Menuju Perusahaan Kelas Dunia
3
Pesan Direksi
Tingkatkan Efisiensi Melalui CNG
P
T Perusahaan Listrik Negara (Persero) bertekad untuk terus menurunkan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Selain karena persediaan BBM kian menipis, juga harga selalu meningkat, jauh melebihi harga jual listrik ke konsumen sehingga subsidi juga meningkat. PJB sebagai anak perusahaan PLN berkewajiban untuk melakukan hal yang sama, mengurangi pemakaian BBM. Banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan pemakaian gas, melalui teknologi Compressed Natural Gas (CNG). Alhamdulillah, pembangunan Storage CNG Plant Muara Tawar dengan kapasitas 20 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCF) telah berhasil kita selesaikan dalam waktu singkat, yaitu 8,5 bulan, dan telah diresmikan pada tanggal 17 Maret 2014. Apabila Storage CNG Plant ini mampu beroperasi secara optimal, maka akan memberikan kontribusi penghematan yang besar. Perlu diketahui, kontrak pembelian gas bersifat take or pay (pasokan konstan). Di sisi lain, pemakaian gas tidak bisa konstan karena harus menyesuaikan dengan langgam beban base load dan peak load. Besaran daya output, MW pada beban rendah dan beban puncak berbeda setiap harinya. Ketidaksinkronan antara pola pasokan gas yang konstan dan pola konsumsi gas atau pola produksi daya yang tidak konstan ini kita mitigasi dengan cara menyimpan sementara kelebihan gas dengan proses CNG ketika beban rendah dan melepas simpanan gas tersebut ketika beban puncak. Dengan demikian penggunaan BBM (HSD) bisa diminimalisasi, atau bahkan dihilangkan. Setidaknya ada tiga keuntungan dari pengoperasian Storage CNG Plant, yaitu: • Keuntungan Operasional. Ini berkaitan dengan kontrak pembelian gas yang bersifat take or pay, sehingga pada kondisi beban rendah, pembangkit tetap beroperasi untuk menyerap gas agar terhindar dari pinalti take or pay. Dengan beroperasinya Storage CNG Plant, maka pada saat beban rendah pembangkit berbahan bakar gas dapat dimatikan dan beban yang ada dipikul oleh PLTU Batubara. Sementara pada kondisi beban puncak, pembangkit berbahan bakar gas dapat dioperasikan optimal dengan memanfaatkan gas dari Storage CNG Plant. • Keuntungan Finansial. Biaya investasi Storage CNG Plant relatif kecil. Storage CNG Plant Muara Tawar misalnya, dibangun dengan investasi Rp 557 Miliar dan hanya membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk Break Event Point (BEP). • Keuntungan Lingkungan. Operasional Storage CNG Plant berkontribusi pada pengurangan emisi. Substitusi BBM yang dihasilkan Storage CNG Plant Muara Tawar misalnya, mampu mengurangi emisi SO2 sebesar 350 ton per tahun, sehingga lingkungan lebih bersih dan lebih sehat. Ini merupakan salah satu wujud kepedulian PJB terhadap lingkungan. Dengan berbagai keuntungan tersebut, dalam waktu dekat Storage CNG Plant juga akan dibangun di Gresik, untuk mengoptimalkan pemakaian gas di UP Gresik. Selain itu, CNG yang dihasilkan juga akan dipergunakan untuk memasok kebutuhan PLTMG Bawean dan PLTG di Lombok. Semoga proyek ini segera terwujud. Saatnya kita ngegas dengan gas. Salam GOES UP.
Amir Rosidin, Direktur Utama
4
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
Menuju Menuju Perusahaan Perusahaan Kelas Kelas Dunia Dunia
1
L ap or an U t ama
Daftar Isi
07
Pertama dan Sangat Membanggakan Storage CNG Plant Muara Tawar merupakan proyek pertama dan merupakan Storage CNG Plant terbesar di dunia. Mengingat PLN bertekad mengembangkan Storage CNG Plant di berbagai daerah, maka keberhasilan di Muara Tawar merupakan ‘modal’ guna mengoptimalkan pemakaian gas dan mengurangi pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM).
Susunan Redaksi Penasehat : Direksi PT PJB
14
10
Pemimpin Redaksi : Sekretaris Perusahaan Wakil Pemimpin Redaksi : Senior Manajer Humas & CSR Dewan Redaksi : Devi Rahmawati (Koordinator) I Nyoman Widiyatnya Dedi Budi Utomo Hartanto Wibowo Agus Wibawa Habib Muhajir Joni Arifin Yuyun Arinugraha Surya Hardhiyana Putra Rudi Djauhar Musyafa
16
Sekretaris Redaksi : Siti Maesaroh Sekretariat Redaksi : Bidang Humas & CSR Dokumentasi : Totot Sutrisno INFO PJB Online : Cahyadi Yerosaka
Redaksi menerima tulisan berupa berita, artikel maupun opini. Tulisan diketik dalam satu spasi font 12 sepanjang 2 halaman kuarto. Redaksi berhak melakukan editing dengan tidak mengurangi arti. Naskah dikirim ke redaksi (Humas PT PJB) atau melalui email :
[email protected] atau fax (031) 8298132.
2
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
Dalam pertemuan Forum SDM 2014, Dir SDM dan Administrasi PJB, Trilaksito Sunu menjelaskan sasaran yang hendak dicapai dalam RJPP 2013-2018 antara lain: ROA (Sustainable Profit), Best Corporate Image, EAF & EFOR (Top 10% NERC), Malcolm Baldrige (Industry Leader), Karena itu, program kerja direktorat SDM diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran tersebut.
Meraih Proper Emas Sebuah Keniscayaan Dibutuhkan Instrumen untuk menilai kinerja perusahaan di bidang Lingkungan, dan PROPER merupakan instrumen penataan alternatif yang dikembangkan untuk bersinergi dengan instrumen penataan lainnya guna mendorong penataan perusahaan melalui penyebaran informasi kinerja kepada masyarakat.
Re-alignment Organisasi : Langkah Menuju PJB Goes UP
33
20
22
Proteksi Bertingkat Sistem Igniter
pembangkit tidak bisa berproduksi.
Sebagai bentuk kepedulian lingkungan dan menambah sarana belajar pelajar tentang lingkungan, PT PJB luncurkan Eco Mobile, sebuah mobil yang siap keliling ke sekolah-sekolah memberikan edukasi tentang lingkungan hidup. Peluncuran Eco Mobile dilakukan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Optimalisasi Efek Cerobong PLTA Cirata
30
Rehabilitasi dan Peningkatan Fungsi Ekologi Karang di Perairan
Efek cerobong adalah mengalirnya udara panas dari dalam gedung pembangkit secara alami melalui kedua saluran IPB tunnel, karena itu untuk menghasilkan sirkulasi udara yang lebih baik dapat dilakukan melalui pemasangan induced draft fan yang berfungsi untuk menarik udara di dalam gedung pembangkit.
Terumbu karang merupakan salah satu komponen dari ekosistem pesisir yang mengalami laju degradasi tertinggi, terutama karena faktor antropogenik seperti pembangunan kawasan pesisir dan aktivitas perikanan yang tidak ramah lingkungan. Upaya rehabilitasi dan konservasi telah menjadi isu yang mendesak dan mutlak diperlukan.
36
PJB Luncurkan Media Sosial
38
Gerak Cepat Relawan Erupsi Gunung Kelud
Sistem Informasi Terpadu (EAM/ERP) telah digunakan perusahan-perusahaan sejenis di berbagai negara, bahkan di jajaran BUMN sistem ini mengintegrasikan seluruh proses bisnis sehingga semuanya serba automatically.
Dalam mesin pembangkit, Igniter berfungsi sebagai penyalaan awal, yaitu sebagai pemantik bahan bakar utama boiler, yang bekerja saat start up maupun pada saat kenaikan beban, dimana kegagalan fungsi igniter akan mengakibatkan tidak adanya pembakaran pada boiler sehingga unit
PJB Luncurkan Eco Mobile
26
Seiring review RJPP, manajemen PT PJB melakukan re-alignment organisasi, guna mendukung tercapainya sasaran perusahaan, dimana melalui re-alignment organisasi, diharapkan semua tugas tertangani secara efektif dan efisien, dan tidak ada duplikasi.
Penerapan EAM/ERP (Ellipse) dalam Internal Kontrol
Sirkulasi dan Distribusi : Agus Muhardono Alamat Redaksi : Jl. Ketintang Baru No. 11 Surabaya Telp. (031) 8283180 (hunting) Psw. 133 Facsimile : (031) 8298132 Email :
[email protected]
Peningkatan Kesiapan SDM dalam Mendukung Eksekusi RJPP 2013-2018
Untuk memudahkan dalam berkomunikasi dengan stakeholders, PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) di awal tahun 2014 meluncurkan media sosial berupa facebook, instagram dan twitter. Seluruh karyawan, pelanggan, mitra kerja, dan stakeholder lainnya diharapkan memanfaatkan media sosial PJB tersebut sehingga terjalin percakapan dan diskusi yang intensif dan konstruktif.
Hari itu juga dibentuk tim dan langsung gerak cepat, dirikan tiga posko Bantuan yaitu di Blitar, Kasembon dan Batu. No Rekening SP DPU Brantas disebar ke afiliasi SP PJB dan semua kenalan termasuk di media sosial. Tujuannya hanya satu, menghimpun dan mempercepat bantuan untuk korban erupsi Gunung Kelud.
Storage CNG Plant Muara Tawar Beroperasi
Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji menandatangani prasasti, didampingi Komisaris Utama PJB, Bagiyo Riawan, Direktur Utama PJB, Amir Rosidin, dan Direktur Utama PT PP, Bambang Triwibowo.
Eliminasi BBM dan Reduksi Emisi
Alhamdulillah, pembangunan Storage Compressed Natural Gas (CNG) Plant PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) di Muara Tawar siap dioperasikan, dan pada tanggal 17 Maret 2014 diresmikan oleh Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji. Storage CNG Plant dengan kapasitas 20 Million Standard Cubic Feet (MMSCF) ini memang bukan yang pertama di Indonesia, namun tercatat sebagai yang terbesar di dunia. Keberadaannya bukan hanya mampu mengeliminasi Bahan Bakar Minyak (BBM), namun juga mengurangi emisi hingga membuat lingkungan lebih bersih dan sehat. Menuju Perusahaan Kelas Dunia
3
L ap or an U t ama
La po r a n U t a m a
P
eresmian Storage CNG Plant Muara Tawar ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji, didampingi Komisaris Utama PJB, Bagiyo Riawan, Direktur Utama PJB, Amir Rosidin, dan Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (PP), Bambang Triwibowo. Upacara peresmian berlangsung di halaman Unit Pembangkitan (UP) Muara Tawar, disaksikan sejumlah pejabat PLN Grup, diantaranya: Kepala Divisi Pembangkitan Jawa Bali, Ambhara, General Manager (GM) P3B Jawa Bali, EE Hariyadi, GM PLN Jasa Sertifikasi, Miftahul Jannah, Kepala PLN Litbang, Satria Falanu, serta sejumlah GM Unit di lingkungan PJB. Selain itu juga dihadiri Forum Pimpinan Daerah Bekasi, tokoh masyarakat dan para mitra kerja PJB di Muara Tawar. Usai penandatanganan prasasti, mereka mendapat kesempatan untuk site visit ke Storage CNG Plant. Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama PLN mencoba mengisikan bahan bakar gas ke mobil operasional Storage CNG Plant Muara Tawar, serta melakukan pelepasan gas dari control room Storage CNG Plant. “Ini merupakan impian yang menjadi kenyataan. Sejak tahun 2005, saya sangat mengimpikan adanya strorage CNG untuk mengoptimalkan pemakaian gas yang sekaligus
4
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
mengurangi pemakaian BBM. Impian itu sekarang menjadi kenyataan,” ungkap Nur Pamudji. Ketika itu, kenangnya, pemanfaatan gas dalam membangkitkan listrik tidak optimal, terutama saat beban listrik pada sistem Jawa Bali menurun (off peak) sekitar pukul 22.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB. Untuk mengoptimalkan pemakaian gas, Nur Pamudji yang saat itu menjabat Manajer Operasi P3B Jawa Bali melayangkan surat ke Direksi PLN, meminta disediakan penyimpanan gas di Pulau Jawa, sehingga pada malam hari gas bisa disimpan dan pada siang hari bisa dipergunakan untuk membangkitkan listrik. Surat Nur Pamudji mendapat respon dari Deputi Direktur Energi Primer PLN kala itu, dan rapat pun digelar untuk membahas kemungkinan penyediaan strorage CNG di Pulau Jawa. Rapat berakhir tanpa ada keputusan, karena teknologi penyimpanan gas terkompresi di dunia hanya sebatas pada kapal terapung (floating storage and regasification unit/FSRU). Belum ada teknologi yang mampu menyimpan gas yang berada di sekitar pembangkit listrik. Di Eropa dan Amerika, penyimpanan gas dilakukan di gua, untuk dipergunakan ketika musim dingin. “Pada saat saya menjabat Direktur Energi Primer, gagasan membangun storage CNG saya hidupkan kembali. Saya bertemu dengan salah satu pemilik teknologi floating. Ide yang saya sampaikan
sangat sederhana, yaitu bagaimana kalau kapal penyimpan CNG dikandaskan di dekat pembangkit. Dari ide sederhana mengkandaskan kapal floating tersebut kemudian dibuat serangkaian perhitungan dan akhirnya dibangunlah storage CNG. Pembangunan pertama di lakukan di Luar Jawa dan ternyata berhasil,” tutur Nur Pamudji. Enam Bulan BEP Dalam kesempatan itu General Manager Unit Proyek CNG dan LNG Plant PJB, Edy Hartono, menjelaskan bahwa perencanaan pembangunan Storage CNG Plant Muara Tawar dimulai sejak 21 Desember 2012, sedangkan pembangunannya dimulai 1 Juli 2013, ditandai dengan pemancangan tiang pertama (ground breaking) oleh Direktur Pengadaan Strategis dan Energi Primer PT PLN (Persero) yang juga Komisaris Utama PJB, Bagiyo Riawan, Direktur Utama PJB kala itu, Susanto Purnomo, dan Direktur Pengembangan EPC PT Pembangunan Perumahan (PP), Harry Nugroho. Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh konsorsium PT PP, PT Odira, dan PT Adcomp. Sementara studi kelayakan, pembuatan desain, pembuatan bidding document, prakualifikasi peserta dan tender, pengurusan perizinan seperti Amdal, IMB dan lain-lain, dilakukan PJB. “Kami berhasil menyelesaikan pembangunannya dalam waktu yang relatif cepat, yaitu 8,5 bulan. Biaya pembangunan sebesar
Rp 557 Miliar diperkirakan akan kembali atau Break Even Point (BEP) dalam 6 bulan,” kata Edy Hartono. Direktur Utama PJB, Amir Rosidin menambahkan, keberadaan Storage CNG Plant Muara Tawar mampu mengoptimalkan pemakaian gas. PJB menggunakan teknologi CNG karena kontrak jual beli gas bersifat take or pay (pasokan konstan), sementara pemakaian gas tidak bersifat konstan karena mengikuti pola pembebanan yang dilakukan P3B Jawa Bali. Kebutuhan gas PLTG Muara Tawar saat beban puncak mencapai 300 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD), sedangkan kebutuhan gas di Iuar waktu beban puncak hanya 100 BBTUD. Kekurangan pasokan gas saat beban puncak selama ini digantikan dengan BBM. Waktu beban puncak terjadi pada pukul 08:00 WIB sampai dengan 22:00 WIB. Sedangkan waktu di luar beban puncak terjadi pukul 22.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB (10 jam). Pada waktu di luar beban puncak inilah gas yang tidak terserap oleh PLTG Muara Tawar dikompres dan disimpan untuk dimanfaatkan saat beban puncak. Bukan hanya itu, keberadaan Storage CNG Plant Muara Tawar juga memberikan keuntungan buat lingkungan, karena penggunaan bahan bakar gas lebih ramah lingkungan dibandingkan
penggunaan BBM. Substitusi BBM yang dihasilkan CNG diprediksi mampu mengurangi emisi Sulfur Dioksida (SO2) sebesar 350 ton per tahun. Storage CNG Plant Muara Tawar dilengkapi dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) untuk Natural Gas Vehicle (NGV) yang dijadikan sebagai kendaraan operasional pada instalasi tersebut. NGV merupakan mobil percontohan berbahan bakar gas alam yang lebih ramah lingkungan dibandingkan BBM. Saat ini ada 4 unit NGV yang sudah dioperasikan di UP Muara Tawar dan 18 unit di UP Gresik. Selain sebagai upaya memasyarakatkan penggunaan BBG bagi kendaraan, NGV merupakan salah satu wujud kepedulian PJB terhadap lingkungan. Selain Muara Tawar, proyek serupa juga sedang dibangun di beberapa lokasi pembangkit seperti Sei Gelam di Jambi, Duri di Riau, Bangkanai di Kalimantan Tengah dan Gresik di Jawa Timur. Sebelumnya yang sudah beroperasi antara lain di Jakabaring, Sumsel, berkapasitas 3,5 BBTUD dan Grati, Pasuruan 15 BBTUD. Dalam pembangunan Storage CNG Plant, sebagian besar komponen CNG berasal dari dalam negeri kecuali kompresor yang didatangkan dari Argentina dan penampung CNG dari China.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji melakuan pengisian Bahan Bakar Gas (BBG) untuk kendaraan operasional Storage CNG Plant Muara Tawar
Pengerjaannya juga dilakukan olah bangsa Indonesia sendiri. “Pembangunan Storage CNG akan terus kami kembangkan, karena selain mengoptimalkan pemakaian gas, juga meminimalisasi pemakaian BBM dan mengurangi emisi,” kata Nur Pamudji. (*)
Edy Hartono (paling kiri) memberikan penjelasan seputar Storage CNG Plant Muara Tawar
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
5
Laporan Utama
D i r u t P P, B a m b a n g Tr i w i b o w o
Proses Kompresi dan Dekompresi
S
torage CNG Plant Muara Tawar menempati lahan seluas 6.000 meter persegi. Dengan kondisi tanah lunak di tepi pantai, terpaksa menggunakan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang pancang yang dibenamkan tidak kurang dari 274 buah. Untuk peralatan utama digunakan tiang pancang berdiameter 50 cm dengan kedalaman rata-rata 30 meter. Adapun equipment utama Storage CNG Plant Muara Tawar meliputi: • Plant inlet control : 2 unit • Gas pre-treatment (scrubber & dryer) : 2 unit • Gas Dryer Unit (GDU) : 4 unit • Gas compressor : 16 unit • Tube skid storage : 140 unit • Pressure Reducing Unit (PRU) : 4 unit • Mixing unit : 1 unit • Ultrasonic Metering Unit (USM) : 1 unit • Hot water boiler : 3 unit • Air receiver tank : 1 unit • Condensate tank : 1 unit Pada tahap awal, gas dari PGN dengan tekanan normal 24 bar masuk melalui plant inlet control yang berfungsi sebagai flow limter untuk
6
Info PJB
n
L ap or an U t ama
edisi 87, April 2014
membatasi aliran gas yang masuk ke dalam CNG Plant dengan kapasitas maksimum aliran gas 2 MMSCFH. Setelah itu gas masuk ke pre-treatment unit untuk dibersihkan dari kotoran-kotoran yang terkandung dalam gas, baik yang berupa partikel padat maupun cair yang mudah terkondensasi. Gas yang keluar dari pre-treatment unit dalam fase gas sepenuhnya, terbebas dari komponen padat maupun cair, memiliki kandungan air rendah sehingga tidak membahayakan operasional equipment lainnya, terutama pada proses kompresi di CNG compressor. Setelah melalui pre-treatment unit, gas masuk ke GDU untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam gas, sehingga gas yang masuk CNG compressor benar-benar kering. Selanjutnya gas dikompres menggunakan CNG compressor yang digerakkan menggunakan motor listrik hingga tekanan gas mencapai 250 bar. Pada tahap kompresi, gas akan mengalami kenaikan temperatur seiring dengan kenaikan tekanan, sehingga digunakan intercooler di setiap stage kompresi yang terdapat pada compressor untuk menjaga temperatur sesuai yang diinginkan. Setelah itu gas disimpan dalam CNG Storage Skid. Pada Storage CNG Plant Muara Tawar terdapat 140 unit storage skid yang dibagi menjadi 4 blok (3 blok berisi 36 unit, dan 1 blok berisi 32 unit). Tube skid seluruhnya disusun dalam 4 tingkat, dilengkapi dengan peralatan safety berupa safety valve dan bursting disk yang akan terbuka jika terjadi over pressure. Selain itu juga dilengkapi indikator berupa pressure gauge dan temperature gauge untuk mengetahui tekanan dan temperatur gas yang terdapat pada skid. Ketika hendak dipergunakan sebagai bahan bakar pembangkit, yaitu saat sistem Jawa Bali berada pada beban puncak, gas yang tersimpan di skid tersebut di dekompresi melalui PRU dengan tekanan keluar menyesuaikan dengan tekanan Gas Receiving Station (GRS) yaitu antara 27-34 bar dengan mengatur set point pressure control valve dari control room. Setelah gas keluar dari PRU, gas melewati gas mixing unit dan melewati gas metering unit menuju GRS yang kemudian dipergunakan sebagai bahan bakar gas turbine PLTG/ PLTGU Muara Tawar.(*)
Pertama dan Sangat Membanggakan
S
angat membanggakan. Itulah ungkapan yang terlontar dari Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (PP), Bambang Triwibowo, menyaksikan peresmian Storage CNG Plant Muara Tawar, 17 Maret 2014. Maklum, Storage CNG Plant Muara Tawar merupakan proyek pertama yang dikerjakan perusahaan negara tersebut di bidang CNG, dan merupakan Storage CNG Plant terbesar di dunia. Proyek senilai Rp 557 miliar itu dikerjakan bersama PT Odira, dan PT Adcomp. “Kalau membangun pembangkit listrik, bukan hal baru karena kami sudah melakukannya di beberapa tempat. Namun untuk pembangunan Storage CNG Plant, ini merupakan yang pertama. Ruang lingkup proyek EPC ini terdiri dari penyiapan lahan dan pondasi, fasilitas dan peralatan proses kompresi, piping, penyimpanan serta dekompresi gas,” tutur Bambang Triwibowo ditemui di sela-sela peresmian Storage CNG Plant Muara Tawar. Bagi PT PP, keberhasilan di Muara Tawar merupakan ‘modal’ untuk mengembangkan usaha jasa pembangunan Storage CNG Plant di daerah lain. Peluang masih terbuka lebar, mengingat PLN bertekad mengembangkan Storage CNG Plant di berbagai daerah guna mengoptimalkan pemakaian gas dan mengurangi pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM). Bambang Triwibowo menjelaskan bahwa PT PP kini tidak hanya bergerak di bidang properti. Sejak tahun 2011, perusahaan terbuka tersebut mengembangkan bisnis Engineering, Procurement and Construction (EPC). PT PP banyak bekerja sama dengan PLN untuk membangun pembangkit listrik. Proyek yang telah dikerjakan antara lain: PLTBG Talang Duku (56,6 MW), PLTU Lampung Tengah (14 MW), dan PLTMG Sie Gelam (100 MW). Sedangkan proyek yang sedang dikerjakan meliputi: PLTG Duri di Riau (110 MW), PLTGU Cilegon (120 MW), PLTGU Tanjung Uncang di Batam (120 MW), PLTG Bangkanai di Kalimantan Tengah (160 MW), dan PLTGPesanggaran di Bali (200 MW).
