Seminar Nasional Semesta Arsitektur Nusantara (SAN) 4 Malang, 17-18 November 2016
Malang, 10 November 2016 Kepada Yth. Ni Ketut Agusintadewi di Tempat
LETTER OF ACCEPTANCE Dengan ini kami memberitahukan bahwa makalah Saudara telah diterima untuk dipresentasikan pada Seminar Nasional Semesta Arsitektur Nusantara IV, Universitas Brawijaya – Malang, 17-18 November 2016, dengan identitas makalah sebagai berikut: Judul Kode Makalah Penulis
: Pola Spasial Permukiman Tradisional Bali Aga di Desa Sekardadi, Kintamani : A2-08 : Ni Ketut Agusintadewi
Surat ini dapat digunakan sebagai surat resmi untuk permohonan dana bantuan dan dokumendokumen lain yang diperlukan untuk dapat menghadiri seminar. Terima kasih kami ucapkan atas kepedulian, dukungan, dan komitmen Saudara untuk Arsitektur Nusantara. Kami tunggu kehadirannya dalam Seminar Nasional Semesta Arsitektur Nusantara IV.
Hormat Kami, Ketua Panitia Seminar Nasional Semesta Arsitektur Nusantara IV
Abraham Mohammad Ridjal, ST.,MT. NIK. 19840918 200812 1 002
Diselenggarakan oleh: Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia, Telp. 0341 567486 Email:
[email protected], Website: http://semnasarsbrawijaya.wordpress.com
SUSUNAN KEGIATAN SEMINAR SEMESTA ARSITEKTUR NUSANTARA IV Kamis dan Jumat, 17 dan 18 November 2016
Kamis, 17 November 2016 08.00-08.30
08.30-09.00
09.00-09.15
09.15-11.00
11.00-12.15
12.30-13.00
13.00-14.30
Lokasi: Auditorium Ir. Surjono, Dekanat Lt 2 FTUB REGISTRASI Pembacaan Doa Sambutan Pembukaan: Sambutan Dekan FTUB Sambutan Ketua Jurusan Arsitektur Sambutan Ketua Panitia Persembahan selamat datang: Tari Bali oleh mahasiswa Arsitektur UB Coffee Break Paparan Materi Keynote Moderator 09.15-10.15 Dr. Amos Setiadi ST., MT. (Univ. Atma Jaya Jogjakarta) 10.15-10.45 Prof. Ir. Antariksa, M.Eng., Ph.D. (Univ. Brawijaya Malang) 10.45-11.00 Diskusi dan tanya jawab Sesi Pararel (tahap 1) Sub tema: Identitas Arsitektur “Nusantara” sebagai filosofi dasar bagi keberlanjutan arsitektur Indonesia Moderator: 11.00-11.15 A1-01 Perubahan Cara Pandang Terhadap Ch. Koesmartadi Arsitektur Nusantara 11.15-11.30 A3-01 Lokalitas Budaya Arsitektur di Sumber Fifi Damayanti Polaman - Desa Polaman, Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur 11.30-11.45 A3-02 Pemetaan (Profiling) Fisik & Sosial Dimas Hastama Ekonomi Lingkungan Permukiman Nelayan di Nugraha Ansus, Kepulauan Yapen, Papua 11.45-12.00 A3-03 Pelestarian Aspek Kesemestaan Dan Alwin Suryono Kesetempatan Dalam Arsitektur Bangsal Sitihinggil Di Kraton Yogyakarta 12.00-12.15 A3-04 Sanggah Kemulan Nganten Dan Tri Anggraini Pelangkiran Obyek Penentu Prajnawrdhi Keberlangsungan Rumah Tradisional Desa Bali Aga di Desa Pedawa Kabupaten Buleleng Bali 12.15-12.30 Diskusi dan tanya jawab ISHOMA Sesi Pararel (tahap 2) Sub tema: Identitas Arsitektur “Nusantara” sebagai filosofi dasar bagi