Market Perspective | 1
Wealth Management Newsletter - Februari 2015
Wealth Management Newsletter | Edisi Februari 2015
2 | Market Perspective
GREETINGS
Nasabah terhormat, Terima kasih atas kepercayaan Anda menjadi nasabah setia Commonwealth Bank. Pada edisi Market Perspective kali ini, kami mengulas berbagai faktor yang mendorong rally pergerakan harga obligasi dan saham di Indonesia. Di mana selain faktor global, faktor domestik juga sangat berperan penting membawa pergerakan harga aset investasi dalam tren yang positif. Stabilitas makro ekonomi semakin menunjukkan perbaikan, dengan tingkat inflasi yang menunjukkan penurunan dan defisit transaksi berjalan yang semakin membaik. Apalagi dengan berbagai upaya Pemerintah yang semakin mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan alokasi yang lebih besar pada pembangunan infrastruktur, kesehatan dan sektor lain yang terkait kesejahteraan masyarakat. Ditambah lagi dengan persetujuan parlemen untuk memperkuat permodalan 31 BUMN sebagai vehicle untuk membantu merealisasikan rencana pembangunan tersebut. Dengan demikian, setelah melalui masa stabilisasi ekonomi dan kembali bersiap memacu pertumbuhan ekonomi, maka hal tersebut semakin meningkatkan optimisme kami terhadap potensi investasi ke depannya. Akhir kata, jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai strategi dan rekomendasi produk-produk investasi, Anda dapat menghubungi Relationship Manager kami di cabang terdekat.
Hormat kami, Rian Kaslan EVP, Head of Wealth Management and Business Strategy
Wealth Management Newsletter | Edisi Februari 2015
Market Perspective | 1
ANALISA VALAS Selain rencana kenaikan suku bunga USD dan perbaikan data-data ekonomi AS yang membuat nilai tukar USD semakin menguat, fokus pasar harus terbagi kepada stimulus dari ECB dan harga minyak mentah dunia yang semakin turun. Stimulus dari ECB yang melebihi prediksi pasar otomatis memberikan sentiment negatif pada nilai tukar EUR terhadap mata uang lainnya, terlebih lagi adanya suku bunga rendah (0,05%) berpotensi menyebabkan carried trade dari EUR ke high yielding currency. Harga minyak mentah dunia yang semakin melemah sampai sempat menyentuh di bawah level $50, menekan nilai inflasi di pasar global, penurunan harga minyak ini terjadi karena supply yang berlebihan dari Negara-negara penghasil minyak yang tidak diiringi dengan pertumbuhan daya beli pasar global. Secara umum USD masih dalam tren naik yang konsisten dalam jangka menengah hingga jangka panjang, sebagai dampak dari rencana kenaikkan suku bunga AS. Namun mata uang Negara berkembang masih berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan adanya aliran dana asing yang masuk dari program stimulus ECB dan BoJ.
dengan rentang 0.7720 – 0.7850 sampai akhir Februari 2015.
USD/IDR DI luar perkiraaan para pelaku pasar, Bank Indonesia memotong suku bunga acuan dari 7,75% ke 7,50% pada pertengahan Februari lalu. Hal ini berdampak pada pelemahan IDR terhadap USD. IDR kembali melemah di atas level 12.800 per dollar AS. Pemotongan suku bunga dikarenakan oleh turunnya tekanan inflasi dan rencana pemerintah untuk mendorong pertumbuhan kembali ke level 5,70%. Dari pasar global, banjirnya likuiditas dari Eropa dan Jepang berpotensi mencari pasar-pasar emerging market dengan imbal hasil yang tinggi. Indonesia adalah salah satu ekonomi emerging market yang masih memberikan imbal hasil yang menarik di mata investor global. Masuknya aliran dana asing ke Indonesia berpotensi memberikan penguatan terhadap pergerakan IDR. Diperkirakan nilai tukar Rupiah akan diperdagangkan dengan rentang 12,700 – 12,900 pada bulan Maret ini dengan kecenderungan naik.
