KATA PENGANTAR
Pembaca yang terhormat, Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, Jurnal Ecolab Volume 6 Nomor 2 Tahun 2012 telah terbit. Setelah mendapatkan status terakreditasi pada tahun 2010, mulai penerbitan Volume 4 Nomor 2 Tahun 2010, Jurnal Ecolab mengalami perubahan sebagai berikut. Pertama, perubahan warna pada logo kalpataru disesuaikan dengan warna logo baru Kantor Kementerian Lingkungan Hidup. Kedua, substansi tulisan yang dimuat tidak terbatas pada hasil pemantauan, tetapi juga kajian ilmiah yang mencakup aspek lingkungan hidup. Dalam penerbitan edisi ini, Jurnal Ecolab memuat lima tulisan dengan judul sebagai berikut: Kandungan Black Carbon pada Partikulat Udara Halus dan Kasar dalam Udara Ambien di Daerah Serpong-Tangerang Distribusi Unsur Makro dan Mikro Dalam Abu Gunung Merapi Yogyakarta Evaluasi Perubahan Lingkungan Wilayah Pesisir Surabaya Timur Sidoarjo dengan Menggunakan Citra Satelit Multitemporal Peran Rhizobakteri dalam Fitoekstraksi Logam Berat Kromium pada Tanaman Jagung Pengaruh Percampuran Air Terhadap Oksigen Terlarut di Sekitar Karamba Jaring Apung, Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat Kami mengharapkan partisipasi para pembaca dan praktisi di bidang lingkungan hidup untuk turut serta menyajikan tulisan mengenai kajian-kajian yang berkaitan dengan aspek lingkungan hidup untuk terbitnya jurnal ecolab selanjutnya. Terimakasih.
Salam, Redaksi
ISSN 1978-5860 Akreditasi No. 294/Akred-LIPI/P2MBI/08/2010
Jurnal Kualitas Lingkungan Hidup Volume 6, Nomor 2, Juli 2012
DAFTAR ISI Kata Pengantar ....................................................................................................................
i
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii Pengaruh Penambahan Mn2+ dan Mg2+ Pada Media Stone Mineral Salt Solution Extract Yeast (SMSSe) Terhadap Kinerja Isolat Bakteri DM-5..................... 61 Nida Sopiah, La Ode Sumarlin, S. Hermanto, Zakki R. Mubarok
Kandungan Logam Berat Pada Pplychaeta Namalycastis sp. dari Muara Sungai Terpolusi dan Tidak Terpolusi .............................................................. 73 Sevi Sawestri dan Lin Inayat Al Hakim
Viabilitas Dan Kinerja Konsorsium Mikroba Pendegradasi Hidrokarbon Setelah Penyimpanan Dalam Pendingin Dan Penyimpanan Beku ................................................... 81 Erma Najmiyati dan Dominikus H. Akhadi
Hubungan Fluks Metana Dan Dinitrogen Oksida Dengan Karakteristik Tanah Sawah Tadah Hujan Di Jawa Tengah .................................................................................. 90 A. Wihardjaka, S. D. Tandjung, B. H. Sunarminto, E. Sugiharto
Dampak Pemanfaatan Briket Batubara Terhadap Kualitas Udara Ambien ......................... 100 Rina Aprishanty, Isa Ansyori, Emalya Rahmawati, Puji Purwanti, Ricky Nelson
PENGARUH PENAMBAHAN Mn2+ DAN Mg2+ PADA MEDIA STONE MINERAL SALT SOLUTION EXTRACT YEAST (SMSSe) TERHADAP KINERJA ISOLAT BAKTERI DM-5 Nida Sopiah1, La Ode Sumarlin2, S. Hermanto2, Zakki R. Mubarok2 (Diterima tanggal 15-11-2011; Disetujui tanggal 14-03-2012)
ABSTRAK Bioremediasi adalah salah satu upaya untuk mengurangi pencemaran minyak bumi dengan memanfaatkan mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan dalam penelitian ini adalah Isolat bakteri hidrokarbonoklastik DM-5. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh logam Mn2+ dan Mg2+ terhadap aktivitas bakteri yang dapat meningkatkan laju biodegradasi yang dilihat dari penurunan pH, kadar minyak bumi tersisa metode gravimetri, dan senyawa penyusun minyak bumi hasil biodegradasi (GCMS). Media yang digunakan adalah Stone Mineral Salt Solution Extract Yeast (SMSSe) dengan variasi konsentrasi ion logam Mn2+ (1, 5, 10 ppm) dan Mg2+ (100, 150, 200 ppm). Perlakuan terbaik untuk penambahan ion mangan adalah pada media Mn-2 dengan persentase degradasi sebesar 90,54% dengan pH akhir sebesar 5,63 sedangkan media Mn-1 dan Mn-3 sebesar 85,26 % dan 86,42% dengan pH akhir sebesar 5,98 dan 5,76. Perlakuan terbaik untuk penambahan ion magnesium adalah pada media Mg-1 dengan persentase degradasi sebesar 69,37% dengan pH akhir sebesar 6,08 sedangkan media Mg-2 dan Mg-3 sebesar 36,52% dan 28,73% dengan pH akhir sebesar 6,35 dan 6,52. Kata kunci : kofaktor, bioremediasi, minyak bumi, laju biodegradasi, bakteri hidrokarbonoklstik.
