KELOMPOK TUTORIAL 5 SKENARIO 3 Blok 21
Tutor : dr. Rita Halim Anggota : Titi Wulandari
(G1A108007)
Erick G Sirait
(G1A108008)
Rahmawati Risna
(G1A108043)
Nyimas Gus Febriani
(G1A108044)
Erwin Kamaruddin S A
(G1A108045)
Siti Annisa Nurfathia
(G1A107013)
Pradinasetia
(G1A108014)
Ana Rofiatul Mar’ah
(G1A108040)
Harlan Kasyfil Aziz
(G1A108088)
Nur Azizah El Aminy
(G1A108089)
Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi 2010/2011
SKENARIO dr. R sudah dua tahun menjalankan sebuah praktek dokter keluarga di Kabupaten Mendalo. Selama disana , dr. R memiliki reputasi yang baik di kabupatennya karena caranya menangani pasien yang tidak hanya baik dari segi medis tetapi juga keterampilan lain. Misalnya, dr.R dapat memberikan konseling mengenai masalah kesehatan, mampu menganalisis situasi pasien dan keluarganya dan tidak enggan melakukan kunjungan rumah. Hari ini dr. R mengunjungi rumah seorang ibu berusia 65 tahun yang menderita diabetes melitus, untuk menjelaskan peranan keluarganya dalam penanganan penyakitnya. Keywords : Konseling, Home Visit, Merujuk Pasien, Analisis Situasi Kesehatan, Pilar C Ilmu Kedokteran Keluarga.
KLARIFIKASI ISTILAH 1. Praktek dokter keluarga : Pelayanan medis yang diselenggarakan oleh dokter keluarga yang komprehensif, continue, mengutamakan pencegahan, koordinatif, kolaboratif dan berorientasi pada individu dan keluarga.1 2. Merujuk : Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pengelolaan suatu kasus penyakit dan ataupun masalah kesehatan secara vertikal, dalam arti antarsarana pelayanan kesehatan yang berbeda stratanya, atau secara horizontal, dalam arti antarsarana pelayanan kesehatan yang sama stratanya.2 3. Konseling : Proses komunikasi yang terdiri dari konselor dan konseli yang peduli terhadap masalah orang lain, memfasilitasi pasien untuk lebih paham terhadap masalah dan dapat memilih tindakan yang akan dilakukan.4 4. Kunjungan rumah
:
Kedatangan petugas ke rumah pasien untuk mengenal kehidupan pasien dan memberi pertolongan sesuai kebutuhan pasien.1 5. Keluhan : hal yang membuat pasien datang ke dokter.3
2
IDENTIFIKASI MASALAH 1. dr. R sudah dua tahun menjalankan sebuah praktek dokter keluarga di Kabupaten Mendalo. Selama disana , dr. R memiliki reputasi yang baik di kabupatennya karena caranya menangani pasien yang tidak hanya baik dari segi medis tetapi juga keterampilan lain. 2. Misalnya, dr.R dapat memberikan konseling mengenai masalah kesehatan, mampu menganalisis situasi pasien dan keluarganya dan tidak enggan melakukan kunjungan rumah. 3. Hari ini dr. R mengunjungi rumah seorang ibu berusia 65 tahun yang menderita diabetes melitus, untuk menjelaskan peranan keluarganya dalam penanganan penyakitnya.
Tabel identifikasi masalah No
Objective
Expected
Concern
1
I
Senjang
√√√
2
II
Senjang
√√
3
III
Senjang
√√
3
ANALISIS MASALAH
I 1. Apa saja bentuk – bentuk praktek doga ? Jawab
::
Ada 3 macam : a. Sebagai bagian dari pelayanan Rumah Sakit (Hospital Based) b. Sebagai Pelayanan di Klinik Dokter Keluarga (Family Clinic). Praktek mandiri (solo practice) dan bersama – sama dalam satu kelompok (group practice). c. Sebagai dokter keluarga di praktek dokter keluarga (Family Practice).
2. Apa saja pelayanan yang dapat diberikan dalam praktek doga ? Jawab
::
a. Rawat jalan. b. Rawat jalan, kunjungan dan perawatan Pasien dirumah. c. pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan Pasien di rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.
3. Apa saja tujuan dan manfaat dari praktek doga ? Jawab
::
Manfaat pelayanan DOGA: 1 a. penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanyakeluhan yang disampaikan. b. pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan. c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah, d. pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya. e. Data tentang keshtan, keadaan social akan lebih lengkap. f. Mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.
4
g. penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang lebih sederhana, tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan. h. mencegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang memberatkan biaya kesehatan.
Tujuan Umum pelayanan DOGA :Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga. Tujuan Khususpelayanan dokter keluarga :Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif dan efisien.
4. Kompetensi apa yang harus dimiliki oleh doga ? Jawab
::
Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah: 1. Kompetensi Dasar a. Keterampilan Komunikasi Efektif b. Keterampilan Klinis Dasar c. Keterampilan menerapkan dasar – dasar ilmu biomedis, ilmu klinis, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinasi, dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer. e. Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi f. Mawas diri dan pengembangan diri / belajar sepanjang hayat g. Etika, moral , dan profesionalisme dalam praktik 2. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama a. Bedah b. Penyakit dalam c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan d. Kesehatan Anak e. THT f. Mata
5
g. Kulit dan Kelamin h. Psikiatri i. Saraf j. Kedokteran Komunitas 3. Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut a. Keterampilan melakukan “ health screening “ b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut c. Membaca hasil EKG d. Membaca hasil USG e. BTLS, BCLS, dan BPLS 4. Keterampilan Pendukung a. Riset b. Mengajar kedokteran keluarga 5. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif 6. Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis a. Manajemen klinik dokter Indonesia
5. Apa saja keluhan yang lazim ditemukan dalam praktek doga ? Jawab :: Keluhan yang lazim ditemui pada tingkat pelayanan primer adalah : 4 a. Kelelahan, Penurunan berat badan, Demam, Dyspepsia,Sesak napas, Batuk, Radang tenggorokan, Nyeri dada, Diare, Konstipasi, Muntah, Nyeri abdomen, RuamNyeri punggung, Nyeri sendi, Meriang/menggigil, Sakit kepala, Insomnia, Bayi menangis tak henti, Mata merah
6. Apa saja fasilitas yang tersedia dalam praktek doga ? Jawab :: 1. Peralatan medis
Rutin o Termometer o Tensimeter o Pengukur berat dan tinggi badan
6
o Stetoskop o Penekan lidah o Senter/lampu kepala o Spekulum hidung o Diagnostic set
Khusus o Otoskop o Optalmoskop o Glukometer
Penunjang o Laboratorium klinik o EKG o USG o Pemeriksa visus o Pemeriksa buta warna o Ronsen
Kedaruratan o Oksigen + regulator o Nebulizer o Semprit dari berbagai ukuran o Jarum suntik dari berbagai ukuran o Perangkat infus o Minor set
2. Peralatan non medis
Bangunan (mungkin sewa)
Rekam medis
Ruangan o Untuk kegiatan medis o Untuk kegiatan non-medis
Sarana komunikasi
Sarana administrasi
7
II 1. Apa manfaat konseling? Jawab
::
Manfaat konseling adalah : 1 a. meningkatkan pemahaman pasien tentang dirinya serta masalah kesehatan yang sedang dihadapinya. b. meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam menghadapi penyakit yang sedang diderita. c. meningkatkan kemandirian pasien dalam menghadapi penyakit yang sedang diderita.