keberlanjutan arsitektur Indonesia Moderator: 13.00-13.15 B3-02 Strategi Membaca dan MenulisPudji Pratitis Kembali Arsitektur (Muslim) Nusantara: Wismantara Kajian Kritis atas Pemikiran Galih Widjil Pangarsa 13.15-13.30 A2-02 Filsafat Langga Sebagai Proses Dan Kalih Produk Arsitektur Gorontalo Trumansyahjaya 13.30-13.45 A2-03 Filosofi Penataan Ruang Spasial Wasilah Vertikal Pada Rumah Tradisional Saoraja Lapinceng Kabupaten Barru 13.45-14.00 A2-04 Pengaruh Lingkungan Lahan Basah Naimatul Aufa dalam Motif Ukiran Arsitektur Banjar 14.00-14.15 A2-08 Pola Spasial Permukiman Tradisional Ni Ketut Bali Aga di Desa Sekardadi, Kintamani Agusintadewi 14.15-14.30 Presentasi Pemakalah Penyaji 14.30-14.45 Diskusi dan tanya jawab
14.45-15.00
15.00-16.15
16.15-selesai
Coffee Break Sesi Pararel (tahap 3) Sub tema: Identitas Arsitektur “Nusantara” sebagai filosofi dasar bagi keberlanjutan arsitektur Indonesia Moderator: 15.00-15.15 A2-05 Langgam Arsitektur-Interior Masjid Rangga Margoyuwono & Masjid Soko Tunggal Firmansyah Yogyakarta 15.15-15.30 A2-06 Estetika Visual pada Fasad Bangunan Resti Piutanti di Ruang Publik Bersejarah (Studi Pendahuluan: Dua Alun-alun di Kota Malang) 15.30-15.45 A2-07 Karakter Tektonika Rumah Tongkonan Wasilah Toraja 15.45-16.00 Presentasi Pemakalah Penyaji 16.00-16.15 Diskusi dan tanya jawab Penutupan Hari Pertama
Jumat, 18 November 2016 08.00-09.00 09.00-09.15 19.15-19.30
09.30-11.00
11.00-12.30
12.30-13.45
14.15-14.30 14.30-16.00
Lokasi: Auditorium Ir. Surjono, Dekanat Lt 2 FTUB REGISTRASI Pembacaan Doa Sambutan Pembukaan: Sambutan dari Ketua Jurusan (hari kedua) Sambutan Ketua Panitia (hari kedua) Coffee Break Paparan Materi Keynote Moderator 09.30-10.00 Dr. Ir. Martinus Bambang Susetyarto (Univ. Trisakti, Jakarta) 10.00-10.30 Ir. Eko Prawoto, M.Arch (Univ. Kristen Duta Wacana, Jogjakarta) 10.30-11.00 Diskusi dan tanya jawab ISHOMA Sesi Pararel (tahap 1) Sub Tema: Konsep kesetempatan dan kesemestaan Arsitektur Nusantara Moderator: 12.30-12.45 B1-01 “Lego-Lego” (Teras Depan Rumah) Andas Budy Sebagai Ruang Publik Yang Fungsional Pada Arsitektur Rumah Adat Tradisional Bugis 12.45-13.00 B1-02 Membaca Ekspresi LanskapRedi Sigit Agrikultur dan Pola Permukiman Febrianto Masyarakat Peladang di Madura Timur 13.00-13.15 B1-03 Identitas Keruangan Tepian Sungai Ira Mentayani dan Perubahannya pada Permukiman Vernakular di Banjarmasin 13.15-13.30 B2-01 Tantangan Keberadaan Rumah Dahliani Lanting sebagai Arsitektur Vernakular Tepi Air di Banjarmasin 13.30-13.45 B2-02 Elemen-Elemen Arsitektur Monica Basri Vernakular Dalam Analisa Ruang Dan Bentuk Pada Gereja Pohsarang 13.45-14.00 B3-01 Identitas Budaya Minangkabau pada Heri Andoni Rumah Makan Padang di Luar Padang (Diaspora) : Studi Kasus : Rumah Makan Padang di Bandung Sebuah Telaah Semiotika 14.00-14.15 Diskusi dan tanya jawab Coffee Break Sesi Pararel (tahap 2) Sub Tema: Praksis Arsitektur Nusantara dalam Memperkuat Kebangsaan Arsitektur Negeri
