Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
MEMBANGUN STRATEGI PEMBANGUNAN BIDANG PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (Beberapa Pokok Pemikiran) Ravik Karsidi Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta (Disampaikan sebagai Keynote Speaker dalam Seminar Nasional Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, di UNS Solo 7 Mei 2013)
menyatakan
PENGANTAR Pendidikan merupakan
dan
persoalan
Kebudayaan utama
salah
satu
tujuan
pembentukan Negara Republik Indonesia
dalam
dikaitkan langsung dengan pendidikan dan
pembangunan bangsa manapun di dunia
kebudayaan,
ini. Pendidikan mengajarkan, mewariskan
Kehidupan Bangsa. Latar belakang ini
dan
nilai-nilai
yang memastikan bahwa investasi besar
kebudayaan (dengan semua aspek yang
bangsa Indonesia untuk mengalokasikan
ada), dan kebudayaan “mengajarkan”
20% APBN kita di sektor pendidikan
bagaimana
adalah langkah yang tepat.
mengembangkan
merespon
persoalan-persoalan
dan
Mencerdaskan
kehidupan.
Namun demikian, sampai saat ini,
Karena ini maka pembangunan di bidang
kinerja pendidikan dan kebudayaan kita
Pendidikan dan Kebudayaan sepantasnya
masih perlu mendapatkan perhatian kita
memiliki
bersama.
strategi
dalam
mengatasi
yaitu
yang
jelas
untuk
Bersumber
dari
laporan
pemuliaan dan sekaligus juga kemuliaan
akuntabilitas Kementrian pendidikan dan
anak-anak bangsa, bahkan dalam suatu
Kebudayaan tahun 2013 menunjukkan
kerangka
beberapa kondisi yang masih kurang
pembangunan
yang
berkelanjutan (sustainable development).
memuaskan
secara
kuantitatif
Begitu pentingnya pendidikan bagi
sebagaimana terlihat pada table 1. Data
bangsa Indonesia, sampai para pendahulu
kualitatif menunjukkan realitas yang juga
kita
cukup menarik dimana ditandai kondisi :
menuangkan
Undang-Undang
dalam Dasar
pembukaan RI
1945 1
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
1. Budaya kekerasan yang masih tampak
mengakibatkan
korban
jiwa
dan
pada anak-anak didik tingkat dasar,
korban material/fisik di kampus dan
menengah sampai perguruan tinggi.
sekolahnya sendiri.
Didalam beberapa kejadian sampai Tabel 1: Cuplikan LAKIP Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan 2012 No Strata Pendidikan 1
SD Sederajat
Kondisi
Capaian
Catatan Kondisi
Rasio Guru SD sederajat dan
23 %
Kekurangan / tidak
Siswa sesuai SPM* Rasio Guru SMP sederajat
2
SMP Sederajat
merata guru 39 %
dan Siswa sesuai SPM* Guru SMP sederajat
merata guru 80 %
berpendidikan S1/D4 SMA / SMK terakreditasi
Kekurangan / tidak
guru SMP yang tidak berpendidikan S1
67.94 %
Sekolah SMA tidak terakreditasi
Guru SMA sederajat
92,8 %
berpendidikan S1/D4 3
SMA Sederajat
APK** SMA Sederajat
Kualitas guru SMA yang tidak S1/D4
69,7 %
Tidak
dapat
melanjutkan sekolah menengah Guru SMK Produktif SMA putus sekolah
65 % 1,79 %
Guru tidak produktif Tidak
dapat
menyelesaikan SMA Prosentasi Dosen S3
10.03 %
Jumlah
dosen
Indonesia
174,875
orang Prosentasi Dosen S2
4
66 %
Masih
ada
dosen
bergelar S1
Pendidikan Tinggi APK Mahasiswa (usia 19-23
30,12 %
tahun)
Sekitar 70% lulusan SMA
tidak
melanjutkan ke PT APK Mahasiswa prodi sain 2
7,3 %
Prodi pendukung sain
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
No Strata Pendidikan
Kondisi
Capaian
Catatan Kondisi masih sedikit (total prodi 16.711)
Dosen bersertifikat profesi
39,3 %
Sekitar 60% dosen tidak terlibat dalam asosiasi profesi
HAKI
212
sekitar
1,5%
total
dosen Jumlah dosen publikasi
0,68 %
internasional
Sedikit
dosen
publikasi internasional
Jumlah dosen publikasi
6,38 %
Nasional terakreditasi
Sedikit
dosen
publikasi
jurnal
nasional terakreditasi Jumlah prodi minimal
52,67 %
terakreditasi B
Sekitar
47%
prodi
masih akreditasi C
Perguruan Tinggi WTP PT termasuk 300 besar dunia
18 PTN 3 PT
Jumlah PTN= 93 Daya
saing
internasional
PT
masih kurang PT termasuk 600 besar dunia
11
Daya
saing
internasional
PT
masih kurang Catatan : * SPM Standart Pelayanan Minimal / ** APK Angka Partisipasi Kasar Sumber : Lakip Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan tahun 2012
2. Melemahnya intelektualisasi karena
terjadinya
berkembangnya sikap pragmatisme dan
kridensialisme
pemalsuan
ijazah
dan
palanggaran standar akademik.
(hanya
3. Melemahnya jiwa kebangsaan dan
mementingkan mendapatkan ijazah
patriotisme bela negara (baik di
atau sertifikat) sehingga mendorong
tataran 3
pemikiran,
sikap
dan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
tindakan), sehingga semakin jauh dari
karena Pancasila (dan Undang-Undang
pilar kesadaran akan karakter bangsa.
Dasar 1945) merupakan landasan filosofis
Kondisi ini memerlukan pemikiran
dan kepribadian bagi bangsa Indonesia
kita bersama untuk merumuskan strategi
(lihat misalnya Said, 1961; Zainu’ddin,
pendidikan
1968; Darmodiharjo, 1981).
dan
pengembangan
kebudayaan yang tepat dan berkelanjutan.
