LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL
HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 GORONTALO
Oleh: FIFIATI NIM : 451 411 069
Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Enos Taruh, M.Pd NIP. 19590812 198503 1 003
Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd NIP. 19700903 200012 2 004
Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd NIP. 19700903 200012 2 004
HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 GORONTALO Fifiati, Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, * , Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd M.Pd ** Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi S1. Pend. Geografi F. MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email :
[email protected] ABSTRAK Fifiati. 2015. Hubungan Kemandirian Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Prof. Dr. Enos Taruh, M.Pd dan pembimbing II Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd. Penelitian ini bermaksud untuk dapat mengungkapkan permasalahan tentang hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa. Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 2 Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Untuk memperoleh data yang diinginkan dan sesuai dengan kepentingan penjelasan maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket dan studi dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis arah regresi dan korelasi sederhana. Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diperoleh persamaan regresi Ŷ = 3.60 + 0.74x. Hal ini mengandung pengertian bahwa setiap kenaikan satu skor kemandirian belajar akan diikuti kenaikan skor prestasi belajar sebesar 0.74 unit pada kostanta 3.60. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat hubungan yang positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa dapat diterima dengan koefisien korelasi diperoleh harga r = 0,50 dan r2 = 0,2500 atau 25%. Hal ini menunjukan bahwa kemandirian belajar memiliki hubungan yang erat dengan prestasi belajar siswa. Kata Kunci: Kemandirian Belajar, Prestasi Belajar Siswa
1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
PENDAHULUAN Pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, dan berusaha untuk membenahi proses pembelajaran atau proses belajar mengajar yang memenuhi prinsipprinsip belajar yang efektif. Interaksi dalam hubungannya dan proses belajar mengajar merupakan kontak dan komunikasi diantara 2 orang yakni antara guru (si pengajar) dan siswa (anak didik). Kontak atau komunikasi yang dimaksud merupakan hubungan yang bersifat edukatif dan diarahkan pada pencapaian tujuan tertentu. Hubungan tersebut dapat dilakukan oleh guru secara maksimal dan menggunakan berbagai keterampilan dengan maksud untuk menggerakan aktivitas siswa untuk membangun kemampuan yang dimiliki oleh siswa, dalam pencapaian tujuan yang diharapkan sebagai hasil dari proses belajar. Menurut Syah (2011: 68) “Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belajar tergantung pada kemampuan setiap siswa. Keberhasilan belajar setiap siswa berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dalam mencapai prestasi belajar itu dapat berasal dari dalam diri siswa maupun faktor luar dari siswa. Faktor dari dalam diri siswa meliputi bakat, minat belajar, kecerdasan, motivasi, faktor pematang atau pertumbuhan dan sebagainya. Faktor dari luar siswa meliputi faktor lingkungan, keluarga, masyarakat, pergaulan, cara mengajar, alat-alat atau fasilitas belajar dan sebagainya. Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang telah peneliti lakukan di SMA Negeri 2 Gorontalo khususnya siswa kelas XI IPS, menujukkan bahwa masih terdapat beberapa siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih kurang mandiri, hal ini dapat lihat dari kurangnya kesadaran siswa dalam menciptakan pola kemandirian belajar, siswa kurang aktif dalam pembelajaran geografi, siswa kurang berpartisipasi pada saat proses belajar mengajar di kelas maupun belajar kelompok, siswa sulit mengatur jadwal belajarnya, siswa hanya memilih belajar di sekolah saja daripada belajar mandiri di rumah, guru kurang memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah belajar siswa, kebanyakan siswa hanya memanfaatkan waktu untuk kegiatan lain daripada belajar mandiri, biasanya guru hanya memberikan tugas kelompok daripada tugas individu, siswa tidak memiliki keinginan untuk belajar mandiri. Siswa yang memiliki kemandirian belajar sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya. Hal ini dapat terjadi karena siswa mulai percaya terhadap kemampuannya sendiri secara sadar, teratur dan disiplin, berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengejar prestasi belajar, siswa tidak merasa rendah diri dan siap mengatasi berbagai masalah yang muncul. Dari berbagai permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan formulasi judul “ Hubungan Kemandirian Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gorontalo”. KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Hakekat Belajar Belajar merupakan proses dalam individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman (Purwanto, 2011: 38-39). Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai 1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti merubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar (Trianto, 2009: 9). Kemandirian Belajar Kemandirian belajar merupakan proses dimana individu berinisiatif belajar dengan atau tanpa bantuan orang lain, mendiagnosa kebutuhan belajar sendiri, merumuskan tujuan belajar sendiri, mengidentifikasi sumber belajar yang dapat digunakannya, memilih dan menerapkan strategi belajarnya, dan mengevaluasi hasil belajar. Joyoatmojo (2006: 16) mengemukakan bahwa kemandirian belajar adalah usaha memilih sendiri sumber belajar dan menggunakan teknik-teknik belajar yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat (Tahar dan Enceng, 2006: 92) bahwa dalam kemandirian belajar, individu bebas menentukan dan mengelola sendiri bahan ajar, waktu, tempat, dan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang diperlukan. Individu memiliki kemampuan dalam mengelola cara belajar, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, dan terampil memanfaatkan sumber belajar. Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, merencanakan proses belajarnya, strategi belajarnya, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan akademik, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajarnya (Brookfield, 1984). Menurut Setiyawan (2007:9) kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat menentukan diri sendiri dimana dapat dinyatakan dalam tindakan atau perilaku seseorang dan dapat dinilai. Menurut Brookfield (2000: 130-133) mengemukakan bahwa kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sendiri, kemampuan belajar untuk mencapai tujuannya. Kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas belajar yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri Kemandirian Belajar Anak yang memiliki kemandirian belajar akan menunjukkan ciri khusus dalam proses belajarnya. Ciri tersebut biasanya nampak dalam berbagai tindakan yang dilakukannya. Menurut Laird dalam Mudjiman (2007: 14) mengemukakan ciri-ciri kemandirian belajar sebagai berikut: 1. Kegiatan belajarnya bersifat mengarahkan diri sendiri tidak dependent. 2. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab sendiri atas dasar pengalaman bukan mengharapkan jawaban dari guru atau orang lain. 3. Tidak mau dihukum guru. 4. Umumnya tidak sabar untuk segera memanfaatkan hasil belajar. 5. Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada pasif mendengarkan ceramah guru. 6. Selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki (konstruktivistik). 7. Lebih menyukai collaborative learning. 1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
8. Perencanaan dan evaluasi belajar lebih baik dilakukan dalam batas tertentu antara siswa dan guru. 9. Belajar harus dengan berbuat tidak cukup hanya mendengarkan dan menyerap. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar Menurut Basri (dalam Astuti, 2005) kemandirian belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang terdapat di dalam dirinya sendiri (faktor endogen) dan faktor-faktor yang terdapat di luar dirinya (faktor eksogen) a. Faktor endogen (internal) Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya sejak dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat padanya. Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir adalah merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam sifat dasar dari ayah dan ibu mungkin akan didapatkan dalam diri seseorang, seperti bakat, potensi intelektual dan potensi pertumbuhan tubuhnya. b. Faktor eksogen (eksternal) Faktor eksogen (eksternal) adalah semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan faktor lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi negatif maupun positif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian, termasuk pula dalam hal kemandiriannya. Pengukuran Kemandirian Belajar a) Percaya Diri Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005: 85) menyebutkan bahwa “ percaya kepada diri sendiri berarti yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapan-harapannya)”. b) Disiplin Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri atau kepatuhan seseorang untuk mengikuti bentuk-bentuk aturan atas kesadaran pribadinya, disiplin dalam belajar merupakan kemauan untuk belajar yang didorong oleh diri siswa sendiri. Dalam penelitian ini, disiplin siswa dapat diamati dari tingkah laku yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Disiplin siswa pada proses pembelajaran dapat diamati berdasarkan lima aspek yaitu kriteria siswa dalam hal: a. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan b. Semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran c. Komitmen yang tinggi terhadap tugas d. Mengatasi kesulitan yang timbul pada dirinya e. Kemampuan memimpin c) Inisiatif Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005: 395)“ inisiatf adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta”. Menurut Wollfock (dalam Mardiyanto, 2008: 23) “Inisiatif adalah kemampuan individu dalam menghasilkan sesuatu yang baru atau asli atau suatu pemecahan masalah ”. 1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
Ciri-ciri orang yang inisiatif menurut Sund (dalam Slameto, 2003: 147) adalah sebagai berikut: 1. Hasrat keingintahuan yang besar 2. Bersikap terbuka dalam pengalaman baru 3. Panjang akal 4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti 5. Cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit 6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan 7. Memiliki dedikasi bergairah secara aktif dalam melaksanakan tugas 8. Berfikir fleksibel 9. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban yang lebih banyak. Berkaitan dengan beberapa defenisi dari para ahli di atas, maka pengertian inisiatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya dalam usaha memecahkan suatu masalah. d) Tanggung Jawab Menurut Zimmerer dalam Ikaputera Waspada (2004: 6) mengungkapkan ciri-ciri orang yang memiliki sikap tanggung jawab sebagai berikut: 1. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau pekerjaannya 2. Mau bertanggung jawab energik 3. Berorientasi ke masa depan 4. Kemampuan memimpin 5. Mau belajar dari kegagalan 6. Yakin pada dirinya 7. Obsesi untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dalam penelitian ini tanggung jawab siswa dapat dilihat selama proses pembelajaran mata pelajaran geografi yang diamati berdasarkan lima aspek yaitu: 1. Keikutsertaan melaksanakan tugas yang diberikan kelompok 2. Keikutsertaan dalam memecahkan masalah 3. Kepedulian terhadap kesulitan selama anggota kelompok 4. Keikutsertaan dalam membuat laporan kelompok 5. Keikutsertaan dalam melaksanakan presentasi hasil diskusi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kesadaran diri yang digerakkan oleh diri sendiri serta bertanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator dari kemandirian belajar adalah Percaya diri, disiplin, inisiatif, dan tanggung jawab.
