KATA PENGANTAR
Pembaca yang budiman, Pujis syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat Rahmat-Nya, Jurnal Ecolab volume 8 No. 2 Tahun 2014 telah hadir kembali dihadapan anda. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat berimplikasi terhadap meningkatnya pembangunan ekonomi disemua sektor, seperti: sektor industri, transportasi, pertaninan, pertambangan, dan sektor lainnya guna memenuhi kebutuhan manusia. Peningkatan tersebut ternyata menimbulkan efek samping berupa terkurasnya sumberdaya alam dan menimbulkan pencemaran lingkungan melalui air, tanah dan udara. Oleh karenanya, untuk melindungi kehidupan manusia maupun mahluk hidup yang lain, berbagai usaha pencegahan, penelitian dan pemantauan pencemaran perlu terus dilakukan untuk melihat kondisi masa kini dan kecenderungan di masa depan. Jurnal Ecolab yang terbit pada edisi ini berisi 5 (lima) tulisan dengan judul-judul sebagai berikut: 1. Studi Kandungan Logam Berat dan Mikroba pada Air Minum Isi Ulang 2. Penaatan Perusahaan Tambang Batubara di Kalimantan Timur Terhadap Peraturan Air Limbah Pertambangan 3. Pemantauan Kualitas Air Laut akibat Tumpahan Pasir Nikel di Perairan Teluk Buli, Halmahera 4. Pemantauan Senyawa Dichlorodiphenyltrichloroethane ( DDT ) dan Turunannya di Daerah Cianjur, Jawa Barat 5. Karakterisasi Pasir Berlapis Oksida Besi Sebagai Adsorben untuk Penyisihan Besi dalam Air Tanah Tulisan-tulisan pada edisi ini dapat mencerminkan sekilas aspek tersebut diatas yang memperlihatkan aspek terhadap air, nikel, pestisida dan logam berat. Kami mengharapkan peran aktif semua pemangku kepentingan yang tertarik dibidang lingkungan untuk menyumbangkan tulisan ataupun kajian ilmiah untuk edisi Jurnal Ecolab selanjutnya.
Salam, Redaksi.
ISSN 1978-5860
Jurnal Kualitas Lingkungan Hidup Volume 8, Nomor 2, Juli 2014
DAFTAR ISI Kata Pengantar .....................................................................................................................
i
Daftar Isi ..............................................................................................................................
iii
Studi Kandungan Logam Berat dan Mikroba pada Air Minum Isi Ulang ........................... 53 Harsojo dan Darsono
Penaatan Perusahaan Tambang Batubara di Kalimantan Timur Terhadap Peraturan Air Limbah Pertambangan ................................................................................... 61 Alfrida E. Suoth dan Ernawita Nazir
Pemantauan Kualitas Air Laut akibat Tumpahan Pasir Nikel di Perairan Teluk Buli, Halmahera............................................................................................................................. 69 Asiah dan Arum Prajanti
Pemantauan Senyawa Dichlorodiphenyltrichloroethane ( DDT ) dan Turunannya di Daerah Cianjur, Jawa Barat ............................................................................................. 78 Yunesfi Syofyan dan Yuriska Andiri
Karakterisasi Pasir Berlapis Oksida Besi Sebagai Adsorben untuk Penyisihan Besi dalam Air Tanah ................................................................................................................... 85 Vera Barlianti, Muryanto, dan Eka Triwahyuni
Harsojo dan Darsono: Studi Kandungan Logam Berat dan Mikroba pada Air Minum Isi Ulang
STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT DAN MIKROBA PADA AIR MINUM ISI ULANG STUDY OF HEAVY METALS AND MICROBES CONTENT IN REFILL DRINKING WATER Harsojo dan Darsono1 (Diterima tanggal 30-10-2013; Disetujui tanggal 02-01-2014)
ABSTRAK Air minum merupakan kebutuhan setiap makluk hidup untuk mempertahankan kesehatannya. Kegunaan air untuk tubuh antara lain dalam proses pencernaan, metabolisme, untuk mengatur kesetimbangan suhu supaya tubuh tidak sampai kering. Tujuan penelitian ini mempelajari kandungan logam berat dan mikroba yang terdapat dalam air minum isi ulang yang dijual di beberapa tempat. Logam berat dianalisa dengan metode Nyala Udara Asitelen pada Serapan Atom Absorpsi sedang untuk analisa kandungan mikroba digunakan metode Angka Lempeng Total.Hasil penelitian menunjukkan kandungan logam timah hitam (Pb) didapatkan di depo Jakarta Utara dan Timur masingmasing sebesar 0,002 dan 0,001 ppm, sedang logam kadmium (Cd) tidak ditemukan di semua sampel yang diteliti. Kandungan logam berat tersebut masih dibawah ambang batas PERMENKES dan SNI. Jumlah bakteri aerob berkisar antara 3,00 x 102 dan 8,45 x 103 cfu/ml dan masih dibawah ambang batas SNI, sedang jumlah bakteri koli berkisar antara 0 dan 6,50 x 103 cfu/ml. Jumlah bakteri koli berada diatas ambang batas PERMENKES dan SNI. Salmonella tidak ditemukan pada semua sampel yang diteliti. Kata kunci: Air minum isi ulang, logam berat, mikroba, Salmonella, SSA, SNI, PERMENKES.
ABSTRACT Drinking water are necessary for every living organism to maintain there health. Water for the body uses, among others, in the process of digestion, metabolism, regulating body temperature and equilibrium so that the body is not set until dry. The purpose of this research was to obtain the heavy metals and microbes content in the refill of drinking water sold in some places in Jakarta.The heavy metals were analyzed using the Air Acetylene Method by using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS), while analysis of microbes is carried out using Total Plate Count (TPC). The resuls showed lead (Pb) metals were found at depo North and East Jakarta totaling 0.002 and 0.001 ppm, respectively. The cadmium metal was not detected in all samples. Those heavy metals were still under the limit accoding to Ministry of Health, Republic of Indonesia and Indonesian Nasional Standart (SNI).The total aerob bacteria were varied from 3.00 x102 up to 8.45 x 103 cfu/ml and this amount were also under the limit according to SNI. The total coliform bacteria were varied from 0 up to 6.50 x 103 cfu/ml. This total coliforms were above the treshold of Ministry of Health, Republic of Indonesia and SNI. No Salmonella was detected in all samples observed. Keywords: refill of drinking water, heavy metal, microbes, AAS, Salmonella, SNI, Ministry of Health Regulation.
PENDAHULUAN Air di alam erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari karena air merupakan elemen yang penting bukan hanya untuk manusia tetapi juga untuk mahkluk hidup lainnya. Kualitas air untuk keperluan manusia 1
terbagi dalam beberapa kelas, seperti keperluan untuk minum, masak, cuci dan lain-lain. Pemanfaatan air yang digunakan untuk air minum harus mempunyai kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air untuk
PAIR-BATAN,Jl. Lebak Bulus Raya 49 Ps Jumat,Jakarta Selatan12070 email:
[email protected]
53
Alfrida E. Suoth dan Ernawita Nazir: Penataan Perusahaan Tambang Batubara di Kalimantan Timur...
