah mengangkat tangan sejajar pundak atau telinga. Telapak dan kelima jari menghadap ke kiblat sambil mengucap Allahu Akbar. Bacaan takbir di baca bersamaan gerakan tangan atau setelahnya. Bersedekap adalah meletakkan tangan diatas dada. Tangan kanan kanan di atas pergelangan tangan tangan kiri. Saat bersedekap membaca doa iftitah, surat al-fatihah, dan surat pendek. Konsentrasi penuh pada posisi ini menyebabkan relaksasi pada kaki dan punggung. Menggerakkan perasaan rendah hati, sederhana dan ketaatan. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007:85). c. Postur Rukuk Rukuk adalah membungkukkan badan. Punggung harus lurus sejajar dengan kepala. Kedua tangan diletakkan pada lutut dengan jari-jari direnggangkan. Mata melihat ke tempat sujud. Saat rukuk membaca bacaan rukuk. Dengan melakukan rukuk, maka tulang belakang akan tetap berada dalam kondisi yang baik karena persendian diantara badan-badan ruas tulang belakang tetap tinggal lembut dan lemah lentur serta mencegah ruas-ruas palsu, misalnya melekatnya tulang kalangkang dan tulang tungging yang dapat mengakibatkan kesulitan terutama bagi wanita yang hendak melahirkan anak. (Sulaiman AlKumayi, 2007 : 90).
23
d. Postur I‟tidal I‟tidal adalah berdiri dari rukuk sambil mengangkat tangan. Kedua tangan diangkat setinggi daun telinga. Saat I‟tidal membaca doa I‟tidal. Sewaktu bangkit dari rukuk dan membaca sami‟Allaahuliman hamidah maka Allah memberikan cinta dan kasih sayangnya. Allah sangat bangga karena seruannya dipenuhi sehingga Dia berkenan memberikan anugerahnya itu dengan menegakkan kita kembali. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 97). e. Postur Sujud Sujud adalah gerakan merunduk sampai kepala menempel di tempat sujud. Kedua tangan berada di samping kiri dan kanan badan. Cara sujud adalah mendahulukan tangan ketempat sujud diatas tujuh anggota badan, yaitu : dahi, hidung, dua telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung kaki. Dahi dan hidung ditekankan ke tempat sujud. Kedua telapak tangan diletakkan ditempat sujud sejajar dengan bahu. Kedua suku direnggangkan, kedua ujung kaki ditegakkan menghadap kiblat saat sujud membaca bacaan sujud. yang dibaca adalah doa sujud. Menurut Prof. Dr. HA. Saboe (dalam Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 97), pada saat sujud otot-otot menjadi lebih besar dan kuat terutama otot-otot dada sebagai otot-otot sela iga dalam atau otot-otot antara iga dalam. Seewaktu menarik napas tulang dada terangkat ke atas dan maju ke depan sehingga rongga dada bertambah besar dan paru-paru akan berkembang dengan baik dan dapat menghisap udara yang bersih kedalamnya sehingga terhindar dari penyakit TBC.
24
Sikap sujud juga bermanfaat bagi otak. Posisi sujud menyebabkan darah yang membawa banyak zat-zat yang sangat dibutuhkan otak relatif banyak mengalir ke bagian tersebut. f. Postur Duduk Antara Dua Sujud Duduk diantara dua sujud adalah kaki kanan ditegakkan, kaki kiri dujadikan alas duduk. Kedua tangan diletakkan dia atas paha ujung lutut sambil membaca bacaan duduk di antara dua sujud. Bagi laki-laki tumit kaki kanan mengerut dan berat kaki serta bagian tubuh pada tumit tersebut. Posisi ini membantu pengeluaran zat racun dari liver dan memacu gerak peristaltic pada usus besar. Bagi perempuan pertahankan kedua kaki di bawah badannya, telapak kaki menghadap ke atas. Tubuh akan kembali mengalami relaksasi yang sama, dan postur ini membantu pencernaan dengan menggerakkan isi perut ke arah bawah. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007:129). g. Postur Tasyahud Duduk tasyahud awal (iftirasyi) adalah seperti duduk diantara dua sujud. Kaki kanan ditegakkan, kaki kiri dibentangkan di lantai sebagai alas duduk dan telunjuk jari menunjuk ke kiblat. Duduk iftirasyi dapat menghindarkan atau menyembuhkan suatu penyakit syaraf pangkal paha yang terasa sakit, nyeri, sengal hingga tidak dapat berjalan (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 130). Cara duduk tasyahud akhir (tawaruk) kaki kanan ditegakkan, kaki kiri dijelujurkan di bawah kaki kanan dan pantat duduk di lantai. Duduk tawaruk
25
