Makalah Media Pembelajaran PAI Visual: Menguatkan Pembelajaran Dengan Media Visual Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran PAI Dosen Pengampu :Saiful Amien, M. Pd.
Oleh Kelompok 3 : Edi Slamet
201410010311058
Afifudin Kamil
201410010311074
Eka Ismaya Indra
201410010311075
Nurul Aprilia
201410010311066
Anis Syifaul Qolbiyah
201410010311082
Nurjaya Jamil
201410010311081
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2017
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Belajar merupakan satu hal yang sangat penting bagi seorang individu. Bahkan agama (Islam) mewajibkan umatnya menuntut ilmu sampai ke negeri Cina yang notabene merupakan negara maju kala itu. Belajar merupakan upaya dalam rangka memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan karakter dalam rangka membentuk manusia yang unggul dan paripurna (insan kamil). Belajar merupakan satu hal yang bisa dilakukan dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun tanpa mengenal jarak dan waktu, atau hal ini lebih popular disebut long life education. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, tentu dibutuhkan pemilihan media yang tepat untuk menyampaikan pesan-pesan (materi pelajaran) secara efektif, efisien dan menyenangkan. Pemilihan media tersebut harus mempertimbangkan karakteristik peserta didik, situasi dan kondisi lingkungan belajar, karakteristik bidang studi, serta tujuan yang hendak dicapai dalam belajar. Dengan demikian diharapkan, dengan pemilihan media pembelajaran yang tepat akan mampu mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Setiap siswa memang unik dan berbeda. Perbendaan itu akan menciptakan gaya belajar, kecerdasan, modalitas belajar, bahkan cara pandang terhadap sesuatu. Belajar dengan media visual tentu erat kaitannya dengan modalitas belajar visual yang mengutamakan indra penglihatan. Tipe siswa dengan modalitas belajar ini sangat mengandalkan mata untuk belajar. Mereka akan belajar dengan baik apabila melihat dan mengalaminya secara langsung. Sehingga dengan penyediaan media visual ini, akan mampu meningkatkan pemahaman dan keberhasilan belajar mereka.
B. Rumusan Masalah 1. Apa saja jenis-jenis media visual non-proyektif? 2. Apa saja kelebihan, kekurangan dan bagaimana integrasi media visual nonproyektif? 3. Kapan timing penggunaan perangkat lunak presentasi dalam pembelajaran? 4. Apa saja perangkat untuk melihat gambar digital dalam kelas? 5. Apa saja kelebihan, kekurangan dan bagaimana integrasi gambar digital? 6. Bagaimana situasi khusus dalam penggunaan kamera?
Bab II Pembahasan
1. Jenis-Jenis Media Visual Non-Proyektif Media visual non proyeksi merupakan media visual yang tidak membutuhkan perlengkapan khusus untuk ditampilkan. Media ini bisa mengubah gagasan abstrak menjadi sebuah format yang lebih realistik, yaitu dari tingkat simbol abstrak (verbal) menuju tingkat konkret (visual). Kita bisa menggunakan media ini untuk merangsang ekspresi kreatif, seperti menceritakan atau menuliskan kisah dan membuat puisi.1 Jenis-jenis media visual non-proyektif yang umum ditemui ada 6 jenis, antara lain: a. Gambar Gambar merupakan bahasa bentuk atau rupa yang umum, yang bisa dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Bisa dalam buku, majalah, koran, katalog, kalender, dan lain sebagainya. Gambar merupakan media komunikasi visual untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.2 Beberapa kelebihan gambar antara lain: 1. Berifat konkret 2. Gambar bisa merepresentasikan benda-benda maupun objek-objek yang tidak mungkin dibawa ke dalam kelas 3. Gambar bisa mengatasi keterbatasan pengamatan kita, khususnya benda-benda yang berukuran mikro 4. Gambar bisa memperjelas suatu masalah 5. Mudah dibuat atau didapatkan tanpa memerlukan alat khusus.3 Beberapa kelemahan media gambar antara lain: 1. Gambar hanya mengandalkan indra mata saja 2. Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran 3. Ukurannya sangat terbatas bila digunakan untuk kelompok besar.4 b. Sketsa Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagianbagian pokoknya tanpa detail. Penggunaan sketsa akan mampu menarik perhatian murid dan menghindari kejenuhan akibat verbalisme. Sketsa mudah dibuat oleh 1
Sharon E. Smaldino, dkk., Intructional Technology and Media for Learning Tejemahan Edisi 9, (Jakarta: Kencana, 2012), hal 325. 2 Arief F. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 29-30. 3 Ibid., hal. 30-31. 4 Ibid., hal. 31.
