RESUME KOMPILASI SKENARIO 5 BLOK 1 HUMANIORA DAN MASALAH KESEHATAN
ELIXIR 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
A. SKENARIO Dokter Rina ditempatkan di Puskesmas Puger sejak satu bulan yang lalu.Wilayah Puger mempunyai produk pertanian yang beragam meliputi tanaman padi, jagung, tembakau dan tanaman lainnya.Selain itu, di wilayah Puger terdapat beberapa industri rumah tangga yang menghasilkan kapur bangunan dan ada satu pabrik semen.Seringkali, pasien yang datang ke Puskesmas mengeluh matanya sakit saat bekerja di bukit kapur.Selain itu, pasien juga sering datang dengan keluhan pusing dan mual setelah melakukan penyemprotan pestisida di sawah atau kebun tembakau.Selain itu juga berbagai penyakit akibat lingkungan yang kurang baik, air yang tercemar, makanan yang tercemar dan pengelolaan limbah. Dengan banyaknya kasus seperti ini, Dokter Rina berinisiatif untuk merevitalisasi fungsi upaya kesehatan lingkungan dan upaya kesehatan kerja dengan memberikan pelayanan meliputi pengobatan, penyuluhan, serta konsultasi dan edukasi masalah-masalah yang berkaitan dengan masyarakat agromedis.
Medis Teknis Lingkungan Kerja
Tugas Dokter Industri Teknis Administratif
Peran Dokter dalam Agromedis
Fungsi Dokter Perusahaan
Tugas Sosial
Kewajiban Dokter perusahaan Kualifikasi Dokter Perusahaan Dokter Hiperkes Pengolahan Air Limbah
Sanitasi Dasar
Pengolahan Kotoran Manusia Pengolahan Sampah
Kesehatan Lingkungan
Masalah Limbah
Limbah Padat
Limbah Pengolahan Limbah Tanggung Jawab perusahaan
Masalah Agroindustri Ruang Lingkup
Promotif Preventif Kuratif
Agroindustri MASALAH AGROMEDIK
Cakupan Agromedis Fungsi Pihak-pihak yang Terlibat
Rehabilitatif Pemrakarsa Pemerintah Masyarakat KA-ANDAL
AMDAL
ANDAL Dokumen
RKL
Prosedur
RPL
Studi AMDAL
Ringkasan Eksekutif
Ruang Lingkup Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Masalah Sosial Budaya
Peran Dokter dalam K3 Alat Perlindungan Diri (APD)
Limbah Cair Limbah Gas
B. KLARIFIKASI ISTILAH 1.
Revitalisasi Menurut KBBI, revitalisasi adalah proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi mengalami kemunduran/degradasi.
2.
Pestisida Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berarti pembunuh. Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, tikus, dan hewan-hewan yang membunuh tanaman. Pestisida dimaksudkan sebagai zat beracun yang digunakan untuk membunuh, membasmi, menolak, dan mengendalikan tikus, yang mengganggu tanaman. Pestisida dibagi menjadi 3 jenis yaitu: Insektisida sebagai pembasmi serangga Herbisida sebagai pembasmi tanaman Fungisida sebagai pembasmi jamur
3.
Kesehatan Lingkungan Menurut WHO, kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Menurut HAKLI (HimpunanAhliKesehatanLingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
4.
Kesehatan Kerja Upaya untuk meningkatkan kesehatan untuk pekerja dan masyarakat pada umumnya secara preventif dan kuratif yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja
5.
Agroindustri Agroindustri adalah suatu kawasan yang mengolah komoditas primer baik menjadi antara produk olahan (intermediet product) maupun hasil (finishing product. Penangannya meliputi penanganan pasca panen, makanan dan minuman, biofarmaka, serta industri agrowisata. Agroindustri meliputi pertanian, peternakan dan perikanan. Sedangkan ruang lingkupnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengembangan.
6.
Agromedik Salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit di agroindustri dan penyakit yang ditimbulkan yang berkaitan dengan agroindustri. Ruang lingkup agromedik meliputi kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat dan kedokteran penyakit tropis. Tujuan agromedis: Meningkatkan masyarakat agroindustri tentang kesehatan Memaksimalkan upaya preventif Menemukan penelitian baru Menggabungkan aspek kesehatan dan agroindustri Mempelajari perilaku sakit Menentukan faktor fisik, sosial dan mental.
7. Limbah Limbah adalah suatu zat yang didapat dari proses tertentu yang beracun dan mengandung zat berbahaya yang bisa membahayakan lingkungan dan makhluk hidup lain. 8. Pencemaran Air
Pencemaran air : masuknya zat makhluk hidup zat atau energi atau komponen lain ke dalam air. Zat ini menyebabkan kualitas air berkurang dan tidak dapat dikonsumsi lagi. 9. Penyuluhan Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005) 10. Industri Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
C. LEARNING OBJECTIVE 1.
Menjelaskan Pengertian Agroindustri, agromedik, dan ruang lingkupnya
2.
Menentukan kesehatan lingkungan di wilayah agroindustri
3.
Menentukan faktor sosial budaya di wilayah agroindustri
4.
Menguraikan masalah kesehatan kerja pada masalah agroindustri
5.
Menguraikan dasar hukum K3
6.
Menjelaskan tentang upaya revitalisasi lingkungan
7.
Peran dokter dalam agroindustri
LO NO. 1 A. AGROINDUSTRI
1. Pengertian Agroindustri Agroindustri meerupakan Kegiatan industri yang memenfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, menyediakan, peralatan dan jasa untuk kegiatan tersebut. Kegiatan agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri yang memproduksi peralatan dan mesin, industri input pertanian ( pupuk,pestisida ), dan industri jasa pertanian. Agroindustri adalah industri yang memberi nilai tambah pada produk pertanian dalam arti luas termasuk hasil laut, hasilk hutan, peternakan dan perikanan (Handito Hadi Joewono).Kegiatan-kegiatan Agroindustri:
a.
Industri pengolahan hasil pertanian
b.
Industri memproduksi peralatan dan mesin pertanian
c.
Industri input pertanian (pupuk, pestisida)
d.
Industri sektor pertanian
Ciri-ciri masyarakat Agroindustri : Terampil dalam hal mengolah dan menyimpan hasil pertanian, perikanan, peternakan, dan pertambangan Kegiatan masyarakatnya terstruktur dengan baik Pada pedesaan, teknologi yang digunakan masih sederhana, karena masih berbentuk home industri Agroindustri pedesaan, kegiatan berjalan secara kekeluargaan Di lingkungan kota, keterampilan dalam pengolahan bahan lebih baik daripada di desa Melakukan pengobatan sendiri Menggunakan obat- obatan tradisional Mencari obat- obatan di apotek tapa meggunakan resep dokter Ikatan `kekeluargaannya kuat (pedesaan)
Cara Penanggulangan masalah kesehatan Agroindustri Penyesuaian beban dan kapasitas kerja Pelayanan kesehatan dibidang agroindustri Perventif, dengan cara penyimpanan pestisida dengan baik dan pemakaian alat pelindungt diri Pemberian edukasi terhadap para pekerja tentang K3 Pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja, sehingga bisa disesuaikan dengan beban kerja nya nanti Penataan lingkungan kerja dengan mengusahakan risiko kerja yang sekecil-kecilnya Substitusi bahan berbahhaya dengan bahan yang lebih aman
Upaya menjaga kelestarian/kesehatan lingkungan di sekitar agroindustri a. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul. b. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif. c. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan. d. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah. e. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi. f. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman. g. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat
pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota. Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upayaupaya sebagai berikut. a. Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai. b. Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata. c. Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut. d. Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air. e. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). f. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang. g. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat merugikan. h. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu
Model Pelayanan Kesehatan Agroindustri Beberapa program telah biasa terdapat dalam model pelayanan kesehatan agroindustri. Sebuah pelayanan kesehatan (Puskesmas atau rumah sakit) yang terdapat di lingkungan agroindustri minimal mempunyai beberapa program sebagai berikut: kedokteran keluarga
kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja kesehatan komunitas kegawatdaruratan kesehatan kulit kesehatan jiwa (North American Agromedicine Consortium)
Agroindustri di Negara Maju dan Berkembang Negara Maju
Negara Berkembang
Pengelolaan sudah modern
Pengelolaan masih tradisional
Menggunakan teknologi tinggi
Menggunakan teknologi sederhana
Kesadaran pemakaian APD
Kesadaran pemakaian APD rendah
tinggi Pembuangan limbah diatasi
Pembuangan limbah sembarangan
dengan baik Peternakan sudah terorganisir
Peternakan tidak terjaga
kebersihannya
kebersihannya
B. AGROMEDIS
Pengertian Agromedis
Agromedis merupakan perpaduan dari dua kata yaitu agro dan medis. Agro berarti adalah sesuatu yang berhubungan dengan pertanian. Medis adalah sesuatu yang berhubungan dengan kedokteran. Sehingga agromedis merupakan bidang kedokteran yang berhubungan dengan pertanian
Agromedis merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit di agroindustri dan penyakit yang ditimbulkan yang berkaitan dengan agroindustri.
