LAPORAN MARKET INTELLIGENCE TAHUN 2016 ATASE PERDAGANGAN ROMA
PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA
KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA VIA CAMPANIA 55, 00187 ROMA, ITALIA TEL. +39064200911 – Fax. +39064880280 LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA
1
KATA PENGANTAR Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, Atase Perdagangan Roma, Italia telah melakukan penyusunan Market Inteligence yang didasarkan pada studi literatur (desk study) dipadukan dengan pengamatan pasar. Informasi pasar ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya.
Pada Market Intelligence ini dipilih produk Furniture (HS 9403) sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi dan peluang yang besar untuk memasarkan produk Furniture di Italia. Di dalam Market Intelligence ini akan diinformasikan mengenai potensi pasar furniture di Italia; informasi pasar furniture di Italia yaitu meliputi trend, prospek pasar furniture di Italia, segmentasi pasar, perilaku pembeli; informasi perdagangan yang meliputi kegiatan dan kebijakan perdagangan furniture di Italia; dan strategi untuk meningkatkan peluang ekspor produk furniture di Italia serta informasi penting tentang pihak-pihak yang terkait dengan produk furniture.
Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia.
Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan. Semoga Laporan Market Intelligence ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk Furniture (HS 9403).
Roma,
September 2016
Atase Perdagangan Roma
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA
2
DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Potensi Produk Furnitur di Italia 2.1 Karakteristik Produk Furnitur di Italia 2.1.1 Sejarah Furnitur di Italia 2.1.2 Klasifikasi Furnitur Italia 2.1.3 Profil Produk Furnitur di Italia 3. Informasi Pasar 177 3.1 Trend / style Produk Furnitur di Italia 3.1.1 Konsumen / Perumahan 3.1.2 Hotel, Restoran, Kafe (hospitality) 3.1.3 Kantor 3.1.4 Industri 3.1.5 Umum/General 3.2 Prospek Produk Furnitur di Italia 3.3. Segmentasi Pasar dan Profil Pengguna; 3.3.1 Berdasarkan Pengguna Akhir 3.3.2 Berdasarkan Demografi 3.4. Perilaku Pembeli Akhir
4 10 11 11 12 155
177 177 188 20 244 255 288 29 2929 30 31
4. Informasi Perdagangan 355 4.1 Impor Produk Furnitur di Negara Italia 4.2 Negara Pemasok dan Analisa Pesaing Impor Furnitur ke Italia 4.2.1 Republik Rakyat Cina (RRC) 4.2.2 Vietnam 4.2.3 Turki
35 37 37 40 433
4.3 Peran Indonesia dalam Memasok Produk Furnitur di Italia 477 4.3.1 Regulasi Impor 4.3.2 Kebijakan Impor 4.3.3 Hambatan Non-Tarif 4.3.4 Standar Kualitas dan Sertifikasi 4.3.5 Lingkungan, Kesehatan Sosial dan Persayaratan Keamanan 4.3.6 Pengemasan dan Pelabelan 4.3.7. Asosiasi Produk Furnitur di Indonesia 4.4.1 Jalur Distribusi 4.4.2 Jalur Promosi
488 499 50 50 555 577 60 60 633
5. Strategi 699 .1 Strategi Produksi 70 5.2 Strategi Produk 71 5.3 Strategi Promosi 722 LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 3
733
5.4 Strategi Policy 6. Kontak Penting 733 6.1 Major Player
755
1. Pendahuluan Data statistik tahun 2010 – 2015 menunjukkan konsumsi furnitur secara global secara umum mengalami trend peningkatan. Berdasarkan laporan international market review yang diterbitkan oleh worldfurnituronline.com, jumlah konsumsi furnitur tahun 2014 mencapai US$ 455 milyar, meningkat sekitar US$ 17 Milyar dibandingkan dengan tahun 2013, dan sedikit mengalami penurunan di tahun 2015 yang disebabkan oleh adanya pelambatan ekonomi global. 1 Dalam 10 tahun terakhir total volume produksi mencapai US$ 3.5 trilyun dan volume konsumsi mencapai US$ 3.1 triliyun. Diproyeksikan pada tahun 2030, volume produksi dan konsumsi produk furnitur akan mendekati angka US$ 1 Trilyun.
Figur 1. Data Perdagangan Furnitur 2010-2017
Republik Rakyat Cina (RRC) masih menjadi produsen furnitur terbesar yang mana seperempat dari total produksi di dunia atau US$ 112 Milyar diproduksi di RRC dan
Alessandra Tracogna, “CSIL Outlook for the Global Market in 2016”, World Furniture International Market Review, March, 2016 1
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA
4
US$ 75 Milyar dari total produksi dikonsumsi di pasar domestik. Namun demikian, RRC memiliki surplus produksi lebih dari US$ 36,7 Milyar. Negara lain yang juga memiliki surplus produksi secara berurutan adalah Italia (14 Milyar), Polandia (6,6 Milyar), Vietnam (4,2 Milyar), Kanada (1,4 Milyar), Jerman (1 Milyar), Brazil (0,6 Milyar) and Turki (0,4 Milyar ). Negara terbesar kedua yang memproduksi furnitur adalah Amerika Serikat dengan volume produksi sebesar US$ 68,5 Milyar. Namun hampir setiap tahun Amerika Serikat lebih banyak mengimpor furnitur sehingga neraca perdagangan furnitur cenderung negatif.
Figur 2. Produksi dan Konsumsi Furnitur
Negara-negara yang memiliki volume produksi lebih kecil dibandingkan dengan konsumsi adalah Amerika Serikat (-20 Milyar Dollar), Inggris (-7,6 Milyar Dollar), Jepang (-2,3 Milyar) dan Perancis (-2,8 Milyar), Negara maju lainnya (-12 Milyar dollar) dan negara berkembang lainnya (-15,4 Milyar). Target tahun 2023, volume produksi furnitur diperkirakan meningkat sebesar US$ 25 Milyar. Peningkatan volume konsumsi furnitur sejalan dengan jumlah produksi. Walaupun konsumen utama kebanyakan dari negara-negara maju, namun negara-negara yang sedang berkembang juga merupakan potensi yang sangat besar di tahun-tahun yang akan datang. 2
2
Çınar et al. (2015). “An overview of worldwide competitiveness: A case study of the Turkish furnitur industry”
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA
5
Pada tahun 2015, 5 besar negara tujuan ekspor furnitur didominasi oleh negaranegara Uni Eropa dan Amerika, secara berurutan Amerika Serikat menjadi importer terbesar, diikuti oleh Jerman, Inggris, Perancis dan Kanada. Sedangkan untuk eksportir, RRC masih mendominasi dengan market share 41% diikuti oleh Jerman 6.8% dan Italia di urutan ketiga dengan market share 5.4% dari total ekspor furnitur di seluruh dunia sebesar US$ 241 milyar. 3
Figur 3. Eksportir Furnitur Terbesar
25 negara eksportir furnitur menyumbang 90% dari total US$ 180 Milyar nilai kapitalisasi pasar. Berdasarkan evaluasi pada tahun-tahun sebelumnya nilai ekspor mengalami peningkatan secara total. Indonesia berada di urutan ke-20 dan menjadi salah satu dari 3 negara Asia setelah Cina dan Vietnam seperti yang ditunjukkan pada figur. 4. Negara-negara Uni Eropa masih merupakan tujuan ekspor yang menarik karena industri furnitur di Uni Eropa merupakan sektor padat karya yang didominasi oleh usaha kecil dan menengah. Produsen furnitur di Uni Eropa memiliki reputasi yang baik karena kreativitas dalam berinovasi dan tanggap memenuhi permintaan pasar. Industri furnitur juga dianggap mampu menggabungkan teknologi baru dan inovasi
3
http://www.worldsrichestcountries.com/top-furnitur-exporters.html
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA
6
dengan warisan budaya dan gaya, dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi pekerja yang sangat terampil. Untuk sektor industri furnitur, Uni Eropa mempekerjakan sekitar 1 juta karyawan di 130 perusahaan dan menghasilkan pendapatan sekitar EUR 96 Milyar per tahun. Uni Eropa juga merupakan trend setter dalam produksi furnitur dimana sekitar 12% dari desain yang terdaftar merupakan properti intelektual Uni Eropa. Selain itu, Uni Eropa juga yang terdepan untuk segmen high end dimana dua pertiga dari produk furnitur yang diperdagangkan di dunia diproduksi di Uni Eropa. 4
Figur 4. 25 Besar Eksportir Furnitur
Italia menjadi negara terbesar kedua yang memproduksi furnitur di Uni Eropa setelah Jerman. Berdasarkan data CSIL, sekitar 70 persen dari produksi furnitur di Italia Andrea et al. (2014). “The EU Furniture Market Situation and a possible Furniture Product Initiative” 4
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA
7
dipusatkan pada beberapa klaster yaitu Brianza, Manzano, Alto Livenza and Quartiere del Piave (Treviso and Pordenone), Bassa Veronese (Verona, Padua and Rovigo), Bassano (Vicenza), Forlì (Emilia Romagna), Pesaro (Marche), Tuscany and Murge (Basilicata). Berdasarkan data Eurostat, tahun 2015 Italia berhasil membukukan surplus produksi sebesar US$ 5.879,29 walaupun mengalami sedikit penurunan baik produksi dan konsumsi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Figur 5. Neraca Keseimbangan Perdagangan Furnitur
Sedangkan untuk transaksi perdagangan furnitur antara Italia dan Indonesia, Italia mengalami defisit sebesar US$ -5,05 juta seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah:
Figur 6. Neraca Keseimbangan Perdagangan Furnitur Italia – Indonesia
Selain itu Indonesia juga hanya menyumbang 1.13% market share dari total impor Italia untuk produk hasil industri furnitur kayu.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA
8
Figur 7. Market Share Impor Wooden Furniture Negara Italia
Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan jumlah ekspor furnitur Indonesia ke Italia masih sangat kecil dan merupakan potensi bisnis yang sangat besar mengingat Indonesia sangat kaya dalam sumber daya alam seperti kayu, bambu, rotan, dsb. Pengembangan sektor furnitur ini juga sejalan dengan visi pembangunan Industri Nasional sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional adalah Indonesia menjadi Negara Industri Tangguh pada tahun 2025, dengan visi antara pada tahun 2020 sebagai Negara Industri Maju Baru. Kementerian Perindustrian telah menetapkan pengembangan 35 klaster industri prioritas yang dipilih berdasarkan daya saing internasional serta potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan industri furnitur menjadi salah satu diantaranya. 5 Pengembangan industri furnitur dan kerajinan nasional merupakan salah satu industri prioritas yang mampu menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, berdaya saing global, sebagai penghasil devisa negara serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan. Industri ini juga didukung dengan sumber bahan baku berupa kayu, rotan maupun bamboo. Daya saing industri furnitur dan kerajinan Indonesia di pasar global terletak pada sumber bahan baku alami yang melimpah dan
http://www.kemenperin.go.id/artikel/19/Kebijakan-Industri-Nasional LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 5
9
berkelanjutan serta didukung oleh keragaman corak dan desain yang berciri khas lokal serta ditunjang oleh sumber daya manusia yang cukup kompeten.
Penyusunan laporan market intelligence ini ditujukan untuk menganalisa potensi industri furnitur Indonesia di Italia. Dalam penyusunan laporan market intelligence ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode sekunder melalui desk research untuk menggambarkan peluang pasar, analisis pesaing, dan strategi yang bisa diterapkan bagi eksportir Indonesia. Data yang berkaitan dengan informasi market share berasal dari Istat, Eurostat dan WTA (World Trade Atlas) dengan referensi data tahun 2009- 2015.
2. Potensi Produk Furnitur di Italia Berdasarkan data terakhir dari asosiasi Federlegno Arredo, terdapat 30.000 perusahaan di sektor industri furnitur Italia yang mempekerjakan 180.000 karyawan dan memiliki pendapatan produksi hampir mencapai 25 milyar Euro.
Sampai tahun 2011, terdapat 33.140 perusahaan furnitur yang aktif di mana 86% dari perusahaan tersebut hanya mempekerjakan kurang dari 10 karyawan.6
Lokasi produksi furnitur-furnitur Italia terkonsentrasi di distrik industri, salah satunya adalah Brianza. Lombardia sendiri adalah daerah dengan konsentrasi perusahaan furnitur tertinggi, sedangkan Veneto merupakan daerah dengan pekerja furnitur tertinggi. 7
Berdasarkan data tahun 2008 yang dimuat dalam National Report on the production, economic and trade union structure in the wood and furnitur sectors in Italy dalam rangka proyek INNOtrans, 10 perusahaan Italia dengan volume bisnis terbesar
6
Despite Italian dominance, German furnitur sector is a model in many respects by Giovanna Mancini. 16 April 2016. Diakses 2 Agustus 2016. 7 THE DOMESTIC FURNITURE MARKET IN ITALY. CBI Market Survey. 2006. Phil Export Cebu.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 10
adalah Natuzzi, Doimo International Group, Poltrona Frau, Snaidero Group, Chateau d’Ax, Molteni, Scavolini, Calligaris, B&B Italia, dan Lube Cucine. Nilai produksi furnitur Italia pada tahun 2013 tercatat bernilai 35 milyar dolar8 dan jenis furnitur yang penting dalam produksi furnitur di Italia adalah leather and upholstered furnitur dan wooden furnitur.
Figur 8. 10 perusahaan furnitur di Italia tahun 2008 (Sumber: CSIL)
2.1 Karakteristik Produk Furnitur di Italia 2.1.1 Sejarah Furnitur di Italia Dalam artefak berbentuk ilustrasi, tercatat bahwa bangsa Mesir adalah pengguna furnitur tertua dalam peradaban manusia9. Bangsa Mesir telah menggunakan furnitur dalam bentuk bangku, dan juga dipan sejak tahun 3000 SM. Pada masa itu, fungsi kedua benda tersebut tidak berhenti ketika manusia penggunanya wafat10. Bangku dan dipan digunakan untuk mendekorasi persemayaman, dan diletakkan dengan tatanan yang spesifik.