AUD/USD Pada awal bulan Februari 2015, RBA memutuskan untuk memotong suku bunga AUD dari 2,50% ke 2,25%. Tekanan inflasi yang berkurang memberikan fleksibilitas kepada RBA untuk melakukan pemotongan suku bunga dan mendukung pertumbuhan GDP. Nilai tukar AUD sempat menyentuh ke level 0.7626 titik terendah paska pengumuman turunnya suku bunga tersebut, dan kembali menguat dan memasuki fase konsolidasi
Turunnya nilai tukar AUD masih menjadi fokus RBA mengingat RBA telah mengumumkan target penurunan AUD adalah sampai ke level 0.7500. Pelemahan nilai tukar AUD dibutuhkan oleh Australia guna mendorong pertumbuhan ekspor yang tergerus karena turunnya harga komoditas. Diperkirakan AUD/USD akan bergerak dengan rentang 0.7720 – 0.7950 pada bulan Maret dengan kecenderungan turun.
EUR/USD Pada tanggal 23 Februari 2015, diumumkan bahwa ECB memberikan perpanjangan waktu untuk program bantuan Yunani selama 4 minggu. Respon pasar terhadap keputusan ini masih belum tercermin pada pergerakan EUR. DIperkirakan hal ini terjadi karena pasar masih mengantisipasi apa yang akan terjadi setelah masa waktu perpanjangan tersebut usai. Para pelaku pasar masih melakukan aksi “wait and see” untuk menimbang isu tersebut. Untuk jangka menengah hingga panjang, EUR masih berpotensi untuk turun, mengingat kondisi fundamental Zona Eropa yang masih diliputi ancaman deflasi, suku bunga negatif, dan program QE yang diluncurkan oleh ECB.
GBP/USD Di luar prediksi pasar, menguatnya indeks service dan manufaktur di Inggris membuat GBP menjadi satusatunya major currency yang memiliki kecenderungan naik semenjak awal tahun 2015. Kenaikan ini juga ditunjang oleh membaiknya data ketenaga kerjaan Inggris pada bulan Februari 2015. Namun kenaikan GBP juga cenderung terbatas mengingat pasar masih terus terfokus pada rencana kenaikan suku bunga USD pada pertengahan tahun 2015. Diperkirakan GBP/USD akan bergerak dalam rentang 1.5000 – 1.5450 pada bulan Maret.
USD/JPY Yen Jepang masih terperangkap dengan rentang 116.00 – 120.50 semenjak diluncurkannya stimulus pada Q4 tahun 2014. Pergerakan JPY cenderung akan diwarnai dengan tingkat fluktuasi yang rendah pada bulan Maret, mengingat pasar masih akan terfokus pada rencana kenaikan suku bunga AS pada pertengahan tahun 2015. DIperkirakan USD/JPY akan cenderung bergerak dengan rentang 118.00 – 120.50 pada bulan Maret dengan kecenderungan naik.
Diperkirakan EUR/USD akan bergerak dalam rentang 1.1100 – 1.1450 pada bulan Maret 2015 dengan kecenderungan turun.
