KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011 adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja pelaksanaan kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan sesuai tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan dan dimanfaatkan untuk: 1) Bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan; 2) Penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang; 3) Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang; dan 4) Penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan. Pada tanggal 31 Januari 2011 telah disahkan Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011oleh Direktur Tanaman Tahunan dan Direktur Jenderal Perkebunan dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil dengan 6 (enam) sasaran strategis, adalah sebagai berikut: 1) Pengembangan Budidaya Tanaman Tahunan (karet, kelapa, kelapa sawit, jambu mete, jarak pagar dan kemiri sunan); 2) Pembangunan Kebun Sumber Benih Tanaman Tahunan; 3) Terwujudnya Kelembagaan Perkebunan yang Harmonis dan Berkesinambungan; 4) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Usaha Tanaman Kelapa Sawit, Karet, dan Kakao melalui Program Revitalisasi Perkebunan; 5) Pelaksanaan Layanan Perkantoran Pusat; 6) Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Tanaman Tahunan. Kebijakan yang ditempuh adalah meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas dalam proses menuju pelayanan prima melalui peningkatan nilainilai profesionalisme, keterbukaan, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Dokumen LAKIP Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan tahun 2011 ini tersusun berkat dukungan dan kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak terkait. Ucapan terima kasih kami sampaikan atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan 2011, semoga dokumen ini dapat menjadi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Tanaman Tahunan. Jakarta, Februari 2012 Direktur Tanaman Tahunan
Ir. Rismansyah Danasaputra, MM NIP. 19550612 198203 1 002
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
i
IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011 ini dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Tanaman Tahunan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-PAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014, Direktorat Tanaman Tahunan mempunyai tujuan adalah (1) Meningkatkan luas areal, produksi dan produktivitas tanaman tahunan, (2) Meningkatkan penyediaan benih unggul bermutu tanaman tahunan, (3) Meningkatkan dukungan identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya tanaman tahunan, (4) Meningkatkan pemberdayaan petani dan peran kelembagaan tanaman tahunan dan (5) Meningkatkan pelayanan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Tanaman Tahunan. Sasaran kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011 yaitu: (1) Terlaksananya pengembangan budidaya tanaman tahunan (karet, kelapa, kelapa sawit, jambu mete, jarak pagar, kemiri sunan), (2) Terbangunnya kebun sumber benih tanaman tahunan, (3) Terwujudnya kelembagaan perkebunan yang harmonis dan berkesinambungan, (4) Terlaksananya layanan perkantoran pusat, dan (5) Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan tanaman tahunan. Terhadap sasaran sebagaimana tertuang dalam RKT Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011, pada umumnya realisasinya mencapai 100%. Pengukuran kinerja untuk kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya yang tersebar di 32 provinsi, capaian fisiknya rata-rata mencapai 91.73% dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 57.980.695.000 (93,82 %). Untuk pengukuran kinerja di lingkup Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011, diperoleh realisasi keuangan sebesar Rp. 6.446.069.793 (98,14%). Rincian masingmasing komponen yang menggambarkan kinerja bagian meliputi (1) Layanan Perkantoran Pusat, dengan realisasi keuangan sebesar 97,84% dengan katagori berhasil, (2) Identifikasi dan Pendayagunaan Sumberdaya dengan realisasi keuangan sebesar 98,94% dengan katagori berhasil, (3) Perbenihan, dengan realisasi keuangan sebesar 95,83% dengan katagori berhasil, (4) Budidaya, dengan realisasi keuangan sebesar 93,80% masuk katagori berhasil, dan (5) Pemberdayaan Kelembagaan, dengan realisasi keuangan sebesar 93,03% masuk katagori berhasil. Permasalahan yang dihadapi pada tahun 2011, antara lain sebagai berikut: (a) Masih adanya revisi POK/DIPA yang diajukan; (b) Penetapan CP/CL di lokasi lahan yang LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page ii
diusulkan sering terlambat sebagai akibat kurangnya koordinasi dengan institusi setempat; (c) Penyesuaian RTRWP harus sesuai dengan penetapan calon lahan; dan (c) terbatasnya SDM yang telah memenuhi kualifikasi panitia pengadaan barang/jasa. Berbagai upaya telah dilakukan baik dari aspek Administrasi, antara lain melalui (1) Penetapan CP/CL secara bertahap; (2) Melakukan upaya percepatan transfer dana bansos ke rekening kelompok; (3) Memacu percepatan pelaksanaan kegiatan di lapangan; (4) Memacu percepatan proses pengadaan barang/jasa; (5) Membuat penetapan reward dan punishment sehingga memicu Provinsi dan Kabupaten untuk menjadi lebih baik yang sebelumnya terlambat menjadi tepat waktu dalam penyampaian data dan informata sesuai yang direncanakan; dan (5) Dukungan Pemprov dan Pemkab setempat dalam mendukung pelaksanaan program untuk mempersiapkan calon petani dan calon lahan. Kemudian dari aspek Pengorganisasian telah dilaksanakan: (1) Pembagian tugas antara Sekretariat dan Direktorat sebagai penanggungjawab teknis dalam capaian fisik kegiatan dan keuangan sesuai wilayah binaan (6 Provinsi yaitu Sumut, Riau, Kepri, Kalbar, Banten, Papua); (2) Evaluasi kinerja satker per triwulan dimaksudkan untuk memotivasi satker dalam mempercepat pelaksanaan pembangunan perkebunan dan mencapai target sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian; (3) Surat tentang capaian kinerja satker kepada Gubernur selaku wakil pemerintah pusat sekaligus penanggungjawab kegiatan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota selaku penanggungjawab pelaksanaan kegiatan di tingkat Kabupaten; (4) Penilaian kinerja satker; dan (5) Menugaskan Tim ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi masalah keterlambatan dan mencari upaya penyelesaiannya. Dari aspek pengawasan pelaksanaan, adalah: (1) Mengambil langkah-langkah yang strategis untuk percepatan penyerapan keuangan; (2) Mengintensifkan pengawalan, pendampingan dan pembinaan petugas ke Satker Daerah; (3) Melaksanakan pengawalan, pendampingan dan monitoring pelaksanaan kegiatan secara intensif; (4) Melaporkan capaian keuangan setiap bulan kepada Direktur Tanaman Tahunan, baik melalui e-mail, faksimile, telepon maupun media lainnya.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………... IKHTISAR EKSEKUTIF ………………………………………………………………... DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
i ii iv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1.1. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1.2. Organisasi ………………………………………………………………..
