Sanitasi Terpelihara MENUJU KOTA WISATA DUNIA
2009 - Kota Manado - Slick Report
1
Penyusun TIM PENGARAH BAPPENAS - BUDI HIDAYAT - NUGROHO TRI UTOMO PENGEMBANGAN PLP - Dept. PU - SUSMONO - HANDY B. LEGOWO TIM PENYUSUN ESP NASIONAL - Foort Bustraan - Alizar Anwar - Winarko Hadi - Irfan Herlambang ESP REGIONAL MANADO - Ridwan Habibie - Moch Said Prijadi - Joni Suharto Wuisan - Conny Maureen Mandagi FORKA IATPI PENULIS - Yudi Wdj FOTOGRAFI - AGI PRABU DESAIN GRAFIS - M. REYNALDI POKJA SANITASI KOTA MANADO - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Manado - Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado - Dinas Tata Kota Kota Manado - Dinas Pendidikan Kota Manado - Dinas Kesehatan Kota Manado - Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Manado - Badan Lingkungan Hidup Kota Manado - Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan Kota Manado - Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Manado - Bagian Administrasi Sumber Daya ALam Sekretariat Daerah Kota Manado - Unsur Perguruan TInggi - Unsur Lembaga Swadaya Masyarakat
Publikasi ini di terbitkan oleh ESP Atas dukungan dana USAID
2
KONTRIBUTOR
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
3
Pengantar K
P
ota Ambon memiliki topografi berbukit, daratan dan lautan. Topografi yang beragam ini menjadikan keunikan dan daya tarik kota Ambon yang akhirnya menarik pengunjung untuk datang bekunjung dan tinggal di kota Ambon. Dinamika ini menyebabkan aktivitas kota yang sangat tinggi dan cepat berkembang. Pembangunan kota yang tidak terintegrasi dengan kawasan sekitarnya didukung dengan ketidak tersediaannya sarana dan prasarana menimbulkan permasalahan yang kompleks seperti masalah kesehatan lingkungan, pencemaran, penyediaan air minum dan sebagainya.
elayanan sanitasi perkotaan di Indonesia saat ini masih sangat minim. Baru 3% penduduk dilayani dengan sistem sanitasi yang aman dan sehat. Sebagian besar masih menggunakan sarana di rumah tangga masing-masing, berupa kakus dengan atau tanpa tangki septik yang memadai secara teknis maupun kesehatan. Hasilnya malah lebih dari 70% sumur-sumur penduduk perkotaan terindikasi tercemar air tinja, ditunjukkan dengan adanya kandungan bakteri e-coli. Jumlah insiden penyakit akibat sanitasi buruk, seperti diare, tipus, dan muntaber masih tergolong tinggi di Asia.
Rencana Strategi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kota Ambon 2009 – 2014 telah selesai disusun oleh Pokja AMPL dan akan menjadi acuan bagi pembangunan AMPL di kota Ambon. Saat ini pelayanan Air Minum sudah mencapai 80 % dimana 20 % merupakan pelayanan PDAM dan 60 % lainnya dilayani oleh system air minum yang dikelola oleh swasta dan masyarakat, sehingga masih tersisa 20 % masyarakat yang belum terlayani air minum. Terkait dengan bidang sanitasi,saat ini pemerintah kota sedang melakukan pembenahan dengan melakukan perubahan perilaku kepada masyarakat khususnya di bidang persampahan dengan membentuk lokasi – lokasi percontohan dimana masyarakat mulai mengelola sampah dari sumbernya. Untuk program air limbah rumah tangga, akan dibangun sarana septic tank komunal yang menjadi pengganti jamban dengan cubluk dengan prioritas pada lokasi bantaran sungai dan pantai dan sekaligus mengalihkan penggunaan saluran drainase untuk saluran air hujan bukan saluran pembangunan limbah cair dan padat dari rumah tangga.
Air buangan dari kakus yang masih cukup banyak dibuang langsung ke sungai dan badan air lainnya, menyebabkan sungai-sungai kita di perkotaan makin tidak layak untuk kehidupan biota air, terus memburuk secara estetika, dan makin mahal untuk diolah sebagai sumber air minum kita. Dan kita masih saja tidak peduli. Masih terlalu banyak dari kita yang menganggap sanitasi adalah urusan pribadi, sehingga sepenuhnya menjadi tanggung jawab rumah tangga. Pembiayaan untuk investasi dan pelayanan sanitasi publik selama 30 tahun terakhir ternyata hanya sedikit lebih dari Rp. 200,- per kapita per tahun, jauh di bawah kebutuhan ideal yang mencapai Rp. 53.000,- per kapita per tahun. Upaya kita semua untuk mencapai target MDG pada tahun 2015 baru diimbangi dengan kemampuan dan kemauan kita mengalokasikan dana sekitar Rp. 500 milyar per tahun, sekedar 10% dari kebutuhan Rp. 5 trilyun per tahun. Sesuatu yang selama ini ternyata telah menyebabkan negara kita kehilangan hampir Rp. 56 trilyun rupiah per tahun, setara 2,1% PDB, berupa kerugian keuangan dan ekonomi, langsung maupun tak langsung. Sungguh ironis.
