PUTUSAN Nomor 597/Pdt.G/2010/PAJP BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Cerai Gugat yang diajukan oleh : ………………………, umur 46 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS Walikota Jakarta Pusat, tempat kediaman di ………………………, dalam hal ini memberi kuasa ………………………Advokat dari
Law
………………………,
beralamat
di
………………………, berdasarkan Surat Kuasa Khusus No.
008.07.2010
tanggal
07
Juli
2010,
sebagai
Penggugat ; Melawan ………………………, umur 41 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, tempat kediaman di ………………………, sebagai Tergugat; Pengadilan Agama tersebut ; Telah membaca surat gugatan Penggugat; Telah mendengar keterangan Penggugat dan Tergugat serta saksi-saksi ; Telah memperhatikan surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini ; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 12 Juli 2010 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Pusat dengan Register Nomor 597 /Pdt.G/2010/PAJP dengan tanggal sama, telah mengajukan gugatan cerai dengan dalil-dalil sebagai berikut :
Tentang Perkawinan Antara Penggugat dengan Tergugat 1. Bahwa pada tanggal 06 Juli 1991 telah dilangsungkan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat di hadapan Petugas Pencatat Nikah dari hal. 1 dari 12 hal put. no.597/Pdt.G/2010/PA JP
Kantor
Urusan
Agama
(KUA)
Kec.
Kemayoran,
Jakarta
Pusat,
sebagaimana terbukti dari Kutipan Akta Nikah Nomor : 341/72/VII/1991 tanggal 06 Juli 1991. (Vide bukti P.1) 2. Bahwa dari perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat, telah dilahirkan 2 (dua) orang anak yaitu : ~ ………………………, perempuan, lahir di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1991 (+ 19 tahun); ~………………………, laki-laki, lahir di Jakarta pada tanggal 28 April 1994 (+ 16 tahun) (Vide bukti P.2 dan P.3)
Tentang Perselisihan yang terus menerus Antara Penggugat dengan Tergugat 3. Bahwa ternyata di dalam menjalani kehidupan berumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat terdapat perbedaan-perbedaan yang sangat prinsip mengenai sifat, pola berfikir, kepribadian dan pandangan serta cara hidup dalam kehidupan berumah tangga. Sehingga antara Penggugat dengan Tergugat sering terjadi perselisihan dan percekcokan yang terusmenerus. Dan karena percekcokan yang terus-menerus tersebut (yang telah berjalan selama tidak kurang dari 19 tahun), dimana Penggugat telah berusaha untuk mempertahankan rumah tangga guna mencapai tujuan perkawinan, akan tetapi tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam berumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat. 4. Bahwa adapun yang menjadi penyebab percekcokan dan perselisihan yang terus menerus dalam kehidupan rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat pada dasarnya dikarenakan Tergugat mempunyai sifat pemarah yang berlebihan, dan Tergugat (dalam hal sedang marah-marah) sering mengeluarkan kata-kata kotor meskipun sedang berada di depan umum sehingga membuat Penggugat selalu dalam keadaan tidak nyaman. 5. Bahwa keadaan ini menyebabkan Penggugat tidak tahan dan pernah mengajukan Gugatan Perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Pusat pada bulan Agustus 1999, namun kemudian Gugatan Cerai tersebut Penggugat cabut dikarenakan Tergugat berjanji akan berubah bahkan Tergugat telah membuat sendiri Surat Pernyataan yang menyatakan kesanggupannya untuk berubah dengan syarat-syarat yang Tergugat hal. 2 dari 12 hal put. no.597/Pdt.G/2010/PA JP