8
CSIL 2014
9
How to Know Period of Styles in Furniture, W.L. Kimerly, 1912, Grand Rapids Furniture Record Co. Grand Rapids, Michigan 10
http://www.arthistoryspot.com/2010/02/egyptian-furnitur/
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 11
Melanjutkan perjalanan sejarah furnitur, bangsa Yunani banyak menjadi pengajar dalam bidang seni untuk bangsa Romawi. Karena itu banyak terlihat pengaruh Yunani, seperti kolom dan ornamen, pada karya kesenian bangsa Romawi, termasuk furniturnya. Walaupun terlihat serupa dan juga dikategorikan dalam Classic Art, karya kesenian Romawi dianggap memiliki ornamen yang jauh lebih rumit dan detail.
Furnitur di Italia kini sangat erat dengan budaya kontemporer Italia dan juga perkembangan desainnya. Budaya tersebut tumbuh pesat setelah usainya Perang Dunia ke-2. Desainer dan arsitek Italia memegang peranan penting dalam pertumbuhan dengan kemampuan menyesuaikan produksi atau desain produk sesuai konteks dan membangun kolaborasi yang kuat antara desainer dan produsen lokal.
Di antara melimpahnya desainer-desainer Italia yang memiliki peran besar dalam industri furnitur, berikut beberapa nama yang kerap muncul di media sebagai desainer terpenting Italia: 1. Ettore Sottsass 2. Gaetano Pesce 3. Achille Castiglioni 4. Aldo Rossi 5. Alessandro Mendini 6. Andrea Branzi 7. Michele de Lucchi 8. Piero Lissoni 9. Gio Ponti 10. Vico Magistretti 11. Rodolfo Dordoni 12. Mario Bellini 13. Franco Albini 2.1.2 Klasifikasi Furnitur Italia Mengklasifikasikan furnitur adalah hal yang kian kompleks. Namun menurut Jerzy Smardzewski dalam bukunya Furniture Design, paling tidak terdapat beberapa klasifikasi yang dapat berguna untuk memperjelas kategori furnitur, yaitu: -
Tujuan (berdasarkan tempat atau area yang menggunakan furnitur).
-
Fungsionalitas (berdasarkan kegiatan manusia yang berkaitan dengan furnitur).
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 12
-
Bentuk dan Konstruksi (memperjelas bentuk dan teknik pengerjaan, serta pengaruhnya pada lingkungan)
-
Teknologi (material dan teknik produksi)
-
Kualitas (menonjolkan karakter terpenting dari proses desain, konstruksi, manufaktur dan eksploitasi furnitur).
Namun melihat furnitur trade show atau pameran dagang furnitur Salone del Mobile dan Design Week di Milan yang berperan amat penting dalam membentuk pasar domestik maupun perdagangan ekspor-impor Italia maka melihat klasifikasi yang dibentuk oleh ajang tersebut dapat membantu manuver berdagang di Italia.
Terdapat 14 klasifikasi atau kategori dalam ajang Salone del Mobile 2016 yang terdiri dari: Kategori Produk
Produk
Ruang Tidur
Ruang Tidur Hotel Ruang Tidur Modern Ruang Tidur Tradisional
Tempat Tidur
Tempat Tidur Tingkat Convertible Beds Tempat Tidur Lipat Tempat Tidur Metal Tempat Tidur Modern Tempat Tidur Tradisional Upholstered Beds
Lemari Pakaian
Lemari Pakaian Modern Lemari Pakaian Berpartisi Partisi sliding atau fixed untuk walk-in robes Partisi sliding atau fixed untuk wardrobe walls Lemari Pakaian Tradisional Walk-in Robes
Ruang Makan, Dining Nooks dan Ruang Tengah
Lemari Buku Cardboard Lemari Buku Metal Lemari Buku Modern, Kayu Ruang Tengah Modern Ruang Makan Modern Ruang Tengah Modular Lemari Buku Plastik Lemari Buku Tradisional, Kayu
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 13
Ruang Tengah Tradisional Ruang Makan Tradisional Hall Furniture
Modern Hall Furniture Traditional Hall Furniture
Children’s Furniture
Ruang Tidur Anak-Anak Furnitur Anak-Anak Lainnya
Occasional Furniture
Rak CD Kabinet Cocktail Furnitur Kaca Furnitur Leather Furnitur Marmer atau Batu Furnitur Modern Cermin Modern Kabinet Radio dan Alat Audio Lemari Sepatu Furnitur Tradisional Cermin Tradisional Troli, kaca dan metal Troli, plastik Troli, kayu Meja TV
Meja dan Kursi
Kursi Cardboard Meja Makan Extension Kursi Leather Meja Makan Marmer Meja Ruang Tengah Marmer Kursi Metal Meja Makan Metal dan Kaca Meja Ruang Tengah Metal dan Kaca Kursi Modern, kayu Meja Makan Modern Meja Ruang Tengah Modern Kursi Goyang Modern Stool Modern Kursi Plastik Meja Makan Plastik Meja Ruang Tengah Plastik Meja Ruang Tengah Susun dan Nesting Kursi Lipat dan Susun Kursi Tradisional, kayu Meja Makan Tradisional
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 14
Meja Ruang Tengah Tradisional Kursi Goyang Tradisional Stool Tradisional Furnitur Rush dan Rattan
Rush dan Rotan
Furnitur Taman
Furnitur Taman
Upholstered Furniture
Leisure Armchairs Matras Sofa Modern dan Armchairs Kursi Goyang Upholstered Modern Sofa bed dan Armchair Beds Sofa dan Armchair Tradisional Kursi Goyang Upholstered Tradisional
Furnitur Kamar Mandi
Furnitur Kamar Mandi Furnitur Laundry
Dapur
Dapur Laminasi Plastik Dapur Kayu Dapur Metal Dapur Lacquered Dapur Batu Dapur Batu Alam
Furnitur Kantor
Furnitur Kantor Eksekutif Kabinet Filing Furnitur untuk Ruang Rapat Furnitur Kantor General Rak Bergerak Sistem Furnitur Modular, Panel, dan Manajemen Kabel Unit Dinding dan Dinding Partisi Perlengkapan Ruang Kerja untuk Penyandang Disabilitas
Tempat Duduk Perkantoran dan Ruang Publik
Kursi Kantor, Armchair, dan Sofa Eksekutif Kursi Kantor, Armchair, dan Sofa General Kursi untuk Teater, Sinema, dan Ruang Konferensi
Figur 9. Daftar Kategori Produk Furnitur Menurut Salone del Mobile 2016
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 15
2.1.3 Profil Produk Furnitur di Italia
Informasi yang diperoleh dari laman Kementerian Luar Negeri Uni Eropa ( CBI Ministry of Foreign Affair) disebutkan bahwa produk furnitur dapat dibagi atas 2 segmen utama yaitu sektor hasil hutan (forestry) dan produk konsumer (consumer product). Produk-produk hasil hutan dapat dikelompokan sbb: - Value Added Bamboo Products - Certified Tropical Timber Graden Furniture - Tropical Timber Furniture Components
Target market untuk produk-produk tersebut adalah kontraktor dan retailer yang akan mendistribusikan kepada konsumen sebagai pengguna akhir. Namun untuk produk furnitur setengah jadi, target yang paling menarik adalah produser furnitur dan wholesaler komponen furnitur. Sedangkan untuk produk konsumer dikelompokkan menjadi: - Armchairs dan Easy Chairs - Rocking Chairs - Wooden Furniture - Stools and Occasional Tables - Poufs and Beanbags - Garden Furniture
Segmentasi dari produk-produk furnitur tersebut secara umum dikelompokan menjadi: 1.
Lower end of market : pada umumnya membeli berdasarkan kenyamanan dan harga yang terjangkau.
2.
Mid market segment : fokus terhadap style produk furniture
3.
Mid-high segment : fokus kepada karakter individu dan keunikan dari produk furnitur. Pada umumnya konsumen tertarik membeli dengan mempertimbangkan desain, merek, dan kualitas keahlian.
Pada Januari 1988 dibentuk Harmonised Community Description System (HS) untuk menyeragamkan sistem pengkodean perdagangan produk furnitur yang berlaku global. Jika melihat klasifikasi ekspor-impor furnitur, tetap dapat mengikuti Harmonized System Codes (HS) dengan data sebagai berikut: Kode
Jenis Komoditi
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 16
940310
Metal Furniture of a Kind Used in Offices
940320
Other Metal Furniture
940330
Wooden Furniture of a Kind Used in Offices
940340
Wooden Furniture of a Kind Used in the Kitchen
940350
Wooden Furniture of a Kind Used in the Bedroom
940360
Other Wooden Furniture
940370
Furniture of Plastics
940380
Furniture of Other Materials, Including Cane, Osier or Bamboo
940390
Parts of Beds, Desks, Stationery Chests, Dressers or Other Furniture
Figur 10. Klasifikasi Ekspor-Impor Furnitur Berdasarkan HS
3. Informasi Pasar 3.1 Trend / style Produk Furnitur di Italia 3.1.1 Konsumen / Perumahan Pada saat ajang Salone del Mobile 2016, dikeluarkan beberapa riset tren mikro furnitur, yaitu: 1. Supernormal House - Lowtech: Teknologi terkini semakin banyak diaplikasikan di berbagai bidang kehidupan, tak lepas juga dalam hal manajemen kehidupan domestik. Manajemen kehidupan domestik yang pintar dengan dukungan teknologi berkembang secara progresif dan ini merupakan bagian dari tren makro “Phygital House”. Namun di luar itu terdapat juga tren yang mengarah kembali pada teknologi dengan intensitas rendah (low-tech). Ini dikarenakan kesadaran untuk mencari kembali tradisi kuno, perilaku bertanggung jawab atas penggunaan energi dan perilaku bertanggung jawab atas dampak keputusan desain dan dampak gaya hidup pada lingkungan.
2. Supernormal House - Small & Smart: LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 17
Obyek sederhana yang dapat memberikan fungsi yang besar. Dalam hal ini, desain merespon kebutuhan darurat kehidupan sehari-hari dengan merancang hal-hal yang kecil dan kerap hampir tak terlihat, “penolong” yang berfungsi secara mikro di kehidupan sehari-hari. Dalam tren ini, benda-benda baru yang praktis untuk kehidupan domestik diciptakan dengan ukuran kecil yang memiliki kemudahan pemakaian, nilai fungsional yang memuliakan elemen-elemen yang sebelumnya tak dianggap
3. Supernormal House - Basic Living Kembalinya misi bidang desain kini, yaitu menyederhanakan hal-hal kompleks, membuat hal-hal tak mengganggu untuk meningkatkan kualitus hidup manusia.
Misi ini juga didukung dengan evolusi prinsip konsumen yang kini kian memerlukan simplifikasi, pragmatisme, efisiensi dan ketahanan. Hal ini disebut sebagai manifestasi “cool” yang baru dan pada akhirnya menciptakan tendensi gaya desain yang terkesan atau terlihat lebih normal namun jauh dari banal.
Dalam normalitas yang baru ini intervensi objek pada sebuah ruang domestik, seperti rumah, bisa jadi minimal atau kecil, namun diarahkan untuk memecahkan permasalahan yang besar dan juga kecil secara efektif, fungsional, memuaskan dan tetap seindah mungkin.
4. Cosy Home - Digital Detox Rumah kini sudah membentuk ekosistem digital yang melebur dengan hidup manusia, namun sebenarnya rumah pun adalah tempat di mana manusia mencari kesempatan untuk terputus dengan ekosistemn tersebut secara sementara demi kembali terhubung dengan diri sendiri (emosi dan batin). Kenyamanan dan rasa dimanjakan dalam gaya hidup detox digital ini adalah kemampuan untuk menghargai kemewahan dari kondisi tidak dapat dikontak (surat, pesan elektronik, notifikasi elektronik dan smartphone dan lain sebagainya). Rumah dan isinya harus bisa menjadi tempat manusia mengatur keseimbangan online/offline dan menjadi oase ketenangan.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 18
3.1.2 Hotel, Restoran, Kafe (hospitality) Sejak 2015, dunia hospitality Eropa kian mengantisipasi turis Asia. Karena itu hotelhotel di dunia barat semakin menyiapkan diri dengan menyediakan hal-hal yang sesuai dengan preferensi selera turis Asia. Tak lepas juga selera terhadap interior dan furnitur.
Beberapa jaringan hotel besar seperti Hilton telah menyiapkan diri menghadapi turis Asia khususnya yang berasal dari Tiongkok dengan menggalakkan program Huanying yang salah satu bentuknya adalah penyajian teh Jasmine pada tamu dari Tiongkok. Dan Welborn, principle dari Gettys Group memperkirakan tren hotel di tahun 2020 adalah integrasi ruang fisik dengan digital. Hal ini dapat dilihat dari beberapa bukti tren yang sudah terlihat secara nyata yaitu: 1. Storytelling: Tiap desain tidak lagi terpengaruh dari tren warna atau motif melainkan kemampuan sebuah desain bercerita, dan kemampuan sebuah label atau perusahaan mengintegrasikan benda ke dalam cerita. 2. Pressure on Luxury: Label perusahaan middle class kini semakin memiliki desain yang baik sehingga label mewah terpaksa mencari jalan lain untuk mengatur diferensiasi mereka. 3. Hilangnya front desk: Keberadaan resepsionis kian tidak diperlukan. Namun akan ada dua arah tren hospitality, yaitu (1) memaksimalkan sentuhan hubungan manusia, dan (2) check-in menggunakan teknologi. 4. Meja kerja di ruang hotel: Tamu hotel menginginkan fleksibilitas untuk dapat bekerja di mana saja. Mulai dari di tempat tidur hingga di kursi lounge.
Sedangkan Tiphanie Purkat melihat tren hotel 2020 adalah semakin pekanya tamu terhadap pengalaman yang didapatkan di sebuah tempat. Contohnya material dan finishing yang digunakan didapatkan dari tingkat lokal hotel itu berada, termasuk mengajak kolaborasi seniman dan craftsmen lokal. Tak lupa juga elemen desain yang diambil dari lingkungan sekitar hotel berada sehingga merefleksikan semangat area tersebut dan menciptakan ikatan emosional antara tamu, tempat, dan komunitas.