Agromedik adalah aplikasi interdisiplin yang terintegrasi dari keterampilan dan pengetahuan pertanian, kimia terapan, dan kedokteran untuk produksi global kecukupan pangan dan serat yang aman untuk memenuhi kebutuhan manusia. (W.F. Almeida-Biological Institute, Sao Paulo, Brazil)
Tujuan agromedis
Meningkatkan masyarakat agroindustri tentang kesehatan
Memaksimalkan upaya preventif
Menemukan penelitian baru
Menggabungkan aspek kesehatan dan agroindustri
Mempelajari perilaku sakit
Menentukan faktor fisik, sosial dan mental.
Manfaat Agromedis
Menciptakan
status
kesehatan
yang
baik
di
lingkungan
agroindustri
Menciptakan pelayanan kesehatan di lingkungan agroindustri secara komprehensif
Mengontrol tingkat kesehatan masyarakat agroindustri
Menggalakkan program PHBS di masyarakat agroindustri
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agroindustri lewat sarana dan prasarana kesehatan
Ruang Lingkup a. Promotif Meliputi
kegiatan-kegiatan
sosialisasi
(mengenai
masalah
kesehatan agroindustri) pada orang-orang yang berkegiatan di bidang agroindustry b. Preventif
Kegiatan pencegahan terhadap masalah kesehatan pada masyarakat agroindustry c. Kuratif Meliputi proses peyembuhan penyakit (misal: ketika terjadi kecelakaan kerja) d. Rehabilitatif Meliputi proses rehabilitasi masyarakat agroindustri setelah mengalami suatu penyakit
Bidang Kajian Agromedis a. Biomedis b. Klinis c. Epidemiologis d. Perilaku
Penerapan Agromedis
Mengatasi masalah kesehatan yang timbul di bidang pertanian untuk mengetahui penyebab dan penanganannya.
Integrasi dari pertanian yang merupakan metode terapan untuk menangani masyarakat pertanian secara khusus.
Metode pengobatan untuk mengatasi masalah kesehatan dalam agrikultur dan agroindustri
Hubungan Agromedis dengan Teori Blum a.
Lingkungan
b.
Perilaku
c.
Pelayanan Kesehatan
d.
Genetik
Cakupan agromedik 1) Personal Protection
Merupakan kegiatan individu yang dilakukan oleh para pekerja yang berhubungan dengan agroindustri untuk melakukan perlindungan terhadap dirinya sendiri dari kemungkinan kecelakaan fisik, biologis, maupun kimiawi. Contohnya dengan menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD) 2) Agricultural respiratory illness Melakukan kajian serta tindakan medis untuk mencegah serta melakukan upaya kuratif terhadap penyakit pernafasan yang dapat terjadi kepada para pekerja khususnya para pekerja agroindustri. 3) Zoonotic disease Adalah penyakit yang bertipe pada saat serangan primernya terjadi pada binatang, namun pada serangan sekundernya dapat terjadi pada manusia.Diduga dikarenakan adanya perubahan genetik serta mutasi akibat zat-zat kimia. 4) Occupation and environmental concern of veterinary pharmaceuticals, biologicals, and antibiotics Keadaan dimana suatu organisme khususnya binatang yang merugikan atau hama tanaman mengalami resisten terhadap suatu zat yang pada dasarnya dapat membunuh mereka. Hal ini disebabkan karena penggunaan zat-zat tertentu yang tidak sesuai dengan tata cara yang benar dan baik. 5) Agriculture toxicology Salah satu yang termasuk dalam agriculture toxicologi adalah pupuk serta pestisida yang digunakan untuk menyuburkan serta menjaga tanaman.Hal ini sangat berbahaya terutama apabila sampai masuk ke dalam tubuh. 6) Injuries from physical agents and agricultural trauma Disini dimaksudkan bahwa dalam melakukan setiap profesi pasti ada risiko buruknya. Seperti halnya pekerja agroindustri dimana dapat terancam oleh kecelakaan fisik seperti terkena cangkul ataupun sabit saat melakukan pekerjaannya.
7) Agricultural environmental health Kesehatan lingkungan agroindustripun harus diperhatikan, karena apabila suatu lingkungan tidak terjaga kesehatannya maka akan mengakibatkan terjangkitnya individu di lingkungan tersebut dengan berbagai macam penyakit serta tidak dapat dijamin kesehatan dirinya. 8) Skin dissease of agricultural worker Salah satu contoh skin dissease atau penyakit kulit yang diakibatkan oleh kegiatan agoindustri adalah gatal-gatal pada pekerja pada perkebunan tembakau, serta kulit yang berwarna hitam dikarenakan getah tembakau yang mengenai kulit, juga iritasi yang dapat terjadi pada kulit akibat kontaminasi zat pertisida. 9) Occupation low back pain Penyakit lain yang sering dikeluhkan oleh para pekerja agroindustri terutama yang menjadi petani perkebunan adalah Occupation low back pain. Hal ini disebabkan oleh ketidak ergonomisan alat pertanian seperti contohnya cangkul yang memiliki bentuk dan ukuran yang tidak sesuai dengan penggunaan yang benar. 10) Farm and rural health clinic tour Di suatu daerah terpencil maupun tidak pun diperlukan suatu klinik kesehatan yang dapat menjadi tempat para pekerja untuk berobat maupun berkonsultasi untuk menjaga kesehatan akan dirinya.
LO NO. 2
A. KESEHATAN LINGKUNGAN
Definisi Kesehatan Lingkungan Menurut WHO kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Tujuan Kesehatan Lingkungan Sesuai dengan definisi sebagaimana dikemukakan oleh WHO, maka tujuan dari ilmu kesehatan lingkungan ialah terciptanya keadaan yang serasi sempurna dari semua factor yang ada di lingkungan fisik manusia, sehngga perkembangan fisik manusia dapat diuntungkan, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dapat dipelihara dan ditingkatkan. Jika tujuan ini diperinci, maka secara garis besarnya dapat pula dibedakan atas: a. Melakukan koreksi, yakni memperkecil atau memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia. b. Melakukan pencegahan, dalam arti mengefisiensikan pengaturan sumbersumber lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia serta untuk menghindarkannya dari bahaya.
Ruang Lingkup Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan: a. Penyehatan air dan udara b. Pengamanan limbah padat atau sampah c. Pengamanan limbah cair d. Pengamanan limbah gas e. Pengamanan radiasi f. Pengamanan kebisingan g. Pengamanan vektor penyakit h. Penyehatan dan pengaman lainnya, seperti keadaan pasca bencana. Ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut WHO: a.
Penyediaan air minum Dengan penekanan pada tersedianya jumlah yang adekuat dari air minum yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat.
b.
Pengolahan air buangan dan pengendalian pencemaran air
Ditekankan mengenai pengendalian dari kualitas air permukaan dan air tanah, pengolahan serta pembuangan air buangan rumah tangga yang dapat menularkan penyakit. c.
Pengelolaan sampah padat Penanganan dan pembuangan sampah padat secara saniter.
d.
Pengendalian vector Pengendalian dari arthropoda, mollusca, rodents serta pejamupejamu lain dari penyakit-penyakit pada manusia.
e.
Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah.
f.
Higiene makanan.
g.
Pengendalian pencemaran udara.
h.
Pengendalian radiasi.
i.
Kesehatan kerja.
j.
Pengendalian kebisingan.
k.
Perumahan dan pemukiman
l.
Perencanaan daerah dan perkotaan
m. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara, laut dan darat. n.
Pencegahan kecelakaan.
o.
Rekreasi umum dan pariwisata.
p.
Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi.
q.
Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin agar lingkungan pada umumnya bebas dari risiko gangguan kesehatan.
Ruang lingkup menurut UU tahun 1992:
Tempat umum meliputi hotel, pasar dsb.
Angkutan umum meliputi angakatan darat, laut dan udara.
Rumah tangga yang meliputi kos-kosan, asrama dsb.
Kerja meliputi perkantoran dsb.
Khusus meliputi evakuasi saat bencana alam.
Dasar Hukum a. INPRES Kesehatan No. 5 tahun 1974
Salah satu aktivitas yang tercantum di dalamnya adalah soal sarana air
minum
serta
jamban
keluarga
(SAMIJAGA).Program
SAMIJAGA ini dilaksanakan dengan tujuan merangsang penduduk agar menyediakan sumber air minum serta pembuangan tinja yang sehat.Kesemuanya
dimaksudkan
agar
kesehatan
lingkungan
masyarakat dapat terpelihara. b. Menurut pasal 22 UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan : 1) Kesling diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat 2) Kesling dilaksanakan terhadap temapt umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umm, lingkungan lainnya 3) Ruang lingkup kesling meliputi : udara Pengamanan limbah padat, cair dan gas, radiasi dan kebisingan Pengendalian vector penyakit Penyehatan / pengaman lainnya c.