Adapun beberapa pokok pemikiran
Namun demikian harus diakui bahwa
bersifat strategis yang patut dikedepankan
tidak ada satu strategi yang dapat ditiru
untuk membangun Indonesia sekarang dan
(dijadikan model) secara persis untuk
akan datang meliputi: (1) penguatan
kepentingan ini, apalagi dalam konteks
sekolahan sebagai pilar sistem sosial-
Indonesia dengan segala situasi yang ada
budaya (2) penguatan pendidikan sains
termasuk tidak/belum meratanya tingkat
dan
kemajuan.
pengembangan
pada
tehnologi
untuk industri
mendukung strategis,
(3)
Menyikapi hal demikian maka
penguatan pendidikan seni dan industri
akhirnya
kreatif, (4) penguatan pendidikan akhlak,
setiap
bangsa
harus
mencipta dan mengembangkan sendiri
budi-pekerti,
model strateginya untuk pembangunan
perilaku
pendidikaan dan kebudayaan ini yang
mewujudkan suatu bangsa dan masyarakat
dinilai lebih cocok sambil terus-menerus
Indonesia yang besar, maju, dan makmur,
berbenah
(5) penguatan pendidikan jati-diri dan
dan
mengupayakan
peningkatan-penyempurnaan
termasuk
dan yang
kemandirian
bangsa,
mentalitas
untuk
kondusif
untuk
(6)
penguatan
dengan belajar dan menyimak pengalaman
pendidikan untuk ikut berperan secara
bangsa lain. Nilai-nilai filosofis tertentu
signifikan dalam dinamika global dan (7)
selayaknya
penguatan
diletakkan
lebih
dahulu
sebagai dasar membangun strategi di
intelektualisme
berbasis
kearifan lokal.
bidang ini, dan bagi bangsa Indonesia karena itu maka Pancasila merupakan
1.
acuan pokok untuk membangun strategi
Penguatan Sekolahan sebagai Pilar Sistem Sosial-Budaya
pembangunan di bidang apapun termasuk
Saat ini kita banyak terperangkap
bidang pendidikan dan kebudayaan. Hal
oleh pemikiran dan kebijakan
demikian bukan semata karena Pancasila
memperlakukan sekolah sebagai lembaga
merupakan dasar Negara tetapi juga
pendidikan 4
semata.
Sekarang
yang
sudah
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
saatnya
kita
membuka
cakrawala
sebagai
pengikat
kebersamaan
pendidikan kita, sehingga memperlakukan
mempersatukan
sekolah
pendidikan
komunitas),
sebagai
kekayaan
dan
didalamnya sebagai bagian dari sistem
kebangsaan
(warisan
budaya
yang
sosial-budaya yang ada di
sekitarnya.
memberikan semacam roh yang karena itu
Dalam buku saya (Ravik Karsidi, 2005)
harus senantiasa dipelihara, dilestarikan
tentang
saya
dan dikembangkan), dan juga sebagai
sebutkan bahwa terjadi saling keterkaitan
kekuatan yakni kekuatan penggerak dalam
dan ketergantungan antara sekolahan,
kehidupan dan mencapai tujuan baik
keluarga
secara internal sesama warga komunitas
dan
proses
Sosiologi
dan
Pendidikan
masyarakat
dimana
segenap
(yang
pendidikan didalamnya sangat terkait
maupun
dengan mobilitas sosial dan perubahan
dengan masyarakat/bangsa lain. Hal ini
sosial di masyarakat. Karabel and Halsey
berarti misi pendidikan di sekolahan (
(1979)
adalah pendidikan dari tingkat dasar
secara
khusus
bahkan
telah
eksternal
mengelaborasi beberapa pandangan untuk
sampai
membahas tentang peranan pendidikan
menghasilkan
dalam
budaya
reproduksi
kebudayaan
dan
transformasi sosial. Dalam
ketika
warga
pendidikan
tinggi)
pembentukan
nasional
berinteraksi
dan
akan
identitas sekaligus
terbentuknya karakter bangsa Indonesia
konstruksi
sekolahan
yang membedakan dengan bangsa lain.
sebagai bagian dari pilar sistem sosial-
Peranan sekolahan sebagai garda
budaya, maka peranan pendidikan di
pertahanan identitas budaya nasional ini
sekolahan sangat vital dalam membentuk
penting mengingat selalu ada pengaruh
identitas kultural bagi bangsa Indonesia.
internal dan eksternal dari perubahan
Pawito (2013) dengan mendasarkan pada
global yang dapat mengubah identitas
pandangan Rummens (2001) menyatakan
kultural tersebut. Penelitian Heninghan
bahwa
biasanya
(2002) di Kanada menunjukkan ancaman
dirasakan sangat penting oleh warga
nyata terhadap budaya Kanada sebenarnya
masyarakat/bangsa
bukan komunikasi transnasional yang
identitas
kultural
bersangkutan
di
manapun terutama oleh karena identitas
sampai
kultural dapat berfungsi, selain sebagai
mempenetrasi, dan bukan juga teknlogi
penanda atau pembeda seperti sebelumnya
baru termasuk teknologi media, tetapi
sudah
musuh paling nyata bagi budaya Kanada
dikemukakan,
juga
berfungsi 5
tingkat
tertentu
nampaknya
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
menurut Henighan sebenarnya adalah kecenderungan
2.
penyeragaman
Penguatan Pendidikan Sains dan Teknologi
(uniformity) budaya yang didesakkan oleh
untuk
mendukung
Pengembangan Industri Strategis
media internasional yang didominasi oleh
Ilmu pengetahuan dan teknologi
media Amerika telah membanjiri publik di
(iptek) merupakan aspek yang paling
Kanada dengan berita-berita dan paket
spektakuler
hiburan yang berceritakan dan bergaya
karenanya
Amerika (Henighan,2002:10).
kedudukan
dalam pantas
kebudayaan
yang
ditempatkan
pada
utama
dalam
yang
Belajar dari pengalaman penelitian
pembangunan bangsa. Karena ini, maka
di Kanada tersebut, maka tepat untuk
pendidikan sains dan teknologi menjadi
mengikuti tulisan Pierre Bourdieu (dalam
penyangga sekaligus penyedia kemajuan
Karabel,
meletakkan
iptek. Pertanyaan penting adalah: ke arah
sekolahan sebagai lembaga pendidikan
mana pendidikan sains dan teknologi
yang
dikembangkan? Jawaban yang tepat untuk
1979)
bertugas
kebudayaan
yang
melakukan
dan
reproduksi
reproduksi
sosial.
pertanyaan demikian,
menurut
hemat
Dengan memperhatikan ini, maka kita
kami, adalah bahwa pendidikan sains dan
perlu melihat sekolah dalam kerangka luas
teknologi
sampai
mendukung
tataran
kenegaraan
dan
harus
dikembangkan untuk
pengembangan
industri
pengembangan peradaban bangsa melalui
strategis di Indonesia. Perihal industri
peranannya
sebagai
reproduksi
strategis seperti apa yang dikembangkan
kebudayaan
nasional
Indonesia.