Dari kota-kota di Italia sendiri, tren hospitality dapat dilihat dari beberapa kota utama yang memiliki potensi pertumbuhan hotel seperti Roma, Milan, dan juga secara regional yaitu selatan Italia. LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 19
Milan yang dikenal sebagai kota bisnis dan desain memiliki berbagai ajang besar seperti Milan Fashion Week, Milan Design Week dan Salone del Mobile, EURO Cup, dan EXPO 2015 yang menarik turis hingga jutaan orang dan pada akhirnya juga mendorong pertumbuhan perhotelan. Menurut PwC, Milan masih didominasi oleh jaringan hotel kelas atas dan budget hotel masih kurang dikembangkan sehingga area budget hotel akan menjadi potensi yang besar ke depannya.
Sedangkan Roma, yang menjadi kota ke-3 dengan pengunjung terbesar di Eropa mendapatkan ekspektansi pertumbuhan pengunjung hingga 25 juta orang di tahun 2016 dengan adanya pengumuman dari papal Francis tentang diadakannya Jubilee di Vatican.11
Selatan Italia dan beberapa kota kecil lainnya memiliki tren hotel baru dan unik yaitu resort horizontal, di mana ruang-ruang hotel tersebar di penjuru kota dan memanfaatkan bangunan-bangunan kuno dan bersejarah dari kota tersebut. 3.1.3 Kantor Dalam artikel 5 tren terpenting di industri furnitur yang dibuat oleh Market Research di situs blognya, terdapat gambaran mengenai tren furnitur kantor, yaitu: -
Furnitur Kantor Rumahan Meningkatnya probabilitas untuk bekerja dari rumah atau telecommuting. Hal ini meningkatkan permintaan akan furnitur yang mendukung aktivitas bekerja di rumah, seperti meja kerja, kursi kantor dan filing cabinet, namun tetap dapat mempertahankan suasana nyaman selayaknya rumah. Karena itu furnitur-furnitur tersebut diharapkan multi-fungsi.
Situs Fast Company mewawancara design experts dari Teknion mengenai tren furnitur kantor yang paling berguna di tahun 2016 dan seterusnya, tren tersebut adalah: 1. Desain yang menyembunyikan kabel
11
Staying Power: European Cities Hotel Forecast for 2016 - 2017. PwC. Maret 2016
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 20
Figur 13. Meja dengan manajemen kabel (Sumber: dezeen.com)
2. Membawa elemen outdoor ke dalam ruangan perkantoran, seperti penggunaan kayu reclaimed, exposed concrete, tekstil furnitur dengan pola floral, dan dinding dipenuhi tanaman atau vertical garden.
Figur 14. Penggunaan kayu dan perapian dalam ruang (Sumber: Teknion)
Figur 15. Pola flora dalam furnitur kantor (Sumber: Clerkenwell Design Week)
3. Ruang kerja multi-fungsi. Elemen yang dapat membantu aspek ini adalah meja kerja oval, dan meja yang ketinggiannya dapat diatur.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 21
Figur 16. Ruang Multifungsi (Sumber: Teknion)
4. Area lounge khusus yang diisi dengan furnitur kerja yang lebih bernuansa rileks.
Figur 17. Lounge kerja (Sumber: Teknion)
5. Mengorganisir kantor dengan warna pada furnitur dan aksesorinya untuk membantu mengorganisir pikiran sehingga membantu meningkatkan kebahagiaan pekerja, produktivitas dan kreativitas.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 22
Figur 18. Manajemen ruang dan benda dengan warna (Sumber: Teknion)
6. Meja komunitas, atau meja kerja besar untuk berbagi.
Figur 19. Meja kerja bersama (Sumber: Fast Company)
7. Penggabungan berbagai tekstur.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 23
Figur 20. Kombinasi tekstur dan warna (sumber: Teknion)
8. Layout ruang fleksibel yang dibantu dengan komponen modular, yang dapat dikombinasikan, disusun dan dapat dipindah-pindahkan.
Figur 21. Ruang kerja fleksibel (Sumber: Teknion)
Figur 22. Ruang kerja modular dan dapat diubah posisi (Sumber: Clerkenwell Design Week)
3.1.4 Industri
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 24
Tren mengundang kesempatan. European Commission telah mengumpulkan 4 poin kesempatan dalam sektor industri furnitur, khususnya bagi sektor industri furnitur Uni Eropa. Berikut poin-poin tersebut: 1. Investasi: melanjutkan investasi dalam segi keahlian, desain, kreativitas, riset, inovasi dan teknologi dapat menghasilkan produk baru yang sesuai dengan perubahan pasar. 2. Riset: riset dalam teknologi manufaktur terdepat dapat meningkatkan daya tarik untuk pekerja muda. Hal ini dapat membantu meregenerasi sektor furnitur selagi tetap meningkatkan daya saing. 3. Akses menuju pasar baru: Furnitur dari Uni Eropa telah dikenal ke penjuru dunia dengan kualitas dan desainnya. Hal ini meningkatkan kesempatan untuk mempenetrasi pasar lain terutama dalam segmen kelas atas dan emerging economies. 4. Sinergi: dengan eksploitasi konstruksi dan turisme, akan sangat baik jika terus menjaga lingkungan seperti yang selama ini telah dilakukan dengan sangat baik. Menggunakan material dari sumber yang bersertifikasi ramah lingkungan akan sangat berpengaruh pada pasar yang peduli lingkungan.12
Namun di luar itu terdapat tren retail bertajuk toko gaya hidup atau toko konsep yang mengikutsertakan furnitur dan desain produk yang dapat menjadi kesempatan bagi produsen furnitur dan desainer. 3.1.5 Umum/General Dalam persoalan mendekorasi Wall Street Journal13 mengompilasi 5 jenis atau karakteristik furnitur untuk dekorasi yang sudah tidak dalam tren lagi, yaitu: 1. Rosy Metallics
12
http://ec.europa.eu/growth/sectors/raw-materials/industries/forest-based/furnitur/ diakses pada tanggal 31 Juli 2016 13 TOP 5 Interior Design Trends for 2016. Desember 2015. http://www.wsj.com/articles/top-5interior-design-trends-for-2016-1451423833
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 25
Figur 23. Lampu bermaterial tembaga (Sumber: Mark Luscombe-Whyte/The Interio)
2. Facets
Figur 24. Meja berpotongan. (Sumber: F. Martin Ramin/The Wall Street Journa Design)
3. Industrial Look
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 26
Figur 25. Stool metal abu-abu (Sumber: Getty Images/Istock photo)
4. Oppressive Midcentury Modernism
Figur 26. Ruang makan midcentury (Sumber: Corbis)
5. Sisal and Jute
Figur 27. Sampel sisal (Sumber: Getty Images)
Sedangkan 5 karakteristik furnitur yang menjadi tren 2016 adalah: LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 27
1. Black Metals
Figur 28. SCP X Jasper Morrison side table (Sumber: The Future Perfect)
2. Rounded Furniture
Figur 29. Bethan Gray’s table for Lapicida (Sumber: The Wall Street Journal)
3. Old World Ornamentation
Figur 30. Pillow from Anthropologie (Sumber: F. Martin Ramin/The Wall Street Journal)
4. Mexican MidCentury Modernism LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 28
Figur 31. Escudero’s Pyramid armoire (Sumber: 1stdibs)
5. Scandinavian Flat Weaves
Figur 32: A 1962 design by Barbro Nilsson for Märta Måås-Fjetterström (Sumber: BAC)
3.2 Prospek Produk Furnitur di Italia Italia memiliki pangsa pasar furnitur yang sangat besar, beragam, dan mengedepankan kualitas tinggi. Sektor ini masih sangat menjanjikan karena cukup stabil bahkan di saat resesi ekonomi melanda Italia. Furnitur Italia dikenal secara global dengan positioning merk “Made in Italy” yang sangat kuat dan dikenal oleh retailer dan konsumen di seluruh dunia. Meningkatkanya outsourcing produksi komponen furnitur juga memberikan peluang yang besar bagi para eksportir di negara -negara berkembang. Oleh karena itu, eksportir produk furnitur baik barang
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 29
jadi maupun setengah jadi sangat disarankan menjadikan perusahaan furnitur di Italia sebagai target market.
3.3. Segmentasi Pasar dan Profil Pengguna; 3.3.1 Berdasarkan Pengguna Akhir Berdasarkan pengguna akhir, Eurostat NACE membagi segmen produk furniture menjadi beberapa kelompok:
1.
Kitchen Furniture
Segmen ini memiliki penetrasi impor yang relatif kecil dan lebih banyak ditujukan untuk pasar domestik dikarenakan pada umumnya selain produk furnitur, proses instalasi juga dibutuhkan. Selain itu ukuran dan standar serta persyaratan teknis lainnya juga berbeda-beda di setiap negara.
2.
Office Furniture
Sama seperti kitchen furniture, segmen ini juga tidak memiliki penetrasi impor yang tinggi dikarenakan pembelian furnitur kantor pada umumnya dilakukan oleh kontraktor dan pembuatannya dilakukan secara co-developing dengan perusahaan.
3.
Matras
Segmen ini juga memiliki penetrasi impor yang sangat kecil disebabkan oleh standar dan ukuran yang berbeda-beda di setiap negara serta ukuran produk yang terlalu besar sehingga biaya logistik yang dikeluarkan tidak efisien.
4.
Upholstered Furniture/Other Furniture
Segmen ini memiliki penetrasi impor yang cukup tinggi dikarenakan sebagian material yang digunakan tidak tersedia di Italia seperti rotan, bambu, dll dan banyak ditemukan di emerging market.
Selain itu terdapat hal-hal lain yang membentuk segmentasi pasar berdasarkan pengguna akhir di Italia, yaitu: 1.
Gaya Hidup: Segmen ini ditandai dengan konsumen single dan rumah tangga kecil. Secara tradisi, penduduk Italia tinggal dengan orang tua dan keluarga besarnya, namun hal ini mulai berubah khususnya di bagian utara
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 30
Italia seperti Milan, Turin, dan lainnya. Sedangkan penduduk Italia di bagian selatan masih menjalani stereotype yang sama.
2.
Pergeseran Nilai Sosial: Pergeseran ini telah menciptakan grup sasaran baru, yaitu professional muda yang sering berkelana dan memiliki akses informasi yang baik. Grup ini sensitif dan awas pada urusan social serta lingkungan. Mereka menghargai desain kontemporer namun sadar akan hubungan antara kualitas dan harga.
3.
Perilaku Membeli: Sebelumnya, membeli furniture adalah proses yang panjang di Italia, namun kini terdapat segmen konsumen baru yang penting yaitu “one stop” buyer yang bertanggung jawab atas sepertiga dari total konsumen dan hal ini dikaitkan atas pertumbuhan toko atau outlet spesialis berukuran besar. Eksportir dari negara berkembang akan diuntungkan oleh konsumen ini karena konsumen ini tertarik dengan gaya furniture baru yang datang dari negara lain.
3.3.2 Berdasarkan Demografi Populasi Italia yang berjumlah 61,680,122 (estimasi Juli 2014)14 memiliki susunan umur sebagai berikut: -
0-14 tahun: 13.8% (laki-laki 4,340,943/perempuan 4,154,547)
-
15-24 tahun: 9.8% (laki-laki 3,046,202/perempuan 3,028,190)
-
25-54 tahun: 43% (laki-laki 13,107,098/perempuan 13,405,812)
-
55-64 tahun: 12.4% (laki-laki 3,703,329/perempuan 3,942,261)
-
65 tahun dan ke atas: 21% (laki-laki 5,548,047/perempuan 7,403,693) (2014 est.)
14
CIA World Factbook.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 31
Data di atas dapat dilihat juga dalam grafik berikut:
Figur 33. Poplusai umur penduduk Italia (Sumber: index mundi)
Melihat grafik demografi di atas, terdapat kekhawatiran akan tingkat produktivitas Italia karena populasi terbesar berada di umur 40 hingga 50 dan dalam dua puluh tahun ke depan populasi tersebut akan masuk masa pensiun. Gelombang pensiun yang besar tersebut akan memberikan tekanan pada yang berusia lebih muda karena pembiayaan pensiun dibebankan pada pajak dari pekerjaan mereka sedangkan populasi sebelumnya masih menduduki begitu banyak lapangan kerja. Ini dapat berdampak lebih jauh lagi pada kemampuan membeli dan perilaku membeli generasi produktif Italia ke depannya.
3.4. Perilaku Pembeli Akhir Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Cap Gemini Ernst & Young15 terkait “lifestyle and shopping behaviour” of consumers di Eropa menunjukkan bahwa consumer Italia sangat mengedapankan kualitas produk yang kondisten serta pelayanan yang baik dari staff toko ketika berbelanja di shopping centre. Sangat penting bagi perusahaan untuk menciptakan hubungan yang baik agar membuat konsumen
15
Searching for the Global Consumer. Italy: High Expectation from Demanding Customers. Cap Gemini Ernst & Young. 2002 LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 32
merasa nyaman dan kebutuhannya terpenuhi. Selain itu, mengerti kebutuhan konsumen secara personal akan menciptakan kesan dan kenyamanan yang baik dan mendorong terciptanya customer loyalty.
Figur 34. Perilaku konsumen di Italia
Secara global, Forum of the Future menyimpulkan 4 tren utama yang akan menggerakkan kecenderungan konsumsi untuk 10 tahun ke depan. Tren tersebut adalah: 1. My Way Dunia high-tech yang disokong oleh ekonomi wirausaha dan didominasi oleh perdagangan berbasis komunitas. Produk kian pintar dan mendukung perilaku konsumsi hemat energi, hemat air, dan memproduksi karbondioksida lebih sedikit.
2. Sell It to Me Dunia konsumen yang didominasi oleh brand namun mampu memberikan personalisasi. Produk inovatif adalah produk yang dapat menyediakan solusi sangat personal. LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 33
3. From Me to You Dunia di mana model bisnis berbasis komunitas, kolaborasi dan inovasi memfasilitasi gaya hidup rendah karbon. Konsumen merasa bisnis saat ini telah gagal memberikan jawaban untuk tantangan yang ada di masyarakat. Bentuk bisnis peer-to-peer pun menjadi umum. 4. I’m in Your Hands Dunia yang memiliki banyak aturan, namun konsumen sangat memercayai brand untuk menyediakan apa yang terbaik untuk mereka dan juga lingkungan. Produk-produk personalisasi dapat disediakan oleh brand dengan sistem on-demand.
