HALAMAN JUDUL MAKALAH TUGAS KELOMPOK MEDIA AUDIO VISUAL Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran yang dibina oleh Hermawan Wahyu Setiadi, M.Pd
Disusun oleh: Defi Desiana
(14144600192)
Nurul Hasanah
(14144600202)
Legiyem
(14144600206) Kelas : A5-14
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA TAHUN 2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas Matematika. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang “Media Audio Visual”. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah kami ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dengan segala kerendahan hati. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Yogyakarta, 5 Oktober 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii BAB IPENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1 C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2 A. Pengertian Media Audio Visual ........................................................... 2 B. Jenis-Jenis Media Audio Visual ............................................................ 2 C. Macam-Macam Media Audio Visual ..................................................
3
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 20 A. Kesimpulan .............................................................................................. 20 B. Saran ........................................................................................................ 20 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin canggih, membuat perkembangan pendidikan ikut selalu berkembang menjadi lebih baik. Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar tentunya juga dibutuhkan alat atau media yang menunjang dalam pembelajaran. Media yang di gunakan dalam pembelajaran bermacam-macam bentuknya, ada yang berbentuk media audio, media visual, dan bahkan ada media audio visual. Dalam sebuah proses pembelajarana perlu adanya sebuah sebuah inovasi untuk membangun motivasi belajar siswa, yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan sekreatif mungkin. Sehingga guru dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan media pembelajaran yang mudah diterima oleh para siswanya.
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian media audio visual? 2. Apa saja jenis-jenis media audio visual? 3. Apa saja macam-macam media audio visual?
C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar siswa dalam belajar akan merasa senang dan leih cepat dalam memahami materi pembelajaran sesuai yang diharapkan guru. Dengan media pembelajaran ini siswa akan lebih merasa tertarik dan minat belajar siswa tinggi.
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Audio Visual Media audio visual adalah media yang digunakan untuk menyalurkan pesan lewat indera penglihatan dan pendengaran (Sulaiman, 2012: 154). Sedangkan dalam buku lain media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dab bersuara (Hujair AH Sanaky, 2011: 105). Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan obyek aslinya. Secara umum media audio visul menurut teori kerucut Edgar Dale memiliki efektivitas yang tinggi daripada media visual dan audio (Sukiman, 2012: 184). Hasil teknologi media audio visual Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesian mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Sedangkan ciri-ciri teknologi media audio visual yaitu: 1. Bersifat linear 2. Menyajikan visualisasi yang dinamis. 3. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya. 4. Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak. 5. Umumnya berorientasi pada guru, dengan tingkat keterlibatan interaktif siswa yang rendah.
B. Jenis-Jenis Media Audio Visual Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media pembelajaran. Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok yaitu suara, visual dan gerak yang meliputi (http://setiawanandri.blogspot.co.id):
2
1. Media audio visual gerak Media audio visual gerak adalah media intruksional modern yang sesuai dengan perkembang an zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) karena meliputi penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan unsur gambar yang bergerak. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah televisi, video tape, dan film bergerak. 2. Media audio visual diam Media audio visual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam, seperti: a. Film bingkai suara Film bingkai adalah suatu film transparan (transparant) berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran 2x2 inci terbuat dari kraton atau plastik. Ada program yang selesai dalam satu menit, tapi ada pula yang hingga satu jam atau lebih. Namun yang lazim, satu program film bingkai suara (sound slide) lamanya berkisar antara 10-30 menit. Jumlah gambar (frame) dalam satu program pun bervariasi, ada yang hanya sepuluh buah, tetapi ada juga yang sampai 160 buah atau lebih. b. Film rangkai suara Berbeda dengan film bingkai, gambar (frame) pada film rangkai berurutan merupakan satu kesatuan. Ukurannya sama dengan film bingkai, yaitu 35 mm. Jumlah gambar satu rol film rangkai antara 50-75 gambar dengan panjang kurang lebih 100 sampai dengan 130, tergantung pada isi film itu.