Recommendation EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
Expected buying level
12.700 - 12.750
USD/IDR
1.1100 - 1.1200
1.5000 - 1.5050
0.7620 - 0.7720
117.50 - 118.00
USD/JPY
Expected selling level
12.900 - 13.000
1.1450 - 1.1475
1.5450 - 1.5500
0.7900 - 0.7950
120.00 - 120.50
Long profit taking @
12.850 and above
1.1400 and above
1.5350 and above
0.7900 and above
120.00 and above
Short profit taking @
12.750 and below
1.1200 and below
1.5200 and below
0.7720 and above
118.00 and below
Long cut loss @
12.600 - 12.650
1.0900 - 1.0950
1.4900 - 1.4950
0.7400 - 0.7450
116.50 - 117.00
Short cut loss @
13.050 - 13.100
1.1575 - 1.1675
1.5575 - 1.5675
0.8000 - 0.8080
121.75 - 122.25
Entry Point Profit Taking Cut Loss *Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
Wealth Management Newsletter | Edisi Februari 2015
2 | Market Perspective
Market Review
Penurunan Yield SUN Sejalan Dengan Penurunan Yield US Treasury Spread sekitar 550bps di atas rata-rata 3 tahun 480bps
BEBERAPA FAKTOR YANG MENYEBABKAN KENAIKAN HARGA OBLIGASI:
• Ekspektasi bahwa The Fed tidak terburu buru menaikkan suku bunga acuan, sejalan rendahnya angka inflasi AS pada Desember 2014: 0,8% YoY Yield US Treasury tenor 10 tahun turun ke level 1,64% dari level 2%. • Mario Draghi, European Central Bank (ECB) mengumumkan Quantitative Easing (QE) senilai Euro60 Miliar per bulan atau total Euro1.1 Triliun yang akan dimulai Maret 2015 hingga September 2016 atau hingga outlook inflasi mengarah ke 2%. Artinya, likuiditas global masih cukup besar. • Indonesia selain memberikan yield yang menarik (positive effective rate) juga didukung fundamental ekonomi yang terus membaik. Outlook inflasi terus menurun, khususnya setelah Pemerintah menurunkan harga BBM. Inflasi Januari 2015 mengalami deflasi 0.24% MoM yang membawa penurunan level tahunan 6,96% YoY.
Pasar Obligasi Outperformed Pasar Saham Selama Januari 2015
Sumber: Bloomberg
Yield SUN Mengalami Penurunan…
12.0
12.0
10.0
8.9
10.0
9.0
8.0
8.0
6.0
7.2
6.0
5.5 4.0
4.0
3.4
2.0 -
2.0 Spread
USD yield
IDR Bond Yield
1.6
1.7
Dec-09 Feb-10 Apr-10 Jun-10 Aug-10 Oct-10 Dec-11 Feb-11 Apr-11 Jun-11 Aug-11 Oct-11 Dec-11 Feb-12 Apr-12 Jun-12 Aug-12 Oct-12 Dec-12 Feb-13 Apr-13 Jun-13 Aug-13 Oct-13 Dec-13 Feb-14 Apr-14 Jun-14 Aug-14 Oct-14 Dec-14
• Selama Januari 2015, pasar obligasi yang diwakili dengan Bloomberg Bond Index (ABTRINDO Index) mengalami kenaikan 6,9%, sangat outperformed dibandingkan IHSG sebesar 1,2%. • Didukung derasnya arus dana asing di pasar obligasi sebesar Rp38,7 Triliun (Net Buy) hanya dalam 1 bulan, sehingga mendorong kepemilikan asing mencapai Rp499.98 Triliun atau 40,2% terhadap total outstanding obligasi di pasar sekunder. • Kenaikan harga obligasi terlihat dari penurunan tajam yield SUN tenor 10 tahun dari 8,2% ke level 7,16% (di bawah BI rate sebesar 7,75%). • Beberapa lelang obligasi Pemerintah juga mendapat penawaran masuk yang cukup tinggi. Pada lelang 20 Januari 2015, nilai penawaran mencapai Rp54.78 Triliun (oversubscribed 4.6x), dan mencapai rekor tertinggi di atas rata-rata lelang Rp20-30 Triliun.
