ANALISIS KELAYAKAN BERBAGAI POLA BAGI HASIL USAHATERNAK SAPI PERAH RAKYAT (SENSUS DI DESA HAURNGOMBONG KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG) SKRIPSI ARYA NUGRAHA 200110080142
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJAJAJARAN SUMEDANG 2012
IDENTIFIKASI MASALAH Bagaimana pola bagi hasil usaha yang terdapat di desa Haurngombong berdasarkan sumber-sumber modal.
Bagaimana kelayakan pola bagi hasil usahaternak sapi perah rakyat di desa Haurngombong.
Bentuk pola bagi hasil usahaternak sapi perah rakyat mana yang paling layak untuk dikembangkan di daerah tersebut.
MAKSUD DAN TUJUAN Mengetahui pola bagi hasil usaha yang terdapat di desa Haurngombong berdasarkan sumber-sumber modal.
Mengetahui kelayakan pola bagi hasil usahaternak sapi perah rakyat di desa Haurngombong.
Mengetahui bentuk pola bagi hasil usahaternak sapi perah rakyat mana yang paling layak untuk dikembangkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
KEADAAN UMUM DESA HAURNGOMBONG Utara: Desa Ciptasari Timur: Desa Cilembu Selatan: Desa Mekarbakti Barat: Desa Gunungmanik dan Tanjungsari LUAS = 219 ha Sawah: 31,26 ha Tegal: 126,03 ha Pemukiman: 28,29 ha Fasilitas Umum dll: 33,42 ha Ketinggian: 800 meter dpl Temperatur rata-rata: 22°C Curah hujan 357 mm per tahun Kelembaban: 60-70%
Jumlah penduduk: 4960 jiwa (1.224 KK) Dusun: Simpang, Pangaseran, dan Cipareuag (6 RW dan 29 RT)
Buruh tani (32,2), Petani/Peternak (27,4), Pedagang/wiraswata/pengusaha (9%), Karyawan swasta (8,3%), Tukang batu (5,3%), Tukang kayu (3,7%), Supir (3,5%), Pengrajin (3%), PNS (0,8%), Guru swasta (0,3%), Penjahit (0,3%), Montir (0,3%), TNI/porli (0,1%)
IDENTITAS RESPONDEN Responden terdiri dari 69 peternak yang terbagi atas: 29 orang PPK IPM 17 orang BLM 9 orang koperasi 5 orang SMD 6 orang YCK 3 orang Individu
UMUR RESPONDEN Tabel 1. Umur Responden Peternak Sapi Perah Di Desa Haurngombong Pada Berbagai Sumber Modal Bagi Hasil Kisaran Umur Tahun
PPK IPM
BLM
Koperasi
SMD
YCK
Individu
---------------------------------%---------------------------------
20-56
92,11
88,24
100
80
100
100
>56
6,89
11,76
-
20
-
-
Jumlah
100
100
100
100
100
100
Umur produktif (20-56 tahun).
TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN Tabel 2. Tingkat Pendidikan Responden Peternak Sapi Perah Di Desa Haurngombong Pada Berbagai Sumber Modal Bagi Hasil Tingkat Pendidikan
PPK IPM
BLM
Koperasi
SMD
YCK
Individu
---------------------------------%--------------------------------SD
82,76
82,35
77,78
100
66,67
66,67
SLTP
13,79
11,77
22,22
-
-
33,33
SMA
3,45
5,88
-
-
33,33
-
Jumlah
100
100
100
100
100
100
Tingkat pendidikan formal yang rendah
LAMA USAHA BETERNAK Tabel 3. Lama Usaha Beternak Peternak Sapi Perah Di Desa Haurngombong Pada Berbagai Sumber Modal Bagi Hasil Lama Beternak
PPK IPM
Tahun
BLM
Koperasi
SMD
YCK
Individu
---------------------------------%---------------------------------
<5
13,79
17,65
11,11
60
83,33
66,67
6-10
37,93
17,65
22,22
-
-
-
6-15
34,48
41,18
22,22
-
-
-
>15
13,79
23,53
44,44
40
16,67
33,33
100
100
100
100
100
100
Jumlah
Koperasi memiliki pengalaman beternak yang paling tinggi
SISTEM BAGI HASIL USAHA MENURUT SUMBER DANA Sumber dana:
Program Pendanaan Kompetisi Indeks Pembangunan Masyarakat (PPK IPM) Program Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Koperasi Program Sarjana Membangun Desa (SMD) Yayasan Cahaya Keluarga (YCK) Individu
PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI INDEKS PEMBANGUNAN MASYARAKAT (PPK IPM) Program pemerintah
Dana
Meningkatkan IPM Pemerintah Provinsi
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Dinas Peternakan dan Perikanan
KSU Tandangsari
Harapan Jaya: 2007 (59 ekor) Wargi Saluyu: 2009 (21 ekor) *)ternak (modal awal) sapi betina bunting
Susu Pedet lepas sapih Sapi afkir
100% - 0,5 liter/hari/ekor 50% dari harga penjualan 25% dari harga penjualan
Kesepakatan tertulis Sistem bagi hasil
1. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 5 Tahun 2007 Tentang Program Pendanaan Kompetisi Indeks Pembangunan Masyarakat (PPK IPM) Jawa Barat, 2. Kontrak Kesepakatan Kerjasama antara Pemerintah Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Sumedang No. 900/33/Dalprog, 900/874/PPK-IPM Tentang Program Pendanaan Kompetisi Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM) Jawa Barat, 3. Peraturan Ketua Satlak PPK-IPM/2007 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Perah.
PROGRAM BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Dana
Koperasi
Meningkatkan populasi sapi perah, produksi susu, dan kesejahteraan petani Sistem bagi hasil
Kesepakatan tertulis
Aturan bagi hasil
100%
Ketua kelompok
Harapan Sawargi: 2003 (50 ekor) Harapan Jaya: 2008 (30 ekor) *)ternak (modal awal) sapi dara siap IB
Susu Pedet lepas sapih 60% dari harga penjualan
KOPERASI
Usaha peternakan sapi perah, usaha simpan pinjam, jasa dan perdagangan dan pengolahan makanan yang berbasis susu segar.
KSU Tandangsari
Meningkatkan produksi susu dan populasi sapi perah, serta mengembangkan usaha peternak sapi perah
Sistem bagi hasil
Kesepakatan tertulis
Aturan bagi hasil
ternak (modal awal) sapi dara siap IB Susu Pedet lepas sapih
100% 60% dari harga penjualan
PROGRAM SARJANA MEMBANGUN DESA (SMD) Program SMD adalah program pemberdayaan kelompok peternak yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan peternak, sehingga dapat mandiri dan mampu mengembangkan usaha budidaya ternak secara berkelanjutan (Ditjennak, 2012)
Ternak (modal awal) sapi dara siap IB (20 ekor untuk 10 orang peternak)
2009 Sistem bagi hasil
Susu Pedet lepas sapih
Kesepakatan tertulis
Aturan bagi hasil
100%
50% 60% dari harga penjualan
YAYASAN CAHAYA KELUARGA (YCK) 2008
Sistem bagi hasil
Ternak (modal awal) berbeda-beda (sapi dara siap IB / betina bunting)