ABSTRACT Bioremediation is one of the efforts to reduce petroleum pollution using microorganisms. Microorganisms used in this research is isolate the hydrocarbonoclastic bacteria DM-5 form a consortium. The purpose of this research was to determine the influence of metal M g 2 + and M n 2+ on the activity of bacteria that can increase the rate of biodegradation is seen from the decrease in pH, levels of petroleum remaining gravimetric method, and the constituent compounds of petroleum biodegradation results by GCMS. The medium used is the Mineral Stone Salt Yeast Extract Solution (SMSSe) with variation the concentration of Mg2+ ions (100, 150, 200 ppm) and Mn2+ (1, 5, 10 ppm). The best treatment for the addition of manganese ions are on Mn-2 medium with the percentage degradation is 90,54% and the final pH is 5,63, while the Mn-1 and Mn-3 medium are 85,26% and 86,42% with final pH are 5,98 and 5,76.The best treatment for the addition of magnesium ions is in the Mg-1 medium with the percentage degradation is 69,37% and the final pH is 6,08 while Mg-2 and Mg-3 medium are 36,52% and 28,73% with the final pH are 6,35 and 6,52. Keywords : cofactor, bioremediation, petroleum, rate of biodegradation hydrocarbonoclastic bacteria.
1 2
Balai Teknologi Lingkungan BPPT, Gedung 412 Kawasan Puspiptek Serpong 15314. Telp 021-7560919/7563116 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA POLYCHAETA Namalycastis sp. DARI MUARA SUNGAI TERPOLUSI DAN TIDAK TERPOLUSI Sevi Sawestri1) dan Lin Inayat Al Hakim2) (Diterima tanggal 15-11-2011; Disetujui tanggal 14-03-2012)
ABSTRAK Namalycastis (Polychaeta: Nereididae) merupakan makrobentos yang hidup di perairan tawar dan estuari. Namalycastis berpotensi sebagai bioindikator. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kandungan logam berat (Pb, Cd, Cu, Cr dan Ni) dari dalam tubuh Namalycastis perairan terpolusi (Sunda Kelapa, Teluk Jakarta) dan perairan kurang terpolusi (Way Belau, Teluk Betung Lampung). Kandungan logam ditentukan dengan menggunakan metode Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Koleksi Namalycastis yang ditemukan di kedua lokasi terdiri dari 2 spesies, yaitu N. abiuma dan N. cf borealis. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kandungan logam dalam bagian tubuh Namalycastis dari Sunda Kelapa lebih tinggi dibandingkan dari Way Belau. Kandungan logam tertinggi dalam Namalycastis dari kedua lokasi adalah Cu. Tingginya kadar Cu dalam Namalycastis disebabkan proses akumulasi Cu dari habitatnya serta sifat Cu sebagai logam esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan hidup organisme. Kata Kunci: Namalycastis, Polychaeta, logam berat, Way Belau, Sunda Kelapa.
ABSTRACT Namalycastis (Polychaetes: Nereididae) is macro benthos that live in freshwater and estuarine. Namalycastis is potentially used as bioindicator. The aim of this research was to study the content of heavy metals (Pb, Cd, Cu, Cr, and Ni) in the Namalycastis body from polluted (Sunda Kelapa, Jakarta Bay) and unpolluted habitats (Way Belau, Betung Bay Lampung). The metal concentrations were determined by using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) analysis method. The Namalycastis collections consist of 2 species, i.e. N. abiuma and N. cf borealis. The result showed that the content of heavy metals in Namalycastis body from Sunda Kelapa was higher than from Way Belau. The highest metal content in Namalycastis body from both locations is Cu. The reasons highest Cu in Namalycastis are accumulation process from their habitat also the Cu metal essential for growth and development organism. Keywords: Namalycastis, Polychaetes, heavy metal, Way Belau, Sunda Kelapa.
