PUTUSAN Nomor 172/Pdt.G/ 2010/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam persidangan telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai talak yang diajukan oleh : …………………………….,
umur
54
tahun,
freelance/outsourcing tempat
kediaman
agama pada di
Islam, proyek
pekerjaan
perminyakan,
……………………………...
Selanjutnya disebut sebagai Pemohon. Melawan …………………………………., umur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat kediaman di …………………………… Dalam
hal
ini
memberi
kuasa
kepada
…………………………….Advokat
dari
Kantor
…………………… berkantor di …………………………, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Maret 2010. Selanjutnya disebut sebagai Termohon. Pengadilan Agama tersebut. Telah membaca surat permohonan Pemohon. Telah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon. Telah mendengar keterangan saksi-saksi. Dan telah memeriksa semua surat-surat. TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Pemohon telah mengajukan surat permohonan tanggal 19 Februari 2010 telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Register Nomor
172/Pdt.G/2010/PAJP dan perubahan permohonan secara lisan
tanggal 5 April 2010, sehingga posita dan petitumnya, sebagai berikut : 1. Bahwa pada tanggal 23 Mei 1984, Pemohon dengan Termohon melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat (Kutipan Akta Nikah Nomor : …/75/V/1984 tanggal 23 Mei 1984) 2. Bahwa setelah pernikahan tersebut Pemohon dengan Termohon bertempat tinggal di rumah kediaman bersama di rumah orangtua Termohon dengan alamat sama dengan alamat Termohon diatas. dan selama pernikahan tersebut Pemohon dengan Termohon telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 3 orang anak bernama : Hal.1 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
a. ……………………., Perempuan, lahir tanggal 26 Februari 1985 b. ……………………., laki-laki, lahir tanggal 27 Nopember 1989 c. ……………………., laki-laki lahir tanggal 06 Februari 1994; 3. Bahwa pada awalnya kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon rukun dan harmonis akan tetapi kurang lebih sejak tahun 1988 ketentraman rumah tangga Pemohon dengan Termohon mulai goyah, karena seringkali terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan : a. Bahwa Termohon selalu merasa kurang atas nafkah yang diberikan Pemohon setiap bulannya, padahal pemohon telah memberikan nafkah lahir sebesar Rp.4.000.000 perbulan, dan uang tersebut hanya mencukupi kebutuhan Termohon sampai pertengahan bulan saja sehingga Termohon meminta uang lagi kepada Pemohon dengan berbagai alasan. hal inilah yang memicu keretakan dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon. b. Bahwa Termohon sebagai seorang istri kurang menghargai Pemohon sebagai suaminya, Termohon sering melontarkan kata kata kasar kepada Pemohon misalnya Pemohon mengawini pelacur dan sebagainya. hal ini membuat pemohon merasa tersinggung. 4. Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini; Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi : Primer : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon. 2. Memberikan izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu kepada Termohon. 3. Membebankan biaya kepada Pemohon. Subsider : Atau menjatuhkan putusan lain yang seadil-adilnya. Menimbang, bahwa pada hari-hari sidang yang telah ditetapkan untuk pemeriksaan perkara ini Pemohon dan Termohon telah sama-sama dipanggil untuk hadir dipersidangan, terhadap panggilan tersebut Pemohon in person dan Termohon in person dan kuasa hukum Termohon telah hadir di persidangan. Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon, akan tetapi usaha tersebut tidak berhasil. Menimbang, bahwa usaha untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon telah ditempuh dengan bantuan mediator, sesuai dengan ketentuan Peraturan Mahkamah
Hal.2 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
Agung RI. Nomor 1 Tahun 2008, dan dari laporan mediator ternyata tidak berhasil mendamaikan Pemohon dan Termohon. Menimbang, bahwa oleh karena usaha perdamaian tidak berhasil, selanjutnya dibacakan surat permohonan Pemohon, dan di persidangan Pemohon tetap mempertahankan dalil permohonannya. Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut, Termohon telah menyampaikan jawaban secara tertulis bersama dengan gugatan rekonvensi tertanggal 1 April 2010 dan diserahkan dipersidangan tanggal 26 April 2010, sebagai berikut : I. Dalam pokok perkara/Konvensi. 1. Bahwa termohon menolak seluruh dalil yang disampaikan oleh pemohon dalam permohonannya/gugatannya, kecuali dalil yang secara tegas dinyatakan kebenarannya oleh termohon. 2. Bahwa benar termohon dan pemohon adalah suami istri yang secara resmi menikah pada tanggal 23 mei 1984 sesuai dengan kutipan akta nikah no.l55/75/v/1984 tanggal 23 mei 1984. 3. Bahwa benar termohon dan pemohon setelah pernikahan bertempat tinggal di rumah termohon dengan alamat yang sama dengan termohon diatas. selama pernikahan tersebut bahwa termohon dan pemohon telah hidup rukun dan sebagai layaknya suami istri dan telah dikaruniai 3 orang anak bernama: a. ……………….., perempuan, lahir tanggal 26 februari 1985. b. ……………….., laki-laki, lahir tanggal 27 november 1989. c. …………………, laki-laki, lahir tanggal 16 februari 1994. 4. Bahwa sebenarnya tidak ada perselisihan yang dapat dijadikan alasan oleh pemohon untuk mengajukan perceraian/talak. oleh karena kalaupun terdapat perselisihan, yang terjadi sebenarnya adalah kesalah pahaman dan atau sebagai dinamika berkeluarga antara pemohon dan termohon, yang semestinya dapat diselesaikan dengan baik. 5. Pemohon dan termohon tidak pernah berselisih paham, dapat dikatakan jarang bertengkar meskipun sejak tahun 1991 pemohon kerap meminum minuman keras dan sering pulang malam hingga mabuk, namun termohon masih bertanya dengan baik tentang perilakunya tersebut. pemohon pernah hampir menginjak bayi anak kakaknya yang menginap dirumah karena mabuk, namun atas perilakunya tersebut termohon tidak pernah sekalipun mencacinya dengan kasar. puncak dari perilaku buruk pemohon adalah ketika ia meniduri pembantu rumah
Hal.3 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
tangga termohon dan pemohon. kejadian tersebut membuat termohon amat terguncang. 6. Bahwa penyebab perselisihan yang sering terjadi adalah karena pemohon kurang dapat menunjukkan tanggung jawabnya sebagai ayah dan hanya memberikan nafkah lahir saja padahal termohon tidak terlalu mengharapkan nafkah lahir tersebut tetapi demi kepentingan anak, termohon berusaha menghemat pemberian nafkah lahir dari pemohon. pemohon juga kerap kali melakukan tindakan-tindakan dan mengeluarkan kata kata yang tidak pantas yang membuat termohon sering menangis dan batinnya pun tertekan. Dapat dibayangkan ketika telah menikah dan sudah dikarunia anak kedua, sekitar tahun 1992 K.T.P. pemohon masih berstatus tidak kawin dan ketika termohon mendapatkan saran dari kepala R.t setempat untuk mengganti K.T.P. tersebut termohon mengabulkannya namun ketika termohon meminta pemohon untuk menandatanganinya pemohon menolak dan serta merta memarahi termohon dan mengeluarkan kata-kata yang tidak patut didengar atau diucapkan. Pada tahun 1994 pemohon sering keluar malam dan pulang kerumah dalam keadaan mabuk-mabukan dan ketika termohon akan melahirkan anak ketiga, pemohon tega menyuruh termohon untuk pergi kerumah sakit sendiri tanpa didampingi oleh pemohon. Sehingga termohon pergi seorang diri padahal Pemohon ada dirumah. Termohon berusaha dengan sekuat tenaganya untuk dapat melahirkan serta membiayai proses persalinan tersebut tanpa bantuan sama sekali dari pemohon. alasan pemohon tidak mau mengantarkan termohon untuk melahirkan adalah tidak masuk akal yaitu membersihkan rumah, Setiap melahirkan pemohon selalu tidak pernah mengakui bahwa anak itu bukanlah anaknya. apabila mengingat kejadian tersebut termohon selalu menangis namun tetap berusaha tegar demi masa depan anak- anaknya. ketika hamil besar dan masuk RS serta melahirkan anak ke tiga, termohon justru mengambil reimbursement yang diberikan kantor termohon untuk pemohon dan digunakan untuk bersenang-senang bersama perempuan pengganggu rumah tangga itu. Pemohon juga dengan tega menyuruh termohon yang sedang hamil tua pada malam hari dan sedang turun hujan untuk mencarikan pemohon uang pinjaman untuk digunakan sebagai biaya ke lapangan padahal termohon sudah memberikan uang belanja dan cincin emasnya. hal ini membuat batin termohon menangis dan tak bisa mengerti jalan pikiran pemohon. Kelahiran anak ketiganya tidak dapat membuat pemohon untuk berhenti memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan masa depan dari anak-anaknya. Hal.4 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
