Kata Pengantar
Akhir-akhir ini situasi di Indonesiaa semakin bertambah rumit dan murat-marit. Antar lembaga negara terjadi kekisruhan dalam menjalankan tugasnya. Baru-baru ini antara Kepolisian dan KPK terjadi bentrokan dalam masalah menangani kasus korupsi yang terjadi dalam proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) di Korp Lalulintas Polri. Korupsi itu dilakukan oleh Irjen Polisi Djoko Susilo yang berjumlah Rp 2 M (dua milyar rupiah). Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Djoko Susilo sebagai tersangka dan akan terus menangani kasus korupsi ini. Namun demikian, pihak Kapolri tidak rela menerima keputusan KPK tsb dengan alasan Polri sudah mulai menangani kasus tersebut. Pada suatu hari KPK melakukan penggeledahan di gedung Korlantas Markas Polri dan menyita berbagai dokumen kepolisian yang menyangkut simulator SIM tsb, dengan tujuan digunakan sebagai alat bukti. Pada tanggal 5 Oktober 2012 Kepolisian Bengkulu bergabung dengan Polda Jakarta, berjumlah 2 kompi, menyerbu dan mengepung kantor KPK dengan tujuan menangkap penyidik KPK Kompol Novel Baswedan. Kepolisian menuduh Novel delapan tahun yang lalu, yaitu tahun 2004, ketika menjabat Kasatreskrim Polres Bengkulu turut melakukan penganiayaan terhadap sekelompok pencuri sarang burung walet di Bengkulu, yang mengakibatkan kematian salah satu pelakunya. Jurubicara KPK Johan Budi dalam jumpapersnya beberapa kali menjelaskan bahwa saat peristiwa itu terjadi Novel berada di kantornya, namun ia menyatakan turut bertanggung jawab atas perlakuan anak buahnya. Dan anak buahnya sudah dijatuhi sanksi. Lalu mengapa Polri mengkriminalisasi dan ingin menangkap Novel Baswedan? Seperti diketahui, Novel adalah salah seorang penyidik terbaik KPK sejak tahun 2006, ketika Antasari Azhar masih menjadi ketua KPK. Sejak waktu itu hingga kini, dialah yang menyidik kasus-kasus besar seperti korupsi Wisma Atlet yang melibatkan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazarudin. Novel pula yang menyidik kasus suap cek pelawat yang menyeret Nunun Nurbaetie (isteri mantan Wakapolri Adang Daradjatun), yang akhirnya meringkuk dalam penjara. Novel juga yang ditugaskan KPK menangani kasus suap lahan sawit yang melibatkan Bupati Buol Amran Batalipu yang akhirnya menyeret pengusaha Hartaty Murdaya, mantan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat. Terakhir ini Novel menjadi Ketua Tim Satgas penyidik kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM. Dia pernah memimpin penggeledahan gedung Korlantas Mabes Polri untuk memperoleh bahan-bahan bukti korupsi di Polri tersebut. Karena Novel bersikap tegas dalam usaha membasmi korupsi, maka para koruptor termasuk di Kepolisian, berusaha mengkriminalisasi dan menghilangkan Novel dari KPK. Inilah yang merupakan inti kekisruhan Kepolisian lawan KPK. Rakyat mendukung sikap KPK, kebangkitan bergolak dimanamana. Citra Kepolisian merosot di seluruh Indonesia. SBY terpaksa angkat bicara, memutuskan bahwa penyidikan kasus korupsi simulator SIM sepenuhnya ditangani oleh KPK. Kini peran Novel Baswedan semakin penting di KPK, termasuk penyidikan korupsi di Wisma Atlet yang sudah menyebut nama-nama Anas Urbaningrum dan Andy Malarangeng. Dewan Perwakilan Rakyat (DPRRI) yang semula ingin merevisi UU KPK dengan tujuan memperlemah KPK, kini terpaksa tutup mulut, seperti bekicot masuk ke sarangnya. Para pembaca sekalian, majalah Informasi seperti biasa, kali ini juga hadir dengan ruanganruangan yang sudah ditetapkan. Kami senantiasa mengharapkan pendapat dan kritik-kritik dari pembaca. Redaksi
Tajuk Geliat Orbaisme/Suhartoisme Harus Diwaspadai Oleh MD Kartaprawira Perkembangan terakhir kehidupan politik di Indonesia telah membuka kotak pandora “reformasi”, sehingga tampak jelas bahwa reformasi yang telah berjalan selama 14 tahun ini tidak lain adalah orbaisme/suhartoisme gaya baru. Kiranya masih terngiang dalam telinga kita soraksorai kegirangan para mahasiswa yang berhasil menduduki gedung MPR/DPR tahun 1998 ketika mendengar Suharto menyatakan mengundurkan diri dari jabatan presiden RI. Tapi ternyata bukan sorak-sorai kemenangan. Sebab pengunduran diri Suharto dari kekuasaan dan kemudian diangkatnya Habibie sebagai presiden hanya merupakan taktik internal Orde Baru untuk menyelamatkan rejim orde baru itu sendiri dari kehancuran total akibat gempuran gerakan mahasiswa kala itu. Seharusnya setelah lengsernya Suharto gerakan mahasiswa melanjutkan perjuangannya untuk membubarkan GOLKAR yang kala itu masih kental orbaismenya. Sebab organisasi Golkar merupakan salah satu tiang penyangga utama kekuasaan Orde Baru, di samping ABRI. Golkarlah yang melalui DPR bersama Presiden mencetak segala macam perundang-undangan sesuai kepentingan Orde baru, yang menjerumuskan Indonesia di bawah cengkeraman neoliberalisme. Akibatnya selama 14 tahun era „reformasi” peta politik Indonesia tidak mengalami perubahan mendasar, maka kebijakankebijakan orde baru tetap tak berobah juga, yang berobah hanya bajunya. Pendek kata: Orbaisme/ Suhartoisme masih kuat bercokol di mana-mana. Maka tidak perlu heran, bahwa wabah KKN sebagai warisan budaya orde baru terus berkembang, tumpukan kasus korupsi tingkat kakap tidak pernah terselesaikan, dan maraknya bermacam-macam mafia: mafia hukum, mafia pajak, mafia anggaran dan lain-lainnya. Geliat orbaisme/Suhartoisme yang paling mutakhir adalah timbulnya reaksi keras elit-elit penguasa dan kliknya berkaitan berita bahwa Presiden SBY akan meminta maaf kepada para korban pelanggaran HAM berat 1965-66 dan berita tentang dilimpahkannya hasil penyelidikan Tim ad hoc Komnas HAM tentang kasus pelanggaran HAM berat 1965-66 ke Jaksa Agung. Mereka langsung beringas mencak-mencak menentang kedua hal tersebut. Padahal berita SBY akan minta maaf tersebut semata-mata baru berita belaka yang bersumber dari Albert Hasibuan, anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Kita tahu bahwa SBY selalu bertindak ragu dalam masalah besar, maka berita tersebut di atas pun tidak perlu ditunggu realitasnya. Tapi yang sangat tidak masuk akal sehat ialah reaksi keras mereka yang bernuansa intimidasi dan menghakimi para korban pelanggaran HAM 1965-66. Mereka justru menuntut agar para korban harus meminta maaf kepada para pelaku pelanggaran HAM. Nah, hal-hal tersebut di atas apakah bukan merupakan cerminan keinginan penerapan ulang kebijakan-kebijakan kediktatoran rejim orde baru? Seharusnya mereka tidak hanya mengandalkan dendam kesumat masa lalu dari konflik horisontal, tapi juga harus sedikit melek (tahu) hukum dan murah maaf (jika mereka beragama). Sehingga dengan demikian mereka tahu bahwa „andaikan Partai Komunis Indonesia terbukti salah dalam peristiwa G30S, siapa pun tidak berhak membunuh orang-orang anggota PKI, apalagi yang hanya dituduh anggota PKI”. Bahkan TAP MPRS No.XXV/1966 pun tidak bisa dijadikan dasar untuk melakukan pembunuhan, penganiayaan penahanan dan lain-lainnya terhadap anggota PKI. Dalam TAP tersebut memuat pasal-pasal pelarangan PKI (organisasi) dan ideologi marxisme-leninisme, bukannya penghalalan pembasmian anggota PKI. Geliat orbaisme/suhartoisme tampak lebih jelas lagi dalam ucapan jenderal Djoko Suyanto (Menko Polhukam) dan Pramono Edhie Wibowo (Kepala Staf Angkatan Darat) yang terus menyerukan agar PKI/Komunisme terus diwaspadai, sebab dianggap membahayakan negara dan
bangsa. Indoktrinasi orde baru memang bertujuan untuk menghalalkan tindak kejahatan kemanusian/pelanggaran HAM berat 1965-66 yang dilakukan oleh rejim orde baru. Maka tidak mengherankan kalau mereka berucap semacam itu. Padahal di Indonesia PKI (organisasi dan anggota-anggotanya) sudah dihancurkan. Sedang komunisme/marxisme-leninisme secara resmi telah dilarang melalui TAP MPRS No.XXV/1966. Toh masih terus dimunculkan “momok PKI/ komunisme”.Tapi memang tindakan tersebut tujuannya hanya untuk menimbulkan rasa saling curiga antar masyarakat, supaya terjadi bentrokkan dan permusuhan antar mereka. Dengan demikian penguasa akan turun jadi juru selamat bagi salah satu pihak yang dikehendaki sesuai kepentingan penguasa. Maka untuk tujuan tersebut momok PKI/komunisme selalu dipelihara terus. Tapi dengan Pancasila yang tetap sebagai Dasar Negara dan perkembangan nilai-nilai kemanusiaan yang terus maju, rakyat tidak akan mudah dibodohi dan diadu domba begitu saja. Apalagi rakyat Indonesia dewasa ini perlu menggalang persatuan untuk menghadapi perampokperampok neoliberlis dari dalam dan luar. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah-limpah harus bisa memakmurkan seluruh rakyat Indonesia. Maka geliat orbaisme/suhartoisme – harus terus menerus diwaspadai.
Karikatur Augustin Sibarani
*****
Anggur baru Botol baru Isi sama
Berita Organisasi “Binekaria” dengan kegiatannya “Stichting Nusantara” mengadakan peringatan lustrum pertamanya pada tanggal 13 Oktober 2012 di gedung Nova College Amsterdam. Untuk memeriahkan peringatan tersebut, mereka mengadakan acara tari-nyanyi, musik, tari tradisionil poco-poco dan bazar berbagai macam masakan Indonesia. “Binekaria” yang merupakan grup nyanyi koor dari Perhimpunan Persaudaraan dalam rangka program kerjasamanya dengan berbagai organisasi masarakat Indonesia di Negeri Belanda, turut memberikan sumbangannya untuk memeriahkan acara lustrum tersebut. Paduan suara ini, pada hari itu tampil dengan lagu-lagu `Injit-injit semut`, `Ayam den Lapeh`, `Mande-Mande` dan `Warung Pojok`. Acara ini mendapat sambutan meriah dari para hadirin, disamping disebabkan lagu-lagu yang sangat menarik, tetapi juga disebabkan berbagai ragam pakaian yang digunakan oleh para penyanyi. Sementara itu, Persaudaran juga menyumbang acara show pakaian daerah yang terdapat di Indonesia, yang mencakup dari Sabang hingga Marauke.(Ch).
*****
Ceramah kesehatan di Amsterdam Paling tidak sekali dalam setahun, organisasi “Perhimpunan Persaudaraan” pasti mengadakan ceramah yang menyangkut tentang kesehatan, terutama bagi orang-orang lansia (lanjut usia). Seperti diketahui organisasi yang berada di negeri Belanda ini menghimpun sebagian besar orang-orang Indonesia yang terhalang pulang ke negerinya, ke tanah air tercinta Indonesia. Saya lebih senang mengatakan orang-orang ini adalah manusia-manusia yang dilarang pulang kenegerinya sejak berkuasanya Orde Baru rejim fasis Suharto, hingga sekarang ini dengan apa yang dinamakan pemerintahan reformasi ala SBY. Sebagian besar mereka tinggal di berbagai negeri Eropa, antara lain di negeri Belanda, Jerman, Swedia, Republik Ceko, dll. Mereka-mereka ini adalah korban pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh penguasa lalim Suharto, dimana paspor mereka dirampas oleh KBRI setempat di jaman berkuasanya Orde Baru.
Demikianlah, mereka yang berdomisili di negeri Belanda pada tanggal 2 September 2012 telah melangsungkan ceramah kesehatan dengan tema “Osteoporosis/pengeroposan tulang”. Ceramah ini dilangsungkan di sebuah gedung di Diemen, Amsterdam. Para pembicara pada kesempatan itu adalah dr. Tan Sie Tik mengenai ”Epidemiologi, pathogenesis, symptomatology dan diagnose”, d.r Siauw Maylie mengenai “Pengobatan dan pencegahan terhadap Osteoporosis”, dan dr. Siti Sukrisno mengenai “Interpretasi Osteoporosis dipandang dari bidang kedokteran China dan pengobatan Osteoporosis dengan metode pengobatan tradisionil China”. Pada kesempatan itu juga diadakan acara tanya-jawab yang mendapat sambutan serius dari para hadirin. Secara umum, para hadirin merasa lega atas jawaban yang diberikan oleh penceramah. Perlu diketahui bahwa organisasi “Persaudaraan” dulu juga telah pernah mengadakan ceramah tentang kesehatan, antara lain dengan tema “Penyakit Jantung Coroner”, “Penyakit Syaraf”, dan lain-lain. Temu wicara mengenai masalah kesehatan ini dibuka dengan kata pengatar oleh ketua “Persaudaraan” A. Sungkono dan dipandu dengan baik oleh Aminah Idris. Semoga acara-acara demikian akan selalu diadakan demi membantu para sahabat yang sebagian besar telah lanjut usia (lansia). (Ch)
*****
=================================================== Sebagai akibat kelalaian Redaksi, yang merupakan salah satu kelemahan kami, berita ini tidak termuat dalam majalah Informasi terbitan yang lewat. Baru sekarang bisa kami hadirkan, namun beritanya masih tetap akan menggugah ingatan dan membawa kenangan (Red). ===================================================
Tahun Baruan Di Amsterdam Suasana Tahun Baruan masih terasa di Amsterdam, ketika sebuah Panitia yang disponsori oleh organisasi “Persaudaraan” pada hari Minggu tanggal 15 Januari 2012 mengadakan peringatan. Peringatan ini tampak sangat meriah, dihadiri oleh 188 pengunjung yang datang dari berbagai pelosok negeri Belanda dan Jerman. Dimulai dengan kata pembukaan oleh ketua Panitia, Salengkat Pardede, kemudian dilanjutkan dengan acara kesenian tari dan nyanyi. Grup koor paduan suara “Binekaria” bergabung dengan “Gema Nusantara” membawakan lagu “Waktu Potong Padi” dan “Lambaian Bunga”. Seperti biasa, kemudian tampil tari Bali “Pendet” yang disajikan oleh Putri dan Linda, disusul dengan sebuah lagu keroncong “Gema Irama” dinyanyikan oleh Tjitjiek. Sebuah lagu Jawa “Yen Ing Tawang Ana Lintang” dibawakan duet Wiwiek dan Sudjak. Kemudian kita dibawa ke daerah Jawa Barat dengan sebuah tarian Sunda “Cikeruhan” (merayakan panen) disajikan penari kawakan Agustina Supardi. Dengan suara lembut Neni tampil membawakan lagu “Rangkaian Melati”, dan dilanjutkan oleh Jana dan Asih “Sepanjang Jalan Kenangan” diiringi gitar oleh Joeri. Acara dilanjutkan dengan tampilnya Noveline mebawakan sebuah lagu “Walau Hati Menangis”. Ari, Jana dan Livi juga tampil membawakan sebuah lagu. Nah, dalam acara selanjutnya para hadirin diajak mengelana ke daerah pegunungan Sumatra Utara, daerah Tanah Karo, dengan tari lima serangkai disajikan oleh Grup Karo yang berdomisili di Holland. Itulah bagian pertama acara kesenian, diselingi istirahat makan siang bersama sambil ngobrol ngalur-ngidul, tertawa dan cerita-cerita nostalgi masa lalu dari kenangan pahit dan manis, oleh para sahabat dan kenalan yang sudah lama tidak ketemu. Asik dan berkesan, ngobrol sambil makan. Bagian ke dua acara dimulai dengan munculnya kembali penari Putri dan Linda membawakan tari Bali “Legong”. Setelah lagu Melayu “Cinta Hampa” yang dinyanyikan Nur Aisah, segera muncul Grup Karo dengan tari bersama, diikuti menari oleh publik dengan meriah. Dilanjutkan dengan sebuah koor menyajikan “Bunga Sedap Malam” dan “Panon Hideung” dengan solist Husin Thohir. Para hadirin kelihatan terpesona ketika mengikuti tari daerah Jambi “Selendang Ma Inang” yang ditarikan oleh dua penari yang khusus datang dari Jerman, Mariana dan Nani. Bagi para sahabat yang tinggal di Holland, ini merupakan pertama kali melihat tari tsb. Setelah Ning Adriyanti menyanyikan “Harum Bunga”, di hadapan publik muncul tarian Betawi “Renggong Manis”, kali ini ditarikan oleh Agustina dan Mira.
Setelah untuk kedua kalinya Asih tampil dengan lagu “Kaulah Segalanya”, lalu tampil paduan suara bersama membawakan lagu Batak “Alusi Au” dan lagu keroncong “Keroncong Kemayoran”. Puncak kemeriahan adalah tarian bersama para hadirin dengan tari Poco-poco dipandu oleh Arina Nova. Acara yang ditunggu-tunggu oleh para pengunjung adalah penarikan lotre berhadiahkan bingkisan semacam kado Tahun Baru. Acara tahunan ini berakhir dengan kata penutup disampaikan oleh wakil ketua Panitia, Melia Siregar. Pertemuan-pertemuan seperti ini, sangat perlu diadakan untuk lebih mempererat persahabatan bagi masyaraka Indonesia yang jauh di rantau, jauh dari Tanahair tercinta (Ch).
*****
Berita mengenai Sdr. Noor Djaman Teman-teman sekalian ytc., Sdr. Noor Djaman, suami Sdri. Atikah, sejak 8 tahun yang lalu telah menderita Alzhemer yang semakin lama semakin berat, dan sekarang dalam stadium yang sudah berat. Oleh karena keadaan kesehatan Sdri. Atikah tidak memungkinkan untuk mengurus suaminya lagi disebabkan karena Ménière-nya kadang-kadang kumat dan tangannya sebelah kanan sedang ada problem (sakit) dan kadang-kadang tidak dapat bergerak, maka huisarts menyarankan kepada Sdri. Atikah agar Sdr. Noor Djaman ditempatkan di verpleeghuis. Sdri. Atikah setelah mempertimbangkan keadaan kesehatan dirinya yang tidak memungkinkan lagi untuk mengurus suaminya, maka akhirnya ia dengan hati yang berat menyetujui saran dari huisarts untuk mengirim suaminya ke verpleeghuis sehingga di sana suaminya bisa mendapatkan pengurusan dan perawatan yang lebih baik. Sdr. Noor Djaman sebelum mendapatkan tempat yang semula diinginkan oleh keluarga, yaitu di “Sarpati Ziekenhuis Amsterdam”, kemarin, Jum’at 3 Agustus 2012 ia telah dikirim untuk sementara tinggal di Koraallelie Wittenberg verpleeghuis Amsterdam dengan catatan bahwa jika keluarga telah merasa puas dengan keadaan di verpleeghuis tersebut, maka Sdr. Noor Djaman diijinkan untuk tetap tinggal di situ sehingga tidak perlu pindah ke “Sarpati Ziekenhuis”. Berikut ini adalah adres verpleeghuis tersebut di atas: Koraallelie Wittenberg verpleeghuis Amsterdam Bezoekadres: Nieuwe Kerkstraat 159 1018 VL Amsterdam Telnr.: 020-622 53 88 Bezoektijden: Tiap hari sesudah jam 12:00 sampai malam. Route beschrijving. 1. Met OV : Tramlijn 9 of 14 halte Plantage Kerklaan ( bij Artis ) Tramlijn 7 of 10 halte Weesperplein Metrolijn 51, 53 en 54 halte Waterlooplein of Weesperplein
2. Met eigen vervoer: Afrit. S 112 richting Centrum – Bij rotonde rechtsaf de Wiboutstraat op. Wiboutstraat uitrijden, na Multicopy te straat rechts. Aan het eind van de gracht rechtsaf de Nieuwe Kerkstraat inrijden. Demikianlah situasi/keadaan Bung Noor Djaman, semoga di tempat baru tersebut ia mendapatkan pengurusan dan perawatan yang baik. Salam persaudaraan, A/n pengurus “Persaudaraan”: Suranto Pronowardojo ( Sekretaris ) *****
TURUT BERDUKACITA Segenap anggota dan pengurus Perhimpunan Persaudaraan Indonesia di negeri Belanda menyatakan turut berdukacita yang dalam dan merasa kehilangan berhubung dengan kepergian untuk selama-lamanya
Sdr. T O E H P A H ( 93 Th. ) di Haarlem di tempat perawatan “St. Joseph” pada tgl. 23 Juli 2012 malam. Sdr. Toehpah lahir di Gombong, Indonesia pada tgl. 1 Mei 1919. Ia adalah salahseorang anggota “Persaudaraan” yang setia dan aktif. Semoga arwah Almarhum Toehpah diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan amal dan bhaktinya, dan seluruh keluarga yang almarhum tinggalkan, baik yang berada di luarnegeri maupun yang berada di tanahair tabah dan dapat menerima peristiwa duka ini. Selamat jalan Sdr. Toehpah, beristirahatlah dengan tenang di alam yang damai abadi. Salam duka, A/n pengurus “Persaudaraan”: A. Sungkono ( Ketua ) S. Pronowardojo ( Sekretaris )
Profil Oei Tjoe Tat, Loyalitas Tiada Akhir Oleh : Hiski Darmayana*
Bangsa ini pernah melahirkan seorang tokoh yang berani mengorbankan kepentingan pribadinya demi sebuah idealisme dan loyalitas politik. Tokoh tersebut berasal dari etnis Tionghoa. Oei Tjoe Tat, nama tokoh itu.