C. Macam-Macam Media Audio Visual 1. Film, Video-VCD Pengertian, kelebihan, dan kekurangan dari Film, Video-VCD yaitu: Film adalah gambar hidup, atau sering disebut movie. Film secara kolektif disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa. Sedangkan pengertian secara harfiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari kata Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra),
3
jadi pengertian dari film adalah melukis gerak dengan cahaya (Sukiman, 2012: 184. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang atau benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi (mahapuja.blogspot.com). Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran yang memiliki inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungkapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat di mana film itu tumbuh. (http://ayonana.tumblr.com) Menurut UU 8/1992 definisi film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinemografi dengan direkam pada pita seluloid, pita suara, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya (Sukiman, 2012: 185). Sejalan dengan perkembangan media penyimpanan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan pada media selluloid, analog maupun digital. Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Pada awalnya pengertian film mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media cahaya peka ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada
4
generasi berikutnya fotografi bergeser pada penggunan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpanan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media digital (pita, cakram, memori chip). Pada intinya kini film diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.
Gambar film selluloid
Gambar film digital
Media video juga mampu menampilkan gambar bergerak (gambar hidup) disertai suara. Secara empiris kata video berasal dari sebuah singkatan yang dalam bahasa Ingris yaitu visual dan audio. Kata Vi adalah singkatan dari Visual yang berarti gambar, kemudian pada kata Deo adalah singkatan dari Audio yang berarti suara (http://arisandi.com). Ada juga pendapat yang mengemukakan bahwa video berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang berarti melihat (mempunyai daya penglihatan) dapat melihat K. Prent dkk, Kamus Latin-Indonesia, 1969: 926 dalam buku Sukiman, 2012: 187). Dalam KBBI(1990,1003 dalam buku Sulaiman, 2012: 187) video diartikan dengan: (1). Bagaian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi, (2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa video adalah seperangkat komponen atau media yang menampilkan gambar sekaliguas suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakikat video adalah mengubah suatu ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara yang proses perekamannya dan penayangannya melibatkan teknologi tertentu. Media video ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan media film.
5
Persamaannya yaitu keduanya termasuk kelompok media pandang-dengar (Audio Visual Aids), karena memiliki unsur yang dapat dilihat sekaligus didengarkan. Adapun perbedaannya yaitu media film memiliki alur cerita baik yang bersifat non fiksi atau fiksi sedangkan video tidak memiliki alur cerita. Gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dan dapat ditayangkan melalui medium video dan video compact disk (VCD). Video memiliki beberapa
feature yang sangat bermanfaat untuk digunakan dalam proses
pembelajaran. Salah satu feature adalah slow motion di mana gerakan obyek atau peristiwa tertentu yang berlangsung cepat. Video dan VCD dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari obyek dan mekanisme kerja dalam mata kuliah tertentu. Media Video-VCD sebagai media pembelajaran memiliki karakteristik sebagai: a. Gambar bergerak, yang disertai unsur suara. b. Dapat digunakan untuk sekolah jarak jauh. c. Memeliki perangkat slow motion untuk memperlambat proses atau peristiwa yang belangsung.
Gambar vcd
Kelebihan film video-vcd yaitu: a. Dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik dan lain-lain karena bersifat konkret. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat
6
menunjukkan obyek secara normal tidak dapat dilihat seperti cara kerja jantung ketika berdenyut. b. Dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara beulang-ulang. Misalnya, langkah-langkah dan tata cara yang benar dalam berwudhu, praktik sholat fardhu dan sebagainya. c. Dapat meningkatkan dan mendorong motivasi serta dapat menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya, film religi yang menyajikan akibat perbuatan durhaka terhadap orang tuadapat membuat peserta didik sadar untuk menghindari perilaku tidak baik tersebut. d. Mengandung nilai-nilai positif yang dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik. Bahkan, film dan video, seperti slogan yang sering didengar dapat membawa dunia ke dalam kelas. e. Dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapai dan perilaku binatang buas. f. Dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan. g. Menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang obyek belajar yang dipelajari peserta didik. h. Portable dan mudah didistribusikan. i. Dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama jika dikombinasikan dengan teknik mengajar secara ceramah dan diskusi persoalan yang ditayangkan. j. Sangat baik untuk pencapaian tujuan psikomotorik.