Menurut UU RI o. 36 Tahun 2009 Pasal 163 (1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan. (2) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. (3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: a. limbah cair b. limbah padat c. limbah gas
d.sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah e. binatang pembawa penyakit f. zat kimia yang berbahaya g. kebisingan yang melebihi ambang batas; h. radiasi sinar pengion dan non pengion; i. air yang tercemar; j. udara yang tercemar; dan k. makanan yang terkontaminasi.
Masalah Kesehatan Lingkungan Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia muncul sebagai akibat adanya dua kejadian, yaitu: a. Faktor ketidaktahuan penduduk b. Terdapatnya faktor lingkungan yang jika ditinjau dari sudut kesehatan kurang menguntungkan.
B. MASALAH KESEHATAN DI WILAYAH AGROINDUSTRI
1. Masalah Makanan Masalah makanan pada masyarakat agroindustri adalah tentang kebersihan makanan dari bahan baku sebagai penyajiannya. a. Kontaminan makanan :
Pestisida Pestisida yang digunakan secara berlebih didalam proses pertanian akan dapat masuk kedalam tubuh hewan ataupun tumbuhan, yang nantinya merupakan bahan utama dari pembuatan makanan, misalnya : DDT yang dapat menimbulkan keracunan dengan gejala GI (gasterointestinum.
Logam
Misalnya : airnya raksa yang dapat mengakibatkan penyakit minamata, Mangan yang dapat mengakibatkan penyakit parkinson.
Mikroba Beberapa contoh mikroba yang dapat mengkontaminasi makanan
antara lain
:
Salmonella, Staphylococcus,
Clostridium, dll. Mikroorganisme tersebut kebanyakan hidup pada bahn makanan (mentah) berupa daging unggas, telur,
susu,
santan
kelapa,
ikan,
sayuran)
yang
terkontaminasi. Dari semua bahan makanan tersebut, yang paling banyak menimbulkan resiko terkontaminasi atau teracuni oleh bakteri adalah daging unggas (misal daging ayam) dan telur. b. Ciri-ciri makanan yang terkontaminasi :
Ada perubahan dari sifat makanannya. Baik perubahan fisik atau kimia.
Muncul atau tumbuh bakteri di dalamnya
Berlendir
Berbusa bahkan beracun.
c. Kriteria makanan yang boleh dimakan :
Berada dlam derajat kematangan yang dikehendaki
Bebas dari pencemaran
Bebas dari perubahan fisik, kimiawi yang tidak dikehendaki
Bebas dari mikroorganisme dan parasit
d. Pencegahan :
Masak dengan benar
Bersihkan dengan air mengalir
Memilih buah dan sayur yang tidak busuk namun tidak terlalu sempurna
2. Masalah Limbah Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan atau konsentrasi dan jumlahnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat mencemarkan dan merusakkan lingkungan hidup, dan dapat membahayakan lingkungan hidup kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk lain. (UU RI No.23 thn 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1) Limbah yang mengandung bahan organik dapat mempengaruhi kualitas air dan sistem kehidupan akuatik. Terjadi peningkatan produksi limbah. Limbah yang dihasilkan semakin beragam dan kompleks sehingga semakin sulit untuk diolah. Biaya pengolahan dan pembuangan limbah semakin mahal. Mengolah limbah seringkali tidak memecahkan permasalahan lingkungan. Mengolah limbah memerlukan pembiayaan yang lebih besar daripada mencegahterbentuknya limbah. Peraturan yang ada masih terfokus pada pengolahan dan pembuangan limbah dan belum mencakup usaha-usaha pencegahan timbulnya limbah. Adanya dampak globalisasi terhadap daya saing produk di pasar internasional berkaitan dengan masalah lingkungan hidup.
a. Macam-macam limbah: Cair Padat Gas b. Sumber limbah: Rumah tangga/domestic
Industry Layanan kesehatan Pertanian Transportasi c. Pengolahan dan pengelolaan Pengolahan lebih mengutamakan cara untuk menghilangkan dampak yang terjadi pada limbah,dan apabila tidak dil;akukan akan berdampak negative pada lingkungan Pengelolaan merupakan se;luruh rangkaian proses yang dilakukan untuk mengkaji aspek kemanfaatn barang dari suatu kegiatan sampai pada akhirnya harus menjdi limbah karena tidak mungkin di manfaatkan lagi d. Jenis limbah Kegiatan domestic/RT : limbah padat,cair,gas Kegiatan pertanian/perikanan : limbah padat,cair,gas Kegiatan industry : limbah padat,cair,gas,B3 Kegiatan industry RT : limbah sisa bahan dan hasil proses pembuatan produk Kegiatan layanan kesehatan : limbah padat,cair,gas(medis/non medis),B3 Kegiatan pertanian : limbah padat,cair.gas Kegiatan transportasi : limbah padat,cair,gas e. Pengelolaan limbah Limbah RTLimbah rumah tangga baik black water(limbah tinja) maupun grey water(limbah air kotor),limbah padat/sampah Limbah tinja septic tank Limbah air kotorsaluran pembuangan air limbah(SPAL) Limbah padat/sampahcomposting,semi control landfill,sanitari landfill,4R(replace,reduce,re-use,recycle Limbah industry
a) Limbah cair IPAL b) Limbah padat re-use,recycle c) Limbah gas filter/penyaring Limbah RS/Puskesmas/Klinik incenerator, autoclave (landfill), dikembalikan ke distributor Limbah pertanian composting, dibakar, pakan ternak
3. Masalah Air a. Syarat air bersih Syarat fisik : tidak keruh, tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau. Syarat bakteriologis : diukur dengan Most Probability Number of Coliform (MPN) atau batas maksimal diperkenankannya bakteri coli pada air minum. Syarat kimia : tiak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia ataupun mineral terutama zat imia berbahaya. Syarat radioaktivitas : perlu diperhatikan sinal alfa dan beta. b. Peran air dalam masalah kesehatan Air sebagai penyebar mikroba pathogen Penyakit dapatditimbulkan apabila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat. Jenis mikroba tersebut: virus, bakteri, protozoa, metazoan, dll. Air sebagai sarang vector penyakit Air dapat berperan sebagai sarang insektisida yang menyebarkan penyakit pada msyarakat, pada umumnya adalah nyamuk dari berbagai spesies. Penyakit yang disebabkan kurangnya persediaan air bersih. Kurangnya air bersih, khususnya untuk menjaga kebersihan, dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit dan mata. Penyakit yang hospes sementaranya ada di air.
Contoh penyakit cacing Schistosomiasis (disebabkan oleh cacing daun)
dan
Dracontiasis
(disebabkan
oleh
Dracunculas
medinensis). c. Definisi pencemaran air Suatu peristiwa masuknya zat ke dalam air yang mengakibatkan kualitas (mutu) air menurun sehingga dapat mengganggu atau membahayakan
kesehatan
masyarakat.
(Permenkes
No.
173/Menkkes/VII/77) Masuknya taua dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang membahayakan dan dapat mengakibatkan air tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya. (Perda RI No. 20 Tahun 1990) d. Indicator pencemaran air pH Konsentrasi ion hydrogen Oksigen terlarut Oksigen biokimia Oksigen kimiawi e. Sebab-sebab pencemaran air Erosi dan curah hujan yang tinggi. Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau permukiman penduduk. Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industry, dsb. f. Sumber pencemaran air Domestic/rumah tangga: berasal dari air kotor kamar mandi, kakus, dapur, dll. Industri - Fisik : pasir atau lumpur yang tercampur dengan limbah.
- Kimia : bahan pencemar berbahaya (mercury, cadmium, timah hitam, dll). - Mikrobiologi : bakteri, penyakit, virus, parasit, dll. - Radioaktif : bahan-bahan yang dihasilkan PLTN. Pertanian dan perkebunan - Zat kimia : penggunaan pupuk, pestisida, dll. - Mikrobiologi : virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran ternak, dan cacing tambang di perkebunan. - Zat radioaktif : zat kimia radioaktif yang dipakai dalam proses pematangan buah, dll. g. Parameter pencemaran air Agen penyebab penyakit Limbah penghabis oksida Bahan kimia larut air Pupuk organic Bahan kimia anorganik Bahan seddimen atau suspense Radioaktif Pances h. Dampak pencemaran air Kekurangan sumber air Sumber penyakit Merusak ekosistem sungai i. Teknik Pengolahan Air Bersih Intake (menyaring benda-benda dari sungai) Koagulasi ( + tawas dan diaduk cepat selama 30-9- detik) Flokulasi (pengadukan secara lambat) Sedimentasi (pengendapan) Filtrasi (Penyaringan) Clean water
Reservoir (diangkat)
Disalurkan ke rumah-rumah Pengolahan (purifikasi) air secara buatan melalui proses : Proses koagulasi (penggumpalan) Zat yang sering dipakai: Alumunium sulfat dosis 10 gram/100L Tawas dosis 20 gram/100L Dengan penambahan zat penggumpal, butir-butir lumpur akan menggumpal dalam waktu kurang dari 5 menit. Proses filtrasi (penyaringan) Alatnya terdiri dari bejana yang berisi : - Kerikil dengan butiran-butiran sebesar ± 0,5 cm tebal 5 cm - Pasir dengan butiran sebesar ± 0,5 – 1mm tebal 15 cm. Proses disinfeksi (penyuci-hamaan) Yang sering digunakan adalah kaporit dengan dosis 1 gram/100L air. Untuk orang yang tidak suka dengan bau klor maka air harus disaring lagi dengan saringan arang dan batok kelapa karena arang akan menyerap klornya.