Gambaran kondisi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di kota Ambon secara garis besar akan diuraikan dalam buku Profil Sanitasi Kota Ambon : MANGGGUREBE MAJU MEMBANGUN SANITASI POTRET PEMBANGUNAN SANITASI KOTA AMBON.
Tapi apakah memang tidak ada yang peduli untuk membiayai sanitasi? Kenyataannya banyak negara donor, lembaga donor internasional, NGO, bahkan pihak dunia usaha yang telah menyatakan minat untuk membantu pembiayaan sanitasi. Syarat yang mereka ajukan umumnya adalah adanya rencana yang rinci, matang, dan telah disepakati pihak-pihak yang terkait dengan urusan penyediaan pelayanan sanitasi. Ini masalahnya. Masih sedikit kota-kota kita yang sudah siap dengan rencana sanitasi yang komprehensif, terkoordinasi, dan siap untuk diimplementasikan secara signifikan. Di satu sisi kita butuh dana sanitasi yang besar dan ada pihak-pihak yang bersedia membantu, namun di sisi lain kita ternyata belum siap untuk benar-benar memulai investasi sanitasi skala besar.
Buku ini merupakan bantuan teknik dari Tim ESP USAID (Environmental Service Program) yang telah berkomitmen untuk memfasilitasi pengembangan program kerja peningkatan kesadaran masyarakat dan pembentukan kelompok kerja yang merupakan forum multistakeholder untuk pengembangan rencana implementasi pengelolaan air minum dan penyehatan lingkungan di Kota Ambon.
Semoga Profil Sanitasi Kota Ambon ini dapat bermanfaat bagi Kota Ambon terutama dalam meningkatkan kualitas lingkungan.
Untuk itu upaya kota Yogyakarta menyusun Strategi Sanitasi Kotanya sangat dihargai. Kita perlu perencanaan sanitasi perkotaan yang baik dan atas prakarsa kota sendiri sebagai dasar penyusunan rencana implementasi selanjutnya. Penyajian SSK secara populer tapi cukup memberi gambaran lengkap akan permasalahan dan upaya pembangunan sarana dan pelayanan sanitasi di kota ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait akan peluang pembiayaan sanitasi yang ada. Untuk kota Yogyakarta sendiri, buku ini diharapkan dapat memberikan kesadaran mengenai pentingnya upaya penanganan sanitasi secara lebih signifikan karena sanitasi yang baik mempengaruhi langsung kesehatan, bahkan kesejahteraan masyarakatnya.
Walikota Manado
Direktur Permukiman dan Perumahan Selaku Ketua Tim Teknis Pembangunan Sanitasi
DRS. M. J. Papilaja, MS
Budi Hidayat 4
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
5
Daftar Isi BAB 1 Gamabaran Umum Kota Manado
BAB 3 Rencana Kedepan
Kota Wisata Kelas Dunia
Masa Depan Sanitasi Kota Manado Program Penanganan Air Limbah Domestik Harapan Kondisi Air Limbah di Kota Manado Harapan Kondisi Drainase di Kota Manado Harapan Kondisi Persampahan di Kota Manado Dari Open Dumping ke Sanitary Landfill Gotong Royong Bersihkan Penyakit Master Plan Kota Sudah Kadaluarsa
Kota Manado tak bisa dilepas dari nama Taman Nasional Bunaken. Kawasan wisata taman laut yang dinilai sebagai terindah di dunia itu, berkontribusi besar atas menjulangnya nama Manado di puncak deretan kota-kota destinasi wisata dunia. Oleh karenanya.... Hal. 10
26 28 29 30 31 32 33
Kota Manado memiliki master plan, tapi sudah kadaluwarsa sehingga sudah tidak dapat digunakan sebagai acuan. Hal ini karena master plan sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini. Contohnya saja, Hal. 34
BAB 2 Kondisi Sanitasi Terkini Di Kota Manado
Tak Ingin Ketinggalan, Pembangunan Sanitasi Mulai Diprioritasikan Masyarakat Sadar Jamban Layak, Air Limbah Dikelola Swasta 80 Persen Sampah Terangkut ke TPA Persoalan Air Limbah di Kota Manado Persoalan Persampahan di Kota Manado Persoalan Drainase di Kota Manado Persoalan Kesehatan Masyarakat di Kota Manado
14 16 17 18 20 22 23
BAB 4 - Masyarakat Berbicara Dan Berupaya MCK Plus-Plus Sehatkan Masyarakat Miskin
Saat ini sedang dibangun MCK Plus-Plus (MCK++) bantuan dari ESP. Bantuan ini sejak mulai dari desain, fisik bangunan MCK sampai ke pelatihan pengelolaan MCK++. Masyarakat di sini tentu sangat senang dengan bantuan ini, karena di sini adalah pemukiman padat penduduk di pinggir sungai. “Masyarakat di sini bekerja sebagai buruh dan masih banyak yang tidak memiliki WC di rumah masing-masing. Karena itu ......Hal. 38
6
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
7
Bab 1
Gambaran Umum Kota Manado
8
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
9
Gambaran Umum Kota Manado Penduduk di kota Manado terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Namun mayoritas adalah Suku Minahasa. Selain itu Suku Sangihe Talaud, Bolaang Mongondow, Suku Gorontalo dan Suku Tionghoa. Di samping itu juga ada warga bersuku Arab, Jawa, Batak, Maluku, Makasar dan lainnya. Merunut sejarah Kota Manado, keindahan kota itu telah dikenal sejak abad ke-16. Ketika itu sudah banyak para pendatang dari negeri lain datang dan mendiami kawasan itu. Dari catatan sejarah yang ada, nama “Manado” mulai digunakan sejak tahun 1623. Kata ini menggantikan nama sebelumnya yang sudah dikenal yakni “Pogidon” atau “Wenang”. Kota ini juga menjadi incaran bangsa-bangsa Eropa karena kekayaan hasil buminya. Tak ayal, bangsa penjajah, seperti Belanda dan Portugis, betah berlama-lama menguras habis potensi hasil bumi wilayah ini. Dari seluruh catatan sejarah yang ada, satu hal yang paling diingat tentang Kota Manado adalah bahwa kota ini pernah menjadi lokasi penawanan Pahlawan Nasional, Pangeran Diponegoro.
