LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ANALISIS MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TEKNIK MODIFIKASI CERTAINTY OF RESPONSE INDEX DALAM PEMBELAJARAN TENTANG KINGDOM PLANTAE DAN ANIMALIA PADA SISWA DI KELAS X IPA SMAN 1 PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TAHUN 2016
Oleh: DENDA NINING NIM. E1A 010 007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
Mataram,
September 2016
Mataram,
September 2016
DosenPembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
(Dra. Hj. Nur Lestari, M.Pd.) NIP. 19550314198303 2 001
(Drs. Lalu Japa, M.Sc., St.) NIP. 19641231199101 1 003
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Mataram NTB 83125 Telp. (0370) 623873
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI Skripsi yang disusun oleh : DENDA NINING NIM E1A010007 dengan judul “Analisis Miskonsepsi Menggunakan Teknik Modifikasi Certainty of Response Index (CRI) Dalam Pembelajaran Tentang Kingdom Plantae Dan Animalia Pada Siswa Di Kelas X IPA SMAN 1 Pringgabaya Lombok Timur Tahun 2016” telah diperiksa dan diuji pada tanggal September 2016.
Mataram,
Dosen Pembimbing I,
(Dra. Hj. Nur Lestari, M.Pd.) NIP. 19550314198303 2 001
September 2016
Dosen Pembimbing II,
(Drs. Lalu Japa, M.Sc.St.) NIP. 19641231199101 1 003
ANALISIS MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TEKNIK MODIFIKASI CERTAINTY OF RESPONSE INDEX DALAM PEMBELAJARAN TENTANG KINGDOM PLANTAE DAN ANIMALIA PADA SISWA DI KELAS X IPA SMAN 1 PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TAHUN 2016 1) 2) 3)
Denda Nining1), Nur Lestari 2), Lalu Japa3) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram Jln. Majapahit No.62, Mataram Email:
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMAN I Pringgabaya Lombok Timur dari bulan April tanggal 20 sampai 23 Mei 2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini bertujuan yaitu (1) Untuk mengetahui adanya miskosepsi siswa pada pembelajaran tentang kingdom plantae dan kingdom animalia pada siswa di kelas X IPA SMAN 1 Pringgabaya Lombok Timur, (2) Untuk mengetahui kriteria tingkat miskonsepsi pada pembelajran tentang kingdom plantae dan animalia pada siswa kelas X IPA SMAN 1 Pringgabaya Lombok Timur, dan (3) Untuk mengetahui penyebab terjadinya Miskonsepsi pada pembelajaran tentang kingdom plantae dan animalia pada siswa di kelas X IPA SMAN 1 Pringgabaya Lombok Timur. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X IPA sman 1 Pringgabaya Lombok Timur, sedangkan sampel penelitian ini menggunakan seluruh anggota dari populasi .Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Sampel Jenuh. Instrument yang digunakan yaitu tes obyektif berupa pilihan ganda beralasan dilengkapi dengan teknik modifikasi CRI dan angket indikator miskonsepsi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat miskonsepsi pada pembelajaran tentang kingdom plantae tergolong kategori rendah dengan persentase dibawah 40% dan kingdom animalia tergolong kategori sedang dengan persentase diatas 40%. Penyebab terjadinya miskonsepsi siswa yaitu (1) Alasan siswa tidak lengkap atau salah, (2) Penalaran siswa yang rendah, (3) Guru cenderung menggunakan metode ceramah dan (4) Kurang memanfaatkan buku-buku paket yang sudah disediakan disekolah,. Kata kunci: Analisis Miskonsepsi, Teknik Modifikasi CRI (Certainty of Response Index). ABSTRACT This descriptive research was were conducted in SMAN I Pringgabaya Lombok Timur from April to May 2016. Objectives of this research was: (1) To determine the misconception of students in learning of Kingdom Plantae and Kingdom Animalia of class X IPA SMAN 1 Pringgabaya Lombok Timur, (2) To determine the criteria for the level of misconceptions on leraning of Kingdom Plantae and Kingdom Animalia for class X IPA SMAN 1 Pringgabaya Lombok Timur, and (3) To determine the cause of misconception in learning of Kingdom Palntae and Kingdom Animalia of class X SMAN 1 Pringgabaya IPA Lombok Timur. Sturated sampling technique was applied for determining of sample. The instrument used is the multiple-choice objective test reasoned equipped with CRI modification techniques and questionnaire indicators of student misconceptions. The results showed that misconception in was low category with a students (˂40%) and the intermediate category with a percentage of more than 40%. The cause of the misconception that comes from students, namely (1) The reason of the student was incomplete or incorrect, (2) Low capability of student in giving explanation (3) The teacher to teach using talk method, and (4) The lack utilize textbooks that have been provided by schools. Key words: Analysis of misconception, CRI Modification Techniques (Certainty of Response Index).
