Kata Pengantar Pemilihan legislatif (pileg) yang dilaksanakan padat tanggal 9 April 2014 yang lalu sudah selesai, baik dalam tingkat pusat maupun daerah. Sudah terpilih calon-calon anggota DPR, DPRD dan DPD yang akan disumpah di masa mendatang. Dengan demikian rakyat Indonesia telah menjatuhkan kepercayaannya kepada partai-partai yang mereka senangi. Hadir sebagai pemenang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) disusul oleh partai Golongan Karya (Golkar), partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan partai-partai lainnya berada di bawah ketiga partai tersebut. PDI-P kali ini muncul sebagai pemenang setelah selama 10 tahun hadir sebagai partai pembanding (oposisi) terhadap pemerintahan SBY dari Partai Demokrat, yang didukung oleh partai-partai pendukung pemerintah yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) yang diketuai Aburizal Bakri. Kini rakyat Indonesia memasuki tahap pemilihan presiden RI. Partai pemenang (PDI-P) yang mencapai perolehan suara 18,95 persen telah mengajukan capres dan cawapresnya, bekerjasama (berkoalisi) dengan partai Nasional Demokrat (Nasdem) 6,72 persen , Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 9,04 persen dan belakangan hadir partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 5,26 persen. Ke empat partai ini sepakat mengajukan Joko Widodo (Jokowi) sebagi calon presiden dan Jusuf Kalla (JK) sebagai calon wakil presiden. Kedua tokoh ini telah mendaftarkan diri ke KPU dan telah menyerahkan berkas-berkas yang diperlukan sebagai persyaratan. Dengan demikian Jokowi-Jk memperoleh dukungan 39,97 persen suara atau 207 kursi DPR. Anehnya partai pemenang ke dua yaitu Golkar tidak berhasil membentuk koalisi dengan partai-partai lainnya untuk mengajukan capres dan cawapresnya sendiri. Bahkan partai pemenang ke 3 yaitu Gerindra mampu membentuk koalisi untuk mengajukan capres dan cawapresnya. Gerindra (11,81 persen suara) berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) 7,59 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 6,53 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 6,79 persen dan terakhir partai Golongan Karya (Golkar) 14,75 persen, menggabungkan dirinya ke kelompok ini. Koalisi ini mengajukan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa sebagai capres dan cawapresnya. Jumlah pendukung Prabowo-Hatta 48,93 persen suara atau 292 kursi DPR. Prosentase dan angka-angka yang tercantum di atas tidak akan mempengaruhi pemilihan presiden 9 Juli mendatang. Rakyat telah menentukan sikapnya terhadap tokoh pilihan dalam pilpres mendatang. Mereka sudah cukup paham siapa Jokowi-JK dan siapa Prabowo-Hatta. Rakyat tahu mana pemimpin yang jujur, bersih, transparan, dekat dan membela rakyat. Rakyat tahu siapa pembunuh, penculik dan pelanggar HAM di masa lalu. Pengalaman pemilihan Gubernur Jakarta sudah membuktikan hal ini. Gabungan partai-partai pendukung incumben Fauzi Bowo berusaha menjatuhkan calon Jokowi-Ahok. Namun usaha itu sia-sia, karena rakyat kini bukan menilai partai, tetapi menilai figur seseorang yang mereka senangi. Pada saat ini rakyat menyenangi figur Jokowi. Kita lihat saja nanti siapa yang muncul sebagai pemenang presiden RI. Para pembaca majalah “Informasi” yang budiman. Seperti biasa “Informasi” kali ini muncul dengan ruangan-ruangannya yang ada. Kami mengucapkan selamat membaca. Redaksi “Informasi”
INFORMASI Juni 2014
1
Pengganti Tajuk
REVOLUSI MENTAL Oleh: Joko Widodo* INDONESIA saat ini menghadapi suatu paradoks pelik yang menuntut jawaban dari para pemimpin nasional. Setelah 16 tahun melaksanakan reformasi, kenapa masyarakat kita bertambah resah dan bukannya tambah bahagia, atau dalam istilah anak muda sekarang semakin galau? Dipimpin bergantian oleh empat presiden antara 1998 dan 2014, mulai dari BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia telah mencatat sejumlah kemajuan di bidang ekonomi dan politik. Mereka memimpin di bawah bendera reformasi yang didukung oleh pemerintahan yang dipilih rakyat melalui proses yang demokratis. Ekonomi semakin berkembang dan masyarakat banyak yang bertambah makmur. Bank Dunia bulan Mei ini mengatakan ekonomi Indonesia sudah masuk 10 besar dunia, jauh lebih awal dari
perkiraan pemerintah SBY yang memprediksi baru terjadi tahun 2025. Di bidang politik, masyarakat sudah banyak menikmati kebebasan serta hak-haknya dibandingkan sebelumnya, termasuk di antaranya melakukan pergantian pemimpinnya secara periodik melalui pemilu yang demokratis. Namun, di sisi lain, kita melihat dan merasakan kegalauan masyarakat seperti yang dapat kita saksikan melalui protes di jalan-jalan di kota besar dan kecil dan juga di ruang publik lainnya, termasuk media massa dan media sosial. Gejala apa ini? Pemimpin nasional dan pemikir di Indonesia bingung menjelaskan fenomena bagaimana keresahan dan kemarahan masyarakat justru merebak. Sementara, oleh dunia, Indonesia dijadikan model keberhasilan reformasi yang menghantarkan kebebasan politik serta demokrasi bersama pembangunan ekonomi bagi masyarakatnya. Izinkan saya melalui tulisan singkat ini menyampaikan pandangan saya menguraikan permasalahan bangsa ini dan menawarkan paradigma baru untuk bersama mengatasinya. Saya bukan ahli politik atau pembangunan. Untuk itu, pandangan ini banyak berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya selama ini, baik sebagai Wali Kota Surakarta maupun Gubernur DKI Jakarta. Oleh karena itu, keterbatasan dalam pandangan ini mohon dimaklumi.
2
INFORMASI
Juni 2014
Sebatas kelembagaan Reformasi yang dilaksanakan di Indonesia sejak tumbangnya rezim Orde Baru Soeharto tahun 1998 baru sebatas melakukan perombakan yang sifatnya institusional. Ia belum menyentuh paradigma, mindset, atau budaya politik kita dalam rangka pembangunan bangsa (nation building). Agar perubahan benar-benar bermakna dan berkesinambungan, dan sesuai dengan cita-cita Proklamasi Indonesia yang merdeka, adil, dan makmur, kita perlu melakukan revolusi mental. Nation building tidak mungkin maju kalau sekadar mengandalkan perombakan institusional tanpa melakukan perombakan manusianya atau sifat mereka yang menjalankan sistem ini. Sehebat apa pun kelembagaan yang kita ciptakan, selama ia ditangani oleh manusia dengan salah kaprah tidak akan membawa kesejahteraan. Sejarah Indonesia merdeka penuh dengan contoh di mana salah pengelolaan (mismanagement) negara telah membawa bencana besar nasional. Kita melakukan amandemen atas UUD 1945. Kita membentuk sejumlah komisi independen (termasuk KPK). Kita melaksanakan otonomi daerah. Dan, kita telah banyak memperbaiki sejumlah undang-undang nasional dan daerah. Kita juga sudah melaksanakan pemilu secara berkala di tingkat nasional/daerah. Kesemuanya ditujukan dalam rangka perbaikan pengelolaan negara yang demokratis dan akuntabel. Namun, di saat yang sama, sejumlah tradisi atau budaya yang tumbuh subur dan berkembang di alam represif Orde Baru masih berlangsung sampai sekarang, mulai dari korupsi, intoleransi terhadap perbedaan, dan sifat kerakusan, sampai sifat ingin menang sendiri, kecenderungan menggunakan kekerasan dalam memecahkan masalah, pelecehan hukum, dan sifat oportunis. Kesemuanya ini masih berlangsung, dan beberapa di antaranya bahkan semakin merajalela, di alam Indonesia yang katanya lebih reformis. Korupsi menjadi faktor utama yang membawa bangsa ini ke ambang kebangkrutan ekonomi di tahun 1998 sehingga Indonesia harus menerima suntikan dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang harus ditebus oleh bangsa ini dengan harga diri kita. Terlepas dari sepak terjang dan kerja keras KPK mengejar koruptor, praktik korupsi sekarang masih berlangsung, malah ada gejala semakin luas. Demikian juga sifat intoleransi yang tumbuh subur di tengah kebebasan yang dinikmati masyarakat. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi yang pesat malah memacu sifat kerakusan dan keinginan sebagian masyarakat untuk cepat kaya sehingga menghalalkan segala cara, termasuk pelanggaran hukum. Jelas reformasi, yang hanya menyentuh faktor kelembagaan negara, tidak akan cukup untuk menghantarkan Indonesia ke arah cita-cita bangsa seperti diproklamasikan oleh para pendiri bangsa. Apabila kita gagal melakukan perubahan dan memberantas praktik korupsi, intoleransi, kerakusan, keinginan cepat kaya secara instan, pelecehan hukum, dan sikap oportunis, semua keberhasilan reformasi ini segera lenyap bersama kehancuran bangsa. Perlu revolusi mental Dalam pembangunan bangsa, saat ini kita cenderung menerapkan prinsip-prinsip paham liberalisme yang jelas tidak sesuai dan kontradiktif dengan nilai, budaya, dan karakter bangsa Indonesia. Sudah saatnya Indonesia melakukan tindakan korektif, tidak dengan menghentikan proses reformasi yang sudah berjalan, tetapi dengan mencanangkan revolusi mental menciptakan paradigma, budaya politik, dan pendekatan nation building baru yang lebih manusiawi, sesuai dengan budaya Nusantara, bersahaja, dan berkesinambungan. Penggunaan istilah “revolusi” tidak berlebihan. Sebab, Indonesia memerlukan suatu terobosan budaya politik untuk memberantas setuntas-tuntasnya segala praktik-praktik yang buruk yang sudah terlalu lama dibiarkan tumbuh kembang sejak zaman Orde Baru sampai sekarang. Revolusi mental beda dengan revolusi fisik karena ia tidak memerlukan pertumpahan darah. Namun, usaha ini tetap memerlukan dukungan moril dan spiritual serta komitmen dalam diri seorang pemimpin—dan selayaknya setiap revolusi—diperlukan pengorbanan oleh masyarakat. Dalam melaksanakan revolusi mental, kita dapat menggunakan konsep Trisakti yang pernah diutarakan Bung Karno dalam pidatonya tahun 1963 dengan tiga pilarnya, “Indonesia yang berdaulat secara politik”, “Indonesia yang mandiri secara ekonomi”, dan “Indonesia yang berkepribadian secara sosial-budaya”. Terus terang kita banyak mendapat masukan dari diskusi dengan berbagai tokoh nasional tentang relevansi dan kontektualisasi konsep Trisakti Bung Karno ini. Kedaulatan rakyat sesuai dengan amanat sila keempat Pancasila haruslah ditegakkan di Bumi kita ini. Negara dan pemerintahan yang terpilih melalui pemilihan yang demokratis harus
INFORMASI Juni 2014
3
benar-benar bekerja bagi rakyat dan bukan bagi segelintir golongan kecil. Kita harus menciptakan sebuah sistem politik yang akuntabel, bersih dari praktik korupsi dan tindakan intimidasi. Semaraknya politik uang dalam proses pemilu sedikit banyak memengaruhi kualitas dan integritas dari mereka yang dipilih sebagai wakil rakyat. Kita perlu memperbaiki cara kita merekrut pemain politik, yang lebih mengandalkan keterampilan dan rekam jejak ketimbang kekayaan atau kedekatan mereka dengan pengambil keputusan. Kita juga memerlukan birokrasi yang bersih, andal, dan kapabel, yang benar-benar bekerja melayani kepentingan rakyat dan mendukung pekerjaan pemerintah yang terpilih. Demikian juga dengan penegakan hukum, yang penting demi menegakkan wibawa pemerintah dan negara, menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdasarkan hukum. Tidak kalah pentingnya dalam rangka penegakan kedaulatan politik adalah peran TNI yang kuat dan terlatih untuk menjaga kesatuan dan integritas teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di bidang ekonomi, Indonesia harus berusaha melepaskan diri dari ketergantungan yang mendalam pada investasi/modal/bantuan dan teknologi luar negeri dan juga pemenuhan kebutuhan makanan dan bahan pokok lainnya dari impor. Kebijakan ekonomi liberal yang sekadar mengedepankan kekuatan pasar telah menjebak Indonesia sehingga menggantung pada modal asing. Sementara sumber daya alam dikuras oleh perusahaan multinasional bersama para “komprador” Indonesia-nya. Reformasi 16 tahun tidak banyak membawa perubahan dalam cara kita mengelola ekonomi. Pemerintah dengan gampang membuka keran impor untuk bahan makanan dan kebutuhan lain. Banyak elite politik kita terjebak menjadi pemburu rente sebagai jalan pintas yang diambil yang tidak memikirkan konsekuensi terhadap petani di Indonesia. Ironis kalau Indonesia dengan kekayaan alamnya masih mengandalkan impor pangan. Indonesia secara ekonomi seharusnya dapat berdiri di atas kaki sendiri, sesuai dengan amanat Trisakti. Ketahanan pangan dan ketahanan energi merupakan dua hal yang sudah tidak dapat ditawar lagi. Indonesia harus segera mengarah ke sana dengan program dan jadwal yang jelas dan terukur. Di luar kedua sektor ini, Indonesia tetap akan mengandalkan kegiatan ekspor dan impor untuk menggerakkan roda ekonomi. Kita juga perlu meneliti ulang kebijakan investasi luar negeri yang angkanya mencapai tingkat rekor beberapa tahun terakhir ini karena ternyata sebagian besar investasi diarahkan ke sektor ekstraktif yang padat modal, tidak menciptakan banyak lapangan kerja, tetapi mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya. Pilar ketiga Trisakti adalah membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia. Sifat ke-Indonesiaan semakin pudar karena derasnya tarikan arus globalisasi dan dampak dari revolusi teknologi komunikasi selama 20 tahun terakhir. Indonesia tidak boleh membiarkan bangsanya larut dengan arus budaya yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa kita. Sistem pendidikan harus diarahkan untuk membantu membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama yang hidup di negara ini. Akses ke pendidikan dan layanan kesehatan masyarakat yang terprogram, terarah, dan tepat sasaran oleh nagara dapat membantu kita membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia. Dari mana kita mulai Kalau bisa disepakati bahwa Indonesia perlu melakukan revolusi mental, pertanyaan berikutnya adalah dari mana kita harus memulainya. Jawabannya dari masing-masing kita sendiri, dimulai dengan lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal serta lingkungan kerja dan kemudian meluas menjadi lingkungan kota dan lingkungan negara. Revolusi mental harus menjadi sebuah gerakan nasional. Usaha kita bersama untuk mengubah nasib Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar merdeka, adil, dan makmur. Kita harus berani mengendalikan masa depan bangsa kita sendiri dengan restu Allah SWT. Sebab, sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu bangsa kecuali bangsa itu mengubah apa yang ada pada diri mereka. Saya sudah memulai gerakan ini ketika memimpin Kota Surakarta dan sejak 2012 sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sejumlah teman yang sepaham juga sudah memulai gerakan ini di daerahnya masing-masing. Insya Allah, usaha ini dapat berkembang semakin meluas sehingga nanti benarbenar menjadi sebuah gerakan nasional seperti yang diamanatkan oleh Bung Karno, memang revolusi belum selesai. Revolusi Mental Indonesia baru saja dimulai. *JOKO WIDODO Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
4
INFORMASI
Juni 2014
Berita Organisasi Kolom IBRAHIM ISA Senin, 16 Desember 2013
SEPEREMPAT ABAD PERHIMPUNAN PERSAUDARAAN INDONESIA DI BELANDA *** Belanda, Musim dingin 2013 Dibandingkan dengan negeri-negeri Eropah lainnya — Misalnya dengan negeri-negeri yang ada di “di pedalaman” benua Eropah — apalagi yang terletak di bagian Utara, seperti Finlandia, atau negeri-negeri Skandinavia, di Belanda kemarin itu, tanggal 15 Desember, termasuk musim dingin yang “lumayan”. Salju masih belum turun. Tidak ada hujan. Dan angin sekadar sepoi-sepoi basa saja. Tapi, untuk orang dari negeri tropis seperti Indonesia, suhu kemarin itu sudah termasuk dingin. *** Dalam situasi cuaca dan suhu demikian itulah — tidak kurang dari 126 hadirin (tidak terhitung anak-anak dan bayi) memenuhi ruangan pertemuan sekolah “Schakel” di Diemen Noord. Umur mereka berkisar antara 5 bulan (putranya Asih dan Yuri yang nomor dua. Asih adalah putrinya Wati dan Sungkono), sampai yang sudah mencapai usia 87th (Ciska Pattipilohy). Luar biasa! Mereka berdatangan dari Amsterdam, Purmerend, Almere, Utrecht, Woerden, Zeist, Rotterdam, Leiden, De Haag, dan sementara kota-kota lainnya di Selatan dan Utara Amsterdam. Ada juga yang datang dari Keulen, Jerman. Mereka berdatangan dengan wajah cerah dan gembira berkumpul bersama. Diundang oleh Vereeniging “Perhimpunan Persaudaraan Indonesia”. UNTUK BERSAMSAMA MEMPERINGATI DAN MERAYAKAN SEPEREMPAT ABAD BERDIRINYA “PERHIMPUNAN PERSAUDARAAN” — (04 Desember 1988). Bagi orang-orang Indonesia di luar negeri yang berkumpul hari kemarin itu di Diemen Noord, di bawah bimbingan-acara, anggota Pengurus Taufik Tahrawi, — adalah hari luar biasa. Selain yang utama adalah untuk MEMPERINGATI DAN MERAYAKAN 25 TAHUN PERHIMPUNAN PERSAUDARAAN, juga merupakan kesempatan bersilaturahmi. Tempat untuk saling cerita, besalaman dan berpelukan melepas rindu antara sesama kawan dan yang nasib. Banyak diantara hadirin adalah kawan-kawan yang menurut istilah mantan Presiden Abdurrahman Wahid, adalah orang-orang yang terhalang pulang. Namun banyak juga yang hadir itu “bukan” orang yang paspornya secara sewenang-wenang dicabut penguasa sesudah terjadi Peristiwa Tragedi Nasional 1965. Tampak di antara hadirin sejumlah generasi muda. Ada yang dari YSBI (Yayasan Sejarah dan Budaya Indonesia), Stichting Nusantara, Stichting Dian, LPK-65 di Belanda, Bhinneka Tunggal Ika, dan dari Stichting Wertheim. Hadirin yang lain yang tidak ada dalam peretemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh St Perhimpunan Persaudaraan, dalam beberapa tahun belakangan ini (kongkritnya sejak Dubes KBRI dijabat J. Habibie), — yang tampak hadir kemarin itu adalah seorang Sekretaris Ketiga Bagian Politik KBRI Den Haag. Ini ada ceriteranya sendiri. Pengurus Persaudaraan mengirimkan undangan khusus kepada Dubes KBRI untuk menghadiri Hari Ultah Ke-25 Persaudaraan. Penghubung Persaudaraan, MD Kartaprawira, diutus ke KBRI untuk menyampaikan undangan tsb. Beberapa kali KBRI diundang