1 1 2
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA …………………………... 2.1. Perencanaan (Rencana Strategis) Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 ………………… 2.1.1. Visi Sekretariat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 ……. 2.1.2. Misi Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 …… 2.1.3. Nilai-nilai ……………………………………………………. 2.1.4. Tujuan Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 ……………. 2.1.5. Sasaran Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 …………. 2.1.6. Arah Kebijakan Pengembangan Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014 …………………………………………. 2.1.7. Strategi Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 … 2.1.8. Kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 .. 2.1.9. Fokus Kegiatan Yang Terkait Dengan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 …… 2.1.10. Keluaran (Output) …………………………………………..
4 4
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011…………………… 2.2.1. Program Pembangunan Tanaman Tahunan Tahun 2011 .. 2.2.2. Sasaran Pembangunan Tanaman Taunan Tahun 2011 ….. 2.2.3. Indikator Kinerja ……………………………………………….. 2.3. Perjanjian Kinerja ……………………………………………………. BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA …………………………………………….. 3.1. Pengukuran Kinerja ………………………………………………… 3.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs) 3.2.1. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Pengembangan Tanaman Daerah dan Pusat
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
4 4 5 5 6 7 9 11 11 12 14 14 14 14 14 19 19 19
Page iv
3.2.2.
Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan di Pusat 3.3. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut …………………………. 3.3.1. Permasalahan …………………………………………………… 3.3.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian ……………………… 3.3.2.1 Administrasi …………………………………………………….. 3.3.2.2 Pengorganisasian ……………………………………………… 3.3.2.3 Pengawasan Pelaksanaan …………………………………….. BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………... 4.1. Kesimpulan........................................................................................ 4.2. Saran Rekomendasi .......................................................................
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
21 22 22 22 22 22 23 24 24 25
Page v
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam pembangunan nasional dan pembangunan pertanian, pembangunan perkebunan merupakan salah satu bagian yang pada akhirnya harus dilaksanakan secara keseluruhan dan berkelanjutan karena menyangkut berbagai aspek seperti ekonomi, ekologi, lingkungan pengembangan wilayah dan banyaknya tenaga kerja yang terlibat serta menggantungkan hidupnya dari sub sektor perkebunan sehingga berdampak pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2004 tentang perkebunan, pembangunan perkebunan harus mampu meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat secara berkeadilan dan berkelanjutan, sehingga peran penting perkebunan sebagai penyedia devisa negara, penyerap tenaga kerja, pendorong pengembangan industri hilir perkebunan di dalam negeri, pendukung pengembangan wilayah serta peran pentingnya dalam mendukung kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup akan semakin meningkat. Dengan adanya otonomi daerah sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang sudah diperbaiki dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 serta peraturan pendukungnya, kebijakan pembangunan perkebunan kedepan harus mampu melaksanakan tugas dan fungsi yang akan dijalankan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah di dalam memberikan pelayanan optimal kepada para pelaku dan pihak yang berkepentingan dalam pembangunan usaha perkebunan. Untuk mewujudkan pertanggung jawaban kinerja instansi pemerintah maka perlu dibuat Laporan Akuntabilitas Kinerja yang merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat berdasarkan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) sesuai dengan Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 1
1.2.
Organisasi
Pada tahun 2010 sesuai dengan perubahan organisasi Kementerian Pertanian telah diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian bahwa Direktorat Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Perkebunan dipimpin oleh Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perkebunan. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan fungsi : (a) perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan; (b) pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan; (c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan; (d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pasca panen perkebunan; dan (e) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan. Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No.61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 terdiri atas (a) Sekretariat Direktorat Jenderal; (b) Direktorat Tanaman Semusim; (c) Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar; (d) Direktorat Tanaman Tahunan; (e) Direktorat Perlindungan Perkebunan; dan (f) Direktorat Pasca Panen dan Pembinaan Usaha. Direktorat Tanaman Tahunan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman tahunan. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Tanaman Tahunan menyelenggarakan fungsi : 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan. 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan. 5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Tahunan. LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 2
Direktorat Tanaman Tahunan terdiri atas : 1. Subdirektorat Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya; 2. Subdirektorat Perbenihan; 3. Subdirektorat Budidaya; 4. Subdirektorat Pemberdayaan dan Kelembagaan; 5. Subbagian Tata Usaha; dan 6. Kelompok Jabatan Fungsional.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 3
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014 Rencana strategis Direktorat Tanaman Tahunan disusun berdasarkan analisis strategis atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terkini yang dihadapi dalam pembangunan tanaman tahunan selama kurun waktu 2010 – 2014. Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Tanaman Tahunan memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan yang akan dilaksanakan selama lima tahun kedepan. 2.1.1. Visi Direktorat Tanaman TahunanTahun 2010 – 2014 Dalam rangka mendukung visi pembangungan perkebunan tahun 2010 – 2014 dari aspek manajemen dan kegiatan teknis Direktorat, maka ditetapkan Visi Direktorat Tanaman Tahunan, adalah: ”Menjadi Institusi Pemerintah yang profesional dalam memberikan fasilitasi dan pelayanan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman tanaman tahunan yang berkelanjutan, untuk meningkatkan pendapatan petani”. 2.1.2. Misi Direktorat Tanaman TahunanTahun 2010 – 2014 Untuk dapat berkontribusi secara signifikan dalam misi pembangunan perkebunan tanaman tahunan tahun 2010 – 2014 dalam mencapai visi tersebut diatas, maka Direktorat Tanaman Tahunan menetapkan misinya sebagai berikut : 1. Memfasilitasi peningkatan dukungan identifikasi dan pendayagunaan sumber daya tanaman tahunan; 2. Memfasilitasi peningkatan dukungan penyediaan benih unggul bermutu tanaman tahunan; 3. Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman tahunan; 4. Memfasilitasi pemberdayaan petani dan kelembagaan tanaman tahunan; 5. Memfasilitasi pembinaan dan pengawasan Program Revitalisasi Perkebunan; 6. Mendukung penyediaan Bahan Baku Bahan bakar Nabati/BBN; dan 7.
Meningkatkan pelayanan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Tanaman Tahunan.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 4
2.1.3. Nilai – Nilai
Nilai – nilai yang mendukung pelaksanaan kegiatan pada Direktorat Tanaman adalah: 1.