kota wisata
Kelas Dunia Image by: slightlyfamous.files.wordpress.com
K
ota Manado tak bisa dilepas dari nama Taman Nasional Bunaken. Kawasan wisata taman laut yang dinilai sebagai terindah di dunia itu, berkontribusi besar atas menjulangnya nama Manado di puncak deretan kota-kota destinasi wisata dunia. Oleh karenanya, tak ada orang yang tak hafal nama Manado, terlebih jika kata Bunaken disebutkan. Keduanya berjalan beriring, serupa dua sisi dari satu logam mata uang. Kota Manado sendiri adalah Ibukota Propinsi Sulawesi Utara. Kota ini terletak di ujung jazirah utara Pulau Sulawesi atau berada di antara 1o 26’ – 1o 40’ Lintang Utara dan 124o 48’ – 124o 54’ Bujur Timur. Luas wilayah Kota Manado 15.726 Ha (PP 22 Tahun 1988) dan terbagi atas 9 Kecamatan dan 87 Kelurahan. Kecamatan terluas adalah Mapanget yang mencapai 6.168,3 Ha atau 37% dari total luas Kota Manado. Jumlah penduduk Kota Manado pada tahun 2008 adalah 436.708 jiwa. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 427.098 jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata pertahun 1,10%. Kepadatan penduduk 72.78 jiwa/ha. Kecamatan terbanyak jumlah penduduknya adalah Kecamatan Tikala dengan 71.389 jiwa, dengan luas wilayah 1.511,8 Ha, maka kepadatan penduduknya termasuk rendah yaitu 47.22 jiwa/ha. Kecamatan yang paling kecil luas wilayahnya dalah Kecamatan Sario 193.25 Ha dengan jumlah penduduknya 27.858 jiwa dan sekaligus paling tinggi kepadatannya 144.15 jiwa/ha. Kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Bunaken dengan tingkat kepadatan 4.94 jiwa/ha. 10
Slick Report - Kota Manado - 2009
Batas Administratif Kota Manado •Sebelah Utara wilayah Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara dan Teluk Manado •Sebelah Selatan wilayah Kecamatan Pinileng Kabupaten Minahasa •Sebelah Timur wilayah Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara •Sebelah Barat wilayah Kabupaten Teluk Manado (Laut Sulawesi Kecamatan di Kota Manado • Bunaken • Malalayang • Mapanget • Sario • Singkil • Tikala • Tuminting • Wanea • Wenang
2009 - Kota Manado - Slick Report
Awal mula digunakannya kata “Manado” menjadi awal tonggak kelahiran kota itu. Sejarah mencatat, bahwa Kota Manado berdiri sejak 14 Juli 1623. Sementara dalam khasanah pemerintahan Republik Indonesia, Manado disahkan dan ditetapkan sebagai Kotamadya melalui UU No 5 tahun 1974. Sebagai kota wisata pantai, selain Bunaken, lokasi lain yang juga dikenal indah panoramanya adalah wilayah perairan di Pulau Siladen dan Pulau Manado Tua. Pulau Bunaken dan Siladen memiliki topografi bergelombang dengan puncak setinggi 200 meter. Sedangkan Pulau Manado Tua adalah wilayang pegununan dengan ketinggian lebih kurang 750 meter. Kekayaan alam dan potensi keindahan itu mendorong Walikota Manado periode 2005-2010, Jimmy Rimba Rogi mencanangkan Kota Manado sebagai Kota Pariwisata Dunia tahun 2010. Upaya merealisasikan keinginan itu dilakukan dengan sejumlah kebijakan, utamanya dalam perbaikan sarana dan prasarana kota serta peningkatan kualitas lingkungan kota. Langkah pemindahan dan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) dilakukan. Taman-taman kota dan trotoar dibenahi. Keindahan kota ditata dan dijaga. Upaya ini akhirnya menghasilkan penghargaan Adipura pada tahun 2007 lalu. Hal penting lainnya adalah ditetapkannya Kota Manado sebagai tuan rumah World Ocean Conference pada tahun 2009. Pergelaran Event Internasional itu di Kota Manado semakin mendekatkan kota tersebut sebagai Kota Wisata Dunia. Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi penjabaran dan implementasi dari Visi dan Misi Kota Manado. Visi Kota Manado adalah Manado Kota Pariwisata Dunia Tahun 2010. Sedangkan Misi Kota Manado Menciptakan Lingkungan Perkotaan yang Menyenangkan Di Mana Setiap Orang Dapat Mewujudkan Potensi dan Impiannya. Perekonomian Kota Manado ditopang dari sektor perdagangan, perhotelan dan restoran, pengangkutan, komunikasi serta sektor jasa. Peran sektor tersebut dari tahun ke tahun semakin dominan dalam menopang perekonomian lokal di sana. Tercatat tahun 1996 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 68,74 persen. Tahun 2000 PDRB meningkat menjadi 74,68 persen. 11
Bab 2
Kondisi Sanitasi Terkini Kota Manado
12
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
13
Kondisi Sanitasi Terkini Di Kota Manado
Kondisi Sanitasi Indonesia
Tak Ingin Ketinggalan,
Pembangunan Sanitasi Mulai Diprioritaskan
Sanitasi adalah sarana atau sistem yang berfungsi menjaga kebersihan terutama dari kotoran yang timbul akibat aktivitas manusia. Definisi sanitasi di Indonesia termasuk penanganan air limbah domestik, persampahan, dan drainase lingkungan.
