PEMERINTAH KABUPATEN BATANG BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA Alamat: Jl. Dr. Soetomo No. 58 Telp. ( 0285 ) 391271 Batang 51215
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG KANTOR BPPKB
PEKERJAAN REHAB GEDUNG PERMANEN
LOKASI KEC. BATANG KAB. BATANG
TAHUN ANGGARAN 2015
OFFICE : JL. YOS SUDARSO Gg. MANGGIS 04/01 KASEPUHAN BATANG 51214
SPESIFIKASI TEKNIS REHAB GEDUNG KANTOR BPPKB KEC. BATANG KAB. BATANG Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasarkan jenis pekerjaan yang dilelangkan, dengan ketentuan: 1. Tidak mengarah kepada merk / produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional; 3. Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan; 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan; 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; 6. Harus
mencantumkan
syarat-syarat
bahan
yang
dipergunakan
dalam
pelaksanaan pekerjaan; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk; 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; 9.
Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
LAPANGAN PEKERJAAN Keadaan lapangan pekerjaan pada saat penawaran termasuk segala sesuatu yang berada di lapangan, diserahkan tanggungjawabnya kepada Kontraktor dengan Berita Acara Serah Terima.
LINGKUP UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN 2.1.
Pada intinya pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah meliputi semua jenis pekerjaan yang secara tersendiri ataupun bersama-sama tercantum dalam : Dokumen Kontrak Pelaksanaan.
2.2.
Secara
teknis, pekerjaan yang harus dilaksanakan Kontraktor dalam
REHAB GEDUNG KANTOR BPPKB sebagai berikut : I
PEKERJAAN PERSIAPAN
II
PEKERJAAN TANAH
III
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
IV
PEKERJAAN BETON
V
PEKERJAAN RANGKA ATAP
VI
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
VII
PEKERJAAN KAYU
VIII
PEKERJAAN LANGIT - LANGIIT
IX
PEKERJAAN LANTAI
X
PEKERJAAN INSTALASI
XI
PEKERJAAN PENGECETAN
Volume pekerjaan tersebut dapat dilihat pada Bill of Quantity (BOQ).
LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN Kontraktor sebelum memulai pekerjaan harus melakukan Pengadaan, Pengelolaan, mendatangkan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mobilisasi/demobilisasi peralatan personil, papan nama proyek, pengukuran, dan sebagainya yang pada umumnya langsung dan
tidak
langsung termasuk dalam usaha menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan dengan baik, sempurna dan lengkap sesuai dengan gambar rencana, dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Direksi. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor berkewajiban : a. Uitzet dan Pembersihan Lahan b. Memasang Papan Nama Kegiatan c. Pembongkaran Dinding d. Pembuangan bekas bongkaran e. Melakukan pengupasan plesteran f. Mengadakan hal-hal lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib mentaati dan melaksanakan pekerjaan persiapan yang menjadi tanggungjawabnya berdasarkan Petunjuk Teknis. Papan Nama Proyek Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan.
Pembersihan Lapangan dan Pembongkaran Halaman/lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus dibersihkan terlebih dahulu dari pembongkaran bangunan lama. Sisa pembongkaran dibuang dari lokasi site secepatnya sebelum dilaksanakan uitzet. Segala biaya pembongkaran dan Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek pembersihan menjadi tanggung jawab pemborong. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barangbarang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
Pekerjaan Pembongkaran. a. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas (MK) dan pihak terkait (Pengelola Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan pekerjaan. b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan. Pemeriksaan Tempat Kerja. Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan segala akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan pembongkaran. Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah dilakukan pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas. Pengamanan/pemutusan Jalur-jalur Instalasi a. Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioning (AC) atau instalasi lain dengan menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Konsultan Pengawas, Pemilik bangunan (Pengelola gedung) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Pembongkaran a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman.Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan getaran yang mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya. b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya
c. Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tnggung jawab pelaksana pembongkaran/kontaktor. d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan (proyek). e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan dapat digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan diketahui oleh Konsultan Uitzet /Pengukuran dan pemasangan Bouplank: 1. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam gambar rencana. 2. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama atau ditanyakan pada Direksi Teknis. 3. Sebagai ukuran pokok ± 0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana. Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Direksi Teknis dan Pengawas akan menetapkan patok duga ± 0,00 tersebut di lapangan dan dibuat dari patok beton yang sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan pembangunan atau tanda lainnya yang bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan. 4. Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan mempergunakan alat-alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada bangunan yang telah ada. 5. Setelah Ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan Bouplank. Kayu papan yang digunakan minimal dari kelas kuat II dengan ukuran lebih kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar Bangunan dengan jarak kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan. 6. Perlengkapan Peralatan Perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum memulai proses Pekerjaan.
PEKERJAAN TANAH
Urugan Tanah Kembali a.
Bekas galian pondasi diurug dengan tanah yang dipadatkan, dikeringkan secara berlapis dengan setiap lapisan setebal 20 cm kemudian dipadatkan.
b.
Tanah urug yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran yang dapat membusuk atau mempengaruhi kepadatan urugan.
c.
Kelebihan tanah yang mungkin didapat dari galian apabila tidak diperlukan didalam proyek harus secepatnya dikeluarkan dari lokasi proyek.
Urugan Pasir Bawah Pondasi a.
Lapisan pasir urug harus bersih dari segala kotoran, pasir dipadatkan dan disiram dengan air, hasil akhir harus rata, padat, sesuai dengan peil yang dikehendaki.
b.
Pada pondasi batu kali menggunakan adukan campuran 1 pc : 6 ps karena adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang keropos dan untuk pondasi digunakan batu yang baik dan memenuhi syarat-syarat dan sesuai dengan persetujuan Direksi.
c.
Pada pondasi untuk kolom-kolom beton, sloof beton dan sebagainya harus disediakan stek-stek tulangan kolom yang tertanam dengan baik pada pondasi sedalam 20 cm dan terlihat dari laur sepanjang 40 cm diatas sloof dengan diameter dan jumlah besi sesuai kolom beton.
Urugan Pasir Bawah Lantai Lapisan pasir urug harus bersih dari segala kotoran, pasir dipadatkan dan disiram dengan air, hasil akhir harus rata, padat, sesuai dengan peil yang dikehendaki. .
