MAKALAH MEDIA BELAJAR DAN PEMBELAJARAN TAKSONOMI BLOOM
KELOMPOK 5
Disusun Oleh NIKEN VITA SARI (1301145065) NUR ISNAINI HANIFA (1301145071)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA JAKARTA 2014 1
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang selalu menganugrahkan nikmat-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi seluruh alam,kepada keluarganaya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada kita sebagai umatnya,amin. Berdasarkan informasi yang kita peroleh dari berbagai sumber,syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “ TAKSONOMI BLOOM” Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan, karna itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita. Wassalamualaikum Wr. Wb.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….............…… i DAFTAR ISI………………………………………………………………..............……. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………………..................…… 4 B. Rumusan Masalah………………………………….................…………………… 5 C. Tujuan……………………………………………….................………………….. 5
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Taksonomi………………………………………............……………….. 6
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Taksonomi…………………………………………..............………… 6 B. Pengertian Pendidikan………………………………………..............…………... 6 C. Taksonomi Tujuan Pendidikan…………………………………..............……….. 6 D. Manfaat Penggunaan Taksonomi Bloom………………………….............……… 7 E. 3 Domain Dalam Taksonomi Pendidikan…………………………............……… 8 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………..............……. 12 DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.Pendidikan lebih dari pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu,sedangkan pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Prbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan ke ahlian. Secara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos. Tassein yang berarti untuk mengelompokan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat pula di artikan secara istilah yaitu, sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki ( tingkatan) tertentu.Dimana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum atau masih luas dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik atau lebih teperinci. 1Taksonomi dalam pendidikan dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Taksonomi bloom merupakan cara memungkinkan mengubah proses pembelajaran. Dengan menggunakan taksonomi ini, guru memberi kesempatan n kepada siswa untuk memperluas proses-proses pemikiran mereka. Pada Taksonomi Bloom, tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu : 1) Ranah Kognitif (Cognitive Domain), yaitu meliputi aspek – aspek kognitif pada diri seseorang seperti cara berfikir, pengetahuan, dan pemahaman. 2) Ranah Afektif (Cognitive Affective), yaitu berisi perilaku – perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, dan bakat. 3) Ranah Psikomotorik ( Psychomotor Domain), berisi perilaku – perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan atau olah raga menggambar. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan – kawan pada tahun 1956. Sehingga sering pula disebut sebagai”Taksonomi Bloom”.Guru sebagai seorang pendidik perlu memahami berbagai taksonomi tujuan untuk memperoleh wawasan yang lebih luas tentang tujuan pembelajaran, dan dapat memilih mana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diasuh dan kegiatan pembelajaran yang dirancangnya.
B. Rumusan Masalah 1
Utami Munandar.Pengembangan kreativitas anak berbakat.Rineka Cipta. 2009. Hlm.165
4
Adapun rumusan makalah yang kami bahas dalam makalah ini adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Apa pengertian taksonomi? Apa pengertian pendidikan? Apakah yang dimaksud Taksonomi Tujuan Pendidikan? Jelaskan manfaat Taksonomi Bloom? Jelaskan mengenai ketiga domain dalam Taksonomi Bloom?
C. Tujuan Adapun tujuan makalah ini adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Mengetahuinpengertian Taksonomi Memahami pengertian Pendidikan Untuk mengetahui Taksonomi Tujuan Pendidikan. Menjelaskan manfaat pengunaan Taksonomi Bloom Memaparkan ketiga domain dalam Taksonomi Pendidikan.
BAB II KAJIAN TEORI 5
A. Hakikat Taksonomi Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi,pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik. Ranah kognitif menggolongkandan mengurutkan keahlian berpikiryang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehungga mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Mengubah teori kedalam keterampilan sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya.Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai konsep itu. Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya.
