19
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional karena data yang diambil berkenaan dengan pengalaman masa lalu yaitu saat keluarga pada tahapan baru menikah hingga keluarga setengah baya dan dikumpulkan hanya pada satu waktu serta tidak berkelanjutan. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara purposive, yaitu tiga desa di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Tepatnya di Desa Babakan, Desa Cikarawang, dan Desa Ciherang. Tempat tersebut dipilih karena termasuk lima wilayah dengan jumlah lansia terbesar di Kabupaten Bogor (BKKBN Kabupaten Bogor 2011). Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni-Juli 2012. Teknik Penarikan Contoh Populasi penelitian ini adalah keluarga dengan pasangan lanjut usia. Contoh dibatasi pada orang yang berusia 60 tahun ke atas berdasarkan UU nomor 13 tahun 1998, baik wanita maupun pria. Contoh dipilih secara purposive dengan spesifikasi yaitu lansia awal (60-75 tahun), masih memiliki pasangan bukan duda ataupun janda, dan tidak lagi memiliki tanggungan dalam keluarganya. Tanggungan yang dimaksud adalah tidak lagi memiliki anak yang harus dipenuhi kebutuhan finansialnya. Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dipilih secara purposive sebagai tempat pengambilan contoh. Data jumlah lansia didapatkan dari informasi Badan Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Bogor dan Biro Pusat Statistik Kabupaten Bogor tahun 2011. Setelah itu, responden dipilih sesuai dengan kriteria dengan bantuan kader PKK di desa masing-masing kemudian dimintai kesediaannya menjadi contoh dalam penelitian ini. Contoh dalam penelitian ini sebanyak 34 orang lansia. Rincian contoh yaitu 8 orang dari Desa Babakan, 9 orang dari Desa Ciherang, dan 17 orang dari desa Cikarawang. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Dilihat dari sumbernya, jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini mencakup data primer. Data tersebut bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner
20
yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Kuesioner berisi pertanyaan-
pertanyaan mengenai: (1) karakteristik contoh, (2) karakteristik keluarga contoh, (3) kepemilikan aset keluarga, (4) manajemen sumberdaya keluarga berdasarkan tahapan keluarga hingga tahapan keluarga setengah baya (nilai cronbach’s alpha 0,872), dan (5) ketahanan keluarga lansia (nilai cronbach’s alpha 0,637). Instrumen kuesioner mengenai ketahanan keluarga yang digunakan pada penelitian ini diadopsi dari Sunarti (2008) dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
oleh
peneliti.
Kuesioner
manajemen
sumberdaya
keluarga
dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan konstrak yang diadopsi dari Firdaus dan Sunarti (2008), Rusydi LN (2010),
Lewis et al. (1953),
Deacon dan
Firebaugh (1988), Gross dan Crandall (1973), Nickell dan Dorsey (1959), Walker (1976), dan diktat kuliah Manajemen Sumber daya Keluarga (Guhardja 1992)1. Tabel 3 Variabel dengan data primer dan kategorinya Variabel Karakteristik contoh Usia Jenjang pendidikan
Rasio Ordinal
Lama pendidikan Pendapatan sekarang Sumber pendapatan
Rasio Rasio Nominal
Jumlah anak Lama menikah Karakteristik keluarga Usia
Rasio Rasio
Status perkawinan anak Jenjang pendidikan terakhir
Ordinal Ordinal
Lama pendidikan Pekerjaan
Rasio Nominal
Sumbangan pendapatan untuk lansia
1
Skala
Rasio
Rasio
Kategori 60-75 tahun [1] Tidak Sekolah; [2] Tidak tamat SD; [3] Tamat SD; [4] Tamat SMP; [5] Tamat SMA; [6] Diploma; [7] S1-S3 Bilangan lama pendidikan contoh (tahun) Bilangan pendapatan contoh perbulan (rupiah) [1] Sendiri; [2] Anak; [3] Sendiri dan anak; [4] Saudara; [5] Pensiunan Bilangan jumlah anak contoh (orang) Bilangan lama menikah contoh (tahun) Bilangan usia anak contoh, kemudian diolah menjadi rataan jarak usia antar anak [1] Menikah; [2] Belum Menikah; [3] Cerai [1] Tidak sekolah; [2] Tidak tamat SD; [3] Tamat SD; [4] Tamat SMP; [5] Tamat SMA; [6] Diploma; [7] S1-S3 Bilangan lama pendidikan anak contoh (tahun) [1] Tidak bekerja; [2] Buruh; [3] Satpam; [4] Wiraswasta; [5] PNS; [6] Pegawai swasta; [7] lain-lain Besaran uang tunai yang diberikan anak kepada lansia setiap bulan
