MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN PAI MENGUATKAN PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA VISUAL
Oleh: Wawan Hariyanto
(201410010311014)
Dinda Yustita Irawan
(201410010311016)
Indi Raniawati
(201410010311029)
Dimas Bagus KA
(201410010311005)
Izzzudin AT
(201110010311007)
JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembelajaran mengalami berbagai perkembangan teknologi, sehingga seorang guru juga dituntut untuk menggunakan teknologi dan media dalam proses belajar mengajar. Media visual merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari kegiatan belajar-mengajar di kelas. Sehingga media visual dapat digunakan untuk mengajari para siswa yang berada di lokasi pembelajaran. Selain itu media visual dapat
digunakan untuk menunjang atau
mengatasi
masalah
dengan cara
memvisualkan materi. Menguatkan pembelajaran dengan media visual, dalam pembahasan ini kami akan membahas tentang berbagai jenis media visual nin-proyektif, taiming penggunaan prangkat lunak untuk presentasi pembelajaran. Cara melihat gambar digital dengan berbagai kekurangan, kelebihan, integrasi dan situasi khusus pemanfaatan kamera. Visual proyeksi meliputi semua yang berasal dari peranti lunak presentasi, gambar digital, kamera dokumen, dan proyektor OHP.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah jenis-jenis media visual non-proyektif? 2. Bagaimanakah timing penggunaan perangkat lunak presentasi dalam pembelajaran? 3. Bagaimanakah cara melihat gambar digital dalam kelas? 4. Bagaimanakah kelebihan, kekurangan, dan integrasi gambar digital? 5. Bagaimanakah situasi khusus pemanfaatan kamera?
C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui jenis-jenis media visual non-proyektif 2. Untuk mengetahui timing penggunaan perangkat lunak presentasi dalam pembelajaran 3. Untuk mengetahui cara melihat gambar digital dalam kelas 4. Untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, dan integrasi gambar digital 5. Untuk mengetahui situasi pemanfaatan kamera
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Media Visual Non-proyektif Terdapat 6 Jenis Media Visual Non-Proyektif (Kelebihan, Kekurangan dan integritas) 1. Gambar diam Merupakan representasi foto-grafis (seperti foto) dari orang, tempat dan benda-benda. Gambar diam dapat ditemukan dibuku-buku (termasuk buku cetak), majalah, koran, katalog, kartu pos dan kalender. Gambar diam merupakan media dua dimensi. Yang dapat menutupi kekurangan dua dimensi dengan menyediakan sekelompok gambar yang menampilkan obyek atau pandangan yang sama dari beberapa posisi atau sudut. Selain itu, serangkaian gambar diam berurutan dapat memperlihatkan pergerakan. Gambar diam dalam buku cetak bukan sekedar hiasan, akan tetapi sebagai alat bantu belajar yang didesain sedemikian mungkin. Bahan cetakan ajar juga memiliki banyak aplikasi dalam situasi pengajaran. Gambar diam sangat membantu dalam proses-proses pembentukan besi atau kertas, atau pengoperasian mesin pembakar internal. Sedangkan dalam ilmu geografi materi cetakan dapat membantu mengilustrasikan hubungan antara masyarakat dan lingkungan karena keterbatasan ruang.1 2. Gambar (termasuk sketsa dan diagram) Pemanfaatan media pembelajaran dengan penyusunan grafis dari garisgaris untuk mewakili orang-orang, tempat, benda, dan konsep. Gambar lebih sempurna dan mewakili daripada sketsa (misalnya komposisi sosok lurus). Diagram biasanya dimaksudkan untuk memperlihatkan hubungan atau