nyatakan sendiri dalam Surat Pernyataan tersebut dan kemudian ditandatanganinya. 6. Bahwa ternyata Tergugat hanya berubah sementara waktu (+ 1 bulan) dan setelahnya Tergugat kembali ke sifat dan tabiatnya semula yaitu selalu mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor setiap kali terjadi pertengkaran. Namun Penggugat masih mencoba bersabar dan bertahan dengan pertimbangan demi anak-anak serta berharap dengan bertambahnya usia Tergugat, Tergugat akan berubah menjadi lebih sabar dan pengertian. 7. Bahwa ternyata dengan berjalannya waktu, perubahan yang diinginkan tidak pernah terjadi, bahkan 2 (dua) tahun terakhir komunikasi diantara Penggugat dan Tergugat semakin parah dan percekcokan semakin sering terjadi, diantaranya : 7.1. Apabila Tergugat pulang terlambat dan Penggugat menelpon maka Tergugat pasti akan marah dan sesampainya di rumah kemarahan itu tetap berlanjut sehingga terjadi pertengkaran dan Tergugat selalu mengeluarkan kata-kata kasar yang membuat Penggugat malu karena hingga terdengar oleh tetangga sekitar. 7.2. Namun sebaliknya apabila Penggugat yang pulang terlambat, Tergugat
langsung
marah
tanpa
mendengarkan
alasan
dari
Penggugat sedikitpun. Padahal senyatanya Tergugat tahu aktifitas Penggugat di luar dimana selain sebagai PNS di kantor Walikota Jakarta Pusat, pada saat itu Penggugat juga ditunjuk sebagai Bendahara Panwaslu untuk Pilpres sehingga Penggugat harus mengikuti rapat-rapat hingga malam hari dan semua aktifitas Penggugat tersebut selalu Penggugat sampaikan kepada Tergugat, namun Tergugat tetap tidak mau mengerti dan selalu marah-marah dengan kata-kata kasar. 7.3. Tergugat tidak hanya mengeluarkan kata-kata kotor pada Penggugat, namun yang lebih tidak dapat diterima oleh Penggugat, Tergugat telah mencaci maki anak Penggugat dan Tergugat dengan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan oleh seorang ayah kepada anaknya, yaitu dengan kata-kata anjing. 8. Bahwa selama bertahun-tahun Penggugat selalu mencoba dan berusaha untuk bersabar, namun sebagai seorang manusia Pengugat juga mempunyai
batas
kesabaran
dimana
puncaknya
Tergugat
telah
hal. 3 dari 12 hal put. no.597/Pdt.G/2010/PA JP
mempermalukan Penggugat di hadapan rekan-rekan kerja Penggugat di Panwaslu yaitu : 8.1. Pada hari Kamis tanggal 05 Nopember 2009, Penggugat dengan sepengetahuan Tergugat sedang mengikuti rapat Panwaslu di Jakarta Barat. Dan saat itu hingga pukul 22.00 WIB Penggugat dan Tergugat masih dapat berkomunikasi melalui handphone, namun setelah itu kedua handphone milik Penggugat mati dan error sehingga terputus komunikasi antara Pengugat dengan Tergugat. 8.2. Bahwa keesokan harinya pada saat Penggugat bertemu dengan Tergugat di rumah, Tergugat langsung mencaci maki Penggugat dengan
kata-kata
kotor,
namun
Penggugat
berusaha
menenangkannya dan berjanji hari itu akan pulang sore. Namun ternyata oleh karena rapat Panwaslu yang kemarin belum selesai pembahasannya, maka Penggugat kembali diajak rapat di PRJ dan kondisi serta lokasi rapat telah disampaikan Penggugat kepada Tergugat.