Indonesia, maka hal ini pasti dapat
Pertahanan sosial kultural kebangsaan dan
mengalami
kewarganegaraan Indonesia secara efektif
satu periode pencanangan pembangunan
dapat dilakukan di sekolah-sekolah tingkat
ke periode pencanangan pembangunan
dasar, menengah dan tinggi, bila sekolah
yang berikutnya yang bertumpu pada
tidak sekedar diperlakukan sebagai tempat
prinsip pembangunan berkelanjutan.
belajar dan mendapatkan ijazah untuk
perubahan\pergeseran
dari
Dalam hubungan ini China dapat
bekal bekerja setelah lulus nanti.
diambil sebagai contoh. Pada Pelita yang sekarang
sedang
berjalan
China
mengembangkan tujuh aspek industri yang strategis: (1)
industri otomotif
dengan bahan bakar alternatif dan mobil 6
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
listrik, (2) teknologi ramah lingkungan
sebelumnya. Dari sisi ini, maka nampak
dan hemat energi meliputi antara lain
urgensi penguatan pendidikan sains dan
efisiensi energi, kontrol terhadap limbah,
teknologi
dan
(3)
pengembangan industri strategis. Untuk
pengembangan sumber energi alternatif
konteks Indonesia, maka aspek apapun
termasuk di dalamnya energi nuklir,
yang akan dipilih untuk dikembangkan
energi
dan
sebagai prioritas industri strategis, maka
pengembangan
selayaknya didasarkan pada (setidaknya)
bioteknologi dengan fokus terutama untuk
tiga prinsip pokok: (1) ketersediaan secara
pengembangan
berkelanjutan
(di
pengolahan material yang dikembangkan
bahan-bahan
yang
atau dalam hal ini adalah pengembangan
ditujukan untuk kepentingan-kepentingan
rare earth (meliputi 17 unsur kimia dalam
yang riil dan mendesak bagi bangsa
tabel periodik unsur kimia yang sangat
Indonesia, dan (3) kerjasama dengan
dibutuhkan
pihak luar, kalau memang dibutuhkan,
teknologi
matahari,
bioenergi,
daur
tenaga (4)
angin
pengobatan,
untuk
berbagai
ulang,
bahan
komponen
(5)
pembuatan
industri),
(6)
demi
mendukung
Indonesia
sendiri)
dibutuhkan,
(2)
secara sederajat dan adil.
teknologi informasi generasi terbaru, dan (7) pengembangan industri manufaktur
3.
yang bersifat spesifik termasuk misalnya
Pendidikan
Seni
dan
Industri
Kreatif
untuk pesawat terbang, kereta api cepat,
Keragaman etnis
satelit dan peralatan ekplorasi bawah laut.
dan budaya
(dibarengi dengan keindahan alam) yang
Sudah tentu diskusi publik yang
menyatu dalam satu Bangsa Indonesia
luas dapat saja terjadi berkenaan dengan
merupakan kenyataan yang luar biasa.
aspek-aspek apa saja yang akan dipilih
Karena ini, maka pemberian bobot yang
untuk
proporsional untuk seni dan industri
dikembangkan
oleh
bangsa
Indonesia sebagai prioritas pengembangan
kreatif
industri
demikian
ekonomi (yang tumbuh dan merata secara
bidang
berkelanjutan) selayaknya juga menjadi
pendidikan dan kebudayaan selayaknya
prioritas. Penguatan untuk pendidikan seni
memiliki
untuk
dan industri kreatif, karena itu, harus
industri
menjadi salah satu dari aspek strategis
dirumuskan
pembangunan di bidang pendidikan dan
strategi
strategis.
pembangunan
mendukung strategis
Namun
arah
yang
di
jelas
pengembangan yang
telah
7
demi
memacu
pembangunan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
kebudayaan. Misalnya, pendidikan tari
mendiskusikannya
dan
bimbingan guru, akan sangat membantu
musik
(termasuk,
kalau
bukan
di
kelas
terutama, yang bersifat tradisional/lokal),
memupuk
pedalangan, perfilman, seni tutur termasuk
kemampuan/ketrampilan peserta didik. Di
pembacaan hikayat, seni kriya, seni lukis,
tingkat
dan design grafis serta design untuk
ketrampilan seperti ini bisa dikembangkan
rancang-bangun
misalnya ke produksi film, dan berbagai
komunikasi
visual
kecintaan
dengan
perguruan
selayaknya memperoleh perhatian secara
bentuk
produk
proporsional.
production) lain.
sekaligus
tinggi,
budaya
maka
(cultural
Untuk banyak sekali sub-aspek, maka penguatan pendidikan seni dan
4.
industri kreatif pasti akan berdampak pada pengembangan
Pendidikan
Akhlak,
Budi-pekerti dan Mentalitas
khususnya
Bangsa Indonesia dikaruniai oleh
Pengembangan
Sang Pencipta dengan berbagai keindahan
kurikulum dengan lebih mengutamakan
dan keunikan alam mulai dari bibir pantai
praktek dan bukan semata kognitif (bukan
yang bukan main eksotis, danau dan
sekedar dengan tujuan agar peserta didik
gunung yang menawan, hutan dan ngarai
“Dapat mengetahui dan menjelaskan
yang mempesona, dan juga yang tak kalah
mengenai
lebih
penting adalah hasil bumi-laut serta
memperoleh tempat dalam hubungan ini.
kandungan bumi yang mentakjubkan.
Target
Apabila karunia ini ditempatkan sebagai
sektor
ekonomi,
Penguatan
pariwisata.
