No. 02/08/81/Th.IX, 1 Agustus 2017
NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Juli 2017 adalah sebesar 100,85, atau turun sebesar 0,22 persen dibanding Juni 2017 yang tercatat sebesar 101,07. Penurunan ini disebabkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,47 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) yang sebesar 0,24 persen.
NTP tertinggi pada Juli 2017 masih dicapai subsektor tanaman hortikultura yang mencapai 110,75 sedangkan terendah masih tetap pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang tetap bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 90,20.
Penurunan NTP pada Juli 2017 disebabkan turunnya NTP pada 2 (dua) subsektor yakni subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,22 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,23 persen. Sedangkan 3 (tiga) subsektor lainnya mengalami kenaikan NTP yakni tertinggi pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,30 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,35 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,19 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan tercatat sebesar 100,29 atau turun 0,28 persen dibanding Juni 2017.
Pada Juli 2017, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,55 persen, disebabkan semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi perdesaan, yaitu tertinggi masih tetap pada kelompok bahan makanan sebesar 0,80 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,60 persen, kelompok sandang sebesar 0,52 persen, kelompok perumahan sebesar 49 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,18 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,14 persen, dan terendah kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,04 persen.
Beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi perdesaan Maluku adalah ikan tembang, ikan layang, ikan selar, kangkung, tomat buah, dan sawi hijau.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Juli 2017 tercatat sebesar 122,96, naik sebesar 0,15 persen dibanding Juni 2017 yang tercatat sebesar 122,96.
1. Nilai Tukar Petani (It) Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi
Berita Resmi Statistik No. 02/08/81 Th. IX, 1 Agustus 2017
1
maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor Juni - Juli 2017 (2012 = 100) Bulan
Persentase
Subsektor
Juni 2017
Juli 2017
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
131.62 143.56 119.56 132.68 134.51 135.99 127.15 130.85 130.41
133.82 144.81 117.55 132.93 135.36 137.16 126.44 131.17 130.66
1.67 0.87 -1.68 0.19 0.63 0.86 -0.56 0.24 0.20
2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
130.30 130.08 129.60 128.07 127.69 128.17 125.31 129.46 129.67
130.78 130.75 130.32 128.62 128.26 128.74 125.87 130.07 130.29
0.36 0.52 0.55 0.43 0.45 0.44 0.45 0.47 0.47
3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
101.01 110.37 92.26 103.60 105.34 106.10 101.47 101.07 100.57
102.33 110.75 90.20 103.36 105.54 106.53 100.45 100.85 100.29
1.30 0.35 -2.22 -0.23 0.19 0.41 -1.00 -0.22 -0.28
100.53 100.37
100.65 100.48
0.12 0.11
NASIONAL NASIONAL tanpa Ikan
2 Berita Resmi Statistik No. 02/08/81 Th. IX, 1 Agustus 2017
Berdasarkan hasil pemantauan harga – harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Juli 2017, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku mengalami penurunan sebesar 0,22 persen dibanding Juni 2017, atau turun dari 101,07 pada Juni 2017 menjadi 100,85 pada Juli 2017. Penurunan NTP disebabkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang sebesar 0,47 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks harga hasil produksi pertanian yang tercatat sebesar 0,20 persen. Penurunan NTP pada Juli 2017 disebabkan turunnya NTP pada 2 (dua) subsektor yakni subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,22 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,23 persen. Sedangkan 3 (tiga) subsektor lainnya mengalami kenaikan NTP yakni tertinggi pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,30 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,35 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,19 persen. Peningkatan pada subsektor perikanan disumbangkan oleh naiknya NTP pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,41 persen sedangkan kelompok perikanan budidaya turun sebesar 1,00 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan juga mengalami penurunan pada Juli 2017 yaitu sebesar 0,28 persen dibanding Juni 2017. Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Juli 2017, maka NTP Provinsi Maluku lebih tinggi 0,20 poin di atas level NTP Nasional yang tercatat sebesar 100,65.