INFORMASI Juni 2014
5
di waktu panjang yang lalu, tatapi orang dari KBRI tidak pernah hadir dan juga tidak pernah memberitahu bahwa tidak akan hadir. Kali ini KBRI mengirimkan undangan yang diterimanya dari Perhimpunan Persaudaraan tsb. ke Jakarta. Karena Ibu Dutabesar ketika itu sedang di Jakarta. Ibu Dutabesar lalu mengirimkan instruksi ke KBRI Den Haag agar ada yang hadir dari KBRI pada Hari Ultah Ke-25 Perhimpunan Persaudaraan. Suatu perubahan besar yang perlu disambut!! Sekretaris Ketiga KBRI Dumas, mendapat kehormatan, untuk bersama ketua Pengurus Persaudaraan, Sungkono, memotong TUMPENG, ketika dimulainya acara makan bersama. *** Kepada Ketua Perhimpunan Persaudaraan, Sungkono, yang berdiri di pintu masuk menyambut tamu-tamu yang berdatangan, — ku-ucapkan SELAMAT ULTAH KE-25 ! Bukan soal sederhana, Bung! Bisa berdiri, bertahan dan bergiat demi Tanah Air dan Bangsa di Belanda ini, selama 25 tahun. Ya, kata Sungkono tidak sederhana!! Dalam rangka memperingati Ultah Ke-25 Perhimpunan Persaudaran, Pengurus menerbitkan nomor khusus VP INFORMASI, dimana dimuat sambutan Ketua Pengurus Persaudaraan Sungkono, dan tulisan sekitar Perhimpunan Persaudaraan oleh Farida Rachmat Ishaya dan M.D. Kartaprawira. Juga dimuat sebuah sajak Aminah Idris dan Profil almarhum pejuang kemerdekaan Indonesia Franciska Fanggidaej. Dan lain-lain artikel dan tulisan. Hari Ultah Ke-25 Perhimpunan Persaudaran dimeriahi dengan paduan suara, tari-tarian (antaranya tari Nelayan dari Bali dan Tari Payung dari Jabar), pembacaan sajak-sajak oleh penyair Chalik Hamid dan Sungkono. Setelah itu dengan diawali oleh memotong NASI TUMPENG, dimulailah acara makan bersama, dengan rendang dan semur ayamnya, kerupuk, balado telur, tumis buncis, urap, lemper, kueh lapis, dll…... Semua itu adalah hidangan bersahabat yang disajikan PERHIMPUNAN PERSAUDARAAN kepada para undangan. Yang dengan sedapnya dinikmati bersama. Pertemuan ditutup dengan acara BERPOCO-POCO **** Kolom IBRAHIM ISA Senin, 06 Januari 2014 ————————————-—
Perhimpunan Persaudaraan INDONESIA Di Nederland Menyambut Dan Merayakan TAHUN BARU 2014 Seolah-olah yang berkuasa mengatur cuaca di negeri Belanda ini, mengetahui dan merestui diselenggarakannya PERAYAAN TAHUN BARU 2014, yang diadakan oleh Perhimpunan Persaudaraan Indonesia di Nederland. Nyatanya hari Minggu kemarin itu hari cerah. Tiada hujan – tiada angin yang biasa bertiup kencang pada musim dingin. Dengan demikian bagi mereka-mereka yang menggunakan kendaraan umum tidak usah khawatir akan kehujanan dan tidak perlu menyandang payung. Sungguh suatu sukses besar! Pertemuan yang dilangsungkan di ruang pertemuan umum Aula “De Drecht”, di Holendrecht, Amsterdam, dihadiri oleh lebih dari 150 undangan. Mereka terdiri dari yang senior, yang setengah baya, yang muda-muda, anak-anak termasuk yang masih bayi. Mungkin ada yang mengatakan, pertemuan itu adalah kumpul-kumpulnya “masyarakat diaspora Indonesia”. Mereka berdatangan dari Utrecht, Zeist, Den Haag, Rotterdam, Rosendaal, Purmerend, Amsterdam, dan tempat-tempat lainya dan juga dari Dortmund (Jerman). Nama “diaspora Indonesia”
6
INFORMASI
Juni 2014
, sesunguhnya baru-baru ini saja dikenal dan dibaca orang. Masyarakat Indonesia, termasuk orangorang Belanda, yang beristrikan orang Indonesia, yang berkumpul kemarin itu, adalah yang diundang oleh Perhimpunan Persaudaraan Indonesia. Masih ingat kan 15 Desember tahun y.l. Perhimpunan Persaudaraan Indonesia di Nederland merayakan hari ultah mereka yang ke-25. Masyarakat itu sudah berdiri seperempat abad yang lalu. Dan kegiataannya meliputi terutama kegiatan budaya, saling bantu, kepedulian terhadap tanah air dan bangsa. Serta kegiatan sosial lainnya. Perhimpunan Persaudaraan Indonesia di Nederland berdiri, ketika ratusan orang-oran Indonesia – paspor mereka dengan sewenang-wewenang dicabut oleh penguasa militer di Jakarta. Atas tuduhan yang dibuat-buat dan sepenuhnya melanggar hak kewarganegaran mereka-mereka itu. Memang, Perhimpunan Persaudaraan Indonesia di Nederland didirikan terutama atas inisiatif dan oleh warga Indonesia yang “terhalang pulang”. Namun, dalam proses selanjutnya organisasi Perhimpunan Persaudaraan Indonesia di Nederland, meliputi dan mencakup warga Indonesia dari berbagai penjuru tanah air dengan masing-masing keyakinan politiknya yang berbeda-beda. Yang meskipun berada di luarngeri namun, tetap merasa orang Indonesia dan menghayati serta punya kepedulian besar terhadap perkembangan dan nasib bangsa dan tanah air Indonesia. *** Sambutan Pengurus Perhimpunan Persaudaraan TAUFIK TAHRAWI Dalan kata sambutannya, Taufik Tahrawi a.l menyatakan: “… bagi kita yang berdomisili secara terpisah di berbagai kota dan berkegiatan berbeda, pertemuan seperti ini adalah satu sarana yang baik, untuk saling bertemu, bersilaturahmi, memperat persahabatan dan persaudaraan. Kami mengartikan pertemuan seperti ini sudah merupakan satu kebutuhan dan tradisi yang baik, usahakanlah terus agar ada kesinambungannya. Tahun 2013 telah berlalu, sekarang kita menyongsong tahun 2014, dengan segala harapan terbaik untuk kita semua, semoga kesehatan bisa kita pertahankan agar kita bia terus berkreasi, bisa mencapai sukses-sukses baru dengan penuh inspirasi, semoga ada ketentraman, semoga ada ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan.” “Rakyat Indonesia menyongsong datangnya Tahun Baru 2014 penuh dengan tantangan, sehubungan dengan akan diadakannya pemilu legislatif dan pemilihan Presiden dan wakil Presiden secara langsung. Bangsa Indonesia sudah sangat kecewa dengan situasi seperti sekarang ini. Pemilu-pemilu nasional yang pernah dilaksanakan selama ini yang penuh dengan berbagai reklame dan pompositet, pemenangnya dalam praktek sampai sekarang tidak mendatangkan perubahan yang menguntungkan masyarakat luas, kecuali kelompok elit korup. Aspirasi rakyat adalah, Indobesia yang demokratis dengan pemerintah yang bisa mengayomi rakyatnya, mensejahterakan, memakmurkan, memberi keadilan, kedamaian, ketenteraman, tidak diskriminatif dan menghargai hak-hak azasi manusia. Mudah-mudahan aspirasi rakyat tsb bisa terwudjutkan kalau pemilu dilaksanakan dengan jujur, bersih, transparan, tanpa intimidasi, tanpa pemalsuan, tanpa praktek uang dan manipulasi, sehingga rakyat bisa dengan bebas memilih calon yang dikehendakinya, yang bisa memberi harapan untuk tercapainya aspirasinya. Pertanyaannya apakah cara ini bisa betul mencapai aspirasi rakyat tersebut? Ini adalah pertanyaan mendasar yang belum bisa terjawab.” Taufik Tahwawi menutup sambutannya dengan kata-kata berikut ini:
INFORMASI Juni 2014
7
“Pada kesempatan ini, kami juga sangat berterima kasih atas jerih-payah semua pihak yang telah bekerja sepenuh hati, untuk bisa terselenggaranya pertemuan ini. Trima kasih banyak juga kami sampaikan kepada adik-adik, saudara-saudari para penari-penyanyi , yang menyumbangkan berbagai pertunjukkan untuk memeriahkan acara kita.” “Kunci dari acara memeriahkan pertemuan kita dengan moto “Dari kita untuk kita”, adalah adanya partisipasi yang luas, dari para hadirin untuk mengisi acara dan memeriahkannya, dengan umpamanya ikut menari, menyumbang nyanyi, ikut menyumbang sajak, dll.” “Untuk komunitas kita, dalam mengisi pertemuan gembira, yang terpenting bukan kualitas tapi kwantitas, karena itu tak perlu ragu, tak perlu malu, mari tampil semua dengan berbagai apa yang bisa kita lakukan, mari menari, mari bernyanyi bersama, toch dari kita untuk kita.” Demikian Taufik Tahrawi mengakhiri sambutannya. *** Perayaan Tahun Baru 2014 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Persaudaraan Indonesia di Nederland, telah berakhir dengan sukses dan memberikan kesan yang mendalam dalam usaha bersama demi mengokohkan perasaan dan kesadaran kebersamaan dan kepedulian kita semua terhadap Tanah Air dan Bangsa. ************ Lima Negara Paling Sehat di Dunia Sambungan dari halaman 20 Kopenhagen Gaya hidup bersepeda yang kian marak di Kopenhagen, menjadikan emisi CO2 turun tajam di sini dalam waktu sepuluh tahun terakhir. Setiap harinya warga masyarakat di sini kian mencintai sepeda, baik untuk ke sekolah, bekerja, dan sekedar berkeliling kota. Pemerintah setempat menyediakan kurang lebih 400 kilometer lintasan khusus bagi pesepeda. Ini adalah kota yang paling ramah bagi pesepada, banyak yang lalu lalang menggunakan sepeda di sini. Selain itu, pedesterian di sini sangat nyaman. Sehingga pejalan kaki tidak akan terganggu dengan mereka yang menggunakan sepeda. Monaco Monaco adalah negara yang kecil. Tingkat umur juga sangat tinggi di sini, yaitu sekitar 89,6 tahun, walaupun negara ini mempunyai populasi yang sangat beragam. Monaco merupakan negara tempat para billiuner dunia berkumpul, banyak yang menghabiskan waktu di sini sekedar bersantai.(http:/ /exspresiku.blogspot.nl) **** Jokowi Tukang Meubel Sambungan dari hal. 29 Hal kedelapan yang perlu dilakukan adalah peningkatan mobilisasi tabungan nasional untuk membelanjai keperluan pembangunan infrastruktur tersebut. Untuk itu, administrasi perpajakan perlu diperbaiki dan Bank Tabungan Pos (BTP) perlu dibangun kembali. Untuk membina, mengawasi serta menyediakan keperluan likuiditasnya, koperasi perlu dikaitkan dengan sistem perbankan. Sementara itu, devisa hasil ekspor yang diparkir di Singapura perlu diupayakan agar dibawa kembali ke Indonesia untuk meningkatkan tabungan nasional dan menguatkan cadangan devisa. Pembangunan kembali BTP dan koperasi sekaligus mengenalkan produk lembaga keuangan formal kepada masyarakat miskin (financial inclusion). Jika perlu, aturan mengenai utang negara perlu diperlonggar agar dimungkin pembangunan infrastruktur yang diperlukan. Jakarta, 14.4.2014 [1] Guru Besar Fakultas Ekonomi UI, Depok.
8
INFORMASI
Juni 2014
Profil dr. Ribka Tjiptaning
PESAN IBUNYA DORONG JADI POLITIKUS YANG TEGAR Pesan ibunya selalu terngiang di telinga Ribka Tjiptaning, sebelum seorang politikus ibunya mengharuskan dirinya harus siap untuk dibui, dibuang, diburu dan dibunuh. Karena menjadi konsekuensi logis melawan ketidakadilan menjadikan dirinya menjadi seorang perempuan yang dikenal sangat berani, tekun dan jujur dalam mengungkapkan kebenaran. Pengakuan dan kebanggaannya sebagai seorang anak PKI kembali menyadarkan semua pihak bahwa masih banyak korban semena-mena Orde Baru terhadap keluarga PKI dan masyarakat yang dianggap antek mereka. Selain itu, ketekunan dari seorang Ning, biasa dia dipanggil, membuahkan hasil dengan tercapainya gelar dokter yang sangat didambakannya. Perjuangan meraih gelar dokter tersebut sangat berat disertai banyaknya cemoohan dari saudara dan kerabat terdekatnya. Sementara, kejujuran dirinya menyuarakan kebenaran pada setiap aktivitas politiknya juga memperoleh cobaan yang berat, mulai dari diciduk aparat, masuk penjara dan perusakan kliniknya sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Ning. Namun berkat itu semua Tuhan menjadikan seorang Ribka pribadi yang hangat, berani, tekun, jujur dan pantang menyerah dalam menyuarakan kebenaran. Hasil dari semua cobaan hidup ternyata berbuah manis dengan diangkatnya seorang dr. Ribka Tjiptaning menjadi Ketua Komisi IX DPR membidangi masalah Kesehatan. Ia terlahir dari keluarga ningrat Jawa dan merupakan anak ke tiga dari lima orang saudara (sekandung), ayahnya seorang keturunan Kasunan Solo (Pakubowono) yang bernama Raden Mas Soeripto Tjondro Saputro. Sedangkan Ibunya dari keturunan Kasultanan Kraton Yogyakarta bernama Bandoro Raden Ayu Lastri Suyati. Sewaktu kecil, Ribka yang dilahirkan di Solo, Jawa Tengah 1 Juni 1958, hidup dalam keadaan yang serba kecukupan karena ayahnya seorang konglomerat yang memiliki lima pabrik besar pada saat itu.
INFORMASI Juni 2014
9
Meskipun hidup berkecukupan dan tinggal di rumah yang cukup besar, tetapi ayahnya mengajarkan bahwa rumah itu terbuka untuk semua orang. Ayahnya mengajarkan agar rumah tidak memiliki pagar yang tinggi. Menurut Ning kalau ingin hidup selamat dan senang, rumah tidak boleh memiliki pagar tinggi atau pagar besi tetapi harus seperti piring. Maksudnya, dalam arti hidup harus sensitif terhadap lingkungan sekitar terutama pada penderitaan rakyat. Ada satu hal yang tidak dilupakannya dari perbuatan ayah tercinta. Suatu kali ayah Tjiptaning mendapat kenang-kenangan berupa pulpen emas dari China. Pulpen emas yang sangat berharga pada saat itu justru dijual orang tuanya. Uang hasil dari penjualan pulpen tersebut kemudian dibelikan kain dan dibagikan kepada masyarakat sekampung. Sikap peduli atas masyarakat sekitar yang ditunjukan orang tua Tjiptaning membuat dirinya hingga kini tetap concern membela kepentingan rakyat. Masa-masa bahagia Tjiptaning bersama keluarga tidak berlangsung lama. Tjiptaning yang masih belia dan duduk di bangku taman kanak-kanak sudah mahir memainkan drumband dan terpilih menjadi mayoret drumband yang diberi nama ‘Tunas Merah‘ dan tampil untuk merayakan Hari Ulang Tahun PKI. Peristiwa Gerakan 30 September 1965 telah mengubah jalan hidup keluarga yang sangat dicintainya. Tjiptaning yang masih duduk di TK kelas Nol Besar harus menyaksikan awal-awal kejatuhan keluarganya, dimana Ayah yang dikaguminya tidak pernah lagi pulang ke rumah, sedangkan Ibu yang disayanginya dibawa oleh tentara. Seketika itu juga kehidupan Tjiptaning yang dulunya bahagia bersama keluarga menjadi terpisah dari keluarga besarnya. “Dalam sehari kehidupan yang saya alami berubah drastic”, kata Ribka Tjiptaning sambil menerawang mengingat masa lalunya. Dalam kurun waktu pelariannya, Tjiptaning sering berpindah-pindah tempat. Ada satu peristiwa pada masa pelariannya yang sampai kini masih dikenang, yaitu saat bersama sang kakak bermalam di terminal bis Cililitan. Waktu itu kami hanya berbekal salak lima buah. “Sampai sekarang kalau saya ulang tahun, kakak saya selalu memberikan lima buah salak”, kata Tjiptaning mengenang masa lalunya seraya menambahkan salak yang diberikan tersebut diharap mengingatkan Tjiptaning akan masa-masa sulit di waktu lampau. Sebagai anak ketiga dari lima bersaudara Tjiptaning lah yang paling beruntung karena masih sempat mengenyam pendidikan formal. Waktu duduk di bangku SMP, Tjiptaning tidak pernah membeli buku tulis dan pelajaran untuk keperluan pendidikannya karena biaya hidup yang tidak mencukupi. Meski begitu semangat untuk tetap mengenyam pendidikan formal sangat besar. Untuk mengejar ketertinggalan pelajaran dari teman-teman sekelasnya, ia lebih banyak menyalin pelajaran dengan menggunakan kertas bekas ketikan yang digunakan orang lain. Saat “berkelana”, ia sempat tinggal di bekas kandang sapi milik Haji Aman yang tinggal di sekitar daerah Kuningan Timur, Jakarta Selatan. Selama tinggal di bekas kandang sapi tersebut, Tjiptaning dalam kesehariannya mencoba mengumpulkan seng dan triplek bekas. Barang-barang bekas yang ia kumpulkan digunakan sebagai tembok untuk menutupi sekeliling kandang sapi yang menjadi “rumahnya”.
