LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 5 YANKES - PROMKES BLOK XVIII
Tutor: Dr. Fitri Yulianti Ahmad Satria Praja
G1A108054
Nur Azizah El aminy
G1A108090
Mayang Notika Ratu
G1A109018
Nia Ananda
G1A109100
Anita Rahayu Wijayanti
G1A109009
Nurpadhilah
G1A109046
Rizky Dewa Febrians
G1A109017
Alzi Kardiansyah
G1A109099
Fanny Eka Astuti
G1A109056
Yoshanda Krisna P
G1A109048
Ferdian Mei Sandra
G1A109079
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS NEGERI JAMBI 2011/2012
SKENARIO Robi adalah mahasiswa kedokteran yang sedang melaksanakan praktek belajar lapangan (PBL) pada bagian ilmu kesehatan masyarakat tentang kedokteran komunitas di Puskesmas Kotabaru Jambi. Dalam PBL tersebut Robi tertarik untuk mengetahui segala sesuatu hal terkait Puskesmas dan pembiayaan kesehatan masyarakat. Robi juga merasa tertantang untuk dapat membantu Puskesmas membentuk perilaku sehat pada masyarakat, melakukan promosi kesehatan, dan mengetahui tingkatan preventif terhadap penyakit yang sering dilakukan Puskesmas. Aspek apakah dari 7 pilar kesehatan masyarakat yang diperdalam oleh Robi pada skenario ini?
KLARIFIKASI ISTILAH 1. Kedokteran komunitas : ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.1 2. Puskesmas
: Unit teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung
jawab melakukan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.1 3. Pembiayaan kesehatan : Pengelolaan seluruh modalitas dan sumber daya keuangan untuk penyelenggaraan dan pemanfaatan upaya kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan.1 4. Promosi kesehatan
: Proses penyadaran masyarakat atau peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan dan disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahanperubahan.1 5. Preventif
: Upaya kesehatan yang berfokus pada upaya pencegahan
penyakit.1
IDENTIFIKASI MASALAH 1. Robi sedang melaksanakan praktek belajar lapangan (PBL) pada bagian ilmu kesehatan masyarakat tentang kedokteran komunitas di Puskesmas Kotabaru Jambi. 2. Robi tertarik untuk mengetahui segala sesuatu hal terkait Puskesmas dan pembiayaan kesehatan masyarakat. 3. Robi merasa tertantang untuk dapat membantu Puskesmas membentuk perilaku sehat pada masyarakat, melakukan promosi kesehatan, dan mengetahui tingkatan preventif terhadap penyakit yang sering dilakukan Puskesmas.
4. Aspek apakah dari 7 pilar kesehatan masyarakat yang diperdalam oleh Robi pada skenario ini?
ANALISIS MASALAH Robi sedang melaksanakan praktek belajar lapangan (PBL) pada bagian ilmu kesehatan masyarakat tentang kedokteran komunitas di Puskesmas Kotabaru Jambi. 1. Apa tujuan dan manfaat PBL? Tujuan PBL
Mempersiapkan dan melatih mahasiswa sebelum melakukan penelitian dalam PBR yang merupakan syarat bagi mahasiswa untuk dapat menyelesaikan sarjana kedokteran.
Membekali
mahasiswa
dengan
keterampilan
mengidentifikasi
masalah,
melaksanakan penelitian epidemiologi dan merumuskan solusi untuk pemecahan masalah tersebut.
Melatih mahasiswa turun ke masyarakat dan mengumpulkan informasi dan masalah kesehatan yang ditemukan puskesmas dan menulis laporan secara berkelompok menyerupai laporan kegiatan pengalaman belajar riset (PBR).
Manfaat PBL (Smith) Meningkatkan kecakapan pemecahan masalahnya Lebih mudah mengingat Meningkatkan pemahaman Meningkatkan pengetahuan yang relevan dengan dunia praktek Mendorong mahasiswa untuk penuh pemikirannya, membangun kemampuan dan kerja sama dalam kecakapan belajar dan motivasi belajar
2. Apa pengertian dari ilmu kesehatan masyarakat? Menerapkan
ilmu
kesehatan
masyarakat
untuk
memperpanjang masa hidup (3) mempertinggi
(1)
mencegah
penyakit
(2)
taraf kesehatan jasmani rohani dan
efisiensi dengan cara mendorong, menggerakkan dan melaksanakan usaha usaha masyarakat yang terorganisir.1
3. Apa saja ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat? Masyarakat suatu daerah, negara, kawasan beberapa negara atau masyarakat dunia.3
4. Apa saja upaya kesehatan yang dilakukan dalam Kesehatan Masyarakat?2 a. Primary Care: Sarana yang paling dekat (pelayanan kesehatan paling pertama) dengan masyarakat yang menangani kasus/ penyakit ringan. Contoh: Puskesmas, Poliklinik, Dokter Praktik Swasta, dsb. b. Secondary Care: Menanganin kasus yang tidak atau belum bisa ditangani oleh kesehatan primer karena peralatan atau keahliannya belum ada, sehingga ada “Rujuk”. Contoh: Puskesmas dengan rawat inap (Puskesmas Pusat), RS Kabupaten, RS Tipe D dan C, dan Rumah Bersalin. c. Tertier Care: Menanganin kasus yang tidak atau belum bisa ditangani oleh kesehatan primer dan sekunder. Contoh: RS Provinsi, RS Tipe B dan A. 5. Apa usaha-usaha pengorganisasian dalam meningkatkan Kesehatan Masyarakat?2
Perbaikan sanitasi lingkungan
Pembersihan penyakit-penyakit menular
Pendidikan untuk kebersihan perorangan
Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini serta pengobatan.
Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin agar setiap orang terpenuhi kebutuhan hidupnya dalam memelihara kesehatan.
6. Bagaimana strategi dan macam kegiatan di kedokteran komunitas?3,4 Melakukan ” Community Diagnosis ” . Memberikan tindakan pencegahan dan pengobatan yang ditujuakan pada perorangan, keluarga atau anggota masyarakat terbaas.