1
PENDAHULUAN
mengabaikan hakikat pembelajaran sains
Pendidikan sains memiliki peran penting
yang sebenarnya.[2]
dalam mempersiapkan siswa untuk mampu
Dengan demikian, dalam mempelajari
berpikir kritis, kreatif, logis dan inisiatif
IPA Biologi, siswa seringkali salah dalam
dalam menanggapi isu-isu dimasyarakat.
memahami konsep – konsep biologi yang
Hal ini sejalan dengan kurikulum 2013,
telah disampaikan oleh guru,
yaitu untuk mendorong siswa lebih baik
kesalahan dapat terjadi karena penyampaian
dalam
bertanya,
dari tenaga pendidik (guru) yang salah atau
bernalar dan mengkomunikasikan apa yang
keliru. Kesalahan konsep yang terjadi baik
mereka proleh atau mereka ketahui setelah
pada diri siswa maupun pada tenaga
menerima
Siswa
pendidik inilah yang disebut miskonsepsi.
diharapkan memiliki kompetensi sikap,
Miskonsepsi yang dialami setiap siswa
keterampilan dan pengetahuan yang lebih
dalam satu kelas bisa berlainan satu dengan
baik sehingga siswa akan lebih kreatif,
yang lain dengan penyebab yang berbeda –
inovatif,
dalam
beda pula. Oleh karena itu, sangat penting
dan
bagi guru untuk mengenali miskonsepsi dan
melakukan
materi
dan
menghadapi
observasi,
pembelajaran.
dapat berbagai
sukses persoalan
[1]
tantangan dizamannya.
selain itu
penyebabnya yang terjadi pada siswa.
Proses pembelajaran sains khususnya
Kesalahan konsep atau miskonsepsi
Biologi yang ideal sangat dipengaruhi oleh
merupakan sumber kesulitan siswa dalam
persepsi guru itu sendiri terhadap sains dan
mempelajari biologi. Pembelajaran yang
pembelajaran sains. Guru akan terorientasi
tidak mempertimbangkan pengetahuan awal
pada pembelajaran seperti pemahamannya
siswa
terhadap sains dan pembelajaran sains.
miskonsepsi siswa semakin kompleks dan
Ketika guru memahami sains sebagai sebuah
stabil.
produk, maka orientasi pembelajarannya
faktor penting penghambat bagi siswa dan
juga akan menitikberatkan pada penguasaan
rujukan bagi guru dalam pembelajaran dan
siswa terhadap produk-produk sains. Produk
pengajaran sains.[3]
mengakibatkan
Miskonsepsi
miskonsepsi-
dipandang
sebagai
sains yang dimaksud meliputi fakta, konsep,
Miskonsepsi yang terjadi pada siswa
prinsip-prinsip, cara berfikir, hukum dan
disebabkan oleh pemberian konsep-konsep
teori. Proses pembelajaran dapat ditempuh
atau fakta-fakta terlepas dari guru, sehingga
dengan berbagai cara akan tetapi cenderung
siswa didalam menerima konsep tidak utuh 2
atau mengalami kebingungan. Penggunaan
kelompok dan penugasan, selain itu juga
metode mengajar yang digunakan oleh guru
karena banyaknya bahasa latin yang sulit
tidak sesuai dengan tujuan materi yang akan
dipahami oleh siswa. Data hasil observasi
diajarkan menyebabkan siswa menerima
menunjukkan bahwa KKM mata pelajaran
konsep lain
yang tidak sesuai. Guru
biologi SMAN 1 Pringgabaya yaitu 75,
cenderung masih menggunakan metode
sedangkan nilai rata-rata siswa semester
yang kurang melibatka siswa secara aktif,
ganjil kelas X (sepuluh) IPA.1 yaitu 74,
dan kebanyakan guru hanya mengguanakan
kelas X IPA.2 Yaitu 72, kelas X IPA.3 yaitu
metode ceramah sedangkan
79, dan kelas X IPA.4 yaitu 76, oleh sebab
mendengarkan.
