METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul ”Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS serta Status Gizi Anak Balita”. Penelitian bagian ini merupakan data dasar (baseline) yang menggunakan desain cross sectional study, yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu.
Metode yang digunakan berupa
observasi, wawancara, dan pengisian kuesioner oleh responden. Penelitian ini dilaksanakan di lima (5) kecamatan yang terkena program WAS di Kabupaten Sukabumi, yaitu Kecamatan Cisaat, Kecamatan Kadudampit, Kecamatan Warung Kiara, Kecamatan Kebon Pedes, dan Kecamatan Cicurug. Salah satu alasan pemilihan lokasi di Sukabumi adalah masalah pada anak usia bawah lima tahun. Berdasarkan data dari sepuluh posyandu prevalensi anak balita gizi buruk di Kabupaten Sukabumi mencapai 12.8%. Data dari delapan posyandu di Kabupaten Sukabumi menunjukkan prevalensi balita pendek 33.3%, dan balita kurus 7.9%.
Survey dilakukan pada bulan Juni sampai dengan
Oktober 2011. Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Contoh dalam penelitian ini adalah anak usia balita (berusia 1-5 tahun), dengan kriteria inklusi anak balita yang berdomosili dekat WAS dan memiliki akses terhadap WAS.
Responden dalam penelitian ini adalah ibu balita yang
terpilih sebagai contoh dalam penelitian. Jumlah populasi adalah 793 balita, dari 14 Posyandu di 14 Warung Anak Sehat.
Jumlah minimal contoh dalam
penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
n
= jumlah contoh
N
= jumlah populasi = galat baku jauhnya dari nilai rata-rata (z dipilih 1.96)
P
= perkiraan proporsi populasi balita (0.5)
d
= presisi atau ketelitian yang diinginkan
Total jumlah contoh berdasarkan hasil perhitungan adalah 80 orang, dengan ± 10%.
Penarikan contoh dilakukan dengan cara stratified random
sampling dari data balita seluruh Posyandu.
Populasi dibagi berdasarkan
posyandu, kemudian ditarik secara random dari masing-masing Posyandu. Besarnya contoh untuk masing-masing Posyandu proporsional dengan besar kecilnya jumlah balita pada tiap Posyandu yang berada disekitar WAS. Untuk menentukan jumlah balita yang akan diambil dari setiap Posyandu digunakan rumus :
Keterangan : mi
= Ukuran contoh pada posyandu ke- i
Ni
= Banyaknya balita di posyandu ke- i
N
= Ukuran populasi
n
= Ukuran contoh
Jumlah contoh yang akan diambil dari setiap Posyandu berdasarkan perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Penarikan contoh penelitian Kecamatan Cisaat
Kadudampit Cicurug Warung kiara Kebon Pedes
Total Balita
IWAS Yuyu Wiwi Ade Nani Aidah Ipah Enah Eni Yeni Aisyah Heni A'i Mamlukah Yayat Enung
Jumlah Balita
Mi
31 37 63 58 53 124 44 33 35 85 43 59 63 65
3 4 6 6 5 13 4 3 4 9 4 6 6 7
793
80
Berdasarkan jumlah contoh yang telah ditentukan, terdapat satu contoh yang memiliki data tidak lengkap, sehingga contoh yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini menjadi 79 anak balita.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilaksanakan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan observasi langsung.