merupakan penyembuh penyakit tanpa operasi karena duduk tawaruk ini kalau dilihat posisinya yang mengangkat kaki kanan dan menghadapkan jari-jari kakinya kearah kiblat memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang punggung teratas, rongga radang dan dahi, kelenjar gondok kecil, mata, leher dan amandel, otot-otot bahu, yang terdapat pada ujung-ujung jari kaki. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 :131). h. Postur Salam Salam yaitu gerakan menolehkan kepala ke kanan kemudian kekiri sambil membaca doa salam. Sikap salam sangat bermanfaat bagi kesehatan otot karena dengan memalingkan muka ke kanan dan kekiri akan membantu menguatkan otot–otot leher dan kuduk serta dapat menyembuhkan gangguan pada leher dan kepala antara lain penyakit kepala kuduk kaku. (Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 138). Menurut Adz Dzahabi (dalam Sulaiman Al-Kumayi, 2007 :198) shalat memiliki empat manfaat yaitu spiritual, psikologis, fisik, dan moral. Shalat bisa menyembuhkan penyakit jantung, perut dan usus. Menurut Dr. Edwin Frederik Pourz (dalam Sulaiman Al-Kumayi, 2007 : 200), seorang professor dalam bidang penyakit syaraf di Amerika serikat menyatakan : Menyembuhkan berbagai penyakit menular dalam tempo yang cepat, sulit dilakukan dalam tempo yang cepat pula. Namun dengan tidak memperdulikan semua kemukjizatan pengobatan yang ada di dunia ini, masih banyak kemukjizatan lain untuk menyembuhkan penyakit pincang, lumpuh, buta. Bahkan ada ribuan kasus yang belum bisa ditangani oleh dokter terkenal atau dokter yang pandai sekalipun, tetapi justru penyembuhannya melalui kemukjizatan shalat.
26
C. Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua terhadap Keberagamaan Anak Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Shalat merupakan salah satu materi pokok dan urgen dalam pendidikan Islam. Hal ini dikarenakan shalat merupakan ibadah mahdhoh yang paling diutamakan bahkan dijadikan sebagai tolak ukur dari ibadah-ibadah lainnya
Sebagai realisasinya, ibadah sholat harus dikerjakan dengan benar sesuai dengan syariat Islam (syarat dan rukunnya) sehingga dapat membentuk insan yang berdisiplin tinggi dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Mengingat begitu pentingnya shalat harus dikenalkan sejak masih kanakkanak, walaupun baru berupa pembiasaan, oleh karena itu penting bagi orang tua sebagai pembina pribadi yang pertama bagi anak untuk memberikan pembiasaan dan latihan sejak kecil yang sesuai dengan ajaran agama. Orang tua dan guru agama dalam membina dan membimbing anak agar mampu mengerjakan shalat tidaklah mungkin hanya dengan penjelasan pengertian saja, tetapi harus diberi latihan dan dibiasakan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Anak cenderung akan meniru apa-apa yang dilihat dalam kesehariannya karena taraf berpikir anak masih terbatas, maka dalam hal ini kedisiplinan shalat orang tua amat berpengaruh terhadap keberagaman anak..
27
Shalat yang diwajibkan Allah kepada orang beriman lima kali sehari semalam memiliki beberapa peran (Ahmad, 2008:149), antara lain : a. berperan untuk menghilangkan rasa gelisah yang menghantui manusia, b. dapat menabahkan hati dalam menghadapi kesulitan, c. sabar terhadap sesuatu yang dibenci, dan d. sanggup mematahkan sifat yang mementingkan diri sendiri yang membekukan rasa sosial yang mulia. Orang tua yang taat pada ajaran agama maka secara otomatis akan mengenalkan anak pada ajaran agama sejak masih kecil, diajak melaksanakan sholat lima waktu, diingatkan dan ditegur sehingga setelah besar akan terbiasa.
28
29
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian SDN Bawen 03 terdiri dari : 1 (satu) orang Kepala Sekolah, 6 (enam) guru kelas, 1 (satu) orang guru Bidang Studi Agama Islam, 1 (satu) orang Penjasorkes, 1 (satu) orang guru Bahasa Inggris, 1 (satu) orang guru Seni Tari, dan 1 (satu) orang guru Seni Lukis. Jumlah siswa secara keseluruhan pada tahun pelajaran 2009/2010 adalah 204 Siswa, dengan perincian siswa yang beragama Islam sebanyak 193 orang dan siswa yang beragama Nasrani adalah 11 orang. Pekerjaan orang tua dari siswa SDN 03 Bawen 03 pada tahun pelajaran 2009/2010 meliputi berbagai macam, antara lain: PNS sebanyak 5 orang, TNI sebanyak 1 orang, Pegawai Pabrik sebanyak 25 orang, sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai Asongan, Penjual di pasar, Tukang parkir, Pegawai SPBU , dan lain-lain.
B. Penyajian Data 1. Data Hasil Angket Untuk mendapatkan hasil penelitian tentang kedisiplinan shalat orang tua dari responden di rumah, penulis memberikan soal angket kepada 33 responden yang telah ditunjuk.