7. Apa saja ruang lingkup dari kedokteran komunitas?4 a. Individu dalam Ekosistem
Bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan dan komunitasnya
Pemahaman manusia seutuhnya (Bio-Psiko-Sosial dan Spiritual)
b. Host- Agent-Environment
Manusia = Host = Penjamu
Penyebab spesifik = Agent
Lingkungan = Environment
c. Tingkat Upaya Kesehatan
Promotif
Preventif
Protektif
Kuratif
Rehabilitatif
d. Komponen Administrasi/Manajemen
Pengorganisasian
Penggerakan/Pelaksanaan
Evaluasi
e. Ilmu pendukung
Statistik
Epidemiologi
Ilmu-ilmu Perilaku (Behavioral Sciences)
8. Apa saja sasaran dari kedokteran komunitas?4 Perorangan ( individu ), anggota keluarga dan masyarakat terbatas. 9. Apa saja konsep dasar kedokteran komunitas?4 a. Penyakit sebagai proses dengan penyebab ganda
Ked. Klinik: konsep satu penyakit dengan penyebab tunggal
Ked. Komunitas: konsep penyakit merupakan proses yang dimulai dari lingkungan
b. Keanekaragaman Biologik
Tidak ada dua orang yang identik
Diantara penduduk berbeda dalam, tinggi, bb, besar jantung, jumlah eritrosit, IQ.
Ked. Kom. Memandang sehat & sakit dalam konteks komunitas/populasi dengan keanekaragaman biologiknya
c. Lima Tingkat Pencegahan ( Five Level Prevention ) d. Peran serta Masyarakat Upaya Kesehatan Adalah: Upaya Dari Oleh Untuk Masy.yang terorganisir (Awam, Profesional, LSM, dan Pihak Swasta ) e. Prioritas Banyak Masalah Kes >< Sumber Daya Terbatas
Prioritas
Efisiensi
Efektifitas
10. Apa saja prinsip pencegahan penyakit dari kedokteran komunitas?4,6 Memelihara dan meningkatkan kesehatan Memberikan perlindungan khusus sebelum menderita penyakit
Melakukan diagnosa dini dan pengobatan secepatnya Membatasi terjadinya cacat. Melakukan rehabilitasi 11. Bagaimana hubungan kedokteran komunitas-kesmas dan- kedokteran klinik?4,6 KESENJANGAN KED. KLINIK
KES.MASYARAKAT
ORANG SEHAT 85%
KED.KOMUNITAS.
ORANG SEHAT & SAKIT 100%
ORANG SAKIT 15%
KURATIF REHABILITATIF
PROMOTIF PREVENTIF PROTEKTIF
Robi tertarik untuk mengetahui segala sesuatu hal terkait Puskesmas dan pembiayaan kesehatan masyarakat. 1. Apa saja azas Puskesmas?5
Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Azas Pemberdayaan Masyarakat
Azas Rujukan
2. Apa visi dan misi Puskesmas?5 a. Visi Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat. b. Misi
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
3. Apa saja tujuan dan fungsi Puskesmas?5 a. Tujuan: Tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya. b. Fungsi puskesmas
Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Pusat pemberdayaan masyarakat .
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama (meliputi upaya kedehatan perorangan/ UKP dan upaya kesehatan masyarakat/ UKM.
4. Bagaiama ruang lingkup dan upaya Puskesmas?5 Ruang lingkup dan upaya Puskesmas Upaya Kesehatan Wajib
Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Upaya Promosi Kesehatan
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
b. Upaya Kesehatan Olahraga
c. Upaya Kesehatan Ibu, Anak KB
c. Upaya Kesehatan Kerja
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
d. Upaya
e. Upaya Pencegahan, Pemberantasan
Perawatan
Kesehatan
Masyarakat
f. Penyakit Menular
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
g. Upaya Pengobatan
f. Upaya Kesehatan Jiwa . g. Upaya Kesehatan Mata h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut. i. Upaya
Pembinaan
Tradisional 5. Bagaimana manajemen dari Puskesmas?5,7
Pengobatan
a. Dengan kantor kecamatan : berkordinasi b. Bertanggung jawab kpd Dinkes kab/kota c. Bermitra dengan sarana yankes tk pertama lainnya d. Menjalin kerjasama yg erat dg fasilitas rujukan e. Dengan Lintas sektor: berkordinasi f. Dengan masyarakat: bermitra dg BPP ( BPP: Organisasi yang menghimpun tokoh masyarakat yang peduli kes masyarakat) 6. Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan?5,7 Setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara organisasi
untuk
memelihara
dan
meningkatkan
bersama-sama dlm suatu
kesehatan,
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
mencegah
dan
perseorangan, keluarga,
kelompok dan ataupun masyarakat. 7. Apa saja jenis-jenis pelayanan kesehatan?6,7
Pelayanan Kedokteran (Medical Services),dilakukan oleh sendiri atau bersama dalam organisasi, tujuan utama untuk penyembuhan penyakit dan memulihkan kesehatan, dengan sasaran perseorangan dan keluarga.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(Public Health Services),dilakukan bersama
dalam organisasi, tujuan utama untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat. 8. Apa saja syarat pokok pelayanan kesehatan?6,7 Tersedia dan berkesinambungan (Available dan Continous). Dapat diterima dan wajar (Acceptable dan Appropriate). Mudah dicapai (Accesible). Mudah dijangkau (Affordable). Bermutu.
9. Bagaimana pengelolaan/metode dari sistem pembiayaan kesehatan masyarakat di Puskesmas?5,7
Out of Pocket atau dibiayai sendiri oleh pasien
Perusahaan (majikan) tempat pasien bekerja
Asuransi, setelah pasien mengikat kerjasama/kontrak dengan perusahaan asuransi
Charity, sumbangan dari individu atau lembaga sosial
Pemerintah, alokasi anggaran untuk pelayanan publik
10. Bagaimana syarat pokok pembiayaan kesehatan?9 Jumlah, harus memadai untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan tidak menyulitkan masyarakat yang memanfaatkan. Penyebaran, harus sesuai dengan kebutuhan untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan masyarakat. Pemanfaatan, harus diukur setepat mungkin agar tercapai efektivitas dan efisiensi pembiayaan kesehatan. 11. Apa saja sumber pembiayaan kesehatan?9
Pemerintah
Masyarakat
Swasta
Sumber-sumber lain dalam bentuk hibah atau pinjaman dari luar negeri (yang biasanya turun dalam bentuk program khusus).