10
INFORMASI
Juni 2014
Kandang sapi yang sempat menjadi tempat tinggal Tjiptaning punya kenangan tersendiri baginya yang sampai saat ini dan tidak mungkin dapat dilupakannya. “Waktu itu saya dikasih ikan asin sama Pak Haji. Sebelum saya makan, ikan itu saya jemur terlebih dahulu. Tapi ikan yang waktu itu jadi makanan istimewa saya di bawa kucing. Saya lihat kucing yang masih makan ikan saya, terus saya kejar dan timpuk sampai kucing itu mati”,-katanya. Perjuangan Ribka untuk bertahan hidup sangat berat mulai dari menjadi pengamen di wilayah Senen, bahkan menjadi Pencopet sempat dilaluinya. “Pencopet itu punya perjanjian kalau dompet itu jangan ditaruh disebelah kanan tetapi di sebelah kiri, karena kalau ditaruh sebelah kiri mereka tidak berani mencopet, karena yang tahu itu hanya keluarga copet atau dia sendiri seorang pencopet”, kata Ning sambil tergelak mengenang masa lalunya. Ning menuturkan kita semua harus belajar nilai-nilai positif dari para preman di jalan raya, mereka sangat tinggi loyalitas, kejujuran dan komitmennya terhadap teman mereka. “Ini sangat berbeda dengan teman-teman di sini (DPR) dikit-dikit merapat (sesuai kepentingannya)”, tegasnya. Kalau mereka (preman), kata Ning, mereka tidak berani mengambil jatah hasil copetan bersama karena percaya adanya tulah (bencana) itu artinya belajar Jujur. “Karena itu kalau dasarnya preman masuk politik maka hasilnya akan bagus, menjadi konsisten, komitmen dengan kawan dan organisasi”, katanya
Murid Pintar Meskipun tempat tinggal Ribka Tjiptaning yang sering berpindah bahkan menetap di tempat yang tidak layak seperti bekas kandang sapi, namun keinginan dan keuletannya untuk terus maju tetap digenggamnya. Keuletan dan tekad untuk maju telah membawa Tjiptaning pada prestasi belajar yang mengagumkan. Sewaktu mengenyam jenjang pendidikan, ia merupakan murid yang termasuk pintar dan selalu mendapat juara kelas. Prestasi belajar Tjiptaning telah menarik perhatian guru-guru di sekolahnya. Rasa simpatik yang ditunjukan guru membuat Tjiptaning mendapat dispensasi uang sekolah. Ia lulus SMP pada tahun 1975 kemudian melanjutkan jenjang pendidikannya ke SMAN 14 Cililitan, Jakarta Timur. Saat Tjiptaning mengenyam pendidikan Menengah Atas, yang bersedia menjadi wali murid adalah orang yang menolongnya saat bermalam di terminal Cililitan yang juga sahabat Ayahnya yaitu Om Tjip Beban berat yang dipikul Tjiptaning membuatnya mencoba mencari penghasilan tambahan untuk tetap bisa bertahan hidup dan meneruskan pendidikan. Sewaktu duduk di bangku kelas I SMA, Tjiptaning sempat menjalani profesi sebagai pengamen jalanan di terminal bis dalam kota Cililitan. “Selain menjalani profesi sebagai pengamen jalanan, saya juga pernah menjalani pekerjaan sebagai kondektur bis MDT jurusan Blok-M Cililitan”, ujarnya.
INFORMASI Juni 2014
11
Desakan untuk tetap bertahan hidup dan terus meneruskan sekolah membuat Tjiptaning sempat terjun ke “dunia hitam”. Aktifitas yang dijalaninya tergolong rawan mengingat bila sampai ia tertangkap maka bui ataupun bogem mentah dari masyarakat akan menimpanya. Seorang siswa berprestasi seperti Tjiptaning terpaksa menjadi pencopet untuk membayar uang sekolahnya. Menurutnya sekolah merupakan salah satu yang paling utama dalam hidupnya. “Saya mencopet karena terpaksa harus bayar uang sekolah”, katanya. Tekad kerasnya untuk terus melanjutkan jenjang pendidikan sempat diutarakan Tjiptaning kepada Ibunda tercinta. Tjiptaning ingin menjadi seorang dokter dan oleh sebab itu ia sangat berharap dapat meneruskan pendidikan di fakultas kedokteran. Cita-citanya untuk menjadi dokter ditanggapi dengan nada pesimis oleh Ibu tercinta. Rasa pesimis yang ditunjukan tersebut karena keadaan keluarga yang tidak mungkin lagi membiayainya untuk kuliah. Keinginan Tjiptaning untuk kuliah dapat terwujud ketika Tjiptaning bekerja sebagai tukang pel di Gereja Bethel. Saat bekerja di Gereja tersebut, Tjiptaning bertemu dengan Letnan AURI Soewito. Melihat ketekunan Tjiptaning dalam bekerja dan tekad kerasnya untuk melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran membuat Soewito menawarkannya untuk melanjutkan jenjang pendidikannya ke universitas. Pada tahun 1978 Tjiptaning berhasil diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan lulus kuliah pada tahun 1990. Karena keterlibatannya yang aktif di organisasi pemuda membuat kuliah Tjiptaning tidak selesai tepat pada waktunya. Setahun setelah selesai kuliah, tepatnya tahun 1991, Tjiptaning berhasil mewujudkan impiannya untuk bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Tugu Ibu. Honor yang diterima Tjiptaning pada awal tugasnya sebagai dokter hanya Rp 7.500 per hari tanpa mendapat uang makan dan transport.
Aktivitas klinik Waluya Di tahun 1992 tepatnya tanggal 26 Maret, Ibu dari enam anak ini berhasil membuka klinik kesehatan yang diberi nama “Klinik Waluya Sejati Abadi” di Ciledug yang modal awalnya dipinjam dari seorang teman tanpa bunga pinjaman. Dalam waktu tidak berapa lama kliniknya berkembang hingga memiliki cabang di daerah Petukangan Jakarta Selatan. Dari hasil mengelola klinik dengan baik akhirnya Tjiptaning dapat membeli sebuah rumah dengan cara kredit. Dari kilnik yang dikelolanya, Tjiptaning akhirnya mulai berkenalan dengan para aktivis muda di Jakarta yang kerap kali menentang pemerintahan orde baru. Perkenalan tersebut diawali ketika kliniknya kedatangan tiga orang aktivis yang bermaksud untuk berobat. Perjuangan para aktivis muda menurut Tjiptaning paling tidak membuka mata masyarakat Indonesia untuk bisa tampil dalam pentas politik tanpa merasa takut. Banyaknya para aktivis yang berobat ke kliniknya membuat kliniknya menjadi sorotan dari aparat keamanan. Kliniknya selalu diawasi aparat keamanan hingga saat ini terutama menjelang peringatan hari buruh sedunia. Terlebih ketika para aktivis muda tersebut banyak yang terluka ketika
12
INFORMASI
Juni 2014
berdemonstrasi di Kedutaan Belanda, ketika itu para aktivis yang terluka dibawa ke kliniknya sampai ada satu aktivis yang ditangkap di klinik miliknya ketika sedang berobat. Mulai saat itulah klinik yang dibangunnya dengan dana pinjaman tersebut menjadi sorotan aparat. Akibat tingginya kegiatan aktivis di klinik Ning, aparat menutup klinik tersebut dengan dugaan akan adanya resolusi di Klinik tersebut. “Mereka menganggap di Klinikku akan ada resolusi dan anak-anak PRD dirawat di Ciledug juga anak-anak anti Menwa kalau berantem mereka dibawa ke Klinikku”, terangnya. Ning mengatakan, kliniknya juga pernah menyembunyikan buronan Timtim Xanana dkk saat itu. Bahkan saat Xanana dan kawan-kawan di Penjara dia tidak diperbolehkan mendapat obat-obatan saat sakit, akhirnya Ribka memberanikan diri memberikan obat untuknya. “Saat kemerdekaan Timtim saya mendapat undangan VIP, bahkan Panglima tentaranya Xanana saat itu, sempat kita bela-bela juga”, ungkapnya. Klinik Waluya Sejati Abadi milik Ribka Tjiptaning pernah dikepung tentara 3 truk dan dimasuki oleh tentara. Hal tersebut membuat para dokter dan suster ketakutan. “Mereka takut dan lari semua menghadapi tentara”, katanya. Dengan memberanikan dirinya, Ning menemui para aparat, namun seketika anaknya Ning, yang ke 4, masih kelas 1 Sekolah Dasar bertanya kepada aparat. “Om mau menangkap mama saya yah”, kata anak Ning kemudian, tentara tersebut mengatakan, “Om temannya mama”, katanya. Kembali anaknya Ning mengatakan, mama tidak punya teman yang bersepatu (boot PDL). Seketika ibunya Ribka Tjiptaning menangis karena peristiwa tersebut hampir sama dengan kejadian Ribka kecil saat orangtuanya diperiksa oleh aparat. Kejadian tersebut sangat berbekas di hati anak-anaknya Ribka, hal tersebut menyadarkan mereka semua seorang Ribka Tjiptaning adalah milik rakyat bukan hanya milik keluarga
Terjun Ke Dunia Politik Masa lalunya yang hitam dan didikan yang diberikan sang Ayah untuk selalu berpihak kepada rakyat telah menarik minat Tjiptaning merealisasikan tekadnya dalam membela kaum lemah. Tekad tersebut dilakoninya dengan terjun ke dunia politik. Tahun 1983 Tjiptaning masuk ke dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Sebelum mengawali karier politiknya bersama partai politik, Tjiptaning terlebih dahulu bergabung dengan organisasi massa (Ormas) Pemuda Demokrat. Setelah lima tahun bergabung dengan PDI, pada tahun 1988 Ribka Tjiptaning menduduki jabatan sebagai Ketua Ranting PDI Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Semangat dan tekad Ning dalam berpolitik sangat kuat. Hal tersebut dibuktikannya dengan tingginya keterlibatan dirinya apabila terdapat pemilihan-pemilihan di partai. “Meskipun tidak terpilih menjadi ketua setiap ada pemilihan pimpinan organisasi saya selalu ikut”, kenangnya.
INFORMASI Juni 2014
13
Hasil kerja keras Ning membuahkan hasil, saat Megawati Soekarnoputri terpilih menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI pada tahun 1993, Ribka Tjiptaning menjadi Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Kodya Tangerang. Perjalanan yang penuh liku dan perjuangan seakan belum juga berhenti menerpa Tjiptaning. Tahun 1996 sewaktu PDI mengalami dualisme kepemimpinan, Ribka Tjiptaning menjadi salah seorang yang memimpin aksi demonstrasi menentang kepemimpinan Suryadi yang dinilai merupakan boneka pemerintah orde baru. Dualisme kepemimpinan di PDI yang kemudian meletus menjadi tragedi berdarah 27 Juli 1996 telah membuat Tjiptaning menjadi salah seorang yang dicari aparat keamanan. Peristiwa yang juga tidak akan pernah dilupakannya akibat tragedi 27 Juli adalah saat diambil paksa aparat pada tanggal 14 Agustus 1996. “Pada tanggal 17 Agustus subuh hari, aku dilepaskan”, kata Tjiptaning. Seharusnya, kata Ning, itukan sudah penahanan bukan lagi interogasi saja. Bahkan Munir saat itu, membuat surat tegas teguran kepada Pangdam Silliwangi dan Pangdam Jaya. “Munir juga membuat dan menulis spanduk di Klinik Waluya Sejati Abadi, yang menyatakan tentara tidak boleh masuk ke klinik karena klinik rakyat, namun mereka tetap masuk saja”, katanya Perjalanan Tjiptaning untuk duduk di kursi Parlemen sangatlah berat. Meskipun rintangan yang harus dihadapinya sangat berat bahkan dirinya menyadari tidak akan lolos, Tjiptaning tetap datang dan mengikuti penelitian khusus (Litsus) di Rindam, Condet. “Saya tetap datang dan ikut walaupun saya tahu tidak akan lolos”, jelas Tjiptaning. Dalam perjalanannya, ia harus sering berhadapan dengan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), Polri, Badan Intelejen ABRI (BIA) kerena aktivitasnya. Tjiptaning dikenal dekat sekali dengan para aktivis muda yang selalu eksis dalam melakukan perlawanan terhadap rezim militer orde baru. Sebelum terjun ke dunia Politik, ia menyatakan semua konsekuensi politik harus siap ditanggung seperti dibui (dipenjara), dibuang, diburu dan dibunuh. “Biasanya orang akan menjadi pengkhianat saat diburu (dikejar-kejar) dan dibuang seperti dibuang dari keluarga besar dan anak-anak marah dengan aktivitas politik kita, sedangkan kalau dibui itu sudah divonis”, tuturnya. Ia menambahkan semuanya sudah dirasakan seperti dibui, dibuang, diburu. “Semua itu sudah saya rasakan tinggal D terakhir saja belum yaitu dibunuh”, kata Ning sambil tergelak mengingat kisahnya yang lalu. Ribka Tjiptaning juga sangat akrab dan dekat dengan aktivis HAM Almarhum Munir, bahkan Munir menjadi pengacaranya Ribka saat dirinya mengalami tekanan dari para aparat. Saat itu, kata Ribka, seorang Pati tentara statement di koran yang menekan dirinya supaya diperiksa, kemudian Munir menegaskan tanpa surat panggilan dari kepolisian dan kejaksaan tidak berhak aparat mengambil Ribka Tjiptaning. Akibat aktivitas politiknya yang tinggi, Ning sering merasakan diinterogasi dan bahkan ditahan oleh aparat. Hal tersebut sempat membuat Ning menjadi sedikit traumatis dan takut mengalami penculikan
14
INFORMASI
Juni 2014
oleh oknum aparat. “Saya sempat kaget dan sering memakai sepatu kalau sedang tidur”, katanya sambil tergelak mengenai kisahnya yang lalu.
Masuk Parlemen Penantian Ribka Tjiptaning untuk dapat terjun ke dunia parlemen semakin mendekati kenyataan ketika Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden Indonesia. Kebijakan yang diambil Gus Dur untuk menghentikan litsus telah memberi titik terang bagi Tjiptaning untuk lebih nyata lagi berkarya di dunia politik. Saat Pemilu 2004 Tjiptaning diminta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk menjadi calon anggota legislatif (Caleg) nomor urut dua dari daerah pemilihan Jawa Barat III, tepatnya wilayah Sukabumi dan Cianjur. Perjuangannya untuk duduk di Parlemen tidak mudah. Menurut Tjiptaning daerah pemilihannya bukan basis pendukung partainya. Keinginan yang kuat dan perjuangannya dalam membela masyarakat lemah membuat Tjiptaning jadi lebih mudah dikenal masyarakat. Dalam kampanyenya, Tjiptaning memasang foto waktu ia memeriksa warga masyarakat. “Orang-orang melihat foto itu, dan mereka bilang ini bu dokter”, katanya seraya tertawa riang mengingat hal tersebut. Sikap Tjiptaning yang keras belum bisa dilepasnya meskipun saat ini telah menjadi Ketua Komisi IX DPR. Salah satu sikapnya yang keras adalah tidak hadir pada saat pelantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia menyatakan tidak takut di tegur Partai ataupun Fraksinya atas sikap tersebut. “Saya tidak tahu kalau Bu Mega juga tidak datang“, kata Tjiptaning yang sangat dekat dengan para buruh. Meskipun telah duduk di Parlemen, Tjiptaning tetap menjaga idealismenya dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. “Politik atau parpol itu bukan tujuan kepentingan tetapi alat perjuangan rakyat, -katanya.
INFORMASI Juni 2014
15
Aneka Berita
Jadwal pemilu 2014 Pemilu Legislatif : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tgl 16 Maret - 05 April : Masa Kampanye Tgl 06 - 08 April : Masa Tenang Tgl 09 April : Pemungutan Suara Tgl 07 - 09 Mei : Penetapan Hasil Pemilu Nasional Tgl 11 - 17 Mei : Penetapan Perolehan Kursi & Calon terpilih Anggota DPR dan DPD Bln Juli - Oktober : Pengucapan Sumpah Janji
Pemilu Pres & Wapres: 1. Tgl 06 - 13 Mei : Penetapan DPT Nasional 2. Tgl 10 - 16 Mei : Pendaftaran Paslon 3. Tgl 05 - 09 Juni : Penetapan Paslon 4. Tgl 14 Juni - 05 Juli : Masa Kampanye 5. Tgl 06 - 08 Juli : Masa Tenang 6. Tgl 09 Juli : Pemungutan Suara 7. Tgl 26 - 28 Juli : Penetapan Hasil Pemilu 8. Tgl 29 - 31 Juli : Pengajuan Gugatan Perselisihan Pemilu 9. Tgl 02 - 13 Agust : Penetapan Hasil Pemilu Pasca Putusan MK 10. Tgl 15 - 24 Agust : Kampanye Putaran II 11. Tgl 09 Sept : Pemungutan Suara Putara II 12. Tgl 26 - 27 Sept : Penetapan Hasil Pemilu Putaran II 13. Tgl 27 - 29 Sept : Pengajuan Gugatan Perselisihan Pemilu Putaran II 14. Tgl 09 Okt : Penetapan Hasil Pemilu Pasca Putusan MK 15. Tgl 20 Oktober 2014 : Pelantikan Pres dan Wapres terpilih.