Selain proyek PLN, PP juga menggarap sejumlah proyek PT Pertamina. PP sebagai investor juga memiliki sejumlah pembangkit listrik (Independent Power Producer/ IPP) yakni : PLTG Talang Duku 56,6 MW (sudah beroperasi), PLTU Lampung 2 x 7 MW (dijadwalkan beroperasi pada Mei 2014), dan PLTMH Lau Gunung, Sumatera Utara, 1 x 10 MW (tahap konstruksi).(*) Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (PP), Bambang Triwibowo, paparkan keikuitsertaan PP dalam pembangunan sektor ketenagalistrikan.
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
7
Storage CNG Plant Muara Tawar • • • • •
8
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
Kapasitas : 20 MMSCF Pembangunan : 1 Juli 2013 Peresmian : 17 Maret 2014 Investasi : Rp 557 Miliar Komponen Utama : o Plant inlet control : 2 unit o Gas pre-treatment (scrubber & dryer) : 2 unit o Gas Dryer Unit (GDU) : 4 unit o Gas compressor : 16 unit o Tube skid storage : 140 unit o Pressure Reducing Unit (PRU) : 4 unit o Mixing unit : 1 unit o Ultrasonic Metering Unit (USM) : 1 unit o Hot water boiler : 3 unit o Air receiver tank : 1 unit o Condensate tank : 1 unit
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
9
L i ng kung an
Lingk u n ga n
Meraih Proper Emas Sebuah Keniscayaan
Lingkungan menetapkan peringkat kinerja perusahaan pada PROPER periode 20122013 adalah sebagai berikut, peringkat: Hitam = 17 perusahaan, Merah = 611 perusahaan, Biru = 1039 perusahaan, Hijau = 113 perusahaan, Emas = 12 perusahaan Faktor kunci keberhasilan untuk meraih PROPER hijau, emas adalah kerja tim (team work), persyaratan yang harus dipenuhi tidak hanya dibawah kendali LK3 namun melibatkan beberapa pihak antara lain Operasi, Pemeliharaan, Enginering, CSR dan Umum. Kita lihat keterkaitannya dalam tabel berikut : Seluruh Unit Pembangkitan Thermal PJB telah meraih PROPER biru 3 kali berturut-turut maka KLH akan memberikan kepercayaan pada unit tersebut untuk melakukan self assessment (penilaian mandiri) untuk menentukan kandidat hijau. Saya yakin semua dapat melakukan dengan
Oleh : Muhammad Munir, Senior Manajer LK3
Dalam UUD 1945 pasal 28H ayat (1) “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Kalau kita tidak memberikan perlindungan terhadap lingkungan berarti ada sebagian hak orang lain yang kita ambil. Makna yang terkandung adalah begitu pentingnya untuk melakukan perlindungan lingkungan guna mendukung pembangunan, karena lingkungan berperan sebagai penyedia jasa lingkungan (bahan-energi-kenyamanan), tempat mendukung kegiatan serta tempat pembuangan limbah. Ketiga fungsi tersebut saling berhubungan, dan hal itu diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
D
ibutuhkan Instrumen untuk menilai kinerja perusahaan di bidang Lingkungan, PROPER merupakan instrumen penataan alternatif yang dikembangkan untuk bersinergi dengan instrumen penataan lainnya guna mendorong penataan perusahaan melalui penyebaran informasi kinerja kepada masyarakat (public disclosure). Kriteria dalam penilaian PROPER 2014 meliputi: • Kriteria Ketaatan (Biru, Merah, Hitam) Perusahaan berperingkat EMAS, HIJAU dan BIRU (3x berturut-turut) tidak akan dilakukan tinjauan langsung lapangan. Penilaian didasarkan atas data swapantau perusahaan (self assessment). Kepemilikan dan masa berlaku izin wajib dipenuhi (izin pemanfaatan LB3) Pelaporan beban pencemaran (air limbah dan emisi) merupakan bagian dari kriteria ketaatan. 10
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
• Kriteria Beyond Compliance (Hijau & Emas) Tidak akan diusulkan untuk HIJAU bilamana Housekeeping tidak bagus. Community Development (CSR) lebih difokuskan pada kebutuhan masyarakat berdasarkan hasil pemetaan sosial dan bukan penerapan program perusahaan. Community Development akan diperluas dengan memasukkan indikator pengentasan kemiskinan. Harus terlihat peningkatan kualitas dari penilaian tahun sebelumnya. Khusus peringkat EMAS setelah dilakukan verifikasi oleh Dewan Pertimbangan PROPER. Dalam Workshop Penyiapan Dokumen PROPER yang diikuti UP dan UBJOM PJB pada tanggal 28 Januari 2014 di Yogjakarta, Deputy II KLH Karliansyah menjelaskan dengan logika yang sederhana tentang pengertian PROPER agar lebih mudah dipahami. Ia menganalogikan PROPER layaknya seorang muslim dalam beribadah. Perusahaan yang mendapatkan PROPER biru (kategori Taat) diibaratkan baru menjalankan sholat lima waktu. Sedangkan apabila ingin mendapatkan PROPER Hijau atau Emas selain taat menjalankan sholat lima waktu juga menambah ibadahnya dengan melakukan Sholat Dhuha, Tahajud dan Sedekah secara konsisten. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 6 tahun 2013 prinsip dasar penilaian PROPER dapat dilihat dalam skema I. Salah satu perbaikan Kriteria PROPER tahun 2013 adalah dokumen ringkasan kinerja pengelolaan lingkungan. Dalam dokumen ini perusahaan diwajibkan untuk mengukur hasil absolut dari peningkatan efisiensi energi, penurunan emisi, konservasi air dan penurunan beban pencemaran, 3R limbah B3 dan non B3 dan perlindungan keanekaragaman hayati yang dilakukannya. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan total energi yang digunakan atau total limbah yang dihasilkan, sehingga pimpinan perusahaan dapat mengetahui kinerja perusahaannya berdasarkan rasio antara upaya
Skema I
perbaikan lingkungan yang dilakukannya dan beban energi atau pencemaran yang harus ditanggung oleh lingkungan. Perusahaan juga diukur tingkat inovasinya dan didorong untuk melembagakan knowlegde management sehingga perbaikan terus menerus membudaya di perusahaan. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 6 tahun 2013 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur tentang mekanisme dan Kriteria Penilaian Proper. Tingkat ketaatan dan partisipasi aktif perusahaan dalam mengelola lingkungan dari tahun ke tahun semakin meningkat, terlihat pada perkembangan kepesertaan industri dalam kegiatan PROPER dalam kurun 3 tahun terkahir, sebagai berikut: • Tahun 2011: Jumlah peserta PROPER menembus angka psikologis 1000 perusahaan. Delapan provinsi mulai dilibatkan secara langsung untuk pengawasan lapangan dan pemeringkatan. Kriteria kerusakan lingkungan untuk kegiatan pertambangan mulai diberlakukan. • Tahun 2012: Jumlah ini meningkat 15 kali lipat jika menggunakan basis PROPER tahun 2002 dan 7 kali lipat jika mengunakan basis tahun 1995. Keterlibatan provinsi semakin besar, karena 67 persen pengawasan dilakukan oleh 22 provinsi. • Tahun 2013 : Jumlah perusahaan yang dipantau 1812, untuk mengimbangi peningkatan jumlah perusahaan diperkenalkan Mekanisme Penilaian Mandiri dan kerjasama dekonsentrasi ditingkatkan ke 30 Provinsi. Untuk Penilaian Hijau dan Emas diperkenalkan screening kinerja berdasarkan Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan. Menteri
No
1 2
Kriteria PROPER Hijau, Emas Pihak yang terkait Pemanfaatan Sumber Daya Bidang Operasi, Efisiensi Energi Pemeliharaan dan enginering Bidang Operasi, Pengurangan dan Pemanfaatan Pemeliharaan dan Limbah B3 enginering
3
3R Limbah padat Non B3
4
Pengurangan Pencemaran Udara
5 6
Bidang Umum
Bidang Operasi, Pemeliharaan dan enginering Bidang Operasi, Konservasi dan penurunan bahan Pemeliharaan dan pencemar air enginering Perlindungan keanekaragaman Bidang CSR hayati Pemberdayaan Masyarakat (CSR) Bidang CSR
Suasana sosialisasi PROPER oleh Deputi II Kementerian Lingkungan Hidup, Karliansyah di UP Muara Tawar
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
11
U B J OM
Lingk u n ga n PERINGKAT WARNA
Indikator Warna
Penjelasan Warna Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan telah melakukan upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle), menerapkan sistem pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan, serta melakukan upaya-upaya yang berguna bagi kepentingan masyarakat pada jangka panjang
EMAS
HIJAU
Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah mempunyai sistem pengelolaan lingkungan, mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat, termasuk melakukan upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
BIRU
Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
BIRU MINUS
Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi beberapa upaya belum mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
MERAH
Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
MERAH MINUS
Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian kecil mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
HITAM
Belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan berarti, secara sengaja tidak melakukan upaya pengelolaan lingkungan sebagaimana yang dipersyaratkan, serta berpotensi mencemari lingkungan.
PJB Layani O&M PLTU Amurang
P
T Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) kembali dipercaya memberikan layanan jasa operation and maintenance (O&M) pembangkit listrik di luar Jawa. Kali ini yang O&Mnya dipercayakan kepada PJB adalah PLTU Amurang 2 x 25 MW, sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Induk dan Perjanjian Jasa O&M Tahap Supporting yang ditandatangani General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo, Santoso Januwarsono, dan Dirut PJB Amir Rosidin, di Surabaya, 11 April 2014. PLTU Amurang 2 X 25 MW merupakan bagian dari program percepatan pembangunan pembangkit listrik tahap pertama 10.000 MW luar Jawa. PLTU yang terletak di Sulawesi Utara. Penandatanganan kontrak pembangunan PLTU Amurang dilakukan PT Wika dengan PT PLN tanggal 30 Oktober 2007 dan dilanjutkan dengan peletakan batu pertama pada 15 Maret 2008. Commercial Operation Date (COD) dilakukan pada Oktober 2012. PLTU Unit 2 menyelesaikan First Year Inspection (FYI) November 2013 dan unit 1 pada April 2014. Selepas FYI masa garansi dari EPC contrator berakhir dan semua pengoperasian serta pemeliharaan PLTU menjadi tanggung jawab PJB. (*)
12
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
mudah untuk mengisi Kriteria PROPER Biru (Taat), namun ketika akan menuju PROPER Hijau dan Emas akan semakin komplek persyaratan yang harus dipenuhi. Menurut pengamatan saya saat Workshop salah satu kendala adalah faktor kurangnya kesiapan datadata atau eviden, ke depan kita perlu bersama-sama lebih menumbuhkan budaya “Lakukan yang ditulis dan tulis yang dilakukan” agar kendala tersebut dapat diatasi. Hasil Penilaian PROPER diumumkan secara terbuka kepada khalayak melalui website KLH, sehingga ini merupakan bagian dari control social terhadap perusahaan dalam mengelola lingkungannya. PROPER akan mendorong Inovasi penciptaan nilai dan keunggulan Lingkungan. Kita akan mendapatkan Citra positip ketika mendapatkan PROPER Hijau atau Emas karena sudah melakukan dari yang dipersyaratkan (beyond Compliance). Citra Perusahaan akan naik serta mendapatkan kepercayaan publik/masyarakat, Investor, kreditur dan stakeholders lainnya sehingga akan meningkatkan value of the firm (nilai perusahaan), dari aspek keuangan implikasinya perusahaan akan lebih bankable, apabila membutuhkan pendanaan untuk ekspansi maka aksesnya akan lebih mudah baik ditingkat nasional maupun skala global.
Manajemen UBJOM Tanjung Awar-awar Temui Bupati Tuban
Selaraskan Program CSR dengan Program Pemerintah
H
ubungan baik dengan masyarakat dan pemerintah daerah setempat perlu selalu dijaga dan ditingkatkan, sehingga tercipta suasana yang kondusif dan saling memberikan manfaat. Untuk itu, manajemen UBJOM Tanjung Awar-awar, melakukan kunjungan ke Pendopo Kabupaten Tuban, bertemu dengan Bupati Tuban, Fatkhul Huda, 19 Maret 2014, tepat pukul 13.00 WIB. Kunjungan ini dimanfaatkan untuk menselaraskan program perusahaan dengan program pemerintah daerah setempat, khususnya program yang erat kaitannya dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini menjadi penting, mengingat PLTU Tanjung Awar-awar yang operasi dan maintenance-nya ditangani UBJOM Tanjung Awar-awar berada di wilayah Kabupaten Tuban. Perbincangan santai siang itu diawali dengan penjelasan General Manager UBJOM Tanjung Awarawar, Bambang Tedjo Narsoyo mengenai sistem ketenagalistrikan di Jawa Bali, termasuk kebutuhan pasokan listrik di Jawa, Bali dan Madura yang sangat tinggi sehingga PLTU Tanjung Awar-Awar dituntut untuk segera beroperasi agar kebutuhan tenaga listrik di Jawa, Bali dan Madura dapat
terpenuhi. Juga diungkapkan bahwa PLTU Tanjung Awar-Awar sebagai perusahaan yang ber ISO 26000, memiliki program CSR sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap seluruh stakeholder termasuk masyarakat Tuban, khususnya warga Ring 1 yang terdiri dari 5 desa yaitu Desa Wadung, Desa Beji, Mentoso, Desa Rawasan, dan Desa Kaliuntu. Dalam kesempatan itu, Bupati Tuban berharap agar PLTU Tanjung Awar-Awar bisa mempertahankan zero accident, karena baru-baru ini Tuban mendapatkan penghargaan zero accident dalam K3-nya. Selain itu, Bupati juga menyampaikan keinginannya agar CSR bidang pendidikan di salurkan kepada sekolah swasta sekitar warga Ring 1. Keinginan tersebut disambut baik dan akan menjadi pertimbangan bagi program PLTU Tanjung Awar-awar melalui social mapping yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat oleh tim social mapping yang sudah dibentuk, adapun tujuan social mapping agar terjaring informasi tentang kebutuhan masyarakat Ring 1, sehingga program CSR nantinya dapat tepat guna dan tepat sasaran. CSR UBJOM Tanjung Awar-Awar memang belum sepenuhnya dilaksanakan, dikarenakan masih dalam masa proyek PT PLN (Persero), namun geliat UBJOM Tanjung Awar-awar untuk segera melaksanakan CSR sudah terlihat dari partisipasi dalam Gerakan
Bersama Membantu Masyarakat Miskin (Gematumaskin) sebagai program pemerintah Tuban untuk membantu warga yang membutuhkan. “Anda harus mendekati Tokoh Masyarakat sekitar,” pesan Bupati seraya menjelaskan bahwa tokoh agama adalah salah satu kunci untuk mendekati masyarakat Tuban khususnya masyarakat Ring 1. Hal ini adalah informasi yang baik bagi PLTU Tanjung Awar-awar untuk mengetahui sasaran tepat yang harus di dekati. Rencana ke depan, Masjid AL Misbah (Masjid PLTU Tanjung Awar-awar) tidak hanya digunakan untuk kegiatan ibadah sholat saja, tetapi juga akan didirikan TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) sebagai wujud kepedulian perusahaan kepada masyarakat dalam bidang keagamaan. Pertemuan perdana dengan Bupati ini berlangsung cukup hangat dan awal yang baik bagi PLTU Tanjung Awar-awar, untuk kedepannya dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan pemerintah setempat. Sehingga diharapkan program dan aktivitas bisnis UBJOM Tanjung Awarawar dapat berjalan sebagaimana mestinya. (arifin)
GM UBJOM Tanjung Awarawar, Bambang Tedjo N. berdialog dengan Bupati Tuban, Fatkhul Huda
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
13
S DM
SDM
Direktur SDM PJB, Trilaksito Sunu memaparkan tentang potensi pasar ketenagalistrikan di Indonesia
Forum SDM 2014 Peningkatan Kesiapan SDM dalam Mendukung Eksekusi RJPP 2013-2018 Seiring dengan review Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2013-2018, Direktorat Sumberdaya Manusia (SDM) PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) menggelar pertemuan untuk merview dan merumuskan program kerja. Pertemuan dikemas dalam bentuk Forum SDM 2014, dipimpin Direktur SDM dan Administrasi PJB, Trilaksito Sunu, diikuti jajaran SDM Kantor Pusat, Manajemen Unit Pembangkitan, Unit Pelayanan Pemeliharaan, Unit Bisnis Jasa Operation and Maintenance, dan Badan Pengelola Waduk Cirata.