Kebersamaan dalam melaksanakan kegiatan guna mencapai hasil yang optimal dan berdaya guna sesuai dengan visi dan misi Direktorat Tanaman Tahunan;
2.
Keterbukaan/transparansi, sebagai upaya mendukung pemerintahan yang bersih dan akuntabel sesuai sasaran Direktorat Tanaman Tahunan;
3. Profesionalisme, bagi seluruh aparat yang terkait dalam melaksanakan tugas yang didukung dengan peningkatan kualitas aparat sehingga menghasilkan hasil maksimal.
2.1.4. Tujuan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014
Untuk dapat mendukung pencapaian agenda pembangunan nasional dan tujuan pembangunan pertanian, maka tujuan pembangunan perkebunan ditujukan sebagai berikut: 1. Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing perkebunan; 2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perkebunan; 3. Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari subsektor perkebunan; 4. Mendukung penyediaan pangan di wilayah perkebunan; 5. Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan penyediaan bahan baku industri dalam negeri; 6. Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia bahan baku bahan bakar nabati; 7. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya secara arif dan berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah. 8. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia perkebunan 9. Meningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia lapangan kerja 10. Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan tahun 2010 – 2014 sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan Tahun 2010 – 2014, maka tujuan Direktorat Tanaman Tahunan adalah sebagai berikut: LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 5
1. Meningkatkan luas areal, produksi dan produktivitas tanaman tahunan; 2. Meningkatkan penyediaan benih unggul bermutu tanaman tahunan; 3. Meningkatkan dukungan identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya tanaman tahunan; 4. Meningkatkan pemberdayaan petani dan peran kelembagaan tanaman tahunan; 5. Memfasilitasi pembinaan dan pengawasan Program Revitalisasi Perkebunan; 6. Meningkatkan pelayanan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Tanaman Tahunan.
2.1.5. Sasaran PengembanganTanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014
Pengembangan Tanaman Tahunan dalam kurun waktu tahun 2010 – 2014 difokuskan kepada 6 (enam) komoditas unggulan tanaman tahunan yaitu karet, kelapa, kelapa sawit, jambu mete, jarak pagar dan kemiri sunan. Sasaran pengembangan tanaman tahunan tahun 2010 – 2014, adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan luas areal, produksi dan produktivitas tanaman tahunan; Sasaran: a. Peningkatan luasan areal tanaman tahunan ( Karet 3.487 Ha, Kelapa Sawit 8.987 Ha, Kelapa 3.833 Ha, Jambu Mete 557 Ha, Jarak pagar 21,22 Ha, Kemiri Sunan 10 Ha). b. Peningkatan produksi tanaman tahunan (Karet 2.801 Ton, Kelapa Sawit 28.439 Ton, Kelapa 3.380 Ton, Jambu Mete 159 Ton, Jarak pagar 35 Ton, Kemiri Sunan 5 Ton) c.
Peningkatan produktivitas tanaman tahunan (Karet 1.019 Kg/Ha, Kelapa Sawit 1.200 kg/Ha, Kelapa 4.344 kg/Ha, Jambu Mete 640 Kg/Ha, Jarak pagar 2.000 kg/Ha, Kemiri Sunan 16.000 Kg/Ha).
d. Penyiapan dan penerapan model-model paket teknologi pengembangan sistem pertanian berbasis tanaman tahunan (Karet, Kelapa Sawit, Kelapa). 2. Meningkatkan penyediaan benih unggul bermutu tanaman tahunan; Sasaran: a. Terbangunnya kebun sumber benih tanaman tahunan (Ha) yaitu Kebun Entres Karet 101 ha, Kebun Induk Kelapa 133 ha, Kebun Induk Jambu Mete 100 ha, Kebun Induk Kemiri Sunan 24 ha. b. Terlaksananya pelepasan varietas unggul baru 14 varietas/tahun.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 6
c. Tercapainya peningkatan jumlah penangkar benih yang memiliki Tanda Registrasi Usaha Perbenihan (TRUP) sebanyak 270 unit usaha pada tahun 2014. 3. Meningkatkan dukungan identifikasi dan pendayagunaan sumber daya tanaman tahunan. Sasaran: a. Tersedianya data lahan kegiatan budidaya tanaman tahunan seluas 329.468 Ha/tahun. b. Tersedianya data petani kegiatan budidaya tanaman tahunan sebanyak 41.737.420 KK/tahun. c. Tersedianya data kebutuhan sarana produksi (pupuk dan alat mesin) di 32 provinsi. 4.
Meningkatkan pemberdayaan petani dan peran kelembagaan tanaman tahunan. Sasaran: Terlaksananya pemberdayaan petani sebanyak 28.380 orang.
5. Memfasilitasi pembinaan dan pengawasan Program Revitalisasi Perkebunan. Sasaran: a. Terlaksananya pembinaan dan pengawalan pembangunan perkebunan melalui Program Revitalisasi Perkebunan di 22 provinsi. b. Memfasilitasi tercapainya persetujuan kredit KPEN-RP / Kredit Program seluas 50.000 Ha. 6.
Meningkatkan pelayanan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Tanaman Tahunan. Sasaran: Tercapainya peningkatan pelayanan administrasi, keuangan, perlengkapan, kepegawaian dan surat menyurat pada kegiatan di 4(empat) Subdit Direktorat Tanaman Tahunan.