PENAATAN PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN TIMUR TERHADAP PERATURAN AIR LIMBAH PERTAMBANGAN COAL MINING COMPANY COMPLIANCE IN EAST KALIMANTAN TO WASTE WATER REGULATIONS OF MINING Alfrida E. Suoth dan Ernawita Nazir1 (Diterima tanggal 30-11-2013; Disetujui tanggal 02-01-2014)
ABSTRAK Indonesia memiliki cadangan batubara yang tersebar di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan dalam jumlah kecil, batu bara berada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua dan Sulawesi. Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup besar, baik itu air, tanah, udara, dan hutan. Pemantauan air limbah pada area pertambangan batubara dilakukan untuk mengetahui tingkat ketaatan industri terhadap baku mutu air limbah pertambangan yang dibuang ke lingkungan. Pemantauan dilakukan terhadap 6 (enam) perusahaan tambang batubara (kode A-F) yang berada di Kalimantan Timur- Indonesia. Contoh uji berupa air limbah yang berasal dari kegiatan penambangan dan pengolahan batubara. Pengukuran parameter dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Hasil analisis yang didapat dibandingkan dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah pertambangan batubara. Berdasarkan pengukuran pH air limbah kegiatan pertambangan dan kegiatan pengolahan batubara, pH berada pada kisaran 4,2 – 10 , sehingga nilai pH telah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan dalam Kepmen-LH No. 113 Tahun 2003, yaitu 6 – 9. Konsentrasi parameter besi (Fe) ditemukan 76 mg/L di lokasi E-2, nilai ini melebihi baku mutu yang dipersyaratkan, yaitu: 7 mg/L. Total Suspended Solid (TSS) di lokasi E-2 konsentrasinya 5304 mg/L, melebihi baku mutu yaitu: 400 mg/L. Konsentrasi mangan (Mn) masih memenuhi baku mutu disemua lokasi. Konsentrasi sulfat terdeteksi dalam kisaran 23 – 551 mg/L, sedangkan parameter sulfida dan sianida secara umum nilainya masih di bawah limit deteksi metode. Kata kunci: pemantauan, batu bara, baku mutu, kriteria mutu air, logam berat
ABSTRACT Indonesia has coal resources spread across the island of Kalimantan and Sumatra, while small amounts of coal in West Java, Central Java, Papua and Sulawesi. As with other mining activities in Indonesia, coal mining has also caused environmental damage is large enough in water, soil, air, and forests. Monitoring of waste water in the coal mining area was conducted to determine the level of adherence to the industry quality standard mining waste water discharged into the environment. Monitoring carried out on six (6) coal mining company (code A-F) which are in East-Kalimantan, Indonesia. The wastewater of the coal mining industries and its processingactivities were taken for analysis. Measurement parameters done in the field and in the laboratory. The results of the analysis were compared with the Minister of Environment Decree No. 113 of 2003 on wastewater quality standard coal mining. By measuring the pH of water and mining waste coal processing activities, the pH in the range 4.2 to 10, therefore the pH value has exceeded the quality standard required by the Decree-LH No. 113 In 2003, the 6 – 9. Concentration parameters of iron (Fe) found 76 mg / L at location E-2, this value exceeds the required quality standards, 7 mg / L. Total Suspended Solid (TSS) at the location of the E-2 concentration is 5304 mg / L, which exceeded the quality standard: 400 mg / L. The concentration of manganese (Mn) still meets the quality standards at all locations. The concentration of sulfate was detected in the range of 23-551 mg / L, whereas the parameters sulfide and cyanide in general its value is still below the detection limit of the method. Keywords: monitoring, coal, quality standard, water criteria, heavy metals.
1
Pusarpedal-KLH Kawasan Puspiptek Gedung 210 Jalan Raya Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan. Email :
[email protected]
61
Asiah dan Arum Prajanti: Pemantauan Kualitas Air Laut Akibat Pasir Nikel di Perairan Teluk Buli, Halmahera.