siswa hanya
[4]
itu untuk mengatasi kesalahan konsep
Miskonsepsi yang dialami setiap siswa
(miskonsepsi) yang sering terjadi disetiap
disekolah bisa berlainan dengan factor-
konsep
faktor penyebab yang berbeda-beda. Pada
seharusnya
satu kelas dapat terjadi bermacam – macam
pembelajaran
miskonsepsi dengan penyebab miskonsepsi
kurikulum,
berbeda pula. Guru yang berperan sebagai
strategi/model/metode serta sistem evaluasi
fasilitator pembelajaran, guru hendaknya
yang bervariasi digunakan sesuai dengan
memiliki kemampuan untuk menggali dan
konsep materi pembelajaran yang akan
mengenali
diajarkan.
pengetahuan
awal
siswa,
terutama pengetahuan awal siswa yang salah agar
tidak
terjadi
berkepanjangan.
miskonsepsi
Selain
itu,
guru
yang juga
hendaknya memiliki kemampuan untuk mengatasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Hasil observasi awal di SMAN 1 Pringgabaya, diperoleh informasi dari hasil wawancara dengan guru biologi kelas X, dalam mengajarkan materi Kingdom Plantae dan
Kingdom
Animalia,
cenderung
menggunakan metode ceramah, diskusi
pembelajaran
seorang
merancang sebaik
guru
perangkat
mungkin
meliputi
silabus,
RPP,
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif, suatu yang ditunjukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan apa adanya dari hasil penelitian.[6] Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Pringgabaya Lombok Timur pada bulan April tanggal 20 sampai 23 Mei 2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMAN 1 Pringgabaya Lombok Timur
tahun
2016.
Penelitin
ini 3
menggunakan
semua anggota populasi
60.00%
sebagai sampel jenuh yang berjumlah 156
50.00%
siswa. Instrument penelitian menggunakan
40.00%
tes obyektif berupa pilihan
30.00%
anda beralasan
dilengkapi dengan teknik
modifikasi Certainty of Response Index
20.00% 10.00% 0.00% IPA 1
(CRI) dan angket. Tes ini bertujuan untuk
IPA 2
IPA 3
IPA 4
mengetahui persentase pemahaman konsep siswa, miskonsepsi dan tidak paham konsep siswa. Penyusunan tes disesuaikan dengan Kurikulum 2013 dan disesuaikan dengan indikator pembelajaran yang telah dibuat
Paham Konsep
Miskonsepsi
Tidak Paham Konsep
Gambar 1. Persentase Rata-rata Pemahaman Konsep, Miskonsepsi dan Tidak Paham Konsep pada Pokok Bahasan Kingdom Plantae
oleh guru. 60.00% 50.00%
HASIL DAN PEMBAHASAN
40.00%
1. Hasil Pemahaman Konsep, Miskonsepsi dan Tidak Paham Konsep pada Pokok Bahasan Kingdom Plantae dan Kingdom Animalia
30.00% 20.00% 10.00% 0.00% IPA 1
Berdasarkan hasil analisis dengan teknik modifikasi Certainty of Response Index (tes obyektif
dengan
alasan
terbuka
yang
dilengkapi Certainty of Response Index), diperoleh persentase siswa yang masuk kategori paham konsep, miskonsepsi dan
IPA 2
IPA 3
IPA 4
Paham Konsep Miskonsepsi Tidak Paham Konsep
Gambar 2. Persentase Rata-rata Pemahaman Konsep, Miskonsepsi dan Tidak Paham Konsep pada Pokok Bahasan Kingdom Animalia
tidak paham pokok bahasan pada setiap subpokok bahasan Kingdom
Kingdom Plantae dan
Animalia
kelas
X.IPA.1,X
IPA.2,X IPA.3, dan X IPA.4 dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut.