…….)
supaya
selayaknya
peserta
didik
dapat
membuat (misalnya gantungan kunci dari
sesuatu
bahan
dapat
sekaligus pula sebagai amanah yang harus
memasarkan (dengan pengenalan awal
dipikul dengan penuh tanggungjawab,
mengenai
dan
maka pendidikan akhlak, budi-pekerti, dan
pemasaran secara learning by doing)
mentalitas merupakan jalan terbaik untuk
selayaknya
kepentingan
lokal)
dan
manajemen
kemudian
promosi
memperoleh
penekanan
dalam kaitan ini.
yang
harus
itu.
disyukuri
Penguatan
dan
untuk
pendidikan akhlak, budi- pekerti, dan
Penugasan dalam matapelajaran
mentalitas, karena itu, harus menjadi
tertentu untuk mengambil shot tentang
bagian penting dari strategi pembangunan
panorama alam, pentas tari, atau pameran
pendidikan dan kebudayaan.
lukis,
misalnya,
kemudian 8
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
Kalau
nilai-nilai
akhlak
dan
pembangunan,
maka
pada
akhirnya
keadaban boleh dikatakan bersumber dari
terpulang pada masalah mentalitas, yakni
nilai-nilai agama, maka universalitas nilai-
mentalitas setiap pribadi anak bangsa
nilai (dalam) agama perlu memperoleh
yang kemudian terpadu ke dalam suatu
penonjolan untuk upaya di atas. Yang
mentalitas kolektif warga bangsa untuk
dimaksudkan
bersama-sama
misalnya
dalam
hubungan
ini
mencintai-mengasihi sesama,
menerima-menghargai keharusan
mewujudkan cita-cita bersama yakni suatu
perbedaan,
senantiasa
bergotong-royong
bangsa dan masyarakat Indonesia yang
berbuat
besar, maju, dan adil-makmur. Kalau
kebaikan (kepada sesama manusia, kepada
boleh cita-cita seperti ini kita istilahkan
alam,
sebagai
dan
untuk
dan
kepada
Sang
Pencipta),
menjaga-merawat-melestarikan
alam,
kemajuan
Indonesia
bersama
(karena
bangsa
cita-cita
harus
mencintai negeri (sebagai bagian dari
diupayakan secara sungguh-sungguh dan
iman). Berbagai kata bijak (mengandung
berkelanjutan), maka persoalan mentalitas
nilai-nilai
jangan
seolah lalu menempati posisi sentral.
mengambil bukan hak, jangan menyakiti
Singkat kata, tidak ada kemajuan jika
[hati] orang lain, kalau tidak/belum bisa
tidak ada mentalitas untuk maju. Dari sisi
memberi (sesuatu kemanfaatan kepada
ini lalu kelihatan bahwa segala hambatan
negara atau kepada orang lain), maka
untuk
asal jangan meminta, jangan tanyakan
sebenarnya
adalah
apa yang telah negara perbuat untukmu
mentalitas:
korupsi
tetapi bertanyalah apa yang telah kau
persoalan mentalitas, mencuri harta/milik
perbuat untuk negerimu dan seterusnya
negara
sepatutnya lebih dikedepankan lagi. Lewat
mempertaruhkan
pintu mana nilai-nilai seperti di atas
(sambil menyembunyikan hasrat pribadi)
masuk [ke sanubari peserta didik] dapat
adalah juga masalah mentalitas.
dipilihkan
keutamaan)
yang
seperti
sesuai
5.
berbagai forum yang bersifat longgar non-
adalah
pembangunan (juga)
masalah
misalnya
adalah
mentalitas, nasib
dan
bangsa-negara
Penguatan Pendidikan Jati-diri dan Kemandirian Bangsa
kurikuler.
Letak apapun
upaya
termasuk
matapelajaran, bacaan peserta didik, dan
Kemudian
setiap
yang
dan
kita
Indonesia
secara
lakukan berkenaan dengan upaya-upaya
kepulauan
dan
9
kondisi
geografis
obyektif terletak
di
(berupa antara
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
persilangan Benua Asia dan Australia)
keahlian teknis dan manajerial (human
memungkinkan warga bangsa ini untuk
investment in technical and managerial
senantiasa terbuka dalam berhubungan
skills), dan (c) investasi mentalitas anak
dengan warga bangsa lain dengan latar
bangsa untuk mencapai cita-cita bangsa
belakang
(Abdulgani,
budaya
yang
Kecenderungan
berbeda.
seperti
1973:36-37).
Dalam
ini
ungkapan lain Soekarno merumuskan
berkembangnya
Trisakti untuk “jalannya revolusi” (yang
internasionalisasi, akulturasi, assimilasi
notabene adalah pembangunan bangsa)
budaya sehingga tercipta apa yang sering
yakni meliputi (a) kedaulatan secara
disebut dengan budaya Indonesia. Namun
politis bagi bangsa Indonesia, (b) mandiri
demikian sebagai suatu entitas, maka
secara ekonomi, dan (c) berkepribadian
nilai-nilai budaya tidak ada yang mandeg
dalam [ber]budaya.
mengkondisikan
(statis), setidaknya sampai tingkat tertentu
Apa yang dikemukakan di atas
namun cenderung bergerak, berubah, dan
dapat dijadikan pilar bagi penguatan
berkembang secara dinamis. Pertanyaan
pendidikan untuk jati-diri dan kepribadian
yang muncul kemudian adalah bagaimana
bangsa. Secara lebih konkrit, maka upaya-
mengupayakan rekayasa dan rancang-
upaya yang bisa kita lakukan adalah
bangun untuk pengembangan nilai-nilai
identifikasi
budaya yang dapat memperkokoh jati-diri
keutamaan yang ada dan dikukuhi oleh
bangsa dan sekaligus juga memperkokoh
bangsa
kemandirian bagsa.
mengantar (compatible) dengan upaya
Para
bapak
bangsa
dan
Indonesia
sosialisasi
dan
nilai-nilai
yang
dapat
seperti
mencapai cita-cita bangsa seperti misalnya
Soekarno – Presiden pertama RI misalnya,
kerukunan, gotong-royong, keramahan,
berpesan
wanti-wanti
menjawab
persoalan
agar
untuk
kejujuran,
bangsa
terkait
Dalam bentuk artefak yang merupakan
dengan upaya kemandirian, maka terdapat
jejak kemajuan bangsa (mencerminkan
tiga aspek investasi pokok yang harus
identitas budaya gotong-royong, suka
dikembangkan:
[mendorong
bekerja keras, dan kerukunan) misalnya
peningkatan] investasi modal anak bangsa
adalah Candi Borobudur, dan Candi
( invesment of national capital),
Prambanan. Kemudian dalam bentuk non-
[mendorong sumberdaya
(a)
peningkatan] manusia
(b) investasi
terutama
keberanian,
artefak misalnya
dalam
dan
keuletan.
berbentuk tari dapat
dijumpai misalnya Tari Saman (Aceh), 10
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
Tari Bedoyo Ketawang (Jawa), dan Tari
Di sisi lain banyak kalangan sejak
Patenun (Makassar).
beberapa dekade yang lalu mengingatkan tentang
6.
globalisasi.