Kesepakatan tertulis
Aturan bagi hasil
100% Susu Pedet lepas sapih
50% 60% dari harga penjualan
INDIVIDU Suatu kerjasama bagi hasil yang dilakukan antara peternak dan orang-perorang yang tertarik untuk berinvestasi di bidang usahaternak sapi perah dan menginvestasikan modal berupa induk sapi perah yang nantinya akan dirawat dan dikelola oleh peternak
Ternak (modal awal) berbeda-beda (sapi dara siap IB / betina bunting) Sistem bagi hasil
Susu Pedet lepas sapih
Kesepakatan tertulis
Aturan bagi hasil
100%
50% 60% dari harga penjualan
POLA BAGI HASIL Suatu pembagian hasil yang terbentuk dari kesepakatankesepakatan yang telah dibuat antara pihak peternak dan pihak investor (pemerintah, lembaga terkait / lembaga dan individu lain)
Desa Haurngombong 6 kesepakatan
Aturan bagi hasil
Pemerintah (PPK IPM, BLM, dan SMD), lembaga terkait (koperasi), lembaga lain (YCK), perorangan (individu)
Tabel 4. Kesepakatan Awal Bagi Hasil Pada Masing-Masing Sumber Modal Bagi Hasil Susu Sumber Dana Peternak Investor
Pedet Peternak
Induk Afkir
Investor
Peternak
Investor
---------------------------------%---------------------------------
100% 0,5 lt/ek/hr
0,5 lt/ek/hr
50
50
25
75
BLM
100
-
60
40
-
100
Koperasi
100
-
50
50
-
100
SMD
100
-
40
60
-
100
YCK
100
-
40
60
-
100
Individu
100
-
40
60
-
100
PPK IPM
Tabel 5. Kesepakatan Baru Bagi Hasil Pada Masing-Masing Sumber Modal Bagi Hasil Susu Sumber Dana Peternak Investor
Pedet Peternak
Induk Afkir
Investor
Peternak
Investor
----------------------------------%--------------------------------100% 0,5 lt/ek/hr
0,5 lt/ek/hr
50
50
25
75
BLM
100
-
60
40
-
100
Koperasi
100
-
50
50
-
100
SMD
100
-
50
50
-
100
YCK
100
-
50
50
-
100
Individu
100
-
50
50
-
100
PPK IPM
Tabel 4 6 sumber modal 4 pola bagi hasil berubah menjadi 3 pola bagi hasil (Tabel 5)
Tabel 6. Pola Bagi Hasil Berdasarkan Kesepakatan Awal Pola Bagi Hasil
Susu Peternak
Pedet
Investor
Peternak
Induk Afkir
Investor
Peternak
Investor
-----------------------------------%-----------------------------------Pola I
100%- 0,5 lt/ek/hr
0,5 lt/ekor/hr
50
50
25
75
Pola II
100
-
60
40
-
100
Pola III
100
-
50
50
-
100
Pola IV
100
-
40
60
-
100
Pola I PPK IPM Pola II BLM Pola III Koperasi Pola IV SMD, YCK, dan Individu
Tabel 7. Pola Bagi Hasil Berdasarkan Kesepakatan Baru Pola Bagi Hasil
Susu
Peternak
Pedet
Investor
Peternak
Induk Afkir
Investor
Peternak
Investor
------------------------------------%-----------------------------------Pola I
100%- 0,5 0,5 lt/ek/hr lt/ekor/hr
50
50
25
75
Pola II
100
-
60
40
-
100
Pola III
100
-
50
50
-
100
Pola I PPK IPM Pola II BLM Pola III: koperasi, SMD, YCK, dan individu
ANALISIS KELAYAKAN USAHA Pengeluaran
Indikator:
Penerimaan
Pendapatan
Benefit Cost Ratio (B/C)
PENGELUARAN Tabel 8. Rata-Rata Biaya Pengeluaran per Tahun yang Diterima Peternak Pada Masing-Masing Sumber Modal Bagi Hasil No.
Sumber Modal Bagi Hasil (Rp/ST)*
Uraian
PPK IPM 1 Biaya Tetap
BLM
Koperasi
775.273,46
750.884.67
670.509,20
2 Biaya Variabel
39.292.385,10
27.743.321,84
35.783.161,07
Total Rata-Rata Pengeluaran per Tahun
40.067.658,56
28.494.206,52
36.453.670,27
10.245.045,81
9.785.001,13
11.683.546,38
No.
Sumber Modal Bagi Hasil (Rp/ST)*
Uraian SMD
1 Biaya Tetap
YCK
Individu
730.065,06
1.244.269,90
459.662,81
2 Biaya Variabel
31.670.533,10
45.675.846,75
21.507.480,92
Total Rata-Rata Pengeluaran per Tahun
32.400.598,16
46.920.116,65
21.967.143,72
12.154.386,77
14.522.797,05
9.577.864,70
PENERIMAAN Tabel 9. Rata-Rata Penerimaan per Tahun yang Diterima Peternak Pada Masing-Masing Sumber Modal Bagi Hasil No.
