Laporan Tahunan 2015
KATA PENGANTAR
Sebagai salah satu unit kerja Eselon II di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Budidaya Serealia sesuai Tupoksinya pada tahun 2015 telah melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung tercapainya sasaran program dan kegiatan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Laporan Tahunan ini berisi laporan pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Budidaya Serealia maupun yang merupakan hasil koordinasi dengan seluruh stake holders baik pusat maupun daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) selama tahun 2015. Dengan tersusunnya laporan tahunan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang perkembangan di bidang Budidaya Serealia, diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan pengembangan Budidaya Serealia pada masa yang akan datang. Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam pelaksanaan Tupoksi Kegiatan Direktorat Budidaya Serealia selama Tahun 2015 disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Jakarta,
Januari 2016
Direktur Budidaya Serealia,
Dr. Ir. Nandang Sunandar, MP NIP 196809071994031002
Direktorat Budidaya Serealia
i
Laporan Tahunan 2015
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
…………………………………………………………. …………………………………………………………. …………………………………………………………. …………………………………………………………. …………………………………………………………. ………………………………………………………….
i ii iv v vi vii
I. PENDAHULUAN
………………………………………………………….
1
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) DIREKTORAT BUDIDAYA SEREALIA…………………………………………………………………….......
3
III. PELAKSANAAN PROGRAM 1. Padi
................................................................................
20
2. Jagung
…………………………………………………………..
21
3. Kegiatan GP-PTT Pendukung Produksi Padi dan Jagung …………………………………………………………..
23
…………………………………………………………..
29
5. Permasalahan dan Upaya Tindaklanjut …………………………………..
33
Tahun 2015 4. Serealia Lainnya
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Dialog Pimpinan dan FGD Serealia 2. Gerakan Panen dan Tanam
………………..……………………
38
………………………………………………
40
a. Gerakan Panen Padi …………………………………………………..
40
b. Gerakan Tanam Padi ……………………………………………………
56
3. Pertemuan-pertemuan a. Konsolidasi GP-PTT Padi, Jagung, dan Kedelai …………………….
62
b. Workshop Konsolidasi GP-PTT Padi dan Jagung serta APBN-Jagung Hibrida
………………………………………………
64
c. Koordinasi Pemantapan Peningkatan Produksi PJK dan Pemantapan Kegiatan Produksi Serealia Tahun 2016 ……………..
Direktorat Budidaya Serealia
66
ii
Laporan Tahunan 2015
4. Monitoring Budidaya Padi Lahan Kering ..………………………………..
69
5. Monitoring Optimalisasi Jagung …………………………………………..
70
6. Bimbingan Budidaya Padi Tadah Hujan ………………………………….
74
7. Monitoring Budidaya Padi Tadah Hujan ……….………………………….
77
8. Bimbingan Pengembangan Serealia Lain .. ……………………………..
78
9. Bimbingan Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Mendukung GP-PTT..
80
10. Monitoring Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Menukung GP-PTT …
81
11. Monitoring Peningkatan Produksi Padi Rawa Mendukung GP-PTT Padi ……………………………………………………………………………
82
12. Pengembangan Karakter SDM …………………………….……………….
83
V. KEGIATAN KETATAUSAHAAN 1. Urusan Kepegawaian 2. Urusan Persuratan
……………………………………………………
87
…………………………………………………
90
3. Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan …………………………………
91
…………………………………………………..
92
……………………………………….
92
………………………………………………………….
94
4. Urusan Pelaporan
5. Pelaksanaan DIPA Pusat TA 2015 IV. PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Tahun 2015 …………………………………………………………………….. 2. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2011 – 2015 .................................
20 21
3. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung Tahun 2015
..............................................................................................
22
4. Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2011 – 2015 ...............................
22
5. Realisasi Bansos GP-PTT Padi dan Jagung Tahun 2015
........................
24
..................................................................
25
7. Capaian Produktivitas GP-PTT Padi dan Jagung Tahun 2015 ....................
26
6. Capaian Tanam GP-PTT Padi dan Jagung terhadap Realisasi Bansos Tahun 2015
8. Capaian Produktivitas GP-PTT Padi dan Jagung Tahun 2015 terhadap Produktivitas Tahun Sebelumnya (ATAP 2014) dan Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-2015) ..................................................
27
9. Capaian Produktivitas GP-PTT Padi terhadap Target Penetapan Kinerja Direktorat Budidaya Serealia
........................................................
28
10. Capaian Produktivitas GP-PTT Jagung terhadap Target Penetapan Kinerja Direktorat Budidaya Serealia
.......................................................
29
11. Pengembangan Komoditi Serealia Lain Tahun 2015 ……………………….
31
12. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Serealia Lain Tahun 2015
……………………………………….
32
13. Pelaksanaan Pengembangan Serealia Lain Melalui Swadaya Petani dan APBN I dan II Tahun 2015 …………………………………………
32
14. Realisasi Tanam Optimasi Lahan Tahun 2015 …………….………………..
73
15. Luas Sawah di Provinsi Jambi (2010-2013)
..............………………..
75
16. Potensi Lahan untuk Pengembangan Sorgum di Indonesia........................
79
…………………….
87
18. Pembayaran Gaji Pegawai Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015 …
90
17. Distribusi Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan
19. Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015 Sampai dengan 31 Desember 20145....................................................... Direktorat Budidaya Serealia
93 iv
Laporan Tahunan 2015
DAFTAR GRAFIK Halaman
1. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2011 – 2015 ....................................
19
2. Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2011 – 2015 ................................
23
v
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
DAFTAR GAMBAR Halaman
1. Hamparan dan Areal Panen Pertanaman GP-PTT Padi
…………………
49
2. Panen raya oleh Direktur Budidaya Serealia (Mewakili Menteri Pertanian RI) dihadiri Bupati Bolang Mongondow Utara, Kadis Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, Kepala BPTP Sulawesi Utara,BPS, Karantina, Danramil dan Kepala SKPD Bolaang Mongondow Utara ………………….
53
3. Panen Raya GP-PTT Padi 2015 menggunakan varietas Ciherang dengan sistem Jajar Legowo ………………………………………………….
53
………………………….
86
4. Pengembangan Karakter SDM Tahun 2015
Direktorat Budidaya Serealia
vi
Laporan Tahunan 2015
DAFTAR LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015 2. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2015 3. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Tahun 2015 4. Lampiran Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 5. Penetapan Kinerja Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015 6. Rerata Produksi Padi LimaTahun Terakhir (Tahun 2011-2015) 7. Rerata Produksi Jagung Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-2015) 8. Rerata Perkembangan Luas Panen Padi Lima Tahun Terakhir (Tahun 20112015) 9. Rerata Perkembangan Luas Panen Jagung Lima Tahun Terakhir (Tahun 20112015) 10. Rerata Perkembangan Produktivitas Padi Lima Tahun Terakhir (Tahun 20112015) 11. Rerata Perkembangan Produktivitas Jagung Lima Tahun Terakhir (Tahun 20112015) 12. Realisasi Bansos, Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas GP-PTT Padi Tahun 2015 13. Realisasi Bansos Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas GP-PTT Jagung Tahun 2015 14. Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015 15. Realisasi Pembayaran Gaji Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
vii
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 I. PENDAHULUAN Direktorat Budidaya Serealia, merupakan salah satu Direktorat di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, yang secara tupoksi membidangi komoditas padi, jagung dan serealia lain, utamanya gandum dan sorgum. Masing-masing komoditas memegang peranan yang sangat strategis dalam mendukung upaya melanjutkan swasembada pangan menuju ke kemandirian secara nasional. Padi/beras merupakan komoditas strategis yang berperan penting dalam perekonomian dan ketahanan pangan nasional, karena beras merupakan makanan pokok bangsa Indonesia dan menopang kehidupan lebih dari 60% petani di Indonesia. Berdasarkan data BPS, beras merupakan komoditas penyumbang inflasi yang cukup besar dalam tahun 2015. Selain itu komoditas beras telah menjadi komoditas politis yang ketersediaanya selalu menjadi sorotan publik, dijadikan indikator kinerja pemerintah dalam penyediaan pangan. Produksi beras pada tahun 2015 berdasarkan data dan perhitungan yang ada sampai saat ini, secara nasional masih menyukupi kebutuhan dalam negeri dan bahkan surplus sebesar 4,608 juta ton setara beras. Jagung merupakan komoditas strategis kedua setelah padi yang diharapkan akan terus berswasembada pada tahun 2015 sebagaimana padi/beras. Jagung merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya ayam ras. Di beberapa wilayah di Indonesia (Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, NTT), jagung (jagung putih) merupakan bahan makanan pokok setelah beras. Selain itu jagung digunakan untuk bahan baku industri lain seperti, minyak jagung, tepung jagung (maizena), digunakan langsung untuk pakan ternak (ayam, bebek, burung dara) serta industri makanan lainnya (bihun, emping jagung, campuran kopi, marning, dll). Sebagaimana beras, berdasarkan data dan perhitungan yang ada kebutuhan jagung untuk bahan baku pakan ternak yang +7 juta ton dalam setahun mampu dipenuhi, namun sampai akhir Desember 2015 diperkirakan impor jagung telah mencapai 3,2 juta ton. Banyak hal yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi antara lain mulai dari sebaran panen yang tidak merata sepanjang tahun, mutu yang belum sesuai standart yang diminta pabrik pakan, sampai harga yang juga cukup tinggi selama tahun 2015. Gandum dan sorgum, merupakan komoditas yang diharapkan mampu dipacu pengembangannya dalam rangka mensubtitusi gandum impor, dimana volume impor terus meningkat. Dalam pengembangan gandum dan sorgum pada tahun 2015 banyak terkendala oleh faktor teknis yang lain seperti langkanya benih yang bermutu. Kebijakan umum yang ditempuh untuk mendukung pencapaian sasaran produksi tahun 2015 tersebut adalah : a) Swasembada pangan berkelanjutan secara Nasional bukan wilayah (pulau/prop/kab/kota); b) Pemberian Subsidi sarana produksi (benih dan Pupuk); c) Perlindungan terhadap harga melalui penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk padi ; d) Fasilitasi pembiayaan, bantuan benih, pupuk dan peralatan pra dan pasca panen; e) Meningkatkan Direktorat Budidaya Serealia
1
Laporan Tahunan 2015 pembinaan dan pendampingan petani/lelompoktani dalam rangka peningkatan produktivitas dan produksi serealia; f) untuk sorgum dan gandum dilakukan demfarm di lokasi yang cocok. Sejalan dengan kebijakan tersebut serta dengan mempertimbangkan potensi dan kendala serta peluang yang ada, strategi dalam peningkatan produksi tanaman pangan ditempuh melalui: a) Upaya ekstensifikasi dan sosialisasi pada daerah baru, b) pembinaan dan pengembangan daerah sentra (PAT), c)pengembangan pola kemitraan di daerah sentra produksi, d) penguatan kelembagaan dan pembiayaan. Operasionalisasi dari strategi tersebut dilaksanakan melalui 2 fokus kegiatan yaitu a) Pembinaan umum terhadap areal pertanaman yang ada melalui kegiatan gerakan, dem-plot/dem-area, penyuluhan, dengan materi optimalisasi penerapan teknologi, pengendalian OPT, banjir & kekeringan, penguatan kelembagaan kelompok tani, peningkatan IP dan teknologi budidaya lainnya; b) Fokus pembinaan budidaya melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) untuk peningkatan produktivitas komoditas padi, jagung di wilayah tertentu. Dengan pola ini diharapkan terbina kawasan-kawasan andalan untuk komoditas tanaman pangan padi, dan jagung. Upaya pencapaian produksi padi dan jagung tahun 2015 melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) difokuskan pada peningkatan produktivitas dengan peningkatan kualitas GP-PTT berbasis pola pola kawasan dan non kawasan. Pada tahun 2015 luas GP-PTT Padi adalah 350.000 ha, yang di alokasikan pada Padi inbrida Kawasan seluas seluas 75.000 ha ha, Padi inbrida non kawasan seluas 225.000 ha dan Padi hibrida non kawasan seluas 50.000 ha. Sedangkan GP-PTT Jagung seluas 102.000 ha di alokasikan pada Jagung kawasan seluas 10.500 ha dan Jagung non kawasan seluas 91.500 ha. Untuk mendukung pencapaian sasaran program dilakukan berbagai kegiatan lain selama tahun 2015 sesuai dengan Tugas dan Fungsi. Kegiatan-kegiatan tersebut baik yang didanai melalui APBN, APBD maupun dari berbagai sumber lain di luar Kementerian Pertanian.