1
Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Balitbang Kelautan dan Perikanan-KKP. Jl. Beringin No. 8 Mariana, Palembang Sumatra Selatan 30763 Indonesia. Telp 0711-7537205. Email:
[email protected].
VIABILITAS DAN KINERJA KONSORSIUM MIKROBA PENDEGRADASI HIDROKARBON SETELAH PENYIMPANAN DALAM PENDINGIN DAN PENYIMPANAN BEKU Erma Najmiyati dan Dominikus H. Akhadi1) (Diterima tanggal 15-11-2011; Disetujui tanggal 14-03-2012)
ABSTRAK Penyimpanan jangka pendek mikroba umumnya dilakukan pada suhu dingin non-beku (refrigerator), sedangkan penyimpanan jangka menengah–panjang, harus dalam kondisi beku. Penyimpanan dalam kondisi beku perlu dicegah terbentuknya kristal es di dalam sel, dapat dilakukan dengan pemberian agen krioprotektan seperti gliserol. Telah dilakukan pengujian terhadap 2 koleksi kultur campuran mikroba pendegradasi hidrokarbon yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi, Balai Teknologi Lingkungan BPP Teknologi, yaitu konsorsium A dan B. Hasil menunjukkan bahwa kedua kultur yang disimpan dalam suhu dingin non beku hanya mampu bertahan kurang dari 3 bulan. Sementara jika kultur tersebut disimpan pada suhu beku dapat memperpan- jang umur simpan.. Viabilitas kultur yang disimpan beku selama 3 bulan relatif cukup stabil karena hanya turun rata-rata 1 log. Sementara itu penyimpanan beku selama 6 bulan menyebabkan penurunan viabilitas 2 log, berikutnya penyimpanan hingga 2 tahun menyebabkab viabilitas kembali turun 2 log. Pengujian kinerja dalam mendegradasi hidrokarbon hingga hari ke-14 mampu menurunkan kadar minyak mentah hingga masing-masing 44% untuk konsorsium mikroba A dan 47% untuk konsorsium mikroba B. Kemampuan pulih kultur dipengaruhi oleh konsorsium mikroba. Konsorsium A mempunyai kemampuan pulih lebih rendah dibandingkan konsorsium mikroba B, baik untuk penyimpanan di suhu dingin non beku maupun dingin beku. Kata kunci: Degradasi hidrokarbon, penyimpanan mikroba, masa simpan, viabilitas mikroba, kinerja degrabilitas1
ABSTRACT For short term storage, the microbes can generally be stored in non-freezing cold temperatures (ie in refrigerator), while for medium–long term storages, microbes must be stored in a freezing condition, below 0°C. Cell storage in freezing conditions should be prevented from the formation of ice crystals within the cell, can be done by giving a cryoprotectant such as glycerol. Tests conducted on two collections of mixed cultures of hydrocarbon degrading microbes owned by Microbiology Laboratory, Institute of Environmental Technology BPP Technology, showed that both cultures stored in a non-freezing cold temperatures can only survive for less than 3 months. Meanwhile, if the cultures were stored at freezing temperatures the shelf life can extend up to 12 months. Viability of cultures stored at freezing temperature up to 3 months was relatively stable because it only dropped an average of 1 log. Meanwhile, frozen storage up to 6 months lead to decreased on cell viability up to 2 logs and decrease up to 2 logs for 2 years. Microbes consortium A was able to degrade of crude oil 44% and 47% for consortium B for 14 days. The ability of the cells to recover was influenced by the types of microbes. The A mixed culture had lower recovery rate than its counterpart, both for non-freezing and freezing cold storage methods. Keywords: Hidrocarbon degradation, Microbe preservation, short-time storage, long-time storage, microbes viability, de- gradebality
1
Balai Teknologi Lingkungan Bapan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Gd 412 Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang15314 telp 0217560919, Fax 021-7563116, email:
[email protected],
[email protected]
HUBUNGAN FLUKS METANA DAN DINITROGEN OKSIDA DENGAN KARAKTERISTIK TANAH SAWAH TADAH HUJAN DI JAWA TENGAH A. Wihardjaka1*, S. D. Tandjung2, B. H. Sunarminto3, E. Sugiharto4 (Diterima tanggal 15-11-2011; Disetujui tanggal 14-03-2012)
