Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti
PENENTUAN SKALA USAHATERNAK DOMBA SEBAGAI USAHA POKOK RUMAH TANGGA PERDESAAN (KASUS DI WILAYAH KERJA KOPERASI PETERNAK SERBA USAHA RIUNGMUKTI KABUPATEN SUKABUMI) THE DETERMINATION OF THE SCALE OF SMALLHOLDER SHEEP FARMING AS THE MAIN BUSINESS OF RURAL HOUSEHOLD (CASE IN KPSU RIUNGMUKTI, DISTICT OF SUKABUMI) Dynasti Gustimulyanti*, Sondi Kuswaryan**, Hasni Arief** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian mengenai penentuan skala usahaternak domba sebagai usaha pokok rumah tangga pedesaan anggota Koperasi Peternak Serba Usaha (KPSU) Riungmukti, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kontribusi usaha ternak terhadap pendapatan total rumah tangga dan skala usahaternak yang perlu dimiliki sebagai kriteria usaha pokok rumahtangga oleh anggota KPSU Riungmukti. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus. Jumlah responden sebanyak 58 anggota KPSU Riungmukti. Data diperoleh dengan pengamatan langsung ataupun wawancara yang berpedoman pada kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata besarnya pendapatan yang diterima dari usaha ternak domba sebanyak Rp.7.148.375,10/UU/tahun dengan skala kepemilikan ternak sebanyak 11 ekor populasi campuran atau 8,11 ekor Setara Domba Dewasa (SDD). Besarnya kontribusi usahaternak domba terhadap pendapatan total masih dikategorikan sebagai usaha sambilan karena memiliki kontribusi sebesar 29,15 %. Anggota KPSU Riungmukti harus memiliki minimal 25,75 ekor populasi campuran atau 19,47 ekor SDD/Tahun untuk mendapatkan pendapatan dari usahaternak sebagai usaha pokok. Kata kunci: domba, usahaternak, pendapatan, kontribusi, usaha pokok
ABSTRACT Research on the determination of the scale of sheep as a smallholder staple of rural household member Multipurpose Farmers Cooperative Enterprises (KPSU) Riungmukti, subdistrict of Kalapanunggal, district of Sukabumi in March to April 2016. The purposes of this research were to know the contribution of livestock against business income total household and smallholder of scale that it needs to be owned as a household main business criteria by a member of the KPSU Riungmukti. This research was conducted with the census method. Respondents were as many as 58 members of KPSU Riungmukti. Data were obtained by direct observation or
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
1
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti interviews based on the questionnaire. The results of this study showed that the average magnitude of the revenue received from the business of sheep farming was IDR 7,148,375.10/UU/year with the scale livestock ownership as much as 11 heads a mixed population or 8.11 heads Adult Sheep Equivalent (SDD). The magnitude of the contribution of smallholder sheep farming against the total income is still categorized as a sideline venture because it has the contribution of 29.15 %. KPSU Riungmukti member must have a minimum 25.75 heads of mixed population or 19.47 heads SDD/year to get income from smallholder as a main business. Key words: sheep, smallholder, income, contributions, main business Pendahuluan Salah satu tujuan pembangunan pertanian dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Saat ini sektor pertanian, termasuk subsektor peternakan di perdesaan, mampu menciptakan lapangan usaha sekitar 3,23% dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 35,54 juta orang (BPS, 2014). Bagi masyarakat perdesaan, beternak merupakan peluang usaha yang tersedia sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan selain sumber pendapatan pokok dari kegiatan usaha tani. Diversifikasi sumber pendapatan keluarga menjadi