Guhardja S, Puspitawati H, Hartoyo, Martianto DH. 1992. Diktat Manajemen Sumberdaya Keluarga. Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
21
Tabel 4 Variabel dalam kuesioner dengan data primer Variabel Manajemen sumberdaya keluarga berdasarkan tahapan keluarga
Manajemen sumber daya manusia Manajemen waktu Manajemen finansial
Skala
Sumber kuesioner
Detail kuesioner Empat belas pertanyaan
Ordinal
Konstrak buku utama, Rusydi (2011), serta Firdaus dan Sunarti (2009)
Tujuh pertanyaan
Ordinal Ordinal
Ketahanan keluarga
Ketahanan fisik Ketahanan psikologis Ketahanan sosial
Ordinal Ordinal Ordinal
Modifikasi dari Sunarti (2008)
Empat pertanyaan Tiga pertanyaan 76 item dari 83 item 24 pertanyaan 25 pertanyaan 27 pertanyaan
Pengolahan dan Analisis Data Data yang terkumpul dari kuesioner diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry data ke komputer, cleaning dan analisis data. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program komputer yang sesuai dengan kebutuhan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menggunakan rataan, frekuensi untuk mengetahui sebaran, dan analisis statistik inferensia. Data manajemen sumber daya keluarga dan ketahanan keluarga sistem skoring yang konsisten yaitu semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi kategorinya. Untuk memeroleh kategori tersebut maka digunakan teknik skoring dengan rumus Slamet (1993): Interval kelas (IK) = (nilai maksimum-nilai minimum) Jumlah kategori yang diinginkan Pada saat melakukan pengolahan data variabel manajemen sumber daya keluarga dan ketahanan keluarga diubah ke dalam bentuk rasio dengan cara skoring. Sehingga didapatkan kategorisasi untuk mengkuantitifkan data variabel manajemen sumberdaya keluarga dan ketahanan keluarga. Selanjutnya skor capaian digunakan untuk mengolah data manajemen sumber daya keluarga dan ketahanan keluarga.
Skor capaian didapatkan dari hasil perhitungan dengan
rumus : Y = skor yang didapatkan x 100%
skor maksimum
22
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini secara rinci dijelaskan sebagai berikut: 1.
uji deskriptif digunakan untuk mengolah data karakteristik contoh, karakteristik keluarga, manajemen sumber daya keluarga dan ketahanan keluarga guna mengetahui sebaran variabel tersebut yang terdapat pada contoh. Karaktersitik keluarga yang digunakan adalah usia contoh, lama pendidikan, lama menikah, jumlah anak, rataan jarak usia antar anak, dan pendapatan perkapita,
2.
manajemen sumber daya keluarga diukur dengan menggunakan tiga peubah yaitu manajemen sumber daya manusia, manajemen waktu, dan manajemen keuangan.
Kuesioner
dikembangkan
berdasarkan
konstrak
Diktat
Manajemen Sumber Daya Keluarga (Guhardja 1992), Walker (1973), Lewis (1953), Deacon dan Firebaugh (1988), Gross dan Crandall (1973), Nickell dan Dorsey (1959), Walker (1976), Firdaus dan Sunarti (2008), dan Rusydi LN (2010). Pemberian skor dilakukan dengan memberikan skor 0 jika tidak melakukan dan 1 jika melakukan. Selanjutnya dijumlahkan masing-masing tahapan keluarga berdasarkan tujuh tahapan perkembangan keluarga yang diambil dari delapan tahapan perkembangan keluarga menurut Duvall (1971) yaitu dari tahapan keluarga baru menikah hingga keluarga setengah baya. Skor masing-masing peubah (manajemen sumber daya manusia, manajemen waktu, dan manajemen keuangan) tersebut dijumlahkan mulai dari tahapan satu sampai tahapan tujuh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif serta dilihat sebarannya dan dikelompokkan berdasarkan kategori rendah, sedang, dan tinggi. Hasil tersebut dibuat persentase dengan dibagi oleh nilai maksimum yang seharusnya dicapai perpeubah.
Persentase ketiga
peubah tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan nilai capaian manajemen sumber daya keluarga kemudian dilihat sebarannya dan dikelompokkan berdasarkan kategori rendah, sedang, dan tinggi, 3.
ketahanan keluarga diukur dengan menggunakan tiga peubah, yaitu ketahanan fisik, ketahanan psikologis, dan ketahanan sosial pada tahapan keluarga lansia.
Kuesioner dikembangkan berdasarkan konstrak diadopsi
dari Sunarti (2008) dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan oleh peneliti.