Pengambilan data dilakukan oleh tim yang
terdiri dari empat orang mahasiswa tingkat akhir, Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Data
primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik anak balita dan keluarganya, pengetahuan gizi dan kesehatan dari ibu yang memiliki anak balita, perilaku hidup bersih dan sehat, ketersediaan sarana fisik, pola asuh makan dan kesehatan, status gizi, dan status kesehatan anak balita. Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu yang diukur terkait pemberian makanan yang tepat untuk anak, bahan makanan yang bergizi, cara penyimpanan bahan makanan, fungsi makanan, dan kebiasaan hidup sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat yang diukur adalah higiene perorangan, persalinan dibantu tenaga kesehatan, gizi keluarga, imunisasi, kebiasaan merokok, penimbangan anak balita, olahraga, makan makanan beragam, serta kebersihan lingkungan yang meliputi ketersediaan jamban, tempat sampah, air bersih, Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL), ventilasi, dan lantai rumah. Untuk pola asuh yang diteliti adalah pola asuh makan dan pola asuh kesehatan yang diberikan oleh ibu anak balita. Pola asuh makan meliputi riwayat pemberian ASI, cara memperkenalkan makanan kepada anak balita, dan cara ibu dalam membentuk situasi makan anak. Selanjutnya pola asuh kesehatan meliputi kebiasaan ibu dalam mengajarkan hidup sehat kepada anak balita. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data anak balita dari Posyandu, Kartu Menuju Sehat (KMS), dan profil lokasi penelitian. Data berat badan dan tinggi badan diperoleh dari hasil penimbangan yang dilakukan oleh kader posyandu yang telah ditulis dalam KMS anak balita. Namun, bagi anak balita yang tidak memiliki data tinggi badan, maka dilakukan pengukuran tinggi badan oleh tim yang melakukan pengambilan data di lapang. Data berat badan, tinggi badan, dan umur diolah menggunakan baku WHO dan dihitung berdasarkan Z-skor sehingga diperoleh data status gizi anak balita. Selengkapnya jenis dan cara pengumpulan data primer dan sekunder disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data No 1
Variable Karakteristik keluarga anak balita
Data yang dikumpulkan - Umur orang tua - Besar keluarga - Pendidikan
Cara pengumpulan Wawancara dengan menggunakan kuesioner
- Pekerjaan 2
Karakteristik anak balita
3
Pengetahuan gizi dan kesehatan dari ibu yang memiliki anak balita
4
Perilaku hidup bersih dan sehat
5
Pola asuh makan dan kesehatan yang diberikan ibu anak balita
6
Status kesehatan anak balita Status gizi anak balita
7
8
Profil lokasi
-
Penghasilan Jenis kelamin Umur BB dan TB makanan yang tepat untuk anak - bahan makanan yang bergizi - cara penyimpanan bahan makanan - fungsi makanan - kebiasaan hidup sehat. - persalinan dibantu tenaga kesehatan - kebiasaan merokok - imunisasi - penimbangan rutin anak balita - gizi keluarga (sarapan) - menjadi anggota dana sehat - cuci tangan pakai sabun - kebiasaan gosok gigi - olahraga rutin - makan sayur dan buah setiap hari - ketersediaan sarana fisik yang menunjang PHBS - pemberian ASI - cara memperkenalkan makanan kepada anak balita - cara ibu dalam membentuk situasi makan anak balita - kebiasaan makan yang diajarkan ibu kepada anak - kejadian sakit - lama dan frekuensi sakit - jenis penyakit yang dialami - berat badan menurut umur - tinggi badan menurut umur - berat badan menurut tinggi badan Sekunder
Wawancara dan pengukuran Wawancara dengan menggunakan kuesioner
Wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung
Wawancara dengan kuesioner dan pengamatan langsung
Wawancara dengan kuesioner Pengukuran berdasarkan BB, TB, U, KMS, data Posyandu Data BPS
Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan diolah dengan bantuan program software Microsoft Excell 2007 dan SPSS 17.0 for Windows. Pengolahan data meliputi beberapa tahap diantaranya pengeditan, pengkodean, pengentrian, dan analisis.
Analisis data yang digunakan adlah
analissi deskriptif dan inferensia (Pearson Correlation dan Regresi Linear Berganda). Umur orang tua. Data umur orang tua yang diperoleh dikelompokkan menjadi remaja <20 tahun, dewasa awal 20-40 tahun, dewasa tengah 41-65 tahun, dan dewasa akhir >65 tahun (Papalia & Olds 2001). Besar keluarga.
Berdasarkan jumlah anggota rumah tangga, besar
rumah tangga dikelompokkan menjadi tiga yaitu keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar (≥ 8 orang) (BKKBN 2005). Pendidikan orang tua. Data pendidikan orang tua dibagi menjadi tujuh kategori yakni tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana. Pekerjaan orang tua.
Pekerjaan orang tua dikelompokkan menjadi
tujuh, yakni tidak bekerja, petani, PNS, pegawai swasta, buruh pabrik, wiraswasta dan sopir atau ojeg. Pendapatan perkapita.
Total Pendapatan keluarga dibagi dengan
jumlah anggota keluarga. Berdasarkan rata-rata pendapatan (Walpole 1990), maka pendapatan per kapita dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah (
sedang
(Rp.151.440,0
(>Rp.447.857,7).