PEMANTAUAN KUALITAS AIR LAUT AKIBAT TUMPAHAN PASIR NIKEL DI PERAIRAN TELUK BULI, HALMAHERA SEA WATER QUALITY MONITORING OF NICKEL SAND SPILL CONTAMINANTS IN THE GULF OF BULI, HALMAHERA Asiah dan Arum Prajanti1 (Diterima tanggal 23-09-2013; Disetujui tanggal 02-01-2014)
ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia sehingga pengelolaan hasil tambang nikel termasuk transportasi atau pengangkutan nikel dari dalam ke luar wilayah Indonesia perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan kerugian baik materi, sosial maupun lingkungan. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat kualitas air laut di wilayah Teluk Buli, Halmahera sebagai akibat dari tumpahan pasir nikel yang diangkut oleh kapal yang mengalami pembebanan lebih sehingga menyebabkan kapal tenggelam di perairan tersebut. Metode yang digunakan dalam pemantauan ini adalah metode survei dan pengambilan sampel secara langsung. Lokasi dan titik pemantauan berdasarkan dugaan pencemaran tumpahan pasir nikel yang menyebar sesuai pola sirkulasi arus laut, yaitu di lokasi tumpahan, beberapa meter dari sumber tumpahan dan titik kontrol. Sampel dianalisis di laboratorium Pusarpedal dengan parameter : pH, Oksigen Terlaurt (DO), Total Padatan Tersuspensi (TSS), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), Nikel (Ni) dan Timbal (Pb). Hasil pemantauan air laut dibandingkan dengan nilai baku mutu perundang-undangan lingkungan hidup Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 : 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, lampiran III (untuk Biota Laut). Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pada semua lokasi pemantauan nilai parameter pH, DO, TSS, Cu, Cd, Ni dan Pb masih dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. Sedangkan kadar Zn pada semua lokasi pemantauan, termasuk titik kontrol menunjukkan nilai diatas baku mutu, yaitu pada kisaran 0,062 – 0,069 mg/L. Kadar merkuri ditemukan diatas baku mutu pada tiga lokasi yang relative dekat dengan tumpahan pasir nikel tersebut dengan kisaran 0,0019 – 0,0081 mg/L. Sedangkan pada titik kontrol konsentrasi Hg < 0,0005 mg/L Kata kunci: Pemantauan, tumpahan, pasir nikel, kualitas air laut, baku mutu air laut,
ABSTRACT Indonesia is one of the country's largest nickel producer in the world therefore management of mining nickel including nickel transportation from Indonesia to the outside Indonesian territory should be taken to minimize loss of material, social and environmental. Sea water quality in the Gulf of Buli -Halmahera needs to be monitored as a result of nickel sand spill from drowning a ship. Environmental sampling was done at the location that was suspected to be pollution, such as, the region of spills, the region of spread according to the currents of sea water, and the background area as control. Parameter pH, Dissolved Oxygen (DO), Total Suspended Solid (TSS), Cupper (Cu), Cadmium (Cd), Nickel (Ni) and Lead (Pb) were analyzed in a laboratory of Pusarpedal and the result compared with environmental quality standard based on the Environmental Minitry decree No. 51:2004 about Sea Water Quality Standard, attachment III (Sea Biota). The result of monitoring in all location showed that concentration level of pH, DO, TSS, Cu, Cd, Ni and Pb below environmental quality standard, except Zn in the range 0.062 - 0.069 mg/L. Concentration of Mercury found above environmental quality standard in three locations close to the sand nickel spill. Mercury concentration around the sand nickel spill were found 0.0019 - 0.0081 mg/L, while in the control point was below 0.0005 mg/L. Keywords: Monitoring, nickel sand, spill, sea water quality, marine water quality standards,
1
Pusarpedal- KLH Kawasan Puspiptek, Serpong – TangerangEmail :
[email protected].
69
Ecolab Vol. 8 No. 2 Juli 2014 : 53 - 96
PEMANTAUAN SENYAWA DICHLORODIPHENYLTRICHLOROETHANE ( DDT ) DAN TURUNANNYA DI DAERAH CIANJUR, JAWA BARAT MONITORING OF DICHLORODIPHENYLTRICHLOROETHANE ( DDT ) AND ITS DERIVATIVES IN CIANJUR, WEST JAVA Yunesfi Syofyan dan Yuriska Andiri1 (Diterima tanggal 30-10-2013; Disetujui tanggal 02-01-2014)