29
30
Angket berisi 20 pertanyaan dengan 4 (empat) item pilihan jawaban yaitu : jawaban a (sangat sering), b (sering), c (kadang-kadang) dan d (tidak pernah). Kriteria penilaian dari angket dipaparkan pada tabel 1, sebagai berikut : Tabel 1. Kriteria penilaian angket kedisiplinan shalat orang tua Kriteria
Prosentase skor perolehan
Sangat baik
: 86 % sd 100 %
Baik
: 71 % sd 85 %
Cukup
: 61 % sd 70 %
Kurang
: 41% sd 60 %
Sangat kurang
: 0 % sd 40 %
Adapun data hasil angket mengenai kedisiplinan shalat orang tua tercantum dalam table 2 di bawah ini. Tabel 2. Data tentang kedisiplinan shalat orang tua (X) Tahun 2010
No
Kelas / Smt
Keterangan
1
IV / 2
Baik
2
IV / 2
Baik
3
IV / 2
Baik
4
IV / 2
Cukup
5
IV / 2
Baik
6
IV / 2
Baik
7
IV / 2
Baik
8
IV / 2
Baik
9
IV / 2
Baik
10
IV / 2
Baik
11
IV / 2
Baik
Responden
31
12
IV / 2
Baik
13
IV / 2
Baik
14
IV / 2
Baik
15
IV / 2
Baik
16
IV / 2
Baik
17
IV / 2
Baik
18
IV / 2
Baik
19
IV / 2
Cukup
20
IV / 2
Cukup
21
IV / 2
Cukup
22
IV / 2
Cukup
23
IV / 2
Baik
24
IV / 2
Baik
25
IV / 2
Baik
26
IV / 2
Cukup
27
IV / 2
Baik
28
IV / 2
Baik
29
IV / 2
Baik
30
IV / 2
Baik
31
IV / 2
Cukup
32
IV / 2
Baik
33
IV /
Baik
2. Hasil Tes Siswa Data hasil penelitian yang berikutnya adalah berupa nilai tes siswa. Nilai Siswa dalam penelitian ini adalah nilai tes praktik dalam mengerjakan shalat dengan baik dan benar sesuai tuntunan agama Islam. Nilai tes ini diapakai sebagai acuan mengenai keberagamaan siswa
32
(variabel Y). Kriteria penilaian dari hasil tes praktek shalat dipaparkan pada tabel 3, sebagai berikut : Tabel 3. Kriteria penilaian dari hasil tes praktek shalat KRITERIA
NILAI PRAKTEK SHALAT
Amat Kurang
0-49
Kurang
50-59
Cukup
60-75
Baik
76-89
Amat Baik
90-100
Adapun berkaitan dengan nilai tes praktik siswa dalam mengerjakan shalat dengan baik dan benar dipaparkan dalam tabel 4 dibawah ini. Tabel 4. Nilai tes praktik siswa dalam mengerjakan shalat (Y) Tahun Pelajaran 2009/2010 No
NILAI
KRITERIA
1
85
BAIK
2
85
BAIK
3
80
BAIK
4
80
BAIK
5
80
BAIK
6
85
BAIK
7
80
BAIK
8
75
CUKUP
9
80
BAIK
10
75
CUKUP
11
85
BAIK
Responden
33
12
100
AMAT BAIK
13
80
BAIK
14
75
CUKUP
15
85
BAIK
16
90
AMAT BAIK
17
90
AMAT BAIK
18
100
AMAT BAIK
19
70
CUKUP
20
70
CUKUP
21
75
CUKUP
22
70
CUKUP
23
70
CUKUP
24
70
CUKUP
25
85
BAIK
26
60
CUKUP
27
75
CUKUP
28
75
CUKUP
29
85
BAIK
30
70
CUKUP
31
65
CUKUP
32
70
CUKUP
33
75
CUKUP
Rata-rata
78.63636
BAIK
34
BAB IV ANALISIS DATA
Untuk mengetahui ada tidaknya dampak dari kedisiplinan shalat orang tua dalam menunjang keberagamaan anak, maka penulis mengadakan analisa data. Dalam hal ini penulis memberikan pembagian dalam tiga tahap : A. Deskripsi Data 1. Kedisiplinan Orang Tua Mengerjakan Shalat Data hasil penelitian berkaitan dengan kedisiplinan orang tua dalam mengerjakan shalat diperoleh berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada 33 