Edisi 53/Januari-Maret/2012
Implementasi ISO 9001:2008
05
Profil Stasiun Bojonegara
Majalah Internal PT PGN (Persero) Tbk
PGN Hijaukan IPB dan Desa Sekitar
24
Komitmen PGN Menuju Standar Pelayanan Kelas Dunia
10
MANajemen MENYAPA Dari Redaksi
PGN Inside sekarang memasuki edisi 53 Januari-Maret 2012 dan merupakan edisi pertama di tahun ini. Majalah internal kita bersama ini diharapkan dapat terus menjadi media perekat hubungan bagi setiap insan di berbagai wilayah kerja. Pada edisi kali ini PGN Inside hadir dengan sejumlah materi seperti pembahasan ISO 9001:2008, Diving di Bali dan berbagai sajian lainnya untuk melengkapi penerbitan kali ini. Melalui sajian tersebut diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat. PGN Inside akan terus berbenah untuk memperbaiki konten dan desain, sehingga dapat sesuai dengan perkembangan yang ada. Masukan dan saran dari rekanrekan akan sangat berarti untuk terus menyempurnakan edisiedisi yang kelak akan terbit. Semoga ke depan PGN terus semakin maju dengan melakukan ekspansi dan dapat mencapai Visi dan Misi menjadi perusahaan penyedia layanan gas bumi yang terintegrasi dan berkelas dunia.
Susunan Redaksi Pelindung: Direktur Utama Pembina: Direksi & Sekretaris Perusahaan Pengarah: Kepala Departemen Komunikasi Korporat
ISO 9001:2008 Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang layanan gas bumi terintegrasi PGN perlu mengikuti standar yang baku dalam implementasi layanan mutu. Untuk itu saat ini PGN telah memperpanjang dan memperluas ISO 9001:2008. Dengan mengimplementasi ISO, berarti PGN telah menjalankan prosedur yang diakui internasional. Dengan demikian, maka perusahaan akan mempunyai kredibilitas yang baik. PGN sebelumnya juga telah satu dekade melaksanakan ISO 9001, ke depan PGN akan terus berbenah untuk dapat melaksanakan standar atau prosedur lainnya sebagai upaya berkelanjutan perbaikan secara internal. Dengan tema ini semoga membuat seluruh Insan PGN dapat sedikit memahami apa dan bagaimana sekarang posisi PGN dalam mengimplementasikan standar ISO. Kini kita harus mulai bersiap diri dalam memasuki pengembangan bisnis karena itu dukungan semua pihak sangat diharapkan, agar PGN dapat sukses melaksanakan transformasi perusahaan.
Ketua Penyunting: Manajer Humas & Media
PGN Inside 3
CONTENTS Januari-Maret 2012
5 Sajian Utama Implementasi ISO 9001:2008 : Komitmen PGN Menuju Standar Pelayanan Kelas Dunia
10 Cakrawala Profil Stasiun Bojonegara
16 Info PGN Pgn dan Bri Tingkatkan Sinergi Bumn
18 Budaya Kerja Pelatihan Leadership for First Line Management
20 Berita csr PGN Resmikan Kampung Binaan
26
Pelangi
Diving Menyibak Birunya Underwater Bali
12 Cakrawala Dimethyl Ether (DME), Energi untuk Masa Depan 15 Info PGN PGN Mulai Langkah Awal Pembangunan LNG C Jalin Silahturahmi Melalui Friendly Golf Tournament Esdm
Pgn Dapat Tambahan Pasokan Gas PGN dan ITS Kerjasama Pengembangan Teknologi Perkapalan 22 Berita csr Pejuang Mangrove dari Pasuruan PGN Hijaukan IPB dan Desa Sekitar
PGN Inside 4
SAJIAN UTAMA
Implementasi ISO 9001:2008 :
Komitmen PGN Menuju Standar Pelayanan Kelas Dunia
P
GN mempunyai visi dan misi menjadi perusahaan energi kelas dunia. Untuk mencapai itu tidak hanya dengan melakukan ekspansi usaha baik ke hulu maupun hilir, tetapi diperlukan peningkatan mutu pelayanan baik secara internal atau eksternal yang mengacu pada standar internasional. Sehingga standar yang ditetapkan oleh PGN dapat diakui secara luas oleh
PGN Inside 5
masyarakat. Dalam melaksanakan Standar Manajemen Mutu, PGN telah melaksanakannya ditandai dengan diperolehnya sertifikat dari ISO. Untuk memberikan jaminan standar mutu, PGN telah memperpanjang dan memperluas ruang lingkup ISO 9001:2008. Dengan demikian, PGN sudah diakui secara internasional dalam melaksanakan manajemen mutu.
SAJIAN UTAMA
Direktur SDM dan Umum PGN Eko Soesamto Tjiptadi mengatakan, sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 merupakan Kosensus Internasional untuk praktek-praktek manajemen yang baik. Bertujuan untuk meningkatkan konsistensi dalam memenuhi persyaratan pelanggan. Pelanggan pada sistem manajemen mutu adalah pelanggan internal, pelanggan eksternal, pihak yang berkepentingan (interested parties).
“Alasan penerapan sistem manajemen mutu di PGN adalah untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pada pelanggannya atas layanan yang diberikan,” ujarnya. Pelanggan menghendaki produk sesuai dengan karakteristik yang dapat memuaskan kebutuhan dan harapan mereka. Dan PGN selalu berusaha secara berkelanjutan memenuhi persyaratan pelanggan. Sebagai tambahan, PGN telah menerapkan Sistem
PGN Inside 6
Manajemen Mutu ISO 9001 sudah satu dekade dan secara berkelanjutan tetap konsisten menjalankannya dalam bisnis perusahaan. Sebelum memperpanjang dan memperluas ruang lingkup ISO 9001:2008, ruang lingkupnya hanya Kantor Pusat dan SBU Distribusi termasuk pengolahan transmisi Medan. Namun, seiring berkembangnya bisnis utama PGN, baik proses transmisi dan distribusi gas bumi, membuat diperlukannya perluasan
Alasan penerapan sistem manajemen mutu di PGN adalah untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pada pelanggannya atas layanan yang diberikan
penerapan standar ISO pada unit lainnya. Oleh sebab itu, untuk perbaikan berkelanjutan dan meningkatkan layanan PGN kepada pelanggan dan dikaitkan dengan perkembangan bisnis PGN dengan beroperasinya pipa trasmisi South Sumatra West Java (SSWJ), mulai tahun 2012 SBU Transmisi dimasukkan ke dalam ruang lingkup sistem manajemen mutu ISO 9001 PGN. Artinya proses-proses yang terdapat di SBU Transmisi sudah mendapatkan pengakuan secara
internasional dan memenuhi persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001. Dengan implementasi ISO tersebut akan membawa dampak positif bagi perusahaan antara lain: 1. Pengakuan secara internasional mengenai sistem kerja yang dijalankan PGN; 2. Menambah daya saing perusahaan dalam dunia bisnis dengan senantiasa melakukan perubahan berkelanjutan; 3. Meningkatkan pengawasan kinerja perusahaan; 4. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan; 5. Mengurangi proses-proses yang tidak bernilai tambah; 6. Menumbuhkan budaya perbaikan (Improvement). Dalam menerapkan Implementasi ISO 9001:2008 di lingkungan PGN dilaksanakan melalui: 1. Sistem kerja yang diterapkan di dalam proses telah didokumentasikan dalam suatu dokumen acuan kerja
PGN Inside 7
(DAK) berupa Kebijakan, Pedoman, Prosedur Operasi, Instruksi Kerja ataupun manual-manual yang diperlukan proses dan memiliki kemudahan di dalam ketelusuran. 2. PGN telah menduplikasikan bisnisnya dengan cara membuat pemetaan proses bisnis. Dengan proses bisnis ini diharapkan kondisi kinerja dapat dilaksanakan terkendali dan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh regulator ataupun internal perusahaan. 3. Secara berkala dan berkelanjutan sistem manajemen mutu dilakukan monitoring dan audit oleh internal maupun eksternal. 4. Dengan ISO prosesproses yang dilakukan PGN dilakukan dengan menggunakan metode PDCA (Plan-Do-Check-Action). Saat ini PGN sedang menggalakkan budaya safety di seluruh unit kerja perusahaan yang pada akhirnya diharapkan
SAJIAN UTAMA
PGN dapat menerapkan sistem manajemen K3. Sistem manajemen K3 yang dikenal secara internasional saat ini menggunakan OHSAS 18001:2007. Harapannya ke depan sistem manajemen K3 berbasis OHSAS 18001:2007 harus dapat terintegrasi dengan Sistem Manajemen ISO 9001:2008. Perlu kita sadari hal tersebut tidak mudah untuk diterapkan, tetapi dengan pengalaman menerapkan sistem manajemen mutu lebih dari satu dekade, kita boleh yakin dan percaya hal tersebut dapat terwujud. Tahap awal yang dilakukan saat ini adalah melakukan internalisasi budaya safety di seluruh unit kerja PGN
ISO 50001:2011 ISO 50001:2011 adalah tentang sistem manajemen energi, PGN saat ini masih melakukan pembelajaran dan kajian mengenai persyaratan yang terdapat di dalam ISO 50001 tersebut. Langkah awal yang telah dilakukan perusahaan mengenai sistem manajemen energi adalah menggalakan budaya efisiensi terkait dengan penggunaan energi seperti optimalisasi penggunaan kertas dan lebih memanfaatkan e-sms, listrik dan air sebagai salah satu contoh penerapan budaya ProCISE. Dalam upaya untuk menghemat listrik, sebelum pulang karyawan juga dihimbau agar mematikan semua peralatan elektronik yang sudah tidak
PGN Inside 8
digunakan. Karyawan yang terakhir pulang dari ruangan juga berkewajiban untuk melapor kepada petugas, agar AC ruangan yang aktif dapat segera dimatikan. Hal tersebut merupakan sebagian upaya nyata PGN untuk dapat memanfaatkan energi secara efisien dan ramah lingkungan. ISO 50001 sendiri baru dirilis oleh International Organization for Standardization (ISO) pada tahun 2011, yaitu sebuah standar untuk sistem manajemen energi. Standar tersebut bertujuan membantu organisasi dalam membangun sistem dan proses untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan konsumsi energi. Standar tersebut berlaku bagi semua jenis dan ukuran organisasi.