7. Bahwa tidak benar dalil sebagaimana di point 3a. posita permohonan pemohon yang menyatakan bahwa termohon selalu merasa kurang atas nafkah yang diberikan oleh pemohon setiap bulannya, alasan yang diberikan termohon sangat masuk akal karena pemohon baru memberikan nafkah lahir sebesar Rp.4.000.000,- perbulan lebih kurang sejak dua tahun belakangan saja. padahal ketiga anak pemohon sudah sekolah dan juga ada yang sudah masuk di perguruan tinggi sehingga sangat membutuhkan biaya yang tidak sedikit, demi mencukupi kebutuhan anak-anaknya termohon memberanikan diri meminjam kepada teman termohon atau orang lain. perlu termohon sampaikan, kalaupun termohon selalu merasa kurang dalam nafkah batin yang diberikan oleh pemohon dan sangatlah wajar karena pemohon jarang ada dirumah dan hanya pulang dua kali dalam sebulan sehingga pemohon tidak mengetahui secara jelas pengeluaran yang terjadi oleh karena itu dalil yang dinyatakan oleh pemohon sangatlah tidak beralasan.. 8. Sejak anak ketiga lahir pemohon secara sepihak meninggalkan rumah dan kedua anaknya yang sedang sakit keras tanpa penjelasan apapun, dan termohon masih tetap bertahan untuk menjaga tali silaturahmi dengan keluarga pemohon demi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu terhadap ketiga anaknya. bahwa meski pemohon telah memutuskan pisah rumah dengan termohon, termohon tetap berharap agar pemohon kembali kerumah demi terbentuknya kembali keluarga yang sakinah, mawahdah, warahmah. Pemohon pun pernah berjanji untuk mencari rumah tinggal yang lain dan akan pulang kembali kerumah. Termohon pun sangat setuju tapi hingga saat ini pemohon belum menepati janjinya. 9. Bahwa adalah berlebihan apabila hanya karena perselisihan dan perbedaan pendapat antara pemohon dan termohon yang justru diakibatkan karena adanya rasa tanggung jawab sebagai seorang istri dan seorang ibu serta demi masa depan ketiga anaknya. Pemohon sering mengatakan bahwa termohon tidak bisa bertindak sebagai ibu yang baik tidak berakhlak dan beragama, tuduhan ini tidak dapat diterima karena kedua anaknya yang sudah dewasa dapat bersekolah hingga tingkat universitas dengan nilai akademis yang baik serta tetap bersikap hormat kepada ayahnya meskipun mereka berdua mengetahui tentang apa yang telah dilakukan ayah mereka, perjuangan termohon demi masa depan anaknya sangat didahulukan dengan tindakan dan perbuatannya, tidak seperti halnya pemohon yang selalu memberikan nasehat namun pemohon tidak dapat menjadi contoh yang baik sebagai bapak bagi ketiga anaknya.
Hal.5 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
10. Perilaku buruk dan kata-kata kasar pemohon semakin menjadi dimulai dari tahun 1994. Jika ditilik lebih lanjut perilaku ini berawal pada akhir tahun 1993 bersamaan dengan hubungan gelap pemohon dengan perempuan yang mengganggu rumah tangga mereka, tidak hanya mengganggu rumah tangga, perempuan tersebut juga meneror dan memfitnah dan mencaci termohon dikantornya yang membuat termohon ditegur atasannya atas kejadian tersebut. Tak hanya meneror termohon, perempuan itu juga memfitnah anak pertama termohon dan pemohon, ………………….. sebagai bukan perawan. dapat dibayangkan beban yang ditanggung termohon dan ketiga anaknya. kejadian ini yang membuat termohon mengganti nomor telepon. dengan seluruh tindakan tersebut pemohon tidak pernah mempercayai satu tindakan pun yang pernah dilakukan perempuan itu. 11. Termohon serta tindakan pemohon menyiksa mental termohon dan kerap kali membandingkan termohon dengan orang lain yang tak lain adalah wanita bernama ………………….yang merupakan istri kedua pemohon yang dinikahi secara tidak patut dan tidak sesuai dengan undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. sebagai tambahan, pemohon juga pernah mengatakan dan memperbolehkan termohon untuk mencaci perempuan tersebut dan mengakui bahwa perempuan tersebut yang merusak rumah tangga termohon dan pemohon. 12. Bahwa pada pokoknya termohon tidak menginginkan adanya perceraian dengan pemohon, atau dengan kata lain termohon berfikir dan merasa masih ada kemungkinan untuk hidup dengan pemohon. Termohon menilai keinginan untuk membina rumah tangga merupakan keinginan yang mulia untuk mencari ridho Allah SWT. Pada sisi yang lain perkawinan itu sendiri merupakan tujuan suci dan mulia. yakni terciptanya suatu rumah tangga yang sakinah , mawaddah dan rahmah. Hal tersebut (perkawinan) bukanlah untuk waktu yang terbatas dan sesaat. Akan tetapi adalah untuk waktu yang langgeng dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa sebagaimana dimaksud dalam al-qur'an surat ar-rum ayat (21) dan juga Pasal 1 Undang- undang Nomor 1 tahun 1974 jo pasal 3 Kompilasi Hukum Islam. 13. Bahwa perkawinan yang kedua kali yang dilakukan oleh pemohon dan sdri …………………. tidak pernah mendapat persetujuan dari termohon walaupun secara lisan, sedangkan menurut pasal 3 ayat (1) dan (2) UU. No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan menyatakan: (1) Pada asasnya seorang pria hanya boleh memiliki seorang isteri. seorang wanita hanya boleh memiliki seorang suami. Hal.6 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
(2) Pengadilan, dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristeri lebih dari seorang apabila dikendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Dilihat dari pasal tersbut diatas maka dapat dikatakan bahwa perkawinan tersebut tidak sah menurut Undang- undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 yang hingga saat ini masih dipergunakan dan dipegang teguh dalam permasalahan perkawinan di Indonesia. Apakah saat mengajukan permohonan talak ini pemohon lupa akan proses pernikahan yang cukup lama dijalani oleh pemohon dan termohon. Termohon dan pemohon tetap masih harmonis sebelum adanya pihak ketiga pengganggu rumah tangga termohon dan pemohon. walau pada tahun 1993 termohon pernah meminta pemohon untuk mengajukan perceraian, namun perceraian tersebut tidak pernah selesai dengan sebuah keputusan dari hakim pengadilan agama. Termohon sangat mengharapkan dan masih berkeyakinan pemohon masih bisa merubah sifatnya walau demi ketiga anak-anaknya. Apakah tidak sebaiknya pemohon mengingat hal tersebut sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan rumah tangga, kalaupun ada permasalahan ini masih dapat diselesaikan dengan bijak tanpa harus mengajukan permohonan perceraian. apalagi permasalahan yang disampaikan pemohon dan dijadikan alasan oleh pemohon untuk mengajukan permohonan ini yang sesungguhnya bukanlah permasalahan yang di mulai oleh termohon atau dengan kata lain bukanlah
permasalahan
prinsip
sebagimana
termohon
uraikan
diatas.