Asuransi kesehatan
12. Apa saja masalah pokok dari pembiayaan kesehatan?9 a. Kurangnya dana yang tersedia b. Penyebaran dana yang tidak sesuai c. Pemanfaatan dana yang tidak tepat d. Pengelolaan dana yang belum sempurna e. Biaya kesehatan yang makin meningkat 13. Apa manfaat dari sistem pembiayaan kesehatan?9 Meningkatnya jml penduduk tidak mampu yg terlindungi kesehatannya Kepastian jaminan pelayanan kesehatan pada masyarakat tidak mampu Kendali biaya & mutu dapat ditingkatkan (efisiensi dana) Meningkatnya kemampuanbagidaerah dalam melaksanakan pelayanan kesehatan Pemerataan pelayanan kesehatan
Pemanfaatan dana jamkesmas di puskesmas dan jaringannya tersebut untuk membayar :
Pelayanan rawat jalan tingkat primer
Pelayanan rawat inap
Pertolongan persalinan
Pelayanan spesialistik
Transportasi rujukan
Operasi pelayanan kesehatan diluar gedung
14. Apa landasan hukum dari pembiayaan kesehatan?9
Undang-undang Dasar 1945, pasal 28H, pasal 34 ayat 1,2,3 dan 4
Undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Kesehatan
15. Apa saja model pembiayaan kesehatan?9 a. Atas dasar tagihan (Reimbursment)
Pembayaran oleh Badan Pelaksana (Bapel)/ Asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan dilakukan atas dasar besarnya tagihan.
Beban administrasi menjadi berat
Memicu terjadinya penyalahgunaan
Pelayanan kesehatan dapat menjadi berlebihan untuk mendapatkan pembayaran yg lebih besar
Biaya kesehatan semakin mahal premi meningkat.
b. Pembayaran Pra-Upaya (Pre-payment) atau Pembayaran Prospektif (Prospective payment) Adalah sistem atau cara pembayaran oleh Bapel kepada penyelenggara yang besar biayanya dihitung di muka (in-advance), dan penyelenggara pelayanan menerima biaya tersebut tanpa memperhatikan besarnya biaya riil (real cost) yang dikeluarkan oleh penyelenggara. Bentuk-bentuk pembiayaan pra-upaya:
Sistem Kapitasi (capitation system)
Sistem Paket (packet system)
Sistem Anggaran (budget system)
16. Siapa saja pelaku dan penerima pembiayaan kesehatan?9
Robi merasa tertantang untuk dapat membantu Puskesmas membentuk perilaku sehat pada masyarakat, melakukan promosi kesehatan, dan mengetahui tingkatan preventif terhadap penyakit yang sering dilakukan Puskesmas. 1. Apa pengertian perilaku sehat?8 Perilaku sehat adalah tindakan seseorang yang merasa dirinya sehat, dan berujuan memelihara, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. 2. Bagaimana model perilaku sehat?8 Sadar/ tahu
Menguntungkan (U)
Merugikan (R)
Tidak sadar/
(S)
tidak tahu (TS)
1 2
4 3
Potensi (Stimulan)
Kendala
Model Perilaku Kesehatan (Nico S. Kalangi)
Kotak 1: Menunjukkan kegiatan manusia yang secara sengaja dilakukan untuk menjaga, meningkatkan kesehatan dan menyembuhkan diri dari penyakit dan gangguan kesehatan. Kegiatan ini berupa tindakan-tindakan preventif, kuratif, promotif baik yang dilakukan secara tradisional maupun modern.
Kotak 2: Perilaku yang berakibat merugikan atau merusak kesehatan, menyebabkan kematian, namun secara sadar atau disengaja dilakukan (merokok, alkoholic).
Kotak 3: Mencakup semua tindakan yang baik secara tidak disadari dapat mengganggu kesehatan (penggunaan jarum suntik berulang, rumah tanpa jamban, memakai alat tidak steril untuk sunat dan potong tali pusat bayi).
Kotak 4: Kegiatan yang secara tidak disadari atau disengaja dapat meningkatkan kesehatan (menimba air di sumur, ke kampus jalan kaki).
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku sehat?8 Menurut Lowrence Green (1980), perubahan perilaku dipengaruhi 3 faktor utama sebagai berikut:
Faktor Predisposisi (faktor Pemudah), mencakup: pengetahun, sikap, kepercayaan, tingkat pendidikan, tingkat social ekonomi.
Faktor pemungkin (Enambling faktor/ faktor pendukung), mencakup,tersedianya sarana dan perasana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, Polindes, pos obat desa, dokter atau bidan.
4. Bagaimana strategi untuk mendapatkan perilaku sehat?7,8 Dengan memberikan pelayanan komprehensif dari preventif, promotif, kuratif hingga rehabilitatif. Ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
Menggunakan kekuatan,kekuasaan/ dorongan.
Pemberian Informasi.
Diskusi Partisipasi.
5. Bagaimana visi dan misi promosi kesehatan?8 a. Visi
Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik fisik, mental dan social sehingga produktif secara ekonomi dan social. b. Misi Advocasi (Advocate) Menyembatani (mediase) Memampukan (Enamble) 6. Apa tujuan promosi kesehatan?8 Untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan. Untuk membawa perubahan yang lebih baik dalam masyarakat dan lingkungan terhada kesehatan. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik dari segi fisik, mental, dan sosial sehingga produktif secara ekonomi dan sosial. 7. Apa saja strategi promosi kesehatan?8 a. Strategi global (Promosi kesehatan menurut WHO1984)
Advocacy. Ditujukan kepada pembuatan keputusan atau penentu kebijakan (misal : presiden, gubernur, Bupati, DPR RI, DPR Provinsi, DPR Kabupaten)
Dukungan sosial para tokoh masyarakat petugas kesehatan dll.
Pemberdayaan masyarakat ditujukan kepada masyarakat langsung.
b. Strategi Berdasarkan Piagam Ottawa(Ottawa Charter)
Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)
Lingkungan yang mendukung.
Reorientasi pelayanan kesehatan.
Keterampilan individu.
Gerakan masyarakat.