ABSTRAK Persistent Organic Pollutants (POPs) merupakan senyawa organik yang relatif bertahan lama di lingkungan, sulit terdegradasi melalui proses kimia, biologi, dan fotolisis serta sukar larut di dalam air tetapi cenderung larut dalam lemak. Oleh karena sifatnya ini, POPs cenderung bersifat akumulatif dan bertahan di lingkungan. Selain itu, senyawa ini juga bersifat semivolatil sehingga dapat berada dalam fase uap ataupun terserap di dalam partikel debu, sehingga POPs dapat menempuh jarak yang jauh di udara (long-range air transport) sebelum akhirnya terdeposisi di bumi. Dari beberapa bentuk senyawa POPs, senyawa insektisida organoklorin yang paling bertahan lama dan mempunyai sifat bioakumulasi, diantaranya adalah Dichlorodiphenyltrichloroethane ( DDT ). Pemantauan kualitas lingkungan akibat pencemaran kelompok senyawa POPs, termasuk senyawa DDT dan turunannya telah dilakukan didaerah holtikultura Cianjur. Sampel diambil di beberapa lokasi yaitu PLTA Cijedil, Desa Cibeureum, Desa Sukatani, Agropolitan, dan Desa Sindang Jaya. Matriks yang diambil adalah air, sedimen sungai, dan tanah pertanian/perkebunan. Sampling air dan sedimen sungai dilakukan dengan metode sesaat sedangkan untuk tanah, menggunakan metode komposit tempat. Pemantauan ini mempunyai tujuan untuk menginventarisir jenis dan konsentrasi residu senyawa POPs yang terdapat di lingkungan terutama DDT dan turunannya. Isomer DDT yang paling banyak terbentuk di lingkungan adalah p,p’-DDT ( 80 % ) dan o,p’-DDT ( 20 % ). Senyawa POPs diekstrak dengan menggunakan pelarut organik, kemudian di clean-up dan dianalisis dengan GCMS menggunakan kolom kapiler non polar. Pada pemantauan tahun 2011, senyawa p,p’-DDT tidak terdeteksi dalam sampel sedimen, tetapi pada tahun 2012, ditemukan sekitar 3.7 ng/g dalam sedimen Sungai Cibeureum dekat PLTA Cijedil, Cugenang -Jawa Barat dan meningkat sebesar 6.95 ng/g pada tahun 2012 di lokasi yang sama. Masih pada tahun 2011, p,p’-DDT dan p,p’-DDE ditemukan tertinggi di tanah perkebunan Desa Sindang Jaya, Cipanas – Jawa Barat sebesar 446 ng/g, dan 184 ng/g, Tahun 2012 dan 2013 DDT dan turunannya masih terdeteksi namun konsentrasi cenderung menurun. Sementara itu pada sampel air tidak ditemukan senyawa DDT dan turunannya. Kata Kunci: persistent organic pollutant, residu pestisida, DDT, holtikultura, GC-MS
ABSTRACT Persistent Organic Pollutants (POPs) are organic compounds that are relatively survive long in the environment, it is difficult degraded through chemical processes, biological, and photolysis and sparingly soluble in water but soluble in fat tend. Therefore, POPs tend to be accumulated and persist in the environment. In addition, these compounds also are semivolatil so it can be in the vapor phase or adsorbed on the dust particles, so that POPs can travel long distances in the air (long-range transport of water) before being deposited in the earth. Some forms of POPs, organochlorine insecticide compounds that have the most lasting and bioaccumulation properties, which are Dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT). Monitoring of environmental quality due to pollution of the Persistent Organic Pollutants ( POPs ) compound, including DDT and its derivative compounds in the holticulture area in Cianjur taken in several locations. Namely, PLTA Cijedil, Desa Cibeureum, Desa Sukatani, Agropolitan, dan Desa Sindang Jaya. The Matrix which taken are water, sediment river, and soil from agricultural / plantation area. This monitoring aims to inventory the types and concentrations of POPs residues, especially DDT and its derivatives. Mostly DDT isomers that formed in environment are p,p’-DDT ( 80 % ) and o,p-DDT ( 20 % ). POPs extracted Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL) Gedung 210 Kawasan Puspiptek Jl. Raya Puspiptek Serpong-Tangerang 15310, BANTEN, T/F:021-7560983, Email:
[email protected] 2 PTNBR – Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri-Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jl Tamansari No. 71 Bandung 40132, telp.022-2503997, Fax.022-2504081;website:www.batan-bdg,go.id; E-mail:
[email protected] 1
78
Yunesfi Syofyan dan Yuriska Andiri: Pemantauan Senyawa Dichlorodiphenyltrichloroethane....