penting untuk terus diupayakan karena pada umumnya sumber pendapatan tunggal tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Sebagai salah satu sumber pendapatan, peternakan masih sulit diupayakan sebagai usaha pokok. Hal ini disebabkan karena terkait dengan status usahaternak hanya sebagai usaha tambahan atau cabang usaha, alokasi waktu kerja hanya sebatas untuk mengisi waktu luang, dan skala pemilikan ternak relatif kecil dengan target waktu panen yang kurang terprogram. Meskipun demikian usahaternak tetap menjadi sumber pendapatan andalan bagi masyarakat perdesaan, khususnya untuk mengisi kekosongan pendapatan pada bulan-bulan tertentu atau untuk memenuhi kebutuhan finansial mendadak. Usahaternak domba merupakan kegiatan usaha yang paling banyak dipilih oleh masyarakat perdesaan di Jawa Barat, dengan pertimbangan usahaternak domba dapat diselenggarakan dengan modal usaha yang tidak terlalu besar, memanfaatkan tenaga kerja keluarga yang tersedia, input kandang dapat dibangun dengan bahan yang dapat disediakan secara lokal, sehingga lebih murah, serta pakan sebagai input utama dapat disediakan dengan memanfaatkan sumberdaya alam, dengan
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
2
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti
mengalokasikan waktu kerja untuk nyabit rumput. Sebagai komoditas usaha, domba mempunyai nilai komersial yang tinggi. Harga jual domba relatif tinggi sehingga dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan finansial mendadak. Pada kondisi peternak memiliki keterbatasan modal, usahaternak domba sudah umum diusahakan dalam sistem usaha kemitraan antara pemilik modal dengan peternak, dalam pola bagi hasil yang disepakati bersama. Pola penyelenggaraan usaha yang sangat fleksibel seperti ini menjadikan domba sebagai komoditas usaha komersial yang dipilih oleh masyarakat perdesaan sebagai salah satu sumber pendapatan. Usahaternak domba meskipun penting secara ekonomi, namun sampai saat ini tidak banyak anggota masyarakat yang menjadikan usahaternak domba sebagai usaha pokok karena mayoritas usahaternak domba penghasilannya belum dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini menjadi tantangan bagi Koperasi Peternak Serba Usaha (yang selanjutnya disingkat KPSU) Riungmukti yang berada di Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi. KPSU Riungmukti merupakan satu-satunya koperasi (khususnya di Jawa Barat) yang berupaya untuk mengembangkan usahaternak domba menjadi usaha.
Para anggota koperasi dibina untuk
mengembangkan usahaternaknya dan didorong untuk menciptakan skala usaha yang ekonomis guna meningkatkan kesejahteraan peternak. Pengembangan skala usahaternak tersebut bertujuan untuk mendorong pendapatan yang lebih besar bagi keluarga peternak. Berdasasarkan kondisi tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui jumlah kepemilikan domba yang perlu dipelihara oleh peternak untuk menjadi usaha pokok. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis kontribusi pendapatan usahaternak domba terhadap pendapatan total keluarga peternak.
2.
Menganalisis skala usaha yang perlu dimiliki peternak untuk memenuhi kriteria sebagai usaha pokok rumah tangga peternak.
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
3
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti
Metode Daerah penelitian Daerah penelitian yang dipilih merupakan wilayah kerja KPSU Riungmukti Sukabumi, penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa di daerah ini terdapat koperasi domba satu-satunya di Jawa Barat.
Metode penelitian dan jumlah responden Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus terhadap anggota KPSU Riungmukti yang berjumlah 58 orang.