2. Bagaimana tata cara melakukan konseling ? Jawab
::
Tata cara pelayanan konseling adalah : 1 1. Menyampaikan salam (greet) 2. Mengajukan pertanyaan dan menilai (ask and assess) 3. Menyampaikan uraian sesuai dengan kebutuhan pasien (tell) 4. Membantu pasien mengambil keputusan (help) 5. Menyampaikan penjelasan selengkapnya tentang berbagai aspek yang terkait dengan keputusan yang telah diambil (explain) Menyelenggarakan pelayanan kedokteran yang sesuai dengan cara penyelesaian masalah yang telah diputuskan oleh pasien (refer ataupun return) 3. Apa saja jenis – jenis konseling? Jawab
::
a.
Konseling langsung (direct counceling)
b.
Konseling tidak langsung (nondirect counceling)
4. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi konseling (hambatan dan keberhasila) ? Jawab
::
Faktor yang mempengaruhi konseling adalah : 1 a. Sarana ( ruangan yang terjaga privasinya, nyaman, tidak terlalu panas atau dingin, tidak terlalu ramai atau bising)
8
b. Suasana (suasana yang baik dapat membantu munculnya kepercayaan dan keterbukaan pasien terhadap dokter) c. Pelaksana 5. Bagaimana langkah – langkah konseling ? Jawab : 1. Relationship Building (membangun hubungan/ bina rapport) 2. Exploration and Understanding (menggali informasi dan memahaminya) 3. Rational Discussion (berdiskusi secara rasional) a. Problem definition and assessment (Mendefiniskan permasalahan dan menilainya). b. Therapeutic goal setting and implementation (menentukan tujuan pengobatan dan pelaksanaannya) Termination and evaluation (memutuskan dan mengevaluasi) 6. Apa saja tehnik – tehnik konseling ? Jawab : Teknik konseling yang dibutuhkan dalam pelayanan primer yaitu : 4 •
Background (mecari hal-hal yang menjadi latarbelakang masalah pasien)
•
Affect (menanyakan hal-hal yang mungkin mempengaruhi kondisi pasien)
•
Troubling (mencari prioritas masalah pasien)
•
Handling (menanyakan bagaimana cara pasien selama ini dalam mengahadapi permasalahan yang sulit)
•
Empahty (mengekspresikan bahwa konselor memahami kondisi/masalah pasien dan menunjukkan kepedulian konselor pada konseli)
Beberapa hal yang dapat membantu konselor saat melakukan konseling dengan teknik BATHE pada pasien dengan masalah emosional dan psikologis : 4
Support (memberikan dukungan dengan menyatakan bahwa banyak orang yang mampu menghadapi masalah yang sama sperti pasien)
Objectivity (mendorong pasien untuk bisa melihat masalahnya secara realistis)
Acceptance (tidak menghakimi tapi siap menerima segala kemungkinan)
9
Present Focus (mendorong pasien untuk lebih focus
pada hal-hal yang telah ada,
membantu untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi dan mengevaluasi perubahan perilaku yang lebih bermanfaat serta mendorng untuk selalu optimis).
7. Bagaimana menghadapi pasien yang tidak kooperatif dalam konseling ? Jawab :: a. Tetap tenang b. Jangan menghindar c. Pasien duduk kita duduk / bicarakan baik – baik d. Gunakan panggilan yang tepat untuk pasien e. Pahami pasien f. Perhatian g. Gunakan bahasa yang baik tidak dengan emosional h. Dengarkan dengan baik i. Jangan ikutan marah j. Jangan menyentuh pasien atau keluarga pasien k. Menolak pasien jika pasien tidak bisa diatasi l. Menjauh dari keadaan tersebut m. Jangan menghakimi n. Tunjukan bahwa kita yang memiliki kekuasaan
8. Apa perbedaan antara konseling dengan konsultasi ? Jawab :: Perbedaan konsultasi dan konseling adalah : 1 KONSULTASI
KONSELING
Dapat dilakukan dalam bentuk tatap dilakukan dalam bentuk tatap muka muka langsung ataupun tidak langsung langsung (misalnya via telepon)
Hubungan dokter-dokter yang lebih ahli Hubungan dokter-pasien atau dokter-pasien
9. Apa yang dimaksud dengan konsultasi ?
10
Jawab :: a. Konsultasi adalah upaya memintakan bantuan profesional penanganan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli.1 b. Konsultasi adalah suatu situasi dimana seorang pasien mencari informasi, nasehat, maupun penatalaksanaan medis dari seorang dokter . 4
10. Bagaimana tata cara konsultasi ? Jawab :: Tata cara melakukan konsultasi formal antara dokter-dokter yang lebih ahli mencakup beberapa langkah sebagai berikut :
5
a. Alasan dilakukannya konsultasi harus dijelaskan selengkap-lengkapnya kepada pasien. b. Dokter yang melakukan konsultasi harus berkomunikasi secara langsung dengan dokter tempat konsultasi. c. keterangan tentang pasien yang disampaikan pada waktu konsultasi harus lengkap, tetapi tidak berlebihan, harus disesuaikan dengan tujuan konsultasi. d. sesuai dengan ketentuan kode etik profesi, seyogianya dokter yang dimintakan konsultasi bersedia memberikan bantuan profesional yang sesuai.
Tahapan/langkah-langkah agar konsultasi antara dokter-pasien efektif adalah :
4
1. Mencari alasan yang membuat pasien datang 2. Menggali masalah lain yang dimiliki pasien 3. Memilih prioritas permasalahan pasien jika masalahnya lebih dari satu. 4. Berikan penjelasan atau pemahaman pada pasien tentang masalah yang dihadapinya. 5. Melibatkan pasien dalam pengelolaan masalahnya dan mendorongnnya untuk bisa menerima segala kemungkinan yang terjadi. 6. Gunakan waktu dan fikiran untuk memberikan yang terbaik pada pasien. Bangun atau pertahankan hubungan dengan pasien untuk membantunya mengahadapi masalah lainnya.
11. Kepada siapa konsultasi itu dilakukan ? Jawab :: konsultasi itu dilakukan antara : 6
11
a. Dokter keluarga dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman (dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan). b. Pasien dokter 12. Bagaimana kriteria seorang dokter keluarga yang baik ? Jawab :: (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981) Karakteristik Dokter Keluarga Lynn P. Carmichael (1973) 1. Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan 2. Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat 3. Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya 4. Handal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit 5. Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan penyakit. Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973) 1. Pelayanan responsif dan bertanggung jawab 2. Pelayanan primer dan lanjut 3. Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi 4. Memandang pasien dan keluarga 5. Melayani secara maksimal IDI (1982) 1. Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat 2. Pelayanan menyeluruh dan maksimal 3. Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan 4. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya 5. Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya
13. Apa manfaat home visit ? Jawab :: Manfaat kunjungan dan perawatan pasien di rumah : 1 1.dapat lebih meningkatkan pemahaman dokter terhadap pasien 2. Dapat lebih meningkatkan hubungan dokter-pasien
12
3. dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien. 3. dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien.