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
Bahan PC, pasir daan air harus memenuhi persyaratan sesuai dengan:
1. Ketentuan umum Semua bahan yang diperlukan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan spesifikasi bahan bangunan SK SNIS-04-1989-F atau ketentuan yang sudah diatur dalam bidang pembangunan pada umumnya. Semua bahan-bahan ataupun perlengkapan yang dipakai, dipasang,atau dikerjakan dalam pembangunan ini harus seijin Direksi dan Konsultan Pengawas. Bahan alat-alat ataupun perlengkapan yang dibeli oleh Pelaksana Pekerjaan untuk pekerjaan ini, diletakkan pada tempat yang mudah diperiksa oleh Direksi, untuk itu Pelaksana Pekerjaan wajib mempersiapkan segalanya agar pemeriksaan tersebut terlaksana 2. Air untuk pembangunan. Untuk pembangunan, air yang digunakan haruslah air tawar yang bersih dan bebas dari mineral organik, bebas lumpur, larutkan air kali dan lain-lain. 3. Semen / Portland Cement (PC) Untuk semen (PC) dipakai kualitas semen yang memenuhi persyaratan sekwalitas semen merk Tiga Roda yang memenuhi persyaratan SNI 8.
4. Pasir a. Pasir harus bersih,bebas kotoran b. Butir-butir pasir harus tajam dan keras bergradasi tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. c. Kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 5 % dari berat kering, bilamana lebih dari 5 % pasir harus dicuci terlebih dahulu.
PEKERJAAN PASANGAN 1. Aanstamping Pekerjaan pasangan batu blonos (batu blondos) menggunakan batu kali yang keras, padat dan tidak berongga serta tidak mengandung tanah atau lumpur yang melekat. 2. Pasangan Batu Belah
Split / batu pecah yang digunakan adalah butir-butir keras tidak berpori, warna abu-abu, bersih dan tidak mengandung zat alkali aktif, dan diameter split berukuran antar 2-3 cm.
Tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1 % terhadap berat kering. Yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar darus dicuci.
Penyimpanan batu pecah sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
Batu kali yang dipergunakan adalah batu belah yang keras, padat tidak berongga-rongga
Ukuran pondasi / pasangan batu kali harus sesuai gambar dengan adukan 1 pc : 6 ps. Sisi pasangan batu kali yang ditimbun tanah harus diplester kasar (beraben) agar tidak terdapat celah-celah
Sebelum pondasi lajur yang dipasang, terlebih dahulu dibuat profil / bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah disetujui oleh Konsultan / Direksi lapangan
Permukaan dasar dari galian harus datar dan bersih dari segala kotoran, lalu harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm, disiram dan diratakan sampai benar-benar padat. Diatas lapisan pasir tersebut diberi aanstamping, batu belah yang dipasang sesuai Gambar Rencana
Pondasi batu belah menggunkan adukan dengan campuran 1 pc : 6 psr setinggi 75 cm dihitung dari permukaan atas ke bawah sampai anstamping.
Adukan harus membungkus batu belah pada bagian tengah pondasi, sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang berongga / tidak padat.
Pada pondasi batu belah untuk peletakan kolom-kolom beton atau kolom praktis beton, harus disediakan stek-stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok, yang tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40 diameter tulangan pokok (sesuai dengan ukuran dan Gambar detail)
3. Pasangan Batu Bata
Batu bata yang digunakan harus matang pembakarannya, bila direndam di dalam air tetap utuh, tidak pecah / hancur.
Ukuran bata 5 x 11 x 23 cm untuk rusuk-rusuknya tajam dan ukurannya sama besar berasal dari satu produk dan langsung didatangkan dari pabrik atau penjual
Semen PC yang digunakan setara Tiga Roda / Gresik. Umur penyimpanan semen digudang tidak boleh lebih dari 30 hari sejak keluar dari pabrik. Penyimpanan dilakukan di gudang yang lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari muka tanah, semen yang membatu / lembab tidak diijinkan untuk dipakai.
Pasir Pasang sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir harus bersih dari segala kotoran, bahan-bahan kimia dan bebas dari lumpur. Khusus untuk plesteran, pasir yang digunakan pasir yang lembut. Setiap pekerjaan harus didahului dengan contoh sebelum disetujui untuk dipakai
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, batu bata direndam didalam air sampai jenuh dan permukaan yang dipasang harus basah. Bata yang dipasang harus bata utuh / tidak pecah, kecuali untuk las-lasan
Pemasangan bata harus dipasang selang-seling dengan perbedaan separuh bata dan satu sama lain harus terdapat ikatan yang sempurna. Tebal siar / spesies batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm dan maksimum 2 cm
Dalam satu hari pelaksana, pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter dan pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun tidak
tegak bergigi. Semua pasangan bata harus waterpass dan tiap-tiap kali diukur rata dengan lantai, dengan menggunakan benang. Pasangan benang tidak boleh lebih dari 20 cm diatas pasangan dibawahnya
Untuk semua dinding mulai permukaan sloof sampai setinggi 20 cm diatas permukaan lantai dalam ruangan digunakan adukan 1 pc : 6 psr, demikian juga untuk dinding kamar mandi dan WC mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 1,5 m digunakan 1 pc : 6 psr.
Bidang dinding bata ½ batu dengan luas lebih dari 10 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat berupa kolom praktis dengan ukuran 12 x 12 cm dengan tulangan pokok 4 Ø 10 mm, begel Ø 6 - 150
Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus dan pola ikatan harus terjaga dengan baik di seluruh pekerjaan. Pengukuran dilakukan dengan tiang let dan harus diukur dengan tepat
Pertemuan sudut antara dinding harus siku, kecuali apabila pertemuan tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam Gambar kerja
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi perlengkapan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m vertikal dan horizontal
Jika melebihi, kontraktor harus membongkar atau memperbaikinya, biaya untuk pekerjaan ini ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambahan
Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, balok penguat beton, maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar kerja, harus dipasang angkur Ø – 10 mm tiap jarak sebesar 1,2 m
PEKERJAAN PLESTERAN 1. Bahan
Semen / Portland Cement (PC) Semen PC yang digunakan setara dengan produksi PT. Semen Nusantara / Tiga Roda / setara
Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus halus dan warna asli
2. Jenis Plesteran
Plesteran 1 pc : 6 psr Sudah termasuk Acian.
Plesteran digunakan untuk menutup dinding yang selalu berhubungan dengan air, pelesteran sudut dan plesteran beton.
Plesteran 1 pc : 6 psr. Pasir Muntilan digunakan untuk seluruh dinding selain dinding tahan air.
3. Pelaksanaan
Semua siar di permukaan dinding batu harus dikerok sedalam ± 1 cm agar plesteran dapat lebih merekat
Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dimulai, permukaan harus dalam keadaan basah
Tebal plesteran harus sama di kedua sisi dan hasil akhir dari dinding tembok setelah diplester adalah 15 cm
Dinding diatas plafond diplester bersap
Semua jenis aduk plesteran tersebut diatas disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air
Kontraktor harus menyediakan pekerja / tukang yang ahli untuk melaksanakan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus
Kecuali untuk plesteran tersebut, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan
Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci halus, harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupu benda-benda lain yang membuat cacat
Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi dulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm
Sedangkan untuk permukaan yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikerok / scrathced
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa yang ada di seluruh bagian dinding bangunan
Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat dipakai plesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya
Untuk bidang pasangan menggunakan bahan / material akhir lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang akan digunakan tersebut.
Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk tiap area 2 m2.
Ketebalan plestreran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja
Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maksimal 2,5 cm
Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang dikaitkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran
4. Pemeliharaan
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar dan tidak secara tiba-tiba
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara tepat
Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut : selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurangkurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan / material akhir, kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakankerusakan dan pengotoran dengan biaya adalah tanggungan kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang diisyaratkan tersebut diatas.
Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan Konsultan / Direksi lapangan, maka kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan / Direksi lapangan
Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam pekerjaan plesteran harus dikerjakan secara sempurna, tegak dan siku sudut bagian luar hendaknya dibaut tumpul (bulat)
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus diperbaiki. Bagian-bagian yang akan diperbaiki dibobok secara teratur dan plesteran baru harus dibuat rata dengan sekitarnya.
Pekerjaan plesteran hanya bisa dilaksanakan setelah pekerjaan atap sudah selesai / bangunan terlindungi
Bilamana diperlukan pemasangan pipa / alat-alat yang ditanam pada dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya. Pahatan tersebut setelah pipa terpasang harus ditutup dengan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna.
5. Sponengan Sudut Plesteran skoning dengan campuran 1 pc : 2 ps
Memperbaiki dan membersihkan. Kontraktor wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang bagian-bagian tersebut
dengan bentuk memanjang,
memakai alat serta diplester kembali. Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat lainnya. Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua plesteran yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran.
PEKERJAAN BETON
Semua pekerjaan beton harus memenuhi peraturan Beton Indonesia, kecuali telah ditetapkan pada bagian lain. Kontraktor harus memperhatikan semua pekerjaan mechanical, sanitary dan pekerjaan listrik serta lubang-lubang untuk pipa atau pekerjaan ducting yang harus ditanam didalam beton, berdasarkan persyaratanpersyaratan dari gambar ME. Bahan tambahan lain yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan dari direksi Pengawas.
NI-3 tahun 1970 (Peraturan untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan)
NI-6 tahun 1964 (Peraturan Cement Portland)
NI-2 tahun 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)
PUBI-1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia)
Persyaratan ini adalah persyaratan minimum. a. Penyedia dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, disyaratkan atau sebagaimana diperlukan. b. Ukuran / Dimensi dari bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuranukuran dalam garis besar. Ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Perencana atau Direksi / Pengawas guna mendapat ukuran sesungguhnya yang disetujui pengawas. c. Air
Air untuk campuran beton harus bersih dan bebas dari unsur yang merusak, seperti minyak, bahan-bahan organis, atau bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat lainnya.
Air tersebut harus diuji dilaboratorium penguji untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam PBI1971 untuk bahan campuran beton.
Apabila terdapat keraguan-keraguan mengenai air, maka pemborong diharuskan mengirim contoh air tersebut ke Lembaga Pemeriksaan bahan-bahan untuk menyelidiki air tersebut dengan biaya pemborong.
d. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan adalah batang-batang baja tegangan lunak dengan tegangan leleh 2400 kg / cm2
Penyimpanan baja tulangan harus sedemikian rupa sehingga mudah dikenali ukurannya dengan jalan mengelompokkan sesuai ukurannya.
Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar, balok-balok penyangga tulangan harus sesuai dengan tebal penutup beton dan minimal berkekuatan sama dengan beton yang dituangkan berdekatan.
Semua baja tulangan harus baru dan ukuran sesuai dengan standar Indonesia untuk beton NI-2-PBI-1071 atau ASTM Dessignation A-5 dan harus disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan. Kontraktor harus dapat memberi surat keterangan pengujian oleh pabrik dari baja tulangan beton yang disediakan untuk disetujui Konsultan / Direksi lapangan sesuai dengan persyaratan mutu setiap konstruksi seperti tercantum dalam Gambar Rencana.
Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus dibersihkan dari serpihan-serpihan, karat, minyak, oli, dan lapisan yang akan merusak atau mengurangi daya lekat didalam beton.
Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar konstruksi.
Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak.
Batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Konsultan / Direksi lapangan.
Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan Gambar Rencana.
Agar tulangan tetap ditempatnya, maka tulangan harus diikat dengan kawat beton (Bendrat) dengan bantalan blok-blok cetak / beton decking atau kursi-kursi besi / cakar ayam peregang “spacer” atau logam gantung (“metal hangers”) sesuai dengan kebutuhan.
Dalam segala hal, untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat sehingga tidak akan ada batang yang turun.
Penunjang ini harus dibuat sari logam-logam yang tidak dapat berkarat (non-corrosible)
Jarak terkecil antara batang yang pararel harus sama dengan diameter dari batang-batang, tetapi jarak yang terbuka tidak boleh lebih dari 2,4 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan halus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
e. Selimut Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak yang tepat untuk setiap bagian-bagian konstruksi tertentu seperti : Balok 2, 5 cm dan Kolom 3.0 cm f. Penyambungan
Jika diperlukan untuk penyambungan tulangan pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukkan pada gambar, bentuk dari sambungan harus ditentukan oleh Konsultan / Direksi lapangan.
Overlap pada sambungan untuk tulangan-tulangan dinding tegak (vertikal) dan kolom, sedikitnya harus 40 kali diameter batang, kecuali bila telah ditetapkan secara pasti pada Gambar Rencana dan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan / Direksi lapangan
g. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaan selalu harus mendapat persetujuan dari Konsultan / Direksi lapangan.
h. Mengaduk
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengadukan beton yaitu “Batch Mixer” atau “Portable Continous Mixer” dan sesudah merata dimasukkan air sambil diaduk selama 2 menit (waktu pemasukan air dibatasi 25 detik), dalam hal ini harus dijaga adukan plastis merata dan tidak boleh ada bagian yang tidak bahan beton.
Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengadukan berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3.
Konsultan / direksi lapangan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali jika dimintakan adanya perubahan dalam komposisi dan konsistensi.
Air harus dituangkan lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
Pengadukan yang berlebihan (lamanya), membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki, jika diperkenankan.
Truk pengaduk (Truck mixer) hanya diperkenankan jika pengadukan dan pengerjaan adalah sedemikian rupa sehingga beton dari adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan mutu yang tinggi.
Pengaduk yang sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak memuaskan, harus diperbaiki. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang ditentukan, kecuali apabila telah nyata diperkenankan oleh Konsultan / Direksi lapangan. Tiap mesin pengaduk dilengkapi dengan air mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.
i. Suhu
Suhu beton sewaktu-waktu dicor / dituang tidak boleh lebih dari 320 C dan tidak kurang dari 4,50 C.