Awalnya standar ISO 50001 berasal dari United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), salah satu lembaga di bawah PBB, yang merasa perlu adanya standar manajemen energi yang berlaku secara internasional. Hal ini ditindaklanjuti tahun 2008, dengan ISO membentuk sebuah komite proyek, bernama ISO/PC 242 - Energy Management, untuk mengembangkan standar tersebut. Setelah melalui proses yang panjang dan melibatkan seluruh pakar – pakar yang ada di forum internasional, akhirnya pada tanggal 17 Juni 2011 International Organization for Standardization (ISO) meluncurkan standar baru ISO 50001: 2011 “Energy management systems – Requirements with guidance for use” di Geneve
Saat ini PGN sedang menggalakkan budaya safety di seluruh unit kerja perusahaan yang pada akhirnya diharapkan PGN dapat menerapkan sistem manajemen K3.
International Conference Centre (CICG), Switzerland. Acara peluncuran ini dihadiri 200 peserta dari berbagai negara dimana diantaranya adalah 100 pakar dari 45 negara yang berpartisipasi dalam pengembangan standar ISO 50001. Dalam implementasi ISO 50001 dirancang untuk membantu perusahaan agar lebih baik dalam menggunakan aset energinya, untuk mengevaluasi dan memprioritaskan penggunaan teknologi hemat energi, serta mendorong efisiensi pada seluruh rantai suplai. Standar ini juga didesain untuk dapat terintegrasi dengan standar manajemen lain, terutama ISO 14001 (sistem manajemen lingkungan) dan ISO 9001 (sistem manajemen mutu). Agar ISO 50001 dapat berjalan memerlukan keterlibatan
PGN Inside 9
pimpinan, yaitu manajemen puncak perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara kebijakan energi. Keberhasilan implementasi ISO 50001 tergantung pada komitmen dari semua tingkatan dan fungsi organisasi, terutama manajemen puncak. Manajemen puncak harus menunjuk wakil manajemen (management representative), yang akan memastikan sistem manajemen telah mematuhi persyaratan ISO 50001, menentukan metode untuk memastikan operasi dan pengendalian sistem dapat berjalan efektif, serta melaporkan kepada manajemen puncak mengenai kinerja dan efektivitas dari sistem manajemen energi.
CAKRAWALA
Profil
Stasiun
Bojonegara SBU Transmisi Sumatera – Jawa memiliki salah satu stasiun gas yang berada di Jalan Gunung Santri, Desa Teluk Teruse, Kampung Lelekong, Kecamatan Kramat Watu, Kabupaten Serang, Banten, atau lebih dikenal sebagai Stasiun Bojonegara. Saat ini penyaluran gas di Stasiun Bojonegara rata-rata sebesar 70-
90 MMSCFD, dimana kapasitas maksimum untuk Bojonegara Stasiun adalah sebesar 350 MMSFCD. Untuk mendukung fasilitas dan menjaga kehandalan jaringan pipa dan gas di Stasiun Bojonegara selain dengan operational dan maintenance rutin, SBU Transmisi Sumatera – Jawa juga mengadakan beberapa kegiatan konstruksi diantaranya yaitu :
Pembangunan Gudang Stasiun Bojonegara Kondisi operasi yang semakin hari semakin meningkat membutuhkan banyak sparepart dan peralatan yang lengkap. Untuk mengakomodasi penyimpanan sparepart dan peralatan tersebut maka SBU TSJ melakukan pembangunan Gudang di beberapa wilayah operasional yang salah satunya adalah Stasiun Bojonegara. Pembangunan gudang ini dimulai pada tanggal 17 Juni 2011, walaupun terdapat keterlambatan namun
PGN Inside 10
Berikut rangkaian persiapan pelaksanaan konstruksi Modification PCV Line Bojonegara Station.
1. Site Survey : 20 Sept 2011 2. Mobilisasi alat : 18 Des 2011 3. First Pilling : 23 Des 2011
1
2
3
4
5
6
4. Pemasangan kembali Drain Line : 26 Sept 2011 5. Pemasangan Bekisting : 8 Feb 2012 6. Pekerjaan Chipping : 9 Feb 2012
pekerjaan dapat diselesaikan pada bulan Januari 2012.
Anjungan MCS Master Control Station (MCS)Bojonegara merupakan pusat kontrol dan monitoring dari pengoperasian pipa gas SBU Transmisi Sumatera – Jawa. Parameter instrumentasi terpasang di seluruh station yang ada di SBU Transmisi Sumatera – Jawa bisa di monitor melalui MCS Bojonegara. Selain sebagai pusat kontrol, MCS Bojonegara menerima banyak kunjungan dari pihak pemerintah, gas producer maupun gas offtaker, sehingga diperlukan tempat yang representatif dan nyaman untuk meninjau fasilitas yang ada di stasiun gas Bojonegara. Untuk mendukung sasaran tersebut, Sistem Manajemen Gas (SMG) yang merupakan
bagian dari SBU TSJ melakukan pekerjaan jasa pengadaan pembangunan anjungan (eksterior, interior, dan multimedia) di lokasi MCS Bojonegara. Pembangunan Anjungan ini dimulai pada tanggal 22 Agustus 2011, saat ini masih dalam progress penyelesaian.
Modification PCV Line SBU Transmisi Sumatera – Jawa dibantu oleh Konsultan Desain dan Pengawas (PMC) bekerja sama dengan PT. Truba Mandiri sebagai kontraktor melakukan modifikasi Fasilitas eksisting di Stasiun Bojonegara yang dimaksudkan untuk menjaga reliability dan menurunkan tingkat kebisingan dan vibrasi sistem pemipaan di Stasiun Bojonegara. Modification PCV Line Bojonegara Station dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
PGN Inside 11
•
•
Tahap 1 adalah modifikasi PCV line di downstream dari Slug Catcher dengan tujuan adalah untuk membuat redudansi jalur PCV atas jalur PCV eksisting. Tahap 2 adalah modifikasi PCV line di jalur KDL dengan tujuan untuk menggantikan PCV Eksisting (tipe butterfly) menjadi PCV baru (tipe globe valve).
SBU Transmisi Sumatera – Jawa membentuk tim proyek yang melibatkan berbagai macam disiplin ilmu untuk bertugas selama pelaksanaan pekerjaan ini. Sehubungan dengan life gas operation yang menuntut tingkat safety yang tinggi, maka tim proyek melakukan koordinasi dengan Operasi Wilayah Bojonegara dan Manajemen Transportasi Gas dalam pengawasan pekerjaan. (andaya.saputra)
CAKRAWALA
Dimethyl Ether (DME), Energi untuk Masa Depan Sebagai salah satu perusahaan energi terdepan di Korea, KOGAS Corp. saat ini terus mengembangkan energi baru yang disebut DME. Apa dan bagaimana proses pembuatannya, akan kami uraikan dalam tulisan hasil alih bahasa dan saduran di bawah ini.