4. Masalah Sampah a. Definisi sampah Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. b. Jenis sampah 1) Berdasarkan sumbernya Sampah alam Sampah manusia Sampah konsumsi Sampah nuklir Sampah industri Sampah pertambangan 2) Berdasarkan sifatnya Sampah organik (dapat diurai/ degradable) Sampah anorganik (tidak terurai/undegradable)
3) Berdasarkan bentuknya Sampah padat Sampah cair Sampah alam Sampah manusia Sampah konsumsi c. Prinsip Pengendalian Sampah 1) Reduce meminimalisir penggunaan barang atau material karena semakin banyak barang atau material yang digunakan maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan 2) Reuse menggunakan kembali barang barang yang masih bisa dipakai agar sampah dapat terkendali, hindari menggunakan barang barang sekali pakai. 3) Recycle mendaur ulang barang barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang baru yang bisa dimanfaatkan 4) Replace mengganti barang barang yang ada dengan barang barang yang ramah lingkungan dan tahan lama serta tidak sekali pakai d. Dampak Pengolahan Sampah yang Kurang Baik 1) Terhadap kesehatan :
Berkembangnya vektor penyakit seperti diare, kolera, DBD dan penyakit kulit
Ada potongan besi, kaca, kaleng dapat menyebabkan kecelakaan kerja
2) Terhadap Lingkungan :
Lingkungan kurang indah dipandang mata
Timbulnya bau busuk
Debu berterbangan
Asap pembakaran sampah mengganggu pernafasan
3) Terhadap Keadaan Sosial Masyarakat : Mencerminkan keadaan sosial masyarakat Menurunkan keinginan orang untuk berkunjung ke daerah tersebut 4) Terhadap perekonomian daerah
Banyak tenaga kerja produktif menjadi sakit dapat mengurangi jumlah hasil produksi daerah
Banyak penduduk tidak sehat, membutuhkan banyak dana
Penurunan pemasukan daerah atau devisa negara
Menurunkan sumber kualitas lingkungan dan sumber alam tersebut
Menghambat
transportasi
barang
dan
jasa-
karena
pengelolaan sampah yang kurang baik menyebabkan kemacetan
5. Masalah Pestisida a. Pengertian Pestisida Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit yang merusak tanaman dan hasil pertanian, memberantas hama air, memberantas binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang. b. Jenis Pestisida 1) Menurut sasaran Rodentisida untuk tikus Insektisida untuk serangga Herbisida
untuk gulma
Fungisida untuk jamur Bakterisida untuk bakteri
Nematisida untuk cacing Defoliant untuk daun tumbuhan Akarisidauntuk tungau, caplak Moluskisida untuk moluska Pisisida untuk mengendalikan ikan pengganggu/yang tidak dikehendaki Repelen untuk mengusir serangga Atraktan untuk menarik serangga 2) Menurut Bahan Aktif Bahan organik Bahan elemen Bahan Kimia 3) Menurut Cara Kerja dan distribusinya ke dalam tanaman Insektisida sistemik Insektisida ini diserap oleh bagian-bagian tanaman melalui stomata, akar,dan lentisel batang. Selanjutnya insektisida yang sudah masuk ke dalam tanaman beredar ke seluruh bagian tanaman. Insektisida Non-sistemik Insektisida ini tidak diserap oleh tanaman, tetapi hanya menempel pada bagian luar tanaman. Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman yang permukaannya terkena insektisida. Insektisida sistemik local Insektisida ini hanya mampu diserap oleh jaringan daun, tetapi tidak bisa ditranskolasikan ke bagian tanaman lainnya. c. Kandungan zat kimia pestisida Organoclorin Tersusun atas ikatan karbon, klorin, hidrogen.Bersifat stabil sehingga dapat terakumulasi pada rantai makanan.Contohnya
yang paling terkenal adalah DDT yang saat ini dilarang penggunaannya.Organoklorin dapat diserap melalui kulit, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan.Keracunan organoklorin dapat mengganggu saraf, depresi, bahkan kematian. Sampai saat ini belum ada antidot spesifik untuk organoclorin Organophospat Tersusun atas ikatan karbon dan fosfat. Terdiri dari: 1. Parathion (toksisitas tinggi) 2. Matathion ,fenchlosphor, difenphos (toksisitas lebih rendah) 3. Menthion, chlorphyripos (efektif tapi mahal) 4. Keracunan organophospat dapat mengakibatkan hiperhidrosis (keringat berlebih), hipersalivasi (airliur berlebih), pupil mengecil, mual, muntah, diare, nyeri kepala, kejang, sesak, bahkan kematian. Sifat Organophosphat : - Efektif terhadap serangga yang resisten terhadap chorinatet hydrocarbon. - Tidak menimbulkan kontaminasi terhadap lingkungan untuk jangka waktu yang lama - Kurang mempunyai efek yang lama terhadap non target organisme - Lebih toksik terhadap hewan-hewan bertulang belakang, jika dibandingkan dengan organoklorine. - Mempunyai cara kerja menghambat fungsi enzym cholinesterase. Karbamate Bahan yang biasa digunakan pada obat nyampuk semprot.Dapat meninggalkan residu. Zat ini termasuk paling aman diantara organochlorin dan organophosphat. d. Cara menggunakan pestisida yang baik dan benar : 1) Tepat jenis dan mutu
Menggunakan pestisida yang terdaftar/diijinkan Efektif terhadap jasad sasaran, daya racun rendah, mudah terurai, selektif Wadahnya asli dan masih baik, dengan memperhatikan label yang lengkap Masih berlaku/tidak kadaluarsa Pestisida kontak/racun kontak (lambung) tidak sesuai untuk hama yang berada dalam jaringan tanaman. Untuk hama yang berada dalam jaringan tanaman (penggerek batang padi dapat dikendalikan secara efektif menggunakan jenis insektisida sistemik). 2) Tepat waktu, ditentukan dengan memperhatikan: Ambang pengendalian yang berlaku. Menunda waktu aplikasi pestisida, sehingga apabila populasi hama sangat tinggi akan kurang efektif, mahal, dan memicu kekebalan hama terhadap pestisida. Musuh alami banyak yang mati, sehingga setelah residu pestisida habis, larva yang baru menetas menjadi berkembang cepat tanpa musuh alami. Stadia pertumbuhan tanaman yang diaplikasi Keadaan cuaca yang memungkinkan. Tidak melakukan aplikasi pestisida pada saat banyak embun masih menempel di tanaman (terlalu pagi, matahari belum terbit). Waktu yang tepat untuk mengaplikasikan pestisida adalah ketika hama berada pada stadium rentan. Larva ulat grayak diaplikasi pestisida ketika masih berada dalam stadium /instar 1-2. 3) Tepat dosis: Jasad pengganggu tanaman dapat dikendalikan secara baik dengan pestisida pada dosis (konsentrasi dan jumlah volume cairan semprot) yang dianjurkan sesuai alat aplikasi yang akan digunakan. Konsentrasi pestisida dinyatakan dalam volume
formulasi pestisida di dalam satu liter air.Tepat dosis, konsentrasi yang tepat sangat berhubungan dengan dosis aplikasinya.Dosis aplikasi dinyatakan dengan banyaknya bahan aktif pestisida yang digunakan pada areal seluas satuan tertentu atau banyaknya cairan semprot per satuan luas tertentu. Dosis yang kurang akan menyebabkan hama yang diaplikasi tidak mati, bahkan akan menjadi kebal karena kemampuannya beradaptasi terhadap pestisida yang kurang efektif tersebut. 4) Tepat cara, hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah: Menggunakan aplikasi yang tepat sesuai bentuk dan jenis formulasi Memperhatikan keberadaan/tempat jasad sasaran yang dituju Cuaca terutama arah angin, agar keselamatan operator terjamin maka penyemprotan harus dilakukan tidak berlawanan dengan arah angin. 5) Tepat sasaran, hal yang perlu diperhatikan: Keefektifan pestisida terhadap jenis hama yang akan diaplikasi Gunakan pestisida yang sesuai dengan hama sasaran. Tidak semua pestisida efektif untuk semua e. Cara penggunaan pestisida menurut UU No 12 tahun 1992 tentang budidaya tanaman :
Penyemprotan (biasanya untuk hama serangga dan ulat)
Dusting/menabur (untuk rayap)
Penuangan/penyiraman (biasanya untuk semut dan cacing)
Injeksi batang (untuk peningkatan mutu tanaman)
Dipping/pencelupan (untuk biji-bijian)
Fumigasi/penguapan
Impegrasi/metode dengan tekanan
f. Dampak positif pestisida
Meningkatkan hasil pertanian
Dapat diaplikasikan dalam daerah luas dan dalam waktu yang sedikit.