Namun
ternyata
Tergugat
tidak
dapat
menerima
penjelasan Penggugat dan Tergugat langsung menyusul ke PRJ (tempat Penggugat mengikuti rapat). Sesampainya di PRJ Tergugat lansung mencaci maki Penggugat dihadapan rekan-rekan kerja Penggugat. 8.3. Bahwa satu hal yang tidak dapat diterima oleh Penggugat hingga saat ini, Tergugat tega-teganya dihadapan rekan-rekan kerja Penggugat mengatakan Penggugat sebagai Jablay (yang berkonotasi perempuan tidak benar). Padahal senyatanya Penggugat adalah istri dari
Tergugat
sehingga
sudah
sepatutnya
Tergugat
dapat
menghargai Penggugat sebagaimana mestinya. Dan saat itu Penggugat hanya bisa menangis karena malu. Pertengkaran kembali terjadi setelah Penggugat dan Tergugat pulang ke rumah. 9. Bahwa sebagai puncaknya dari percekcokan yang terus menerus dan komunikasi yang semakin tidak sejalan tersebut, Penggugat pergi meninggalkan tempat kediaman bersama pada tanggal 07 Nopember 2009. Dan pada bulan itu juga Penggugat kembali mengajukan Gugatan Cerai di Pengadilan Agama Jakarta Pusat sebagaimana terregistrasi dalam perkara No. 789/Pdt.G/2009/PAJP tertanggal 24 Nopember 2009, namun sebelum Majelis Hakim memeriksa pokok perkara ini, Penggugat kembali mencabutnya dengan alasan ijin dari atasan belum ada. hal. 4 dari 12 hal put. no.597/Pdt.G/2010/PA JP
10. Bahwa sebelum Gugatan Cerai ini diajukan kembali oleh Penggugat, Penggugat dan Tergugat telah melalui beberapa kali proses mediasi diantaranya : ~ Mediasi yang dilakukan oleh Hakim Mediator Pengadilan Agama Jakarta Pusat dalam perkara No. 789/Pdt.G/2009/PAJP pada tanggal 24 Nopember 2009; ~ Mediasi yang dilakukan oleh keluarga besar Penggugat dan Tergugat pada tanggal 16 Januari 2010 di rumah orangtua Penggugat; ~ Mediasi yang dilakukan oleh atasan langsung Penggugat di kantor Walikota Jakarta Pusat sebanyak 3 (tiga) kali yang dimulai pada tanggal 13 Januari 2010; ~ Mediasi yang dilakukan oleh petugas dari BP4 sebanyak 3 (tiga) kali yang dimulai pada tanggal 23 Maret 2010; ~ Mediasi yang dilakukan oleh atasan Penggugat di tingkat propinsi yang dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yang dimulai pada tanggal 04 Mei 2010. Namun ternyata semua proses mediasi tersebut tidak membuahkan hasil (gagal) sehingga akhirnya Gubernur mengeluarkan surat rekomendasi tertanggal 29 Juni 2010 yang mengijinkan Penggugat untuk bercerai dari Tergugat. Hal
tersebut
di
atas
semakin
mempertegas
bahwa
hubungan
perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat tidak mungkin dapat dipertahankan lagi. 11. Bahwa sikap-sikap Tergugat sebagaimana telah diuraikan pada angka 3 s/d 9 tersebut di atas telah mengakibatkan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tidak ada suasana yang harmonis, tidak saling mencintai dan tidak saling menghormati, serta tidak ada ikatan bathin antara satu dengan yang lainnya, sehingga dalam kehidupan rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat tidak ada kebahagiaan. 12. Bahwa oleh karena di dalam hidup berumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak ada suasana yang harmonis, sudah tidak saling menghormati, tidak ada ikatan bathin, dan tidak saling mencintai antara satu dengan yang lain, sehingga tidak ada kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga, sebagaimana diwajibkan dalam Pasal 33 Undang-undang No. 1 Tahun 1974, maka dengan keadaan demikian, TUJUAN PERKAWINAN sebagaimana dimaksud, dalam Pasal 1 Undangundang No. 1 Tahun 1974, yang menyatakan bahwa “Perkawinan ialah hal. 5 dari 12 hal put. no.597/Pdt.G/2010/PA JP
ikatan lahir bathin antara suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga ) yang bahagia”, Jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan “Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rohmah” TIDAK AKAN TERCAPAI. Oleh karenanya maka menurut Hukum yaitu berdasarkan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 Jo. Pasal 116 huruf a, huruf f dan huruf g Kompilasi Hukum Islam Jo. Pasal 39 ayat (2) Undang-undang No. 1 Tahun 1974, Penggugat berhak menuntut cerai dari Tergugat, dan oleh karena itu Penggugat mohon kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat, untuk menyatakan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat PUTUS KARENA PERCERAIAN.