Globalisasi
Penguatan
Pendidikan
untuk
merupakan kenyataan yang tidak bisa
Berperan
Signifikan
dalam
dibendung, dan dielakkan; karena ini maka yang lebih dibutuhkan oleh bangsa
Dinamika Global Dapat
dikatakan
bahwa
pada
Indonesia adalah upaya yang sungguh-
dasarnya Indonesia adalah negara besar.
sungguh untuk dapat ikut berperan secara
Indonesia besar bukan semata karena
signifikan dalam dinamika global serta
luasnya wilayahnya, begitu banyaknya
proses-proses globalisasi.
pulau-pulau yang dimiliki, banyak jumlah
Mencermati hal-hal di atas, maka
penduduknya, sejarah masa lampau sangat
strategi
panjang dan dahsyat; tetapi juga karena
pendidikan dan kebudayaan selayaknya
Indonesia seolah memiliki segala-galanya:
diarahkan
untuk
kekayaan fauna yang sangat beragam dan
Indonesia
terkait
unik, kekayaan flora yang bukan saja
persoalan di atas.
sangat beragam dan unik, tetapi juga
pembangunan
di
bidang
penguatan dengan
Pokok-pokok
peran
persoalan-
pemikiran
bermanfaat, termasuk nilai-nilai budaya
sebagaimana dikemukakan di atas serta
yang
juga
dengan bertolak dari landasan filosofis
besar,
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
beragam
mentakjubkan.
dan
sekaligus
Sebagai
negara
maka Indonesia sepantasnya terlibat dan
1945
mengambil peran yang signifikan terhadap
dikemukakannya pemikiran yang lebih
dinamika global termasuk dalam konteks
bersifat
kerjasama
berikut:
dan
perdagangan
internasional, konflik-konflik yang terjadi
memberikan
pijakan
untuk
operasional-taktis,
sebagai
a. Mengupayakan peningkatan kualitas
di berbagai belahan dunia dan semakin
pendidikan
secara
memprihatikannya kondisi-kondisi global
masyarakat
di
terkait dengan persoalan-persoalan seperti
(termasuk yang terpencil) sehingga
krisis air, kekeringan dan kelaparan,
warga masyarakat pedesaan dapat
situasi perang, dan memburuknya kualitas
berhijrah dari kondisi yang serba
lingkungan.
termarginalkan
11
massif
wilayah
menjadi
untuk
pedesaan
termasuk
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
juga (sejajar) ke dalam arus utama
mengerti tantangan yang dihadapi serta
dalam pembangunan nasional.
mengerti
b. Mengupayakan peningkatan kualitas
pula
cara-cara
untuk
menjawab/mengatasinya
pendidikan secara massif di tingkat
memanfaatkan
pendidikan menengah dan kejuruan
melestarikan potensi dan/atau kekayaan-
serta
kekayaan
tingkat
pendidikan
tinggi
(pendidikan vokasi tingkat SMK dan
tetapi
dengan sekaligus
seperti
juga
dikemukakan
sebelumnya.
Diploma) untuk memacu ketrampilan (skills) yang dibutuhkan masyarakat
7.
Penguatan
Peguruan
Tinggi
untuk memacu sustained economic
sebagai Pusat Intelektual berbasis
growth.
Kearifan Lokal
c. Mengupayakan peningkatan kualitas
Gagasan pengkuatan perguruan
secara massif pendidikan vokasi dan
tinggi sebagai pusat intelektual berbasis
perguruan tinggi (Diploma, S1, S2,
kearifan lokal ini, pernah saya kemukakan
dan S3) untuk pengembangan industri
dalam konferensi Guru Besar tahun 2012
strategis.
di Makassar (Ravik Karsidi, 2012). Dalam
d. Mengupayakan peningkatan kapasitas
kesempatan
tersebut
saya
sampaikan
dan kemampuan berkomunikasi yang
bahwa perguruan tinggi di Indonesia telah
dapat
berkembang pesat secara kuantitas baik
membantu
keberhasilan
transaksi perdagangan internasional.
dari segi jumlah, lulusan, karya-karya
e. Mengupayakan ekspansi pendidikan
akademik
dan
kontribusinya
kepada
untuk mendorong pembinaan karakter
negara dan bangsa. Berbagai perubahan
dan
bangsa,
kebijakan Pemerintah terhadap eksistensi
kesederajatan (equality), penghargaan
perguruan tinggi semakin mengkokohkan
terhadap HAM, kohesi sosial, dan
peran
persatuan bangsa melalui kurikulum
Indonesia. Secara kuantitatif, setiap hari
pokok maupun pendukung.
telah
kemandirian
penting
lahir
perguruan
sumberdaya
tinggi
di
manusia
Mencermati hal demikian maka
berkualifikasi ahli muda/madya, sarjana,
dibutuhkan
adalah
magister,
optimalisasi upaya mewujudkan kelima
demikian
pemikiran di atas untuk mempersiapkan
pengetahuan
generasi anak bangsa yang benar-benar
laboratirum
yang
selanjutnya
12
doktor dan profesor baru; pula baru dan
telah
ditemukan
melalui pusat
riset
kajian
di serta
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
publikasi, baik pada jurnal nasional
dalam pembangunan, kehadiran kelompok
maupun internasional. Namun, pada saat
intelektual itu sangat diharapkan.
yang
bersamaan
kita
benar-benar
Dalam penelitian awal tentang
merasakan bahwa ternyata pertumbuhan
intelektual,
kuantitatif itu belum menunjang aspek
mengemukakan sekumpulan
orang di
penting yang diperlukan oleh bangsa ini,
masyarakat
memakai
yakni semakin berkembangnya modal
lambang-lambang yang lingkupnya sangat
intelektual.
umum dan kaitannya abstrak yaitu simbol-
Dalam rentang sejarah perjuangan Indonesia,
kita
banyak
Edward
manapun
Shils
yang
(1960)
simbol mengenai manusia, masyarakat,
menyaksikan
alam dan jagad raya. Simbol-simbol itu
intelektual yang telah hadir di bumi
mereka
pertiwi ini yang nota bene adalah para
berkomunikasi dengan yang lain dan
founding
Kita
mengekspresikan diri. Dengan simbol-
mengenal tokoh-tokoh ini lewat tulisannya
simbol itu intelektual akan mencoba
seperti
mengabstraksikan
fathers
republik
dwi-tunggal
ini.
proklamator
kita
gunakan
bila
mereka
kenyataan
menjadi
Soekarno dan Mohamad Hatta. Kemudian
sesuatu yang lebih sederhana
ada nama
disampaikan kepada masyarakat, baik
yang tidak asing seperti
Muhamad Yamin, Soetan Sahrir dan para
melalui
pemikir sejamannya. Pada masa Orde
tulisan.