8. Siapa saja sasaran dari promosi kesehatan?8 a. Target Primer
Kepada keluarga: kesehatan umum
Ibu hamil dan menyusui: kesehatan ibu dan anak
Anak sekolah: kesehatan remaja.
b. Target Sekunder Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat. c. Target Tersier Pembuatan kebijakan keputusan: tingkat pusat,tingkat daerah. 9. Bagaimana ruang lingkup promosi kesehatan?8 a. Aspek Promotif Pada orang sehat seperti : makan seimbang, olah raga, tidak merokok / alkohol b. Aspek Pencegahan/ Penyembuhan :
Pencegahan primer: Pasien yang rentan terhadap penyakit
Pencegahan sekunder: Penderita penyakit kronis
Pencegahan tersier: Pasien yang baru sembuh
10. Apa saja bentuk promosi kesehatan?8 Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Dinamika kelompok Pengorganisasian masyarakat Pengembangan kesehatan masyarakat desa (PKMD) Pendidikan/ pelatihan 11. Di mana tempat dilakukannya promosi kesehatan?8
Keluarga.
Sekolah.
Tempat kerja.
Tempat umum.
Tempat pelayanan kesehatan
12. Apa saja macam-macam tingkatan preventif?6,7 Menurut Leavell dan Clark, ada 5 (lima) tingkat pencegahan penyakit: a. Peningkatan kesehatan (health promotion)
b. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and spesific protection) c. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis and prompt treatment) d. Pembatasan kecacatan (dissability limititation) e. Pemulihan kesehatan (rehabilitation) 13. Apa saja macam-macam tindakan preventif?7
Aspek apakah dari 7 pilar kesehatan masyarakat yang diperdalam oleh Robi pada skenario ini? 1. Apa saja 7 pilar kesehatan masyarakat?2 a. Administrasi Pelayanan Kesehatan termasuk sistem pembiayaannya b. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku kesehatan c. Epidemiologi dan Surveilans d. Biostatistik e. Kesehatan Lingkungan f. Gizi Masyarakat g. Kesehatan kerja
2. Aspek apa saja yang akan didapatkan dari 7 pilar kesehatan masyarakat oleh Robi? Berdasarkan skenario ini, Robi akan mendapatkan aspek administrasi pelayanan kesehatan termasuk sistem pembiayaannya, promosi kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan, dan epidemiologi/ surveilans.
KERANGKA KONSEP Robi (Mahasiswa kedokteran) PBL: Tujuan dan manfaat Sistematika penulisan Ruang lingkup Kesehatan Masyarakat: Pilar kesmas Ruang lingkup
Puskesmas: Visi dan misi Tujuan dan fungsi Azas dan upaya Ruang lingkup Manajemen
Kedokteran Komunitas: Strategi Ruang lingkup Sasaran Konsep dasar Prinsip pencegahan penyakit
Perilaku Kesehatan: Model/ bentuk Faktor yang mempengaruhi Strategi perubahan
Pembiayaan Kesehatan: Landasan hukum Sumber Manfaat Masalah pokok Syarat pokok Ruang lingkup Model/ bentuk Pelaku dan penerima
Promosi Kesehatan: Tujuan dan strategi Visi dan misi Sasaran dan ruang lingkup Bentuk dan tempat Tingkatan preventif: Tingkatan Tindakan
HIPOTESIS Robi (mahasiswa kedokteran) yang sedang PBL tentang kedokteran komunitas tertarik memperdalami hal-hal yang terkait pelayanan kesehatan dan promosi kesehatan yang merupakan 7 pilar kesehatan masyarakat.
SINTESIS KEDOKTERAN KOMUNITAS Komunitas berasal dari kata Inggris “community” yang artinya “A group of people living in aparticular local area” – sekelompok orang yang tinggal di suatu area lokal tertentu. Komunitas (community) merupakan bagian dari masyarakat (society) yang memiliki persamaan karakteristik tertentu dan biasanya bertempat tinggal di suatu area geografis yang bisa didefinisikan dengan jelas.3 Sebagai contoh, pusat kesehatan masyarakat dalam bahasa Inggris disebut community health center,bukan societal health center atau public health center, karena memang didirikan dengan tujuan untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan komunitas tertentu, yaitu masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kecamatan. Para pekerja di suatu pertambangan minyak lepas pantai juga merupakan contoh komunitas lainnya, yaitu komunitas pekerja yang memiliki sejumlah persamaan karakteristik, yakni jenis pekerjaan, tempat bekerja, dan tempat tinggal (meskipun sementara). Sivitas akademika yang terdiri atas mahasiswa, dosen, dan karyawan administrasi, membentuk suatu komunitas akademik di suatu area yang disebut kampus.3 Gambar 1 menyajikan prototipe sebuah komunitas yang tinggal di area geografis yang terbatas, yang dilayani dengan sejumlah fasilitas pelayanan publik, misalnya puskesmas, pasar, restoran, bioskop, jalan mobil, tempat pejalan kaki yang aman, telepon umum, dan sebagainya.4
Gambar I . Sebuah komunitas
Perlu dibedakan pengertian komunitas dan masyarakat. Masyarakat, dalam bahasa Inggrisdisebut “society” atau “human society” adalah “A group of people related to each other through persistent relations such as social status, roles and social networks. By extension, society denotes the people of a region or country, sometimes even the world, taken as a whole” – Masyarakat adalah kelompok orang yang terhubungkan satu dengan lainnya melalui relasi terus-menerus seperti status sosial, peran, dan jejaring sosial. Perluasan pengertian masyarakat adalah kumpulan orang-orang di suatu wilayah atau negara, bahkan kadang-kadang secara keseluruhan di seluruh dunia.4 Kedokteran komunitas (community medicine) adalah cabang kedokteran yang memusatkanperhatian kepada kesehatan anggota-anggota komunitas, dengan menekankan diagnosis dini penyakit, memperhatikan faktor-faktor yang membahayakan (hazard) kesehatan yang berasal dari lingkungan dan pekerjaan, serta pencegahan penyakit pada komunitas.3 Kedokteran komunitas memberikan perhatian tidak hanya kepada anggota komunitas yang sakittetapi juga anggota komunitas yang sehat. Sebab tujuan utama kedokteran komunitas adalah mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan anggota-anggota komunitas. Karena menekankan upaya pencegahan penyakit, maka kedokteran komunitas kadang-kadang disebut juga kedokteran pencegahan (preventive medicine). Kedokteran komunitas memberikan pelayanan komprehensifdari preventif, promotif, kuratif hingga rehabilitatif.4 Fokus perhatian kedokteran komunitas adalah masalah kesehatan dan penyakit yang terjadipada komunitas di mana individu tersebut tinggal, bekerja, atau bersekolah. Implikasinya, kedokteran komunitas memberikan prioritas perhatian kepada penyakitpenyakit yang menunjukkan angka kejadian yang tinggi pada populasi, yang disebut “public health importance”.4 Untuk itu seorang dokter yang berorientasi kedokteran komunitas diharapkan memiliki kemampuanuntuk menghitung frekuensi penyakit dan angka kejadian penyakit pada populasi, mendiagnosis masalah penyakit pada populasi (community diagnosis), membandingkan distribusi penyakit pada populasi-populasi, lalu menarik kesimpulan tentang penyebab perbedaan distribusi penyakit pada populasi, dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah penyakit, melindungi, memulihkan, dan meningkatkan kesehatan populasi.4 Selanjutnya, dalam memandang kausa masalah kesehatan pada pasien maupun komunitas,kedokteran komunitas mengakui kausa penyakit yang terletak pada level populasi dan lingkungan. Artinya, dokter komunitas tidak hanya memperhatikan faktor-faktor