P
ertemuan berlangsung selama dua hari, 19-20 Februari 2014, di Surabaya, dengan tema, “Peningkatan Kesiapan SDM dalam Mendukung Eksekusi RJPP 2013 – 2018.” Dalam kesempatan itu, Trilaksito Sunu menjelaskan bahwa sasaran yang hendak dicapai dalam RJPP 2013-2018 antara lain: ROA 14
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
(Sustainable Profit), Best Corporate Image (Fortune Indonesia Most Admired Company Award), EAF & EFOR (Top 10% NERC), Malcolm Baldrige (Industry Leader). Karena itu, program kerja direktorat SDM diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran tersebut. Ada beberapa isu
strategis yang mendapat perhatian direktorat SDM dan Administrasi di tahun 2014, yaitu mengenai kesiapan SDM dalam mendukung pengembangan bisnis perusahaan, kapasitas SDM yang efektif dalam mendukung peningkatan produktivitas, evaluasi implementasi sentralisasi proses bisnis dan integrasi resources PJB Grup. Terkait dengan isu tersebut, tahun 2014 ini Direktorat SDM & Administrasi menyusun beberapa program untuk menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi yang memadai untuk mendukung konsep operational excellence & growth, menyiapkan transformasi organisasi yang mendukung kecepatan pengambilan keputusan dan adaptif, dan menyiapkan transformasi pengelolaan
proses bisnis melalui pemusatan pengelolaan administrasi/program pendukung lainnya. Selain itu juga mengembangkan implementasi Integrasi Resources PJB Grup sesuai transformasi perusahaan. Hal itu dijabarkan dalam program kerja yang sangat detail, lengkap penangggung jawab program. Direktur SDM dan Administrasi mengingatkan bahwa pasar ketenagalistrikan di Indonesia terbuka luas. Berdasarkan RUPTL, kebutuhan listrik periode 2012 2021 diperkirakan akan meningkat dari 172 TWh pada tahun 2012 menjadi 358 TWh pada tahun 2021. Tambahan kapasitas pembangkit sampai dengan 2021 sebesar 57.249 MW, dan kebutuhan energi primer terjadi peningkatan yang cukup besar, terutama batu bara (meningkat 2,5 kali) dan LNG (meningkat 5 kali). Oleh karena itu, PJB harus tumbuh dan berkembang. Sesuai dengan roadmap PJB, dalam 10 tahun mendatang PJB menargetkan peningkatan kapasitas pembangkit milik sendiri dari 6.977 MW menjadi 18.202 MW, dan pembangkit milik pihak lain yang dikelola PJB (jasa operation and maintenance) dari 5.482 MW menjadi 23.180 MW. Sementara di bidang EPC proyeksi proyek meningkat dari 155 MW menjadi 763 MW. Dari sisi SDM, telah dicanangkan oganisasi yang lean, clean & multiasking dengan dukungan SDM yang efisien dan efektif, serta terwujudnya sistem manajemen SDM yang terpadu, efisien dan efektif dengan bertumpu pada keunggulan SDM yang profesional didasari pada nilai-
nilai budaya perusahaan. Sedangkan pengembangan SDM PJB Grup diarahkan pada penguatan kompetensi teknis (ekspertis) dengan dukungan proses bisnis dan IT yang terintegrasi. Pemusatan dukungan layanan secara terpusat, dan aksesabilitas karyawan dalam utilisasi aplikasi IT untuk proses kerja dan pendukung secara mandiri. Dalam Forum SDM 2014 tersebut juga dilakukan sosialisasi mengenai beberapa peraturan terbaru SDM diantaranya Program Kaderisasi sebagaimana tertuang dalam SK Direksi Nomor 075 K/010/DIR/2013 tentang Program Kaderisasi di Lingkungan PT PJB dan Perubahan SK Sistem Pembinaan Kompetensi dan Karir sebagaimana tertuang dalam SK Direksi Nomor 076.K/010/DIR/2013. Beberapa perubahan dalam SK Kaderisasi baru ini antara lain: • Persyaratan administrasi Karyawan yang dapat mengikuti seleksi kaderisasi adalah minimal berada pada 2 (dua) jenjang di bawah jenjang jabatan yang dituju,khusus untuk jabatan Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan/Perusahaan Afiliasi minimal adalah karyawan yang telah/sedang menduduki jenjag jabatan Fungsional III atau Manajemen Dasar. Perubahan ini sebagai bagian dari program untuk mengatasi isu kesenjangan generasi dalam penyiapan kader di Perusahaan • Pembinaan grade khusus bagi Kader dengan kategori
•
•
•
•
Star yang telah lulus Diklat Penjenjangan dengan ketentuan akan diberikan kenaikan 1 (satu) grade apabila mendapatkan kriteria talenta paling sedikit 1 (satu) LBS/SPO/SOP atau 2 (dua) kali OPT sejak lulus diklat penjenjangan. Kenaikan grade khusus tersebut diberikan sejak tanggal 1 Januari atau 1 Juli setelah memenuhi ketentuan tersebut di atas. Pembinaan grade jalur khusus tersebut diberikan sampai dengan grade terendah sesuai dengan persyaratan pengisian jabatan atau berdasarkan evaluasi yang dilakukan tidak lagi menjadi Kader dengan kategori Star. Proses pengisian jabatan untuk kader tersebut tetap mengacu pada terpenuhinya persyaratan grade minimal sesuai dengan ketentuan dalam Sistem Pembinaan Kompetensi dan Karir Kader dapat mengisi jabatan pada Jenjang Jabatan yang setara dengan 2 level di atas level kompetensinya saat ini dengan ketentuan bahwa Kader tersebut telah lulus Diklat Penjenjangan (SSE/EE dan atau UPK) untuk jenjang jabatan yang setara dengan 1 (satu) level di atas level kompetensinya saat ini. Pelaksanaan seleksi kaderisasi akan dilakukan terpusat di bawah Sub Direktorat Perencanaan dan Pengendalian Sistem Manajemen Human Capital serta tetap berkoordinasi dengan bidang SDM Unit (*)
Suasana Forum SDM PT PJB 2014
Menuju MenujuPerusahaan PerusahaanKelas KelasDunia Dunia
15
SDM
SDM
Re-alignment Organisasi :
Langkah Menuju PJB Goes UP Seiring dengan review Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), manajemen PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) melakukan re-alignment organisasi, guna mendukung tercapainya sasaran perusahaan. Melalui realignment organisasi, diharapkan semua tugas tertangani secara efektif dan efisien, tidak ada duplikasi pekerjaan.
oleh: Dedi Budi Utomo
S
asaran utama RJPP 2013-2018 adalah growth & sustainability, dan operational excellence. Manajemen PJB menetapkan “Goes Up” sebagai tagline RJPP, yang merupakan akronim dari Growth through, Organizational readiness, Excellence in operational, Sustainability and Achieving, Ultimate, dan Performance. Artinya, pertumbuhan melalui organizational readiness dan operational excellence menuju keberlanjutan dan raihan performa puncak. Senior Manager Perencanaan dan Pengendalian Sistem Manajemen Human Capital, Dedi Budi Utomo, menjelaskan, selain sebagai penyelarasan terhadap strategi dalam RJPP, re-alignment organisasi merupakan tindak lanjut dari rekomendasi Dewan Komisaris (Dekom) pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2014, untuk memperkuat peranan fungsifungsi korporasi seperti corporate secretary, legal, planning, finance dan communication. Re-alignment organisasi juga sejalan dengan konsep pengembangan organisasi yang 16
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
ditetapkan pada tahun 2012. Dalam konsep rancangan pengembangan Organisasi PJB tahun 2012, disebutkan bahwa untuk mendukung terwujudnya operational excellence, maka organisasi Unit diarahkan fokus pada proses peningkatan keandalan dan efisiensi pembangkit sehingga desain organisasi menjadi lebih ramping melalui penggabungan beberapa fungsi supporting. Sedangkan organisasi Kantor Pusat menggunakan konsep head quarter dengan diarahkan pada pemusatan dukungan terhadap proses bisnis di unit melalui konsep Corporate Shared Services. Sementara untuk mendukung tercapainya sasaran growth & sustainability, dilakukan pengembangan ekspertis melalui bisnis Operation, Maintenance & Engineering (OME), serta business solution
(teknologi informasi). Disamping itu juga dilakukan pemusatan pengadaan untuk kebutuhan internal/eksternal (stockiest), serta pengembangan Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi melalui peningkatan nilai investasi saham, dan rintisan pendirian Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi
di bidang energi primer. Dalam pelaksanaannya, realignment organisasi didasarkan kebutuhan internal perusahaan, review aliran proses bisnis dan tata kerja, serta menyiapkan organisasi yang align dengan arah bisnis perusahaan sebagaimana tertuang dalam RJPP. Berdasarkan hasil Strategic Review Meeting (SRM) dalam monitoring eksekusi RJPP 2013-2018 dibutuhkan beberapa alignment dari sisi organisasi, antara lain : • Kantor Pusat : o Penajaman pengelolaan fungsi marketing khususnya yang terkait dengan analisa pasar, competitiveness, ekspansi perusahaan, partnership dan
branding. Fungsi marketing yang mencakup analisa pasar dan competitiveness akan menjadi peran dari Subdit Komersial, sedangkan kegiatan pengembangan/ ekspansi perusahaan dan partnership merupakan peran strategis dari Subdit Pengembangan Korporasi. Mengenai branding akan
menjadi satu rangkaian proses dengan penguatan peran corporate image & reputation, dan menjadi peran dari Sekretaris Perusahaan. o Pengaturan fungsi pembina Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi. Subdit
Pengembangan Korporasi merupakan pembina pengembangan Anak Perusahaan/ Perusahaan Afiliasi dalam hal penentuan kebijakan strategis. Sedangkan pembinaan pengelolaan proses bisnis di Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi melekat pada Subdit atau Bidang terkait dan dikoordinasikan melalui Subdit Pengembangan Korporasi. o Pengaturan fungsi proyek baru, pengembangan aset dan bisnis. Kegiatan pengembangan aset dan bisnis menjadi peran dari Subdit Pengembangan Korporasi, sedangkan kegiatan pelaksanaan proyek (penugasan, hasil dari proses marketing) akan dikoordinasikan oleh Subdit Komersial dan melibatkan Subdit / Bidang terkait. o Pembentukan fungsi pendanaan. Penambahan peran untuk pengelolaan kegiatan pendanaan pada Subdit Anggaran untuk mendukung rencana pengembangan bisnis perusahaan.
o Kejelasan fungsi Office of Strategy Management (OSM). Penambahan peran baru pada Satuan Pengembangan Sistem Bisnis, yaitu memastikan proses OSM terimplementasikan dan berjalan sinergis untuk monitoring secara efektif terhadap strategi yang dituangkan dalam RJPP. o Pengelolaan Corporate
Communication. Penguatan peran Sekretaris Perusahaan dalam membangun corporate image & reputation, branding serta pengelolaan corporate communication dalam mewujudkan salah satu goal dalam RJPP, yaitu menjadi best corporate image. o Reposisi fungsi umum di bawah Direktorat SDM & Administrasi dengan pertimbangan integrasi pengelolaan dan pembinaan rencana kerja dan biaya kegiatan supporting (kepegawaian, administrasi/ fasilitas). • Unit: o Penguatan peran di bidang Lingkungan, K3 & Corporate Social Responsibility (CSR), terkait dengan target untuk mencapai proper hijau. o Penguatan peran Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) dalam pengelolaan Waduk Cirata untuk mendukung sustainability dan keandalan kinerja Unit Pembangkitan (UP) Cirata. Pada Satuan Pengembangan Sistem Bisnis, ada penambahan tugas melakukan monitoring progress RJPP melalui strategic review meeting. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa proses OSM terimplementasikan dan berjalan dengan sinergis untuk melakukan monitoring secara efektif
terhadap eksekusi strategi yang dituangkan di dalam RJPP. Selain itu juga untuk memastikan: • Tersedianya kajian serta menyampaikan rencana pengembangan Sistem Manajemen Aset sesuai kaidah best practices asset management untuk optimasi kinerja, biaya dan risiko Unit Pembangkit. • Kebijakan, program, sasaran maupun proses-proses selalu mutakhir (up-to-date) sesuai kebutuhan perusahaan terkait pemenuhan standar sistem Manajemen Aset (PAS 55) yang diimplementasikan. • Kesiapan bisnis proses pembangkit baru. • Pengelolaan konsep pengembangan keahlian reliability maintenance systems pembangkit. • Tersedianya road map pengembangan ekspertis Operation, Maintenance and Engineering (OME) pembangkit, serta menginventarisasi/ mengaudit posisi-posisi kunci dalam pengembangan ekspertis OME, dan menjalankan fungsi pengendalian terhadap efektifitas kegiatan proyek jasa konsultasi OME Pembangkit. Sehubungan dengan realignment organisasi, juga dilakukan penyesuaian sebutan jabatan. Ada beberapa perubahan terhadap sebutan jabatan, yaitu : • Satuan Pengembangan Sistem Bisnis berubah Satuan Pengembangan Sistem Manajemen. • Sub Direktorat Anggaran berubah menjadi Sub Direktorat Anggaran & Pendanaan. • Sub Direktorat Keuangan berubah menjadi Sub Direktorat Perbendaharaan & Pajak. • Bidang Hubungan Masyarakat & CSR berubah menjadi Bidang Komunikasi Korporasi & CSR. • Bidang Hubungan Investor & Informasi Perusahaan berubah menjadi Bidang Hubungan Investor & Tata Kelola Korporasi. • Sub Direktorat Administrasi SDM berubah menjadi Sub Direktorat Administrasi Human Capital.(*) Menuju Perusahaan Kelas Dunia
17
Management
S D M
Joint Recruitment PLN Grup
P
T PLN (Persero) melakukan rekrutmen pegawai baru secara terpadu, bersama PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), PT Indonesia Power (IP), dan PT Icon Plus. Pendaftaran dilakukan secara terpusat di PT PLN (Persero), sedangkan seleksi dilakukan bersama-sama. Selanjutnya peserta yang diterima disebar ke anak perusahaan sesuai kebutuhan. Menurut Senior Manajer Perencanaan dan Pengendalian Sistem Manajemen Human Capital PJB, Dedi Budi Utomo, Joint recruitment semacam itu dirasakan lebih efektif dan efisien, karena dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga. Selain itu, tidak ada duplikasi peserta, karena waktu pendaftaran dan seleksi dilakukan bersamaan. “Biasanya, peserta ada mendaftar di lebih dari satu perusahaan, karena waktu pendaftaran dan tesnya tidak bersamaan. Misalkan, selain mereka mendaftar di PLN, mereka juga mendaftar di PJB, IP, Icon Plus atau anak perusahaan PLN lainnya. Jika ternyata diterima semua, tentu hanya satu perusahaan yang mereka pilih, sehingga perusahaan lainnya harus merekrut ulang,” tutur Dedi. Joint recruitment pertama dilakukan pada kuartal ketiga tahun 2013, bersamaan dengan rekutmen karyawan baru PLN. Saat itu, PJB, IP dan Icon Plus ditawari untuk bergabung, melakukan rekutmen secara bersama-sama. Tawaran ini mendapat sambutan positif, baik PJB, IP dan Icon Plus. Daftar kebutuhan karyawan baru segera disodorkan ke PLN, dimana PJB membutuhkan karyawan baru lulusan Diploma Tiga (D-3) Mesin, untuk dijadikan operator pembangkit. Saat itu ada 283 peserta
18
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
Suasana BUMN Career Day 2013
dari D3 mesin telah lolos seleksi administrasi yang dilakukan PLN. PJB dan IP mengirimkan tim pewawancara untuk menguji mereka, dan akhirnya PJB memperoleh 26 tenaga kerja dan IP 27 tenaga kerja. PLN sendiri merekrut sebanyak 1.683 tenaga kerja dari berbagai jurusan. Setelah menyelesaikan pelatihan bela negara di pusat pendidikan militer, sebanyak 26 tenaga kerja tadi langsung ditarik ke PJB untuk mengikuti pembekalan selama dua minggu. Setelah itu mereka diterjunkan ke unit-unit eksisting PJB untuk mengikuti On Job Training (OJT) selama enam bulan. Mereka nantinya ditempatkan sebagai operator unit eksisting, namun jika Unit Bisnis Jasa Operation and Maintenance (UBJOM) membutuhkan, bisa diperbantukan. Joint recruitment kini memasuki tahap kedua, diawali dengan BUMN Career Day 2013. PLN Grup, termasuk PJB ambil bagian dalam acara yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta, 5-7 Desember 2013 tersebut. Tidak kurang dari 10.000 pencari kerja melamar ke PLN secara online. Setelah dikonfirmasi untuk melengkapi berkas lamaran, sekitar 6.000 pelamar yang melengkapi, namun hanya sekitar 1.150 peserta yang memenuhi persyaratan. Selanjutnya, mereka mengikuti tahapan seleksi yang meliputi: General Aptitude Test (GAT), akademis dan Bahasa Inggris, tes psikologi dan diskusi kelompok, tes kesehatan, wawancara, serta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Prajabatan. Dalam Joint recruitment yang kedua ini, PJB terlibat sejak awal, mulai dari proses verifikasi berkas lamaran. PJB membutuhkan sekitar 208 karyawan meliputi S1 dan D3 dari berbagai jurusan. “Meskipun sudah ada Joint recruitment, PJB masih bisa melakukan penerimaan pegawai sendiri sesuai kebutuhan, terutama untuk tenaga kerja dengan keahlian khusus,” ungkap Dedi Budi Utomo. (*)
RUPS LPT Tahun Buku 2013 Realisasi Penjualan Melebihi Target
R
ealisasi penjualan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) Tahun 2013 mencapai 5,84% di atas target dan naik 6,95% dari realisasi 2012. Kesiapan pembangkit dan ketersediaan energi primer sangat berperan dalam hal ini, sehingga PJB dapat berkontribusi maksimal dalam memasok daya di Sistem JawaBali. Indikator EFOR Korporat juga dapat tercapai di atas target dan lebih baik dibanding tahun 2012. Ganguan yang terjadi relatif kecil dan dalam waktu singkat bisa segera masuk ke dalam sistem. Hal ini terjadi karena peningkatan kualitas dalam pelaksanaan maintenance scheduling dalam preventive dan predictive maintenance, kecepatan eksekusi corrective maintenance serta perencanaan ketersediaan material cadangan melalui supply chain management. Bauran energi lebih baik terutama berhasil memaksimalkan pemakaian Gas (naik dari 67,71% di 2012 menjadi 75% pada tahun 2013), Hidro (11%) dan penurunan pemakaian BBM dari 8,62% di tahun 2012 turun menjadi 1,17% di 2013. Demikian dilaporkan Direksi PJB dalam Rapat Umum Pemegang
Saham Laporan Perhitungan Tahunan (LPT) PJB Tahun Buku 2013 di Kantor PT PLN (Persero) Jakarta. Dalam kesempatan itu, direksi juga melaporkan beberapa hal yang berhasil dicapai PJB pada tahun 2013, antara lain: • PJB meraih Platinum Achievement Award (Highest Score) dan Gold Achievement Award (Big Company Criteria) Baldrige Criteria, band Emerging Industry Leader dari Indonesia Quality Award (IQA) Foundation. Penilaian asemen yang dilaksanakan IQAF mengikuti kaidah metode yang sama seperti yang dilaksanakan oleh MBNQA - BNP NIST USA. • UBJOM Rembang meraih penghargaan 1st Winner Asset Operator Award 2013 dan UB JOM Indramayu meraih penghargaan 3rd Winner Asset Operator Award 2013 dari PLN Unit Pembangkitan Jawa Bali (UPJB). • UP Brantas (PLTA), UP Cirata (PLTA), UP Gresik (PLTG, PLTU, PLTGU), Paiton (PLTU), Muara Karang (PLTU, PLTGU), Muara Tawar (PLTGU) meraih sertifikat PAS 55. Tahun sebelumnya (2012) yang memperoleh sertifikat PAS 55 adalah PJB
Kantor Pusat dan UP Gresik. • PJB meraih Kategori GCG Sangat Baik dengan nilai 92,70% berdasarkan SK-16/S. MBU/2012 dan kategori Trusted Company, dan mendapatkan nilai 82,13 berdasarkan CGPI (Corporate Governance Perception Index). • PJB telah menyelesaikan Implementasi Manajemen Aset Pembangkit di 6 Unit PLN (PLTA Bakaru, PLTP Lahendong, PLTU Asam-asam, PLTU Amurang, PLTU Belawan & Labuhan Angin, PLTG Sambera). • 15 karyawan PJB memperoleh sertifikat keahlian bertaraf internasional di Jepang (ahli Overhaul Steam/Gas Turbin). • Implementasi ICoFR di seluruh unit untuk segmen Biaya Operasi, Perbendaharaan, dan Pelaporan Keuangan. • Dua program CSR PJB memperoleh GKPM award 2013 kategori Gold. GKPM award adalah penghargaan pemerintah melalui Menko Kesra kepada perusahaan dan perorangan yang telah berjasa atau berprestasi dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat.(*)
Suasana RUPS PJB
Menuju MenujuPerusahaan PerusahaanKelas KelasDunia Dunia
19
P e ng aw asan
Pe n ga w a s a n
Tugas pokok utama PJB adalah mengelola, mengoperasikan dan memelihara unit pembangkit, dan penugasan lain dari holding yang terkait dengan bisnis di bidang pembangkitan. Semua menuntut segenap karyawan PJB memberikan kontribusi dan kinerja terbaiknya, untuk mewujudkan pasokan listrik yang andal, efektif, ekonomis dan efisien.