14. Apa dasar hukum home visit di indonesia ? Jawab :: UU praktik kedokteran no 28 2004 • Permenkes 512 ttg pelaksanaan pelaksanaan izin praktek dokter • Permenkes no 28 / 2011, tentang izin klinik • Kepmenkes 128/ 2004 tentang kebijakan pelayanan kesehatan primer
15. Apa alasan dilakukannya home visit ? Jawab : 1. Untuk lebih mengenal kehidupan pasien. 2. Untuk melakukan pertolongan kedokteran.
16. Apa saja hambatan pada home visit ? Jawab : Masalah kunjungan dan perawatan di rumah sakit : 1 1.Terbatasnya pertolongan dokter yang dapat dilakukan 2. Panggilan kunjungan rumah yang tidak di perlukan 3. Ketergantungan pasien atau keluarga yang berlebihn Untuk menghindari terjadinya masalah pertama dankedua maka dianjurkan dokter untuk memiliki data selengkap mungkin sebelum kunjungan ke rumah pasien.
17. Bagaimana cara menganalisa kesehatan pasien dan keluarganya ? Jawab :: Cara menganalisa situasi pasien dan keluarga adalah : 1. Dengan memahami konsep sistem keluarga
13
Sumber : Mc whinney IR dan freeman T. Textbook of family medicine. Edisi ke-tiga. New York: Oxford University Press. 2009.
2. Stabilitas keluarga (Homeostatis)
Apakah yang dilakukan keluarga untukmempertahankan kehidupan keluarga & perlindungan untuk anggota keluarganya ?
Bila
terjadi
perubahan
yang
mendadakapakah
yang
terjadi
pada
stabilitaskeluarga ? 3. Perubahan pada keluarga
Bagaimana keluarga mengatasi ?
Fasilitas apa yang ada untuk mengatasi masalah ?
4. Kaitan penyakit terhadap sistem keluarga
Bagaimana pengaruh penyakit terhadapfungsi keluarga ?
Bagaimana pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya penyakit ?
14
Kondisi sebelum tindakan PERSEPSI ADANYA KELUHAN/ Perasaan yang dirasakan PENYAKIT KEBUTUHAN (NEED ASSESSMENT) ANALISA SITUASI KESEHATAN
IDENTIFIKASI • RISIKO, PERMASALAHAN DR INDIVIDU •SUMBER2 YG DAPAT DIMANFAATKAN •STATUS KLINIS PSIKOLOGIS, LABORATORIES SOSIAL SWOT terhadap faktor-faktor : • Gambaran anatomi fisik • Gambaran fungsi sistim tubuh • Gambaran psikologikal • Gambaran sosial • Gambaran kualitas kehidupan Rencana tindakan : * Menentukan Tindakan yang dilakukan target : * Mufakat Pelayanan Komprehensif (pembinaan, pencegahan, kuratif, pemulihan Evaluasi kondisi sesdh tindakan
III 1. Apa saja jenis rujukan ? Jawab
::
Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) , : 1. Rujukan Medis → untuk masalah kedokteran. Tujuan utama : menyembuhkan penyakit dan atau memulihkan status kesehatan pasien. b. Rujukan pasien c. Rujukan ilmu pengetahuan → pengiriman dokter atau tenaga kesehatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.
15
d. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium → pengiriman bahan-bahan pemeriksaan laboratorium 2. Rujukan kesehatan → untuk masalah kesehatan masyarakat tujuan utama : untuk meningkatkan derajat kesehatan dan ataupun mencegah penyakit yang ada di masyarakat. a. Rujukan tenaga → pengiriman dokter atau tenaga kesehatan untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan, atau sebaliknya untuk memperoleh pendidikan dan latihan. b. Rujukan sarana → rujukan berbagai peralatan medis dan ataupun nonmedis untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan, atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan. c. Rujukan operasional → penanggulangan masalah kesehatan masyarakat
untuk
pelayanan tindak lanjut yang diperlukan. Secara umum, menururt Mc Whinney (1981), pembagian wewenang dan tanggungjawab antara dokter keluarga dan dokter konsultan dapat dibedakan atas : 1 1. Rujukan interval Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter keluarga tidak ikut menanganinya. untuk penyakit yang cukup serius dan jangka waktu yang lama. 2. Rujukan kolateral.dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja. Misalnya, penanganan penyakit chronic glaucoma yang dilimpahkan kepada dokter spesialis mata. 3. Rujukan silang dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dekter lain untuk selamanya. 4. Rujukan terpecah dokter keluarga, sesuai dengan masalah kesehatan yang ditangani, menyerahkan wewenang dn tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan tersebut, dokter keluarga tidak ikut sampur.
16
2. Bagaimana kriteria yang akan dirujuk ? Jawab
::
Kriteria umum: 1. Pasien yang masih dapat disembuhkan 2. Pasien yang layak angkut Kriteria khusus: 1. Pasien yang belum diketahui diagnosis penyakitnya 2. Pasien yang sudah terdiagnosis tetapi fasilitas pengobatan belum memadai Penyakit yang dirujuk bisa meningkatkan kualitas hidup yang layak.
3. Apa manfaat dan tujuan dari merujuk ? Jawab
::
2.
Pengetahuan dan keterampilan dokter keluarga akan lebih meningkat Dengan mempelajari berbagai tindakan kedokteran yang telah dilakukan oleh dokter lainnya pada pelayanan rujukan yang hanya dapat dilakukan apabila dokter tempat merujuk, setelah selesai melakukan tindakan kedokteran,merujuk kembali pasien tersebut ke dokter yang melakukan rujukan.
3.
Kebutuhan
dan
tututan
kesehatan
keluarga
akan
lebih
terpengaruhi Melalui konsultasi dan rujukan, berbagai keterbatasan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh dokter keluarga akan dapat lebih dilengkapi. Tentu saja dampaknya jelas akan sangat besar terhadap pemenuhan kebutuhan dan tututan kesehatan pasien.
4. Bagaimana tata cara merujuk ? Jawab
::
Tata cara merujuk : 4 1. Jelaskan pada pasien alasan dilakukannya rujukan untuk mendapatkan second opinion atau untuk mendapatkan penatalaksanaan yang spesifik. 2. Siapkan mental pasien dan finansialnya terutama pasien yang dirujuk untuk operasi. 3. Coba sesuaikan keterampilan dan keahlian spesialistis untuk kondisi pasien dan kemampuan finansialnya. 4. Jangan merujuk pasien ke teman dekat tanpa alasan yang tepat. 5. Coba lah untuk membuat janji kepada pasien
17
6. Buatlah / tulislah surat rujukan yang baik, benar dan tepat, mencakup riwayat perjalanan penyakit yang relevan, hasil pemeriksaan laboratorium, X-Ray, USG, CTScan dan terapi yang telah diberikan serta berikan opini anda. 7. Hubungi secara langsung via telepon untuk kondisi - kondisi emergency.
5. Bagaimana karakteristik konsultasi dan rujukan ? Jawab
::
Konsultasi dan rujukan memiliki karakteristik tersendiri, yaitu : 1 1.
Ditinjau
dari
ruang
lingkupkegiatan Ruang lingkup kegiatan utama pada konsultasi adalah memintakan bantuan profesional dari pihak ketiga. Sedangkan pada rujukan adalah melimpahkan wewenang dan tanggungjawab kasus penyakit yang sedang dihadapi kepada pihak ketiga. 2.