‘‘Konstruksi dan pengoperasian tempat pengelolaan limbah terhitung mahal, memiliki septic tank individu di setiap rumah tangga juga bukan solusi, maka harus ada upaya untuk mencoba sistem sanitasi masyarakat terpadu.’’ Basah Hernowo, Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas.
D
alam masalah sanitasi perkotaan, pada mulanya Kota Manado tak beda dengan hampir kebanyakan kota/ kabupaten di Indonesia. Sanitasi tidak menjadi program prioritas pembangunan. Sanitasi belum mendapat perhatian dan agak dipinggirkan.
- Lebih dari 12% penduduk perkotaan Indonesia sama sekali tidak memiliki akses ke sarana jamban (SUSENAS 2004). - Menurut Departemen Kesehatan, diare merupakan salah satu penyebab utama 50 dari 1.000 bayi yang lahir di Indonesia, meninggal sebelum usia lima tahun. - Laporan Asian Development Bank menyebutkan, pencemaran air di Indonesia berpotensi menimbulkan kerugian Rp. 45 triliun lebih per tahun atau 2,2% GDP negara. 14
Hal itu terbukti dengan belum dimilikinya perencanaan strategi program sanitasi untuk skala perkotaan (city-wide sanitation). Hal itu masih ditambah dengan tidak adanya institusi yang bertanggung jawab secara langsung kepada sanitasi perkotaan. Para penentu kebijakan di kalangan eksekutif dan legislatif memiliki kesenjangan kapasitas dalam memahami betapa penting dan sangat mendesaknya penyediaan pelayanan bidang sanitasi bagi masyarakat. Maka kloplah sudah, sanitasi memang bukan sesuatu yang penting, pada mulanya. Parahnya lagi, masyarakat juga belum paham tentang sanitasi. Perilaku masyarakat masih buruk dalam soal sampah dan air limbah, misalnya. Budaya membuang sampah dan air limbah di sembarang tempat masih ada di depan mata. Hal ini Slick Report - Kota Manado - 2009
memperburuk kondisi kesehatan lingkungan perkotaan. Padahal pada waktu yang sama pertumbuhan penduduk Kota Manado terus meningkat yang berimplikasi pada tingkat kepadatan penduduk. Padatnya penduduk akan seiring dengan problem lanjutaannya yakni meningkatnya produksi sampah dan air limbah. Jika hal ini tidak diimbangi tersedianya sarana dan prasarana sanitasi yang memadai, akan berdampak buruk terhadap kesehatan lingkungan. Misalnya meningkatnya angka jumlah orang sakit dan bahkan angka kematian bayi. Tapi kini semua itu sudah berubah. Sanitasi mulai menjadi program prioritas pembangunan. Rencana strategis (Renstra) Sanitasi Kota Manado periode 2010-2015 akhirnya telah dapat diselesaikan. Tim Pokja Sanitasi pun telah dibentuk. Ini artinya, dalam masa mendatang program pembangunan sanitasi Kota Manado akan lebih terjamin. Perbaikan sarana dan prasarana sanitasi serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat pun sudah terbayangkan. Masa depan sanitasi akan lebih baik lagi. 2009 - Kota Manado - Slick Report
Dalam tingkatan praktis, kondisi sanitasi di Kota Manado telah menggembirakan. Dalam soal air limbah domestik, misalnya, diperkirakan sudah 83 persen rumah tangga di Kota Manado sudah menggunakan fasiliatas jamban yang layak. Demikian halnya dalam pelayanan bidang persampahan. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Manado (DKP) telah melayani 84 Kelurahan dari total 87 Kelurahan. Ini artinya, pelayanan bidang persampahan telah nyaris sempurna atau seratus persen. Namun demikian, sejumlah masalah yang harus segera ditangani masih menjadi pekerjaan rumah. Misalnya saja dalam bidang drainase dan kesehatan lingkungan. Untuk bidang drainase, masih terdapat saluran drainase yang mampat atau mengalami pendangkalan. Hal ini akibat perilaku masyarakat membuang sampah di saluran drainase. Sementara itu sejumlah masalah kesehatan lingkungan juga masih terjadi, yakni dengan masih terjadinya kejadian angka kesakitan pada penyakit diare, malaria, demam berdarah dan kolera.