1
Sharon E. Smaldino, Dkk, Instructional Technology & Media for Learing, (Jakarta: Kencana, 2011) hlm 325-332
membantu menjelaskan proses, seperti bagaimana sesuatu bekerja atau dibangun.2 3. Bagan Merupakan representasi visual dari hubungan yang abstrak seperti kronologi, kuantitas, dan hierarki. Bagan selalu muncul dalam buku cetak berupa tabel dan diagram alir. Bagan juga diterbitkan sebagai diagram dinding untuk penampilan grup dalam bentuk diagram organisasi, diagram klasifikasi (misalnya tabel periodik), dan time line. Bagan merupakan gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis dan gambar, yang mana terdapat padang satu bidang datang, bukan pada tiga dimensi, karena bagan tergolong pada dua macam media, yakni media dua dimensi dan media tiga dimensi (timbul)3
4. Grafik Seperti tabel dan bagan yang menyajikan gambaran atau kecenderungan data antara hubungan seperangkat gambar atau angka-angka.4
5. Poster Menggabungkan kombinasi visual dari gambar, garis, warna, dan kata. Poster dimaksudkan untuk menarik dan mempertahankan perhatian pemirsa cukup lama untuk mengkomunikasikan pesan singkat, biasanya yang bersifat persuasif. Salah satu kekurangan dari menggunakan poster adalah bahwa pesan poster mudah diabaikan dengan cepat karena sudah biasa. Akibatnya, poster tidak boleh dipajang terlalu lama.5
6. Kartun (Coretan garis yang merupakan karikatur kasar dari orang-orang, hewan atau kejadian fiksi). Merupakan format visual yang sangat populer dan familiar. Kartun muncul dalam berbagai media cetak, koran, jurnal, buku cetak,
2
Ibid, 324 Ahmad sabri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm 115 4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Gafindo, 2010), hlm 92 5 Sharon E. Smaldino, Dkk, Instructional Technology & Media for Learing, (Jakarta: Kencana, 2011) hlm 324 3
dan komik yang ditunjukkan sebagai hiburan hingga coretan yang dimaksudkan untuk membuat komentar sosial atau politik yang penting. Humor dan satir merupakan unsur utama dari kemampuan para kartunis. Demikian juga Kartun mudah dan cepat dibaca serta menarik bagi anak-anak dan berbagai usia. Kartun bisa memuat kebijakan dan kecerdasan.6 Keuntungan Media Visual Non-Proyektif a) Mudah didapat, banyak terdapat di buku cetak, majalah dan sebagian besar material pengajaran. b) Harga terjangkau, mudah didapat dan harganya murah. c) Tidak dibutuhkan perlengkapan, tidak membutuhkan proyektor atau komputer untuk digunakan. Satu satunya persyaratan adalah pencahayaan. d) Mudah digunakan, tidak membutuhkan kemapuan khusus apapun kecuali kemampuan yang menafsirkannya. e) Tersedia bagi seluruh tingkat pengajaran dan bagi seluruh disiplin. f)
Penyederhanaan gagasan yang rumit.
Kekurangan Media Visual Non-Proyektif a) Ketahanan, karena dicetak dikertas maka bisa cepat rusak sejalan dengan penggunaan oleh siswa. b) Penyimpanan, karena lama tidak digunakan maka bisa menjadi sebuah masalah. c) Mungkin terlalu kecil untuk dilihat oleh grub. d) Du dimensi, hanya dapat dilihat dari satu pandang ruang datar saja.
Integrasi Media Visual Non-Proyeksi Visual non-proyeksi bermanfaat dalam berbagai situasi pengajaran. Aplikasinya mungkin ada di seluruh area kurikulum pada seluruh tungkatan kelas a) Seluruh mata pelajaran, foto digunakan di sebgai besar buku cetak untuk menggambarkan kontens.