orang responden. Angket berisi 20 pertanyaan dengan 4 (empat) item pilihan jawaban dengan ketentuan sebagai berikut: a. Nilai masing-masing option : 1) Option sangat sering diberi nilai 4 2) Option sering diberi nilai 3 3) Option kadang-kadang diberi nilai 2 4) Option tidak pernah diberi nilai 1 b. Penilaian prosentase Prosentase ketercapaian = Skor perolehan x 100 % Skor Maksimal c. Kriteria Penilaian Tabel 5. Kriteria penilaian angket kedisiplinan shalat orang tua Kriteria Sangat baik
Prosentase skor perolehan : 86 % sd 100 %
34
35
Baik
: 71 % sd 85 %
Cukup
: 61 % sd 70 %
Kurang
: 41% sd 60 %
Sangat kurang
: 0 % sd 40 %
Tabel 6. Nilai hasil angket tentang kedisiplinan shalat orang tua
NO
AKUMULASI
BOBOT SOAL X
JAWABAN
SKOR JWB
Resp a
Jumlah Prosentase
Kriteria
b
c
d
a
b
c
d
Skor
Jawaban
Jawaban
1
6
8
6
0
24
24
12
0
60
75
Baik
2
6
12
2
0
24
36
4
0
64
80
Baik
3
5
10
5
0
20
30
10
0
60
75
Baik
4
4
7
9
0
16
21
18
0
55
68.75
Cukup
5
5
10
5
0
20
30
10
0
60
75
Baik
6
5
12
3
0
20
36
6
0
62
77.5
Baik
7
5
12
3
0
20
36
6
0
62
77.5
Baik
8
4
13
3
0
16
39
6
0
61
76.25
Baik
9
4
12
4
0
16
36
8
0
60
75
Baik
10
5
10
5
0
20
30
10
0
60
75
Baik
11
5
12
3
0
20
36
6
0
62
77.5
Baik
12
5
13
2
0
20
39
4
0
63
78.75
Baik
13
6
10
4
0
24
30
8
0
62
77.5
Baik
14
7
8
5
0
28
24
10
0
62
77.5
Baik
15
6
11
3
0
24
33
6
0
63
78.75
Baik
16
6
9
5
0
24
27
10
0
61
76.25
Baik
17
5
13
2
0
20
39
4
0
63
78.75
Baik
18
7
9
4
0
28
27
8
0
63
78.75
Baik
19
2
9
9
0
8
27
18
0
53
66.25
Cukup
20
3
10
7
0
12
30
14
0
56
70
Cukup
36
21
2
11
7
0
8
33
14
0
55
68.75
Cukup
22
3
5
11
1
12
15
22
1
50
62.5
Cukup
23
4
11
5
0
16
33
10
0
59
73.75
Baik
24
3
12
5
0
12
36
10
0
58
72.5
Baik
25
7
9
4
0
28
27
8
0
63
78.75
Baik
26
3
7
9
1
12
21
18
1
52
65
Cukup
27
4
13
3
0
16
39
6
0
61
76.25
Baik
28
4
13
3
0
16
39
6
0
61
76.25
Baik
29
5
13
2
0
20
39
4
0
63
78.75
Baik
30
5
8
7
0
20
24
14
0
58
72.5
Baik
31
3
9
7
1
12
27
14
1
54
67.5
Cukup
32
3
13
3
1
12
39
6
1
58
72.5
Baik
33
3
12
5
0
12
36
10
0
58
72.5
Baik
Berdasarkan hasil angket pada tabel.6, dapat dicari distribusi frekuensi nilai kualitasnya dari masing-masing variabel sebagaimana dipaparkan dalam tabel 7. Tabel 7. distribusi frekuensi nilai kualitas hasil angket kedisiplinan
No 1 2 3 4 5
KATEGORI : AMAT BAIK BAIK CUKUP KURANG AMAT KURANG JUMLAH
Frekuensi
Prosentase
0 26 7 0
78.79 21.21
0 33
100
37
Paparan data pada tabel 7 tersebut, menunjukkan bahwa kualitas kedisiplinan orang tua termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh prosentase dari hasil angket tersebut yang menunjukkan 78,89 %.
2. Keberagamaan Anak Data hasil penelitian yang berikutnya adalah berupa nilai tes siswa. Nilai Siswa dalam penelitian ini adalah nilai tes praktik dalam mengerjakan shalat dengan baik dan benar sesuai tuntunan agama Islam. Nilai tes ini dipakai sebagai acuan mengenai keberagamaan siswa (variabel Y).