Metode analisis Bertitik tolak dari identifikasi masalah penelitian, maka metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengestimasi kontribusi pendapatan usahaternak domba terhadap pendapatan total keluarga (farm family income) peternak digunakan analisis pendapatan usahaternak domba. Adapun formulasi perhitungannya adalah sebagai berikut:
Besarnya pendapatan keluarga dari usahaternak domba diukur dengan farm family income, yaitu: FI = NFI + Sumbangan Tenaga Kerja Keluarga terhadap Usahaternak Dimana : FI
= Family Income (Rp/UU/tahun)
NFI = Net Farm Income (Rp/UU/tahun) Sumbangan Tenaga Kerja Keluarga terhadap Usahaternak = besarnya curahan kerja untuk mengarit rumput dan tenaga kerja mengelola kandang yang dinilai sebagai upah (Rp/UU/tahun). Net Farm Income merupakan penerimaan bersih yang didapatkan dari usahaternak domba selama satu tahun periode analisis. NFI
= GM – TFC
Dimana
:
NFI
= Net Farm Income (Rp/UU/tahun)
GM
= Gross Margin (Rp/UU/tahun)
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
4
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti
TFC = Total Fixed Cost / Total Biaya Tetap (Rp/UU/tahun)
Gross margin didapatkan dari selisih antara total nilai penerimaan dengan biaya variabel (Ringwood, 1988). GM
= TR – TVC
Dimana :
GM
= Gross Margin (Rp/UU/tahun)
TR
= Total Revenue / Total Penerimaan (Rp/UU/tahun)
TVC
= Total Variable Cost / Total Biaya Variabel (Rp/UU/tahun)
Pada usahaternak domba, penerimaan berasal dari penjualan domba, feses, domba THK (untuk anggota koperasi), dan perubahan nilai ternak (PNT). TR = (AxHa) + (BxHb) + (CxHc) + PNT Dimana : TR = Total Revenue/ Penerimaan Total (Rp/tahun) A = Jumlah domba yang dijual dalam satu tahun (ekor/tahun) B = Jumlah kotoran domba yang dijual dalam satu tahun (Kg/tahun) C = Jumlah domba THK yang dijual dalam satu tahun (ekor/tahun) Ha = Harga per ekor (Rp/ekor) Hb = Harga per kilogram (Rp/kilogram) Hc = Harga Domba THK (Keuntungan yang sudah dibagi hasil) PNT = Perubahan Nilai Ternak selama 1 tahun analisis (Rp/tahun)
Total biaya (variabel dan tetap) produksi didapat dari penjumlahan biaya variabel dan biaya tetap. TC = TFC + TVC Dimana : TC
= Total Cost / Biaya total (Rp/UU/tahun)
TFC
= Total Fixed Cost / Total Biaya Tetap (Rp/UU/tahun)
TVC
= Total Variable Cost / Total Biaya Variabel (Rp/UU/tahun)
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
5
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti
Pengeluaran Rumahtangga Peternak yaitu: Prt = Pp+Pn+Pt Keterangan : Prt
= Pengeluaran rumah tangga peternak (Rp/tahun)
Pp
= Jumlah pengeluaran pangan (Rp/tahun)
Pn
= Jumlah pengeluaran non pangan (Rp/tahun)
Pt
= Jumlah pengeluaran tabungan (Rp/tahun)
Selanjutnya mengestimasi seberapa besar sumbangan usahaternak terhadap total pendapatan peternak (%), dengan perhitungan sebagai berikut: 𝐾=
FI 𝑥 100 % 𝑃𝑟𝑡
Keterangan: K = Kontribusi usahaternak terhadap pendapatan keluarga peternak (%) FI = Family income usahaternak domba (Rp/tahun) Prt = Pengeluaran Rumahtangga peternak (Rp/tahun)
2. Untuk menganalisis skala usaha yang perlu dimiliki peternak sebagai indikator skala usaha pokok rumah tangga peternak digunakan persamaan sebagai berikut, yaitu:
Pendapatan (didekati dengan nilai pengeluaran rumah tangga) yang dapat memenuhi sebagai usaha pokok 𝑃𝑑𝑡 = 70% × 𝑃𝑅𝑇 Selanjutnya, Skala usaha yang perlu dimiliki sebagai indikator skala usaha pokok rumahtangga peternak 𝑋
=
𝑃𝑑𝑡 × 𝑆𝑈 𝐹𝐼
Keterangan: X = Jumlah domba (Ekor SDD) Pdt = Pendapatan yang dapat memenuhi sebagai usaha pokok (Rp/Tahun) PRT = Pengeluaran (untuk proxy pendapatan) rumahtangga peternak (Rp/Tahun) FI = Family income (Rp/UU/Tahun)
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
6
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti
SU = Skala usaha yang dimiliki sekarang (Ekor SDD/UU)
HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Faktor Produksi Domba yang dimiliki anggota KPSU Riungmukti berdasarkan jenis domba, terdiri dari Domba Garut dan Domba lokal. Domba yang dimiliki anggota berdasarkan umur, terdiri dari domba anak (jantan/betina) berumur antara 0-6 bulan, domba muda (jantan/betina) berumur antara 7-12 bulan dan domba dewasa (jantan/betina) berumur lebih dari 12 bulan. Berdasarkan jumlah ternak yang dimiliki setahun ke belakang komposisi ternak domba berdasarkan jenis kelamin dan umur dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Struktur Populasi Ternak Domba milik Anggota Koperasi Riungmukti No 1 2 3 4 5 6
Struktur Populasi Ternak Jantan Anak Jantan Muda Jantan Dewasa Betina Anak Betina Muda Betina Dewasa Jumlah Rata-rata
Jumlah Ekor
Ekor SDD
50 56 115 93 33 275 622 10,72
12,50 28 115 23,25 16,50 275 470,25 8,11
Persen (%) 8,04 9 18,49 14,95 5,31 44,21 100
Sistem pemeliharaan domba yang dilakukan anggota KPSU Riungmukti adalah secara intensif.