6
Ibid,
b) Ilmu komputer, grub grub siswa menyiapkan bagan yang menampilkan hubungan berbagai komponen komputer.7
B. Timing Penggunaan Perangkat Lunak Presentasi Dalam Pembelajaran Pada dasarnya, hampir semua media dibuat untuk dipresentasikan, namun yang membedakan media presentasi dengan media pada umumnya adalah media presentasi dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji (proyektor). Program komputer ini merupakan pengembangan dari media transparansi yang dulu disebut OHP. Media presentasi saat ini lebih unggul karena sudah dapat menampikan unsur audio-visual dalam pembelajaran.8 Ada banyak macam perangkat lunak presentasi namun yang paling dikenal luas adalah powerpoint. Dalam penggunaannnya, hanya membutuhkan sedikit pelatihan untuk membuat dan memproyeksikan visual beranimasi dengan penuh warna yang menarik, karena banyak kemudahan yang sudah disediakan oleh powerpoint. Misalnya dengan menggunakan Template, menjadikan setiap slide (istilah yang digunakan untuk menjelaskan setiap gambar terproyeksi individual) dalam presentasi terlihat semakin profesional, karena masing-masing didasarkan pada sebuah tema yang menggunakan komponen dengan warna terkoordinasi dan jenis huruf yang spesifik. Paket-paket ini disertai dengan kemudahan untuk menyertakan teks, menggoreskan gambar, membuat table, diagram dan grafik, mengimpor foto digital dan klip video, menyertakan audio dan membuat animasi. Selain itu, kita juga bisa menyertakan musik dan animasi serta hyperlink
ke sumber daya yang
menampilkan sebuah poin tertentu. Hyperlink bisa menghubungkan ke situs internet, slide lainnya, laporan olah kata, atau database sebuah informasi. Perangkat lunak ini bisa digunakan untuk membuat program aktif sendiri dengan visual dan suara yang menyertai. Ini bermanfaat menghemat waktu ketika sang presenter tidak harus membahas tentang topic. Berkas audio yang dengan mudah
7
Ibid hlm 325-332 Handriyo, Modul PPT, http://handriyo-tvf.dosen.isi-ska.ac.id/files/2011/11/Modul-PPT.pdf (diakses pada tanggal 1 Mei 2017) 8
dilampirkan bisa meningkatkan presentasi bergerak dengan menyediakan selingan musik. Aplikasi ini bisa digunakan di pusat media atau sebagai sebiah display.9
Timing A. Slide Dengan segala kemudahannya, powerpoint saat ini bisa dijalankan secara otomatis tanpa harus mengunkan mouse, keyboard, atau wireless remote control. Atau dapat dikatakan kita bisa mengatur waktu perubahan setiap slidenya, sehingga jika sudah ditampilkan dalam waktu tertentu, otomatis akan maju ke slide berikutnya. Berikut adalah cara agar slide presentasu bisa dijalankan secara otomatis dengan menggunakan pengaturan waktu. Antara lain; (1) Klik tab Slide Show (2) Kilik Record Slide Show -> Start Recording from Current Slide sehingga muncul kotak dialog Record Slide Show (3) Pastikan pada kotak dialog Record Slide Show, Slide and Animation timing sudah tercentang. Klik tombol start Recording. (4) Kalau waktu yang tercatat di timer sudah sempurna untuk satu slide. Klik Next untuk menuju slide selanjutnya. (5) Jika Anda ingin berhenti, klik pada ikon Close [X] (6) Jika Anda ingin slide diubah tanpa harus menunggu waktu, Anda bisa tetap klik pada mouse untuk memindahkan slide. Jadi slide akan tetap maju ke slide berikutnya walaupun belum selesai untuk slide tersebut.10 B. Animasi Dalam satu slide dilengkapi penerapan animasi maupun objek. Animasi dapat dilakukan secara otomatis berdasarkan waktu atau hanya kalau diklik. Dalam animasi, ada beberapa effect yang dapat kita terapkan, diantaranya : Pilihan Enterance
Keterangan Animasi dilakukan saat objek pertama kali ditampilkan dalam slide
Emohasis
Animasi dilakukan saat masing-masing objek sedang menjadi topik bahasan. Awalnya semua item akan ditampilkan.
Exit 9
Animasi
dilakukan
saat
objek
Smaldino, Sharon E., dkk. 2007. Instructional Technologyy and Media for Learning. /pearson Merrill/Prentice Hall.Hal. 334-336 10 Komputer, Wahana, 2011. Top Tips & Trik Microsoft PowerPoin 2010. Yogyakarta: Penerbit Andi
menghilang dari slide. Awalnya semua item
akan
ditampilkan.
Kemudian,
setiap diklik, item akan menghilang dari slide. Motion Paths
Animasi yang membuat gerakan objek melalui suatu lintasan yang ditentukan oleh Powerpoint atau oleh kita.