permasalahan ini sebenarnya masih dapat saja dibicarakan serta dicarikan jalan keluarnya, jika memang pemohon masih peduli dengan masa depan ketiga anaknya tanpa harus memutuskan tali pernikahan. Hanya dalam sebuah cerita drama atau fiksi saja pasangan suami tidak pernah mengalami permasalahan atau benturan. justru dari hal itu , suami istri dapat menjadi lebih dewasa dan bijaksana, selama penyelesaiaannya dilakukan dengan itikad baik dan bertanggung jawab demi mendahulukan kepentingan anak. Bahwa apabila pemohon sudah merasa bosan dengan termohon, sebaiknya pemohon harus berfikir dan bertindak lebih bijaksana dan dapat memahami bahwa makna perkawinan bukan hanya diukur dengan sebuah perasaan yang dilandasi oleh keinginan sesaat saja apalagi pernikahan ini bukan sebentar dijalani oleh pemohon dan termohon. karena usia yang cukup lama yaitu 25 (dua puluh lima) tahun sudah sepatut dan seharusnya pemohon melakukan upayaupaya yang lebih bernilai dan manusiawi demi mempertahankan mahligai rumah tangga bersama termohon. Tindakan-tindakan yang dilakukan pemohon Hal.7 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
sangatlah menyiksa bathin termohon dengan jarang pulang kerumah termohon padahal dirumah tersebut kedua anaknya sangat ingin bertemu dan ingin merasakan kebahagiaan dalam keluarga. Pada perkara a quo termohon sebagai perempuan adalah pihak yang paling dirugikan baik lahir dan bathin. bahkan ketika melahirkan anak ketiga, termohon secara immateril telah banyak berkorban dibandingkan pemohon untuk menjaga dan membesarkan ketiga anak-anaknya, akan tetapi pemohon tidak pernah bersunguh-sunguh memperbaiki hubungan pernikahannya, bahkan terkesan meninggalkan konsekuensi pernikahan, justru yang terjadi pemohon mencoba menggagalkan keutuhan tali pernikahan (melalaui tuntutan talaknya), yang sebenarnya masih dapat diperbaiki. Bahwa atas hal-hal tersebut dan dikarenakan pemohon telah mengajukan tuntutan talak , dan termohon menyadari bahwa tuntutan talak pemohon telah memasuki ranah hukum, dan termohon berkesimpulan untuk sepenuhnya menyerahkan kepada majelis hakim yang mulia untuk memutuskan mengenai masalah ini, apakah telah layak syarat dan atau alasan hukum sebagaimana disampaikan oleh pemohon untuk dikabulkannya permohonan talak (termasuk bukti yang akan diajukan oleh pemohon). Oleh karena bagaimanapun syarat perceraian merupakan syarat yang secara limitative telah ditentukan oleh undang-undang. II. Dalam rekonpensi 1. Mohon apa yang telah diuraikan dalam bagian konpensi diatas dimasukkan menjadi atau merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan bagian rekonpensi ini. 2. Bahwa permasalahan hukum perceraian yang saat ini diajukan oleh pemohon / tergugat rekonpensi saat ini merupakan hal yang tidak pernah diinginkan oleh termohon / penggugat rekonpensi . apalagi di usia perkawinan yang sudah sangat lama dan juga telah dikarunia tiga orang anak yang sudah dewasa. namun sepenuhnya termohon /penggugat rekonpensi serahkan atau percayakan kepada hukum untuk menilai serta memutus apakah layak atau sudah terpenuhi alasan perceraian yang diajukan oleh pemohon /tergugat rekonpensi sebagimana maksud undang-undang perkawinan serta kompilasi hukum Islam dan peraturan terkait lainnya. 3. Bahwa untuk menegakkan hak termohon /penggugat rekonpensi mengajukan gugatan rekonpensi berupa akibat hukum perceraian yang mungkin akan terjadi berdasarkan kepada keputusan hukum majelis hakim yang terhormat.
Hal.8 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
4. Bahwa
sejak
tahun
1994
pemohon/
tergugat
rekonpensi
sudah
melangsungkan perkawinan lagi dengan sdri ……………. dan sejak saat itu perilaku pemohon/ tergugat rekonpensi sangatlah berubah dan juga berdasarkan pengakuan pemohon / tergugat rekonpensi pada saat mediasi di pengadilan agama jakarta pusat pada tanggal 22 Maret 2010 bahwa pernikahan tersebut terjadi karena kehamilan di luar pernikahan dengan kata lain pemohon telah melakukan perzinahan padahal saat itu termohon /penggugat rekonpensi sedang dalam menunggu waktu untuk melahirkan anak ketiga. selain itu termohon/ tergugat rekonpensi juga harus berusaha mencari uang demi melahirkan anak ketiga yang bernama ………………, adakah pemohon/tergugat rekonpensi mengetahui dan menyadari bahwa tindakannya tersebut sangat menyakiti perasaan serta bathin dari termohon / penggugat rekonpensi. Semoga hal ini bukan merupakan hal yang disengaja di rencanakan oleh pemohon/tergugat rekonpensi demi menikahi sdri ………………. Oleh karena sesungguhnya telah banyak yang telah termohon/penggugat rekonpensi demi mempertahankan masa depan anak serta menjaga mahligai rumah tangga yang suci dan sakral. Namun tampaknya hal tersebut kurang dihargai oleh pemohon/tergugat rekonpensi. Bahwa pasal 34 ayat (1) UU. No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan menyatakan : "suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya " 5. Bahwa pasal 149 Kompilasi Hukum Islam , berbunyi: "bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib: a. Memberikan mut'ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukhul: b. Memberikan nafkah. maskan dan kiswah kepda bekas isteri selama dalam iddah . kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak bain atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil; c. Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya, dan separuh apabila qobla al dukhul; d. Memberikan
biaya
hadhonah
untuk
anak-anaknya
yang
belum
hukum
berketetapan
mengabulkan
mencapai umur 21 tahun. 6. Bahwa
apabila
nantinya
ternyata
permohonan pemohon /tergugat rekonpensi, maka sudah layak dan patut apabila pemohon /tergugat rekonpensi memberikan kewajibannya yaitu nafkah lahir kepada termohon/penggugat rekonpensi karena masih sebagai istri yang Hal.9 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
sah
(selama
belum
adanya
keputusan
mengenai
perceraian
termohon/penggugat rekonpensi dan pemohon/tergugat rekonpensi) juga masih berhak untuk mendapatkan nafkah dari pemohon/tergugat rekonpensi, untuk itu adalah patut apabila termohon/penggugat rekonpensi untuk menuntut pemohon/tergugat
rekonpensi
untuk
tetap
menjalankan
kewajibannya
memberikan nafkah lahir kepada termohon/penggugat rekonpensi samapi adanya keputusan hukum yang berkekuatan hukum tetap terkait perkara a quo. 7. Bahwa apabila nantinya hukum berketetapan mengabulkan permohonan pemohon/tergugat rekonpensi, maka sudah layak dan patut pula apabila pemohon memberikan: a. Uang mut'ah sebesar Rp 500.000.000,- ( lima ratus juta rupiah). dengan pertimbangan bahwa termohon/ penggugat rekonpensi merupakan pihak yang teramat dirugikan akibat pengajuan talak oleh pemohon / tergugat rekonpensi. selain mengalami kerugian secara bathin akibat memikirkan proses pengajuan talak tersebut oleh pemohon /tergugat rekonpensi, usia perkawinan tersebut yang sudah cukup lama yaitu 25 (dua puluh lima) tahun dan telah dikarunia 3 (tiga)orang anak yang sehat dan pintar. b. Nafkah iddah sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah)/per bulan selama 3 bulan. besarnya nafkah iddah tersebut merupakan nafkah bulanan yang biasa diberikan pemohon/tergugat rekonpensi selama perkawinan. 8. Bahwa demi menjaga masa depan ketiga anaknya sudah layak dan patut apabila termohon /penggugat rekonpensi diberikan hak yang penuh untuk mendapatkan hak perwalian sebagai wali ibu untuk ketiga anaknya serta sudah sewajarnya pemohon /tergugat rekonpensi memberikan nafkah lahir atu biaya hadhonah sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk ketiga anak-anaknya yang diberikan secara langsung kepada termohon /penggugat rekonpensi untuk mengolah dan mengaturnya demi masa depan ketiga anaknya. pemberian nafkah lahir tersebut paling lambat tanggal 5 setiap bulannya. Berdasarkan
alasan-alasan
yang
telah
disampaikan
diatas
oleh
termohon/penggugat rekonpensi , maka dengan ini termohon / pengugat rekonpensi memohon kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat (melalui majelis hakim yang terhormat) untuk berkenan membrikan putusan dengan menyatakan: Hal.10 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
I.