-
Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank
Bond Market Outlook Setelah rally di awal tahun, pelaku pasar mempertanyakan apakah tahun 2015 menjadi tahunnya pasar obligasi? Dalam 12 tahun terakhir ini, rally pasar obligasi berhasil mengalahkan pasar saham sebanyak 4x: • Tahun 2002 didorong sentimen pemulihan (recovery) setelah mengalami koreksi yang dalam sebelumnya. • Tahun 2008, karena obligasi lebih bertahan di tengah koreksi, imbas dari krisis yang melanda AS. • Tahun 2011 dan 2012 didorong tingginya arus dana asing seiring tingginya likuiditas dari program QE AS dan investor mencari yield dan potensi pertumbuhan ekonomi. Hal apa yang menjadi katalis positif buat obligasi tahun ini? • Outlook tekanan suplai berkurang. Pemerintah memiliki fleksibilitas spending yang lebih besar karena dalam postur APBN pembiayaan subsidi energi sudah jauh berkurang dari Rp345 Triliun menjadi Rp158 Triliun, sebagai konsekuensi dari penetapan skema subsidi tetap. Implikasinya kebutuhan penerbitan obligasi juga relatif berkurang. Pemerintah merencanakan penerbitan obligasi senilai Rp402 Triliun (gross) pada 2015, lebih kecil bila dibandingkan Rp428 Triliun di 2014. Timing dan suplai dari penerbitan obligasi Pemerintah menjadi berbeda dari periode sebelumnya. Tidak ada faktor urgent untuk menerbitkan obligasi secara massive, atau penerbitan menyesuaikan kondisi pasar. Outlook inflasi juga menurun Penurunan harga BBM pada pertengahan Januari 2015 lalu tentunya juga menurunkan inflasi. Deflasi terjadi selama Januari 2015 yang mendorong angka inflasi tahunan menjadi 6,96% YoY dari 8.36% YoY. Inflasi diprediksi turun hingga 5,1% di akhir tahun 2015. Rendahnya inflasi artinya Indonesia dapat memberikan positive effective yield yang menarik bagi investor asing.
Apakah Tahun 2015 Menjadi Tahun Bullish untuk Pasar Obligasi? Return Obligasi Outperformed Saham di tahun 2002, 2008, 2011 dan 2012 100 80 42 22 13
20
(40) (60) Sumber: Bloomberg
Wealth Management Newsletter | Edisi Februari 2015
IHSG
BOND
Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank
2004
2013
2012
2011
2007
2006
2005
2004
2003
2002
(20)
2010
3
-
2009
40
2008
60
Market Perspective | 3
Namun ada risiko yang berpotensi membatasi kenaikan harga: • Risiko Pasar Global Bagaimana arah kebijakan The Fed kedepannya. Walaupun Jennet Yellen menyatakan tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga namun perkembangan data ekonomi AS terus menunjukkan perbaikan. Ekonomi AS tumbuh solid 2,5% YoY pada QQ4/2015. Data non farm payroll juga naik sebesar Rp257 ribu di Januari 2015, jauh di atas ekspektasi konsensus sebesar Rp234 ribu. Tingkat pengangguran berada di level yang rendah 5,7%. Ada pula risiko terkait bail out hutang Yunani dan risiko geopolitik dari masalah Ukraina. Di mana Rusia menolak bersikap lunak) masih akan mendorong volatilitas di pasar. • Risiko Pasar Domestik Alokasi anggaran Pemerintah saat ini masih dalam proses pengajuan ke Parlemen dan risiko terkait politik. Hal ini akan mempengaruhi risk appetite investor dan selanjut nya pergerakan arus dana asing. Bagaimana ketahanan Rupiah menghadapi gejolak eksternal juga perlu diamati.