2
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 II. TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT BUDIDAYA SEREALIA
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, Direktorat Budidaya Serealia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya serealia. Dalam melaksanakan tugas tersebut Direktorat Budidaya Serealia menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung dan serealia lainnya. b. Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung dan serealia lainnya. c. Penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lainnya. d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lainnya. e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Petanian, Direktorat Budidaya Serealia terdiri dari : 1. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa 2. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering 3. Subdirektorat Jagung 4. Subdirektorat Serealia Lainnya 5. Subbagian Tata Usaha Uraian tugas masing-masing Subdirektorat adalah sebagai berikut: 1. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa, menyelenggarakan fungsi :
Direktorat Budidaya Serealia
3
Laporan Tahunan 2015
a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa; c. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang budidaya padi irigasi dan rawa; d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa terdiri dari : -
Seksi Padi irigasi
-
Seksi Padi Rawa
1) Seksi Padi Irigasi Seksi Padi Irigasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi. Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah : a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang padi irigasi, yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkandata dan informasi bahan penyusunan kebijakan budidaya padi irigasi; - menganalisis data dan informasi bahan penyusunan bidang budidaya padi irigasi;
kebijakan di
- menyiapkan bahan-bahan koordinasi dengan instansi terkait; - menyajikan konsep koordinasi dengan instansi terkait. b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi irigasi; - menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi irigasi; - menyusun bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi irigasi. c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang budidaya padi irigasi; - menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang budidaya padi irigasi; 4
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 - menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang budidaya padi irigasi; - menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang budidaya padi irigasi; - menyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang budidaya padi irigasi berdaya saing dan jenis unggul. d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis di bidang budidaya padi irigasi, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang budidaya padi irigasi. - menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang budidaya padi irigasi; - menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang budidaya padi irigasi; - menyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang budidaya padi irigasi berdaya saing dan penguatan kelembagaan. e. Melakukan penyiapan kegiatannya meliputi :
bahan
pemberian
evaluasi
teknis,
yang
- menyiapkan bahan penyusunan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi; - menyiapkan bahan penyusunan teknis di bidang budidaya padi irigasi; - menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang budidaya padi irigasi; - menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang budidaya padi irigasi; - menyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang budidaya padi irigasi berdaya saing dan penguatan kelembagaan. 2) Seksi Padi Rawa Seksi Padi Rawa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi rawa. Rincian tugas pekerjan tersebut adalah : a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi rawa, yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkan data dan informasi bahan penyusunan kebijakan budidaya padi rawa;
Direktorat Budidaya Serealia
5
Laporan Tahunan 2015 - menganalisis data dan informasi bahan penyusunan bidang budidaya padi rawa;
kebijakan di
- menyiapkan bahan-bahan koordinasi dengan instansi terkait; - menyajikan konsep koordinasi dengan instansi terkait. b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi rawa; - mengolah, menganalisis data dan informasi pelaksanaan kebijakan budidaya padi rawa; - menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan budidaya padi rawa. c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan dan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang budidaya padi rawa yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis dibidang budidaya padi rawa; - menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang budidaya padi rawa; - menyiapkan bahan penyusunan identifikasi usaha tani lahan pasang surut di bidang budidaya padi rawa; - menyiapkan bahan penyusunan teknologi spesifikasi di bidang budidaya padi rawa; - menyiapkan bahan penyusunan kerangka acuan pengamatan pola produksi di bidang budidaya padi rawa; - menyiapkan bahan penyusunan peningkatan indeks pertanaman pada berbagai tipe lahan dan perluasan areal baru; - menyiapkan bahan penyusunan mendukung produksi padi rawa;
pendayagunaan
lahan
untuk
d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis, di bidang budidaya padi rawa; - menyiapkan bahan penyusunan uji coba teknologi baru yang meningkatkan produksi secara kualitas dan kuantitas di bidang budidaya padi rawa; - menyiapkan bahan penyusunan teknologi spesifik lahan yang berhubungan dengan peningkatan di bidang budidaya padi rawa; - menyiapkan bahan penyusunan pola pertanaman melalui demontrasi di bidang budidaya padi rawa. 6
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 e. Melakukan penyiapan bahan pemberian evaluasi, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan evaluasi di bidang budidaya padi rawa; - menyiapkan bahan penyusunan teknis dibidang budidaya padi rawa; - menyiapkan bahan penyusunan peningkatan penerapan teknologi baru pada petani dalam rangka penyusunan pola pertanaman dan peningkatan indeks pertanaman di bidang budidaya padi rawa; - menyiapkan bahan penyusunan spesifikasi lokasi untuk peningkatan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas di bidang budidaya padi rawa; - menyiapkan bahan penyusunan pola pertanaman sesuai dengan hasil teknologi baru di bidang budidaya padi rawa berdaya saing dan penguatan kelembagaan. 2. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering, menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering. b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering. c. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering. d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya tadah hujan dan lahan kering. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering teridiri dari : - Seksi Padi Tadah Hujan - Seksi Padi Lahan Kering 1) Seksi Padi Tadah Hujan Seksi Padi Tadah Hujan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi tadah hujan. Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah : Direktorat Budidaya Serealia
7
Laporan Tahunan 2015 a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi tadah hujan, yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkan data informai bahan penyusunan kebijakan budidaya padi tadah hujan; - menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi tadah hujan; - melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan stake holders; - menyajikan konsep kebijakan budidaya padi tadah hujan. b. Melakukan penyiapan bahan kebijakan, yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkan data dan informasi bahan kebijakan budidaya padi tadah hujan; - mengolah dan menganalisa data dan informasi kebijakan budidaya padi tadah hujan; - menyajikan konsep kebijakan budidaya padi tadah hujan. c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman kriteria, dan prosedur yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis dibidang budidaya padi tadah hujan; - menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang budidaya padi tadah hujan; - menyiapkan bahan penyusunan penerapan teknologi di bidang budidaya padi tadah hujan; - penyiapkan bahan penyususunan pengelelolaan dibidang budidaya padi tadah hujan; - penyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang padi tadah hujan. d. Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis yang meliputi :
kegiatannya
- menyiapkan bahan penyusunan bimbingan teknis di bidang budidaya padi tadah hujan; - menyiapkan bahan peningkatan mutu di bidang budidaya padi tadah hujan; - menyusun data base di bidang budidaya padi tadah hujan; - menyiapkan bahan pengembangan di bidang budidaya padi tadah hujan berdaya saing dan penguatan kelembagaan. e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan evaluasi di bidang budidaya padi tadah hujan; - menyiapkan bahan teknis di bidang budidaya padi tadah hujan; 8
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 - menyiapkan bahan peningkatan mutu di bidang budidaya padi tadah hujan; - menyiapkan bahan inventarisasi dan identifikasi di bidang budidaya padi tadah hujan; - menyiapkan bahan penyusunan analisis pelaporan di bidang budidaya padi tadah hujan. 2) Seksi Padi Lahan Kering Seksi Padi Lahan Kering mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi lahan kering. Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah : a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan dibidang budidaya padi lahan kering yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkan data dan informasi bahan penyusunan kebijakan budidaya padi lahan kering; - menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi lahan kering; - melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan stake holders untuk menyusun kebijakan; - menyajikan konsep kebijakan budidaya padi lahan kering. b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi lahan kering; - mengolah dan menganalisis data dan informasi pelaksanaan kebijakan budidaya padi lahan kering; - menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan budidaya padi lahan kering. c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan kebijakan teknis di bidang budidaya padi lahan kering; - menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur, di bidang budidaya padi lahan kering; - menyiapkan bahan teknologi spesifikasi di bidang budidaya padi lahan kering; - menyiapkan bahan penerapan teknologi di bidang budidaya padi lahan kering; Direktorat Budidaya Serealia
9
Laporan Tahunan 2015 - menyiapkan bahan pengelolaan di bidang budidaya padi lahan kering. d. Melakukan penyiapkan bahan bimbingan teknis, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan bimbingan teknis di bidang budidaya padi lahan kering; - menyiapkan bahan penyusunan uji coba teknologi baru yang meningkatkan produksi secara kualitas dan kuantitas di bidang budidaya padi lahan kering; - menyiapkan bahan monitoring terhadap perkembangan teknologi di bidang budidaya padi lahan kering; - menyiapkan bahan konsultasi pola tanam di bidang budidaya padi lahan kering. e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan evaluasi di bidang budidaya padi lahan kering; - menyiapkan bahan teknis di bidang budidaya pada lahan kering; - menyiapkan bahan penyusunan inventarisasi dan identifikasi di bidang budidaya pada lahan kering; - menyiapkan bahan penyusunan analisis terhadap di bidang budidaya padi lahan kering; - menyiapkan bahan penyusunan laporan hasil pola tanam di bidang budidaya padi lahan kering. 3. Subdirektorat Jagung Subdirektorat Jagung mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya jagung. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Jagung, menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya jagung. b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya jagung.
di
bidang
intensifikasi
dan
c. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya jagung. d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya jagung. Subdirektorat Jagung terdiri dari : - Seksi Intensifikasi Jagung - Seksi Pengembangan Jagung 10
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 1) Seksi Intensifikasi Jagung Seksi Intensifikasi Jagung mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang intensifikasi budidaya jagung. Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah : a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan intensifikasi budidaya jagung , kegiatannya meliputi :
di
bidang
- mengumpulkan data dan informasi intensifikasi budidaya jagung; - menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya jagung; - menyajikan konsep rancangan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya jagung. b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya jagung; - menganalisisdata dan informasi bahan pelaksanaan intensifikasi budidaya agung;
kebijakan
- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya jagung. c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang intensifikasi budidaya jagung, yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkan data dan informasi pelaksanaan di bidang intensifikasi budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan intensifikasi budidaya jagung;
kebijakan
teknis
di
bidang
- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur dibidang intensifikasi budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan kerjasama dengan pihak terkait dalam penerapan di bidang intensifikasi budidaya jagung; - konsultasi dan koordinasi kelembagaan teknis dengan intansi terkait untuk pengembangan budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan rumusan kebijakan manajemen produksi usaha tani di bidang intensifikasi budidaya jagung.
Direktorat Budidaya Serealia
11
Laporan Tahunan 2015 d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan pemberian bidang intensifikasi budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan intensifikasi budidaya jagung;
bimbingan teknis di
peningkatan
mutu
di
bidang
- menyiapkan bahan penyusunan monitoring dan konsultasi pelaksanaan kegiatan di bidang intensifikasi budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan pembinaan dan pemantauan penerapan teknologi di bidang intensifikasi budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan intensifikasi budidaya jagung serta bimbingan penguatan kelembagaan. e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan evaluasi penyusunan di bidang intensifikasi budidaya jagung; - menyiapkan bahan evaluasi penyusunan pengembangan intensifikasi budidaya jagung; - menyiapkan bahan evaluasi penyusunan peningkatan mutu di bidang intensifikasi budidaya jagung. 2) Seksi Pengembangan Jagung Seksi Pengembangan Jagung mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan budidaya jagung. Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah : a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di pengembangan budidaya jagung yang kegiatannya meliputi :
bidang
- mengumpulkan data dan informasi rencana pengembangan budidaya jagung; - menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang pengembangan budidaya jagung; - menyajikan konsep rancangan kebijakan pengembangan budidaya jagung.
12
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya jagung; - mengolah dan menganalisis data dan informasi pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya jagung; - menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya jagung. c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang pengembangan budidaya jagung, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan pengembangan budidaya jagung;
kebijakan
teknis
di
bidang
- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang pengembangan budidaya jagung; - menyiapkanbahan penyusunan identifikasi dan pengumpulan data serta spesifikasi di bidang pengembangan budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan penerapan teknologi di bidang pengembangan budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan daerah/ lokasi di bidang pengembangan budidaya jagung; - konsultasi teknis anjuran di bidang pengembangan budidaya jagung. d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang pengembangan budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan identifikasi teknologi pola tanam di bidang pengembangan budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan uji coba teknologi baru untuk meningkatkan produksi secara kualitas dan kuantitas di bidang pengembangan budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan teknologi spesifikasi lokasi yang berhubungan dengan peningkatan pola tanam di bidang pengembangan budidaya jagung; - menyiapkan bahan penyusunan sosialisasi teknologi peningkatan produksi secara kualitas dan kuantitas di bidang pengembangan budidaya jagung.