Loyalis Bung Karno Lahir di Solo 26 April 1922 dari keluarga Tionghoa kelas menengah. Persentuhannya dengan dunia politik diawali ketika berkawan dengan seorang wartawan di Semarang yang bernama Siauw Giok Tjhan pada akhir dekade 1930-an. Siauw Giok Tjhan inilah yang kelak (bersama Oei Tjoe Tat) menjadi pimpinan Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki) yang dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Sejak di Semarang ini pula ia aktif menyokong Tiongkok untuk melawan agresi Jepang dengan mengumpulkan dana untuk Fonds Tiongkok. Pengalaman berorganisasinya dimulai ketika ia bergabung dengan Serikat Rakyat dan Buruh Surakarta yang berhaluan kerakyatan di masa revolusi kemerdekaan. Ia juga aktif di beberapa organisasi Tionghoa. Di tahun 1946, bergabung dengan Sin Ming Rui dan menjadi Ketua Umum selama 4 periode (1950-1954). Ia juga menjadi Wakil Ketua Persatuan Tionghoa dan Partai Demokrasi Tionghoa Indonesia (PDTI). Pada tahun 1954, Oei ikut mendirikan Baperki dan menjadi anggota fraksi Baperki di Konstituante. Baperki merupakan organisasi yang keanggotaannya didominasi warga etnis Tionghoa. Sebagai pimpinan Baperki, bersama dengan Siauw Giok Tjhan dan Yap Tiam Hien, Oei menjadi salah satu penentang asimilasi. Definisi asimilasi adalah penyatuan antara dua etnis dengan menghilangkan seluruh identitas kultural dari salah satu etnis. Dalam konteks ini, etnis Tionghoa diharuskan menghilangkan seluruh identitas ke-Tionghoaan-nya untuk kemudian bergabung dengan kebudayaan mayoritas rakyat Indonesia. Konsep asimilasi ini banyak didengungkan berbagai pihak sebagai solusi penyelesaian ‘masalah’ minoritas Tionghoa di Indonesia. Beberapa tokoh Tionghoa juga mendukung konsep ini. Mereka
adalah Harry Tjan Silalahi, Kristoforus Sindunata, Ong Hok Ham, serta H. Junus Jahja. Kelompok Tionghoa pro-asimilasi ini mendirikan Lembaga Pembina Kesatuan Bangsa (LPKB) di tahun 1963. LPKB ini mendapatkan banyak dukungan, terutama dari kelompok politik kanan dan Angkatan Darat (AD) yang pada umumnya rival politik PKI. Sebagai tambahan, LPKB ini memegang peranan penting dalam perumusan berbagai kebijakan rezim Orde Baru yang diskriminatif terhadap etnis Tionghoa pasca kejatuhan Bung Karno tahun 1966, termasuk kebijakan pelarangan perayaan Imlek, pelarangan agama Kong Hu Chu dan pergantian nama warga Tionghoa. Oei Tjoe Tat bersama kawan-kawannya di Baperki menolak dijadikannya konsep asimilasi sebagai solusi permasalahan Tionghoa di negeri ini. Oei cs. berpandangan bahwa asimilasi tak ubahnya diskriminasi dan tidak sesuai dengan motto Bhineka Tunggal Ika yang mengakui keberagaman berbagai etnis di nusantara berikut segala ‘pernak-pernik’ kulturalnya. Sebagai ‘tandingan’ dari asimilasi, Baperki mengajukan konsep integrasi demi menciptakan harmoni antara etnis Tionghoa dan etnis lainnya di Indonesia tanpa menegasikan kebudayaan masing-masing etnis. Pertentangan antara Baperki dan kelompok pro-asimilasi (LPKB) berlanjut dimasa Demokrasi Terpimpin. Nuansa kompetisi politik antar berbagai kekuatan dimasa itu juga berpengaruh pada rivalitas Baperki dan LPKB. Baperki menjadi organisasi yang dekat dengan PKI. Sementara LPKB didukung oleh AD dan kelompok nasionalis kanan. Bung Karno sendiri tampak lebih sepakat dengan konsep integrasi yang digagas Baperki. Hal ini terlihat dalam pidatonya ketika Pembukaan Kongres Nasional ke-8 Baperki. Dalam pidato itu tampak penolakan Bung Karno terhadap konsep asimilasi. Berikut isi pidato beliau : “ Nama pun, nama saya sendiri itu, Soekarno, apa itu nama Indonesia asli ? Tidak ! Itu asalnya Sanskrit saudara-saudara, Soekarna. Nah itu Abdulgani, Arab, Ya, Cak Roeslan namanya asal Arab, Abdulgani. Nama saya asal Sanskrit, Soekarna. Pak Ali itu campuran, Alinya Arab, Sastraamidjaja itu Sanskrit, campuran dia itu. Nah karena itu, saudara-saudara pun-ini perasaan saya persoonlijk, persoonlijk, pribadi-what is in a name ? Walau saudara misalnya mau menjadi orang Indonesia, tidak perlu ganti nama. Mau tetap nama Thiam Nio, boleh, boleh saja. Saya sendiri juga nama Sanskrit, saudara-saudara, Cak Roeslan namanya nama Arab, Pak Ali namanya campuran, Arab dan Sanskrit. Buat apa saya mesti menuntut, orang peranakan Tionghoa yang mau menjadi anggota negara Republik Indonesia, mau menjadi orang Indonesia, mau ubah namanya, ini sudah bagus kok… Thiam Nio kok mesti dijadikan Sulastri atau Sukartini. Yah, tidak ? Tidak ! Itu urusan prive. Agama pun prive, saya tidak campur-campur.Yang saya minta yaitu, supaya benar-benar kita menjadi orang Indonesia, benar-benar kita menjadi warganegara Republik Indonesia..” Pemikiran Bung Karno itulah yang membuat Oei memilih Partai Indonesia (Partindo) yang berazaskan Marhaenisme ajaran Bung Karno sebagai wadah perjuangan politiknya di tahun 1960. Oei Tjoe Tat juga memimpin Gerakan Tani Marhaen ditahun 1961. Pilihan politik ini juga mengantarkan ia ke posisi Menteri Negara diperbantukan dalam Presidium Kabinet Kerja ditahun 1963. Dalam buku Memoar Oei Tjoe Tat, Pembantu Presiden Soekarno (Hasta Mitra, 1995) yang ditulis sendiri oleh Oei , ia bercerita tentang ‘interview’ nya dengan Bung Karno ketika dipanggil ke Istana Bogor. Ia sama sekali tidak tahu tujuan Bung Karno memanggil dirinya. Saat itu Bung Karno mengujinya dengan beberapa pertanyaan mengenai loyalitas Oei sabagai kader Partindo terhadap dirinya dan revolusi nasional. Hingga akhirnya Bung Karno menunjuk Oei sebagai Menteri Negara diperbantukan dalam Kabinet Kerja. Oei yang awalnya sangat terkejut dengan keputusan Bung Karno itu, akhirnya menerima amanat tersebut. Ada hal menarik yang diceritakan Oei, ketika ia menanyakan perihal keharusan ganti nama bagi dirinya pada saat telah menjabat Menteri. Bung Karno pun marah mendengar pertanyaan itu. Bung Karno malah berkata bila Oei sampai merubah nama ‘Tionghoa’nya hanya karena jadi Menteri, maka itu pertanda bila Oei tidak menghormati lagi orang tuanya yang telah memberikan nama
tersebut. Meskipun ‘dimarahi’, namun Oei justru bertambah kagum pada Bung Karno, karena ‘omelan’ itu menunjukkan bahwa Bung Karno bukanlah seorang rasis atau asimilasionis. Oei Tjoe Tat pun menjadi orang kepercayaan Bung Karno. Ketika Bung Karno mengadakan konfrontasi dengan Malaysia tahun 1964, Oei mendapat instruksi dari Bung Karno untuk menjalankan misi intelijen di Malaysia. Oei pun menerima tugas tersebut. Ia bekerja layaknya agen rahasia guna menyelidiki secara mendalam kekuatan musuh dan situasi di perbatasan. Ketika konfrontasi dengan Malaysia masih berlangsung, terjadi peristiwa Gerakan Satu Oktober (Gestok) 1965 yang akan merubah wajah Indonesia. Meletusnya tragedi Gestok 1965 berakibat pada pembantaian massal para simpatisan PKI dan Bung Karno. Setelah meluasnya pembantaian massal tersebut, Oei Tjoe Tat menjadi anggota fact finding comission yang dibentuk Bung Karno untuk menginvestigasi jumlah korban jiwa akibat pembantaian tersebut. Laporan resmi komisi tersebut menyatakan bahwa jumlah korban yang hilang dan meninggal dunia adalah 80.000 orang. Namun Oei sendiri tidak yakin dengan jumlah itu. Ia berkeyakinan jumlah korban jauh lebih besar dari itu.
Konsekuensi Sebuah Loyalitas Loyalitas Oei pada Bung Karno akhirnya menimbulkan konsekuensi yang tidak ringan. Dengan berbekal Surat Perintah 11 Maret (Supersemar), Soeharto menahan Oei Tjoe Tat bersama 14 orang menteri lainnya dalam Kabinet Dwikora yang disempurnakan pada tanggal 12 Maret 1966. Penahanan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya de-Soekarnoisasi oleh Orde Baru. Ajaibnya, proses peradilan baru dilaksanakan di tahun 1976, sepuluh tahun setelah penahanan Oei. Setahun kemudian, Oei dibebaskan setelah muncul desakan dari berbagai pihak termasuk Adam Malik, salah satu petinggi Orde Baru. Oei pun menjalani kehidupan sebagai pengacara, namun tetap dikontrol secara ketat oleh penguasa sebagaimana nasib mantan tahanan politik (tapol) Gestok lainnya di masa Orde Baru. Aktivitas Oei diawasi secara ketat, termasuk aktivitas menulisnya di Surat Pembaca Majalah Tempo pada tahun 1980-an. Tahun 1992, Oei menderita gangguan prostat dan saluran kemih, sehingga harus menjalani serangkaian operasi di dalam dan luar negeri. Namun, rasa sakit yang dideritanya tidak membuat ia berhenti mengekspresikan loyalitasnya pada Bung Karno dan cita-cita revolusionernya. Oei menerbitkan memoarnya di tahun 1995. Memoar itu berisi deskripsi Oei mengenai kiprah politiknya selama era Bung Karno, juga berbagai peristiwa yang dialami Oei terkait tragedi 1965. Buku yang diterbitkan Hasta Mitra dan menjadi sumber utama tulisan ini pun mengusik cerita sejarah versi Orde Baru. Pemerintahan Soeharto akhirnya melarang peredaran buku tersebut ditahun yang sama. Tidak lama setelah pelarangan memoarnya, Oei wafat karena sakit prostat yang dideritanya pada tanggal 26 Mei 1996. Sang pejuang yang penuh loyalitas pun telah berpulang ke alam keabadian. Tidak hanya loyalitas pada Bung Karno, tetapi juga pada etnis Tionghoa yang telah ia bela hak-hak azasinya. Kiranya, tauladan yang ditunjukkan Oei seumur hidupnya dapat menjadi pembelajaran yang berharga bagi kita semua, khususnya bagi generasi muda Tionghoa mengenai loyalitas terhadap sebuah idealisme. Tahun baru Imlek yang akan dirayakan warga Tionghoa dapat dijadikan momentum untuk tetap berjuang melanjutkan cita-cita Oei yang sejalan dengan cita-cita Bung Karno, yakni terwujudnya masyarakat Sosialis Indonesia yang menghormati kebhinekaan. Semoga berkat doa dan usaha kita semua, cita-cita itu dapat terwujud di Tahun Naga Air ini. Gong Xi Fa Chai *) Penulis adalah kader GMNI Cabang Sumedang dan alumni FISIP UNPAD.
*****
Teladan Wali Kota Termuda di Dunia Ini Terinspirasi Soekarno Tribun Jakarta/Husein Sanusi
Wali Kota termuda di dunia, Bashaer Othman (15) JAKARTA, KOMPAS.com — Bashaer Othman menjadi satu-satunya wali kota termuda dunia. Di usianya yang masih 15 tahun, pelajar yang masih duduk di kelas I SMA Palestina ini sudah diberi jabatan publik sebagai Wali Kota Allar, Tulkarm, Tepi Barat, Palestina. Bashaer diberi kesempatan memimpin Kota Allar selama dua bulan, di bawah bimbingan Sufian Shadid, Wali Kota Allar sebenarnya, setelah ia terpilih dalam program pemberdayaan kaum muda Pemerintah Palestina. Tentu unik sebuah kota dipimpin oleh perempuan yang masih berusia di bawah 17 tahun. Terlebih lagi, Bashaer harus memikul sejumlah tanggung jawab berat mengatasi semua hal terkait Kota Allar, termasuk mengawasi karyawan dan menandatangani semua dokumen resmi, kecuali dokumen keuangan. Bertempat di Kantor Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia di Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta, Rabu (12/9/2012) siang, Tribun mendapat kesempatan mewawancarai perempuan jelita ini dengan nuansa santai, meski dengan obrolan serius. Basher menerima Tribun dengan senyuman manis. Sapaan menggunakan bahasa Arab makin menambah keakraban. Di sela-sela obrolan, Bashaer bahkan sempat bercanda bertanya-tanya tentang merk handphone yang Tribun pakai. Apa saja pengalaman Basheer menjadi wali kota termuda dunia? Berikut petikan wawancaranya: Selamat siang, selamat datang di Indonesia. Bisakah Anda bercerita bagaimana menjadi wali kota di usia yang masih muda? Selamat siang juga, senang bisa berada di Indonesia. Pada awalnya saya mengikuti program Pemerintah Palestina untuk pemberdayaan kaum muda. Saya lalu bersaing dengan ribuan anak muda yang mengikuti seleksi program tersebut. Wali kota seperti saya dipilih tidak melalui proses
pemilihan umum yang dilakukan masyarakat, tetapi dipilih oleh wali kota sebenarnya berdasarkan kompetensi atau kemampuan dalam berbagai hal. Apa pertimbangan terbesar yang membuat Anda dipilih? Saya dinilai memiliki kemampuan individual, antara lain wawasan tentang kenegaraan, politik, sosial, dan ekonomi. Saya juga memiliki kemampuan kepemimpinan. Sebelum ini saya telah memimpin sebuah organisasi kepemudaan di sekolah. Saya juga punya visi dan misi yang jelas untuk kemajuan rakyat Palestina. Anda sudah menjabat dua bulan, apa yang Anda lakukan selama periode itu? Saya berusaha memecahkan berbagai masalah rakyat, salah satunya ketersediaan lapangan pekerjaan. Beberapa waktu lalu saya keliling ke beberapa negara luar. Sepulang dari sana saya mengajak para investor serta meyakinkan mereka agar mau berinvestasi di Palestina. Hasilnya lumayan, ada tiga proyek yang saya dapatkan, dan saya pikir itu akan membuka lapangan kerja baru. Ceritakan masalah tersulit yang Anda hadapi selama jadi wali kota. Melayani rakyat Palestina terutama dalam masalah hukum. Sebenarnya mereka sudah tahu hukum, tetapi biasanya mereka tidak puas jika tidak langsung bertanya kepada wali kota, jadi saya harus sabar melayani mereka. Kesulitan yang saya alami adalah bisa memuaskan seluruh rakyat, juga saat membuat rakyat menjalani ketentuan Dewan Kota. Beruntungnya, saya punya kemampuan komunikasi yang bagus sehingga bisa mudah menjawab pertanyaan dari mereka. Palestina identik dengan daerah konflik, tidakkah Anda takut dengan keselamatan jiwa Anda? Daerah Tepi Barat yang saya pimpin relatif aman, tidak ada kontak senjata di sana. Pertumbuhan ekonominya juga bagus, penghasilan rakyatnya di atas rata-rata. Jadi, saya tidak pernah merasa takut untuk memimpin. Ini semua untuk kemaslahatan umat. Apa yang Anda pikirkan tentang konflik dengan Israel?’ Saya datang ke sini tidak untuk membahas konflik dengan Israel, itu sudah ada bagiannya sendiri. Saya hanya ingin menjadi inspirasi generasi muda Palestina bahwa konflik bisa melahirkan pemimpinpemimpin andal. Saya ingin pemuda Palestina punya sikap dan membangun peradaban mereka. Apa perubahan yang Anda rasakan dalam diri Anda setelah menjadi wali kota? Tentu ada yang berubah dari kepribadian saya. Sekarang, saya lebih memikirkan kepentingan umat. Bisakah Anda ceritakan kehidupan keluarga Anda? Saya lahir dalam keluarga yang hangat. Saya hidup dengan Ayah, Ibu, dan lima saudara. Saya anak keempat. Kami hidup dalam satu rumah dan kakak-kakak saya masih belajar di perguruan tinggi. Saat jadi wali kota, saya mendapat dukungan penuh dari keluarga. Mereka sangat mendukung karier politik yang sedang saya jalani. Kami hidup dalam keluarga yang harmonis dan bahagia. Apa reaksi kawan-kawan setelah Anda jadi wali kota?
