Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah
KELAYAKAN BAGI HASIL USAHATERNAK DOMBA RAKYAT (Sensus di Kawasan Peternakan Domba Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu) FEASIBILITY PROFIT SHARING OF THE SHEEP FARMING (Census in The Sheep Farming Region Cikedung District Indramayu Regency) Yusmi Zulfiah*, Cecep Firmansyah**, Sondi Kuswaryan** Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2014 **Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian mengenai kelayakan bagi hasil usahaternak domba rakyat dilakukan di Kawasan Peternakan domba Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu selama bulan Juni 2014. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai investasi yang dikeluarkan pemodal dan peternak pada usahaternak domba dengan sistem bagi hasil dan mengetahui apakah nilai tambah dari sistem bagi hasil yang diterima para pelaku usahaternak domba sesuai dengan kontribusinya masing masing. Penelitian ini menggunakan metode sensus dengan jumlah responden sebanyak 51 orang. Data diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pedoman kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata besarnya investasi pemodal Rp.40.387.176/UU/tahun dan investasi peternak Rp. 2.897.598/ UU/tahun. Pola bagi hasil usahaternak domba dengan menghitung tenaga kerja sebagai biaya lebih menguntungkan pemodal (R/C=4.063) daripada keuntungan peternak (R/C=0.897). Perhitungan R/C ratio peternak tanpa memperhitungkan biaya tenaga kerja (R/C=15,597) lebih besar dari R/C ratio pemodal. Nilai ROI antara pemodal dan peternak tanpa menghitung biaya tenaga kerja diperoleh ROI pemodal (ROI=24,2%) lebih kecil dari ROI peternak (ROI=425,4%). ROI peternak dengan menghitung biaya tenaga kerja nilainya minus 52%. Kata kunci : Investasi, Revenue Cost Ratio, Return On Investment ABSTRACT The research about the feasibility profit sharing of the people's sheep farming in the sheep husbandry area had done at Cikedung District, Indramayu Regency during June 2014. The aims of this research are to know determine the added value for farmers received from the profit sharing of operations and capital contribution in accordance with issued. This research was conducted by using census method, total number of 1
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah respondents is 51 people. The data was obtained throught direct observation and interview with questionnaires. The results of the research showed that the average amount of investment by investor is 40.387.176/IDR/bussines unit/year and investment by farmer is 2.897.598/IDR/business unit/year. The feasibility of results operations counting sheep with labor as a cost benefit investors (R/C=4.063) greather than farmers benefit (R/C=0.897). Calculation of R/C ratio breeders without of labor costs (R/C=15.597) is greater than R/C ratio financiers. ROI value between investors and farmers without counting the cost of labor is ROI financiers (24,2 %) is smaller than the ROI breeders (425,4 %). ROI farmers with labor cost value minus 52 %. Keyword : Investment, Revenue Cost Ratio, Return On Investment PENDAHULUAN Populasi domba di Indonesia pada tahun 2012 adalah 13.420.000 ekor (Direktorat Jenderal Peternakan, 2012), terbesar di Jawa Barat yang berjumlah 8.249.844 ekor (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2012).
Hal ini menunjukkan bahwa
usahaternak domba di Jawa Barat merupakan usaha yang sudah dikenal oleh masyarakat. Keuntungan usahaternak domba mampu beradaptasi secara luas dengan berbagai agroekosistem dan tidak memerlukan dukungan lahan yang luas serta secara sosial ekonomi domba mempunyai peran yang penting dalam kehidupan masyarakat. Kabupaten Indramayu memiliki populasi domba cukup banyak, sekitar 229.909 ekor, yang tersebar di 31 Kecamatan (Hasil updating PSPK Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, 2012). Potensi pengembangan domba di daerah ini masih cukup besar, selain secara agroklimat cukup mendukung, secara sosial budaya, masyarakat di wilayah ini sudah akrab dengan pemeliharaan ternak domba. Peran sosial ternak domba dalam kehidupan petani tampak dalam pelaksanaan upacara keagamaan seperti hari raya besar Islam Idul Adha maupun acara akikah, peran ekonomisnya adalah sebagai pendapatan, tabungan, dan penyedia uang tunai di saat petani mengalami kesulitan keuangan. Kelemahan usahaternak domba yang dihadapi peternak
yaitu masalah
pengetahuan tatalaksana pemeliharaan domba, pemasaran, serta penyediaan modal.