Pemeliharaan domba yang umum dilakukan anggota KPSU Riungmukti adalah
pemberian pakan, membersihkan kandang, pengendalian penyakit dan perkawinan.
Sistem
perkawinan yang dilakukan oleh anggota KPSU Riungmukti adalah dengan sistem perkawinan alami. Peternak yang tidak memiliki domba dewasa untuk dikawinkan, akan meminjam kepada peternak lain.
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
7
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti
Kandang yang digunakan di lokasi penelitian adalah kandang jenis panggung, dimana lantai kandang dengan tanah memiliki jarak sekitar 50-85 cm. Pemberian jarak antara tanah dengan lantai kandang ini dimaksudkan untuk memudahkan peternak dalam pengelolaan kotoran ternak, karena lantai kandang yang dibuat oleh para peternak berbahan dasar dari bambu yang disusun memiliki jarak sekitar 2-3cm, sehingga kotoran dan urin dari domba dengan mudah turun ke tanah dan tidak menjadikan kotoran menumpuk diatas lantai kandang. Kandang domba milik anggota KPSU Riungmukti tidak memiliki wadah khusus untuk urin, sehingga kotoran dari domba yang sudah menumpuk di bawah lantai kandang dikumpulkan dan langsung digunakan untuk berbagai kebutuhan, baik kebutuhan untuk dijadikan pupuk di lahan pertanian yang mereka miliki ataupun dijual kepada petani lain tanpa harus menambahkan unsur hara lain, karena kandungan unsur hara dalam kotoran dan urin domba sudah lengkap. Peternak memisahkan antara induk domba, pejantan dan juga anak domba dengan cara menyekat kandang domba dengan kayu. Pemeliharaan ternak domba membutuhkan perlengkapan dan peralatan pendukung untuk usahaternak domba. Peralatan yang digunakan oleh anggota KPSU Riungmukti terdiri dari cangkul, arit, sekop, sapu lidi, sundung dan gacok.
Jenis pakan yang diberikan oleh peternak
terhadap ternaknya adalah hijauan. Hijauan yang diberikan adalah rumput-rumputan dan leguminosa. Para peternak memperoleh hijauan dari perkebunan kelapa sawit yang berada di Kecamatan Kalapanunggal.
Tabel 2 menyajikan jumlah penggunaan faktor produksi oleh
peternak.
Tabel 2. Penggunaan Faktor Produksi No 1 2
Komponen Pakan Tenaga Kerja Menyabit rumput Pengelolaan Kandang Total
Jumlah 5,57
Satuan Kg/Ekor SDD/Hari
61,47 17,17 78,63
HOK/tahun HOK/tahun HOK/tahun
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
8
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti
Ketersediaan pakan rumput sangat melimpah sehingga pakan yang diberikan dominan rumput. Frekuensi pemberian hijauan yang dilakukan oleh anggota KPSU Riungmukti beragam yaitu satu hingga empat kali per hari. Cara pemberian hijauan yang dilakukan responden adalah dengan mencampurkan semua jenis hijauan. Hijauan terkadang diberikan percikan air yang dicampur garam dengan tujuan menambah palatabilitas domba terhadap hijauan yang diberikan. Penambahan garam pada campuran pakan yang diberikan, dapat berguna untuk menambah kandungan mineral pada pakan. Pengendalian penyakit yang dilakukan oleh anggota Koperasi Riungmukti diantaranya membersihkan kandang dari kotoran ternak, memandikan ternak dan memotong kuku domba. Anggota KPSU Riungmukti juga memiliki pengetahuan mengenai kandang ternak yang baik. Menurut para anggota KPSU Riungmukti kandang yang nyaman dan bersih akan meningkatkan produktivitas dan terhindar dari serangan penyakit.