Kekurangan media film video-vcd yaitu: a. Pengadaannya membutuhkan biaya yang sangat mahal. b. Saat film ditunjukan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan. c. Film dan video yang disedikan tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film dan video dibuat sendiri. d. Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dibawa kemana-mana.
7
e. Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberikan peluang untuk terjadinya umpan balik. f. Mudah tergoda untuk membuka yang bersifat hiburan sehingga suasana belajar menjadi terganggu.
2. Sound Slide (Slide Bersuara) Slide merupakan pembelajaran yang bersifat audio visual. Secara fisik sound slide adalah gambar tunggal dalam bentuk film positif tembus pandang yang dilengkapi dengan bingkai yang diproyeksikan. Pengguanannya dapat dikombinasikan dengan audio kaset, dan dapat digunakan secara tunggal tanpa narasi. Pada umumnya jika digunakan untuk keperluan intrukssional, slide dapat dibuat secara berseri dan berurutan serta dikombinasikan dengan audio kaset. Slide yang dikombinasikan dengan audio kaset disebut dengan sound slide (slide bersuara), yaitu penyajian bahan pelajarn yang dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan slide secara berurutan yang dikombinasikan atau dilengkapi dengan audio kaset. Sebagai media pembelajaran, slide suara dapat menyajikan gambar yang tetap dengan urutan yang tetap, sehingga menjamin keutuhan pelajaran dan dapat dan gambar tidak mudah hilang, terbalik, atau berubah urutan jika teknik pengemasannya benar dan baik. Mislanya menyajikan materi pelajaran tentang cara mengerjakan shalat, maka perlu dikemas secara berurutan dimulai dari takbiratul ihram. Selain itu bisa tentang proses pernafasan dan percernaan manusia dari awal sampai akhir.
8
Gambar sound slide
Sound slide sebagai media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut: Kelebihan media sound slide: a. Dapat menyajikan gambar dengan proyeksi depan dan belakang. b. Portable, berukuran kecil, dan mudah didistribusikan sehingga praktis penggunaannya. c. Dapat
dikontrol
sesuia
dengan
keinginan
pengguna,
sehingga
memungkinkan untuk dihentikan secara spontan dan dapat diselingi dengan tanya jawab dan diskusi singkat. d. Memberikan visualisasi tentang obyek belajar seperti apa adanya atau autentik, sehingga dapat mengkonkretkan obyek belajar bagi pembelajar. Kekurangan media sound slide yaitu: a. Pengadaanya membutuhkan biaya yang sangat mahal. b. Untuk memproyeksikan slide proyeksi memerlukan penggelapan ruang. c. Gambar yang disajikan tidak bergerak, sehingga sedikit kurang menarik, terutama jika dibandingkan dengan televisi dan film. d. Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat secara praktis dapat dihidupkan dan diputar di segala tempat. e. Pembuatannya cukup rumit, karena harus memiliki kamera foto dan memiliki keahlian fotografi yang benar-benar mumpuni. Media sound slide ini jarang digunakan atau bahkan tidak pernah digunakan sebagai media pembelajaran dikelas, karena selaian pengadaannya cukup mahal dan juga cukup rumit dalam pengemasan programnya dan juga
9
diperlukan keahlian pengajar dalam memotret obyek, suatu perbuatan (misal: praktik salat), dan suatu peristiwa yang akan disajiakn dalam program pembelajaran di kelas.