2
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah Modal merupakan faktor yang sangat terbatas dimiliki oleh peternak, sehingga dalam usahaternak domba ditemukan usaha domba dengan sistem bagi hasil. Dalam sistem bagi hasil, domba berasal dari investor (pemodal), merupakan modal usaha untuk memberikan kesempatan kepada peternak yang ingin melakukan usahaternak domba, sehingga diharapkan dapat mengembangkan usahanya. Bagi hasil yang diperoleh tentunya harus memberi manfaat dan keuntungan sesuai dengan korbanan yang dikeluarkan oleh kedua belah pihak, baik peternak maupun pemodal. Usahaternak domba dengan pola bagi hasil di Kecamatan Cikedung sudah lama dilakukan peternak dan pemodal, namun sampai saat ini belum diketahui dengan jelas apakah pola bagi hasil ini memberikan nilai tambah yang proposional bagi pelakunya. OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak yang melakukan usahaternak domba dengan sistem bagi hasil digembalakan, yang berada di Kawasan Peternakan Loyang, Bolang, dan Amis di Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode sensus. Informasi yang diperlukan dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. 2.
Teknik Pengumpulan Data Data diambil dari data primer dan data sekunder. Data Primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari peternak domba melalui teknik wawancara menggunakan kuisioner terstruktur dimana variabel yang diamati adalah keadaan umum usahaternak domba, besar investasi, sistem bagi hasil, biaya produksi, penerimaan dan keuntungan usaha. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait seperti kantor
3
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah kelurahan dan Dinas Peternakan Kabupaten Indramayu, yang meliputi monografi kecamatan, potensi wilayah dan jumlah ternak. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Kawasan Peternakan Domba Cikedung Loyang, Bolang dan Amis merupakan kawasan peternakan domba di Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu yang berada di kawasan perkebunan tebu. Sistem pemeliharaan domba dikawasan ini umumnya domba digembalakan untuk mencari pakan sendiri di areal perkebunan tebu Pabrik Gula Jatitujuh. Model kandang yang yang digunakannya adalah kandang koloni. Variasi ukuran kandang di Peternakan Kawasan Cikedung yaitu 2,5x10 meter sampai 4x13 meter untuk rata-rata domba 56,98 ekor/peternak. Menurut Sudarmono dan Sugeng (2003), domba dewasa memerlukan luas 1-1,5 m2/ekor, domba anak 0,5 m2/ekor, dan domba muda 0,75 m2/ekor.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ukuran kandang peternakan di
Kawasan peternakan domba Cikedung tidak memadai untuk menampung ternak sebanyak 56,98 ekor karena terlalu sempit untuk menampung jumlah domba sebanyak itu, seharusnya ukuran kandang yang memadai sebesar 42,73 m2.
Skala Pemeliharaan Domba Populasi domba di Kawasan Cikedung sebagian besar adalah domba betina dewasa.
Berdasarkan Tabel. 1 populasi domba betina dewasa sebanyak 52,44 %.
Banyaknya jumlah domba betina dewasa, karena dijadikan sebagai bibit yang akan menghasilkan anak, sedangkan populasi domba jantan dewasa sedikit, karena pejantan yang dibiakkan jumlahnya sedikit. Rata-rata skala kepemilikan domba di Kecamatan
4
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah Cikedung adalah 5,04 ekor/UU. Rasio domba jantan dan betina di wilayah tersebut adalah 1:13 ekor, hal ini sesuai dengan pendapat Pamungkas (2013), yang menyatakan bahwa perbandingan jantan dan betina yang baik dalam satu kelompok adalah 1:10-15 ekor.
