SKENARIO 1: PILEK PAGI HARI BLOK RESPIRASI Kelompok A-1 Ketua : Argia Anjani (1102013041) Sekertaris : Ayuningtyas Tri H. (1102013050) Betha Nurvia (1102010048) Bayu Segara Hoki (1102012041) Hanny Ardian Cholis (1102012107) Dhina Lorenza (1102013082) Intan Purnama Sari (1102013138) Khaerunnisa (1102013147) Lisa Dwiriansyah T. (1102013155) Anggit Ekawati (1102013030)
SKENARIO PILEK PAGI HARI Seorang pemuda usia 20 tahun, selalu bersin-bersin di pagi hari, keluar ingus encer, gatal di hidung dan amata, terutama bila udara berdebu, diderita sejak usia 14 tahun. Tidak ada pada keluarganya yang menderita seperti ini, tetapi ayahnya mempunyai riwayat penyakit asma. Pemuda tersebut sangat rajin solat tahajud, sehingga dia bertanya adakah hubungannya memasukkan air wudhu ke dalam hidungnya di malam hari dengan penyakitnya? Kawannya menyarankan untuk memeriksa ke dokter, menayakan menhapa bisa terjadi demikian, dan apakah berbahaya apabila menderita seperti ini dalam waktu yang lama
SASARAN BELAJAR 1. Memahami dan menjelaskan anatomi saluran pernapasan atas 1.1 Makroskopis 1.2 Mikroskopis 2. Memahami dan menjelaskan fisiologi pernapasan 3. Memahami dan menjelaskan mekanisme batuk dan bersin 4. Memahami dan menjelaskan rhinitis alergi 4.1 Definisi rhinitis alergi 4.2 Etiologi rhinitis alergi 4.3 Klasifikasi rhinitis alergi 4.4 Patofisiologi rhinitis alergi 4.5 Manifestasi klinis rhinitis alergi 4.6 Diagnosis dan diagnosis banding rhinitis alergi 4.7 Tata laksana rhinitis alergi 4.8 Komplikasi rhinitis alergi 4.9 Prognosis rhinitis alergi 5. Memahami dan menjelaskan adab bersin dalam islam
Anatomi Makroskopis S.P.A.
Anatomi Mikroskopis S.P.A. Rongga hidung Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkan konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi menghidu/membaui. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel sustentakuler, sel olfaktorius sel basal dan kelenjar Bowman pada lamina propria. Adanya vibrisa, konka dan vaskularisasi yang khas pada rongga hidung membuat setiap udara yang masuk mengalami pembersihan, pelembapan dan penghangatan sebelum masuk lebih Sinus jauh. paranasalis Terdiri atas sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidales dan sinus sphenoid, semuanya berhubungan langsung dengan rongga hidung. Sinus-sinus tersebut dilapisi oleh epitel respirasi yang lebih tipis dan mengandung sel goblet yang lebih sedikit serta lamina propria yang mengandung sedikit kelenjar kecil penghasil mukus yang menyatu dengan periosteum. Aktivitas silia mendorong mukus ke rongga hidung.
Faring Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum mole, sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng. Terdiri dari : • Nasofaring (epitel bertingkat torak bersilia, dengan sel goblet) • Orofaring (epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk) • Laringofaring (epitel bervariasi) Laring Laring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina propria laring terdapat tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup yang mencegah masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi. Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa. Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam lumen laring: pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plika vestibularis) yang terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah membentuk pita suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis gepeng,
FISIOLOGI PERNAFASAN Secara anatomi: Pada waktu inspirasi udara masuk melalui kedua nares anterior → vestibulum nasi →cavum nasi lalu udara akan keluar dari cavum nasi menuju → nares posterior (choanae) → masuk ke nasopharynx,masuk ke oropharynx (epiglottis membuka aditus laryngis) → daerah larynx → trakea.masuk ke bronchus primer → bronchus sekunder → bronchiolus segmentalis (tersier) → bronchiolus terminalis → melalui bronchiolus respiratorius → masuk ke organ paru → ductus alveolaris → alveoli.pada saat di alveoli terjadi pertukaran CO2 (yang dibawa A.pulmonalis)lalu keluar paru dan O2 masuk kedalam vena pulmonalis.lalu masuk ke atrium sinistra → ventrikel sinistra → dipompakan melalui aorta ascendens → masuk sirkulasi sistemik → oksigen (O2) di distribusikan keseluruh sel dan jaringan seluruh tubuh melalui respirasi internal,selanjutnya CO2 kembali ke jantung kanan melalui kapiler / vena → dipompakan ke paru dan dengan ekspirasi CO2 keluar bebas.