3. Media Televisi a. Pengertian, Kelebihan, dan Kelemahan Media Televisi Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar gerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun berwarna. Kata “televisi” merupakan gabungan dari tele (jauh) dari bahasa Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa Latin. Television dari bahasaInggris bermakna melihat. Kata melihat jauh bermakna bahwa gambar yang diproduksi pada satu tempat (stasiun televisi) yang dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima yang disebut televisi minitor atau televisi set. Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar dian dan gambar hidup bersama suara melalui kabel dan ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar (Sukiman, 2012: 191). Istilah televisi baru dicetuskan di Paris, pada tanggal 25 Agustus 1990, bersamaan dengan pertemuan para ahli elekttronik dari berbagai negara industri maju. Televisi suatu perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang terdiri dari gambar dan suara. Dengan demikian peran televisi baik sebagai gambar hidup maupun sebagai radio yang dapat menampilkan gambar yang dapat dilihat dan menghasilkan suara yang dapat didengar pada waktu yang sama. Kata televisi berkonotasi pada suatu sistem unit kerja pada televisi siaran, bukan semata-mata dilihat dari aspek wujudnya sebagai perangkat keras, tetapi televisi dapat mentransmisikan segenap pesan melalui gelombang elektronik atau melalui saluran kabel. Dalam transmisi, gambar dan suara yang dihasilkan oleh kamera elektronik diubah menjadi gelombang elektromagnetis dan selanjutnya ditransmisikan (dipancarkan) melalui stasiun pemancar. Gambar dan suara yang telah diubah
10
menjadi gelombang elekronik itu diterima oleh sebuah antena penerima yang terpasang pada televisi set penerima. Pada pesawat monitor, gelombang elektromagnetik diubah kembali menjadi gambar dan suara oleh oleh seperangkat alat televisi sehigga dapat dilihat. Selain itu ada juga televisi kabel, artinya gelombang elektromagnetik disalurkan melalui kabel ke pesawat penerima atau televisi. Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Dengan demikian, ada dua jenis pengiriman (penyiaran) gambar dan suara, yaitu penyiaran langsung kejadian atau peristiwa yang kita saksikan sementara ia terjadi dan penyiaran program yang telah direkam di atas pita film atau pita video atau penyimpan digital. Ketika kita menyaksikan siaran peristiwa di suatu tempat, kita seakan-akan mengamati dan menjalani pengalaman kehidupan nyata. Kita dapat mendengar dan melihat bahkan merasakan. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu: dituntun oleh instruktur, yakni seorang guru atau instruktur menuntun peserta didik melalui pengalaman-pengalaman visual, sistematis, yakni siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar terencana, teratur dan berurutan siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari penyiaran lainnya, terpadu yakni siaran berkiatan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah (Sukiman, 2012: 192). Pemanfaatan media televisi secara umum melibatkan dua unsur yiatu peralatan dan programnya. Peralatan televisi atau biasa disebut dengan istilah pesawat televisi telah berkembang sedemikian rupa dari waktu ke waktu, demikian juga program atau siarannya.
11
Gambar televisi dari waktu ke waktu
Sebagai media pembelajran, televisi memiliki beberapa kelebihan dalam menyampaikan pesan dan materi pelajaran dan juga mempunyai kelemahan. Kelebihan media televisi seperti berikut ( Sukiman, 2012: 193-194 dan Hajar AH Sanaky, 2011: 108): 1) Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film objek, spesimen, dan drama. 2) Bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi peserta didik. 3) Dapat membawa dunia nyata ke rumah dan kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa melalui penyiaran langsung atau rekaman. 4) Dapat memberikan kepada peserta didik peluang untuk melihat dan mendengar sendiri. 5) Dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh peserta didik dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda. 6) Dapat menyajikan visual dana suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata, misalnya wajah, dental operation, dan lain-lain. 7) Dapat menghemat guru dan peserta didik, misalnya, dengan merekam siaran pelajran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakan proses itu kembali.
12
8) Merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar peserta didik pada lokasi yang berbeda-beda untuk penyajian yang bersamaan. 9) Memiliki daya jangkauan yang luas. 10) Memiliki daya tarik yang besar, karena memiliki sifat audio visualnya. 11) Dapat mengatasi batas waktu dan ruang. 12) Dapat menginformasikan yang aktual. Adapun kelemahan dari media televisi diantaranya (Sukiman, 2012:193194 dan Hajar AH Sanaky, 2011: 108): 1) Hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah. 2) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individu peserta didik. 3) Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan. 4) Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua peserta didik untuk melihat secara rinci gambar yang disajikan. 5) Kekhawatiran muncul bahwa peserta didik tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan peserta didik bisa jadi bersikap pasif selama penayangan. 6) Pengadaannya memerlukan biaya yang sangat mahal. 7) Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan di segala tempat. 8) Sulit dikontrol, terutama jika terkait dengan soal jadwal belajar di sekolah. 9) Mudah tergoda pada penyajian acara yang bersifat hiburan, sehingga suasana belajar kurang serius dan dan kurang efektif.
b. Klasifikasi Siaran Pendidikan Televisi merupakan media massa yang mempunyai empat fungsi. Salah satu diantara keempat fungsi
tersebut adalah sebagai media pendidikan.