Penggunaan EAM (ELLIPSE) PJB mengimplementasikan SIT MIMS bertepatan dengan ulang tahun kedua PJB, 3 Oktober tahun 1997. Saat itu terasa luar biasa, karena merupakan satu-satunya perusahaan di lingkungan PLN, bahkan di jajaran BUMN, yang mempunyai sistem yang terintergrasi. SIT MIMS mengintegrasikan proses bisnis mulai dari
Ellipse, berubah menjadi pengontrolan dan penganalisaan secara internal terhadap setiap transaksi yang masuk di journal holding. Mereka meriksa dan menganalisa antara lain: • Apakah pembebanan transaksinya sudah benar atau belum, dan dari stream/bidang mana terjadinya? • Apakah pembebanannya sudah masuk sesuai control account yang di tetapkan di masingmasing stream/ bidang? • Apakah pembebanannya sudah masuk sesuai
Penerapan EAM/ERP (Ellipse) dalam Internal Kontrol S
alah satu alat untuk mengetahui apakah PJB andal, efektif, ekonomis dan efisien adalah dengan menggunakan tools Sistem Informasi Terpadu (SIT) yang disebut Enterprise Asset Management (EAM) atau ERP. Tools ini dipilih berdasarkan hasil kajian tim yang dilakukan tahun 1997. Banyak pilihan EAM, namun PJB yang saat itu mempersiapkan go publik (Initial public offering/ IPO), memilih Mincom Information Management System (MIMS) sebagai EAM. Alasannya, sistem ini banyak digunakan perusahan-perusahaan sejenis di berbagai negara seperti; Energex (Australia), Integral Energy, Pacific Power, Transgrid, Quensland Tarong Energy, Toronto Hydro, Durban Metro Electricity (East Coast South Africa), dan banyak lagi yang lainnya.
20
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
bidang operasi dan pemeliharaan, bidang inventory dan pengadaan, bidang SDM sampai dengan bidang anggaran akuntansi dan keuangan. Semuanya serba automatically. Dengan diimplementasikannya sistem tersebut, proses bisnis menjadi lebih cepat dan efektif. Karyawan bidang akuntansi sangat merasakan. Bila sebelumnya mereka harus membuat transaksi melalui bermacam journal secara manual, berubah menjadi otomatis dan bermuara di journal holding. Tugas akuntansi berubah secara signifikan. Sebelumnya mereka secara langsung melakukan pencatatan, penggolongan atau pengelompokan per buku besar, per general ledger, per cost center, per expense element dan per iktisaran dalam bentuk laporan neraca dan laba rugi. Setelah diimplementasikan MIMS/
Herlin Luthan, saat berada di PBB. Oleh: Herlin Luthan, Kepala Pengawasan Internal PJB
dengan waktu dan periode yang seharusnya, serta sesuai dengan waktu terjadinya transaksi tersebut? • Apakah user yang membuat transaksi dari masing-masing stream/bidang sudah sesuai job desk dan kewenangan yang dimilikinya yang diberikan perusahaan? • Apakah nilai material terhadap pembebanan ke suatu cost center atau expense element dibuat analisanya? Apakah kemungkinan terjadi inefficiency dan dilaporkan ke atasan untuk selanjutnya dibahas di rapat rutin manajemen perusahaan untuk diambil keputusan? Banyak lagi kegiatan-kegiatan bidang akuntansi dalam menganalisa transaksi-transaksi yang bermuara
di journal holding tersebut. Konsekwensinya, mata mereka menjadi slinder atau minus, karena setiap hari harus mereview transaksi di journal holding di EAM/Ellipse perusahaan. Tidak boleh ada transaksi yang tidak termonitor dari mana asalnya. Itu dilakukan dalam rangka persiapan PJB go public. Semua jajaran sangat support dan memang sudah menjadi komitmen bersama, dipimpin Dirut PJB yang saat itu dijabat Adi Satriya. Sekarang PJB sudah berada di versi Elipse 5 dan segera berimigrasi ke Ellipse versi 8. Tentu ada penyempurnaan dan penambahan modul-modul baru yang perlu penyesuaian diproses bisnis/PJB IMS yang ada. Maturity Level penggunaan Ellipse Dalam mengimplementasikan Ellipse pada masing-masing bidang dapat diukur maturity level dengan urutan level sebagai berikut: • BASIC : Sistem hanya sebagai administrasi, penyimpanan informasi, komputerisasi (sekedar pengetikan saja) dan proses data masih terlambat karena masih ada manualnya. • INTERMEDIATE : Sistem sudah menjadi alat utama dalam perencanaan dan monitoring bisnis proses PJB. Secara umum ini termasuk aspek perencanaan, evaluasi dan tindakan koreksi, tetapi masih belum semua modul berjalan sebagaimana mestinya. • ADVANCED : Integrasi ke semua
area (OM, MM, FA and HR) & high level juga sudah terintegrasi dan sudah otomatisasi, tetapi fungsi kontrol masing-masing stream masih ada yang perlu di sempurnakan. Levels of maturity SIT Ellipse di PJB sangat di tentukan oleh kondisi masing-masing stream. Dari tiga levels of maturity tersebut, PJB berada pada level advanced, namun advanced-nya adalah advanced satu. Artinya, sudah terintegrasi ke semua area dan sudah otomatisasi di semua level transaksional, namun fungsi kontrol masing-masing stream masih perlu disempurnakan, terutama terkait dengan penggunaan KPI yang ada di sistem Quality Performance Review (QPR) oleh manajemen menengah ke atas dan kewenangan yang di berikan bidang keuangan terhadap pegawaipegawai outsourcing. Review Pengawasan Internal Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian bersama dalam penggunaan SIT Ellipse, diantaranya: Masalah Stream Finance (FA): • MISMATCHING CHAQUE. Kesalahan yang terjadi akibat juru keuangan lupa atau tidak melakukan select invoice saat melakukan pencatatan pembayaran invoice kepada pihak ketiga. Karena itu juru keuangan harus meneliti dan memastikan setiap pembayaran yang akan dilakukan. Selain itu juga mereview status invoice di masing-masing supplier, apakah masih approval atau sudah paid. • DISPUTED. Selisih dalam suatu transaksi yang terjadi akibat juru bayar salah mengentri jumlah uang saat membayar. Karean itu juru bayar harus lebih teliti, memastikan nilai uang yang mau diserahkan sudah sama dengan pencatatan. Kalau pembayaran sudah sesuai dengan nilai yang seharusnya, tetapi hanya salah dalam pencatatan, segera dilakukan koreksi dengan mempresentedkan kembali kekurangan nilai tersebut sesuai dengan yang seharusnya. • UNPRESENTED. Uang sudah dibayarkan, namun belum dipresentedkan. Karena itu, juru bayar dan juru keuangan harus langsung melakukan presented untuk setiap penyerahan fisik uang langsung ataupun pembayaran melalui bank kepada pihak ketiga di buku harian kas/bank yang bersangkutan. Selain itu, secara rutin mencetak presented dan unpresented cheques report harian
kas dan harian bank. Khusus untuk bank dibuatkan batas cut off waktu transaksi harus dipresentedkan sesuai dengan waktu rekening bank diperoleh. • OUT STANDING INVOICE. Invoice yang tidak ada penyelesaiannya disebabkan beberapa hal. Misalnya karena invoice-nya sudah terbayar karena doble atau karena memang tidak ada tindak lanjut. Karena itu juru invoice harus lebih teliti dalam memproses tagihan dalam pembuatan invoice di SIT MIMS Ellipse. Pastikan apakah invoice yang dimaintain/dibuat sudah sesuai dengan kontrak dan tagihan dari pihak ketiga atau belum, dengan menganalisa melalui formulir verifikasi persetujuan (FVP). Juru keuangan harus lebih teliti dalam melakukan pencatatan pembayaran apakah pembayaran langsungatau pembayaran invoice. Untuk invoice yang statusnya masih loaded hendkanya ditelusuri lebih lanjut apakah kontrak tersebut masih berjalan dan statusnya masih open atau sudah close. Apabila kontraknya sudah selesai dan ternyata sudah dibayar melalui pembayaran langsung agar invoice yang standing tersebut dibatalkan dan dicancel. • ERROR&WARNING: transaksi keuangan error yang terjadi di SIT yang berasal dari seluruh sub system modul yang ada, yang bermuara di journal holding dengan status posted with warning. Transaction Costing Error and Warning dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu: transaction with warning dan transaction costing error. Transaction with warning adalah transaksi error akibat kesalahan setting di submodul chart of account dari modul financial/ accounting, Sedangkan transaction costing error adalah transaksi error akibat kesalahan pembebanan oleh user terkait, seperti pembebanan pemakaian material atas suatu Issue Requsition (IR) ke WO yang sudah di close & Finalisasi. Solusi Transaction with warning adalah dengan cara menghindari kesalahan setting di submodul chart of account. Sedangkan solusi transaction csting error dilakukan sengan cara menghindari pembebanan pemakaian material atas suatu IR ke WO yg sudah diclose & difinalisasi. Menghindari penggunaan control account pada Manual Payment dan Manual Journal (MPJ). Menuju Perusahaan Kelas Dunia
21
Inovasi
Inovasi
Proteksi Bertingkat Sistem Igniter Upaya Meminimalisir Resiko Kebakaran Akibat Kebocoran HSD Dalam sistem unit pembangkitan khususnya sistem pembakaran terdapat banyak sekali peralatan yang saling terintegrasi. Salah satunya adalah igniter, sebuah alat yang berfungsi sebagai penyalaan awal, yaitu sebagai pemantik bahan bakar utama boiler liquid natural gas maupun fuel oil. Untuk penyalaan pada igniter sendiri menggunakan bahan bakar HSD. Igniter bekerja pada saat start up maupun pada saat kenaikan beban, kegagalan fungsi igniter akan mengakibatkan tidak adanya pembakaran pada boiler sehingga unit pembangkit tidak bisa berproduksi atau kegagalan pada saat kenaikan beban.
Oleh : Dicky Suryaman Putra, Hendra Fauzan Akbar dan Indra Yuliana Santoso (UP Muara Karang)
Kebocoran Membran Akibat Back Pressure
agar HSD lebih bersih. Usaha tersebut berhasil dengan berkurangnya frekuensi kebocoran igniter akibat penyumbatan deposit. Walaupun frekuensi berkurang, namun sesekali masih terjadi penyumbatan, artinya resiko kebocoran dan kebakaran masih ada. Untuk itu, beberapa enginer pemeliharaan melakukan inovasi dengan menambah proteksi pada sistem igniter. Sebelumnya tidak ada proteksi untuk kebocoran bahan bakar akibat kegagalan fungsi gun igniter yang di sebabkan oleh gun block atau tersumbatnya gun igniter yang mengakibatkan back pressure. Proteksi yang digunakan adalah pembatas tekanan sehingga bila tekanan naik maka pada batas tertentu yang masih aman akan menghentikan aliran HSD. Selain itu mengganti pressure indicator setelah regulator dengan pressure switch. Dengan demikian, bila terjadi kenaikan tekanan pada bahan bakar maka pada batas tertentu akan memberi sinyal pada PLC untuk memerintahkan Solenoid Valve (SV) menutup. Dengan menutupnya SSV igniter maka aliran HSD akan terhenti, namun tidak menyebabkan boiler trip. Pressure switch di-setting 5,5 kg/cm2 dari tekanan operasi 4,1 kg/cm2. Igniter tidak akan ready to start apabila pressure switch masih mendeteksi adanya kenaikan pressure. Penambahan proteksi ini tidak men-trip igniter
secara keseluruhan, tetapi trip individual pada igniter yang mengalami gun block. Ini adalah salah satu keunggulan inovasi ini karena sebelumnya bila terjadi kebocoran harus mematikan igniter seluruh corner (satu elevasi). Penambahan proteksi ini disertai modifikasi logic dan program pada PLC. Pengaman diatas tentu saja tidak bebas resiko. Pressure switch bisa saja tidak berfungsi atau setting-nya bergeser, sehingga fungsi proteksi tidak bekerja. Setelah dilakukan inovasi pada Maret 2012, tidak ada laporan ILS/WO mengenai kejadian kebocoran pada igniter. Pada kegiatan preventive maintenance pun tidak ditemukan rembesan. Hal ini menunjukan bahwa inovasi ini berhasil mengurangi resiko kebakaran. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 145.640.000 adalah biaya untuk pembelian pressure switch dan kelengkapan pengkabelan (kabel instrument dan flexible conduit). Sedangkan PLC menggunakan eksisting karena masih terdapat I/O spare. Biaya sebesar itu tidak ada artinya dibandingkan kerugian akibat kebakaran satu corner igniter yang disebabkan kebocoran HSD. Kerugian akibat kebakaran satu corner igniter bisa mencapai Rp 1,4 miliar, dengan rincian; rugi peralatan Rp 4 miliar, potensi kehilangan pendapatan karena harus melakukan perbaikan selama 60 hari mencapai Rp 10,4 miliar.