15
Kondisi Sanitasi Terkini Di Kota Manado
Masyarakat Sadar Jamban Layak,
Air Limbah Dikelola Swasta B
erdasarkan hasil survey lapangan Dinas Kesehatan Kota Manado pada tahun 2008, mayoritas warga masyarakat di kota tersebut telah memiliki kesadaran tinggi menggunakan jamban keluarga yang layak. Setidaknya didapatkan data telah sedikitnya 83 persen rumah tangga di Kota Manado berjamban layak. Hal itu tergambar dalam tabel berikut ini:
Tabel Persentase Jamban Keluarga Kota Manado Tahun 2008 Puskesmas
Jumlah KK Jumlah KK % Yang Diperiksa Yang Memiliki Jamban Cakupan
Bahu
2486
2043
82.18
Sario
1524
1484
97.37
Teling Atas
1477
1389
94.04
Ranotana Weru
1135
898
79.12
Wenang
1781
1655
92.93
Tikala Baru
1678
1158
69.01
Ranomut
1257
1157
92.04
Paniki Bawah
1798
1678
93.33
Bengkol
282
241
85.46
Kombos
854
533
62.41
Wawonasa
1212
847
69.88
Tuminting
2857
2132
74.62
Bunaken
219
182
83.11
Jumlah
18560
15397
83.00
Sumber : Dinas Kesehatan, 2008
Sementara itu pada pengelolaan air limbah, di Kota Manado dilayani oleh pihak swasta yaitu KUD Wenang. Koperasi ini melakukan penyedotan lumpur tinja dari septik tank penduduk. Jumlah truk tinja yang dimiliki oleh KUD Wenang saat ini berjumlah 3 unit dengan kapasitas masing-masing 1-8 m3. Masing-masing truk dalam sehari rata-rata dapat melayani 1- 2 kali pengangkutan.
80 Persen Sampah
Terangkut ke TPA P
roduksi sampah per hari di Kota Manado mencapai 1.280 meter kubik. Dari total volume sampah itu, 80 persen dapat diangkut dan dibuang ke TPA Sumompo. Persoalan sampah di Kota Manado menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Sedangkan dari aspek pelayanan, hingga akhir tahun 2009, DKP Kota Manado telah melayani 84 Kelurahan dari total 87 Kelurahan. Dari sisi sarana dan prasarana DKP Kota Manado adalah memiliki 39 unit truk sampah, 2 unit Bolduzer, 1 Unit Backloader, motor sampah sebanyak 70 Unit, kontainer 49 Unit dan bak sampah sebanyak 408 buah. Sedangkan sarana TPA yaitu TPA Sumompo terletak di Kecamatan Tuminting + 5 km dari pusat kota dan berjarak 0.5 km dari tempat permukiman. Luas TPA Sumompo ± 5 ha di atas lahan Hak Milik dengan kondisi lahan tebing. Konsep pengelolaan dengan menggunakan sistem Open Dumping. Sementara itu, timbulan sampah di Kota Manado berasal dari sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah pabrik, sampah rumah sakit, sampah hasil gotong-royong, sampah kawasan wisata, sampah terminal, dan sampah pusat keramaian lain.