Sedangkan dalam studi konsumen yang dilakukan Accenture, tren perilaku konsumsi dengan teknologi terkini menjadi benchmark bagaimana sebuah perusahaan seharusnya meresepon. Pentingnya kemampuan mengobservasi pasar dari tes dan prototyping melalui teknologi digital ataupun analog mengarahkan perusahaanperusahaan untuk bergerak merespon pasar dengan cara “do-it-differently”. Perilaku konsumen dalam dunia retail yang diriset oleh Accenture16 berdasarkan survey terhadap 10.000 konsumen di Brazil, Canada, China, France, Germany, Italy, Japan, Mexico, South Africa, Spain, Sweden, the UK, and the US adalah: -
Hanya 58% retailer memiliki apps dengan kemampuan pembelian online sedangkan semakin banyak orang yang berbelanja on-the-go.
-
47% berharap akan informasi promosi secara real-time.
-
68% retailer mempekerjakan staff yang sangat paham akan produk yang dijual dan
-
Tingkat keraguan pembeli online meningkat 8% karena persoalan keamanan data ketika pembelian online.
-
Google dan Facebook menjadi dua situs utama yang memengaruhi gaya hidup pembeli.
Jika melihat perilaku konsumen berdasarkan hierarki sosial dan kulturnya melalui Power Distance Index, maka Italia adalah penduduk yang lebih sulit dipengaruhi dengan pendapat orang lain atau pendapat expert dari suatu bidang jika dibandingkan Perancis dan Spanyol. 16
2016 Global Research: Customers are shouting, are retailers listening?. Accenture.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 34
Figur 35. Power Distance Index antara Perancis, Italia, dan Spanyol (Sumber: Hofstede Centre)
Karena itu perlu dilakukan cara lain dalam persoalan marketing jika ingin mempengaruhi konsumen Italia.
Sedangkan menurut riset Synovate berdasarkan persentase pebisnis yang memiliki jam tangan berharga lebih dari 750 euro dan perhiasan berharga lebih dari 1500 euro, terdapat korelasi dengan Masculinity Index yang mencerminkan orientasi orang terhadap kesuksesan material. Berdasarkan Masculinity Index tersebut, penduduk Italia memiliki nilai Masculinity Index paling tinggi. Karena itu penduduk Italia adalah konsumen yang paling sadar dengan brand premium dibandingkan Perancis dan Spanyol.
Namun di luar itu, konsumen Italia pun memiliki tingkat innovativeness paling tinggi karena itu konsumen Italia menjadi konsumen yang memiliki tingkat kemauan mencoba brand baru paling tinggi dibandingkan dua negara yang sama. 17
Melihat perilaku pembeli akhir melalui pola konsumsi furnitur di Italia, konsumsi furnitur di Italia hingga tahun 2013 tercatat bernilai 21 milyar dolar, tertinggi ke 5 di dunia. Sedangkan produksinya seperti yang disebutkan pada sub bab sebelumnya, bernilai 35 milyar dolar.
Pada tengah tahun 2013 hingga kini, produsen dan konsumen furnitur Italia mendapatkan bantuan dari pemerintah Italia dalam bentuk insentif pengurangan pajak sebesar 50% untuk proyek pemugaran bangunan di Italia. Di dalam insentif tersebut terdapat bonus insentif furnitur dan peralatan di dalam gedung yang memungkinkan konsumen untuk mampu membeli produk furnitur Italia itu sendiri.
17
Cross-Cultural Analysis on Consumer Behaviours. Taekil Kim. April 2015. European Business School London. London
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 35
Penjualan furnitur dalam pasar domestik juga mendapatkan dampak positif dari bonus insentif furnitur tadi yang khususnya pada tahun ini bersumber dari pasangan muda.
Berdasarkan riset yang dilakukan Coop, resesi ekonomi yang sempat terjadi secara general menimbulkan kesadaran konsumsi dari konsumen yang cenderung lebih pintar namun lebih lambat dalam mengambil keputusan. Hal ini dapat juga mengimplikasikan semakin butuhnya informasi yang transparan dari produsen dan penjual furnitur, dan dapat dibantu dengan skema pengukuran kualitas dan labelling
Secara garis besar konsumen sering kali mengakses furnitur-furnitur tersebut melalui toko independen (mono-brand). Toko independen dari perusahan mendominasi dengan jumlah 60% dari 22.000 retail yang tersebar di kota-kota besar Italia dan sisanya melalui toko cabang dan toko konsep.
4. Informasi Perdagangan 4.1 Impor Produk Furnitur di Negara Italia Data statistik Eurostat tahun 2015 menunjukkan adanya penurunan nilai impor Italia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dimana tahun 2015 menjadi yang terendah dengan nilai impor sebesar US$ 409.140 juta, turun sebesar 14% dari tahun sebelumnya. Untuk produk furnitur, jumlah impor tahun 2015 mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun 2014 seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Figur 36. Neraca perdagangan Italia dan dunia (Sumber: Eurostat)
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 36
Figur 37. Tingkat impor furnitur ke Italia tahun 2011 - 2015 (Sumber: Eurostat)
Walaupun terjadi penurunan impor dari segala jenis furnitur, khususnya pada periode 2014 dan 2015, jenis produk furnitur kayu untuk ruang tidur, dapur, kantor, dan furnitur metal di luar furnitur kantor masih sempat mengalami peningkatan di tahun 2013-2015 jika dibandingkan tahun 2012 ketika resesi terjadi. Terlihat dari data Eurostat tahun 2013 dan 2014 impor furnitur plastik mengalami penurunan. Meskipun secara garis besar terlihat adanya penurunan volume namun aktivitas ekpor dan impor produk furnitur masih memberikan tren positif dengan surplus sebesar US$ 5.879,29 juta. Namun demikian, kinerja ekspor mulai membaik sejak Oktober 2015 seperti yang ditunjukkan grafik di bawah ini:
Figur 38. Tingkat ekspor furnitur Italia 2015 (Sumber: tradingeconomics.com)
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 37
Berdasarkan data yang diperoleh dari Eurostat, dari dua puluh besar negara asal import Italia untuk produk furnitur, hanya tiga negara yang berasal dari luar Eropa yang berhasil menempati peringkat pertama, yaitu Tiongkok, peringkat ke-13 yaitu Vietnam dan Indonesia peringkat ke-18.
Figur 39. Negara Asal Impor Italia (Sumber: Eurostat)
4.2 Negara Pemasok dan Analisa Pesaing Impor Furnitur ke Italia 4.2.1 Republik Rakyat Cina (RRC) China telah berhasil melakukan transformasi dari “centrally planned economy” menjadi “market based economy” dan telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan sejak pertama kali menginisisasi reformasi pasar pada tahun 1978. Pertumbuhan GDP mencapai rata-rata 10% per tahun dan telah berhasil mengurangi angka kemiskinan lebih dari 800 juta orang. RRC telah mencapai era Millenium Development Goals pada tahun 2015 dan turut serta memberikan kontribusi yang besar pada perekonomian dunia.
RRC menjadi negara terbesar kedua berdasarkan nominal GDP dan negara dengan daya beli terbesar di dunia pada tahun 2014 telah berhasil mendominasi pasar dan LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 38
menjadi eksportir furnitur terbesar di dunia. Dalam kurun waktu 2010-2015 pertumbuhan pasar furnitur RRC menunjukkan angka yang mengagumkan. Berdasarkan data yang dikutip dari worldtopexports.com, tahun 2015 produk furnitur menempati urutan ketiga ekspor terbesar RRC dengan volume mencapai US$ 98,7 Milyar atau 4,3% dari total ekspor. 18 Tahun 2015, total ekspor furnitur RRC mencapai 33,5% dari total market share dengan nilai ekspor sebesar US$ 60 juta Milar, angka ini jauh mengalahkan Jerman di urutan kedua yang hanya menyumbang 7,8%. Sementara Indonesia berada di urutan ke 20 dengan nilai ekspor sebesar US$ 1,83 juta atau hanya 1% dari total market share.
Figur 40. Eksportir furnitur dunia (Sumber: Trademap 2015)
Perkembangan nilai ekspor produk furnitur RRC dikutip dari tradingeconomics.com menunjukkan fluktuasi dengan kecenderungan mengalami trend meningkat seperti yang ditunjukkan oleh grafik berikut:
18
http://www.worldstopexports.com/chinas-top-10-exports/
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 39
Figur 41. Grafik ekspor RRC (Sumber: tradingeconomics.com)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional RRC, industri manufaktur furnitur dibagi berdasarkan tipe produk yaitu kayu, bamboo/rotan, metal , plastik, dsb. Furniture dengan bahan dasar kayu menjadi komponen utama menyumbang sekitar 60%. Pusat industri furnitur berada di daerah Jiangsu, Anhui, Henan, Hebei, Hubei, Sichuan, Yunnan dan Shaanxi. Pemerintah RRC terus mengupayakan konsolidasi kawasan industri ini untuk menigkatkan value chain, mengurangi biaya logistik, mempromosikan restrukturisasi industri dan meningkatkan kerjasama industri antar region.
Figur 42. Daftar daerah penghasil furnitur di RRC
Saat ini, pasar Furnitur RRC menjadi salah satu yang terbesar di dunia dan produk – produk furnitur yang tersedia sangat beranekaragam. Secara umum produk furnitur pasar RRC dapat dikelompokan menjadi Home Furniture, Hotel and guesthouse Furniture, Office Furniture dan Public Instituion Furniture. LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 40
RRC menjadi eksportir terbesar produk furnitur ke Italia dengan nilai ekpor pada tahun 2015 mencapai US$ 215,55 juta disusul oleh Jerman dengan nilai ekspor US$ 207,83 juta dan Polandia US$ 135,38 juta. Produk yang banyak diekpor RRC ke Italia adalah perabotan kayu. Meningkatnya kualitas hidup di RRC juga telah mendorong pertumbuhan daya beli masyarakat termasuk berinvestasi pada produk furnitur. Pada tahun 2015, total penjualan retail untuk produk furnitur tumbuh 16,1% disbanding tahun sebelumnya dan mencapai 244,5 milyar Yuan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional RRC, pada tahun 2015 jumlah pengusaha furnitur di RRC mencapai 5.290 dengan total produksi 769.61 juta items. 19 Industri furnitur RRC telah menjadi industri yang terintegrasi dengan lebih dari 5 juta tenaga kerja dengan volume ekspor hampir 30% dari total produksi dan 99% memenuhi permintaan pasar domestik. Meningkatnya permintaan pasar domestik juga dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor properti perumahan dan non-perumahan.
Ketersediaan bahan baku menjadi salah satu kunci utama berkembangnya sektor industri furnitur di RRC. Kemudahaan akses ke bahan baku berkualitas tinggi mendukung RRC menjadi negara yang memproduksi furnitur berkualitas tinggi. Meningkatnya taraf hidup juga telah mempengaruhi preferensi masyarakat untuk produk furnitur dari membeli kebutuhan dasar bergeser menjadi pemenuhan gaya hidup. Meningkatnya pengguna internet juga telah membantu percepatan ecommerce yang turut mempengaruhi volume penjualan furnitur secara online.
4.2.2 Vietnam Vietnam menjadi salah satu negara yang paling dinamis dalam kurun 10 tahun terkahir dalam hal produksi furnitur dan pertumbuhan volume ekspor. Faktor yang menggarisbawahi keberhasilan Vietnam adalah adanya peningkatan permintaan untuk low cost furnitur dan global soucing policy dari retailer terkemuka seperti IKEA. Selain itu, keberhasilan Vietnam juga didukung oleh keanggotaan Vietnam di WTO, stabilitas politik dan makro ekonomi, upah yang murah , kualitas produk, peningkatan sistem infrastruktur serta kemudahaan akses untuk logistik. Walaupun volume produksi furnitur Vietnam masih kalah dari RRC, namun Vietnam merupakan negara yang bertumbuh pesat dalam produksi furnitur. CSIL mencatat, Vietnam berada di ranking ke-13 dan menjadi negara Asia kedua terbesar yang mengekspor furnitur setelah RRC. Volume ekspor meningkat dari US$ 850 juta 10 tahun yang lalu ke
19
HKTD Research “ China Furniture Market, July 2016
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 41
US$ 5 Milyar di tahun 2013. Vietnam memiliki 9 pelabuhan yang menyediakan kemudahaan akses untuk pengiriman international. Tahun 2015, total ekspor furniture Vietnam ke Italia sebesar US$ 19,16 juta.
Produk furnitur merupakan salah satu produk andalam ekspor Vietnam seperti yang ditunjukkan pada grafik yang dikutip dari http://globaledge.msu.edu/ berikut:
Figur 43. Volume ekspor Vietnam
Produk furnitur kayu diekspor ke 120 negara yang mana Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor terbesar, disusul oleh Jepang, Inggris dan Jerman. Vietnam juga sedang mencoba melakukan penetrasi ke pasar yang sedang berkembang seperti Rusia, India dan Asia Tengah. Produk tempat tidur merupakan item yang paling banyak diekspor sekitar sepertiga dari total ekspor furnitur. Non upholstered seats menyumbang 12% dari total ekspor dan 30% berasal dari garden furnitur dan occasional furnitur. Vietnam menempati peringkat ke-13 negara pengekspor produk furnitur ke Italia dengan nilai ekspor mencapai US$ 19,16 juta.