Tabel 1. Jumlah Domba di Kawasan Peternakan di Cikedung Indramayu No Struktur Populasi Ternak ---Ekor--1 Jantan Dewasa 116 2 Betina Dewasa 1.524 3 Jantan Muda 36 4 Betina Muda 287 5 Jantan Anak 575 6 Betina Anak 368 Total 2.906 Rata-Rata 56,9 Keterangan : Jumlah peternak 51 orang
Jumlah ---ST--16,24 215,36 2,52 20,09 2,01 1,28 257,5 5,04
---%-3,99 52,44 1,23 9,87 19,78 12,66 100,00
Karakteristik Peternak Peternak domba dengan sistem bagi hasil di Kawasan Peternakan domba Cikedung sebanyak 51 orang. Karakteristik peternak ditinjau dari umur, tingkat pendidikan dan pengalaman beternak. Karakteristik peternak tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Dilihat dari umur peternak, yang termasuk dalam kategori umur produktif (15-65 tahun) sebesar 92,15 % nampak lebih dominan dibandingkan kelompok umur yang kurang produktif (>65 tahun). Tingkat pendidikan sebagian besar peternak adalah tamatan SD dengan persentase sebesar 74,51 %, sedangkan yang merupakan tamatan SMA hanya 2 orang (3,92 %). Tabel 2. Jumlah Peternak Berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Beternak No 1.
Karakteristik Peternak Umur (tahun) : a. Usia Produktif (15-65)
Jumlah ---orang--47
--%-92,15 5
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah b. Usia Non produktif (>65) 4 7,84 2.
3.
Pendidikan: a. SD b. SMP c. SMA/STM/SMK d. Tidak Sekolah
38 0 2 11
74,51 0 3,92 21,57
Pengalaman beternak (tahun): a. <1 b. 1-10 c. 11-20 d. 21-30 e. >30
6 31 11 2 1
11,76 60,78 21,56 3,92 1,96
Tingkat Investasi Investasi dibutuhkan pada usahaternak domba untuk membiayai pembangunan kandang, bibit dan peralatan. Investasi ini terdiri dari investasi pemodal dan investasi peternak. Alokasi investasi dari terbesar sampai terkecil adalah bibit, kandang dan peralatan, dengan proporsi masing-masing 80,64%, 18,90% dan kurang dari 1 %. Nilai investasi pemodal lebih besar dari nilai investasi peternak. Investasi pemodal sebesar Rp.40.387.176/UU/tahun dan peternak Rp.2.897.598/UU/tahun. Investasi pemodal lebih besar, karena modal yang dikeluarkan untuk pembelian bibit (domba) dan kandang cukup besar dan proporsi investasi peternak kecil karena peternak tidak mengeluarkan investasi bibit domba. Hal ini sesuai dengan pendapat Bharoto dan Apsari (2012), bahwa biaya yang dikeluarkan dalam pembelian bibit ternak merupakan komponen biaya yang paling besar dikeluarkan pada usahaternak domba.
Tabel 3. Rata-Rata Investasi Peternak dan Pemodal Komponen Bibit Kandang Peralatan
Pemodal Peternak ------------ (Rp/tahun/UU) -----------34.908.824 5.391.176 2.790.000 87.176 107.598
Jumlah ---%--80,64 18,90 0,44
6
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah Jumlah
40.387.176
2.897.598
100,00
Keterangan : UU = Unit Usaha
Biaya Produksi Komponen biaya yang dihitung pada usahaternak domba di kawasan peternakan Cikedung Kabupaten Indramayu yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan seperti penyusutan kandang, penyusutan peralatan dan biaya lahan. Biaya tidak tetap terdiri dari biaya pembelian obat-obatan, pembayaran listrik, biaya pakan tambahan dan tenaga kerja. Berdasarkan Tabel 4 rata-rata total biaya yang dikeluarkan pemodal Rp. 3.196.069/UU/tahun atau 17,87%, jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh peternak Rp. 14.680.694/UU/tahun atau 82,12%. Biaya yang dikeluarkan peternak lebih besar, di karenakan curahan tenaga kerja yang digunakan dalam pemeliharaan domba seperti menggembalakan domba, mencari rumput, dan membersihkan kandang diperhitungkan sebagai biaya. Pengalokasian biaya secara keseluruhan, biaya tidak tetap (93,81%) lebih besar daripada biaya tetap (6,18%). Hal ini sesuai dengan pendapat Bharoto dan Apsari (2012), bahwa biaya tidak tetap (biaya variabel) merupakan komponen biaya yang paling besar pada usahaternak domba. Biaya tidak tetap yang paling besar adalah biaya tenaga kerja dengan proporsi (82,49%) dan biaya pakan tambahan (14,60%).