16
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
17
Kondisi Sanitasi Terkini Di Kota Manado
Persoalan Air Limbah di
Kota Manado • Masih banyaknya praktik BAB di sembarang tempat • Masih banyaknya praktik pembuangan limbah domestik ke saluran drainase • Pembuangan limbah/tinja ke sungai (pipa pembuangan tinja ke DAS) • Belum dimilikinya Perda atau regulasi secara spesifik mengenai pengelolaan air limbah • Belum dimilikinya piranti perencanaan air limbah secara terpadu yan dapat dijadikan acuan dan rujukan dalam pengembangan program (master plan air limbah, DED) • Pembangunan yang belum berorientasi perencanaan terpadu dengan sistem pengelolaan air limbah • Terbatas/masih kurangnya sosialisasi pentingnya pengelolaan limbah yang sehat serta lemahnya sistem pengawasan
18
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
19
Kondisi Sanitasi Terkini Di Kota Manado
Persoalan Persampahan di
Kota Manado
• Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengangkut sampah sesuai waktu • Masih adanya masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat • Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah organik dan non organik • Belum tersedianya prasarana pengelolaan sampah di Pulau Manado Tua, Bunaken dan Siladen • Belum optimalnya pengelolaan air lindi (leachate) • Fasilitas pengelolaan sampah masih menggunakan sistem open dumping yang sangat rentan terhadap pencemaran lingkungan • Belum memadainya jumlah fasilitas TPS di kawasan permukiman • Semakin banyaknya timbulan sampah yang tak terangkut sesuai jadwal • Belum efektifnya pelaksanaan regulasi mengenai pengelolaan sampah • Lemahnya fungsi koordinasi dalam pengelolaan sampah antar berbagai dinas terkait • Kurangnya data yang akurat sebagai dasar dalam perencanaan program • Perencanaan kawasan yang tidak terencana dengan baik • Keterbatasan sarana pengelolaan sampah • Belum optimalnya penyuluhan dan sosialisasi pengelolaan sampah yang sehat kepada masyarakat
20
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
21
Kondisi Sanitasi Terkini Di Kota Manado
Persoalan Drainase di
Persoalan Kesehatan Masyarakat di
Kota Manado
Kota Manado
• Belum ditegakkannya kebijakan RTRW • Belum disusunnya master plan drainase dan RTBL • Pelaksanaan program belum mengacu pada RTRW • Belum adanya regulasi yang mengatur mengenai sistem sanitasi untuk Pengembang (Real Estate) • Tersumbatnya drainase di beberapa kawasan • Pendangkalan saluan drainase • Tidak memadainya kapasitas seluruh drainase dengan volume air • Praktik membuang sampah di saluran drainase oleh masyarakat • Terbatasnya sumur resapan • Tidak adanya fasilitas drainase di beberapa titik kawasan
22
Slick Report - Kota Manado - 2009
• Belum dimilikinya Perda Kebersihan Lingkungan • Lemahnya koordinasi antar sektor terkait • Kurangnya sosialisasi kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat di tingkat masyarakat/kelurahan dan kecamatan • Tingginya kasus penyakit yang diakibatkan oleh faktor sanitasi, seperti diare, malaria, demam berdarah dan kolera.
2009 - Kota Manado - Slick Report
23
Rencana Ke Depan
Bab 3
Rencana Ke Depan
24
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado Ambon - Slick - SlickReport Report
25
Rencana Ke Depan
Masa Depan Sanitasi Kota Manado
Visi
Terpenuhinya Layanan Sanitasi Kota Manado yang Bersih, Sehat, Nyaman dan Berkelanjutan pada tahun 2015 Misi 1. Menyediakan layanan sanitasi yang memenuhi syarat dan memadai serta berkesinambungan bagi perkembangan Kota Manado 2. Menciptakan lingkungan perkotaan yang bersih, sehat, nyaman 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Menjadikan Kota Manado bebas pencemaran Air Limbah pada tahun 2015 Pada tahun 2015 Kota Manado diharapkan : a. Tersusunnya Renstra dan Renja Sanitasi b. Terbentuknya Perilaku Peduli Lingkungan c. Terkendalinya Pencemaran Air Limbah d. Tersusunnya Master Plan Pengelolaan Air Limbah Komunal/City Wide Sanitation yang memadai sesuai dengan kebutuhan, dapat dipantau secara efektif, efisien dan berkelanjutan e. Tersusunnya Regulasi Pengelolaan Air Limbah. 2. Menjadikan Kota Manado bebas Timbulan Sampah di semua tempat tahun 2015 Pada tahun 2015 Kota Manado diharapkan : a. Tersedianya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan yang memadai b. Tumbuhnya Partisipasi dan Kesadaran Masyarakat 3. Mewujudkan Drainase Kota Manado yang memadai dan terkendali pada tahun 2015 Pada tahun 2015 Kota Manado diharapkan : a. Tersusunnya Master Plan Drainase Kota Manado b. Terciptanya Saluran Drainase dan Pola Sistem Jaringan c. Terpeliharanya saluran dan gorong-gorong d. Meningkatnya peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan drainase lingkungan 4. Menurunnya angka kesakitan yg disebabkan oleh faktor sanitasi yang buruk pada tahun 2015 Pada tahun 2015 Kota Manado diharapkan : a. Tersedianya Media Promosi dan informasi sadar hidup sehat b. Terciptanya PHBS dan lingkungan yang sehat c. Terkendalinya Manajemen Kesehatan Lingkungan d. Tersusunnya kajian Pengembanan Lingkungan sehat e. Tersusunnya Master Plan kualitas kesehatan lingkungan. 26
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
27
Kondisi Sanitasi Rencana Ke Depan Terkini Di Kota Ambon
Program Penanganan Air Limbah Domestik
Harapan Kondisi Air Limbah di Kota Manado
• Penyediaan fasilitas pengelolaan air limbah yang memadai untuk menampung limbah domestik dan non domestik.
• Memiliki Perda Air Limbah • Memiliki master plan pengelolaan air limbah komunal/city wide • Sarana air limbah memadai sesuai dengan kebutuhan • Sistem pemantauan yang efektif terhadap air limbah • Perilaku masyarakat berubah • Masyarakat berpartisipasi aktif dalam pengelolaan air limbah
• Mendorong kepedulian masyarakat untuk melakukan praktek pembuangan air limbah baik tinja maupun limbah rumah tangga yang sehat.