Direktorat Budidaya Serealia
13
Laporan Tahunan 2015 e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi teknis yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan evaluasi penyusunan di bidang pengembangan budidaya jagung; - menyiapkan bahan evaluasi penyusunan pengembangan budidaya jagung;
teknis
di
bidang
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan penerapan teknologi baru dan peningkatan indeks pertanaman di bidang pengembangan budidaya jagung; - menyiapkan bahan evaluasi penyusunan anjuran teknologi yang sesuai dengan daerah / lokasi yang dapat meningkatkan produksi di bidang pengembangan budidaya jagung. 4. Subdirektorat Serealia Lainnya. Subdirektorat Serealia Lainnya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya serealia lainnya. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Serealia lainnya, menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya serealia lainnya. b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di pengembangan budidaya serealia lainnya.
bidang
intensifikasi
dan
c. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya serealia lainnya. d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya serealia lainnya. Subdirektorat Serealia Lainnya terdiri dari : - Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya - Seksi Pengembangan Serealia Lainnya 1) Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya. Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah : a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya, yang kegiatannya meliputi :
14
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 - mengumpulkan data dan informasi intensifikasi budidaya serealia lainnya; - menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di intensifikasi budidaya serealia lainnya; - menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya; b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi : - pengumpulan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya serealia lainnya; - menganalisis data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya serealia lainnya; - menyajikankonsep pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya serealia lainnya. c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan kebijakan intensifikasi budidaya serealia lainnya;
teknis
di
bidang
- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan peningkatan intensifikasi budidaya serealia lainnya;
mutu
di
bidang
- menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya. d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbangan teknis, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan peningkatan intensifikasi budidaya serealia lainnya;
mutu
di
bidang
- menyiapkan bahan penyusunan penyebarluasan teknologi di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan pembinaan dan pemantauan penerapan teknologi di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan budidaya serealia lainnya serta bimbingan penguatan kelembagaan. Direktorat Budidaya Serealia
15
Laporan Tahunan 2015 e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan evaluasi penyusunan di bidang budidya serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan teknis di bidang intensifikasi serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan peningkatan intensifikasi serealia lainnya;
mutu di bidang
- menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang intensifikasi serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan pengembangan komoditi tanaman serealia lainnya berdaya saing dan jenis unggul. 2) Seksi Pengembangan Serealia Lainnya Seksi Pengembangan Serealia Lainnya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosdur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya. Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah : a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebjakan di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya, yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkan data dan informasi rencana pengembangan budidaya serealia lainnya; - menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya serealia lainnya; - menyajikan konsep rancangan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya. b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi : - mengumpulkandata dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya; - mengolah dan menganalisis data dan informasi pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya; - menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya. c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya; 16
teknis
di
bidang
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 - menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan identifikasi dan pengumpulan data serta spesifikasi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan penerapan teknologi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan daerah/lokasi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya. d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan penyebarluasan teknologi di bidang budidaya serealia lainnya; - menyiapkan bahan penyusunan monitoring dibidang pengembangan budidaya serealia lainnya; - konsultasi pola tanam di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya. e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan evaluasi penyusunan di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya; - menyiapkan bahan evaluasi penyusunan pengembangan budidaya serealia lainnya;
teknis
di
bidang
- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan inventarisasi dan identifikasi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya; - menyiapkan bahan evaluasi penyusunan pengembangan budidaya serealia lainnya.
analisa
di
bidang
5. Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan direktorat. Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah : a. Melakukan urusan kepegawaian, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan rencana kebutuhan, pengembangan, mutasi, pensiun dan kesejahteraan pegawai; - menyiapkan bahan usulan kenaikan pangkat dan gaji berkala;
Direktorat Budidaya Serealia
17
Laporan Tahunan 2015 - menyiapkan bahan usulan pengurusan Kartu Taspen, KARPEG, KARIS/KARSU;
ASKES,
- menyiapkanbahan dan mengevaluasi daftar hadir; - menyiapkan bahan dan memproses daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3); - memprosespemberian cuti pegawai dan ijin yang berkaitan dengan kepegawaian; - menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pegawai yang meliputi usulan peserta diklat, ujian dinas, penerimaan penghargaan, tanda jasa dan peningkatan kemampuan dan keterampilan pegawai; - menyiapkan bahan usulan penyelesaian kasus kepegawaian; - menyiapkan bahan penyusunan Daftar Urut Kepangkatan (DUK); - menyiapkan bahan perubahan status pegawai yang meliputi perkawinan, kelahiran, perceraian dan kematian; - mengumpulkan data dan mengolah Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG). b. Melakukan urusan keuangan direktorat, yang kegiatannya meliputi : - menyiapkan bahan usulan anggaran; - menyiapkan bahan daftar gaji dan lembur pegawai; - menyiapkan bahan laporan tentang kerugian Negara. c. Melakukan urusan perlengkapan direktorat, yang kegiatannya meluputi : - menyiapkan bahan rencana kebutuhan barang dan jasa; - mengelola barang milik/kekayaan negara; - menyiapkan bahan usulan penghapusan barang-barang dan inventaris milik/kekayaan negara; - menyiapkan laporan barang triwulan dan tahunan, inventaris barang pada Unit Pemakai Barang (UPB); - menghimpun, mengolah dan menyajikan data perlengkapan dalam data base Sistem Informasi Manajemen Perlengkapan (SIMPAP). d. Melakukan urusan rumah tangga direktorat, yang kegiatannya meliputi : - melakukan pengaturan penggunaan, dan pembiayaan pemeliharaan kendaraan dinas; - menyiapkan usulan pemeliharaan gedung kantor, dan halaman/ kebun/taman; - menyiapkan rencana kebutuhan peralatan kantor dan ATK; - melakukan pengaturan tata ruang, kebersihan, ketertiban dan keamanan kantor; 18
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 - melakukan penyelenggaraan rapat-rapat, pelayanan tata usaha pimpinan;
penerimaan
tamu
dan
- melakukan urusan pengaturan pemakaian listrik, air, telepon dan sarana komunikasi lainnya. e. Melakukan urusan surat menyurat dan kearsipan direktorat, yang kegiatannya meliputi : - melakukan urusan surat masuk yang meliputi pengambilan, penerimaan, penyortiran, pengagendaan dan penyampaian surat ke unit kerja yang berwenang; - melakukan urusan surat keluar baik langsung maupun melalui pos yang meliputi pengagendaan dan pengiriman ke alamat yang dituju; - melakukan pengiriman dan penerimaan berita melalui email, e-form, telekomunikasi dan faximile; - melakukan urusan pengetikan dan penggandaan surat, naskah dan dokumen; - melakukan pengarsipan surat-surat, dokumen dan laporan; - menyiapkan bahan laporan bidang ketatausahaan. f. Melaksanakan penyusunan laporan direktorat, yang kegiatannya meliputi: - mengumpulkan bahan laporan bulanan, tahunan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (LAKIP);
dan
Laporan
- menyajikan konsep laporan bulanan, tahunan, dan LAKIP.
Direktorat Budidaya Serealia
19
Laporan Tahunan 2015 III. PELAKSANAAN PROGRAM 1. Padi a. Produksi Padi Tahun 2015 Produksi padi tahun 2015 (berdasarkan Angka Ramalan II BPS-RI) mencapai 74,99 juta ton GKG atau 102,11% dari target 73,44 juta ton GKG (melampaui target sebesar 1,55 juta ton GKG). Apabila dibandingkan dengan produksi padi tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 4,14 juta ton GKG (5,84%). Apabila dibandingkan dengan rerata lima tahun terakhir terjadi kenaikan sebesar 4,60 juta ton GKG (6,54%). Tabel 1. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Tahun 2015 Uraian
Rerata ATAP 2011 -2015 2014
Target Realisasi 2015 * 2015
% Capaian 2015 Thd. Rerata ATAP Target 2011-2015 2014 2015 % Selisih % Selisih % Selisih
Produksi (000 Ton)
70.39
70.85
73.44
74.99
6.54
4.60
5.84
4.14 102.11
Luas Panen (000 Ha)
13.69
13.80
14.29
14.18
3.58
0.49
2.75
0.38
99.23
(0.11)
Produktivitas (Ku/Ha)
51.42
51.35
51.40
52.89
2.86
1.47
3.00
1.54 102.90
1.49
1.55
Ket : Tahun 2015 adalah ARAM II
Kenaikan produksi padi tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 relatif besar, hal ini terjadi karena adanya kenaikan produktivitas sebesar 1,54 ku/ha (3,00%) dan luas panen seluas 380 ribu ha (2,75%). Terjadinya kenaikan produksi padi tahun 2015 dibandingkan dengan rerata 5 tahun terakhir dikarenakan adanya peningkatan luas panen seluas 490 ribu ha (3,58%) dan kenaikan produktivitas sebesar 1,47 ku/ha (2,86%). Namun demikian, luas panen padi tahun 2015 belum mencapai target, hal ini dikarenakan adanya kekeringan pada tahun 2015 akibat pengaruh elnino sehingga terjadi mundur tanam dan carry over panen ke tahun 2016. Peningkatan produksi padi tahun 2015 diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Aceh dan Lampung. Sementara itu ada juga beberapa daerah yang mengalami penurunan produksi padi tahun 2015 yang relatif besar, yakni di provinsi Jawa Barat (468 ribu ton GKG), Jambi (103 ribu ton GKG) dan Bali (7 ribu ton GKG). 20
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 b. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2011-2015 Perkembangan produksi padi selama periode tahun 2011-2015 menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 65,741 juta ton GKG pada tahun 2011 menjadi 73,445 juta ton GKG tahun 2015 atau rata-rata tumbuh 3,38% per tahun. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh kenaikan produktivitas dari 49,80 ku/ha tahun 2011 menjadi 52,89 ku/ha tahun 2015, serta luas panen 13,204 juta ha tahun 2011 menjadi 14,178 juta ha tahun 2015. Tabel 2. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2011-2015 No
Uraian
1.
Target (000 ton)
2 3.
Realisasi (000 ton) % Capaian
2011 65,741 65,757 100.02
2012 67,825 69,056 101.82
Tahun 2013 72,064 71,280 98.91
2014 72,340 70,607 97.60
2015*) 73,445 74,992 102.11
Grafik 1. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2011-2015
Keterangan: *) Produksi padi tahun 2015 = ARAM II BPS-RI
2. Jagung a. Produksi Jagung Tahun 2015 Produksi jagung tahun 2015 (berdasarkan Angka Ramalan II BPS-RI) mencapai 19,83 juta ton PK atau 97,64% dari target 20,31 juta ton PK (terdapat kekurangan 0,48 juta ton PK). Apabila dibandingkan dengan produksi jagung tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 0,83 juta ton PK (4,37%). Apabila dibandingkan dengan rerata lima tahun terakhir terjadi kenaikan sebanyak 0,95 juta ton PK (5,03%).
Direktorat Budidaya Serealia
21
Laporan Tahunan 2015 Tabel 3. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung Tahun 2015 Uraian
Produksi (000 Ton) Luas Panen (000 Ha) Produktivitas (Ku/Ha)
Rerata 2011 -2015
ATAP 2014
Target 2015
Realisasi* 2015
Rerata 2011-2015 % Selisih
% Capaian 2015 Thd. ATAP 2014 % Selisih
Target 2015 % Selisih
18.88
19.00
20.31
19.83
5.03
0.95
4.37
0.83
97.64
(0.48)
3.87
3.84
4.02
3.86
(0.26)
(0.01)
0.52
0.02
96.02
(0.16)
48.79
49.54
50.54
51.39
5.34
2.60
3.73
1.85
101.68
0.85
Terjadinya kenaikan produksi jagung tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 dikarenakan adanya kenaikan produktivitas sebesar 1,85 ku/ha (3,73%) dan luas panen seluas 20 ribu ha (0,52%). Produksi jagung tahun 2015 dibandingkan dengan rerata 5 tahun terakhir terjadi kenaikan karena adanya kenaikan produktivitas sebesar 2,60 ku/ha (5,34%). Begitu juga apabila dibandingkan dengan target, terjadi kenaikan produktivitas sebesar 0,85 ku/ha (101,68%). b. Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2011-2015 Perkembangan produksi jagung selama periode tahun 2011-2015 menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 17,64 juta ton pipilan kering pada tahun 2011 menjadi 19,83 juta ton pipilan kering tahun 2015 atau rata-rata pertumbuhan 3,10% per tahun. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh kenaikan produktivitas dari 45,65 ku/ha tahun 2011 menjadi 51,39 ku/ha tahun 2015. Tabel 4. Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2011-2015
No
Uraian
1. Target (000 ton) 2 Realisasi (000 ton) 3. % Capaian
2011 22,000 17,643 80.20
2012 18,862 19,387 102.78
Tahun 2013 19,831 18,512 93.35
2014 19,000 19,127 100.67
2015*) 20,314 19,833 97.63
Ket : *) ARAM II BPS-RI
22
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Grafik 2. Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2011-2015 25,000 20,000 15,000 Target (000 ton)
10,000
Realisasi (000 ton) 5,000 2011
2012
2013
2014
2015*)
Tahun Keterangan: *) Produksi jagung tahun 2015 = ARAM II BPS-RI
3. Kegiatan GP-PTT Pendukung Produksi Padi dan Jagung Tahun 2015 a. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2015 Fokus utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2015 adalah peningkatan produktivitas melalui GP-PTT berbasis kawasan dan non kawasan. Cakupan areal GP-PTT padi seluas 350 ribu ha, terdiri dari: - GP-PTT padi inbrida kawasan seluas 75.000 ha - GP-PTT padi inbrida non Kawasan seluas 225.000 ha - GP-PTT padi hibrida non kawasan seluas 50.000 ha b. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung Tahun 2015 Fokus utama pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2015 adalah peningkatan produktivitas melalui GP-PTT berbasis kawasan dan non kawasan. Cakupan GP-PTT jagung seluas 102 ribu ha, terdiri dari: - GP-PTT jagung kawasan seluas 10.500 ha - GP-PTT jagung non kawasan seluas 91.500 ha c. Strategi Pencapaian Sasaran Strategi pencapaian sasaran produktivitas padi dan jagung tahun 2015 dilakukan melalui: peningkatan penggunaan benih varietas unggul spesifik lokasi dengan produktivitas tinggi termasuk benih padi hibrida, peningkatan jumlah populasi tanaman dengan sistem tanam jajar legowo untuk padi, pemupukan sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta berimbang dengan pemakaian pupuk organik serta pupuk bio-hayati, Direktorat Budidaya Serealia
23
Laporan Tahunan 2015 pengelolaan pengairan dan perbaikan budidaya lainnya disertai dengan peningkatan pengawalan, pendampingan, pemantauan dan koordinasi. d. Sasaran Produksi Padi dan Jagung Tahun 2015 Pencapaian sasaran produksi padi dan jagung tahun 2015 didukung oleh kegiatan utama melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) berbasis pola kawasan dan non kawasan. Tabel 5. Realisasi Bansos GP-PTT Padi dan Jagung Tahun 2015 Bansos (ha) No.