ABSTRAK Kondisi basah – kering tanah sawah tadah hujan yang silih berganti mempengaruhi dinamika gas rumah kaca metana dan di- nitrogen oksida dalam tanah. Besarnya produksi CH dan N O terkait dengan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sawah tadah 4 2 hujan. Penelitian dilaksanakan di laboratorium untuk mengetahui hubungan antara fluk metana dan dinitrogen oksida dan karakteristik tanah sawah tadah hujan Inceptisol. Contoh tanah diinkubasi selama satu bulan dan dianalisis4 dan produksi CH N2 O, dan karakteristik fisik, kimia, dan biologi tanah. Laju produksi metana dari tanah sawah tadah hujan Inceptisol berkorelasi positif secara nyata dengan kandungan C organik dan berkorelasi negatif dengan ketersediaan sulfat dan mangan dalam tanah. Produksi dinitrogen oksida dari tanah sawah tadah hujan Inceptisol berkorelasi positif secara nyata dengan kandungan nitrat dan berkorelasi negatif dengan ketersediaan mangan (Mn) dalam tanah dan kandungan lempung. Kata kunci: metana, dinitrogen oksida, tanah sawah Inceptisol, tadah hujan
ABSTRACT In rainfed lowland ecosystem, the soil is not submerged continuously but is subjected to wetting and drying cycles. Alternating periods of soil oxidation and reduction resulting from the changing hydrological conditions lead to affect greenhouse gases dynamics of methane and nitrous oxide. The magnitude4 and N O productions relates to physical, chemical, of CH biological 2 properties of rainfed rice soils. The laboratory experiment was carried out to determine relationship between 4fluxes of CH and N2 O and soil characteristicts of Inceptisols. Soil samples were incubated during a month and4 and N O producanalyzed CH 2 tion and soil properties. The methane production rate correlated positively and significantly with organic C content, however, it correlated negatively with sulphate and manganese availability in rainfed rice soils of Inceptisols.The nitrous oxide production correlated positively and significantly with soil nitrate, however, it correlated negatively with manganese (Mn) availability and clay content in soil under rainfed rice ecosystems. Key words: methane, nitrous oxide, Inceptisols, rainfed rice field
1)
Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Jakenan, Pati Jawa Tengah Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 3) Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 4) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2)
DAMPAK PEMANFAATAN BRIKET BATUBARA TERHADAP KUALITAS UDARA AMBIEN Rina Aprishanty, 2Isa Ansyori, 2Emalya Rahmawati,
1
2
Puji Purwanti, , 2 Ricky Nelson
(Diterima tanggal 15-11-2011; Disetujui tanggal 14-03-2012)
ABSTRAK Penggunaan Briket Batubara sebagai bahan bakar alternatif , perlu dikaji dampaknya terhadap kualitas udara.Pemantauan dilakukan di tempat penggunaan briket batu bara sebagai bahan bakar seperti industri kecil menengah rumah makan dan pondok pesantren. Parameter yang diukur yaitu Debu, gas seperti SO , NO , CO,dan Hidro 2
2
karbon. Kualitas udara ambien di seluruh lokasi sampling berada di bawah baku mutu sesuai PP No. 41 tahun 1999. Kata Kunci: Briket Batu Bara, Pencemar Udara
ABSTRACT The use of coal briquettes as an alternative fuel, is necessary to study their impact on the quality of air . Monitoring done in the use of coal briquettes as fuel such as small and medium industries, a restaurant and a boarding school. Parameters measured the Total Suspended Particulate, gases such as SO ,2 NO ,2 CO, and hydro carbon. Ambient air quality in all sampling locations under the quality standards appropriate. Ambient air quality in all sampling locations under the quality standards appropriate PP. 41 of 1999. Keywords: Coal Briquette, Air Pollutants
1)
Widyaiswara Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup -Deputi VII KLH, Kawasan Puspiptek Gedung 210, Serpong, Banten, 15310-Indonesia.
2)
Pusat Sarana Pegendalian Lingkungan Hidup -Deputi VII KLH, Kawasan Puspiptek Gedung 210, Serpong, Banten, 15310-Indonesia
UCAPAN TERIMA KASIH
Dewan Redaksi mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. RTM Sutamihardja 2. Dr. Ir. Ning Purnomohadi, MS. 3. Ir. Isa Karmisa Ardiputera 4. Dr. Yanni Sudiyani Sebagai Mitra Bestari atas kesediaannya melakukan review pada Jurnal Ecolab Volume 6, Nomor 1, Januari 2012.
Januari 2012 Dewan Redaksi Ecolab Jurnal Kualitas Lingkungan Hidup