penyebab yang terletak pada level individu, tetapi juga determinan lainnya pada level keluarga, komunitas dan lingkungan di mana pasien tersebut tinggal, bekerja, ataupun bersekolah.4 Perspektif populasi memusatkan perhatian kepada kausa-kausa kontekstual yang melatari penyakit, yakni determinan lingkungan, sosial, kultural, ekonomi, dan politik yang menyebabkan terjadinya perbedaan frekuensi penyakit antar populasi.3
Sebagai contoh, keberhasilan pelayanan kesehatan ditentukan tidak hanya oleh efikasi klinis dari pelayanan kesehatan itu sendiri tetapi juga oleh nilai-nilai sosial, budaya, dan ekonomi
yang mempengaruhi keputusan
pasien untuk
menggunakan atau tidak
menggunakanpelayanan kesehatan tersebut. Alat kontrasepsi IUD memiliki efikasi tinggi untuk mencegah kehamilan, tetapi metode itu tidak efektif jika diterapkan pada komunitas yang memiliki nilai-nilai sosial bahwa memasang alat pada organ reproduksi wanita merupakan cara yang tidak pantas.3
PUSKESMAS Definisi5 Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Visi dan Misi5 Visi Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat masa depan yang ingin dicapai
yakni
masayarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator kecamatan sehat : 1. Lingkungan Sehat 2. Perilaku Sehat. 3. Cakupan pelayanan yang bermutu 4. Derajat Kesehatan penduduk kecamatan
Misi 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masrakat di wilayah kerjanya. 3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas. 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Tujuan dan Fungsi Puskesmas5 Tujuan Tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional
yaitu : meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang gar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya.
Fungsi puskesmas 1.
Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
2.
Pusat pemberdayaan masyarakat .
3.
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama .( meliputi upaya kedehatan perorangan/ UKP dan upaya kesehatan masyarakat/ UKM.
Upaya dan Azas penyelenggaraan5 1. Upaya Upaya Kesehatan Wajib : h. Upaya Promosi Kesehatan i. Upaya Kesehatan Lingkungan j. Upaya Kesehatan Ibu, Anak KB k. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat l. Upaya Pencegahan, Pemberantasan m. Penyakit Menular n. Upaya Pengobatan
Upaya Kesehatan Pengembangan : j. Upaya Kesehatan Sekolah k. Upaya Kesehatan Olahraga l. Upaya Kesehatan Kerja m. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat n. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut o. Upaya Kesehatan Jiwa . p. Upaya Kesehatan Mata q. Upaya Kesehatan Usia Lanjut. r. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
2. Azas Penyelenggaraan a. Azas Pertanggungjawaban Wilayah Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah penanggungjawab wilayah. Dalam arti
puskesmas
bertanggungjawab
meningkatkan derajat
kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.
Memantau dampak berbagai
upaya
pembangunan
terhadap
kesehatan
masyarakat diwilayah kerjanya.
Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
b. Azas Pemberdayaan Masyarakat Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
Upaya Kesehatan ibu dan anak : Posyandu Polindes Bina keluarga balita (BKB)
Upaya pengobatan : Posyandu Pos Obat Desa (POD)
Upaya Perbaikan gizi : Posyandu Panti pemulihan gizi Keluarga sadar gizi (kadarzi)
Upaya kesehatan sekolah : Dokter kecil Penyertaan guru dan orangtua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH) Pos kesehatan pesantren (poskestren)
Upaya kesehatan lingkungan Kelompok Pemakai Air (Pokmair), desa percontohan kesehatan lingkungan (DPKL)
Upaya kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila Panti wreda
Upaya kesehatan jiwa : Posyandu
Tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat (TPKJM)
Upaya pembinaan pengobatan tradisional : Taman obat keluarga (TOGA), Pembinaan pengobatan tradisional (battra).
Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif) Dana sehat Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin) Mobilisasi dan keagamaan
c. Azas Rujukan Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secar horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit. Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam : Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (misal operasi) dan lain-lain. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lengkap. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.
Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam : Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman, alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.
Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain Usaha Kesehatan sekolah, Usaha kesehatan Kerja, Usaha kesehatan
Jiwa, pemeriksaan
contoh air bersih) kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
Menurut rujukan upaya kesehatan, rujukan dibagi menjadi:
Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan Cakupannya adalah kasus penyakit.Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus tertentu maka wajib merujuk ke yang lebih mampu.
Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat Cakupannya adalah masalah kesehatan masyarakat yang terdiri dari KLB (Kejadian Luar Biasa), pencemaran lingkungan, dan bencana.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari:
Rujukan Internal Rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk
Rujukan Eksternal Rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari ::
Rujukan Medik Rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya: merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.
Rujukan Kesehatan
Rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya: merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).
Skema sistem perujukan pelayanan kesehatan:
Tata cara perujukan kesehatan perorangan :: a) Rujukan diaksanakan secara berjenjang dan terstruktur dengan prinsip portabilitas b) Pelaksanaan rujukan harus didasarkan pada indikasi medis c) Membawa surat rujukan d) Menunjukkan kartu Jamkesmas e) Kartu Jamkesmas dan surat rujukan dibawa keloket pusat pelayanan administrasi RS f) Mendapatkan YanKes sesuai dengan kebijakan operasional yang telah ditetapkan.