using an organic solvent, and then it should be through of clean – up process and finally analyzed by GCMS using a non-polar capillary column. In Cianjur ,p,p’-DDT was found highest in the plantation land in the village of Sindang Jaya, Cipanas 446 ng / g in 2011, whereas the derivatives is p,p’-DDE was also found highest in this area 184 ng/g. In 2012 and 2013, DDT and its derivatives are still detected, but the concentration tends to decrease. Comparison of p,p’-DDE / p,p’-DDT can be used to determine whether p,p’-DDT are remain of the past or the new one use. If the concentration of p,p’-DDT is greater than p,p’-DDE there may be a new addition. DDT compounds and its derivatives are generally not found in the water sample . In sediment, DDT and its derivatives was not finding in 2011, but in 2012 the p,p’-DDT was detected at 3.7 ng/g and increased in 2013 to 6.95 ng/g . Keywords: persistent organic pollutant, residu pestisida, DDT, holtikultura, GC-MS
PENDAHULUAN Persistent Organic Pollutants (POPs) merupakan senyawa organik yang relatif bertahan lama di lingkungan karena sulitnya senyawa-senyawa ini terdegradasi melalui proses kimia, biologi, dan fotolisis. Senyawa ini sukar larut di dalam air tetapi cenderung larut dalam lemak. Oleh karena sifatnya ini, POPs cenderung bersifat akumulatif dan bertahan di lingkungan. Selain itu, senyawa ini juga bersifat semivolatil sehingga dapat berada dalam fase uap ataupun terserap di dalam partikel debu, sehingga POPs dapat menempuh jarak yang jauh di udara (longrange air transport) sebelum akhirnya terdeposisi di bumi [1]. POPs merupakan senyawa yang sudah dilarang perdagangan dan penggunaanya di dalam konvensi Stockholm [2]. Dari beberapa bentuk senyawa POPs, senyawa insektisida organoklorin yang paling bertahan lama dan mempunyai sifat bioakumulasi, diantaranya adalah Dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT). DDT merupakan insektisida sintetis khususnya dibidang pertanian. Sifatnya yang sangat berbahaya di lingkungan dan tahan lama di alam, maka senyawa ini di larang penggunaaannya. Tetapi penggunaannya masih terbatas hanya sebagai obat untuk nyamuk malaria diberbagai negara. DDT dapat mencapai ekosistem pesisir laut melalai
berbagai rute seperti penggunaan secara langsung di permukaan air, kemudian secara tidak langsung melalui proses deposisi udara dari proses penguapan atau penguapan yang sudah mengendap di tanah, tanaman dan permukaan air [3]. Isomer DDT yang paling banyak terbentuk di lingkungan adalah p,pDDT (80%) dan o,p-DDT (20%), hanya sebagian kecil terbentuk o,o’-DDT. DDT dapat mengalami dehidroksinasi membentuk diklorodifenildikloroetilen (DDE) dengan katalis garam-garam besi, alumunium, atau kromium, sedangkan DDD merupakan hasil metabolisme dari DDT dengan peranan enzim DDT dehidroklorinase (DDTase). Istilah “total DDT” sering digunakan untuk merujuk kepada jumlah semua senyawa DDT ( p, p-DDT, o, p – DDT, DDE,dan DDE ) [4] . Tidak semua tanah mengakumulasi pestisida dalam jumlah yang besar. Ukuran partikel tanah atau sedimen juga akan berpengaruh terhadap transportasi keberadaannya di pesisir. Berdasarkan penelitian Prartono et al. partikel halus seperti lanau dan lempung memiliki peran penting dalam proses transportasi materi (sedimen) [1,5]. Pemantauan ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi keberadaan bahan pencemar DDT dalam tanah pertanian atau perkebunan, air dan sedimen sungai disekitar lokasi 79
Vera Barlianti, Muryanto....
: Karakteristik Pasir Berlapis Oksida Besi Sebagai Adsorben untuk Penyisihan...