BAB III PEMBAHASAAN 6
A. Pengertian Taksonomi Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu”Tassein” yang berarti untuk mengklasifikasi dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan berfikir dapat di klasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. B. Pengertian Pendidikan 2 Definisi menurut para ahli dan kamus besar bahasa indonesia,diantarannya adalah : 1) Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 ). 2) Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (Mcleod, 1989 ). 3) Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Mudyahardjo,2001:6 ). 4) Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan ( Muhibinsyah, 2003:10 ). 5) Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan ( seperti sekolah dan madrasah ) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya ( Dictionary of Psychology, 1972 ). 6) Dalam arti luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuan, pengalamannya, kecakapannya, dan keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbukan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya ( Poerbakawatja dan Harahap, 1981 ). 7) Menurut John Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya tabiat manusia dan kepada sesamanya. C. Taksonomi Tujuan Pendidikan. Proses pembelajaan di kelas merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah sebelum pelaksanaan pembelajaran guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran tersebut perlu lebih awal diinformasikan kepada 2
Syaiful Sagala.Konsep dan Makna Pembelajaran.Cet.VIII,(Bandung:Alfabeta,2010),hlm 2-3
7
siswa. Apabila dalam pengajaran tidak disebutkan tujuannya, siswa tidak tahu mana pelajaran yang penting manapun yang tidak.Taksonomi tujuan pendidikan merupaka suatu kategori tujuan pendidikan yang umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskn tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri domain – domain kognitif, afektif dan psikomotor. Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa siswa sebagai tujuan belajar. Saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005)sebagai tujuan pembelajaran yang dikenal dengan dengan taksonomi Bloom ( Bloom’s Taxson omy). Menurut Bloom perilaku individu dapat diklasifikasikan ke dalam 3 ranah, yaitu : a) Ranah kognitif; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di dalamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman ( comprehension ), penerapan (application),penguraian (analysis), memadukan ( synthesis ), dan penilaian (evaluation); b) Ranah afektif; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup: penerimaan ( receiving/attending ), sambutan ( responding ), penilaian ( valuing ), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization); dan c) .Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari : kesiapan ( set ), peniruan (imitation). membiasakan ( habitual ), menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan (origination). Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya. D. Manfaat Penggunaan Taksonomi Bloom 3 Kecuali sebagai sistem klasifikasi sasaran belajar, Taksonomi Bloom digunakan sebagai cara untuk mengembangkan dan mengevaluasi petanyaan yang diajukan guru kepada siswa. Biasanya kebanyakan pertanyaan ada pada tingkat pengetahuan dan pemahaman, sehingga kurang memberikan tantangan bagi siswa yang berbakat. Dengan mengembangkan keterampilan untuk mengajukan pertanyaan pada setiap tingkat dari taksonomi, guru merangsang siswa untuk lebih menggunkan kemampuan kognitif mereka dan mengembangkan keterampilan berfikir tinggi. Siswa memerlukan latihan dan kesempatan untuk belajar berpikir dengan cara yang efektif.Jika guru belajar untuk nengajukan pertanyaan yang lebih baik, siswa juga akan mengembangkan kemampuan mereka dibidang ini.Mula – mula guru dapat menggunakan catatan dengan pertanyaan pada setiap tingkat Taksonomi Bloom untuk bahan yang di ajarkan.Setelah memperaktekan hal ini untuk waktu tertentu, akhirnya menjadi kebiasaan dan tingkat sulit lagi bagi guru. Tetapi jika mau yakin bahwa pertanyaan yang diajukan mencakup keenam tingkat pemikiran,guru dapat menggunakan tape recorder selama mengajar untuk kemudian dapat mengklasifikasi pertanyaan sesuai dengan keenam tingkat taksonomi. 3
Ibid.,hlm.166
8
Kecuali untuk mengajukan pertanyaan yang baik, Taksonomi Bloom dapat digunakan untuk mengembangkan kegiatan dan untuk menulis soal – soal ujian. Kegiatan ini dapat dikembangkan dengan mengunakan tingkat –tingkatan yang berbeda dari Taksonomi yang digunakan dalam pelajaran, atau sebagai tugas khsus dilaur kelas. Kunci untuk menyusun kegiatan ini adalah memasukan beberapa tingkat dalam setiap kegiatan atau mengusahakan keseimbangn darisemua tingkat untuk sekelompok kegiatan. Kemudian, jika menilai kemahiran siswa, mereka harus diberi kesempatan untuk menunjukan kemampuan mereka untuk berpikir diluar tingkat pengetahuan dan pemahaman. Keterampilan yang baru dikembangkan itu harus diukur melalui pertanyaan esai,demonstrasi,dan proyek. Taksonomi Bloom mengensi sasaran pendidikan ranah kognitif merupakn model yang relatif sederhana untuk diterapkan dan amat bermanfaat bagi yang menggunakannya. Siswa dapat mengembangkan dan menggunakan keterampialn berpikir mereka dan guru dapat mendiferensiasi pembelajaran tanpa perlu memisahkan siswa yang berbakat dengan siswa yang lain. Gur hanya perlu menyesuaikan jumlah waktu untuk setiap tingkat taksonomi dengan tingkat kemampuan siswa. Mereka yang mampu menguasai tingkat – tingkat yang rendah dari taksonomi dengan cepat, dapat menggunakan lebih banyak waktu untuk tingkat – tingkat pemikiran yang tinggi. Dengan demikain, semua siswa memperoleh pembelajaran yang sesuai dalam kerangka kerja yang sama. E. 3 Domain Dalam Taksonomi Pendidikan Taksonomi pendidikan lebih dikenal dengan sebutan “Taksonomi Bloom”Taksonomi pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan – kawan pada tahun 1956. Sejarahnya bermula ketika pada awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika,sebagai kelanjutan kegiatan serupa tahun 1948, Bloom dan kawan – kawan mengemukakan bahwa presentase terbanyak butir soal evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Hapalan tersebut sebenarnya merupakan taraf terendah kemampuan berfikir ( menalar, “thinking behaviors”). Artinya, masih ada taraf lain yang lebih tinggi. Bloom,Englehart,Furst,Hill,dan Krathwohl kemudian pada tahun 1956 merumuskan ada tiga golongan domain kemampuan (intelektual,”intellectual behaviors”) yaitu ranah kognitif,afektif,dan psikomotor.Beberapa istilah lain juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut diantaranya seperti yang di ungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu : cipta, rasa, dan karsa. Selain itu juga dikenal istiah : penalaran,penghayatan,dan pengamalan. Dalam pendidikan, Taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat),mulai dari tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah dari tingkat yang lebih rendah. Adapun penjelasan ketiga domain tersebut adalah : 1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif) Cognitive Domain adalah yang berisi perilaku – perilaku yang menekankan aspek intelektual, Seperti pengetahuan,pengertian, dan 9