Kegiatan
Sasaran (ha)
(1)
(2)
Persentase (%)
Dikembalikan Yang ke Kas Negara Dimanfaatkan
Serapan Bansos
Kategori Pemanfaatan Realisasi thd Sasaran Bansos
Diserap
Tidak Diserap
(3)
(4)
(5)
1 GP-PTT Padi
350.000
346.834
3.166
528
346.306
99,10
98,94
Berhasil
2 GP-PTT Jagung
102.000
101.500
500
375
101.125
99,51
99,14
Berhasil
(6)
(7)=(4)-(6)
(8)=(4):(3)
(9)=(7):(3)
(10)
Keterangan: Data dukung berdasarkan laporan daerah
Realisasi bansos GP-PTT padi menunjukan capaian sebesar 346.834 ha atau mencapai 99,10% dari sasaran dengan realisasi bansos yang dimanfaatkan sebesar 346.306 ha (98,94%) dari sasaran. Hal ini dikarenakan ada 528 ha bansos yang sudah diserap dikembalikan lagi ke kas Negara. Bansos GP-PTT padi yang dikembalikan lagi ke kas negara terdiri dari : 1) Provinsi Aceh yakni di Kabupaten Aceh Tengah sebesar 80 ha. 2) Provinsi Sumatera Selatan yakni di Kabupaten Ogan Komering Ilir besarannya setara dengan luas areal 400 ha. 3) Provinsi Nusa Tenggara Barat yakni di Kabupaten Lombok Barat sebesar 43 ha. 4) Provinsi Gorontalo yakni di Kabupaten Bone Bolango sebesar 5 ha. Ada juga bansos GP-PTT padi yang tidak diserap. Bansos GP-PTT padi yang tidak diserap sebesar 3.166 ha, terdapat di daerah : 1) Provinsi Riau di Kabupaten Pelelawan, besarannya setara dengan luas areal 224 ha. 2) Provinsi Jambi di Kabupaten Merangin sebesar 100 ha. 3) Provinsi Sumatera Selatan di Kabupaten Ogan Ilir besarannya setara dengan luas areal 252 ha. 4) Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Bekasi sebesar 1.000 ha. 5) Provinsi Kalimanatan Barat di Kabupaten Bengkayang sebesar 25 ha. 24
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 6) Provinsi Sulawesi Utara di Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar 75 ha. 7) Provinsi Sulawesi Tenggara di Kabupaten Konawe sebesar 25 ha. 8) Provinsi Maluku di Kabuapten Seram Bagian Barat sebesar 314 ha. 9) Provinsi Maluku Utara di Kabupaten Halmahera Timur sebesar 876 ha. 10) Provinsi Papua Barat di Kabupaten Sorong sebesar 275 ha. Realisasi bansos GP-PTT jagung menunjukan capaian sebesar 101.500 ha atau mencapai 99,51% dari sasaran dengan realisasi bansos yang dimanfaatkan sebesar 101.125 ha (99,14%) dari sasaran. Hal ini dikarenakan ada 375 ha bansos yang sudah diserap dikembalikan lagi ke kas Negara. Bansos GP-PTT jagung yang dikembalikan lagi ke kas negara terdiri dari : 1) Provinsi Sumatera Selatan, di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 330 ha 2) Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Kabupaten Lombok Barat sebesar 45 ha. Ada juga bansos GP-PTT jagung yang tidak diserap. Bansos GP-PTT jagung yang tidak diserap sebesar 500 ha terdapat di Provinsi Sulawesi Utara di Kabupaten Bolaang Mongondow. Tabel 6. Capaian Tanam GP-PTT Padi dan jagung terhadap Realisasi Bansos Tahun 2015 Realisasi Bansos (ha)
No.
Kegiatan
(1)
(2)
Realisasi Sisa Bansos Sasaran Tanam Yang Belum Yang (ha) Diserap Ditanam (ha) Dimanfaatkan (ha) (5)
(6)
(7)=(5)-(6)
% Capaian Tanam terhadap Sasaran
Kategori % Bansos Realisasi Bansos Bansos Yang yang Belum Tanam thd yang Dimanfaatkan Ditanam Sasaran Diserap
(3)
(4)
(8)=(6):(3) (9)=(6):(4)
(10)=(6):(5)
(11)=(7):(5)
(12)
1 GP-PTT Padi
350,000
346,834
346,306
325,588
20,718
93.03
93.87
94.02
5.98
Berhasil
2 GP-PTT Jagung
102,000
101,500
101,125
97,299
3,826
95.39
95.86
96.22
3.78
Berhasil
Keterangan: Data dukung berdasarkan laporan daerah
Realisasi tanam GP-PTT padi mencapai 325.588 ha (93,03%) dari sasaran, namun bila dibandingkan dengan realisasi bansos yang dimanfaatkan maka realisasi tanam GP-PTT padi mencapai 94,02%. Dengan demikian masih ada sisa bansos sebesar 20.718 ha (5,98%) yang belum ditanam pada tahun 2015. Sisa bansos yang belum ditanam pada tahun 2015 direncanakan tanam pada awal tahun 2016.
Direktorat Budidaya Serealia
25
Laporan Tahunan 2015 Realisasi tanam GP-PTT jagung mencapai 97.299 ha (95,39%) dari sasaran, namun bila dibandingkan dengan realisasi bansos yang jagung mencapai 96,22%. Dengan demikian masih ada sisa bansos sebesar 3.826 ha (3,78%) yang belum ditanam pada tahun 2015. Sisa bansos yang belum ditanam pada tahun 2015 direncanakan tanam pada awal tahun 2016. Belum optimalnya pelaksanaan GP-PTT padi dan jagung tahun 2015 diantaranya disebabkan oleh: - Adanya calon petani dan calon lokasi pelaksana kegiatan GP-PTT yang mengalami perubahan karena adanya overlaping dengan kegiatan lain sehingga terjadi perubahan jadwal tanam. - Adanya musim kering yang berkepanjangan akibat pengaruh El-Nino sehingga jadwal tanam GP-PTT mengalami mundur tanam, bahkan ada yang mundur tanam ke tahun 2016 untuk mengurangi resiko kegagalan. Capaian produktivitas GP-PTT padi tahun 2015 sebesar 64,53 ku/ha, apabila dibandingkan dengan target Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015, produktivitas GP-PTT padi mencapai 125,54%, GP-PTT jagung mencapai 125,88%. Apabila dibandingkan dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015, produktivitas GP-PTT padi mencapai 122,36%, dan produktivitas GP-PTT jagung mencapai 123,12%. Apabila dibandingkan dengan target 65,00 ku/ha, produktivitas GP-PTT padi mencapai 99,28%, produktivitas GP-PTT jagung mencapai 106,03% dari target 60,00 ku/ha. Tabel 7. Capaian Produktivitas GP-PTT Padi dan Jagung Tahun 2015 Target (ku/ha) Sasaran Program Indikator Kinerja
Kegiatan
GP-PTT Padi: Padi - Padi Inbrida Kawasan (GKG) - Padi Inbrida Non Kawasan Meningkatkan Tercapainya - Padi Hibrida Non Kawasan produksi tanaman Produktivitas pangan GP-PTT Jagung: Jagung - Jagung Hibrida Kawasan (PK) - Jagung Hibrida Non Kawasan
PK
Capaian (%)
Kategori Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi thd Realisasi thd Renstra*) GP-PTT (ku/ha) thd thd PK Target Target GP-PTT Renstra GP-PTT
51.40
52.74
65.00
50.54
51.67
60.00
64.53 63.11 61.62 77.60 63.62 70.87 62.70
125.54 122.78 119.88 150.97 125.88 140.22 124.06
122.36 119.66 116.84 147.14 123.12 137.15 121.35
99.28 97.09 94.81 119.39 106.03 118.11 104.50
Berhasil Berhasil Berhasil Sangat Berhasil Sangat Berhasil Sangat Berhasil Sangat Berhasil
Keterangan: *) Target Renstra Ditjen Tanaman Pangan, Tahun 2015. **) Data dukung berdasarkan laporan daerah
26
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Apabila dirinci menurut kawasan dan komoditi, capaian produktivitas GPPTT padi inbrida kawasan bila dibandingkan dengan target Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 mencapai 122,78%, padi inbrida non kawasan mencapai 119,88%, dan padi hibrida non kawasan mencapai 150,97%. Apabila dibandingkan dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015, produktivitas padi inbrida kawasan mencapai 119,66%, padi inbrida non kawasan mencapai 116,84%, dan padi hibrida non kawasan mencapai 147,14%. Apabila dibandingkan dengan target maka produktivitas GP-PTT padi inbrida kawasan mencapai 97,09%, padi inbrida non kawasan mencapai 94,81%, dan padi hibrida non kawasan mencapai 119,39%. Sementara untuk jagung, capaian produktivitas GP-PTT jagung kawasan bila dibandingkan dengan target Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 mencapai 140,22%, dan jagung non kawasan mencapai 124,06%. Apabila dibandingkan dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015, produktivitas jagung kawasan mencapai 137,15%, dan jagung non kawasan mencapai 121,35%. Apabila dibandingkan dengan target maka produktivitas GPPTT jagung kawasan mencapai 118,11%, dan jagung non kawasan mencapai 104,50%. Tabel 8. Capaian Produktivitas GP-PTT Padi dan Jagung Tahun 2015 terhadap Produktivitas Tahun Sebelumnya (ATAP 2014) dan Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-2015) Produktivitas (ku/ha)
Sasaran Program
Meningkatkan produksi tanaman pangan
Indikator Kinerja
Tercapainya Padi (GKG) Produktivitas Jagung (PK)
Tahun Sebelumnya (ATAP 2014)
Rerata 5 Tahun Terakhir
Peningkatan Produktivitas Terhadap Tahun Sebelumnya (ATAP 2014)
Realisasi GPPTT
ku/ha GKG
(%)
Rerata 5 Tahun Terakhir ku/ha GKG
(%)
51,35
51,38
64,53
13,18
25,67
13,15
25,59
49,54
48,80
63,62
14,08
28,42
14,82
30,36
Produktivitas GP-PTT padi tahun 2015 jika dibandingkan dengan produktivitas padi tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 13,18 ku/ha (25,67%), sedangkan GP-PTT jagung mengalami peningkatan sebesar 14,08 ku/ha (28,42%). Bila dibandingkan dengan rerata produktivitas padi lima tahun terakhir (tahun 2011-2015), produktivitas GP-PTT padi tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 13,15 ku/ha (25,59%), sedangkan GP-PTT jagung mengalami peningkatan sebesar 14,82 ku/ha (30,36%). Dengan
Direktorat Budidaya Serealia
27
Laporan Tahunan 2015 demikian, apabila mengacu pada kriteria ukuran keberhasilan sasaran kinerja, capaian produktivitas GP-PTT padi dan jagung tahun 2015. Tabel 9. Capaian Produktivitas GP-PTT Padi terhadap Target Penetapan Kinerja Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015 Produktivitas (ku/ha) Uraian
Produktivitas Sasaran GP-PTT Padi (PK Direktorat Serealia) Produktivitas Padi ATAP 2014 Produktivitas Realisasi GP-PTT Padi Selisih Capaian Produktivitas Realisasi GP-PTT thd ATAP 2014 Selisih Capaian Produktivitas Realisasi terhadap Sasaran GP-PTT (PK Direktorat Serealia)
Padi Inbrida Padi Inbrida Hibrida Non Kawasan Non Kawasan Kawasan >
10.00 51.35 63.11 11.76 1.76
5.00 51.35 61.62 10.27 5.27
>
7.50 51.35 77.60 26.25 18.75
Apabila dibandingkan dengan produktivitas padi nasional tahun sebelumnya yakni tahun 2014 (ATAP 2014, BPS) maka produktivitas GP-PTT padi inbrida kawasan meningkat 11,76 ku/ha, padi inbrida non kawasan meningkat 10,27 ku/ha dan padi hibrida non kawasan meningkat 26,25 ku/ha. Apabila capaian produktivitas GP-PTT padi tersebut dibandingkan dengan Target Penetapan Kinerja Direktorat Serealia Tahun 2015 maka GP-PTT padi inbrida baik kawasan maupaun non kawasan serta GP-PTT padi hibrida kawasan produktivitasnya melebihi sasaran dengan angka kelebihan produktivitas masing-masing sebesar 1,76 ku/ha, 5,27 ku/ha dan 18,75 ku/ha. Sementara untuk jagung, apabila dibandingkan dengan produktivitas jagung nasional tahun sebelumnya yakni tahun 2014 (ATAP 2014, BPS) maka produktivitas GP-PTT jagung kawasan meningkat 21,33 ku/ha dan jagung non kawasan meningkat 13,16 ku/ha. Apabila capaian produktivitas GP-PTT jagung tersebut dibandingkan dengan Target Penetapan Kinerja Direktorat Serealia Tahun 2015 maka GP-PTT jagung kawasan maupaun non kawasan produktivitasnya melebihi sasaran dengan angka kelebihan produktivitas masing-masing sebesar 11,33 ku/ha dan 8,16 ku/ha.