2.1.6. Arah Kebijakan Pengembangan Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014 Mempertimbangkan kinerja pembangunan perkebunan tanaman tahunan tahun 2010 – 2014 dan prospek komoditas tanaman tahunan, baik di dalam negeri maupun luar negeri, maka peningkatan upaya pengembangan usaha budidaya tanaman tahunan akan bertumpu kepada hasil produksi tanaman produktif yang sudah ada. Bertumpu pada hasil produksi tanaman yang sudah ada, intinya adalah mengupayakan agar potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal dan difasilitasi agar arus hasil produksi pada proses pemasaran hasil berjalan lancar. Sehingga akan berlangsung terus minat investasi pengembangan tanaman tahunan. LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 7
Berkembangnya minat investasi yang dimaksud selain sektor dunia usaha, juga oleh petani dan usaha kecil menengah. Sebagai kegiatan investasi jangka panjang, kelanjutan proses kegiatan perlu terjamin konsistensinya, namun tetap mengacu pada perkembangan kondisi yang ada. Sedangkan upaya fasilitasi untuk pengembangan baru ditempuh dengan prioritas komoditas tanaman tahunan melalui bimbingan, pendampingan, pelayanan, dan stimulus dalam bingkai pembinaan usahatani skala kecil. Pemecahan pengangguran, kemiskinan, dan pembangunan daerah, tetap harus merupakan bagian integral dari pengembangan perkebunan tanaman tahunan, karena selain secara nasional masih merupakan masalah. Saat ini secara bersamaan oleh masyarakat internasional sedang dikampanyekan pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menekankan pentingnya penghapusan kemiskinan, peningkatan kesehatan, perbaikan lingkungan, dan akses pada kesehatan serta pengembangan kerjasama global untuk pembangunan perkebunan. Mengacu pada permasalahan dan tantangan kedepan yang dihadapi dewasa ini dalam 5 (lima) tahun mendatang, dengan mempertimbangkan manfaat, potensi, peluang dan prospek usaha serta tuntutan penerapan pembangunan perkebunan tanaman tahunan berkelanjutan, maka penyesuaian dan pemantapan arah kebijakan pengembangan pembangunan tanaman tahunan periode 2010 – 2014, adalah: (a) Melanjutkan pengembangan perkebunan tanaman tahunan dengan mengacu pada penerapan konsep perkebunan tanaman tahunan berkelanjutan, yaitu mentaati ketentuan yang berlaku, menerapkan Good Agriculture Practices (GAP), dan pendekatan yang berorientasi akses kesempatan kerja, kesempatan berusaha, menjadi petani peserta melalui pola kemitraan; (b) Memperluas jangkauan peranan pengembangan perkebunan tanaman tahunan terhadap pembangunan daerah, melalui pengembangan disekitar wilayahwilayah perkebunan yang telah ada (pengutuhan) dan wilayah-wilayah bukaan baru dalam wadah pola kemitraan; (c) Meningkatkan manfaat pengembangan perkebunan tanaman tahunan dengan cara melanjutkan kegiatan perluasan dan peremajaan, peningkatan produktivitas, pengembangan industri hilir, dan pemanfaatan limbah dan hasil samping serta optimasi pemanfaatan sumberdaya yang tersedia pada awal kegiatan peremajaan maupun pengembangan baru; (d) Mendukung program pengembangan energi alternatif dengan tetap menjaga pemenuhan kebutuhan untuk bahan baku industri pangan dan industri oleochemical, dengan cara meningkatkan laju pengembangan kelapa sawit khususnya dan komoditi lainnya seperti karet, jarak pagar dan jambu mete; (e) Meningkatkan Pemberdayaan Petani dan Peran Kelembagaan Tanaman Tahunan dengan cara memberikan pelatihan kepada petani.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 8
2.1.7. Strategi Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010 - 2014 Untuk mencapai sasaran, mewujudkan visi, misi dan tujuan, serta mengimplementasikan kebijakan pembangunan perkebunan selama periode 20102014, strategi pembangunan pertanian tahun 2010-2014 yang dikenal dengan Tujuh Gema Revitalisasi menjadi strategi umum pembangunan perkebunan tahun 20102014. Komponen 7 (tujuh) Gema Revitalisasi dan penjelasannya seccara garis besar sebagai berikut : 1). Revitalisasi Lahan Ketersediaan sumberdaya lahan, termasuk air, yang memadai baik secara kuantitas dan kualitas merupakan faktor yang sangat fundamental bagi pertanian. Lahan dan air sebagai media dasar tanaman harus dijaga kelestariannya agar sistem produksi dapat berjalan secara berkesinambungan. Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian secara serius dalam revitalisasi lahan adalah : ketersediaan, kesuburan, atau pengelolaan, status dan kepemilikan lahan pertanian dan ketersediaan air pertanian. 2). Revitalisasi Perbenihan Setelah lahan dan air maka dalam aspek budidaya ketersediaan benih dan bibit unggul merupakan suatu hal yang sangat fundamental. Perpaduan antara lahan, yang subur dengan benih/bibit yang unggul akan memproduksi/melahirkan produksi yang unggul. Secara historis peran benih unggul telah dibuktikan pada saat keberhasilan dalam peningkatan produksi pada era Revolusi Hijau di tahun 1960-an, dan keberhasilan swasembada beras dan jagung yang dicapai barubaru ini juga karena penggunaan benih unggul. Dengan demikian untuk mencapai dan mempertahankan swasembada pangan yang berkelanjutan maka perangkat perbenihan harus kuat. 3). Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana Jalan usaha tani sangat penting meningkatkan efisiensi usahatani terutama dalam hal pengangkatan sarana produksi dan hasil panen. Upaya untuk membuat jalan usaha tani dan jalan tingkat desa perlu terus dilakukan. Untuk hal ini koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemerintah setempat sangat diperlukan terutama untuk membuka akses ke daerah sentra produksi pertanian. 4). Revitalisasi Sumber Daya Manusia Manusia merupakan sumber daya yang sangat vital karena merupakan pelaku utama pembangunan, termasuk pertanian. Tanpa pelaku yang handal dan berkompenten, maka pembangunan pertanian tidak dapat berjalan secara optimal. Kementerian Pertanian mengembangkan berbagai kegiatan bagi peningkatan sumber daya pertanian melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan sekolah lapang.Pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia ini diperuntukkan bagi petani dan aparatur pertanian. LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 9
5). Revitalisasi Pembiayaan Pertanian Kendala yang dialami petani utamanya petani menengah ke bawah adalah akses terhadap permodalan. Hal ini disebabkan karena masalah klasik yaitu tidak adanya jaminan/agunan yang dipersyaratkan perbankan. Pada kondisi ini petani terpaksa berhubungan dengan rentenir yang sudah barang tentu dengan bunga yang mencekik. Untuk memperbaiki kendala ini, maka upaya-upaya yang selama ini dilakukan perlu diteruskan seperti penyediaan skim perkreditan dengan kemudahan proses administrasi seperti KKP-E, KPEN-RP, KUPS; memperluas skim baru yang lebih mudah; menumbuhkan kelembagaan ekonomi mikro di pedesaan; melakukan koordinasi dengan instansi di pusat dan di daerah untuk mempermudah petani dalam mengakses sumber pembiayaan koperasi termasuk skim pembiayaan yang sudah ada, dan menumbuhkan kembali koperasi khususnya di bidang pertanian. 