KARAKTERISASI PASIR BERLAPIS OKSIDA BESI SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENYISIHAN BESI DALAM AIR TANAH IRON OXIDE COATING SAND CHARACTERIZATION AS AN ADSORBENT TO REMOVE IRON IN GROUNDWATER Vera Barlianti, Muryanto, dan Eka Triwahyuni1 (Diterima tanggal 29-09-2013; Disetujui tanggal 02-01-2014)
ABSTRAK Air tanah merupakan sumber air minum utama bagi masyarakat yang berdomisili di daerah yang belum terjangkau layanan air bersih dari PDAM. Salah satu masalah pada kualitas air tanah adalah kandungan besi dalam air tanah di atas 0,3 mg/l, melebihi standar baku mutu Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001. Sebagai contoh kandungan besi pada air tanah di Bandung mencapai 3-4 mg/l dan di Medan sebesar 4-5 mg/l. Pada penelitian sebelumnya telah diketahui bahwa adsorben dari pasir kuarsa yang dilapisi oksida besi (goethite) mampu menyisihkan kandungan besi dalam air tanah hingga 74,20%. Makalah ini melaporkan karakteristik dan potensi pasir sungai dan pasir pantai yang dilapisi oksida besi sebagai adsorben untuk menyisihkan kandungan besi dalam air tanah. Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari sungai Cisadane, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia (PC), pasir pantai dari daerah Tangerang, Banten, Indonesia (TP), dan pasir yang berasal dari salah satu pantai di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Indonesia (UJ). Pasir dicuci dengan air, kemudian dikeringkan selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan pengayakan untuk memisahkan pasir berdasarkan ukurannya. Pasir yang mempunyai ukuran antara 425-710 um direndam dalam larutan HCl selama 24 jam, lalu dicuci dengan air dan dikeringkan. Hasil percobaan mengindikasikan terbentuknya senyawa lepidocrocite pada permukaan pasir pantai. Uji kinerja yang dilakukan terhadap adsorben ini menunjukkan efisiensi penyisihan besi dalam air tanah sebesar 61,65%. Kata kunci: oksida besi, pasir pantai, pasir sungai, karakterisasi, adsorben, penyisihan besi
ABSTRACT Groundwater is the main source of drinking water for the people who get no clean water services from PDAM. One of the existing problems in groundwater quality is the content of iron that exceed 0.3 mg/l, the upper limit of quality standard of drinking water (PP 82/2001). For examples, the iron content of groundwater in Medan reached 4-5 mg/l, while in Bandung iron concentration in groundwater was 4-5 mg/l. In the previous study was reported that the iron oxide (goethite) coating quartz sand adsorbent could remove iron content in groundwater up to 74.20%. This paper reported the characteristic and potency of iron oxide coating river sand or coastal sand as an adsorbent to remove iron content in groundwater. The sand used was sand from the river Cisadane, South Tangerang, Banten, Indonesia (PC), sand from Tangerang, Banten, Indonesia (TP), and sand that comes from one of the beaches in the Thousand Islands, Jakarta, Indonesia (UJ). The sand was washed with water, then dried for 24 hours. Further sifting to separate the sand by size. Sand that has between 425-710 um size soaked in HCl solution for 24 hours, then washed with water and dried. The results indicated the formation of lepidocrocite compound on the surface of the coastal sand. The performance test conducted on the adsorbent showed the removal efficiency of iron in groundwater was 61.65%. Keywords: iron oxide, coastal sand, river sand, characterization, adsorbent, iron removal
PENDAHULUAN Pemanfaatan air tanah oleh aktivitas penduduk, industri, dan jasa terus meningkat, terutama 1
di daerah-daerah yang belum terjangkau layanan air bersih dari Perusahaan Daerah
Pusat Penelitian Kimia-LIPI Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang Selatan, Indonesia. E-mail :
[email protected].
85
Ecolab Vol. 8 No. 2 Juli 2014 : 53 - 96
UCAPAN TERIMA KASIH Dewan Redaksi mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. RTM. Sutamihardja. 2. Dr. Ir. Ning Purnomohadi, MS. 3. Ir. Isa Karmisa Ardiputera. 4. Dr. Yanni Sudiyani. 5. Dra. Erini Yuwatini, M.Sc, Ph.D. Sebagai Mitra Bestari atas kesediaannya melakukan review pada Jurnal Ecolab Volume 8 Nomor 1, Januari 2014. Juli 2014 Dewan Redaksi Ecolab Jurnal Kualitas Lingkungan Hidup
96