Kebocoran Pada Igniter
P
ada igniter sering ditemukan rembesan HSD baik pada saat dilakukan preventive maintenance maupun saat patrol check oleh operator. Rembesan ini terjadi hampir di semua elevasi. Pernah terjadi kebocoran pada salah satu igniter sehingga HSD membasahi lantai. Rembesan/kebocoran ini biasanya terjadi ditandai dengan gagalnya penyalaan suatu igniter. Kebocoran pada igniter ini berpotensi menimbulkan kebakaran karena temperatur area boiler yang relatif panas, dan makin bertambah panas bila terjadi kerusakan pada isolasi boiler. Igniter yang mengalami kebocoran diawali dengan gagalnya penyalaan igniter tersebut. Ini terjadi karena 22
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
ada tekanan berlebih pada HSD yang tidak masuk ke dalam ruang bakar. Diduga bahwa HSD tidak masuk ke dalam ruang bakar akibat laluan tersumbat. Dilakukan pembongkaran terhadap gun igniter dan didapati deposit yang menyumbat pada pangkal gun igniter. Sumbatan pada gun igniter tersebut menyebabkan tekanan setelah regulator naik melebihi tekanan setting-nya. Akibatnya terjadi back pressure pada regulator sehingga merusak membran dan mengakibatkan kebocoran pada regulator. Untuk mengatasi kejadian diatas telah dilakukan usaha untuk memperbaiki kualitas HSD dengan memasang filter tambahan dengan mesh lebih besar
Sebelum Modifikasi
Setelah Modifikasi (telah dipasang PS) Menuju Perusahaan Kelas Dunia
23
Engineering
Engineering
Modifikasi System Open Cooling PLTU Indramayu
Tingkatkan Keandalan Sistem
Oleh : Muh Salamun (System Owner Turbin UBJOM Indramayu)
24
Info PJB
n
Efisiensi pada sebuah siklus PLTU merupakan tolak ukur yang wajib di capai guna memenuhi kontrak kinerja. Namun efisiensi ini tidak pernah akan terwujud secara maksimal mana kala tidak di tunjang oleh keandalan dari sistem dan peralatan pendukungnya seperti halnya line open cooling yang merupakan peralatan pendingin utama pada sebuah pembangkit yang berguna untuk mendinginkan heat exchanger dan mengkondensasikan uap buangan dari LP turbin pada condenser. Sistem pendingin ini mutlak diperlukan dan harus selalu dijaga keandalannya karena sangat besar pengaruhnya terhadap effisiensi secara keseluruhan. Desain line open cooling yang ada di PLTU Indramayu kurang sesuai dan banyak menimbulkan permasalahan. Diantaranya: • Ketika terjadi pluging maupun permasalahan di sisi debris filter, water box condenser, dan juga ball catcher maupun line inlet dan outlet condenser, selama ini tidak bisa dilakukan out of service guna melakukan pembersihan maupun pemeliharaan, sehingga harus mematikan CWP dan harus stop unit. • Flow menuju heat exchanger utama dan heat exchanger vacuum pump terjadi penurunan ketika debris filter mengalami pengotoran sehingga sering terjadi derating beban yang diakibatkan oleh naiknya temperature cooling system akibat dari proses heat transfer pada HE terganggu. Mengingat dari sisi desain setelah dilakukan perhitungan teoritis ternyata total head pompa CWP atau sistem tidak mampu memenuhi total head pada HE (idealnya harus di pasang Boster Pump). Permasalahan tersebut sebenarnya sudah disampaikan ketika masih dalam masa proyek. Namun menurut kontraktor pelaksana, secara desaign PLTU Indramayu tidak di desain untuk beroperasi setengah condensor mengingat desain condensor tidak fix dan posisinya menggantung sehingga lebih disarankan untuk stop unit. Mendapatkan jawaban seperti itu tentunya sudah terbayang resiko ketika terjadi pengotoran pada debris filter dan harus melakukan stop unit akan sangat tidak efisien dan menyebabkan reliability sangat rendah. Desain awal line open cooling sebagaimana terlihat pada gambar I, berpotensi menimbulkan persoalan, yang antara lain: • Apabila terjadi plugging pada screen debris filter condenser, maka unit mengalami derating beban secara langsung. Sebab aliran air pendingin yang masuk ke dalam condenser mengalami penurunan sehingga menyebabkan vacuum di condenser menurun sangat drastis. Begitu juga flow air pendingin yang menuju heat exchanger utama dan HE vacuum pump juga mengalami penurunan, sehingga temperature cooling naik dan menyebabkan unit menjadi derating. • Ketika terjadi pluging maupun permasalahan di sisi debris filter, water box condenser, dan juga ball catcher maupun line inlet dan outlet condenser, untuk melakukan pembersihan maupun pemeliharaannya hanya bisa dilakukan pada saat off line atau unit harus STOP. • Heat exchanger utama terjadi vacuum karena tidak bisa terisi air sepenuhnya yang disebabkan oleh total head pompa CWP atau sistem tidak mampu memenuhi total head pada heat exchanger utama (idealnya harus di pasang boster pump). Melihat kondisi demikian, maka perlu dilakukan modifikasi. Modifikasi ini dilakukan bersamaan pada saat simple inspection unit 2, tanggal 17 September – 24 Oktober 2013, dengan biaya sebesar Rp 1,5 miliar. Hasil modifikasi di sisi open cooling debris filter condenser unit 2 terbukti mampu mengatasi permasalahan yang sebelumnya terjadi yaitu: • Ketika terjadi pluging maupun permasalahan di sisi debris filter, water box
edisi 87, April 2014
Gambar I : Line open cooling debris filter condenser sebelum dilakukan modifikasi
condenser, dan juga ball catcher maupun line inlet dan outlet condenser, bisa dilakukan out of service guna melakukan pembersihan maupun pemeliharaan, sehingga tidak perlu lagi mematikan Circulating Water Pump ( CWP ) dan tidak harus stop Unit karena system bisa tetap beroperasi dengan 1 trend. • Flow menuju Heat Exchanger utama dan Heat Exchanger vacuum pump terjadi kenaikan sehingga cooling system menjadi lebih baik, dan derating akibat cooling system bisa dihindari dan rencana memasang boster pump HE bisa dipertimbangkan kembali. • Mampu menurunkan factor resiko yang sebelumnya berada pada level Mayor (MA) dan bahkan masuk pada skala Catastropic di bulan Pebruari 2014 menjadi minor dengan tingkat resiko paling rendah. Secara finansial, modifikasi tersebut memberikan total saving cost sebesar Rp 68.970.000.000, dengan perhitungan sebagai berikut: n Terjadi derating beban pada tanggal 1 Januari – 7 Maret 2014 yang diakibatkan oleh kerusakan pada debris filter unit 2. Rata- rata derating 100 MW selama dua bulan, sehingga loss output mencapai Rp 56,880 milyard. n Tanggal 10 – 16 Maret 2014 dilakukan Maintenance Derating (MD) selama 6 hari, namun unit berbeban penuh (130 MW), sehingga saving cost sebesar Rp 11.376 milyard. n Biaya stop dan cold start up sebesar Rp 2,214 milyard. Dengan sudah selesainya modifikasi pada line open cooling debris filter condenser, dan sudah dilakukannya commissioning baik secara off line maupun on line, maka keandalan pada sistem menjadi bertambah.(*) Gambar II: Line open cooling debris filter condenser setelah dilakukan modifikasi
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
25
Engineering
Engineering
Optimalisasi Efek Cerobong PLTA Cirata Tingkatkan Keandalan Pembangkit dan Ciptakan Kenyamanan Kerja
Nana Jumena
Nanda Esha Bhakti
Kurniawan Eko Wicaksono
PLTA Cirata terdiri dari Cirata delapan unit, masing-masing berkapasitas 108 MW. Power house PLTA yang beroperasi sejak tahun 1987 ini terletak di dalam gunung, sehingga memerlukan yang baik, sesuai standart mutu sistem tata udara. Sistem sirkulasi udara kurang sempurna bisa mengganggu operasi, yang berdampak pada peningkatan biaya pemeliharaan. Selain itu, bila kualitas udara yang tidak memenuhi standar, pekerja (pemeliharaan dan operator) menjadi cepat lelah yang pada akhirnya menurunkan kinerja perusahaan dan biaya kesehatan meningkat.
S
eiring perjalanan waktu, kondisi udara dalam power house menurun. Suhu udara dan kelembaban udara sudah melebihi ambang batas nyaman bagi
karyawan dan juga tidak bagus buat peralatan. Hal ini disebabkan adanya beberapa sumber panas dari dalam power house seperti AC split, lampu, heat exchanger, motor dan generator
serta adanya sistem sirkulasi udara PH yang tidak sempurna. Sistem tata udara terdiri dua instalasi baik air supply maupun exhaust fan. Untuk setiap instalasi air supply (air supply PLTA Cirata unit 1-4 dan air supply Cirata unit 5-8) terdapat empat unit fan dimana setiap dua unit dirangkai secara paralel. Sedangkan untuk setiap instalasi exhaust fan terdapat dua unit fan yang dirangkai secara paralel juga. Pada setiap instalasi air supply terdapat ducting yang dilengkapi dengan damper untuk mengatur besar kecilnya volume udara yang keluar dari saluran. Ducting ini terkoneksi mulai dari lantai satu sampai dengan lantai empat untuk mendistribusikan udara dari air supply. Untuk exhaust fan, ducting terpasang pada bagian atas gedung pembangkit. Adapun pola operasi dari air supply adalah tiga unit operasi sedangkan satu unit stand by untuk setiap instalasi. Untuk instalasi exhaust fan, pola operasinya 1 unit operasi dan 1 unit stand by. Dengan kondisi semacam itu, temperatur ambient power house berkisar antara 32oC - 33oC, sehingga mengurangi kenyamanan karyawan pemeliharaan dalam bekerja, mempengaruhi kehandalan dari peralatan pembangkit dan sarana penunjangnya (terutama peralatan control instrument dan system pendingin/AC). Laju aliran udara juga relatif lambat, sehingga energi disipasi berupa rugi-rugi
panas tidak dapat terbuang dengan cepat dan mengakibatkan pergantian udara segar O2 menjadi kurang dan akan mengurangi kenyamanan. Temperatur lingkungan (ambient) relatif tinggi sekitar 32oC - 33oC menyebabkan kegagalan pada AC central control room. Dari beberapa penyebab timbulnya sirkulasi udara yang kurang sempurna tersebut, Kurniawan Eko Wicaksono (Assisten Engineer Technology Owner), Nana Jumena (Engineering System Owner) dan Nanda Esha Bhakti (Assisten Engineering Technology Owner) melakukan modifikasi untuk menyempurkan sistem sirkulasi udara. Modifikasi yang mereka lakukan antara lain: • Pengaturan bukaan damper pada setiap lantai. Pada gedung pembangkit PLTA Cirata terdapat empat lantai dimana pada setiap lantai dilalui oleh saluran/duct instalasi air supply. Damper yang dibuka penuh adalah damper pada lantai 4 berturut-turut mengecil hingga pada lantai 1. Dengan konfigurasi tersebut udara akan mendinginkan ruangruang di lantai 4 kemudian mendinginkan ruang-ruang di lantai yang lebih atas. • Pemasangan exhaust fan pada tunnel IPB. Berdasarkan investigasi dilapangan, diketahui bahwa udara panas dari dalam gedung pembangkit mengalir secara alami melalui kedua saluran IPB (Isolated Phase
Tunnel IPB yang digunakan sebagai saluran udara buang
Bus) tunnel. Proses mengalirnya udara melalui tunnel IPB disebut sebagai peristiwa efek cerobong/stack effect. Efek cerobong disebabkan karena adanya gaya apung/buoyancy force yang terjadi pada udara sebagai akibat dari perbedaan antara massa jenis udara di dalam dengan massa jenis udara di luar gedung pembangkit. Perbedaan massa jenis ini disebabkan karena perbedaan temperature dan kelembaban udara. Dari peristiwa ini, timbul suatu pemikiran untuk menaikkan volume dari sirkulasi udara dengan pemasangan induced draft fan yang berfungsi untuk menarik udara di dalam gedung pembangkit sehingga diharapkan sirkulasi udara dapat berjalan lebih baik. Biaya yang diperlukan untuk modifikasi sebesar Rp 550 juta (untuk material + jasa). Hasilnya, selain kondisi lebih nyaman juga bisa
menghindari terjadinya unit trip yang disebabkan adanya turbine governor failure akibat gagalnya Card Modul MIC 621. Berdasarkan kejadian tahun 2010 dan 2011, rata rata terdapat gangguan MIC 621 sebanyak 3 kali dalam 1 tahun, sehingga menimbulkan kerugian Rp 765 juta. Melalui optimalisasi efek cerobong asap, kerugian inni bisa dihindarakan. Yang tidak kalah penting adalah manfaat non finansial yang antara lain: meningkatkan kenyamanan bekerja dalam power house, kualitas sirkulasi udara lebih baik, serta meningkatkan performa dan lifetime peralatan.(*)
Exhaust fan
Power House PLTA Cirata
26
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
27
Engineering
Engineering
Redesign Wiring Lube Oil Pump Induced Draft Fan
Lube oil system yang terdapat pada Induced Draft Fan (ID Fan) disamping digunakan untuk pelumasan bearing Fan juga dipakai untuk pengaturan putaran pada voith coupling ID Fan. Lube oil system ini terdiri dari empat pompa yaitu main auxiliary pump, main booster pump, standby auxiliary pump dan standby booster pump. Main auxiliary pump dan standby auxiliary pump berfungsi sama yaitu memompa minyak dari tangki ke sistim lubrikasi pada voith coupling yang juga dipakai sebagai media pengaturan speed ID Fan. Sedangkan main booster pump dan standby booster pump digunakan untuk menambah tekanan minyak yang menuju ke bearing Fan. Oleh: Sutar, Engineer System Owner, Ida Bagus Surya, Assistant Engineer Control & Instrument, dan Nuri Wilata, Junior Engineer Control & Instrument (UP Paiton) Kondisi lube oil pump ON dan motor ID fan start dari CCR
P
ada desain awal (eksisting) pompa lube oil yang beroperasi adalah main auxiliary pump dan main booster pump, jika motor ID Fan dioperasikan maka yang running tinggal main booster pump karena main auxiliary pump sudah diambil alih main lube oil pump pada shaft input ID Fan. Apabila terjadi penurunan performance pada motor atau pompa main booster maka akan terjadi pressure low yang mengaktifkan pressure switch untuk memberikan signal standby booster pump beroperasi. Untuk menormalkan kembali dari standby booster pump ke main booster pump tidak bisa dilakukan karena harus memberikan perintah stop dulu di CCR kemudian start lagi. Jika diberikan perintah stop maka semua lube oil pump akan berhenti yang berarti ID Fan akan trip. Dengan adanya desain seperti itu maka apabila terjadi gangguan lube oil system baik dari pompa, motor maupun circuit breaker, tidak akan bisa dilakukan change over untuk perbaikan maupun penormalan kembali, sedangkan jika terjadi loss power control di cabinet local maka semua pompa lube oil akan stop. Untuk itu maka perlu dilakukan kajian untuk mencegah ID Fan trip dari lube oil system sehingga unit menjadi lebih handal dan tidak terjadi derating. Penyebab terjadinya kegagalan lube oil system pada ID Fan ada beberapa macam diantaranya : • Kegagalan pressure switch. Apabila terjadi penurunan performance pada pompa atau motor yang running maka akan
28
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
terjadi lube oil pressure low, jika penurunan tekanan sampai pada batas setting yang diijinkan (0.5 kg/cm2) masih tidak terjadi change over maka dapat dipastikan pressure switch tidak kontak (energized). • Desain wiring diagram tidak sesuai. Lube oil system pada ID Fan tidak bisa dilakukan change over secara manual dari CCR, baik change over dari main booster pump ke standby booster pump maupun sebaliknya. Apabila terjadi change over dari main booster pump ke standby booster pump secara auto dari pressure switch, maka tidak bisa dikembalikan atau dinormalkan lagi ke main booster pump sampai ID Fan shutdown. Hal ini disebabkan karena untuk mengoperasikan lagi main booster pump operator harus memberikan signal stop di PGP dan jika diberikan perintah stop maka semua lube oil pump motor akan stop yang berarti ID Fan akan trip. • System proteksi kurang handal. Power control panel di kabinet lokal terdapat fuse 3A yang mensuplai tegangan 110 VAC keseluruh peralatan lube oil system, jika terdapat short circuit pada salah satu peralatan maka fuse akan putus yang menyebabkan hilangnya power supply ke system lube oil pump. Dengan tidak adanya power supply 110 VAC maka semua lube oil pump motor akan berhenti beroperasi yang mengakibatkan ID Fan trip. Berdasarkan analisa dari diagram fishbond (tulang ikan), diketahui faktor utama yang mempengaruhi terjadinya kegagalan lube oil system ID Fan adalah dari kesalahan vendor mendesain wiring lube oil system yang tidak dilengkapi fasilitas change over. Sehingga, jika salah satu lube oil pump mengalami kegagalan, baik dari low pressure maupun power lost. Menurut Sutar, Engineer System Owner, Ida Bagus Surya, Assistant Engineer Control & Instrument, dan Nuri Wilata, Junior Engineer Control & Instrument (UP Paiton), cara yang tepat untuk mengatasi semua permasalahan di atas adalah dengan melakukan redesain, yaitu dengan merubah sistem wiring yang ada dan melakukan penambahan fasilitas change over baik auto maupun manual yang dapat dioperasikan dari control room sehingga akan
mudah dalam pengoperasian maupun dalam perbaikan. Untuk melakukan redesain wiring lube oil pump pada ID Fan unit 1 PLTU Paiton tidak diperlukan biaya tambahan sebagai akibat dari perubahan desain diatas, karena desain wiring digambar sendiri oleh bidang enjiniring dan implementasinya dilaksanakan sendiri oleh teknisi kontrol instrumen dengan menggunakan material eksisting. Untuk memastikan apakah desain yang diimplementasikan dapat berfungsi seperti yang diinginkan, maka dilakukan pengujian pada peralatan lube oil pump baik secara manual dari control room maupun secara auto. Tes secara manual dilakukan dari control room dengan cara memberikan command start maupun stop dari PGP dan melakukan pengamatan pada motor lube oil pump dilokal apakah sudah sesuai dengan desain yang baru. Pada saat diberikan perintah start maka main auxiliary pump dan main booster pump running sedangkan standby auxiliary pump dan standby booster pump stop. Pada saat diberikan perintah stop maka main auxiliary pump dan main booster pump stop sedangkan standby auxiliary pump dan standby booster pump running. Sedangkan tes secara auto dilakukan dengan cara memberikan simulasi signal pada saat lube oil pump beroperasi normal, yaitu : diberikan signal pressure low dari pressure switch, diberikan signal power motor yang running off dari circuit breaker, dan diberikan signal loss of power control panel. Dari ketiga simulasi di atas maka yang terjadi adalah perpindahan motor (change over) dari main auxiliary pump ke standby auxiliary pump dan main booster pump ke standby booster pump. Setelah dilakukan redesain wiring lube oil pump pada Induced Draft Fan unit 1, maka dilakukan pemantauan secara terus menerus dan memonitor timbulnya Work Order dari bidang operasi sebagai akibat dari gangguan yang muncul setelah di implementasikan. Sejak diimplementasikan pada Juli 2012, tidak pernah terjadi gangguan pada lube oil system pada ID Fan. Redesain ini memberikan manfaat yang cukup besar. Jika dihitung berdasarkan historis karena gangguan lube oil system
pada ID Fan sebelum dilakukan karya inovasi. Redesain mampu mencegah terjadinya boiler trip akibat dari gangguan lube oil system. Boiler trip selama satu hari saja mengakibatkan potensi kehilangan pendapatan sekitar 185 juta. Selain itu juga mencegah kerugian karena harus melakukan start up. Setiap start up unit memerlukan bahan bakar HSD yang ratarata menghabiskan 12.000 kg (30.000 liter) HSD tiap jamnya. Penggunaan HSD selama hot start adalah selama 2 jam. Dengan asumsi harga HSD Rp 12.000 liter, maka biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp 360 juta. Jadi total kerugian biaya jika boiler trip akibat gangguan lube oil system sebesar Rp 730 juta. Bukan hanya itu, jika salah satu ID Fan trip maka boiler hanya mampu menghasilkan energi sebesar 50%, yang berarti kehilangan daya sebesar 200 MWH (200.000 KWH). Dengan asumsi harga jual listrik ke PLN Rp 500 / KWH, maka perusahaan kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan sebesar Rp 100 juta. Jika unit derating selama 4 jam, maka losses pendapatan mencapai Rp 400 juta. Jadi total kerugian Rp 1,130 miliar. Keuntunganlain dari redesain wiring lube oil pump induced draft fan : • Memudahkan pengoperasian. Operator dapat melakukan change over dari control room, baik change over dari main booster pump ke standby booster pump atau sebaliknya. • Change over lube oil pump dapat dilakukan dalam kondisi ID Fan shutdown maupun maupun ID Fan running. • Jika terdapat pressure low maka akan terjadi change over secara auto dari main booster pump ke standby booster pump yang didapat dari signal pressure switch dengan setting 0,5 kg/cm2. • Jika terjadi kerusakan pada motor maupun circuit breaker, maintenance dapat melakukan perbaikan dalam kondisi ID Fan running, yaitu dengan dilakukan change over ke lube oil pump motor yang tidak rusak terlebih dahulu. • Apabila terjadi loss power control di kabinet lokal maka tidak akan terjadi trip pada lube oil system Induced Draft Fan. • Reliability dan availability akan tetap terjaga karena tidak terjadi lagi unit trip atau derating dari gangguan lube oil system ID Fan. (*)
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
29
Lingkungan
Lingkungan maksimum 9 fragmen karang transplan. Untuk menanam atau mengikat fragmen karang transplan pada frame digunakan bantuan substrat dengan komposisi campuran antarra beton dan pipa PVC. Substrat tersebut dipasang pada permukaan Model substrat (dudukan) karang transplan.
terdapat banyak rubble (pecahan karang). Untuk sekitar mercusuar, sebenarnya terumbu karang berada dalam kondisi yang sangat baik. Namun pada beberapa area ternyata terdapat kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan. Selain itu, lokasi mercusuar dipilih karena kondisi lingkungannya seperti kecepatan arus, laju sedimentasi, kecerahan, aksesibilitas dan sebagainya sangat mendukung untuk pertumbuhan karang terutama karang bercabang. Gugusan terumbu karang
Transplantasi Karang di Perairan UP Paiton
Rehabilitasi dan Peningkatan Terumbu karang merupakan salah satu komponen dari ekosistem pesisir yang mengalami laju degradasi tertinggi, terutama karena faktor antropogenik seperti pembangunan kawasan pesisir dan aktivitas perikanan yang tidak ramah lingkungan. Upaya rehabilitasi dan konservasi telah menjadi isu yang mendesak dan mutlak diperlukan.