Ditinjau dari kemampuan dokter Konsultasi pada umumnya ditujukan kepada dokter lain yang lebih berpengalaman dan atau yang lebih ahli. Sedangkan pada rujukan, kelebihan pengalaman dan atau keahlian tersebut tidak bersifat mutlak.
3. Ditinjau dari wewenang dan tanggungjawab Wewenang dan tanggungjawab konsultasi penanganan kasus penyakit tetap berada di tangan dokter yang melakukan konsultasi. Sedangkan wewenang dan tanggungjawab rujukan penanganan kasus penyakit tidak lagi berada di tangan dokter yang merujuk, tetapi telah dilimpahkan kepada dokter yang menerima rujukan. Rujukan pada pelayanan dokter keluarga mempunyai beberapa karakteristik khusus, yaitu :1 1. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pada rujukan pelayanan dokter keluarga tidak bersifat total, tetapi hanya untuk masalah penyakit yang sedang di tanggulangi saja. Sedangkan masalah penyakit lainnya atau kesehatan pasien secara keseluruhan, tetap berada di tangan dokter keluarga.
18
2. Dalam melakukan rujukan pasien dalam pelayanan dokter keluarga, pertimbangan tidak hanya atas dasar keadaan penyakit pasien saja, tetapi keadaan sosial ekonomi keluarga secara keseluruhan. Tujuan rujukan pada pelayanan dokter keluarga tidak terbatas hanya pada penyembuhan penyakit dan ataupun pemulihan status kesehatan saja, tetapi juga peningkatan derajat kesehatan dan ataupun pencegahan penyakit.
6. Apa saja hambatan dalam rujukan ? Jawab
::
1. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas inisiatif dokter serta penjelasan yang dilakukan tidak dapat meyakinkan pasien, dapat menimbulkan rasa kurang percaya pasien terhadap dokter. Yang perlu dilakukan hanyalah memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya kepada pasien tentang alasan serta maksud dilaksanakannya konsultasi dan rujukan tersebut. 2. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas permintaan pasien, dapat menimbulkan rasa kurang senang pada diri dokter. Dokter harus dapat meyakinkan pasien tentang perlu atau tidaknya konsultasi atau rujukan yang dimintakan pasien tersebut. Tetapi apabila pasien tetap meminta, dokter yang bijaksana lazimnya tidak menolak permintaan pasien. 3. Apabila dokter tempat dimintakan konsultasi tidak memberikan jawaban, melainkan mengambil alih wewenang dan tanggungjawab penanganan pasien, atau dokter tempat rujukan tidak merujuk kembali pasien tersebut setelah satu tindakan kedokteran selesai dilakukan akan menimbulkan banyak dampak negatif. 4. Apabila dokter yang melakukan konsultasi dan atau rujukan tidak sependapat dengan saran atau tindakan dokter konsultan (second opinion). Lakukan konsultasi dan atau rujukan kembali kepada dokter yang bersangkutan disertai penjelasan ketidaksepakatan tentang saran atau tindakan kedokteran tersebut. Dokter konsultan yang bijaksana lazimnya tidak akan berkeberatan mendiskusikan perbedaan pendapat tersebut. Kemudian dengan persetujuan pasien melakukan konsultasi atau rujukan kepada dokter lain, yakni dalam rangka mendapatkan saran atau pendapat yang ketiga (third opinion). 5. Apabila ada pembatas dalam melakukan konsultasi dan ataupun rujukan.
19
Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk. Mulai dari hambatan sosial budaya sampai dengan hambatan sosial ekonomi.
7. Mengapa diperlukan rujukan dan konsultasi ? Jawab :: Alasan diperlukan konsultasi dan rujukan adalah : 1 1. Karena pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran Untuk keberhasilan pelayanan kedokteran, perlulah digalang kerja sama antardokter yang dapat dilakukan melalui konsultasi dan rujukan. 2. Karena makin bervariasinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga Sebagai akibat dari makin baiknya tingkat pendidikan dan keadaan ekonomi penduduk, menyebabkan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat tampak semakin bervariasi. 3. Karena keterbatasan kemampuan dokter keluarga Setiap dokter keluarga sebagai manusia biasa juga memiliki berbagai kesibukan dan ataupun kegiatan lain, dan karenanya hampir tidak mungkin untuk selalu siap sedia memberikan pertolongan kedokteran pada setiap saatyang dibutuhkan keluarga.
8. Apa saja pilar C Ilmu Kedokteran Keluarga ? Jawab
::
PAKET C : Ketrampilan Medis Klinis dan tindakan-tindakan dalam Situasi” Khusus CA : CB : 20 keluhan lazim yg sering ditemui © Proses Komunikasi CC : Kelaianan System (GIT,Respirasi dll) © Ketrampilan Komunikasi © Ketrampilan konseling © Pegubahan prilaku © Managemne Penyakit © Kegawatdaruratan
20
KERANGKA KONSEP dr. Q seorang dokter keluarga
Membuka Praktek Dokter Keluarga
Memiliki keterampilan medis
Memiliki keterampilan non medis
Home visit
Konseling
Konsultasi dan rujukan
HIPOTESIS “ dr. R seorang Dokter Keluarga yang memiliki keterampilan medis dan non medis ( konseling, konsultasi, rujukan ) yang baik serta melakukan Home Visit”
21
SINTESIS Konseling Pasien dalam Kedokteran Keluarga 3 tahapan konseling :
Building Relationship
Exploration dan understanding
Rational discussion
Yang termasuk dalam building relationship ialah -
Siap menerima psaien
-
Mendengarkan dg serius keluhan pasien
-
Berudaha mengerti apa yg dirasakan pasien
-
Menyusun, merefleksikan dan menyimpulkan apa yg sudah pasien sampaikan
Tujuan dilakukannya exploration dan understanding dalam konseling : -
Agar pasien apat mengetahui dg baik dirinya, msalah dan situasi yg dia alami skrg.
-
Mmbntu pasien dlm mmechkan maslah yg dihadapinya dg rational
3 tahapan dalam rational discussion ialah : -
Mendefinisikakn masalah pasien
-
Menntukan tujuan pengobatan dan impl;ementasinya
-
Melaukan evaluasi dan keputusan
Pendengar yg baik ialah jika •
Accepting, patient, caring, sympathetic, concerned, discreet, understanding, respectful, knowledgeable, encouraging, tolerant, warm, kind, and trustworthy
Hambatan menjdi pendengar yg baik ialah : -
Tidak sabar,
-
terlalu cpt brpendapat
22
-
berkomentar, mengkritik, menjudge
-
memberikan solusi tanpa mperhatikan proses konseling
-
memberikan impressi bhwa dr tdk mndengarkan dg serius
-
menggantikan u/berbicara
-
passive listener (hem, ya, )
-
tdk dpt berkonsentrasi dg mslh pasien_terburu”
PASIEN yg Susah diajak komunikasi Jika : -
Frequent attendance with trivial illness
-
Multiple symptomatology
-
Non-compliant
-
Hostile or angry
-
Attending multiple therapist
-
Manipulative
-
Taciturn and uncommunicative
-
All knowing
Hal yg hrus diperhatikan dlm mnghadpi PASIEN YANG MARAH : -
Meet anger with anger
-
Touch the patient
-
Reject the patient
-
Evade the situation
-
Talk too much
-
Be judgmental
-
Be patronizing
Prinsip Komunikasi Dokter Keluarga dengan Pasien dan Keluarga Pasien KOMUNIKASI Komunikasi dapat di definisika sebagai penyampaian suatu pesan yang berhasil, dari seorang kepada orang lain.