6). Revitalisasi Kelembagaan Petani Kegiatan pertanian secara alami melibatkan sumberdaya manusia (petani) yang cukup banyak, sarana produksi dan permodalan yang cukup besar. Selain itu juga sangat berhubungan erat dengan sumber inovasi tekhnologi dan informasi pasar mulai dari hulu sampai hilir. Dengan karakteristik seperti ini maka mempermudah melakukan koordinasi sangat diperlukan kelembagaan petani. Melalui kelembagaan petani, mereka dengan mudah melakukan koordinasi di antara anggota kelompok dan antara kelompok. Demikian juga melalui kelompok mereka akan menjadi kuat untuk bisa mengakses pasar dan informasi. 7). Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir Hal yang perlu dilakukan dalam rangka revitalisasi teknologi dan industri hilir adalah meningkatkan kegiatan penelitian khususnya dalam rangka penciptaan inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan, pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, dan pengelolaan limbah kebun menjadi suatu produk bermanfaat; mempercepat diseminasi hasil penelitian dengan mengoptimalkan kelembagaan pengkajian, diklat, penyuluhan, tenaga teknis pertanian lapangan dan kelembagaan petani; mendorong pengembangan industri pengolahan pertanian di perdesaan secara efisien guna peningkatan nilai tambah dan daya saing di pasar dalam negeri dan internasional; meningkatkan jaminan pemasaran dan stabilitas harga komoditas pertanian, dan; meningkatkan dan menjaga mutu dan keamanan pangan pada semua tahapan produksi mulai dari hulu sampai hilir. Strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 merupakan strategi yang mengacu pada target utama pembangunan pertanian sehingga sifatnya masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan karakteristik khusus sub sektor perkebunan, strategi umum dimaksud diformulasikan ke dalam strategi khusus sebagai berikut: (1) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan; LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 10
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pengembangan komoditas; Peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan; Investasi usaha perkebunan; Penguatan dan Pengembangan sistem informasi manajemen tanaman tahunan; Pengembangan SDM; Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha; Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup.
Dari 8 (delapan) strategi umum tersebut, maka strategi yang tepat terkait dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Tanaman Tahunan, adalah: (1) Kegiatan Revitalisasi Tanaman Perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao); (2) Kegiatan Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati/Bio Energi; (3) Kegiatan Pengembangan Komoditas Ekspor; (4) Dukungan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan.
2.1.8. Kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014 Program Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 mengacu kepada program Direktorat Jenderal Perkebunan yaitu ”Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Berkelanjutan”. Sedangkan kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan adalah fasilitasi pembangunan tanaman tahunan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman tahunan melalui perluasan, peremajaan, rehabilitasi, dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermutu, sarana produksi, serta pelayanan organisasi secara optimal. 2.1.9. Fokus Kegiatan yang terkait dengan kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014 Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, sedangkan sumber daya (SDM, teknologi, sarana dan prasarana serta dana) yang jumlahnya terbatas, maka kegiatan pengembangan tanaman tahunan dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Dengan menetapkan skala prioritas, diharapkan sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memecahkan permasalahan yang ada secara komprehensif. Atas dasar skala prioritas tersebut ditetapkan fokus kegiatan pengembangan tanaman tahunan tahun 2010 – 2014, adalah sebagai berikut: (1)
Kegiatan Revitalisasi Tanaman Perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao) Pengawalan Kegiatan Revitalisasi di Provinsi dan Kabupaten Operasional Petugas Pendamping (TKP dan PLP-TKP) Penilaian Kebun Program Revitalisasi Perkebunan
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 11
(2)
Kegiatan Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati/Bio Energi Demplot Pengembangan Kemiri Sunan Pengutuhan Tanaman Jarak Pagar DME Pengadaan Kompor Biji Jarak
(3)
Kegiatan Pengembangan Komoditas Ekspor; Peremejaan Kelapa Perluasan Kelapa Pengembangan Kelapa Sawit Non Revitalisasi Pengembangan Model-model Peningkatan Produksi Kelapa Sawit Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit melalui Penggantian Benih Tidak bersertifikat dengan Benih Unggul Bermutu Bersertifikat Peremajaan Jambu Mete Rehabilitasi Jambu Mete Perluasan Jambu Mete Demplot Peremajaan Jambu Mete Peremajaan Karet Perluasan Karet Non Revit di wilayah Perbatasan, Pasca Konflik, dan Bencana Alam
(4)
Dukungan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Pembangunan Kebun Entrys Karet Pembangunan Kebun Induk Kelapa Penilaian dan Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Pohon Induk Tanaman Kelapa Pembangunan Kebun Induk Jambu Mete Pembangunan Kebun Induk Kemiri Sunan Pemeliharaan Demplot Peremajaan Kelapa Sawit TBM-1 Identifikasi dan Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Tahunan Integrasi Tanaman Tahunan dan Ternak Pemberdayaan Petani Tanaman Tahunan
2.1.10. Keluaran (Output) Sesuai dengan restrukturisasi program dan kegiatan, indikator kinerja yang harus dipertanggungjawabkan oleh Unit Eselon II adalah output kegiatan. Output dan komponen kegiatan yang merupakan penjabaran dari kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Berkelanjutan, adalah output kegiatan Tahun 2011, sebagai berikut:
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 12
1. Terlaksananya kegiatan pengembangan budidaya tanaman tahunan Dukungan komponen output terdiri dari:
Pengutuhan Desa Mandiri Energi (jarak pagar, kemiri sunan, pengadaan kompor biji jarak) Pelaksanaan kegiatan perluasan, peremajaan, rehabilitasi untuk kelapa sawit, karet, kelapa dan jambu mete Pengembangan model-model peningkatan produksi kelapa sawit
2. Terlaksananya pembangunan kebun sumber benih tanaman tahunan Dukungan komponen output terdiri dari: Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit melalui Penggantian Benih Tidak bersertifikat dengan Benih Unggul Bermutu Bersertifikat Pembangunan kebun entrys, kebun induk untuk karet, kelapa, jambu mete dan kemiri sunan Penilaian dan Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Pohon Induk Tanaman Kelapa 3. Terlaksananya dukungan kegiatan sumberdaya tanaman tahunan
identifikasi
dan
pendayagunaan
Dukungan komponen output terdiri dari: Identifikasi sumber daya melalui kegiatan mengidentifikasi ketersediaan potensi lahan tanaman tahunan Pendayagunaan sumber daya melalui kegiatan Integrasi Tanaman Tahunan dan Ternak
4. Terlaksananya kegiatan pemberdayaan petani dan peran kelembagaan tanaman tahunan Dukungan komponen output terdiri dari:
Pemberdayaan Petani Tanaman Tahunan Penguatan peran Kelembagaan Tanaman Tahunan
5. Terlaksananya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao) melalui program revitalisasi perkebunan Dukungan komponen output terdiri dari: Pengawalan Kegiatan Revitalisasi di Provinsi dan Kabupaten
Operasional Petugas Pendamping (TKP dan PLP-TKP)
Penilaian Kebun Program Revitalisasi Perkebunan
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 13
2.2.