Disadur dari Leaflet DME KOGAS Corp, Korea. Ditulis ulang oleh : Anang Wahyudi, SST, Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan Jaringan III SBU TSJ
PGN Inside 12
1 Apakah DME DME dapat diproduksi dari synthesis gas (H2CO). Synthesis Gas bisa dihasilkan dari gas alam, batubara, biomasa dan sisa-sisa material yang sudah tidak terpakai. Synthesis Gas adalah salah satu komponen penting dalam pembuatan beberapa bahan kimia dan ini merupakan bahan yang sangat ramah lingkungan. DME adalah bentuk yang paling sederhana dari Ether (CH3OCH3). Mempunyai kandungan yang tidak aktif dan tidak menimbulkan korosi/karat. DME adalah bahan kimia yang dicairkan di bawah kondisi normal, yaitu temperaturnya -20 degC pada tekanan 5 atm. Dan juga, adalah salah satu komponen stabil. DME tidak dapat dirubah ke bentuk senyawa peroksida yang terekspos bebas dalam waktu yang lama, karena akan menguap. DME itu tidak berwarna dan merupakan gas yang tidak berbahaya untuk tubuh manusia sebab zat ini adalah zat yang bebas karsinogen (zat penyebab kanker) dan etherisasi. Vapour pressure atau tekanan uap dari DME adalah antara Propane dan Butane. Jadi, DME sangatlah mudah untuk digunakan seperti layaknya LPG, baik itu dalam hal penyimpanan atau penggunaannya. Heating Value atau nilai panas DME lebih kecil bila dibanding dengan LPG.
2 Pasar DME dan Sekilas tentang Penggunaannya - Sebagai Pengganti LPG DME adalah bahan yang sangat kompetitif bila dibanding harga LPG dan bila digunakan sebagai bahan pengganti LPG, maka akan menjadi pasar yang sangat potensial bagi DME untuk menggantikannya. Pembakaran DME murni dalam penggunaan di rumah tangga sudah diuji cobakan di Jepang dan dilaporkan perlu sedikit modifikasi pada DME dicampurkan dengan LPG dan digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan memasak di kompor rumah tangga serta di restoran tanpa modifikasi lebih lanjut.
- Sebagai Pengganti Bahan Bakar Diesel Saat ini bahan bakar diesel (minyak solar) adalah salah satu penyumbang utama pencemaran lingkungan di udara akibat pembakaran dari mesinmesin diesel dari truk maupun bus di kota-kota besar. Potensi pasar dari pengganti minyak solar adalah lebih besar dibanding LPG. DME adalah salah satu bahan bakar yang ideal untuk mesin diesel ini. Kendaraan DME yang sudah didemonstrasikan kepada umum sudah diproduksi di Jepang,
China dan Korea dan juga telah menjalani serangkaian uji kendaraan (test drive).
- Sebagai Pembangkit Listrik DME adalah bahan bakar yang bersih dan total investasi yang ditanam akan cenderung rendah sebab infrastruktur LPG yang sudah ada dapat digunakan untuk memproduksi DME ini dengan sedikit modifikasi tentunya. DME adalah multi source energy atau energi yang bisa dihasilkan dari bermacam-macam bahan baku, serta dapat diproduksi dari synthesis gas yang dikonversi dari bahan baku yang ada seperti gas alam, minyak bakar, batubara dan lain-lain. Untuk penggunaan dalam pembakaran di ruang bakar gas turbin juga sudah dilakukan pengetesan dan type ruang bakar yang baru untuk gas turbin ini juga sudah dikembangkan.
- Hidrogen untuk Fuel Cell dan Bahan Kimia
cepat terurai menjadi uap yang lebih baik pada temperatur yang rendah bila dibanding methana dan LPG, maka riset dan pengembangan dari Hidrogen sebagai bahan bakar ini sudah dilakukan sejak lama. DME juga mempunyai peluang sebagai bahan baku untuk produksi bahan-bahan kimia lainnya. Begitu juga, proses dari DME untuk dijadikan Olefin juga sudah dalam pengembangan dan penelitian.
- Kebutuhan DME di seluruh dunia (1000 ton/year)
Area
Asia
Negara
PGN Inside 13
2020
10
600
2,000
CHINA
8,000
15,000
20,000
JAPAN
100
1,000
2,000
INDONESIA
400
1,000
3,000
VIETNAM
800
2,000
MONGOLIA
300
500
IRAN
800
2,000
200
1,000
2,000
2
300
1,000
TURKEY
500
1,000
ARGENTINA
300
1,000
BRAZIL
300
1,000
22,600
37,000
MESIR
Eropa
UNI EROPA
Total
Sejak diketahui bahwa DME mempunyai kemampuan lebih
2015
KOREA
Afrika
Amerika
2010
8,712
(source by KOGAS R&D, IDA conference)
CAKRAWALA 3 Pengembangan DME di KOGAS Corp
4 Pengembangan Teknologi DME di KOGAS Corp
KOGAS telah mengembangkan jumlah produksi DMEnya dari start awal 50kg/hari pada pilot plant-nya di tahun 2003 dan menjadi 10 ton/hari sebagai uji coba pada plant baru yang juga telah selesai dilakukan, serta operasional secara penuh sudah dikomisioning pada akhir tahun 2008 lalu. KOGAS merencanakan akan membangun pabrik secara komersial di daerah yang secara ekonomi kecil hingga menengah dari bahan baku gas alam, Coal Bed Methane (CBM) dan lapangan biomasa lainnya. Tahapan produksi ini diawali dari penelitian di Laboratorium dulu, kemudian diproduksikan di Pilot Plant (pabrik uji coba) 50 kg/hari, kemudian ke Demonstration Plant 10 ton/hari baru ke Komersial Plant.
5
Proses DME di KOGAS Corp
Dalam proses ini, gas alam dan CO2 dikombinasikan dengan cara merecyclekarbon dioksida dalam suatu aliran dan dipanaskan di dalam pemanas (heater) sampai mencapai suhu 500o C. Proses recycle CO2 ini berasal dari dua lokasi, yaitu : titik pertama adalah setelah proses pembersihan syngas dan yang kedua adalah setelah kolom reaksi synthesis DME. Gas alam dan hasil recycle dari aliran CO2 dikombinasikan dengan uap panas (steam) dan dialirkan ke ruang bakar di kolom tri-reformer di atas. (lihat skema). Oksigen yang bertekanan tadi dipanaskan di dalam ruang pemanas terpisah yang menggunakan tekanan sebesar 3.500 kPag uap panas sebagai pemanasnya. Suhunya dijaga sehingga proses
reaksi terjadi secara instan dan bara api dijaga agar tetap ada. Pembakaran secara parsial terjadi di sisi bagian atas kolom tri reformer tadi dan konversi kesetimbangan terjadi di bagian bawah catalytic heterogeneous dari tri-reformer tersebut. Syngas keluar dari tri-reformer pada suhu sekitar 1.000o⁰C dan pada tekanan 3.000 kPa. Selanjutnya gas panas ini didinginkan di dalam instalasi yang bernama Waste Heat Boiler, dimana terjadi proses penukaran panas (heat exchanger) antara gas panas tadi dengan air dingin yang dialirkan di dalam suatu shell and tube, yang pada akhirnya akan mengkondensasi kandungan air yang ada di dalam gas tersebut untuk dibuang dalam jumlah tertentu. Gas
PGN Inside 14
Konstruksi pabrik untuk produksi 10 Ton/ hari (demo plant ) 1 step : research (2004.12-2007.11) st
Pengembangan Teknologi Utama di KOGAS DME project (catalyst, reactor) Pengoptimalan peralatan pada proses separasi untuk kebutuhan fuel grade DME
2nd step : Demonstraion (2007.12-2008.11) 3rd step: Optimization (2008.12-2009.11)
4rd step : Commersialization (2009.12-2011.11)
Penyelesaian dari DME demo plant facility Komisioning dan pengetesan operasional Studi Kelayakan untuk pasar DME di Korea Demo Plant long term testing Penyempurnaan dari proses KOGAS DME Pecanangan proses KOGAS DME untuk skala komersial Basic design untuk proses KOGAS DME commercial plant Survei ladang gas dengan kandungan CO2 yang besar Feasibility Study untuk bisnis DME
KOGAS DME Commercial Plant Construction and DME Supply
kering yang sudah berkurang kan dungan airnya ini kemudian dikompresi (ditekan) sampai mencapai tekanan 6.000 kPa dan dialirkan melalui kolom CO2 Absorber yang didesain untuk mengekstrak CO2 keluar dari aliran ini. Selanjutnya gas decarboxylate syngas yang terikut dengan gas yang tidak terkonversi di dalam kolom reaksi akan dipanaskan kembali sampai mencapai suhu sekitar 230o C dan diarahkan langsung ke dalam kolom reaktor sintesis DME. Kolom reaktor DME ini didesain untuk beroperasi di dalam air mendidih yang heterogen dimana katalis ini dijaga di dalam tube yang mengelilingi sisi-sisi shell dengan air mendidih yang bertekanan. Metode ini berfungsi untuk menjaga keseluruhanreaktor dalam kondisi isothermal (pada suhu yang sama). Kemudian cairan DME/CO2/ methanol/aliran air diturunkan tekanannya hingga mencapai 3000 kPa dan dialirkan ke dalam kolom CO2. Semua gas CO2 dibuang dari sisi atas kolom. Sebagian aliran CO2 ini di recycle kembali ke dalam kolom trireformer dan sebagian lagi dibuang ke udara bebas. Pada bagian bawah di turunkan tekanannya sampai dengan 700 kPa dan langsung dialirkan ke kolom DME. Produk DME kemudian diambil dari sisi atas kolom dan langsung dialirkan ke tangki penyimpanan.