Dalam pokok perkara/konpensi Memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) dalam sistem peradilan yang baik.
II. Dalam rekonpensi 1. Menyatakan menerima dan mengabulkan gugatan rekonpensi pengugat rekonpensi /termohon; 2. Menghukum tergugat rekonpensi untuk membayar kepada penggugat rekopensi berupa uang nafkah iddah kepada penggugat rekonpensi sebesar Rp. 12.000.000,- ( dua belas juta rupiah); 3. Menghukum tergugat rekonpensi untuk membayar uang mut'ah kepada penggugat rekonpensi sebesar Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah) 4. Menghukum tergugat rekonpensi untuk tetap menjalankan kewajibannya memberikan nafkah lahir bathin kepada penggugat rekonpensi berupa uang sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta) perbulan sejak Maret 2010 sampai dengan adanya keputusan hukum yang berkekuatan hukum tetap. untuk mengatur dan mengolahnya dan pemberian nafkah lahir atau biaya hadhanah tersebut paling lambat tanggal 5 setiap bulannya. 5. Menghukum tergugat rekonpensi untuk tetap memberikan nafkah lahir untuk ketiga anaknya sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) setiap bulannya, yang diberikan kepada penggugat rekonpensi untuk mengatur dan mengolahnya dan pemberian nafkah lahir atau biaya hadhanah tersebut paling lambat tanggal 5 setiap bulannya. 6. Menetapkan penggugat rekonpensi sebagai pemegang hak hadhonah dari anaknya yang bernama : a. ……………………, perempuan, lahir tanggal 26 Februari 1985. b. ……………………, laki-laki, lahir tanggal 27 November 1989. c. ……………………, laki-laki, lahir tanggal 16 Februari 1994 III. Dalam konpensi dan rekonpensi Membebankan kepada tergugat rekonpensi/pemohon untuk membayar selurah biaya perkara yang terjadi akibat proses perceraian ini. Demikian hal ini termohon / penggugat rekonpensi sampaikan, semoga majelis hakim yang mulia dapat memberikan putusan yang seadil-adilnya dalam sistem peradilan yang baik atau jika hakim pengadilan berpendapat lain, berkenan menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). Menimbang, bahwa terhadap jawaban termohon dan gugatan rekonvensi penggugat rekonvensi, pemohon menyampaikan replik dan jawaban terhadap gugatan rekonvensi secara tertulis tertanggal 17 Mei 2010, sebagai berikut : Hal.11 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
I. Dalam pokok perkara 1. Pemohon perlu menambahkan beberapa hal pada poin 3 sebagai berikut dibawah ini : Bahwa setelah berapa bulan dari hari pernikahan pemohon dan termohon pindah dari rumah termohon kerumah kontrakan yang pemohon sewa ,tapi hanya berapa bulan termohon tidak kerasan tinggal dirumah kontrakan dan minta pulang kerumah
termohon
kembali
dengan
resiko
walau
pisah
dengan
pemohon,pemohon menyetujui bahwa kepindahan ini akan menyebabkan perubahan sikap dari pemohon terhadap termohon sebagai suami. Setelah kelahiran anak pertama kami ………………….kira antara tahun 19871988 termohon mengusir pemohon dari rumah termohon dengan alasan apa pemohon tidak ingat hampir 1 (satu) tahun lamanya pemohon dan termohon pisah rumah dan selama pemohon tinggal diluar inilah kehidupan pemohon mulai tidak stabil mengingat jauh dari anak satu-satunya. dengan musyawarah keluarga termohon minta pemohon pulang kerumah termohon dan dengan pertimbangan akan anak pemohon pulang kerumah termohon. 2. Pemohon perlu menambahkan beberapa hal pada poin 5 dan 13 sebagai berikut dibawah ini: Setelah kelahiran anak kedua kami …………… tahun 1989, akibat berbuat cabul suka sama suka dengan pembantu (bukan menzinahi), termohon hampir 1 (satu) tahun lamanya bersikap sesukanya tanpa hormat dan minta cerai kepada pemohon walaupun pemohon berkali-kali minta maaf, akhirnya karena sikap termohon tersebut pemohon kehilangan kesabaran dan akhirnya pemohon memukul termohon dan setuju termohon mengajukan gugatan cerai ke pengadilan agama tanah abang ini bulan Desember tahun 1990 dokumen dari pengadilan agama t.abang tahun 1990 terlampir) bukan tahun 1993 seperti tertulis dalam poin 1. setelah memenuhi beberapa kali panggilan mediasi untuk perdamaian, termohon tetap pada pendiriannya untuk bercerai. akhirnya pengadilan tanah abang memanggil pemohon dan termohon untuk sidang perceraian dan dalam sidang hakim menanyakan berkali-kali keputusan termohon sebagai penggugat tapi tak ada jawaban dari termohon dan kemudian hakim menanyakan keputusan pemohon sebagai tergugat dan pemohon menjawab dengan menyatakan menjatuhkan talak satu kepada termohon sebagai penggugat,dan termohon diam saja mendengar pemohon menjatuhkan talak dan karena termohon diam saja selama sidang hakim pun menutup sidang untuk dilanjutkan besok harinya. setelah sidang selesai termohon selalu menangis dan pemohon mengantarkan termohon pulang kerumah. besok harinya Hal.12 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
kami tidak datang untuk menghadiri sidang berikutnya dan beberapa hari kemudian pemohon ditugaskan untuk bekerja keluar kota. Beberapa lama kemudian, berapa hari atau bulan pemohon tak ingat pemohon dan termohon mendatangi pengadilan tanah abang untuk mengambil kembali surat nikah kami. Setelah sidang perceraian tahun 1990 inilah sikap dan rasa pemohon kepada termohon berubah total, kadang-kadang hanya karena rindu pada anak-anaklah pemohon pulang kerumah dan kadang-kadang pemohon kost diluar dan juga mulailah pemohon menjalin hubungan dengan wanita lain. sikap dan kehidupan suka-suka dari pemohon ini berlangsung sampai pemohon meninggalkan termohon pada tahun 1994. 3. Pemohon perlu menambahkan beberapa hal pada poin 6 sebagai berikut dibawah ini: Untuk dalil yang mengatakan bahwa " setiap melahirkan pemohon selalu tidak pernah mengakui bahwa anak itu bukanlah anaknya" perlu pemohon luruskan jika tidak salah pernyataan ini memang pemohon ucapkan pada kelahiran anak ke 2 (dua) dan ke 3(tiga) itupun karena ketidak stabilan perilaku pemohon akibat peristiwa yang pemohon terangkan pada point 1 dan 2 diatas dan atas pernyataan ini, pemohon minta maaf kepada kedua anak pemohon tersebut, dan tidak pernah pemohon ucapkan pada saat kelahiran buah hati yang pertama. 4. Pemohon perlu menambahkan keterangan untuk poin 7 seabagai berlkut dibawah ini: Alhamdulillah
walaupun
pemohon
bukan
karyawan
tetap
dalam
suatu
perusahaan sejak tahun 1994 sampai sekarang, pemohon selalu berusaha untuk mendapatkan pekerjaan sebagai" tenaga kerja freelance/outsourcing pada proyek-proyek perminyakan untuk membiayai "kehidupan bulanan dan biaya sekolah dan kuliah anak-anak" sesuai dengan hasil yang pemohon dapatkan. Konsekuensi dari status pekerjaan pemohon ini adalah sering juga pemohon tidak mendapatkan pekerjaan sampai berbulan-bulan bahkan sampai ada hampir 2 (dua) tahun,dan disaat-saat sulit inilah pemohon memberi nafkah termohon dan anak-anak seadanya. dan pada saat-saat sulit ini jugalah yang menyebabkan prestasi
sekolah
anak-anak
pemohon
terganggu
dan
menurun
karena
kekurangan biaya. tapi alhamdulillah beberapa tahun ini dari rizki yang pemohon terima dapat membiayai kehidupan sehari-hari walaupun tidak berlebihan dan juga dapat untuk membiayai sekolah dan kuliah anak-anak.