16
INFORMASI
Juni 2014
Perolehan Suara Pemilu Legislatif 2014 JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemilihan Umum akhirnya menetapkan hasil perolehan suara Pemilu Legislatif 2014, Jumat (9/5/2014), di Gedung KPU, Jakarta Pusat. PDI Perjuangan meraih suara terbanyak dengan jumlah suara mencapai 18,95 persen. Sementara itu, dua partai dinyatakan tidak memenuhi ambang batas parlemen sehingga tidak mendapatkan jatah kursi di DPR, yaitu Partai Bulan Bintang dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Berikut hasil perolehan suara setiap partai. 1. Partai Nasdem 8.402.812 (6,72 persen) 2. Partai Kebangkitan Bangsa 11.298.957 (9,04 persen) 3. Partai Keadilan Sejahtera 8.480.204 (6,79 persen) 4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 23.681.471 (18,95 persen) 5. Partai Golkar 18.432.312 (14,75 persen) 6. Partai Gerindra 14.760.371 (11,81 persen) 7. Partai Demokrat 12.728.913 (10,19 persen) 8. Partai Amanat Nasional 9.481.621 (7,59 persen) 9. Partai Persatuan Pembangunan 8.157.488 (6,53 persen) 10. Partai Hanura 6.579.498 (5,26 persen) 14. Partai Bulan Bintang 1.825.750 (1,46 persen)* 15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 1.143.094 (0,91 persen)* * PBB dan PKPI tidak lolos ke DPR karena perolehan suara kurang dari 3,50 persen. Rekapitulasi suara final ini dibacakan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik melalui Keputusan KPU 411/KPTS/KPU/2014 tentang Penetapan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) secara umum dalam pemilihan umum.(http://nasional.kompas.com/)
INFORMASI Juni 2014
17
Enam Gagasan Jokowi untuk Masalah Pertanian JAKARTA, KOMPAS.com - Usai melakukan blusukannya di daerah pertanian pada kawasan Bogor, Jawa Barat, bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo mengungkapkan perlunya pembenahan di sektor pertanian dari kondisi saat ini. Pria yang akrab disapa Jokowi ini pun memiliki setidaknya enam gagasan agar kebutuhan pangan di tengah meningkatnya jumlah penduduk Indonesia tetap mencukupi. “Kebijakan pertama, tanah pertanian harus produktif, lahan jangan sampai dikonversi pada kegunaan yang lain. Harus diamankan,” kata Jokowi, disela kunjungannya pada kawasan pertanian di Bogor, Jawa Barat. Untuk yang pertama ini karena Jokowi melihat banyak area pertanian yang diubah menjadi lokasi industri dan tambang. Tidak hanya pada persawahan, alih fungsi lahan menjadi kegiatan industri juga terjadi seperti di ladang hutan sagu dan kebun ubi-ubian. “Ini harus distop,” ujar Jokowi. Kebijakan kedua, lanjut Jokowi, yakni memberikan pendampingan kepada para petani sendiri. Misalnya dengan memanfaatkan lahan sempit menjadi lahan produktif. Petani juga menurutnya perlu diarahkan untuk tidak menggunakan bibit, pupuk dan pembasmi hama dari impor. “Jadi menggunakan pupuk organik kompos dan benih sendiri,” ujar Jokowi. Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, kebijakan ketiga yakni membangun infrastruktur pertanian. Misalnya, membangun bendungan dekat area pertanian untuk keperluan irigasi. Ia menilai masalah ini perlu agar pasokan air untuk tanaman tetap aman meski menjelang musim kering. “Kondisi (sekarang) banyak yang rusak sehingga pada musim kemarau air enggak sampai. Bendungan baru harus dibangun,” ujarnya. Langkah keempat berikutnya, Jokowi memaparkan, kualitas air yang mengaliri area pertanian harus terjaga dari pencemaran. Bendungan yang ada jangan sampai dicemari oleh limbah industri yang masuk. “Kualitas air di lapangan harus diawasi. Limbah industri bisa mengurangi kesuburan (tanah),” ujar Jokowi. Adapun yang kelima, Jokowi mengatakan teknologi pertanian harus menjangkau para petani untuk memudahkan mereka. Hal ini menurutnya menyulitkan petani ketika melakukan panen hasil pertanian. Sementara untuk yang keenam, Jokowi mengatakan, para petani perlu dukungan untuk akses modal yang mudah diperbankan untuk menjalankan kegiatan mereka. “Bank pertanian harus didirikan khusus untuk diberikan pada petani. Petani posisinya kekurangan modal butuh akses permodalan,” jelas Jokowi. ****
Situasi Dan Kondisi Buruh Migran Indonesia Oleh :Aminah Idris Dalam rangka memperingati Hari Solidaritas Perempuan Sedunia 8 Maret, Stichting DIAN pada tanggal 16 Maret 2014 telah menyelenggarakan ceramah yang dilanjutkan dengan tanya jawab dengan tema : Situasi dan Kondisi Buruh Migran Indonesia. Suatu masalah yang sangat rawan yang telah berlangsung sejak dulu sampai sekarang. Sebagai buruh migran, perempuan mengalami tekanan yang berlipat ganda, sebagai korban politik dan ekonomi global, tapi sering ditambah, karena mereka itu “perempuan”.
18
INFORMASI
Juni 2014
Sampai saat ini pemerintah Indonesia tidak mampu menciptakan kesejahteraan bagi warganya. Ribuan perempuan tidak punya pilihan lain kecuali terpaksa memilih menjadi pekerja di negri orang dengan meninggalkan sanak keluarga, anak serta suami yang mereka cintai. Ketidak mampuan pemerintah telah membuka ruang kepada pihak-pihak tertentu yang menyalah gunakan situasi tersebut, seperti mengail di air keruh, mencari keuntungan dari buruh migran dengan cara yang bermacam-macam. Kegiatan Stichting DIAN kali ini diselenggarakan di gedung “Bangsa Jawa Suriname in Amsterdam” ( SBJA) yang terletak di dekat AMC dan Station metro Hollendrecht. Meskipun tempat tersebut agak sulit dicapai, tapi lebih dari 75 pengunjung telah memenuhi ruangan tersebut. Dengan penuh perhatian hadirin mengikuti uraian Yasmine Soraya- Sekjen IMWU (Indonesian Migran Workers Union). Yasmine Soraya memperkenalkan IMWU sebagai suatu organisasi yang didirikan kurang lebih 3 tahun yang lalu oleh dan untuk pekerja migran Indonesia di Belanda. IMWU bertujuan menegakkan semua hak pekerja, terutama pekerja Indonesia di Belanda, baik yang berdokumen maupun yang tidak. IMWU memutuskan untuk menghilangkan perdagangan manusia, perdagangan pekerjaan, pelecehan seksual dan segala bentuk kekerasan dan diskriminasi terhadap pekerja, terutama pekerja Indonesia di Belanda. Memberi dukungan kepada pekerja migran Indonesia di Belanda yang kebanyakan tidak berdokumen. Selain mengurus kehidupan sehari-hari mereka yang sedang ditangani polisi atau sedang sakit, menjadi penterjemah dalam mengatur agar orang-orang tersebut mendapat dukungan legal maupun bantuan-bantuan praktis lainnya. Dari diagram yang dipancarkan, kita bisa melihat dimana tenaga kerja Indonesia berada, misalnya : di Malaysia, Taiwan, Saudi Arabia, UAE, Hongkong, Singapura, Qatar, Korea Selatan, USA, Brunei Darussalam, Oman, Bachrain, Italia, Jepang, Kuwait, Tiongkok, Turki, Jerman, Thailand, Mauritius, Australia dan pulau Fiji. Sedangkan perekrutan dari tahun 2011 s/d 2013 menunjukkan dari seluruh bagian Indonesia dan paling banyak dari Jawa Barat. Sedangkan di Belanda, kasus-kasus yang mereka tangani antara lain : Perdagangan pekerjaan, pelecehan seksual, perdagangan manusia, penipuan oleh agen pemberi pekerjaan, kondisi kerja yang jelek, juga kasus-kasus exploitasi terhadap pekerja seperti gaji rendah, jam kerja yang panjang, tanpa vakansi, tanpa jaminan kesehatan, pemecatan sewenang-wenang dan sebagainya. Masalah diskriminasi, mendapatkan akses kesehatan termasuk melahirkan, soal pasport dan ID juga masuk dalam bidang penanganan IMWU. Dalam program IMWU, selain memberikan bantuan langsung juga mengadakan pelatihan-pelatihan dan pemberdayaan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan maupun kursus-kursus. Dalam melaksanakan programnya, IMWU menggalang jaringan kerja dan kerjasama serta dukungan dari badan-badan serta organisasi-organisasi seperti dengan KBRI, Euromoslim, perawat-perawat Indonesia, Kerk in Actie, polisi, advokat, FNV dsb. Uraian Yasmine Soraya dilengkapi dengan cerita dari ibu Nurhayati dan ibu Ismi Atun, yang menyampaikan pengalaman mereka masing-masing sebagai TKW di negri Belanda ini. Sebagai ilustrasi dari ceramah masalah TKW tersebut, diputar satu film cerita tentang buruh migran perempuan Indonesia di Saudi Arabia yang mendapatkan vonis hukuman pancung kepala dan sebuah film dokumenter tentang perjuangan buruh migran di Hongkong. Acara tanya jawab yang dipandu oleh Dr. Ratna Saptari berjalan lancar, tertib dan penuh semangat. Berbagai pertanyaan telah muncul yang mendapat jawaban selain dari penceramah, sendiri ( Yasmine Soraya) juga dari sdr. Ahmad ( ketua IMWU) dan wakilnya (sdr. Faisol). Sdr. Faisol yang juga sebagai pengelola Wereld Huis menambahkan kegiatan Wereld Huis bersama IMWU dalam mengadakan training-training, penyuluhan-penyuluhan untuk pekerja migran Indonesia di Belanda, misalnya tentang bagaimana kehidupan, adat istiadat serta peraturan yang berlaku di Belanda dsb. Juga penyuluhan-penyuluhan lainnya agar sesudah pulang ke Indonesia, nantinya bisa menempuh hidup yang layak, sehingga tidak terpaksa keluar negeri lagi untuk menjadi TKW. Hal yang penting ini juga disampaikan oleh ibu Ismi Atun. Sesudah kepulangannya untuk pertama kali dari bekerja
INFORMASI Juni 2014
19
sebagai TKW, ibu Ismi Atun membuka usaha kecil-kecilan di Indonesia, tapi karena tidak menguasai masalah managemen, akhirnya usahanya gagal dan terpaksa kembali keluar negri untuk bekerja sebagai TKW lagi. Kini ibu Ismi Atun mengharapkan agar dengan kursus-kursus yang dia telah tempuh, akan bisa nantinya membuka usaha lagi di Indonesia dan tidak perlu menjadi TKW untuk yang ketiga kalinya. Acara diseling dengan pembacaan sajak tentang TKW yang digubah dan dibaca oleh Dini Setyowati. Selain itu Sdr. Irman Pasaribu dari Yayasan Bhineka Tunggal Ika telah mengisi waktu- waktu istirahat dengan permainan key-boardnya. Pertemuan ditutup dengan penyerahan bunga sebagai tanda terima kasih penyelenggara kepada penceramah dan kepada pemandu acara tanya jawab. Nyonya Lili Brouwer , ketua FNV - Vrouwen (Ketua bagian Perempuan dari Federasi Gerakan Buruh Belanda) telah berkenan menyampaikan bunga tersebut ketangan Yasmine Soraya. Nyonya Lili Brouwer yang mengikuti ceramah hari itu dengan bantuan penterjemah yang sudah disiapkan oleh panitia penyelenggara, sangat terharu mendengar uraian para pembicara. Tamu-tamu dari IMWU juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada penyelenggara atas kesempatan perkenalan ini serta menghadiahkan tanda mata kepada semua pengurus Stichting DIAN. Suatu acara yang mengesankan. ****
Lima Negara Paling Sehat di Dunia Apa yang membuat sebuah kota menjadi sehat? Beberapa kombinasi bisa menjadikan kota sehat, sebut saja ketersediaan sarana kesehatan yang lengkap, ruang terbuka hijau yang banyak, serta polusi yang sedikit. Kota yang sehat tentu membuat warganya betah. Banyak kota metropolis yang mulai menerapkan konsep “hijau”, di mana pohon sudah menjadi keharusan untuk ditanam. Selain itu, tata kota yang nyaman dan baik, membantu sebuah kota menerapkan konsep tersebut. Berikut kota-kota di dunia yang dikutip dari Guardian, dinobatkan menjadi kota tersehat di dunia: Singapura Singapura menjadi kota sekaligus negara yang memiliki tingkat kematian yang kecil. Umur ratarata penduduk Singapura adalah 87,07 tahun. 80 persen warga negaranya mempunyai dan senantiasa mengakses kesehatan. Singapura juga merupakan negara dengan tingkat kebersihan paling tinggi di dunia. Di sana kita bisa dengan mudah menemukan taman bermain, daerah hijau, dan pepohonan. Pemerintahannya mampu mengefisiensikan semua tata kota dengan maksimal. Tokyo Dengan sistem transpotasi yang sangat efisien, di mana mampu mengakomodasikan 3 juta orang perhari, emisi gas yang dihasilkan di Tokyo merupakan yang terendah di negara-negara Asia. Bahkan CO2 yang dihasilkan lebih rendah dari Singapura, yaitu sebesar 4,89 ton, sedangkan Singapura 7,86 ton. Tingkat umur di Tokyo juga sangat tinggi, yaitu sekitar 84,19 tahun. Tradisi kebersihan yang dianut di Jepang, menjadi dasar tingginya tingkat umur di sana. Mereka sangat disiplin akan berbagai hal. Perth Khusus bagi wanita, Perth merupakan kota tersehat. Kestabilan, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, budaya dan lingkungannya, sangat mendukung untuk hidup sehat. Selain itu, pola makan warga di Perth juga sangat sehat. Ditunjang sarana transportasi yang nyaman, menjadikan transportasi umum jadi pilihan utama. Bersambung ke halaman 8
20
INFORMASI
Juni 2014
Opini Kita Analisa Mendalam Budaya Malu Kita Terhadap Film “The Act of Killing” Oleh Leo Kusima Perang dunia kedua, adalah perang antara negara fasis melawan negara sekutu, yang dimenangkan oleh Sekutu, karena negara fasis (Jerman, Itali dan Jepang) memang biadab dan binatang, sehingga dukungan rakyat semua menuju ke negara sekutu! Sekutu telah menerapkan hukuman berat terhadap Jerman, dan memang Jerman telah insaf atas perbuatannya, nazi dan fasisme dilarang total, orang yang masih berani memuji fasis dan Hitler akan dihukum, karena rakyat Jerman dan Pemerintahnya sadar, bahwa nazi dan fasis adalah suatu kejahatan yang sangat kejam, kejamnya sudah melampaui batas ! Sebaliknya, salah satu negara fasis Asia, Jepang, masih menjunjung tinggi penjahat perang yang disemayankan di kuil Yasukuni Temple dan dibiarkan oleh Amerika karena kebutuhan politik Amerika, yang membutuhkan Jepang untuk menghadang Tiongkok. Di Jerman, dulu, masih ada yang mengirim bunga (berziarah) ke kuburan orang tua Hitler (Hitler tidak dibuat kuburan karena kejahatannya yang sadis)? Kuburan orang tua hitler DIBONGKAR ! Kuburan heiss (pembantu utama Hitler) dibongkar, mayatnya dibakar dan dibuangkan ke laut bebas ! Sehingga kaum neo fasis tidak ada tempat untuk berkumpul. Tidak seperti Jepang, semua dikumpulkan di Kuil Yasukuni. Dan sampai sekarang pm nya masih menyembahnya, termasuk pm-pm-nya. Willy Brandt mengunjungi Polandia, di depan monumen peringatan pembunuhan orang-orang Yahudi yang dibunuh secara massal oleh Hitler, P
a
d
a
6
D
e
s
e
m
b
e
r
1
9
7
0
,
k
e
t
i
k
a
k
a
n
s
e
l
i
r
J
e
r
m
a
n
beliau selain mohon maaf, bahkan BERTEKUK LUTUT DIDEPAN MONUMEN ! Setelah peristiwa ini, wartawan menanya, mengapa anda sampai bertekuk lutut, padahal Willy Brandt dijaman Hitler, dia adalah buronan politik karena dia anti Hitler dan fasis. Brandt berkata, mengingat kekejaman hitler/fasis, HANYA MENGUCAPKAN MOHON MAAF ITU TIDAK CUKUP, BERTEKUK LUTUTPUN TIDAK BERKELEBIHAN ! Brandt memenangkan nobel price kedamaian pada tahun 1971 atas sikapnya. Dan seluruh dunia memaafkan Jerman atas tindakan brutal diperang dunia kedua.