Mengendalikan populasi hama dan gulma
Mudah diaplikasikan
g. Dampak negatif pestisida
Keracunan
Ekosistem terganggu
Resistensi hama muncul hama spesies baru yang kebal terhadap pestisida
Menimbulkan penyakit menular
h. Penyakit yang disebabkan pestisida sebagai berikut: Gangguan pernapasan/paru-paru Intasi: bronkitis, pneumonia, udema pulmonar Debu: fibrosis Gangguan hati Hepatitis, nekrosis (kerusakan sel), sirosis hati, dan kanker hati Gangguan ginjal Nefrotoksin yang meliputi gagal ginjal akut atau kronis dan kanker Gangguan jantung pembuluh darah Trikloro etilen menyebabkan jantung akut gangguan ritme jantung Karbonsulfit menyebabkan serangan jantung Gangguan saraf Neurotoksin:
kelumpuhan,
terhambatnya
fungsi
otak,
penyakit kulit Gangguan Darah dan sumsum tulang Kerusakan sel darah merah (anemia hemolitik), dan kanker darah oleh zat arsin dan benzena
Gangguan kulit Iritasi dermatitis dan alergi, jerawat, vertiligo (hilangnya pigmen), kanker kulit Gangguan sistem reproduksi Pestisida mempengaruhi ovarium dan testis yang mengakibatkan gangguan menstruasi dan fungsi seksual Gangguan sistem lain Bahan kimia dari pestisida dapat menyerang sistem kekebalan, tulang, otot dan kelenjar (tiroid) i. Upaya yang dilakukan: Supervisi medik Penyuluhan kesehatan Menggunakan APD ketika bekerja
6.
Penyebaran Vektor dan penanggulangannya a. Macam- macam vektor penyakit : Nyamuk Aedes aegepty : vektor DBD Anopheles : vektor malaria Culex : vektor chikungunya Mansoni Lalat Musca domestica (lalat rumah), Stomaxys calcitrans (lalat kandang), Phemisial (lalat daging), Fanmia (lalat kecil), Glosinna morsitans (Tse-tse) Tempat perkembangbiakan lalat : - Tempat yg basah - Benda-benda organik - Tinja - Sampah basah - Kotoran binatang yang menumpuk
- Benda-benda yg busuk - Luka terbuka Kecoa Blatta orientalis, Blatella germanica, Periplaneta americana, Supella supellectilium Tikus Norway rat (Rattus norvegicus), roof rat (Rattus rattus), dan house mouse (Mus musculus) Penyakit-penyakit akibat tikus : - Leptospirosis : air kencing tikus, bakteria dari genus Leptospira. - Murine Thypus: Infeksi virus R. typhi yang ditularkan kepada manusia melalui kutu yang berasal dari tikus - Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS): mlli air seni • Salmonella enterica serovar - Typhimurium : gejala diare, kram perut, muntah-muntah - Rat-bite fever (RBF): bakteri Streptobacillus moniliformis melalui cakaran/gigitan Pinjal - Hidup/ menempel pd tubuh tikus, tikus mati pinjal tinggalkan bangkai tikus & cari host lain manusia juga bisa - Menyebabkan alergi, dermatitis - Vektor utama penyakit pes - Pemberantasan: DDT 5% (dilarang); diazinon 1%; larutan dlm minyak tanah Penyakit PES adalah penyakit yang disebabkan bakteri Yersinia pestis Bakteri ini pertama menjangkiti binatang liar, seperti tikus dan binatang pengerat lainnya • Bakteri pes ditularkan oleh pinjal, dan manusia mungkin terinfeksi oleh pinjal yang telah makan dari binatang yang terinfeksi Kutu
7. Usaha Penanggulangan Berbagai
usaha
untuk
menanggulangi
masalah
kesehatan
lingkungan telah dijalankan oleh pemerintah.Dalam ruang lingkup yang lebih besar, usaha penanggulangan ini termasuk bagian dari usaha pemerintah dalam mengelola lingkungan.Sejak tahun 1992 telah dibentuk suatu Panitia Nasional Lingkungan Hidup yang diketuai oleh Menteri
Penerbitan
Aparatur
Negara
dengan
LIPI
sebagai
sekretarisnya.Panitia ini telah berhasil menggariskan beberapa kebijaksaan guna mengatur masalah kualitas lingkungan hidup di tanah air seperti: a. Pengaturan tentang sumber-sumber daya alam, termasuk di dalamnya antara lain mengenai kehutanan, pertambangan, dan pengairan. b. Masalah treansmigrasi dan pengembangan kota/daerah. c. Pengaturan tentang kesehatan, termasuk di dalamnya segi-segi kesehatan dan radiasi. d. Pengaturan tentang masalah yang erat hubungannya dengan lingkkungan hidup, yakni pertanian, peternakan, perikanan, dan industri. Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-upaya sebagai berikut. 1) Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai. 2) Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata. 3) Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut. 4) Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air. 5) Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah
limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). 6) Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang. 7) Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat merugikan. 8) Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu
LO NO. 3
A. Masalah sosial budaya dalam bidang kesehatan di wilayah agroindustri
Faktor budaya Budaya berarti tindakan manusia yang dilakukan secara turun-temurun dari generasi sebelumnya, budaya sangatlah mempengaruhi tingkh laku seseorang dalam memandang pengertian sehat dan sakit. Contohnya pada perbedaan konsep sehat sakit karena budaya yang berbeda-beda. Seperti masyarakat yang tingga di Riau dengan kunjungan data pasien ke puskesmas yang rendah sedangkan angka kematian tinggi, karena mereka percaya bahwa sakit itu berasal dari magis. Masyarakat agroindustri biasanya masih sangat sederhana dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Misalnya masih ada masyarakat yang mandi, BAB, BAK, mencuci di sungai yang sama. Kemudian masih banyak juga rumah-rumah warga yang menjadi satu dengan kandang ternaknya.
Tingkat pendidikan
Kebanyakan tingkat pendidikan masyarakat agroindustry berada di level yang relative rendah. Masih ditemukannya sumber daya manusia yang kurang memadai dalam menjalankan pekerjaannya dengan system ekonomi yang kurang tertata. Kurangnya pendidikan mengenai pentingnya pemakaian APD. Masih banyak para pekerja yang saat bekerja tidak menggunakan Apd disebabkan kurangnya pengetahuan mereka aka pentingnya APD.Contohnya banyak petani yang tidak melindungi diri mereka saat penyemprotan pestisida.Padahal hal ini dapat menyebabkan kulit mereka iritasi karena terkena senyawa pestisida tersebut.
Tingkat perekonomian Meningkatkan upaya pemihakan bagi masyarakat miskin dengan menciptakan iklim ekonomi, pengembangan sektor ekonomi riil. Peralatan yang tidak ergonomis yakni peralatan yang tidak sesuai dengan kerja alamiah tubuh.misalnya mesin traktor yang getarannya melebihi ambang batas yang dapat diterima tubuh.
Faktor sosial Masyarakat tani, terutama masyarakat tani tertinggal sebagai sasaran pemberdayaan masyarakat, perlu terus dibina dan didampingi sebagai manusia tani yang makin maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan. Selain itu tingkat gotong-royong dan sopan, mendukung.
LO NO. 4
Pengertian Keselamatan & Kesehatan Kerja Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat di tempat
kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan
termasuk juga untuk menyelamatkan peralatan serta
produksinya.
Kesehatan kerja diartikan sebagai suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dan mencegah pencemaran di sekitar tempat kerjanya (masyarakat dan lingkungan). Di
Undang-undang
No.
14,
Tahun
1969
tentang
:
KetentuKetentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja, disebutkan bahwa “Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, dan pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia, moral dan agama. Menurut UU No.1 Tahun 70 tahun,
mengatur tentang keselamatan kerja di segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Kemudian menurut ILO (International Labour Organisation) fungsi kesehatan adalah : melindungi pekerja terhadap kesehatan yang mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaan baik fisik maupun mental serta menyadari kewajiban
terhadap pekerjaannya. Memperbaiki
memelihara keadaan fisik mental maupun sosial pekerja sebaik mungkin.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan. OHSAS 18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja (termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja. Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan OHSAS dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu program yang menjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di tempat kerja. K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja.Menurut Milyandra (2009) Istilah ‘keselamatan dan kesehatan kerja’, dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai suatu ilmu terapan (applied science). Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.(Rijanto, 2010 )
Tujuan K3 Secara umum tujuan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) adalah sebagai berikut :
1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan
dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. 2) Menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain yang berada di tempat
dan sekitar pekerjaan itu, 3) Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaannya
secara aman,efisien dan Efektif. 4) Khusus dari segi kesehatan, mencegah dan membasmi penyakit akibat
pekerjaan.