Prestasi Belajar Menurut Arifin (2012: 12) prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Mendapatkan suatu prestasi tidaklah semudah yang dibanyangkan, karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. 1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
Menurut Syah (2003: 141) bahwa prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai hasil dari melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya atau tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program, sedangkan menurut Syaiful (dalam Wiyono 2003: 29), menyatakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum. Menurut Sujadna (2009:6) prestasi adalah kemampuan yang dimiliki siswa, setelah ia menerima pengalaman belajar. Menurut Suryabrata (dalam Untari, 2002: 297) mengartikan prestasi belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau prestasi belajar siswa selama waktu tertentu. Berdasarkan dari beberapa pengertian prestasi belajar diatas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam bentuk simbol atau angka-angka. Fungsi Prestasi Belajar Menurut Syah (2003: 14) prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan karena mempunyai beberapa fungsi utama antara lain: a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk keinginan anak didik dalam suatu program pendidikan. c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan. d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat. e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan, karena dalam dunia pendidikan tidak sedikit siswa yang mengalami kegagalan. Kadang ada siswa yang memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi, tapi dalam kenyatannya prestasi yang dihasilkan dibawah kemampuannya. 1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
Menurut Syah (2003: 15-16) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: a) Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari diri si pelajar, mencakup: (1) faktor-faktor fisiologis (keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi aktifitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah, (2) faktor-faktor psikologi (kecerdasan siswa/intelegensi siswa, semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar dan motivasi, para ahli psikologi mendefenisikan motivasi sebagai proses dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat). b) Faktor eksternal, mencakup: (1) faktor-faktor non sosial (keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar, metode pengajaran), (2) faktor-faktor lingkungan sosial, (3) lingkungan sosial masyarakat (lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa), (4) lingkungan sosial keluarga. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator dari prestasi belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran di kelas yaitu nilai hasil ulangan semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian korelasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo pada Siswa Kelas XI IPS. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 selama ± 3 bulan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan. Minggu pertama dan kedua pada bulan April peneliti mulai melakukan uji coba instrumen pada kelas XI IPS3. Pada minggu ketiga bulan April peneliti melakukan penelitian dengan memberikan angket pada masing-masing kelas XI IPS setiap kali pertemuan. Selanjutnya peneliti mulai mengolah data hasil penelitian. Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi target anggota populasi adalah siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gorontalo, yang berjumlah 138 siswa yang terdiri dari 4 kelas. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan jumlah sampel sebesar 25% dari total populasi yang berjumlah 138 orang. Jadi jumlah sampel keseluruhan adalah 35 siswa.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional yang dalam pelaksanaannya peneliti memberikan angket pada masing-masing kelas XI IPS untuk mengambil data kemandirian belajar (variabel X), sedangkan pada prestasi belajar (variabel Y), peneliti mengambil hasil dokumentasi berupa nilai rapor pada semester ganjil. 1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
Adapun desain penelitian ini adalah regresi korelasi dengan analisis jalur yang dapat digambarkan dengan desain skema sebagai berikut:
X
Y
Gambar 2. Skema Hubungan Variabel X Dengan Variabel Y Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2011:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen atau bebas (Sugiyono, 2013:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dan dokumentasi prestasi belajar siswa pada semester ganjil. Validitas Reliabilitas Angket 1. Uji Validitas Angket Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 3, diperoleh hasil uji validitas angket dengan menggunakan taraf nyata α = 0.05 dan N = 35 serta dengan kriteria interval kepercayaan 95% maka harga rtabel = r(a)(n) = r(0.05)(35) = 0.334. Dengan membandingkan harga rtabel dengan harga rhitung = 0.469, seperti item angket nomor 1 yang ada pada lampiran 3, diperoleh bahwa rtabel
2
i i 2
i 1
Kriteria pengujian : i Terima hipotesis populasi berdistribusi normal, jika 2 < 2 (1- nyata = 0,05 dan sangat nyata = 0,01.