PERMOHONAN : Berdasarkan seluruh uraian tersebut diatas, Penggugat memohon kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat dalam hal ini Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, untuk menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
Mengadili 1. Memutuskan,
menyatakan
menerima
dan
mengabulkan
Gugatan
Penggugat untuk seluruhnya. 2. Memutuskan,
menyatakan
Perkawinan
antara
Penggugat
dengan
Tergugat yang dilangsungkan secara agama Islam pada tanggal 06 Juli 1991, dihadapan Pegawai Pencatat Nikah dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Kemayoran, Jakarta Pusat sebagaimana dalam Kutipan Akta Nikah Nomor : 341/72/VII/1991tanggal 06 Juli 1991 PUTUS KARENA PERCERAIAN dengan segala akibat hukumnya. 3. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini. Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Penggugat dan Tergugat telah hadir di persidangan dan Majelis telah berupaya mendamaikan Penggugat dan Tergugat bahkan melalui prosedur mediasi yang dipimpin oleh seorang mediator hakim bernama Dra. Ratna Jumila, akan tetapi upaya damai tersebut tidak berhasil. hal. 6 dari 12 hal put. no.597/Pdt.G/2010/PA JP
Menimbang, bahwa Penggugat yang berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil telah memperoleh izin percerian dari pejabat yang berwenang dengan suratnya Nomor 1159/2010 tertanggal 29 Juni 2010 yang dikeluarkan oleh Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta ; Menimbang, bahwa kemudian dibacakanlah gugatan penggugat dimana Penggugat tetap mempertahankan dalil-dalil gugatannya ; Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah menyampaikan jawaban secara tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa benar Penggugat dan Tergugat sebagai suami istri yang telah dikaruniai dua orang anak ;
-
Bahwa benar dalam rumah tangga telah terjadi percekcokan tetapi tidak setiap hari dan masih bisa diatasi ;
-
Bahwa tidak benar penyebab percekcokan karena Tergugat temperamental, tetapi karena Penggugat sibuk dengan pekerjaannya di Panwaslu dan selalu pulang malam dan sering terlambat memberi tahu Tergugat ;
-
Bahwa benar pada bulan Nopember 2009 Penggugat telah pergi meninggalkan Tergugat karena ada percekcokan kecil ;
-
Bahwa Tergugat masih ingin tetap mempertahankan keutuhan rumah tangga dengan Penggugat ; Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat masing-masing telah
menyampaikan replik dan dupliknya yang pada pokoknya tetap dengan gugatan dan jawbannya yang semula ; Menimbang,
bahwa
untuk
membuktikan
kebenaran
dalil-dalil
gugatannya, Penggugat di persidangan telah menyerahkan bukti surat berupa 1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah a.n Penggugat dan Tergugat Nomor 341/72/VII/1991 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat, tertanggal 6 Juli 1991, bermeterai cukup dan telah sesuai dengan aslinya (P.1) ; 2. Fotokopi
Kutipan
Akta
Kelahiran
a.n
………………………
Nomor
8340/JP/1991 yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil Wilayah Jakarta Pusat, tidak dapat diperlihatkan aslinya, telah bermeterai cukup (P.2) ; 3. Fotokopi
Kutipan
Akta
Kelahiran
a.n
………………………
Nomor
3.690/U/JP/ 1994 yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Pelaksana Catatan
hal. 7 dari 12 hal put. no.597/Pdt.G/2010/PA JP