Syarat rujukan upaya kesehatan perorangan :
Harus sesuai dengan Indikasi medis.
Surat rujukan berasal dari dokter/PKM yang bersangkutan.
Bagi peserta JAMKESMAS harus menunjukkan kartu JAMKESMAS.
Untuk peserta yang tidak dapat menunjukkan SKTM diberikan waktu 2x24 jam unuk menunjukkan kartu tersebut. Apabila tidak mampu menunjukkan SKTM tersebut maka kepala RS/PKM dapat menentukan status miskin/tidak kepada yang bersangkutan.
Ringkasan Uraian Tugas5 1.
Kepala Puskesmas Tugas pokok dan fungsi: memimpin, mengawasi dan mengkoordinir kegiatanPuskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
2.
Kepala Urusan Tata Usaha Tugas pokok dan fungsi: di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan dansurat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
Unit I: Melaksanakan kegiatan KIA, Keluarga Berencana dan Perbaikan Gizi.
Unit II: Melaksanakan kegiatan pencegahan danpemberantasan penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium.
Unit III: Laksanakan keg. Kesehatan Gigi dan Mulut,Kesehatan Tenaga Kerja dan Lansia.
Unit IV: Melaksanakan kegiatan Perawatan KesehatanMasyarakat, Kesehatan Sekolah dan Olah Raga, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata dankesehatan khusus lainnya.
Unit V: Melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan danpengembangan upaya kesehatan masyarakat dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Unit VI: Melaksanakan pengobatan Rawat Jalandan Rawat Inap (Puskesmas Perawatan).
METODE
PEMBIAYAAN
PELAYANAN
KESEHATAN
MASYARAKAT,
TERMASUK JAMKESMAS7,9
Sumber pembiayaan kesehatan masyarakat: 1. Pemerintah Sebagai institusi pemerintah maka puskesmas harus didanai oleh pemerintah kabupaten/kota dalam bentuk dana operasional puskemas (DOP) . 2. Masyarakat Sesuai dengan kebijakan pembiayaan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan (kuratif). Bentuk pembiayaan ini dikenal sebagai bentuk pembayaran langsung (fee for services) dan asuransi. Pembayaran langsung dari masyarakat ditetapkan dalam bentuk tarif retribusi yang besarnya ditentukan oleh peraturan daerah (perda). Namun terdapat di beberapa daerah kebijakan pelayanan kuratif di puskesmas digratiskan. 3. Swasta Pihak swasta atau perusahaan bekerja sama dengan puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan pada karyawannya, di samping itu dapat memberikan bantuan dana program sebagai bentuk kegiatan CSR (Community Sensybility Response) 4. Sumber-sumber lain dalam bentuk hibah atau pinjaman dari luar negeri (yang biasanya turun dalam bentuk program khusus). 5. Asuransi kesehatan a. Jamkesmas/Jamkesda b. PT. (Persero) Askes yang peruntukkannya sebagai jasa pelayanan terhadap peserta Askes dari PNS dan pensiunan. c. PT. (Persero) Jamsostek yang peruntukkannya sebagai jasa pelayanan terhadap tenaga kerja yang menjadi peserta Jamsostek. d. Asuransi kesehatan swasta lain.
Sub sistem manajemen keuangan puskesmas a. Jenis anggaran Anggaran yang digunakan untuk mendukung pengembangan kegiatan program puskesmas terdiri dari dana rutin (gaji pegawai) dan dana operasional lain untuk masingmasing program yang berasal dari APBD, Jamkesmas, Askes,dll. b. Sumber
Sejak otonomi daerah ditetapkan berdasarkan UU No. 22 dan 25 tahun 1999, sumber dana untuk program puskesmas sebagian besar berasal dari APBD kab./kota. Hanya sebagian kecil dari APBN. c. Pencatatan dan pelaporan keuangan Pimpinan puskesmas menunjuk 2 orang stafnya untuk menjadi bendahara puskesmas baik bendahara penerima, maupun bendahara pengeluar. Mereka ditugaskan untuk mencatat dan melaporkan semua dana yang diterima dan yang dikeluarkan oleh puskesmas, terdiri dari bendahara penerima dan bendahara pengeluar. d. Bentuk pertanggungjawaban keuangan dibuat sesuai dengan aturan yang berlaku sesuai dengan permendagri No. 13 Tahun 2005.
Asuransi kesehatan Asuransi adalah suatu mekanisme pengalihan risiko (sakit) dan risiko perorangan menjadi risiko kelompok, dengan cara mengalihkan risiko individu menjadi risiko kelompok. Beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih ringan dan mengandung kepastian karena memperoleh jaminan. Asuransi kesehatan yang biasanya ada di puskesmas adalah : a) Asuransi sosial PNS (Askes) b) Asuransi masyarakat miskin (Jamskesmas, Jamkesda)
Sistem Pembiayaan Kesehatan Masyarakat Miskin Pemerintah dalam hal ini Kemenkes, ditambah dengan pemerintah kabupaten/kota menyediakan dana Jamkesmas dan Jamkesda. Setiap warga masyarakat yang dikelompokkan dalam keluarga miskin didata dan diberi kartu Jamkesmas atau Jamkesda. Kartu ini di pergunakan untuk memperoleh pelayanan kesehatan gratis mulai dari pelayanan primer sampai pelayanan rujukan sesuai standar pelayanan yang ada. Pihak puskesmas dan rumah sakit telah terlebih dahulu diberikan biaya operasional untuk pelayanan ini termasuk untuk obat-obatannya. Untuk lebih lengkap dapat dilihat Pedoman Pelaksanaan (ManLak) Jamkesmas setiap tahunnya. Jenis Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin : a. Pelayanan pengobatan dasar dan rujukan b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk persalinan c. Penanggulangan gizi kurang dan buruk d. Kegiatan pencegahan seperti imunisasi, penyuluhan dll.