Bila suhu beton yang ditaruh berada antara 270 C dan 320 C maka beton harus diadukan ditempat pekerjaan, kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu cuaca sedemikian rupa sehingga suhu dari beton melebihi 320 C, maka kontraktor harus mengambil langkah -langkah dengan mengecor pada waktu malam hari, bila perlu atau mempertahankan suhu beton agar bisa dicor pada suhu dibawah 32 0 C.
j. Rencana Cetakan
Kontraktor
harus
terlebih
dahulu
mengajukan
perhitungan-
perhitungan gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Pengawas atau yang ditunjuk sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakankerusakan yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian. Dalam gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan / acuan sambungan-sambungan serta kedudukan dan sistem rangkanya, pemindahan dan cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman
Bahan
dan
perlengkapan
tambahan
harus
diadakan,
seperti
disyaratkan untuk mencetak / membentuk dan mendukung / menyokong pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton yang disyaratkan
Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian rupa agar praktis penggunaannya dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi diatas tanah sedemikian rupa agar memberi kesempatan untuk pengeringan udara secara alami
k. Konstruksi Cetakan
Cetakan untuk balok, pelat, kolom, listplang, dan bagian konstruksi lain dibuat dari papan terentang tebal mimimal 2,5 cm dengan
diperkuat kaso secukupnya sehingga menghasilkan beton yang lurus rata sesuai dengan gambar tidak menggelembung
Stut-stut balok untuk balok dan pelat harus dari dolken yang baik, ada di pasaran atau bahan lain yang memenuhi syarat.
Multipleks hanya diperbolehkan dipakai 2 (dua) kali bolak-balik atau setiap permukaan hanya 1 (satu) kali
Harus tersedia alat-alat yang sesuai serta cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan beton yang telah selesai
Semua cetakan harus benar-benar teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dapat mencegah pengembangan atau gerakan lain selama penuangan beton
Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan
Perancah harus dari kayu dengan ukuran minimum 5/7. Perancah harus merupakan konstruksi yang kuat, kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya prategang dan gaya sentuhan yang mungkin ada
l. Pengangkutan Beton Semua cara dan alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan nilai slump. m. Pengecoran
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan / bekisting selesai. Ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, besi penggantung plafond sesuai pola kerangka langit-langit, stek-stek angkur penyokong dan pengikat serta lain-lainnya yang telah selesai dikerjakan.
Sebelum
pengecoran
dimulai,
permukaan-permukaan
yang
berhubungan dengan pengecoran harus disetujui Konsultan / Direksi lapangan
Semua permukaan cetakan yang dilekati spesie / mortel dan adukan beton harus dibersihkan dari adukan-adukan tersebut sebelum pengecoran dilanjutkan
Sebelum
pengecoran
beton,
semua
permukaan
pada
tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air tergenang, reruntuhan atau bahan terlepas
Permukaan bekisting dari bahan-bahan yang menyerap pada tempattempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata, sehingga kelembaban / air dari beton yang baru dicor tidak akan diserap
Pada pengecoran baru ke permukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu, permukaan beton lama tersebut harus bersih dari kotoran dan bahan asing yang menutupinya
Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang masih berlanjut terhadap sistem struktur / penulangan yang ada
Koordinasi dengan pekerjaan elektrikal, sanitasi dan mekanikal harus dilakukan sebelum pengecoran dimulai terutama yang menyangkut pipa-pipa sparing yang menembus / tertanam dalam beton untuk keperluan setiap disiplin kerja
Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan / Direksi lapangan serta pengawas Kontraktor ada ditempat kerja dan persiapan benar-benar telah memadai
Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ke posisi terakhir sependek mungkin sehingga tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesi pada waktu pengecoran
Tidak diijinkan pemisahan yang berlebihan agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, sudut yang terlalu besar atau bertumpu dengan baja tulang-tulangan.
Jika diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin terjadi, kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang sesuai untuk mengontrol jatuhnya beton
Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom, harus menggunakan tremie dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2 meter
Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian rupa sehingga spesi, mortel terpisah dari agregat kasar
Selama hujan, air semen spesie tidak boleh dihamparkan pada construction joint dan air semen atau spesie yang hanyut terhampar harus dibuang dan dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan
Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum bagian itu selesai
Ember-ember / bucket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran, mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang
Ember beton harus mudah diangkat / diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi terbatas
Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan
Dalam pemadatan setiap lapisan beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah, tanpa menyentuh tulangan dan bekisting
Lama penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dari airnya (maksimum 10 detik)
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar Type Immersion, beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton
n. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
Waktu dan cara pembukaan serta pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan beton
Beton baru dijinkan dibebani setelah berumur 28 hari
Cetakan dan permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan yang tidak rata, tidak halus dan tidak rapi harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan / Direksi lapangan
Cetakan boleh dibuka jika bagian konstruksi tersebut telah mencapai kekutan yang cukup untuk memikul beban berat sendiri dan beban pelaksanaan
o. Perawatan (Curing)
Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilakukan
Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus-menerus segera setelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa-pipa yang berlubang
Penyiraman mekanis atau cara-cara yang dibasahi yang akan menjaga agar permukaan selalu basah
Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud spesifikasi air untuk campuran beton
p. Perlindungan
Harus disediakan penutup selama pengecoran dan perawatan beton untuk melindungi beton dari hujan dan terik matahari
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakankerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh konsultan / Direksi lapangan
Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung, paling sedikit 3 hari setelah pengecoran
Perlindungan semacam itu harus dibuat seefektif setelah pengecoran dilaksanakan
q. Perbaikan Permukaan Beton
Jika sesudah permukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis permukaan atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang, dan diganti oleh Kontraktor / Direksi lapangan memberi ijin untuk menambal tempat yang rusak, maka penamablan harus dikerjakan seperti yang tercantum dalam pasal-pasal berikut
Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerudakan karena cetakan, lubang baut, ketidakrataan atau bengkok harus dibuang dengan pemahatan atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat
Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggitan tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat (terkunci) di tempatnya
Sebelum dicor semua harus dibasahi sampai jernih, baru kemudian dilakukan perbaikan
Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsip harus dibuat shop drawing untuk dimintakan persetujuan Konsultan / Direksi lapangan
Bagian bangunan yang harus kedap air antara lain : lantai toilet, pelat atap, minimum harus memakai adukan / campuran beton 1 pc : 1 1/2 kerikil tanpa mengurangi persyaratan mutu beton K 225 kedap air
Bagian-bagian ini harus dilaksanakan secara terus-menerus tanpa putus sampai meliputi 1 (satu) bagian penuh
Jika terpaksa harus menghentikan pengecoran disebabkan teknis pelaksanaan
yang
tidak
memungkinkan,
kontraktor
harus
merencanakan penghentian pengecoran tersebut dengan memasang water stop WC r. Sparing
Lubang-lubang talang pada pelat beton atap dan lantai
Ukuran pipa sparing harus sesuai dengan gambar
Sparing untuk listrik dipergunakan pipa Clipsat sesuai dengan gambar dan dilengkapi dengan doos dan kawat penarik kabel yang berada dalam sparing elektrikal ini
Kontraktor harus memperhatikan dan meneliti pelengkap elektrikal pada dokumen lelang
s. Pekerjaan Beton Tidak langsung
Komposisi campuran beton tidak bertulang adalah 1 pc : 3 : psr : 6 krl
Dalam pengecoran, permukaan harus rata dan kerikil tidak diperkenankan keluar, kecuali dinyatakan lain dalam gambar kerja
Untuk perataan harus menggunakan rooskam panjang
Untuk lantai dengan kerikil timbul (beton sikat), digunakan kerikil kali yang halus dan tidak runcing
Kerikil yang digunakan untuk penyelesaian permukaan tipe pedestrian tersebut, berdiameter antara 11/2 cm sampai 3 cm
t. Beton Kedap Air Beton untuk tangki air, dinding, basement, lubang galian (pit) dan pekerjaan beton lainnya yang berhubungan dengan air harus dibuat kedap air, antara lain dengan sistem membrane sheet waterproofing dan atau menambahkan bahan aditif yang sesuai dan atas persetujuan Direksi pengawas. Penggunaan bahan aditif tersebut tidak akan mempengaruhi kekuatan maupun ketahanan beton jika dipakai sesuai petunjuk. u. Mutu Beton Mutu beton non struktural yang digunakan adalah :
Sloof 15 x 20 cm K-175
Ringbalk 12 x 15 cm K-175
v. Tes Mutu Beton Tes mutu beton harus dilakukan pemborong dengan diawasi Direksi lapangan. Pemborong harus menyiapkan segalanya agar semua proses pengawasan dan pengambilan sampel dapat diawasi dengan baik dan mudah selam periode proyek. Semua prosedur pengambilan sampel harus sesuai dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971
Benda uji yang digunakan harus berupa kubus 15 x 15 x 15 cm dimana cetakan untuk benda uji ini harus terbuat dari besi sehingga didapat benda uji yang sempurna
Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi tes kekuatan (crushing test) dan slump test.
Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan pengecoran. Nilai slump test harus tercapai sebagaimana dalam PBI tahun 1971
Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu yang disyaratkan, maka Direksi lapangan berhak untuk memerintahkan hal-hal berikut : Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa; Non destructive testing; Core drilling; Testtest lain yang dianggap relevan dengan masalahnya
Apabila telah dilakukan langkah-langkah sebagaimana disebutkan diatas dan ternyata mutu beton tetap tidak memenuhi syarat, maka Direksi lapangan berhak memerintahkan pembongkaran beton yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut sesegera mungkin
Segala biaya pengambilan sampel, pemeriksaan, pembongkaran, pekerjaan perbaikan dan pekerjaan pembuatan kembali konstruksi beton sepenuhnya menjadi beban pemborong
Pada penggunaan adukan beton ready mix, pemborong harus mendapat ijin lebih dahulu dari Direksi lapangan dengan terlebih dahulu mengajukan calon nama dan alamat supplier untuk beton ready mix tadi. Dalam hal ini pemborong tetap bertanggung jawab penuh bahwa adukan yang disupply benar-benar memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang kontinyu pada setiap pengiriman.
Segala test kubus yang harus dilakukan di lapangan harus tetap dijalankan sesuai PBI 1971 dan Direksi lapangan akan menolak supply beton ready mix bilamana diragukan kualitasnya. Semua resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut diatas sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
1. Sloof
Sloof
berfungsi
sebagai
penghubung
antara
kolom-kolom
serta
mengurangi displacement pada arah lateral maupun vertikal. Balok sloof juga berfungsi menahan momen yang timbul pada bagian bawah kolom, sehingga momen yang terjadi didistribusikan pada balok penghubung ini.
Ukuran sloof yang dipakai adalah ukuran 15 x 20 cm, menggunakan 4 tulangan Ø 10, begel Ø 6 – 150.
2. Ring Balk Balok berfungsi sebagai penghubung antar kolom dan dan menahan beban diatasnya beserta semua gaya yang bekerja pada bangunan tersebut. Pemakaian balok pada lantai dan ringbalk digunakan ukuran balok 12 x 20 cm. 3. Tulangan Besi Tulangan besi polos atau ulir menggunakan besi beton polos atau ulir dan kawat beton. 4. Bekisting (Acuan Beton) a) Kontraktor perhitungan
harus
menyerahkan
kepada
Pengawas
semua
dan gambar rencana bekistingnya untuk mendapat
persetujuan bilamana diminta Pengawas, sebelum pekerjaan dilapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun Pengawas telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana bekisting dari Kontraktor, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. b) Material untuk bekisting dapat dibuat dari kayu, besi, atau material lain yang disetujui Pengawas. Kesemua tipe material tadi bila digunakan tetap harus memenuhi kebutuhan untuk bentuk, ukuran, kwalitas dan kekuatan, sehingga didapat hasil beton yang halus, rata, dan sesuai dimensi yang direncanakan. c) Bekisting terkandung
harus
benar-benar
menjamin
agar
air
yang
dalam adukan beton tidak hilang atau berkurang.
Pengerjakan bekisting harus sedemikian rupa sehingga hubungan papan bekisting terjamin rapat dan tidak akan
menimbulkan
kebocoran. Konstruksi bekisting harus cukup kaku, dengan pengaku-pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk mencegah terjadinya pergeseran ataupun perubahan bentuk yang diakibatkan gaya-gaya yang mungkin bekerja pada bekisting tadi. Hubunganhubungan antara bagian bekisting harus menggunakan alat-alat yang memadai agar didapat bentuk dan kekakuan yang baik. Pengikatan bagian bekisting harus dilakukan horizontal dan vertikal. Semua bekisting harus direncanakan agar dalam proses pembukaan tanpa memukul atau merusak beton. Untuk pengikatan
dalam beton harus menggunakan batang besi dan
murnya. d) Bila
diperkirakan
akan
terendam
air,
Pemborong
harus
membuat bekisting kedap air dengan melapisinya menggunakan bahan yang tidak tembus air sesuai petunjuk Pengawas. e) Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus dibersihkan dengan teliti sebelum digunakan kembali, dan bekisting yang telah digunakan berulang kali dan kondisinya sudah tidak dapat diterima Pengawas, harus segera disingkirkan untuk tidak dapat dipergunakan lagi atau bilamana mungkin diperbaiki agar kembali sempurna kondisinya. . f)
Bila dipakai bekisting multiplek atau tripleks maka permukaan harus cukup rata dan tebal yang dipakai minimal adalah 12 mm dengan perkuatan balok kayu 5/7 cm dengan jarak maksimal 40 cm dan pemakaiannya maksimum 3 kali. Kayu yang dipakai adalah kayu kelas II yang sesuai dengan persyaratan PPKI 1970 atau kayu lokal yang setaraf. Semua pekerjaan sudut-sudut beton, bilamana tidak dinyatakan lain dalam gambar harus ditakik 25 mm.
g) Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan perhitungan harus diajukan dan disetujui Pengawas. h) Bagian dalam dari bekisting besi dan kayu boleh dipoles dengan non-staining mineral
oil dengan sepengetahuan Konsultan
Pengawas. Pelumasan tadi harus dilakukan dengan hati-hati agar cairan tadi tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga pembesian. i)
Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut diatas,
harus dibasahi hingga benar-benar basah sebelum
pengecoran beton. j)
Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran dan kering dari air.
k) Pembersihan dan pengeringan harus sedemikian rupa hingga terjamin mutu beton bahwa
bagian
yang diharapkan dan untuk jaminan
dalam
bekisting betul-betul kering harus
digunakan kompresor. Finishing beton bertulang sejauh mungkin dihindari dan perataan permukaan beton harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas.
Pembongkaran Bekisting a) Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Pengawas, semua bekisting harus disingkirkan dari permukaan beton. Untuk memungkinkan tidak terganggunya kemajuan pekerjaan dan dapat dengan segera dilakukan langkah perbaikan bila perlu, bekisting harus secepatnya dibongkar segera setelah beton mempunyai kekerasan dan kekuatan seperlunya. Bekisting untuk bagian atas dari bidang beton yang miring, harus segera dibongkar segera setelah beton mempunyai kekakuan untuk mencegah berubahnya bentuk permukaan beton. Bilamana diperlukan perbaikan pada bidang atas beton yang miring, maka perbaikan tadi harus sesegera mungkin, dan dilanjutkan dengan langkah- langkah penjagaan pada proses pengerasan beton (curing). b) Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum beton mencapai umur sesuai daftar dibawah ini setelah pengecorannya dan sebelum beton mengeras untuk menahan gayagaya yang akan ditahannya. Pembongkaran bekisting harus
dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah timbulnya kerusakan pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton pada saat pembongkaran bekisting, maka langkah perbaikannya harus sesegera mungkin dilakukan. Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut PBI 1971 dipenuhi, dan juga harus mengikuti daftar berikut mengenai ketentuan diperkenankannya pembukaan suatu bekisting bila diihitung sejak selesai pengecoran : Sisi-sisi balok yang tidak dibebani 3 hari Plat beton (penyangga tidak dibuka) 7 hari Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat beban 21 hari Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani 28 hari Tiang-tiang penyangga cantilever 28 hari Dalam segala kemungkinan, beban yang akan bekerja serta umur beton yang terbebani harus ditinjau dan penyangganya harus dengan persetujuan Pengawas.
PEKERJAAN RANGKA ATAP Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan Pemasangan talang Datar/Jurai, Seng BJLS 28 Lebar 90 cm
Pekerjaan Pemasangan Atap baja ringan Profil C-0.75 Kontruksi Sederhana dengan ketebalan 0.75 mm berbahan dasar zincalume
Pasang listplank dengan ukuran 2 x 20 cm menggunakan bahan woodplang
Rangka atap polikarbonat menggunakan rangka besi hollow 40 mm x 40 mm dengan ketebalan 0.7 mm, finishing menggunakan cat besi. Bentuk menyesuaikan gambar kerja.
Ukuran disamakan dengan gambar kerja dilakukan oleh pekerja yang profesional dalam bidang tersebut, Jika akan melakukan pemasangan harus di koordinasikan disetujui oleh pengawas dan Direksi lapangan.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan memasang Atap genteng metal berpasir ukuran panjang 92 cm dan lebar 79 cm dengan panjang efektif 84 cm dan lebar efektif 74 cm.
Pekerjaan memasang bubungan Genteng Metal berpasir sejenis
Pekerjaan Atap Policarbonat dengan ukuran lebar 2.10 cm dan ketebalan 0.6 mm dilapisi lapisan anti sinar UV dan anti panas. ( warna menyesuaikan )
Ukuran disamakan dengan gambar kerja dilakukan oleh pekerja yang profesional dalam bidang tersebut, Jika akan melakukan pemasangan harus di koordinasikan disetujui oleh pengawas dan Direksi lapangan.
PEKERJAAN KAYU
1. Kusen Pintu dan Jendela Pemasangan bahan untuk kusen dalam Rehabilitasi Ringan/Berat Gedung Kantor BPPKB memakai 1 material, pemasangan menyesuiakan dengan gambar rencana yang ada : 1) Kusen kayu Kampas Kusen pintu dan jendela menggunakan bahan dari kayu kampas kalimantan 2. Daun Pintu dan Jendela Pemasangan bahan untuk daun pintu dalam Rehabilitasi Ringan/Berat Gedung Kantor BPPKB memakai 1 material, pemasangan menyesuiakan dengan gambar rencana yang ada : 1) Daun Pintu Panel kayu Kampas Daun pintu menggunakan rangka bahan dari kayu kampas kalimantan. Pemasangan daun pintu yang dipasang harus dapat dibuka dengan sempurna 2) Daun Jendela Kaca kayu Kampas Daun Jendela menggunakan rangka bahan dari kayu kampas kalimantan.
Pemasangan daun Jendela yang dipasang harus dapat dibuka dengan sempurna. 3. Engsel Pintu Satu set pasang Engsel pintu setara Modern warna stainless steel sesuai dengan gambar. Kunci-kunci pada engsel pintu dipakai produksi ex Tesa. Sedangkan Cylinder dipakai produksi ex Tesa sesuai dengan sistem penguncian yang dipilih yaitu sistem anak kunci 2 arah. 4. Engsel Jendela Engsel jendela yang digunakan pada 1 set pasangnya adalah setara Goldeer / Brass Ring 5.
Kunci tanam 2 x Putar Kunci tanam menggunakan bahan berkualitas SNI. Pemasangan disesuaikan dengan gambar (berapa set) dan Rencana Anggaran bangunan
6. Kait Angin Kait angin yang dipasang harus yang berkualitas dan pemasangannya harus sesuai dengan ketentuan teknis yan berlaku 7. Grendel Tanam Grendel
tanam
menggunakan
bahan
berkualitas
SNI.