Sipil Kotamadya Jakarta Pusat, tidak dapat diperlihatkan aslinya, telah bermeterai cukup (P.3) ; 4. Fotokopi Kartu Keluarga a.n Penggugat dan Tergugat Nomor 1304.059136 yang dikeluarkan oleh Lurah Serdang ; 5. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk a.n Penggugat yang dikeluarkan oleh Camat Kamayoran, telah sesuai dengan aslinya dan bermeterai cukup (P.5); Menimbang, bahwa atas bukti-bukti surat tersebut, Tergugat telah membenarkannya dan menyatakan tidak keberatan ; Menimbang, bahwa selain bukti surat, Penggugat telah pula menghadirkan
dua
orang
saksi
di
persidangan,
masing-masing
telah
memberikan keterangannya di bawah sumpah sebagai berikut : 1. ………………………, menerangkan -
Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat
karena saksi
sebagai kakak kandung Penggugat ; -
Bahwa Penggugat dan Tergugat sebagai suami istri yang menikah sekitar 18 tahun lalu dan telah dikaruniai dua orang anak ;
-
Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sejak lima tahun lalu sudah tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran ;
-
Bahwa penyebab pertengkaran tersebut karena Tergugat suka berkata kasar,
temperamental
dan
kurang
memberikan
nafkah
kepada
Penggugat ; -
Bahwa puncak perselisihan dan pertengkaran terjadi pada akhir tahun 2009 ;
-
Bahwa akibat dari adanya perselisihan dan pertengkaran tersebut akhirnya antara Penggugat dan Tergugat sejak akhir tahun 2009 telah pisah tempat tinggal dimana Penggugat pergi meninggalkan Tergugat karena merasa sudah tidak tahan lagi hidup bersama Tegugat ;
-
Bahwa saksi selaku pihak keluarga sudah berusaha mendamaikan Penggugat dan Tergugat namun tidak berhasil ;
2. ………………………, menerangkan : -
Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat
karena saksi
sebagai adik Penggugat ; -
Bahwa Penggugat dan Tergugat sebagai suami istri yang telah dikaruniai dua orang anak ; hal. 8 dari 12 hal put. no.597/Pdt.G/2010/PA JP
-
Bahwa pada awalnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat baik-baik saja, namun sejak lima tahun lalu mulai tidak harmonis, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran ;
-
Bahwa penyebab pertengkaran tersebut karena Tergugat suka berkata kasar, temperamental dan kurang mencukupi nafkah Penggugat ;
-
Bahwa puncak perselisihan dan pertengkaran terjadi pada akhir tahun 2009 dan sejak itu Penggugat telah pergi meninggalkan Tergugat karena merasa tidak tahan hidup bersama Tergugat ;
-
Bahwa saksi sebagai pihak keluarga sudah berusaha
mendamaikan
Penggugat dan Tergugat tapi tidak berhasil ; Menimbang, bahwa atas keterangan dua orang saksi tersebut, Penggugat menyatakan benar dan tidak keberatan sedangkan Tergugat menyatkan tidak benar apabila Tergugat bersikap temperamental kepada Penggugat ; Menimbang, bahwa Penggugat telah menyampaikan kesimpulannya yang pada pokoknya tetap dengan gugatan cerainya dan mohon putusan dengan mengabulkan petitum gugatan Penggugat, sedangkan Tergugat dalam kesimpulannya menyatakan keberatan untuk bercerai dengan Penggugat ; Menimbang, bahwa tentang jalannya pemeriksaan di persidangan semuanya telah dicatat dalam berita acara yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan putusan ini ; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana telah diuraikan di atas ; Menimbang, bahwa sesuai ketentuan pasal 130 ayat 1 HIR jo pasal 82 ayat 1 UU No. 7 Tahun 1989 jo pasal 7 ayat (1) PERMA No. 1 Tahun 2008, Majelis telah berupaya