Profil Usahaternak Domba Anggota KPSU Riungmukti Pendapatan keluarga peternak didapatkan dari hasil usahaternak atau Farm family income. Besarnya pendapatan usaha ternak domba ditentukan oleh besarnya harga jual dan bobot badan domba. Biaya produksi yang dikeluarkan seperti obat, tenaga kerja, bahan bakar untuk mencari rumput, dan biaya tetap juga menentukan tingkat pendapatan usaha ternak. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai Net Farm Income sebesar Rp. 2.744.920,23/UU/tahun belum dapat dikatakan menguntungkan, sehingga belum dapat dijadikan usaha pokok dalam pemenuhan kebutuhan keluarga peternak. Penerimaan tunai didapatkan dari penjualan ternak per tahun, penjualan pupuk kandang, penggemukan domba THK (Tebar Hewan Kurban). Penerimaan ternak dari penjualan domba sebesar Rp. 4.243.275,86/UU/tahun, rata-rata penjualan 3 ekor/UU/tahun dengan skala kepemilikan ternak domba 11 ekor dikatakan belum layak atau perlu dikembangkan lagi baik dalam penjualan maupun skala kepemilikan. Rincian analisis pendapatan usaha ternak dapat dilihat pada Tabel 4.
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
9
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti
Tabel 3. Tabel Pendapatan Usahaternak Domba No A
B
C D
E F
G
Komponen Biaya
Biaya -----------Rp/UU/tahun---------
Penerimaan Penjualan Ternak Penjualan Limbah Ternak Perubahan Nilai Ternak Penggemukan Domba THK Jumlah (A) Biaya Biaya Variabel Pakan Tambahan Kesehatan Listrik Tenaga Kerja Kandang Tenaga Mencari Rumput Transportasi Total Biaya Variabel (B) Gross Margin (A-B) Biaya Tetap Biaya Penyusutan Peralatan Penyusutan kandang Total Biaya Tetap (D) Net Farm Income (C-D) Pendapatan Peternak dari curahan kerja Pendapatan Tenaga Kerja Kandang Pendapatan Mencari Rumput Total Family Income (E+F)
4.243.275,86 182.860,00 1.806.689,66 1.731.896,55 7.964.722,07
14.913,79 2.017,24 11.482,76 961.367,21 3.442.069,57 44.727,59 4.476.578,16 3.488.143,91 298.576,15 444.647,44 743.223,59 2.744.920,23 961.367,21 3.442.069,57 4.403.436,78 7.148.375.10
Catatan : Skala kepemilikan rata-rata sebanyak 10,72 ≈ 11 ekor/UU atau 8,11 ekor SDD/UU
Hal tersebut selaras dengan penelitian dari Rusdiana dkk., (2011) menyatakan bahwa dalam skala kepemilikan ternak domba sebanyak 5 ekor, maka nilai titik impas usaha tersebut harus menjual 4 ekor ternak. Penerimaan tambahan anggota KPSU Riungmukti didapatkan dari penggemukan Domba THK (Tebar Hewan Kurban) dari yayasan amal Dompet Dhuafa. Penggemukan Domba dilakukan selama 3-4 bulan dengan penghasilan bersih rata-rata Rp 1.731.896,55/ periode untuk 3 ekor/ peternak.
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
10
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti
Total biaya variabel terbesar yang dikeluarkan adalah biaya mencari rumput, dihitung dari korbanan waktu yang diluangkan peternak ditambah dengan biaya transportasi untuk mendapatkan pakan ternak domba. Biaya terendah dalam biaya variabel didapatkan dari biaya obat atau pengobatan.