guru dan sangat minim biaya, tetapi dalam membuatnya harus mempertimbangkan keruntutan dan kerapian agar mudah dipahami siswa.5 c. Bagan Bagan merupakan representasi visual dari hubungan yang abstrak, seperti kronologi, kuantitas, dan hierarki. Sebuah bagan harus memilki tujuan pengajaran yang jelas dan terdefinisikan dengan baik. Ia harus mampu menyampaikan hanya satu konsep utama maupun konfigurasi dari beberapa konsep. Bagan ada beberapa macam diantaranya bagan organisasi, bagan klasifikasi, bagan kronologi, bagan tabular dan bagan alir.6 d. Grafik Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik, garis, dan gambar. Untuk melengkapinya bisasanya juga diselipkan simbol-simbol. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prinsip matematik, dan menggunakan data-data komparatif. Grafik ada tiga macam yaitu grafik garis, grafik batang, dan grafik lingkaran.7 e. Poster Poster merupakan media visual yang menggabungkan antara gambar, garis, warna, dan kata. Poster ditujukan untuk menarik perhatian orang dan menyampaikan suatu pesan-pesan persuasif. Poster memiliki beberapa kekurangan yaitu apabila pesan yang disampaikan sudah biasa dilakukan mereka cenderung diabaikan, sehingga poster tersebut kurang efektif apabila dipajang terlalu lama.8 f. Kartun Kartun adalah media komunikasi visual yang menyajikan suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu tanggapan sikap terhadap orang lain, situasi, maupun kejadian-kejadian tertentu. Kartun memiliki kemampuan yang besar untuk menarik dan memengaruhi orang lain.9 5
Ibid., hal. 33. Ibid., hal. 35-36. 7 Ibid., hal. 40-41.. 8 Sharon E. Smaldino, dkk., Intructional Technology and Media for Learning Tejemahan Edisi 9, (Jakarta: Kencana, 2012), hal 329. 9 Arief F. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 45-46. 6
2. Kelebihan, Kekurangan dan Integrasi Media Visual Non-Proyektif Setiap media pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masingmasing. Media visual non-proyektif memiliki kelebihan diantaranya: a. Tersedia dengan mudah, media ini tersedia melimpah yang sering kali kita melewatkannya. Mereka ada dalam buku cetak, majalah, dan sebagian besar material pengajaran. b. Tidak mahal, media ini bisa kita buat sendiri, bahkan bisa kita dapatkan secara cuma-cuma dari berbagai sumber. c. Tidak membutuhkan perlengkapan, media ini tidak memerlukan media apapun, seperti komputer, proyektor, maupun OHP, yang dibutuhkan hanyalah pencahayaan yang bagus. d. Mudah digunakan, media ini bisa digunakan tanpa perlu kemampuan khusus untuk menginterpretasikannya, bahkan anak-anak pun bisa menggunakannya. e. Tersedia dan bisa digunakan untuk semua jenjang usia, bahkan dalam membahas suatu permasalahan bisa menggabungkan visual secara efektif untuk mendorong belajar. f. Penyederhanaan gagasan yang rumit, seperti kata pepatah, “sebuah gambar sebanding dengan seribu kata.” Artinya, sebuah gagasan yang sulit dipahami bisa kita sampaikan dengan media visual sehingga mudah dipahami.10 Media visual non-proyektif memiliki kekuranganan, diantaranya: a. Ketahanan, sebagian besar media ini dicetak dengan kertas, sehingga mudah rusak saat dibawa kemana-mana. b. Penyimpanan, karena sifatnya yang mudah rusak, maka diperlukan perlakuan khusus untuk menyimpannya agar bertahan lama dan layak untuk digunakan kembali. c. Ukuran yang relatif kecil, sehingga kadang kurang terlihat jelas dari jarak yang relatif jauh, sehingga pesan sulit tersampaikan. d. Bersifat 2 dimensi, media ini hanya bisa dilihat oleh satu arah pandangan saja, misalnya dari depan, sehingga siswa yang berada di sisi kanan maupun kiri gambar melihatnya kurang jelas atau tidak enak dipandang.11
10
Ibid. hal. 46-47