mendamaikan Penggugat dan Tergugat agar tetap mempertahankan rumah tangganya bahkan melalui proses mediasi, akan tetapi upaya damai tersebut tidak berhasil ; Menimbang, bahwa Penggugat selaku Pegawai Negeri Sipil telah memperoleh izin perceraian dari pejabat yang berwenang, dengan demikian sesuai SEMA No. 5 tahun 1984 pemeriksaan perkara a quo dapat dilanjutkan ; Menimbang, bahwa yang menjadi masalah pokok dalam perkara ini adalah Penggugat mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat
dengan
alasan dalam rumah tangganya sering terjadi perselisihan dan pertengkaran hal. 9 dari 12 hal put. no.597/Pdt.G/2010/PA JP
yang disebabkan oleh Tergugat mempunyai sifat pemarah yang berlebihan, Tergugat sering mengeluarkan kata-kata kotor yang membuat Penggugat merasa tidak nyaman, akhirnya pada akhir tahun 2009 Penggugat pergi meninggalkan Tergugat ; Menimbang, bahwa atas gugatan cerai Penggugat tersebut Tergugat dalam jawaban tertulisnya telah mengakui bahwa dalam rumah tangganya sering terjadi percekcokan namun masih bisa diatasi dan tidak benar penyebab percekcokan
karena
Tergugat
bersikap
temperamental
tetapi
karena
Penggugat sering pulang malam, akhirnya Penggugat telah pergi meninggalkan Tergugat pada Nopember 2009 ; Menimbang, bahwa bukti P.1 merupakan bukti autentik yang menerangkan
bahwa
Penggugat
dan
Tergugat
telah
melangsungkan
pernikahan pada tanggal 6 Juli 1991, bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan materil pembuktian, oleh karenanya
Majelis menilai hubungan
Penggugat dan Tergugat sebagai suami isteri dinyatakan telah terbukti ; Menimbang, bahwa bukti P.2, P.3 dan P.4 sekalipun tidak dapat ditunjukan aslinya oleh Penggugat tetapi bukti tersebut telah dibenarkan oleh Tergugat, oleh karenanya berdasarkan bukti tersebut dari perkawinan Penggugat dan Tergugat telah terbukti telah dikaruniai dua orang anak dan semula antara Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di ……………………; Menimbang, bahwa bukti P.5 merupakan bukti autentik yang menerangkan tentang identitas Penggugat, berdasarkan bukti tersebut telah terbukti bahwa Penggugat adalah yang berkepentingan dalam perkara ini ; Menimbang, bahwa dua orang saksi yang diajukan oleh Penggugat telah menerangkan di bawah sumpahnya yang pada pokoknya menyatakan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sejak lima tahun terakhir ini sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan sikap Tergugat yang temperamental dan kurang dalam memberikan nafkah kepada Penggugat dan kedua pihak telah pisah rumah sejak akhir tahun 2009, pihak keluarga sudah berupaya mendamaikan Penggugat dan Tergugat tetapi tidak berhasil. Keterangan saksi tersebut berdasarkan pengetahuannya sendiri dan telah bersesuaian satu sama lain, dengan demikian keterangan saksi tersebut sudah memenuhi syarat formil dan materil kesaksian. Oleh karenanya keterangan saksi tersebut dinilai telah cukup membuktikan bahwa dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan percekcokan yang terus menerus yang sulit untuk didamaikan ; hal. 10 dari 12 hal put. no.597/Pdt.G/2010/PA JP