Tabel 4. Rata-Rata Biaya Pemodal dan Peternak Biaya A. Biaya Tetap Penyusutan Kandang Penyusutan alat Biaya lahan Jumlah Biaya Tetap
Pemodal Peternak -----------------Rp/UU/tahun----------599.020 83.946 11.373
338.431 63.520 9.412
694.338
411.363
7
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah B. Biaya tidak tetap Pakan Tambahan Listrik Obat-obatan Tenaga kerja Jumlah Biaya Tidak Tetap Total Biaya
2.227.574 151.765 122.392 -
221.863 127.059 84.294 13.836.115
2.501.730 3.196.069
14.269.331 14.680.694
Penerimaan Penerimaan usahaternak domba di Kecamatan Cikedung terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai peternak berasal dari penjualan ternak domba dan penjualan kotoran domba sedangkan penerimaan tidak tunai berasal dari nilai tambah domba. Rata-rata penerimaan paling besar hasil usaha yaitu penerimaan tidak tunai dari nilai tambah ternak, dengan proporsi sebesar 54,93%. Nilai tambah ternak lebih besar karena jumlah dari nilai tambah ternak lebih banyak daripada jumlah domba yang sudah dijual, sehingga penerimaan tidak tunai lebih besar dari penerimaan tunai. Apabila penerimaan dilihat dari penjualan ternak, penerimaan yang diperoleh cukup besar yaitu 44,36%. penerimaan yang diperolehnya beragam, hal itu tergantung dari banyaknya jumlah domba yang dijual dan harga jual domba itu sendiri. penerimaan hasil usaha yang diperoleh peternak lebih besar dari penerimaan yang diperoleh
pemodal,
penerimaan
Rp.12.987.745/UU/tahun
dan
pemodal penerimaan
dalam
satu
peternak
tahun
produksi
yaitu
Rp.13.172.969/UU/tahun.
Penerimaan peternak lebih besar karena dari hasil penjualan feses hanya diterima oleh peternak saja dan pemodal tidak memperhitungkan hasil penjualan feses sebagai penerimaan. Rata-rata penerimaan feses domba sebesar Rp.185.226/UU/tahun. Peternak menjual feses domba dengan harga Rp.3.000,00/karung dengan jumlah 50 kg/karung.
Tabel 5. Rata-Rata Penerimaan Pemodal dan Peternak
8
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah Komponen Penerimaan Penjualan Ternak Nilai Tambah Ternak Penjualan Feses
Pemodal Peternak ------------------(Rp/UU/Tahun) ---------5.802.941 5.802.941 7.184.804 7.184.804 185.226
Jumlah
12.987.745
13.172.971
Jumlah ---%--44,36 54,93 0,71 100,00
Keuntungan Perhitungan keuntungan peternak dilakukan melalui dua cara yaitu dengan menghitung biaya tenaga kerja dan tanpa menghitung biaya tenaga kerja. Berdasarkan Tabel 6, rata-rata keuntungan antara peternak dan pemodal berbeda. Keuntungan yang diperoleh pemodal lebih besar dari keuntungan peternak, jika tenaga kerja peternak dihitung, maka pola bagi hasil usahaternak domba ini tidak menguntungkan bagi peternak. Keuntungan peternak apabila tenaga kerja dihitung sebagai biaya Rp.1.507.723/UU/tahun dan pemodal Rp.9.791.676/UU/tahun sedangkan keuntungan peternak tanpa menghitung biaya tenaga kerja yaitu Rp.12.382.392/UU/tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Mankiw (2006), bahwa dalam teori ekonomi, keuntungan dibagi menjadi dua yaitu keuntungan ekonomi dan keuntungan akuntansi. Keuntungan dari pendekatan ekonomi merupakan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi biaya total yaitu biaya yang dikeluarkan secara tunai dan tidak tunai sedangkan keuntungan dari pendekatan akutansi merupakan keutungan yang diperoleh setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan secara tunai saja.