28
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
29
Rencana Ke Depan
Harapan Kondisi Drainase di Kota Manado
Harapan Kondisi Persampahan di Kota Manado
• Penanganan sistem drainase yang lebih profesional • Pelaksanaan rencana yang konsisten • Perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan
30
Slick Report - Kota Manado - 2009
• Tegaknya peraturan persampahan • Semua kebutuhan sarana pengelolaan sampah terpenuhi (memiliki minimal 120 unit armada truk sampah) • Kuatnya koordinasi antarsektor dalam pengelolaan persampahan • Memiliki data base yang akurat • Masyarakat, sekolah menerapkan PHBS • Perilaku masyarakat telah berubah
2009 - Kota Manado - Slick Report
31
Rencana Ke Depan
Dari Open Dumping ke Sanitary Landfill
T
imbulan sampah di Kota Manado dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompo. Semula TPA ini masih menggunakan sistem open dumping atau sampah dibuang di TPA dan menumpuk. Namun kini, sistem yang rawan pencemaran lingkungan sekitar itu mulai diganti dengan sistem sanitary landfill. Sistem ini lebih aman dari pencemaran, karena sampah yang dibuang ke TPA akan diurug atau ditimbun tanah. Guna merealisasikan hal tersebut, saat ini pembangunan dan perluasan TPA Sumompo sedang dilakukan. Luasan lahan diperlebar dengan upaya pembebasan lahan di sekitar TPA seluas 6 hektare. Di samping itu juga sedang dilakukan pembuatan blok sampah dengan dilapisi geo-textile sebagai dasar, lapisan geo-membrane, penangkap air lindi (leachate) dan penangkap gas. “Di TPA juga dibangun IPAL sebagai bangunan pengolahan limbah cair yang dihasilkan yaitu air lindi atau leachate, sehingga air buangan hasil pengolahan masuk ke badan air penerima dalam kondisi ramah lingkungan dan tidak mencemari air tanah. ”ujar Anthon Tampebawas Assisten Teknik P2LPK Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Utara dan juga sebagai sebagai pengawas lapangan pembangunan TPA dan IPAL Sumompo.
Anthon Tampebawas Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado Assisten Teknik P2LPK
Dikatakan, sampah organik yang masuk ke TPA dimanfaatkan sebagai kompos. Sampah itu diolah dengan menggunakan dekomposter untuk membantu mempercepat pembuatan dan pematangan kompos. Untuk pembuatan kompos di TPA Sumompo masih menggunakan cara manual. “Kompos yang dihasilkan di TPA Sumompo digunakan untuk jalur hijau dan taman-taman kota,”tandasnya. Menyinggung struktur TPA Sumompo, Anthon Tampebawas menuturkan, lokasi TPA terdiri dari pintu masuk, pos penjagaan, tempat perawatan dan garasi. Selain itu ada bak penampung, saluran air kotor, ruang simpan dan sumur pemantau. Ditegaskannya, perubahan pengelolaan sampah di TPA Sumompo dari open dumping ke sanitary landfill diakui sebagai antisipasi terjadinya pencemaran sekitar, baik pencemaran air tanah maupun pouisi udara. Pada awal pembangunannya dulu, dikatakan, memang TPA Sumompo masih direncanakan dengan sistem open dumping.
Gotong Royong Bersihkan Penyakit
K
ota Manado merupakan daerah endemi penyakit Demam Berdarah (DB). Hal itu terjadi terutama pada saat musim pancaroba. Di musim pancaroba juga muncul penyakit lain yang tak kalah berbahaya, seperti malaria dan diare. Tapi pada musim pancaroba tahun ini, malaria cenderung menurun, meskipun di sini juga jadi endemis malaria. “Sebagai upaya menghilangkan endemi itu, kita melakukan kegiatan Jumat Bersih. Bentuknya gotong royong membersihkan lingkungan terdekat,”kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Manado, Noldy Mandolang, B.Sc. Kegiatan Jumat Bersih, ujar Noldy, sudah berjalan dengan baik. Selain secara resmi sudah dicanangkan Pemerintah Kota Manado sebagai program kegaiatan, kordinasi antardinas dalam kegiatan itu berjalan dengan baik. Setiap hari Jumat, baik masyarakat maupun para pegawai di Pemerintah Kota Manado berkumpul dan bergotongroyong. Mereka membersihkan jalan-jalan dan lingkungan sekitar rumah atau kantor masing-masing.