Dalam menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran, seorang guru harus memenuhi enam syarat berikut, antara lain: 1. Autentik, artinya gambar tersebut harus asli atau semirip mungkin dengan objek aslinya 2. Sederhana, artinya komposisinya harus dibuat secara sederhan6a agar mudah dipahami 3. Ukuran relatif, artinya gambar tersebut harus disesuaikan besar kecilnya benda dalam keadaan nyata, apakah perlu dibesarkan untuk melihat detailnya ataupun juga harus dibesarkan karena jumlah siswa yang banyak. 4. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau suatu aktivitas. 5. Memilih gambar yang bagus dan menarik perhatian siswa. 6. Memilih gambar yang sesuai dengan materi yang diajarkan.12 Integrasi media visual non-proyeksi, antara lain: a. Bisa digunakan untuk semua pelajaran yang membutuhkan komunikasi visual untuk menyederhanakan materi pelajaran, misalnya foto atau gambar yang ada dalam buku pelajaran. b. Bisa digunakan untuk mengkaji suatu fakta dari berbagai sudut pandang keilmuan, misalnya bencana tanh longsor yang bisa dikaji dari disiplin ilmu alam dan ilmu sosial. c. Menggambarkan fluktuasi suatu keadaan, misalnya data hasil panen di suatu daerah antara rentang waktu sekian sampai sekian.13 3. Timing Penggunaan Perangkat Lunak Presentasi dalam Pembelajaran Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan secara efektif meningkatkan pemahaman dan tingkat keberhasilan belajar siswa. Timing penggunaan perangkat lunak presentasi dalam pembelajaran tepat digunakan ketika: a. Hendak menyederhanakan konsep-konsep yang kompleks, misalnya para siswa SMA menyisipkan beberapa
gambar yang mewakili konsep mereka tentang
kerukunan beragama.
11
Sharon E. Smaldino, dkk., Intructional Technology and Media for Learning Tejemahan Edisi 9, (Jakarta: Kencana, 2012), hal 331. 12 Arief F. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 31-33 . 13 Sharon E. Smaldino, dkk., hal. 332.
b. Melihat hubungan-hubungan, misalnya seorang guru SMP membahas materi perubahan sosial dan menghubungkannya dengan contoh-contoh perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan menjelaskan dampaknya bagi kehidupan. c. Menggambarkan suatu proses, misalnya seorang guru Biologi menjelaskan bagaimana proses perkawinan silang pada tumbuhan jagung. d. Merangsang minat, misalnya seorang guru bahasa Indonesia pada awal pelajaran menampilkan gambar-gambar pemimpin dunia yang hebat, kemudia ia menjelaskan sebab mengapa tokoh tersebut menjadi seberpengaruh itu. e. Mendorong kreatifitas, misalnya seorang guru menampilkan gambar sebuah botol bekas, kemudian ia menyuruh siswanya untuk membuat suatu kerajinan tangan dari botol tersebut sesuai dengan kreatifitas dan imajinasinya.14 4. Perangkat untuk Melihat Gambar Digital dalam Kelas Adapun beberapa alat yang digunakan dalam menampilkan gambar digital dalam kelas diantaranya adalah kamera dokumen, proyektor digital dan OHP (Overhead Projection). Berikut penjelasan mengenai 3 perangkat menampilkan gambar digital dalam kelas: 1. Kamera Dokumen Kamera dokumen merupakan kamera video yang dilekatkan pada sebuah penyangga, digunakan untuk menangkap gambar yang kemudian dipancarkan dari proyektor digital ataupun tempat yang jauh melalui media telekomunikasi. Kemudian gambar dari media telekomunikasi yang direkam oleh kamera dokumen dapat ditampilkan secara serentak pada proyektor digital ataupun media telekomunikasi. 15 Contoh:
2. Proyektor Digital Proyektor digital merupakan alat yang biasa terlihat di dalam kelas-kelas perkuliahan, ruang kantor, ruang rapat ataupun aula. Proyektor biasanya berbentuk persegi atau kotak meskipun ada yang berbentuk bulat, dan memiliki beberapa
14 15
Sharon E. Smaldino, dkk., hal. 347. Ibid, hal.340
kabel penghubung ke perangkat lainnya. Pada umumnya proyektor memiliki merek-merek tertentu dan pancaran sinar yang diteruskan ke LCD sehingga Kemampuan yang dimiliki proyektor adalah kemampuan dalam menampilkan gambar bergerak dan gambar yang diam melalui peranti lunak seperti halnya presentasi tradisional. 16
3. OHP (Overhead Projection) OHP (Overhead Projection) sebuah kotak dengan kaca yang besar di permukaan atasnya. Dalam OHP terdapat beberapa istilah umum yaitu : transpansi, asetat, dan lapisan penutup. Transparansi memiliki arti yang spesifik dari film transfaran berukuran 8 × 10 𝑖𝑛chi yang digunakan dengan OHP, transparansi terbuat dari asetat atau plastik jernih dimana gambar bisa dicetak di atasnya. Lapisan penutup (over lay ) merupakan lembaran-lembaran film transparan yang masing-masing berisi informasi yang dihamparkan di atas transparansi dasar.17