Uraian
Penerimaan 1 Penjualan Susu 2 Penjualan Pedet 3 Penjualan Induk Afkir Total Rata-Rata Penerimaan per Tahun No.
Uraian
Penerimaan 1 Penjualan Susu 2 Penjualan Pedet 3 Penjualan Induk Afkir Total Rata-Rata Penerimaan per Tahun
Sumber Modal Bagi Hasil (Rp/ST)* PPK IPM BLM Koperasi
41.343.728,56 4.450.862,07 40.517,24 45.835.107,87
26.408.102,95 2.375.294,12 28.783.397,06
37.023.050,14 3.544.444,44 40.567.494,59
11.708.437,94 9.923.179,99 14.283.193,72 Sumber Modal Bagi Hasil (Rp/ST)* SMD YCK Individu 30.663.094,90 1.570.000,00 32.233.094,90
45.615.552,63 3.541.666,67
23.521.801,68 2.250.000,00
49.157.219,30
25.771.801,68
12.091.551,53
15.330.207,80
10.949.461,27
PENDAPATAN DAN BENEFIT COST RATIO (B/C) BERDASARKAN SUMBER MODAL BAGI HASIL Tabel 10. Rata-Rata Pendapatan per Tahun yang Diterima Peternak dan B/C Pada Masing-Masing Sumber Modal Bagi Hasil No.
Uraian
1 Pengeluaran 2 Penerimaan 3 Pendapatan 4 Benefit Cost Ratio (B/C) No.
Uraian
1 Pengeluaran 2 Penerimaan 3 Pendapatan 4 Benefit Cost Ratio (B/C)
Sumber Modal Bagi Hasil (Rp/ST)* PPK IPM BLM Koperasi 10.245.045,81 11.708.437,94 1.463.392,13
9.785.001,13 9.923.179,99 138.178,86
11.683.546,38 14.283.193,72 2.599.647,34
1,14 1,01 1,19 Sumber Modal Bagi Hasil (Rp/ST)* SMD YCK Individu 12.154.386,77 12.091.551,53 -62.835,24
14.522.797,05 15.330.207,80 807.410,76
9.577.864,70 10.949.461,27 1.371.596,57
0,99
1,05
1,14
PENDAPATAN DAN BENEFIT COST RATIO (B/C) BERDASARKAN POLA BAGI HASIL Tabel 11. Rata-Rata Pendapatan per Tahun yang Diterima Peternak dan B/C Pada Masing-Masing Pola Bagi Hasil No.
Uraian
Pola Bagi Hasil (Rp/ST)* Pola I Pola II Pola III
1 Pengeluaran
10.245.045,81
9.785.001,13 11.984.648,73
2 Penerimaan
11.708.437,94
9.923.179,99 13.163.603,58
3 Pendapatan Benefit Cost Ratio 4 (B/C)
1.463.392,13
138.178,86
1.178.954,86
1,14
1,01
1,09
KESIMPULAN
Pola bagi hasil di desa Haurngombong, dari 6 sumber modal bagi hasil membentuk 3 pola, yaitu: Pola I (PPK IPM) susu 100%-0,5 liter, pedet 50%, dan induk afkir 25%. Pola II (BLM) susu 100%, pedet 60% dari penjualan pedet, dan induk afkir 0%. Pola III, (koperasi, SMD, YCK, individu) susu 100%, pedet 50%, dan induk afkir 0%. Berdasarkan B/C: pola bagi hasil yang paling layak pola bagi hasil I (B/C= 1,14), pola bagi hasil yang kurang layak pola bagi hasil II (B/C= 1,01). kerjasama bagi hasil yang paling layak koperasi (B/C= 1,19), kerjasama bagi hasil yang tidak layak SMD (B/C= 0,99).
SARAN Melihat data hasil penelitian, disarankan sebaiknya peternak memilih untuk bekerjasama bagi hasil dengan sumber modal dan juga pola bagi hasil yang memberikan nilai Benefit Cost Ratio yang tinggi, dalam kasus ini koperasi dan pola bagi hasil I.