Noldy Mandolang, B.Sc Dinas Kesehatan Kota Manado Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
32
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
Harapan kita, kegiatan ini dapat berjalan lancar dan berkelanjutan. Karena kebersihan lingkungan akan mencegah timbulnya berbagai penyakit berbahaya seperti diare atau demam berdarah. Masyarakat diharapkan tetap menjaga kebersihan di wilayahnya masing-masing. Dalam level Pemerintah Kota, sekarang sudah ada Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi yang mengkoordinir kegiatan di masing-masing SKPD terkait. Program di masing-masing dinas berjalan lancar. Berbeda dengan sebelum adanya Pokja Sanitasi, di mana pembangunan dan perencanaan sanitasi agak terabaikan. 33
Rencana Ke Depan
Master Plan Drainase Sudah Kadaluwarsa
K
ota Manado memiliki master plan, tapi sudah kadaluwarsa sehingga sudah tidak dapat digunakan sebagai acuan. Hal ini karena master plan sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini. Contohnya saja, master plan yang ada hanya membahas dua buah sungai, itupun tidak dari hulu ke hilir. “Padahal sekarang ini sungai yang mengaliri Kota Manado ada 5 sungai. Sudah jauh berbeda dengan kondisi saat ini sehingga master plan itu tidak digunakan,”kata Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado, Ir Irianto Mangiwa. Tidak adanya master plan itu membuat pembangunan yang dilaksanakan hanya tipikal saja setiap tahunnya. Misalnya saja dalam pembangunan drainase. Drainase yang dibangun hanya menyesuaikan dengan yang sudah ada, jadi hanya tipikal saja. Akibatnya sistem drainase di sini tidak berfungsi. Pada saat musim hujan di Kota Manado terjadi banjir. Penyebabnya karena drainase mengalami sedimentasi. Di samping sedimentasi drainase, banjir juga disebabkan karena penyempitan sungai. Hal ini sebagai akibat tumbuhnya pemukiman di bahu sungai.
Ir Irianto Mangiwa Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado Sekretaris Dinas
34
“Selain juga aktifitas masyarakat membuang sampah di sungai menyebabkan penyumbatan dan pendangkalan sungai,”katanya. Namun menurutnya, ketiadaan master plan terbantu dengan adanya Pokja Sanitasi. Keberadaan Pokja, katanya, Pemerintah Kota memiliki rencana strategis (renstra) bidang sanitasi dan memiliki prioritas dalam pembangunan sanitasi.
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
35
Bab 4
Masyarakat Berbicara & Berupaya
36
Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
37
Masyarakat Berbicara & Berupaya
MCK Plus-Plus Sehatkan Masyarakat Miskin
S
aat ini sedang dibangun MCK Plus-Plus (MCK++) bantuan dari ESP. Bantuan ini sejak mulai dari desain, fisik bangunan MCK sampai ke pelatihan pengelolaan MCK++. Masyarakat di sini tentu sangat senang dengan bantuan ini, karena di sini adalah pemukiman padat penduduk di pinggir sungai. “Masyarakat di sini bekerja sebagai buruh dan masih banyak yang tidak memiliki WC di rumah masing-masing. Karena itu kami di sini sangat senang dengan adanya pembangunan MCK ini,”kata Abdul Rajab Lihawa, Tokoh Masyarakat Lingkungan 3 Karame, Kecamatan Singkil, Kota Manado dan juga adalah sebagai wakil ketua badan pengelola MCK tersebut.
Erol R Osu Kepala Lingkungan Kelurahan Malalayang II Lingkungan III Kota Manado
Dikatakannya, MCK++ ke depan akan dikelola oleh warga sendiri. Pengelolaan akan berdasar pada hasil musyawarah warga. Ada petugas-petugas yang bertanggungjawab pada perawatan bangunan, kelistrikan, air bersih serta kerusakan pipa. Juga ada petugas pemelihara kran dan mesin pompa. Pengurus juga akan menentukan besaran retribusi yang akan dikenakan kepada warga. Menurut Abdul Rajab Lihawa, masyarakat sangat senang dengan desain MCK. Mereka juga berterimakasih kepada USAID yang telah membantu masyarakat Karame. Banyaknya ruangan dalam MCK itu, lanjutnya, maka kebutuhan warga di sana BAB akan terlayani, sehingga kebiasaan BAB di sungai akan berubah. Sementara itu Erol R Osu, Kepala Lingkungan Kelurahan Malalayang II Lingkungan III Kota Manado menandaskan, MCK++ juga sedang dibangun di lingkungannya. Warga lingkungannya tinggal di sekitar terminal antarprovinsi di Kota Manado. “Kebanyakan warga di sini berpenghasilan menengah ke bawah. Banyak rumah-rumah di sini tidak memiliki WC sehingga untuk BAB dilakukan di sungai. Karena itu kami senang dan berterimakasih sekali mendapat bantuan MCK dari ESP ini,”katanya. Dibangunnya MCK itu, lanjutnya, akan memenuhi kebutuhan air bersih dan kebutuhan BAB masyarakat. MCK++ itu juga akan dikelola warga. Agar warga bertangungjawab, maka akan dikenakan retribusi.
Abdul Rajab Lihawa LSM Lingkungan 3 Karame, Kecamatan Singkil, Kota Manado Ketua 38
Sementara menurut Benyamin Loho Kepala Lingkungan Bohowo, Kota Manado, di wilayahnya sudah ada arisan warga untuk membangun WC. Dalam arisan itu, setiap rumah tangga mengumpulkan dana Rp 50 ribu perbulan. Arisan diberlakukan per 10 KK. Sehingga terkumpul dalam setiap kelompok arisan dana sebesar Rp 500 ribu. “Dengan dana itu setiap bulannya dapat dibangun satu buah WC. Pembangunan berlangsung terus hingga semua warga dapat memiliki WC sendiri-sendiri,”kata Benyamin Loho. Slick Report - Kota Manado - 2009
2009 - Kota Manado - Slick Report
39
www.esp.or.id
40
Slick Report - Kota Manado - 2009