Meskipun demikian, perlu kita ingat kembali bahwa acara siaran pendidikan tidak berarti tidak mengandung unsur-unsur fungsi lainnya.
13
Menurut Darwanto (Sukiman, 2012: 195) acara siaraan pendidikan yang disiarkan melalui televisi, ada dua klasifikasi yaitu: siaran pendidikan sekolah (school broadcasting) dan siaran pendidikan sepanjang masa. 1) Siaran pendidikan sekolah (school broadcasting) Yang menjadi sasaran acara ini adalah para murid sekolah, dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan para mahasiswa di perguruan tinggi. Siarannya langsung dikirim ke sekolah-sekolah yang bersangkutan. Dengan demikian, acara siaran pendidikan jenis ini sangat erat kaitannya dengan kurikulum sekolah yang berlaku pada tahun ajaran itu. Acara siaran pendidikan untuk sekolah mengacu pada kurikulum, tentu akan memberikan pengaruh langsung kepada anak-anak tentang: a) Menimbulkan keinginan kepada anak-anak untuk mencoba menggali pengetahuan sesuai dengan pola piker. b) Membantu anak-anak atas suatu pengertian yang sebelumnya belum pernah di alami. c) Merangsang untuk menumbuhkan hasrat dan menggali hubungan antara kegiatan belajar dengan keadaan sekitarnya. d) Merangsang
anak-anak
untuk
berkeinginan
menjadi
seorang
cendikiawan. Dengan adanya tujuan yang ingin dicapai seperti tersebut diatas, acara pendidikan untuk sekolah merupakan inti dari siaran pendidikan pada umumnya.
Karena
itu,
setiap
usaha
harus
diarahkan
untuk
memepersiapkan bahan-bahan pendidikan, agar acara itu dapat disajikan dengan baik dan sejalan dengan landasan dan tujuan pendidikan nasional, dengan
prioritas
utama
menyajikan
bahan-baahan
yang
mampu
mendorong kegiatan belajar dengan baik. 2) Siaran pendidikan sepanjang masa (life long education) Acara pendidikan yang termasuk dalam klasifikasi ini di landasi oleh nilai-nilai pendidikan saja dan yang menjadi sasarannya khayalak
14
umum. Hanya saja khayalak dibagi menurut tingkatan tertentu, misalnya usia, jenis kelamin, agama , pendidikan dan sebagainya. Tujuan yang ingin dicapai melalui acara ini adalah, untuk mendorong khayalak agar berkeinginan untuk terus belajar dalam ruang lingkup yang lebih luas. Acara siaran pendidikan harus mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: a. Mempunyai sasaran khayalak yang khusus/terbatas b. Tujuan umum acara sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional, untuk Indonesia tentu saja harus sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidkan Nasioanal c. Penyirannya dilakukan secara sistematis dan berseri. Jika untuk acara pendidikan yang di tunjukan ke sekolah, stasiun yang bersangkutan bekerja sama dengan Departemen terkait misalnya untuk acara pertanian, mereka akan bekerja sama dengan Departemen Pertanian.
c. Belajar di Kelas melalui Televisi Ruang kelas yang menggunakan televisi sebagai media pendidikan, biasanya menampung sejumlah 40-50 orang murid. Apabila anak-anak belajar melalui televisi mereka tidak hanya mengamati acaranya dengan tenang, melainkan mereka juga memerhatiakan perubahan-perubahan gambar yang terjadi. Demikian pula mereka memeperhatikan susunan kata dan teks yang ada. Menurut Cece Wijaya, dkk (Sukima, 2012: 198) faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan televisi untuk kelas adalah : 1) Teknik Pemilihan Pemilihan siaran televisi yang sesuai untuk pembelajaran adalah semacam proses evaluasi dan pemilihan film suara.