Rencana Kerja Tahunan ( RKT ) Tahun 2011
Rencana Kinerja Tahunan secara detail yang meliputi sasaran strategis, indikator kinerja dan target disajikan pada Formulir RKT (Lampiran 2). 2.2.1. Program Pembangunan Tanaman Tahunan Tahun 2011 Program Direktorat Tanaman Tahunan tahun 2011 merupakan bagian dari program pembangunan perkebunan tahun 2010 – 2014 yaitu “Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Berkelanjutan”.
2.2.2. Sasaran Direktorat Tanaman TahunanTahun 2011 Sasaran strategis pada Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011 ditetapkan sesuai dengan Renstra Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 adalah “Meningkatkan Produksi, Produktivitas Tanaman Tahunan yang Berkelanjutan Melalui Upaya Pengembangan Tanaman Tahunan serta Dukungan Penyediaan Benih Unggul Bermutu”. 2.2.3 Indikator Kinerja Utama (IKU) Untuk mengukur kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan telah ditetapkan indikator kinerja utama berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor: 1185/Kpts/OT.140/3/2010 Tanggal 15 Maret 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, maka Indikator Kinerja (IKU) Direktorat Tanaman Tahunan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara rinci pada lampiran 3.
2.3.
Perjanjian Kinerja (PK)
Dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan dalam mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya yang tersedia melalui target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan pencapaiannya yang berupa keluaran (output). Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Tanaman Tahunan tahun 2011 berdasarkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2011 yang disusun setelah DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan diterima pada bulan Januari 2011 dengan mengikuti format sesuai Pedoman Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 tahun 2010. Penetapan Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan telah ditanda tangani oleh Direktur Tanaman Tahunan dan Direktur LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 14
Jenderal Perkebunan pada bulan Januari tahun 2011. Penetapan Kinerja tersebut berupa output yang salah satunya dimanifestasikan dalam dimensi perluasan areal tanaman tahunan secara rinci seperti pada lampiran 4.. Direktorat
Tanaman
Tahunan
dalam
rangka
melaksanakan
pembangunan
perkebunan tahun 2011 dengan program utama yaitu program “Peningkatan Produksi, Produktivitas Tanaman Tahunan Berkelanjutan“ mendapat alokasi dana dari APBN sebesar Rp. 84.615.015.000- dana tersebut untuk melaksanakan kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan di pusat dan di daerah. Sebagaimana tercantum dalam dokumen Penetapan Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011 sebagai berikut :
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 15
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 16
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 17
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhimya kegiatan, instansi harus melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja dengan menggunakan Format Pengukuran Kinerja yang ditetapkan dalam Permen-PAN dan RB No. 29 Tahun 2010. Capaian kinerja pembangunan tanaman tahunan pada tahun 2011 meliputi capaian kinerja pengembangan tanaman tahunan di daerah dan capaian kinerja pusat Direktorat Tanaman Tahunan . 3.2.
Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs)
Capaian kinerja untuk kegiatan tanaman tahunan, dikelompokkan menjadi capaian sasaran kinerja daerah dan capaian sasaran kinerja Direktorat Tanaman Tahunan (pusat).
3.2.1.
Pengukuran
Kinerja
Terhadap
Capaian
Sasaran
Pengembangan
Tanaman Tahunan Daerah dan Pusat
Pengukuran kinerja capaian pembangunan Tanaman Tahunan dihitung dengan membandingkan RKT tahun 2011 dengan realisasi kegiatan baik fisik maupun keuangannya. Alokasi anggaran APBN di daerah dan di Pusat untuk kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan sesuai dengan Formulir Penetapan Kinerja sebesar Rp. 84.615.015.000,- namun dalam pelaksanaannya menjadi Rp. 68.368.864000,- karena kegiatan Revitalisasi Perkebunan di daerah dan di pusat dialokasikan pada Direktorat Pasca Panen dan Pembinaan Usaha. Pembangunan Tanaman Tahunan pada tahun 2011 mendapatkan alokasi anggaran dari APBN yang termuat dalam DIPA/POK daerah dan pusat sebesar Rp. 68. 368.864.000,- yang terdiri dari alokasi anggaran di daerah sebesar Rp. LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 19
61.800.364.000 dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 57.980.695.000,- (93,82%) seperti pada table 1. Target fisik di daerah seluas 25.870 ha dengan realisasi fisik mencapai 24.884 ha, target 16 Paket dengan realisasi 15 paket, target 10 kelompok dengan realisasi 10 kelompok, target 285 unit dengan realisasi 235 unit, target 17 kegiatan dengan realisasi 15 kegiatan dan target 127 kelompok tani dengan realisasi 114 kelompok tani. Untuk alokasi anggaran di pusat sebesar Rp. 6.568.500.000,-. Terrealisasi sebesar Rp. 6.446.069.793 atau sebesar 98,14%, dana tersebut untuk melaksanakan kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan di pusat seperti terdapat pada lampiran 6. Tabel 1. Target