keterampilan berpikir. Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi,pengetahuan, dan keahlian mentalis. Ranah kognitif menggolangkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang di harapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap – tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Mengubah teori keterampilan terbaiknya sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya. Bloom membagi Domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian : Bagian pertama beruapa pengetahuan (kategori 1) dan bagian ke dua berupa kemampuan dan keterampilan intelektual (kategori 2-6). a) Pengetahuan (Knowledge) Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajeman kualitas, orang yang berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas,karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk, dan sebagainya. b) Pemahaman (Comprehension) Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya. Sebagai contoh, orang dilevel ini bisa memahami apa yang diuraikan dalam fish bone diagram, pareto chart, dan sebagainya. c) Aplikasi (Application) Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh,ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yang berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram. d) Analisis (Analysis) Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi – bagi atau menstukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenalipola atau hubunganny, dan mampu mengenali serta membedakan factor penyebab dan akibat dari sebuah scenario yang rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilih – milih penyebab meningkatnya reject, membanding – bandingkan tingkat 10
keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab kedalam tingkat keparahan yang di timbulkan. e) Sintesis (synthesis) Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingakat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah scenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tinkat reject diproduksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk. f) Evaluasi (Evaluation) Dikenal dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, deng[an menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektifitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manager kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yang sesuai untuk di jalankan berdasarkan efektifitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis . 2. Affective Domain (Ranah Afektif) Affective Domain berisi perilaku – perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol. a) Penerimaan (Receiving/Attending) Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya.Dalam pengajaran bentuknya berupa perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya. b) Tanggapan (Responding) Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada dilingkungannya. Meliputi perswetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. c) Penghargaan (Valuing) Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasarkan pada internalisai dari serangkain nilai tertentu yang diekspresikan kedalam tngkah laku. d) Pengorganisasian (Organization) Memadukn nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik diantaranya,dan membentuk suatu system nilai yang komsisten. e) Krakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a value or value Complex) 11
Memiliki system nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya hidupnya. 3. Psyicomotor Domain (Ranah Psikomotor) Psyicomotor Domain berisi perilaku – perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoprasiakanmesin. Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom. tapi oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom. a) Persepsi (Perception) Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membatu gerakan. b) Kesiapan (Set) Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan. c) Respon Terpimpin (Guided Response) Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba. d) Mekanisme (Mechanism) Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap. e) Respon Tampak yang Kompleks (Complex overt Response) Gerakan motoris yang terampil,yang di dalamnya terdiri dari polapola gerakan yang kompleks. f) Penyesuaian (Adaptation) Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi. g) Penciptaan (Origination) Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu “tassein” yang berarti untuk mengklasifikasi dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian, sampai pada kemampuan berfikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya 12
secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian. Taksonomi pendidikan lebih dikenal dengan sebutan “Taksonomi Bloom”. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan. Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Cognitive Domain adalah yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Affective Domain berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol. Psychomotor Domain berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin,dll.
DAFTAR PUSTAKA A Bridged Edition. Addison Wesley Longman, Inc.2001 Arikunto, Suharsimi. 2012.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi AksaraPrihantoro, Agung. 2010. Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen, Revisi Taksonomi. Yogyakarta: Pustaka Pengajar. Naturesecrets, 2012. Benjamiin S. Bloom (Ed.), Max D. Englehart, Edward J. Furst, Walker H. Hill, dan David R. Krathwohl, diterbitakn oleh David McKayCompany, Inc., New York. 1956. Judul asli: Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A revision of Bloom’s Taxonomy of educational Objectives.
Munandar,
Utami.
Pengembangan
Kreativitas
Anak
Berbakat
:Rineka
Cipta.2009
The Taxonomy of Educational Objectives, The classification of Educational Goals, Handbook I: Cognitive Domain.
13
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran : Alfabeta.2010
14