23
Pemberian skor dilakukan dengan memberikan skor 0 jika tidak melakukan dan 1 jika melakukan. Skor masing-masing komponen ketahanan keluarga dijumlahkan kemudian dibuat menjadi persentase dengan dbagi oleh nilai maksimum yang seharusnya dicapai untuk masing-masing komponen. Nilai tersebut merupakan nilai capaian kemudian dilihat sebarannya dan dikategorikan berdasarkan kategori rendah, sedang, dan tinggi. Nilai capaian ketiga peubah tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan nilai capaian ketahanan keluarga kemudian dilihat sebarannya dan dikelompokkan berdasarkan kategori rendah, sedang, dan tinggi, 4.
uji korelasi Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel dan melihat hubungan antara karakteristik keluarga, manajemen sumberdaya manusia, manajemen waktu, dan manajemen keuangan dengan ketahanan keluarga lansia,
5. faktor-faktor yang memengaruhi ketahanan keluarga lansia diuji dengan menggunakan uji pengaruh yaitu dengan regresi linier berganda (metode enter) dengan persamaan regresi linier sebagai berikut: Model umum :Y= Ketahanan keluarga Kemudian akan dijabarkan dengan model khusus yaitu sebagai berikut: Model 1: Y1= f (X1) Keterangan: Y1= ketahanan keluarga lansia (skor/Indeks) X1= manajemen sumber daya keluarga (Skor/indeks) Model 2: Y2= f (X1+X2+ X3 + X4 + X5 + X6+ X7) Keterangan: Y2= ketahanan keluarga lansia (skor/Indeks) X1= manajemen sumber daya keluarga (total skor/indeks) X2=usia lansia (tahun) X3= lama menikah (tahun) X4= lama pendidikan (tahun) X5= rataan jarak usia antar anak (tahun) X6= jumlah anak (orang) X7= pendapatan perkapita (rupiah)
24
Definisi Operasional Keluarga lansia yang dijadikan contoh adalah keluarga yang orangtuanya merupakan suami-istri lansia. Sesuai dengan UU No. 13 tahun 1998 adalah seseorang yang berusia diatas 60 tahun. Keluarga ini juga diharuskan yang tidak lagi memiliki tanggungan nafkah bagi anaknya. Dengan kata lain, anak-anaknya telah keluar dari rumah dan mampu menghidupi dirinya sendiri. Contoh adalah responden dari pasangan lansia yang berusia 60-75 tahun dan sudah tidak memiliki tanggungan. Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya yang hidup dari pengelolaan sumberdaya yang sama selama tahapan keluarga sebelum masuk tahapan lansia. Rataan jarak usia antar anak adalah jarak kelahiran antar anak masing-masing contoh yang kemudian dibuat rataannya. Pendapatan perkapita lansia adalah jumlah uang yang diterima oleh keluarga lansia, baik dari pendapatan sendiri maupun dari pemberian anggota keluarga lain pada tahapan keluarga lansia. Pendidikan adalah jenjang dan lama pendidikan formal yang ditempuh oleh lansia. Lama menikah adalah waktu lansia dalam membina hubungan suami-istri diukur sejak awal menikah tanpa cerai. Manajemen sumber daya keluarga adalah manajemen yang dilakukan oleh keluarga melingkupi manajemen sumber daya manusia, manajemen waktu, dan manajemen keuangan dari tahapan keluarga baru menikah hingga keluarga setengah baya. Manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan dalam mengelola anggota keluarga dengan pembagian tugas dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak serta dan saling mendorong antara suami-istri dan orangtua-anak. pengaturan orang tersebut untuk menjamin semua fungsi berjalan dari tahapan keluarga baru menikah hingga keluarga setengah baya.
25
Manajemen waktu adalah kegiatan dalam mengelola waktu untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan penyusunan kegiatan anggota keluarga secara efektif dan produktif serta esfisien. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
perencanaan
kegiatan, penggunaan
alat
elektronik
untuk
mengerjakan pekerjaan domestik, dan pengerjaan pekerjaan rumah secara parallel dari tahapan keluarga baru menikah hingga keluarga setengah baya. Manajemen keuangan adalah kegiatan dalam merencanakan, menggunakan, dan mengevaluasi keuangan dalam keluarga dengan memerhatikan kebutuhan dan tujuan keluarga. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kontrol pendapatan agar lebih kecil dari pengeluaran, alokasi tabungan keluarga, dan adanya usaha keluarga untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari tahapan keluarga baru menikah hingga keluarga setengah baya. Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk mengelola sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seiring dengan masalah yang dihadapi keluarga pada tahapan keluarga lanjut usia. Ketahanan fisik adalah kemampuan keluarga memanfaatkan sumberdaya fisik untuk menanggulangi masalah fisik yang dihadapi oleh keluarga dan meraih kesejahteraan fisik keluarga pada tahapan keluarga lanjut usia. Ketahanan psikologis adalah kemampuan keluarga memanfaatkan sumberdaya non fisik untuk menanggulangi masalah psikologis yang dihadapi oleh masing-masing anggota keluarga dan meraih kesejahteraan psikologis keluarga pada tahapan keluarga lanjut usia. Ketahanan sosial adalah kemampuan keluarga memanfaatkan sumber daya non fisik untuk menanggulangi masalah sosial yang dihadapi oleh keluarga dan meraih kesejahteraan sosial keluarga pada tahapan keluarga lanjut usia. Tahapan perkembangan keluarga adalah tahapan yang dilalui sebuah keluarga mulai dari menikah, memiliki bayi, memiliki anak prasekolah, memiliki anak sekolah, memiliki anak remaja, anak keluar dari rumah, keluarga setengah baya, dan keluarga lansia.