dan Realisasi Fisik Capaian Kinerja Pengembangan Tanaman
Tahunan di Daerah Tahun 2011 FISIK No
1 1
2
3
Sasaran Strategis
2 Terlaksananya Pengembangan Budidaya Tanaman Tahunan (Kelapa,Kelapa Sawit,Karet,Jambu Mete,Jarak Pagar,Kemiri Sunan)
Target
Realisasi
%
3
4
5
25.582
Ha
24.645
Ha
96.33
16
Pkt
15
Pkt
93.75
10
Kelm
10
Kelm
100
285
Unit
235
Unit
82.45
288
Ha
239
Ha
82.99
17
Keg
15
Keg
88.23
Terbangunnya Kebun Sumber Benih Tanaman Terwujudnya Kelembagaan Perkebunan yang Harmonis dan Berkesinambungan
127
KT
144
KT
89.76
25.870
Ha
24.884
Ha
93.75
16
Pkt
15
Pkt
96.18
10
Kelm
10
Kelm
100
285
Unit
235
Unit
82.45
17
Keg
15
Keg
88.23
127
KT
114
KT
89.76
JUMLAH KESELURUHAN
JUMLAH RATA-RATA
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
91.73
Page 20
Tabel 2. Target dan realisasi penyerapan anggaran pengembangan tanaman tahunan di daerah tahun 2011 KEUANGAN No
1 1
Sasaran Strategis
2
Terlaksananya Pengembangan Budidaya Tanaman Tahunan (Kelapa,Kelapa Sawit,Karet,Jambu Mete,Jarak Pagar,Kemiri Sunan)
2
Terbangunnya Kebun Sumber Benih Tanaman
3
Terwujudnya Kelembagaan Perkebunan yang Harmonis dan Berkesinambungan Jumlah
Target
Realisasi
%
3
4
5
55.578.211.000
52.479.170.000
94,42
2.999.740.000
2.744.402.000
91,49
3.222.413.00
2.757.123.00
85,56
61.800.364.000
57.980.695.000
93.82
Realisasi serapan penggunaan anggaran di daerah sebesar 93,82% seperti terinci pada Lampiran 5. 3.2.2. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan di Pusat
Pengukuran kinerja Direktorat Tanaman Tahunan terhadap capaian sasaran kegiatan yang bersumber dari dana APBN di daerah tahun 2011 sebagai berikut : Pada Tahun 2011 Direktorat Tanaman Tahunan, Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat alokasi dana APBN di pusat yang tertuang dalam DIPA/POK Ditjenbun sebesar RP. 6.568.500.000,-. Untuk realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan pada tahun 2011 di pusat sebesar Rp. 6.446.069.793,- dari total pagu sebesar Rp. 6.568.500.000,- atau mencapai 98,14%. Adapun persentase pencapaian dari setiap Sub. Direktorat lingkup Direktorat Tanaman Tahunan dan Sub. Bagian Tata usaha adalah 1) Subdit Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya sebesar 98,94%; 2) Subdit Perbenihan sebesar 95,83%; LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 21
3) Subdit Budidaya 99,66%; 4) Subdit Pemberdayaan dan Kelembagaan 93,03%; 5) Subbag Tata Usaha 97,84%. 3.3. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut.
3.3.1 Permasalahan Permasalahan yang terjadi dalam pencapaian sasaran pengembangan tanaman tahunan tahun 2011 meliputi sebagai berikut: 1. Masih banyaknya Revisi POK/DIPA yang diajukan. 2. Penetapan CP/CL dilokasi lahan yang diusulkan sering terlambat sebagai akibat kurangnya koordinasi dengan institusi setempat. 3. Penyesuaian RTRWP harus sesuai dengan penetapan calon lahan 4. Terbatasnya SDM yang telah memenuhi kualifikasi panitia pengadaan barang/jasa 3.3.2.
Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian
Rencana aksi dan upaya penyelesaian permasalahan yang dihadapi telah dirancang dan dilaksanakan dalam rangka mempercepat pelaksanaan serapan anggaran dan pencapaian fisik. Rencana aksi tersebut meliputi: 3.3.2.1 Administrasi 1. Penetapan CP/CL secara CP/CL secara bertahap. 2. Melakukan upaya percepatan transfer dana Bansos ke rekening kelompok. 3. Memacu percepatan pelaksanaan kegiatan di lapangan. 4. Memacu percepatan proses pengadaan barang/jasa. 5. Membuat penetapan reward and punishment sehingga memicu Provinsi dan Kabupaten untuk menjadi lebih baik yang sebelumnya terlambat menjadi tepat waktu dalam penyampaian data dan informasi sesuai yang direncanakan. 6. Dukungan Pemprov dan Pemkab setempat dalam mendukung pelaksanaan program untuk mempersiapkan calon petani dan calon lahan.
3.3.2.2 Pengorganisasian 1. Pembagian tugas antara Sekretariat dan Direktorat sebagai penanggungjawab teknis dalam capaian fisik kegiatan dan keuangan sesuai wilayah binaan (Sumut,Riau,Kepri,Kalbar,Banten dan Papua). 2. Evaluasi kinerja satker per triwulan dimaksudkan untuk memotivasi satker dalam mempercepat pelaksanaan pembangunan perkebunan dan mencapai LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 22
target sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian. 3. Surat tentang capaian kinerja satker kepada Gubernur selaku wakil pemerintah pusat
sekaligus
penanggungjawab
kegiatan
di
tingkat
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota selaku penanggungjawab pelaksanaan kegiatan di tingkat Kabupaten. 4. Penilaian kinerja satker. 5. Menugaskan Tim ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi masalah keterlambatan dan mencari upaya penyelesaiannya.