28
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Tabel 10. Capaian Produktivitas GP-PTT Jagung terhadap Target Penetapan Kinerja Direktorat Serealia Tahun 2015 Produktivitas (ku/ha) Uraian Produktivitas Sasaran GP-PTT Jagung (PK Direktorat Serealia) Produktivitas Jagung ATAP 2014 Produktivitas Realisasi GP-PTT Jagung Selisih Capaian Produktivitas Realisasi GP-PTT thd ATAP 2014 Selisih Capaian Produktivitas Realisasi terhadap Sasaran GP-PTT (PK Direktorat Serealia)
Jagung Kawasan >
10,00 49,54 70,87 21,33 11,33
Jagung Non Kawasan 5,00 49,54 62,70 13,16 8,16
4. Serealia Lainnya Tanaman serealia lain khususnya sorgum mempunyai keunggulan komparatif yaitu tahan kekeringan dan dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi sumber air terbatas, selain itu juga kaya akan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dan dikonsumsi dalam bentuk nasi atau bubur maupun diolah menjadi tepung sebagai bahan baku pembuatan aneka makanan. Tanaman sorgum mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia terutama dalam memanfaatkan lahan kering maupun lahan marginal yang potensi lahannya masih cukup luas. Diharapkan melalui dukungan APBN tahun 2015 . Pelaksanaan kegiatan Serealia lain tahun 2015, difokuskan melalui pengembangan Pengusaha Swasta, swadaya petani dan pengusaha lokal untuk kegiatan dem farm diharapkan melalui dana APBD I maupun APBD II. Program pengembangan serealia lain (sorgum, gandum, jewawut dan hotong) tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka mendukung diversifikasi pangan, didalam upaya pengembangan konsumsi beras 5% selama 5 tahun sehingga diharapkan dapat mengurangi tekanan permintaan akan beras sebagai makanan pokok serta memanfaatkan lahan-lahan yang belum diusahakan (lahan marginal) dan lahan yang diusahakan tetapi tanaman lain tidak dapat tumbuh dengan baik karena terbatasnya air. Untuk mendukung keberhasilan pengembangan komoditas serealia lain diperlukan dukungan seluruh instansi terkait baik pusat maupun daerah mengingat komoditas ini masih belum berkembang secara maksimal di lapangan. Dalam upaya pengembangan komoditas serealia lain, pada tahun 2015 telah dilakukan upaya – upaya antara lain:
Direktorat Budidaya Serealia
29
Laporan Tahunan 2015 a. Upaya Ekstensifikasi dan sosialisasi pada daerah baru Peluang pengembangan komoditas serealia lain diupayakan pada daerah–daerah bukaan baru, lahan kering maupun lahan marginal yang dilakukan oleh pemerintah, pengusaha swasta, maupun petani lokal. b. Pembinaan dan Pengembangan Daerah Sentra Pembinaan dan Pengembangan daerah sentra dilakukan di lahan milik petani, yang sudah terbiasa melakukan budidaya komoditas serealia lain secara baik. Upaya pengembangan ini dilakukan dengan meningkatkan perluasan areal tanam menuju usahatani yang memenuhi skala ekonomi.Selain Khusus untuk daerah sentra seperti provinsi Nusa Tenggara Timur, provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, provinsi Sulawesi Selatan, provinsi Nusa Tenggara Barat adalah merupakan salah satu daerah sumber penangkaran benih yang perlu ditingkatkan. Kegiatan yang dikembangkan dalam subsistem budidaya dalam sentra produksi perlu dipadukan dengan subsistem lainnya seperti penyediaan benih oleh Balitser Maros pengelolaan kelompok tani di pedesaan, pemasaran oleh Bogasari dan lain–lain sehingga tercipta keterpaduan dan keharmonisan pengembangan agribisnis secara utuh di tingkat petani. c. Penguatan kelembagaan Strategi pengembangan komoditas serealia lain melalui penguatan kelembagaan yang meliputi kegiatan fasilitasi pertemuan kemitraan dengan: - Kelompok tani / Gapoktan - Penangkar benih (BPSB), diupayakan dilakukan oleh pengusaha swasta untuk mendukung salah satu usaha dalam pengembangan komoditas serealia lain yaitu penyediaan benih yang terbatas sehingga perlu adanya pemberdayaan penangkar benih melalui dukungan dana APBD dan kemitraan usaha untuk penyiapan kebutuhan benih - Peran Asosiasi pengguna tepung seperti PT. Bogasari, pengusaha lokal dan pemerhati sorgum perlu ditingkatkan untuk mendukung pengembangan serealia lain dan terwujudnya diversifikasi pangan - Peningkatan pengembangan Budidaya, pengolahan dan pemasaran seperti PT. Batan Teknologi (Persero) dan PT. I – Pasar. - Pembiayaan usaha tani melalui KKPE serta kemitraan dengan stakeholder dilakukan seoptimal mungkin untuk mendukung keberhasilan pengembangan komoditas serealia lain. Adapun skenario pengembangan komoditas serealia lain tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel berikut :
30
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Tabel 11. Pengembangan Komoditas Serealia Lain Tahun 2015 No
Komoditas
Pengembangan (Ha)
Kemitraan (Ha)
Swadaya Masyarakat (Ha)
Revolving APBN (Ha)
Total (Ha)
1
Gandum
200
-
-
15
215
2
Sorgum
1.050
-
1.565
-
2,615
3
Hotong
30
-
20
-
50
4
Jewawut
30
-
30
-
60
Catatan :*BUMN
Upaya pencapaian sasaran adalah sebagai berikut : a. Areal Pengembangan Areal pengembangan merupakan upaya pengembangan usahatani yang memenuhi skala ekonomi sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berkelanjutan.Areal pengembangan ini dikembangkan dalam subsistem usahatani on-farm yang dipadukan dengan subsistem lainnya, terutama subsistem hilir yakni pasca panen, pemasaran dan kemitraan. Sejak tahun 2013 melalui Dem Area dana sumber APBN sudah ditiadakan diharapkan dana dari APBD I maupun APBD II, Swadaya dan swastauntuk tahun 2015 diharapkan dapat melaksanakan penanaman komoditas serealia lain kembali sehingga dapat menjadi areal pengembangan, sehingga pertanaman tidak terputus (berkelanjutan) b. Swadaya Petani Peningkatan produksi komoditas serealia lain gandum dan sorgum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan khususnya dengan adanya perubahan iklim global mengakibatkan sistim pola tanam gandum di Amerika dan Eropa menurun, sehingga harga gandum di pasaran dunia meningkat. Oleh karena itu peran petani Indonesia berpeluang besar untuk meningkatkan produksinya. Dengan demikian akan meningkatkan daya tarik petani untuk menanam secara swadaya. Demikian juga komoditas hotong dan jewawut telah dibudidayakan secara intensif dibeberapa daerah dan sudah menjadi konsumsi pangan lokal dan meningkat dari tahun ketahun seperti komoditas hotong sudah lama dikenal dan dibudidayakan di Pulau Buru, Maluku dan menjadi sumber karbohidrat alternatif. Jewawut di provinsi Sulawesi Barat merupakan komoditas strategis kawasan lahan kering beriklim kering untuk mendukung ketahanan pangan lokal. Direktorat Budidaya Serealia
31
Laporan Tahunan 2015 Tabel 12. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Serealia Lain Tahun 2015 No
Komoditas
1
Sorgum
2
Gandum
3 4
L.Tanam
L. Panen
Produktivitas
Produksi
(Ha)
(Ha)
(Ku/ha)
(Ton)
2.615
2.600
30.00
7.800
215
200
20,00
400
Hotong
50
50
10.00
50
Jewawut
60
60
10.00
60
Tabel 13. Pelaksanaan Pengembangan Serealia Lain Melalui Swadaya Petani dan APBN I dan II Tahun 2015 NO PROVINSI 1 Jabar
2 Jateng
KABUPATEN Bandung Subang Sukabumi Garut Semarang Salatiga Wonogiri Purbalingga Banjarnegara
Demak Lamongan Pasuruan Probolinggo Sampang Banyuwangi 4 DI. Yogya Bantul Gn. Kidul 5 Sulsel Maros Gowa Bone Sidrap Enrekang Pangkep Tn. Toraja 5 DI.Yogya Bantul Gn. Kidul 3 Jatim
6 Kalteng 7 NTB
8 NTT
12 Maluku 13 Sulbar JUMLAH
32
Bariito Timur Bima Dompu Sumbawa TTS Belu Rotendao
KECAMATAN Bojongsari
DESA / NAGARI Pamempeuk
Getasan Eromoko Kaligondang Batur Wanayasa Kalibening
Mojopuro Arenan Sumber Rejo Sibebek
Babat Tosari Sukapuro Sresek
Keongan Ngadiwono Wonokerto
Wonosari
DEM FARM (Ha) GANDUM SORGUM HOTONG 50 60 20 10 10 20 60 10 20 20 10 10 510 20 100 5 10 50 200 210 310 5 20 20 20 10 10 50 10 20 40 215 50 20 65 110 250 5 100 10
Buru Mamuju 215
2,615
50 60 110
SUMBER DANA APBD, Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya UKSW APBD, Swadaya Swadaya APBD, Swadaya APBD, Swadaya APBD I APBD, Swadaya APBD, Swadaya APBD, Swadaya APBD, Swadaya BUMN APBD, Swasta APBD, Swadaya APBD APBD APBD APBD APBD, Swasta APBD Swasta APBN+APBD APBD, Swadaya Kemen BUMN APBD APBD, Swadaya APBD, Swasta APBD APBD II Swasa APBD Swasta APBD II APBD II Kemen BUMN
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 5. Permasalahan dan Upaya Tindaklanjut 1) Permasalah Utama Dalam Peningkatan Produksi Tahun 2015 a. Padi - Kelangkaan pupuk bersubsidi di Lini IV - Musim Kemarau (April-Agustus 2015) di beberapa wilayah terjadi serangan OPT, banjir, dan Kekeringan; - Musim Hujan 2014/2015 (Oktober Maret) di beberapa wilayah terjadi serangan OPT, banjir, dan Kekeringan seluas 40.627 ha (0,50% dari luas tanam 8.186.545 ha; - Keterlambatan olah tanah dan tanam akibat kekurangan tenaga kerja; - Adanya kerusakan jaringan irigasi di beberapa provinsi, - Penyaluran pupuk bersubsidi cenderung kurang di beberapa provinsi karena terjadi peningkatan luas tanam pada bulan Mei - Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan subsidi benih antara lain : 1) pelaksana PSO subsidi benih (PT SHS) kurang mampu menyediakan benih sesuai dengan kebutuhan petani baik dari segi waktu maupun varietas, 2) varietas benih yang disediakan kurang diminati oleh petani khususnya jagung hibrida, 3) sebagian petani kurang berminat membeli benih bersubsidi karena sudah terbiasa bantuan benih gratis. - Alih fungsi lahan pangan di beberapa wilayah - Lemahnya SDM (Sumber Daya Manusia) pertanian ditingkat Kabupaten/Kota b. Jagung - Penurunan luas panen dibeberapa provinsi sentra Jagung - Adanya panen muda jagung, terutama di Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat - Terjadinya alih komoditas - Kesulitan mendapatkan pupuk - Terjadinya pergeseran jadwal tanam c. GP-PTT Padi dan Jagung - Adanya musim kering yang berkepanjangan akibat pengaruh El-Nino sehingga jadwal tanam GP-PTT mengalami mundur tanam, bahkan ada yang mundur tanam ke tahun 2016 untuk mengurangi resiko kegagalan. - Adanya calon petani dan calon lokasi pelaksana kegiatan GP-PTT yang mengalami perubahan karena adanya overlaping dengan kegiatan lain sehingga terjadi perubahan jadwal tanam. Direktorat Budidaya Serealia
33
Laporan Tahunan 2015 -
Adanya daerah yang tidak dapat melaksanakan GP-PTT sehingga bansos tidak diserap.