) (k - 3)
dengan taraf
2. Uji Regresi 1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
Dengan koefisien-koefisien regresi a dan b dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan: (∑ y)( ∑x2) - (∑x)( ∑xy) a= n (∑x2) – (∑x)2 n (∑xy) – (∑x)( ∑y) b= n (∑x2) – (∑x)2 3. Uji Korelasi Adapun rumus yang dipakai adalah rumus r. product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
N ∑ XY – (∑ X) (∑ Y) rxy=
√{N ∑ X
2
– ( ∑ X2)}{N ∑Y2 – ( ∑ Y)2}
4. Uji Hipotesis Rumus yang digunakan untuk uji hipotesis yaitu, menggunakan teknik uji t √ √
. Kriteria pengujian: Terima Ho, jika t (1 -½ά) < thitung< t (1 -½ά) dengan taraf kepercayaan ά = 0.01 dan ά = 0.05, serta dk = n – 2. 5. Hipotesis Statistik a) Merumuskan hipotesis statistik 1. Jika H1 : 1>0, terdapat hubungan antara X dengan Y 2. Jika H0 : 1< 0, tidak terdapat hubungan antara X dengan Y b) Kaidah pengambilan keputusan Pengambilan keputusan dengan taraf signifikasi 5% sebagai berikut: 1. Sig < 0,05 → Ho ditolak maka Ha diterima 2. Sig > 0,05 → Ho diterima maka Ha ditolak
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data Variabel N Skor Skor Rentang Median Modus 1Fifiati,
Rata-
SD
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
Min Maks X 35 93 116 Y 35 65 95 Katerangan: X = Kemandirian Belajar Siswa Y = Prestasi Belajar Siswa
23 30
103.23 82.45
rata 103,30 81,71
103.5 83,25
4,63 6.85
Data Kemandirian Belajar Siswa Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar No Kelas Interval Frekuensi % 1 93 – 96 2 5.71 2 97 – 100 8 22.86 3 101 – 104 11 31.43 4 105 – 108 10 28.57 5 109 -112 3 8.57 6 113 – 116 1 2.86 Jumlah 35 100 Rata-rata skor kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran geografi sebesar 103,30%, dalam hal ini dapat ditunjukkan bahwa terdapat sejumlah siswa yang memperoleh skor minimum sebesar 10 siswa atau 28,58%, dikategorikan kurang mandiri, dan 25 siswa atau 71,42% yang dikategorikan mandiri. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa cenderung positif lebih tinggi siswa yang mandiri. lebih jelasnya sebaran data akan disajikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar dibawah ini. 11
12
9
Frekuensi
10 8 6
5
4
4
4
2
2 0 0 92.5
0 96.5
0 100.5
0 104.5 0
108.5 0
112.5 0 116.5
108 Kelas Interval 112 Gambar 3. Histogram Kemandirian Belajar Siswa 116
1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
Data Prestasi Belajar Siswa Tabel 7. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar No Kelas Interval Frekuensi % 1 65 – 69 2 5.71 2 70 – 74 4 11.43 3 75 – 79 5 14.29 4 80 – 84 11 31.43 5 85 – 89 9 25.71 6 90 – 95 4 11.43 Jumlah 35 100 Rata-rata skor prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi sebesar 81,71%, hal ini dapat ditunjukkan dalam data prestasi belajar siswa masih terdapat sejumlah siswa yang memperoleh nilai rendah sebanyak 11 siswa atau 31,43%, ada 13 orang siswa atau 37,14% yang memperoleh nilai di atas rata-rata, dan 11 orang siswa atau 31,43% yang memperoleh nilai dibawah rata-rata. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa cenderung positif lebih tinggi siswa yang memperoleh nilai yang lebih tinggi, jelasnya sebaran data akan disajikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar dibawah ini. 11
12
9
Frekuensi
10 8 6 4
4
5
4
2
2 0 67 64.5
72 69.5
77 74.5 95.5 Kelas Interval
82 79.5
87 84.5
9289.5
108 Gambar 4. Histogram Prestasi 112Belajar Siswa
116
Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Uji Normalitas Data Variabel X Hasil untuk uji normalitas data pada variabel X (kemandirian belajar) diperoleh bahwa nilai χ²hitung = 0,441 dengan derajat kebebasan (dk) = 3 pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh χ²daftar = 7,815. Karena χ²hitung ≤ χ²daftar, maka data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal (data terlampir pada lampiran 9). Uji Normalitas Data Variabel Y Hasil pengujian normalitas data untuk variabel Y (prestasi belajar siswa) menunjukan bahwa nilai χ²hitung =2,298 dengan derajat kebebasan (dk) = 3 pada taraf nyata α 0.05, maka 1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