Hal.13 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
Pada saat-saat tidak bekerja inilah pemohon dengan kesabaran menemui anakanak dari sikap dan perkataan yang kurang menyenangkan kadang-kadang keluar dari termohon. Ada beberapa kejadian yang pemohon tidak mengerti akan sikap termohon pada saat pemohon memberikan nafkah lahir pada termohon seperti kejadian dibawah ini: Termohon mengembalikain uang nafkah bulanan yang pemohon berikan yang diantar sendiri oleh anak pertama pemohon Nerissa kepada tangan pemohon dengan alasan tak mencukupi. Termohon tidak mau mengambil uang nafkah bulanan yang pemohon kirim via BNI dengan alasan pemohon mengirimnya dari sarang pelacur/Tangerang tempat tinggal pemohon sekarang. Walaupun pemohon memberi uang nafkah cukup, kadang-kadang menjelang akhir bulan anak-anak pemohon mengirim sms kepada pemohon mengatakan sudah tidak ada yang akan dimakan dan biaya untuk sekolah, sehingga mereka tidak berangkat ke sekolah. Kadang kala termohon tidak mau menerima uang nafkah yang jumlahnya dirasa kurang oleh termohon, termohon mengembalikan lagi kepada pemohon uang nafkah tersebut sampai pemohon dapat mencukupinya. Pada saat ini status kerja pemohon sebagai tenaga freelancer/outsourcing disalah satu perusahaan perminyakan di kalimantan kelihatan akan berakhir dengan keluarnya rekomendasi dari perusahaan tersebut via email tertanggal 2 may 2010 yang menyatakan kondisi kesehatan pemohon dalam keadaan temporary unfit untuk dapat bekerja di perusahaan tersebut (email tertanggal 02 may 2010 terlampir). Termohon pun seakan tidak mau mengerti akan tanggungan pemohon dengan keluarga yang sekarang yang penting pemohon harus mencukupi nafkah bulanan terhadap termohon. 5. Pemohon perlu menambahkan keterangan untuk poin 8 sebagai berikut dibawah ini: Walau dari tahun 1994 pemohon sudah menikah secara syariah agama dengan nuraisyah dan sudah tidak serumah dengan termohon, pemohon selalu secara rutin tiap bulan jika pemohon berada di jakarta untuk melihat keadaan anak-anak dan termohon. dalam setiap kunjungan ini adakalanya sikap termohon kepada pemohon itu baik dan sering juga tidak menyenangkan dengan mengeluarkan kata-kata pemohon mengawini pelacur dan punya anak haram diluar, padahal
Hal.14 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
pemohon mempunyai keinginan dalam hati ada perbaikan hubungan antara pemohon dan termohon. Sering juga anak pertama dan kedua pemohon via sms mengatakan pemohon punya istri pelacur, dan saat ini anak-anak sudah tidak pernah lagi mengucapkannya karena pemohon marahin. Setiap pemohon mengunjungi anak-anak dan termohon pada hari raya ied termohon hampir tak pernah bersalaman dan mengucapkan selamat hari raya untuk bermaaf-maafan dengan pemohon. 6. Pemohon perlu menambahkan keterangan untuk poin 9 seabagai berikut dibawah ini: Memang pemohon mengeluarkan kata-kata demikian karena pemohon sering mendapatkan anak-anak sering meninggalkan kewajiban melaksanakan shalat fardhu. dan termohon juga selalu punya alasan jika pemohon menanyakan pendidikan agama anak-anak dengan mengatakan susah mencari guru atau kekurangan biaya, padahal untuk biaya extra kurikuler sekolah atau kursuskursus lain termohon sanggup mengadakannya, dan pernah pemohon membawa buku-buku agama untuk bacaan bagi anak-anak, tapi anak pertama pemohon Nerissa mengembalikannya kepada pemohon dengan alasan mereka sudah cukup mendapat pendidikan agama dari lbu mereka. memang juga pemohon mengatakan kepada anak-anak kalau dalam rumah bila tak pernah dibacakan ayat-ayat al-quran sama saja rumah itu rumah syaitan. dan bukankah menjadi keinginan setiap mukminin/mukminah ingin mempunyai salah satu harta yang paling berharga yaitu anak yang sholeh/sholehah. 7. Pemohon perlu menambahkan keterangan untuk poin 10 sebagai berikut dibawah ini: Pemohon sudah menanyakan kepada …………………. istri pemohon sekarang apakah mengucapkan bahwa anak pertama pemohon ………………….sudah tidak perawan dan istri pemohon, …………………. mengatakan tidak pernah. Alhamdulillah akhir-akhir ini termohon tidak pernah lagi via telpon mengucapkan kata-kata
kotor
kerumah
kakak
perempuan
…………….dan
kerumah
almarhumah orang tua ……………. di Tangerang seperti yang dilakukan termohon berulang-ulang kali sebelumnya. Termohon dan disertai anak pertama pemohon …………….. pernah datang dengan mendadak kekantor istri pemohon ………………..dijalan sudirman dan melakukan pemukulan terhadap ……………….. Pada saat hari wafat orang tua laki-laki pemohon di depok termohon bersama anak pertama dan kedua datang untuk berkabung demikian juga ………….., Hal.15 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
tanpa menghargai keluarga yang berkabung termohon memukul …………..istri pemohon sampai dipisahkan oleh keluarga pemohon dan saat kejadian ini pemohon sedang bertugas di laur jawa. Bahkan termohon pada saat mengetahui bapak …………. wafat termohon malah mengucapkan kata 2 yang sangat tidak pantas untuk almarhum didepan pemohon . 8. Pemohon perlu menambahkan keterangan untuk poin 11 sebagai berikut dibawah ini: Pemohon pada tahun 1994 melaksanakan pernikahan secara agama Islam dengan …………. disaksikan oleh kedua almarhum/ah orang tuanya, kakakkakak kandung dan keluarga besar ………….. 9. Pemohon perlu menambahkan keterangan untuk poin 13 sebagai berikut dibawah ini: Memang pada saat akan melaksanakan pernikahan dengan ……………. secara syariah Islam pemohon hanya memberi tahu termohon bukan minta izin. II. Gugatan balik. 1. Untuk poin 4 pemohon perlu menegaskan tentang sikap dan perilaku pemohon terhadap termohon sudah mulai berubah diawal perkawinan dan puncaknya pada tahun 1994 seperti yang telah pemohon terangkan pada bagian l, poin 1 dan poin 2. 2. Untuk poin 7 pemohon menambahkan sebagai berikut: mut'ah pemohon bermaksud memberikan 2 (dua) kavling tanan/90 m2 kavling di …………………., Jakarta. (catatan: 2 (dua) kavling tanah tersebut dibeli atas nama termohon dari hasil nafkah pemohon). Untuk nafkah iddah termohon sudah tertanggung pada nafkah bulanan seperti yang pemohon berikan setiap bulannya. 3. Untuk poin 8 perlu pemohon tambahkan seperti yang telah pemohon jelaskan pada bagian i ,poin 4. yang menerangkan tentang status dan kondisi pekerjaan pemohon sekarang maka dengan ini jika dari hasil pemeriksaan kesehatan ulangan pemohon tidak memenuhi syarat untuk bekerja pada perusahaan sekarang ini berarti pemohon akan kehilangan pekerjaan dan tentunya pemohon hanya bisa menafkahi semampunya. Tapi bila hasil pemeriksaan ulangan masih memungkinkan pemohon bekerja ditempat yang sekarang ini, pemohon insyallah akan tetap menafkahi 4 juta rupiah perbulan diluar kebutuhan sekolah dan kuliah anak-anak pemohon.