Baru muncul juga para intelektual yang
kelompok intelektual akan mencakup
pemikirannya
semua
menjadi
insipirasi
komunikasi Dengan
kelompok
verbal
untuk
definisi
maupun
seperti
pemikir
di
ini,
dalam
perubahan masyarakat seperti Sumitro
masyarakat baik tokoh adat, agamawan
Djojohadikusumo
Universitas
dan para ilmuwan. Sebelum masa Yunani,
Indonesia, Sajogyo dari Institut Pertanian
budaya para intelektual masih cenderung
Bogor dan juga Mubyarto dari Universitas
budaya verbal seperti ditunjukkan para
Gadjah Mada. Namun memasuki dekade
intelektual
2000-an, justru ketika jumlah doktor dan
Socrates -Guru Plato- termasuk di dalam
profesor meningkat, kelompok intelektual
kelompok ini, dimana tidak ditemukan
yang kita harapkan tampaknya tidak
karya tulisnya. Namun setelah Plato,
muncul. Pertanyaannya adalah mengapa
sebagian besar intelektual yang diakui
terjadi paradoks seperti itu? Padahal
dunia adalah yang meninggalkan karya
dari
tulisan. 13
sebelum
Plato.
Bahkan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
Masih
Shils
tidak setiap bangsa berhasil bergerak
(1960), bahwa intelektual dalam konteks
sesuai dengan yang diharapkan, bahkan
modern
masa
sebagian bangsa itu menemui kegagalan.
lampau terutama berhubungan dengan
Pertanyaannya adalah, faktor apa yang
atribut yang mereka miliki yakni tingkat
menyebabkan
pendidikan dan ketrampilan yang tinggi.
satunya disebabkan semakin rendahnya
Kelompok ini biasanya terlahir dari dunia
kreativitias kelompok intelektual sebagai
pendidikan tinggi atau universitas yang
obor pembawa kemajuan. Bahkan yang
bertanggungjawab untuk mengembangkan
terjadi adalah para
ilmu
sekaligus
mencoba mencari jawaban masalah yang
melahirkan para ahli dalam bidangnya.
dihadapi bangsa secara genuin, melainkan
Oleh sebab itu, intelektual zaman modern
cenderung mencontoh apa yang sedang
biasanya lahir dari perguruan tinggi.
menjadi trend di negara lain. Ikenbery
Sebagai contoh, Adam Smith, Karl Marx,
(1990) mensinyalir bahwa sebagian besar
dan Albert Einstein, mereka meraih gelar
intelektual
doktor dari perguruan tinggi yang sangat
berkembang
cenderung
berpengaruh terhadap karya-karya mereka
melakukan
peniruan
selanjutnya.
terhadap
agak
menurut
berbeda
pengetahuan
Edward
dengan
dan
Kecenderungan ini juga
semakin terlihat pada abad ke 20 dan 21
kegagalan
di
itu?
Salah
intelektual tidak
negara-negara lebih
sedang banyak
(bandwagoning)
wacana-wacana
yang
berkembang di negara lain.
ini, bahwa intelektual selalu berimpit
Bangsa yang besar akan didukung
dengan perguruan tinggi. Dengan kata lain
oleh reaktualisasi budaya setempat yang
bahwa abad milenium ini universitas atau
kuat.
perguruan tinggilah, lembaga yang paling
perkembangan pembangunan beberapa
bertanggungjawab
negara Asia yang khas seperti China,
terhadap
lahirnya
kelompok intelektual ini.
Sebagai
contoh
adalah
India, dan Jepang. Mereka telah terbukti
Berdasarkan uraian di atas jelaslah
berhasil maju karena membangun dengan
bahwa peran intelektual adalah semacam
paradigma yang mereka kembangkan
“obor” buat perkembangan peradaban
sendiri. Untuk maju, mereka yakin bahwa
umat manusia. Dalam bangsa tertentu,
dengan bertumpu pada pemikiran sendiri
kelompok intelektual memberikan arah
ternyata juga bisa. Ketiga negara itu
bagaimana sebuah bangsa seharusnya
menganggap pemikiran dari luar, terutama
akan bergerak. Namun pada kenyataannya
dari barat, hanyalah sebagai 14
salah satu
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
referensi dan bukan satu-satunya referensi
semangat
untuk membangun negaranya.
produknya
Inspirasi yang bisa kita ambil dari
baru
bangsa
ini
sehingga
membanjiri pasar-pasar di
seluruh dunia.
pembangunan negara-negara
Asia
adalah
mencapai
menggali budaya lokal menjadi relevan
sendiri.
bagi bangsa Indonesia. Sebagai bangsa
Sebagian mereka adalah mengambil nilai-
yang mempunyai multi budaya lokal dari
nilai tradisional yang direaktulisasikan
Jawa, Sunda, Melayu, Dayak, Bugis,
dalam bentuk konsep yang lebih modern.
Makassar,
Penggalian budaya lokal menjadi penting
lainnya, tentunya banyak nilai-nilai luhur
karena dengan begitu akan menemukan
yang dapat dikembangkan sebagai spirit
kearifan lokal (local wisdom) yang akan
bangsa adalah merupakan tantangan bagi
dapat menjadi motivasi utama yang bisa
para intelektual. Dengan nilai-nilai luhur
menggerakkan
budaya
bahwa
kemajuan
kita
dengan
bisa
cara
kita
masyarakat
itu
Oleh sebab itu, upaya
dalam
Ambon,
tersebut,
Papua
semoga
dan
kita
untuk
lain-
akan
membangun. Di India, “Gerakan Swadesi”
menemukan roh bangsa ini yang dapat
yakni membangun berdasarkan “kaki
menggerakkan
sendiri”
semangat
Indonesia ke arah yang semakin produktif.