Seperti dalam
memilih setiap media pengajaran audiovisual, pertanyaan dasar adalah, apakah televise dapat membantu menciptakan situasi belajar yang lebih baik dengan media sebelumnya. Oleh karena itu, pertimbangan harus
15
didasarkan atas kemampuan program menyambungkan pengalaman. Pertimbangan yang sama untuk validitas kurikulum dan pemilihan perangkat audiovisual adalah: a) Tingkat usia kelompok yang memirsa b) Isis siaranyang lebih mudah di pahami. Apakah program memuat suplemen yang panjang atau tidak.
2) Kebijaksanaan penggunaan televisi Kebijaksanaan penggunaan televisi untuk kelas ini merupakan tanggungjawab guru. Sebelum siaran guru harus memberikan aktivitasaktivitas yang akan meningkatkan minat siswa. Mereka akan segera mempersiapkan diri untuk mengikuti program TV. Kesulitan besar guru dalam merencanakan penggunaan program televisi adalah ketidaktahuan secara pasti terhadap isi program.
d. Meningkatkan Standar Pemirsa Televisi di Rumah Kehadiran media TV dalam kehidupan modern ini sudah begitu menjamur di masyarakat, bahkan TV sudah menjadi kebutuhan tersendiri bagi setiap orang. Aspek penting mengapa TV di butuhkan masyarakat adalah karena televisi mampu menyuguhkan berbagai informasi dan hiburan kepada masyarakat. Tanpa disadari, TV telah turut menentukan orientasi pendidikan dan televisipun telah menjadi guru informal anak didik dalam realitas sehari-hari. Mereka menyesuaikan perilakunya terhadap apa yang telah di suguhkan TV. TV menimbulkan pokok permasalahan yang paling besar mengapa TV yang bisa memberi efek buruk, sebenarnya adalah ketidakmampuan seorang anak kecil membedakan dunia yang ia lihat di TV dengan apa yang sebenarnya. Bagi orang sudah dewasa, tidak ada masalah, sebab ia tahu apa yang sungguh-sungguh terjadi di dunia atau hanya fiksi belaka. Di Amerika Serikat terdapat penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukan bahwa karena terlalu banyak menonton TV, anak dapat menjadi beranggapan bahwa misalnya kekerasan adalah hal yang wajar, dan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dan sebagai akibatnya,
16
mereka menjadi lebih agresif dan memiliki kecenderungan untuk memecahkan persoalan dengan jalan kekerasan terhadap orang lain. Efek lain dari kecenderungan menonton TV adalah anak menjadi pasif dan tidak kreatif. Mereka kurang berkreativitas tetapi hanya duduk di depan TV, dan melihat apa yang ada di TV. Baik secara fisik maupun mental, anak menjadi pasif karena memang orang yang menonton TV tidak perlu berbuat apa-apa. Hal lain yang menyertai kepasifan ini adalah anak cenderung lebih gemuk, bahkan bisa overweight karena mereka biasanya menonton TV sambil makan kudapan (cemilan). Kecanduan menonton TV akan menjadi masalah bila anak sampai tidak mau bermain diluar, dengan lingkungan sekitarnya. Ia menjadi tidak bersosialisasi dan dunianya tidak bertambah luas. Hal lain lagi adalah masalah pengaru iklan di TV yang semakin hari semakin boombastist. Iklan-iklan tersebut memberikan janji-janji kesenangan dan kebahagiaan keluarga yang akan di peroleh bila membeli produk tersebut, ini secara tidak sadar dapat menanamkan pada anak nilai-nilai konsumenrisme dan bahwa kebagiaan dan kesuksesan sebuah keluarga diukur dari kemampuan memiliki produk terbaru yang ditawarkan. Sementara itu sisi positif TV bagi pendidikan anak-anak antara lain dapat menambah kosakata (vocabulary) terutama kata-kata yang tidak terlalu sering digunakan sehari-hari. Anak juga dapat belajar tentang berbagai hal melalui program edukasi dari siaran televisi. Akan tetapi sayangnya presentasi acara televisi yang bersifat pendidikan masih sangat sedikit . anak juga menjadi mengenal berbagai aktivitas yang bisa dilakukannya, anak akan mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi , perkembangan peristiwa yang terjadi di dunia, dan perkembangan permasalahan yang ada di luar lingkungannya. Melihat sisi negatif dan positif TV bagi pendidikan anak, memang tidak sepantasnya kita hanya melihat dari sisi negatif saja. Maka orangtua cenderung, dan semestinya menyambut baik, kebiasaan anak menyaksikan acara TV yang bermutu, karena pada kenyataannya anak-anak sekolah mengahabiskan waktunya 13-20 jam per minggu dengan menghabiskan waktunya di sekolah. Untuk itu