Hal.16 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
4. Pada hakekatnya mengenai masalah tanggung jawab uang nafkah pemohon insyallah akan mengikuti syariah agama dan kebutuhan yang sesuai dengan rizki yang dititipkan yang maha kuasa kepada pemohon. Menimbang, bahwa terhadap replik Pemohon dan jawaban gugatan rekonvensi. Termohon tidak lagi menyampaikan duplik, meskipun telah diberi kesempatan untuk itu, sehingga Termohon mencukupkan jawaban semula dan tetap dengan gugatan rekonvensinya. Menimbang, bahwa yang mewakili keluarga Pemohon telah memberikan keterangan di persidangan, mengaku bernama : ………………, umur 58 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, tempat tinggal di ……………………, sebagai berikut : -
Bahwa ia adalah kakak kandung Pemohon.
-
Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri menikah tahun 1984.
-
Bahwa antara Pemohon dan Termohon pada awal pernikahan rukun, akan tetapi belakangan terjadi perselisihan.
-
Bahwa akibatnya antara Pemohon dan Termohon telah pisah rumah.
-
Bahwa pihak keluarga sudah berusaha untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil. Dan ia menyatakan tidak sanggup lagi untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon. Menimbang, bahwa yang mewakili keluarga Termohon juga telah memberikan
keterangan di persidangan, mengaku bernama : ……………………., umur 45 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, tempat tinggal di ……………………., sebagai berikut: -
Bahwa ia adalah adik kandung Termohon.
-
Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri.
-
Bahwa antara Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan karena Pemohon kawin lagi dengan wanita lain.
-
Bahwa saat sekarang Pemohon dan Termohon telah pisah rumah.
-
Bahwa pihak keluarga sudah berusaha untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil. Dan ia menyatakan tidak sanggup lagi untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon. Menimbang, bahwa guna membuktikan dalil permohonannya, Pemohon
mengajukan bukti tertulis dan saksi-saksi, sebagai berikut : I.
Bukti tertulis. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor …/75/V/1984 tanggal 23 Mei 1984 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Menteng Jakarta Pusat.
Hal.17 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
Telah dimeterai cukup, serta telah dicocokkan dengan aslinya di persidangan dan telah cocok dengan aslinya. Kemudian diberi tanda P.1. II. Bukti saksi : Saksi pertama bernama : …………………., umur 58 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, tempat tinggal di ………………….. Di bawah sumpahnya dipersidangan memberikan keterangan sebagai berikut : -
Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon, karena saksi adalah kakak kandung Pemohon.
-
Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri menikah tahun 1984.
-
Bahwa antara Pemohon dan Termohon pada awal pernikahan rukun, akan tetapi belakangan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Termohon mengembalikan uang yang diberikan Pemohon. Dan Termohon keras kepada Pemohon.
-
Bahwa akibatnya antara Pemohon dan Termohon sejak bulan Februari 2010 yang lalu sampai sekarang ini tidak tinggal satu rumah lagi karena Termohon sudah 17 tahun pisah rumah, sesekali Pemohon datang akan tetapi hanya mengantar biaya anak-anak.
-
Bahwa Pemohon dan Termohon sudah sering dinasehati dan didamaikan. Akan tetapi tidak berhasil. Saksi kedua bernama : …………………….., umur 52 tahun, agama Islam,
pekerjaan dagang, tempat tinggal di …………………………. Dibawah sumpahnya di persidangan memberikan keterangan sebagai berikut : -
Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon, karena saksi adalah adik Pemohon.
-
Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri.
-
Bahwa antara Pemohon dan Termohon pada awal pernikahan rukun, akan tetapi sejak 15 (lima belas) tahun yang lalu sudah pisah rumah, disebabkan terjadi perselisihan karena masalah uang.
-
Bahwa Pemohon dan Termohon sudah pernah didamaikan. Akan tetapi tidak berhasil. Menimbang, bahwa terhadap keterangan kedua saksi tersebut Pemohon
membenarkannya. Sedangkan Termohon tidak membantahnya. Menimbang, bahwa Termohon telah mengajukan bukti tertulis berupa : 1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor …/75/V/1984 tanggal 23 Mei 1984 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Menteng Jakarta Pusat. Telah dimeterai cukup. Kemudian diberi tanda T.1. 2. Surat pernyataan tanggal 5 Juni 2010, Kemudian diberi tanda T.2. Hal.18 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
3. Surat pernyataan tanggal 24 Juni 2010. Kemudian diberi tanda T.3. Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon telah menyampaikan kesimpulan secara lisan, pada pokoknya mohon agar perkara diputus. Sedangkan Termohon menyampaikan kesimpulan secara tertulis. Menimbang, bahwa tentang jalannya pemeriksaan labih jauh dipersidangan, selengkapnya telah dicatat dalam berita acara persidangan, sehingga untuk mempersingkat uraian tentang duduk perkara cukuplah kiranya menunjuk kepada berita acara persidangan tersebut. TENTANG HUKUMNYA I. Dalam Konvensi. Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon sebagaimana diuraikan di atas. Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon telah sama-sama dipanggil secara resmi dan patut untuk hadir menghadap di persidangan, terhadap panggilan mana Pemohon dan Termohon/kuasa telah hadir di persidangan. Dengan demikian telah memenuhi maksud Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil. Dengan demikian maksud Pasal 130 HIR. Jo. Pasal 82 ayat (1) dan (4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 telah terpenuhi. Menimbang, bahwa antara Pemohon dan Termohon telah didamaikan oleh mediator hakim Drs. Subuki, MH. akan tetapi dari laporan mediator tanggal 23 Maret 2010 telah gagal untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon. Dengan demikian telah memenuhi ketentuan Peraturan Mahkamah Agung RI. Nomor 1 Tahun 2008. Menimbang, bahwa yang menjadi pokok perkara adalah Pemohon memohon supaya
Pemohon diberi izin untuk menjatuhkan talak satu kepada Termohon,
dengan alasan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon disebabkan Termohon merasa kurang dengan belanja yang diberikan Pemohon dan karena Termohon kurang menghargai Pemohon. Dan akibatnya antara Pemohon dan Termohon telah pisah rumah sejak bulan Februari 1994. Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon telah menyampaikan jawaban yang menyatakan tidak benar ada perselisihan Pemohon dan Termohon dan penyebabnya seperti yang didalilkan Pemohon, tapi benar telah pisah rumah, kalaupun ada perselisihan atau kesalah pahaman justru penyebab itu semua adalah karena ulah Pemohon, seperti Pemohon mabuk, meniduri pembantu rumah tangga, tidak bertanggung jawab masalah nafkah dan telah menikah sirri dengan wanita lain bernama ……………, dan lain-lain, sehinga Termohon tidak Hal.19 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
menyetujui perceraian dan menginginkan rumah tangga Pemohon dan Termohon tetap langgeng. Menimbang, bahwa karena perkara ini menyangkut masalah perceraian, Majelis Hakim telah mendengar keterangan pihak keluarga Pemohon dan Termohon. Di depan persidangan keluarga Pemohon dan Termohon telah menerangkan tidak sanggup lagi untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon. Hal ini telah memenuhi ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Menimbang, bahwa oleh karena dalil permohonan Pemohon dibantah oleh Termohon, maka untuk membutikan kebenaran dalil-dalil permohonannya, Majelis membebani bukti kepada Pemohon. Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonan Pemohon, Pemohon telah mengajukan bukti surat berupa P.1 serta dua orang saksi dan Majelis akan mempertimbangkannya sebagai berikut : Menimbang, bahwa bukti P.1 adalah surat autentik, yakni Kutipan Akta Nikah atas nama Pemohon dan Termohon yang menurut penilaian Majelis telah memenuhi syarat formil dan materil tentang alat bukti, oleh karenanya telah dapat diterima sebagai bukti bahwa Pemohon dan Termohon terikat dalam perkawinan yang sah, sehingga mempunyai kepentingan dalam mengajukan perkara ini. Menimbang, bahwa terhadap bukti saksi pertama dan kedua yang telah disumpah di persidangan, dan keterangannya sebagaimana telah dimuat dalam bagian duduk perkara, dalam hal ini Majelis Hakim mempertimbangkan oleh karena saksi adalah saudara Pemohon dan mengetahui perselisihan Pemohon dan Termohon serta Pemohon dan Termohon telah pisah rumah, sebagaimana diterangkan saksi, dan kesaksian mana telah bersesuaian antara satu dengan yang lain, dan bersesuaian pula dengan dalil permohonan Pemohon, sehingga keterangan dua orang saksi Pemohon telah dapat dipertimbangkan sebagai bukti dalil permohonan Pemohon. Menimbang, bahwa berdasarkan permohonan Pemohon dihubungkan dengan bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon, maka Majelis Hakim telah menemukan fakta-fakta sebagai berikut : -
Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri.