Equity Market Outlook • Bila arus dana asing mengalir begitu deras di pasar obligasi, pasar saham justru didominasi net sell tiap harinya meskipun akhirnya ditutup dengan akumulasi net buy tipis sebesar Rp212 Miliar. • Didukung arus dana asing yang masuk secara massive pada 1 hari perdagangan yakni 23 Januari 2015 sebesar Rp1.6 Triliun akibat sentimen QE dari ECB. • Pasar saham cenderung ketinggalan (lagging) padahal optimisme investor yang berlaku di pasar obligasi juga seharusnya berlaku di pasar saham. Penurunan harga minyak dunia yang mendorong Pemerintah menurunkan harga BBM seharusnya memberikan dampak positif. Selain itu perbaikan makro ekonomi yang akan terlihat dalam rilis data ekonomi bulanan juga akan mendukung hal tersebut. • Jika dibandingkan dengan yield SUN 10 tahun yang turun ke level 7,1 %, maka perbedaan (spread) antara equity earning yield terhadap bond yield menjadi positif. Hal ini mempertegas bahwa valuasi saham memiliki potensi kenaikan (re-rating). Equity earning yield = 1 / PE Ratio (Y+1) Yield semakin menurun, artinya valuasi saham berpotensi naik (rasio berkebalikan). Kondisi inilah yang membuat kami tetap mempertahankan view optimis pada potensi kenaikan harga saham. Bagaimana dengan potensi tiap sektornya? Selama Januari 2015, terdapat 4 sektor yang berhasil outperformed dibandingkan kenaikan IHSG. • Sektor Properti & Construction naik 7% didominasi saham saham properti seiring optimisme pada peningkatan target penjualan. Di mana marketing sales sudah menunjukkan kenaikan mulai QQ4/2014 setelah iklim politik memberikan kejelasan siapa pemerintah yang baru. Tingginya demand properti juga didukung demografi muda. Di lain sisi developer juga kembali me-launching proyek baru untuk ditawarkan seiring kondisi bisnis yang lebih baik. • Sektor terkait konsumsi mengalami kenaikan tajam. Hal ini khususnya setelah Pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi kembali pada level semula sebelum kenaikan di tahun 2014.
Pasar Saham Belum Memperhitungkan Dampak Positif Penurunan Harga Minyak 5,400
20.0
4,87 2.7
4,800
(1.3) (7.4) (3.2)
(5.3)
Foreign Flow (Rp Tn) Net Buy (+) & Net Sell (-)
(8.0)
Jan-15
Oct-14
Sep-14
0.2 Aug-14
Apr-14
May-14
Feb-14
Mar-14
Dec-13
4,274 (5.0)
Jan-14
4.3
5.0
5,000 5.3
Nov-14
7.8
Jul-14
10.0
5,200 5,090
9.5
Dec-14
11.5
Jun-14
15.0
(10.0)
14.6
14.5
4,600 4,400 4,200 4,000
IHSG
Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank
Spread antara Equity Earning Yield terhadap Bond Yield Menjadi Positif
5.0
12.0
4.0
10.0
3.0
8.0
2.0 1.0
6.0
-
4.0 Spread
2.0
Equity Earning Yield
(1.0)
10YR Gov Bond Yield
(2.0) (3.0)
Jan-10 Mar-10 May-10 Jul-10 Sep-10 Nov-10 Jan-11 Mar-11 May-11 Jul-11 Sep-11 Nov-11 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15
• Potensi kenaikan rating Indonesia Sebelumnya, lembaga rating S&P menunda kenaikan rating karena besarnya beban anggaran Pemerintah pada unproductive used yakni subsidi BBM. Dengan berkurangnya risiko fiskal, perbaikan makro ekonomi, dan relatif stabilnya iklim bisnis serta politik di Indonesia, maka potensi S&P meng-upgrade rating Indonesia jadi lebih besar. Walaupun belum tentu terjadi pada tahun 2015 ini namun umumnya re-alokasi aset akan terjadi lebih dulu dan termasuk penurunan risk premium berinvestasi di Indonesia.
Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank
Kinerja Sektoral (Januari 2015)
-2.2 -4.0 -4.2 -4.5 (6.00)
(4.00)
7.0
JAKPROP JAKCONS JAKTRAD JAKMIND JCI Index JAKFIN JAKMINE JAKINFR JAKBIND JAKAGRI (2.00)
5.5 4.9 4.2 1.2 0.5
-
2.00
4.00
6.00
8.00
Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank
Penurunan harga BBM tentunya langsung memberikan sentimen positif di sektor konsumsi. Adanya kenaikan disposable income yang mendorong kenaikan konsumsi. Terdapat 3 sektor IHSG yang mendapat eksposur dari kenaikan ini, antara lain: • Sektor consumer naik 5,5% (consumer staple). • Sektor trade & services naik 4,9% (media, retail, consumer discretionary). • Sektor aneka industri naik 4,2%, didominasi ASII merupakan proxy untuk penjualan auto. Sedangkan sektor yang terkait dengan komoditas masih menurun, seiring penurunan harga minyak. Adapun hal yang muncul diluar ekspektasi adalah setelah Pemerintah mengumumkan penurunan harga BBM, dilanjutkan dengan pernyatakan menurunkan harga semen yang diproduksi BUMN sebesar Rp3000/sak. Harga saham produsen semen (sektor industri dasar) langsung mengalami penurunan tajam. Ada kekuatiran dari pelaku pasar jika Pemerintah akan lebih mengintervensi aktivitas bisnis ke depannya. • Pelaku pasar sempat khawatir Pemerintah akan mengintervensi untuk mendorong penurunan suku bunga pinjaman dan kenaikan cukai rokok. Kenaikan cukai rokok. ini diprediksi sejalan dengan target pendapatan yang diajukan Pemerintah dalam revisi APBN 2015 sebesar Rp136 Triliun atau naik 22% dari pendapatan cukai di 2014. Padahal rata rata kenaikan cukai sebelumnya hanya 9,3%. • Selain itu target pendapatan pajak Pemerintah yang meningkat sekitar 19% dari anggaran 2014, juga mendorong issue seperti kenaikan pajak tambahan untuk pembelian rumah dengan harga di atas Rp2 Miliar dan barang-barang mewah lainnya. Wealth Management Newsletter | Edisi Februari 2015
4 | Market Perspective
Kekhawatiran Pemerintah akan Lebih Meng-intervensi Aktivitas Bisnis
Pemerintah juga terlihat mulai menggunakan sumber data perbankan untuk mengetahui apakah pembayaran pajak individual sudah sesuai dengan realisasi pembayaran pajaknya. Terlepas adanya berbagai kekhawatiran ini, kami menilai arah kebijakan Pemerintah sudah tepat.
Penurunan Harga BBM dan LPG, Memberikan Sentimen Positif Pada Sektor Konsumsi
Target pendapatan negara dari pajak dalam dan luar negeri meningkat 19% (Rp tr) 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
“Penurunan biaya energi, artinya alokasi pendapatan masyarakat untuk konsumsi kembali meningkat. Selain itu juga akan membawa biaya produksi turun. Hal ini tentunya sangat positif, berpotensi meningkatkan pertumbuhan laba emiten dan men-support kenaikan IHSG”
Non-Migas
Migas
Non-PPH 19%
19% 21%
2014 2015 PPh
2014 2015 PPN
2014 2015 PBB
2014 2015 Cukai
2014 2015 Total
Sumber: RAPBN-P 2015, PT. CPAM
Arah kebijakan Pemerintah ini bertujuan untuk 1) menekan inflasi, dan 2) mendorong pendapatan untuk 3) mengurangi defisit anggaran serta 4) mengurangi penerbitan hutang. • Upaya Pemerintah ini sejalan dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang diprediksi kembali mengalami meningkat dikisaran 5,3% YoY di 2015, dari sebelumnya 5% di tahun 2014. • Selanjutnya, hal ini akan tercermin pada kenaikan laba emiten dan IHSG. Target IHSG masih bertahan pada level 5.800-6.000 di akhir 2015.
Beberapa sektor yang berpotensi mendapatkan manfaat positif dari kondisi ekonomi dan program Pemerintah ke depannya : • Domestic Consumption, seperti consumer staple, consumer discretionary, property, pharmacy (health) dan media. Selain itu Pemerintah Jokowi juga sangat Pro Rakyat, sehingga akan memberi benefit khususnya pada segmen low to middle income class. • Sektor yang terkait dengan infrastruktur. Walaupun sempat mendapat tekanan khususnya di sektor semen, namun sektor ini masih sejalan dengan investment thesis ke depannya.