Mereka sangat apresiatif dan mendukung. Kami tetap berhubungan, bahkan mereka sering memberikan masukan dan berkomunikasi dengan saya melalui internet. Kami chatting setiap hari dan berdiskusi banyak hal untuk kemajuan Palestina. Apakah Anda punya pacar? Tidak, Islam tidak memperbolehkan hubungan laki-laki dan perempuan tanpa status pernikahan, apa pun bentuk hubungan itu. Generasi muda Islam pun tidak seharusnya memikirkan hal itu. Generasi muda Islam harus cerdas membangun peradaban dan kemajuan bangsanya. Terus terang saya tidak punya akun Facebook sebab kadang itu mengganggu aktivitas saya dalam berpikir. Namun, saya tetap mengikuti perkembangan global lewat internet. Bagaimana Anda melihat masa depan pemuda Palestina? Saya optimistis kami punya masa depan lebih bagus. Saat ini memang ada banyak pemuda Palestina yang berusaha keluar ke negara lain, misalnya ke Arab Saudi, Mesir, atau negara Timur Tengah lainnya untuk mencari pekerjaan dan mencari wilayah aman. Namun, mereka semua punya komitmen besar untuk tetap jadi warga negara Palestina. Artinya, mereka akan kembali lagi. Kami juga meyakini bahwa Palestina suatu saat akan merdeka dan berdaulat. Di Indonesia sering ada demonstrasi dukungan terhadap Palestina yang biasanya memakai tagline “Save Palestina”. Apa tanggapan Anda? Saya sangat mengapresiasi perhatian Indonesia terhadap negara kami. Indonesia adalah saudara setia kami sejak tempo dulu. Saya pribadi sangat terinspirasi dengan Ahmad Soekarno (Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno). Sebab beliau adalah tokoh yang kali pertama bersuara bahwa Palestina adalah negara berdaulat tanpa peduli dengan negara lain yang tidak mengakui kami. Apakah Indonesia terkenal di negara Anda? Iya, terutama dengan tokoh Ahmad Soekarno. Kami memanggil Ahmad Soekarno sebab orang Palestina mengenalnya dengan nama itu. Indonesia juga negara Muslim terbesar di dunia. Dukungan dan suara dari Indonesia sangat memberi kami kepercayaan diri. Kami mendapatkan energi lebih ketika Indonesia bersuara lantang dan membela Palestina. Apa pesan terakhir Anda untuk pemuda Indonesia? Pemuda Indonesia harus terus maju ke depan. Maju Palestina! Maju Indonesia! (Tribunenews.com)
Aneka Berita Detik-detik terakhir seorang Presiden Hanya bangsa yg besar yg tahu menghargai para pahlawannya ! Jakarta, Selasa, 16 Juni 1970. Ruangan intensive care RSPAD Gatot Subroto dipenuhi tentara sejak pagi. Serdadu berseragam dan bersenjata lengkap bersiaga penuh di beberapa titik strategis rumah sakit tersebut. Tak kalah banyaknya, petugas keamanan berpakaian preman juga hilir mudik di koridor rumah sakit hingga pelataran parkir. Sedari pagi, suasana mencekam sudah terasa. Kabar yang berhembus mengatakan, mantan Presiden Soekarno akan dibawa ke rumah sakit ini dari rumah tahanannya di Wisma Yaso yang hanya berjarak lima kilometer. Malam ini desas-desus itu terbukti. Di dalam ruang perawatan yang sangat sederhana untuk ukuran seorang mantan presiden, Soekarno tergolek lemah di pembaringan. Sudah beberapa hari ini kesehatannya sangat mundur. Sepanjang hari, orang yang dulu pernah sangat berkuasa ini terus memejamkan mata. Suhu tubuhnya sangat tinggi. Penyakit ginjal yang tidak dirawat secara semestinya kian menggerogoti kekuatan tubuhnya. Lelaki yang pernah amat jantan dan berwibawa, dan sebab itu banyak digila-gilai perempuan seantero jagad, sekarang tak ubahnya bagai sesosok mayat hidup. Tiada lagi wajah gantengnya. Kini wajah yang dihiasi gigi gingsulnya telah membengkak, tanda bahwa racun telah menyebar ke mana-mana. Bukan hanya bengkak, tapi bolong-bolong bagaikan permukaan bulan. Mulutnya yang dahulu mampu menyihir jutaan massa dengan pidato-pidatonya yang sangat memukau, kini hanya terkatup rapat dan kering. Sebentar-sebentar bibirnya gemetar. Menahan sakit. Kedua tangannya yang dahulu sanggup meninju langit dan mencakar udara, kini tergolek lemas di sisi tubuhnya yang kian kurus. Sang Putera Fajar tinggal menunggu waktu. Dua hari kemudian, Megawati, anak sulungnya dari Fatmawati diizinkan tentara untuk mengunjungi ayahnya. Menyaksikan ayahnya yang tergolek lemah dan tidak mampu membuka matanya, kedua mata Mega menitikkan airmata. Bibirnya secara perlahan didekatkan ke telinga manusia yang paling dicintainya ini. “Pak, Pak, ini Ega…” Senyap. Ayahnya tak bergerak. Kedua matanya juga tidak membuka. Namun kedua bibir Soekarno yang telah pecah-pecah bergerak-gerak kecil, gemetar, seolah ingin mengatakan sesuatu pada puteri sulungnya itu. Soekarno tampak mengetahui kehadiran Megawati. Tapi dia tidak mampu membuka matanya. Tangan kanannya bergetar seolah ingin menuliskan sesuatu untuk puteri sulungnya, tapi tubuhnya terlampau lemah untuk sekadar menulis. Tangannya kembali terkulai. Soekarno terdiam lagi.
Melihat kenyataan itu, perasaan Megawati amat terpukul. Air matanya yang sedari tadi ditahan kini menitik jatuh. Kian deras. Perempuan muda itu menutupi hidungnya dengan sapu tangan. Tak kuat menerima kenyataan, Megawati menjauh dan limbung. Mega segera dipapah keluar. Jarum jam terus bergerak. Di luar kamar, sepasukan tentara terus berjaga lengkap dengan senjata. Malam harinya ketahanan tubuh seorang Soekarno ambrol. Dia coma. Antara hidup dan mati. Tim dokter segera memberikan bantuan seperlunya. Keesokan hari, mantan wakil presiden Muhammad Hatta diizinkan mengunjungi kolega lamanya ini. Hatta yang ditemani sekretarisnya menghampiri pembaringan Soekarno dengan sangat hatihati. Dengan segenap kekuatan yang berhasil dihimpunnya, Soekarno berhasil membuka matanya. Menahan rasa sakit yang tak terperi, Soekarno berkata lemah. “Hatta.., kau di sini..?” Yang disapa tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Namun Hatta tidak mau kawannya ini mengetahui jika dirinya bersedih. Dengan sekuat tenaga memendam kepedihan yang mencabik hati, Hatta berusaha menjawab Soekarno dengan wajar. Sedikit tersenyum menghibur. “Ya, bagaimana keadaanmu, No ?” Hatta menyapanya dengan sebutan yang digunakannya di masa lalu. Tangannya memegang lembut tangan Soekarno. Panasnya menjalari jemarinya. Dia ingin memberikan kekuatan pada orang yang sangat dihormatinya ini. Bibir Soekarno bergetar, tiba-tiba, masih dengan lemah, dia balik bertanya dengan bahasa Belanda. Sesuatu yang biasa mereka berdua lakukan ketika mereka masih bersatu dalam Dwi Tunggal. “Hoe gaat het met jou…?” Bagaimana keadaanmu? Hatta memaksakan diri tersenyum. Tangannya masih memegang lengan Soekarno. Soekarno kemudian terisak bagai anak kecil. Lelaki perkasa itu menangis di depan kawan seperjuangannya, bagai bayi yang kehilangan mainan. Hatta tidak lagi mampu mengendalikan perasaannya. Pertahanannya bobol. Airmatanya juga tumpah. Hatta ikut menangis. Kedua teman lama yang sempat berpisah itu saling berpegangan tangan seolah takut berpisah. Hatta tahu, waktu yang tersedia bagi orang yang sangat dikaguminya ini tidak akan lama lagi. Dan Hatta juga tahu, betapa kejamnya siksaan tanpa pukulan yang dialami sahabatnya ini. Sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh manusia yang tidak punya nurani. “No…” Hanya itu yang bisa terucap dari bibirnya. Hatta tidak mampu mengucapkan lebih. Bibirnya bergetar menahan kesedihan sekaligus kekecewaannya. Bahunya terguncang-guncang. Jauh di lubuk hatinya, Hatta sangat marah pada penguasa baru yang sampai hati menyiksa bapak bangsa ini. Walau prinsip politik antara dirinya dengan Soekarno tidak bersesuaian, namun hal itu sama sekali tidak merusak persahabatannya yang demikian erat dan tulus. Hatta masih memegang lengan Soekarno ketika kawannya ini kembali memejamkan matanya. Jarum jam terus bergerak. Merambati angka demi angka. Sisa waktu bagi Soekarno kian tipis. Sehari setelah pertemuan dengan Hatta, kondisi Soekarno yang sudah buruk, terus merosot. Putera Sang Fajar itu tidak mampu lagi membuka kedua matanya. Suhu badannya terus meninggi. Soekarno kini menggigil. Peluh membasahi bantal dan piyamanya. Malamnya Dewi Soekarno dan puterinya yang masih berusia tiga tahun, Karina, hadir di rumah sakit. Soekarno belum pernah sekali pun melihat anaknya.
Minggu pagi, 21 Juni 1970. Dokter Mardjono, salah seorang anggota tim dokter kepresidenan seperti biasa melakukan pemeriksaan rutin. Bersama dua orang paramedis, Dokter Mardjono memeriksa kondisi pasien istimewanya ini. Sebagai seorang dokter yang telah berpengalaman, Mardjono tahu waktunya tidak akan lama lagi. Dengan sangat hati-hati dan penuh hormat, dia memeriksa denyut nadi Soekarno. Dengan sisa kekuatan yang masih ada, Soekarno menggerakkan tangan kanannya, memegang lengan dokternya. Mardjono merasakan panas yang demikian tinggi dari tangan yang amat lemah ini. Tiba-tiba tangan yang panas itu terkulai. Detik itu juga Soekarno menghembuskan nafas terakhirnya. Kedua matanya tidak pernah mampu lagi untuk membuka. Tubuhnya tergolek tak bergerak lagi. Kini untuk selamanya. Situasi di sekitar ruangan sangat sepi. Udara sesaat terasa berhenti mengalir. Suara burung yang biasa berkicau tiada terdengar. Kehampaan sepersekian detik yang begitu mencekam. Sekaligus menyedihkan. Dunia melepas s alah seorang pembuat sejarah y ang penuh kontroversi. Banyak orang menyayanginya, tapi banyak pula yang membencinya. Namun semua sepakat, Soekarno adalah seorang manusia yang tidak biasa. Yang belum tentu dilahirkan kembali dalam waktu satu abad. Manusia itu kini telah tiada. Dokter Mardjono segera memanggil seluruh rekannya, sesama tim dokter kepresidenan. Tak lama kemudian mereka mengeluarkan pernyataan resmi: Soekarno telah meninggal.
***** Kolom IBRAHIM ISA Selasa, 09 Oktober 2012
Melawan Lupa . . . . . . Bersatu Demi Tegaknya Kebenaran Dan Keadilan. < Sekitar Pertemuan Peringatan Peristiwa 1965 Yang Diselenggarakan oleh LPK1965> Seratus duapuluh orang banyaknya yang hadir dalam pertemuan peringatan Peristiwa 1965 di Diemen pada hari Minggu, tanggal 07 Oktober, 2012. Hadirin dengan khidmat mendengarkan dan seia-sekata dengan anjuran yang dikumandangkan Ketua Lembaga Pembela Korban 1965, Holand, M.D Kartaprawira: “MELAWAN LUPA …. bersatu padu dalam perjuangan demi tegaknya kebenaran, keadilan dan demokrasi di Indonesia.” Kata-kata ini juga yang diucapkan oleh Romo Prof. Dr. Baskoro Wijaya dari Universitas Katolik Sanata Dharma di Yogyakarta kepadaku ketika berjumpa dengan beliau di Universitas Sanata Dharma dalam bulan September yang lalu. Kalau dilihat semata-mata dari jumlah yang hadir, “120 orang”, tampaknya suatu jumlah yang “kecil”. Namun, di Belanda, umumnya pertemuan-pertemuan yang bermuatan politik seperti Peristiwa 1965, j a r a n g jang yang berhasil menarik hadirin sampai jumlah lebih dari seratus orang. Lagipula, yang hadir itu adalah orang-orang Indonesia, baik yang korban maupun yang bukan korban pelanggaran HAM terbesar dalam sejarah Indonesia, semasa rezim Orba. Kali ini pertemuan memperingati Peristiwa 1965, berlangsung dengan ikutsertanya teman-teman dari Yayasan Nusantara yang telah dengan aktif ambil bagian dalam pameran foto-foto Bung Karno semasa perjuangan kemerdekaan nasional dll.
Sarmadji dan kawan-kawan dari Perhimpunan Dokumentasi Indonesia (PERDOI), tidak ketinggalan dengan pameran lebih seratus buku-buku sekitar Perisitiwa 1965, termasuk bahan-bahan (termasuk yang rahasia) sekitar kegiatan KOMNASHAM mengenai Pelanggaran Ham Berat dalam Peristiwa 1965. Sehingga, bolehlah dengan lega dikatakan bahwa pertemuan peringatan yang diselenggarakan oleh LPK65 Nederland, tercatat sebagai pertemuan politik YANG SUKSES. Para hadirin tak ada yang lupa akan peristiwa pelanggaran HAM berat di Indonesia yang telah minta korban 500.000 sampai 3 juta warganegara yang tidak bersalah. ** Mereka berdatangan dari kota-kota di negeri Belanda, seperti Amsterdam, Heerlen, Utrecht, Zeis, Rotterdam, Leiden, Den Haag . . . . dll kota, sampai-sampai ada mahasiswa post-graduate study yang datang dari Encschede, yang letaknya dari Diemen sekitar 3-4 jam dengn kereta api cepat. Juga ada yang dari Jerman, bahkan seorang mahasiswa Jerman yang studi jurusan Indonesia, di suatu universitas di Jerman, juga hadir di situ. Yang membikin lebih terkesan pertemuan Peringatan Peristiwa 1965 tsb, ialah dipertunjukkannya film dokumenter “THE WOMEN AND THE GENERALS”. Prof Dr Saskia Wierengga (yang ambil bagian dalam pembuatan itu) berkenan memberikan penjelasan tentang arti penting film dokumenter tsb. Prof Wieringga mulai mengadakan penelitian dan studi di Indonesia sejak permulaan tahun 80an abad lalu. Beliau memberikan penjelasan sekitar isi film tsb dengan mempertunjukkan foto-foto (baru) dari laptopnya. Sayang, karena kesulitan teknis, maka foto-foto yang ada di laptop tsb, tak bisa ditayangkan ke layar besar yang memang disediakan di ruangan agar bisa disaksikan oleh hadirin meskipun yang duduknya agak jauh dari layar. Film dokumenter “The Women and The Generals”(50 menit), yang dibuat oleh Maj Wechselmann, sebelumnya pernah dipertunjukkan di Festival Film Wanita Internasional di Assen dalam tahun 2009. Penjelasan Prof Dr Saskia a.l sbb: Fihak Militer di bawah Jendral Suharto telah melancarkan salah satu kampanye propaganda psikologis terbesar sesudah Perang Dunia II. Jendral Suharto dkk menyebarkan berita-rekayasa bohong bahwa wanita-wanita muda yang (katanya) hadir di lapangan dimana 6 jendral dibunuh oleh perwira-perwira yang memberontak, — bahwa wanita-wanita muda itu merayu, memotong (dengan pisau silet) kemaluan para jendral dan disiksa sebelum dibunuh. Dikatakan ada 60 wanita yang memotong kemaluan para jendral. Dengan menggunakan sebuah pisau silet. Pisau silet itu dipertunjukkan di dalam film propaganda yang dibuat oleh Jendral Suharto. Film propganda tsb diwajibkan melihat bagi murid-murid sekolah selama 30 tahun berlansungnya rezim militer Jendral Suharto. *** Film “The Women and The Generals”, juga mempertunjukkan beberapa orang wanita yang masih bisa selamat dari teror rezim Orba. Mereka kini tinggal di sebuah rumah jompo. Mereka merasa risih tinggal di rumah anak-anak mereka atau keluarga mereka, karena ketika itu para keluarga mereka itu masih dihadapkan pada sikap para tetangganya, para guru dan rekan-rekannya. Karena para wanita tsb, yang dewasa ini sudah berusia lanjut (diatas 70 atau 80-an), dianggap telah terlibat di pesta seks di Lubang Buaya. Cerita bohong tsb selama bertahun-tahun dijejalkan oleh rezim Orba pada masyarakat. Lebih dari sejuta wanita dipaksa harus memikul rasa malu disebabkan oleh tindakan yang dilakukan oleh 60 perempuan, yang secara sewenag-wenang telah dituduh oleh Jendral Suharto melakukan aksi-aksi seksual terhadap para jendral yang dibunuh itu. Mereka semuanya telah menderita siksaan di penjara, di bawah syarat-syarat kemanusiaan.
Prof Dr Wieringga telah mengadakan wawancara dengan banyak para korban tsb pada usia mereka memasuki usia 80 di abad yang lalu, ketika mereka baru saja keluar dari penjara. Masyarakat ketika itu belum siap menerima mereka kembali. Meskipun tidak ada satupun tuduhan yang diajukan terhadap mereka. Ketika itu, Indonesia masih berada di bawah Jendral Suharto. Dewasa itu mereka akan dibunuh bila ketahuan berani bicara dengan wartawan asing. Berakhirnya rezim Orba Suharto pada tahun 1998, telah menghilangkan ancaman keamanan terhadap para wanita itu. Namun, para anggota Gerwani, yang dalam tahun 1965 merupakan organisasi perempuan keempat terbesar di dunia, masih saja dianggap sebagai pelacur-pelacur, sebagai akibat dari puluhan tahun kampanye fitnah dan kebohongan yang dilancarkan oleh rezim Orba di bawah Jendral Suharto. *****
Ilham Aidit: Makam DN Aidit Perlu Dipindahkan JAKARTA, KOMPAS.com — Ilham Aidit, putra tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI), DN Aidit, menginginkan makam ayahnya dapat dipindahkan ke tempat yang layak. Makam DN Aidit saat ini berada di Boyolali, Jawa Tengah. “Saya sudah menemukan makam ayah saya di Boyolali,” kata Ilham, di Jakarta. Ia sangat menginginkan kerangka jenazah DN Aidit dipindahkan ke tempat yang dinilai layak. “Teroris saja bisa dimakamkan secara layak,” kata Ilham. (Nasru Alam Aziz) *****
Istri Mantan Gubernur DKI Itu Hidup Sederhana
Kompas/Wawan H Prabowo Istri mantan Gubernur Jakarta (1964-1965) Hendrik Hermanus Joel Ngantung alias Henk Ngantung, Hetty Evelyn Ngantung Memesah, mengisahkan kehidupan mendiang suaminya saat menjabat sebagai Gubernur Jakarta dan kiprahnya pada dunia seni di kediaman Henk Ngantung di Gang Jambu, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, Sabtu (8/9). Keluarga Henk Ngantung menyampaikan niatnya untuk mendedikasikan kediamannya dan ex studio Henk Ngantung bagi pengembangan seni dan kebudayaan di Kota Jakarta. Sudah beberapa tahun ini, Evelyn Ngantung Mamesah (73), janda mendiang Gubernur DKI Jakarta (1964-1965) Hendrik Hermanus Joel Ngantung atau Henk Ngantung, tinggal sendiri di rumahnya di Gang Jambu, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur. Benar-benar sendiri, tanpa pembantu. Jangankan buat membayar pembantu, buat bayar listrik saja terbatas. Tidak ada pagar pembatas, tidak ada penerangan lampu karena uang pensiun bulanan suami hanya Rp 850.000
“Jangankan buat membayar pembantu, buat bayar listrik saja terbatas,” kata Evelyn tersenyum. Ia tidak berniat nyinyir atau menyindir. Ia memang perempuan periang, energik, berpikir bebas dan terbuka, serta selalu ingin tampil cantik dengan segala keterbatasannya. -Bila malam, kebun belakang rumahnya yang bertepi bantaran kali di bagian bawah itu gelap tanpa lampu. Sebagian langit-langit rumah, termasuk studio mendiang suaminya, sudah banyak berlubang, ambrol, dan bocor bila hujan datang. Dari luar tampak seng-seng tulangan atap sirap rumah centang-perenang rusak berkarat. Sekilas rumah, kebun, dan halaman rumah Henk kusam kurang terawat, tetapi tak menghilangkan suasana teduh dan tergolong bersih. “Pa mbuat halaman belakang bergunung-gunung ditanami rumput manila dan sedikit tanaman hias dan tanaman gantung,” kata Kamang (44), anak ketiga dari empat anak Henk-Evelyn, Sabtu (8/9) sore. Kini, halaman belakang dipenuhi pepohonan. “Tidak ada pagar pembatas, tidak ada penerangan lampu karena uang pensiun bulanan suami hanya Rp 850.000,” kata Evelyn diikuti derai tawanya. Evelyn ingin menawarkan bangunan dan tanah seluas 2.400 meter persegi, yang dibeli tahun 1971 seharga Rp 5,5 juta, itu kepada Pemerintah Provinsi DKI. “Saya kira cocok jika rumah, termasuk studio Pak Henk dan halaman belakang lumayan luas dan teduh ini, dijadikan satu sanggar tempat para seniman dan budayawan di lingkungan Jakarta Timur,” tutur Evelyn. Pendapatnya diamini sejumlah seniman dan jurnalis senior saat bertemu di rumah Henk, kemarin. Mereka antara lain Harry D’Fretes, Alwi Shihab, Aristides Katoppo, produser film Gatot, dan Tubagus Andre dari Galeri Nasional Indonesia. Buat mereka, rumah dan halaman milik Henk layak menjadi sanggar seni dan museum. “Banyak sejarah dan kenangan indah bertebaran di rumah ini,” kata Alwi. “Di tengah terbatasnya lahan bagi ruang budaya yang pas di Jakarta, tawaran Ibu Evelyn sangat layak dipertimbangkan,” kata Andre. Harry menyela, “Wah, gue bisa rajin latihan lenong kalau ada sanggar seni di sini.” Henk yang terkenal dengan lukisannya, “Pemanah”, “Gajah Mada”, serta “Ibu dan Anak”, adalah salah satu pelukis berbakat di Indonesia. Saat ditanya, “Jika pemerintah provinsi menolak tawaran Ibu?” Evelyn menjawab, “Apa boleh buat.... Saya harus pindah karena untuk perempuan seusia saya sekarang, rumah ini sudah terlalu luas,” tuturnya. (WINDORO ADI)
*****
Kejahatan Hipnotis Merajalela di Kota Semarang dan Tips Menghindarinya Yth Pembaca yang budiman, Saya ingin sedikit berbagi pengalaman pahit yang dialami oleh adik saya beberapa hari yang lalu. Tanggal 4 September 2012 sore hari, adik saya, perempuan usia 22 th dan seorang sahabat perempuannya sedang berjalan-jalan di Mall Ciputra untuk membeli baju. Ketika tiba di depan salah satu gerai baju muslim yang terletak didekat parkir sepeda motor bagian belakang mall, adik saya berpapasan dengan seorang pria dengan ciri-ciri fisik, tinggi sedang, berkulit putih dan bermata agak sipit. Setelah berpapasan, adik saya merasa ada suara-suara yang terus memanggil-manggil di telinganya. Awalnya adik saya membiarkan dan masuk ke dalam toko tersebut. Anehnya, di dalam toko, suarasuara tersebut kian terngiang-ngiang. Adik saya dan temannya kemudian memutuskan keluar toko. Pada waktu keluar itulah adik saya dan temannya bertatap mata dengan pria tersebut yang ternyata menunggu di luar toko. Seketika itu pula adik saya dan temannya menjadi terhipnotis (gendam) sehingga menuruti keinginan dari pelaku. Alhasil, uang 20 juta yang ada di dalam ATM adik saya raib seketika diambil pelaku yang sudah mengantongi kartu dan nomor pin dari adik saya. Setelah ditelusuri di bank, memang terjadi penarikan dan transfer dari ATM tersebut melalui beberapa lokasi mesin ATM. Teman adik saya kehilangan uang tunai 1 juta rupiah dan perhiasan emas yang dikenakan.