Ruang Lingkup K3 Ruang lingkup tindakan K3 dilakukan di setiap pekerjaan, kapanpun dan di manapun.Tindakan keselamata kerja dilakukan di tempat kerja, di lingkungan keluarga /rumah tangga, lingkungan masyarakat. Adapun syarat-syarat pelaksanaan K3 diperuntukan untuk:
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan. 2) Membuat jalan penyelamatan (emergency exit), 3) Memberi pertolongan pertama(first aids/PPPK), 4) Memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja, 5) mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja, 6) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik dan psychis 7) Memelihara ketertiban dan kebersihan kerja, 8) Mengusahakan keserasian antar pekerja, perkakas, lingkungan dan proses
kerja Ada dua hal dalam penanganan resiko keselamatan kerja, yaitu resiko fisik tempat kerja, dan resiko kesehatan kerja. Resiko keselamatan kerja meliputi aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kerusakan fisik tempat kerja, alat dan manusia. Resiko kesehatan kerja meliputi aspek-aspek lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kondisi tidak sehat pada pekerja yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian baik fisik maupun psikis dalam jangka waktu tertentu.
Unsur-unsur penunjang keselamatan dan kesehatan kerja: a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja. c) Teliti dalam bekerja d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja. Menurut Undang- Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan danUndang – Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial dan mental yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain : 1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. 2. Kesehatan
mental
(jiwa)
mencakup
3
komponen,
yakni
pikiran,emosional, dan spiritual. a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. c. Spiritual sehat tercermin dari caraseseorang
dalam
mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturanaturan agama yang dianutnya. 3.
Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan
ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. 4.
Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960,
BAB I pasal 2, Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggitingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. Kondisi kesehatan pekerja haruslah menjadi perhatain karena pekerja adalah penggerak atau aset perusahaan konstruksi. Jadi kondisi fisik harus maksimal dan sehat agar tidak mengganggu proses kerja seperti pernyataan ILO/WHO (1995) bahwa kesehatan kerja adalah suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahtaraan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan diantara pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada jabatannya.
Kecelakaan Kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada saat seseorang melakukan pekerjaan.Kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak berhati-hati atau suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya. (Sheddy Nagara, 2008:177-180) Salah satu teori tentang penyebab kecelakaan kerja diuraikan oleh Thompkin (1982) yang disebut dengan teori Domino (domino sequence theory Menurut Marihot Tua Efendi (2005 : 316) ada beberapa penyebab kecelakaan kerja yaitu : 1. Faktor manusia Manusia memiliki keterbatasan diantaranya lelah, lalai, atau melakukan kesalahan-kesalahan.Yang disebabkan oleh persoalan pribadi atau keterampilan yang kurang dalam melakukan pekerjaan. 2. Faktor peralatan kerja
Peralatan kerja bisa rusak atau tidak memadai, untuk itu perusahaan senantiasa harus memperhatikan kelayakan setiap peralatan yang dipakai dan melatih pegawai untuk memahami peralatan kerja tersebut. 3. Faktor lingkungan Lingkungan kerja bisa menjadi tempat kerja yang tidak aman, sumpek dan terlalu penuh, penerangan dan ventilasinya yang tidak memadai.
Penyakit Akibat Kerja
Heat Stroke
Pneumokoniosis (asbestosis, silikosis, tabakosis, bisinosis)
Green Tobacco Sickness
Keracunan Pestisida Akut dan Kronis
Dermatitis kontak
Kecacingan
Low Back Pain
Carpal Tunnel Syndrome
Peralatan dan Perlengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri selanjutnya disebut APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau sebagian tubuh dari adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik IndonesiaNomorPer.08/MEN/VII/2010).
Pakaian Kerja Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia
terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.
Sepatu Kerja Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap
kaki.Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh bendabenda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah.Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
Kacamata Kerja Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu
kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin.Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat
oleh
mata.Oleh
karenanya
mata
perlu
diberikan
perlindungan.Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.
Sarung Tangan
Sarung
tangan
sangat
diperlukan
untuk
beberapa
jenis
pekerjaan.Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya.Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu.Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti
mendorong
gerobak
cor
secara
terus-menerus
dapat
mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobak.
Helm Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala,
dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.
Sabuk Pengaman Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada
ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt.Fungsi utama tali pengaman ini adalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.
Penutup Telinga Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising.Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.
Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri.Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengamplas, mengerut kayu.
Tangga Tangga
merupakan
alat
untuk
memanjat
yang
umum
digunakan.Pemilihan dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama.
P3K Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun
berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek.Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per/Men/2006 Tentang Alat Pelindung Diri, ada beberapa tempat yang wajib menggunakan alat pelindung diri. Tempat kerja yang wajib APD :
Peralatan atau instalasi yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan
tempat yang dikelola asbes, debu dan serat berbahaya, api, asap, gas, kotoran, hembusan angin yang keras,dan panas matahari
dibuat, diolah, dipakai dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, korosif, beracun, menimbulkan infeksi , bersuhu tinggi atau bersuhu sangat rendah
dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan
dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan
dilakukan usaha kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik dan pelayanan kesehatan kerja
Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan mineral dan logam, minyak bumi dan gas alam; dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, laut dan udara
dikerjakan bongkar muat barang muatan di pelabuhan laut, bandar udara, terminal, setasiun kereta api atau gudang
dilakukan penyelaman dan pekerjaan lain di dalam air; dilakukan pekerjaan di ketinggian di atas permukaan tanah
dilakukan pekerjaan dengan tekanan udara atau suhu di bawah atau di atas normal (ekstrem)
dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang dan ruang tertutup
dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah; dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagibagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak dan air
Lokasi wajib menggunakan alat pelindung diri harus diumumkan tertulis dalam papan pengumuman di tempat kerja tersebut sehingga dapat dibaca oleh pekerja atau orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut. Pegawai pengawas atau Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat menetapkan tempat-tempat kerja lain yang wajib menggunakan alat pelindung diri. Kewajiban Penyediaan Alat Pelindung Diri pengurus wajib menyediakan secara cumacuma, bagi tenaga kerja setiap orang lain yang memasuki tempat kerja. dengan ketentuan 1. Pada pekerja/ buruh yang baru ditempatkan 2. Pelindung diri yang ada telah kadaluarsa
3. Alat pelindung diri telah rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik karena dipakai bekerja Ada
penetapan
dan
diwajibkan
oleh
Pegawai
Pengawas
Ketenagakerjaan atau Ahli Keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.Pemilihan alat pelindung diri wajib melibatkan wakil pekerja/buruh.Pengurus wajib menyediakan alat pelindung diri dalam jumlah yang cukup dan sesuai dengan jenis potensi bahaya dan jumlah pekerja/buruh. Selain itu, bermacam-macam usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja diperusahaan-perusahaan atau tempattempat kerja, yaitu dengan membuat dan mengadakan: 1. Peraturan-peraturan, yaitu peraturan perundangan yang berhubungan dengan syarat-syarat kerja umum, perencanaan, konstruksi, perawatan, pengawasan, pengujian
dan
pemakaian
peralatan
industri,
kewajiban pengusaha dan pekerja, latihan, pengawasan kesehatan kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan pengujian kecelakaan. 2. Standarisasi :menyusun standar-standar yang bersifat resmi, setengah resmi atau tidak resmi yang berhubungan dengan konstruksi yang aman dari peralatan industri, keselamatan dan kesehatan kerja, atau alat-alat pelindung diri. 3. Pengawasan : pengawasan terhadap pelaksanaan dan peraturan perundangan yang berlaku 4. Technical research :meliputi hal-hal seperti penyelidikan kandungan dan
karakteristik
dari
bahan-bahan
berbahaya,
mempelajari
pengamanan mesin, pengujian respirator, penyelidikan tentang cara pencegahan gas dan debu yang mudah meledak, menyelidiki bahan dan desain yang cocok untuk bahan baku yang digunakan. 5. Medical
Research
:meliputi
hal-hal
yang
khusus
mengenai
penyelidikan pengaruh psikologis dan fisiologis dari faktor-faktor
lingkungan dan teknologi serta keadaan fisik yang menjurus kepada kecelakaan. 6. Psychological Research: misalnya penyelidikan mengenai polapola psikologis yang menjurus kepada kecelakaan. 7. Statistic Research
:untuk
menentukan berbagai
macam
dari
kecelakaan yang terjadi, jumlah, jenis orang-orangnya, operasinya dan sebabsebabnya. 8. Pendidikan :meliputi pengajaran dan pendidikan keselamatan kerja sebagai mata pelajaran disekolah-sekolah teknik dan pusat-pusat latihan. 9. Training :misalnya memberikan instruksi atau petunjuk-petunjuk praktek kepada para pekerja dan pekerja-pekerja yang baru masuk, mengenai hal keselamatan dan kesehatan kerja. 10.