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut, dengan tidak melihat siapa yang bersalah dan apa yang menjadi penyebabnya, maka rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah dapat dikwalifikasi sebagai rumah tangga yang sudah pecah (broken marriage), satu sama lain sudah tidak dapat menjalankan hak dan kewajibannya sebagai suami istri (pisah rumah) dan sudah sulit untuk didamaikan, sehingga untuk membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sebagaimana yang dikehendaki dalam AlQur’an Surat Al-Rum ayat 21 sudah sulit untuk terwujud. Apabila keadaan rumah tangga yang demikian tetap dipertahankan maka akan lebih banyak mafsadatnya daripada manfaatnya, sedangkan meninggalkan mafsadat lebih diutamakan daripada mengambil maslahat sesuai dalil hukum Islam (fiqh) :
درء اﻟﻤﻔﺎﺳﺪ ﻣﻘﺪّم ﻋﻠﻰ ﺟﻠﺐ اﻟﻤﺼﺎﻟﺢ Artinya :” Menghindari mafsadat harus didahulukan daripada mendatangkan kemaslahatan ”. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka dalil gugatan Penggugat telah memenuhi ketentuan pasal 39 ayat 2 UU No. 1 Tahun 1974 jo pasal 19 huruf f PP No. 9 Tahun 1975 jo pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian petitum gugatan cerai Penggugat dapat dikabulkan ; Menimbang, bahwa oleh karena perceraian dimaksud atas putusan Pengadilan dan berdasarkan bukti P.1 antara Penggugat dan tergugat sebelumnya belum pernah bercerai, sesuai ketentuan pasal 119 ayat 2 huruf c Kompilasi Hukum Islam maka amar putusan perceraian perkara ini adalah menjatuhkan talak satu ba’in shughra dari Tergugat kepada Penggugat ; Menimbang, bahwa sesuai ketentuan pasal 84 ayat 1 dan 2 UU No. 7 Tahun 1989 dipandang perlu untuk menambah amar putusan ini, yaitu memerintahkan Panitera
untuk mengirimkan salinan putusan ini setelah
berkekuatan hukum tetap kepada PPN Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini mengenai perkawinan, sesuai dengan ketentuan pasal 89 ayat 1 UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, maka biaya perkara dibebankan kepada Penggugat ;Mengingat segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dalil-dalil syar’i yang berkaitan dengan perkara ini ; MENGADILI 1. Mengabulkan gugatan penggugat ; hal. 11 dari 12 hal put. no.597/Pdt.G/2010/PA JP
2. Menjatuhkan
talak
satu
ba’in
shughra
dari
Tergugat
(………………………) kepada Penggugat (………………………) ; 3. Memerintahkan Panitera untuk mengirimkan salinan putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap ke PPN Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat; 4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sejumlah Rp 396.000,- (tiga ratus sembilan puluh enam ribu rupiah) ; Demikian diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Rabu tanggal 22 September 2010 M. bertepatan dengan tanggal 13 Syawal 1431 H. oleh kami Drs. Dede Ibin, SH. sebagai Ketua Majelis, Drs. H. Ahmad Manshur Noor dan Drs. H. Imbalo, SH. MH. masing-masing sebagai hakim anggota. Putusan tersebut
telah dibacakan pada hari itu juga oleh Ketua
Majelis dalam sidang terbuka untuk umum dengan didampingi oleh hakim anggota yang sama dan dibantu oleh Endang Bahtiar, SH.,MH. sebagai Panitera Pengganti, yang dihadiri oleh Kuasa Penggugat dan Tergugat. Ketua Majelis
Drs. Dede Ibin, SH. Hakim Anggota :
Hakim Anggota
Drs. H. Ahmad Manshur Noor
Drs. H. Imbalo, SH.MH.
Panitera Pengganti
Endang Bahtiar, SH., MH. Perincian Biaya Perkara : 1.
Pendaftaran
Rp
2.
Administrasi
Rp 50.000,-
3.
Panggilan
Rp 305.000,-
4.
Redaksi
Rp
5.000,-
5.
Materai
Rp
6.000,-
Jumlah
30.000,-
Rp 396.000,-
(tiga ratus sembilan puluh enam ribu rupiah). hal. 12 dari 12 hal put. no.597/Pdt.G/2010/PA JP