Permintaan furnitur untuk pasar domestik juga sangat menjanjikan yang mana Vietnam mengalami pertumbuhan selama kurun waktu 2003 -2013. Dengan jumlah populasi mencapai 90 juta jiwa yang menunjukkan adanya peningkatan kualitas hidup, Vietnam memiliki potensi pangsa pasar domestik yang mana 30% dari populasi tinggal di kota. Kota-kota besar seperti Ho Chi Min adalah yang paling menguntungkan. Semakin meningkatkan pembangunan apartemen mewah dan geung perkantoran, para pengembang berusaha mentrasform kota tersebut menjadi LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 42
international dan financial hub. Pemerintah kota Ho Chi Min telah merancang 4 kota satelit di pusat area 13 distrik. Kota lain yang tidak kalah pentingnya adalah Hanoi, Thanh Hoa dan Nghe An. Secara umum, manufaktur furnitur di Vietnam dikelompokkan ke dal 3 kategori yaitu: 1. Pabrik skala kecil yang dikelola oleh keluarga 2. Perusahaan skala menengah yang dikelola oleh lokal 3. Perusahaan besar atau joint venture atau Perusahaan Asing. Produk-produk furnitur kayu yang diekspor oleh Vietnam dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu: indoor furniture, outdoor furniture, wooden fine-arts, wooden furniture yang digabung dengan material lainnya seperti rotan, baja, aluminum dan MDF boards yang merupkan interior furniture . Data konsumsi furnitur menunjukkan trend meningkat seperti yang ditunjukan pada grafik berikut:
Figur 44. Konsumsi furnitur Vietnam (Sumber: CSIL)
Untuk menjaga kualitas produk seperti kekuatan dan daya tahan, mencegah risiko compliance sesuai standarisasi EN dan mengurangi time to market, Laboratorium Testing SGS telah didirikan di kota Ho Chi Minh. Dengan adanya Laboratorium SGS tersebut, durability test dapat dilakukan dengan cepat sehingga produsen dan eksportir dapat menerima informasi secepat mungkin.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 43
4.2.3 Turki
Turki termasuk dalam negara yang berkembang dalam industri furnitur dengan menyumbangkan 1,3% market share secara global. Nilai ekspor Turki untuk produk furnitur mencapai US$ 2,421 Milyar dan berada di peringkat ke-15 berdasarkan data Trademap 2015. Nilai ekspor ini mengalami peningkatan sebesar 8,3% dibandingkan dengan tahun 2014. Turki membukukan trend positif pada neraca keseimbangan perdagangan furnitur seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Figur 45. Nilai ekspor-impor Turki (Sumber: TUIK)
Selama 18 tahun terakhir, aktivitas perdagangan furnitur Turki selalu menunjukkan nilai positif. Tahun 2015, nilai ekspor furnitur Turki ke Italia sebesar US$ 16,2 juta dan selama 5 tahun terakhir menunjukkan tren meningkat.
Pembangunan yang stabil menjadi momentum yang penting dalam pertumbuhan industri. Selain itu peningkatan signifikan di sektor properti juaga turut mendukung pertumbuhan produksi dan konsumsi produk furnitur di Turki seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah:
Figur 46. Konsumsi Furnitur di Turki (Sumber: TUIK)
Dari tabel tersebut di atas, data 7 tahun terakhir menunjukkan 94% dari total produksi dikonsumsi secara domestik. Hal ini menunjukkan adanya perubahan pada perilaku konsumen, kebutuhan dan peningkatan jumlah pendapatan yang LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 44
mempengaruhi konsumsi dan mendorong pertumbuhan produksi. Berdasarkan laporan MUSIAD, 2013, frekuensi konsumen mengganti perabotan mengami peningkatan yang juga turut mempengaruhi peningkatan jumlah konsumsi.
Figur 47. Frekuensi mengganti perabotan di Turki (Sumber: MUSIAD)
berdasarkan grafik di atas dapat disampaikan bahwa 85% dari konsumen mengganti perabotan mereka dalam kurun waktu 3-10 tahun. Tingginya ratio ini menunjukkan permintaan furnitur di masa mendatang akan semakin meningkat.
Industri furnitur memegang peranan penting dalam industri manufaktur Turki termasuk dalam hal penyerapan tenaga kerja yang mana 23% dari total tenaga kerja bekerja di sektor manufaktur dan secara berkelanjutan meningkatkan jumlah ekspor.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 45
Figur 48. Penyerapan tenaga kerja di industri manufaktur furnitur Turki (Sumber: SGK)
Industri manufaktur furnitur banyak ditemukan di region Istanbul Istanbul (21%), Bursa (14, 5%), Kayseri (11, 5 %), Ankara (10%) dan Izmir (8.5%). Pusat distribusi furnitur di kota Istanbul berada di area Masko, Ikitelli Organized Industry Zone dan Modoko, sebuah kawasan indsutri kecil. Produksi furnitur juga terkonsentrasi di daerah Bursa –Inegol karena memiliki akses yang sangat dekat ke sumber bahan baku. Secara umum, permintaan pasar tertinggi di sektor ini adalah untuk produk “seating group furnitur, dining room dan office furnitur”. Permintaan terhadap office furnitur bergantung kepada pertumbuhan konstruksi dan jumlah bisnis baru, peningkatan jumlah penyerapan tenaga kerja sehingga kapasitas produksi bergantung kepada fluktuasi ekonomi.
Data ekspor produk furnitur Turki menunjukkan adanya trend positif dimana setiap tahunnya mengalami peningkatan. Produk “Seating group furnitur” dan “other furnitur” menjadi produk andalan ekspor.
Figur 49. Data ekspor furnitur Turki (Sumber: TUIK)
Sementara untuk aktivitas impor produk furnitur, China masih menjadi negara tujuan impor utama seperti yang ditunjukkan oleh tabel sbb:
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 46
Figur 50. Negara tujuan impor Turki (Sumber: TUIK)
Indonesia membukukan nilai ekspor sekitar US $ 15 juta pada periode Septmber 2013 dan menjadi negara rekanan impor Turki terbesar ke-8. Produk yang banyak diimpor oleh Turki adalah produk “seating group furnitur”.
Letak geografis Turki yang sangat strategis menjadi salah satu keuntungan dan faktor pendukung tumbuhnya industri furnitur. Neraca perdagangan furnitur yang selalu positif dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa sektor ini juga telah menjadi andalan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Turki. Beberapa faktor yang mempengaruhi trend positif industry furnitur Turki adalah tenaga kerja dan biaya produksi yang murah, teknologi modern dan kualitas standar produksi, meningkatnya sektor properti perumahan, letak geografis Turki yang strategis dan dukungan yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan ekspor. 20
Tahun 2023, pemerintah menargetkan Turki masuk dalam daftar 10 besar produsen furnitur dengan target US$ 25 milyar kapasitas produksi dan US$ 10 milyar nilai ekspor yang selalu mengalami peningkatan sejak tahun 2001 dengan mempertimbangkan keselarasan dengan Uni Eropa dan pendekatan “zero problem” dengan kebijakan negara tetangga. Pemerintah Turki juga sedang mengupayakan program-program insentif untuk mendukung pertumbuhan industri furnitur seperti pengenaan tarif pajak yang berbeda, mengurangi atau menghilangkan kesulitan
20
http://www.furnitureandfurnishing.com/html/sep13/regional-report-turkey-turkish-furnitureindustry-at-a-glance.php
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 47
pengusaha dalam hal ekspor, mengurangi bea cukai dan menetapkan standar untuk meningkatkan daya saing produk furnitur Turki. 21
4.3 Peran Indonesia dalam Memasok Produk Furnitur di Italia Berdasarkan data statistik ekspor tahun 2015 yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustian, kelompok industri pengolahan kelapa/kelapa sawit, tekstil, kulit, barang kulit dan sepatu/alas kaki, kimia dasar dan pengolahan karet masih mendominasi komoditas ekspor andalan Indonesia ke Italia. Secara keselurahan jumlah ekspor Indonesia ke Italia mengalami penurunan sebesar (-19,23%) dari USD 1.925.137.114 pada tahun 2014 menjadi USD 1.554.901.224 tahun 2015. Penurunan terbesar terjadi pada kelompok hasil industri pengolahan kelapa/ kelapa sawit yaitu sebesar (USD 326.508.187 atau 31,08%), sedangkan untuk industri pengolahan kayu mengalami penurunan sebesar 5,23% dibandingkan dengan tahun 2014. 22 Sedangkan untuk industri furnitur, produk yang banyak diimpor Italia dari Indonesia ditunjukkan oleh tabel sbb:
Figur 51. Data Impor Produk furnitur Italia dari Indonesia (Sumber: Eurostat)
Ekspor terbesar Indonesia untuk produk furnitur adalah kelompok hasil industri kayu lapis (plywood) dengan jumlah ekspor tahun 2015 sebesar US$ 2.341.922.669 meningkat sangat signifikan dibandingkan ekspor tahun 2014 sebesar US$ 4.229.569.23 Dari tabel di atas juga dapat dilihat potensi dan tantangan yang besar 21
Matbaasi “The Turkish Furniture Products Assembly Sector Report, 2013”
22
http://www.kemenperin.go.id/statistik/kelompok.php?n=526&ekspor=1
http://www.kemenperin.go.id/statistik/kelompok_sub.php?ekspor=1&kel=1&n=526 LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 48 23
untuk Indonesia mengingat produk produk seperti rotan dan bambu belum banyak diekspor ke Italia, sementara Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia. 4.3.1 Regulasi Impor Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis besar ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Kebijakan impor serta regulasi ekspor yang perlu dipenuhi terkait syarat ketentuan secara detail dapat disimak pada portal EU Help Desk (http://www.exporthelp.europa.eu) dengan memasukkan kode HS pada kolom yang telah ditentukan.
Kementrian Luar Negeri Italia membuat ringkasan laporan untuk peraturan dan regulasi masuknya produk furnitur ke Italia sebagai berikut: Legislasi
Dasar Hukum
Deskripsi Singkat
Keamanan Produk Secara Umum
Directive 2001/95/EC of the European Parliament and of the Council
Semua produk di pasar Uni Eropa termasuk produk jasa dan tidak termasuk produk barang antic harus patuh pada syarat dan ketentuan Directive 2001/95/EC of the European Parliament and of the Council yang dirancang untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah: persyaratan keamanan umum, kewajiban produsen dan distributor, dan pengawasan pasar.
Kandungan Bahan Kimia
REACH regulation (Regulation (EC) 1907/2006)
Uni Eropa memiliki daftar bahan kimia yang dilarang dan atau dibatasi penggunaanya dalam produk yang dipasarkan di Uni Eropa. Untuk kayu, Uni Eropa melarang penggunaan creosote, arsenic, dan mercury http://europa.eu/legislation_summari es/internal_ market/single_market_for_goods/ch emical_prod ucts/l21282_en.htm.
Produk dari tanaman dan hewan liar
Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) Regulation 338/97
Produk yang beredar di pasar Uni Eropa tidak boleh melanggar nilainilai yang telah disepakati dalam konvensi perdagangan international spesies punah. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat di http://www.cbi.eu/marketinformation/home-decorationtextiles/buyerrequirements#sthash.ajdpNxwE.dpu f
Regulasi Kayu Uni Eropa
EU Timber Regulation
Semua kayu yang masuk ke Uni Eropa harus melalui proses due
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 49
diligence dan dapat dilacak sumbernya. http://ec.europa.eu/environment/fore sts/pdf/Final %20Guidance%20document.pdf Kebijakan pengadaan barang yang berkelanjutan
ICLEI Europe (Asosiasi pemerintah lokal yang bekerjasama untuk pembanguunan berkelanjutan)
Produk kayu yang masuk ke Uni Eropa pada umumnya dan Italia pada khususnya harus memenuhi syarat dan ketentuan keberlanjutan. http://www.icleieurope.org/productsactivities/?cmd=view&aid=219
Labelling
Ecolabel’s Technical Manual for Timber Furniture
Merupakan análisis teknis dari produk furnitur kayu dan partisinya di pasar Eropa. Analisis ini meliputi aspek kayu, keberadaan sertifikasi, penggunaan bahan kimia dan lain sebagainya. http://www.isprambiente.gov.it/files/ ecolabel/docu mentiprodotti/mobililegno/manualetecnico - mobiliinlegnorev.pdf
Corporate Responsibility
ISO 14000 (lingkungan), OHSAS 18001(kesehatan keselamatan), SA8000 (estándar buruh)
Produsen produk yang dipasarkan di kawasan Uni Eropa harus memperhatikan program corporate social responsibility dan standarisasi ISO untuk kepatuhan dengan standar sosial dan lingkungan.
Manajemen Hutan Berkelanjutan
Chain of Custody Certification
Manajemen hutan berkelanjutan menjadi hal yang penting dan umum dilakukan di Uni Eropa. Untuk mengetahui proses sertifikasi lebih lanjut, dapat diakses alamat website berikut: http://gftn.panda.org/practical_info/b asics/sound_ forest/certification/coc_certification/c oc_guide/
Standar Perdagangan Internasional
International Trade Centre’s Standards Map
Perangkat online yang dapat digunakan untuk menilai produk yang kita miliki telah sesuai dengan standar keberlanjutan. http://www.standardsmap.org/identif y
Figur 52 Ringkasan Peraturan dan Legislasi Perdagangan Furnitur (Sumber: Kementerian Luar Negeri Italia)
4.3.2 Kebijakan Impor Sebagai bagian dari “SAFE” standar yang dianjurkan oleh World Customs Organization (WCO), Uni Eropa telah membuat sistem baru kontrol impor yang bertujuan untuk mengamankan arus barang di saat masuk ke wilayah pabean Uni Eropa. Sistem kontrol ini merupakan bagian dari “community program eCustomer” yang telah berlaku sejak 1 Januari 2011. Sejak berlaku, operator diwajibkan meyerahkan dokumen “Entry Summary Declaration” (ENS) sebelum barang masuk LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 50
ke wilayah pabean Uni Eropa. Untuk produk non – pertanian dokumen summary declaration harus ditunjukkan oleh pihak/orang yang membawa barang masuk ke wilayah tersebut. Prosedurnya dapat dilakukan dengan: -
45 hari apabila barang dibawa melalui jalur laut
-
20 hari apabila barang dibawa melalui jalur selain laut.
Material diijinkan masuk sementara tanpa biaya cukai apabila akan digunakan memproduksi produk untuk keperluan ekspor. Dalam hal ini, jaminan dapat diberikan oleh perusahaan asuransi atau bank sampai produk akhir diekspor. Kebijakan ini juga berlaku untuk barang yang akan diekspor kembali. Barang dalam status transit hanya perlu transit dokumen yang berlaku di Uni Eropa. Hanya barang-barang yang diperjualbelikan di Uni Eropa yang dikenakan bea cukai dan pajak. Untuk produk yang diolah di luar Uni Eropa, bea cukai dan pajak hanya dikenakan pada proses yang memberikan nilai tambah pada barang-barang tersebut. Hanya perusahaan yang berlokasi di Italia atau di Uni Eropa yag memperoleh keuntungan ini.