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Juli 2017 sebesar 131,17. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya It pada 4 (empat) subsektor, tertinggi pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,67 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,87 persen, subsektor perikanan sebesar 0,63 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,19 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan It sebesar 1,68 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Pada Juli 2017, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 130,07, naik 0,47 persen dibanding Juni 2017 yang tercatat sebesar 129,46. Peningkatan ini disebabkan naiknya Ib pada semua subsektor, yakni tertinggi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,55 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,52 persen, subsektor perikanan sebesar 0,45 persen, subsektor peternakan sebesar 0,43 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,36 persen. Berita Resmi Statistik No. 02/08/81 Th. IX, 1 Agustus 2017
3
4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada Juli 2017, NTP-P mengalami peningkatan sebesar 1,30 persen, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,67 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,36 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh kelompok palawija (khususnya komoditas ubi kayu dan ubi jalar) sebesar 2,23 persen sedangkan kelompok padi tidak mengalami perubahan dibanding Juni 2017. Peningkatan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,40 persen dan sebesar 0,13 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada Juli 2017, NTP-H menunjukan perkembangan yang lebih baik dibanding dibanding Juni 2017, yaitu naik sebesar 0,35 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 0,87 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,52 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas utamanya di kelompok sayur sayuran ( khususnya komoditas cabai merah, terung panjang, dan kangkung) yang secara rata-rata sebesar 1,59 persen, kelompok buah-buahan (khususnya komoditas jeruk dan pepaya) secara rata-rata sebesar 0,26 persen, dan kelompok tanaman obat (khususnya komoditas kunyit) secara rata-rata sebesar 0,30 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,58 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,08 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Juli 2017, NTP-R mengalami penurunan sebesar 2,22 persen dibanding Juni 2017, karena terjadi penurunan It mencapai 1,68 persen, sedangkan Ib justru naik sebesar 0,55 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat pada semua komoditas di subsektor ini. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,63 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,11 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada Juli 2017, NTP-T mengalami penurunan sebesar 0,23 persen dibanding Juni 2017, karena sekalipun terjadi peningkatan It sebesar 0,19 persen, namun masih lebih rendah dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,43 persen.
4 Berita Resmi Statistik No. 02/08/81 Th. IX, 1 Agustus 2017
Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok ternak besar (khususnya komoditas sapi potong) sebesar 1,11 persen. Sedangkan kelompok unggas (khususnya komoditas ayam buras dan ayam ras pedaging) mengalami penurunan sebesar 1,64 persen dan kelompok hasil ternak (khususnya komoditas telur ayam ras) juga mengalami penurunan sebesar 0,10 persen. Untuk kelompok ternak kecil masih tetap tidak mengalami perubahan dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,55 persen dan sebesar 0,12 persen. e. Subsektor Perikanan (NTP-NP) Pada Juli 2017, NTP-NP mengalami peningkatan sebesar 0,19 persen dibanding Juni 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,63 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,45 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 0,86 persen sedangkan kelompok budidaya mengalami penurunan sebesar 0,56 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,66 persen sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,01 persen. e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Pada Juli 2017, NTN naik sebesar 0,41 