INFORMASI Juni 2014
21
Dibanding dengan Shinzo Abe, cucu dari penjahat perang kelas wahid Nabosuke Kishi, sampai sekarang masih menginginkan kembali jayanya fasis di Jepang dan membuat Jepang menjadi negara militerisme lagi, dia memilih jalan yang berlainan dengan Brandt yang totally anti fasisme. Sehingga negara Tiongkok dan Korea masih mewaspadai Jepang. *** Reaksi pemerintah Indonesia bisa meniru Brandt, lebih terhormat mengaku kekejaman Suharto daripada berkelit membelanya. Baca reaksi juru bicara kepresidenan RI dibawah ini: “Indonesia digambarkan sebagai sebuah negara yang kejam dan tak berhukum. Film itu menggambarkan pada 1960-an Indonesia sangat terbelakang. Itu tidak sesuai kenyataan,” kata juru bicara kepresidenan Indonesia, Teuku Faizasyah. “Harus diingat bahwa Indonesia sudah melalui sebuah reformasi. Banyak hal berubah. Persepsi satu orang seharusnya tidak terpengaruh hanya oleh satu film,” tambah Faizasyah. Mengapa pemerintah SBY berucap demikian? Karena pak SBY dulu adalah anak buah Hitler Indonesia, juga mertuanya pernah terlibat dalam peristiwa tersebut (walaupun pak Beye tidak terlibat), mungkin pak Beye sungkem untuk mengkritik mertuanya yang juga pernah membunuh banyak orang tanpa proses pengadilan. Tetapi akan sangat agung, bila pak Beye bisa bertindak bijaksana seperti Brandt, toh, pembunuhan bukan dilakukan oleh pak Beye, ini semua dilakukan oleh Hitler Indonesia si Ato dan mertua pak Beye, dosa mertua jangankan mantu, anaknyapun tidak perlu turut bertanggung jawab. Untuk membuka kenyataan fakta, kami mengharapkan film tersebut bisa beredar di Indoneisa, setidaknya videonya. (Sastra Pembebasan). ********
Gajah Ini Bisa melukis Dirinya Sendiri Sambungan dari halaman 26 Sebagian besar lukisan karya Noppakhao juga merupakan lukisan ramah lingkungan karena dibuat di atas kanvas yang diolah dari daur ulang kotoran gajah. Semua uang yang dihasilkan dari penjualan lukisan Nopphakao ini disalurkan untuk proyek-proyek konservasi dan pelatihan. “Kami mencoba untuk memberikan kebahagiaan dan kesehatan untuk sebanyak-banyaknya gajah,” demikian pernyataan AEACP. “Uang yang diperoleh AEACP akan digunakan untuk menyediakan makanan yang lebih baik bagi gajah dalam penangkaran, memperbaiki kualitas kandang, dan menyediakan dokter yang lebih baik,” tambah AEACP. Pada masa lalu, lukisan gajah memicu tudingan bahwa para gajah itu dilatih paksa dan tak jarang dengan kekerasan untuk bisa melakukan berbagai ketangkasan. Namun, AEACP menjamin tidak ada kekerasan apa pun terhadap gajah baik saat melukis maupun interaksi sehari-hari lainnya.(http://internasional.kompas.com/Ervan Handoko)
22
INFORMASI
Juni 2014
Serba-serbi Negeri Kodok Julukan khas yang biasa digunakan orang Belanda menyebutkan negerinya yaitu kikkerland atau “negeri kodok” karena di mana-mana terdapat air. Terminologi Netherland, sejatinya diadopsi dari kata Belanda “nieder” yang berarti “rendah” dan “land” yang berarti “tanah”. Hampir 60 persen dari Total penduduk Belanda tinggal di daerah yang letaknya satu meter di bawah permukaan laut. Sepertiga dari negara Belanda terdiri dari air. Belanda adalah negara terendah dari seluruh Eropa. Begitu Anda mendarat di Schiphol Airport (Amsterdam), berarti Anda sudah berada di daerah yang letak tanahnya 3,5 meter di bawah permukaan laut. Nama Schiphol itu saja sudah mengingatkan bahwa daerah itu dahulunya adalah tempat kapal berlayar, Shiphol artinya tempat menyimpan kapal layar. Sementara itu daerah paling rendah di Belanda yaitu Nieuwerkerk letaknya 6,7 meter di bawah permukaan laut. Sedangkan titik tertinggi di Belanda yang memiliki ketinggian hanya 323 meter saja sudah sering disebut sebagai gunung. Bahkan penulis berdarah Romawi yang bernama Plinius dalam Naturalis Historia menulis bahwa manusia normal tidak akan mau tinggal di Belanda, “Two times a day the ocean arrives with huge water masses and floods all the land”. Namun apakah kondisi itu membuat Belanda menjadi negara tidak berpenghuni? Tentu saja tidak. Orang Belanda mulai memperluas daratan dengan mengeringkan air laut sejak tahun 1576. Tanah rendah yang masih ada genangan air di dalamnya dibuatkan pematang di sekelilingnya. Selanjutnya, air yang ada di tanah rendah dipompa keluar dengan memanfaatkan kincir angin. Dengan demikian, tanah pasir yang telah kering lama-lama akan mengeras dan menjadi daratan sehingga wilayah negeri Belanda semakin meluas. Untuk melindungi tanah-tanah daratan itu orang-orang Belanda yang kreatif meletakkan bukit-bukit pasir di daerah pesisir pantai. Bukit- bukit pasir itu disebut “Duinen” yang artinya “Pematang Raksasa”. Agar tidak tergenang air laut maka banyak tanah rendah dikawal oleh dijk (tanggul) dan dinding tanah. Panjang tanggul terbesar mencapai 32 km dan lebarnya 90 cm. Disamping itu Belanda memiliki lebih dari 4.400 km sungai, kanal dan danau yang bisa dilayari. Negeri Belanda memiliki wilayah seluas 42.679 kilometer persegi, tak lebih luas daripada Provinsi Jawa Timur yang mencapai 47.922 kilometer persegi. Oleh sebab itu, Belanda menjadi negara terpadat sedunia. Kepeloporan para arsitek dan teknolog Belanda dalam inovasi teknologi terlihat dari bagaimana negeri ini berhasil menyulap kekurangannya yakni wilayahnya yang sempit menjadi lebih luas. They call Dutch as a Small Country with the Big Place. Bayangkan saja, bila dibandingkan saat abad pertengahan, Belanda telah berhasil menambah luas daratannya hingga 40 persen. Ini semua adalah hasil intervensi bangsa Belanda sendiri. Jadi, wajar bila mereka menilai bahwa, “God created the World, but the Dutch created the Netherlands”. Tuhan sungguh luar biasa karena telah menciptakan bumi, tetapi bangsa Belanda juga luar biasa karena telah membuat Netherlands. Selama lebih dari setengah abad, negeri ini berhasil membangun sistem pertahanan laut yang tak ada tandingannya di dunia. Tiga belas bendungan raksasa dibangun secara bertahap selama 39 tahun. Bendungan pertama selesai dibangun pada tahun 1958 di Sungai The Hollandse Ijssel. Bahkan American Society of Civil Engineers menyebut proyek penaklukan air laut di negara Belanda ini sebagai salah satu dari tujuh keajaiban moderen di dunia.
INFORMASI Juni 2014
23
Walaupun demikian perlu diketahui juga, bahwa Belanda juga pernah kebobolan. Tepatnya pada tahun 1953 Belanda pernah dilanda bencana banjir. Dalam waktu yang hanya beberapa jam saja, badai telah berubah menjadi topan yang menyebabkan air laut naik dan mengalir melewati barisan bendungan. Lebih dari 1.800 penduduknya tewas tenggelam. (Djie-Mang Ucup-Gelora 45) ****
DEWA, Sosok Misterius dari Sumatera Barat Orang Bunian atau sekedar Bunian adalah mitos sejenis makhluk halus dari wilayah Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. Berdasar mitos tersebut, orang bunian berbentuk menyerupai manusia dan tinggal di tempat-tempat sepi, di rumah-rumah kosong yang telah ditinggalkan penghuninya dalam waktu lama.
Orang Bunian juga kadang-kadang dikaitkan dengan istilah dewa di Minangkabau, pengertian “dewa” dalam hal ini sedikit berbeda dengan pengertian dewa dalam ajaran Hindu maupun Budha. “Dewa” dalam istilah Minangkabau berarti sebangsa makhluk halus yang tinggal di wilayah hutan, di rimba, di pinggir bukit, atau di dekat pekuburan.Biasanya bila hari menjelang matahari terbenam di pinggir bukit akan tercium sebuah aroma yang biasa dikenal dengan nama “Masakan Dewa” atau “Samba Dewa”. Aroma tersebut mirip bau kentang goreng. Hal ini dapat berbeda-beda namun mirip, berdasarkan kepercayaan lokal masyarakat Minangkabau di daerah berbeda. “Dewa” dalam kepercayaan Minangkabau lebih diasosiasikan bergender perempuan, yang cantik rupawan, bukan laki-laki seperti persepsi yang umum di kepercayaan lain.Selain itu, masyarakat Minangkabau juga meyakini bahwa ada peristiwa orang hilang disembunyikan Dewa/orang Bunian. Ada juga istilah “orang dipelihara dewa”, yang saat bayi telah dilarikan oleh Dewa. Mitos ini masih dipercaya banyak masyarakat Minangkabau sampai sekarang.Tahukah anda ada sejumlah pendapat dan pandangan sebagian masyarakat tentang orang bunian. Meskipun sebagian masyarakat menganggap bahwa masyarakat mahluk bunian itu adalah masyarakat dalam kampung yang bernama Bunian (kampung para mahluk halus) dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menjumpainya.Setiap daerah memiliki kepercayaan tentang mahluk-mahluk bunian ini, di daerah Bengkulu, orang Bunian disebut juga sebabah yang merupakan satu bentuk yang mirip dengan manusia hanya saja mereka bertubuh kecil dan berkaki terbalik. Lebih kedaerah pedalamannya lagi ada juga kisah tentang mahluk Gugua, yang mempunyai perawakan berbulu lebat, pemalu dan suka menirukan tingkah laku dan perbuatan manusia.Konon pada zaman dahulu mahluk ini bisa ditangkap. Masyarakat dahulu menangkap mahluk ini dengan menyiapkan sebuah perangkap. Ada
24
INFORMASI
Juni 2014
juga kisah tentang perkawinan mahluk ini dengan penduduk local dan mempunyai keturunan.Di gunung Sebelat (Taman Nasional Kerinci) Orang bunian dipercaya merupakan komunitas manusia hutan. Masyarakat setempat menyebutnya Uhang Pandak. Salah satu peniliti asing yang bernama Deborah Martyr begitu sangat tertarik dengan legenda ini dan melakukan penelitian, namun hingga saat ini penelitian tersebut belum menunjukkan hasil. Istilah Uhang pandak adalah pengertian dari orang yang bertubuh pendek.( http://forum.viva.co.id/) Mereka merupakan mahluk yang keberadaannya telah diketahui sejak puluhan tahun yang lalu, namun hingga saat ini sulit menemukan bukti fisik dan otentik tentang keberadaan mahluk ini. Keberadaan mereka sendiri sering dilaporkan oleh orang-orang yang secara tidak sengaja bertemu dengan mereka, banyak dari wisatawan dan peneliti mancanegara yang melakukan riset tentang alam Gunung Sebelat secara tidak sengaja bertemu dengan kumpulan mahluk ini.Informasi yang berhasil dikumpulkan mampu memberikan gambaran tentang Uhang Pandak ini. Mereka adalah mahluk yang hidup di atas tanah, berjalan dengan kedua kakinya dengan tubuh yang diselimuti oleh bulu pendek (abu-abu hingga coklat) dan tinggi tubuh sekitar 80 cm hingga 150 cm. Beberapa ahli bahkan mengklasifikasikan Uhang Pandak sebagai bagian dari rantai evolusi yang mereka
”kera misterius”.Selama tiga tahun terakhir, para peneliti lokal dan mancanegara telah menjelajah hutan dengan harapan dapat menemukan bukti keberadaan masyarakat Uhang Pandak. Mereka telah melakukan banyak cara dari mulai memasang kamera trapping di wilayah hutan terutama daerah dimana sering terjadi laporan penampakan para mahluk tersebut sampai dengan pembuatan perangkap untuk menangkap salah satu dari mahluk itu. Para ahli merasa khawatir jika memang eksistensi keberadaan Uhang Pandak ini ada, bukan tidak mungkin mereka sedang terancam kepunahan sebagai akibat dari aktivitas penebangan dan penghancuran lingkungan mereka.Selain uhang pandak banyak komunitas orang bunian lain yang dipercaya oleh masyarakat di berbagai daerah. Sebagian kepercayaan tersebut bahkan mengatakan bahwa komunitas masyarakat orang bunian itu bukan komunitas mahluk halus, namun suatu mahluk yang mirip manusia yang memiliki sedikit perbedaan dengan mahluk manusia, ada yang beranggapan mereka adalah ras manusia tersendiri dan merupakan bagian dari ras mahluk manusia kuno.Terlepas dari benar tidaknya mereka adalah bagian dari mahluk halus ataupun ras manusia yang berbeda. Dunia masih menyimpan misteri tentang mereka yang harus terus dilakukan penelitian tentang keberadaan mereka. Bukankah berbagai peninggalan dan kerangka mahluk setengah kera atau yang baru-baru saja dtemukan mengenai manusia pendek dari Flores membuktikan ada suatu komunitas mahluk diluar manusia modern yang pernah ada dan bisa jadi mereka tersembunyi untuk suatu hari bisa ditemukan. s
e
b
u
t
******
INFORMASI Juni 2014
25
Ada beberapa Jum’at unik di tahun 2014: 4/4/2014 Jum’at 6/6/2014 Jum’at 8/8/2014 Jum’at 10/10/2014 Jum’at 12/12/2014 Jum’at Selain itu kita juga bisa menggunakan kalender 1997 di 2014, ... Penanggalan dan hari bahkan hari besar nya pun sama. Siapa bilang...Sejarah tidak berulang !! Sayaberharap Anda menjadi orang pertama yang mengabarkan hal ini ke Kawan2 semua... Selamat menikmati kembali tahun 1997 di 2014....! Silahkan membuktikan! (Chan CT-Nasional-list). ****
Gajah Ini Bisa Melukis Dirinya Sendiri
Reuters/Daily Mail Noppakhao sudah melukis sejak delapan tahun lalu dan beberapa lukisannya laku terjual hingga 700 dolar AS. BANGKOK, KOMPAS.com— Sapuan kuasnya di atas kanvas begitu mantap dan pemilihan warnanya sungguh menakjubkan. Hasil lukisan hasil karyanya beberapa laku terjual hingga 700 dollar AS atau sekitar Rp 7 juta. Lebih menakjubkan lagi jika Anda mengetahui si “dia” yang tengah melukis ini. Dia yang dimaksud adalah Noppakhao alias Peter, seekor gajah asal provinsi Ayutthaya, Thailand. Noppakhao yang berarti sembilan warna batu mulia itu mulai melukis sekitar delapan tahun lalu sebagai bagian dari proyek konservasi dan seni gajah Asia (AEACP) yang dipusatkan di provinsi Ayutthaya, di sebelah utara Bangkok. Menurut situs resmi AEACP, gajah jantan berusia 11 tahun itu menunjukkan naluri yang luar biasa terhadap warna dan cara mengendalikan kuas saat menggambar pemandangan dan bunga. Bersambung ke Halaman 22
26
INFORMASI
Juni 2014
Ekonomi JOKOWI TUKANG MEUBEL DARI SOLO CALON PRESIDEN YANG BAIK
1.
Meniru RRC dan India
Anwar Nasution[1]
Sebagai Ketua Umum PDI-P, Presiden RI ke-5 Megawati Sukarnoputri telah membuat keputusan brilian untuk mencalonkan Gubernur Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon Presiden RI dalam Pemilu tahun 2014. Keputusan itu disebut brilian karena dilihat dari latar belakang perjalanan karirnya, hanya Jokowi di antara para calon Presiden RI tahun 2014 yang nampaknya akan mampu memanfaatkan kerjasama ekonomi regional dan global bagi kepentingan nasional kita. Keputusan itu hampir serupa dengan keputusan Sonia Gandhi, Ketua Partai Congress di India, empat belas tahun yl. untuk menunjuk Dr Manmohan Singh, seorang teknokrat kawakan yang bukan keluarganya, menjadi Perdana Menteri. Seperti halnya dengan keluarga Sukarno di PDI-P, kendali politik keluarga Gandhi tidak terganggu karena Sonia tetap menjadi ketua sedangkan anak-anaknya menjadi anggota pengurus Partai Congress. Menurut jadwal, KEA (Komunitas Ekonomi ASEAN-ASEAN Economic Community) akan mulai berlaku pada tahun 2015. Setelah itu akan ada RCEP (Regional Comprehenship Economic Partnership) dan TPP (Trans Pacific Partnership) yang mencakup negara yang lebih banyak dan liberalisasi yang lebih luas. Setelah lulus dari Fakultas Kehutanan UGM, Gubernur Jokowi adalah merupakan pengusaha mebel yang berorientasi pada pasar ekspor. Setelah itu, beliau menjadi Walikota Solo yang merupakan salah satu daerah yang memiliki penduduk terpadat di Indonesia. Dengan demikian, selain menaruh perhatian pada upaya peningkatan daya saing ekonomi nasional, ia diharapkan juga menaruh perhatian pada penciptaan lapangan kerja serta pengentasan kemiskinan maupun pemerataan pendapatan dan keluarga berencana. Berbeda dengan pada umumnya pengusaha Indonesia, Jokowi bukanlah seorang pengusaha yang menjadi kaya karena memangsa rente tergantung pada ijin dan kemudahan serta pengadaan negara, korupsi, kolusi maupun nepotisme. Sebagai eksportir mebel dari Solo, yang tidak mendapatkan fasilitas apa-apa dari Pemerintah, Jokowi sudah memiliki pengalaman bagaimana caranya melakukan penetrasi pasar internasional. Untuk dapat bersaing di pasar dunia. beliau merasakan akan pentingnya desain dan kualitas produk maupun perbaikan iklim berusaha dan penyederhanaan sistem perijinan untuk menekan biaya. Ia menyadari akan pentingnya pembangunan infrastruktur guna memperlancar produksi, melakukan komunikasi dengan pemasok kayu maupun pembeli produknya di luar negeri serta pentingnya perbaikan angkutan darat dari Solo menuju pelabuhan Semarang yang tadinya memakan waktu lama dan penuh dengan pungutan liar di sepanjang jalan. Dengan perkataan lain, Jokowi sudah punya pengalaman pahit akan buruknya pengaruh korupsi, kurangnya infrastruktur, mahalnya biaya logistik dan ketidak pastian iklim usaha pada upaya peningkatan ekspor dan penciptaan lapangan kerja. Indonesia dibawah Jokowi akan lebih maju jika ia dapat meniru strategi pembangunan Deng Xiaoping dari RRC dan Manmohan Singh dari India. Strategi itu adalah meniadakan faktor penghambat peningkatan ekspor industri manufaktur yang disebut diatas. Strategi itu akan mengundang partisipasi modal swasta asing dalam GSC-Global Supply Chains atau IPN-International Production Networks untuk meningkatkan investasi, lapangan kerja, alih teknologi dan ekspor hasil industri manufatur ke seluruh dunia. Strategi itu akan mengahiri ketergantungan ekonomi kita pada ekspor komoditi primer hasil tambang dan pertanian dan perikanan utamanya ke RRC dan India yang terjadi sejak krisis 1997. Disamping itu, ekonomi kita pun tergantung pada ekspor TKI, tanpa keterampilan dan dengan pendidikan rendah, ke seluruh pelosok dunia. Terbukanya lapangan kerja di dalam negeri, akan mengurangi keperluan bagi TKI untuk mencari pekerjaan sebagai buruh kasar
INFORMASI Juni 2014
27
ke luar negeri. Dalam GSC atau IPN, perusahaan multinasional melakukan spesialisasi vertikal, memprodusir suku cadang dan komponen industri manufaktur di negara yang berbeda dan merakitnya menjadi produk jadi di negara lain.