membangun buat masyarakatnya, baik
Perpaduan nilai luhur dari masyarakat
yang berada di negaranya maupun di
kepulauan merupakan modal tersendiri
perantauan. Saat ini para ilmuwan India
yang memungkinkan kita dapat membuat
banyak mendominasi perguruan tinggi di
paradigma pembangunan tersendiri yang
seluruh dunia, selain itu mereka juga
khas
menjadi pemikir utama di lembaga-
Indonesia.
lembaga internasional seperti IMF dan
berorientasi
World Bank.
continental.
semangat
membuahkan
Demikian pula dengan
“Bushido”
Jepang,
telah
seluruh
masyarakat
dan sesuai dengan masyarakat Pembangunan
yang
ke
mainland
bukan
Berdasarkan
pemikiran
seperti
mengantarkan bangsa ini menjadi negara
inilah, sudah pada galibnya jika perguruan
industrialis yang memproduksi sebagian
tinggi harus kembali menggali budaya kita
besar permesinan dalam segala bidang.
sendiri
Demikian pula China, dengan perpaduan
pembangunan. Dengan menemukan spirit
pandangan lama filosof China seperti Lao
pembangunan berdasarkan budaya sendiri,
Tje dan Kong Fu Tje telah membawa
maka setiap perubahan suatu bangsa akan 15
untuk
menemukan
spirit
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
dimulai
dari
sesuatu
yang
bersifat
diwujudkan
dalam
bentuk
seperti
endogen (dari dalam) dan bukan karena
misalnya Pusat Studi Javanologi dan Pusat
tuntutan dari luar atau eksogen. Karena
Studi Bangsa-Bangsa Melayu. UNS juga
perubahan yang dituntun oleh sesuatu
satu-satunya di negeri ini yang masih
yang dari dalam akan lebih berkelanjutan
memiliki jurusan bahasa dan pendidikan
dari pada karena tuntutan agenda-agenda
bahasa Jawa. Khusus untuk pusat studi
eksternal.
bangsa-bangsa Melayu, UNS bekerjasama
Berdasarkan
kesadaran
seperti
dengan beberapa universitas baik di dalam
itulah, maka Universitas Sebelas Maret
maupun di luar negeri Asia Tenggara
telah menetapkan visi sebagai
menjadi
seperti Malaysia dan Thailand. Dengan
"Pusat Pengembangan Ilmu, Teknologi,
prinsip selalu melakukan sinergi dengan
dan Seni
Tingkat
universitas lain, UNS akan mengajak
Internasional dengan berlandaskan pada
berbagai perguruan tinggi di tiap-tiap
Nilai-Nilai Luhur Budaya Nasional".
daerah melakukan kajian budaya setempat
Nilai luhur budaya nasional ini menjadi
dan melakukan diseminasi bersama agar
kunci bahwa, UNS memandang bahwa
terlahir pemikiran tentang nilai-nilai luhur
perubahan seharusnya tidak meninggalkan
budaya
kapasitas
kemajuan bangsa.
yang Unggul
endogen,
nasional
ini
perubahan diturunkan kajian-kajian
akan
itu.
di
dimana
budaya
menjadi
landasan
Komitmen
menjadi
UNS
lokal
yang
mendukung
Pemahaman nilai kearifan lokal
ini
dan budaya nasional, menjadi dasar
pengembangan
budaya
nasional
pengembangan
yang
pengembangan
bagi
pendidikan
ketrampilan
dan dalam
memungkinkan kita menemukan karakter
pendidikan tinggi, khususnya di UNS.
vital
Ini
Paling tidak ada 5 dimensi kehidupan
menegaskan bahwa UNS berpandangan
berbangsa dan bernegara yang dapat
segala
dikembangkan berbasis nilai kearifan
bagi
kehidupan
bangsa.
masalah konflik vertikal dan
horisontal yang dihadapi bangsa ini
lokal dan budaya nasional, yaitu:
hendaknya bisa diselesaikan dengan cara-
a. Sistem kepemimpinan dan pendidikan
cara damai, dialogis yang berdasarkan atas
kepemimpinan nasional (dari pra
kesepahaman kebudayaan. Saat ini UNS
sekolah sampai jenjang pendidikan
antara
tinggi dan Lemhanas)
lain
kajian-kajian
tengah
mengembangkan
kebudayaan
yang 16
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
b. Pengembangan industri nasional yang
menghasilkan jiwa dan spirit emosi baru
berkarakter bangsa c. Penguatan
dalam ke-Indonesia-an para mahasiswa.
ideologi
dan
pilar
PENUTUP
kebangsaan
Bertolak dari pemikiran-pemikiran
d. Penataan etika administrasi publik
di atas maka mengakhiri paparan ini
dan moralitas birokrasi, dan
disampaikan
e. Penataan kebersaam dan solidiritas
beberapa
hal
sebagai
penutup:
nasional.
1. Membangun
strategi
pembangunan
Kelima ruang penataan bangsa dan
khususnya di bidang pendidikan dan
negara tersebut, menjadi pilar penting bagi
kebudayaan harus diletakkan di atas
reaktualisasi
kesejahteraan
dasar filosofik dan kepribadian bangsa
Indonesia" menuju masyarakat yang adil
yakni Pancasila (serta pasal-pasal di
dan makmur berkeadilan sosial.
dalam UUD 1945). Kalaupun memang
"negara
Sampai saat ini, (misal:) UNS
harus
diterima
prinsip-prinsip
secara bertahap berusaha memasukkan
keterbukaan (dari pengaruh bangsa dan
pilar-pilar tersebut diatas dalam kurikulum
budaya lain/luar) maka negara harus
dan pusat-pusat penelitian dan pengabdian
ikut sampur misalnya dengan membuat
masyarakat. Mahasiswa adalah asal/awal
regulasi yang dapat melindungi anak
mula
tinggi
bangsa
termasuk
Pendidikan
dengan
penguatan
peran
diekspresikan.
perguruan Di
UNS
Pancasila mulai diwajibkan kembali bagi
misalnya
bahasa,
seluruh
berbagai
bentuk
mahasiswa
untuk
2
SKS.
Pembinaan karakter mahasiswa di UNS
kurikuler,
berkenaan
jatidiri
bangsa
kesenian, produk
dan
budaya
termasuk film.