Animasi yang dikenakan pada suatu objek memiliki sejumlah opsi yang bisa kita atur waktunya. Pilihan timing memberikan keluasan bagi pembuat slide untuk melakukan pengaturan, sebagai berikut: 1. Pilihan start, berisi beberapa pilihan sebagai berikut : a. Start On Click menyatakan bahwa animasi dilakukan setaip kali pemakai mengeklik tombol kiri mouse. b. Start With Previous menyatakan bahwa animasi dilakukan bersamaan dengan animasi sebelumnya. Hal ini berguna kalau kita menghendaki agar item-item dalam slide dianimasi secara bersamaan. c. Start After Previous menyatakan bahwa animasi dilakukan secara otomatis setelah animasi sebelumnya berakhir. 2. Delay, untuk mengatur waktu penundaan dalam satuan detik 3. Speed, untuk mengatur kecepatan animasi 4. Repeat, untuk melakukan pengulangan animasi.11
C. Cara Melihat Gambar Digital Dalam Kelas Gambar Digital Visual bisa dibidik dan disimpan dalam format digital. Gambar digital bisa dibidik menggunakan kamera digital atau alat pandai. Penyimpanan digital meliputi CD, DVD, perangkat simpan bisa dipindah, dan hard drive komputer. Individual atau kelompok kecil bisa melihat gambar digital di layar komputer. Untuk menampilkan gambar digital ke sebuah kelompok, bisa menggunakan monitor televisi yang besar atau proyektor digital.
11
Triwahyuni, Terra. 2009. From Zero to A Pro : PowerPoint 2007. Yogyakarta: Penerbit Andi
Proyektor digital dirancang untuk menampilkan gambar digital dan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah. Sumber cahaya dibangun di dalam proyektor. Dengan sebuah proyektor digital, gambar bisa diproyeksikan dari komputer, pemutar video, atau sinyal televisi. Kemampuan yang dimiliki proyektor adalah kemampuan untuk menampilkan sinyal video bergerak selain gambar diam dari paket peranti lunak presentasi tradisional.12
Proyeksi Kamera Dokumen Kamera dokumen merupakan kamera video yang diletakkan pada sebuah penyangga salin, yang diarahkan ke bawah ke dokumen, gambar rata, grafik, atau benda-benda kecil (seperti koin). Gambar ditampilkan dengan proyektor digital, atau monitor televisi layar-besar dalam sebuah ruangan, atau mungkin dipancarkan ketempat yang jauh melalui telekomunikasi. Bisa dilakukan dengan meletakkan visual apa saja, dan bisa dengan merekayasa material atau menulisnya.13 Beberapa kamera dokumen bisa dilipat menjadi unit portabel dan dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Menghubungkan kamera dengan monitor televisi atau proyektor digital dalam ruang kelas untuk sebuah pertunjukan bisa membuat siswa memiliki pandangan yang setara dari benda-benda kecil yang ditampilkan, atau bisa melihat tindakan yang sama secara serentak tanpa hilir-mudik. Kamera bisa difokuskan sangat dekat ke benda, yang menghasilkan gambar close-up yang memungkinkan setiap orang melihat tayangan yang terperinci. Salah satu alternatif bagi versi dudukan sebuah kamera dokumen adalah kamera fleks komputer, seperti kamera Video Flex dari Ken A-Vision, yang dirancang untuk digunakan dalam ruang kelas tatap muka serta telekomunikasi. Kamera ini bisa dihubungkan dengan monitor digital, atau komputer, dan digunakan dalam cara yang sama dengan kamera dokumen. Keuntungan menggunakan kamera ini lebih kecil dan lebih murah. Keterbatasannya adalah kualitas gambarnya mungkin tidak begitu bagus.