Pemasangan
disesuaikan dengan gambar kerja (berapa Set) dan Rencana Anggaran bangunan. 8. List Pintu Kupu Tarung Kait Angin menggunakan bahan berkualitas SNI yang berkualitas. Pemasangan disesuaikan dengan gambar kerja (m’) dan Rencana Anggaran bangunan. 9. Kaca Tebal 5 mm Kaca yang digunakan menggunakan kaca bening dengan ketebalan 5 mm. 10. Roster Beton Ukuran Roster disesuaikan gambar ( 12 x 25 cm ) pemasangan disesuaikan dengan gambar kerja.
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Lingkup Pekerjaan Pekerjaan memasang langit-langit GypsumBoard ukuran (120x240) 9mm Rangka Hollow. Ukuran disamakan dengan gambar kerja dilakukan oleh pekerja yang profesional dalam bidang tersebut, Jika akan melakukan pemasangan harus di koordinasikan disetujui oleh pengawas dan Direksi lapangan
PEKERJAAN LANTAI
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI Sebelum pekerjaan penyelesaian lantai dilakukan, maka :
Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas
Kontraktor menyerahkan spesifikasi dan persyaratan teknis operasional dari pabrik sebagai informasi kepada pengawas.
Bahan-bahan yang dipasang tidak boleh cacat, retak-retak / pecah dan sisinya harus tajam, tidak bergigi.
Pekerjaan penyelesaian lantai tidak boleh dimulai sebelum plafond dan Pek.Pasangan dan plesteran selesai dikerjakan.
Hasil pemasangan harus rata tidak bergelombang, pertemuan naad-naadnya rata, spesie harus padat tidak berongga dan permukaan harus bersih dengan warna, sesuai dengan peil yang tercantum dalam gambar.
1. Lantai Keramik Menggunakan keramik ukuran 40 x 40 cm, warna terang, Polos , tekstur dan merk Sekualitas Mulia/Asiatile. ditentukan kemudian . a. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan baik dan disetujui oleh pengawas. Keramik yang akan dipasang harus direndam dalam air bersih lebih dahulu b. Nat dibuat sesuai petunjuk gambar dan kemudian diisi semen pengisi
c. Semua pemasangan lantai keramik memakai spesie 1 pc : 6 psr kecuali untuk daerah-daerah basah memakai 1 pc : 2 psr. d. Sebelum lantai keramik dipasang, lantai rabat 1 pc : 3 psr : 5 krk, harus sudah selesai dan dalam keadaan kering e. Harus diperhatikan ketinggian peil yang ditunjukan pada gambar
Syarat pelaksanaan pekerjaan: 1. Sebelum lantai dipasang, pada alas keramik dipasang dasaran pasir dikocor dipadatkan sehingga menghasilkan permukaan yang rata, kemudian dipasang lantai kerja berupa rabat beton dengan spesi 1PC : 3PS : 5KR dengan tebal 5cm.
2. Setelah keramik terpasang dengan baik dan telah mendapat persetujuan secara tertulis dari direksi dan konsultan pengawas dinyatakan baik, baru dapat dimulai pekerjaan pengolotan (cor nat - nat keramik dengan PC) hingga menghasilkan nat - nat yang sama lebarnya dan rata. Sebelum pekerjaan pembersihan kotoran selesai, maka pembersihan kotoran harus tetap diteruskan hingga betul - betul bersih walaupun jam kerja telah selesai. Penundaan pembersihan sisa kotoran akan berakibat sulitnya pembersihan sisa semen tersebut. 3. Penyambungan keramik yang menempel tembok (berhimpit dengan tembok) harus dimasukkan kedalam plesteran minimal 1,5 cm. 4. Seluruh bidang - bidang permukaan keramik setelah terpasang harus datar, nat - natnya merupakan ganis lurus vertikal / horisontal. 5. Pemasangan keramik dapat dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan atap selesai, kecuali pekerjaan cat - catan. 6. Keramik yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengguna Anggaran. 7. Keramik yang cacat, retak tepinya, noda - noda atau cacat warna tidak boleh dipasang. Jika sudah terpasang harus dibongkar dan diganti.
PEKERJAAN INSTALASI
Jika disyaratkan / diadakan adanya pekerjaan listrik maka ketentuan teknis / Iingkup pekerjaan tersebut adalah meIiputi : 1. Pemasangan Instalasi di dalam bangunan, instalasi lampu beserta titik lampu, stop kontak, saklar, box sekring dengan dilengkapi SL 18 watt siap menyala. 2. Penyambungan instalasi listrik dan bangunan yang lama.
Syarat - syarat Pelaksanaan: a. Pemasangan lnstalasi Listrik yang harus dikerjakan adalah memasang instalasi listrik lengkap siap menyala pada setiap unit pekerjaan dengan dilengkapi SL 18 watt dan stop kontak siap menyala. b. Semua Komponen harus memenuhi persyaratan dan AVE, PUlL 77 Standart PLN dan persyaratan keselamatan kerja serta peraturan lain dari instansi yang berwenang. c. Semua pekerjaan instalasi listrik pelaksanaanya dapat diserahkan pada instalatur listrik yang berbadan hukum dan yang telah mendapat pengesahan PLN serta disetujui oleh Direksi d. Pengurusan untuk memperoleh ijin yang mungkin diperlukan untuk instalasi ini dibebankan kepada Pelaksana Pekerjaan lengkap dengan segala pembiayaannya, untuk dan atas nama Puskesmas. e. Tempat titik penerangan, stop kontak, jenis titik lampu dan lain - lain sesuai dengan gambar perencanaan. f. Instalasi listrik dipasang dengan diperhitungkan untuk dipergunakan pada tegangan 220 Volt. g. Semua komponen harus dalam keadaan baru dan baik menurut penilaian Direksi. Komponen tersebut sekualitas Broco / Vimar. h. Pada prinsipnya instalasi bersifat tertanam seperti pipa listrik sakelar stop kontak dan sebagainya. Dalam hal ini termasuk pemasangan / pengadaan lampu- lampu dengan jenis lampu SL 25 watt dan pemasangan serta jumlah sesuai gambar.
Sakelar dan Stop Kontak: a. Sakelar dipasang inbow ketinggian 150 cm dari permukaan lantai. Bingkai harus rata dengan tembok. b. Stop Kontak harus berkekuatan 10 s/d 15 Ampere 500 Volt. Stop Kontak dipasang pada ketinggian 150 cm dari permukaan lantai. c. Semua fitting harus memenuhi syarat sebagai berikut : Harus lurus bentuknya betul dan dibuat dari bahan yang tahan karat. Semua fitting yang sejenis harus diperoleh dari satu pabrik dan bentuk / warnanya sama.