D
i perairan sekitar UP Paiton terdapat gugusan terumbu karang. Sebagian dalam kondisi baik dengan persentase tutupan karang hidup mencapai lebih dari 50 persen seperti yangada di sekitar mercusuar, area kanal water intake dan sebelah barat kanal water outlet). Namun sebagian lain berada dalam kondisi yang buruk seperti yang ada di disekitar timur kanal water outlet, serta pesisir desa Bhinor dan Banyuglugur). International Coral Reef Initiative (ICRI) menyatakan bahwa rehabilitasi dan restorasi terumbu karang yang rusak sangat perlu dilakukan, karena sistem artifisial tidak memiliki peran ekologis sebaik terumbu karang asli. Salah satu 30
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
teknik rehabilitasi yang umum dilaksanakan adalah melalui transplantasi karang. Sebagai salah satu bentuk nyata kepedulian terhadap kelestarian ekosistem laut dan terumbu karang, UP Paiton
berinisiatif untuk mengadakan suatu program rehabilitasi terumbu karang dalam bentuk Program Transplantasi Karang di Perairan Paiton. Tujuannya: • Merehabilitasi terumbu karang rusak di perairan sekitar UP Paiton. • Meningkatkan fungsi ekologi terumbu karang di perairan sekitar UP Paiton. • Menyediakan habitat bagi biotabiota laut yang berasosiasi dengan terumbu karang. Kegiatan transplantasi karang tersebut dilaksanakan tanggal 2030 November 2013, bertempat di perairan sekitar PLTU Paiton. Lokasi yang dipilih antara lain: sisi timur kanal water discharge, sebelah barat kanal water discharge, dan sekitar mercusuar. Pada sisi timur kanal water discharge, terumbu karang dengan kondisi sedang. Sedangkan di area sebelah barat kanal water discharge terdapat gugusan karang bercabang yang sebagian telah mengalami kerusakan, dan
Model substrat setelah dipasang pada frame media transplantasi
atas frame dengan bantuan tali plastik (cabble tie). Masing-masing substrat digunakan untuk mengikat satu fragmen karang transplan. Sebelum diletakkan ke dasar
Fungsi Ekologi di perairan sekitar PLTU Paiton termasuk dalam formasi terumbu karang terpi (fringing reef), dengan perkecualian pada area mercusuar yang merupakan gosong karang. Terumbu karang terpi (fringing reefshore reef) adalah terumbu karang di sepanjang pantai dan mencapai kedalaman kurang dari 40 meter. Terumbu karang ini tumbuh ke atas atau ke arah laut. Pertumbuhan terbaik biasanya terdapat dibagian yang cukup arus. Sedangkan diantara pantai dan tepi luar terumbu, karang batu cenderung mempunyai pertumbuhaan yang kurang baik bahkan banyak mati karena sering mengalami kekeringan dan banyak endapan yang datang dari darat. Media yang dipilih dalam transplantasi karang di UP Paiton adalah pipa PVC berdiameter 11 inchi, dibentuk sedemikian rupa sehingga berbentuk frame kuadrat dengan dimensi 60 x 60 cm. Sebagai penyangga dipasang pipa PVC berdiameter sama dengan panjang 25 cm. Pada permukaan atas frame dipasang jala nilon dengan mesh-size 1 cm sehingga secara keseluruhan penampakan frame transplantasi berbentuk seperti meja. Dengan dimensi sedemikian, maka satu frame dapat digunakan untuk menanam
Terumbu karang di Water Intake kedalaman 3 meter, didominasi lifeform karang masif (massive coral) yang tumbuh pada substrat blok beton media reklamasi
serta memastikan bahwa substrat dudukan transplantasi telah terpasang dengan kuat. Peletakan frame transplantasi pada dasar perairan dilakukan dengan hati-hati oleh para penyelam untuk mencegah terjadinya kerusakan pada frame transplantasi. Selain itu juga untuk meminimalisasi kerusakan terumbu karang yang ada, misalnya karena aktivitas penyelam pada saat meletakkan dan/atau menata frame media transplantasi di dasar perairan. Untuk menambah kekuatan dan menyeimbangkan posisi frame transplantasi di dasar perairan, maka frame transplantasi diikat tali tambang menggunakan semacam jangkar. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah supaya frame transplantasi tidak bergeser atau berubah posisinya karena pengaruh arus dan gelombang laut. Karang yang ditransplantasikan diiprioritaskan pada jenis karang yang mempunyai laju pertumbuhan yang relatif cepat dan kelangsungan hidup yang tinggi serta secara teknis mudah ditransplantasikan. Tolah fragmen yang ditransplantasikan sebanyak 765 buah.
Terumbu Karang di Barat Water Discharge, sebagian besar tumbuh pada substrat blok beton media reklamasi Terumbu karang di Mercusuar, hampir seluruhnya didominasi oleh lifeform Acropora bercabang.
Terumbu karang di Timur Water Discharge, lifeform dominan adalah karang masif, submasif dan karang lembaran
perairan lokasi transplantasi, dilakukan pengecekan ulang kondisi frame untuk memastikan kekuatan dan kekokohan frame transplantasi Menuju Perusahaan Kelas Dunia
31
Lingkungan UP Paiton tidak menggunakan model lempeng beton, meskipun model ini disebut-sebut memiliki banyak keunggulan dibanding yang lain. Ini berkaitan dengan tipologi dan topografi perairan Paiton. Pada musimm-musim tertentu, terutama musim penghujan, perairan Paiton mengalami tingkat kekeruhan dan sedimentasi yang tinggi. Substrat model lempeng beton dikhawatirkkan akan lebih mudah tertutup oleh sedimen. Selain itu, substrat berbahan beton memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk ditempeli (ditumbuhi) oleh berbagai biota laut, termasuk alga, teritip dan hewan lainnya yang dikhawatirkan akan mengganggu perttumbuhan karang transplan. Pasca Transplantasi Salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan setelah transplantasi adalah kegiatan pemantauan dan perawatan. Kegiatan utama dalam perawatan karang hasil transplantasi adalah: • Kegiatan pemeliharaan yang utama adalah pembersihan dari sedimen yang telah mengendap dan algae yang menempel pada media (subtrat transplantasi) maupun pada fragmen karang. • Kegiatan pemeliharaan lainnya adalah menata tegakan agar tidak terlepas dari kedudukannya dikarenakan pengaruh arus atau gelombang. • Penyulaman fragmen karang yang telah mati atau hilang. • Bila memungkinkan, dilakukan pengukuran laju pertumbuhan karang dan penghitungan survival rate karang transplantasi. Data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai acuan untuk evaluasi program transplantasi yang telah dilaksanakan.(*)
Peletakan frame media transplantasi secara simbolis oleh GM UP Paiton Rachmanoe Indarto dan Pejabat Badan Lingkungan Hidup (BLH) Probolinggo kepada Ketua Tim Teknis Transplantasi. 32
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
C S R
Sekilas Tentang Transplantasi Karang
PJB Luncurkan Eco Mobile Aktivitas Eco Mobile PJB di salah satu sekolah Surabaya.
S T
ransplantasi karang adalah kegiatan perbanyakan koloni karang yang dilakukan dengan cara menempelkan fragmen koloni karang pada suatu substrat. Prinsip transplantasi karang adalah memotong cabang karang dari karang hidup kemudian menanamnya pada terumbu karang yang mengalami kerusakan atau pada substrat buatan. Transplantasi dimaksudkan untuk mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak dan dapat pula dipakai untuk membangun kawasan terumbu karang baru. Transplantasi fragmen karang merupakan metode rehabilitasi karang yang sangat mungkin dilakukan. Sebab karang merupakan organisme moduler dan dengan demikian maka satu potongan kecil fragmen karang mampu tumbuh seperti halnya keseluruhan koloni. Pertumbuhan karang dari fragmen merupakan suatu proses natural, terutama bagi karang bercabang. Fragmen alami pertama-tama akan mengamankan posisinya dalam suatu celah terumbu kemudian melekat ke substrat melalui regenerasi dan perluasan rangka dan jaringan lunak. Pada saat transplantasi, fragmen karang dijaga agar tidak berada tepat diatas dasar laut untuk menghindari dan meminimalisasi kemungkinan karang tertutup oleh butiran pasir dan silt. Penempatan substrat dan fragmen karang pada tempat yang dangkal akan menyediakan cukup sinar matahari bagi fotosinte esis zooxanthellae dalam karang sehingga dapat mempercepat pertumbuhan fragmen karang. Pada prinsipnyya hampir semua jenis karang batu (stony coral) dari ordo Scleractinia ke karang dapat ditransplantasikan. Namun ditinjau dari aspek konservasi, karang yang ditranplantasikan diprioritaskan pada jenis karang yang mempunyai laju pertumbuhan yang relatif cepat dan kelangsungan hidup yang tinggi serta secara teknis mudah ditransplantasikan. Dengan alasan meminimalisir efek negatif pengambilan fragmen dari koloni donor, sebaiknya tidak keseluruhan bagian koloni yang diambil untuk ditransplantasikan. Meskipun hanya tersedia sedikit informasi terkait efek pengambilan fragmen terhadap fisiologi reproduksi koloni donor. Selain dari koloni hidup, fragmen karang untuk transplantasi juga dapat berupa fragmen-fragmen patahan akibat badai atau aktivitas antropogenik. Bibit yang digunakan dalam transplantasi karang harus bibit yang sehat dan bebas dari organisme lain yang menempel. Bibit karang yang ditransplantasi sebaiknya berasal dari sekitar lokasi transplantasi atau berasal dari daerah lain atau dari anakan hasil usaha transplantasi yang telah berhasil. Keberhasilan transplantasi karang antara lain ditentukan oleh ukuran fragmen karang transplantasi. Semakin besar fragmen yang ditransplantasikan semakin luas area permukaan dan jaringan hidup per unit. Fragmen dengan area permukaan yang lebih luas memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menangkap makanan dan melakukan foto sintesis daripada fragmen karang dengan area permukaan yang lebih sempit. Beberapa penelitian mengenai ukuran minimum fragmen karang untuk transplantasi telah banyak dilakukan. Diantaranya menyebutkan bahwa ukuran minimum fragmen untuk karang montastrea faveolata adalah 2.5 cm, dengan survival rate mencapai 75 persen. Untuk karang acropora palifera mminimum 4 cm. Sedangkan fragmen karang bercabang genus acropora sebaiknya telah mem miliki minimal dua cabang. Mengenai substrat dan media transplantasi, berbagai macam bahan dapat digunakan, misalnya blok beton, batu alam, besi/baja, gerabah dan sebagainya. Pemilihan jenis substrat yang tepat dapat mempercepat proses penempelan karang pada substrat. Beberapa studi mengenai keunggulan penggunaan substrat beton dibandingkan substrat lainnya. Lempeng beton relatif lebih kokoh dan tahan lama serta tidak mudah bergeser atau tersapu oleh gelombang. Selain itu juga mengandung banyak kalsium karbonat sehingga lebih kondusif untuk pertumbuhan karang. Jarak penempatan 0 fragmen yang satu dengan yang lainnya harus disesuaikan dengan jenis dan ukuran karang (induk atau anakan) agar tidak terjadi agregasi/ persaingan secara fisik diantara karang tersebut. Penempatan indukan dalam rak untuk ukuran 1 x 1 m jumlah maksimalnya 49 fragmen. Sedangkan untuk penempatan anakan dalam rak ukuran 1 x 1 m jumlah maksimalnya 100 fragmen.(*)
ebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan untuk menambah sarana belajar para pelajar tentang lingkungan, PT Pembangkitan JawaBali (PJB) meluncurkan Eco Mobile, sebuah mobil yang siap keliling ke sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi tentang lingkungan hidup. Peluncuran Eco Mobile dilakukan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, di SDN Kaliasin VII Surabaya, 26 Pebruari 2014, ditandai dengan pemecahan kendi. Mobil yang diawaki para aktivis Tunas Hijau Surabaya itu pada satu sisi kapnya berisi perpustakaan mini yang memajang tidak kurang dari 280 buku tentang lingkungan. Sisi lainnya diisi media display seperti alat praktik penghitungan cahaya, 4 panel tenaga surya dengan total daya 400 WP yang dalam sehari rata-rata menghasilkan 2,4 kWh, dan lampu hemat energi. Sementara sisi belakang mobil dilengkapi dengan sebuah mini teater berupa TV LED 39 inch, video player, laptop, hotspot dan sound system. Selain itu, mobil ini juga menyediakan alat peraga lainnya untuk pengenalan inovasi-inovasi teknologi ramah lingkungan, permainan ular tangga ukuran 6 x 6 m dengan 5 tema tentang lingkungan (sampah, air, hutan, ozon, pemanasan global), dan panggung boneka tangan. Pada hari Senin hingga Jumat, mobil tersebut berkeliling ke sekolah-sekolah. Dalam satu hari, mobil ramah lingkungan itu akan mengunjungi dua sekolah. Sedangkan pada Sabtu dan Minggu, mobil akan berkeliling ke taman kota atau kampung-kampung. Dalam setiap kunjungan, tidak hanya pesan peduli lingkungan yang disampaikan, tapi juga mengajak pelajar dan warga Surabaya termasuk melakukan aksi nyata. Risma sangat berharap Eco Mobile bisa bermanfaat untuk menanamkan pendidikan peduli lingkungan sejak dini. “Kalau warga kota sadar lingkungan sejak kecil, itu akan menekan anggaran penanganan lingkungan bagi pemkot,” kata Risma. Dalam kesempatan itu Risma juga menerangkan kepada siswa tentang pentingnya air bagi kehidupan manusia, serta perlunya membuat biopori dan mengajak siswa menanam
Edukasi tentang lingkungan kepada para pelajar SMU. pohon demi terjaganya kualitas udara di kota Surabaya tercinta. “Udara yang kotor akan merusak kesehatan kita semua. Supaya kualitas tetap bersih, makanya kita perlu menanam pohon sebanyak-banyaknya. Melalui tanaman akan banyak menghasilkan oksigen buat manusia. Makanya kita harus menjaga tanaman di Surabaya dan menghemat air demi kelangsungan hidup kita,” ajaknya. Harapan yang sama diungkapkan Manajer Corporate Social Responsibility (CSR) PJB, Oinike Simorangkir. Ia berharap mobil ini dapat menjadi wahana penyadaran bagi warga Surabaya. Misi utamanya adalah untuk mensosialisasikan kepedulian terhadap lingkungan seperti konservasi air, pengelolaan sampah jadi kompos dan memanfaatkan energi alternatif seperti energi tenaga surya. “Output yang diinginkan dari pelaksanaan program ini adalah individu-individu yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup. Hal ini sejalan dengan salah satu sikap budaya PJB yaitu perilaku sadar lingkungan. PJB berharap mobil ini dapat menjadi wahana penyadaran bagi warga Surabaya. untuk menjaga dan mencintai lingkungannya,” tuturnya. Kehadiran Eco Mobile ke sekolah-sekolah selalu disambut antusias para siswa, seperti yang terjadi di SDI Al-Azhar 11 Surabaya, 21 Maret 2014. Sekitar 150 siswa kader lingkungan sekolah dasar tersebut tampak penasaran dengan Eco Mobile, terutama mengenai panel surya yang menghasilkan 400 Watt. “Dengan menggunakan tenaga matahari sebagai sumber energinya, maka yang dihasilkan adalah sumber energi tanpa polusi,” terang Anggriyan, aktivis Tunas Hijau saat memberikan edukasi kepada para pelajar. Dalam kesempatan itu Anggriyan juga menunjukkan cara pengolahan sampah organik yang tepat dengan menggunakan keranjang komposter. (*) Wali Kota Surabaya saat meluncurkan Eco Mobile PJB di SDN Kaliasin VII, Surabaya, 26 Pebruari 2014.