4.3.3 Hambatan Non-Tarif Sebagai salah satu negara anggota Uni Eropa, Italia mengadopsi peraturan dan kebijakan yang berlaku di Uni Eropa. Terdapat beberapa kebijakan non- tarif yang harus diperhatikan terkait aktivitas impor : Terkait implementasi kebijakan produk hasil pertanian (Common Agricultural Policy), memberlakukan pemberian kompensasi untuk impor dan ekspor produk pertanian dalam rangka pengembangan sistem dan kontrol barang barang yang masuk ke wilayah teritorial Uni Eropa. Terkait dengan sanitasi mengacu pada kebijakan “genetically modified organisms”, apabila diijinkan masuk ke Uni Eropa harus menginformasikannya pada label pengemasan. Barang-barang yang mengandung hewani membutuhkan sertifikasi dari otoritas di negara asal.
4.3.4 Standar Kualitas dan Sertifikasi Dalam persoalan penjagaan kualitas, furnitur Italia sampai kini masih lekat dengan citra kualitas label “Made in Italy” yang artinya dibuat dari kualitas craftmanship terbaik. Sebuah label yang sudah ada sejak 1980-an untuk menandai 4 area industri LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 51
tradisional terbaik Italia pasca Perang Dunia ke-2, yaitu fesyen, makanan, furnitur, dan mesin.
Walau sempat terdapat keraguan pasar terhadap label Made in Italy dalam dekade terakhir, kreativitas dan ketajaman bisnis pengusaha Italia pada akhirnya mampu mengarahkan label Made in Italy sebagai penanda produk premium. Hal ini sedikit banyak mampu menyelamatkan pebisnis-pebisnis dari krisis dan mempertahankan nilai ekspor Made in Italy.
Cara yang dilakukan oleh produsen Italia adalah mengurangi volume namun tidak mengurangi nilai produk. Membuat tiap produk Italia bernilai tinggi guna memposisikan diri menghadapi produk asal Cina yang dikenal murah.24
Furnitur di Italia kini sangat erat dengan budaya kontemporer Italia dan juga perkembangan desainnya. Desain di sini terkait dengan tingkat inovasi perusahaan atau produsen furnitur. Berdasarkan studi yang dilakukan Roberto Verganti bersama Claudio Dell’Era terhadap industri furnitur Italia, produsen furnitur Italia menyukai kerjasama dengan desainer eksternal perusahaan di mana 54% dari desainer yang dipakai oleh perusahaan yang dianggap inovatif adalah desainer asal Italia. 25
24
The real value of being ‘Made in Italy’. JANUARY 19, 2011. Rachel Sanderson. Diakses tanggal 2 Agustus 2016. https://next.ft.com/content/ab98f3b4-2417-11e0-a89a-00144feab49a. 25
Design-Driven Innovation. Verganti, Roberto. Harvard Business Press. Boston, Massachusetts. 2009.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 52
Figur 53. Tingkat kerjasama perusahaan furnitur Italia dengan desainer (SumberL Design-Driven Innovation. Verganti, Roberto. Harvard Business Press. Boston, Massachusetts. 2009)
Karena itu, walaupun menggunakan desainer eksternal, perusahaan tersebut membangun relasi dengan para ahli dari tingkat yang sangat lokal sehingga semakin menguatkan kredibilitas Made in Italy. Contohnya adalah label sepatu Santoni yang mengoptimalkan siswa dari sekolah-sekolah seni di Corridonia, Italia, untuk datang ke tempat produksi dan turut mencat sepatu Santoni. 26
Dari ekonomi Italia yang sudah berevolusi, terdapat area abu-abu yang merupakan perbatasan antara sektor kreatif dan manufaktur tradisional. Karakterisitik inilah yang menandai model perkembangan budaya Italia yang dalam perspektif jangka panjang dapat memberi ruang atas orisinalitas yang efisien atau termanufaktur.27
Optimalisasi dalam inovasi di industri furnitur Italia juga terlihat dari investasi Research & Developmentnya yang tinggi dan mencapai 56,4 juta Euro pada tahun 2012, tertinggi di Eropa.
Dalam urusan standarisasi dan sertifikasi furnitur European Committee for Standardization (CEN) adalah badan yang mengeluarkan standarisasi Uni Eropa atau disebut EN. Standarisasi yang dicanangkan CEN dapat diakses atau pedagang dapat mendaftarkan
As customers increasingly prize craftsmanship, “Made in Italy” becomes more than a tag for luxury brands. Chiara Bhegelli, 12 Juni 2015. http://goo.gl/yiQwYi 27 Italian Quality and Beauty Compact Report on the Cultural and Creative Industries in Italy. 6 Februari 2014. Symbola. Diakses tanggal 2 Agustus 2016. http://www.symbola.net/html/article/compactreportculturalindustriesitaly 26
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 53
produknya melalui badan nasional CEN di negara-negara terkait, atau afiliasi. Dalam hal ini badan nasional CEN di Italia adalah UNI. Beberapa badan di Italia yang memberikan jasa sertifikasi dan bantuan memahami regulasi furnitur di Uni Eropa adalah: 1. CATAS - institut riset dan sertifikasi dan laboratorium tes di bidang kayu dan furnitur. 2. FSC Italia - Sertifikasi kayu dan manajemen hutan bertingkat global. 3. Federlegno Arredo - Asosiasi yang ikut serta dalam pengerjaan legislatif di CEN, UNI, dan ISO. Federlegno Arredo memberikan bantuan informasi bagi pedagang untuk memahami dan menjalankan regulasi serta memproteksi produk maupun jasa. 4. UNI - Badan standarisasi nasional Italia. Di bawah ini adalah standarisasi terbaru yang dicanangkan UNI pada Januari 2016 yang sekiranya terkait dengan bidang furnitur.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 54
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 55
Figur 54. Daftar Standarisasi Keluaran Januari 2016 (Sumber: UNI)
4.3.5
Lingkungan, Kesehatan Sosial dan Persayaratan Keamanan
Konsumen memiliki hak atas produk yang dibeli, termasuk furnitur, dengan LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 56
perlindungan peraturan dari Uni Eropa yang secara garis besar mewajibkan pedagang atau penjual untuk memperbaiki, mengganti, mengurangi harga, atau mengembalikan uang, jika benda yang dibeli terbukti cacat atau tidak terlihat seperti yang diiklankan. Termasuk benda yang dijual online. Konsumen juga memiliki hak atas garansi 2 tahun tak berbayar atas benda yang dibeli.
Dalam hal pembelian online, konsumen memiliki hak untuk membatalkan atau mengembalikan pemesanan dalam waktu 14 hari dengan alasan apapun atau tanpa alasan.
Namun sebelum membeli, konsumen juga perlu memerhatikan informasi-informasi yang wajib diberikan oleh penjual atau pedagang di Uni Eropa yang disebut sebagai kontrak, seperti: -
Karakteristik utama produk
-
Harga total inklusif pajak dan biaya lainnya
-
Biaya pengiriman (jika ada)
-
Pengaturan pembayaran, pengiriman, atau performa
-
Identitas penual, alamat geografis, dan nomor telepon
-
Durasi berlaku kontrak (jika ada)
Jika konsumen membeli secara online, telepon, surat katalog, atau dari sales doorto-door, informasi berikut juga diharuskan ada: -
Alamat email dari penjual atau pedagang
-
Batasan pengiriman di beberapa negara
-
Hak untuk membatalkan pemesanan dalam waktu 14 hari
-
Adanya after-sales services
-
Mekanisme resolusi permasalahan
-
Nomor registrasi pedagang
-
Julukan/nama profesional dan detail VAT dari pedagang (jika ada)
-
Asosiasi profesional yang mengatasi atau merangkul pedagang (jika ada)
Hal di atas juga berlaku saat membeli produk online dari negara-negara non-Uni Eropa walau akan terdapat kesulitan untuk menekankan hak jika pedagang atau penjual berada di luar Uni Eropa.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 57
Untuk mendapatkan bantuan atau informasi lebih lanjut, konsumen Italia dapat menghubungi ECC-NET (European Consumers Centres Network) di Italia.
4.3.6 Pengemasan dan Pelabelan Untuk memperkuat pasar furnitur, Italia juga turut serta dalam regulasi pengukuran kualitas produk furnitur yang dicanangkan Uni Eropa untuk transparansi informasi terhadap konsumen. Sejauh ini terdapat 19 skema pengukuran kualitas, termasuk Ecolabel.
Figur 55. Daftar skema furnitur di negara-negara Uni Eropa (Sumber: The EU Furniture Market Situation and A Possible Furniture Products Initiative-Executive Summary)
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 58
Sedangkan di bawah ini adalah detail informasi yang diperlukan dalam pengaplikasian skema-skema tersebut dari sumber yang sama:
Figur 56. Daftar informasi yang dibutuhkan dalam skema pengukuran kualitas di Uni Eropa
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 59
Figur 57. Lanjutan daftar informasi yang dibutuhkan dalam skema pengukuran kualitas di Uni Eropa
Di bawah ini adalah persyaratan yang perlu dipenuhi dalam skema Ecolabel:
Figur 58. Informasi wajib dalam Ecolabel
Aplikasi ecolabel dapat dilakukan oleh produsen, importir, penyedia jasa, pedagang dan retailer.
Dalam kategori furnitur, Ecolabel dari European Commission hanya dapat diberikan pada produk bermaterial kayu.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 60
4.3.7. Asosiasi Produk Furnitur di Indonesia Pada tanggal 31 Mei 2016 telah dilakukan deklarasi Himpunan Indsutri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) sebagai asosiasi yang baru untuk menghimpun dan memberi maslahat kepada pelaku industri mebel dan kerajinan serta bagi instansi negara terkait untuk mengembangkan sektor industri furniture di Indonesia. Asosiasi ini merupakan gabungan dari dua organisasi independen yaitu AMKRI dan Asmindo. Dengan penggabungan ini diharapkan asosiasi menjadi semakin kuat, besar dan dapat menjadi partner pemerintah yang kritis.
4.4 Saluran Distribusi Produk Furnitur di Italia 4.4.1 Jalur Distribusi Pada prinsipnya, distribusi penjualan produk furnitur di Italia menggunakan sistem yang digunakan oleh Uni Eropa. Sebagian besar eksportir produk furnitur dari Negara berkembang menjual produknya ke importer grosir dan pabrik furnitur di Italia. Peran agen perantara dalam proses jual beli sudah berkurang, furnitur diproses lebih lanjut dan disalurkan ke pedagang retail.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari laman Kementerian Luar Negeri Uni Eropa, jalur penjualan furnitur dibedakan berdasarkan jenis produk sbb:
1.
Tropical timber furnitur components
Figur 59. Jalur distribusi tropical timber furniture components (Sumber: FSG)
Eksportir dari negara berkembang menjual produk mereka ke wholesalers dan LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 61
perusahaan manufaktur furnitur di Italia. Produk-produk tersebut kemudian diolah dan didistribusikan ke retailer-retailer yang masih mendominasi pasar furnitur di Italia. 2. Home Decoration, Rocking Chairs & Garden Furniture
Figur 60. Jalur distribusi produk home decoration, rocking chairs dan furnitur taman
Buying Agents pada umumnya adalah retailer yang tidak mengimpor produk untuk dikonsumsi sendiri. Peran buying agents lebih kepada melakukan pengecekan kualitas pengiriman untuk importer tertentu atau melakukan pengecekan kode etik yang telah disepakti dengan pembeli. Importers/Wholeshaler menjual produk kepada retailer di negara tujuan dan sangat menjaga kualitas dari impor. Para importir sangat tertarik untuk menjalin kerjasama jangka panjang dengan eksportir produk home decoration dan biasanya mereka akan menyediakan informasi yang komprehensif tentang informasi dan preferensi pasar Eropa. Retailer biasanya memiliki rantai jalur distribusi yang lebih luas tergantung besar dan ukurannya. Beberapa mengimpor langsung dari supplier, ada juga yang membeli dari wholesaler di Eropa. Retailer yang lebih kecil biasanya membeli dari wholesalers brand terkemuka di Eropa dan aktif mendatangi pameran produk furnitur. Mereka juga membeli dari produsen lokal. LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 62
Konsumen B2B kebanyakan adalah desainer interior yang memberikan jasa dekorasi kepada perusahaan-perusahaan dan pada umumnya bekerjasama dengan wholesaler tertentu yang memiliki koleksi material.
3. Metal Parts & Components
Figur 61. Jalur distribusi komponen metal
Pada umumnya komponen metal yang diimpor adalah produk-produk berdasarkan spesialisasi sehingga pemesanan biasanya dadapt dipersonaliasi. Perusahaan manufaktur yang mengekspor komponen metal ini dapat melakukan kerjasama atau sub contract dengan perusahaan lokal yang bergerak di bidang yang sama. Alternatif lain untuk dapat masuk ke pasar Eropa yaitu dengan melibatkan agen atau jual beli langsung dengan importer. Sekarang ini, peranan e-commerce sebagai jalur penjualan furnitur juga semakin meningkat dan pada umumnya menggunakan pendekatan multi channel yang menggabungkan online dan offline retail. Apabila spesifikasi produk jelas, informasi visual menarik dan tingkat pelayanan cukup tinggi, konsumen Eropa tidak takut untuk membeli secara online. Namun pada umumnya mereka melakukan pembelian lewat e-commerce di dalam negeri. Hasil riset World Furniture menunjukkan peningkatan penjualan furnitur melalui e-commerce. Tahun 2011, 36% dari total penjualan furnitur dunia melalui e-commerce terjadi di Eropa. LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 63
4.4.2 Jalur Promosi Jika melihat kecenderungan konsumsi di Italia seperti yang disampaikan pada bab 3.3.1 citra suatu brand sangatlah penting. Karena itu marketing communication suatu brand perlu menyampaikan pesan yang selaras dan kuat. Terdapat 8 moda marketing communications mix berdasarkan Kotler dan Keller: 1. Periklanan 2. Sales promotion 3. Event dan experiences 4. Public relations dan publisitas 5. Direct marketing 6. Interactive marketing 7. Word-of-mouth marketing 8. Personal selling Periklanan di Italia dapat dilakukan di media cetak, tv, billboard, online dan ad space lainnya. Perlu diketahui, konsumen Italia gemar membaca koran walaupun readership masih lebih rendah jika dibandingkan negara Eropa lainnya28. Ini dapat menjadi pertimbangan untuk beriklan di media cetak khususnya koran karena lebih efektif untuk skala massal ketimbang majalah. Namun sekali lagi, sirkulasi koran masih cenderung rendah dibandingkan negara-negara Eropa lainnya sehingga periklanan di televisi masih jauh lebih efektif meskipun lebih mahal.