-
Bahwa antara Pemohon dan Termohon terjadi perselisihan disebabkan masalah uang belanja.
-
Bahwa akibatnya Pemohon dan Termohon telah pisah rumah sudah 15 tahun lamanya dan sampai saat ini terus berlangsung sehingga tidak pernah bersatu lagi sebagai suami isteri.
Hal.20 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
-
Bahwa Pemohon dan Termohon telah didamaikan, akan tetapi tidak berhasil. Dan pihak yang mewakili keluarga menyatakan tidak sanggup lagi untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas telah terbukti
antara Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan sehingga rumah tangga Pemohon dan Termohon telah pecah (broken marriage). Menimbang, bahwa pecahnya perkawinan tersebut dapat dilihat dari keadaan Pemohon dan Termohon yang sudah berpisah rumah selama 15 tahun dan sampai saat ini terus berlangsung, kalaupun Pemohon pulang ke Jakarta dari Kalimantan tempat bekerja Pemohon yang dilakukan secara rutin 1 atau 2 kali dalam satu bulan, tidak pernah lagi tinggal bersama dengan Termohon, kedatangan Pemohon hanya untuk kepentingan anak-anak, hal mana mengindikasikan bahwa perselisihan antara Pemohon dan Termohon adalah perselisihan yang terus menerus. Menimbang, bahwa masalah apa dan siapa penyebab terjadinya perselisihan antara Pemohon dan Termohon, Majelis tidak mempertimbangkannya, karena dalam perkara perceraian tidaklah dipertimbangkan dari siapa penyebab perselisihan tersebut, akan tetapi yang pokok adalah perselisihan itu telah ada dan berlangsung terus menerus. Menimbang, bahwa keluarga Pemohon dan Termohon telah menyatakan tidak sanggup lagi untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon, begitu juga mediator telah berusaha untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon akan tetapi gagal mendamaikan Pemohon dan Termohon, hal tersebut mengindikasikan bahwa perselisihan Pemohon dan Termohon adalah perselisihan yang sudah sulit untuk dirukunkan. Menimbang, bahwa tujuan perkawinan adalah untuk membina rumah tangga yang kekal, sakinah, mawaddah warahmah. Akan tetapi dalam kenyataan yang terjadi antara Pemohon dan Termohon sebagaimana dipertimbangkan di atas bahwa apa yang menjadi tujuan perkawinan tersebut sudah tidak mungkin diwujudkan lagi, oleh sebab itu perceraian adalah merupakan jalan terbaik agar Pemohon dan Termohon terlepas dari perselisihan dan penderitaan yang berkepanjangan. Menimbang, bahwa pertimbangan di atas sejalan dengan dalil hukum Islam (fiqh) yang menyatakan :
درء اﻟﻤﻔﺎﺳﺪ ﻣﻘﺪّم ﻋﻠﻰ ﺟﻠﺐ اﻟﻤﺼﺎﻟﺢ Artinya : Menghindari kerusakan harus didahulukan daripada mendatangkan kemaslahatan. Menimbang,
bahwa
berdasarkan
hal-hal
yang
telah
dipertimbangkan
sebagaimana diuraikan di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa alasan perceraian Hal.21 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
yang diajukan oleh Pemohon telah terbukti dan memenuhi unsur pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam, sehingga permohonan Pemohon sudah selayaknya dikabulkan dengan memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak kepada Termohon. Menimbang, bahwa oleh karena talak yang akan dijatuhkan oleh Pemohon adalah talak yang pertama, maka dengan demikian talak yang dikabulkan dan yang akan dijatuhkan oleh Pemohon kepada Termohon adalah talak satu raj'i di persidangan Pengadilan Agama Jakarta Pusat. II. Dalam Rekonvensi Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat rekonvensi, Penggugat rekonvensi mendalilkan, sebagai berikut : -
Bahwa Termohon dalam konvensi menjadi Penggugat rekonvensi. Dan Pemohon dalam konvensi menjadi Tergugat rekonvensi.
-
Bahwa Penggugat rekonvensi menggugat nafkah iddah dan mut’ah dengan alasan karena Pemohon yang menginginkan perceraian atau cerai talak. Sedangkan gugatan tentang pengasuhan anak dan nafkah anak didasari untuk menjaga masa depan anak-anak dan karena Tergugat rekonvensi telah menikah sirri dengan wanita lain. Sedangkan nafkah masa yang akan datang dengan alasan karena hal tersebut adalah kewajiban Tergugat rekonvensi. Dan selengkapnya sebagaimana dimuat dalam pokok perkara. Dengan alasan tersebut di atas Penggugat rekonvensi menggugat : 1. Menghukum Tergugat rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat rekonvensi berupa uang Nafkah iddah kepada Penggugat rekonvensi sebesar R.p 12.000.000,- ( dua belas juta rupiah); 2. Menghukum Tergugat rekonvensi untuk membayar uang mut'ah kepada Penggugat rekonvensi sebesar Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah) 3. Menghukum Tergugat rekonvensi untuk tetap menjalankan kewajibannya memberikan nafkah lahir bathin kepada Penggugat rekonvensi berupa uang sebesar RP. 4.000.000,- (empat juta rupiah) perbulan sejak maret 2010 sampai dengan adanya keputusan hukum yang berkekuatan hukum tetap. Untuk mengatur dan mengolahnya dan pemberian nafkah lahir atau biaya hadhanah tersebut paling lambat tanggal 5 setiap bulannya. 4. Menetapkan Penggugat rekonvensi sebagai pemegang hak hadhonah dari anaknya yang bernama : -
………………….., Perempuan, lahir tanggal 26 Februari 1985.
-
………………….., laki-laki, lahir tanggal 27 November 1989.