4
Rata-rata pemahaman konsep, miskonsepsi
100%
dan tidak paham konsep pada Gambar 1
80%
dan 2,
Secara keseluruhan pada pokok
60%
bahasan Kingdom Plantae dan Kingdom
40%
Animalia dikelas X IPA.1, X IPA.2, X
20%
IPA.3 dan X IPA.4 yaitu dikonversi dalam
0% 1 4 7 10
3 6 9 12 2 5 8 11 1 4 7 10
bentuk data kualitatif, dimana persentase Paham Konsep
pemahaman konsep dikelas X IPA.1 pada pokok bahasan Kingdom Plantae sebesar 32,84% tergolong dalam kategori rendah, persentase miskonsepsi sebesar 46,82% kategori sedang dan persentase siswa tidak paham konsep yaitu 18,31% kategori sangat rendah Sedangkan data pemahaman konsep pada pokok bahasan Animalia dikonversi
juga
dalam
bentuk
data
kualitatif, dimana persentase pemahaman konsep pada pokok bahasan Kingdom Animalia yaitu sebesar 39,97 % tergolong dalam kategori rendah dan persentase miskonsepsi
yaitu
sebesar
48,56%
tergolong kategori sedang dan persentase siswa tidak paham konsep yaitu sebesar 11,46% tergolong kategori sangat rendah sesuai
dengan
kategori
konsep,miskonsepsi konsep.
dan
Persentase
penguasaan tidak
paham
paham konsep,
Miskonsepsi dan tidak paham konsep pada
Gambar 3. Persentase Paham Konsep, Miskonsepsi dan Tidak Paham Konsep pada setiap Butir Soal pada Pokok Bahasan Kingdom Plantae Keterangan : P M TP
: Paham konsep : Miskonsepsi : Tidak paham Subpokok Butir soal 1 dan 2 : Ciri-ciri tumbuhan lumut Butir soal 3 : Peranan tumbuhan lumut Butir soal 4 : Peranan tumbuhan paku Butir soal 5,6, dan 7 : Metagnesis tumbuhan lumut Butir soal 8 : Ciri-ciri tumbuhan biji Butir soal 9,10, dan 11: Klasifikasi tumbuhan biji Butir soal 12 : Peranan tumbuhan biji
setiap butir soal pokok bahasan Kingdom Plantae dan Animalia dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4 berikut.
1
persentase berturut – turut 51,28% dan 100% 80% 60%
25,64%.
Pemahaman
konsep
subkonsep
peranan
tumbuhan
termasuk
kategori
sedang
pada lumut dengan
40%
persentase 41,02%. Peranan tumbuhan
20%
paku, metagenesis tumbuhan paku, ciri-ciri
0%
tumbuhan biji, klasifikasi tumbuhan biji 1 4 7 10 13 2 5 8 11 Paham Konsep
Miskonsepsi
3 6 9 12 1 4 7 10 13 Tidak Paham Konsep
dan peran tumbuhan biji
dalam
kehidupan sehari-hari termasuk dalam kategori
rendah
dengan
persentase
Gambar 4. Persentase Paham Konsep, Miskonsepsi dan Tidak Paham Konsep pada setiap Butir soal pada Pokok Bahasan Kingdom Animalia
berturut-turut
Keterangan: P M TP
Animalia pada subpokok bahasan ciri-ciri
: Paham konsep : Miskonsepsi : Tidak paham Subpokok Butir soal 1 : Ciri-ciri umum animalia Butir soal 2,3,4 dan 6 : Klasifikasi invertebrata Butir soal 5 : Reproduksi invertebrata Butir soal 7,8,9 dan 11 : Contoh invertebrata Butir soal 10 dan 12 : Ciri-ciri vertebrata Butir soal 13 : Contoh Vertebrata Data
persentase
pemahaman
25,64%,
35,89%,
30,76%,29,91% dan 28,20%. Sedangkan pemahaman konsep pada pokok bahasan
Animalia termasuk dalam kategori sedang dengan persentase 46,15%. Pemahaman konsep
pada
subkonsep
klasifikasi
invertebrata termasuk kategori
rendah
dengan persentase berturut-turut sebesar 53,84%, 43,58%, 38,46%, dan 15,38%, Pemahaman
konsep
pada
subkonsep
reproduksi invertebrata termasuk kategori sangat rendah dengan persentase 12.82%. Pemahaman contoh kategori
konsep pada subkonsep
spesies
invertebrata
sedang
dan
termasuk
rendah
dengan
konsep pokok bahasan Plantae dikelas X
persentase berturut-turut 38,46%, 33,33%,
IPA.1
46,15%, dan 30,76%.