Inf o P GN
Seputar Informasi dan Jadwal Kegiatan
PGN Mulai Langkah Awal Pembangunan LNG C Jakarta – PGN memulai milestone pembangunan LNG C Labuhan Maringgai – Lampung dengan menandatangani kontrak pekerjaan detail survey dengan PT Calmarine Indonesia. Dengan dilakukannya pekerjaan detail survey pada lokasi yang akan dijadikan tempat pembangunan proyek diharapkan dapat memberikan data terbaik untuk menjadi acuan dalam pelaksanaaan konstruksi. Direktur Tekonologi dan Pengembangan Jobi Triananda Hasjim, mengatakan langkah awal sudah dimulai dan sekaligus ini sebagai wujud nyata komitmen PGN dalam merealisasikan pembangunan LNG C yang direncanakan selesai pada tahun 2014 mendatang.
“Jawa Barat sekarang butuh gas yang banyak. Pelanggan kita terus tumbuh dan mereka membutuhkan tambahan gas, tapi kita belum bisa layani. Kita tidak mau menyerah dengan situasi, untuk itu kita bangun LNG C,” ujarnya saat menyampaikan sambutan pada acara seremoni Penandatanganan Kontrak Detail Survey tanggal 2 Februari 2012. Hasil survey yang nanti dilakukan oleh Calmarine akan sangat penting bagi proses selanjutnya. Dengan data tersebut kontraktor akan dapat menentukan pilihan konstruksi yang terbaik untuk memasang pipa dan lainnya. Dia menjelaskan, penandatanganan ini menjadi bukti bahwa PGN sekarang terus bergerak
dengan membangun berbagai proyek sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. Proyek ini harus dapat diselesaikan tepat waktu, untuk itu semua tim yang terlibat harus bekerja keras untuk memastikannya berjalan sesuai perencanaan. Presiden Direktur PT Calmarine Indonesia Priyo Darmo mengucapkan terima kasih atas kepercayaan PGN kepada perusahaannya. Untuk itu perusahaan akan melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin dan tepat waktu. Selama ini Calmarine sudah sering terlibat dalam pekerjaan PGN, tetapi masih dari kepanjangan tangan perusahaan lain. “Kita punya reputasi cukup baik dalam pekerjaan. Ini adalah pekerjaan riset, mengumpulkan data yang
PGN Inside 15
akan dimanfaatkan untuk keperluan perencanaan, konstruksi yang akan dipakai di masa depan,” ungkapnya. Dalam pekerjaan survey, tim yang bekerja akan datang lebih dulu dibandingkan dengan lainnya. Tim ini akan berinteraksi dengan alam dan masyarakat, jadi sudah seperti kepanjangan tangan dari PGN. Namun dalam pelaksanaan pekerjaan terkadang tidak seperti yang dibayangkan, di lapangan selalu ada tantangan tersendiri yang membutuhkan dukungan semua pihak agar pekerjaan yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik. “Kami harap ini akan menjadi proyek yang sukses, karena dengan kesuksesan tersebut juga akan berdampak terhadap perusahaan kami,” katanya. (arf)
Seputar Informasi dan Jadwal Kegiatan
Info PGN
Jalin Silahturahmi Melalui Friendly Golf Tournament ESDM Jakarta - PGN Inside, Friendly Golf Tournament ESDM and Stakeholder merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan kali ini bertempat di Padang Golf Gunung Geulis, Cisarua Bogor tanggal 10 Desember 2011, giliran PGN yang diberi kesempatan menjadi tuan rumah. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga tali silahturahmi sekaligus menjadi ajang komunikasi bagi para pejabat di lingkungan Kementerian ESDM dan para stakeholder yang terkait. Pada kesempatan tersebut hadir diantaranya Menteri ESDM, Sekretaris Jenderal dan Direktur Jenderal Kementerian ESDM, Kepala BP MIGAS, BPH MIGAS, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, BUMN dan perwakilan dari KPS yang berada di lingkungan MIGAS serta stakeholder terkait lainnya. Acara ini berlangsung santai namun cukup meriah. Pada kesempatan tersebut Menteri ESDM, Jero Wacik menyatakan mengapresiasi kegiatan tersebut dan meminta terus diadakan secara rutin sebagai salah satu ajang untuk berkomunikasi maupun tempat alternatif pertemuan secara informal diantara para stakeholder di dunia MIGAS. Ia pun berpesan para stakeholder untuk bersama-sama bersatu demi kemajuan dan perkembangan dunia MIGAS di Indonesia. (VHT)
PGN dan BRI Tingkatkan Sinergi BUMN
Jakarta - PGN dan Bank Rakyat Indonesia mempererat hubungan kedua instansi yang ditandai dengan penandatanganan sejumlah kerjasama dalam mendukung pengembangan bisnis pada tanggal 16 Januari 2012. Dalam kerjasama ini, BRI memberikan fasilitas kredit Non Cash Loan (NCL) atau pinjaman non tunai sebesar USD 130 juta kepada PGN dan kerjasama pembayaran gas Pelanggan Rumah Tangga PGN melalui ATM BRI, sekaligus peresmian Kantor Kas BRI di komplek Kantor Pusat PGN. “Suatu kehormatan bagi kami dapat melakukan kerjasama dengan BRI. Apalagi BRI didukung dengan jaringan yang luas,” kata Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko M. Wahid Sutopo. Wahid menjelaskan, kesempatan kerjasama merupakan hal yang membanggakan karena BRI adalah bank dengan kapitalisasi pasar yang besar, serta mempunyai cabang dan karyawan yang banyak. Terkait pembayaran gas, melalui kerjasama ini diharapkan Pelanggan Rumah Tangga akan semakin mudah melakukan pembayaran tagihan gas dengan memanfaatkan jaringan BRI yang luas di seluruh Indonesia. PGN Inside 16
Dengan diresmikannya dan beroperasinya Kantor Kas BRI yang berlokasi di Kantor Pusat PGN diharapkan akan memudahkan transaksi perbankan PGN. “Dengan adanya cabang BRI di sini, maka sudah tidak ada alasan lagi untuk keluar kantor hanya untuk mencari BRI,” tambahnya. Direktur Bisnis Kelembagaan BRI Asmawi Syam, mengatakan sekarang BRI tengah fokus untuk menggarap pasar BUMN. Dari 141 BUMN, kini BRI telah melayani 100 BUMN. “Oleh sebab itu, langkah kerjasama dan pembukaan cabang BRI ini adalah bentuk upaya BRI untuk dapat memberikan layanan terbaik,” katanya. Selain PGN, BRI juga telah memberikan layanan kepada BUMN lain seperti PLN, Pertamina, Pegadaian, Telkom dan lainnya. Total platfond kredit BUMN (cash loan dan non cash loan) saat ini mencapai Rp 82 triliun dengan baki debet/outstanding sekitar Rp 42 triliun. Khusus untuk cash loan, outstanding-nya telah mencapai Rp 37 triliun. Hal tersebut merupakan wujud komitmen BRI dalam melaksanakan sinergi BUMN.