Penerangan :misalnya menanamkan pengertian dan kesadaran
keselamatan dan kesehatan kerja kepada para pekerja dengan cara pembinaan dan penertiban dan lain-lain. 11.
Asuransi :misalnya
memberikan
insentif
keuangan
untuk
meningkatkan usaha pencegahan kecelakaan, umpamanya dalam bentuk pemberian reduksi terhadap premi yang dibayar oleh pihak pengusaha, apabila ternyata tingkat kecelakaan dalam pabriknya menurun.
B. PHBS dalam lingkungan Agroindustri 1. Perlunya Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Kerja Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat merupakan hal yang diinginkan dan menjadi hak asasi setiap pekerja, karena itu menjadi kewajiban semua pihak untuk ikut memelihara, menjaga dan mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif dengan melaksanakan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja.
Beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi kesehatan akan dapat dikontrol bila setiap pekerja selalu berperilaku hidup bersih dan sehat dan bekerja di lingkungan yang sehat. PHBS di Tempat Kerja adalah upaya untuk member-dayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.
2. Tujuan Perilaku HidupBersih dan Sehat di Tempat Kerja •
Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
•
Meningkatkan produktivitas kerja.
•
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
•
Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
•
Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.
•
Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan
masyarakat.
3. Indikator PHBS di Tempat Kerja Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja : 1.
Tidak merokok di tempat kerja
2.
Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3.
Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
4.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar dan buang air kecil 5.
Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6.
Menggunakan air bersih.
7.
Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8.
Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) sesuai jenis pekerjaan.
4. Manfaat PHBS di Tempat Kerja Bagi Pekerja:
Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga.
Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup bukan untuk biaya pengobatan. Bagi Masyarakat:
Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar tempat kerja.
Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh tempat kerja setempat. Bagi Tempat Kerja :
Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang ber¬dampak positif terhadap pencapaian target dan tujuan.
Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.
Meningkatnya citra tempat kerja yang positif. Bagi Pemeinerintah Provinsi dan Kahupaten/Kota :
Peningkatan Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dialihkan untuk peningkatan kesehatan bukan untuk menanggulangi masalah kesehatan.
Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
5.
Instansi Terkait:
Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di Tempat Kerja.
Dukungan buku panduan dan media promosi. Langkah-LangkahPembinaan PHBS di Tempat Kerja
Analisis Situasi Pimpinan di Tempat Kerja melakukan pengkajian ulang tentang ada tidaknya komitmen dan kebijakan tentang pembinaan PHBS di
Tempat Kerja serta bagaimana sikap dan perilaku pekerja terhadap kebijakan tersebut. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai dasar membuat kebijakan.
Pembentukan Kelompok Kerja Penyusunan Kebijakan PHBS di Tempat Kerja Pihak Pimpinan Tempat Kerja mengajak bicara/ berdialog pekerja dan serikat pekerja tentang : •
Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS di Tempat Kerja.
•
Rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di Tempat Kerja.
•
Penerapan PHBS di Tempat Kerja berserta antisi-pasi kendala
dan solusinya. •
Menetapkan penanggung jawab PHBS di Tempat Kerja dan
mekanisme pengawasannya. •
Cara sosialisasi yang efektif bagi masyarakat pekerja.
•
Kemudian pimpinan membentuk Kelompok Kerja Penyusunan
Kebijakan PHBS di Tempat Kerja.
Pembuatan Kebijakan PHBS di tempat kerja Kelompok Kerja membuat kebijakan yang jelas, tujuan dan cara melaksanakannya.
Penyiapan Infrastruktur •
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan
pengawas PHBS di Tempat Kerja. •
Instrumen Pengawasan.
•
Materi sosialisasi penerapan PHBS di Tempat Kerja.
•
Pembuatan dan penempatan pesan-pesan PHBS di tempat-tempat
yang strategis di tempat kerja.
•
Mekanisme dan saluran pesan PHBS di Tempat Kerja.
•
Pelatihan bagi pengelola PHBS di Tempat Kerja.
Sosialisasi Penerapan PHBS di tempat kerja •
Sosialisasi penerapan PHBS di Tempat Kerja dan lingkungan
internal. •
Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PHBS di Tempat Kerja.
Penerapan PHBS di tempat kerja •
Penyampaian pesan PHBS di Tempat Kerja kepada pekerja
seperti melalui penyuluhan kelompok, media poster, stiker, papan pengumuman, dan selebaran. •
Penyediaan sarana dan prasarana PHBS di Tempat Kerja seperti
air bersih, jamban sehat, tempat sampah, tempat cuci tangan, sarana olahraga, kantin sehat. •
Pelaksanaan pengawasan PHBS di Tempat Kerja.
Pengawasan dan Penerapan Sanksi Pengawas PHBS di Tempat Kerja mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh tempat kerja atau daerah setempat.
Pemantauan dan Evaluasi •
Lakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik tentang
kebijakan yang telah dilaksanakan. •
Lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan dan putuskan
apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan. 6. Dukungan Untuk Pembinaan PHBS di Tempat Kerja Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota : •
Mengeluarkan kebijakan tentang Pembinaan PHBS di Tempat Kerja
berupa peraturan/surat edaran/ instruksi/himbauan maupun dukungan dana. •
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembi¬naan PHBS di Tempat
Kerja di wilayah kerjanya.
Pimpinan Tempat Kerja : •
Mengeluarkan kebijakan untuk melaksanakan pembi¬naan PHBS di
Tempat Kerja. •
Menyediakan sarana untuk penerapan PHBS di Tempat kerja seperti :
sarana olahraga, kantin sehat, penyediaan air bersih, jamban sehat, tempat
cuci tangan, tempat sampah , Alat Pelindung Diri (APD) media promosi dan Iain-lain.
LO NO. 5 Dasar Hukum K3 Undang-undang yang mengatur tentang K3: Undang-Undang yang mengatur K3 adalah sebagai berikut :
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampi dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden
terkait
penyelenggaraan
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
(K3),
diantaranya adalah :
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja Menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, kewajiban dan hak tenaga kerja adalah sebagai berikut :
Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja
Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan
Meminta pada Pengurus agas dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan. Yang perlu diketahui pertama adalah Pengurus/Pengawas merupakan orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri. Berdasarkan pasal 8, 9, 11 dan 14 Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengurus bertanggung jawab untuk :
Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat - sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
o
Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam tempat kerjanya
o
Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam semua tempat kerjanya
o
Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
o
Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama dalam kecelakaan.
Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja
LO NO. 6 Upaya Revitalisasi Lingkungan -
Cara-cara:
Mengetahui penyebab masalah utama Menentukan cara untuk mengatasi Perencanaan yang terarah, efektif dan efisien Pengendalian faktor resiko Penerapan standar yang sesuai, misalnya standar minimal kerja Memberi penyuluhan, pencegahan, dan pengobatan Meningkatkan kesehatan petani
Melakukan evaluasi Pemberdayaan petani -
6 komponen agromedis:
Kesehatan keluarga Kesehatan Kerja Kesehatan Komunitas Kegawatdaruratan Kesehatan Kulit Kesehatan Lingkungan -
Aspek-aspek revitalisasi:
Aspek fisik (melihat lingkungan) Aspek ekonomi (melihat pekerjaan) Aspek sosial (melihat kebiasaan)
LO NO. 7 Peran Dokter dalam Lingkungan Agroindustri 1. Peran Dokter dalam agromedis, kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan Peran dokter dalam dunia kesehatan kerja berarti dokter bekerja atau ditugasi untuk memberikan pelayanan kesehatan disuatu perusaan atau dapat disebut ebagai dokter perusahaan. Dokter perusahaan adalah dokter yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan serta memimpin dan menjalankan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja di perusahaan yang bersangkutan (Suma’mur, 2009). Pada banyak perusahaan, berbagai peraturan pemerintah yang mengatur tentang pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja tidak dipatuhi, sehingga dengan keberadaan dokter perusahaan diharapkan pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan yang ada dapat dijalankan (Kuncoro, 2008). Peran dokter perusahaan idealnya adalah sebagai dokter yang memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai standar profesi kedokteran
kerja, tidak hanya sekedar sebagai dokter yang melakukan praktik di dalam klinik saja (Arnold & Guidotti, 2013). Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 3 tahun 1982 pasal 5 dan 6. Sementara itu, peran lain dokter perusahaan adalah sebagai tenaga kerja yang bertanggung jawab atas pekerjaannya terhadap perusahaan (Sing, 1978) dan sebagai penengah antara kepentingan perusahaan dengan tenaga kerja dalam perusahaan (Suma’mur, 2009).