pada
masing-masing
subpokok
Persentase
bahasan ciri-ciri Plantae dikonversi dalam
pemahaman
pokok
bentuk data kualitatif menunjukkan bahwa
bahasan Kingdom Plantae dikelas X IPA.2
pemahaman konsep pada subkonsep ciri-
bahwa Pemahaman konsep pada subpokok
ciri tumbuhan lumut
termasuk dalam
bahasan
kategori
rendah
tergolong kategori sedang dan sangat
sedang
dan
dengan
ciri-ciri
tumbuhan
lumut
rendah dengan persentase berturut-turut 2
43,58%
dan
15,38%.
Pemahaman
subpokok
bahasan
spesises
tergolong
kategori
subkonsep pada peranan tumbuhan lumut
invertebrata
tergolong kategori sangat rendah dengan
rendah dan sedang dengan persentase
persentase sebesar 17,94%. Sedangkan
berturut-turut
pemahaman konsep subpokok bahasan
30,76%, 33,33% dan 23,07%. Persentase
ciri-ciri tumbuhan paku tergolong kategori
pemahaman
rendah dengan persentase sebesar 33,33%.
vertebratea tergolong kategori sedang dan
Pemahaman peserta didik pada subkonsep
rendah yaitu berturut-turut sebesar 41,02%
metagenesisi tumbuhan paku tergolong
dan
kategori rendah dan sangat rendah dengan
subkonsep
persentase berturut-turut sebesar 23,07%,
tergolong kategori sedang yaitu sebesar
23,07%, dan 20,51%, persentase pada
41,02%.
subkonsep
ciri-ciri
yaitu
pada
35,89%,
sebesar
43,58%,
subkonsep
dan
contoh
ciri-ciri
persentase hewan
pada
vertebrata
biji
Pemahaman konsep pada pokok
tergolong kategori sangat rendah dengan
bahasan Kingdom Plantae dikelas X IPA.3
persentase sebesar 20,51%, pemahaman
pada masing-masing subpokok bahasan
pada subkonsep klasifikasi tumbuhan biji
ciri-ciri Plantae pemahaman konsep pada
tergolong kategori rendah dan sangat
subpokok
rendah dengan persentase berturut-turut
lumut termasuk dalam kategori sangat
sebesar 25,64%, 20,51%, dan 20,51% dan
tinggi dengan persentase berturut-turut
data
pada
sebesar 98,46% dan 92,30%. Pemahaman
subpokok bahasan peranan tumbuhan biji
konsep pada subpokok bahasan peranan
dalam kehidupan sehari-hari tergolong
tumbuhan
kategori rendah dengan persentase sebesar
rendah
33,33%.
Pemahaman
persentase
tumbuhan
yaitu
contoh
pemahaman
Sedangkan
persentase
bahasan
ciri-ciri
lumut dengan
termasuk persentase
konsep
pada
tumbuhan
kategori 25,64%. subpokok
pemahaman konsep pada pokok bahasan
bahasan peranan tumbuhan paku termasuk
Kingdom
kategori sedang dengan persentase sebesar
Animalia
pada
subpokok
bahasan ciri-ciri Animalia secara umum
38,46%.
yaitu tergolong kategori rendah dengan
subpokok bahasan metagenesisi tumbuhan
persentase sebesar 30,76%, persentase
paku termasuk kategori rendah dan sedang
pemahaman
klasifikasi
dengan persentase berturut-turut sebesar
invertebrata termasuk kategori sedang dan
35,89%, 46,15% dan 56,41%. Pemahaman
rendah dengan persentase berturut-turut
konsep pada subpokok bahasan ciri-ciri
yaitu sebesar 43,58%, 41,02%, 33,33%
tumbuhan biji termasuk kategori rendah
dan
dengan
28,20%.
subkonsep
Persentase
pemahaman
Pemahaman
persentase
konsep
sebesar
pada
38,46%. 3
Pemahaman bahasan
konsep
klasifikasi
pada
subpokok
tumbuhan
biji
persentase
sebesar
pemahaman
konsep
35,89%, pada
dan
subpokok
termasuk kategori sedang dan rendah
bahasan peranan tumbuhan biji dalam
dengan persentase berturut-turut sebesar
kehidupan sehari-hari termasuk kategori
30,76% dan 41,02%. Pemahaman konsep
tinggi dengan persentase sebesar 74,35%.