23
Ada 5 unsur dasar di dalam proses komunikasi :
Alat penghubung ( komunikator )
Pesan/ berita
Metode komunikasi
Penerima
Respons
Prinsip penting yang memudahkan proses komunikasi :
Hubungan antara orang- orang yang terlibat
Faktor waktu yang di mudahkan dengan adanya waktu tambahan
Pesan yang perlu dijernuhkan, di koreksi, di ringkas, di perjelas dan ada di dalam konteks
Sikap keduanya, baik komunikator maupun penerimanya.
Komunikasi didalam konsultasi a. Sikap dokter yang penting dan positif pada kontak pertama kali :
Tegurlah pasien itu dengan nama yang lebih ia sukai
Buatlah pasien itu merasa nyaman
Janganlah tergesa- gesa dan santai saja
Pusatkan perhatian kepada pasien itu
Gunakan pertanyaan terbuka bilamana memungkinkan
Buatlah sikap menentramkan hati yang pantas
b. Pendengar yang aktif Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Fokus pasien
Fokus dokter
Fokus bersama
Perkenalan
Pemeriksaan
Diskusi manajemen
Keluhan sekarang
Penyelidikan
Tindaklanjut
Kronologis medis lain
Pengakhiran/penuntasan
24
Kronologis keluarga Kronologis sosial
Mendengar meliputi empat unsur pokok,yaitu : memeriksa fakta, memeriksa perasaan, memeriksa dorongan, dan refleksi pemikiran
c. Sikap-sikap
Perhatian
Empati
Menghargai
Minat
Merasa prihatin
Yakin
Kompeten
Tanggung jawab
Percaya
Kepekaan
Cepat mengerti
ketekunan
d. Strategi- strategi berkomunikasi
Memodifikasi bahasa
Menghindari bahasa golongan tertentu
Memberikan penjelasan yang jelas
Berikan instruksi perawatan yang jelas
Evaluasi pemahaman pasien
Ringkas dan ulangi
Hindarkan ketidakpastian
Hindarkan penentraman hati yang tidak pantas
Susunlah perjanjian konsultasi
Pastikan pasien tersebut puas
Capailah persetujuan yang di beri tahu langsung
25
e. Tindak lanjut
Sediakan waktu untuk bertelepon
Pastikan bahwa pasien tersebut mendapatkan hasil dari penyelidikan itu, termasuk pap smear
Pastikan setiap tindak lanjut yang sudah di janjikan, dapat terlaksana
Telepon pasien tersebut apakah anda anda masih memiliki urusan yang belum selesai- selesai
Buat janji konsultasi apabila tidak
ada cukup respon terhadap
pengobatan.
Bertindak seperti advokat jikaperlu, misalnya dengan mendesak untuk memberikan izin masuk rumah sakit.
kesulitan dalam komunikasi the victorian medical board ( badan medis victoria ) membuat daftar bahwa sedikitnya komununikasi, bisa menyebabkan keluhan dari para pasien maupun kerabat terhadap para dokter. Komunikasi yang efektif tergantung pada empat faktor yang berkaitan yang memperhatikan tentang pesan dokter, pasien ( penerima ), pesan itu sendiri dan lingkungan dimana pesan tersebut di kirimkan. a. Lingkungan b. Pesan/ berita c. Interaksi dokter- pasien d. Dokter e. Pasien 3 Analisa dalam komunikasi : a. Sender bariers b. Message barriers c. Receiver bariers Tata Cara dalam wawancara pasien : a. BUka percakapan ( beri salam dan ajukan pertanyaan terbuka) b. Jadikan pasien center jgn doctor center c. Fasilitasi pasien dlm menjlskan keluhanx
26
d. Klarifikasi (anamnesis) e. Tolerance “ bersikap tolerasni trhdp emotional pasien atas suatu hal/tindkn yg dokter alkukan f. Avoid jargon “ hindari penggnaan bhsa medis” g.
Summarizing
h. Note taking “Penting, tp jgn sampai mengganggu percakapan Mis :Dpt meminta jeda : „sebentar ya bu, saya catat dulu informasinya‟ i.
Dealing with too little time
Cara menyampaikan berita buruk “ system ABCDE” -
Advance Preparation
-
Build a therapeutic environment/relationship
-
Communicate well
-
Deal with patient and family reactions
-
Encourage and validate emotions
KONSULTASI DAN RUJUKAN Proses Konsultasi Dalam kedokteran keluarga ada pendekatan yang uni untuk problem-solving tersebut, sebab ada beberapa cirri khas dari suatu praktek kedokteran keluarga, yaitu : Pasien datang dengan keluhan yang dini dan belum terdiferensiasi, termasuk di dalamnya faktor psikologis dan social Masalah dan keluhan dapat tersampaikan dengan cara non-verbal atau tidak langsung Banyak informasi yang diberikan pasien yang sebetulnya tidak penting untuk menyelesaikan maslaahnya (“noise” information) Gejala berubah-ubah dengan perjalanan penyakit Umumnya masalah-masalah tidak dimunculkan oleh pasien berdasarkan prioritas Tanda fisik bisa minimal atau tidak ada sama sekali Penyakit atau masalah biasanya merupakan campuran kompleks dari elemenelemen fisik, psikologis, atau social-ekonomi Seorang pasien mungkin datang dengan berbagai penyakit atau masalah sekaligus
27
Terdapat insiden yang tinggi dari penyakit yang akut, self-limited, dan jagka pendek Seorang dokter keluarga yang memiliki hubungan yang berlangsung kontinyu dengan pasiennya dapat menggunakan pengetahuan ini untuk lebih mengetahui masalah pasien Rujukan Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dalam praktik kedokteran merupakan hal yang wajib dilakukan, perlulah diingat bahwa pada pelayanan dokter keluarga, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut tidak bersifat tetap, tetapi terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja.Penanganan selanjutnya dari masalah kesehatan penderita tetap menjadi wewenang dan tanggungjawab dokter keluarga. Sangat dianjurkan kepada dokter keluarga untuk dapat selalu mendampingi pasien pada waktu merujuk pasien, sekalipun pasien tersebut sedang dirawat untuk tindakan bedah mayor, misalnya.Seyogianya dokter yang melakukan pelayanan rujukan dapat tetap berkomunikasi dengan dokter keluarga, pada waktu melaksanakan pelayanan rujukan itu.