d. Gandum, Sorgum, Hotong dan Jewawut - Terbatasnya ketersediaan benih gandum bermutul - Kalah bersaing dari segi ekonomis apabila dibandingkan dengan komoditas sayuran. - Teknik penyimpanan benih belum memadai. - Masyarakat / petani banyak masih belum mengenal tanaman sorgum mulai dari teknologi Budidaya sampai dengan pengelolahan hasil. - Usaha budidaya sorgum masih dianggap tidak menguntungkan karena masih kalah bersaing dengan komiditi pertanian lainnya (jagung, kacang2an, sayuran dan ubi kayu). - Masih terbatasnya benih yang berkualitas / bersertifikat. - Pemasaran hasil panen sorgum masih sangat terbatas. - Kurangnya minat petani untuk menanam gandum, ini terlihat dari bila ada bantuan benih, saprodi, dan lain-lain petani baru menanam gandum. - Tidak ada jaminan pasar seperti komoditi lain yang langsung dapat diuangkan dan harga jual rendah sekali hanya Rp. 2.500,- /kg, - Pengetahuan tentang budidaya gandum masih kurang, dan pengawalan teknologi oleh petugas di lapangan masih terfokus pada PJK (padi, jagung, kedelai). - Benih unggul tidak tersedia, petani biasanya menggunakan benih turunan harganya Rp 15.000/kg, kebutuhan 75 kg/ha (Rp 1.125.000/ha) - Alat atau mesin pengolahan/pengolahan jasa alsintan hasil belum tersedia. 2) Upaya Dalam Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Serealia Lainnya Tahun 2015 a. Padi - Pengamanan pertanaman dari kekeringan dan serangan OPT, - Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap perkembangan luas serangan OPT, banjir dan kekeringan, - Penyerahan Cadangan Benih Nasional (CBN) - Percepatan panen, olah tanah dan tanam terutama di daerah irigasi teknis dengan mengoptimalkan alsin yang ada, dan bekerjasama dengan TNI, 34
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 -
Penanaman padi varietas genjah, toleran kekeringan (kurang air), untuk wilayah yang kurang terjamin air irigasinya (rawan kekeringan) pada musim kemarau, - Penerapan teknologi irigasi berselang (intermiten), - Mobilisasi pompa air untuk pemanfaatan air tanah di daerah yang memungkinkan untuk peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dan daerah rawan kekeringan, - Perluasan areal tanam dengan memanfaatkan lahan sawah hasil cetak baru, lahan rawa/lebak dengan varietas unggul baru produktivitas tinggi (terutama di Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan). b. Jagung - Pemanfaatan/Optimalisasi lahan sawah setelah tanam padi - Perluasan areal tanam di wilayah lahan rawa/lebak dan pasang surut dengan varietas unggul baru produktivitas tinggi (terutama di Sumatera dan Kalimantan). - Percepatan pelaksanaan perluasan areal tanam dan intensifikasi terutama di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Jawa Timur (Madura), Aceh, NTT dan NTB. a) Melalui kerjasama dengan pemerintah daerah (APBD) b) Mendorong investasi Swasta - Pengamanan pertanaman dari kekeringan dan serangan OPT. c. GP-PTT Padi dan Jagung - Menjadwal ulang kegiatan GP-PTT padi dan jagung untuk menguranmanfgi dampak dari kekeringan, namun tetap mengoptimalkan pertanaman GP-PTT pada tahun 2015 dengan berpedoman pada surat Direktur Jenderal Tanaman Pangan No. 1155/RC.230/C/11/2015 tanggal 30 November 2015 tentang Pemanfaatan Anggaran Bansos Transfer Uang dan Transfer Barang Tahun anggaran 2015 yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pertanian seluruh Indonesia. -
Bila masih memungkinkan maka mencari CPCL pengganti dan melakukan revisi CPCL bilamana CPCL overlaping dengan kegiatan lain sebagaimana surat Direktur Budidaya Serealia No. 293/RC.210/C3.6/09/2015 tanggal 9 September 2015 tentang Optimalisasi Anggaran Kegiatan GP-PTT 2015 yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi Pelaksana Kegiatan GPPTT Padi dan Jagung tahun 2015.
Direktorat Budidaya Serealia
35
Laporan Tahunan 2015 -
Melakukan percepatan tanam pada musim tanam MH 2015/2016 untuk mengoptimalkan pertanaman pada tahun 2015 yang tertunda karena dampak kemarau sebagaimana arahan Menteri Pertanian RI melalui surat Menteri Pertanian RI No. 4895/TP.010/A/12/2015 tanggal 10 Desember 2015 yang ditujukan kepada Bupati/Walikota Wilayah UPSUS Padi Jagung dan Kedelai serta kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten dan Kota se Indonesia tentang gerakan percepatan tanam serentak seluruh Indonesia dan surat Menteri Pertanian RI No. 4896/TP.010/A/12/2015 tanggal 10 Desember 2015 yang ditujukan kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan (Bapeluh) tentang gerakan penyuluh mendukung percepatan tanam serentak seluruh Indonesia.
d. Gandum, Sorgum, Hotong dan Jewawut -
Upaya ekstensifikasi (sosialisasi pada daerah baru) Peluang pengembangan komoditas serealia lain diupayakan pada daerah-daerah bukaan baru yang dilakukan melalui kegiatan identifikasi wilayah, dan sosialisasi pemasyarakatan komoditas serealia lain.
-
Pengembangan daerah binaan dilakukan di lahan milik petani, yang sudah terbiasa melakukan budidaya komoditas serealia lain secara baik. Upaya pengembangan ini dilakukan dengan meningkatkan perluasan areal tanam menuju usahatani yang memenuhi skala ekonomi. Selain itu perlu adanya pengawalan areal tanam seluas 30%, sebagai upaya mempersiapkan produksi benih untuk pertanaman tahun berikutnya oleh BPSB, BPTP, BALITSEREAL dan Perguruan Tinggi setempat, atau penyiapan benih melalui dukungan APBD Provinsi dan Kabupaten.
-
Pengembangan sentra produksi merupakan upaya pengembangan usahatani yang memenuhi skala ekonomi sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berkelanjutan. Pengembangan sentra produksi ini dilakukan dengan pendekatan : a) Pengembangan sentra produksi berskala ekonomis berbasis Kabupaten andalan. b) Pemantapan peran kelembagaan dalam rangka penguatan modal usaha. c) Kegiatan yang dikembangkan dalam Subsistem Budidaya dalam sentra produksi perlu dipadukan dengan Subsistem lainnya
36
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 seperti penyediaan infrastruktur, pengelolaan industri pedesaan, pemasaran dan lain–lain sehingga tercipta keterpaduan dan keharmonisan pengembangan Agribisnis secara utuh d) Penguatan kelembagaan -
Strategi Pengembangan Komoditas Serealia lain melalui Penguatan Kelembagaan yang meliputi : a) Kelompok tani / Gapoktan b) Penangkar Benih, salah satu kendala dalam pengembangan komoditas serealia lain yaitu penyediaan benih yang terbatas sehingga perlu adanya pemberdayaan Penangkar Benih melalui dukungan dana APBD dan Kemitraan usaha untuk penyiapan kebutuhan benih c) Asosiasi Pengguna Tepung d) Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran e) Pembiayaan Usaha Tani melalui KUR serta Kemitraan dengan stakeholder dilakukan seoptimal mungkin untuk mendukung keberhasilan Pengembangan Komoditas Serealia Lain.
Direktorat Budidaya Serealia
37
Laporan Tahunan 2015 IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Dialog Pimpinan dan FGD Serealia Dialog antara Menteri Pertanian dengan 101 Bupati dalam rangka pengembangan jagung mendukung pencapaian swasembada jagung dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2015 di Gedung-F Kantor Kementerian Pertanian. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua Komisi IV DPR-RI, TNI, perwakilan dari Dewan Jagung Nasional, Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT), Direksi PT. Perhutani dan Inhutani serta Instansi terkait lainnya yang terkait dalam pengembangan jagung di Indonesia. Beberapa kesimpulan dari hasil dialog yang dapat dilaporkan adalah sebagi berikut : a. Komitmen Bupati Para Bupati berkomitmen akan mendukung program pemerintah pusat dalam hal pengembangan jagung nasional dan optimis dapat melaksanakan kegiatan pengembangan jagung tahun 2015 melalui dana APBN yang telah dialokasikan ke setiap kabupaten. b. Permasalahan Pengembangan Jagung di Daerah Sejumlah Bupati telah menyampaikan sejumlah kendala dan permasalahan yang perlu mendapat perhatian yaitu antara lain: - Pemasaran Hasil. Bagi sejumlah daerah, masih terbuka luas potensi untuk penanaman jagung. Masyarakat juga relatif mudah digerakkan untuk penanaman jagung secara luas. Namun, ketiadaan jaminan pemasaran menjadi kendala pengembangan. Bupati menginginkan Menteri Pertanian dapat memberikan jaminan pemasaran hasil panen jagung pada tingkat harga yang menguntungkan petani sehingga petani termotivasi untuk melakukan perluasan tanaman jagung. - Ketersediaan Pupuk. Sampai saat ini sejumlah daerah masih mengalami kendala mendapatkan pupuk bersubsidi tepat waktu, tepat jumlah dan tepat jenis. Sehingga, sebagian pertanaman mengalami keterlambatan pemupukan sehingga pertumbuhan tanaman kurang optimal. Terkait dengan hal ini Bupati mengusulkan dilakukan pembenahan rantai pasok sistem distribusi pupuk bersubsidi termasuk penyediaan gudang di kabupaten. - Mekanisasi Agribisnis Jagung. Sejumlah Bupati menyampaikan bahwa potensi pengembangan jagung di daerahnya masih terbuka luas. Antara lain, masih terdapat lahan yang belum ditanami serta curah hujan yang cukup memadai untuk mendukung perluasan areal tanam jagung maupun peningkatan intensitas pertanaman. Namun, upaya pengembangan areal tanam jagung terkendala oleh 38
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 keterbatasan tenaga kerja khususnya pada waktu olah tanah, tanam dan panen. Bupati mengusulkan agar Menteri Pertanian dapat melakukan percepatan mekanisasi pertanian untuk mendukung pengembangan luas tanam jagung. - Potensi perluasan areal tanam jagung. Sejumlah Bupati menyampaikan bahwa di wilayahnya masih memiliki potensi untuk pengembangan areal tanam jagung, khususnya melalui pemanfaatan lahan-lahan tidur (belum dimanfaatkan) serta lahan di kawasan hutan dan perkebunan. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi lahan tersebut Bupati mengusulkan Kementerian Pertanian melanjutkan program bantuan sarana produksi (benih dan pupuk). - Pengendalian impor dikaitkan dengan jadwal panen. Sejumlah Bupati mengusulkan agar dapat dilakukan pengendalian impor jagung oleh pemerintah yaitu pada musim panen industri tidak diberikan ijin pemasukan barang (impor) tetapi didorong untuk mengoptimalkan pembelian dari produksi dalam negeri. - Sistem Informasi Harga jagung. Sejumlah Bupati mengusulkan agar industri pakan ternak mengumumkan harga pembelian jagung secara transparan dan terbuka. Misalnya, industri bisa memasang infomasi harga pembelian harian/mingguan di pintu gerbang pabrik sehingga petani, dan/atau pedagang perantara bisa memperkirakan harga pembelian yang layak. c. Komitmen Menteri Pertanian Dalam pertemuan ini, Menteri Pertanian menyampaikan terima kasih kepada para Bupati dan pemangku kepentingan lain yang mendukung program swasembada jagung. Menteri Pertanian akan memberikan dukungan antara lain : - Dukungan program dan anggaran. Alokasi anggaran pengembangan jagung akan ditingkatkan dengan menitikberatkan pada upaya perluasan areal tanam, peningkatan produktivitas dan pasca panen. Terkait hal ini, pemerintah akan menyediakan bantuan benih dan bantuan peralatan pasca panen - Jaminan Harga dan Pasar. Untuk menjaga gairah petani menanam jagung, Menteri Pertanian mengusulkan kepada Presiden agar Perum Bulog ditugasi untuk menyerap jagung hasil petani dan pemerintah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung. - Pengendalian Impor. Untuk menjaga stabilitas harga jagung khususnya pada saat musim panen, pemerintah akan mengatur dan mengendalikan impor jagung. Impor jagung akan dikelola sehingga tidak mengganggu pasar dalam negeri namun tidak merugikan industri peternakan unggas. Direktorat Budidaya Serealia
39
Laporan Tahunan 2015 d. Komitmen Pemangku Kepentingan Lain - Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) menyatakan komitmen bahwa pabrik pakan lebih memilih jagung produk lokal dibandingkan jagung impor karena jagung lokal lebih segar dari pada jagung impor. GPMT berkomitmen akan menyerap semua produksi petani. Jika ada kesulitan menjual jagung, ketua GPMT siap dihubungi untuk menyelesaikan masalah pemasaran. Saat ini GPMT justru kesulitan mendapatkan jagung dalam negeri dan baru mampu menyerap 20 – 22% dari produksi jagung nasional. - Ketua Komisi IV DPR RI sangat mendukung kebijakan Menteri Pertanian dan menyarankan agar menggunakan dana talangan dalam pengembangan jagung nasional apabila APBN tidak dapat membiayai program pengembangan jagung. 2.