pada subkonsep peranan umbuhan biji
Miskonsepsi siswa ditentukan dari
dalam kehidupan sehari-hari termasuk
kombinasi jawaban siswa dengan indeks
kategori sedang dengan persenase sebesar
keyakinan yang diberikan. Kombinasi
43,58%.
jawaban
Data
persentase
yang
termasuk
miskonsepsi
pemahaman
adalah jawaban benar dengan alasan salah,
konsep pada pokok bahasan Plantae
jawaban salah dengan alasan benar dan
dikelas X IPA.4 pada subpokok bahasan
jawaban serta alasan salah dengan indeks
ciri-ciri tumbuhan lumut termasuk kategori
keyakinan
rendah dan tinggi dengan persentase
analisis jawaban siswa yang termasuk
berturut-turut sebesar 35,89% dan 76,92%.
kategori miskonsepsi diperoleh persentase
Pemahaman
subpokok
jawaban siswa dengan jawaban benar dan
bahasan peranan tumbuhan lumut dalam
alasan salah, jawaban salah dan alasan
kehidupan sehari-hari termasuk kategori
benar, dan jawaban serta alasan salah pada
sangat rendah dengan persentase sebesar
pokok bahasan Kingdom Plantae tertera
20,51%.
pada
pada Gambar 5 dan subpokok bahasan
subpokok bahasan ciri-ciri tumbuhan paku
Kingdom Animalia tertera pada Gambar 6
termasuk
berikut.
konsep
Pemahaman
ketagori
pada
konsep
sedang
dengan
persentase sebesar 53,84%. Pemahaman konsep
pada
subpokok
bahasan
metagenesis tumbuhan paku termasuk kategori
sedang
dan
rendah
dengan
persentase berturut-turut yaitu sebesar 3,33%, 35,89% dan 43,58%. Pemahaman konsep pada subpokok bahasan
ciri-ciri
tumbuhan biji termasuk kategori sedang dengan
persentase
Pemahaman
konsep
bahasan
klasifikasi
termasuk
kategori
sebesar
43,58%.
pada
subpokok
tumbuhan rendah
biji
dengan
>
2,5.
Berdasarkan
hasil
40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% IPA 1
IPA 2 M1
M2
IPA 3
IPA 4
M3
Gambar 5. Persentase Kombinasi Jawaban Siswa yang Tergolong Miskonsepsi padapo Pokok Bahasan Kingdom Plantae 4
dalam
bentuk
data
kualitatif
juga
100.00%
menunjukkan bahwa kombinasi jawaban
80.00%
benar alasan salah di masing-masing kelas
60.00%
X
40.00%
sedangkan kelas IPA.3,
IPA.1
termasuk
kategori
rendah,
IPA.2, dan X
IPA.4 termasuk dalam kategori sangat
20.00%
tinggi
0.00% IPA 1
IPA 2 M1
M2
IPA 3
IPA 4
Data kombinasi jawaban alasan salah di masing-masing kelas X IPA.1, X
M3
IPA.3 dan X IPA.4 termasuk dalam Gambar 6. Persentase Kombinasi Jawaban Siswa yang Tergolong Miskonsepsi pada Pokok Bahasan Kingdom Animalia Keterangan: M1 : Jawaban benar dan alasan salah M2 : Jawaban salah dan alasan benar M3 : Jawaban dan alasan salah
kategori sangat rendah dan dikelas X IPA.2 termasuk dalam kategori rendah. Kombinasi
jawaban
salah
dan
alasan benar di semua kelas X IPA termasuk dalam kategori sangat rendah, dan kombinasi jawaban alasan salah di
Data persentase kombinasi jawaban
masing-masing kelas X IPA.1, IPA.3 dan
siswa yang tergolong miskonsepsi pada
X IPA.4 tergolong kategori sangat rendah,
pokok
sedangkan dikelas X IPA.2 termasuk
bahasan
Kingdom
Plantae
di
konversi dalam bentuk data kualitatif
dalam kategori rendah.