Berdasarkan Garis Kemiskinan Propinsi Jawa Barat (2010)
–
Rp.447.857,7),
dan
tinggi
penghasilan perkapita keluarga balita dibagi menjadi dua kategori yaitu miskin jika pendapatan perkapita per bulannya
gizi tertentu; perilaku hidup bersih dan sehat. Setiap pertanyaan akan dinilai 1 untuk jawaban yang benar dan nilai 0 untuk jawaban yang salah. Sehingga nilai maksimum yang diperoleh adalah 16, sedangkan nilai minimum adalah 0. Nilai minimum hasil pengukuran pengetahuan gizi adalah 7 dan nilai maksimum 16. Penilaian pengetahuan gizi ibu balita dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan interval kelas (Sugiyono 2009). Pengetahuan gizi ibu dikatakan rendah jika skor 7-10, sedang jika skor 11-14, dan baik jika skor ≥15. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS didapatkan dengan penilaian hasil kuesioner dan pengamatan terhadap sarana fisik. Pertanyaan kuesioner terdiri dari 16 pertanyaan yang ditujukan kepada responden. Kuesioner perilaku PHBS menggunakan jenis pertanyaan tertutup, dengan nilai 1 untuk jawaban ya, dan 0 untuk jawaban tidak. Untuk sarana fisik, diberi nilai 1 jika sarananya tersedia dan nilai 0 jika tidak tersedia. Nilai minimum pengukuran PHBS adalah 4 dan maksimum 15. Kategori PHBS ditentukan dengan interval kelas. Total nilai berkisar antara 0-16, dikategorikan menjadi kategori rendah jika skor yang diperoleh berkisar antara 4-8, kategori sedang jika skor yang diperoleh berkisar antara 9-13, dan kategori baik jika skor yang diperoleh berkisar antara ≥14. Sarana fisik. Sarana fisik yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah sarana fisik yang terkait dengan PHBS yaitu, ada atau tidaknya ventilasi di rumah balita, jamban sehat (WC), sarana pembuangan air limbah (SPAL), ketersediaan tempat sampah di rumah balita, sumber air bersih yang digunakan untuk seharihari, dan bahan dari lantai rumah balita. Jika sarana fisik tersedia maka diberi nilai 1, jika tidak tersedia diberi nilai 0. Kemudian total nilai dibandingkan dengan dengan total sarana fisik yaitu 6. Nilai yang paling bagus adalah 1.0 dan paling rendah 0.0 (Effendi et al 2009). Nilai yang sudah diketahui dibagi menjadi tiga kategori dengan interval kelas, sarana fisik baik jika nilainya 0.8-1.0, sedang jika nilainya 0.4-0.7, dan kurang jika nilainya 0-0.3. Pola asuh makan. Data pola asuh disajikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan modifikasi dari Pramuditya (2010).
Pola asuh makan yang
diberikan ibu kepada anak balita diukur dengan menggunakan 11 pertanyaan tertutup yang meliputi aspek kebiasaan ibu dalam mengajarkan hidup sehat kepada anak. Setiap pertanyaan akan dinilai 2 untuk jawaban ya/ sering, dinilai 1 untuk jawaban kadang dan nilai 0 untuk jawaban tidak/ hampir tidak pernah. Total nilai minimum adalah 0 dan total nilai maksimum 22.
Nilai minimum
pengukuran pola asuh makan adalah 8 dan maksimum 22. Penilaian terhadap pola asuh makan dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan interval kelas. Pola asuh makan dikatakan baik jika skor ≥20, sedang jika skor 14-19, dan rendah jika skor 8-13. Pola asuh kesehatan.
Data pola asuh disajikan dalam bentuk
pertanyaan tertutup dengan modifikasi dari Pramuditya (2010).
Pola asuh
kesehatan yang diberikan ibu kepada anak balita diukur dengan 15 pertanyaan mengenai riwayat pemberian ASI, cara memperkenalkan makanan kepada anak balita dan cara ibu dalam membentuk situasi makan anak. Setiap pertanyaan akan dinilai 2 untuk jawaban ya/ sering, dinilai 1 untuk jawaban kadang dan nilai 0 untuk jawaban tidak/ hampir tidak pernah. Total nilai minimum adalah 0 dan total nilai maksimum 30. Nilai minimum pengukuran pola asuh kesehatan adalah 14 dan maksimum 30. Penilaian terhadap pola asuh kesehatan dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan interval kelas. Pola asuh kesehatan dikatakan baik jika skor ≥26, sedang jika skor 20-25, dan rendah jika skor 14-19. Status kesehatan.