2. Program kerja Presiden baru Untuk mewujudkan strategi baru pembangunan itu, diperlukan beberapa langkah kebijakan. Langkah pertama adalah agar Jokowi dapat memilih Wapres yang sejalan dengan cita-citanya melakukan penetrasi pasar dunia secara halal dan toyyiban. Sekali-kali ia jangan memilih pemangsa rente yang akan menggunakan kekuasaannya untuk memperkaya dirinya sendiri. Orang yang menjadi kaya karena menjadi pemangsa rente akan terus menerus menjadi pemangsa rente tiada henti hentinya hingga akhir hayatnya. Belajar dari pemerintahan Presiden SBY dan Taksin di Thailand, para pemangsa rente yang ada di badan legislatip dan eksekutip yang korup tersebut menggunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri sendiri dari rente, pengadaan pemerintah, kontrol APBN, pembuatan undang-undang, pemilihan personalia pejabat negara, perijinan usaha maupun pembelian saham perusahaan asing dengan harga murah. Hal kedua yang perlu dilakukan oleh Presiden baru adalah memilih personalia anggota kabinetnya dan para penasehatnya. Juga hendaknya memilih orang yang memiliki integritas, pendidikan dan pengalaman yang mampu melakukan penetrasi pasar dunia itu dan menekan ongkos produksi dalam negeri. Jangan terulang lagi seperti inner circle nya SBY, Watimpres nya maupun anggota KEN-Komite Ekonomi Nasional nya yang tidak jelas kualifikasi dan kontribusinya maupun berurusan dengan KPK. Kalaupun diusulkan oleh partai peserta koalisi namun calon Menteri dan penasehat Presiden tersebut hendaknya memenuhi standar minimum kualifikasi yang ditentukan oleh Presiden. Integritas sangat penting sehingga jangan lagi dipakai orang yang sudah cacat namanya, apalagi yang telah pernah bermukim di rumah tahanan KPK. Ketiga, memperbaiki kelembagaan dan sistem hukum. Dalam 10 tahun terakhir, kita hidup seperti dalam film Hollywood, the Godfather. Karena sistem hukum tidak jalan masyarakat (termasuk bank-bank asing) terpaksa beralih pada penggunaan preman dan debt collectors untuk melindungi hak milik individu, memaksakan kontrak perjanjian serta mencairkan agunan kredit (collateral). Sementara itu, sogok menyogok adalah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Akibatnya, biaya transaksi pasar sangat tinggi di Indonesia. Kegagalan pasar terus menerus terjadi karena buruknya implementasi aturan prudensial, seperti kasus Bank Bali (1998) dan Bank Century (2008) yang merongrong keuangan negara. Kegagalan sektor publik pun merajalela sebagaimana tercermin dari maraknya korupsi anggaran negara dan tidak mampunya BUMN serta BUMD bersaing di pasar regional dan global. Peningkatan efisiensi bank-bank negara sekaligus akan menurunkan tingkat suku bunga kredit bank. Hal keempat yang perlu dilakukan adalah untuk memperbaiki iklim usaha dan menyederhanakan ijin usaha. Hal kelima, membangun sistem logistik nasional termasuk infrastruktur ekonomi berupa pembangkit tenaga listrik, transportasi darat, laut dan udara maupun komunikasi dan e-mail. Pelayanan dipelabuhan dan bea cukai juga perlu ditingkatkan untuk menekan biaya logistik. Dengan pengawasan Departemen Keuangan, beberapa Pemda perlu diberikan kesempatan menjual obligasi guna membangun infrastruktur seperti pelabuhan, jalan raya maupun pembangkit tenaga listrik. Pembangunan sistem logistik nasional sekaligus diperlukan untuk menguatkan NKRI dan membangun kesatuan pasar nasional yang masih terpecah belah sekarang ini. Hal keenam yang perlu dilakukan adalah membangun kawasan industri padat karya di sepanjang Pulau Jawa, pantai Timur Sumatera dan di sepanjang Selat Makassar yang sangat strategis bagi perdagangan dunia. Industri itu dapat berupa industri manufaktur maupun pengolahan sumber daya alam yang pada saat ini dapat dikelola oleh TKI. Kawasan industri itu setidaknya harus dapat bersaing dengan industri yang sama di Malaysia dan sekaligus merangsang perpindahan penduduk dari Pulau Jawa yang sangat padat ke kawasan industri baru itu. Hal ketujuh yang harus dilakukan adalah meningkatkan sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan dan kesehatan. Sekolah teknik perlu diprioritaskan, mulai dari tingkat STM dan Politeknik. Hanya dengan menciptakan lapangan kerja yang menghasilkan pendapatan yang lebih baik kemiskinan dapat dientaskan dan bukan sekedar membagi Raskin dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilakukan oleh pemerintah sekarang ini. *****
28
INFORMASI
Juni 2014
Ruangan Kesehatan
Jangan Anggap Remeh Sakit Batuk Jakarta, GATRAnews - Batuk bagi sebagian masyarakat masih dianggap sepele, padahal batuk dapat merupakan gejala penyakit serius, kata praktisi kesehatan dr. Aldrin Neilwan Pancaputra dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Jakarta. “Kalau ada keadaan tidak normal di tubuh, seperti batuk, itu tandanya ada gangguan,” kata Aldrin di Jakarta, Sabtu (26/4). Menurut Aldrin, batuk bisa jadi karena alergi, polusi, namun bisa juga gejala gangguan paru dan jantung. Karena itu, kata Aldrin, sebaiknya langsung diperiksa ke ahlinya. “Jika kita mendapati masalah kesehatan, berobatlah pada ahlinya,” ujar Aldrin. Namun demikian, kata dia, ada hal pertama yang harus diperhatikan, yakni kenali diri sendiri terlebih dahulu apa saja yang menyebabkan tubuh terkena batuk. “Bisa jadi dia alergi debu, yang ternyata karena banyak pakaian kotor digantung di sekitarnya,” kata Aldrin. Jika memang harus mengonsumsi obat, kata dia, gunakan secara rasional, sesuai dengan indikasi dan tata caranya. Mengingat banyaknya obat batuk yang beredar di pasaran, menurut dia, masyarakat juga harus hati-hati. “Lihat kemasannya dan harus teregistrasi dari BPOM,” ujar Aldrin. Mengenai zat aktif yang ada di dalam suatu obat, menurut dia, memang ada kemungkinan efek negatifnya. “Tetapi seberapa besar efeknya, tergantung pada penggunaannya,” kata Aldrin. Disinggung mengenai adanya keputusan Kepala BPOM No.HK.04.1.35.06.13.3534 tahun 2013 tentang Pembatalan Izin Edar Obat Mengandung Dekstrometorfan Sediaan Tunggal, menurut Aldrin, kebijakan yang dikeluarkan pastinya sudah melalui kajian yang mendalam. “Tentunya BPOM punya alasan dan pertimbangan mengapa penggunaan zat itu dilarang,” ujar Aldrin. Sebelumnya, Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Napza BPOM Retno Tyas Utami mengatakan pada Juni 2014 dipastikan semua dekstrometorfan sediaan tunggal tidak lagi beredar di masyarakat. “Yang diizinkan beredar adalah dekstrometorfan yang sudah dikombinasikan dengan zat lain,” kata Retno pada acara media gathering di kantor BPOM, beberapa waktu lalu. Retno mengungkapkan, seperti dikutip Antara, desktrometorfan merupakan obat untuk batuk kering (antitusif) yang bekerja dengan menekan pusat batuk di susunan saraf pusat. Bentuk dekstrometorfan dapat berupa tablet maupun sirup. Berdasarkan surat edaran BPOM, obat yang mengandung Dekstrometorfan sediaan tunggal memiliki efek sedatif-disosiatif dan banyak disalahgunakan dan sudah jarang digunakan untuk terapi di kalangan medis. (ARF)
INFORMASI Juni 2014
29
Ini Akibatnya Jika Kurang atau Kebanyakan Tidur Jakarta – Menjadi salah satu kebutuhan utama tubuh, istirahat atau tidur seringkali justru tak bisa dicukupi. Apalagi dengan banyaknya aktivitas dan tuntutan pekerjaan saat ini. Padahal menurut dokter, mutlak penting untuk selalu memenuhi waktu tidur yang cukup. Mengapa? “Istirahat itu dari aspek medis yang baik adalah 6 sampai 8 jam, jadi kurang dari 6 jam ya jangan. Kalau Anda tidur malam masih kurang dari 6 jam, siang hari colong waktu istirahat. Istirahat di mobil 15-30 menit kan cukup,” tutur dr Samuel Oentoro, MS, SpGK, ahli nutrisi dari Universitas Indonesia, dalam konferensi pers yang diadakan di XXI Premiere Lounge Plaza Indonesia, Jl MH Thamrin, Jakarta. Tidak tanpa alasan, dr Samuel menegaskan bahwa pelepasan growth hormone pada tubuh akan sangat optimal terjadi jika seseorang tidur selama 6-8 jam. Lantas apakah jika tidur cukup setiap hari maka tubuh akan otomatis semakin tinggi??? “Bukan untuk tambah tinggi, tapi tambah muda. Karena growth hormone itu adalah hormon yang mengatur regenerasi sel kita. Daripada main suntik growth hormone seperti yang banyak sekarang, sebenarnya kan masih bisa diatur lewat jam tidur,” terang dr Samuel. Meskipun disarankan untuk banyak istirahat, bahkan sampai colong waktu, bukan berarti Anda diperbolehkan untuk tidur terus-menerus, lho. Tidur terlalu banyak juga akan memberikan dampak buruk bagi tubuh. “Sudah ada juga penelitiannya. Orang-orang yang tidur 10 jam sehari itu ternyata kemungkinannya untuk terkena stroke lebih tinggi. Jadi harus cukup, tapi tidak berlebihan juga,” pungkas dr Samuel. Nah, jika Anda salah satu orang yang kecanduan media sosial dan gadget, ada baiknya juga untuk lebih mengatur waktu istirahat lebih baik. Aktivitas di media sosial memang baik untuk memperluas komunikasi, namun jika sudah mengganggu jam tidur maka bisa dipastikan kebiasaan Anda sudah tak sehat. “Kalau Anda repot dengan gadget, tidurnya kurang, ya jadi tidak sehat. Karena kalau Anda tidur kurang dari 6 jam, sudah ada penelitian yang membuktikan bahwa pelepasan radikal bebas di otak Anda akan berlebihan. Inilah yang akan mempercepat proses kepikunan. Jadi jangan main-main,” lanjutnya. (Ajeng Annastasia Kinanti – detikHealth). ****
Menilik Sejuta Manfaat Daun Bawang Daun bawang mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan.
VIVAlife- Bawang sering diolah menjadi bumbu masakan. Digoreng pun sangat pas untuk membuat gurih makanan. Tapi sayangnya, jarang yang menyukai daunnya, padahal sayuran ini punya banyak
30
INFORMASI
Juni 2014
manfaat bagi kesehatan. Daun bawang punya rasa pedas khas dan padat akan nutrisi. Juga rendah kalori dan memiliki kandungan vitamin, mineral dan antioksidan yang tinggi. Satu sendok makan potongan daun bawang mengandung 1 kalori, 0 gram lemak, 0 gram protein dan 0 gram karbohidrat, serta 3 persen asupan harian vitamin A dan C. Selain itu, satu porsi daun bawang juga mengandung vitamin K, folat, kolin, kalsium, magnesium, fosfor dan kalium. Dengan kandungan yang sedemikian melimpah, daun bawang secara efektif mampu mengurangi risiko kanker perut dan kanker kolorektal. Bahkan, penelitian yang diterbitkan di dalam Journal of National Cancer Institute menyebutkan, daun bawang juga berpotensi mengurangi risiko kanker prostat. Manfaat lain, mereka yang rajin mengonsumsi daun bawang akan terbantu kualitas tidur dan memorinya. Sedangkan kandungan folat berfungsi untuk mencegah depresi dengan mengendalikan homosistein. Begitu banyak keuntungan yang didapat, mulai sekarang perbanyaklah konsumsi daun bawang untuk mempersedap hidangan, baik mentah maupun yang telah dimasak. Daun bawang nikmat dipadu dengan omelet ataupun menu makanan serba telur. Sumber: Medical News Today
****
Syarat Penting Olahraga Bagi Orang Tua KOMPAS.com - Orang lanjut usia yang tetap aktif melakukan olahraga bukan hanya lebih bugar tapi juga akan menua dengan sehat. Para lansia yang rutin berolahraga juga lebih mampu melakukan pekerjaan harian seperti mencuci atau memasak dengan lebih baik. Meski demikian, penurunan kondisi fisik yang terjadi pada lansia membuat mereka harus lebih berhati-hati dalam berolahraga. “Namun bagi orang tua yang tidak terbiasa berolahraga, ada hal-hal yang perlu mereka perhatikan. Misalnya mereka baru mulai rutin berolahraga di usia yang tua, tidak bisa disamakan dengan mereka yang masih muda,” kata dr.Grace Tumbelaka, Sp.KO di konferensi pers “Exercise is Medicine” di Jakarta. Orang tua yang tidak biasa berolahraga, lanjut Grace, sebaiknya memulai olahraga yang intensitasnya rendah hingga sedang. Misalnya, berjalan kaki hingga joging dengan intensitas sedang. “Yang penting lagi, mereka sebaiknya menghindari gerakan melompat. Ini karena tulang orang tua yang tidak biasa berolahraga umumnya sudah mengalami pengeroposan,” kata dokter yang berpraktik di RS Jakarta ini. Pengeroposan pada tulang meningkatkan risiko fraktur atau patah tulang. Sedangkan melompat merupakan gerakan yang memicu terjadinya fraktur. Jika sudah terjadi fraktur maka kualitas hidup seseorang akan sangat jauh menurun karena mereka tidak bisa lagi mandiri melakukan kegiatan sehari-hari. Grace menjelaskan, fraktur juga bisa diakibatkan oleh jatuh. Maka untuk menghindari jatuh, orang tua juga perlu latihan keseimbangan. “Latihan keseimbangan seperti tai chi sangat bagus bagi orang tua. Dalam seminggu baiknya latihan keseimbangan dilakukan tiga hingga empat kali selama 20 sampai 30 menit,” sarannya. (Editor : Lusia Kus Anna)
INFORMASI Juni 2014
31
Iptek
Internet Tingkatkan Kemampuan Otak Berselancar di dunia maya (internet) ternyata bisa meningkatkan fungsi otak dan memperkecil kemungkinan kehilangan memori ingatan. Setidaknya ini terbukti pada orang dewasa berusia sekitar 50 tahun ke atas. Hasil penelitian terbaru tim peneliti psikiater dan peneliti saraf University of California Los Angeles (UCLA) menunjukkan, penggunaan internet pada orang berusia tua bisa meningkatkan fungsi kognitif. Situs National Geographic News dan harian the Telegraph, Selasa (20/10), yang mengutip hasil penelitian itu, menyebutkan bahwa tim UCLA membandingkan 24 orang dewasa usia 55-78 tahun yang sama sekali belum pernah membuka internet dengan yang tak pernah absen setiap hari. Hasilnya, ada peningkatan aktivitas bagian otak yang bertugas menangani memori dan membuat keputusan. “Ini menunjukkan, membuka-buka situs di internet bisa menjadi cara mudah untuk melatih otak,” kata peneliti senior Teena D Moody. Sukarelawan penelitian ini diminta membuka internet di rumah selama empat jam setiap hari. Bukan hanya sembarang membuka situs, tetapi secara khusus menggunakan mesin pencari dan menjawab pertanyaan berbagai topik yang ada di berbagai situs. Satu pekan kemudian para sukarelawan diperiksa dan hasilnya ada peningkatan aktivitas otak pada wilayah yang terkait kemampuan penggunaan bahasa, visual, memori, dan membaca. Selama ini efek teknologi pada fungsi otak menjadi perdebatan sengit. Direktur the Royal Institution Susan Greenfield menghubungkan situs jaringan sosial di internet dengan berkurangnya daya konsentrasi pada anak. Ia juga menyalahkan layanan pesan singkat (SMS) sebagai penyebab meningkatnya ketidak pedulian pada anak. (LUK)
32
INFORMASI
Juni 2014
Kopi, Minuman Lezat yang Sempat Terlarang Ada cerita menarik berkaitan dengan sejarah kopi. Konon, Raja Gustaff II (1594-1632) dari Swedia pernah menjatuhkan hukuman kepada dua orang bersaudara kembar. Mereka dianggap bersalah dalam suatu tindak pidana yang dituduhkan kepada mereka. Untuk menentukan siapa yang bersalah, sang raja membuat aturan unik dan tak lazim. Salah seorang hanya diizinkan minum kopi selama hidupnya, sedangkan seorang lagi hanya boleh minum teh. Nah, siapa yang lebih dulu meninggal, dialah yang dianggap bersalah. Ternyata, yang meninggal duluan adalah peminum teh pada usia 83 tahun, meski sudah terlambat, dia ditetapkan sebagai yang bersalah. Sejak saat itulah, orang Swedia dan negara-negara di kawasan Skandinavia menjadi begitu maniak dan fanatik terhadap kopi. Mungkin mereka percaya dengan minum kopi, umur mereka bisa lebih panjang.