Market iklan cetak di Italia dapat dibagi menjadi 4 segmen: 1. Koran harian nasional berbayar 2. Koran harian lokal dan regional berbayar 3. Koran harian gratis yang disebarkan di beberapa kota 4. Majalah
Berikut adalah beberapa koran nasional paling penting di Italia: -
L’avvenire
-
Il Corriere della Sera
-
Il Giornale
-
Italia Oggi
-
Libero
28
47% dari penduduk Italia tidak pernah membaca koran. Digital News Report 2015. Reuters Institute for the Study of Journalism
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 64
-
Il manifesto
-
Il Messaggero
-
La Repubblica
-
Il Sole 24 Ore
-
La Stampa
Il Corriere della Sera (522.202 eksemplar per hari di tahun 2009) dan La Repubblica (467.116 eksemplar per hari di tahun yang sama) selalu bersaing dalam hal penjualan.
Dalam hal koran gratis harian, terdapat 5 nama yang disebar di kota-kota tertentu yaitu: 1. Metro 2. Leggo 3. City 4. Dnews 5. E-polis (E-polis selalu menggunakan nama kota distribusi untuk korannya seperti Il Firenze untuk kota Florence).
Jumlah penyebaran 5 koran tersebut lebih besar daripada koran berbayar nasional. Contohnya Leggo yang menyebarkan sejumlah 1 juta cetakan korannya setiap harinya. Beberapa grup media paling penting adalah L’Espresso , RCS Media Gorup, Caltagirone Editor. Dikarenakan krisis dunia cetak, RCS Media Group dan Gruppo Editoriale l’Espresso membentuk online consortium untuk memberi akses pengiklan ke hampir 40% audiens online.
Sedangkan untuk televisi, pemilik channel dengan viewer terbanyak adalah RAI dan Mediaset. Keduanya menguasai hampir 90% audiens Italia pada tahun 2002 namun kini banyak bersaing dengan channel-channel berbayar. Berikut detailnya:
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 65
Figur 62. Daftar saluran televisi Italia (Sumber: Auditel)
Dalam perihal penggunaan internet, penduduk Italia paling banyak mengunjungi situs sebagai berikut: 1. Google.it 2. Facebook.com 3. Youtube.com 4. Google.com 5. Amazon.it 6. Wikipedia.org 7. Repubblica.it 8. Yahoo.com 9. Libero.it 10. Ebay.it 11. Subito.it 12. Instagram.com 13. Live.com 14. Corriere.it 15. Ilmeteo.it 16. Twitter.com 17. Gazzetta.it 18. Tim.it 19. Booking.com 20. Mediaset.it LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 66
Pada tahun 2014 terdapat 37.668.961 pengguna internet dan pada tahun 2015 terdapat 28 juta pelanggan Facebook di Italia dengan tingkat penetrasi 46.1%.29
Figur 63. Grafik pembanding penggunaan Internet antara Italia dan Uni Eropa (Sumber: european commission)
Berdasarkan data tahun 2016 dari European Commission, tingkat interaksi dalam aktivitas online (engagement) pengguna internet Italia masih di bawah rata-rata negara Uni Eropa lainnya. Hanya situs-situs yang memberi konten seperti musik, video, dan game yang memiliki performa di atas rata-rata negara Uni Eropa lainnya. Penggunaan internet untuk online shopping masih tergolong rendah, namun mengalami peningkatan signifikan (4%) sejak tahun sebelumnya dan kini sebesar 39%. Pemasangan iklan di media cetak maupun media online lebih berkenaan dengan penjualan B2C (Business to Consumer). Sedangkan dalam ranah B2B (Business to Business), peran trade shows/trade fairs di Italia sangat signifikan baik untuk ekonomi Italia ataupun bagi negara-negara yang ingin melakukan penetrasi pasar karena ajang-ajang tersebut berskala global dan didatangi oleh pengunjung internasional. Terdapat 400 ajang pameran perdagangan digelar di Italia setiap tahunnya dan banyak di antaranya dilakukan di Milan Fair Ground.
29
Internet World Stats.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 67
Dalam riset yang dimuat dalam buku Trade Shows in Globalizing Economy, disebutkan bahwa ajang Salone del Mobile (Salone Internazionale del Mobile) yang dilakukan di Milan berperan sangat penting dalam mempromosikan industri frunitur Italia yang sebelumnya fragmented dan juga meraih serta mempertahankan citra ajang global. Pada tahun 2008 pengunjung Salone del Mobile meraih angka 350 ribu, mengalami kenaikan 150 ribu dari tahun 2005. Angka tersebut jauh di atas ajang-ajang semacamnya di negara Uni Eropa lainnya seperti IMM Cologne. Hal ini disebabkan karena Salone del Mobile adalah ajang yang tidak hanya mempertontonkan produk namun juga memberi ruang untuk pertukaran ilmu di antara yang berpameran sehingga menguatkan pengalaman para pengunjung. Penting diketahui juga, mekanisme yang dilakukan oleh Salone del Mobile adalah knowledge-generating. Sehingga ajang ini dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih baik oleh opinion leaders dan gatekeepers akan suatu produk di samping memfasilitasi tujuan komersil jangka pendek. Di bawah ini adalah pameran-pameran yang menjadi bagian Salone del Mobile Milano beserta detailnya: Judul Pameran
Peruntukan Perusahaan
Salone Internazionale del Mobile
-
-
-
Industrial Manufacturers dan Artisan Media Asosiasi dagang, konsorsium dan organisasi
Peruntukan Produk -
Harga
Furnitur kamar tidur Kasur Lemari pakaian Ruang makan dan tengah Hall funriture Furnitur untuk anak muda Occasional Meja dan kursi Rush, bambu dan rotan Furnitur taman Kamar mandi dan aksesoris Upholstered furniture
Mulai dari 169 euro/m2 hingga 188 euro/m2 di luar pajak VAT 22%, biaya registrasi (570 euro + 22%), lump sum service (4.14 euro/m2 + 22%), dan biaya partisipasi untuk perusahaan yang berpameran pertama kali (15 euro/m2 + 22%)
International Furnishing Accessories Exhibition
-
Aksesori interior Obyek interior Tekstil domestik (rumah)
Mulai dari 169 euro/m2 hingga 188 euro/m2 di luar pajak VAT 22%, biaya registrasi (570 euro + 22%), lump sum service (4.14 euro/m2 + 22%), dan biaya partisipasi untuk perusahaan yang berpameran pertama kali (15 euro/m2 + 22%)
EuroCucina, International
-
Kitchen Furniture
Mulai dari 183 euro/m2
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 68
Kitchen Furniture Exhibition
-
Aksesori
hingga 202 euro/m2 di luar pajak VAT 22%, biaya registrasi (570 euro + 22%), lump sum service (4.16 euro/m2 + 22%), dan biaya partisipasi untuk perusahaan yang berpameran pertama kali (15 euro/m2 + 22%)
International Bathroom Exhibition
-
Bathroom furniture dan aksesori Sauna, turkish bath dan spa Shower cubicles, Bath dan whirlpool tubs Sanitary ware Tapware Radiators Pelapis lantai dan dinding.
Mulai dari 183 euro/m2 hingga 202 euro/m2 di luar pajak VAT 22%, biaya registrasi (570 euro + 22%), lump sum service (4.16 euro/m2 + 22%), dan biaya partisipasi untuk perusahaan yang berpameran pertama kali (15 euro/m2 + 22%)
Outdoor lighting Indoor lighting Industrial lighting Event/show lighting Special-purpose lighting Hospital lighting Lighting systems and domotics Light sources
Mulai dari 188 euro/m2 hingga 205 euro/m2 di luar pajak VAT 22%, biaya registrasi (570 euro + 22%), lump sum service (4.16 euro/m2 + 22%), dan biaya partisipasi untuk perusahaan yang berpameran pertama kali (15 euro/m2 + 22%)
Furnitur kantor Furnishings for banks and insurance offices, post offices and public spaces Tempat duduk untuk kantor dan ruang publik Acoustics, flooring and coverings Interior dan sistem dan perlengkapan teknis bangunan, sistem keamanan Lighting dan aksesori kantor Teknologi audiovideo Services.
Mulai dari 188 euro/m2 hingga 205 euro/m2 di luar pajak VAT 22%, biaya registrasi (570 euro + 22%), lump sum service (4.16 euro/m2 + 22%), dan biaya partisipasi untuk perusahaan yang berpameran pertama kali (15 euro/m2 + 22%)
-
-
Euroluce, International Lighting Exhibtion
-
-
Industrial Manufacturers dan Artisan Desainer dan distributor Media Asosiasi dagang, konsorsium dan organisasi
-
Workplace3.0/SaloneUffici o
-
-
-
-
SaloneSatellite
Desainer, arsitek, sekolah desain dan universitas
-
Hanya berdasarkan persetujuan dari juri.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 69
Figur 64. Daftar pameran dagang dalam naungan Salone del Mobile dan harga pendaftarannya (Sumber: Salone del Mobile 2016)
Dalam segala jenis promosi yang akan dilakukan diperlukan seorang yang dapat menjadi penghubung antara trader dan key player lainnya dan juga memberi pemahaman kultural.
5. Strategi Hasil analisa kinerja ekspor Indonesia ke Italia tahun 2015 menunjukkan angka yang masih relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah ekspor Indonesia ke negara lain. Indonesia bahkan kalah dari Vietnam yang menempati urutan ke-13 eksportir furnitur ke Italia. Fakta bahwa Italia merupakan salah satu negara produsen furniture terbesar di Indonesia menjadi tantangan untuk produk furnitur Indonesia dimana Strength - ketersediaan sumber daya alam seperti
Weaknesses - kurangnya teknologi industri yang
kayu dan rotan yang melimpah di seluruh
mutakhir untuk memproduksi produk
wilayah Indonesia. Indonesia menjadi
bernilai tambah tinggi
produsen rotan terbesar di dunia
- belum memadainya infrastruktur
-
letak geografis yang sangat strategis
mengakibtkan tingginya biaya logistik
-
ketersediaan sumber daya manusia yang
sehingga mengurangi daya saing produk
melimpah dan memiliki skill yang
- kurangnya akses para pengusah
beranekaragam
- furnitur terhadap informasi dan modal
-
keanekaragaman seni dan budaya
- tingginya permintaan dapat
-
pendirian asosiasi pengusaha furnitur Indonesia
mempengaruhi kualitas produksi - harga bahan baku yang berfluktuasi sehingga membuat biaya produksi meningkat - kompetisi yang tidak sehat di antara para pengusaha
Opportunity
Threat
-
- pengusaha furnitur didominasi oleh
permintaan produk-produk furnitur dengan bahan baku rotan, bamboo, kayu seperti garden furniture, office furniture semakin meningkat
-
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkelanjutan
usaha kecil menengah - negara –negara berkembang lainnya semakin meningkatkan kualitas produksi - iklim investasi di negara lain semakin terbuka - semakin tingginya persyaratan green product
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 70
Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar bahan baku produk furniture seperti kayu, rotan dan bambu.
Salah satu kunci strategis untuk meningkatkan fundamental ekonomi adalah dengan merestruktur dan memperkuat aktivitas ekspor. Proses restrukturisasi juga termasuk transformasi ekspor Indonesia dari yang berbasis komoditas menjadi produk olahan dengan mengembangkan “downstream industries”.
Penandatangan kerjasama perdagangan antara KADIN dengan Italian Trade Agency pada awal tahun 2016 menjadi momentum yang tepat dan tantangan untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke Italia yang selama ini hanya didominasi oleh hasil industri batubara, bahan kimia dan palm oil.
Untuk menetapkan strategi yang tepat demi mencapai tujuan meningkatkan ekspor produk furnitur, perlu dilakukan analisa SWOT furnitur Indonesia dan memahani positioningnya di pasar dunia. Analisa SWOT ditujukan untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi keberadaan dan positioning produk furnitur Indonesia di pasar dunia.
Berdasarkan informasi di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar dan berpeluang untuk mengembangkan industri furnitur di pasar Uni Eropa khususnya Italia. Mengacu kepada analisa SWOT, strategi pengembangan industri furniture kemudian difokuskan atas beberapa aspek sbb:
5.1 Strategi Produksi Berikut strategi produksi yang disusun dari informasi yang telah didapat dan analisa SWOT: -
Sumber daya manusia Indonesia dalam bidang furnitur dan kesenian yang membuatnya kini tumbuh secara horizontal, dalam arti kata keberagaman yang tinggi namun tidak ditemani oleh pertumbuhan vertikal, sehingga kualitas pengerjaan masih belum maksimal, tidak merata dan juga tidak berkelanjutan. Hal ini dibuktikan dari beberapa kesenian seperti jenis bordir atau ukiran yang mulai hilang. Pendalaman skill melalui sekolah, workshop, atau pelatihan sebaiknya digalakkan di berbagai level, khususnya pada pengrajin dan riset dan pengembangan.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 71
-
Memanfaatkan kerjasama dengan desainer atau arsitek lokal maupun mancanegara untuk bekerja sama dengan industri menciptakan rancangan produk yang inovatif seperti yang telah dilakukan Bekraf dengan program Designer Dispatch-nya.
-
Menggunakan material-material yang bersertifikasi ramah lingkungan dan dapat ditelusuri asal muasalnya.
-
Standarisasi produk.
5.2 Strategi Produk Berikut strategi produk yang disusun dari informasi yang telah didapat dan analisa SWOT: -
Salah satu cara untuk mengidentifikasi potensi perdagangan dengan Italia adalah dengan mengukur tingkat kecocokan (compatibility) produk yang diekspor oleh Indonesia dengan produk yang diimpor oleh Italia. Untuk segmen furnitur, terdapat beberapa produk yang memiliki tingkat kecocokan yang tinggi dengan persyaratan impor Uni Eropa seperti produk wood joinery and carpentry products, plywood dan wooden furniture.