(Arf)
Inf o P GN
Seputar Informasi dan Jadwal Kegiatan
PGN Dapat Tambahan Pasokan Gas
Jakarta - PGN berhasil mendapatkan tambahan pasokan gas baru sebesar 20 BBTUD untuk wilayah Jawa Timur. Pasokan gas tambahan didapat setelah dilakukan kesepakatan jual beli gas dengan PT Indogas Karya Dwiguna pada tanggal 17 Februari 2012 ditandatangani. Direktur Keuangan PGN M. Riza Pahlevi Tabrani, mengatakan saat ini gas merupakan komoditas yang sangat penting. Bahkan pemerintah sekarang juga mulai melakukan konversi BBM ke gas. Situasi tersebut merupakan tantangan bagi PGN untuk dapat menyalurkan gas lebih banyak lagi ke rumah tangga, industri, pembangkit dan lainnya. “Sekarang kita masih kekurangan gas. Ini moment yang sangat baik,” katanya. Dengan didapatkan pasokan tambahan ini, maka PGN dapat menyalurkan gas bagi para pelanggan.
Sekarang dengan memanfaatkan gas jauh lebih murah daripada menggunakan BBM. Jika memanfaatkan gas lebih ekonomis, dan konsumen bisa saving lebih. Dengan demikian, para konsumen industri akan mempunyai daya saing yang lebih kuat. Saat ini untuk memaksimalkan penyaluran gas bumi, PGN juga terus mengembangkan berbagai infrastruktur pendukung seperti pembangunan LNG Charlie, Bravo dan fasilitas lainnya. Bila fasilitas tersebut selesai dibangun, maka gas yang berasal dari upstream dapat
disalurkan pada pelanggan. Direktur Utama PT Indogas Karya Dwiguna Ivanna Laksmi, mengatakan perusahaannya bergerak di bidang yang hampir sama dengan PGN, yaitu sebagai trader gas. Indogas sendiri sudah berdiri sejak 2005 lalu. “Perusahaan kita bergerak di Jawa Timur dengan memberikan layanan CNG, pada area yang belum dilayani oleh pipa gas PGN,” katanya. Selain itu, Indogas juga beroperasi di wilayah Pekanbaru dengan menyalurkan gas ke salah satu perusahaan kertas terbesar di Indonesia. Ivana mengucapkan terima kasih pada tim yang membahas, sehingga terjadi kesepakatan jual beli gas. Semoga kerjasama yang terjalin ini ke depan dapat ditingkatkan lagi dan ini adalah awal untuk dapat meningkatkan kerjasama pada waktu-waktu mendatang. (arf )
PGN dan ITS Kerjasama Pengembangan Teknologi Perkapalan
Surabaya - PT PGN telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama dengan ITS. Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan Jobi Triananda Hasjim dari PT PGN dan Pembantu Rektor IV ITS Prof. Dr. Darminto. Kerjasama ini meliputi bidang konsultasi, pendidikan, penelitian dan pengembangan kompetensi terutama dalam bidang transportasi gas melalui laut, perkapalan, kepelabuhanan, kemaritiman dan rancang bangun serta rekayasa. Selanjutnya, dengan kerjasama ini, ITS akan mendukung kegiatan PGN guna meningkatkan efektivitas penerapan dan pemanfaatan teknologi dalam menunjang usaha PGN. Pada hari Jumat tanggal 17 Februari 2012 di Gedung NASDEC Institut Teknologi
Sepuluh November Surabaya (ITS), Jobi Triananda dalam sambutannya mengatakan bahwa kerjasama dengan ITS ini lebih kepada teknologi perkapalan dan kelautan. Beliau menjelaskan, selama ini lapangan gas yang lebih banyak berada di darat akan segera dikembangkan di laut. “Oleh karena itu, PT PGN bekerjasama dengan ITS yang memiliki fasilitas sangat lengkap di bidang teknologi kelautan, “ujarnya. PGN Inside 17
Sejak tahun 2010, PT PGN dituntut oleh pemerintah untuk mengembangkan fasilitas LNG dan memperbanyak unit Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) beroperasi di Indonesia. Dalam kegiatannya FSRU ini memerlukan kapalkapal pendukung dalam operasionalnya, seperti tug boat, crew boat, dan mooring boat dan salah satu bidang kerjasama yang akan segera direalisasikan oleh PGN dan ITS adalah perancangan armada kapal pendukung FSRU. Melalui kerjasama ini PT PGN juga akan sangat mendukung ITS untuk menjadi center of excellence industri kelautan di Indonesia. Kerjasama yang ditandatangani untuk kurun waktu 36 bulan ini akan menjadi langkah awal yang baik untuk PGN dan ITS. Kerja sama ini sangat penting untuk ITS mengingat networking adalah salah satu strategi ITS untuk meraih international recognition.
Budaya kerja
Pelatihan Leadership for
D
inamika perubahan organisasi di lingkungan PGN yang semakin kompetitif, menuntut setiap individu untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubah an organisasi tersebut, diperlukan adanya keunggulan dan daya saing setiap Insan PGN untuk menyelaraskan kebutuhan Perusahaan terhadap sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya. Proses menyelaraskan perubahan organi sasi dengan perubahan individu ini tidaklah mudah. Perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin karena pemimpin yang baik haruslah memberikan hasil dan kinerja (performance). Salah satu upaya untuk mewujudkan hal ini adalah melalui pengembangan kompetensi para pemimpin. Manajemen PGN sangat memahami pentingnya pengembangan SDM bagi Perusahaan. Saat ini terdapat cukup
banyak Manajemen Dasar PGN, baik yang baru dipromosikan maupun yang lama, yang belum memperoleh bekal pengetahuan dan keterampilan manajerial serta kepemimpinan sesuai peran mereka yang baru sehingga dalam rangka suksesi kepemimpinan tingkat manajemen dasar (First Line Management) di lingkungan PGN, telah dilaksanakan Pelatihan Leadership for First Line Management” (PLFM). PLFM dirancang sesuai dengan visi dan misi yang diemban dan nilai-nilai yang dianut oleh PGN. Visi dan misi Perusahaan ini menunjukkan tantangan yang memerlukan usaha yang keras dan dukungan sumberdaya manusia yang unggul untuk mencapainya. Alan Gillies mengatakan bahwa pelatihan adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk mengelola individu mengarah pada peningkatan tingkat kinerja pribadi. Pelaksanaan PLFM bertujuan untuk memberikan stimulasi bagi para First Line Management dalam
PGN Inside 18
meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan manajerial agar dapat menjalankan fungsi sebagai pimpinan tingkat dasar. Beberapa prinsip dasar yang dianut dalam PLFM yaitu : • Pengembangan Kompetensi First Line Manager mencakup pengembangan kompetensi leadership dan manajerial. • Kompetensi yang berhubungan dengan Leadership tidak dapat diperoleh dari training biasa, oleh karena itu sebagian besar sistem pembelajaran yang digunakan adalah experential based learning. • PLFM di PGN dikembangkan berdasarkan situasi yang dihadapi PGN. • Kasus dan penugasan diberikan untuk memberikan pemecahan persoalan nyata di PGN untuk diselesaikan (leaders develop result). Sebagian besar sistem pembelajaran yang digunakan adalah Experential Based Learning. Dalam
First-Line Management PLFM PGN ini, sistem pembelajaran tidak hanya kuliah yang monoton, tetapi penuh dengan contoh-contoh yang menggugah para partisipan. Pengalaman praktis fasilitator yang rata-rata di atas 30 Tahun, dan menduduki berbagai jenjang kepemimpinan dari yang paling bawah hingga menjadi anggota direksi di berbagai perusahaan lebih menjamin pengembangan kompetensi berdasarkan pengalaman. Sebagaimana prinsip dasar pengembangan First Line Manager PGN, maka metoda pengembangan yang digunakan antara lain: Interactive Lecturing, pemberian materi yang interaktif yang mengundang partisipan untuk aktif memberikan pendapat sehingga memicu partisipan untuk mengembangkan potensi kompetensi perilaku (behavioral competence). Experiential Learning, memperbanyak contoh-contoh pengalaman praktis dan memberikan pengalaman nyata melalui role-play untuk mengembangkan kesadaran pentingnya, menumbuhkan minat, mendapatkan pengetahuan praktis dan memperoleh kompetensi. Studi Kasus, mendiskusikan kasus yang berhubungan dengan pekerjaan partisipan di PGN, mencari solusi dan mencari jalan untuk menerapkannya. Project Assignment, para partisipan diberi tugas untuk membahas berbagai kasus di PGN memberikan pemecahan dan mengimplementasikannya dalam kegiatan sehari-hari. Presentasi, salah satu sarana komunikasi pemimpin yang sangat penting adalah komunikasi. Dalam pengembangan First Line Mana-