menunjukkan bahwa kombinasi jawaban
2. Hasil Angket Diagnostik Indikator
benar dan alasan salah di masing-masing
Miskonsepsi Siswa
kelas
Angket indikator miskonsepsi siswa
X IPA.1, X IPA.3 dan X IPA.4 sedang.
terdiri dari 4 indikator yakni perasaan
Kombinasi jawaban salah dan alasan benar
senang terhadap mata pelajaran biologi,
disemua kelas X IPA.2 termasuk kategori
ketertarikan
sangat rendah, dan kombinasi jawaban dan
biologi, perhatian peserta didik pada mata
alasan salah dikelas X IPA.1, X IPA.2, X
pelajaran biologi, keterlibatan siswa dalam
IPA.3, dan X IPA.4 termasuk dalam
mengikuti
kategori sangat rendah.
hasil analisis angket diperoleh persentase
termasuk
dalam
Persentase
kategori
kombinasi
jawaban
terhadap
mata
pembelajaran.
pelajaran
Berdasarkan
setiap indikator disajikan pada Tabel 4.2
siswa tergolong miskonsepsi pada pokok bahasan Kingdom Animalia dikonversi 5
Tabel 4.3 Hasil Miskonsepsi Siswa No 1.
2.
3. 4.
Angket
Indikator
guru
Indikator Miskonsepsi Biologi Perasaan senang peserta didik terhadap mata pelajaran biologi Ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran biologi Perhatian peserta didik pada mata pelajaran biologi Keterlibatan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
Persentase
62,56 57,86 64,95
animalia menunjukkan bahwa metode CRI efektif untuk menganalisis pesrta didik yang mengalami miskonsepsi. siswa yang mengalami miskonsepsi atau tidak paham dengan
menggunakan CRI dengan modifikasi pada kategori tingkat pemahaman atas: 1) Siswa yang menjawab dengan dengan keyakinan
pilihan jawaban yang salah serta alasan yang salah, 2) Siswa yang menjawab dengan pilihan jawaban yang benar dengan keyakinan yang tinggi namun memberikan yang
salah,
3)
Siswa
guru
siswa
untuk
tumbuhan-tumbuahan yang ada disekitar lingkungan sekolah. Alangkah lebih baik
eksperimen
yang
berupa
yang
memberikan alasan yang benar dengan keyakinan yang tinggi namun memberikan jawaban yang salah. Tingginya persentase miskonsepsi pada pokok bahasan Kingdom Plantae maupun Kingdom Animalia disebabkan
mini
riset
dilingkungan sekolah atau melakukan yang sudah
tersedia disekolah. Dengan demikian dapat membantu siswa
memahami materi
dengan
karena
baik
demikian
pembelajaran ini dapat menjadikan siswa lebih
mampu
gagasannya.
dapat Karena
mengembangkan dengan
terjun
langsung melakukan mini riset siswa menjadi lebih mampu memahami dan mengidentifikasi yang dapat mewakili keadaan sesungguhnya mengenai konsepkonsep yang bersifat abstrak tersebut. Persentase
yang tinggi namun menjawab dengan
alsan
membimbing
seharusnya
praktikum dikebun biologi
bahasan kingdom plantae dan kingdom
dibedakan
biologi
tepat,
guru membimbing siswa untuk melakukan
siswa pada pembelajaran tentang pokok
dapat
kurang
berdiskusi kelompok dengan memprediksi 49,74
Berdasarkan deskripsi miskonsepsi
konsep
karena metode yang yang digunakan oleh
pemahaman
konsep
terendah pada pokok bahasan Kingdom Plantae terdapat dikelas X IPA.1. Hal ini menunjukkan
semua
siswa
tidak
memahami konsep dengan tepat. Pada subpokok bahasan
diminta untuk
menjelaskan ciri-ciri tumbuhan lumut, disini siswa kesulitan menjelaskan ciri-ciri yang dimiliki oleh tumbuhan lumut, tidak mampu
membedakan
ciri-ciri
yang
dimiliki oleh tumbuhan paku maupun ciriciri tumbuhan biji, begitupula siswa juga masih banyak terjadi kekeliruan atau salah 6
dalam memberikan jawaban pada pokok
oleh Maesyarah (2013), miskonsepsi yang
bahasan
seperti
terjadi pada siswa se-Kota Sumbawa Besar
menjelaskan reproduksi pada invertebrata,
berkaitan dengan kurangnya kemampuan
dan menjelaskan perbedaan invertebrata
siswa dalam mengolah informasi dan
dengan vertebrata berdasarkan ciri-ciri
kurangnya
yang dimiliki spesies. Alasan yang tidak
Tingkat
lengkap dapat disebabkan oleh informasi
menyebabkan peserta didik tidak mampu
yang diperoleh atau data yang didapatkan
berpikir hipotesis deduktif, proporsional,
tidak lengkap. Akibatnya, siswa menarik
kombinatorial
kesimpulan
pengetahuan
kingdom
Animalia
secara
menyebabkan
salah
timbulnya
sehingga miskonsepsi
tingkat
penalaran
siswa.