diperoleh χ²daftar =7,815. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa χ²hitung lebih kecil dari χ²daftar. Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal (data terlampir pada lampiran 9). Hasil Pengujian Hipotesis Mencari Persamaan Regresi Untuk mencari persamaan regresi digunakan rumus ̂ = a + bx, sehingga dari hasil penelitian (lampiran 10) diperoleh persamaan regresi adalah: ̂ = 3,60 + 0,74x. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar 1 (satu) unit pada variabel X akan diikuti oleh perubahan yang ada pada variabel Y sebesar 0,74 pada konstanta 3,60. Maksudnya adalah setiap unit variabel X (kemandirian belajar) akan memberikan hubungan setiap indikator yang ada pada variabel Y (prestasi belajar siswa) sebesar 0,74. Hal ini mengandung pengertian bahwa setiap kenaikan satu skor kemandirian belajar akan diikuti kenaikan skor prestasi belajar sebesar 0.74 unit pada kostanta 3.60. Uji Linearitas dan Keberartian Persamaan Regresi Hasil pengujian linearitas dan keberartian persamaan regresi yang menggambarkan hubungan linear apakah berarti atau tidak, digunakan tabel ANAVA sebagai berikut: Tabel 8. Daftar Analisa Varians (ANAVA) Sumber Ftabel Dk JK RJK Fhitung Varians Total 225850 35 Regresi (a) Regresi (b/a)
1 1
224000 455.10
224000 455.10
Residu
33
1394.90
42.27
Tuna Cocok
16
546.98
34.19
17
847.92
49.88
Kekeliruan
10.77
4.15
0.69
2.29
Keterangan:
Fhitung uji linieritas = 0.69 Fhitung uji keberartian = 10.77 Berdasarkan tabel diatas, diperoleh bahwa linearitas persamaan regresi, diperoleh harga Fhitung = 0,69 pada taraf nyata α = 0.05 dan dk pembilang = 16 dan dk penyebut = 17, diperoleh F(0.99)(16.17) = 2.29. Kriteria pengujian yaitu Fhitung < Fdaftar, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa regresi linear Y atas X dengan persamaan Ŷ = 3,60 + 0,74x dapat diterima pada taraf nyata α = 0,05. Persamaan regresi tersebut bermakna bahwa setiap terjadi perubahan (peningkatan atau penurunan) pada kemandirian belajar sebesar 3,60 akan diikuti perubahan rata-rata sebesar 0,74 prestasi belajar siswa. Kemudian untuk pengujian keberartian regresi diperoleh harga Fhitung=10,77 pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 33, diperoleh F (0,99)(1,33) = 4.15. Kriteria pengujian ternyata Fhitung > Fdaftar, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Ŷ = 3.60 + 0.74x adalah berarti dan dapat diterima. Hal ini mengandung pengertian 1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
bahwa setiap kenaikan satu skor kemandirian belajar akan diikuti kenaikan skor prestasi belajar sebesar 0.74 unit pada kostanta 3.60. Analisis Korelasional Jika garis regresi dari sekumpulan data pengamatan berbentuk linear, maka dapat ditentukan derajat hubungan antara variabel X dan Y melalui koefisien korelasi (r). Dari hasil perhitungan pada lampiran 9, maka diperoleh koefisien korelasi sebesar = 0,50. Dari hasil ini, maka koefisien determinasinya adalah 0,2500 atau 25%, yang berarti bahwa hubungan yang ditimbulkan oleh kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi adalah 25%, sedangkan sisanya 75% prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdesain dalam penelitian. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa thitung sebesar 3,317 sedangkan daftar distribusi tdaftar pada taraf nyata α = 0,01 diperoleh kriteria pengujian t(1-½α) (n-2), maka t(1 – 0.025)(33)= 2,042. Dari hasil perhitungan, thitung lebih besar dari ttabel, yaitu (3,317>2,042). Selanjutnya pada daftar distribusi taraf nyata α = 0,05 diperoleh kriteria pengujian t(1-½α) (n-2), maka (0,975)(33)= 2,042. Hal ini dinyatakan sama, bahwa harga thitung lebih besar dari tdaftar (3,317>2,042), sehingga diperoleh kesimpulan yang sama bahwa koefisien korelasinya benar-benar positif. Pembahasan Berdasarkan penjelasan dan deskripsi hasil penelitian, maka diperoleh hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa. Maka, langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis yang telah ditetapkan, pertama-tama peneliti mengadakan pengujian normalitas data yang telah terkumpul dari responden. Selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi, sehingga dalam penelitian ini diperoleh persamaan regresi, yaitu Ŷ = 3.60 + 0.74x. Model regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor kemandirian belajar akan diikuti oleh naikknya skor prestasi belajar siswa sebesar 0,74 unit pada kostanta 3,60, semakin meningkat kemandirian belajar siswa maka semakin meningkat pula prestasi belajar siswa. Untuk mengukur derajat hubungan antara variabel X (kemandirian belajar) dan variabel Y (prestasi belajar siswa), maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien korelasi. Hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar r = 0,50 dengan koefisien determinasi sebesar r2 = 0,2500 atau 25% variasi yang terjadi pada prestasi belajar dapat dijelaskan oleh kemandirian belajar siswa, sebagai langkah terakhir adalah pengujian keberartian koefisien dari thitung berada di luar daerah perhitungan Ho dan Ha diterima, sedangkan sisanya sebesar 75 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa mempunyai hubungan positif dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi untuk kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gorontalo. Hal ini mengandung pengertian bahwa semakin baik kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi pula prestasi yang dicapainya. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian hipotesis, diperoleh koefisien korelasi sebesar r = 0,50 dengan determinasi r2 = 0,2500 atau 25%. Artinya variabel kemandirian belajar (X) memberikan kontribusi sebesar 25% terhadap prestasi belajar siswa 1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd
(Y), sedangkan 75% masih ditentukan variabel lain, sehingga diperoleh persamaan regresi Ŷ = 3.60 + 0.74x berarti dan dapat diterima. Hal ini mengandung pengertian bahwa setiap kenaikan satu skor kemandirian belajar akan diikuti kenaikan skor prestasi belajar sebesar 0.74 unit pada kostanta 3.60. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda karya. Arikunto, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Astuti, Dwi. 2005. Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Kemandirian Guru Dalam Belajar Pada Guru Kelas Xi Sma Negeri Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2005/2006, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Depdikbud, Ahmadi,Uhbiyati. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka. Diknas, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Purwanto, 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Tarsito Setiawan, Yasin. 2007. Perkembangan Kemandirian Seorang Anak. Jakarta: Posted by. Edratna.
Sudjana, Nana. 2009. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif R Dan D. Bandung: Penerbit Alfa Beta. Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tahar,I., dan Enceng. 2006. Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar Pada pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Vol. 7(2): 91-101 Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pusaka. Yamin, M. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: GP Pres.
Zimmerman, B. 2000. Self-Regulated Learning From Teaching to Self-Reflective Practice. New York: Guildford.
1Fifiati,
451411069, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, 2Prof. Dr. Enos Taruh, S.Pd, M.Pd, 3Dr. Sunarty S. Eraku, S.Pd, M.Pd