Malam itu juga setelah adik saya sadar, mereka melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Semarang. Oleh petugas yang membuat laporan, disampaikan bahwa ini adalah kasus kesekian kalinya dengan modus yang sama. Bahkan, dari info petugas itu, sebelumnya ada seorang PNS yang terhipnotis dan kehilangan 300 juta rupiah. Saya pikir ini adalah kejadian yang luar biasa. Perampokan yang keji. Oleh karena itu, saya menghimbau kepada Bapak/Ibu sekalian yang membaca surat pembaca ini untuk hati-hati, terutama bila bertemu dengan orang mencurigakan dengan ciri-ciri diatas atau mengalami gejala seperti yang dialami adik saya. Kami sekeluarga juga menghimbau kepada Polisi untuk lebih proaktif memberikan layanan yang terbaik sesuai dengan tupoksinya untuk mengayomi rakyat. Berikut tips menghindari hipnootis yang saya dapat dari sumber di internet: Tips ini disarikan oleh Ir. Yan Nurindra, seorang pakar hipnotis yang menguasai metode Western Hypnosis maupun Traditional Hypnosis: 1. Jangan membiarkan pikiran kosong ketika berada di daerah umum. Pikiran kosong dapat mengakibatkan gerbang telepathic terbuka, sehingga pihak lain dapat dengan mudah menyampaikan pesan secara telepathic. 2. Waspadalah jika tiba-tiba timbul rasa kantuk yang tidak wajar,ada kemungkinan bahwa seseorang yang bermaksud negatif sedang melakukan “telepathic forcing”. 3. Bagi mereka yang memiliki kebiasaan “latah”, sebaiknya jangan bepergian ke tempat umum tanpa teman. Mereka yang mempunyai kebiasaan “latah” cenderung memiliki gerbang bawah sadar yang mudah dibuka paksa dengan bantuan kejutan (Shock Induction). Hal yang sama juga berlaku bagi mereka yang mudah terkejut. 4. Jangan mudah panik jika tiba-tiba ada beberapa orang yang tidak dikenal mengerumuni Anda untuk suatu alasan yang tidak jelas. Sekali jangan mudah panik! Karena rasa panik akan mempermudah terbukanya gerbang bawah sadar anda! 5. Jangan mudah panik jika tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu Anda! Usahakan agar pikiran dan panca indera Anda tetap aktif ke seluruh lingkungan! Jangan terfokus pada ucapanucapan orang yang menepuk Anda. Segera berpindahlah ke daerah yang lebih ramai! 6. Jika secara tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, dada Anda terasa sesak, dan diikuti dengan perut agak mual, dan kepala sedikit pusing, waspadalah karena mungkin ada seseorang tengah mengerahkan energi gendam! Segera lakukan “grounding”, yaitu meniatkan membuang seluruh energi negatif ke bumi (cukup visualisasi). 7. Jika terjadi hal-hal yang mencurigakan, segera sibukkan pikiran Anda, agar tetap berada di frekwensi yang mengakibatkan efek hipnotis tidak dapat bekerja. Antara lain dengan berdoa dalam hati, menyanyi dalam hati, atau memikirkan hal-hal yang berat. 8. Akhirnya, tanamkan terus menerus di dalam diri Anda, bahwa hipnotis tidak akan bekerja bagi mereka yang menolaknya. Demikian surat pembaca ini saya buat dan mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua. Hormat saya, (Hidayat, Semarang)
Rizal Ramli: Amandemen UUD 1945 Bisa Terlaksana jika SBY Lengser JAKARTA, KOMPAS.com — Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, terutama Pasal 33, menurut Rizal Ramli—mantan Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Keuangan era pemerintahan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur—dapat terlaksana setelah Susilo Bambang Yudhoyono meletakkan jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Rizal tidak mau mendorong amandemen UUD 1945 di masa pemerintahan SBY karena tidak ingin dimanfaatkan oleh SBY, yang selalu tebar pesona, tetapi kebijakannya tidak pernah berpihak kepada rakyat. “Kita tidak mau mendorong amandemen UUD 1945 di masa pemerintahan SBY. Kita tidak mau dimanfaatkan oleh SBY yang selalu mengakali rakyat dengan pencitraannya. Amandmen (UUD 1945) itu harus menunggu sehabis pemerintahan SBY, baru nanti kita benahi agar UUD yang diamandemen betul-betul mencerminkan semangat dari UUD 1945 dan Pancasila,” ujar Rizal Ramli di Mahkamah Konstitusi, Jakarta. Rizal mengungkapkan, UUD 1945 harus diamandemen karena banyak undang-undang pemerintah yang tidak sejalan dengan kepentingan rakyat. Menurutnya, undang-undang yang dibuat oleh pemerintah adalah pesanan pihak asing. Jika UUD 1945 diamandemen, terutama Pasal 33, maka undang-undang di bawahnya otomatis akan gugur. Dalam Pasal 33 UUD 1945 Ayat 2 dinyatakan, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” Menurutnya, pengertian dikuasai ini oleh para birokrat hanya dianggap sebatas membuat kebijakan dan mengatur, tetapi bukan memiliki. “Yang paling penting kan memiliki. Dalam pasal itu memang tidak ada istilah memiliki. Namun bahwa manfaatnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, kan artinya dimiliki oleh rakyat Indonesia,” tambahnya. Menurutnya, secara implisit pasal tersebut sering dinterpretasikan oleh pemerintah seolah-olah bisa diberikan sepenuhnya kepada pihak asing. Jika diamandemen, maka kata-kata tersebut digantikan dengan kekayaan alam Indonesia dimiliki oleh rakyat, dikuasai, dan dikelola oleh negara untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat sehingga tidak ada lagi multitafsir seperti sekarang. *****
Sepuluh Kontroversi Lubang Buaya Entah di tempat itu dulunya terdapat kubangan hewan, daerah yang dinamakan Lubang Buaya itu secara berkala menimbulkan kontroversi sejarah sejak setengah abad lalu yang tidak pernah dijernihkan. Di situ dibangun Monumen Pancasila Sakti, dan setiap 1 Oktober sejak 1966 diperingati Hari Kesaktian Pancasila. Acara itu diadakan untuk mengenang enam jenderal, dan seorang perwira yang meninggal dan dibuang dalam sebuah sumur di kebun karet yang ada di sana. Peringatan itu tidak ada hubungannya dengan Pancasila sebagai dasar, dan falsafah negara Indonesia. Bila makna kata ‘sakti’ terkait dengan kekebalan, dan kehebatan fisik seorang pendekar, tidak tepat bila Pancasila disebut sakti. Kita menjunjung dan mengamalkan Pancasila, tetapi bukan mengeramatkannya. Jadi lebih masuk akal misalnya Hari Kesaktian Pancasila itu dinamakan Hari Berkabung Nasional. Kontroversi kedua, menyangkut penyamaan Lubang Buaya dengan Pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusumah. Kuburan para jenderal itu berada di luar areal Pangkalan AURI.
Oleh sebab itu, Persatuan Purnawirawan Angkatan Udara Republik Indonesia (PP AURI) berang ketika Halim disebut sebagai ‘sarang G30S’ sebagaimana antara lain tergambar dalam film Pengkhianatan G30S/PKI yang wajib diputar semasa Orde Baru setiap malam menjelang 1 Oktober. Film dengan biaya sangat besar tersebut (waktu itu) menjadi kontroversi ketiga, sebagai film yang paling banyak ditonton ratusan juta rakyat Indonesia. Sejak 1998 film itu tidak lagi wajib tayang. Marsekal Saleh Basarah mewakili PP AURI mengaku bahwa beliau menelepon Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Juwono Sudarsono, serta Menteri Penerangan Junus Yosfiah meminta agar film itu tidak disiarkan lagi. Kontroversi keempat tentang diorama di Lubang Buaya menyangkut perempuan dari organisasi Gerwani yang melakukan pesta seks bebas, dan menarikan tari seksual yang dikenalkan sebagai ‘tari harum bunga’. Peristiwa itu tidak pernah terjadi. Juga, ini kontroversi kelima, tidak ada kemaluan para jenderal yang disilet serta mata mereka yang dicungkil di Lubang Buaya seperti diberitakan pers militer selepas 1 Oktober 1965. Visum et repertum yang dibuat dokter forensik membuktikan bahwa semuanya itu tidak benar. Kontroversi keenam adalah pertentangan keterangan yang diberikan petugas polisi Sukitman dengan ajudan Presiden Maulwi Saelan mengenai proses pencarian, dan penemuan jenazah di Lubang Buaya. Hal berikutnya yang menjadi kontroversial adalah penyebutan ‘pahlawan revolusi’ terhadap enam jenderal, seorang perwira muda, dan seorang polisi di Jakarta, serta dua perwira menengah di Yogyakarta. Saat itu tidak terjadi revolusi kecuali upaya percobaan kudeta yang gagal. Sepuluh tokoh militer/polisi itu tidaklah melakukan revolusi, bahkan mereka gugur tidak dalam peperangan. Jadi lebih tepat mereka diangkat sebagai ‘pahlawan nasional’ bukan ‘pahlawan revolusi’. Pada era Orde Baru setiap 30 September dinaikkan bendera Merah Putih setengah tiang, dan tanggal 1 Oktober satu tiang penuh. Maksudnya, penaikan bendera setengah tiang sebagai berkabung atas gugurnya para jenderal, dan satu tiang penuh untuk Hari Kesaktian Pancasila. Dewasa ini, hampir tidak ada yang menaikkan bendera kecuali pada instansi militer. Ini menjadi kontroversi kedelapan, keenam jenderal itu meninggal dini hari 1 Oktober, oleh sebab itu bendera setengah tiang lebih tepat dikibarkan 1 Oktober, bukan 30 September. Kontroversi kesembilan, menyangkut pemakaian istilah ‘malam jahanam’ untuk malam ketika terjadi pembunuhan terhadap para jenderal tersebut, seperti yang digunakan Prof Taufik Abdullah. Istilah yang berasal dari drama karya Motinggo Busye itu memang puitis sekaligus sadis. Tapi persoalannya, ‘malam jahanam’ itu tidak hanya semalam, yakni pada malam tanggal 30 September 1965 saja, tetapi juga pada ‘1.001 malam’ berikutnya, ketika terjadi pembantaian terhadap sekitar 500.000 orang pasca-G30S. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, sebagai judul sebuah buku, istilah itu diganti dengan ‘malam bencana’. Kontroversi ke-10 mengenai apakah presiden, dan seluruh ketua lembaga tinggi negara wajib hadir dalam upacara peringatan yang diadakan di Lubang Buaya setiap 1 Oktober. Pada 17 September 1966, Jenderal Soeharto selaku panglima Angkatan Darat mengeluarkan surat keputusan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila yang harus diperingati seluruh slagorde Angkatan Darat. Pada 24 September 1966 Panglima Angkatan Kepolisian mengusulkan peringatan itu oleh seluruh Angkatan Bersenjata. Pada 29 September 1966 Jenderal Soeharto selaku menteri utama bidang pertahanan keamanan memutuskan peringatan itu oleh seluruh slagorde Angkatan Bersenjata. Peringatan itu tidak wajib di Lubang Buaya, bisa juga di Istana Negara atau lebih tepat lagi di Taman Pahlawan Kalibata, karena delapan jenazah pahlawan revolusi itu disemayamkan di sana. (Asvi Warman Adam, Sejarawan LIPI).
EKONOMI Mengenal Pengertian Ekonomi Hijau (Green Economy) Mengenal pengertian ekonomi hijau atau green economy sebenarnya tidak sulit, demikian paling tidak menurut salah satu teman saya. Menurut dia apa yang disebut dengan ekonomi hijau adalah perekonomian yang tidak merugikan lingkungan hidup. Program Lingkungan PBB (UNEP; United Nations Environment Programme) dalam laporannya berjudul Towards Green Economy menyebutkan, ekonomi hijau adalah ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial. Ekonomi hijau ingin menghilangkan dampak negatif pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam. Dari definisi yang diberikan UNEP, pengertian ekonomi hijau dalam kalimat sederhana dapat diartikan sebagai perekonomian yang rendah karbon (tidak menghasilkan emisi dan polusi lingkungan), hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial. Kemudian apa bedanya ekonomi hijau (green economy) dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable development)?. Konsep ekonomi hijau melengkapi konsep pembangunan berkelanjutan. Sebagaimana diketahui prinsip utama dari pembangunan berkelanjutan adalah “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekonomi hijau merupakan motor utama pembangunan berkelanjutan. Ekonomi Hijau Tema Hari Lingkungan Hidup 2012. UNEP menetapkan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2012 adalah “Green Economy: Does it include you?”. Dalam konteks Indonesia, tema tersebut diadaptasi sebagai Tema Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2012 menjadi “Ekonomi Hijau: Ubah perilaku, tingkatkan kualitas lingkungan”. Dari sini terlihat pentingnya perubahan paradigma dan perilaku untuk selalu mengambil setiap kesempatan dalam mencari informasi, belajar dan melakukan tindakan demi melindungi dan mengelola lingkungan hidup. Dengan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pola hidup masyarakat modern telah membuat pembangunan sangat eksploitatif terhadap sumber daya alam dan mengancam kehidupan. Pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan produksi terbukti membuahkan perbaikan ekonomi, tetapi gagal di bidang sosial dan lingkungan. Sebut saja, meningkatnya emisi gas rumah kaca, berkurangnya areal hutan serta musnahnya berbagai spesies
dan keanekaragaman hayati. Di samping itu adalah ketimpangan rata-rata pendapatan penduduk negara kaya dengan negara miskin. Konsep ekonomi hijau diharapkan menjadi jalan keluar. Menjadi jembatan antara pertumbuhan pembangunan, keadilan sosial serta ramah lingkungan dan hemat sumber daya alam. Tentunya konsep ekonomi hijau baru akan membuahkan hasil jika kita mau mengubah perilaku. (Alamendah’s Blog)
*****
Politik Perdagangan RI Terlalu Liberal (SH/Junaidi Hanafiah) Kadin menilai pemerintah lebih sering “jalan sendiri”. JAKARTA – Politik perdagangan yang diusung pemerintah Indonesia dinilai terlalu liberal. Bahkan, lebih liberal ketimbang Amerika Serikat (AS) dan negara-negara di Uni Eropa, serta China, Jepang, dan Korea Selatan. Peneliti Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam mengatakan, indikator untuk membuktikan itu secara sederhana tampak dari bukti rendahnya rata-rata bea masuk barang impor ke Indonesia. Akibatnya, neraca perdagangan makin tidak berimbang; pertumbuhan ekspor lebih rendah dibanding impor. “Saat ini bea masuk barang impor yang diterapkan pemerintah rata-rata 6,8 persen. Jadi, bila dibandingkan dengan negara-negara lain, China rata-rata tarif bea masuknya malah 10 persen,” jelasnya kepada SH. Ekonom Indef, Aviliani menambahkan, kondisi itu diperparah lagi dengan kinerja Komite AntiDumping Indonesia (KADI) dan Komite Pengaman Perdagangan Indonesia (KPPI) yang bekerja tidak secepat derasnya arus banjir impor. Kedua lembaga tersebut seharusnya diberi amunisi lebih agar bisa bekerja lebih banyak menangani kasus banjir impor dengan inisiatif sendiri. Dia mengatakan, jika menunggu laporan dunia maka hal itu sama saja dengan bekerja lambat. Selama ini KADI maupun KPPI lebih banyak menunggu laporan dari dunia usaha dengan menetapkan syarat pelaku usaha harus melengkapi data impor dan pembuktian injury yang signifikan dalam enam tahun terakhir, baru kasusnya bisa ditangani lembaga ini agar bisa ditatapkan bea masuk tambahan safeguard dan BMAD. “Kalau di negara maju terjadi perlambatan konsumsi, memangnya China yang selama ini memasok Eropa dan Amerika apakah tidak mencari tempat lain untuk melempar barangnya? Itu sudah pasti, dan dicarilah negara dengan populasi besar dan daya beli yang masih lebih baik, ya ketemu Indonesia,” jelasnya. Sepakat dengan Aviliani, Latif menambahkan fungsi Komite Anti-Dumping masih belum optimal. Sepanjang 1990-2011, dia mencatat hanya ada 42 komplain (keluhan) yang dikeluarkan KADI. Padahal pada periode yang sama, Indonesia diserang dengan 250-an tuduhan dumping.
Namun, keluhan yang diajukan KADI kepada Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) sangat minim. Kondisinya berbeda jauh bila dibandingkan dengan komite antidumping di negara lain. “Brasil, China, atau India setidaknya sudah mengajukan komplain tentang dumping yang dilakukan negara-negara anggota WTO hingga ratusan kali,” tuturnya. Lemahnya fungsi KADI ini ikut berperan dalam menurunkan kinerja ekspor dan meningkatkan kinerja impor Indonesia. Jadi, bila politik antidumping Indonesia kuat maka juga akan memperkuat ekspor Indonesia. Menurutnya, ada masalah institusional yang harus diperbaiki untuk memperkuat neraca perdagangan Indonesia, salah satunya mengoptimalkan fungsi dan tugas komite antidumping.