16 17
Ibid. hal.338 Ibid. hal.343
5. Gambar Digital Visual bisa dibidik dan disimpan dalam format digital. Gambar bisa dibidik menggunakan kamera digital atau alat pindai. Penyimpan digital meliputi CD, DVD, perangkat simpan bisa dipindah, dan hard drive komputer. Individual atau kelompok kecil bisa melihat gambar digital di layar komputer. Untuk menampilkan gambar digital ke sebuah kelompok, anda bisa menggunakan monitor televisi yang besar atau proyektor. Proyektor digital dan dirancang untuk menampilkan gambar digital dan merupakan unit yang berdiri-sendiri dan terpisah. Sumber cahaya dibangun di dalam proyektor. Dengan sebuah proyektor digital, gambar bisa diproyeksikan dari komputer, pemutar video (apakah perekam video atau DVD), atau sinyal televisi. Kemampuan yang dimiliki proyektor adalah kemampuan untuk menampilkan sinyal video bergerak selain gambar diam dari paket peranti lunak presentasi tradisional. Keuntungan:
Tampilan yang instan. Kamera digital memungkinkan anda untuk secara instan menampilkan setiap foto setelah dibidik. Kalau gambarnya bagus, anda dapat menyimpannya, kalau tidak anda dapat meghapusnya dan mebidik gambar lainnya.
Akses acak. Gambar digital bisa dengan cepat dan acak diakses, sering kali dalam hitungan sepersekian detik. Anda bisa menentukan terlebih dahulu sebuah urutan visual sebelum sebuah presentasi atau memilih visual yang didasarkan pada pertanyaan siswa.
Mudah digunakan. Sebagian besar kamera digital dan proyektor digital mudah digunakan. Bahkan anak yang belia bisa mengambil gambar dengan kamera digital.
Kemampuan simpan. CD dan DVD bisa menyimpan sejumlah besar visual digital.
Visual berkualitas terbaik. Kualitas visual digital sering kali lebih baik daripada gambar fotografis yang dicetak atau pada slide dan tidak memudar seiring berjalannya waktu seperti yang terjadi pada gambar fotografis.
Ketahanan. Perangkat simpan portable sangat tahan lama. Gambar digital yang disimpan tetap awet kualitasnya sejalan dengan waktu.
Portabel. Cakram digital sangat portabel. Meski anda boleh membawa cakram digital tanpa perlindungan, yang terbaik adalah memasukkan CD dan DVD ke dalam sampulnya.
Pilihan gambar. Keuntungan terbesar dari visual digital adalah anda bisa memproyeksikan apa saja yang muncul di layar computer anda teks, data, atau gambar ke layar yang besar.
Interaktivitas. Anda bisa mengubah tampilan sesaat sebelum atau bahkan selama penayangan. Visual digital sangat ideal bagi penayangan “what if” dari data atau grafik spreadsheet atau kegiatan curah gagasan (brain storming) menggunakan peranti lunak seperti inspiration. Ini menjadi sarana interaktif ketika keputusan atau gagasan pemirsa disertakan kedalam program dan hasilnya ditampilkan di layar.
Kekurangan
Mahal. Kamera digital, alat pindai, dan proyektor berkualitas terbaik sangatlah mahal untuk dibeli. Anda mungkin tidak puas dengan perangkat berkualitas rendah. Ia mungkin kekurangan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pengajaran anda.
Ringkih. Kamera digital bisa sedikit lebih ringkih saat dioperasikan ketimbang kamera tradisional. Beberapa tombol control lebih kecil daripada kamera tradisonal.
Membutuhkan proyektor atau monitor digital. Menayangkan visual digital membutuhkan proyektor atau monitor digital.
Integrasi Visual digital terproyeksi cocok untuk seluruh pemelajar dan mata pelajaran. Visual digital menyedian presentasi yang dinamis atau interaktif, seperti yang berikut ini:
Seni. Siswa menggambarkan presentasi mereka tentang hubungan sejarah seni dengan teknik seni.
Biologi. Seorang guru biologi meiliki ribuan visual dari sebuah DVD, yang bisa ia gunakan untuk menggambarkan topik pelajaran.
Kimia. Guru menampilkan proses tahap demi tahap dengan foto close up untuk percobaan yang akan datang.