Dokumen ini dianalisis
dengan ketentuan kriteria penilaian dipaparkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 8. Kriteria penilaian dari hasil tes praktek shalat KRITERIA
NILAI PRAKTEK SHALAT
Amat Kurang
0-49
Kurang
50-59
Cukup
60-75
Baik
76-89
Amat Baik
90-100
Tabel 9. Nilai tes praktik siswa dalam mengerjakan shalat (Y) Tahun Pelajaran 2009/2010 No
NILAI
KRITERIA
1
85
BAIK
2
85
BAIK
3
80
BAIK
4
80
BAIK
Responden
38
5
80
BAIK
6
85
BAIK
7
80
BAIK
8
75
CUKUP
9
80
BAIK
10
75
CUKUP
11
85
BAIK
12
100
AMAT BAIK
13
80
BAIK
14
75
CUKUP
15
85
BAIK
16
90
AMAT BAIK
17
90
AMAT BAIK
18
100
AMAT BAIK
19
70
CUKUP
20
70
CUKUP
21
75
CUKUP
22
70
CUKUP
23
70
CUKUP
24
70
CUKUP
25
85
BAIK
26
60
CUKUP
27
75
CUKUP
28
75
CUKUP
29
85
BAIK
30
70
CUKUP
31
65
CUKUP
32
70
CUKUP
33
75
CUKUP
39
Berdasarkan hasil angket pada tabel.9, dapat dicari distribusi frekuensi nilai kualitasnya dari masing-masing variabel sebagaimana dipaparkan dalam tabel 10. Tabel 10. dapat dicari distribusi frekuensi nilai keberagamaan siswa No
KATEGORI :
Frekuensi
Prosentase
1
AMAT BAIK
4
12.1
2
BAIK
13
39.39
3
CUKUP
16
48.48
4
KURANG
0
5
AMAT KURANG
0
JUMLAH
33
100
Paparan data pada tabel 10 tersebut, menunjukkan bahwa kualitas keberagamaan siswa termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh prosentase dari hasil angket tersebut yang menunjukkan 39,39 %.
B. Analisa Uji Hipotesa Tahap ini akan dilaksanakan analisa untuk menguji hipotesa menggunakan analisa uji statistik dengan rumus Product Moment Pearson. Hipotesa statistik dalam penelitian ini adalah : Ho = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara kedisiplinan shaolat orang tuan dengan keberagmaan siswa. H1 = 0, artinya terdapat hubungan antara kedisiplinan shaolat orang tuan dengan keberagmaan siswa.
40
Tahap awal dalam uji hipotesa ini adalah dengan melakukan perhitungan data variabel X dan variabel Y, sebagaimana terlihat pada tabel 11. Tabel 11. Perhitungan Variabel X dan Variabel Y No Responden
X
Y
X2
Y2
XY
1
60
85
3600
7225
5100
2
64
85
4096
7225
5440
3
60
80
3600
6400
4800
4
55
80
3025
6400
4400
5
60
80
3600
6400
4800
6
62
85
3844
7225
5270
7
62
80
3844
6400
4960
8
61
75
3721
5625
4575
9
60
80
3600
6400
4800
10
60
75
3600
5625
4500
11
62
85
3844
7225
5270
12
63
100
3969
10000
6300
13
62
80
3844
6400
4960
14
62
75
3844
5625
4650
15
63
85
3969
7225
5355
16
61
90
3721
8100
5490
17
63
90
3969
8100
5670
18
63
100
3969
10000
6300
19
53
70
2809
4900
3710
20
56
70
3136
4900
3920
21
55
75
3025
5625
4125
22
50
70
2500
4900
3500
23
59
70
3481
4900
4130
24
58
70
3364
4900
4060
41
25
63
85
3969
7225
5355
26
52
60
2704
3600
3120
27
61
75
3721
5625
4575
28
61
75
3721
5625
4575
29
63
85
3969
7225
5355
30
58
70
3364
4900
4060
31
54
65
2916
4225
3510
32
58
70
3364
4900
4060
33
58
75
3364
5625
4350
Jumlah
1962
2595
117066
206675
155045
Berdasarkan tabel 11 di atas, akan ditentukan nilai koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y, yaitu Rxy. Perhitungan nilai Koefisien korelasi Rxy dengan rumus Product Moment Pearson sebagai berikut : NΣxy - (Σx).(ΣY) Rxy = ----------------------------------------√ [NΣx2 - (Σx)2] [NΣY2-(ΣY)2]
rxy= Koefisien Korelasi antara variabel x dan y x = variabel kedisiplinan sholat orang tua y = variabel keberagamaan siswa N = jumlah responden
Σx
= 1962
ΣY
= 2595
Σx2
= 3364
ΣY2
= 5625
42
Σxy
= 4350
(Σx)2 = 3849444 (ΣY)2 = 6734025 NΣxy - (Σx).(ΣY) Rxy
= ------------------------------------------------√ [NΣx2 - (Σx)2] [NΣY2-(ΣY)2] (33 x 4350) – (1962) (2595) = ---------------------------------------------------------------√ [(33 x 3364) - 3849444] [(33 x 5625) - 6734025]
25095 = ---------------------------√ 13734 x 86250 25095 = ---------------------------√ 13734 x 86250 25095 = ---------------------------√ 1184557500 25095 = ---------------------------34417.4 = 0.729137
Hasil perhitungan nilai koefisien korelasi product moment dari variabel X (kedisiplinan shalat orang tua) dan variabel Y (keberagamaan anak), diperoleh nilai rxy hitung = 0.729137. Tahap selanjutnya menentukan nilai koefisien korelasi pada tabel dengan : N = 33 adalah sebagai berikut :
43
1. taraf signifikansi 5 % : rxy r tabel
= 0.729137 0,05
= 0.325
2. taraf signifikansi 1 % : rxy r tabel
= 0.729137 0,01
= 0.418
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa r0 (r hitung) lebih besar dari rt (r tabel), baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 %. Maka diperoleh hasil yang signifikan. Mengacu pada nilai r hitung dan nilai r pada tabel, terlihat nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel sehingga nilai hitung r terletak di daerah penolakan Ho.