Tabel 6. Rata-Rata Keuntungan Pemodal dan Peternak Uraian 1. Menghitung Biaya Tenaga Kerja a. Peternak b. Pemodal
Total Total Biaya Keuntungan Penerimaan ------------------Rp/UU/tahun------------------13.172.971 12.987.745
14.680.694 3.196.069
-1.507.723 9.791.676
9
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah 2. Tanpa Menghitung Biaya Tenaga Kerja a. Peternak b. Pemodal
13.172.971 12.987.745
844.578 3.196.069
12.382.392 9.791.676
Analisis Revenue- Cost ratio (R/C rasio) Analisis Revenue Cost ratio menunjukkan manfaat yang diperoleh dari kegiatan usaha ternak domba selama satu tahun. Hasil analisis Revenue Cost ratio (R/C) tergantung dari total penerimaan (total revenue) dan total pengeluaran (total cost). Tabel 7 menunjukkan rata-rata nilai R/C ratio pemodal lebih besar dari R/C ratio yang diperoleh peternak. R/C ratio pemodal (R/C=4.063) lebih besar dari R/C ratio peternak (R/C=0.897). R/C ratio yang diperoleh peternak lebih kecil karena tenaga kerja peternak dalam memelihara domba dihitung sebagai biaya. Apabila tenaga kerja peternak tidak dihitung sebagai biaya, maka R/C ratio yang diperoleh peternak (R/C=15.597) lebih besar dari R/C ratio yang diperoleh pemodal. Pada pemodal R/C ratio 4.063 mengartikan bahwa untuk setiap Rp.100,- yang dikeluarkan pada awal kegiatan usaha maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 406,- pada akhir usaha. Pada peternak R/C ratio 0,897 mengartikan bahwa bagi hasil hasil usaha yang dilakukan peternak masih mengalami kerugian. Dari hasil R/C ratio yang diperoleh pemodal dan peternak tanpa menghitung biaya tenaga kerja lebih besar dari satu sehingga usahaternak domba yang dilakukan menguntungkan dan memberikan nilai tambah dari kontribusi yang dikeluarkan oleh keduanya, sedangkan apabila tenaga kerja peternak dihitung sebagai biaya maka R/C ratio yang diperoleh peternak belum sesuai dengan kontribusi yang telah dikorbankan.
Tabel 7. Rata-Rata Nilai R/C Ratio Pemodal dan Peternak Uraian
Total Penerimaan Total Biaya (TR) (TC) -------------Rp/UU/tahun----------
R/C (TR/TC)
10
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah 1. Menghitung Biaya Tenaga Kerja a. Peternak b. Pemodal
13.172.969 12.987.745
14.680.694 3.196.069
0.897 4.063
2. Tanpa Menghitung Biaya Tenaga Kerja a. Peternak b. Pemodal
13.172.969 12.987.745
844.578 3.196.068
15.597 4.063
Hasil penelitian Erwansyah, dkk., (2008), mengenai keragaan kinerja finansial usaha penggemukkan domba Desa Sengon Kabupaten Jombang menunjukkan nilai R/C ratio (R/C=1.08) dengan skala kepemilikan ternak domba 3,5 satuan ternak (ST), dengan total biaya Rp.7.554.128/ST/tahun dan penerimaan Rp.8.214.285/ST/tahun. Hal ini menunjukan bahwa dilihat dari R/C ratio pemodal di Kawasan Peternakan domba Cikedung lebih besar dibandingkan usahaternak domba di Desa sengon. Karena hasil R/C ratio yang diperoleh pemodal di kecamatan Cikedung sebesar
(R/C=4,063).