Jenis “ rujukan : a. Medis (individual) -
pasien ( pasien DBD),
-
ilmu pengetahuan (pelatihan dokter),
-
specimen/laboratorium (specimen BTA, pap smear/ rujukan balik dr RUMKIT ke puskesmas : foto rontgen)
b. Kesehatan ( kesehatan masyrakat) -
Tenaga ( meminta dokter paru ke pusksmas untuk mndiidk tenaga kshatan dlm suatu penyuluhan/ sebaliknya)
-
Sarana ( pengiriman portable x ray ke psksmas dr RS, untuk suatu kasus bencana alam)
-
Operasional ( pelimpahan wewenang dr RS pasien)
Manfaat Konsultasi dan Rujukan: a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dokter
28
b. Kebutuhan dan tuntunt an kesehtan keluarga akan lebih terpenuhi Masalah KOnsultasi dan Rujukan :
Rasa Kurang percaya pasien terhadap dokter (bila rujukan/konsultai inisiatif dokter)
Rasa kurang senang pada diri dokter (bila rujukan/konsultasi atas permintaan pasien)
Bila tidak ada jawaban dari konsultasi
Bila tidak sependapat dengan saran/tindakan dokter konsultan
Bila Ada pembatas (sikap /prilaku, biaya , transportasi)
Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk.
Tata cara dalam Konsultasi dan Rujukan : -
Dasar : kepatuhan terhadap kode etik profesi yg telah disepakati bersama, dan system kesehtan terutama sub system pembiayaan kesehtaan yang berlaku.
Tata cara konsultasi (Mc Whinney): 1. Berkomunikasi scra lgsung dengan dokter konsultan ( surat, form konsultasi khusus, catatan rekam Medis, formal,/ informal lewat telfon) 2. Keterangan lengkap tentang pasien 3. Konsultan bersedia memberikan konsultasi Tata Cara Rujukan : 1. Terbats hanya pd masalah penyakit yg dirujuk 2. Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan
Pembagian dan wewenang dan tangung jawab : -
Interval referaal :
-
Collateral Refferal : masalah khusu saja dr penyakit ( ulkus diabetikum dari DM)
-
Cross referral : tanggung jawab sepenuhnya kpda dokter untk selamnya
-
Split Referal : kepada bebrapa dokter konsultasn, dan selama pelimpahan trsbt dokter
29
KONSULTASI 5 langkah dalam komunikasi ialah :
Memulai sesi konsultasi
Mengumpulkan informasi o Eksplorasi masalah pasien o Memahami masalah dari perspektif pasien o Memberikan struktur dari proses konsultasi
Membangun hubungan o Membangun hubungan o Membangun rasa saling pengertian dan komunikasi yang baik o Melibatkan pasien
Menerangkan dan menyusun rencana
Menutup sesi konsultasi
Dalam membangun komunikasi awal yg kita lakukan ialah : -
Mmberi salam
-
Mmperknalkan diri dan jelaskan peran
-
Menunjukkan „ketertarikan‟ dan sikap menghargai, menjaga kenyamanan pasien
Menidentifikasi alas an berkonsultasi : -
Mengajukan pertanyaan terbuka : mengidentifikasi masalah pasien
-
Mendengarkan tanpa interupsi atau mengarahkan respon pasien
-
Screening/konfirmasi masalah” pasien
-
Agenda setting : menentukan masalah apa yang akan ditangani terlebih dahulu
Mengumpulkan informasi -
Patient‟s narrative : mendorong pasien untuk menceritakan perjalanan masalah/penyakitnya.
-
Question syle : menggunakan open & closed questions dengan tepat
-
Listening : listen attentively, memberikan pasien kesempatan menjelaskan tanpa diinterupsi, memberikan waktu utk berpikir sblm menjawab atau menerangkan lbh lanjut
30
-
Facilitative respons : verbal atau non-verbal (encouragement, silence, repitition, paraphrasing, interpretation)
-
Clarification : meminta penjelasan lbh lengkap ttg informasi yang msh kurang jelas dipahami
-
Internal summary : merangkum pemahaman minta pasien mengoreksi/memberi informasi lbh lanjut
-
Language : jelas, mdh dipahami, hindari bhs medis atau jelaskan shg dipahami
Cara memahami masalah dari perspektif pasien -
Memahami pemahaman & kekhawatiran pasien
-
Memahami bagaimana setiap masalah mempengaruhi kehidupan pasien
-
Memahami ekpektasi pasien thd tata laksana medis
-
Mendorong pasien mengungkapkan perasaan dan pikirannya
-
Memperhatikan sinyal verbal & non-verbal
Cara memberikan struktur dari permasalhan pasien -
Internal summary
-
Signposting : to make the progression from one section to another, explain the rationale for the next section
-
Sequencing
-
Timing
Menerangkan dan Menyusun Rencana Memberikan informasi yang cukup dan benar Mendorong pasien mengingat dan memahami informasi yang disampaikan Memperoleh pemahaman yang sama antara dokter-pasien Menyusun rencana : bersama pasien Menerangkan dan merencanakan tata laksana pasien Menutup sesi konsultasi
A. KOMUNIKASI DOKTER KELUARGA- PASIEN KOMUNIKASI
31
Komunikasi dapat di definisika sebagai penyampaian suatu pesan yang berhasil, dari seorang kepada orang lain. Ada 5 unsur dasar di dalam proses komunikasi :
Alat penghubung ( komunikator )
Pesan/ berita
Metode komunikasi
Penerima
Respons
Prinsip penting yang memudahkan proses komunikasi :
Hubungan antara orang- orang yang terlibat
Faktor waktu yang di mudahkan dengan adanya waktu tambahan
Pesan yang perlu dijernuhkan, di koreksi, di ringkas, di perjelas dan ada di dalam konteks
Sikap keduanya, baik komunikator maupun penerimanya.
Komunikasi didalam konsultasi f. Sikap dokter yang penting dan positif pada kontak pertama kali :
Tegurlah pasien itu dengan nama yang lebih ia sukai
Buatlah pasien itu merasa nyaman
Janganlah tergesa- gesa dan santai saja
Pusatkan perhatian kepada pasien itu
Gunakan pertanyaan terbuka bilamana memungkinkan
Buatlah sikap menentramkan hati yang pantas
g. Pendengar yang aktif Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Fokus pasien
Fokus dokter
Fokus bersama
Perkenalan
Pemeriksaan
Diskusi manajemen
Keluhan sekarang
Penyelidikan
Tindaklanjut
Kronologis medis lain
Pengakhiran/penuntasan
32
Kronologis keluarga Kronologis sosial
Mendengar meliputi empat unsur pokok,yaitu : memeriksa fakta, memeriksa perasaan, memeriksa dorongan, dan refleksi pemikiran
h. Sikap-sikap
Perhatian
Empati
Menghargai
Minat
Merasa prihatin
Yakin
Kompeten
Tanggung jawab
Percaya
Kepekaan
Cepat mengerti
ketekunan
i. Strategi- strategi berkomunikasi
Memodifikasi bahasa
Menghindari bahasa golongan tertentu
Memberikan penjelasan yang jelas
Berikan instruksi perawatan yang jelas
Evaluasi pemahaman pasien
Ringkas dan ulangi
Hindarkan ketidakpastian
Hindarkan penentraman hati yang tidak pantas
Susunlah perjanjian konsultasi
Pastikan pasien tersebut puas
Capailah persetujuan yang di beri tahu langsung
33
j. Tindak lanjut
Sediakan waktu untuk bertelepon
Pastikan bahwa pasien tersebut mendapatkan hasil dari penyelidikan itu, termasuk pap smear
Pastikan setiap tindak lanjut yang sudah di janjikan, dapat terlaksana
Telepon pasien tersebut apakah anda anda masih memiliki urusan yang belum selesai- selesai
Buat janji konsultasi apabila tidak
ada cukup respon terhadap
pengobatan.