-
Tipe furnitur yang disupply Indonesia ke pasar Uni Eropa kebanyakan lebih berupa patung-patung dan potongan kayu dan bukan dalam bentuk furnitur yang bernilai tambah lebih seperti furnitur dapur dan tempa tidur. Hal ini disebabkan eksportir sulit melakukan pemenuhan persyaratan akreditasi bahan baku, ketenagakerjaan, standar keamanan, Eco-label dan kepatuhan terhadap persyaratan lainnya. Oleh karena itu, upaya pemenuhan akreditasi harus menjadi hal utama yang harus diperhatikan.
-
Pengembangan produk juga harus memperhatikan tren yang sedang terjadi. Ajang promosi atau pameran produk furnitur harus dimanfaatkan untuk menganalisa dan mempelajari trend produk yang sedang marak di pasar, sehingga pengembangan produk relevan dengan pasar.
-
Sebagai negara penghasil bahan baku produk furnitur yang melimpah seperti kayu, rotan dan bambu, Indonesia harus berupaya menetapkan positioning produk di pasar dunia. Perlu diingat, konsumen Italia terkenal sangat peduli dengan kualitas dan menempatkan produk-produk furniturnya sebagai produk premium berkualitas tinggi.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 72
5.3 Strategi Promosi Berikut strategi promosi yang disusun dari informasi yang telah didapat dan analisa SWOT: -
Mengingat konsumen Italia yang sadar dan peduli terhadap citra suatu brand, strategi komunikasi dan promosi yang holistik.
-
“Aku Cinta Produk Indonesia” dapat menjadi label penanda kualitas dan karakter produk seperti halnya “Made in Italy”. Namun perlu dibangun strategi dan penerapan yang grassroots agar label tersebut menjadi sinonim dengan produk yang bagus.
-
Taktik komunikasi yang dijalankan perlu memiliki kedalaman knowledge atas produk Indonesia, seperti dari mana sebuah produk berasal, bagaimana dibuatnya dan oleh siapa. Keberagaman yang menjadi kekuatan (strength) Indonesia perlu diikat dalam sebuah sistem knowledge dan storytelling yang kuat.
-
Ecolabel dan skema mandatory dari Italia atas produk kayu menjadi sangat penting dalam promosi karena Indonesia memiliki kekuatan furnitur kayu dan konsumen serta industri furnitur Italia sangat mengedepankan hal tersebut.
-
Kehadiran online sangat penting. Perusahaan sebaiknya memiliki situs yang berisi credential perusahaan, atau setidaknya perusahaan yang sudah melakukan trade atau ingin melakukan penetrasi terdata dengan baik di internet. Situs tersebut sebaiknya menggunakan SEO dengan maksimal sehingga situs ditampilkan di halaman-halaman awal pencarian Google.
-
Beriklan akan sangat baik jika dapat membeli space di Youtube dan Facebook untuk membantu penetrasi pasar. Selain itu bekerja sama dengan majalah lokal akan membantu meningkatkan brand value.
-
Pembuatan eCommerce dari produk-produk Indonesia juga dapat membantu meningkatkan brand awareness. eCommerce dapat mengambil tiga arah yaitu eCommerce trading seperti alibaba.com atau eCommerce retail yang menggabungkan sejumlah trader dalam satu situs selayaknya online mall, atau eCommerce private yang dimiliki eksklusif oleh masing-masing perusahaan.
-
Perlunya cultural advisor dalam melakukan komunikasi dan promosi agar penetrasi semakin maksimal dan tidak terjadi stereotyping.
-
Mengikuti trade shows Salone del Mobile untuk menggali knowledge trading lokal, tren, dan meningkatkan presence level dan awareness di antara para
traders. Saat ini diketahui bahwa pada Salone del Mobile 2016 tidak ada LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 73
perusahaan atau industri Indonesia yang berpameran, namun beberapa desainer Indonesia, seperti Abie Abdillah dan Alvin Tjitrowirjo berpameran secara independen di Fuori Salone yang digelar secara bersamaan dengan Salone del Mobile. Bahkan salah satunya digaet oleh label furnitur Italia dan memproduksi desainnya untuk label tersebut (Abie Abdillah untuk Cassina).
5.4 Strategi Policy Berikut strategi policy yang disusun dari informasi yang telah didapat dan analisa SWOT: -
Untuk menarik minat investor di sektor manufaktur furnitur, pemerintah harus menyediakan insentif dan mengurangi proses birokrasi yang kompleks mempertimbangkan masih kurangnya perusahaan manufaktur yang memiliki teknologi mutakhir.
-
Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian harus membuat kebijakan kebijakan yang sejalan dan tidak saling tumpang tindih.
-
Menciptakan sistem dan kebijakan yang dapat mengintegrasikan value chain produk furnitur.
6. Kontak Penting ●
European Furniture Industries Confederation.
Rue Montoyer, 24, BE-1000 Bruxelles http://www.efic.eu/
●
Promotor Salone del Mobile: Federlegno Arredo Eventi Foro Buonaparte 65, 20121 Milano Segreteria: tel. 02.80604.389, +39.02806041 fax 02.80604.392 http://www.federlegnoarredo.it
●
Asosiasi nasional Italia dalam produksi furnitur Assaredo Secretary: Serena Migliorini
[email protected]
●
Asosiasi nasional produk furnitur dan perlengkapan kamar mandi Assobagno External relation: Daniela Tomasseli
[email protected] http://www.federlegnoarredo.it/en-gb/associations/assobagno
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 74
●
Assoimbalaggi Secretary: Ilaria Bislenghi
[email protected]
●
ECC-NET (European Consumers Centres Network) Viale degli Ammiragli, 91 00136 Roma Phone +39 06 44238090 Fax +39 06 44170285http://www.federlegnoarredo.it/engb/associations/assoimballaggi
●
Asosiasi nasional Italia untuk industri kayu dan produksi timber Assolegno
[email protected] http://www.federlegnoarredo.it/en-gb/associations/edilegnoarredo
●
●
Asosiasi nasional untuk traders, importir, dan agen kayu sebagai material mentah produk semi-jadi, dan turunannya Fedecomlegno Sekretaris: Chiara Dellea
[email protected] Kedutaan Italia di Indonesia Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310
●
Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association Indonesia (IBAI) Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend. Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 571-3540 ; Fax: +62 (21) 5719013.
Email:
[email protected]. Kontak person: Dr. Luigi Carlo
Gastel (President)
●
Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di
Indonesia Via Campania 53-55,00187 Roma, Italia. Tel: +39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910
●
Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN Via Vittor
Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia.
●
Pihak yang dihubungi bila terjadi dispute. Departemen Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il commercio) Estero http://www.ice.gov.it/.
●
Kementrian perdagangan Italia http://www.mincomes.it/. atau
http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 75
●
Untuk memastikan nilai mata uang Euro
dan untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/ Atau dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) E-mail: mailto:
[email protected]://www.euromonitor.com
●
International Chamber of Commerce E-mail: mailto:
[email protected]. http://www.iccwbo.org
●
International Trade Centre UNCTAD/WTO
E-mail: mailto:
[email protected]. http://www.intracen.org
●
Informasi pameran mebel yang akan diadakan di seluruh dunia dapat diakses di http://www.worldfurnitureonline.com/ bagian “Fairs
Calendar”.
●
Organisasi Promosi Perdagangan Italia ICE, National Institute for Foreign Trade Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy. T elephone: (39) 6-59921 T elefax: (39) 659926900
●
Informasi produk dapat dilihat di Eurostat dan Italian National Statistics (http://www.istat.it).
●
Ulasan terbaru tentang produk mebel dapat di akses di http://www.worldfurnitureonline.com/PDFres/65-Mgazine/#p=18
●
Peraturan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk ekspor ke Italia dapat dilihat di situs CBI Ministry of Foreign Affairs di http://www.cbi.eu/
●
Referensi untuk syarat dan ketentuan memulai bisnis di Italia juga disediakan oleh World Bank di situs http://www.doingbusiness.org/data/exploreeconomies/italy/#enforci ngcontracts http://www.federlegnoarredo.it/en-gb/associations/fedecomlegno
6.1 Major Player 1. Calligaris
Viale Trieste, 12, 33044, Manzano. Tel: +39 (04) 32 748 397. Fax: +39 (04) 32 748 304. Email:
[email protected] http://www.calligaris.it
2. Interstyle
Via Argine, 94, 35040, Casale di Scodosia. Tel: (39) 42987465. Fax: (39) 429879212. Email:
[email protected]
http://www.interstyle.it/
3. Silomas.r.l
Via Toti Dal Monte, 71, 31050, Barbisano. Email:
[email protected] http://www.siloma.it/en/
4. SMA Mobili Spa
Viale Europa, 50, 31018 Albina di Gaiarine, Treviso. Tel: + (39) 0434 756..319/320. Fax: + (39) 0434 756 311. Email:
[email protected].
http://www.smamobili.it/
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 76
5. CALIAItalia S.p.A
Contrada Serritello la Valle, 75100, Matera. Tel: +390835 3031. Fax: +390835 303777. Email:
[email protected]. http://www.caliaitalia.com/en 6. DEARKIDS
Dear s.n.c. Via Monte Grappa no. 11, 22040, Cremnago di Inverigo. Tel: +39031698242. Fax: +39031698079. Email:
[email protected]. http://www.dearkids.it/
7. Miniforms
Via Ca’Corner Meolo, 30020, Venezia. Tel: +390421618255. Fax: +390421618524. Email:
[email protected]. http://www.miniforms.com/
8. DitreItaliaS.p.A.
Via del Lavoro, 21 z.i., 31016, Cordignano. Tel: +390438 9999. Fax: +390438 999993. Email:
[email protected]. http://www.ditreitalia.com/
9. ALF Group
Via S. Pio X, Francenigo, 17-31919, Treviso. Tel: +390434769111. Fax: +390434769245. Email:
[email protected]. http://www.alf.it/en/index.aspx 10. Moroso
Via Nazionale 60, 33010, Cavalicco di Tavagnacco. Tel: +39 0432577111. Fax: +39 0432570761. Email:
[email protected]. http://www.moroso.it/ 11. AltaModa Italia srl
Via Valdera C.183/a, 56038, Ponsacco. Tel: +39 0587735355. Fax: +39 0587734950. Email:
[email protected]. http://www.altamodaitalia.it/ 12. Zanotta SPA via Vittorio Veneto 57, 20054, Nova Milenese. Tel: +39 (03) 624981. Fax: +39 (03) 62451038. Email:
[email protected]. http://www.zanotta.it/#/en/
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 77
DAFTAR PUSTAKA Tracogna, Alessandra. 2016. CSIL Outlook for the Global Market in 2016 dalam majalah World Furniture International Market Review Edisi Maret 2016. Cınar, Dongel dkk. 2015. An overview of worldwide competitiveness: A case study of the Turkish furnitur industry . Turki. Gazi University dan Adiyaman University. International Trade Centre. 2016. Top Furniture Exporters 2015. http://www.worldsrichestcountries.com/top-furnitur-exporters.html, 1 Agustus 2016. Andrea, dkk. 2014. The EU Furniture Market Situation and a possible Furniture Product Initiative . Brussels, 2014. Kementerian Perindustrian. 2016. Kebijakan Industri Nasional. http://www.kemenperin.go.id/artikel/19/Kebijakan-Industri-Nasional, 1 Agustus 2016. European Union. 2016. Furniture Industry. http://ec.europa.eu/growth/sectors/rawmaterials/industries/forest-based/furnitur/, 31 Juli 2016. A Keeps, David. 2015. TOP 5 Interior Design Trends for 2016. http://www.wsj.com/articles/top-5-interior-design-trends-for-2016-1451423833, 31 Juli 2016. Kementerian Perindustrian. 2016. Statistik Industri. http://www.kemenperin.go.id/statistik/kelompok.php?n=526&ekspor=, 1 Agutus 2016. Workman, Daniel. 2016. China’s Top 10 Exports. http://www.worldstopexports.com/chinas-top-10-exports/, 1 Agustus 2016. Hong Kong Trade Development Council. 2016. China Furniture Market, July 2016 Zeki Yuzel. 2016. Turkish Furniture Industry at a Glance. http://www.furnitureandfurnishing.com/html/sep13/regional-report-turkey-turkishfurniture-industry-at-a-glance.php, 3 Agutus 2016. Matbaasi, Afsaroglu. 2013. The Turkish Furniture Products Assembly Sector Report, Ankara: Kazim Karabekir. European Union. 2016. Value Added Tax. http://www.exporthelp.europa.eu/thdapp/display.htm?page=rt/rt_ValueAddedTax.htm l&docType=main&languageId=EN, 3 Agustus 2016. Sanderson, Rachel. 2011. The real value of being ‘Made in Italy’. https://next.ft.com/content/ab98f3b4-2417-11e0-a89a-00144feab49a, 2 Agustus 2016. Verganti, Roberto. 2009. Design-Driven Innovation. Boston, Massachusetts: Harvard Business Press. LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 78
Fondazione Symbola dan Unioncamere. 2014. Italian Quality and Beauty Compact Report on the Cultural and Creative Industries in Italy. http://www.symbola.net/html/article/compactreportculturalindustriesitaly, 2 Agustus 2016. Oliver, Rupert. ITTO Tropical Forest Update 22/1: Market Trends. Forest Industries Intelligence Ltd. Unioncamere, Fondazione Edison, Fondazione Symbola, FederlegnoArredo. 2015. 10 Truths About Italian Competitiveness. Smardzewski, J. 2015. Furniture Design. Springer. PWC. 2015. Room for Growth: European cities hotel forecast for 2015 and 2016 for 20 gateway cities from Amsterdam to Zurich. Luo, Xinjian, Sun, Changyou, Hongfei Jiang, Zhang,Ying, Meng, Qiang. 2014. International Trade After Intervention: The Case of Bedroom Furniture. Elsevier. Federazione Italiana Lavoratori Costruzion E Affini. 2008. National Report on the Production, Economic and Trade Union Structure in the Wood and Furniture Sectors in Italy. Rome.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE ATDAG ROMA TAHUN 2016 – PELUANG PASAR PRODUK FURNITURE DI ITALIA 79