Tidak Peduli Petani Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Natsir Mansyur kepada SH, Rabu, menyatakan hal senada. Ia mengkritik kebijakan pemerintah saat ini yang eksesnya tidak memedulikan petani di dalam negeri. Akibatnya, masalah produksi dan pasokan pangan dari dalam negeri cenderung tidak diperhatikan. Pemerintah bahkan membuat kebijakan sendiri tanpa merangkul atau bekerja sama dengan petani serta pengusaha lokal. “Pada dasarnya, pertanian dalam negeri berpeluang untuk menghasilkan komoditas pangan yang banyak diimpor. Namun, bukannya memperhatikan masalah peningkatan produksi pangan dari dalam negeri, pemerintah justru membuka pintu seluas-luasnya untuk komoditas pangan impor yang pasokan dan harganya dikendalikan spekulan internasional. Sementara produksi dalam negeri terus menurun,” katanya Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode JanuariJuli 2012 mencapai US$ 113,11 miliar atau turun 2,52 persen dibanding total ekspor Januari-Juli 2011 (year on year) yang mencapai US$ 116,03 miliar. Ekspor periode Januari-Juli 2012 meliputi ekspor nonmigas US$ 89,97 miliar dan ekspor migas US$ 23,15 miliar. Sementara impor Indonesia pada Januari-Juli 2012 mencapai US$ 112,78 miliar atau naik US$ 13,02 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2011 sebesar US$ 99,79 miliar. Padahal, isu ketahanan pangan dan liberalisasi ekonomi menurut Lester Brown, analis lingkungan, dan Presiden Earth Policy Institute di Washington, adalah isu sensistif yang sama kuatnya dengan isu senjata nuklir kini. Pengarang buku Full Planet, Empty Plates ini mengatakan kelaparan dan dominasi negara tertentu terhadap bahan pangan menjadi satu isu dunia yang harus dibahas bersama. Ekonomi liberal yang berdasarkan kebebasan pasar harus dikaji ulang khusus menyoal pangan. “Makanan itu adalah ‘minyak’ dalam termin ke depan, dan tanah subur adalah ‘emas’ ,” bebernya, sebagaimana dikutip The Guardian. Dia menjelaskan, persoalan pangan menjadi lebih genting pascakrisis iklim 2008. Negara-negara pengekspor pangan sadar akan kekuatan yang mereka pegang. Rusia, sebagai salah satunya, mulai menerapkan proteksi dan mengurangi eskpornya. Akibatnya, harga melonjak di luar negeri, sedangkan pasokan di dalam negeri melimpah.
Di sisi lain, negara-negara pengimpor mulai panik. Negara-negara Eropa mulai membeli lahanlahan di Asia, termasuk Indonesia, untuk pertanian pangan. “Akibatnya, stabilitas geopolitik berubah karena makanan. Kompetisi bukan hanya di bidang memperkuat persenjataan. Tapi kini, masingmasing negara menahan persediaaan pangannya,” kata Lester Brown. Pernyataan ini ditegaskan oleh rilis badan PBB untuk pertanian dan badan internasional Oxfam. Hasil riset terbaru menyebutkan, jumlah ketersediaan lahan untuk pertanian dan perkebunan pangan kini hanya cukup untuk memberi makan semua orang kelaparan, tak lebih tak kurang. Oxfam juga menyimpulkan ada kekritisan pada harga pangan; bisa melonjak sewaktu-waktu. Uniknya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di berbagai forum internasional dan termasuk forum G-20 menjelaskan Indonesia sepakat menjaga agar perdagangan internasional tetap terbuka bukan proteksionis. Tidak ada yang sangat surplus dan sangat efisien. Jika itu bisa dijaga itu akan memperbaiki tata perekonomian global. “Kita sepakat dengan segala upaya menjaga strong growth and sustainable growth. Kita juga sepakat menghilangkan distorsi pasar. Distorsi ini terjadi di komoditas pangan dan energi,” kata Presiden SBY dalam acara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-27 di Jakarta International Expo, Rabu (17/10). “Maka saya menyerukan free and fair trade. Jadi yang untung jangan cuma pedagangnya. Petani harus juga untung, buruh juga harus untung. Supaya ekonomi adil, kita kejar growth with equity. Karena harga yang harus dibayar dengan ketimpangan sangat mahal. Negara kami ini PDB-nya nomor 15 tertinggi di dunia,’’ jelasnya. Presiden menjelaskan kinerja Trade Expo Indonesia di 2012 sudah meningkat 29 persen, dalam hal peserta pameran dan jumlah pengunjung. Ia optimistis target ekspor US$ 2 miliar akan tercapai dari kerja sama antara dunia usaha dan pemerintah. (Sinar Harapan-Rikando Somba)
Opini Kekerasan Massal dan Manusia Bebas dalam The Act of Killing Ketika akhirnya saya berkesempatan menonton penuh The Act of Killing (2012) karya Joshua Oppenheimer –filem dokumenter tentang pembantaian massal 1965 yang trailer-nya mulai ramai dibicarakan beberapa teman pegiat sinema sejak pertengahan Agustus 2012—saya datang dengan ekspektasi akan menonton dokumenter historis pada umumnya: penuh footage lawas yang mungkin sebagiannya baru terungkap sekarang, simpati yang dibangun melalui kisah-kisah sedih keturunan para korban pembantaian dsb. Salah besar. The Act of Killing memakai cara yang tiada duanya untuk menghidupkan kembali horor sejarah. Pendekatannya begitu orisinal dan di luar bayangan apapun yang saya punya tentang filem dokumenter. Sutradara kenamaan Werner Herzog menyanjung filem ini “unprecedented in the history of cinema.” The Act of Killing berkisah tentang pembantaian 1965 di Medan terhadap siapa saja yang dituduh “PKI”,[i] sementara sudut pandang penceritaannya adalah sudut pandang pelaku pembunuhan yang berfokus pada diri seorang preman senior Medan, Anwar Congo. Anwar pada zamannya adalah preman bioskop paling ditakuti, ia dan beberapa kawannya menjadi jagal terganas pada 1965. Mereka kini “sesepuh-sesepuh” yang sangat dihormati dalam Pemuda Pancasila,[ii] organisasi yang memang dikenal mengumpulkan preman-preman untuk menjalankan “fungsi-fungsi keorganisasiannya.” Maka filem ini pun juga berkisah tentang Pemuda Pancasila,[iii] pandangan para anggota seniornya maupun yang lebih yunior tentang pembantaian 1965 dan tentang apa fungsi dan kerja mereka sekarang dalam konteks Indonesia pascaotoritarianisme. Anwar menolak untuk sekadar membuat testimoni dalam dokumenter Joshua—ia ingin membuat filem fiksinya sendiri tentang sejarah diri dan kawan-kawannya terkait 1965. Maka Anwar dkk membuat filem, dan Joshua pun memfilemkan proses pembuatan filem Anwar dkk itu. Di sini segi paling menarik dari The Act of Killing: melalui “filem dalam filem”, realitas dan fiksi (atau cara realitas itu ditafsirkan dalam fiksi) berkelindan tanpa cela. Dan dengan menyusun skenario serta memerankan semuanya sendiri, termasuk juga memerankan korban, para pelaku pembunuhan itu mengkonfrontir masa lalu mereka, dengan dampak psikologis yang berbeda-beda bagi tiap individunya. Dengan demikian, act dalam judul filem ini mengandung lapisan makna yang kaya yang bukan sekadar aksi atau tindakan, namun juga babak atau reka adegan dalam seni peran— sesuatu yang sayangnya tak tertangkap dalam judul Indonesianya, Jagal. Tak ada penjelasan apakah Anwar Congo memang nama asli. Bisa juga nama panggilan karena kulitnya yang hitam legam seperti orang Afrika. Dengan jas dan celana licin disetrika, ia tetap dandy di usia senjanya. Gaya dan perawakannya mirip Ibrahim Ferrer, pemusik blues Kuba dalam Buena Vista Social Club-nya Wim Wenders (1999). Gaya itu bukan tanpa riwayat. Sebagai mantan preman bioskop, sinema tidaklah asing buat Anwar Congo. Ia tonton filem-filem di bioskop tempatnya mencatut karcis. Ia mengidolakan James Dean dan John Wayne, meski mengaku tak pernah tertarik untuk meniru Elvis. Ia memetik inspirasi dari filem-filem Hollywood yang ditontonnya, termasuk soal teknik membunuh tanpa memuncratkan banyak darah. Bahkan dari pengakuan Herman, salah satu rekan yunior Anwar, keterlibatan mereka membantai PKI di Medan juga lebih karena urusan filem ketimbang ideologi. Kampanye PKI untuk memboikot filem-filem “nekolim” (baca: Hollywood) membuat pendapatan para preman merosot dan perut tak terisi karena sepinya bioskop, kata Herman sambil membuat gerak tangan menyuap ke mulut namun luput a la Asmuni. Bukan kebetulan pula
kantor Pemuda Pancasila tempat para korban dihabisi terletak persis di seberang bioskop Medan. Anwar dkk biasa menonton bioskop dulu sebelum menyeberang jalan untuk menginterogasi korban, agar bisa “menghabisi orang dengan gembira.” Segembira Anwar memperagakan tarian cha-chacha sehabis memperagakan caranya menjerat leher orang dengan kawat sampai mampus. Dengan latar itu, filem besutan Anwar Congo dkk juga memetik inspirasinya dari pelbagai genre filem yang mereka sukai: gangster, action, musikal. Mereka bersetelan jas, dasi, dan topi gaya mafioso saat menginterogasi dan menyiksa korban; dan sebaliknya, memakai special effects barut-barut luka saat menjadi korban; mereka berdandan dengan kostum warna cerah untuk adegan hantu-hantuan dan tari-tarian kabaret di bagian penutup. “Selera estetik” Anwar dkk yang “ajaib” ini membuat bauran antara fiksi dan realitas dalam The Act of Killing terasa semakin menyentak. Mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya mengapa orang-orang ini mau terbuka dan terus terang menyatakan – bahkan difilemkan dan membuat filem - tentang kejahatan yang mereka lakukan? Sederhana saja: mereka tak melihat pembunuhan massal yang mereka lakukan dulu sebagai kejahatan. Sama halnya tak dianggap sebagai kejahatan ketika seorang anggota Pemuda Pancasila mengenang sambil ditingkahi tawa yunior-yuniornya bagaimana ia dulu memperkosa anggota Gerwani yang muda-muda, dan sungguh “surga dunia” rasanya bila bisa mendapat yang berumur 14 tahun. Anwar Congo ingin memfilemkan diri dan kawan-kawan angkatannya untuk memberi contoh pada generasi muda dan generasi mendatang agar perbuatan-perbuatan “heroik” mereka tak terlupakan. Namun proses pembuatan filem itu sendiri juga memaksa orang-orang ini berhadapan frontal dengan masa lalunya. Anwar Congo – yang menyatakan tak peduli dengan hak azasi manusia - mengakui bahwa semakin tua semakin tumbuh rasa perikemanusiaannya. Ia sering bermimpi buruk, dihantui oleh masa lalunya. Entah karena jiwa para korban itu membalas dendam, katanya, atau karena ia terlalu larut mencurahkan emosi untuk proyek filemnya itu. Yang jelas, saat berperan sebagai korban yang diinterogasi dan akhirnya dibunuh dengan mata ditutup kain dan leher dijerat kawat, ia tak sanggup mengulangi pengambilan gambar itu dua kali. Saat melihat hasil syutingnya di layar televisi, ia panggil kedua cucunya yang masih kecil untuk ikut menonton kesedihan si korban. Anwar Congo menangis, membayangkan perasaan si korban saat ia siksa. Sinema sebagai penebusan? Bisa jadi, tapi itu tak berlaku buat Adi Zulkadry. Adi juga salah satu jagal besar waktu itu, namun ia punya cara sendiri untuk tak merasa dihantui oleh tindakannya. Ia nyatakan bahwa penilaian benar-salah atas suatu pembunuhan selalu dilandasi oleh alasan untuk apa pembunuhan itu dilakukan. Bila alasannya kita yakini sebagai alasan yang benar, maka perasaan bersalah takkan muncul. Psikolog mungkin akan menggolongkannya sebagai fase denial, namun selama puluhan tahun Adi Zulkadry membebaskan diri dari rasa bersalah dengan meyakini teguh bahw a alasan semua pembunuhan yang dilak ukannya itu benar.[iv] Adi –yang tampak paling “intelek” di antara kawanan ini—memberi pernyataan gamblang di akhir pembuatan filem fiksi mereka, bahwa bila filem mereka itu diputar, propaganda puluhan tahun tentang kekejaman PKI akan tumbang dan masyarakat akan melihat bahwa para pembunuh PKI itulah yang jauh lebih kejam. Yang lain-lain tak keberatan dengan citra “kejam” itu karena memang begitulah diri mereka, dan justru gambaran itulah yang hendak mereka tunjukkan pada orang lain. Dalam beberapa hal The Act of Killing terasa mendalam karena kemampuan Joshua dan timnya mencapai keintiman dengan para Pemuda Pancasila ini. Kamera dan alat perekam mengajak kita menembus ruang-ruang mereka yang paling privat. Maka kita pun mendapati Anwar Congo bercengkerama bersama cucu-cucunya, Adi Zulkadry berjalan-jalan di mall dengan istri dan putri remajanya, Herman tidur telanjang dada, dan Yapto Soerjosoemarno –ketua Pemuda Pancasila— menggoda gadis caddy golf dengan candaan mesum soal tahi lalat di kelamin. Bila ada benang merah yang menghubungkan orang-orang ini, yakni adalah keyakinan mereka akan kedudukannya sebagai “preman” yang menurut mereka adalah penerjemahan dari “free man”
atau manusia-manusia bebas. Penegasan “preman” sebagai “free man” ini diulang empat kali sepanjang filem oleh tokoh yang berbeda-beda dan lintas generasi dalam Pemuda Pancasila, yang menunjukkan bahwa itulah tampaknya narasi yang mereka bangun sebagai pegangan bersama.[v] Orang-orang ini sama sekali tak berusaha menutup-nutupi kepremanan mereka. Menjadi preman bagi mereka adalah menjadi orang bebas di luar sistem. Mereka mendukung status quo kekuasaan, namun mereka juga tidak bermain di arena kekuasaan legal. Di hadapan kamera tanpa sungkansungkan mereka datangi pasar untuk meminta uang jatah ke Cina-cina pemilik toko. Bahkan seorang anggota DPRD di samping Anwar Congo menyatakan terus terang Pemuda Pancasila mendapat uang dari sektor ilegal macam judi dan penyelundupan, selain menjaga keamanan pusat perbelanjaan dsb. Dan ketika Herman maju sebagai caleg dari Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI), ia tak menyembunyikan niatnya untuk mendulang uang dari jabatannya bila nanti terpilih, yakni dengan memeras para pemilik gedung dengan pelbagai tuduhan pelanggaran yang ia cari-cari.[vi] Banyak kajian telah menelaah peran preman dalam sejarah dan revolusi Indonesia, termasuk di dalamnya peran ormas-ormas paramiliter semacam Pemuda Pancasila. Dan kini ketika masyarakat tampaknya semakin muak dengan ulah ormas-ormas itu (bentrokan besar terakhir antara Pemuda Pancasila dengan Forum Betawi Rempug terjadi akhir Juni 2012 di Bintaro dipicu rebutan lahan parkir Pekan Raya Jakarta), mungkinkah Indonesia dibersihkan dari mereka? Melihat The Act of Killing, rasa-rasanya saya kok pesimis. Dengan menyediakan tenaga untuk menjalankan aktivitas pembangunan pemerintah berkuasa yang membutuhkan “kerja kotor” (seperti menggusur, membebaskan lahan dll), Pemuda Pancasila –dalam analisa Ryter—mampu menciptakan ruang buat dirinya sendiri dan dengan ini ada jaminan bahwa aktivitas ilegal mereka juga tak direcoki oleh pemerintah.[vii] Anwar Congo dkk tetap tak tersentuh hukum karena kekuasaan formal justru membutuhkan mereka. Anwar diterima dan dituakan oleh Gubernur Sumatera Utara; Deputi Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia sudi datang untuk ikut serta dalam filem yang dibuat Anwar, dengan peran sebagai provokator yang berseruseru, “Bantai PKI!”; dan dalam pidatonya di depan acara Pemuda Pancasila, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa pembangunan tidak bisa dijalankan hanya melalui birokrasi resmi, Pemuda Pancasila dibutuhkan untuk membereskan hal-hal di luar resmi. Dari sini The Act of Killing juga memberi gambaran lain bahwa kekejaman Anwar Congo dkk hanyalah bagian dari kekejaman bahkan kegilaan situasi sosial-politik yang melingkupinya. Kita saksikan pengakuan bos Medan Pos bagaimana ia juga turut memerintahkan pembunuhan “orang PKI” dan bagaimana pemberitaan era tersebut ia karang-karang agar masyarakat benci PKI. Kita saksikan juga bagaimana saat Anwar dan rombongan Pemuda Pancasila diundang ke acara talkshow di TVRI Medan yang membahas filem besutan Anwar, si presenter cantik mengatakan sambil bertepuk tangan dan tertawa-tawa tanpa beban bahwa para Pemuda Pancasila ini telah membantai ribuan orang PKI, seakan-akan ia sedang memperkenalkan seorang selebritis dan bukan pelaku pembunuhan massal. Dalam situasi sosial-politik seperti itu para preman ini tetaplah free man, manusia bebas, tak tersentuh hukum. Hukum, aturan, konvensi, kata Adi Zulkadry, dibuat oleh pemenang. Dan saat ini merekalah pemenangnya. Adi menyadari bahwa sangat lumrah dan manusiawi bila keturunan para korban merasa dendam pada mereka, tapi ide mengenai pengungkapan kebenaran, pengadilan HAM, dan permintaan maaf resmi ia tolak mentah-mentah. Tak semua kebenaran perlu diungkap, katanya, karena tak semua yang benar itu bagus. Adi bahkan senang bila dirinya dilaporkan ke Mahkamah Internasional atas “kejahatan perang”, sebab itu akan membuat dirinya yang bukan siapa-siapa jadi terkenal. Dengan itu semua, The Act of Killing menjadi paparan kompleks dan multidimensional tentang motifmotif manusia dalam melakukan dan menyikapi tindak kekerasan—sebuah pencapaian yang takkan cukup dibahas oleh resensi ini, sepanjang apapun. Ia juga telah memberi kita masukan mendalam untuk tak melihat sejarah 1965 secara garis besar dan hitam-putih saja, namun membawanya ke
tataran paling personal tentang dampak panjang yang dihasilkan oleh kekerasan massal terhadap hidup dan kejiwaan masing-masing orang dalam masyarakat Indonesia, sampai sekarang. Dan sebagaimana yang terjadi pada masa-masa itu di seluruh Indonesia, pengertian “PKI” di sini ditafsirkan seenaknya bukan sekadar anggota dan simpatisan PKI itu sendiri, melainkan juga anggota dan simpatisan partai pro-Soekarno lainnya, kaum intelektual pada umumnya, serta etnis Cina.
[i]
[ii]
Anwar Congo juga tercatat sebagai Dewan Pakar Angkatan 66 Provinsi Sumatera Utara.
Analisa cukup mendalam tentang organisasi ini bisa dibaca dalam Loren Ryter, “Pemuda Pancasila: The Last Loyalist Free Men of Suharto’s Order?”, dalam Benedict Anderson (ed.), Violence and the State in Suharto’s Indonesia (Ithaca, N.Y.: Southeast Asia Program Publications, 2001), hlm. 124-155.
[iii]
Meski pada satu kesempatan ia juga mengakui bahwa ada motif pribadi di balik tindakannya. Adi, yang sesumbar telah membunuh setiap Cina yang ia lihat di jalan, waktu itu berpacaran dengan gadis Cina. Dengan demikian membunuhi Cina adalah pelampiasan emosi terhadap mertuanya. [iv]
Lihat juga wawancara Yapto dengan majalah Matra, Januari 1993, sebagaimana dikutip oleh Ryter, op. cit. Dalam wawancara ini Yapto juga menegaskan bahwa dirinya dan Pemuda Pancasila memang preman, yang bertindak di luar hukum namun tak bisa ditangkap. [v]
Menarik bahwa salah satu insiden dalam proses pembuatan filem ini –pengusiran Joshua dan kamerawan Carlos Arango de Montis—sempat masuk pemberitaan yang waktu itu tidak diperhatikan oleh siapapun. “Dua Warga Inggris Diusir dari Lokasi Kampanye PPPI,” detik.com, 26 Maret 2009.