14.30-14.45
16.00-16.20 16.20-selesai
C1-01 Prospek Desain Pasif Pada kajian Beta Suryokusumo Green Building Berdasarkan kriteria Sudarmo Konservasi Energi 14.45-15.00 C3-01 Toleransi Antara Pedagang Lokal Viva Virginia Terhadap Pedagang Pendatang Dalam Suhartawan Aktivitas Perdagangan di Pasar Tradisional Youtefa, Abepura 15.00-15.15 C3-02 Aktivitas Membangun Ruang dan Alva F.P. Sondakh Membuat Tempat oleh Pedagang Makanan Gerobak Dorong di Kelurahan Merdeka, Kota Bandung 15.15-15.30 C4-01 Koeksistensi Pengetahuan Antara Muhammad Tukang Bangunan Dengan Arsitek Terdidik Zakaria Umar Mengenai Sloof 15.30-15-45 A2-01 Identifikasi Visual Arsitektur Lokal Agus Dwi Kota Bima Sebagai Pembentuk Identitas Hariyanto Kota Tepian Air 15.45-16.00 Diskusi dan tanya jawab Penghargaan Pemateri terbaik Persembahan Acara Penutupan: Tari Bali oleh mahasiswa Arsitektur UB Penutupan Hari Pertama Penyerahan Sertifikat
Pola Spasial Permukiman Tradisional Bali Aga di Desa Sekardadi, Kintamani
Seminar Nasional Semesta Arsitektur Nusantara 4 17-18 Nopember 2016 Universitas Brawijaya, Malang
Ni Ketut Agusintadewi
I
FT Arsitektur Unud
I
SAN 4 2016 UB Malang
Gagasan Awal
PIP Unud 2009: ‘kebudayaan’
Desa Sekardadi sebagai salah satu Desa Bali Aga (kuno) memiliki pola permukiman dan tata hunian yang khas
Masih sedikit penelitian dibidang arsitektur
Belum terdokumentasi dengan baik
Road Map Penelitian JTA Unud
Menemukenali produk arsitektur pada permukiman tradisional di Desa Sekardadi
Tujuan Penelitian
Latar Belakang
Ni Ketut Agusintadewi
I FT Arsitektur Unud I SAN 4 2016 UB Malang
Input penyusunan database Desadesa Bali Aga milik JTA
Luaran
Lokasi Penelitian Provinsi Bali
Desa Sekardadi Kabupaten Bangli
Ni Ketut Agusintadewi
I FT Arsitektur Unud I SAN 4 2016 UB Malang
Variabel Penelitian Faktor Pembentukan Pola Permukiman (housing pattern)
Variabel Penelitian
Habraken (1978) Sistem Spasial (organisasi ruang yang termasuk hubungan antar ruang, orientasi, pola hubungan antar ruang, dll.)
budaya
permukiman
hunian
Ni Ketut Agusintadewi
Sistem Fisik (penggunaan sistem konstruksi serta bahan bangunan)
Sistem Style (bentuk., fasade, bentuk pintu, bentuk jendela, serta unsur-unsur ragam hias di dalam (interior) atau di luar bangunan (eksterior)
Turgut (2001) Setting Spasial (organisasi ruang yang termasuk hubungan antar ruang, orientasi, pola hubungan antar ruang, bentuk, fasade, bentuk pintu, bentuk jendela, serta unsur-unsur ragam hias di dalam (interior) atau di luar bangunan (eksterior), penggunaan sistem konstruksi serta bahan bangunan, dll.)
Setting Perilaku(tradisi/kebiasaan, hubungan sosial dan kekerabatan dalam keluarga, dll.)
Setting Budaya(sistem kepercayaan, sistem sosial kemasyarakatan, dll.)