penalaran
yang
rendah
dan tidak
refleksif
sehingga
mampu
ditangkap
dengan baik. Selain itu cukup tingginya
siswa. Sedangkan reasoning yang salah
persentase
dapat juga terjadi karena logika yang salah
miskonsepsi disebabkan karena siswa
dalam mengambil kesimpulan atau dalam
tidak
menggeneralisasi
terjadi
benar. Siswa hanya memahami konsep
tidak
secara parsial atau tidak utuh, tanpa
dapat
mendalami kembali, sehingga siswa sering
miskonsepsi. lengkap
sehingga
Pengamatan
dan
teliti
yang pun
siswa
yang
mengintrepetasi
mengalami
konsep
dengan
tertukar dalam memilih jawaban.[5]
mengakibatkan miskonsepsi. Selain itu tidak adanya siswa yang kurang memahami konsep ini dikarenakan
KESIMPULAN
keterbatasan buku atau sumber belajar yang
digunakan.
Siswa
SMAN
I
Berdasarkan
analisis
data
dan
pembahasan yang diproleh dapat ditarik
Pringgabya Lombok Timur Kelas X
kesimpulan bahwa:
Semester 2 hanya menggunakan LKS
1.
Miskonsepsi Siswa terdapat dalam
(Lembar Kerja Siswa), tidak menggunakan
pembelajaran
buku paket lainnya. Selain itu juga
Plantae dan Kingdom Animalia di
dikarenakan guru biologi menjelaskan
Kelas X IPA SMAN 1 Pringgabaya
materi yang diajarkan berpedoman dengan
Lombok Timur Tahun 2016.
LKS saja sehingga siswa kurang mampu
2.
tentang
Kingdom
Miskonsepsi Siswa pada Kingdom
menjelaskan dengan benar karena mereka
Plantae
hanya berpedoman dengan buku LKS saja.
dan Kingdom Animalia tergolong
Miskonsepsi
siswa
akibat
penalaran yang rendah juga ditemukan
tergolong kategori sedang
kategori rendah. 3.
Penyebab miskonsepsi siswa yang dapat diidentifikasi adalah
alasan 7
siswa tidak lengkap atau salah, penalaran metode
siswa ceramah
yang yang
rendah, sering
digunakan guru dalam mengajar, dan kurang
memanfaatkan buku paket
yang sudah disediakan disekolah. DAFTAR PUSTAKA [1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
Kemendikbud. 2013. Instrumen Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan SMP. Jakarta. Sugiharto. 2010. Konsepsi Guru IPA Biologi SMP Se-Surakarta Tentang Hakikat Biologi Sebagai Sains. Artikel Seminar Nasional Pendidikan Biologi. Wahyuningsih, T. Raharjo, T dan D. P, Masitoh. 2013. Pembuatan instrumen tes diagnostik fisika SMA kelas XI. Jurnal, Pendidikan P.MIPA Universitas Negeri Semarang, 1 (1): 113. Mudirotun. 2013. Keefektifan Strategi Pembelajaran Predict Discus Explain Observe DiscusExplain(PDEODE) Untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa Pada Pemahaman Konsep Materi Buffer Dan Hidrolosisi Kelas XII SMAN 1 Kayen Pati. Skripsi, S1 Pendidikan Fisika FKIP Universitas Negeri Semarang. Maesyarah. 2013. Analisis Penguasaan Konsep Dan Miskonsepsi Biologi Dengan Teknik Modifikasi Certainty of Respon Index (CRI) Pada Siswa SMP Se-Kota Sumbawa Besar. Skripsi, S1 Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram. Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Dalam Penelitian. Bandung : Alfabeta. 8