KEMAMPUAN MEMERANKAN DRAMA SISWA KELAS XI SMA N 1 SIBERUT UTARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN
ARTIKEL ILMIAH
EFENDI NPM. 09080005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
KEMAMPUAN MEMERANKAN DRAMA SISWA KELAS XI SMA N 1 SIBERUT UTARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN Oleh Efendi 1, Iswadi Bahardur, M.Pd 2, Titiek Fujita Yusandra, M.Pd 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut (1) kurangnya rasa pecaya diri siswa dalam bermain drama (2) kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran memerankan drama ditinjau dari penggunaan lafal, intonasi, gestur dan ekspresi (3) siswa kesulitan dalam menghafal naskah drama. (4) kurangnya buku-buku penunjang tentang pembelajaran drama. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian ini kelas XI SMA N 1 Siberut Utara yang terdaftar pada tahun 2013/2014. Dari hasil yang diperoleh berdasarkan in dikator,maka dapat diambil kesimpulan nilai rata-rata siswa pada indikator 1 atau kemampuan dalam indikator aspek lafal diperoleh mean (M) 71.67 berada pada lebih dari cukup (LDC). Pada indikator 2 atau kemampuan siswa dalam indikator aspek intonasi diperoleh mean(M) 63.33% berada pada cukup (C). Pada indikator 3 atau kemampuan siswa dalam aspek indikator gestur diperoleh mean (M) 60 berada pada cukup (C). Pada indikator 4 atau kemampuan siswa dalam aspek indikator ekspresi diperoleh mean (M) 64.16 berada pada cukup (C). Kata Kunci: Kemampuan, Memerankan Drama, Teknik Pemodelan
KEMAMPUAN MEMERANKAN DRAMA SISWA KELAS XI SMA N 1 SIBERUT UTARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN Oleh Efendi 1, Iswadi Bahardur, M.Pd 2, Titiek Fujita Yusandra, M.Pd 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRACT This research is motivated by the following ( 1 ) lack of confidence in the students roleplay ( 2 ) lack of understanding of students ' learning in terms of the use of drama plays pronunciation , intonation , gestures and expressions ( 3 ) students' difficulties in memorizing plays. ( 4 ) lack of supporting books about teaching drama . This research is descriptive quantitative method . This study population class XI SMA N 1 North Siberut registered in 2013/2014 . From the results obtained by in it collects , it can be concluded students' average score on the indicator 1 or indicators of aspects of pronunciation ability in the mean ( M ) 71.67 was more than enough ( LDC ) . In the second indicator or indicators of students' skills in intonation aspects of the mean ( M ) 63.33 % at the pretty ( C ) . In 3 indicators or indicators of students' skills in aspects of gestures the mean ( M ) 60 are in fairly ( C ) . At 4 indicators or indicators of students' skills in aspects of the expression of the mean ( M ) 64.16 are on enough ( C ) . Keywords : ability , Drama Acting , Modelling Techniques
PENDAHULUAN Salah satu dari keempat aspek keterampilan berbahasa yang penting dikuasai siswa adalah keterampilan berbicara. Dengan keterampilan berbicara siswa dapat mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, perasaan, dan gagasan. Dengan terampilnya siswa berbicara di depan umum maka rasa percaya diri siswa akan terlatih. Dalam proses pencapaian kemampuan tersebut guru turut berperan penting. Tugas guru yaitu sebagai fasilitator di dalam kelas untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang kaidah kebahasaan dan nonkebahasaan. Kemampuan memerankan drama merupakan salah satu bentuk pembelajaran sastra di sekolah, khususnya tingkat SMA. Tuntutan pencapaian kompetensinya adalah siswa mampu memerankan tokoh dalam drama. Dalam memerankan tokoh tersebut siswa dituntut untuk mampu menggunakan lafal, intonasi, gestur dan ekspresi dengan tepat. Keterampilan berbicara, khususnya bermain drama terdapat dalam standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Standar kompetensi terkait dengan keterampilan tersebut adalah Standar Kompetensi (SK) ke 