17
perlu peran orangtua dan guru dalam kaitannya dengan pendampingan akan membantu mengarahkan kebiassan peserta didik dalam menonton TV. Selanjutnya Dr. Martin Leman (Sukiman, 2012:205), memberikan paduan yang perlu dilakukan oleh orang tua dalam pemanfaatan media TV bagi anak-anak yaitu sebagi berikut: 1) Untuk yang masih sangat kecil, ia belum bisa membedakan antara siaran TV yang di putar. Orang tua dapat memilihkan acara yang menarik dan mendidik anak, sesuai usianya. 2) Periksalah jadwal acara TV, sehingga kita bisa mengatur jadwal film/acara yang akan di tonton bersama anak. 3) Sering terjadi setelah acara yang dipilih selesai ditonton, anak tertarik menonton acara berikutnya, dan akahirnya jadwal yang sudah di atur (misalnya untuk belajar) jadi berantakan. Untuk mengtasi hal ini, sebaiknya selain memperhatikan acara yang mau ditonton, perhatikan juga acara selanjutnya. 4) Dengan menemani anak menonton TV, kita dapat mengajak membahas apa yang ada di TV, dan membuatnya mengerti bahwa yang ada di TV tidak semua sama dengan apa yang ada sebenarnya. 5) Diskusikan dan bantulah anak memperoleh manfaat dari acara TV, dengan menuntunnya mengambil nilai positif dari acara tersebut. 6) Masalah kurangnya belajar karena anak terlalu banyak menonton TV, dapat diatasi dengan cara membiasakan anak tidak menonton TV pada hari-hari sekolah. Menerapkan hal ini tidak mudah, karena anak tentu tidak setuju, jadi disini memang perlu peraturan rumah tangga mengenai menonton TV. 7) Pada beberapa keluarga, ada kebiasaan untuk menyalakan TV tidak untuk ditonton tapi hanya untuk suara latar dirumah, agar tidak terlalu sepi. Hal ini biasanya pada rumah-rumah yang besar, dengan penghuni yang tidak banyak. 8) Sebaiknya lokasi TV di rumah juga diatur sedemikian rupa, agar tidak berdekatan dengan tempat anak belajar. Anak sedang belajar akan menjadi
18
tidak bisa konsentrasi bila ia mendengar atau melihat ada acara yang menarik di TV. 9) Ajak anak untuk melakukan banyak aktivitas lain, selain hanya menonton TV , kita dapat mengajak anak dapat juga memperkenalkan dan mengajarkannya suatu hobi yang baru, sehingga ia dapat bermain atau mengajarkannya hobinya sendiri.
19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Media audio visual adalah media yang digunakan untuk menyalurkan pesan lewat indera penglihatan dan pendengaran. Jenis-Jenis Media Audio Visual: (1)media audio visual gerak contohnya: televisi, video tape, dan film bergerak. (2) Media audio visual diam contohnya: film bingkai suara, film rangkai suara. Macam-macam media audio visual contohnya: film, video-vcd, sound slide (slide bersuara), dan media televisi.
B. Saran Dengan penyusunan makalah ini, semoga mahasiswa mampu memahami, belajar lebih mendalam mengenai media pembelajaran audio visual dan kelak mampu mengimplementasikan di kelas.
Serta diharapkan kritikan yang
membangun dalam penulisan makalah ini supaya bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran:Buku Pegangan Wajib bagi Guru. Yogyakarta: Kaubaka Dipantara. Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Edajogja. http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/10/media-pembelajaran-audiovisual.html, diakses pada tanggal 28 September 2015 pada pukul 11:40. http://setiawan-andri.blogspot.co.id/2013/10/jenis-media-pembelajaran.html http://arisandi.com) diakses pada tanggal 28 September 2015 pada pukul 11:40. mahapuja.blogspot.com http://ayonana.tumblr.com
21