KONSEP PROMOSI KESEHATAN Definisi8 Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku (within people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Visi8 Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik, fisik, mental dan social sehingga produktif secara ekonomi dan social. Empat Kata Kunci Visi Promkes8 1. Wilingnes (mau) 2. Ability (mampu) 3. Memelihara kesehatan mau dan mampu mencegah penyakit, melindungi diri dari kesehatan dan mencari pertolongan pengobatan yang profesional bila sakit. 4. Meningkatkan kesehatan mau dan mampu mencegah penyakit, kesehatan perlu ditingkatkan. Misi8 •
Advocasi (Advocate) Meyakinkan para penentu kebijakan/pengambil keputusan
•
Menyembatani (mediase) Antara ssektor kesehatan dengan sektor lain sebagai mitra.
•
Memampukan (enamble) Memelihara dan meningkatkan kesehatannya secara langsung.
Ruang lingkup promkes8 1. Aspek promotif pada orang sehat seperti :
Makan seimbang
Olahraga
Tidak merokok/ alkohol
2. Aspek pencegahan/ penyembuhan :
Pencegahan primer
Pencegahan sekunder Penderita penyakit kronis
Pencegahan tersier Pasien yang baru sembuh.
Macam-macam promosi kesehatan antara lain : 1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) 2. Dinamika kelompok 3. Pengorganisasian masyarakat 4. Pengembangan kesehatan masyarakat desa (PKMD) 5. Pendidikan/pelatihan
Langkah-langkah dalam promosi kesehatan: 1. Persiapan: segala keerluan sebelum pelaksanaan promosi kesehatan, meliputi:
Pemilihan objek
Pemilihan jadwal
Metode penyampaian
Alat yang digunakan, dll
2. Pelaksanaan: kegiatan yang dilakukan saat promosi kesehatan 3. Evaluasi: penilaian terhadap hasil kerja
Sasaran dalam promosi kesehatan 1. Sasaran Primer Sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi: kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment). 2. Sasaran Sekunder
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya. Di saming itu, dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder adalah sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support). 3. Sasaran Tersier Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier promosi kesehatan. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi.
Tujuan dilakukannya promosi kesehatan berupa:
Untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan.
Untuk membawa perubahan yang lebih baik dalam masyarakat dan lingkungan terhada kesehatan.
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik dari segi fisik, mental, dan sosial sehingga produktif secara ekonomi dan sosial.
Manfaat yang diperoleh dari promosi kesehatan adalah: Agar meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Mengubah perilaku hidup masyarakat menjadi perilaku hidu sehat. Meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik mauun non-fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Agar meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Tempat-tempat yang dapat digunakan untuk promosi kesehatan terdiri dari:
Keluarga
Sekolah
Tempat kerja
Tempat umum
Tempat pelayanan kesehatan seperti: Posyandu (Meja 4), Puskesmas, Rumah Sakit, Praktek swasta
Pada umumnya hambatan yang dijumpai dalam promosi kesehatan adalah:
SDM (sumber daya manusia) baik dari yang mempromosikan kesehatan (promoter kesehatan) kurang semangat untuk menyampaikan informasi maupun dari peserta yang tidak termotivasi atau kurang tertarik terhadap promosi kesehatan tersebut.
Pendanaan/ biaya untuk membeli alat bantu atau media promosi kesehatan tidak mencukupi.
Sarana dan prasarana yang tersedia tidak memadai.
PERBEDAAN PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER, DAN MEMBERIKAN CONTOH PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, TERSIER6,7
Menurut Leavell dan Clark, ada 5 (lima) tingkat pencegahan penyakit. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit dan point 3, 4, 5 dilakukan pada masa sakit. Adapun 5 tingkat pencegahan penyakit sebagai berikut: 1. Peningkatan kesehatan (health promotion) a. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas). b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah. c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat, misalnya untuk kalangan menengah ke atas di negara berkembang terhadap risiko jantung koroner. d. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu. e. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial. f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab. 2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and spesific protection) a. Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit. b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya yang terkena flu burung. c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun di tempat kerja. d. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi. e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran. 3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis and prompt treatment) a. Mencari kasus sedini mungkin. b. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan, misalnya pemeriksaan darah, rontgen paru. c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan. d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita. e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus. 4. Pembatasan kecacatan (dissability limititation)
a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi. b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan. c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan engobatan dan perawatan yang lebih intensif. 5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation) a. Mengembangkan
lembaga-lembaga
rehabilitasi
dengan
mengikutsertakan
masyarakat. b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri. d. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
TEORI PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN8
Dalam rangka ini timbul beberapa pengertian lain yang mempunyai konotasi kultural, yaitu perilaku kesehatan (health behaviour), perilaku kesakitan (illness behaviour) dan peranan sakit (sick role). Yang dimaksudkan dengan perilaku kesehatan adalah setiap tindakan yang diambil oleh seorang individu yang berpendapat bahwa dirinya sehat dengan maksud untuk mencegah terjadinya penyakit atau mengenalnya pada stadium permulaan. Sebagai definisi tentang perilaku kesakitan dikemukakan: „cara-cara di mana gejalagejala ditanggapi, dievaluasi dan diperankan oleh seseorang individu yang mengalami sakit, kurang nyaman atau tanda-tanda lain dari fungsi tubuh yang kurang baik”. Definisi yang lebih sederhana menjelaskan bahwa perilaku kesakitan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang individu yang merasa diri sakit, untuk menentukan dirinya sakit dan mencari pengobatannya. Pada suatu penyakit dapat dikenal aspek sosial yang menunjukkan urutan waktu. Ada suatu awal yaitu kesadaran adanya gejala penyakit yang masih bersifat samar-samar, suatu perkembangan menuju suatu proses sosial dan fisiologik dan suatu akhir melalui proses kesembuhan atau kematian. Proses sosial ini merupakan suatu proses yang kompleks yang sangat ditentukan oleh ciri-ciri kebudayaan. Untuk menganalisa proses ini diciptakan pengertian atau istilah perilaku kesehatan. Dalam konstruk teoritik ini diciptakan pula beberapa istilah, yaitu sick role dan patient role yang menjelaskan bahwa seseorang telah beralih dari peranan sebagai orang normal dalam masyarakat ke seorang yang sakit dengan segala hak dan tanggung jawabnya. Di sini digunakan pengertian, setiap orang dalam kehidupan sehari-hari senantiasa menggunakan beberapa peran silih berganti. Namun apabila dia menjadi sakit, dia beralih dari peranan sebagai orang normal kepada peranan sebagai orang sakit. Dalam fungsi dan peranan sebagai orang sakit terdaat 4 aspek:
Tergantung dari ringan-beratnya penyakit seseorang dalam peranan sakit dapat dibebaskan dari sebagian atau semua tugas sosialnya.