ger PGN, partisipan diwajibkan untuk presentasi di depan umum. Dengan demikian mereka menjadi terbiasa mengimplementasikan cara presentasi yang baik di depan para pendengarnya. Presentasi juga dilakukan sebagai penyampaian hasil assignment ke manajemen PGN. Dengan metoda ini diharapkan partisipan tidak hanya belajar dari kuliah yang sangat membatasi ruang untuk berpikir kreatif. Partisipan dapat mengembangkan dirinya dari dalam untuk menjadi manajer yang kompeten. Metoda evaluasi hasil pelatihan dilakukan dengan berbagai pendekatan, yaitu: Inclass Activity: dilakukan oleh fasilitator utama dengan melihat aktivitas, kualitas dan kontribusi peserta di kelas, terutama pada sesi-sesi assignment; Knowledge Assessment: dilakukan melalui test pada tahap awal dan akhir pelatihan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan pengetahuan para peserta terhadap materi yang diberikan selama pelatihan; Peer Assessment: penilaian terhadap rekan kerja mengenai partisipasi mereka dalam kelas dan diskusi pembahasan kasus ataupun berbagi pengalaman;
Post Training Assignment: disarankan dilakukan penugasan setelah pelatihan untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas pelatihan dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan para partisipan. Penilaian dalam bentuk ketiga ini tidak termasuk dalam lingkup jasa yang ditawarkan. Setelah mengikuti pelatihan peserta
PGN Inside 19
diharapkan mampu memiliki keterampilan penting (essential skills) sesuai peran/fungsinya sebagai Manajemen Dasar (First-line Management) yaitu : 1. Keterampilan Manajemen Tugas (Task Management), yaitu mampu dalam hal: • Menyusun sasaran kerja tim yang selaras (align) dengan sasaran bisnis perusahaan; • Menjadi pekerja yang semakin efektif dan efisien secara pribadi dalam pencapaian sasaran kerja; • Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pencapaian sasaran kerja tim; • Memiliki kreativitas dan inovasi untuk melaksanakan penyempurnaan berkelanjutan atas hasil kerja yang telah dicapai. 2. Keterampilan Manajemen Tim (Team/People Management), memiliki kemampuan untuk : • Melaksanakan pembagian tugas yang proporsional sesuai dengan karakteristik dan kompetensi anggota tim kerjanya; • Melaksanakan manajemen kinerja, termasuk coaching, counseling, penilaian kinerja dan pemberian umpan balik (feedback) untuk memastikan pencapaian sasaran kerja tim dan pengembangan kompetensi anggota tim; • Memelihara komunikasi, kerjasama dan iklim kerja tim yang kondusif untuk pencapaian kinerja tim yang superior; • Mengembangkan kompetensi anggota tim sesuai dengan gap competency maupun pengembangan karirnya. (Linda Saragih)
Berita csr
PGN Resmikan
Kampung Binaan
P
agar Dewa – PGN meresmikan Kampung Binaan di Desa Pagar Dewa, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan. Peresmian kampung binaan PGN ini dilakukan oleh Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik Kementerian BUMN, Sahala Lumban Gaol, Rabu, disaksikan oleh Bupati Muaraenim, Muzakir Sai Sohar, dan Direktur Keuangan PGN, M. Riza Pahlevi Tabrani. Direktur Keuangan PGN M. Riza Pahlevi Tabrani mengungkapkan, program pembangunan kampung binaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas masyarakat, khususnya yang berada di sekitar wilayah operasi perusahaan. “Kampung binaan ini merupakan integrasi dari beberapa sektor PKBL, seperti kesehatan, pendidikan, sarana dan prasarana umum, taman bacaan, tempat ibadah, peningkatan kompetensi guru, sanitasi dan air bersih,” kata dia pula. Menurut dia, dana CSR yang disalurkan untuk program ini sebesar Rp 2,7 miliar di luar realisasi dana pembangunan di Desa Pagar Dewa yang lain, seperti listrik masuk desa dan peningkatan kompetensi guru
senilai Rp 1,8 miliar. “Ada juga dalam bentuk bantuan lain, berupa mobil ambulans, mobil jenazah, meubelair, dan renovasi sekolah senilai Rp 4,7 miliar, dengan total dana yang disalurkan mencapai Rp 9,2 miliar,” ujar dia. Semua pihak harus bekerjasama memberikan pengawasan bantuan, agar seluruh fasilitas yang ada di Kampung PGN ini dapat tetap baik dan bermanfaat bagi masyarakat, katanya. Pembangunan Kampung Binaan di Desa Pagar Dewa diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya yang berada di sekitar wilayah operasi PGN. Pembangunan ini merupakan integrasi dari beberapa sektor Program Bina Lingkungan seperti; sektor pendidikan, kesehatan, sarana ibadah, pelestarian alam, sarana & prasarana umum, yang diwujudkan melalui pembangunan dan renovasi gedung SD dan Gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pembangunan Masjid, Puskesmas Pembantu, dan rumah pengelola, balai warga,
PGN Inside 20
taman bacaan masyarakat beserta penyediaan buku bacaan, penghijauan dan pembuatan taman, peningkatan kompetensi guru, pembangunan sarana olahraga, pembangunan taman bermain dan pembangunan sanitasi dan sarana air bersih. Dana CSR perusahaan yang tersalur dalam Pelaksanaan program pembangunan kampung binaan PGN juga mengacu pada PERMEN BUMN No. PER-05/MBU/2007 yang mengamanatkan agar pelaksanaan program TJSL dapat dilakukan dengan bersinergi dengan BUMN lainnya. Untuk itu PGN bekerjasama dengan PT Wijaya Karya sebagai kontraktor pelaksana pembangunan Kampung Binaan PGN dan PT Balai Pustaka sebagai penyedia buku taman bacaan. “Program pembentukan kampung binaan ini, sesuai dengan amanat Undang-Undang bahwa setiap BUMN tanpa terkecuali wajib ikut serta dalam upaya pembangunan ekonomi rakyat dan lingkungan sekitar, termasuk
PGN,” kata Sahala Lumban Gaol. Dia berharap, melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mendorong kemajuan perekonomian masyarakat di daerah terpencil. “Tentunya dalam melaksanakan kegiatan PKBL ataupun Corporate Social Responsibility, PGN harus berkoordinasi dengan Pemerintah setempat, agar programnya benarbenar tepat sasaran,” ujar dia. Dia menjelaskan, perusahaan itu juga akan mengetahui bidang-bidang apa saja yang masih perlu dibantu. “Kita tidak ingin bantuan yang diberikan terjadi justru tumpang tindih, mengingat di sekitar PGN ini masih banyak terdapat desa-desa yang sangat membutuhkan peran serta perusahaan untuk memajukannya,” kata dia lagi. Tentunya, kata dia, penyaluran bantuannya dapat diperhatikan juga pemerataannya, sehingga semua desa bisa merasakan dampak sosialnya.
PGN Inside 21
Sahala menilai, PGN cukup mampu dalam membuat program terpadu, sehingga kampung binaan ini telah memiliki berbagai sarana, seperti sekolah, puskesmas, sarana ibadah, olahraga dan lainnya. “Pembangunan berbagai sarana dalam satu kesatuan, tentunya akan mampu menunjang dan meningkatkan berbagai kegiatan masyarakat di sini,” ujar Sahala. Bupati Muaraenim Muzakir Sai Sohar mengatakan, selama ini dana CSR lebih banyak berjalan secara sendiri-sendiri, sehingga dalam realisasinya terkadang kurang tepat sasaran. “Tentunya ke depan perlu dilakukan perbaikan, salah satunya melalui koordinasi CSR yang telah terbentuk sejak beberapa waktu lalu,” ujar Muzakir. Memang, kata Muzakir, pemerintah, BUMN, BUMD, BUMS harus bersatu dan bersinergi demi tercapainya percepatan pembangunan.