Biaya pengobatan yang rendah ini merupakan salah satu keuntungan dari
keanggotaan di KPSU Riungmukti, setiap anggota diberikan pelayanan kesehatan untuk ternak domba yang mereka pelihara baik pengobatan maupun pencegahan penyakit. Hal tersebut lebih ekonomis dibandingkan penelitian Rusdiana dan Thalib (2007) menyatakan upaya pencegahan merupakan tindakan terbaik, sedangkan penanggulangan terhadap penyakit-penyakit tertentu juga diperlukan apabila situasi dan kondisinya menuntut dilakukan tindakan tersebut, untuk mencegah dan mengobati domba diperlukan biaya sebanyak Rp. 150.000/tahun. Biaya tetap paling besar dikeluarkan dari biaya penyusutan kandang sebanyak Rp. 444.647,44/UU/tahun. Hal tersebut berbeda jauh dengan pengamatan Rusdiana dan Thalib (2007) yang mana biaya penyusutan dalam periode penggemukan domba selama 4 bulan sebanyak Rp 750.000,00 /periode. Biaya penyusutan kandang anggota KPSU Riungmukti lebih ekonomis dibandingkan dari penelitian sebelumnya. Nilai Farm family income yang diperoleh adalah sebesar Rp 7.148.375,10/UU/tahun. Pendapatan terbesar merupakan hasil dari pendapatan mencari rumput karena korbanan waktu yang diluangkan oleh peternak jika dihitung dalam jumlah rupiah akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 3.442.069,57 /UU/tahun dalam satu tahun yang sebelumnya dibebankan ke dalam biaya variabel akan tetapi dalam usahaternak sebenarnya tidak dikeluarkan dalam jumlah rupiah. Prinsip yang sama dilakukan dalam perhitungan pendapatan tenaga kerja.
Kontribusi Usahaternak Domba Kontribusi pendapatan usahaternak domba terhadap pendapatan total keluarga peternak angggota KPSU Riungmukti sebanyak 29,15 % dengan skala usaha 8,11 ekor SDD/ UU, hasil tersebut lebih besar dibandingkan hasil penelitian terdahulu dari Rahmat (2008) yang mendapatkan
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
11
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti
kontribusi pendapatan usahaternak terhadap pendapatan keluarga peternak domba di kecamatan Cikajang sebesar 6,33% dengan skala usaha 10,18 SDD. Usahaternak domba anggota KPSU Riungmukti pada skala 8,11 ekor SDD, Saragih (2001) menjelaskan bahwa usahaternak tersebut termasuk kedalam tipologi usaha sambilan (< 30%). Tipologi usahaternak domba anggota KPSU Riungmukti dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 4. Tipologi Usahaternak Domba Anggota KPSU Riungmukti No 1 2 3 4
Tipologi Usaha Usaha Sambilan Cabang Usaha Usaha Pokok Usaha Industri Jumlah
Jumlah 47 11 0 0 58
% 81,03 18,97 0 0 100
Usahaternak yang anggota KPSU Riungmukti tekuni belum dijadikan usaha pokok oleh para peternak, skala usaha yang kecil yang menjadikan usahaternak tersebut belum dijadikan usaha pokok. Anggota yang menjadikan usahaternak sebagai cabang usaha memiliki skala usahaternak minimal 17 ekor/UU/tahun. Pendapatan yang didapatkan dari usahaternak sebagai cabang usaha sebanyak Rp 16.921.893,10/UU/tahun. Penentuan Skala Usahaternak Domba sebagai Usaha Pokok Usahaternak dapat dikatakan sebagai usaha pokok jika 70-100% dari pendapatan keluarga peternak tersebut dihasilkan dari usahaternak (Soehadji, 1991). Analisis pendapatan digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi usahaternak terhadap pemenuhan kebutuhan rumahtangga anggota KPSU Riungmukti yang memiliki rata-rata Farm family Income sebanyak Rp 7.148.375,10 /tahun. Pendapatan yang harus didapatkan untuk menjadikan usahaternak yang dijalankan anggota KPSU Riungmukti menjadi usaha pokok dapat dihitung 70% dari pengeluaran rumahtangga keluarga sebesar Rp 24.524.482,76/tahun, penggunaan pengeluaran rata-rata sebagai proxy pendapatan relatif lebih baik dibandingkan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) karena pengeluaran rata-rata lebih bisa menangkap tingkat pendapatan masyarakat (BPS Kabupaten Bandung, 2008). Hasil perhitungan yang didapatkan sebesar Rp.17.167.137,93/Tahun FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
12
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti
pendapatan yang harus didapatkan dari usahaternak. Setiap anggota KPSU Riungmukti harus memiliki minimal 19,47 ekor SDD atau 25,75 ekor ternak domba per tahun dengan struktur populasi campuran untuk mendapatkan pendapatan dari usahaternak sebagai indikator dari usaha pokok.