Ilmu konsumen. Siswa SD membuat jurnal digital dengan menggambil foto digital dari setiap jam makan selama seminggu untuk mempelajari kebiasaan makan personal mereka.
Ekologi. Siswa kelas 3 melihat binatang dari berbagai dunia dari CD saat mereka bersiap menyajikan permainan untuk PTA yang menggambarkan satwa terancam punah.
Sastra. Kelas sastra tingkat sepuluh melihat sebuah versi DVD dari sebuah buku yang baru saja mereka selesai baca. Guru menghentikan tayangan video tersebut pada momen penting dan mempertahankan gambar di monitor untuk diskusi dalam kelas.
Matematika. Guru menampilkan rumus metematika seperti yang digambarkan dalam bagan spreadsheet yang dalam sekejap berubah begitu variable input diubah.
Penelitian. Speasialis media menampilkan bagaimana mencari ensiklopedia elektronik di CD yang bisa diikuti seluruh siswa di kelas.
Kajian sosial. Guru kajian sosial SMP melaksanakan sesi curah gagasan, dan kemudian mencetaknya untuk seluruh kelas.
Kejuruan atau teknik. Pembicara tamu dari sebuah perusahaan komersial setempat menyediakan sebuah tur fotografis kepada para siswa tanpa mengunjungi dan berjalan di pabrik. 18
6. Situasi Khusus Pemanfaatan Kamera Kamera dokumen merupakan kamera video yang dilekatkan pada sebuah penyangga salin. yang diarahkan ke bawah ke dokumen, gambar rata, grafik, atas benda-benda kecil. Pemanfaatan kamera dokumen dalam sebuah pembelajaran sangat cocok digunakan untuk skala siswa kelompok kecil, kelompok seukuran kelas, atau kelompok yang posisinya berada sangat jauh dari materi visual dan harus melihatnya secara bersamaan.19 Kamera dokumen ini digunakan pada saat situasi tertentu ketika pembelajaran di kelas. Kamera ini cocok digunakan ketika sedang menjelaskan seluruh materi dalam mata pelajaran
yang memungkinkan materi tersebut di tayangkan guna
memperjelas dan mendukung penjelasan yang diberikan guru kepada peserta didikya. 18
Ibid. hal.338-340 Sharon E. Smaldino, dkk., Intructional Technology and Media for Learning Tejemahan Edisi 9, (Jakarta: Kencana, 2012), hal 340 19
Materi visual yang berukuran kecil dan tidak memungkinkan oleh seorang guru untuk menjelaskan di depan kelas karena keterbatasan penglihatan siswa, maka guru menggunakan kamera dokumen untuk memperlihatkan materi visual tersebut agar seluruh siswa dari segala penjuru dapat melihat dengan seksama materi tersebut secara bersamaan, maka dapat disimpulkan situasi khusus pemanfaatan kamera, diantaranya yakni:
Situasi pembelajaran dalam skala kecil, ukuran kelas, bahkan dalam skala besar.
Menjelaskan materi visual yang tidak memungkinkan untuk dijelaskan di depan kelas, karena faktor penglihatan siswa.
Situasi pembelajaran yang harus memperlihatkan kerincian materi visual yang akan disampaikan.
Bab III Penutup A. Kesimpulan Media visual merupakan salah satu dari sekian macam media pembelajaran yang umum digunakan. Media ini mampu meningkatkan pemahaman siswa dengan sifatnya yang sederhana, mudah dipahami, dan serta mampu menarik perhatian siswa. Media sangat diperlukan oleh seorang guru untuk menyampaikan materi dengan jelas dan menggunakan media sebagai alat pendukung suatu proses pembelajaran di sekolah. Media ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, tetapi dalam penggunaan media visual ini tentu seorang guru harus memperhatikan syarat-syarat penggunaan dan integrasi dengan pelajaran lain yang mempertimbangkan karakteristik siswa, situasi dan kondisi lingkungan belajar, serta karakteristik materi, guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dan diinginkan. Sehingga seorang guru dituntut untuk menjadi seseorang yang kreatif dan inovatif dalam menggunakan dan mengkombinasikan media ini untuk mengatasi kekurangannya.
Daftar Pustaka https://sc01.alicdn.com/kf/HTB1N6yQNpXXXXbfXFXXq6xXFXXXu/A2-book-scanner-OCR-documentcamera-paper.jpg. (n.d.). Retrieved April Senin, 2017, from Alibaba.com. Sadiman S. Arif, .. (2010). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Smaldino E. Sharon., d. (2012). Intructional Technology and Media for Learning Tejemahan Edisi 9. Jakarta: Kencana.