[vi]
http://jurnalfootage.net/v4/artikel/kekerasan-massal-dan-manusia-bebas-dalam-the-act-ofkilling *****
Serba-serbi Anjing Berjaga di Makam Tuannya Selama Enam Tahun
Seekor anjing yang sangat berdedikasi terus menunjukkan kesetiaan dengan menjaga kuburan sang pemilik selama enam tahun setelah tuannya meninggal. Capitan adalah seekor anjing gembala Jerman. Ia dilaporkan kabur dari rumah setelah pemiliknya, Miguel Guzman, meninggal pada 2006. Seminggu kemudian, keluarga Guzman menemukan si anjing di makam Miguel di Argentina tengah. Miguel Guzman mengadopsi Capitan pada 2005 untuk hadiah buat anak laki-lakinya yang saat itu masih remaja, Damian. Dalam enam tahun terakhir, Capitan terus berjaga di samping kuburan Miguel. Menurut keluarga, si anjing jarang sekali meninggalkan tempatnya. “Kami mencari dia, tapi dia hilang,” kata janda Guzman, Veronica Guzman kepada Lavoz.com. “Kami pikir dia pasti sudah tertabrak mobil dan mati.” Keesokan Minggunya, saat mereka pergi ke kuburan, Damian langsung mengenali anjing hadiah dari ayahnya tersebut. “Capitan mendatangi kami, menggonggong dan melolong seperti menangis.” Anehnya lagi, menurut Veronica, keluarga Guzman sama sekali tak pernah membawa Capitan ke kuburan sebelum ia ditemukan di sana. “Masih menjadi misteri bagaimana caranya ia menemukan tempat ini,” ujar Veronica. Direktur pekuburan Hector Baccega mengatakan ia dan stafnya kini memberi makan dan merawat Capitan secara rutin. “Tiba-tiba suatu hari dia muncul di sini dan mulai berjalan-jalan mengelilingi kuburan sampai menemukan batu nisan tuannya,” kata Baccega. “Saat siang hari, kadang ia berjalan-jalan di sekitar kuburan, namun selalu bergegas kembali ke kuburan (Miguel). Dan setiap hari, tepat jam enam, dia akan tidur berbaring di atas kuburan, dan terus di sana sepanjang malam.” Meski begitu, keluarga Guzman belum melupakan Capitan. Menurut Damian, dia dan keluarganya sudah beberapa kali mencoba membawa Capitan pulang ke rumah, namun ia selalu kembali sendiri
ke kuburan tersebut. “Saya rasa dia akan terus berada di sana sampai dia mati. Dia menjaga ayah saya,” kata Damian. (Eric Pfeiffer Yahoo News) *****
Pria Ini Tewas Setalah Menjuarai Kontes Makan Kecoak Hidup
Sebuah kompetisi unik makan kecoak diadakan di Florida, AS namun yang uniknya sang juara yang berhasil banyak makan kecoak hidup malah tewas ketika dirinya dinobatkan sebagai pemenang lomba. Seorang pria bernama Edward Archbold pemenang kontes makan kecoak hidup dilaporkan tewas di tempat kontes setelah ia banyak memakan kecoak hidup. Dalam kontes ini Edward Archbold dinyatakan sebagai juara namum sebelum ia menikmati hasil kemenanganya ini Edward Archbold keburu tewas. Dalam kontes makan kecoak hidup ini Edward Archbold dilaporkan bukan hanya memakan kecoak hidup dalam jumlah yang cukup banyak melainkan ia juga memakan cacing hidup yang memang diwajibkan dimakan dalam kontes ini. Namun sampai saat ini pihak kepolisian Florida masih belum mengetahui apa penyebab Edward Archbold meninggal. Jika Edward Archbold meningal karena memakan kecoak hidup para peserta lainya juga tidak mengeluh atau merasa sakit setelah memakan kecoak dan cacing hidup. Sampai saat ini pihak kepolisian Florida masih menunggu hasil otopsi jasad Edward Archbold untuk mengetahui penyebab pasti apa yang menyebabkan Edward Archbold meningal dunia didalam acara kontes makan Kecoak ini. Sebelumnya Edward Archbold tiba-tiba jatuh dan pingsan di tempat acara yakni di depan toko hewan reptil Ben Siegel, ia pun segera dibawa kerumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan namun ketika sampai di rumah sakit Edward Archbold telah dinyatakan tewas oleh dokter.
(www.indonesia media)
Kakek-Kakek Yang Tidak Makan dan Minum Selama 70 Tahun
Berapa lama tubuh manusia mampu bertahan tanpa makanan dan minuman? Rata-rata manusia bisa bertahan tanpa makan selama 50 hari dan rekor terlama tanpa makan saat ini adalah 74 hari. Tapi di India seorang lelaki usia 82 tahun bernama Prahlad Jani mengaku tidak pernah makan dan minum selama 70 tahun. Dengan tanpa makan dan minum, Jani mampu bertahan hidup dan bisa menjalaninya dengan baik. Karena keunikan tubuhnya itu, lelaki tua itu kini sedang diteliti militer India. Jani sedang diisolasi di sebuah rumah sakit dikawasan Ahmedabad, Gurjarat. Selama 6 hari masa isolasi itu, Jani sama sekali tidak pernah menyentuh makanan dan minuman serta tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan stamina atau dehidrasi. Riset yang dilakukan India’s Defence Research Development Organisation itu, masih terus melakukan monitoring secara tertutup terhadap Jani. Periset menduga Jani memiliki sesuatu yang asli di tubuhnya yang tidak dimiliki orang lain, yang dengan itu mampu menyelamatkan nyawanya tanpa makan dan minum. India’s Defence Research Development Organisation adalah organisasi militer India yang memiliki ilmuwan pembuat pesawat jet, rudal balistik antar benua serta beberapa jenis bom baru. Ilmuwan percaya, Jani dapat mengajarkan militer bagaimana membantu prajurit agar bisa bertahan lama tanpa makanan atau bertahan dari bencana sampai bantuan tiba. “Jika hasil penemuan ini bisa diverifikasi, ini akan menjadi terobosan dalam dunia kedokteran,” kata Dr G Ilavazhagan, direktur The Defence Institute of Physiology & Allied Sciences seperti dilansir dari Telegraph. “Jika hasil penelitian ini berhasil, kami bisa membantu orang-orang yang mengalami bencana, masalah penyakit ketinggian, perjalanan laut dan alam yang ekstrem. Kami juga bisa mendidik masyarakat tentang teknik-teknik bertahan hidup dalam kondisi yang buruk tanpa ada makanan dan minuman sama sekali,” lanjutnya. Jani mengaku meninggalkan rumah saat berusia 7 tahun dan hidup mengembara sebagai sadhu (pertapa dalam agama Hindu) atau orang suci di Rajasthan. Jani dianggap sebagai ‘breatharian’ yang dapat hidup dengan hanya melakoni kekuatan spiritual. Jani sendiri percaya dia mampu bertahan karena bantuan magis dewa yang menurutnya menuangkan suatu obat mujarab melalui lubang di langit-langit mulutnya. Pengakuannya itu telah didukung oleh seorang dokter India yang spesial mempelajari orang-orang yang memiliki kemampuan supranatural. Meski begitu, Jani juga kerap ditolak masyarakat dan dianggap melakukan penipuan. Selama masa isolasi 6 hari ini, selain tidak makan dan minum, Jani juga tidak pernah buang air kecil atau buang air besar. Jani tetap bugar dan sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda kelemahan.
Ruangan Kesehatan
5 Bahan Makanan yang Tidak Dapat Disimpan di Kulkas Kita pasti berpikir bahwa cara yang tepat untuk menyimpan sayur adalah dengan dimasukkan ke kulkas supaya tetap segar. Namun ternyata tidak semua bahan makanan dapat disimpan di dalam kulkas. Berikut adalah lima jenis contohnya. Tomat Ok, secara teknis tomat adalah buah, namun lebih dekat disebut sebagai sayur. Jika kamu pernah menanam tomat, maka kamu akan tahu bahwa tomat suka panas dan benci dingin. Ternyata walaupun setelah dipetik, tomat masih tidak tahan dingin. Kulkas bukanlah tempat yang cocok untuk menyimpan tomat. Tomat yang disimpan dalam kulkas menjadi layu dan meskipun masih bisa dipakai untuk dimasak namun tidak untuk dimakan segar. Simpanlah di meja dapur (namun tidak terkena sinar matahari langsung) dan nikmati saat sudah ranum. Kemangi Sama seperti tomat, kemangi juga suka panas, jadi jika disimpan di tempat dingin akan menyebabkan kemangi layu secara dini. Kemangi akan berada dalam kondisi maksimal jika disimpan di atas meja dapur dan dirawat seperti bunga segar. Setangkup kemangi dapat disimpan dalam sebuah cangkir berisi air (ganti airnya setiap sehari atau dua hari sekali) dan jauhkan dari sinar matahari. Bungkus longgar dengan kantong plastik untuk menjaganya tetap lembap (namun pastikan plastik mempunyai lubang untuk jalan masuk udara segar). Kentang Kentang baik disimpan pada suhu yang dingin namun bukan suhu dingin yang dapat membuatnya beku. Kentang baik disimpan dalam suhu sekitar 7,2 derajat Celcius, sekitar 10 derajat lebih hangat daripada kulkas pada umumnya. Sebagian besar dari kita tidak memiliki ruang penyimpanan bawah tanah (tempat yang gelap dan bersuhu dingin untuk menyimpan sayuran umbi akar seperti kentang), jadi menyimpan kentang di dalam kantong kertas di tempat dingin (seperti dalam lemari makanan) adalah yang terbaik. Kenapa kertas? Karena kertas lebih memiliki pori-pori untuk benapas, tidak seperti plastik. Jadi kentang tidak akan membusuk dengan mudah. Dan kenapa bukan kulkas? Menyimpan kentang di dalam kulkas dapat mengubah zat tepungnya menjadi gula dengan mudah, yang dapat memengaruhi rasa, tekstur, dan proses kematangannya. Bawang Bawang keluar dari tanah dengan kulit pelindung yang tipis. Untuk membuat dan menjaga lapisan kulit yang tipis, bawang butuh “disembuhkan” dan disimpan di tempat yang kering seperti lemari penyimpan makanan, yang tidak selembap kulkas. Selain itu, kekurangan sirkulasi udara dapat membuat bawang menjadi busuk. Oleh karena itu bawah sebaiknya tidak disimpan di dekat kentang, yang mengeluarkan gas dan kelembapan dan dapat menyebabkan bawang lebih cepat busuk. Simpanlah bawang di ruangan yang dingin, kering, gelap, dan memiliki ventilasi yang baik. (Cahaya dapat menyebabkan rasa bawang menjadi pahit). Namun tak semua bawang harus diperlakukan sama. Daun bawang dan kucai memiliki kadar air yang tinggi dan lebih mudah rusak, jadi harus disimpan di dalam kulkas. Avokad Saat kita membeli avokad yang sekeras batu, jangan simpan avokad itu di dalam kulkas, karena akan memperlambat proses pematangannya. Namun jika kita memiliki avokad yang telah matang dan tidak akan langsung dikonsumsi, simpanlah di dalam kulkas untuk mencegahnya cepat busuk. Jadi inti dalam penyimpanan avokad adalah, simpan avokad yang belum matang dalam lemari, dan simpan avokad yang telah matang dalam kulkas apabila buah tersebut tak akan dimakan saat itu juga. (nn/ik/ml Hilary Meyer)
17 Langkah Mencegah Serangan Jantung LOS ANGELES - Penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu bagi laki-laki dan faktanya Anda bisa mencegah agar tidak terkena penyakit jantung. Salah satu cara paling mudah adalah dengan melakukan olahraga teratur. Berolahraga secara teratur bukan satu-satunya cara mencegah sakit jantung. Melakukan hal sepele, seperti bersikap optimis bisa menghindari serangan jantung. Selain berolahraga, ada 17 cara mudah lainnya yang bisa dilakukan setiap harinya untuk menghindari serangan dan penyakit jantung, seperti dikutip dari Men’s Health: 1. Minum dua cangkir kopi sehari Orang yang melakukan kebiasaan ini 11 persen lebih rendah beresiko terkena serangan jantung ketimbang mereka yang tidak minum kopi, menurut penelitian yang dilakukan terhadap 140.000 orang yang diterbitkan tahun ini dari Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston. Para peneliti mengatakan antioksidan yang terdapat dalam kopi yang membantu mengurangi resiko Anda terkena serangan jantung. Jadi jangan ragu-ragu minum kopi hitam atau bisa juga dicampur dengan susu. 2. Cari tahu penyebab kakek nenek Anda meninggal dunia. Memiliki saudara yang meninggal karena sakit jantung sebelum berusia 60 tahun, akan dua kali lipat meningkatkan resiko Anda terkena penyakit jantung di usia muda, menurut penelitian yang diterbitkan tahun 2012 di Journal of the American College of Cardiology. Jika Anda termasuk salah satu diantaranya, sebisa mungkin mengontrol gaya hidup Anda: jangan merokok, menjaga berat badan sehat dan berolahraga teratur. 3. Makan makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk. Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition, orang yang mengonsumsi 500 miligram vitamin C setiap hari, maka tekanan darahnya akan munurun secara signifikan dalam dua minggu. Bagaimana caranya? Para peneliti meyakini bahwa vitamin C mampu mengendalikan kadar nitrit oksida yang membantu pembuluh darah mempertahankan tekanan darah normal 4. Makan buah ceri. Orang yang makan buah ceri setiap hari, tubuhnya akan lebih sedikit mengalami peradangan, seperti dikatakan sebuah penelitian kecil yang dimuat di Journal of Nutrition. 5. Berjemur di bawah sinar matahari. Sebuah penelitian yang dirilis tahun ini menemukan bahwa tikus yang terkena paparan lampu lebih terlindungi dari serangan jantung yang diakibatkan kerusakan jaringan ketimbang tikus yang tidak menerima terapi cahaya. Matahari meningkatkan jumlah protein di dalam tubuh yang bisa melindungi jantung, jelas pimpinan peneliti Tobias Eckle, Ph.D., profesor di University of Colorado Denver. 6. Makan makanan pedas. Ketika para peneliti di Chinese University of Hong Kong mempelajari dampak dari capsaicinoids, senyawa yang memberikan rasa pada cabai atau jalapenos - pada hamster, hewan pengerat yang diberikan makanan pedas memperlihatkan tingkat kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang lebih rendah ketimbang binatang yang tidak makan makanan pedas. Para peneliti meyakini bahwa capsaicionoids
mampu memblokir gen yang bisa menyebabkan pembuluh darah Anda berkontraksi yang membuat otot-otot Anda rileks sehingga aliran darah ke jatung lebih baik. 7. Menurunkan berat badan. jatung. Tinjauan terhadap 7 penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa orang yang mengurangi makan garam tetap mengalami serangan jantung atau stroke sama halnya seperti mereka yang tidak membatasi makan sodium, demikian diungkapkan dalam penelitian yang dimuat dalam American Journal of Hypertension. Mengurangi berat badan adalah cara yang lebih baik: memiliki berat badan ideal bisa mengurangi tekanan darah sebanyak 10-29 poin. Dan berolahraga teratur bisa membuat tekanan darah berkurang 10 poin lebih rendah 8. Minum bir. Menurut kajian terbaru terhadap lebih dari 18 penelitian terhadap minum-minuman keras, sama seperti anggur, bir juga baik bagi kesehatan jantung Anda. Minum satu liter bir setiap hari bisa membuat Anda 30 persen lebih sedikit beresiko mengalami stroke, serangan jantung dan penyakit jantung, dibandingkan dengan mereka yang tidak minum bir. Namun harus diingat jangan minum bir berlebihan. Minum bir secukupnya atau dalam kategori sehat, setara dengan minum tidak lebih dari dua minuman beralkohol setiap harinya bagi laki-laki dan bagi perempuan cukup minum satu minuman beralkohol setiap harinya. 9. Minum air putih setiap hari. Para peneliti di Loma Linda University menemukan bahwa minum lima atau lebih dari 8 gelas air putih setiap hari bisa membantu menurunkan resiko terkena penyakit jantung hingga 60 persen. Resiko juga akan berkurang 60 persen ketika Anda berhenti merokok, mengurangi kadar kolesterol LDL Anda, berolahraga, atau sedikit mengurangi berat badan. 10. Selalu bersikap optimis. Menurut penelitian yang dimuat di Psychological Bulletin, optimis bisa mengurangi 50 persen resiko terkena serangan jantung atau stroke jika dibandingkan dengan mereka yang bersikap pesimis. 11. Menyantap jeruk bali setiap sarapan. Makan hanya satu buah jeruk bali setiap hari bisa mengurangi kadar total kolesterol Anda dan kadar LDL sebanyak 8-11 persen, sehingga mengurangi resiko Anda terkena penyakit jantung. Buah ini juga memenuhi lebih dari 150 persen kebutuhan harian Anda akan vitamin C. 12. Minum jus cranberry. Orang yang minum 3 gelas jus setiap harinya akan meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) sebanyak 10 persen. Para peneliti menyebut senyawa yang terdapat dalam cranberry, yaitu polyphenol, yang menyebabkan kenaikan kadar kolesterol HDL ini. Tip: Bacalah label kemasan jus cranberry yang Anda minum setidaknya mengandung 27 persen jus cranberry, karena jus seperti ini seringkali dicampur dengan air. 13. Pilihlah padi-padian. Dalam sebuah penelitian di Tulane University. para peneliti menemukan bahwa orang yang makan empat atau lima porsi makanan seperti padi-padian, dan kacang-kacangan dalam seminggu, akan 22 persen lebih sedikit beresiko mengalami penyakit jantung ketimbang mereka yang makan padipadian atau kacang-kacangan hanya sekali dalam seminggu. 14. Makan burger.
Tapi pastikan bahwa daging yang Anda konsumsi berasal dari sapi yang hanya diberi makan rumput. Sapi yang makan rumput memiliki lemak sehat yang mirip dengan lemak ikan, seperti salmon. Daging sapi jenis ini juga mengandung vitamin E yang bisa melindungi jantung. 15. Membersihkan rumah. Menurut penelitian yang diterbitkan tahun ini di Circulation, hanya dua kali setiap minggu melakukan pekerjaan rumah, seperti memotong rumput atau membawa belanjaan bulanan bisa mengurangi peradangan yang tidak sehat di dalam tubuh Anda. 16. Memeriksakan kesehatan. Meski pun Anda baru berusia 20 tahun-an, Anda bisa mendapat manfaat dari pemeriksaan kardiovaskular. Dokter Anda akan memberikan informasi detil mengenai faktor resiko yang Anda miliki - tekanan darah Anda, sejarah keluarga, kadar kolesterol dan masih banyak lagi. Jika Anda memiliki resiko tinggi, Anda dan dokter Anda bisa bekerjasama untuk melakukan perubahan yang bisa menyelamatkan hidup Anda. 17. Makan banyak serat. Menurut penelitian yang dilakukan di Swedia, orang yang menjalani pola makan sarat serat 15 persen lebih rendah beresiko terkena penyakit jantung. Pilihlah buah-buahan dan sayur-sayuran yang kaya gizi ketimbang mengonsumsi suplemen atau roti tinggi kandungan serat.(Sumber : Men’s Health) *****
Bagaimana Meningkatkan Daya Ingat?