Status kesehatan yang diteliti meliputi kejadian
pernah atau tidak pernah sakit, jenis penyakit, dan skor status kesehatan. Skor status kesehatan diperoleh dengan mengalikan lama hari sakit dengan frekuensi sakit untuk setiap jenis penyakit. Skor kesehatan dikatakan tinggi apabila 0-4, sedang 5-9, dan rendah 10-14 (Sugiyono 2009). Status gizi. Status gizi dilihat berdasarkan data BB, TB dan umur dari anak balita.
Penilaian status gizi anak balita menggunakan baku WHO dan
dihitung berdasarkan skor simpangan baku (Z-skor). Berikut ini disajikan Tabel pengkategorian variabel penelitian meliputi kategori pengukuran, kriteria dari variabel, dan sumber acuan yang digunakan.
Tabel 3 Pengkategorian variabel penelitian No. Variabel 1.
Umur orang tua (tahun)
2.
Pendidikan orang tua (tahun)
3.
Pendapatan perkapita Besar keluarga (orang) Pengetahuan gizi dan kesehatan Perilaku hidup bersih dan sehat Sarana fisik
4. 5. 6. 7. 8.
Pola asuh makan
9.
Pola asuh kesehatan
10.
Skor status kesehatan
11.
Status gizi BB/U (z-skor)
12.
Status gizi TB/U (z-skor)
13.
Status gizi BB/TB (zskor)
Kategori pengukuran 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3.
Remaja Dewasa muda Dewasa tengah Dewasa akhir Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SD SMP SMA Diploma Sarjana Miskin Tidak miskin Keluarga kecil Keluarga sedang Keluarga besar Baik (15-18) Sedang Rendah Baik Sedang Rendah Baik Sedang Rendah Baik Sedang Rendah Baik Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Kurang Normal Lebih Pendek Normal Tinggi Kurus Normal Lebih
Kriteria
Sumber acuan
<20 20-40 42-65 >65 0 1-<6 6 9 12 15 16
+2 SD <-2 SD -2 SD Z-skor +2 SD >+2 SD <-2 SD -2 SD Z-skor +2 SD >+2 SD
Papalia & Olds (2001)
BPS (2011) BKKBN (2005) Interval kelas (Sugiyono 2009) Interval kelas (Sugiyono 2009) Interval kelas (Sugiyono 2009) Interval kelas (Sugiyono 2009) Interval kelas (Sugiyono 2009) Interval kelas (Sugiyono 2009)
Depkes (2008)
Definisi Operasional Contoh adalah anak balita berusia ≥1 tahun sampai ≤5 tahun yang berdomisili di sekitar Warung Anak Sehat dan memiliki akses ke Warung Anak Sehat. IWAS adalah ibu yang mengelola Warung Anak Sehat. Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu adalah pengetahuan ibu yang memiliki anak balita mengenai makanan yang tepat untuk anak, bahan makanan yang bergizi, cara penyimpanan bahan makanan, fungsi makanan, dan kebiasaan hidup sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah praktik perilaku hidup bersih yang diterapkan ibu kepada anak yang meliputi
higiene perorangan,
persalinan, gizi keluarga, imunisasi, kebiasaan merokok, penimbangan balita, olahraga, makan makanan beragam, serta kebersihan lingkungan yang meliputi ketersediaan jamban, tempat sampah, air bersih, SPAL, ventilasi, dan lantai rumah. Pola asuh makan adalah praktik-praktik pengasuhan makan yang diterapkan ibu kepada anaknya yang meliputi riwayat pemberian ASI, cara memperkenalkan makanan kepada anak balita, dan cara ibu dalam membentuk situasi makan anak. Pola asuh kesehatan adalah praktik-praktik pengasuhan kesehatan yang diterapkan oleh ibu kepada anak meliputi kebiasaan ibu dalam mengajarkan hidup sehat kepada anak balita. Status gizi anak balita adalah keadaan tubuh anak balita yang ditentukan berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dengan menggunakan baku WHO. Status kesehatan adalah keadaan kesehatan anak balita yang dilihat dari tingkat kesakitan yang dialami anak selama dua minggu terakhir, jenis penyakitnya, frekuensi dan ulangan penyakit yang terjadi dua minggu terakhir sebelum pengambilan data. Warung Anak Sehat adalah warung yang menyediakan jajanan sehat dan memberikan penyuluhan dan konsultasi gizi gratis kepada masyarakat.