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Kontribusi pendapatan usahaternak domba terhadap pendapatan total keluarga peternak angggota KPSU Riungmukti sebanyak 29,15 %, supaya dapat dijadikan usaha pokok maka anggota harus meningkatkan pendapatan dari usahaternak domba sekitar 42% dari kontribusi pada saaat ini.
2.
Berdasarkan analisis data, jumlah ternak yang harus dimiliki setiap tahunnya minimal 19,47 ekor SDD/Tahun atau 25,75 ≈ 26 ekor untuk struktur populasi campuran untuk menjadikan usahaternak domba sebagai usaha pokok rumahtangga anggota KPSU Riungmukti. Untuk meningkatkan usahaternak agar dapat menjadi usaha pokok sebaiknya anggota KPSU Riungmukti menambahkan 11 ekor SDD/tahun atau 15 ekor untuk struktur populasi campuran untuk menjadikan usahaternak domba sebagai usaha pokok rumahtangga.
Daftar Pustaka Adiwilaga, A. 1975. Ilmu Usaha Tani. Bandung: Penerbit Alumni. Badan Pusat Statistik. 2008. Gini Rasio. Kabupaten Bandung: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2014. Laju Pertumbuhan Kumulatif Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha 2001-2014. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Diggins, V.R dan C.E Bundy. 1985. Sheep Production. New Jersey: Prentice-Hall Inc. Downey, W. dan S.P Erickson. 1987. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Erlangga. Hernanto, F. 1995. Ilmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya. Kementerian Pertanian. 2015. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019. Jakarta: Kementerian Pertanian.
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
13
Penentuan Skala Usahaternak Domba..............................................................................................Dynasti Gustimulyanti Milasari, I. I., Suwarto, dan S. W. Ani. 2014. Analisis Usahatani Jagung dan Kontribusinnya terhadap Pendapatan Keluarga Petani di Desa Mojoduwur Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang. Jurnal Agrista Vol 3: No 3. Muktiani, A., J. Achmadi, B. I. M. Tampoebolon, dan R. Setyorini. 2013. Pemberian Silase Limbah Sayuran yang Disuplementasi dengan Mineral dan Alginat Sebagai Pakan Domba. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan. (3): 144-155. Mulyono, S. 2003. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Jakarta: Penebar Swadaya. Rahmat, R. 2008. Kontribusi Usahaternak Domba terhadap Pendapatan Keluarga Petani Prternak (Studi kasus di kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut). Central Library IPB. Ringwood, P. 1988. Gross Margin, Prepered by Officers of the Divisions of Marketing and Economics Services. Newcastles: NSW Government Printing Office Rusdiana, S. B. Wibowo dan U. Adiati. 2011. Analisis Finansial Usahaternak Domba Jantan menjelang Idul Adha. Semnas Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011. Puslitbang Peternakan Bogor. Rusdiana, S dan C. Thalib. 2007. Analisis Ekonomi Penggemukan Domba Garut berbasis Jerami Padi. Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman Ternak. Puslitbang Peternakan Bogor. Saragih, B. 2001. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Pustaka Wirausaha Muda. Bogor. Soehadji. 1991. Pengembangan dan Peluang Investasi Peternakan. Jakarta: Departemen Pertanian Direktorat Jendral Peternakan. Soehadji. 1994. Membangun Peternakan Tangguh. Bandung. Universitas Padjadjaran. Soekartawi, A. Soeharjo, J.L Dillon dan J.B. Hardaker. 1986. Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: UI Press. Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Jakarta: UI Press. Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Suryabrata, S. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tomaszeweska, M. W., J. M, Mastika, A, Djaya Negara, S. Gardiner dan T. R. Wiradarya, 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Universitas 11 Maret, Surabaya Widyarti, M. dan Y. Oktavia. 2011. Analisis iklim mikro kandang domba garut sistem tertutup milik Fakultas peternakan IPB. Jurnal Keteknikan Pertanian. Bogor. 25 (1): 37-42.
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
14