Zona Konduksi Zona konduksi berperan sebagai saluran tempat lewatnya udara pernapasan, serta membersihkan, melembabkan dan menyamakan suhu udara pernapasan dengan suhu tubuh. Disamping itu zona konduksi juga berperan pada proses pembentukan suara. Zona konduksi terdiri dari : 1. Hidung 2. Faring 3. Trakea 4. Bronkus atau bronkioli Zona Respiratorik Zona respiratorik terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan.Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli. Selain struktur diatas terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada pintu masuk yang penting untuk menyaring partikelpartikel yang masuk. Sistem pernafasan memiliki sistem pertahanan tersendiri dalam melawan setiap bahan yang masuk yang dapat merusak.
Proses dari sistem pernapasan atau sistem respirasi berlangsung beberapa tahap, yaitu 1. Ventilasi, yaitu pergerakan udara ke dalam dan keluar paru 2. Pertukaran gas di dalam alveoli dan darah. Proses ini disebut pernapasan luar 3. Transportasi gas melalui darah 4. Pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan. Proses ini disebut pernapasan dalam 5. Metabolisme penggunaan O2 di dalam sel serta pembuatan CO2 yang disebut juga pernapasan seluler.
MEKANISME BATUK DAN BERSIN
RHINITIS ALERGI Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut. Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2001, rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.
ETIOLO GI Dipicu oleh allergen. • • • •
Outdoor allergens = serbuk sari dari bunga Indoor allergens = debu rumah, tungau debu rumah. Berdasarkan cara masuk allergen : Allergen inhalasi = masuk bersama dengan udara pernapasan, misalnya debu rumah, tungau, jamur • Allergen ingestan = masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu, telur, coklat, udang • Allergen injektan = masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin atau sengatan lebah • Allergen kontaktan = kontak kulit atau jaringan mukosa, misalnya bahan kosmetik / perhiasan.
KLASIFIKASI Secara Umum : • Rinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis) • Rinitis alergi sepanjang tahun (perennial) Tingkat berat ringannya penyakit : • Ringan, bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktifitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang mengganggu • Sedang atau berat bila terdapat satu atau lebih gangguan diatas.
Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and Its Impact on Asthma)
PATOFISIOLOGI
http://ws.ajou.ac.kr/
MANIFESTASI KLINIS
http://www.allianceent.com/post-nasal-dripallergic-rhinitis/
1. Bersin berulang terutama pagi hari atau bila kontak dengan debu banyak, bersin dianggap patologik apabila >5x/serangan. 2. Rinore yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, lakrimasi. 3. Allergic Salute 4. Allergic Shinner 5. Adenoid face
DIAGNOSIS 1. ANAMNESIS 2. PEMERIKSAAN FISIK •. Pada rinoskopi anterior : mukosa edema, basah, berwarna pucat disertai sekret encer yang banyak. Bila gejala persisten, mukosa inferior tampak hipertrofi. •. Allergic shiner : terdapat bayangan gelap di daerah bawah mata karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung. •. Allergic salute : menggosok-gosok hidung karena gatal •. Allergic crease : garis melintang di dorsum nasi bagian sepertiga bawah •. Facies adenoid : mulut sering terbuka dengan lengkung langit-langit yang tinggi, sehingga akan menyebabkan gangguan pertumbuhan gigi geligi •. Cobblestone appearance : dinding posterior faring tampak granuler dan edema •. Dinding lateral faring menebal •. Geographic tongue : lidah tampak seperti gambaran peta. 3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING 1. RHINITIS VASOMOTOR 2. RHINITIS MEDIKAMENTOSA
TATALAKSANA 1.ANTIHISTAMIN 2.KORTIKOSTEROID 3.DEKONGESTAN
KOMPLIKASI 1. POLIP HIDUNG 2. OTITIS MEDIA 3. SINUSITIS PARANASAL
PROGNOSIS Pada dasarnya, penyakit ini merupakan inflamasi atau peradangan mukosa pada saluran hidung serta sinus yang terjadi karena alergi pada partikel, contohnya asap, debu, serbuk yang ada di udara. Walaupun rinitis bukan merupakan suatu jenis penyakit yang berbahaya maupun bisa mengakibatkan kematian, tetapi penyakit ini tetap dianggap penyakit serius. Karena penyakit ini sangat berpengaruh pada penderitanya, terutama terhadap kualitas hidupnya. Perlu Anda ketahui bahwa kondisi ini tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya, tetapi jika penyakit ini tidak terdeteksi secara dini dan segera mendapatkan penanganan medis sehingga terlanjur menjadi kronis, maka biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi ataupun mengobati menjadi kian mahal.