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
33
Kerjasama
Anak Perusahaan
Pembelajaran dan Sertifikasi Personil
PJB GANDENG PLN PUSDIKLAT P
T Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) menjalin kerja sama dengan PLN Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) untuk menyelenggarakan pembelajaran dan sertifikasi kompetensi personal. Naskah perjanjian telah ditandatangani Direktur Utama PJB, Amir Rosidin, dan Kepala PLN Pusdiklat, Suharto, 27 Maret 2014 di Jakarta. Dengan adanya kerjasama ini memungkinkan PJB dan PLN Pusdiklat saling memanfaatkan aset sebagai fasilitas belajar yang representatif. Dalam kerja sama tersebut, PLN Pusdiklat akan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sesuai Direktori Pembelajaran. Kurikulum, Silabus, dan Materi Pembelajaran disiapkan PLN Piusdiklat. Sedangkan PJB menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Tata Kelola Pembangkitan, Remaining Life Assesment, dan Renewable Energy, dimana Kurikulum, Silabus, dan Materi Pembelajaran disiapkan PJB. Pembelajaran Tata Kelola Pembangkitan dilaksanakan di Power Plant Academy Gresik dan di Remaining Life Assesment Center Muara Karang. Pembelajaran remaining life assesment dilaksanakan di Remaining Life Assesment Center Muara Karang. Sedangkan pembelajaran renewable energy dilaksanakan di Cirata Green Energy Campus.(*)
Set Up CMMS – Maximo 7.5 Untuk Menunjang Tata Kelola di PLTA Asahan I Oleh: Ahmad Faishol Amin
P
LTA Asahan I merupakan pembangkit listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) yang terletak di Sungai Asahan, Desa Ambarhalim, Kec. Pintupohan Meranti, Kab. Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara, dan terletak ± 130 km arah tenggara kota Medan. PLTA ini dibangun oleh PT Badjradaya Sentranusa (BDSN) bekerjasama dengan China Huandian Engineering Corporation (CHOC) dengan kapasitas pembangkit 2 x 90 MW. BDSN sendiri merupakan perusahaan yang didirikan PJB bersama PT Duta Graha Indah, PT Tridaya Esta dan PT Bajra Sentranusa, dimana PJB memiliki saham sebesar 38,54 persen. Pelaksanaan operation and maintenance, semula dilakukan oleh (CHOC). Namun pada tanggal 31 Desember 2013 tepat tengah malam pergantian tahun telah dilakukan serah terima untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharaan PLTA Asahan I dari CHOC kepada PT PJB Services yang diwakili oleh Direktur Operasi, Ompang Rizki Hasibuan. Dalam menjalankan Operasi dan Pemeliharaan di PLTA Asahan I, sebagai upaya untuk menjaga keandalan dan efisiensi pembangkit agar dapat berkontribusi terhadap keandalan penyaluran tenaga listrik perlu dilakukan dengan tata kelola yang baik berbasis manajemen asset. Hal ini dimaksudkan agar pembangkit listrik mampu beroperasi dengan cost-effective dan performance
Tim yang terlibat dalam CMMS di PLTA Asahan: Ahmad Faishol Amin, Elok Faiqotul HMS, Slamet Fajar Suryadi dan Anggit Satriawan 34
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
aplikasi CMMS Maximo 7.5 excellence dalam upaya mengelola asset life cycle secara optimal. Tata kelola yang diimplementasikan di PLTA Asahan I mengacu pada tata kelola pembangkitan sesuai standar PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB). Hal ini dikarenakan PJB telah berhasil menerapkan tata kelola pembangkitan hingga beberapa pembangkit yang sudah masuk dalam Top Ten Percent sesuai standar NERC (North America Electricity Reliabiility Council). Pengalaman implementasi manajemen asset yang kami peroleh ketika masih berkarya di UBJOM maupun dari kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan oleh PJB untuk bergabung dalam Tim Implemetasi Manajemen Asset Pembangkit (IMAP), kami coba untuk terapkan di unit jasa operasi dan pemeliharaan PLTA Asahan I yang dikelola PJB Services. Maximo 7.5 merupakan aplikasi CMMS yang telah dimiliki lisensinya oleh PT BDSN dan merupakan Maximo versi terbaru yang direlease akhir tahun 2012. Aplikasi ini memiliki banyak perbedaan dan tambahan fitur dibandingkan dengan Maximo versi 7.1 yang digunakan PJB dalam implementasi tata kelola pembangkitan yang sudah didesain dan disesuaikan dengan tata kelola pembangkitan PJB. Hal ini merupakan suatu tantangan tersendiri sebagai jawaban kesiapan PJB Services dalam mengelola bisnis operasi dan
pemeliharaan maupun mempersiapkan tools penunjang implementasi tata kelola yang ada. Untuk itu dalam menjalankan operasi dan pemeliharaan di PLTA Asahan I, tim PT PJB Services telah melakukan set up dan desain dari awal aplikasi Maximo 7.5 agar sesuai dengan kaidah tata kelola pembangkitan yang diinginkan. Modul yang telah disesuaikan dalam implementasi tata kelola tersebut antara lain: • Asset Management • Work Management • Planning Management • Inventory Management • Purchasing Management. Perbedaan ataupun penambahan modul pada aplikasi CMMS Maximo 7.5 khususnya untuk supply chain management dan work management dengan versi sebelumnya, Maximo 7.1, sebagai berikut: (fitur tambahan ditandai dengan tulisan dengan warna putih) Continuous improvement aplikasi akan terus dilakukan untuk menunjang tata kelola pembangkitan yang ada karena tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan aplikasi CMMS Maximo 7.5 sebagai tool dalam implementasi tata kelola ke unit pembangkit yang lain. Serah terima kegiatan Operasi dan Pemeliharaan PLTA Asahan I dari CHOC kepada PJB Services yang diwakili oleh Direktur Operasi, Ompang Rizki Hasibuan (paling kiri), 31 Desember 2013 tengah malam.
S
Penandatanganan PKB 2014-2016
etelah melalui serangkaian pembahasan, Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Manajemen PJB dengan Serikat Pekerja (SP) PJB tahun 2014-2016 telah ditandatangani oleh Direktur Utama PJB, Amir Rosidin dan Ketua DPP SP PJB PJB, Suryadi. Baik manajemen maupun SP berharap PKB tersebut dapat membantu mewujudkan kemajuan perusahaan dan karyawan yang makin sejahtera. Menurut Direktur Utama PJB, sinergi manajemen dengan SP sangat penting untuk mencapai target korporasi sampai 2018 yang dicanangkan dengan tagline GOES UP, dimana kemajuan perusahaan dibangun dengan 3 pilar yaitu growth and sustainability, operational excellent dan organizational readiness.(*)
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
35
Unit Pembangkitan
Kom u n i k a s i
PJB Luncurkan Media Sosial Untuk memudahkan dalam berkomunikasi dengan stakeholders, PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) di awal tahun 2014 meluncurkan media sosial berupa facebook, instagram dan twitter. Seluruh karyawan, pelanggan, mitra kerja, dan stakeholder lainnya diharapkan memanfaatkan media sosial PJB tersebut sehingga terjalin percakapan dan diskusi yang intensif dan konstruktif.
M
elalui media sosial tersebut berbagai informasi perusahaan dapat disampaikan kepada stakeholders. Begitu sebaliknya, stakeholders diharapkan memberikan masukan dan sebagainya, sehingga tercipta komunikasi yang efektif. Akun media sosial PJB antara lain : l Facebook : ptpjb l Twitter : @ptpjb l Instagram : ptpjb Dalam berkomunikasi, pengguna hendaknya memperhatikan etika berkomunikasi melalui media sosial, yang antara lain: : n Mencantumkan identitas dan lokasi dengan jelas pada informasi (profil) akun pribadi yang digunakan. n Menghormati hak cipta, menyebutkan sumber informasi dengan benar. n Mempertimbangkan informasi yang hendak disampaikan, apakah berdampak baik atau buruk bagi diri sendiri, perusahaan atau pihak lain yang membaca. n Menggunakan bahasa yang sopan, mudah dimengerti, tidak menghujat yang dapat merugikan
diri sendiri, perusahaan atau pihak lain, serta tidak menggunakan bahasa yang bersinggungan dengan SARA, pornografi, kekerasan, dan asusila. n Apabila memposting informasi tentang orang atau perusahaan lain, pastikan Anda mempunyai hak untuk melakukannya. n Bersikap profesional dalam memberikan kritikan, tidak berusaha menjatuhkan atau menjelekkan. n Menghormati
pendapat orang lain, dan menghindari perdebatan yang menjurus menyerang pribadi orang lain. n Setiap postingan atau komentar merupakan tanggung jawab pribadi. Khusus bagi karyawan PJB, dalam
Di Balik Erupsi Gunung Kelud
Integritas dan Kebersamaan Karyawan Masih ingat bencana Gunung Kelud? Pada Kamis, 13 Pebruari 2014 pukul 22.50 WIB, Gunung Kelud meletus memuntahkan batu kerikil dan debu vulkanik yang menghujani berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah , bahkan sampai Jawa Barat. Akibat letusan tersebut, tiga PLTA di wilayah Unit Pembangkitan (UP) Brantas sempat dimatikan, yaitu: PLTA Siman, PLTA Mendalan dan PLTA Selorejo. Bagaimana tidak? Debu vulkanik memenuhi seluruh areal PLTA, bahkan juga menerobos hingga ke power house.
D
menyebarkan informasi perusahaan melalui media sosial, sumber informasi bisa diperoleh dari website, info PJB, portal internal, facebook, twitter, instagram dan sumber-sumber informasi resmi lain milik perusahaan. Jika mengetahui atau membaca adanya pengaduan pelanggan tentang perusahaan, produk dan layanan agar meneruskan kepada unit atau pihak terkait untuk segera ditindaklanjuti. (*)
i PLTA Siman misalnya, debu vulkanik memenuhi seluruh areal PLTA, kanopi kantor PLTA roboh tidak kuat menahan beban debu di atasnya. Empat hari berikutnya, mendapatkan “berkah” susulan berupa lahar hujan. Hanya dalam waktu 1,5 jam tail race sudah penuh pasir dan lumpur menggenangi ruang turbin hingga ketinggian 2,25 meter. Begitu juga PLTA Mendalan dan Selorejo. Seperti di PLTA Siman, Debu juga menutupi seluruh areal PLTA, plafon di gedung admin hancur dan ruang CCR terkena limpahan air karena talang tersumbat oleh debu vulkanik. Para operator berjuang mengamankan unit, sampai-sampai ada yang harus menyelamatkan diri di dalam panel kontrol AC selama satu jam. Bahkan Kepala PLTA Selorejo meluncur dari rumah kos-nya menembus hujan batu dan
abu vulkanik menuju ke PLTA Selorejo untuk mengamankan pembangkit bersama staf yang sedang bertugas di sana waktu itu. Setelah memastikan pembangkit aman, ia pulang naik sepeda motor ke Madiun untuk menengok keluarganya. Di tengah perjalanan di daerah Nganjuk mengalami kecelakaan yang menyebabkan tulang iga patah dan harus dirawat di rumah sakit. DIrektur Utama PJB, Amir Rosidin menyebutnya sebagai perjuangan heroik. Kala ada bencana, mereka lebih mementingkan bagaimana mengamankan unit pembangkit, bukan menyelamatkan diri sendiri. Begitu besar integritas mereka dalam mengemban tanggungjawab mengoperasikan dan memelihara pembangkit PJB. Yang juga sangat menggembirakan, begitu tersiar
kabar tiga PLTA terdampak oleh letusan Gunung Kelud dan oleh karenanya harus berhenti beroperasi, maka Unit-unit PJB lainnya dengan tulus memberi saran dan menawarkan bantuan untuk mengatasi dampak letusan Gunung Kelud tersebut. Nuansa kerjasama begitu kental, sebuah kekuatan dalam meraih keunggulan. Hasil kerja keras mereka dalam melakukan recovery telah membuahkan hasil. PLTA Selorejo masuk ke sistem 70 kV pada Jum’at, 21 Pebruari 2014 pukul 20.01 WIB, menyusul kemudian PLTA Mendalan beroperasi kembali pada hari Selasa 25 Pebruari 2014 pukul 14.23 WIB, dan terakhir PLTA Siman yang memang terkena dampak paling parah. Mereka menunjukkan sikap melayani pelanggan sebaik-baiknya dengan mengupayakan listrik kembali menyala secepatnya. Senior Manajer Komunikasi Korporat dan CSR PJB, AM Budi Setyawan yang mendampingi Dirut PJB meninjau ketiga PLTA tersebut, 20 Pebruari 2014, menilai sikap dan perilaku karyawan, baik dalam mengamankan unit dan melakukan recovery, merupakan wujud nyata dari implementasi PJB Way.(*)
Karyawan membersihkan debu vulkanik yang masuk power house.
Roadshow Mobil Berbahan Bakar Gas Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI) menggelar roadshow gerakan penggunaan BBG dengan konvoi kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas. PJB ambil bagian dengan mengikutserakan 12 mobil operasional CNG Plant PJB yang menggunakan bahan bakar gas, dipimpin General Manager Unit Project CNG dan LNG PJB, Edy Hartono. Roadshow bertujuan memasyarakatkan penggunaan kendaraan berbahan bakar gas yang terbukti murah dan aman, serta ramah lingkungan. Dengan harga BBG Rp 4.500/ Liter Setara Premium (LSP) tanpa subsidi dan Research Octane Number (RON) 120. Emisi gas buang kendaraan BBG hanya 1/3 dibandingkan emisi gas buang kendaraan berbahan bakar minyak.(*) 36
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
Menuju MenujuPerusahaan PerusahaanKelas KelasDunia Dunia
37
S os i a l
S osi al
Gerak Cepat Relawan Erupsi Gunung Kelud Oleh : Farid Widya Frisma, Ketua SP DPU Brantas
Koordinasikan para relawan, dirikan Posko Bersama, dan Serikat Pekerja (SP) DPU Brantas menjadi koordinator lapangan untuk bantuan korban erupsi gunung kelud. Demikian kesimpulan dari percakapan via telepon antara Ketua SP DPU Brantas, Farid Widya Frisma, dengan Ketua DPP SP PJB, Suryadi, Jumat 15 februari 2014.
H
ari itu juga dibentuk tim dan segera melakukan gerak cepat. Telepon pintar menjadi andalan untuk mempercepat semua proses koordinasi. Kebersamaan begitu terlihat. Sabtu pagi sudah berdiri tiga posko Bantuan yaitu di Blitar, Kasembon dan Batu. Fanani, Anas dan Pitanggono murti di dapuk sebagai koordinator posko. No Rekening SP DPU Brantas disebar ke afiliasi SP PJB dan semua kenalan termasuk di media sosial. Tujuannya hanya satu, menghimpun dan mempercepat bantuan untuk korban erupsi Gunung Kelud yang berada di tempat
pengungsian. Transfer dana pun berdatangan, diantaranya dari PJB, PT PLN (Persero), DPP SP PJB, SP DPU Gresik, SP DPU Paiton, PT S2P, PP Indonesia Power, Takmir Attaqwa Gresik, Koperasi Sebra Brantas, PT SCM, Komunitas Batak Singapura dan masih banyak lagi sumbangan dari instansi ataupun dari perorangan. Selain uang tunai, banyak juga yang memberi dalam bentuk barang yang siap untuk
didistribusikan. Pemilihan tempat posko bukan berarti tanpa alasan. Tempat pengungsian di daerah Batu seperti di Balai Desa Pesanggrahan, Gedung Olahraga Ganesha, Ngaglik dan rumah penduduk di sekitar Pesanggrahan dipenuhi oleh warga yang bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi PLTA Selorejo. Lebih dari lima ribu jiwa. Sedangkan tempat pengungsian Kasembon dan sekitarnya banyak ditempati oleh warga yang bertempat tinggal tidak jauh dari PLTA Mendalan dan PLTA Siman. Posko bersama mungkin layak untuk disematkan. Mengingat posko yang didirikan oleh SP PJB tidak hanya dipenuhi oleh relawan PJB. Bergabung juga relawan dari Penyerahan bantuan di posko pengungsi
38
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
Penyerahan secara simbolis bahan bangunan untuk karyawan outsource dan masyarakat.
PT PLN (Persero) APP Mojokerto, APP Malang, Universitas 11 Maret Solo, PT SCM dan dari kelompok masyarakat. Semuanya bahu membahu untuk memudahkan penyaluran bantuan. Pendistribusian bantuan dilakukan dengan sistem jemput bola. Relawan mendatangi tempat pengungsian dan mendata kebutuhan yang urgent. Sedikit ribet, namun lebih tepat sasaran. Setiap hari pergerakan kebutuhan begitu dinamis. Secara umum posko bantuan SP PJB melayani kebutuhan dapur umum, tempat pengungsian resmi yang dikoordinasikan pemerintah, ataupun pengungsi yang menumpang di rumah-rumah penduduk. Bentuk bantuannya pun bermacam-macam, mulai dari obat-obatan ringan, jarit, selimut, pakaian dalam, makanan ringan, sayur-mayur segar, kebutuhan bayi, kebutuhan wanita, bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, bumbu dapur dan lain-lain. Para relawan menjalankan fungsinya sebagai pelayan, dengan tingkat kerelaan yang tinggi. Rela waktu berharganya bersama keluarga terkurangi, bersabar menghadapi gaya komunikasi unik koordinator para pengungsi, rela mengerahkan tenaga dan fikirannya untuk orang lain, tetap
tersenyum meskipun hatinya teriris meliat fasilitas standar minimum pengungsi, dan sebagainya. Mereka begitu cinta dan peduli terhadap sesama. Cerita di tempat pengungsian barulah halaman pertama. Setelah pengungsi diijinkan pulang seiring dengan penurunan status gunung kelud, muncullah masalah yang lebih kompleks. Bangunan rumah di dusun-dusun yang dekat dengan PLTA Selorejo banyak mengalami kerusakan. Bahkan, banyak pula bangunan yang dibangun bertahuntahun lamanya rata dengan tanah akibat tertimpa hujan kerikil, pasir dan abu yang disusul hujan lebat. Menyesuaikan dengan perkembangan dilapangan, ketiga posko dilebur menjadi satu dan dipindah ke daerah terdekat dengan bencana, yaitu di daerah Ngantang. Bantuan berupa sembako, sayur mayur, detergen, obat-obatan, selimut, susu dan lain-lain masih tetap dikirimkan di awal. Namun sebagian besar bantuan untuk pemulihan bangunan berupa asbes, kayu usuk, kayu reng, eternit, semen, talang dan lain-lain. Para pensiunan, karyawan outsource dan sekitar tujuh puluh lebih masyarakat serta fasilitas umum mendapat bantuan bahan bangunan sesuai kebutuhan. Prosesnya cukup selektif. Untuk menghindari penerimaan bantuan
ganda, mengingat pemerintah propinsi Jatim juga aktif memberikan bantuan pemulihan bangunan rumah utama. Khusus untuk pensiunan karyawan PJB dan beberapa pensiunan karyawan PT PLN (Persero) selain bantuan bahan bangunan juga diberikan bantuan uang tunai untuk jasa perbaikan. Tentunya disesuaikan dengan dana yang terhimpun. Karena rata-rata bangunan mantan karyawan ini tipenya cukup besar dan biaya pemeliharaannya pun juga tidak murah. Meskipun bantuannya tidak seperti bedah rumah, namun cukup membuat rumah menjadi lebih layak ditempati. Mengembalikan fungsi ruangnya seperti sediakala. Ada kegiatan lain yang cukup menarik. Kolaborasi relawan UP Brantas bersama Universitas 11 Maret Solo. Pemulihan dampak psikologis pasca bencana dan eyecleaning. Yang dilakukan pada saat warga di pengungsian dan setelah pulang kembali kerumahnya. Segmen kegiatan ini untuk usia dibawah 15 tahun. Metode yang digunakan bukanlah konseling, tetapi kegiatan permainan yang bisa membuat mereka bisa melepaskan diri dari trauma bencana. Khusus untuk eyecleaning terkadang dilakukan dengan door to door. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Mendata kondisi ekonomi dan kerusakan bangunannya untuk bantuan yang tepat. Sekaligus mendata dan memberikan penanganan apakah terdapat iritasi mata serius akibat debu. Ada hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa ini. Semua yang terjadi bukanlah sebuah kebetulan belaka. Pasti sudah dengan se izin-Nya. “Hujan kerikil” sebagai pengingat dan penguji umat manusia. Baik yang terkena dampak secara langsung maupun yang tidak. Ujian itu bisa berupa ujian kesabaran, ujian kedermawanan, ujian keikhlasan, ujian ketabahan, ujian kepedulian dan ujian-ujian yang lain. Karena tidak seorangpun manusia layak mengaku sebagai hamba yang beriman sebelum datang ujian kepadanya. Dan semoga segala amal baik dua relawan yang meninggal dunia akibat tersengat listrik di Desa Pandansari kecamatan Ngantang diterima di sisi-Nya.Amin. Bersyukur kita memiliki perusahaan yang peduli kepada karyawan aktifnya, karyawan purnanya dan termasuk karyawan outsource-nya. Kepedulian sebagai hasil dari sebuah proses kolaborasi nan apik antara manajemen PJB dengan serikat pekerja. Tidak mengherankan jika karyawan juga rela menembus hujan abu dan kerikil “hanya” untuk memastikan unit pembangkitnya dalam kondisi aman dan terkendali.(*) Menuju Perusahaan Kelas Dunia
39
Penghargaan
Pe n gh a r ga a n
Akreditasi dan Sertifikasi Kearsipan
Akreditasi A
Untuk Pengelolaan Kearsipan PJB
Direksi PJB dan pejabat ANRI usai penyerahan sertikat akreditasi kearsipan di PJB.