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 0,86 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang sebesar 0,44 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya harga berbagai komoditas ikan pada kelompok perikanan tangkap khususnya ikan cakalang, ikan tembang, ikan julung-julung, udang, dan ikan selar. e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada Juli 2017, NTPi kembali mengalami penurunan sebesar 1,00 persen, karena It mengalami penurunan sebesar 0,56 sedangkan Ib jutru naik sebesar 0,45 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 0,65 persen sedangkan indeks BPPBM turun sebesar 0,08 persen dibanding Juni 2017. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya Juli 2017 (2012=100) Kelompok dan Sub Kelompok (1)
Bulan
Persentase
Juni 2017
Juli 2017
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan (NTPP)
101.01
102.33
1.30
a. Indeks Diterima Petani - Padi
131.62 115.80
133.82 115.80
1.67 0.00
137.90
140.97
2.23
- Palawija
Berita Resmi Statistik No. 02/08/81 Th. IX, 1 Agustus 2017
5
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura (NTPH) a. IndeksDiterimaPetani - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat b. IndeksDibayarPetani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) a. IndeksDiterimaPetani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. IndeksDibayarPetani - IndeksKonsumsiRumahTangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan (NTPT) a. IndeksDiterimaPetani - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan (NTNP) a. Indeks Diterima Petani - Penangkapan - Budidaya b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) a. Indeks Harga yang Diterima Petani - Penangkapan Laut b. Indeks Harga yang Dibayar Petani -Indeks Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) a. Indeks Harga yang Diterima Petani - Budidaya Air Tawar - Budidaya Laut b. Indeks Harga yang Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM
130.30 134.48 105.80 110.37 143.56 153.99 136.19 120.76 130.08 134.59 105.77 92.26 119.56 119.56 129.60 134.65 105.56 103.60 132.68 135.35 132.13 127.49 132.28 128.07 138.47 107.47 105.34 134.51 135.99 127.15 127.69 136.78 111.60 106.10 135.99 135.99 128.17 136.82 113.20 101.47 127.15 98.80 127.33 125.31 136.56 103.64
130.78 135.01 105.94 110.75 144.81 156.43 136.55 121.13 130.75 135.37 105.86 90.20 117.55 117.55 130.32 135.49 105.68 103.36 132.93 136.85 132.13 125.40 132.14 128.62 139.23 107.61 105.54 135.36 137.16 126.44 128.26 137.67 111.58 106.53 137.16 137.16 128.74 137.72 113.20 100.45 126.44 98.80 126.62 125.87 137.45 103.56
0.36 0.40 0.13 0.35 0.87 1.59 0.26 0.30 0.52 0.58 0.08 -2.22 -1.68 -1.68 0.55 0.63 0.11 -0.23 0.19 1.11 0.00 -1.64 -0.10 0.43 0.55 0.12 0.19 0.63 0.86 -0.56 0.45 0.66 -0.01 0.41 0.86 0.86 0.44 0.66 0.00 -1.00 -0.56 0.00 -0.56 0.45 0.65 -0.08
BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
6 Berita Resmi Statistik No. 02/08/81 Th. IX, 1 Agustus 2017
5. Inflasi Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Hasil survei harga yang dilakukan di 20 Pasar Tradisional yang tersebar di 20 Kecamatan di daerah perdesaan Provinsi Maluku pada Juli 2017 menunjukkan terjadi peningkatan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,55 persen. Peningkatan IKRT disebabkan semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi perdesaan, yaitu tertinggi masih tetap pada kelompok bahan makanan sebesar 0,80 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,60 persen, kelompok sandang sebesar 0,52 persen, kelompok perumahan sebesar 49 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,18 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,14 persen, dan terendah kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,04 persen. Adapun beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi perdesaan Maluku adalah ikan tembang, ikan layang, ikan selar, kangkung, tomat buah, dan sawi hijau. Data dalam Tabel 3 juga menunjukkan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih tinggi dibanding angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,15 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku Juli 2017 (2012=100) K e l o m p ok
Perubahan (%)
(1)
(2)
Bahan Makanan
0.80