Mitos dan Sejarah Kisah Raja Gustaff II dan aturan minum kopinya hanyalah salah satu kisah unik yang mewarnai perjalanan kopi. Di sejumlah tempat dan negara ada banyak legenda dan kisah mengenai kopi, meski kisah-kisah tersebut bercampur aduk antara mitos dan sejarah. Legenda paling masyhur dalam perjalanan kopi adalah kisah Kaldi dan temuan “biji merah ajaibnya”. Dalam satu kisah disebutkan, sekitar abad ke-3, hiduplah seorang penggembala kambing di Ethiopia bernama Kaldi. Kaldi dikenal sebagai penggembala yang baik dan sangat bertanggung jawab terhadap hewan yang diurusnya. Suatu hari, kambing-kambing tersebut tidak pulang dan Kaldi pun mencarinya. Ketika ditemukan, Kaldi melihat kelakuan aneh diperlihatkan oleh kambingkambingnya, berloncatan riang gembira, seperti sedang mabuk. Tentu saja Kaldi heran dan mencari tahu apa gerangan yang menyebabkan kambing-kambing itu “menari-nari”? Kaldi kemudian tertarik oleh sekumpulan biji-biji berwarna merah mengilap yang ada di semak-semak dan dimakan oleh kambing-kambingnya. Dengan rasa ingin tahu, Kaldi pun mencoba memakan biji-biji tersebut. Sungguh ajaib, beberapa saat kemudian sang penggembala kambing itu menari-nari dengan riang, sama seperti kelakuan kambing-kambingnya. Saat itu lewatlah seorang pria terpelajar asal kota. Pria bernama Aucuba itu merasa mengantuk, lelah, dan lapar. Aucuba kebetulan menyaksikan “aksi gila” Kaldi dan kambing-kambingnya. Saking laparnya, Aucuba pun mencoba makan biji merah yang dimakan Kaldi. Tak berapa lama, Aucuba merasa tubuhnya jadi segar, tenaganya pulih, rasa mengantuknya hilang, dan siap melanjutkan perjalanannya. Ia pun membawa beberapa biji merah ke kota dan mencampurnya dengan makanan lain. Ia juga menggunakan biji merah itu sebagai bahan pencampur bagi minuman para biarawan agar bisa tetap terjaga selama berdoa. Ia juga menyebarkan biji-biji merah yang ajaib itu ke kota dan biara lain. Aucuba pun jadi orang kaya. Sedangkan, kisah Kaldi dengan kambing-kambingnya tak ada kelanjutannya.
Peran Pedagang Arab Terlepas dari berbagai legenda, mitos, dan klaim berbagai pihak, sejarah mencatat penanaman komersial kopi pertama kali dilakukan di Arab pada abad ke-15. Untuk jangka waktu yang lama, perdagangan komoditi yang berkelas tersebut dijaga dengan sangat ketat, para petani Arab berusaha dengan berbagai cara untuk menghentikan negara lain memperoleh biji kopi mereka yang berharga. Sejalan dengan waktu, biji kopi serta potongan tanaman tersebar ke daerah Aden, Mesir, Suriah, serta Turki di mana kopi terkenal sebagai “anggur arab” . Dari dunia Muslim, kopi menyebar ke Eropa, di mana minuman ini menjadi populer selama abad ke-17. Orang Belanda adalah yang pertama kali mengimpor kopi dalam skala besar ke Eropa dan pada suatu waktu menyelundupkan bijinya pada tahun 1690 karena tanaman atau biji mentahnya tidak diizinkan keluar kawasan Arab. Kemudian, berlanjut pada penanaman kopi di Jawa oleh orang Belanda.
INFORMASI Juni 2014
33
Kopi pun dengan cepat menyebar ke Eropa. Meski masyarakat Italia sudah mengenal kopi sejak abad ke-10, namun pembukaan kedai kopi pertama, Botega Delcafe di Italia, baru terjadi pada tahun 1645. Kedai kopi itu kemudian menjadi pusat pertemuan para cerdik pandai di negeri pizza tersebut. Di Kota London, coffee house pertama dibuka di George Yard di Lombat Sreet dan di Paris, kedai kopi dibuka pada tahun 1671 di Saint Germain Fair. Pada abad ke-18, misionaris (utusan), para pedagang serta kolonis memperkenalkan kopi pada Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Lingkungan alamnya yang alami terbukti merupakan tempat yang tepat untuk bertanam kopi sehingga kopi dapat tumbuh menyebar dengan cepat. Sedangkan di Amerika, kopi dijadikan minuman nasional di Amerika Serikat dan menjadi menu utama di meja-meja makan pagi. Ketika kopi mencapai kawasan koloni Amerika, pada awalnya tidak sesukses di Eropa karena dianggap kurang bisa menggantikan alkohol. Akan tetapi, selama Perang Revolusi, permintaan terhadap kopi meningkat cukup tinggi, sampai para penyalur harus membuka persediaan cadangan dan menaikkan harganya secara dramatis, sebagian hal ini didasari oleh menurunnya persediaan teh oleh para pedagang Inggris.
Minuman Terlarang Perjalanan kopi menjadi minuman yang paling digemari penduduk bumi memang tidak mulus. Ada masa-masa di mana kopi menjadi produk yang kehadirannya “diharamkan”. Pada tahun 1511, karena efek rangsangan yang ditimbulkan, dilarang penggunaannya oleh para imam konservatif dan ortodoks di majelis keagamaan di Mekah, Arab Saudi. Akan tetapi, karena popularitas minuman ini, larangan tersebut pada tahun 1524 dihilangkan atas perintah Sultan Selim I dari Kesultanan Utsmaniyah Turki. Di Kairo, Mesir, larangan yang serupa juga disahkan pada tahun 1532, di mana kedai kopi dan gudang kopi ditutup. Seabad kemudian, tepatnya pada tahun 1656, Wazir Kerajaan Usmaniyah mengeluarkan larangan untuk membuka kedai-kedai kopi. Bukan hanya melarang kopi, melainkan menghukum orang-orang yang minum kopi dengan hukuman cambuk pada pelanggaran pertama. Tetapi, bertahun-tahun kemudian, pelarangan minum kopi di Timur Tengah lambat-laun terkikis sehingga jika seorang suami melarang istrinya minum kopi, si istri tersebut bisa memakai alasan ini untuk meminta cerai. Di Italia, pendeta-pendeta melarang umatnya minum kopi dan menyatakan, minuman kopi itu dimasukkan sultan-sultan muslim untuk menggantikan anggur. Bukan hanya melarang, melainkan juga menghukum orang-orang yang minum kopi. Alasannya, kopi adalah “komoditas politik” kaum muslim dalam upaya menggeser popularitas anggur yang sejak lama sudah dikenal dan identik dengan kaum Katolik. Larangan juga diberlakukan di Rusia, meski lebih bersifat “diskriminatif” dan menjaga wibawa aristokrasi kopi. Karena dianggap bergengsi sebagai minuman, Raja Frederick Agung dari Rusia pada tahun 1777 hanya memperbolehkan kalangan atas atau kelas bangsawan saja untuk menunjukkan kearistokratan kopi.
Kopi di Indonesia Pada awalnya, kopi di Indonesia berada di bawah pemerintah Belanda. Kopi diperkenalkan di Indonesia lewat Sri Lanka. Awalnya, pemerintah Belanda menanam kopi di daerah sekitar Batavia (Jakarta), Sukabumi, dan Bogor. Kopi juga ditanam di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra, dan Sulawesi. Pada permulaan abad ke-20 perkebunan kopi di Indonesia terserang hama yang hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi. Pada saat itu, kopi juga ditanam di Timor dan Flores. Kedua pulau ini pada saat itu berada di bawah pemerintahan bangsa Portugis. Jenis kopi yang ditanam di sana juga adalah kopi arabika. Kopi ini tidak terserang hama. Menurut situs wikipedia, pemerintah Belanda kemudian menanam kopi liberika untuk menanggulangi hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Kopi liberika masih dapat ditemui di pulau Jawa, walau jarang ditanam sebagai bahan produksi komersial. Biji kopi liberika sedikit lebih besar dari biji kopi arabika dan kopi robusta.
34
INFORMASI
Juni 2014
Bencana alam, Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan, semuanya mempunyai peranan penting bagi kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-20 perkebunan kopi berada di bawah kontrol pemerintahan Belanda. Infrastruktur dikembangkan untuk mempermudah perdagangan kopi. Sebelum Perang Dunia II di Jawa Tengah terdapat jalur rel kereta api yang digunakan untuk mengangkut kopi, gula, merica, teh, dan tembakau ke Semarang untuk kemudian diangkut dengan kapal laut. Kopi yang ditanam di Jawa Tengah umumnya adalah kopi arabika. Sedangkan, di Jawa Timur (Kayu Mas, Blewan, dan Jampit) umumnya adalah kopi robusta. Di daerah pegunungan dari Jember hingga Banyuwangi terdapat banyak perkebunan kopi arabika dan robusta. Kopi robusta tumbuh di daerah rendah, sedangkan kopi arabika tumbuh di daerah tinggi. Saat ini, kopi merupakan minuman ke-2 yang dikonsumsi di seluruh dunia, setelah air. Finlandia merupakan negara yang konsumsi per kapitanya paling tinggi, dengan rata-rata konsumsi per orang sekitar 1400 cangkir setiap tahunnya! Kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi. Total 6,7 juta ton kopi diproduksi dalam kurun waktu 1998-2000 saja. FAO memperkirakan, pada tahun 2010, produksi kopi dunia akan mencapai 7 juta ton per tahun. Dadang Gusyana http://netsains.com/2008/03/kopi-minuman-lezat-yang-sempat-terlarang/ ******
Tertawa Sejenak Sambungan dari halaman 44 Sebuah kisah yang menarik: dokter vs montir Seorang montir di sebuah bengkel sedang membongkar mesin mobil. Saat sedang menoleh, ia melihat seorang dokter ahli bedah jantung yang ia kenal sedang duduk menunggu mobilnya yang juga sedang di servis. Si montir lalu memanggil dokter tersebut : “Hai dok, coba lihat kesini deh, ada yg mau saya tunjukkan.” Si dokter menghampiri montir. Lalu montir berkata : “Lihat mesin ini dok, saya membongkar jantung mesin mobil ini, saya buka penutupnya silindernya, melepas klepnya, saya diagnosa apa penyakitnya, saya analisa apa saya yg harus saya perbaiki atau ganti, lalu saya perbaiki. Selesai saya kerjakan mesin ini langsung kembali bekerja seperti masih baru gress. Nah pekerjaan kita sebenarnya sama, tapi kenapa saya hanya digaji 5 juta sebulan, sedangkan dokter dibayar 15 juta sekali operasi?? “ Si dokter bedah jantung dengan tenang melongok ke ruang mesin dan dengan santai menjawab : “Coba anda lakukan semua yang anda sebutkan tadi dengan mesin menyala tanpa boleh mati mesinnya.........” Ojo Dumeh . (Tan Srie – Wahana- Niuws).
Tunggu 5 Menit Suami : “Sayang, nasi sudah mateng blon? Udah laper nih. Kliatannya mesti makan ke resto nih.” Isteri : “Tunggu 5 menit lagi.” Suami : “Oh 5 menit lagi mateng yah?” Isteri : “Bukan, tunggu saya ganti baju, .... kita makan di resto.” (Gelora 45)
INFORMASI Juni 2014
35
Ruangan Sastra Dan Budaya Hari Baca Puisi di Negeri Belanda Para penyair eksil Indonesia di negeri Belanda terus melakukan kegiatan. Hari Sabtu kemarin mereka merngadakan hari puisi di tempat kediaman Mawie Ananta Jonie, di kota Almere. Aktivitet ini dikaitkan dengan ulangtahun Mawie penyair eksil Indonesia yang sudah 50 tahun berada di luarnegeri, sejak berkuasanya rejim militer Orde Baru yang dikepalai oleh Jenderal Suharto. Para penyair itu tidak diijinkan pulang ke tanahairnya oleh pihak yang berkuasa ketika itu, bahkan sebagian besar dari mereka paspornya dirampas oleh KBRI di berbagai negeri tempat mereka berada, setelah Suharto berhasil merampas kekuasaan dari tangan Bung Karno. Para eksil ini dipaksa untuk menyatakan persetujuan atas kekuasaan Suharto dan mengutuk pemerintahan syah Presiden Sukarno. Namun para eksil ini tetap setia kepada pemerintahan Bung Karno dan menyatakan “tidak” pada kekuasaan fasis Suharto. Atas dasar itu, mereka masih tercampak di luarnegeri hingga kini, antara lain di negeri Belanda, Jerman, Prancis, Swedia, Rep.Ceko, Tiongkok, Rusia dan beberapa negeri lainnya. Jumlah mereka bukan sedikit, walaupun sebagian dari mereka telah meninggal dunia dan berceceran di negeri orang. Dalam hari baca puisi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sejarah dan Budaya Indonesia (YSBI) bersama Pehimpunan Dokumentasi Indonesia (PERDOI) tampil para penyair eksil yang berdomisili di berbagai kota di negeri Belanda. Disamping para undangan yang terdiri dari orang-orang Indonesia, juga kelihatan hadir masyarakat Tionghoa dan Belanda. Setelah kata selamat datang dan permbukaan yang disampaikan ketua YSB, K.Sulardjo, acara baca puisi pun dimulai. Sarmadji membacakan bagian kecil (citat) dari tulisan Mawie Ananta Jonie dari kumpulan buku “Anak Minang itu ke Peking”. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Agus Salim “Museum Perang”, “Bukit Tinggi” dan “Medan”. Kemudian Heri Latif tampil dengan pusi “Budak Melayu”, “Balada sepiring nasi tempe” dan “Sepuluh tahun reformasi Basi”. Penyair Dini Setyowati tampil membacakan puisi ciptaannya sendiri “Wisma Kebun Nanas” dan “Burung Rajawali”. Acara selanjutnya, penulis Asahan Alham membacakan puisi humornya (satire?) berjudul “Begitu Banyak Yang sudah Berlalu”. Dilanjutkan dengan Koeslan Budiman membawakan puisi Li Tai Po “Di bawah Terang bulan Minum Anggur sendirian”. Kemudian Melia Siregar membacakan puisi ciptaan terakhir Mawie Ananta Jonie yang disertai penjelasan oleh Lily, isteri saudara Mawie. Penulis Mirawijaya Kusuma juga tampil membacakan puisi ciptaan penyair lama Lekra Sabar Anantaguna dengan judul “Kecapi Terali Besi” dan “Di Depan Senayan”. Terakhir penyair Chalik Hamid tampil membawakan puisi “Romansa di Kebun Tebu” ciptaan penyair muda Banyu Bening dan “Kuburan Kami ada Dimana-mana” ciptaan sendiri. Pada kesempatan hari baca puisi tersebut, kolumnis Ibrahim Isa juga berkesempatan memberikan sambutannya. Disamping menjelaskan pengenalannya terhadap Mawie Ananta Jonie, juga anjuran agar kita semua meneruskan berbagai aktivitet demi mendukung perjuangan di tanahair. Kegiatan yang semarak ini juga diselingi makan siang masakan Lily dan ibu-ibu dari Amsterdam. (CH) 11 Mei 2014
36
INFORMASI
Juni 2014
Mak, Maukah Mereka Membela Rakyat Aceh? Oleh Anies Baswedan “Mak, kenapa mereka mau berjihad ke Afganistan?” tanya Salahuddin pada Mamaknya ketika melihat acara televisi yang menggambarkan demonstrasi penuh takbir. Seperti biasa, malam itu belasan warga kampung menumpang nonton televisi di rumah Salahuddin, di sebuah desa di pelosok Aceh. Mamaknya, beberapa janda lainnya, para pemuda dan anak-anak menyaksikan berita demonstrasi di depan kedutaan Amerika dengan hikmat dan takjub. Keheningan mereka itu lalu terpotong dengan jawaban Mamaknya. “Din, umat Islam itu bersaudara. Kalau ada satu yang didzalimi maka saudara-saudaranya akan datang menolong,” jawab Mamaknya. Lalu, anak umur sepuluh tahun itu bertanya lagi, “Mak, waktu ayah dan paman diseret dari rumah, terus ditembaki dan waktu santri di pesantren kampung sebelah di tembaki, apakah mereka juga demonstrasi seperti itu?” “Iya Din, mereka juga demonstrasi dan siap mengirimkan mujahid ke kampung kita di sini. Mereka itu selalu membela saudaranya yang didzalimi. Cuma kita saja kebetulan tidak menonton televisi, jadi tidak tahu berita,” jawab Mamaknya. “Tapi Mak, maukah mereka sekarang pergi dan membela kampung kita?”, cecar Salahudin. “Ya, tentu saja, merekapun memikirkan kita. Mereka memikirkan dan memperjuangkan nasib orang Islam sedunia,” tegas Mamaknya. Mamaknya sadar bahwa jawaban itu bertentangan dengan hati nuraninya, tapi dia tidak ingin membesarkan anaknya dengan rasa sakit hati dan potret diskriminatif pembelaan umat Islam di Indonesia. Mamaknya sadar benar, ketika suami dan adiknya dijemput lalu dipulangkan tanpa nyawa, tidak ada demonstrasi, tidak ada fatwa Jihad, tidak ada perhatian. Dan, ketika ribuan Muslim di Aceh lainnya harus mati, Jakarta sepi-sepi saja. Malam itu, menyaksikan televisi memberitakan demonstrasi menentang serangan Amerika ke Afganistan, rasa sakit dan pilu itu muncul kembali. Mamak, Salahuddin, para janda dan warga kampung yang melantai di depan televisi itu tidak perlu penjelasan reporter tentang sakitnya penderitaan akibat operasi militer yang brutal. Mereka adalah korban dan saksi hidup kebrutalan itu. Mamak bisa membayangkan betapa pedihnya perang di Afganistan. Dia masih ingat ketika tetangganya, berlarian mencari pinjaman sepeda motor untuk membawa anaknya ke Puskesmas karena ada peluru nyasar yang menembus perutnya. Malam itu, anak berumur 6 tahun tadi meninggal, dan mamak menemani tetangganya semalaman tepekur di samping jenazah untuk terakhir kalinya. Dua bulan kemudian, suami dan adiknya bersimbah darah dan meninggal. Separuh lebih wanita di kampung miskin itu adalah janda, ditinggal mati suami, para syuhada tanah Aceh.