Kompas.com - Cemas karena belakangan ini Anda menjadi lebih sering lupa daripada sebelumnya? Sesekali mengalami lupa sebenarnya adalah hal yang normal. Penyebabnya bisa karena stres, darah tinggi, atau Anda memang sedang sulit berkonsentrasi. Berikut ini beberapa saran dari sejumlah para pakar untuk menyegarkan kembali ingatan Anda. 1. Konsumsi vitamin B, C, D, dan E Penelitian terbaru menunjukkan, orang usia lanjut yang memiliki level vitamin B,C, D dan E tinggi dalam darahnya memiliki daya ingat dan kemampuan berpikir yang kuat. Cukupi kebutuhan vitamin B12 yang biasanya terdapat di ikan, daging, telur, susu, dan daging unggas. Sebaiknya konsumsi vitamin ini dari sumbernya langsung ketimbang suplemen. 2. Main games Isi waktu luang Anda dengan permainan yang mengasah otak, seperti puzzle, catur, atau Sudoku. Untuk meningkatkan fokus, kecepatan, dan fleksibilitas, buatlah batasan waktu untuk
menyelasikan permainan. Beberapa jenis hobi juga bisa berdampak positif bagi otak, misalnya melukis, menulis, atau membaca, yang dilakukan secara teratur. 3. Aktivitas jalan cepat Olahraga akan memicu perubahan positif di otak, termasuk membuat sambungan baru diantara sel saraf, meningkatkan aliran darah, dan menciptakan sel-sel otak baru, yang semuanya akan membuat memori selalu tajam. Anda bisa memilih olahraga ringan seperti jalan cepat. Bila dilakukan setiap hari kegiatan ini bukan hanya menjaga tekanan darah dan kolesterol, tapi juga mencegah penyakit demensia. (http://health.kompas.com/) *****
Kebutaan dapat Disembuhkan PERKEMBANGAN
DUNIA KEDOKTERAN MEMUNGKINKAN ORANG
DENGAN KEBUTAAN MAMPU MELIHAT KEMBALI.
JAKARTA – Penemuan terbaru didunia kedokteran menunjukkan, dengan bantuan sel batang mata maka pengelihatan untuk orang buta mampu dikembalikan kembali. Menurut klaim para ilmuwan, sel batang mata manusia diturunkan dari sel induk yang dapat membentuk jaringan kedalam bagian mata secara spontan memungkinkan untuk dapat melihat kembali bagi orang buta. Para peneliti mengatakan, transplantasi jaringan ini di masa depan bisa membantu pasien tunanetra melihat dengan jelas. Seperti dikutip dari Mail Healty, Dokter Yoshiki Sasai, dari Pusat RIKEN Developmental Biology di Jepang menjelaskan, jaringan sel batang mampu diperbaiki menggunakan teknologi dan itu merupakan turunan dari sel mata yang telah rusak. Itu memungkinkan pasien buta mampu melihat kembali. “Ini merupakan tonggak penting bagi generasi baru kedokteran regeneratif”, ujar Dokter Sasai. “Pendekatan kami membuka jalan baru untuk penggunaan sel induk manusia yang diturunkan oleh jaringan kompleks untuk terapi, serta untuk penelitian medis lain yang berhubungan dengan patogenesis dan penemuan obat”, lanjut dia.
Selama perkembangan, retina yang peka terhadap cahaya terbentuk dari struktur yang dikenal sebagai cangkir optik. Dalam studi baru tersebut, Dokter Sasai dan timnya mampu mendorong struktur ini muncul dari sel induk yang berasal dari embrio manusia. Karena degenerasi retina terutama hasil dari kerusakan sel-sel, jaringan hESC yang diturunkan bisa menjadi bahan transplantasi ideal. “Penelitian ini membuka pintu untuk memahami spesifik aspek manusia yang berkaitan dengan pengembangan mata”, ujar Dokter Sasai. Namun langkah Dokter Sasai ditolak oleh golongan pro-kehidupan. Menurut mereka, sel induk itu tidak dapat diutak atik karena sudah ada dalam manusia dan merupakan hakikat hidup. (Sinar Harapan) *****
Kesaktian Buncis !!! Hanya dalam waktu setengah jam bisa menurunkan kadar gula dalam darah hingga batas normal. Berdasar analisis Yayuk, peneliti IPB Bogor, di dalam buncis terkandung zat yang dinamakan “Bsitosterol dan Stigmasterol”. Kedua zat inilah yang mampu meningkatkan produksi insulin. Insulin adalah sejenis hormon yang dihasilkan secara alamiah oleh tubuh kita dari organ tubuh yang dinamakan pankreas. Insulin berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Seseorang mengalami diabetes melitus bila pankreas hanya sedikit menghasilkan insulin atau bahkan tidak mampu memproduksinya sama sekali. Ternyata dua zat tadi mampu merangsang pankreas untuk meningkatkan produksi insulinnya. Selain dua zat tadi, Yayuk memperoleh data bahwa dari 100 gram ekstrak buncis terkandung: -karbohidrat 7,81 persen, -lemak 0,28 persen, -protein 1,77 persen, -serat kasar 2,07 persen, dan kadar abu 0,32 persen. Bagi dunia kedokteran dan farmasi, penemuan Yayuk ini tentu bisa dijadikan referensi untuk membuat obat diabetes dengan mengekstrak buncis. Tentunya banyak keuntungan yang diperoleh, terutama bagi masyarakat, karena obat diabetes akan lebih murah dan mudah didapat dengan banyaknya bahan yang tersedia. Bagi masyarakat, terobosan Yayuk itu bisa melegakan hati banyak orang pengidap diabetes melitus, khususnya mereka dari kalangan tidak mampu. Cukup membeli sayur buncis dan memakannya secara teratur, kadar gula dalam darah bisa turun. Pengolahannya pun tidak sembarangan. Manfaat buncis lebih terasa bila dimakan sebagai lalapan. Kalau dimasak dalam bentuk oseng-oseng, dengan tambahan daging, tentunya sama saja. Berbahagialah mereka yang kerap makan lalapan buncis. Ternyata selain manis, buncis juga bisa mencegah dan menghilangkan penyakit kencing manis !!! Semoga bermanfaat. (Milis Gelora45).
Iptek
Cadangan Air Tanah Dunia Menipis
(Danau buatan yang menyusut di Qaraoun, West Bekaa, Lebanon. /Reuters). LONDON – Eksploitasi berlebihan membuat cadangan air bawah tanah dunia menyusut lebih cepat daripada proses pengisian kembali. Sekitar 1,7 miliar orang, sebagian besar di Asia, tinggal di daerah yang cadangan air bawah tanah dan ekosistem tempat mereka bergantung dalam kondisi terancam. Demikian temuan para peneliti dari McGill University di Montreal, Kanada, dan Universitas Utrecht di Belanda. Tom Gleeson dari McGill, yang memimpin penelitian, mengatakan hasil “serius”, menunjukkan bahwa orang menggunakan air tanah secara belerbihan di sejumlah wilayah di Asia dan Amerika Utara. Menurut Reuters, lebih dari 99 persen air segar dan air tak beku di dunia berada di bawah tanah. Menurut Gleeson, pengelolaan cadangan air bawah tanah dan reservoir besar penting agar tidak menjadi masalah krusial bagi pertumbuhan penduduk dunia. Para peneliti dari Kanada dan Belanda menggabungkan data penggunaan air tanah dari seluruh dunia dengan model komputer dari sumber air bawah tanah dengan ukuran relatif penggunaan air untuk memasok. Ukuran tersebut menunjukkan bahwa jejak air tanah —daerah di atas tanah yang mengandalkan air dari sumber bawah tanah— sekitar 3,5 kali lebih besar dari sumber air itu sendiri. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature, menemukan bahwa 80 persen dari sumber air di dunia digunakan secara berkelanjutan.
Sebut saja, daerah-daerah termasuk Meksiko Barat, High Plains dan Central Valley, California, di Amerika Serikat, Arab Saudi, Iran, India utara dan bagian utara China. Sayangnya hal ini diimbangi dengan eksploitasi berlebihan di beberapa bidang-bidang kunci. “Kritis untuk Pertanian” “Sumber-sumber air yang relatif sedikit ini sedang dieksploitasi berlebihan, padahal penting untuk pertanian di sejumlah negara yang berbeda,” kata Gleeson kepada Reuters. “Meskipun jumlahnya relatif kecil, ini adalah sumber daya kritis yang membutuhkan pengelolaan yang lebih baik.” Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dibutuhkan sekitar 140 liter air untuk menumbuhkan biji-biji yang masuk ke dalam satu cangkir kopi, entah yang dibudidayakan di Ethiopia yang gersang atau hutan hujan Kolombia. “Dampak dari penggunaan air dari pasokan air yang tersedia akan sangat berbeda,” tulis para peneliti. “Sampai sekarang, belum ada cara untuk mengukur dampak penggunaan air tanah seperti terhadap pertanian, dengan konsisten secara global.” Gleeson mengatakan batas ekstraksi air, irigasi yang lebih efisien, dan promosi diet yang berbeda, dengan sedikit daging atau tidak, bisa membuat sumber daya air yang lebih berkelanjutan. Air yang berada di sumber air bawah tanah adalah subyek penelitian para peneliti Inggris yang diterbitkan pada jurnal edisi April silam ini. Hasil penelitian menunujukkan bahwa peta cadangan besar air berada di bawah sebagian besar Afrika. Artinya, daerah-daerah ini dapat menjadi penyangga terhadap dampak perubahan iklim, jika digunakan secara berkelanjutan. Sebuah tim dari British Geological Survey dan University College London memperkirakan bahwa cadangan air tanah di seluruh Afrika sekitar 100 kali jumlah dari yang ditemukan di permukaan benua tersebut. Beberapa cadangan terbesar berada di bawah daerah paling kering di Afrika Utara, seperti Libya, Aljazair, Mesir, dan Sudan. Tetapi, beberapa skema cadangan sumber air bawah dimanfaatkan dengan tidak berkelanjutan. Yang terbesar adalah Proyek Great River Libya senilai 25 miliar dolar AS, yang dibangun oleh rezim diktator Muammar Gaddafi yang memasok 6,5 juta meter kubik air sehari ke beberapa kota, termasuk Tripoli, Benghazi, dan Sirte. Jaringan pipa dan lubang bor yang menyedot keluar air tanah yang diendapkan dalam batuan bawah Sahara yang diperkirakan berusia 40.000 tahun silam ini, tidak pernah diisi kembali. Tidak jelas berapa lama sumber air tersebut akan tersedia, diperkirakan antara 60 dan 100 tahun. (Albertina S.C-Reuters) *****
Partikel “Mirip” Partikel Tuhan Ditemukan JENEWA, KOMPAS.com - Pencarian Partikel Tuhan atau Higgs boson sampai pada salah satu titik yang membahagiakan. Hari ini, ilmuwan Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) mengumumkan keberhasilannya menemukan partikel baru yang konsisten dengan Higgs boson. “Penemuan baru kami konsiten dengan Higgs boson yang telah lama dicari. Kita telah membuat lompatan besar dalam pemahaman kita tentang semesta,” ungkap Direktur CERN, Rolf Heuer, seperti dikutip kantor berita AFP, Rabu (4/7/2012). “Penemuan partikel ini akan membuka jalan untuk penelitian lebih detail, yang memerlukan data statistik lebih besar, yang akan mengurai karakteristik partikel yang ditemukan dan menguak misteri
lain tentang alam semesta,” kata Peter Higgs, ilmuwan Inggris yang mencetuskan landasan konseptual tentang Higgs boson. Higgs boson adalah partikel misterius yang selama ini hanya eksis dalam teori. Pencarian Higgs boson berguna untuk mensahihkan Standar Model Fisika Partikel, terutama menerangkan mengapa suatu partikel memiliki massa dan yang lain tidak.
Ilustrasi tumbukan atom dalam eksperimen CERN. Diketahui, pada masa awal semesta, tepatnya setelah Big Bang, semua partikel tidak memiliki massa. lalu pada saat semesta mendingin, gaya yang disebut medan Higgs terbentuk bersama Higgs boson. Interaksi dengan Higgs boson menentukan apakah partikel akan memiliki massa. Jika interaksi dengan Higgs boson semakin kuat, maka partikel tersebut akan memiliki massa yang semakin besar. Sebaliknya, jika berhasil lolos dari pengaruh Higgs boson, maka partikel takkan memiliki massa. Contoh yang tidak memiliki massa adalah foton cahaya. Medan Higgs dan Higgs boson begitu penting. Tanpa adanya medan Higgs, semesta akan menjadi tempat yang sangat berbeda. Atom sulit terbetuk dan ikatan kimia pun demikian. Tanpanya, planet, galaksi dan tentunya makhluk hidup takkan mungkin tercipta. Perburuan Higgs boson di CERN dilakukan oleh dua eksperimen, Compact Muon Solenoid (CMS) dan A Toroidal LHC Apparatus (ATLAS). Perburuan dilakukan dengan menumbukkan partikel dan mengobservasi adanya Higgs boson. Higgs boson sendiri tak diamati secara langsung sebab umurnya pendek. yang diobservasi ialah jejaknya. Hasil eksperimen CMS yang diumumkan hari ini menyatakan bahwa mereka telah menemukan partikel dengan massa 125,3 gigaelectrovolt (GeV), sekitar 133 kali lebih besar dibandingkan massa proton yang tersimpan dalam setiap atom. Sementara hasil eksperimen ATLAS menunjukkan massa 126 GeV. Kesahihan hasil analisis dinyatakan dalam signifikansi statistik. Untuk CMS, signifikansinya adalah 4,9 sigma, berarti peluang hasil salah adalah 1 dibanding 2 juta. Sementara, signifikansi ATLAS adalah 5 sigma, berarti kemungkinan hasil salah adalah 1 dibanding 3,5 juta. Hasil ini cukup meyakinkan ilmuwan bahwa mereka menemukan boson. Dalam pengumuman hasil riset kali ini, ilmuwan menyatakan bahwa mereka menemukan partikel yang konsisten dengan Higgs boson. Hal ini berarti bahwa para ilmuwan belum yakin bahwa boson yang ditemukan adalah Higgs boson atau Partikel Tuhan. “Ini mungkin Higgs boson, tetapi mungkin juga sesuatu yang lebih besar, yang akan membuka pintu menuju teori baru yang melampaui Standar Model,” ungkap Anthony Thomas dari University of Adelaide yang diamini oleh fisikawan CERN, Yves Sirois. Langkah ke depan, baik CMS maupun ATLAS masih akan terus bekerja untuk mengurai karakteristik partikel yang baru saja ditemukan. Hanya dengan mengetahui ciri-ciri partikel tersebut, konfirmasi bahwa partikel baru merupakan Partikel Tuhan bisa dinyatakan. Pencarian Higgs boson masih akan terus berlanjut. (AFP, CERN-Benny N Joewono).
Budaya dan Sastra Siapakah Abu Nawas
Nama asli Abu Nawas adalah Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Dia dilahirkan pada 145 H (747 M) di kota Ahvaz di negeri Persia (Iran sekarang), dengan darah dari ayah Arab dan ibu Persia mengalir di tubuhnya. Abu Nawas adalah seorang pujangga Arab dan dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Abu Nawas juga muncul beberapa kali dalam kisah Seribu Satu Malam. Ayahnya, Hani al-Hakam, merupakan anggota legiun militer Marwan II. Sementara ibunya bernama Jalban, wanita Persia yang bekerja sebagai pencuci kain wol. Sejak kecil ia sudah yatim. Sang ibu kemudian membawanya ke Bashrah, Irak. Di kota inilah Abu Nawas belajar berbagai ilmu pengetahuan. Masa mudanya penuh perilaku kontroversial yang membuat Abu Nawas tampil sebagai tokoh yang unik dalam khazanah sastra Arab Islam. Meski begitu, sajak-sajaknya juga sarat dengan nilai sprirtual, di samping cita rasa kemanusiaan dan keadilan. Abu Nawas belajar sastra Arab kepada Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah. Ia juga belajar Al-Quran kepada Ya’ qub al-Hadrami. Sementara dalam Ilmu Hadis, ia belajar kepada Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said al-Qattan, dan Azhar bin Sa’ ad as-Samman. Pertemuannya dengan penyair dari Kufah, Walibah bin habab al-Asadi, telah memperhalus gaya bahasanya dan membawanya ke puncak kesusastraan Arab. Walibah sangat tertarik pada bakat Abu Nawas yang kemudian membawanya kembali ke Ahwaz, lalu ke Kufah. Di Kufah bakat Abu Nawas digembleng. Ahmar menyuruh Abu Nawas berdiam di pedalaman, hidup bersama orang-orang Arab Badui untuk memperdalam dan memperhalus bahasa Arab. Kemudian ia pindah ke Baghdad. Di pusat peradaban Dinasti Abbasyiah inilah ia berkumpul dengan para penyair. Berkat kehebatannya menulis puisi, Abu Nawas dapat berkenalan dengan para bangsawan. Namun karena kedekatannya dengan para bangsawan inilah puisi-puisinya pada masa itu berubah, yakni cenderung memuja dan menjilat penguasa. Dalam Al-Wasith fil Adabil ‘ Arabi wa Tarikhihi, Abu Nawas digambarkan sebagai penyair multivisi, penuh canda, berlidah tajam, pengkhayal ulung, dan tokoh terkemuka sastrawan angkatan baru. Namun sayang, Nawas digambarkan sebagai penyair multivisi, penuh canda, berlidah tajam, pengkhayal ulung, dan tokoh terkemuka sastrawan angkatan baru. Namun sayang, karya-karya ilmiahnya justru jarang dikenal di dunia intelektual. Ia hanya dipandang sebagai orang yang suka bertingkah lucu dan tidak lazim.Kepandaiannya menulis puisi menarik perhatian Khalifah Harun al-Rasyid. Melalui musikus istana, Ishaq al-Wawsuli, Abu Nawas dipanggil untuk menjadi penyair istana (sya’ irul Bilad). Sikapnya yang jenaka menjadikan perjalanan hidupnya benar-benar penuh warna. Favoritnya memainkan kata-kata dengan selera humor yang tinggi seakan menjadi legenda tersendiri dalam khazanah peradaban dunia. Kedekatannya dengan kekuasaan
juga pernah menjerumuskannya ke dalam penjara. Pasalnya, suatu ketika Abu Nawas membaca puisi Kafilah Bani Mudhar yang dianggap menyinggung Khalifah. Tentu saja Khalifah murka, lantas memenjarakannya. Setelah bebas, ia berpaling dari Khalifah dan mengabdi kepada Perdana Menteri Barmak. Ia meninggalkan Baghdad setelah keluarga Barmak jatuh pada tahun 803 M. Setelah itu ia pergi ke Mesir dan menggubah puisi untuk Gubernur Mesir, Khasib bin Abdul Hamid al-Ajami. Tetapi, ia kembali lagi ke Baghdad setelah Harun al-Rasyid meninggal dan digantikan oleh Al-Amin. Sejak mendekam di penjara, syair-syair Abu Nawas berubah, menjadi religius. Jika sebelumnya ia sangat pongah dengan kehidupan duniawi yang penuh glamor dan hura-hura, kini ia lebih pasrah kepada kekuasaan Allah. Memang, pencapaiannya dalam menulis puisi diilhami favoritnya melakukan maksiat. Tetapi, justru di jalan gelap itulah, Abu Nawas menemukan nilai-nilai ketuhanan. Sajak-sajak tobatnya bisa ditafisrkan sebagai jalan panjang menuju Tuhan. Meski dekat dengan Sultan Harun al-Rasyid, Abu Nawas tak selamanya hidup dalam kegemerlapan duniawi. Ia pernah hidup dalam kegelapan - tetapi yang justru membawa keberkahan tersendiri. Seorang sahabatnya, Abu Hifan bin Yusuf bin Dayah, memberi kesaksian, akhir hayat Abu Nawas sangat diwarnai dengan kegiatan ibadah. Beberapa sajaknya menguatkan hal itu. Salah satu bait puisinya yang sangat indah merupakan ungkapan rasa sesal yang amat dalam akan masa lalunya. Tentang tahun meningalnya, banyak versi yang saling berbeda. Ada yang menyebutkan tahun 190 H/806 M, ada pula yang 195H/810 M, atau 196 H/811 M. Sementara yang lain tahun 198 H/813 M dan tahun 199 H/814 M. Konon Abu Nawas meninggal karena dianiaya oleh seseorang yang disuruh oleh keluarga Nawbakhti - yang menaruh dendam kepadanya. Ia dimakamkan di Syunizi di jantung Kota Baghdad. (http://suaraberitaku.com/page7.php?post=12). *****
Perda Pencabut Nyawa SEBUAH kabar datang di sebuah sore yang murung, dari pelosok dusun Aramiah, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur. Kamis, 6 September 2012. Seorang gadis berusia 16 tahun, dengan tangan gemetar meraih seutas tali, mengalungkan ke lehernya. Dan wuts, dalam sekejap nyawanya terpisah dari raganya. Jasatnya ditemukan di pagi buta, di sebuah rumah sederhana berdinding anyaman bambu beratap daun nipah. Putri Erlina, nama gadis itu. Tiga hari sebelumnya, 3 September, adalah tanggal hitam yang jadi awal petaka. Bersama teman perempuannya, Putri asyik menonton pertunjukan organ tunggal. Malam itu riuh sekali. Ratusan anak muda memadati Lapangan Merdeka, lapangan terbesar di kota Langsa. Tenggelam dalam keramaian hingga larut malam, Putri tak juga pulang. Naas, petugas Wilayatul Hisbah (polisi syariah) melakukan razia. Ia digelandang Kantor Dinas Syariat Islam kota Langsa. Tuduhannya berat. Melanggar Perda Syariah, menjadi pelacur. Hari-hari setelahnya adalah mimpi paling hitam dalam hidup Putri. Sebuah koran memuat berita: dua orang pelacur di bawah umur ditangkap di Lapangan Merdeka. ‘Bahkan, kepada penyidik, mereka secara gamblang menyatakan, selama ini kerap beraktivitas melayani lelaki hidung belang…’ Koran itu tak pernah bertanya kepada Putri. Kabar segera menyebar ke pelosok Birem Bayeun. Orang-orang ramai menggunjingkan. Cap sebagai pelacur adalah petaka paling dahsyat di tanah Aceh. Putri nan belia, putus sekolah kelas 2 SMP, tak tahu lagi bagaimana harus membela diri. Ia malu dan terhina dengan tuduhan semena-mena ini. Harga dirinya diremuk paksa. Pada siapa mengadu? Ayahnya kalang-kabut menghadang gunjingan orang. Ibunya bekerja nun jauh di Malaysia. Putri hanya menangis di pundak temannya, sesama muda. Sama-sama hijau memahami sengkarut persoalan. Saya membayangkan menit-menit terakhir dalam hidup Putri: duduk termangu di bilik sempitnya, menghela nafas dengan putus asa, menggenggam pulpen dengan jari-jari bergetar, menuliskan lariklarik keperihannya pada sang ayah. ‘Ayah…maafin Putri. Putri udah malu-maluin ayah sama semua orang. Tapi Putri berani sumpah kalau Putri gak pernah jual diri sama orang. Malam itu Putri cuma mau nonton keyboard di Langsa. Terus Putri duduk di lapangan begadang sama kawan-kawan Putri…’ Sepucuk surat itu ditemukan Yusrin, tak jauh dari jasat putrinya yang mulai membiru.