Setting Sosial Ekonomi (mata pencaharian,sumber pendapatan desa, tingkat penghasilan, dll.)
I FT Arsitektur Unud I SAN 4 2016 UB Malang
1.
Setting spasial (pola spasial permukiman dan konsepsi tata ruang)
2.
Setting perilaku (tradisi/kebiasaan, hubungan sosial dan kekerabatan dalam keluarga, dll.)
3.
Setting budaya (sistem kepercayaan, sistem sosial kemasyarakatan, dll.)
Bagan Alir Penelitian
Ni Ketut Agusintadewi
I FT Arsitektur Unud I SAN 4 2016 UB Malang
Konsepsi Tata Ruang Desa
Permukiman Tradisional Desa Bali Aga di pegunungan
Konsepsi tata nilai dalam pembentukan pola permukiman Bali Aga di Pegunungan yang sampai saat ini masih diaplikasikan secara turunmenurun dari generasi ke generasi: arah gunung merupakan hulu atau kaja sebagai zona sakral dengan hierarki tertinggi (utama). Sementara itu, arah laut di selatan atau kelod merupakan teben dengan nilai paling profan dan lebih rendah/nista. (Adiputra, 2016; Rahayu, 2012; Pardiman, 1986; Gelebet, 1982)
Pembagian zona desa berdasarkan hierarki tata nilai berpedoman pada konsepsi Tri Mandala (Utama, Madya, Nista)
Tri Hita Karana (parahyangan, pawongan, dan palemahan) untuk menentukan penempatan Pura Kahyangan Tiga, area permukiman dan fasilitas penunjang, dan kuburan desa.
Ni Ketut Agusintadewi
I FT Arsitektur Unud I SAN 4 2016 UB Malang
Analisis Tata Ruang Desa
Kondisi topografi lebih tinggi, penggunaan lahan untuk bangunan pura dan perkebunan
Kondisi topografi landai, penggunaan lahan permukiman penduduk dan fasilitas hunian
(dikembangkan dari Ganesha, dkk, 2012:65)
Ni Ketut Agusintadewi
I FT Arsitektur Unud I SAN 4 2016 UB Malang
Kondisi topografi lebih rendah, penggunaan lahan untuk kuburan, perkebunan dan ladang
Pola Spasial Permukiman
Pura Bale Agung
HULU (Parahyangan) Pura Puseh
ZONA UTAMA MANDALA
Permukiman Penduduk (Pawongan)
Pola Linier: jalan desa sebagai sumbu utama desa dan berfungsi sebagai ruang-ruang ritual
ZONA MADYA MANDALA
Pura Dalem
TEBEN (Palemahan)
(sumber: pemetaan dari hasil survei lapangan, September 2016)
Ni Ketut Agusintadewi
ZONA NISTA MANDALA
I FT Arsitektur Unud I SAN 4 2016 UB Malang
Pola Spasial Permukiman
(sumber: survei lapangan, Agustus 2016)
Ni Ketut Agusintadewi
I FT Arsitektur Unud I SAN 4 2016 UB Malang
Simpulan
Pembentukan pola spasial permukiman tradisional Desa Sekardadi mengikuti Konsepsi Tri Kita Karana (parahyangan, palemahan, dan pawongan), Tri Mandala (Utama, Madya, dan Nista), konsepsi hulu-teben (atas-bawah) sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Gunung Batur yang terletak di sebelah utara/kaja merupakan pusat orientasi desa.
Konsepsi tata nilai diterjemahkan secara fisik ke dalam pola spasial permukiman dengan jalan utama desa sebagai ruang terbuka yang memanjang (linear pattern) dari arah utara menuju selatan (kaja-kelod), yang membagi desa menjadi tiga zona: 1) Zona Utama Mandala (parahyangan); 2) Zona Madya Mandala (pawongan); dan 3) Zona Nista Mandala (palemahan).
terima kasih.... Ni Ketut Agusintadewi
I FT Arsitektur Unud I SAN 4 2016 UB Malang