INFORMASI Juni 2014
37
Sekarang, Mamak ini membayangkan situasi ganas macam itu sedang terjadi di desa-desa di Afganistan. Mamak itupun teringat, tahun lalu ketika dia ke Jakarta diantar oleh sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pembela Hak Asasi Manusia (HAM) untuk jadi narasumber tentang pembantaian suaminya. Saat dia naik kereta Jabotabek melewati Stasiun Gambir, dari jendela kereta dia melihat ribuan manusia berbaju putih menyemut di dekat kedutaan Amerika. Kalau tidak salah mereka memprotes penembakan tentara Israel terhadap beberapa pemuda Palestina. Ya, ribuan jumlahnya, mereka berdemonstrasi membela pemuda Palestina yang dilarang masuk ke kompleks Baitul Maqdis. Dari atas kereta, Mamak juga melihat pasukan berseragam berjaga-jaga di sekitar lokasi demonstrasi. Melihat itu Mamak jadi teringat dengan penjagaan ketat sekeliling kampungnya. Penjagaan yang membuat mereka bingung harus pergi kemana untuk mencari kain kafan bagi jenazah suami dan adiknya. Kejadian memilukan itu jadi terasa baru kemarin. Di bawah terik panas matahari Jakarta, luka hati itu menganga lagi. Tetesan air mata Mamakpun lalu menggumpal jadi satu dengan keringat. Sekarang, malam ini, Mamak menyaksikan laporan televisi tentang Afganistan. Mamak sadar benar bahwa Afganistan perlu perlindungan. Dia cuma tersentak mendengar pertanyaan anaknya tadi. Sekarang dia mulai heran mengapa “saudara-saudaranya” dari luar Aceh itu siap berjihad justru ketika rakyat Afganistan dianiaya. Padahal, tangis istri dan para anak menyaksikan suami dan ayah yang tak lagi bernyawa itu sama-sama menyayat. Aceh dan Afganistan penuh penduduk muslim, penuh surau tempat anak-anak belajar tajwid, dan penuh mujahid tangguh. Lalu, dalam hatinya bertanya, “Mengapa kedzaliman terhadap kami yang di depan mata ini didiamkan, sementara kedzaliman yang nun-jauh disana malah membuat saudaraku di Indonesia jadi menggebugebu?” Sesudah mendengarkan wawancara dengan salah satu demonstran di Jakarta, Salahuddin mengutip kata-kata guru ngajinya, “Mak, kata Tengku, lebih banyak orang Islam yang ditindas penguasa Islam daripada yang ditindas penguasa kafir?” “Oh ya. Memangnya Tengku bilang apa, Din?,” jawab Mamaknya. “Katanya, umat Islam yang ditindas penguasa Islam itu lebih banyak, tapi tidak pernah dibela. Umat Islam itu cuma senang ribut-ribut kalau musuhnya kafir, tapi kalau musuhnya ketidakadilan dan kesewenang-wenangan penguasa Islam, maka mereka diam. Mungkin karena tidak kelihatan gagah ya Mak ya?”, kata Salahudin. Mamaknya mengangguk, seakan setuju. “Mak, kata Tengku juga, pengalaman kita di Aceh ini sama dengan di Bosnia, Chechnya, Kashmir, Kurdi, Palestina, Philippina, Xinjiang dan di banyak negara Arab sana, tapi cuma Palestina saja yang dibicarakan terus. Jadi Mak, nanti kalau sudah besar Udin mau jihad, membebaskan Aceh dari ketidak-adilan seperti Salahuddin Al-Ayyubi membebaskan Palestina,” lanjut Salahuddin.
38
INFORMASI
Juni 2014
“Din, Jihad yang paling utama dan besar itu adalah melawan hawa nafsu, jadi kalau mau membebaskan macam-macam, sekarang bebaskan dulu dirimu dari hawa nafsu. Berjihad itu harus karena Allah bukan karena balas dendam dan jangan juga karena ingin terkenal, itu namanya ‘riya’,” jawab Mamaknya. Salahuddinpun terdiam. Sesudah pembicaraan itu, hati Mamaknya makin bergolak, juga para tetangganya. Belasan pasang mata di depan televisi itu memandang heran dan mulutnya terdiam seakan mempertanyakan keadilan perhatian umat Islam, media massa, dan pemerintah di Indonesia. Mengapa mereka peduli dengan Afganistan, dengan Palestina, tapi seakan melupakan Aceh? Penduduk miskin di pelosok Aceh ini sudah kenyang dianiaya moril-material, disingkirkan, dan dilupakan. Lalu sekarang, di depan televisi, mereka harus jadi saksi atas saudara-saudara seiman, sebangsa, dan setanah air yang merapatkan shafnya, mengepalkan tangannya, menggemuruhkan kalimat takbir serta memekikkan seruan, “Bebaskan Afganistan!” Sambil menelan ludah dan dengan getir, nurani mereka bertanya, “inikah potret solidaritas umat Islam Indonesia?” ****
Surat Untuk Teman == EXILE == Kita umumnya tahu definisi exile sebagai kata kerja. Tapi exile juga dapat digunakan sebagai kata benda, yaitu orangnya. Disini saya menggunakan definisi exile berdasarkan bahasa Inggeris darimana saya perhatikan kata exile telah di-Indonesiakan menjadi exil. Ya, bahasa itu sifatnya hidup dan berkembang, maka berpindahnya exile menjadi exil tidaklah mengherankan. Apa saja yang sudah diterima masyarakat, umumnya berobah menjadi realitas. Tapi berkenenkanlah saya menggunakan kata exile sebagaimana tadinya. Disini saya ingin bicara sedikit mengenai pengalaman saya berpapasan dengan sebagian komunitas exile berasal Indonesia yang menetap di Eropa, tepatnya di Stockholm, Swedia dan di Amsterdam. Umumnya, asal usul mereka dimulai dari jaman Bung Karno, dikirim keluar negeri untuk menuntut pelajaran tinggi ke Tiongkok, Soviet Union dan Eropa Timur lainnya dengan tujuan membangun Indonesia setelah lulus nanti. Ketika itu mereka masih muda remaja, sangat idealistic, rajin belajar demi berbakti kepada bangsa dan negeri Indonesia yang juga sama sama masih muda remaja. Tapi, apa mau dikata, situasi politik berobah, pimpinan negara berobah, dampaknya bukan saja pelajaran terputus, merekapun terhalang pulang ke tanahair. Maka akhirnya jadilah mereka sebagai exile di tanah orang. Banyak sudah kejadian sejarah ini ditulis dan disebarkan di mass media electronik maupun dalam bentuk buku-buku memoir menceritakan perjalanan hidup catatan mereka sendiri, tidak perlu saya tambahkan lagi disini. Masalah exile ini saya kemukakan, karena baru-baru ini seorang teman pernah berkata “Kalau ada kesempatan, saya ingin sekali bicara, bertukar pikiran dengan para exile di luar negeri, karena pandangan mereka masih berada pada ketika dunia masih hidup dalam era Perang Dingin. Sekarang kita sudah masuk era reformasi.” Maksudnya dengan bertukar pikiran adalah merobah pikiran para exile yang menurutnya mandeg terpisah dari kemajuan dunia real. Sebaliknya menurut saya, maksud baik teman ini tidak lah perlu sangat. Para exile yang berkaitan seluruhnya sudah lanjut usia, rata rata 70 tahun keatas, malah ada yang 80an, sebagian bahkan sudah lama meninggal. Kehidupan mereka sehari hari sibuk menjaga cucu-cucu, agar anak mantu
INFORMASI Juni 2014
39
dapat menjalankan pekerjaan dengan hati lega, perhatian tertumpuk pada soal makanan, bagaimana memilih makanan bergizi agar dapat hidup lebih panjang dan sehat. Sekali kali mengadakan pertemuan, biasanya diorganisasi oleh perhimpunan paguyuban setempat, disitu topik pembicaraan umumnya mengenai masa lalu, bernostalgik pada masa ketika mereka masih muda remaja, jiwa meledak bergelora dan idealistic ingin turut merobah corak dan sistim dunia. Tapi sekarang tidak kurang yang memandang pengalaman hidup mudanya sebagai korban situasi, korban perlawanan politik dimana kehidupan normal mereka terkendala. Namun, hidup tidak pernah berhenti. Apapun yang terjadi, kehidupan mereka di luar negeri dimana mereka telah diterima dan hidup sebagai warga negara setempat secara sah dan terjamin termasuk nyaman. Uang pension tentunya tidak berlebihan, tapi mencukupi, membolehkan berjalan jalan keluar negeri atau kembali ke Indonesia setahun sekali. Dalam keadaan aman, damai, stabil demikian, dalam usia yang mendekati akhir perjalanan hidup; sakit punggung, sakit kaki, sakit dengkul, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, jalan terpincang-pincang apakah masih ada yang masih berangan angan berjoang mengangkat senjata ber-revolusi? Surprisingly, ada! Tapi hanya seorang dua dari seluruh jumlah komunitas exile, dan mereka umumnya dijadikan sebagai bahan humor. MAY SWAN ******
Arina Nova:
Perpisahan Untuk Teman Teman Sekian lama kita bersama Membangun sebuah ikatan saudara Kini telah tiba waktunya Saatnya kita akan berpisah Selamat tinggal teman Dengan hati yang berat Tetesan dan linangan air mata. Bagiku kau adalah Para penerang masa depan Teman-temanku Jasamu akan ku ingat selalu Suatu perpisahan Sebuah akhir Yang tak bisa kita hentikan Kebersamaan Juga hanya sebuah Dongeng cerita kehidupan. Berbagi canda, duka dan cerita Hilai tawa, usikan manja Yang penuh jalinan indah Hanyalah sebuah pengobat di kala duka Kau akan kekal di dalam sanubari Di dalam mahligai hati Selamat tinggal. Amsterdam, 14 Desember 2013.
40
INFORMASI
Juni 2014
Selera Anda Kali ini Selera Anda menyajikan resep masakan Udang Asam manis, salah satu resep udang yang sangat sederhana yang dimasak dengan bumbu asam dengan citarasa manis. Juga bahan-bahannya, baik bahan pokok maupun bumbunya mudah didapat disini. Sebagai catatan, kandungan gizi pada udang sangat tinggi, oleh karena itu masakkan udang ini kaya akan gizi. Di samping itu ada juga resep masakan Ayam Kecap Bumbu Pedas.
Resep Udang Asam Manis Bahan :
300 gram udang dengan ukuran sedang 2 siung bawang putih digeprek sdt gula pasir 1 batang daun bawang dipotong kasar ½ sdt garam ½ sdt kecap manis ½ sdm jeruk nipis ½ butir bawang Bombay, iris melintang ¼ sdt lada bubuk 3 sdm saus tomat atau sesuai dengan selera minyak goreng untuk menumis secukupnya.
Cara memasak Udang Asam Manis 1. Pertama cuci udang dan bersihkan bagian kulitnya yang kasar, setelah bersih lumuri dengan perasan air jeruk nipis, kemudian diamkan selama 5 menit. 2. Sementara itu panaskan minyak goreng, kemudian tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum dengan api yang cukup besar, kemudian masukkan udang, dan aduk dengan cepat sampai udang berubah warna menjadi kemerahan. Aduk hingga merata. 3. Kemudian masukkan saus tomat, garam, gula pasir, lada bubuk, dan juga kecap manis. 4. Terakhir tambahkan irisan daun bawang dan aduk rata. Angkat dan sajikan hangat. Sajian udang asam manis ini juga cocok disajikan dengan nasi putih panas.
Resep Udang Asam manis Pedas Spesial Resep udang asam manis pedas merupakan salah satu variasi dari masakan udang asam manis yang cocok sekali bagi para pecinta rasa pedas. Bagi Anda yang tidak suka atau tidak cocok dengan rasa pedas yang berlebihan , Anda tetap dapat menikmati resep masakan ini dengan cara mengurangi jumlah cabai yang digunakan. Pada kesempatan kali ini, yang kami sampaikan adalah Resep udang asam manis pedas. Berhubung selera seseorang terhadap tingkat kepedasan itu berbeda beda, pada resep ini tingkat kepedasanpun bisa diatur sendiri. Tinggal diatur saja jumlah cabai yang digunakan agar diperoleh tingkat kepedasan yang sesuai dengan selera anda. Untuk lebih jelasnya
INFORMASI Juni 2014
41
mengenai Resep udang asam pedas ini, langsung saja kami sampaikan detil bahan dan bumbu yang diperlukan. Bahan dan bumbu: 500 gram udang. Gunakan udang yang masih segar dan buang kepala serta kulitnya 3 sdt garam halus 2 sdm makan asam jawa 2 sdm saus sambal, atau sesuai selera kepedasan masing-masing 2 sdm margarin, merek bebas 2 sdt gula pasir 2 sdm kecap manis, gunakan kecap manis yang berkualitas’ Bumbu yang dihaluskan: 15 buah cabai kecil (rawit), atau sesuai selera tingkat kepedas masing-masing 10 buah cabai merah besar 10 buah bawang merah, bersihkan dan buang kulit luarnya 6 siung bawang putih, kupas dan bersihkan 2 buah tomat yang sudah matang. Cara Membuat Udang Asam Manis Pedas Spesial Cara membuat masakan ini juga sangat mudah dan simple. Cocok untuk dimasak meski dalam waktu yang tidak telalu banyak sekalipun. Sehingga menu ini sangat cocok sebagai alternatif menu harian keluarga Anda. Cara membuat:
Panaskan margarin diatas api kecil. Masukkan bumbu halus, tumis hingga harum dan warnanya berubah Setelah itu masukkan udang yang sudah dibersihkan dan tumis berserta bumbu halus tadi. Setelah udang setengah matang, masukkan garam, gula, kecap manis, asam jawa serta saus sambal yang sudah disiapkan sebelumnya. Aduk-aduk semua bahan dan bumbu tadi hingga bercampur rata. Lanjutkan menumis sambil sesekali diaduk hingga matang. Setelah matang matikan api dan tuang udang keatas piring saji. Hidangkan selagi panas.
Resep Membuat Ayam Kecap Bumbu Pedas. Pada kesempatan ini Selera Anda akan memberikan informasi cara mudah untuk membuat Ayam Kecap Bumbu Pedas, pasti anda semua sudah tidak asing lagi kalau mencicipi masakan dari bahan dasar daging ayam. Tetapi kali ini Selera Anda akan mencoba untuk menggoyangkan lidah anda dengan lezatnya Ayam Kecap Bumbu Pedas. Bahan: ½ ekor ayam, potong menjadi 6 bagian 3 siung bawang putih, cincang halus 2 cm jahe, memarkan ½ buah bawang Bombay, iris memanjang 3 buah cabai rawit, haluskan 5 sdm kecap manis 100 ml air ½ sdt merica bubuk
42
INFORMASI
Juni 2014
¼ sdt garam 1 tangkai daun bawang Minyak goreng secukupnya ½ sdt garam dan 2 sdm air jeruk nipis untuk melumuri ayam Cara Membuat Ayam Kecap Bumbu Pedas: 1. Bersihkan ayam lalu lumuri dengan garam dan air jeruk nipis , diamkan selama 5-10 menit. 2. Goreng ayam hingga matang, tetapi usahakan agar permukaannya tidak kering, angkat dan sisihkan 3. Panaskan sedikit minyak, tumis bawang putih dan jahe hingga harum. Masukkan bawang bombay hingga layu. 4. Masukkan ayam goreng, air, kecap manis, cabai rawit halus, merica dan garam. Aduk hingga rata dan tunggu hingga air sedikit tersisa. 5. Masukkan daun bawang, aduk sebentar, angkat. 6. Ayam Kecap bumbu pedas akan semakin lezat jika disajikan hangat. Silakan mencoba.
INFORMASI Juni 2014
43
Tertawa Sejenak Penggembala kambing edan Bunali ketemu Wonokairun yang sedang menggembala kambing. “Mbah, waduh kambingnya sampean banyak ya ?” kata Bunali. “Ya lumayan “ kata si Mbah. “Berapa semuanya, Mbah ?” tanya Bunali lagi. “Yang putih apa yang hitam ?” “Yang putih, lah” “25”’ “Oh, banyak sekali. Lha yang hitam?’” “Sama...” kata Wonokairun. Bunali nanya lagi: “Makan rumputnya juga banyak, Mbah..” “Ya..” “Berapa kilo makannya sehari ?” “Yang putih apa yang hitam ?” “Yang hitam lah “ “Ya kira-kira lima kiloan” “Lha yang putih?” “Sama . . .” Bunali bingung, kenapa kalo ditanya kok mesti bedain yang putih sama yang hitam, orang jawabannya sama aja. “Mbah, kenapa kalo ditanya tentang kambingmu, sampeyan mesti nanya yang putih atau yang hitam segala. Padahal meskipun putih ataupun hitam, jawabanmu sama terus. Sebenarnya gitu itu ada apa?” “Gini lho, yang putih itu kambingku...” “Lha yang hitam ?” “Sama . . .” Bonali menggumam “ Kambing2 ini kok mau dipimpin orang gila gitu ya?”“Sama . . .” (..... rupanya Wonokairun mendengar gumaman Bunali, jadi ikut menjawab (Gelora45-Hsin Hui Lin) Bersambung ke Hal. 35
44
INFORMASI
Juni 2014