Kabel : Kabel yang digunakan harus baru dan dikirim ke tempat pekerjaan dalam bungkus asli. Jenis isolasi, nomor dan jenis kabel serta merk dagangnya harus sama. Penampang kabel minimum 1,5 mm dan semua kawat harus dalam keadaan baru.
Pengujian: Semua instalasi setelah selesai harus diadakan uji coba untuk menentukan apakah kerjanya sempurna. Dalam segala hal memenuhi syarat - syarat dan peraturan peraturan yang ditentukan. Pengujian dilakukan dan dibiayai oleh Pelaksana Pekerjaan yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
PEKERJAAN PENGECETAN
Lingkup pekerjaan. Pekerjaan Cat dinding (1lap.Plamir, 1lap Cat Dasar, 2 lap. Cat Penutup) kwalitas B , Pekerjaan cat langit-langit (1 lap.cat dasar, 2 lap. Cat penutup), Pekerjaan Cat kayu kwalitas B (1 lap.plamir 1 lap. Cat dasar, 2 lap. Cat dinding).
Bahan 1. Bahan-bahan/persyaratan khusus cat tembok, cat kayu a. Cat tembok bagian luar (Exterior Wall) ,dengan 1 (satu) lapis Wall Siller dilanjutkan dengan 2 (dua) lapis finishing cat tembok.
b. Daftar bahan Secepatnya
setelah
penandatangan
Kontrak,
tetapi paling lambat 2
minggu sebelum pekerjaan cat, Kontraktor wajib
menyerahkan kepada
Direksi daftar bahan yang akan dipergunakan untuk pengecatan. Semua bahan yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi. c. Pilihan warna Semua
jenis
warna yang akan dipakai harus terlebih dahulu dipilih dan
disetujui oleh Direksi/ Pemberi Tugas.. d. Persiapan/ dasar plesteran Plesteran harus diberi kesempatan yang maksimum untuk mengering sebelum pengecatan dimulai. Semua
plesteran
atau dasar semen yang cacat harus
dibuang dan diperbaiki lebih dahulu dengan plesteran yang sejenis. Sebelum permukaan diberi satu lapisan cat dasar (tahan alkali), semua lumut/ kerak pada permukaan tersebut harus dibersihkan dengan kain
kasar
yang
dibasahi dengan air bersih, permukaan dibiarkan mengering. Pelaksanaan Hasil pengecatan harus rata, tidak bergelombang, warna cat rata dan tidak berbintikbintik. Tidak terdapat retak-retak rambut / cacat / noda kotoran pada bidang yang selesai dicat. Bahan plamur yang digunakan ex Cendana atau bahan yang berkualitas tinggi.
1. Cat Kayu Cat kayu untuk semua permukaan woodplank. a. Meni kayu dilakukan untuk semua permukaan woodplank yang kelihatan termasuk yang tertanam / dilekatkan. b. Penghalusan dengan plamir dan amplas dilakukan hingga mendapatkan permukaan yang rata dan halus serta siap dilakukan pengecatan. c. Pengecatan dilakukan beruang - ulang hingga mengisi pori - pori / lubang lubang yang ada pada permukaan kayu dan mendapatkan permukaan yang rata. d. Cat kayu digunakan sekwalitas EMCO atau AVIAN, , lolos SNI dan berkualitas bagus warna akan ditentukan kemudian oleh direksi.
e. Cat ini berfungsi sebagai pelindung kayu / besi dari serangan rayap dan pengeroposan serta cuaca.
2. Cat Dinding
Cat dinding ex Kw B untuk dinding bagian luar dan bagian dalam gedung
Pengecatan dinding dilakukan setelah dinding diplester dengan baik dan sudah benar-benar kering, yaitu kurang lebih 2 minggu sejak pengecatan
Bagian dinding yang berlubang-lubang diiisi dan diratakan dengan plamur
Pekerjaan plamur dilakukan dengan pisau lamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata
Setelah plamur kering, pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan cat
Pemberian lapisan cat dan jumlah lapisan sesuai dengan syarat-syarat dan petunjuk masing-masing pabrik
Pengecatan dilakukan dengan rol, untuk sudut-sudut dinding dan langitlangit bagian bawah dinding menggunakan kuas.
Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga didapatkan warna yang rata.
\
PEKERJAAN LAIN - LAIN. 1. Semua bahan - bahan yang akan dipergunakan dan didatangkan harus sesuai yang diminta dalam bestek ini serta harus rnendapatkan ijin dari Direksi dan Konsultan Pengawas. 2. Penggunaan bahan - bahan yang tidak sesuai dengan syarat - syarat yang tercantum dalam Dokurnen Pelaksanaan ini, akan ditolak atau dikeluarkan dari lokasi atas perintah Direksi atau Konsultan Pengawas dan semuanya menjadi resiko Pelaksana Pekerjaan. 3. Apabila terjadi keraguan akan mutu bahan - bahan yang didatangkan dan pengawas lapangan minta penyelesaian pemeriksaan pada laboratoniurn bahan bangunan tersebut, maka biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. 4. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang belum diuraikan dalam dokumen ini, maka akan dibetulkan dalam proses pelaksanaan dengan mendapatkan persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas. 5. Pelaksanaan pekerjaan tepat sesuai dengan Time Schedule (tepat waktu). 6. Menjaga ketertiban, kebersihan dan keamanan lingkungan.
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam ketentuan tersebut di atas yang berhak menentukan adalah Direksi dan Konsultan Pengawas.
PENUTUP 1.
Semua
item
pekerjaan
harus
diselesaikan
secara baik
dan
disesuaikan dengan gambar kerja, Petunjuk Teknis, Rencana Kerja dan
Syarat-syarat
(RKS).
Pekerjaan
yang
tidak
rapi,
harus
diperbaiki sampai diperoleh hasil yang memenuhi syarat (maksimal). 2.
Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), pelaksanaannya harus mendapat persetujuan/petunjuk dari Direksi Lapangan.
3.
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) maka lokasi pekerjaan harus
dibersihkan dari sisa- sisa bahan dan diratakan sebaik mungkin. 4.
Kontraktor diwajibkan melunasi “ASTEK” sesuai peraturan yang berlaku. Batang,
2015
Dibuat Oleh Mengetahui PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA
Ir. YUSUF NURRIANTO NIP. 19621023 199703 1 001
Konsultan Perencana CV. TIGA PUSAKA DISAIN
RANU ARIANTO, ST Direktur
Mengetahui / Menyetujui KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA SELAKU PENGGUNA ANGGARAN
Drs. MURDIYONO, MM. NIP. 19620727 198607 1 001