Tugas dokter perusahaan (menurut Komunitas/keluarga PSPD Unja)
1. Pemeriksaan kesehatan TK 2. Binwas penyesuaian pekerjaan terhadap TK 3. Binwas Lingkungan kerja, keselamatan kerja, perlengkapan saniter 4. Pencegahan penyakit umum dan PAK 5. Menyelenggarakan latihan P3 6. Pendidikan kesehatan untuk TK 7. Memberikan saran tentang perencanaan dan pembuatan tempat kerja, APD, gizi kerja 8. Membantu usaha rehab TK 9. Binawas terhadap TK yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya 10. Pengembangan kebijakan dan program kerja 11. Memberikan laporan berkala PKK pada perusahaan A. Aspek Jabatan - Konsultasi bidang kesehatan - Penghubung TK-Manajemen bidang kes - Pelaksana aturan kesehatan yang telah disepakati B. Aspek Profesi - Pelaksanaan upaya kesehatan kerja - Penggerak aktifitas K3
Tugas utama dokter dalam suatu Industri (Harington dan Gill)
1. Mengenali lingkungan kerja
2. Menjalankan ketrampilan klinis dalam deteksi dini penyakit 3. Menguasai peraturan dan undang-undang yang terkait 4. Melakukan pemeriksaan sebelum kerja, pemeriksaan berkala, dan pemeriksaan khusus 5. Bertanggungjawab sera administratif atas perawat dan penolong pertama 6. Memberikan pengobatan 7. Memberikan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan 8. Melakukan rehabilitasi 9. Mengajar dan mengadakan riset 10. Menjadi penasihat pekerja secara perorangan, manajer, serikat buruh, dan petugas keslamatan 11. Memelihara dan membaaca rekam medis dan catatan lingkungan 12. Melakukan surveilan pada kelompok dengan risiko khusus, seperti pekerja yang menggunakan timah hitam, pekerja dalam udara bertekanan dan pengemudi 13. Menjadi duta untuk instansi di luar perusahaan, seperti pemerintah, universitas, dan industri lain
Tugas Dokter Perusahaan Secara umum, tugas seorang dokter perusahaan dapat dibagi dalam empat ruang lingkup: medis, teknis lingkungan kerja, teknis administratif, dan lingkungan sosial. -
Medis 1.
Program kesehatan di tempat kerja Fungsi dasar seorang dokter sebagai seorang praktisi kesehatan
adalah
untuk
menjalankan
program
pelayanan
kesehatan. Untuk seorang dokter perusahaan, ruang lingkup kerjanya termasuk pemeriksaan kesehatan, perawatan dan rehabilitasi, serta pencegahan penyakit umum 2. Jalin hubungan dengan tenaga kerja Seorang
dokter
perusahaan
juga
dituntut
untuk
menampung keluhan tenaga kerja saat konsultasi kesehatan dan
membantu melakukan koreksi lingkungan apabila diperlukan bersama tim dari disiplin ilmu lain. 3. Teknis Lingkungan Kerja -Pengukuran Seorang
dokter
perusahaan
juga
harus
memiliki
pengetahuan tentang alat ukur dan standar keadaan lingkungan, termasuk diantaranya keadaan iklim, bising, pencahayaan dan lainlain. Pengetahuan ini bermanfaat untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kesehatan pekerja. Namun, seorang dokter perusahaan juga harus mengetahui batas cakupan disiplin ilmunya dan melakukan konsultasi pada ahli higiene industri untuk melakukan pengukuran pada keadaan yang lebih spesifik. Pengukuran dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Kebersihan dan Sanitasi Seorang dokter perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan
dan memantau kebersihan serta sanitasi di perusahaan, termasuk di tempat kerja, kantin, WC, dan pembuangan sampah. Selain itu, usaha
kebersihan
lain
yang
harus
dilakukan
termasuk
pemberantasan insekta – tikus, kampanye kebersihan perorangan (personal
hygiene),
dan
pemantauan
sistem
pengolahan
sisa/sampah industri.
Penyesuaian kemampuan fisik dan pekerjaan. Seorang
dokter
perusahaan
harus
mampu
menilai
kemampuan fisik seorang pekerja dan membuat rekomendasi untuk penyesuaian di tempat kerja pekerja tersebut. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kelelahan dan mengoptimalkan kinerja. 4.Teknis Administratif Seorang dokter perusahaan berkewajiban untuk memenuhi tugas administratif, termasuk diantaranya: 1. ) Pencatatan dan pelaporan medis ke instansi, 2.) Administrasi rutin bidang kesehatan, dan
3.) Perencanaan usaha pengembangan hiperkes di perusahaan. 5. Tugas Sosial Selain tugas-tugas diatas, seorang dokter perusahaan juga memiliki peranan sosial sebagai Health Educator atau penyuluh kesehatan. Materi yang harus disampaikan termasuk gaya hidup sehat, gizi, dan mutu makanan. Seorang dokter perusahaan juga harus mampu berfungsi sebagai Health Counsellor (Komunikator) yang menjembatani hubungan antara pekerja dengan pihak manajerial perusahaan dalam bidang kesehatan. Seorang dokter perusahaan juga sering dilibatkan dalam tugas kepanitiaan/tim, seperti P2K3, P3K atau Regu Pemadam Kebakaran.Untuk mengetahui daftar tugas pelayanan kesehatan kerja di perusahaan dapat dilihat di Permen No. Per03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja, Pasal 2.
Fungsi dan Kewajiban Dokter Perusahaan 1. Melindungi pekerja dari bahaya yang akan mengganggu kesehatan 2. Membantu penyesuaian fisik dan mental TK terhadap pekerjaannya 3. Menciptakan terpeliharanya derajat kesehatan dan efisiensi TK setinggitingginya 4. Memberikan pelayanan klinik untuk karyawan
Tanggung jawab/Kewajiban Dokter Perusahaan: 1 .Untuk menangani kasus-kasus darurat . 2 .Mengorganisir dan berpartisipasi dalam perawatan kesehatan preventif. 3 .Melakukan penilaian kesehatan calon karyawan. 4 .Melakukan penilaian kesehatan secara berkala untuk kategori pekerja tertentu seperti pekerja lepas pantai . 5 .Memberikan pendidikan kesehatan dan komunikasi tentang kondisi kesehatan pasien. 6 .Lakukan prosedur bedah minor yang diperlukan (sesuai untuk praktisi disetujui). 7 Bekerja dalam tim multi-disiplin untuk memberikan perawatan pasien.
8 Pengendalian penyakit menular dan menular, perawatan dan investigasi. 9 Memberikan dukungan tanggap darurat, penggunaan sarana medis canggih dan stabilisasi untuk kasus-kasus yang melibatkan trauma, kejadian penyakit jantung, penyakit akut dan reaksi alergi 10 . Kompeten melakukan resusitasi kardio-pulmonal termasuk intubasi 11 . Mahir dalam penggunaan ambu-bag dan mask untuk resusitasi. 12 . Mahir dalam penggunaan dan obat-obatan darurat defibrilator jantung 13 . Mahir dalam melakukan infus baik perifer dan sentral 14 . Mahir vena seksi. 15 . Memberikan oksigen dengan benar 16 . Pemanfaatan nebulizer untuk pernafasan tertentu atau kasus-kasus THT 17 . Stabilisasi dan pengobatan luka bakar termal yang signifikan .
Kualifikasi Dokter Perusahaan
1. Dokter dengan minimal 2 tahun pasca kelulusan pengalaman dalam kedokteran umum dalam pengaturan klinis 2. ATLS Hari (Lanjutan Trauma Life Support) dan ACLS (Life Support Lanjutan Kardiovaskular) bersertifikat. 3. Pengalaman dalam mengelola Medevac 4. Sertifikat Hiperkes (Depnaker) 5. Tergantung dengan kemampuan untuk bekerja secara independen dan sebagai bagian dari tim Diri 6. Mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif untuk semua tingkatan dalam suatu organisasi dan tetap tenang dalam situasi darurat 7. Yang kuat dalam keterampilan komunikasi & interpersonal skill 8. Administrasi pengalaman, akrab dengan MS Office 9. Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris untuk kedua tertulis dan lisan
Dalam Kesehatan
Kerja dikenal
Hiperkes) -
Dokter Perusahaan: -tetap -kontrak/musiman:full time/part time
spesifikasi
dokter (Dokter
-langganan -adanya MOU dengan perusahaan -
Dokter penguji kesehatan TK : -Dokter perusahaan -Rekomendasi dari perusahaan -Sertifikat dokter penguji dikeluarkan oleh Dirjen pembinaan hubungan industrial dan perlindungan TK Kemenakertrans -Pengesahan dokter penguji oleh direktur pembinaan norma K3
-
Dokter penasehat kesehatan TK/JAMSOSTEK -
Syarat-syarat lain : - Harus memahami : 1. Kode etik dr.Hiperkes 2. Peraturan Perundang-undangan 3. Proses Produksi 4. Kondisi Lingkungan kerja 5. D/ PAK 6. Pola umum PAHK 7. Asuransi Kesehatan 8. Kepegawaian - Tanggung jawab : * Pemeliharaan kesehatan kerja * Pengobatan, perawatan PAK,PAHK & Kec.kerja * Pelaporan * Binawas K3 * Penelitian Kesehatan kerja