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan ekstra
yang
2. Strategi
pembangunan
di
bidang
menyelenggarakan
pendidikan dan kebudayaan apapun
program Pelatihan ESQ wajib bagi semua
yang diterapkan oleh bangsa Indonesia
mahasiswa
soft
harus berpijak pada realitas (keadaan
skills, seperti: kepemimpinan serta kerja
obyektif) seraya visi ke depan bangsa
tim
Indonesia
bagi
baru,
pengembangan
mahasiswa,
pengabdian
termasuk
berkenaan
kualitas
kehidupan,
masyarakat, penelitian, dan sebagainya.
peningkatan
Kegiatan
penguatan karakter dan jati diri bangsa,
ini
di
design
untuk
dukungan untuk penguatan industri 17
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
strategis, penguatan peran Indonesia
kurus-kursus ketampilan, dan bahkan
dalam dinamika global (perdagangan,
juga semua bentuk pranata sosial yang
konflik, dan isu-isu global seperti
ada di masyarakat yang menjadi pusat
rusaknya lingkungan dan krisis air dan
pembelajaran-pendidikan (pendidikan
makanan).
informal). Selayaknya disadari bahwa
3. Dapat dikatakan bahwa membangun
bukan hanya sekolah yang menjadi
strategi pembangunan termasuk di
unsur (agent) transfer pengetahuan dan
bidang pendidikan dan kebudayaan
pengalaman yang kemudian membantu
pada
mengupayakan
tumbuh-berkembangya budaya tetapi
keselarasan (harmoni) antara makro-
juga pranata lain seperti masjid, gereja,
kosmos (bumi, laut, langit/angkasa
vihara, pure, keletenteng, bahkan juga
serta semua potensi yang ada) dengan
pasar dan terminal.
dasarnya
mikro-kosmos
(manusia
Indonesia)
5. Untuk
membangun
strategi
sehingga alam lestari dan setiap pribadi
pembangunan
warga
pendidikan dan kebudayaan pengertian
bangsa
dapat
menikmati
nasional
hanya
bidang
kehidupan yang layak dalam arti bukan
pendidikan
terus-menerus hanya menjadi target
sebagai
(target pasar dan/atau dieksploitasi oleh
pendidikan formal, tetapi lebih dari itu
bangsa lain), dan kemudian dapat
juga mencakup lembaga pendidikan
mengembangkan
non
kebudayaannya
tidak
di
diartikan
"sekolahan" atau lembaga
formal
seperti
kurus-kursus
sendiri secara wajar dalam arti bukan
ketampilan, dan bahkan juga semua
sekedar meniru atau ikut-ikutan bangsa
bentuk pranata sosial yang menjadi
lain,
pusat
memaksakan
diri
menjadi
pembelajaran-pendidikan
semacam agen bagi perkembangan
(pendidikan
budaya bangsa lain.
berkembang di masyarakat.
4. Mencermati hal-hal di atas maka
konteks
untuk
seharusnya
bahwa
yang
6. Pendidikan (dalam arti sekolah) dalam
nampak bahwa sebenarnya agak naif berpikir
informal)
persoalan
pembangunan tidak
kebudayaan
sekedar
pendidikan dan kebudayaan semata
ruang-ruang
persoalan pendidikan formal. Tetapi
diubah
lebih dari, pendidikan mencakup juga
pwnumbuhan/pengembangan
lembaga pendidikan non-formal seperti
kebudayaan. 18
belajar-mengajar menjadi
Sebagai
menjadi tetapi ruang
ruang
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
kebudayaan sepert ini, maka proses
secara
belajar
penyelenggaraan pendidikan nasional.
mengajar
menjadikan
diarahkan
proses
untuk
interaksi
keseluruhan
7. Strategi pembangunan pendidikan dan
berkebudayaan yang memungkinkan
kebudayaan
tejadinya
proses
secara
budaya.
dengan
komunikasi antar
harus
terus
diakselerasikan
menerus,
sehingga
lalu
ada/terjadi keberlanjutan yang dengan
menegaskan bahwa sekolah hanyalah
itu rakyat benar-benar akan merasakan
salah satu dari tempat belajar yang lain
manfaat untuk peningkatan kualitas
yang
hidupnya. Oleh karena itu, maka
ada
demikian
dalam
di
sekitarnya.
Penyelenggaraan pendidikan di rumah,
praktek
di
dilakukan
pusat-pusat
kebudayaan
dan
pendidikan dengan
seharusnya mengutamakan
teknologi dan seni, serta pusat-pusat
interaksi dan apresiasi kemanusiaan
bermain dan berekspresi, semuanya
antar peserta didik, guru/dosen dan
mendapatkan
waktu
lingkungan sosialnya sehingga dapat
diperhitungkan
disemaikan akhlak, sikap, mentalitas
pembelajaran
alokasi yang
dan perilaku luhur.
DAFTAR PUSTAKA
Darmodiharjo, Dardji (dkk.). 1981. Santiaji Pancasila. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional. Henighan, Tom. 2002. The Media, Globalization, and the Problem and Nationa Identity. (diakses 11 April 2009). Ikenbery. G.J. 1990. The International Spread of Privatization Policy Inducement, Learnig and Policy Bandwagoning. Dalam Ezra Suleiman dan John Waterbnury. The Political Economy of Public Sector Reform and Privatization. Boulder: Westview Press. Karabel Jerome and Halsey (ed), A.H, 1979. Power And Idology in Education, New York, Oxfor University Press, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012, Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pendidikan dan kebudayaan tahun 2012, Jakarta. Pawito dan Drajat Tri Kartono, 2013, Identitas Kultural, Komunikasi, dan Globalisasi: Konstruksi Kultural Masyarakat Pluralis dalam Terpaan Globalisasi, Laporan Penelitian, Surakarta, Universitas Sebelas Maret. 19
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret
Ravik Karsidi, 2005, Sosiologi Pendidikan, Surakarta, UNS Press. -------, 2012, “Tantangan Nasional Kontemporer dan Tanggung Jawab Perguruan Tinggi:, Paper, Konferensi Guru Besar ke IV, Makasar. Rummens. J. Anneke, 2001. An Interdisiplinary Overview of Canadian Research on Identity, Paper, Halifac, Novascotia. Shils, Edward.1960. The Intellectuals in the Political Development of the New States. World Politics, 12 (3) 329-368. Soekarno, “Lahirnja Panca Sila” dalam Moch. Said (ed.). Pedoman Untuk melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat (Jilid 1). Surabaya: Penerbit Permata. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Zainu’ddin, Ailsa. 1968. A Short History of Indonesia.Stanmore, NSW: Casse3ll Australia Ltd.. .
20