Hal ini berarti pernyataan yang menyebutkan “tidak terdapat
pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di tolak. Sedangkan pernyataan yang menyatakan “terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di terima. Berdasarkan hasil uji terhadap 33 orang responden di SD Negeri Bawen 03, diperoleh keterangan objektif bahwa terdapat pengaruh yang berarti antara kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak Demikian juga dapat di interpretasikan, bahwa ada pengaruh positif antara kedisiplinan shalat orang tua dalam menunjang keberagamaan anak.
C. Pembahasan Pengujian hipotesa berkaitan pengaruh antara kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak telah dilaksanakan. Berdasarkan uji hipotesa
44
diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh yang berarti antara kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak. Hal ini berarti pernyataan yang menyebutkan “tidak terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di tolak. Sedangkan pernyataan yang menyatakan “terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di terima. Berkaitan dengan kedisiplinan orang tua dalam menjalankan ibadah shalat, berdasarkan hasil angket tersebut terdapat responden yang menyatakan bahwa orang tua di rumah tidak disiplin dalam mengerjakan shalat. Indikator ketidak disiplinan dalam mengerjakan shalat ini antara lain: 1. Sering terlambat dalam mengerjakan shalat. Shalat seringkali dikerjakan tidak di awal waktu. 2. Shalat dikerjakan secara sendirian, jarang sekali berjamaah. 3. Kadang-kadang tidak melaksanakan shalat Ada berbagai faktor yang menyebabkan hal demikian terjadi, antara lain : 1. Faktor Kesibukan dalam Bekerja Sebanyak 33 responden yang diberi angket, terungkap sebagian besar orang tuanya berstatus sebagai pegawai swasta, antara lain : karyawan pabrik, penjual sate, penjual asongan, buruh penggergajian kayu, tukang kayu, tukang ojek, sopir, buruh serabutan dan penjual makanan di pasar. Sebagai orang yang bekerja secara wiraswasta kadangkala dalam meluangkan waktu istirahat khususnya untuk mengerjakan shalat tidak selalu sama dalam kesehariannya. Dengan kata lain, pengambilan waktu istirahat biasanya tidak terprogram tergantung situasi pekerjaan. Meskipun telah tiba waktu shalat, tetapi jika
45
pekerjaan sedang ramai, misalkan sebagai seorang penjual sate, maka cenderung menunggu waktu yang longgar dalam mengerjakan shalat meskipun tidak jarang awal waktu datangnya pelaksanaan shalat telah berlalu cukup lama. Walaupun pada kenyataanya memang tidak semua orang yang bekerja di sektor swasta seperti demikian, berdasarkan hasil angket dari responden terungkap mayoritas orang tua mereka dalam hal kedisiplinan dalam mengerjakan shalat termasuk kategori baik. 2. Faktor Pemahaman dalam Beragama Faktor pemahaman dalam beragama juga menjadi hal yang penting karena dengan pemahaman yang baik dan tinggi dalam beragama, akan berpengaruh pada aktifitas sehari-hari dalam beribadah terutama dalam menjalankan ibadah shalat fardlu. Orang tua yang mempunyai tingkat pemahaman agama yang tinggi tentunya tidak akan merasa berat hati untuk menjalankan ibadah
karena
menjalankan ibadah terutama ibadah shalat fardlu pada dasarnya tidak hanya sebatas menjalankan perintah Allah SWT melainkan menjadi suatu kebutuhan dari seorang hamba kepada Tuhannya. Jika kita telusuri menurut ajaran Islam, shalat merupakan suatu amalan utama dan sangat penting untuk dilaksanakan oleh umatnya. Shalat merupakan tiangnya agama Islam, kuat dan kokohnya agama Islam tidak dapat lepas dari kualitas amalan ibadah shalat para pemeluknya. Berdasarkan hal tersebut, menjadi kewajiban orang tua dalam keluarga Islam untuk dapat melaksanakan ibadah shalat secara kontinyu, tepat waktu dan berjamaah.