Orang yang sakit terpaksa menjadi sakit dan tidak dapat sembuh karena keputusannya sendiri atau karena dia ingin sembuh.
Orang yang sakit diharapkan dapat sembuh secepat mungkin.
Dia diharapkan mencari pertolongan yang sesuai.
Dengan adanya keempat aspek ini status sosial dari pasien tidak berubah dan dia masih dapat mempertahankan martabat dirinya dengan baik. Di samping itu perlu diketahui bahwa tergantung dari status sosialnya dia diharapkan memperlihatkan perilaku tertentu. Walaupun pengertian peranan sakit ini cukup panjang lebar dibicarakan oleh Talcott Parsons. namun kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua pasien ingin dan patuh dalam mengambil peranan ini. Banyak penyimpangan-penyimpangan dapat terjadi pada setiap asperk tadi, yang akhirnya dapat sangat membahayakan kehidupannya sendiri.
Pengertian perilaku kesehatan: Solita Sarwono: perilaku kesehatan adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya khususnya menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. Bloom: perilaku kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan derajat kesehatan.
Model Perilaku Kesehatan (Nico S. Kalangi) Sadar/ tahu
Menguntungkan (U)
Merugikan (R)
Tidak sadar/
(S)
tidak tahu (TS)
1 2
4 3
Potensi (Stimulan)
Kendala
Kotak 1: Menunjukkan kegiatan manusia yang secara sengaja dilakukan untuk menjaga, meningkatkan kesehatan dan menyembuhkan diri dari penyakit dan gangguan kesehatan. Kegiatan ini berupa tindakan-tindakan preventif, kuratif, promotif bbaik yang dilakukan secara tradisional maupun modern. Kotak 2: Perilaku yang berakibat merugikan atau merusak kesehatan, menyebabkan kematian, namun secara sadar atau disengaja dilakukan (merokok, alkoholic). Kotak 3: Mencakup semua tindakan yang baik secara tidak disadari dapat mengganggu kesehatan (penggunaan jarum suntik berulang, rumah tanpa jamban, memakai alat tidak steril untuk sunat dan potong tali pusat bayi).
Kotak 4: Kegiatan yang secara tidak disadari atau disengaja dapat meningkatkan kesehatan (menimba air di sumur, ke kampus jalan kaki).
Perilaku Sehat Perilaku sehat adalah tindakan seseorang yang merasa dirinya sehat, dan berujuan memelihara, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Tiga tujuan yang ingin dicapai dalam perilaku sehat: 1. Perilaku preventif
Merupakan upaya memelihara kesehatannya dengan datangnya penyakit.
Caranya dapat dilakukan dengan Medical activities dan Non-medical activities.
Terdapat 2 tingkatan, yaitu: Primary preventive: langsung mencegah penyakit (imunisasi, minum jamu). Secondary preventive: tidak langsung mencegah enyakit (mandi, rekreasi).
2. Perilaku protektif Melindungi tubuh dari gangguan penyakit (minum vitamin, memakai kondom, jas hujan atau payung). 3. Perilaku promotif Peningkatan kualitas/ derajat kesehatan, konsumsi vit, olahraga, menu makan diatur, berat badan diatur.
Perilaku Sakit Solita Sarwono: perilaku sakit adalah tindakan yang dilakukan orang yang merasa dirinya sedang sakit agar memperoleh kesembuhan. Fauzi Muzaham: perilaku sakit adalah cara seseorang bereaksi terhadap gejala-gejala penyakit yang dipengaruhi oleh keyakinan-keyakinannya terhadapa apa yang harus diperbuat untuk menghadapinya. Mechanic and Volkhart: perilaku sakit adalah cara-cara dimana gejala-gejala ditanggapi, dievaluasi, dan diperankan oleh seorang individu, yang mengalami sakit atau tanda-tanda lain dari fungsi tubuh yang kurang baik.
Perilaku dalam Memilih Layanan Kesehatan 1. Model Andersen
Model ini menggambarkan determinasi individu terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Predisposisi keluarag untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Kecenderungan berbeda karena perbedaan variabel demografik (umur, jenis kelamin, status perkawinan), variabel struktur sosial (pendidikan, pekerjaan kepala keluarga, serta kepercayaan terhadap perawatan medis).
Faktor kemampuan. Dari segi keluarga (penghasilan dan simpanan) dan dari segi komunitas (tersedianya fasilitas dan tenaga kesehatan, lamanya menunggu pelayanan, lamanya waktu untuk mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
Kebutuhan terhadap jasa pelayanan kesehatan.
2. Model Andersen dan Bartkus Model ini mencoba mengaitkan faktor sosiodemografik, ekonomi, ekologi, dan sosiopsikologi dengan kebutuhan kesehatan.
Faktor ekonomi diukur dengan kemampuan membayar pelayanan kesehatan.
Faktor ekologi diukur dengan mengetahui apakah pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada orang yang dekat tempat tinggalnya atau yang jauh juga.
Faktor sosiodemografik dianggap berpengaruh terhadap perbedaan perilaku kesehatan, diukur dengan mengetahui tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, status perkawinan ataukah punya dokter keluarga.
Faktor sosiopsikologi diukur dengan penilaian teman-teman terhadap pelayanan yang mempengaruhi pandangan individu terhadap pelayanan kesehatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuniar, Tanti. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Agung Media Mulia. 2004. 2.
Departemen kesehatan republic Indonesia tahun 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Republic Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. 2007. Hal 3-19.
3.
Murti Bhisma. Kedokteran Komunitas. http//community.medicine.org. diakses 20 juni 2012.
4.
Agius, R Seaton (2009). Practical Public Health. http//practical.public.health.com. diakses 20 juni 2012.
5.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan. 2007.
6.
Notoadmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
7.
Muninjaya. A. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC. 2008.
8.
Notoadmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
9.
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Jaminan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Dan Jaringannya Tahun 2009. 21 agustus 2009. Hal 3-26.