Tingginya R/C ratio yang diperoleh pemodal di Kawasan Peternakan Cikedung karena skala pemeliharaan induk dan perubahan nilai ternak lebih banyak, sehingga penerimaan yang diperoleh lebih besar.
Return on Investment Profitabilitas usahaternak domba dilihat dari Return on Investment dan juga untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal, jika ratio ini rendah berarti pelaksanaan usaha belum efisien (Bharoto dan Apsari, 2012). Tabel 8 menunjukkan rata-rata nilai ROI peternak (425,4%) lebih besar dari nilai ROI pemodal (24,2%), nilai ROI yang diperoleh peternak lebih besar karena pada apabila nilai tenaga kerja peternak tidak dihitung sebagai biaya, sehingga nilai ROI yang diperoleh peternak lebih besar dari nilai ROI pemodal. Jika tenaga kerja dihitung,
11
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah maka nilai ROI yang diperoleh peternak yaitu sebesar (ROI=-52%). Nilai ROI pemodal sebagian menunjukka bahwa kemampuan usaha dalam menghasilkan laba atas investasi yang dikeluarkan pemodal sebesar 24,2% dan penggunaan modal pada usaha yang dijalankan sudah efisien serta menguntungkan. Nilai ROI peternak sebesar -52% berarti bahwa penggunaan modal investasi yang dikeluarkan dalam usaha yang dijalankan belum efisien. Hasil penelitian Bharoto dan Apsari (2012), mengenai analisis kelayakan agribisnis penggemukan ternak domba dengan pakan fermentasi di Desa Jomblangan Kabupaten Bantul menunjukkan nilai ROI=29,9%, dengan skala kepemilikkan ternak domba 3,05 satuan ternak (ST) dengan investasi Rp.70.096.065/ST/tahun dan keuntungan Rp.20.973.606/ST/tahun. Hal ini menunjukan bahwa dari nilai ROI ternak domba di Desa Jomblangan lebih besar dari nilai ROI yang diperoleh pemodal usahaternak domba di Kawasan Peternakan Cikedung (ROI=24,2%) dengan skala kepemilikan domba 5,04 satuan ternak. Nilai ROI yang diperoleh peternak di Desa Jombang lebih besar disebabkan usahaternak domba yang dijalankan merupakan usaha penggemukkan dengan sistem pemeliharaan dan pemberian pakan yang terarah dan teratur serta harga jual domba yang berbeda sehingga nilai ROI yang diperoleh lebih besar. Apabila dibandingkan nilai ROI yang diperoleh peternak di Kecamatan Cikedung (ROI=425,4%), nilai tersebut jauh lebih besar dibandingkan nilai ROI yang diperoleh peternak pada usaha penggemukan di Desa Jomblangan. Hasil rata-rata nilai ROI yang diperoleh pemodal pada kerjasama bagi hasil usahaternak domba di Kecamatan Cikedung, apabila dibandingkan dengan bunga simpedes pada salah satu perbankan yaitu sebesar 12% dengan rata-rata Investasi Rp.50.000.000/tahun, maka investasi pada pola bagi hasil usahaternak domba memberikan nilai yang lebih baik, untuk dipergunakan dalam pengembangan usaha dibandingkan dengan menginvestasikan dana di bank.
12
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah Investasi usaha yang dilakukan oleh pemodal pada usahaternak domba di Kecamatan Cikedung layak untuk dilakukan karena nilai ROI yang diperoleh lebih besar dari bunga bank, hal ini sesuai dengan pendapat Bharoto dan Apsari (2012), bahwa apabila nilai ROI lebih besar dari bunga bank, maka usaha itu layak dan apabila nilai ROI lebih kecil dari bunga bank maka usaha tersebut tidak layak.