Berita csr
P ejuang
Mangrove
dari Pasuruan Satu lagi orang yang peduli dengan sumberdaya pesisir Hutan Mangrove, dia adalah Mansur.
M
ansur lahir di Pasuruan 52 tahun yang lalu tepatnya tanggal 13 Maret 1960, lahir dari keluarga nelayan sejak kecil mengenal pesisir dan laut. Sejak usia 20 tahun dia memastikan dirinya sebagai nelayan dan di kesempatan lain dia juga sebagai petani. Dalam kesehariannya sebagai nelayan dia mulai peduli terhadap lingkungan pesisir pada saat melihat Hutan Mangrove yang mulai rusak. Pada sekitar tahun 1986 wilayah pesisir khususnya di Pantura (Pantai Utara Jawa) mulai banyak tambak-tambak Udang Windu yang dikelola secara intensif, pada saat itulah posisi tanaman Mangrove mulai tergeser beralih fungsi untuk Tambak Udang. Kerusakan Hutan Mangrove, menurut Mansur tidak hanya karena perkembangan untuk tambak,
namun masyarakat nelayan sendiri dengan seenaknya menebang Pohon Mangrove untuk kebutuhan perahu sebagai tiang pancang maupun untuk kayu bakar. Pada saat itulah keprihatinan Mansur terhadap Mangrove mulai tumbuh. Setiap hari melihat teman sesama nelayan menebang Pohon Mangrove yang pada akhirnya Hutan Mangrove semakin “gundul” dan rusak. Ketika itulah dia semakin peduli dengan Mangrove, bersama beberapa temannya dia mulai menanam “propagul” (buah mangrove) dari jenis rhizophora mucronata dan hasil penanaman tersebut tumbuh sampai sekarang walaupun hanya beberapa hektar. Perjalanan Mansur sebagai nelayan dan petani yang tangguh membuahkan hasil, dia dipercaya oleh masyarakat sebagai ketua kelompok tani “Budi Luhur” dan sekaligus juga
PGN Inside 22
sebagai Ketua Kelompok Mangrove “Budi Luhur” Desa Kedawang Kabupaten Pasuruan. Perilakuperilaku sang tokoh Mansur yang patut diteladani dan dihargai antara lain: (1) dia telah menanam Mangrove dengan cara dan kemampuannya sendiri sejak tahun 1986 dan hasilnya seperti yang terlihat pada background. (2) dia selalu merawat tanaman Mangrove dan menegur masyarakat yang berupaya menebang atau merusak Mangrove, (3) dia rela mengganti bambu untuk kebutuhan tiang pancang perahu agar nelayan tidak mengambil tiang pancang dari pohon mangrove. (4) dia tidak berani memotong mangrove walaupun hanya ranting pohon, dia kawatir akan dicontoh oleh masyarakat. Hasrat menanam Mangrove hingga kini tetap menggelora dalam diri Mansur. Pada saat kami tim reboisasi Hutan Mangrove dari
PGN dan Universitas Brawijaya (UB) bertemu serasa klop seperti “gayung bersambut”. Oleh karena itu, barangkali tidak heran jika saat ini saudara Mansur banyak meluangkan waktu di pantai karena merawat Mangrove yang baru ditanam oleh PGN dan UB sejumlah 50.000 pohon Mangrove.
PGN Inside 23
Itulah kegigihan Mansur dalam memperhatikan lingkungan. Melalui program bina lingkungan dari PGN yang bekerjasama dengan Universitas Brawijaya diharapkan perilaku baik Mansur tersebut memberikan dampak semakin baik terhadap lingkungan.
Berita csr
B
Pgn
Hijaukan I PB
dan Desa Sekitar
PGN Inside 24
ogor – PGN membantu hijaukan lingkungan kampus IPB dan desa di sekitarnya dengan memberikan bantuan 10.000 bibit tanaman. Melalui upaya ini diharapkan dapat membantu mengurangi gas karbon. Direktur SDM & Umum Eko Soesamto Tjiptadi mengatakan, PGN mempunyai komitmen yang tinggi terhadap lingkungan dan juga masyarakat. Saat ini PGN dengan sinergi BUMN telah menanam sekitar 850 ribu pohon di berbagai wilayah seperti Banten, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Lampung dan lainnya. “Saat ini kita merealisasikan program bina lingkungan dengan memberikan bantuan bibit bagi penghijauan di Kampus IPB dan desa sekitar,” katanya.
Jumlah 10.000 bibit tersebut terdiri dari 7.500 tanaman hutan dan 2.500 tanaman buah. Sinergi PGN bersama IPB ini merupakan salah satu bentuk komitmen terhadap keberlangsungan lingkungan dan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya mengurangi dampak negatif gas karbon dan pemanasan global. Selain memberikan bantuan berupa bibit tanaman, PGN juga memberikan bantuan berupa beasiswa bagi 1.050 mahasiswa di 14 perguruan tinggi di Indonesia, dari jumlah mahasiswa itu terdapat sekitar 75 mahasiswa dari IPB. Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto mengatakan, selama ini masalah
hutan sangat jarang sekali dibahas dalam sidang kabinet, sekarang sudah mulai dilakukan dan sangat serius. Pemerintah sekarang berniat untuk menurunkan gas karbon dan sudah ada Keppres soal konservasi. “Ini adalah kesempatan untuk menggalakkan menanam dan diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” katanya. Rektor IPB Herry Suhardiyanto menjelaskan, saat ini lingkungan kampus IPB sudah relatif hijau, ini terlaksana berkat kerja keras para pendahulu yang senantiasa menjaga dan menanam pohon. Upaya yang sekarang dilakukan bersama dengan menanam pohon adalah untuk generasi mendatang 10-50 tahun ke depan.
PGN Inside 25
“Program kerjasama ini perlu digalakkan, peran dosen dan mahasiswa akan sangat penting untuk mendukung upaya penghijauan,” katanya. Dekan Fakultas Kehutanan IPB Bambang Hero Saharja menargetkan pada 2012 dapat tertanam 10.000 tanaman di IPB dan desa sekitar. Upaya menanam pohon ini sangat diperlukan untuk mengurangi efek rumah kaca. Pasalnya, kondisi sekarang pemanasan global terus berlangsung, sehingga diperlukan upaya pencegahan untuk mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan. “Melalui menanam pohon kita dapat kurangi dampak negatif gas rumah kaca,” tegasnya. (Arf)
pelangi
Diving i l a B
Menyibak Birunya Underwater
PGN Inside 26
Always got me thrilled.. To fly within the blue waters..
M
enyelam selalu meninggalkan kesan yang dalam untuk diingat dan diceritakan kembali. Apalagi di spot yang jelas-jelas menawan hati seperti Tulamben dan Padang Bay, sebuah spot diving di Bali. Tulamben letaknya di Bali bagian Timur, sekitar 2 jam dari Denpasar. Menurut saya, ini adalah surga diving, best spot diving di Bali. Berkali-kali menyelami spot yang sama pun sensasinya akan berbeda. Selalu ada yang menarik difoto, atau sekedar diperhatikan dan dikomentari setelah kembali surfacing. Yang membuatnya menjadi best adalah tempatnya yang mudah dicapai, lodging yang tersedia berbagai kelas (bisa disesuaikan dengan budget) serta pemandangan bawah airnya yang bisa dinikmati oleh diver dari berbagai tingkatan, mulai pemula, novice dan advance, bahkan yang sudah suhu dan mahaguru diver pun ramai-ramai datang ke tempat ini. Bicara soal ke-khas-an, Tulamben terkenal dengan wreck Libertynya. Ini adalah bangkai kapal barang Amerika. Ceritanya, zaman PD II dulu, kapal ini tertembak torpedo Jepang. Tidak ada korban, tapi kapal rusak dan tidak bisa dioperasikan lagi. Akhirnya kapal US ini ditenggelamkan saja di Pantai Tulamben. Panjang wreck sekitar 120 meter dan tergeletak di kedalaman 15 – 30 meter. Saat ini kapal sudah dipenuhi soft coral dan jadi
PGN Inside 27
pelangi 1
6
2
3
5
9
4
8
7
11
12
13
14
15
10
1. Pulau di tenga h Chrystal Bay – sedap dip andang; 2. Bumphead Pa rrot fish – Ikan jidat benjol; 3 dan 4. Terumbu dan ikan karang; 5. Bintang laut bir u; 6. Leaf scorpion fish putih – diam tidak berge rak; 7. Gerombolan ika n kuning; 8. Kapal Jepang di Padang Bai; 9. Moray eel me ngancam; 10. Pasangan Nu dibranch si kelinci laut; 11. Nemo alias Clo wnfish bermain di anem on; 12. Clown trigge rfish yang soliteir; 13. Soft coral; 14. Merah meny ala sarang telur nudibranch ; 15. Ray of light di bawah permukaan laut.