Overhead Projection (OHP) Sistem OHP atau overhead projection banyak digunakan di dalam ruang kelas karena biayanya yang murah dan mudah digunakan. Pada dasarnya ia merupakan 12 13
Smaldino, Sharon E., dkk. Ibid, hlm. 338 Ibid, Hlm. 340-341
sebuah kotak dengan kaca yang besar dipermukaan atasnya. Cahaya dari lampu yang terang di dalam kotak dipadatkan oleh lensa dan dilewatkan melalui sebuah transparasi yang diletakkan di panggung. Sistem lensa dan cermin yang diletakkan pada sebuah braket di atas kotak membelokkan berkas sinar sebesar 90 derajat dan memproyeksikan gambar kembali di sepanjang bahu sang presenter.14
D. Kelebihan, Kekurangan, dan Integrasi Gambar Digital Kelebihan Gambar Digital 1) Tersedia dengan mudah. Visual non-terproyeksi begitu melimpah. Sering kali kita melewatkannya. Tersedia dalam buku cetak, majalah, dan sebagian besar material pengajaran. 2) Tidak mahal. Visual cetakan atau non-terproyeksi tersedia dalam biaya murah. Banyak pula yang gratis. 3) Tidak dibutuhkan perlengkapan. Mereka tidak membutuhkan proyektor atau computer untuk digunakan. Satu-satunya persyaratan adalah pencahayaan. 4) Mudah digunakan. Tidak membutuhkan kemampuan khusus apapun kecuali kemampuan untuk menafsirkannya. Bahkan anak yang paling belia pun bisa langsung menggunakannya. 5) Tersedia bagi seluruh tingkat pengajaran dan bagi seluruh disiplin. Visual non-terproyeksi tersedia dan bisa digunakan bersama dengan pembelajar dari berbagai usia. Bahkan poko persoalan bisa
menggabungkan
Penyederhanaan
visual
gagasan
secara
yang
efektif
rumit.
untuk
Visual
mendorong
non-terproyeksi
belajar.
6)
membantu
menyederhanakan bahkan konten dan hubungan yang paling rumit sekalipun.15 Kekurangan Gambar Digital Gambar digital secara umum memiliki keterbatasan antara lain: Pertama, Ketahanan. Sebagian besar visual non-terproyeksi dicetak di kertas dan bisa rusak sejalan dengan penggunaan oleh siswa. Kedua, Penyimpanan. Bagaimana menyimpan visual non-terproyeksi ketika tidak sedang digunakan bisa menjadi sebuah masalah. Ketiga, Mungkin terlalu kecil untuk dilihat oleh grup. Banyak visual non-terproyeksi tidak sesuai untuk digunakan dengan sebuah grup karena ukurannya yang kecil. Bahan cetakan belajar dirancang untuk digunakan dalam grup. Keempat, Dua 14
Smaldino, Sharon E., dkk. Ibid, hlm. 343 https://amanahtp.wordpress.com/2011/11/29/visual-meningkatkan-belajar-dengan-visual/. (diakses pada tanggal 26 April 2017) 15
dimensi. Visual bersifat dua dimensi dan menampilkan hanya satu pandangan dari benda atau pemandangan. Keterbatasan ini bisa ditutupi dengan menggunakan pandangan yang beragam. Integrasi Gambar Digital Visual non-terproyeksi bermanfaat dalam berbagai situasi pengajaran. Aplikasinya mungkin ada pada seluruh tingkatan kelas. Berikut ini sedikit contohnya: 1) Seluruh mata pelajaran. Foto digunakan di sebagian besar buku cetak untuk mengambarkan konten. 2) Ilmu computer. Grup-grup siswa menyiapkan bagan yang menampilkan hubungan berbagai komponen computer. 3) Penulisan kreatif. Guru menampilakn sebuah bahan cetakan yang menggambarkan pemandangan di desa dan meminta para siswa untuk menuliskan cerita pendek terkait dengan visual tersebut. 4) Tata kalimat bahasa inggris. Guru menggunakan gambar di papan putih untuk menggambarkan kata depan seperti di atas, di bawah, dan di belakang. 5) Bahasa Asing. Untuk kosakata, para siswa menggunakan kartu flash kecil dengan sebuah visual di satu sisi dan kata berbahasa asing di sisi lainnya. 6) Kesehatan. Poster dipajang di seputar SD untuk mendorong kebiasaan makan yang sehat dan berolahraga. 7) Matematika. Buku cetak aljabar berisi grafik yang menampilkan hubungan antara nilai x dan y dalam sebuah persamaan. 8) Pendidikan jasmani. Pengajar