Gerakan Panen dan Tanam a. Gerakan Panen 1) Kabupaten Indramayu Gerakan panen dengan Menteri Pertanian pada 11 Maret 2015 di Desa Sukamelang, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Acara panen dihadiri oleh Menteri Pertanian, Gubernur Jawa Barat, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir; beberapa anggota DPR RI; dan Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan Banun Harpini selaku penanggung jawab program Upaya Khusus (Upsus) Swasembada Pangan wilayah Jawa Barat serta perwakilan dari eselon I lingkup Kementerian Pertanian beserta Muspida Kabupaten Indramayu. Hasil gerakan panen dapat dilaporkan sebagai berikut : - Jawa Barat memiliki luas baku lahan sawah seluas 925.565 haDari luas tersebut tiap tahun baru bisa ditanami padi antara 1,9-2 juta ha, dengan indeks pertanaman (IP) di Jawa Barat rata-rata baru mencapai dua kali. Namun dengan program yang tengah digalakkan oleh pemerintah, baik provinsi maupun pusat mengenai perbaikan dan pembuatan saluran irigasi, maka produksi padi bisa semakin meningkat dan indeks pertanaman (IP) dapat mencapai tiga kali. - Terpilihnya Indramayu sebagai tuan rumah panen perdana, tidak hanya dilatari berdasarkan daerah yang pertama kali panen. Namun Indramayu termasuk tiga sentra produksi padi di Jawa Barat. Dua daerah lainnya adalah Subang dan Karawang. Sedangkan kontribusi padi dari Indramayu sendiri mencapai 12% dari seluruh produksi Jawa Barat. Dan dari hasil ubinan di desa
40
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
-
-
-
Sukamelang Kecamatan Kroya, yang diambil dari 3 lokasi kelompok tani berbeda di satu hamparan lahan menghasilkan 9,792 ton GKP setara dengan 8,4 ton GKG. Dalam arahannya Menteri Pertanian mempunyai pendapat yang sama dengan Gubernur Jawa Barat tentang penghentian impor beras, dengan ada panen raya padi di berbagai daerah, khususnya di Jawa Barat yang mencapai 500.000 ha pada bulan Maret 2015 ini, bisa menutupi kebutuhan beras nasional. Sehingga import beras tidak lagi diperlukan. Jawa Barat merupakan provinsi ketujuh yang melangsungkan panen raya padi. Dari luasan areal sawah di Jawa Barat sekitar 500 ribu ha saja, produksi padi bulan Maret ini bisa menembus 4 juta ton gabah kering. Jumlah ini, bisa untuk menutupi kebutuhan beras selama 2 bulan di seluruh Indonesia, karena Jawa Timur pun panen raya bulan Maret ini dengan luasan sawah sekitar 527 ribu ha. Jadi baru dua provinsi bisa menghasilkan 8 juta ton. Sambutan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) yang meminta Menteri Pertanian segera menghentikan impor hasil pertanian, terutama beras. Aher mengatakan, untuk kebutuhan beras dalam negeri, sejatinya masih bisa terpenuhi oleh produksi padi nasional. Selain itu, untuk subsidi pertanian dilakukan di sektor hilir atau saat pembelian hasil panen. “Kinerja negara luar yang memproteksi pertanian itu ternyata subsidinya bukan di awal tetapi di akhir. Karena bila subsidi dilakukan di hulu khawatir terjadi banyak penyimpangan. Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga meminta pemerintah untuk memberikan subsidi harga beras maupun gabah terhadap petani sebagai upaya mengamankan harga produksi mereka saat panen raya. Kebijakan subsidi pupuk dan benih yang diterapkan saat ini, menurutnya juga lebih banyak menguntungkan konglomerat dari pada membantu petani, bahkan sering menimbulkan penyelewengan. "Oleh karena itu lebih bagus dengan memberikan subsidi harga gabah dan beras petani yakni pemerintah melalui Bulog membeli produksi petani dengan harga tinggi kemudian menjual beras ke konsumen dengan harga murah," katanya lagi. Kementerian Pertanian mengalokasikan Rp 1,4 triliun yang diambil dari pemotongan dana perjalanan dinas sebagai usaha untuk mengatasi kesulitan para petani di berbagai daerah pada musim tanam 2015. Pemanfaatan anggaran sebesar Rp. 4,1 triliun dengan sistem penunjukkan ini juga sudah dikoordinasikan dengan KPK dan Polri. Lebih jelasnya Menteri pertanian menegaskan bahwa,
Direktorat Budidaya Serealia
41
Laporan Tahunan 2015 “Alokasi anggaran Rp 4,1 triliun antara lain, untuk pengadaan berbagai peralatan pertanian, selain untuk pengadaan bibit dan perbaikan jaringan irigasi. Prinsipnya diarahkan di „kunci-kunci‟ produksi“. Kementerian Pertanian juga telah memberikan bantuan pada Provinsi Jawa Barat berupa perbaikan jaringan irigasi seluas 135 ribu ha, dana alokasi khusus (DAK) sebesar 280 miliar untuk jalan usaha tani, dan hand traktor sebanyak 1.099 unit dan bantuan alsintan akan ditambah sebanyak 5.563 unit, apabila bantuan irigasi seluas 135 ribu ha selesai dikerjakan pada bulan April ini. - Selain melakukan panen perdana padi Menteri Pertanian juga meninjau Bendungan Pedati. Menteri Pertanian berharap, bendungan yang sudah lama mengalami pendangkalan dapat segera ditangani dengan cepat agar dapat menampung air irigasi dan dapat segera terlaksana kerja sama, antara Kementerian Pertanian dengan Kementerian Pekerjaan Umum, sehingga saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier dapat segera diperbaiki. 2) Kabupaten Cianjur Panen Metode Harzton dan Uji Alsin (Combine Harvester) Lacandu pada 24 Maret 2015 di Desa Sukamulya, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur. Dalam acara panen dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Pertanian, Bupati Cianjur yang dalam hal ini diwakili oleh Asisten II Pemda Kabupaten Cianjur, Kepala Badan Karantina Kementan, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang diwakili oleh Kabid Tanaman Pangan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, Komandan Kodim 0608 Kabupaten Cianjur, Kepala BPS Kabupaten Cianjur, Kepala BPTP Provinsi Jawa Barat dan Plh. Direktur Budidaya Serealia, Kepala BP4K Kabupaten Cianjur, Camat Warung Kondang, dan Kelompok Tani serta undangan lainnya. Hasil Panen yang dapat dilaporkan sebagi berikut : - Metode Hazton pertama kali diuji coba pada 2012. Jika umumnya padi yang ditanam dengan metode biasa dipanen dalam waktu 115 hari, dengan metode ini waktu panen padi bisa dipercepat menjadi 15 hari. - Metode Hazton menggunakan benih tua yang berumur 25-35 hari, dengan penanaman sebanyak 20-30 rumpun perlubang tanam. Dengan cara ini maka seluruh rumpun tanaman adalah merupakan tanaman induk. Diharapkan, secara keseluruhan akan menjadi indukan produktif, karena bibit berada di posisi tengah dan terjepit sehingga bibit akan cenderung tidak menghasilkan anakan, sehingga lebih produktif. 42
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 -
-
-
Keunggulan dengan metode ini tentu saja hasil produksi yang meningkat. Namun, ada beberapa keuntungan lain, yaitu penanamannya mudah, tanaman cepat beradaptasi dan tidak stress. Karena bibit yang digunakan bibit tua, maka tanaman ini lebih tahan terhadap hama keong dan orong-orong, ketahanan bibit ini akan meminimalisir penyulaman, selain itu juga menimlalisir untuk penyiangan. Jadi, karena rumpun padi Hazton ini sangat rapat sehingga tidak memberi kesempatan pada gulma untuk ikut tumbuh diantara tanaman padi. Karena penyulaman dan penyiangan ini dapat di minimalisir maka otomatis metode ini juga menghemat biaya tenaga kerja juga. Selain itu teknologi ini dapat mempercepat masa panen (+ 15 hari lebih cepat dibanding usia normal), mutu gabah tinggi (persentase hampa rendah), serta menghasilkan beras yang berkualitas tinggi (rendemen beras kepala tinggi, persentase beras pecah rendah). Secara konsep pengolahan tanah Metode hazton tidak banyak berbeda dengan metode yang lain. Namun, disarankan untuk tidak membakar jerami sisa panen, karena jerami tersebut jika terdekomposisi dengan baik maka akan sangat membantu dalam memberikan tambahan asupan nutrisi untuk tanaman padi. Demo Plot dengan Metode Hazton dilaksanakan oleh beberapa kelompok tani yaitu ; Kelompok Tani Mulya Tani I, II, III, IV, Sukatani dan Mawar dengan jumlah anggota sebanyak 274 orang pada luas lahan 5.600 M2 yang ditanam pada bulan Januari 2015 dengan menggunakan varietas IR 64. Dari demo plot ini dilakukan ubinan oleh BPS Kabupaten Cianjur, ubinan dilakukan 2 kali ubin dengan hasil sebagai berikut : a) Ubinan I menghasilkan 50,40 Kg GKP atau setara dengan 5,40 ton GKP per ha. b) Ubinan II menghasilkan 63,36 Kg GKP atau setara dengan 6,34 ton GKP per ha. c) Dari ke dua Ubinan diperoleh rata-rata hasil ubinan yaitu sebesar 56,89 Ku/Ha GKP atau setara dengan 48,93 Ku/Ha GKP. Selain dilakukan ubinan juga kita ambil sampel tiga lubang tanaman kemudian kita hitung batang normal dan batang tidak normal dengan hasil sebagai berikut : a) Sampel I :Jumlah batang normal sebanyak 20 batang, dan batang tidak normal sebanyak 15 batang. b) Sampel II :Jumlah batang normal sebanyak 12 batang, dan batang tidak normal sebanyak 12 batang.
Direktorat Budidaya Serealia
43
Laporan Tahunan 2015 c) Sampel III :Jumlah batang normal sebanyak 20 batang, dan batang tidak normal sebanyak 22 batang. - Melihat dari hasil ubinan dan sampel jumlah batang normal dan tidak normal, bahwa metode Hazton yang dilakukan di desa Sukamulya, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur belum menunjukkan hasil yang memuaskan atau bahkan Provitasnya dibawah teknoloagi konvensiaonal sebagaimana kebiasaan petani setempat serta dilihat dari jumlah batang yang tidak normal masih cukup banyak. - Dengan demikian metode Hazton masil perlu dilakukan uji multi lokasi dan uji kecocokan varietas pada metode ini. Selain kegiatan panen juga dilakukan uji alsin pasca panen yaitu Combine Harvester jenis lacandu produksi PT. Sarandi Karya Nugraha yang berada di Cisaat Sukabumi, dari hasil uji alsin terlihat bahwa alat tersebut masih harus dilakukan penyempurnaan yaitu ; handel gas masih menggunakan plastik rapia, hasil pemotongan masih bercampur dengan batang padi yang terpotong selain itu kami belum melihat hasil test report dan spesifikasi dari alsin tersebut. 3) Kabupaten Sumbawa Gerakan Panen Perdana Padi di Desa Poto, Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa Provinsi NTB pada tanggal 2 April 2015. Dilaksanakan oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI, MA bersama dengan Pangdam IX Udayana Mayjen Tori Johar BT, Bupati Sumbawa, Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang diwakili oleh Kepala Balai Besar Peningkatan Mutu Benih Tanaman Pangan, Penanggung jawab Upsus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Dr. Mei dari Badan Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPTP NTB, Komandan Korem 162 Wira Bhakti, DPRD Kabupaten Sumbawa, Komandan KODIM 1607 Kab. Sumbawa dan dihadiri Kapolres Sumbawa, Kepala Kejaksaan Negeri, Divisi Regional BULOG NTB, Kepala SKPD lingkup Pemkab Sumbawa, Camat, Kapolsek dan Danramil, Para Petugas Pertanian, Aparat Tingkat Kecamatan, Para Produsen dan Distributor Sarana Produksi Pertanian serta Ketua dan pengurus Gapoktan seKab Sumbawa. Hasil yang dapat dilaporkan adalah sebagai berikut : - Gerakan panen ini dimaksudkan sebagai upaya bersama percepatan tanam memasuki MK 2015 dalam rangka perbaikan teknologi PTT di Nusa Tenggara Barat, dan mengingat produktivitas padi di Nusa Tenggara Barat masih di bawah 44
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
-
-
-
-
-
produktivitas rata-rata nasional yaitu 48,80 ku/ha, produktivitas rata-rata nasional telah mencapai 49,80 ku/ha, kepada petugas/penyuluh diharapkan melakukan upaya-upaya pendekatan yang lebih intensif kepada petani dan kelompok tani melalui penyuluhan. Gerakan panen perdana padi tahun 2015 dilaksanakan di Kelompok Tani Sepayal, Desa Poto, Kecamatan Moyohilir Kabupaten Sumbawa - Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kabupaten sumbawa merupakan kabupaten yang dinobatkan sebagai kawasan padi di Nusa Tenggara Barat, dan Kawasan Moyo telah terpilih sebagai pelaksana yang mendapatkan alokasi seluas 2.500 ha tersebut. Disamping upaya peningkatan produksi tanaman pangan dengan memperbaiki sistem hulu, on farm, juga dilakukan dengan menekan tingkat kehilangan hasil melalui perbaikan cara panen dan pasca panen (off farm). Kabupaten Sumbawa satusatunya kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mendapat alokasi kawasan padi dan jagung sekaligus. kawasan padi di Kecamatan Moyo seluas 2.500 ha dan jagung di Kecamatan Uthan seluas 1.500 ha. Rata-rata hasil ubinan padi di Desa Poto Kecamatan Moyohilir adalah sebagai berikut : luas areal yang akan di panen seluas 1500 ha, varietas Cigeulis, rata-rata berat ubinan 6,65 kg, konversi GKP 10,64 ton/ha, konversi GKG 9,15 ton/ha. Lokasi panen ini merupakan lokasi kegiatan GP-PTT padi tahun 2015 kawasan 2.500 ha, yang akan tanam pada bulan Mei 2015. Dalam rangka Upaya Khusus peningkatan produksi padi jagung dan kedelai sebesar 20 – 30% seperti yang telah diamanatkan oleh bapak Presiden RI maka NTB sebagai salah satu provinsi penyangga pangan nasional ditargetkan untuk bisa mencapai produksi padi sebesar 2.29 juta ton gabah kering giling, jagung 1,00 juta ton pipilan kering, dan kedelai 122 ribu ton biji kering. Di bidang pertanian khususnya beras, Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu kabupaten yang surplus, dalam artian produksi beras lebih besar dibandingkan kebutuhan beras untuk konsumsi masyarakatnya sehingga dapat mensuplai kebutuhan beras untuk daerah-daerah lain. Kondisi perkembangan pertanian di Nusa Tenggara Barat saat ini, berdasarkan laporan Dinas Pertanian untuk realisasi tanam MT. 2014/2015 sampai dengan bulan Februari 2015 Padi seluas 308.024 ha (68,83%) dari total sasaran 447.489 ha, Jagung 119.794 ha (88,74%) dari sasaran 135.000 ha. Sedangkan kedelai
Direktorat Budidaya Serealia
45
Laporan Tahunan 2015
-
-
-
46
sampai bulan Februari baru mencapai 18.336 ha (19,69%) dari sasaran 93.144 ha. Tingginya realisasi tanam padi dan jagung karena curah hujan di awal tahun relatif tinggi sehingga petani dapat memanfaatkan air tersedia terutama petani di lahan kering. Produksi padi tahun 2014 di NTB berdasarkan Angka Sementara BPS mencapai 2.116.637 Ton GKG, yang berarti 3,51% dari produksi tahun 2013 2.193.698 Ton GKG. Turunnya produksi ini dikarenakan luas areal panen berkurang dari 438.057 ha menjadi 433.712 ha yang berarti berkurang 4.345 ha (0,99%) dari tahun 2013 dari tahun 2013. Hal ini karena terjadinya puso yang melanda Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 lalu sebagai dampak dari peristiwa El-Nino. Pada tahun 2015, bantuan pemerintah Pusat dalam mendukung Upsus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Kabupaten Sumbawa sedang dan akan dilaksanakan sesuai jadwal. Bantuan tersebut meliputi : a) Kegiatan Upsus melalui refocusing 2015 : GPPTT padi inbrida kawasan seluas 2.500 ha, jagung hibrida kawasan 1500 ha dan non kawasan 500 ha, kedelai 6.000 ha, PAT (PIP) Kedelai 2000 ha Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 8.000 ha, Optimasi lahan 8.500 ha, Alat mesin pertanian berupa traktor roda 2 sebanyak 39 unit dan pompa air 19 unit. b) Kegiatan Upsus melalui APBN-P, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 20.000 ha, Optimasi Lahan seluas 7.200 ha, Pengembangan SRI 4.320 ha, Perluasan Areal Tanam Jagung 21.000 ha, 5 Desa Mandiri Benih, Alat mesin pertanian berupa traktor roda dua 63 unit dan pompa air 10 unit. Bupati Sumbawa atas nama Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sumbawa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Pertanian atas alokasi kegiatan dan anggaran tahun 2015 untuk pembangunan pertanian di Kabupaten Sumbawa. Bupati berpesan bahwa anggaran yang cukup besar ini, harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mendukung Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai sehingga sasaran produksi yang telah ditetapkan dapat tercapai. Keberhasilan program upsus ini tidak hanya ditentukan oleh para petani, melainkan ditentukan juga oleh Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 seluruh petugas dan aparat Pembina mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten. -
Saat ini daya dukung sumber daya alam terutama sumber air terhadap sektor pertanian semakin menurun. hal ini ditandai dengan makin berkurangnya sumber mata air yang ada, semula berjumlah 711 titik mata air pada tahun 2000 menjadi hanya 217 titik mata air, dan saat ini dengan berbagai upaya rehabilitasi hutan, sudah meningkat menjadi 278 mata air. untuk itu pada kesempatan tersebut Bupati menghimbau kepada para petani untuk lebih efisien memanfaatkan air irigasi, melaksanakan pola tanam dengan sebaik-baiknya, dengan mengoptimalkan fungsi kelompok tani dan kelompok pemakai air (p3a).