46
3. Faktor Lingkungan Sosial Masyarakat Faktor lingkungan sosial masyarakat juga berpengaruh terhadap kebiasaan individu dalam masyarakat tersebut meskipun tingkat pengaruhnya pada tiap individu berbeda-beda tergantung sedikit banyak tingkat interaksi dalam masyarakat. Kondisi masyarakat yang berpola materialistik tentu berbeda dengan kondisi masyarakat yang berpola sufistik. Masyarakat dengan pola materialistik cenderung lebih memprioritaskan bagaimana mendapatkan harta atau penghasilan sebanyak-banyaknya. Berdasarkan perolehan data dilapangan berupa hasil wawancara, terungkap bahwa orang tua responden sebagian besar hidup dilingkungan industri (pabrik) dan lingkungan pasar. Hal ini berpengaruh pada pola pikir dan gaya hidup mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang cenderung bergaya materialistik yakni lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan hidup berupa materi seperti sandang, pangan, dan papan. Dalam kaitan pembinaan melaksanakan ibadah shalat, nabi Muhammad SAW sangat menekankan kepada para orang tua untuk mulai mengajari anak menjalankan ibadah shalat sejak usia 7 tahun. Pada saat anak menginjak usia 10 tahun, bahkan orang tua diperbolehkan memukul anak yang belum mau melaksanakan shalat fardlu. Pukulan yang di maksud dalam hal ini adalah pukulan ringan yang tidak mengakibatkan timbulnya rasa sakit karena tujuan dari pukulan ini adalah untuk mendidik anak.
47
Berdasarkan hal tersebut, orang tua sebenarnya merupakan pemegang amanah pertama dan utama bagi anak untuk mendidik, mengarahkan dan membina mereka hingga anak mau dan mampu melaksanakan ibadah terutama shalat fardlu dengan baik dan benar semata-mata untuk mencari keridloan Allah SWT. Pembimbingan dan pembinaan beragama perlu diupayakan semaksimal mungkin oleh orang tua. Hal ini bisa dengan berbagai cara antara lain dengan mengikuti kegiatan TPQ. Dalam kegiatan TPQ para santri mendapat berbagai materi pembelajaran keagaamaan, antara lain : BTA (Baca Tulis Alqur‟an), hafalan doa-doa harian, hafalan surat-surat pendek, hafalan hadits-hadits pendek pilihan, serta pembelajaran mengenai pasholatan yakni materi yang berkaitan dengan masalah shalat secara teori maupun praktek mulai dari awal hingga akhir. Sehingga dengan aktif mengikuti kegiatan TPQ, maka secara bertahap tapi kontinyu para santri akan bertambah pengetahuan dan kefahaman mengenai ajaran agama Islam. Hal ini akan bermuara pada meningkatnya kualitas keberagamaan setiap anak yang mengikuti kegiatan TPQ. Upaya orang tua dengan memasukkan anak untuk mengikuti kegiatan TPQ jika dicermati secara mendalam, hal tersebut sebenarnya telah ikut membantu meringankan tugas orang tua dalam memberikan pendidikan keagamaan kepada anak. Terlebih untuk para orang tua yang waktunya terkuras habis demi memenuhi nafkah keluarga, pada dasarnya kegiatan TPQ merupakan tempat yang pas dan tepat untuk meningkatkan kualitas keragamaan anak.
48
Hal yang perlu dicermati dan menjadi suatu keprihatinan adalah apabila pada saat anak berada dirumah hanya menggunakan waktunya untuk bermain dan menonton TV. Hal ini layak dicermati sebab pada saat ini tayangan dari berbagai stasiun TV baik milik swasta maupun milik pemerintah, lebih dominan bermuatan hiburan. Hiburan memang perlu bagi setiap orang terlebih bagi usia anak, akan tetapi hiburan yang diharapkan adalah hiburan yang mendidik kearah hal-hal yang positif bukan semata-mata hiburan. Kenyataan menunjukkan dari berbagai tayangan TV antara tayangan yang mendidik kearah pembentukan karakter mulia dan berkepribadian unggul di bandingkan dengan tayangan yang hanya sebatas menghibur, ternyata lebih banyak tayangan yang bersifat hanya sebatas hiburan. Bahkan yang sangat disayangkan, banyak tayangan yang belum saatnya dilihat untuk kategori anakanak namun telah dengan vulgarnya ditayangkan oleh hampir semua stasiun TV. Jika orang tua dalam mengawasi dan menjaga anak-anaknya kurang, apalagi tidak peduli dengan hal ini, maka akan berakibat pada penurunan moral anak dan termasuk dari akibat ini adalah menurunnya kualitas keberagamaan anak. Berdasarkan informasi dari responden melalui angket, dapat dinyatakan bahwa pada saat berada dirumah orang tuanya aktif mengerjakan shalat secara tepat waktu dan dilaksanakan dengan berjamaah bersama anggota keluarga serta senantiasa memperhatikan pendidikan agama kepada anak, ternyata juga mempunyai efek yang positif. Hal ini terlihat pada sikap dan perilaku anak (responden) tersebut saat berada di sekolah, tidak hanya dari nilai ulangan prakteknya saja yang baik tetapi juga pada sikap maupun tindak tanduk yang
49
sopan, menghormati guru dan teman, suka membantu teman yang mengalami kesulitan, mudah memaafkan kesalahan teman dan sikap terpuji lainnya. Sikap-sikap terpuji tersebut sejalan dengan pendapat Abdul Qadir Ahmad (2008:149), bahwa shalat yang diwajibkan Allah kepada orang beriman lima kali sehari semalam memiliki beberapa peran antara lain : a. berperan untuk menghilangkan rasa gelisah yang menghantui manusia, b.