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
0.14
Perumahan
0.49
Sandang
0.52
Kesehatan
0.60
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
0.04
Transportasi & Komunikasi
0.18
Umum / Gabungan
0,55
Nasional
0,15
6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran
Berita Resmi Statistik No. 02/08/81 Th. IX, 1 Agustus 2017
7
Data dalam Tabel 4 menunjukkan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Juli 2017 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 153,87, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 126,91, kelompok sandang sebesar 124,05, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 123,23, kelompok perumahan sebesar 122,19, kelompok kesehatan sebesar 117,51, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 109,85. Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 ) Uraian
Juni 2017
Juli 2017
Inflasi/ Deflasi
(1)
(2)
(3)
(4)
Bahan Makanan
152.65
153.87
0.80
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
126.72
126.91
0.14
Sandang
123.41
124.05
0.52
Transportasi dan Komunikasi
123.01
123.23
0.18
Perumahan
121.59
122.19
0.49
Kesehatan
116.81
117.51
0.60
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
109.81
109.85
0.04
GABUNGAN
135.34
136.09
0.55
7. Kebutuhan Petani untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,10 persen dibanding Juni 2017. Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka peningkatan ini disumbangkan oleh kelompok penambahan barang modal (khususnya komoditas parang, mesin potong rumput dan terpal) sebesar 0,32 persen, kelompok upah buruh tani sebesar 0,12 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,04 persen. Sedangkan kelompok bibit dan kelompok obat-obatan dan pupuk mengalami penurunan indeks masing-masing sebesar 0,02 persen dan sebesar 0,04 persen. 8 Berita Resmi Statistik No. 02/08/81 Th. IX, 1 Agustus 2017
Data dalam Tabel 5 juga menunjukkan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 115,01 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 102,14. Hal ini berarti kelompok transportasi adalah yang paling cepat perkembangan harganya dibanding kelompok lainnya.
Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada Juli 2017 ( 2012 = 100 ) Kelompok
Juni 2017
Juli 2017
Inflasi/Deflasi
(1)
(2)
(3)
(4)
BPPBM
106.57
106.68
0.10
Bibit
104.70
104.68
-0.02
Obat-Obatan dan Pupuk
102.85
102.81
-0.04
Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya
104.52
104.53
0.00
Transportasi
114.97
115.01
0.04
Penambahan Barang Modal
108.91
109.25
0.32
Upah Buruh Tani
102.02
102.14
0.12
8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Data dalam Tabel 6 menunjukkan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Juli 2017 mengalami peningkatan sebesar 0,15 persen dibanding Juni 2017, yaitu dari 122,78 menjadi 122,96. Hal ini terjadi karena peningkatan It yang tercatat sebesar 0,24 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks BPPBM yang sebesar 0,10 persen. Peningkatan NTUP pada Juli 2017 utamanya disumbangkan oleh subsektor tanaman pangan sebesar 1,54 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,78 persen, subsektor perikanan
Berita Resmi Statistik No. 02/08/81 Th. IX, 1 Agustus 2017
9
sebesar 0,64 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,07 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTUP sebesar 1,79 persen dibanding Juni 2017.
Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada Juni - Juli 2017 ( 2012 = 100 ) Subsektor (1)
Bulan Juni 2017 (2)
Perubahan
Juli 2017
(%)
(3)
(4)
a. Tanaman Pangan
124.40
126.32
1.54
b. Hortikultura
135.73
136.79
0.78
c. Tanaman Perkebunan Rakyat
113.27
111.24
-1.79
d. Peternakan
123.45
123.54
0.07
e. Perikanan
120.54
121.31
0.64
e.1. Perikanan Tangkap
120.14
121.16
0.85
e.2. Perikanan Budidaya
122.68
122.10
-0.48
f. Gabungan
122.78
122.96
0.15
g. Gabungan Tanpa Ikan
123.07
123.17
-0.08
NASIONAL
109.59
109.75
0.15
NASIONAL Tanpa Ikan
109.35
109.51
0.15
10 Berita Resmi Statistik No. 02/08/81 Th. IX, 1 Agustus 2017
BPS PROVINSI MALUKU Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Jessica Eliziana Pupella Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail :
[email protected] Telepon: 0911-361319, 361320
Berita Resmi Statistik No. 02/08/81 Th. IX, 1 Agustus 2017
11