Sistem kearsipan PT Pembangkitan Jawa-bali (PJB) telah terakreditasi dengan kualifikasi A atau memuaskan. Akreditasi dilakukan lembaga kearsipan nasional ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia). Penilaian diberikan setelah tim dari Direktorat Akreditasi dan Profesi Kearsipan ANRI melakukan kunjungan unit-unit kearsipan dan record center, mengaudit kondisi sarana dan prasarana serta pengelolaan arsip. Karenanya PJB memperoleh sertifikat akreditasi kearsipan dengan katategori A. “Ini merupakan pengakuan bahwa PJB telah menerapkan ketentuan pengarsipan yang disyaratkan dalam Undang-Undang Nomor No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan,” kata Manajer Kesekretariatan PJB, Susantoso.
S
etidaknya ada empat komponen atau unsur yang dinilai ANRI dalam rangka akreditasi dan sertifikasi kearsipan PJB, yaitu; kelembagaan atau organisasi, sistem pengelolaan arsip, Sumber Daya Manusia (SDM) kearsipan, serta sarana dan prasarana kearsipan. Kesemuanya telah dimiliki PJB. Bahkan PJB juga telah memiliki pedoman pengelolaan yang dituangkan dalam arsip PJB didasarkan pada Pedoman 40
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
Tata Persuratan dan Kearsipan (Surat Keputusan Direksi Nomor 024.K./010/DIR/2007) dan Pedoman Penyusutan dan Jadwal Retensi Arsip (Surat Keputusan Direksi Nomor 115.K/010/ DIR/2003). Manajemen PJB merasa perlu dilakukan akreditasi untuk mengetahui sejauh mana sistem kearsipan yang diterapkan selama ini. Selain itu, akreditasi dan sertifikasi diperlukan
untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan kearsipan dan untuk menjamin bahwa sistem kearsipan dilaksanakan dengan baik, serta sebagai pengakuan terhadap kompetensi dan profesionalitas dalam penyelenggaraan kearsipan perusahaan yang merupakan salah satu upaya untuk mendukung misi dan visi perusahaan. PJB bekerjasama dengan ANRI karena ANRI merupakan lembaga pembina kearsipan nasional yang
bertanggungjawab menjamin mutu penyelenggaraan kearsipan nasional. ANRI memiliki fungsi dan tugas menyelenggarakan akreditasi kearsipan terhadap lembaga kearsipan dan bertujuan menjamin penyelenggaraan kearsipan sesuai dengan prinsip, standar, dan kaidah kearsipan. ANRI memiliki core competency untuk memberikan pengakuan formal terhadap penyelenggaraan kearsipan, memastikan penyelenggaraan kearsipan sesuai dengan prinsip, standar, dan kaedah kearsipan, sesuai UU dan peraturan pemerintah. “Melalui akreditasi akan diperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang kondisi penyelenggaraan kearsipan PJB, serta komitmen dan kesiapan semua lini manajemen. Akreditasi dan sertifikasi juga untuk memotivasi kami selaku pengelola arsip perusahaan untuk senantiasa meningkatkan dan memelihara kinerja dalam pengelolaan arsip dan informasi, serta meningkatkan dan menjaga kualitas penyelenggaraan kearsipan menuju world class. Akreditasi dan sertifikat kearsipan ini merupakan yang pertama diberikan untuk pengelolaan kearsipan di lingkungan PLN,” tutur Susantoso. Ia menambahkan, beban “terberat” dan persoalan penting yang dihadapi pengelola kearsipan sebenarnya bukan terletak pada sulitnya menerapkan manajemen kearsipan, tetapi lebih pada bagaimana meyakinkan orang untuk mau menerapkan manajemen kearsipan dan menghargai sebuah profesi. Hampir di setiap kesempatan diklat maupun seminar bidang kearsipan, persoalan klasik
Audit kearsipan di ruang pengadaan
selalu muncul, yakni seputar tidak diperhatikannya bidang kearsipan oleh suatu instansi atau organisasi, rendahnya apresiasi pimpinan terhadap bidang kearsipan, bahkan yang lebih ekstrim lagi, pengelola kearsipan dipandang tak lebih dari sekedar “pemulung kertas”, institusi kearsipan dianggap sebagai “tempat rehabilitasi” orang-orang yang kena punishment. Persoalan-persoalan tersebut tentu sangat memprihatinkan, karena muaranya adalah pada pencitraan yang kurang tepat pada bidang kearsipan, baik institusi kearsipan maupun petugas arsip. Padahal tertib kearsipan, dengan manajemen kearsipan yang tepat, merupakan langkah awal yang penting dalam upaya menuju tertib administrasi. Tertib administrasi
yang diharapkan hanya akan menjadi slogan belaka apabila tidak dimulai dari tertib kearsipannya. Arsip menyangkut banyak ragamnya, mulai dari peraturan/ kebijakan perusahaan, notulen rapat komisaris, notulen rapat direksi, notulen rapat pemegang saham, naskah perjanjian kerjasama, laporan tahunan, surat menyurat yang ditandatangani direksi, daftar komisaris, daftar direksi, daftar karyawan dan masih banyak lagi yang lainnya. Arsip tersebut dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu: • Arsip aktif: sering digunakan untuk keperluan bisnis organisasi sehari-hari. • Arsip semi-aktif: jarang digunakan untuk keperluan bisnis organisasi. Kadangkadang arsip seperti ini disimpan di tempat tersendiri: pusat arsip. • Arsip inaktif: arsip yang disimpan karena memiliki nilai tetap. (Fatimah)
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
41
SSosok osok
S os o k
Rokhayati, Direktur Keuangan PJB Services
Komitmen dan Dukungan Keluarga “Dibalik kesuksesan seorang pria, pasti ada wanita hebat dibelakangnya.” Ungkapan ini kerap kali kita dengar, untuk menggambarkan betapa besar peran seorang istri bagi kesuksesan suami. Namun bagi Rokhayati, ungkapan yang lebih tepat adalah, “Dibalik kesuksesan seorang wanita, pasti ada suami dan anak-anak yang hebat dibelakangnya.” Wanita yang lebih dikenal dengan panggilan Titik ini sangat merasakan bagaimana besarnya dukungan suami dan anak-anak hingga dia berhasil dalam berkarir dan dipercaya menduduki jabatan Direktur Keuangan PJB Services, serta tercatat sebagai wanita pertama yang menduduki jabatan direktur di lingkungan PJB Grup.
“W
anita yang telah berkeluarga, tidak mungkin bisa sukses dalam karirnya kalau tidak mendapatkan dukungan dari suami dan anakanak. Saya sangat bersyukur, suami dan anak-anak memberikan kepercayaan dan mendukung saya untuk berkarir, sehingga saya bisa bekerja secara total. Saya tidak menyia-nyiakan kepercayaan dan dukungan yang diberikan, dan Insya Allah akan selalu menjaga kepercayaan itu dengan baik,” ungkap wanita kelahiran Pati (Jawa Tengah), 24 September 1961 tersebut. Diungkapkan bahwa sebelum memutuskan untuk berkarir, yang pertama dilakukan adalah meminta izin suami. Ia menyadari betul bahwa sebagai seorang wanita, izin suami sangat penting, dan ia sangat bersyukur sang suami, Rusyandi, bukan hanya mengizinkan, tetapi juga berkomitmen untuk mendukung karir yang dijalani dengan segala konsekuensinya. Begitu juga kedua anaknya, Rasan Damardhi dan Nadia Dwi Arini, tidak keberatan ibunya berkarir. “Bagi saya, kunci keberhasilan seorang wanita dalam berkarir adalah komitmen dan dukungan keluarga,” tuturnya. Kendati demikian, bukan berarti Rokhayati terlena dan larut dalam pekerjaannya, tanpa memperhatian urusan rumah tangga. Ia menjalani pekerjaan secara profesional, dan keluarga tetap menjadi yang terpenting dalam hidupnya. Itu sebabnya, ia memilih berkarir di PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) yang dinilainya memiliki suasana kerja
42
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
Rokhayati merawat tanaman bersama suami.
yang menyenangkan dan mempunyai banyak kesempatan untuk tetap memperhatikan suami dan anak-anaknya. Sebelumnya, alumni Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) ini bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP). Cukup lama dia bekerja sebagai auditor di BPKP (15 tahun), dan dua tahun diperbantukan di Direktorat Jenderal Pajak sebagai auditor pajak. Hampir semua instansi pemerintahan maupun BUMN, khususnya yang ada di Jawa Timur, pernah dia audit, termasuk PJB. Saat melakukan audit di PJB tahun 1995-1996 inilah Rokhayati mengenal PJB dan tahun 1998 mendapat tawaran untuk bergabung dengan PJB. Tawaran semacam ini bukan yang pertama. Beberapa BUMN yang pernah diaudit juga memberikan tawaran serupa, namun selalu ia tolak. Wanita kelahiran Pati, Jawa Tengah, ini merasa tertarik atas tawaran PJB. Bukan karena faktor finansial, melainkan suasana kerja di PJB yang dinilai sangat kondusif dan penuh rasa kekeluargaan. Hubungan antar karyawan begitu akrab, saling memberikan dukungan, tidak saling ‘sikut’. Begitu juga hubungan antara atasan dan bawahan begitu dekat, termasuk antara karyawan dengan direksi. Meski demikian, ia memerlukan waktu untuk berfikir dan membicarakannya dengan keluarga. Satu sisi ingin menerimanya, di satu sisi ingin tetap bekerja sebagai auditor di BPKP. Apalagi saat itu bekerja di BPKB dipandang lebih prestisius dibandingkan bekerja di instasi lain. Demi keluarga, akhirnya dia menerima tawaran PJB, dan menjadi karyawan organik pertama di PJB dengan NIP 001. “Saya memilih bergabung dengan PJB demi keluarga. Sewaktu saya di BPKP ataupun saat diperbantukan di Ditjen Pajak, saya lebih banyak berada di luar kota dan dalam waktu yang cukup lama. Sementara anakanak saya yang saat itu duduk di bangku sekolah dasar membutuhkan perhatian ekstra. Saya menilai bahwa bekerja di PJB akan mempunyai banyak waktu untuk keluarga dibandingkan bekerja di BPKP. Dan ketika ditanya oleh Tim PJB mengenai alasan saya masuk ke PJB, saya katakan, demi keluarga,” kenang Rokhayati. Pertama berkarir di PJB ditempatkan sebagai staf di Sub Direktorat Keuangan, dan sebelum menjabat Direktur Keuangan PJB Services, ia menduduki jabatan Senior Manajer Akuntansi. Itu sebabnya, dunia keuangan dan akuntansi bukan hal baru baginya dan dirasakan sangat membantu dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai Direktur Keuangan PJB Services, dengan tugas utama mengatur keuangan dan mengendalikan cash flow
perusahaan. Pembenahan terus dilakukan demi tercapainya sistem keuangan yang teratur, best practices dan profesional. Ia berangan-angan mewujudkan semua transaksi di PJB Services dilakukan secara online, sehingga lebih efektif dan efisien. Namun untuk saat ini hal itu belum dimungkinkan, karena audit yang dilakukan, baik oleh kantor pajak maupun akuntan publik, masih memerlukan hard copy. Pihan bergabung dengan PJB dirasakan sangat tepat. Selain tetap dapat berkarir, peran sebagai isteri dan ibu rumah tangga dapat dijalankan secara beriringan. Ia memiliki banyak waktu untuk keluarga tanpa harus mengorbankan karir, hingga berhasil menghantarkan kedua anaknya menyelesaikan pendidikan di Institut Teknologi Telekomunikasi (IT Telkom) Bandung dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya. Selain itu, ia memiliki waktu untuk menyalurkan hobi memasak dan berkebun. Setiap Sabtu dan Minggu selalu dimanfaatkan untuk berkebun di kota Batu bersama suami dan anak-anak. Berbagai tanaman hias dan sayuran terawat dengan baik di sepetak lahan yang ada di kota wisata tersebut. “Berkebun bukan hanya sebagai sarana kumpul keluarga, tetapi juga bisa menghasilkan uang. Tanaman hias banyak penggemarnya. Kami membeli bibit, lalu kami rawat dan setelah beberapa bulan kami jual. Kami tidak perlu memasarkan, karena pembeli datang sendiri. Lumayan untuk persiapan pensiun nanti,” pungkasnya sambil tersenyum. (*)
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
Rokhayati berkebun bawang merah.
43
Kesehatan
Tidur Tanpa Bantal Baik Untuk Kesehatan
S
etelah lelah selama seharian, kasur dan bantal sudah pasti menjadi hal yang paling ditunggu untuk merebahkan tubuh. Bantal empuk terasa seperti surga tempat menyandarkan kepala. Namun tahukah bahwa bantal juga mempengaruhi kualitas tidur dan kesehatan Anda? Ternyata tidur tanpa menggunakan bantal menjadikan kualitas tidur lebih baik dibandingkan dengan menggunakan bantal, karena tubuh berada pada tingkat yang alami dan normal. Penelitian membuktikan ada banyak manfaat yang didapatkan dengan tidur tanpa bantal. Diantaranya: • Mencegah sakit punggung. Tidur tidak menggunakan bantal merupakan metode yang paling sehat karena dapat membantu relaksasi tulang punggung. Saat tidur tanpa bantal secara otomatis kita dapat meluruskan tulang punggung dan lebih rileks. Posisi tulang punggung sejajar dengan tulang leher karena saat tidur tulang punggung tidak berlekuk-lekuk seperti saat tidur menggunakan bantal. Tulang punggung sepenuhnya beristirahat dengan lekukan tubuh yang natural pada tempatnya. Ketika kita tidur dengan menggunakan bantal yang tebal, tulang punggung mengalami perubahan lokasi dan kita mungkin mengalami sakit punggung keesokan pagi. • Mencegah kerut dan jerawat di wajah. Dengan tidur tanpa menggunakan bantal, kita bisa meminimalisir dampak wajah berkerut-kerut karena tertekan pada bantal saat tidur menyamping. Dengan begitu, wajah mejadi kelihatan awet muda. Selain itu, tidur tanpa bantal juga menghindarkan resiko jerawat. Seringkali kita lupa tidak mengganti sarung bantal. Tanpa kita sadari, bisa jadi ada debu, bekas kosmetik atau obat jerawat yang menempel di permukaannya dan menempel di kulit sehingga menjadi bibit jerawat. • Kualitas tidur lebih baik. Tidur tanpa bantal akan membuat kualitas tidur yang
baik karena posisi tubuh berada pada tingkat alami dan normal. Seperti halnya bayi yang masih merah belum terbiasa menggunakan bantal. Biasanya orang tuanya yang memeprkenalkan dan membiasakannya menggunakan bantal kecil seukuran kepala bayi, namun bayi aktif bergerak dan malah merasa tidak nyaman dengan menggunakan bantal yang mengganjal kepalanya. Sehingga membuat bantal tersingkir dengan sendirinya dari kepalanya dan akhirnya si bayi lebih nyaman tertidur tanpa bantal. Bayi pun memiliki kualitas tidur lebih baik dengan tanpa bantal karena posisi tubuhnya berada pada tingkat alami/normal tanpa di topang/diganjal sesuatu pada kepala/lehernya. Jadi, apabila kita ingin tidur lebih berkualitas dan menormalkan bentuk/posisi tubuh kita, mulai terbiasakan tidur tanpa bantal. • Mencegah sakit leher. Tidur tanpa bantal juga dapat bisa menjadi solusi untuk mengatasi keluhan sakit leher. Biasanya bila seharian berada di depan komputer leher bisa menjadi sakit terutama leher bagian belakang. Hal ini terjadi karena faktor kelelahan dan darah yang mengalir lancar. Untuk mengatasinya cobalah berbaring dan tidur tanpa bantal agar peredaran darah kembali lancar. Manfaat lainnnya adalah dapat mengurangi rasa lelah pada otot dengan cepat. • Tidur lebih nyaman. Jika menggunakan bantal, maka kita tidak sebebas seperti tidak menggunakan bantal. Bagi yang terbiasa menggunakan bantal, tidur tanpa bantak mungkin menngalami kesulitan atau merasa tidak nyaman. Cobalah secara bertahap mengurangi ketebalan bantal. Ruangan Gelap Selain tidur tanpa bantal, disarakan lampu dalam ruangan dimatikan. Seorang
ahli biologi, Joan Roberts, merupakan orang pertama yang menemukan hubungan antara lampu dan kesehatan. Ia menemukan korelasi tersebut dalam penelitiannya pada hewan percobaan yang diberikan perlakuan dengan cara menyalakan lampu buatan sepanjang malam. Setelah diamati beberapa lama, maka Roberts melakukan pengukuran kadar hormon melatonin di dalam tubuh hewan tersebut dan menemukan fakta bahwa jumlahnya makin berkurang disertai penurunan daya tahan tubuhnya terhadap penyakit. Maka Roberts pun berkesimpulan bahwa cahaya lampu (termasuk pancaran dari layar televisi) dapat menyebabkan penurunan kadar hormon melatonin di dalam tubuh yang akan mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan mengakibatkan tubuh menjadi lemah.Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer Genetics and Cytogenetics menyatakan bahwa menyalakan cahaya buatan pada malam hari ketika tidur akan memiliki dampak pada jam biologis tubuh dan dapat menjadi pemicu ekspresi berlebihan dari sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan sel kanker. Mematikan lampu saat malam hari juga akan membuat kita lebih cepat terlelap, sehingga secara tidak langsung akan membuat tubuh Anda lebih sehat dan segar saat bangun di pagi hari. Ini juga menjadi salah satu cara ampuh untuk Anda agar tidak mudah letih dan lesu. Tidur lelap dalam gelap juga dapat meningkatkan kinerja otak, dapat menghilangkan stress karena akan merelaksasikan pikiran saat berada dalam ruangan yang gelap, dan secara tidak langsung mengurangi pikun.(*)
Gashuku Kempo di PJB
S
ejumlah kenshi dari berbagai tempat latihan kempo di Surabaya menyelenggarakan Gashuku (latihan bersama) di Dojo (pusat pelatihan kempo) PT Pembakitan Jawa-Bali (PJB). Sedikitnya 155 kenshi ikut ambil bagian. Para kenshi tersebut berasal dari Dojo PJB (termasuk 22 putra-putri karyawan PJB), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), Universitas Narotama (Unar), Fasharkan, Perak, dan Universitas Airlangga (Unair). Gashuku berlangsung selama dua hari, 5-6 April 2014. Dalam kesempatan itu juga diadakan ujian kenaikan tingkat yang diikuti 80 kenshi.(*).
44
Info PJB
n
edisi 87, April 2014
Menuju Perusahaan Kelas Dunia
45