3.3.2.3 Pengawasan Pelaksanaaan 1. Mengambil langkah-langkah yang strategis untuk percepatan penyerapan keuangan. 2. Mengintensifkan pengawalan pendampingan, pendampingan dan pembinaan petugas ke Satker Daerah. 3. Melaksanakan pengawalan pendampingan dan monitoring pelaksanaan kegiatan secara intensif 4. Melaporkan capaian keuangan setiap bulan kepada Direktur Tanaman Tahunan, baik melalui email, facsimile, telepon maupun media lainnya.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 23
BAB IV PENUTUP 1.1. Kesimpulan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan tahun 2011 adalah laporan kinerja tahunan yang disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaran tugas dan fungsi yang dilaksanakan selama 1 (satu) tahun sesuai Rencana Strategis Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014. Pada tahun 2011 Direktorat Tanaman Tahunan Telah melaksanakan kegiatan dari dana APBN Direktorat Jenderal Perkebunan baik kegiatan Pusat maupun kegiatan daerah yang berupa Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan. Berdasarkan program Direktorat Jenderal Perkebunan maka Direktorat Tanaman Tahunan melaksanakan kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan. Kegiatan tersebut antara lain terdiri dari kegiatan : (1) Pengembangan budidaya tanaman tahunan khususnya 6 (enam) komoditi unggulan tanaman tahunan yaitu kelapa, kelapa sawit, karet, jambu mete, jarak pagar, kemiri sunan; (2) Pembangunan Kebun Sumber Benih Tanaman Tahunan; (3) Perwujudan Kelembagaan Perkebunan yang Harmonis dan Berkesinambungan; (4) Pelaksanaan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Usaha Tanaman Kelapa Sawit, Karet, dan Kakao melalui Program Revitalisasi Perkebunan; (5) Pelaksanaan Layanan Perkantoran Pusat; dan (6) Terlaksananya monitoring dan Evaluasi Kegiatan Tanaman Tahunan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah dilakukan Pengukuran Kinerja. Secara umum capaian kinerja Direktorat Tanaman Tahunan pada tahun 2011 sudah mendekati tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, hal ini dilihat dari Persentase Pengukuran kinerja rata-rata kegiatan mencapai lebih dari 90%, namun untuk mencapai sasaran tersebut diatas masih diperlukan adanya kerjasama dengan berbagai pihak terkait baik pemerintah pusat dan daerah maupun dengan pihak terkait lainnya. 1.2 Saran Rekomendasi Laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Tanaman Tahunan ini disusun sebagai pertanggung jawaban kinerja Direktorat Tanaman Tahunan selama 1 (satu) tahun dan disusun di akhir tahun anggaran 2011. Dalam penyusunan laporan perlu adanya perbaikan dalam penyusunan rencana strategis, pengumpulan hasil pelaksanaan kegiatan sampai pada laporan akhir kegiatan dari masing-masing sub direktorat sehingga laporan ini dapat digunakan sebagai perbandingan dalam pencapaian kinerja pada tahun anggaran berikutnya.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2011
Page 24
Lampiran 6 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 Unit Organisasi Eselon I Unit Organisasi Eselon II Tahun Anggaran Kegiatan NO
3
Direktorat Jenderal Perkebunan Direktorat Tanaman Tahunan 2011 Pusat
SASARAN STRATEGIS
1 2 1 Pelayanan ketatalaksanaan, administrasi dan organisasi
2
: : : :
Dukungan kegiatan identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya tanaman tahunan
Dukungan penyediaan benih unggul dan bermutu komoditi tanaman tahunan
INDIKATOR KINERJA
1. 2.
1. 2. -
1. 2. a. b. -
3 Layanan perkantoran pusat (Direktorat Tanaman Tahunan) Administrasi kegiatan Penyusunan Rencana Kerja/Teknis dan Monitoring JUMLAH 1 Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya Fasilitasi Identifikasi Sumber Daya Penggandaan Buku Pedoman Pertemuan Identifikasi Fasilitasi Pendayagunaan Sumber Daya Pertemuan Pelaksanaan Pendayagunaan Sumber Daya JUMLAH 2 Perbenihan Penyiapan Perbenihan (Penilaian, Pemantapan, Pengawalan Pertemuan Pelaksanaan Perbenihan Pengawalan pembangunan sumber benih Bimbingan Perbenihan Pembinaan Kelembagaan Usaha Perbenihan Pertemuan pembangunan kebun koleksi nasional plasma nutfah kelapa sawit Pengawalan penyediaan benih untuk perluasan/peremajaan tanaman tahunan Pengawalan pembangunan kebun koleksi nasional plasma nutfah kelapa sawit Fasilitasi Pelepasan dan Penarikan Varietas Sidang pelepasan varietas tanaman Monev varietas unggul yang telah dan akan dilepas JUMLAH 3
SATUAN
FISIK TARGET REALISASI
ANGGARAN %
PAGU (Rp)
REALISASI (Rp)
%
8
9
10
4
5
6
7
Paket Paket Paket
1 1 2
1 1 2
100 100 100
401.000.000 462.500.000 863.500.000
389.164.032 455.719.940 844.883.972
97,05 98,53 97,84
Paket
1
1
100
357.300.000
355.569.240
99,52
Paket
1
1
100
357.300.000
351.456.110
98,36
Paket
2
2
100
714.600.000
707.025.350
98,94
Paket
1
1
100
357.500.000
349.468.018
97,75
Paket
1
1
100
357.800.000
343.986.370
96,14
Paket
1
1
100
310.200.000
289.250.525
93,25
Paket
3
3
100
1.025.500.000
982.704.913
95,83
NO 1 4
5
SASARAN STRATEGIS 2 Pembinaan, pengawalan, monev dan evaluasi kegiatan pengembangan tanaman tahunan
Dukungan pemberdayaan dan penguatan kelembagaan tanaman rempah dan penyegar.
1. 2. a. b.
1. a. b. 2. a. b. -
FISIK
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
3
4
5
Paket
Budidaya Fasilitasi Penyiapan Teknologi Budidaya Tanaman Tahunan Pertemuan koordinasi Penyusunan design dan pedoman teknis Penerapan Teknologi Fasilitasi Penerapan Teknologi Budidaya Tanaman Tahunan Pertemuan koodinasi penerapan teknologi tanaman tahunan Diversifikasi Usaha Tani di Lahan Karet (SKR) JUMLAH 4 Pemberdayaan dan Kelembagaan Pemberdayaan Fasilitasi Pemberdayaan Petani Tanaman Tahunan Fasilitasi Pemberdayaan Petugas Tanaman Tahunan Workshop vintage model karet Kelembagaan Fasilitasi Penumbuhan dan peningkatan Kelembagaan Pertemuan koordinasi asosiasi tanaman perkebunan Pertemuan assosiasi petani tanaman tahunan JUMLAH 5 JUMLAH SELURUHNYA
TARGET REALISASI
ANGGARAN %
PAGU (Rp)
REALISASI (Rp)
%
6
7
8
9
10
1
1
100
298.600.000
296.311.142
99,23
Paket
1
1
100
416.000.000
408.240.025
98,13
Paket Paket
1 3
1 3
100 100
2.648.000.000 3.362.600.000
2.646.602.501 3.351.153.668
99,95 99,66
Paket Paket
1 1
1 1
100 100
172.800.000 111.500.000
172.156.850 84.098.150
99,63 75,42
Paket Paket
1 1
1 1
100 100
166.300.000 151.700.000
155.249.990 125.581.800
93,36 82,78
Paket
4
4
100
602.300.000
560.301.890
93,03
Paket
14
14
100
6.568.500.000
6.446.069.793
98,14