6. SK. Ke 6 tersebut adalah memerankan tokoh dalam pementasan drama. Kompetensi Dasar (KD) 6.1 menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik, sesuai watak tokoh. Berdasarkan standar isi tersebut jelaslah bahwa keterampilan berbicara dalam ranah sastra merupakan materi yang wajib diajarkan kepada siswa. Berdasarkan observasi dan wawancara di SMA Negeri 1 Siberut Utara ditemukan permasalahan terkait dengan pengajaran keterampilan berbicara dalam ranah sastra. Permasalahan tersebut dinyatakan oleh salah seorang guru bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri 1 Siberut Utara. Permasalahan tersebut diantaranya. (1) kurangnya rasa pecaya diri siswa dalam bermain drama (2) kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran memerankan drama ditinjau dari penggunaan lafal, intonasi, gestur dan ekspresi (3) siswa kesulitan dalam menghafal naskah drama. (4) kurangnya buku-buku penunjang tentang pembelajaran drama. Selanjutnya menurut pernyataan siswa, masalah yang ditemukan adalah dalam pengajaran drama guru cenderung menggunakan metode ceramah. Metode tersebut tidak menumbuhkan proses kreatif pada siswa dalam pembelajaran memerankan tokoh dalam drama. Akibatnya siswa tidak memiliki kemampuan bermain drama dengan baik. Hal itu terbukti dari rata-rata nilai evaluasi belajar siswa yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah. Pihak sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 sedangkan nilai rata-rata siswa hanya 60. Berdasarkan permasalahan tersebut, guru perlu menggunakan teknik yang kreatif dalam pembelajaran drama. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam memerankan drama adalah dengan menggunakan teknik pemodelan. Teknik pemodelan merupakan salah satu alternatif dalam pembelajaran drama yang dapat diterapkan oleh guru di sekolah. Teknik pemodelan berfungsi sebagai media pembelajaran, baik dalam pengajaran drama maupun dalam mengajarkan keterampilan yang lain. Pada penelitian ini teknik pemodelan juga dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman siswa khusunya dalam pembelajaran memerankan drama ditinjau dari penggunaan lafal, inonasi, gestur dan ekspresi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasa penting untuk meneliti“ kemampuan Memerankan Drama Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Siberut Utara dengan menggunakan teknik pemodelan ditinjau dari penggunaan lafal, intonasi, gestur dan ekspresi”
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dikatakan kuantitatif karena data yang dikumpulkan berupa angka-angka dan dianalisis dengan rumus statistik. Angka dalam penelitian ini merupakan skor kemampuan memerankan drama dengan menggunakan teknik pemodelan. Menurut Arikunto (2006:12) penelitian kuantitatif menggunakan angka, mulai dari penggumpulan data, penafsiran terhadap data-data, serta penampilan dari hasilnya. Dalam penelitian deskriptif, data yang digunakan dalam bentuk nilai yang dilakukan dalam bentuk menampilkan, menyusun, mengklasifikasikan, serta menganalisis data. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Siberut Utara yang terdaftar pada tahun 2013/2014 berjumlah 120 siswa yang tersebar dalam 5 kelas. Sampel merupakan bagian dari populasi. Penelitian ini dilakukan pada hari senin tanggal 10 Februari 2014. Penelitian ini memiliki satu variabel yaitu kemampuan memerankan drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Siberut Utara dengan menggunakan teknik pemodelan. Data penelitian ini berupa skor hasil tes unjuk kerja siswa memerankan drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Siberut Utara dengan teknik pemodelan ditinjau dari penggunaan lafal, intonasi, gestur dan ekspresi. Instrumen pada penelitian ini adalah tes dan alat rekam. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah lembaran pengamatan (rubrik). Lembaran pengamatan tersebut memuat aspek-aspek yang dinilai, yaitu (a) lafal, (b) intonasi, untuk kebahasaan, (c) gestur dan ekspresi yang tepat untuk nonkebahasaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Bardasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kemampuan memerankan drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Siberut Utara dengan menggunakan teknik pemodelan, dapat disimpulkan bahwa kemempuan memerankan drama berada pada taraf kualifikasi Cukup (C) dengan nilai rata-rata 65.62 berada pada rentangan 56--65%. Dari hasil yang diperoleh berdasarkan indikator, maka dapat diambil kesimpulan nilai rata-rata siswa pada indikator 1 atau kemempuan dalam indikator aspek lafal diperoleh mean (M) 71.67% berada pada rentangan 66—75% berada pada Lebih dari cukup (LDC). Pada indikator 2 atau kemampuan siswa dalam indikator aspek Intonasi diperoleh mean (M) 63.33% berada pada rentangan 56--65% berada pada Cukup (C). Pada indikator 3 atau kemampuan siswa dalam indikator aspek Gestur diperoleh mean (M) 60% berada pada rentangan 56--65% berada pada Cukup (C). Pada indikator 4 atau kemampuan siswa dalam indikator aspek Ekspresi diperoleh mean (M) 64.16% berada pada rentangan 56--65% berada pada Cukup (C). Dari hasil penelitian dan analisis data diketahui bahwa kemampuan memerankan drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Siberut Utara dengan menggunakan teknik pemodelan untuk indikator lafal terbagi atas tiga kualifikasi yaitu sempurna, baik dan kurang. Kedua, siswa yang mendapat nilai baik sebanyak 11 orang (45.83%). Hal ini disebabkan karena siswa ini melakukan 1 kesalahan dalam melafalkan dialog drama. Ketiga, siswa yang mendapat nilai kurang sebanyak 1 orang (4.17%). Hanya satu orang yang mendapat nilai kurang. Dari hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kemampuan siswa dalam memerankan drama dari segi indikator intonasi berada pada kualifikasi sempurna, dan kurang. Kedua, siswa yang mendapat nilai kurang sebanyak 4 siswa (16.67%). Empat siswa yang mendapatkan nilai kurang tersebut disebabkan karena melakukan tiga kesalahan penempatan intonasi dalam dialog drama. Dari hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kemampuan siswa dalam memerankan drama dari segi indikator gestur berada pada kualifikasi sempurna dan baik. Kedua, siswa yang mendapat nilai baik sebanyak 2 orang (8.33%). Hal itu dikarenakan siswa ini melakukan 1 kesalahan penggunaan gestur dalam memerankan drama. Dari hasil penelitian dan analisis data,
diperoleh kemampuan siswa dalam memerankan drama dari segi indikator ekspresi berada pada kualifikasi sempurna dan baik. Kedua, siswa yang mendapat nilai baik sebanyak 6 orang (25%). KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian tentang kemampuan memerankan drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Siberut Utara dengan menggunakan teknik pemodelan, kemampuan memerankan drama berada pada taraf kualifikasi cukup (C) dengan nilai rata-rata 65.62 berada pada rentangan 56—65%. maka dapat diambil kesimpulan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang menggunakan teknik pemodelan lebih meningkat. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut. Pertama, kepada siswa, agar meningkatkan kemempuan memerankan drama khususnya dalam menggunakan dan memperhatikan aspek lafal, intonasi, gestur dan ekspresi. Kedua, kepada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Siberut Utara dituntut untuk lebih banyak bermaian drama, khususnya memerankanya agar ssterampil bermaian drama. Ketiga, bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar menempatkan strategi dan teknik-teknik yang tepat dalam memberikan pelajaran, khususnya dalam memerankan drama sehingga siswa termotivasi, menjadikan pembelajaran drama sesuatu yang disenangi dan digemari, bukan sesuatu yang harus ditakuti.
KEPUSTAKAAN Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. ”Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia” (Buku Ajar). Padang: FBSS UNP. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.