Alokasi Anggaran Pemerintah Saat Ini Lebih Besar Pada Sektor Produktif Anggaran untuk kementerian yang memiliki program berfokus di sektor konstruksi, infrastruktur, dan energi (seperti listrik) ditingkatkan Anggaran RAPBN-P 2015
Alokasi Draft RAPBN-P 2015
Alokasi RAPBN-P 2015
%RAPBN 2015 vs. RAPBN-P 2015
Alokasi APBN 2015
119,388 64,954 15,055 6,928 125 20,000
84,912 44,934 10,024 6,453 -
41% 45% 50% 7% -
78,524 36,003 14,342 2,446 -
Kementerian PU Kementerian Perhubungan Kementerian ESDM Kementerian Desa, PDT & Transmigrasi Kementerian Koordinator Kemaritiman Dana Alokasi Khusus
Penjelasan Revisi RAPBN-P 2015
Irigasi, penanganan banjir, perumahan, pembangunan jalan tol dan sistem bersih Pembangunan transportasi laut dan infrastruktur Penambahan pengadaan listrik 35k MW Klasifikasi kementerian diubah di 2015 Kementerian baru - pembangunan industri maritim Irigasi, logistik, jalan dan transportasi
Sumber: RAPBN-P 2015, Bank Indonesia, Credit Suisse, PT. CPAM
Amunisi Pertumbuhan juga datang dari ….
Persetujuan Parlemen pada Right Issue 31 BUMN Dengan Total Dana Sebesar Rp 37 Triliun • Setelah melalui diskusi panjang selama lebih dari 3 minggu, melakukan right issue adalah BUMN di bidang Infrastruktur Parlemen akhirnya menyetujui rencana pemerintah untuk dan terkait transportasi. menambah modal 31 BUMN melalui bentuk Right Issue • Dengan peningkatan modal kepada BUMN ini memberikan dengan total dana Rp 37 Triliun. dukungan dalam merealisasikan program pembangunan • Pengajuan right issue merupakan satu kesatuan dengan revisi infrastruktur yang sudah direncanakan Pemerintah. APBN 2015 yang diajukan Pemerintah. BUMN yang disetujui No
Name
Sector
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Dirgantara Indonesia Pertani Sang Hyang Seri Angkasa Pura II Hutama Karya Waskita Karya Adhi Karya Permodalan Nasional Madani (PNM) Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Bahana Piji Perikanan Nusantara Perum Perikanan Indonesia Perum Bulog Garam Perum Perumnas PINDAD
Aerospace Agriculture Agriculture Airport Operator Construction Construction Construction Finance Finance Finance Fishing Fishing Food Logistic Food Material Housing Military
0.40 0.47 0.40 2.00 3.60 3.50 1.40 1.00 2.00 0.25 0.20 0.30 3.00 0.30 2.00 0.70
No
Name
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Aneka Tambang Mining PTPN VII Plantation PTPN IX Plantation PTPN X Plantation PTPN XI Plantation PTPN XII Plantation Pelindo IV Port Operator ASDP Indonesia Ferry Shipping Pelni Shipping Dok dan Perkapalan Surabaya Shipping Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Shipping Industri Kapal Indonesia Shipping Krakatau Steel Steel Pengembang Pariwisata Indonesia Tourism Kereta Api Indonesia Train Operator Total
Sector
Sumber: Parliament
Usaha pemerintah merealisasikan pembangunan infrastruktur semakin besar, dan hal ini memberi sentimen positif pada sektor terkait infrastruktur. Seperti peribahasa “Rome wasn’t build in a day” Keberhasilan Membutuhkan Waktu dan Kerja Keras. Kita harus tetap optimis.
Wealth Management Newsletter | Edisi Februari 2015
3.50 0.18 1.00 0.98 0.65 0.70 2.00 1.00 0.50 0.20 0.90 0.20 0.96 0.25 2.75 37.28
Disclaimers Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan.. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan. Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki resiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan / atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 021 15000 300 atau email kami di
[email protected].
6 | Market Perspective
PT. Bank Commonwealth adalah Bank yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Wealth Management Newsletter | Edisi Februari 2015