menggunakan
gambar
diam
mengenai
latihan
pemanasan
untuk
mengingatkan para siswa akan posisi tubuh dan urutannya. 9) Fisika. Sebelum menyelesaikan soal, setiap siswa diharuskan memvisualkan soal fisika dengan menggambar sebuah diagram yang menampilkan hubungan di antara sifat-sifat yang diketahui dengan nilai-nilai yang belum diketahui. 10) Membaca. Untuk memotivasi pembaca belia, buku setingkat SD memiliki visual yang berwarna-warni yang menyertai cerita. 11) Kajian social. Para siswa mempelajari kartun editorial dari berbagai Koran dan membahas penafsiran individual mereka atas kartun tersebut.16
E. Situasi Pemanfaatan Kamera
16
https://amanahtp.wordpress.com/2011/11/29/visual-meningkatkan-belajar-dengan-visual/. (diakses pada tanggal 26 April 2017)
Kamera dokumen merupakan kamera video yang dilekatkan pada sebuah penyangga salin, yang diarahkan ke bawah ke dokumen, gambar rata, grafik, atas benda-benda kecil.17 Adapun gambar yang ditampilkan dengan proyektor digital, atau monitor televisi layar-besar dalam sebuah ruangan, atau mungkin dipancarkan ke tempat yang jauh melalui telekomunikasi. Selain itu bisa digunakan juga rekayasa material atau menulisnya. Beberapa kamera dokumen bisa dilipat menjadi unit portebel dan dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Menghubungkan kamera dengan monitor televisi atau proyektor digital dalam ruang kelas untuk sebuah pertunjukan bisa membuat siswa memiliki pandangan yang setara dari benda-benda kecil yang ditampilkan, atau bisa melihat tindakan yang sama secara serentak tanpa hilir mudik. Kamera bisa difokuskan sangat dekat ke benda, yang menghasilkan gambar close-up yang memungkinkan setiap orang dapat melihat secara terperinci.18
17 18
Smaldino, Sharon E., dkk. Ibid, hlm. 340 Ibid., 340
BAB III PENUTUP
Dari pemaparan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa menguatkan media visual terdapat 6 Jenis Media Visual Non-Proyektif (Kelebihan, Kekurangan dan integritas). Gambar diam, gambar, bagan, grafik, poster, dan kartun. Pada dasarnya, hampir semua media dibuat untuk dipresentasikan, namun yang membedakan media presentasi dengan media pada umumnya adalah media presentasi dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji (proyektor). Cara melihat gambar digital dalam kelas memiliki tiga cara yaitu, gambar digital, proyeksi kamera dokumen dan OHP. Selain itu terdapat berbagai kelebihan, kekurangan dan integrasi gambar digital. Kamera dokumen merupakan kamera video yang diletakkan pada sebuah penyangga salin, yang diarahkan ke bawah ke dokumen, gambar rata, grafik, atau benda-benda kecil (seperti koin). Gambar ditampilkan dengan proyektor digital, atau monitor televisi layar-besar dalam sebuah ruangan, atau mungkin dipancarkan ketempat yang jauh melalui telekomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, 2010. Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Gafindo, 2010 Handriyo, Modul PPT, http://handriyo-tvf.dosen.isi-ska.ac.id/files/2011/11/ModulPPT.pdf (diakses pada tanggal 1 Mei 2017) https://amanahtp.wordpress.com/2011/11/29/visual-meningkatkan-belajar-denganvisual/. (diakses pada tanggal 26 April 2017) Smaldino, Sharon E. Dkk, 2011. Instructional Technology & Media for Learing, Jakarta: Kencana Sabri, Ahmad, 2005. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Ciputat Press Wahana, Komputer, 2011. Top Tips & Trik Microsoft PowerPoin 2010. Yogyakarta: Penerbit Andi Triwahyuni, Terra. 2009. From Zero to A Pro : PowerPoint 2007. Yogyakarta: Penerbit Andi