dapat menabahkan hati dalam menghadapi kesulitan,
c. sabar terhadap sesuatu yang dibenci, dan sanggup mematahkan sifat yang mementingkan diri sendiri yang membekukan rasa sosial yang mulia Pada sisi yang lain, responden yang menyatakan bahwa orang tuanya kurang disiplin melaksanakan ibadah shalat dan kurang memperhatikan pendidikan agama kepada anak pada saat anak berada dirumah, ternyata responden tersebut dilihat dari hasil belajar PAI terlebih lagi pada nilai tes praktek shalat belum dapat mencapai nilai yang memuaskan bahkan masih terdapat siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Selain itu saat berada di sekolah memiliki sikap perilaku yang cenderung kurang terpuji, kurang dapat menghargai guru dan teman dan sering tidak mengindahkan nasehat guru. Perilaku ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang erat antara kedisiplinan orang tua terhadap keberagamaan anak. Orang tua yang melaksanakan shalat secara disiplin dan senantiasa mengajak anak untuk melaksanakan shalat secara berjamaah, maka anak tersebut akan terbiasa untuk melaksanakan ibadah shalat dengan disiplin tanpa merasa di paksa. Hal ini juga akan berakibat pada tingginya kualitas keberagamaan anak. Sedangkan pada
50
orang tua yang melaksanakan shalat secara tidak disiplin dan jarang sekali mengajak anak untuk melaksanakan shalat secara berjamaah, maka anak tersebut tidak akan terbiasa untuk melaksanakan ibadah shalat dengan disiplin. Hal ini akan berakibat pada rendahnya kualitas keberagamaan anak.
51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Kedisiplinan Shalat Orang Tua Terhadap Keberagamaan Anak” adalah” adalah : 1
Tingkat kedisiplinan orang tua siswa SDN Bawen 03 dalam menjalankan ibadah shalat tegolong baik. Hal ini ditunjukkan oleh prosentase dari hasil angket tersebut yaitu 78,89 %.
2
Tingkat keberagamaan siswa kelas IV SD Bawen 03 khususnya yang berkaitan dengan pemahaman, kemampuan serta kebiasaan dalam menjalankan ibadah shalat secara umum tergolong cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari ke-33 responden (siswa) tersebut prosentase nilai yang termasuk kategori minimal baik sebesar 51,49 yaitu: 39,39% (kategori baik) dan 12,1 % kategori amat baik.
3
Ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan orang tua terhadap keberagamaan anak. Mengacu pada nilai r hitung dan nilai r pada tabel, terlihat nilai r hitung (0.729137) lebih besar dari nilai r tabel (0.325), sehingga nilai hitung r terletak di daerah penolakan Ho. Hal ini berarti pernyataan yang menyebutkan “tidak terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di tolak. Sedangkan pernyataan yang menyatakan “terdapat pengaruh kedisiplinan shalat orang tua terhadap keberagamaan anak” di terima.
51
52
B. Saran 1. Orang tua perlu meluangkan waktu yang cukup bagi anak untuk pembinaan keagamaan khususnya pada saat berada dirumah. 2. Guru mata pelajaran, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah perlu lebih intensif lagi dalam hal membelajari materi tentang shalat secara teori maupun praktek.
53
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Pustaka Setia. Ahmad, Abdul Qadir. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Rineka Cipta. Al Kumayi, Sulaiman. 2007. Shalat Penyembahan dan Penyembuhan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Aly, Abdullah dan Samsul Hidayat. 1996. Al „Ubudiyah. Surakarta : Pusat Studi Islam dan Kemuhammadiyahan UMS. Dani K. 2002. Kamus Lengkap Bahasa. Surabaya : Penerbit Putra Harsa. Danim, Sudarman. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Penerbit Pustaka Setia. Daradjat, Zakiah. 1990. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta:Penerbit Bulan Bintang. Marzuki. 1997. Metodologi Riset. Yogyakarta : BPFE UII. Muhidin, S.A & Maman Abdurrahman. 2009. Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung:Pustaka Setia. Saerozi, Muhammad. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Salatiga:STAIN. Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Penerbit Alfabeta. Thalib, Muhammad. 1998. 50 Pedoman Mendidik Anak. Bandung : Penerbit Irsyad Baitus Salam