Bertindak seperti advokat jikaperlu, misalnya dengan mendesak untuk memberikan izin masuk rumah sakit.
kesulitan dalam komunikasi the victorian medical board ( badan medis victoria ) membuat daftar bahwa sedikitnya komununikasi, bisa menyebabkan keluhan dari para pasien maupun kerabat terhadap para dokter. Komunikasi yang efektif tergantung pada empat faktor yang berkaitan yang memperhatikan tentang pesan dokter, pasien ( penerima ), pesan itu sendiri dan lingkungan dimana pesan tersebut di kirimkan. f. Lingkungan g. Pesan/ berita h. Interaksi dokter- pasien i. Dokter j. Pasien
KETERAMPILAN
TEKNIS
MEDIS
DAN
PELAYANAN
DALAM
SITUASI
SPESIFIK 1. KETERAMPILAN KLINIK PRAKTEK A. Proses Konsultasi Dalam kedokteran keluarga ada pendekatan yang uni untuk problem-solving tersebut, sebab ada beberapa cirri khas dari suatu praktek kedokteran keluarga, yaitu : Pasien datang dengan keluhan yang dini dan belum terdiferensiasi, termasuk di dalamnya faktor psikologis dan social
34
Masalah dan keluhan dapat tersampaikan dengan cara non-verbal atau tidak langsung Banyak informasi yang diberikan pasien yang sebetulnya tidak penting untuk menyelesaikan maslaahnya (“noise” information) Gejala berubah-ubah dengan perjalanan penyakit Umumnya masalah-masalah tidak dimunculkan oleh pasien berdasarkan prioritas Tanda fisik bisa minimal atau tidak ada sama sekali Penyakit atau masalah biasanya merupakan campuran kompleks dari elemenelemen fisik, psikologis, atau social-ekonomi Seorang pasien mungkin datang dengan berbagai penyakit atau masalah sekaligus Terdapat insiden yang tinggi dari penyakit yang akut, self-limited, dan jagka pendek Seorang dokter keluarga yang memiliki hubungan yang berlangsung kontinyu dengan pasiennya dapat menggunakan pengetahuan ini untuk lebih mengetahui masalah pasien
B. Rujukan Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dalam praktik kedokteran merupakan hal yang wajib dilakukan, perlulah diingat bahwa pada pelayanan dokter keluarga, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut tidak bersifat tetap, tetapi terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja.Penanganan selanjutnya dari masalah kesehatan penderita tetap menjadi wewenang dan tanggungjawab dokter keluarga. Sangat dianjurkan kepada dokter keluarga untuk dapat selalu mendampingi pasien pada waktu merujuk pasien, sekalipun pasien tersebut sedang dirawat untuk tindakan bedah mayor, misalnya.Seyogianya dokter yang melakukan pelayanan rujukan dapat tetap berkomunikasi dengan dokter keluarga, pada waktu melaksanakan pelayanan rujukan itu.
C. Keterampilan Komunikasi Mendengarkan dan berbicara adalah keterampilan yang sangat penting.Dalam komunikasi, selain komunikasi verbal, ada komunikasi non-verbal yang sangat penting untuk ditekankan. Komunikasi non-verbal, terdiri atas :
35
1. Proxemics Yaitu “kedekatan”. Jarak duduk dengan pasien. Apakah pada sisi yang sama dengan meja? Apakah berlawanan dengan meja? Alokasi waktu : apakah dokter terburu-buru? Apakah dokter memotong kalimat pasien? 2. Artifacts Mencakup pakaian, aksesoris yang dikenakan oleh dokter. 3. Kinesics Bahasa tubuh, ekspresi wajah. Tanda-tanda kekakuan atau ketegangan : bahu yang terangkat, badan yang membungkuk atau berdiri tegak Tanda-tanda defensive : duduk menjauh atau bersandar ke belakang, menyilangkan lengan, mengantongi tangan Posisi kaki juga dapat menjadi sinyal-sinyal tertentu bagi pasien 4. Paralanguage Hal-hal yang mempengaruhi bahasa di luar bahasa itu sendiri kecepatan bicara? Nada berbicara? Tanda-tanda ansietas : “em..eh..ee” Berikan jeda yang pantas 5. Touch Tata cara menyentuh pasien pada saat pemeriksaan. Hargai pasien. Dokter harus dapat meyakinkan pasien. 6. Environment Mencakup ruangan, perabotan harus dapat menenangkan atau membuat cemas pasien 7. Physical Characteristics Bentuk tubuh, keadaan kesehatan, warna kulit, dan hal-hal khas lain.
D. Keterampilan konseling Definisi Konseling merupakan interaksi komunikasi antara klien (dalam hal ini pasien ataupun anggota keluarganya) dengan konselor yang memiliki cukup pengetahuan atau keterampilan untuk membantu.
36
Sasaran Konseling Tugas seorang “counselor” diantaranya adalah membimbing kliennya membuat keputusan untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya sendiri serta cara memenuhi baik saat ini dan di masa depan, dan mengatasi perasaan yang dapat menghambat tindakan seperti enggan, takut, ragu-ragu, dan sebagainya.
Tingkatan ideal dari Konseling : Memperoleh informasi, tentang : Situasi dan kondisi, keinginan, dan kekuatiran Memahami hubungan antara informasi dan masalah, misalnya hubungna sebab-akibat yang terkandung di dalamnya Menemukan alternative keputusan yang mungkin untuk memecahkan masalah Memilih alternative keputusan yang dianggap paling tepat Menumbuhkan niat untuk mencoba melaksanakan keputusan dengan rencana dan langkah-langkah yang kongkrit Melaksanankan keputusan dengan menerapkan rencana dalam kehidupan sehari-hari Bentuk Konseling 1. Konseling langsung (direct counceling) Situasi
dimana
seorang
konselor
berperan
sebagai
pihak
yang
berwewenang untuk menawarkan kepada kliennya suatu evaluasi dari masalah tertentu dan mendefinisikan tahap-tahap tindakan yang patut dilaksanakan (Thorne, 1950). Konselor lah yang mengarahkan keputusan apa yang harus diambil. 2. Konseling tidak langsung (nondirect counceling) Konselor berperan sebagai pihak yang membantu klien mengeluarkan dan mengekspresikan dipahaminya,
perasaan
dan
sendiri
membantu
yang
mungkin
menindaklanjutinya.
belum
begitu
Konselor
memfasilitasi pengambilan keputusan, dan klien yang membuat keputusan. Dokter Sebagai Konselor
37
1. Membina hubungan 2. Mengundang pasien agar bercerita 3. Menetapkan agenda untuk wawancara 4. Memperluas dan mengklarifikasi riwayat kesehatan 5. Membuat dan menguji hipotesis diagnostic 6. Membuat pemahaman bersama tentang masalah 7. Menawarkan suatu rencana 8. Merencanakan tindak lanjut dan mengakhiri pertemuan
E. Perubahana perilaku Menurut Flabb dan Fleming langkah-langkah untuk mengembalikan perubahan tingkah laku (behavioral change) adalah : 1. Dissatis factor (ada ketidakpuasan dengan tingkah laku sekarang) 2. Alternative (ada alternative pola perilaku yang pantas) 3. Emotional commitment (ada tanggung jawab emosional untuk pola perilaku semua umur) 4. Practice with feed back(ada latihan dari pola perrilaku baru dengan timbale balik, membiasakan pola baru seperti perilaku yang ada). 5. Habitation with support (ada pemasangan inflasi dari perilaku baru untuk pekerjaan normal atau situasi kehidupan dengan dukungan)
Berdasarkan referensi lain yaitu dalam buku Primer on a Family Medicine tahapan perubahan tingkah laku meliputi : 1. Precontemplation (belum ada motivasi) 2. Contemplation (sudah ada motivasi) 3. Action (mulai melakukan perubahan perilaku secara bertahap) 4. Maintenance (sudah mengalami perubahan perilaku) 5. Termination (telah berada pada kondisi stabil dengan perilaku baru yang lebih baik)
A. Keterampilan manajemen Penyakit B. Keterampilan perawatan Emergensi 6.
KETERAMPILAN MENGATASI KEADAAN KLINIS UMUM
7.