Putri terdiam sejenak, menghapus lelehan airmatanya. Membayangkan wajah orangtua dan kedua saudaranya. Membayangkan denting organ tunggal, keceriaan terakhir yang disesap dalam hidupnya, wajah-wajah dingin petugas yang menyeretnya. Lalu kantor Syariat Islam Langsa. ‘Sekarang Putri gak tau harus gimana lagi, biarlah Putri pigi cari hidup sendiri. Putri gak ada gunanya lagi sekarang. Ayah jangan cariin Putri ya. Maafin Putri, Ayah…’ pungkas suratnya. Barangkali setelah itu, ia lantas meraih seutas tali berwarna hitam, mengalungkan ke leher dengan mata terpejam dan tangis tercekat di kerongkongan. Berbagai peraturan yang dibangun atas perda syariah di NAD makin menyudutkan perempuan dalam diskriminasi. Setelah berlaku peraturan tertib busana muslim, Qanun No. 11 Tahun 2002, petugas Wilayatul Hisbah makin gencar melakukan razia di setiap penjuru kota. Perempuan kerap menjadi sasarannya. Yang tak berbusana muslim diciduk. Celana atau rok yang dianggap ketat digunting. Lalu kasus-kasus salah tangkap. Perempuan dipermalukan di depan umum. Polisi syariat yang memperkosa tahanan perempuan yang ditangkapnya. Para pembuat kebijakan ini, polisi-polisi moral yang bekerja berdasar selembar aturan ini, tidakkah memahami apa rasanya terhina dan dipermalukan? Apa rasanya dituduh sembarangan? Mereka, para penentu ukuran moral manusia di kolong langit ini, tak pernahkah sebentar saja melongok relung kehidupan Putri, gadis belia yang ingin menyesap keriaan masa muda, menonton pertunjukan bersama teman-temannya? Aturan-aturan hukum dan moralitas telah meringkus usia ranumnya. Aturan-aturan itu tak mempertanyakan kenapa ia putus sekolah? Aturan-aturan tak pergi bertanya, kenapa Aceh yang kaya raya tapi rumahnya berdinding anyaman bambu dan beratap daun nipah? Kenapa angka kemiskinan di dusunnya begitu tinggi? Kenapa kematian ibu terus melambung? Aturan-aturan itu cuma peduli perilaku dan cara berpakaian. Dan Putri tidaklah sendiri. Enam tahun berselang, 26 Februari 2006. Berjarak ribuan kilometer dari tanah kelahiran Putri, Lilis Lisdawati Mahmudah, malam itu tengah menunggu angkot di sebuah halte di Kota Tangerang. Sial mendekap Lilis. Serombongan petugas Satpol PP menangkapnya dan menuduhnya sebagai pelacur. Sebabnya, malam-malam masih berada di jalan. Sepenuh raga Lilis menjelaskan bahwa ia hendak pulang selepas bekerja sebagai pelayan restoran. Petugas bergeming. Bersikukuh pada Perda No.8 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pelacuran di Kota Tangerang. Lilis, ibu satu anak ini diseret ke markas Satpol PP, disidang dan dikenai denda 300 ribu perak. Lilis menolak membayar. Dengan itu ia menolak penghinaan atas dirinya. Lilis belum berhenti melawan. Digugatnya walikota Tangerang atas kejadian salah tangkap itu. Tapi ia kalah di hadapan kekuasaan yang angker. Gugatannya ditolak Pengadilan Negeri Tangerang. Nasib Lilis semakin pahit. dipecat dari pekerjaan. Cap pelacur membuatnya terus dipergunjingkan. Depresi, keguguran, sakit berkepanjangan membalut tubuhnya. Agustus 2008, sang elmaut datang menjemputnya. Tapi cerita belum usai. Perda yang sama juga meringkus nyawa Fifi Aryani. Sebuah malam di bulan Mei 2009, Satpol PP sedang melakukan razia. Ketakutan, Fifi belari sekencang-kencangnya. Satpol PP tak berhenti mengejarnya. Terdesak, nekat ia menceburkan diri ke Sungai Cisadane. Byuuurr…. Fifi tak bisa berenang. Nyawanya lenyap ditelan arus sungai.
PUISI PASKAH Karya: Ulil Absar Abdala (Cendekiawan Muslim) Ia yg rebah, di pangkuan perawan suci, bangkit setelah tiga hari, melawan mati. Ia yg lemah, menghidupkan harapan yg nyaris punah. Ia yang maha lemah, jasadnya menanggungkan derita kita. Ia yang maha lemah, deritanya menaklukkan raja-raja dunia. Ia yang jatuh cinta pada pagi, setelah dirajam nyeri. Ia yang tengadah ke langit suci, terbalut kain merah kirmizi: Cintailah aku! Mereka bertengkar tentang siapa yang mati di palang kayu Aku tak tertarik pada debat ahli teologi. Darah yang mengucur itu lebih menyentuhku. Saat aku jumawa dengan imanku, tubuh nyeri yang tergeletak di kayu itu, terus mengingatkanku: Bahkan Ia pun menderita, bersama yang nista. Muhammadku, Yesusmu, Krisnamu, Buddhamu, Konfuciusmu - mereka semua guru-guruku, yang mengajarku tentang keluasan dunia, dan cinta. Penyakitmu, wahai kaum beriman: Kalian mudah puas diri, pongah, jumawa, bagai burung merak. Kalian gemar menghakimi! Tubuh yang mengucur darah di kayu itu, bukan burung merak. Ia mengajar kita, tentang cinta, untuk mereka yang disesatkan dan dinista. Penderitaan kadang mengajarmu tentang iman yang rendah hati. Huruf-huruf dalam kitab suci, kerap membuatmu merasa paling suci. Ya, Jesusmu adalah juga Jesusku. Ia telah menebusku dari iman yang jumawa dan tinggi hati Ia membuatku cinta pada yang dinista! Semoga Semua Hidup Berbahagia dalam kasih Tuhan. [Puisi ini dibuat cendekiawan NU Ulil Abshara Abdala, yang punya radio ARH, seorang muslim yang pernah diincar bom buku di Utan Kayu, Jakarta]
Selera Anda Kali ini Selera Anda menyajikan berbagai recep masakan nasi yang bahannya mudah didapat di Supermarket ataupun ditoko-toko Cina.
Nasi Goreng : Bahan : 2 mangkok nasi, 2 sendok makan minyak goreng, 1 sendok makan kecap manis, 1 sendok kecap asin, 1 butir telor dadar diiris, 1 biji tomat. Bumbu : 5 biji bawang merah , 2 siung bawang putih, 2 biji cabe merah, kalau suka bisa ditambah sedikit jahe. Cara memasaknya : Bumbu-bumbu dihaluskan atau bisa juga dirajang, lalu ditumis sampai harum, kemudian masukkan tomat dan kecap. Bila tomatnya sudah kelihatan matang, masukkan nasinya. Diaduk terus sampai bumbu dan nasinya rata benar. Barulah dimasukkan garam dan vetsin. Hidangkan dengan irisan telor dadar dan gorengan bawang merah. Bisa juga ditambahkan irisan ketimun dan kemangi sebagai variasi.
Nasi Gurih : Bahan : 6 mangkok beras, 6 mangkok santan kental. Bumbu : Garam secukupnya, 2 lembar daun salam, 1 lembar daun pandan, 2 batang sereh. Cara memasaknya : Seperti menanak nasi biasa, tetapi air diganti dengan santan kental dan diberi bumbu-bumbunya. Dihidangkan dengan: semur, opor, sate, serundeng, kedele goreng, tahu bumbu dendeng ragi dan mentimun.
Nasi Kebuli : Bahan : 6 mangkok beras, 6 mangkok santan kental. Bumbu : 1 sendok teh ketumbar, ½ sendok teh jinten, ½ sendok teh merica, sedikit pala, 1 batang kayu manis, 5 biji cengkeh, 1 potong jahe yang ditumbuk halus, 1 potong lengkuas (laos), 1 lembar daun salam, 1 batang sereh, 2 lembar daun jeruk purut, garam dan vetsin secukupnya. Cara memasaknya : Seperti memasak nasi gurih. Cara menghidangkannya dengan disertai tahu goreng, telor rebus digoreng kemudian disambal, daun seledri dan irisan mentimun.
Nasi kuning : Bahan : 3 mangkok beras, 1 mangkok santan kental Bumbu : Kunyit secukupnya ditumbuk halus, 1 batang sereh, 1 lembar daun pandan, 2 lembar daun jeruk purut, garam dan vetsin secukupnya. Cara memasaknya : Seperti memasak nasi gurih. Dihidangkan dengan opor, telor dadar, kemangi, ketimun, bawang goreng dan serundeng.
Nasi Goreng Istimewa : Bahan : 1 Kg beras dimasak seperti masak nasi biasa, 1 kaleng corned beef, 100 gram mentega, 3 butir tomat merah.
Bumbu : 8 biji bawang merah 4 biji cabe merah (dibuang bijinya) 1 sendok makan garam, vetsin secukupnya. Cara memasaknya : Kemudian corned beef serta tomat campurkan kedalam tumisan tadi, dan diaduk-aduk terus. Sekarang dibubuhi sedikit vitsin, terus masukkan nasi, aduk sampai rata. Apabila sudah tercampur betul dan sudah cukup enak rasanya, angkat dan hidangkan dengan telor dadar yang diiris panjang-panjang sebagai hiasan.
Selamat Makan !
Tertawa Sejenak Gigi Palsu Setelah selesai pasang gigi, seorang kakek pun langsung membayar si dokter... Kakek: “dok nich uangnya 300rb saya bayar tunai.” Tanpa basa basi kakek langsung berjalan pulang... Tidak lama kemudian si dokter lari keluar mengejar si kakek... Dokter: kek, kek tunggu sebentar.. Kakek: “kenapa dok, uangnya kurang??” Si kakek langsung mengambil uang dari dompetnya dan menambahkan uang ke pak’ dokter... Dokter langsung menjawab: “Bukan gitu kek, uangnya uang palsu...” Kakek: “memangnya gigi yg dokter pasang ke saya gigi apa?? Palsu juga kan???”. (Milis Gelora45)
Indo
Pada masa Orba taipan papan atas Asia asal Indonesia, alm. Liem Sioe Liong (Sudono Salim) bersedia diwawancarai. Jurnalis: Oom Liem, jumlah seluruh kekayaannya berapa sih? Liem: Uuaah susa itung ah, buuuanyak! Pokoknya yg namanya pake INDO, semua owe punya. Owe nasional, tauk. + Oh iya, Indofood dong? - Butul, itu owe punya. + Kalo Indomobil & Indosiar? - Haiyaaa... Itu aku taokenya lah. + Wah hebat! Nah, gimana Indocement & Indomaret? - Lu kenapa belon paham ya !? Inget bae2, yg depannya ada Indo, tentu owe punya, gitu. Gampang ‘kan? + Oom, maaf,...... kalo... Indonesia? - Nah, itu laen, owe palo2 sama Su Ha To aaah........ (K.Djie-Gelora45)
Inilah Humor dari Surga RMOL. Selama hidupnya, si Fulan, katakanlah begitu nama laki-laki ini, beramal ibadah sekadarnya saja. Untunglah tak banyak dosa yang dia lakukan. Karena amalnya menang tipis, si Fulan pun masuk surga. Suatu hari di surga, saat sedang berjalan-jalan menikmati keindahan surga dan penduduknya yang ramah tamah, si Fulan terkejut melihat seorang yang sepertinya ia kenali. Wajah orang itu sering muncul di halaman-halaman utama koran, di berita-berita televisi, billboard dan seterusnya. Orang yang dikenali si Fulan ini adalah mantan anggota Dewan Perwakilan Masyarakat di negeri antah berantah yang meninggal dunia tak lama setelah divonis bersalah dalam sebuah kasus megakorupsi. Si Fulan gelisah. Dia penasaran mengapa sang mantan anggota DPM bisa masuk surga, padahal selama hidup, terutama saat jadi wakil masyarakat, dikenal tidak amanah. “Kok bisa dia masuk surga?” tanya si Fulan kepada seorang penjaga di taman surga. “Oh, dia. Dia sedang studi banding saja, kok. Besok juga balik ke neraka,” jawab sang penjaga taman surga dengan ringan. (http://www.rmol.co/)
Ini tentang bahasa Inggris Bang Awie: Fatimeh..... kalo abang kawin lagi boleh nggak...? Istri: Boleh aja bang...... asal abang belajar dulu bahasa Inggris tentang bedanye singular dan plural. Bang Awie: OK deh..... misalnya ape......? Istri: Kalu satu mobil bahasa Inggrisnya kan...... one car, kalao dua mobil two cars..... Bang Awie: Oooooo...... itu mah gampang...!! Tinggal nambahin huruf s doang kan di ujungnye..... Istri: Betul..... tapi iu juge berlaku buat abang...... Bang Awie: Maksud lu ape.....? Istri: Kalo satu istri abang MAMPU..... tapi kalau dua istri...... abang MAMPUS...... (Bahan: Gelora 45)
Neraka nya Indonesia Seorang warga Indonesia meninggal dan karena amal perbuatannya buruk lalu ia dikirim menuju ke neraka. Di sana ia mendapatkan bahwa ternyata neraka itu berbeda-beda bagi tiap negara asal. Pertama ia keneraka orang-orang Inggris dan bertanya kpd orang-orang Inggris di situ: “Kalian diapain disini?” Orang Inggris menjawab: “Pertama-tama, kita didudukan di atas kursi listrik selama satu jam. Lalu didudukan di atas kursi paku selama satu jam lagi. Lalu disiram dengan bensin dan disulut api. Lalu, setan Inggris muncul dan memecut kita sepanjang sisa hari.” Karena kedengarannya tidak menyenangkan, si orang Indonesia menuju ke neraka lain. Ia coba melihat-lihat bagaimana keadaan di neraka AS, neraka Jepang, neraka Rusia dan banyak lagi. Ia mendapati bahwa kesemua neraka-neraka itu kurang lebih mirip dengan neraka orang Inggris. Akhirnya ia tiba di neraka orang Indonesia sendiri, dan melihat antrian sangat-sangat panjang yang terdiri dari orang berbagai negara (tidak cuma orang Indonesia saja) yang menunggu giliran untuk masuk neraka Indonesia. Dengan tercengang ia bertanya kepada yang ngantri: “Apa yang akan dilakukan di sini?” Ia memperoleh jawaban: “Pertama-tama, kita didudukkan diatas kursi listrik selama satu jam. Lalu didudukkan di atas kursi paku selama satu jam lagi. Lalu disiram dengan bensin dan disulut api. Lalu setan Indonesia muncul dan memecut kita sepanjang hari.” “Tapi itu kan sama persis dengan neraka-neraka yang lain toh. Lalu kenapa dong begitu banyak orang ngantri untuk masuk ke sini?” “Di sini service-nya sangat-sangat buruk, kursi listriknya nggak nyala, karena listrik sering mati... Kursi pakunya nggak ada, tinggal pakunya aja karena kursinya sering diperebutkan. Bensinnya juga nggak ada tuh, karena harganya melambung tinggi dan setannya adalah mantan anggota DPR, jadi ia cuma datang, tanda tangan absensi, lalu pulang.” .................?
Surga - Neraka Suatu hari di surga, menghadap seseorang yang karena nasibnya kebetulan ga kenal Tuhan (dus disebut atheis) dan seorang beragama yg “fanatik”. Tuhan memutuskan untuk memasukkan si atheis ke surga, si Fanatik malah masuk neraka. Jelas si Fanatik protes keras. Tuhan menjawab: Lahhh elu ini!!!... Mendapatkan kesulitan dalam hidup bilangnya Gua kasih cobaan, memangnya Gua iseng, terus sebut2 nama Gua dan puji2, memangnya Gua sifatnya seperti manusia yg senang dipuji. Ngrepotin Gua melulu lu, sakit bukannya minum obat malah nyuruh Gua sembuhin. Lu yg utang, suruh Gua yg lunasin. Lu pergi jalan2 Gua disuruh jadi satpam jagain rumah lu. Lu gebukin orang gara2 bukan seagama, lu bilang Gua yg nyuruh. Baru ngasih tempat ibadah ceban aja, Gua disuruh balikin cepek tiau. Lu yg enak2 bikin anak, Gua lagi yg disuruh pelihara dan bilang Gua yg ngasih. Kemaren lu sekarat gara2 udah tau darah tinggi, eeeh malah keenakan makan sate kambing dan ngelahapin duren!!! Sekarang lu mati, seluruh keluarga lu bilang Gua yg manggil elu lantas nuntut gua harus terima baek elu. Sekarang lu ke sini mau apa? Lu cuma mau rumah Gua kan? Enak aje !!! Lu liat tuh si atheis! Kagak pernah ngrepotin gua. Tiap hari kerja giat, kesulitan hidup dihadapin dan jalanin dengan gunain akal budi yang udah gua bekalin. Meski dulu dia belum tau siapa Gua, tapi sekarang dia pasrah ga nuntut apa-apa, menghadap Gua sebagai TUHANnya. Hatinya tulus tanpa pamrih. Ya jelas Gua pilih dia daripada lu yg beragama, tapi kaga ngerti maunya Gua apa! Percuma lu ngaku anak Gua, tapi kagak pernah jadi kayak Gua! Lu ama Gua kaga ada mirip2nya!!! Jadi sorry lah yauw!!, tempat lu ga pantes di surga, tapi di neraka!!!! (K.Djie-Gelora45)
��������������������������������������������������������������������������� ��������������������������������������������������������������������������������� �����������������������������������������������������