ADAB BERSIN DALAM ISLAM Pertama : Meletakkan Tangan Atau Baju ke Mulut Ketika Bersin. “Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersin, beliau meletakkan tangan atau bajunya ke mulut dan mengecilkan suaranya.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 5029; at-Tirmidzi, no. 2745 dan beliau menshohihkannya. Diriwayatkan pula oleh al-Hakim, IV/293, beliau menshohikannya dan disepakati oleh adz-Dzahabi). Kedua : Mengecilkan Suara Ketika Bersin Apabila salah seorang dari kalian bersin hendaklah ia meletakkan tangannya ke wajahnya dan mengecilkan suaranya.” (Diriwayatkan oleh al-Hakim, IV/264 dan beliau menshohihkannya. Disepakati pula oleh adz-Dzahabi, dan al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab, no. 9353. Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shohiih al-Jaami’, no. 685) Ketiga : Memuji Allah Ta’ala Ketika Bersin “Jika salah seorang di antara kalian bersin, hendaklah ia mengucapkan Alhamdulillah, jika ia mengatakannya maka hendaklah saudaranya atau temannya membalas: yarhamukalloh (semoga Allah merahmatimu). Dan jika temannya berkata yarhamukallah, maka ucapkanlah: yahdikumulloh wa yushlihu baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, no. 6224 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu) “Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Jika salah seorang dari kalian bersin dan memuji Allah, maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan tasymit (yarhamukalloh) …” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6226 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Keempat : Mengingatkan Orang Yang Bersin Agar Mengcapkan Tahmid Jika Ia Lupa ‘Abdullah bin al-Mubarak melihat orang lain bersin tapi tidak mengucapkan Alhamdulillah, maka beliau berkata kepadanya, “Apa yang seharusnya diucapkan seseorang jika ia bersin?” Orang itu mengatakan, “Alhamdulillah.” Maka Ibnul Mubarak menjawab, “Yarhamukalloh.” Kelima : Tidak Perlu Mendo’akan Orang Yang Sudah Bersin Tiga Kali Berturut-Turut Jika salah seorang dari kalian bersin, hendaklah orang yang ada di dekatnya mendo’akannya. Dan jika (ia bersin) lebih dari tiga kali berarti ia sakit. Janganlah kalian men-tasymit bersinnya setelah tiga kali.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 5034; Ibnus Sunni, no. 251; dan Ibnu ‘Asakir, 8/257. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalam Shohiih al-Jaami’, no. 684) Dalam redaksi lainnya disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Do’akanlah saudaramu yang bersin tiga kali dan bila lebih dari itu berarti ia sedang sakit.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 5034 dan al-Baihaqi dalam Syu’abul Iiman, 7/32. Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam al-Misykah, no. 4743) Ada seorang laki-laki bersin di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa salla. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam berkata, “Yarhamukalloh.” Kemudian ia bersin lagi, maka Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda: “Laki-laki ini sedang sakit.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2993) Keenam : Tidak Mengucapkan Tasymit Terhadap Orang Kafir Yang Bersin Meskipun Ia Mengucapkan Alhamdulillah Dahulu orang Yahudi sengaja bersin di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan harapan Nabi mengatakan, “yarhamukumulloh (semoga Allah merahmatimu)” tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Yahdikumulloh wa yushlihu baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 5038 dan At-Tirmidzi, no. 2739. Imam at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih). Dikutip dari buku Panduan Amal Sehari Semalam, karya Abu Ihsan Al-Atsary dan Ummu Ihsan Chairiyah, cetakan ke-3, hal. 277 – 280, dengan sedikit perubahan kata
TERIMA KASIH