KETERAMPILAN MENANGANI MASALAH KLINIS KHUSUS
38
HOME Visit 1. Home visit : interaksi yg dilakukan dirumah untuk memelihara dan meningktkan derajt keshtan individu/keluarga, termasuk keluarga dg terminal (Sirosis hepatis). 2. DASAR HUKUM Home Visit: UU praktik ked. No 28 th 2004 Permenkes 512 tt pelaksanaan izin praktek UU praktik ked. No 28 th 2011 ttg izin klinik Kepmenkes 128 /2004 : ttg KEBIJAKAN plyanan kshatan primer 3. Alasan kunjungan rumah : 1. Penyakit kronis tdk/eksaserbasi : IMA, skizofrenia, alzeimer, Bronkitis, akut/kronik 2. Episodik akut : Influenza, pneumonia, myalgia, episode kejiwaan akut 3. Pasien yg sdh keluar dr rumah sakit : IMA, kemoterapi kanker, ISPA/ISPB 4. Pasien keluar dr Rumkit yg butuh rehabilitasi : cedera, stroke/operasi 5. Pasien dg penyakit kronis/cct : RA, multiple sclerosis, usia tua ekstrim 6. Ibu dan bayi baru lahir keluar dr unit kebidanan, miskin 7. Penilaian pasien untuk mmutuskan masuk ke RS 8. Kanker lanjut/ tahap akhir, penyakit kronis 9. Pasien dg penyakit terminal ( End of Life) 4. HOME VISIT : termasuk dlm Upaya pengembangan di puskesmas 5. TUJUAN HOME VISIST :
Meningktakan kemandirian masrakt dan individu
Promotif, preventif, dg tdk mngabaikan kuratif dan rehabilitatif
6. StrUktur Home visit : a. Assesment kesehatan anggota keluarga, deteksi dini kasus b. Pendidikan penyuluhan c. Tindakan pengobatan(direct care)penderita d. Pemantauan keteraturan pengobatan (Tanya : jgn mudah percaya,khususnya pd pnyakit : TB, filariasis, lepra, SN (prednisone),DM ) e. Pengendalian infeksi di keluarga f. Konseling kesehatan g. Pencatatan 7. Manfaat kunjungan rumah :
39
Dapat lebih meningktakan pemahaman dokter tentang pasien
Dapat lebih meningkatkan hubungan dokter pasien
Dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan pasien
Dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien
8. TUjuan kUnjungan RUmah : 1. Meningktkan sisteem pendukung yg ada agar efektif dan adekuat sebagai upaya pencapaian kesehatan keluarga 2. Mningktkan efektifitas pelyann kshtan, pd keluarga , trutama yg mmpunyai mslh khusus, 3. Optimalisasi perkembangan kshtan keluarga 4. Meningkatkan kekuatan fungsi dan hub.keluarga 5. Promosi lingkungan yg sehat
9. Masalah :
10. FASE KUNJUNGAN RUMAH : -
Preplanning
-
Initiation
-
Implementation
-
Termination
-
Post Home Visit
11. Tahapan Kegiatan :
40
-
SEBELUM KUNJUNGAN : jadwal kunjungan- peta lokasi rumah-peralatan/kit (obat”an, alat kshtan, alt.kesling) yg diperlukan-koordinasidg PJ lapangan untuk kebuthan LOgistik dan waktu- Kunjungan Rumah.
-
TAHAPAN KEGIATAN : a. Permulaan Kunjungan : identifikasi (Nama, alamt, lingkungan Peta dll) b. Menyusun rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan kunjungan c. Memiliki data/informasi skunder terkait d. Menyiapkan instrument yg dibutuhkan e. Menyiapkan Format anamnesa f. Menyediakan media terkait kegiatan g. Memiliki rasa percaya diri yg tinggi
-
PRA KUNJUNGAN KELUARGA
-
IMPLEMENTASI KUNJUNGAN Di RUMAH
-
MELAKUKAN TERMINASI
-
NEGOSIASIKAN KUNJUNGAN ULANG
-
PASCA KUNJUNGAN
12. DOKUMENTASI 13. Keuntungan dan Kerugian Kunjungan Rumah : Keuntungan -
Kerugian
Memberi kesempatan pd pelayanan
-
individu -
banyak
Keluarga lebih siap dg pendd. Kshtan
-
pd kunjgna rumah -
Informs
Butuh waktu dan biaya yg lebih
lebih
akurat
Tdk efisien bgi dokter karena bnayak dikunjungi
dan
valid
-
melalui observasi
Gguan saat interviewsulit dikontrol, suara Tv, anak menangis.
-
Ada partisipasi keluarga
-
Keluarga merasa takut
-
Lebih merasa nyaman‟
-
Dokter
-
Dpt melihat perkembangan kshtan kluarga melalui ADLs.
-
Mangurangi
biaya
pengobatan/perawatan iklan ( bila RS )
41
monitoring
kerja
keras
untuk
-
Keluarga dpt difasilitasi
14. VISITOR SAFETY ISSUE -
Gunakan Idenditas
-
Komunikasi
-
Pejalan kaki
-
Selama kunjungan
-
Waktu kunjungan yg tepat dan aman ( pagi haris sesuai kontak)
42
DAFTAR PUSTAKA 1. Azwar, Azrul dkk. Dokter Keluarga, Kelompok Studi Dokter Keluarga. 1983. Bunga Rampai. Jakarta 2. Azwar, Azrrul. Program Menjaga MutuPelayanan Kesehatan. 1995. Yayasan Penerbitan IDI. Jakarta 3. Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional. 1989. DEPKES RI. Jakarta 4. Departemen Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 Tentang Klinik. 2011. DEPKES RI. Jakarta 5. Departemen Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/MENKES/PER/IV/2007 Tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran. 2007. DEPKES RI. Jakarta 6. Gan, Goh Lee dkk. A Primer on Family Medicine Practice. 2004. Singapore 7. McWhinney, Ian R dkk. Textbook of Family Medicine. 2009. Oxford University. (PDF File) 8. Sudjoko, Kuswadji. Penjaminan Mutu Praktek Dokter Keluarga. 1996.Widya Medika. Jakarta 9. Sulastomo. Pelayanan Kesehatan. 1984. Bunga Rempa. Jakarta
43