Tabel 8. Rata-Rata Nilai ROI Pemodal dan Peternak Uraian
Keuntungan Investasi -----Rp/UU/Tahun-----
ROI
1. Menghitung Biaya Tenaga Kerja a. Peternak b. Pemodal
-1.507.723 2.897.598 9.791.676 40.387.176
-0,520 0,242
2. Tanpa Biaya Tenaga Kerja a. Peternak b. Pemodal
12.328.392 2.897.598 9.791.676 40.387.176
4,254 0,242
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat di Kawasan Peternakan Domba Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu” maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, nilai investasi pemodal dan peternak pada pola kerja sama bagi hasil di Kecamatan Cikedung yaitu sebesar Rp.40.387.176/UU/tahun, investasi peternak Rp. 2.897.598/UU/tahun dengan rata-rata domba yang dikerjasamakan 5,04 satuan ternak. Pola bagi hasil usahaternak domba di Kecamatan Cikedung dengan menghitung tenaga kerja sebagai biaya, lebih menguntungkan pemodal (R/C=4.063) dari pada keuntungan peternak (R/C=0.897). Perhitungan R/C ratio tanpa memperhitungkan biaya tenaga kerja, menunjukkan R/C ratio peternak (R/C=15.597) lebih besar dari R/C ratio pemodal dan lebih menguntungkan peternak. Hasil analisa Return On Investment antara pemodal dan 13
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah peternak pada usahaternak domba dengan pola bagi hasil di Kecamatan Cikedung tanpa menghitung biaya tenaga kerja, diperoleh ROI pemodal (24,2%) lebih kecil dari ROI peternak (425,4%). ROI peternak dengan menghitung tenaga kerja nilainya minus 52 %. Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian, maka diberikan saran sebagai berikut, usahaternak domba di Kawasan Peternakan Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu perlu ditingkatkan dalam hal manajemen perkandangan. Sebaiknya peternak memberi sekat pada kandang, untuk memisahkan domba bunting atau domba menyusui dengan domba lainnya supaya tidak terinjak, sehingga dapat mengurangi angka kematian pada anak domba. Selain itu, kesepakatan bagi hasil antara peternak dan pemodal lebih baik dilakukan secara tertulis bukan atas kesepakatan saling percaya. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Cecep Firmansyah S.pt. M.P., selaku pembimbing utama dan kepada Dr. Ir. Sondi Kuswaryan, MS., selaku pembimbing anggota yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga, motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para pembahas Dr. Ir. Lilis Nurlina, M.Si., Ir. Andiana Sarwestri M.S., dan Ir. Sri Rahayu M.S., yang telah memberikan masukkan kepada penulis serta seluruh civitas akademika atas segala perhatian dan bantuan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. DAFTAR PUSTAKA Bharoto dan S. R. Apsari. 2012. Analisis Kelayakan Agribisnis Penggemukan Ternak Domba Dengan Pakan Fermentasi. Jurnal- Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 16 (2).
14
Kelayakan Bagi Hasil Usahaternak Domba Rakyat….........................Yusmi Zulfiah SPPT Magelang jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta. Yogyakarta. Hlm. 109, 110 dan 111 Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu. 2012. Data Ternak Tahunan Kabupaten Indramayu. Indramayu. Dinas Peternakan Jawa Barat. 2012. Peternakan Jawa Barat dalam Angka. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, Bandung. Erwansyah, T., B. A. Nugroho., S. B. Siswijono. 2013. Keragaan Kinerja Finansial Usaha Penggemukan Domba Desa Sengon dan Jarak Kulon di Kabupaten Jombang. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya Malang. Malang. Mankiw, G. N. 2006. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi Tiga. Salemba Empat. Jakarta. Hlm. 333 dan 335 Sudarmono A. S. dan B.Y. Sugeng 2003. Beternak Domba Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm. 67, 75 dan 109
15