rumah bagi ikan karang dan jenis ikan khas lain seperti Bumphead Parrot Fish, atau bahasa awamnya, ikan dengan kepala benjol. Selain ikan jenis itu, jenis lain yang menarik adalah Garden Eel dan Schooling Fish. Garden Eel adalah belut laut kecil yang hidup berkelompok dan tinggal di hamparan pasir halus. Mereka akan mengeluarkan separuh badannya di kala arus agak kencang untuk menangkap makanan yang terbawa arus tersebut. Sedangkan Schooling Fish adalah kumpulan Jack Fish, seperti Ikan Tongkol,
PGN Inside 28
yang bergerak bergerombol dan bersamasama membentuk contong tornado, persis seperti film Finding Nemo. Sebuah pengalaman yang luar biasa buat saya saat bisa menikmati Schooling Fish yang bergerak kompak di atas puluhan (atau ratusan!!) kepala Garden Eel yang mendongak ke angkasa dan bergoyang kiri kanan ikut alun arus. Two in one, Two awesomeness in uno momento. Bukan cuma wreck tadi, Tulamben juga memiliki spot dengan wall atau tebing tegak lurus dan hamparan landscape yang luar biasa dengan sponge dalam berbagai
1
2
Galeri (searah jarum) : 1. Melintas di atas wreck ; Tornado; 2. Schooling Fish - Seperti 3. Rombongan Jack Fish.
bentuk dan warna. Faunanya juga beragam. Kalau di wreck biasanya terlihat ikan Bumphead dan Napoleon (sudah hampir punah karena sering ditangkap untuk jadi sajian istimewa nan mewah), di beberapa spot lain bahkan menjadi tempat tinggal hiu karang jenis white tip dan Barakuda. Rombongan kami sempat melihat hiu di kedalaman 7 meter! Sulit melukiskan perasaan saat itu, antara dag dig dug, antusias dan waspada saat face to face dengan ikan ini. Apalagi di setiap film
3
thriller, hiu melegenda sebagai bad icon. Untunglah akhirnya saya tidak perlu menjadi pemeran dalam reality show thriller. Selain di Tulamben, lokasi lain yang lebih menantang adalah Padang Bai, masih di Bali bagian Timur, sebelah Selatan Tulamben. Tingkat kesulitan di Padang Bai lebih tinggi daripada Tulamben karena arus di sini lebih kencang dan temperatur airnya lebih dingin, sekitar 20-an derajat celsius. Sebagai catatan, suhu yang nyaman untuk
PGN Inside 29
menyelam adalah sekitar 28 – 29 derajat. Ikan yang paling menarik di Padang Bai adalah ikan mola-mola atau sunfish. Selain itu ada juga candi bawah laut dan blowhole di Gili Biaha. Spot yang terakhir tidak bisa dikunjungi setiap saat karena cukup berbahaya. Di saat air laut sedang pasang dan arus kencang menghantam gili (Gili adalah sebutan masyarakat setempat untuk Pulau), air laut akan mengalir masuk ke gua bawah laut dan melalui blowhole disemburkan kembali ke atas, ke
1
2
Galeri : iest bony fish; 1. Siluet Mola-mola, the heav -ikan kecil; ikan tin rubu dike 2. Mola-mola, sh dan angelfish; 3. Mola-mola, diikuti bannerfi ola; mencoba mengejar mola-m 4. Tidak etis, grup diver yang 5. Berfoto dulu; gabadikan sunfish. 6. Not wasting moment, men
sebelum akhirnya melihat sebuah siluet yang nun di sana dan pelan-pelan bertambah dekat dan jelas.
6
3
5
4
Pulau Biaha atau Gili Biaha. Jadi dalam kondisi pasang seperti itu sebaiknya tidak usah untuk menyelam dan melihat blowhole Gili Biaha. Bertemu sunfish harus siap melalui deretan perjuangan. Waktu saya ke sana, titik point penyelaman adalah di Teluk Kristal atau Chrystal Bay. Dengan berperahu dari Padang Bai, kirakira 30 menit melintasi ombak yang tinggi di selat antara Bali dan Nusa Penida, sampailah kami di Chrystal Bay. Air yang biru dan pulau di kejauhan sedap sekali dipandang mata. Tapi saat mencebur ke dalam air.. “holysta*rr!” dinggggin. Padahal saat itu temperatur permukaan baru 26 derajat (masih terhitung “hangat” untuk perairan di Teluk Kristal). Sebelum menyelam, kami di briefing oleh guide kami, Pak Widana, divemaster di Padang Bai yang profile-nya pernah masuk majalah Asian Dive. Dia menerangkan bahwa Mola-mola yang menjadi target kami hari ini
biasanya ditemui di kedalaman di bawah 30 meter dengan temperatur yang mungkin mencapai 17 derajat. Kombinasi kedalaman, temperatur dan arus seringkali menghabiskan persediaan udara di tangki sehingga diver tidak bisa lama-lama menghabiskan waktu di bawah permukaan air. Hmm.. cukup ekstrim. Kami entry dalam dua kelompok. Arus di bawah perahu agak kencang dan berputar. Kami pelan-pelan maju mengikuti arus sambil menambah kedalaman. Di 20 meteran, mulai terlihat layer termoklin. Bentuknya seperti asap, atau bisa juga seperti frosted glass–kaca kabur yang dipasang di toilet. Termoklin ini terbentuk karena perbedaan suhu yang cukup tinggi antara air laut permukaan dengan air yang lebih dalam. Setelah menembus beberapa termoklin, mungkin 3 atau 4 lapis, Pak Wid memberi signal “stop”. Kami menunggu di kedalaman 34,7 meter, dalam suhu 20 derajat
PGN Inside 30
Aaaaa... Mola Mola!! Akhirnya kesampaian juga melihat Mola-mola by my own eyes. Di wikipedia, mola-mola disebut sebagai the world’s heaviest bony fish dan bisa tumbuh sepanjang 3 meter dengan berat 2 ton. Yang kami lihat mungkin diameternya 2 meter. Bentuknya bundar, pipih, dengan sirip dorsal dan anal yang mencuat atas bawah. Ekornya seperti busur yang menghubungkan sirip atas-bawahnya. Warnanya abu-abu, bertutul-tutul putih. Katanya, makanannya adalah uburubur. Jadi aman. Diver kan tidak mirip ubur-ubur sama sekali. Area yang kami datangi ini adalah tempat Mola-mola sedang membersihkan diri, sebutannya cleaning station. Dengan antengnya, ikan besar ini dikerubutin ikan-ikan kecil yang sedang membersihkan parasit yang menempel di kulit. Mola-mola bisa hidup di kedalaman 200 meter. Dia sering naik mengikuti arus dingin sampai kedalaman 20 meteran untuk membersihkan diri atau sampai hampir permukaan laut untuk berjemur di bawah sinar matahari. Seperti merecharge energi sebelum kembali ke rumahnya di kedalaman yang dingin. Beruntung sekali kami kali ini bisa menyaksikan ikan besar ini, dan kalau tidak salah termasuk endangered species (hampir punah), dari jarak dekat. Etika diver adalah tidak menyentuh kecuali dengan mata, jadi berpuas-puaslah kami berfoto dengan si mola sebelum kembali ke permukaan sambil membawa sejuta cerita. Seeing is believing, apa yang saya lihat terlalu sulit untuk dilukiskan lewat goresan kata-kata. Namun kalau urusan diving, percayalah, Bali memang tidak pernah mengecewakan. Tertarik?
Pertumbuhan untuk Masa depan yang lebih baik PGN senantiasa mencapai kinerja pertumbuhan terbaik bagi kepentingan Bangsa dengan selalu memenuhi komitmen kami kepada stakeholder, masyarakat dan lingkungan PGN adalah perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi, yang menghubungkan pasokan gas bumi Indonesia dengan konsumen beberapa daerah Nusantara. Seiring meningkatnya kebutuhan energi yang bersih dan terjangkau, PGN akan terus menggunakan keahlian dan pengalamannya untuk mendapatkan sumber energi baru melalui pemanfaatan berbagai moda transportasi demi memenuhi kebutuhan jangka panjang konsumen.