-
……………………., laki-laki, lahir tanggal 16 Februari 1994. Hal.22 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
5. Menghukum Tergugat rekonvensi untuk tetap memberikan nafkah lahir untuk ketiga anaknya sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) setiap bulannya, yang diberikan kepada Penggugat rekonvensi untuk mengatur dan mengolahnya dan pemberian nafkah lahir atau biaya hadhanah tersebut paling lambat tanggal 5 setiap bulannya. Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat rekonvensi, Tergugat rekonvensi dalam jawabannya menyetujui memberikan mut’ah tetapi berupa 2 (dua) kapling tanah 90 M2 di …………………., atas nama Termohon. Adapun nafkah iddah sudah diberi seperti pemberian bulanan selama ini. Sedangkan pengasuhan anak disetujui, sedangkan nafkah anak akan diberikan sesuai dengan kesanggupan Tergugat rekonvensi. Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat rekonvensi, Penggugat rekonvensi mengajukan bukti T.2 dan T. 3, dan Majelis akan mempertimbangkannya, sebagai berikut : Menimbang, bahwa bukti T.2 dan T.3 adalah surat pengakuan dibawah tangan menurut Majelis tidak dapat dijadikan sebagai bukti, oleh karenanya perlu dikesampingkan. Menimbang, bahwa meskipun dari alat bukti yang diajukan oleh Penggugat rekonvensi tidak dapat membuktikan dalil gugatan Penggugat rekonvensi, tetapi dari pengakuan Tergugat rekonvensi telah terbukti Tergugat Rekonvensi mempunyai penghasilan Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) setiap bulan. Dan Tergugat rekonvensi menyetujui anak-anak diasuh oleh Penggugat rekonvensi. Menimbang,
bahwa
dengan
mempertimbangkan
pengakuan
Tergugat
rekonvensi dihubungkan dengan gugatan Penggugat rekonvensi, maka Majelis mempertimbangkan sebagai berikut : Menimbang, bahwa nafkah iddah dan mut’ah isteri yang ditalak adalah kewajiban suami yang mentalak, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 149 huruf a dan b Kompilasi Hukum Islam. Dengan demikian Tergugat rekonvensi yang akan mentalak Penggugat rekonvensi mempunyai kewajiban untuk memberikan nafkah iddah dan mut’ah kepada Penggugat rekonvensi. Menimbang, bahwa jumlah tuntutan Penggugat rekonvensi tentang nafkah iddah sejumlah Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) dan mut’ah sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) terlalu besar jumlahnya jika dihubungkan dengan keadaan Tergugat rekonvensi yang berpenghasilan Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) setiap bulan. Adapun kesanggupan Tergugat rekonvensi tentang mut’ah Penggugat rekonvensi berupa 2 (dua) kapling tanah 90 M2 di Pondok Kelapa, atas nama Termohon, Majelis tidak dapat mempertimbangkannya karena bukti-bukti Hal.23 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
tanah tersebut tidak diperlihatkan di persidangan dan Penggugat rekonvensi tidak menyetjui
kesanggupan
Tergugat
rekonvensi
tersebut.
Maka
dengan
mempertimbangkan kesanggupan Tergugat rekonvensi dan kepatutan serta rasa keadilan, Majelis menetapkan nafkah iddah Penggugat rekonvensi berupa uang sejumlah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk selama masa iddah. Sedangkan mut’ah Penggugat rekonvensi ditetapkan berupa uang sejumlah Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah). Menimbang, bahwa tuntutan tentang nafkah Penggugat rekonvensi sampai dengan putusan berkekuatan hukum tetap, Majelis mempertimbangkan bahwa tuntutan tersebut adalah propisionil, tuntutan mana diajukan dalam propisi. Oleh karena gugatan nafkah tersebut digabungkan bersama gugatan rekonvensi, maka gugatan tersebut sudah sepatutnya dinyatakan tidak dapat diterima. Menimbang, bahwa tuntutan tentang pengasuhan dan nafkah anak, Majelis mengacu kepada ketentuan pasal 156 huruf a, b, c, d dan e Kompilasi Hukum Islam. Jika dihubungkan dengan keadaan anak-anak Penggugat rekonvensi dan Tergugat rekonvensi, yaitu : .........................., Perempuan, lahir tanggal 26 Februari 1985. ……………………….,laki-laki, lahir tanggal 27 November 1989. ………………., lakilaki, lahir tanggal 16 Februari 1994, masing-masing sudah berusia 25, 21 dan 16 tahun. Dengan demikian yang memerlukan pengasuhan adalah ……………….., sedangkan yang lainnya telah dewasa, maka sesuai dengan pengakuan dan persetujuan Tergugat rekonvensi dan dengan mempertimbangkan selama ini anak tersebut ikut bersama Penggugat rekonvensi dan diasuh dengan baik, maka Majelis menetapkan dengan tidak lagi mendengar keinginan anak, Penggugat rekonvensi sebagai pemegang hak pengasuhan/ hadhanah anak yang bernama ……………., laki-laki, lahir tanggal 16 Februari 1994. Menimbang,
bahwa
tentang
nafkah
3
(tiga)
orang
anak,
Majelis
mempertimbangkan bahwa 2 (dua) orang anak yaitu ................, Perempuan, lahir tanggal 26 Februari 1985. ……………….., laki-laki, lahir tanggal 27 November 1989 keduanya telah dewasa, maka tidak lagi ditetapkan dalam putusan ini tentang nafkah mereka, akan tetapi mereka sendirilah yang meminta kepada Tergugat rekonvensi sebagai ayah mereka. Adapun anak yang bernama ……………….., lakilaki, lahir tanggal 16 Februari 1994 belum dewasa, maka sudah sepatutnya Tergugat rekonvensi memberi nafkahnya sesuai ketentuan Pasal di atas. Adapun jumlah nafkah anak 1 (satu) orang, dengan mempertimbangkan penghasilan Tergugat rekonvensi dan kebutuhan anak serta rasa keadilan, Majelis menetapkan nafkah 1 (satu) orang anak sejumlah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah).
Hal.24 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
Menimbang, bahwa agar putusan dapat dijalankan, maka sudah selayaknya Tergugat rekonpensi dihukum untuk membayar kepada Penggugat rekonpensi sebagaimana isi putusan. III. Dalam Konvensi dan Rekonvensi. Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1989,
maka
semua
biaya
perkara
dibebankan
kepada
Pemohon
konvensi/Tergugat rekonvensi untuk membayarnya. Mengingat bunyi pasal-pasal dari peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dalil-dalil hukum syara’ yang berkenaan dengan perkara ini. MENGADILI I.
Dalam Konvensi. 1. Mengabulkan permohonan Pemohon. 2. Memberi izin kepada Pemohon (………………………..) untuk menjatuhkan talak satu raj'i kepada Termohon (……………………….) di persidangan Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
II. Dalam Rekonvensi. 1. Mengabulkan gugatan Penggugat rekonvensi sebagian. 2. Menghukum Tergugat rekonvensi menyerahkan nafkah iddah kepada Penggugat rekonvensi sejumlah Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) untuk selama masa iddah. 3. Menghukum Tergugat rekonvensi menyerahkan kepada Penggugat rekonpensi mut'ah (kenang-kenangan) berupa uang sejumlah Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah). 4. Menetapkan anak yang bernama …………….., laki-laki, lahir tanggal 16 Februari 1994 berada dibawah pengasuhan/hadhanah Penggugat rekonvensi (………………….). 5. Menghukum Tergugat rekonvensi untuk menyerahkan kepada Penggugat rekonvensi nafkah anak yang bernama ……………………, laki-laki, lahir tanggal 16 Februari 1994 berupa uang sejumlah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) setiap bulan sampai anak tersebut berusia 21 tahun. 6. Menolak gugatan Penggugat rekonvensi selainnya. III. Dalam Konvensi dan Rekonvensi. -
Membebankan biaya perkara sejumlah Rp. 311.000,- (tiga ratus sebelas ribu rupiah) kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi. Demikian diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Rabu
tanggal 18 Agustus 2010 Masehi bertepatan dengan tanggal 8 Ramadhan 1431 Hijriah oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat yang terdiri dari Drs. H. Hal.25 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP
Imbalo, S.H.,M.H. sebagai Hakim Ketua Majelis serta Drs. Dede
Ibin, S.H. dan
Drs.H. Ahmad Manshur Noor sebagai Hakim-Hakim Anggota. Pada hari itu juga diucapkan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota yang sama serta Runie Handayani, S.H. sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri Termohon/Kuasanya, diluar hadirnya Pemohon. Ketua Majelis, Ttd Drs. H. Imbalo, S.H.,M.H. Hakim Anggota,
Hakim Anggota,
Ttd
Ttd
Drs. Dede Ibin, S.H.
Drs.H. Ahmad Manshur Noor Panitera Pengganti, Ttd Runie Handayani, S.H.
Perincian Biaya : 1. Biaya Pencatatan ………… Rp. 30.000,2. Biaya administrasi ………..
Rp. 50.000,-
3. Biaya Panggilan ………….. Rp. 220.000,4. Biaya Redaksi …………….. Rp.
5.000.-
5. Biaya Meterai, ……… …….. Rp.
6.000.-
Jumlah, …………………… Rp. 311.000,- (tiga ratus sebelas ribu rupiah).
Hal.26 dari 26 Hal. Put. No.172/Pdt.G/2010/PAJP