-
Apabila dibidang produksi sudah banyak upaya yang dilakukan, namun dalam pemasaran perlu lebih banyak dilakukan pemecahannya terutama harga padi yang jatuh pada saat panen. Upaya Pemerintah Daerah kabupaten untuk menyiapkan dana pembelian gabah saat panen raya tidak cukup untuk menaikkan harga yang jatuh pada saat panen karena dana yang tersedia kecil, upaya lainnya yaitu melalui “tunda jual“ juga syaratnya cukup berat yaitu petani harus menyiapkan agunan sehingga kegiatan ini sulit dilakukan untuk itu mohon bantuan Kementerian Pertanian untuk menyelesaikan masalah ini. Hal ini akan ditindaklanjuti oleh Penanggungjawab Upsus Dr. Mei dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.
-
Pangdam IX Udayana sangat mendukung apa yang sudah diprogramkan oleh Kementerian Pertanian dan sebagai pendamping pelaksanaan program, aparat TNI dari Babinsa sampai Komandan Korem akan menggerakkan aparat TNI di wilayahnya untuk membantu dan membina petani serta dan bersama-sama mewujudkan kedaulatan pangan dan sangat berharap di tingkat desa terjalin kerjasama yang harmonis dan sinergis antara Petugas Lapangan, Babinsa dan petani.
-
Berkaitan dengan hal tersebut diatas dalam rangka pencapaian sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi padi khususnya mendukung program upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai nasional di tahun 2015, maka Kabupaten Sumbawa telah melakukan hal-hal sebagai berikut : mendorong peningkatan penggunaan benih unggul yang memiliki potensi produksi tinggi; perluasan areal dan perbaikan teknologi PTT; mendorong penggunaan pupuk berimbang tunggal maupun
Direktorat Budidaya Serealia
47
Laporan Tahunan 2015 majemuk guna menghindari terjadinya kekurangan pupuk karena penggunaan yang berlebihan di tingkat petani; serta melakukan gerakan sosialisasi, penyuluhan, pendampingan dan sebagainya sebagai wujud dukungan dari program yang diberikan pemerintah. 4) Kabupaten Klaten Kegiatan panen GP-PTT padi dilaksanakan pada Kelompok Tani Dadi Mulyo, Desa Tumpukan, Kecamatan Karang Dowo, Kabupaten Klaten pada tanggal 27 Juli 2015 seluas 25 ha. Panen GP-PTT padi di Kabupaten Klaten dihadiri oleh Menteri Pertanian RI, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kepala Badan PPSDMP Kementan, Staf Ahli Menteri Pertanian, Kepala BPTP Provinsi Jawa Tengah, Bupati Klaten, Aster Kasdam IV Dipenogoro, Dandim 0723, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah dan jajarannya, Direktur Bulog, perwakilan Pejabat Eselon III dan IV Ditjen Tanaman Pangan, Kapolres Kabupaten Klaten, Muspida Kabupaten Klaten, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klaten dan jajarannya, Camat Karang Dowo, Muspika Kecamatan Karang Dowo, Kepala Desa Tumpukan, Perangkat Desa Tumpukan, penyuluh pertanian, kelompok tani, tokoh masyarakat dan masyarakat tani Desa Tumpukan. Pertanaman GP-PTT padi ditanam pada tanggal 1 Mei 2015 dengan varietas Mekongga. Padi ditanam dengan cara jajar legowo 2:1 dan 4:1. Pertumbuhan tanaman di areal GP-PTT padi keragaannya sangat baik. Hasil ubinan sementara menunjukan produktivitas GPPTT padi sawah Kelompok Tani Dadi Mulyo di areal bagian selatan sebesar 82,40 ku/ha GKP (71,30 ku/ha GKG) dan produktivitas GPPTT padi sawah di areal bagian utara sebesar 94,08 ku/ha GKP (81,04 ku/ha GKG). Bila dibandingkan dengan produktivitas padi sebelumnya sekitar 60-68 ku/ha GKG, produktivitas padi di areal GPPTT mengalami kenaikan pada kisaran 3,30-11,30 ku/ha GKG untuk areal GP-PTT padi bagian selatan dan pada areal GP-PTT padi bagian utara mengalami kenaikan pada kisaran 13,04-21,04 ku/ha GKG. Bila dibandingkan dengan sasaran produktivitas GP-PTT padi non kawasan sebesar 5-7,5 ku/ha GKG maka produktivitas GP-PTT padi sawah telah mencapai target bahkan melebihi target. Adapun data kenaikan produktivitas secara rinci tertera pada tabel berikut :
48
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Tabel 14. Analisis Produktivitas GP-PTT Padi Kelompok Tani Dadi Mulyo Kategori Capaian Kenaikan Provitas Dibanding Rata-Rata Target Peningkatan Provitas GP-PTT Areal GP-PTT Produktivitas GP-PTT Provitas Terendah Provitas Tertinggi terhadap Target Padi Keltan Sebelum GP-PTT Setelah GP-PTT Padi Non Kawasan sebelum GP-PTT sebelum GP-PTT Peningkatan Dadi Mulyo Provitas GP-PTT (ku/ha GKG) (ku/ha GKP) (ku/ha GKG) (ku/ha GKG) (ku/ha GKG) (ku/ha GKG) Padi Non Kawasan Produktivitas
(1) Selatan Utara
(2) 60,00 60,00
(3) 68,00 68,00
(4) 82,40 94,08
(5) 71,30 81,04
Areal Panen Pertanaman GP-PTT Padi pada Kelompok Tani Dadi Mulyo, Desa Tumpukan, Kecamatan Karang Dowo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah
(6)=(5)-(2) 11,30 21,04
(7)=(5)-(3) 3,30 13,04
(8) 5-7,5 5-7,5
(9) Tercapai Tercapai
Hamparan Areal Panen Pertanaman GP-PTT Padi pada Kelompok Tani Dadi Mulyo, Desa Tumpukan, Kecamatan Karang Dowo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah
Gambar 1. Hamparan dan Areal Panen Pertanaman GP-PTT Padi
Direktorat Budidaya Serealia
49
Laporan Tahunan 2015 5) Kabupaten Kuningan Kegiatan Panen Padi Hibrida dilaksanakan pada 4-5 Agustus di Kabupaten Kuningan-Jawa Barat. Teknologi padi hibrida merupakan salah solusi peningkatan produktivitas padi. Dukungan pemerintah daerah mutlak diperlukan (gerakan tanam/panen). Pemerintah bertindak selaku “Technology Endorser” berupa mensinergikan semua teknologi terapan padi, khususnya padi hibrida. Dalam pengembangannya maka proses adopsi teknologi padi hibrida harus dilakukan secara bertahap, terpadu serta pendampingan dalam proses alih teknologinya. Pelaksanaan kegiatan panen padi hibrida MAPAN P-05 dilaksanakan di dusun Cijambu desa Garajati Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan merupakan tempat yang potensial untuk menanam padi hibrida. Kelompoktani yang melaksanakan panen tersebut Kelompoktani Jatinunggal III (10 ha) dan Kelompoktani Karya Mandiri (10 ha) dengan total luas lahan sawah 20 ha dan terdapat kurang lebih 20 ha lainnya yang menyebar di desa Garajati tersebut yang juga menanam padi hibrida menggunakan MAPAN P05. Hasil yang dapat dilaporkan sebagai berikut : - Pertanaman padi MAPAN P-05 merupakan salahsatu kegiatan APBD Provinsi Jawa Barat dengan nama SL-PTT Padi Hibrida Tahun 2015. Teknologi yang digunakan pada pertanaman ini menggunakan Sistem pertanaman Jajar Legowo 2:1, Penanaman 1 – 2 bibit per lubang, Menggunakan pupuk organik. - Panen Perdana Varietas Padi Hibrida Mapan P-05 Padi Program SL-PTT Padi Hibrida Provinsi Jawa Barat Di Kabupaten Kuningan dihadiri oleh Bupati Kuningan, Komandan Kodim (Dandim) 0615 Kabupaten Kuningan, Kapolres Kabupaten Kuningan, Biro Perencanaan Setda Provinsi Jawa Barat, Kepala Seksi Padi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Kepala BPTP Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan, Camat Kecamatan Ciwaru, Muspida dan Muspika serta masyarakat, petani, PPL, dan kontak tani lingkup Kabupaten Kuningan. - Panen padi di Dusun Cijambu Desa Garajati Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat merupakan tolak ukur dari ketahanan pangan dan ketahanan pangan merupakan tolak ukur dari ketahanan nasional. Kekurangan pangan akan menyebabkan permasalahan sosial dan harus dicukupi oleh pemerintah. Dengan adanya panen di Ciwaru dengan produktivitas yang tinggi menunjukkan bahwa kecukupan pangan 50
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
-
dapat terkendali. Areal panen di Dusun Cijambu Desa Garajati Kecamatan Ciwaru berada dalam satu hamparan seluas 20 ha dan 100% menerapkan tanam jajar legowo (jarwo). Dan masih terdapat kurang lebih 20 ha tanaman padi hibrida tersebar di desa Garajati tersebut. Ubinan pada kegiatan panen perdana rata-rata mencapai 7,9 ton/ha. meningkat pada musim tanam sebelumnya (7,2 ton/ha), sementara jika dilihat dari performance tanaman yg sekarang lebih bagus dan bulir padinya lebih bernas dibanding musim yang lalu.
-
Bupati dan Kodim mengapresiasi setinggi tingginya atas keberhasilan panen raya, walaupun ditengah musim kemarau, tetapi hasil panen cukup baik. Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri dan dapat dijadikan motivasi dan contoh oleh wilayahwilayah lainnya. Dari luas lahan yang ada, setiap hektar rata-rata menghasilkan 7 ton padi per hektar, sehingga apa yang ditargetkan oleh Pemerintah dapat dikatakan bisa tercapai. Dandim mengatakan bahwa TNI selalu siap untuk membantu mengsukseskan program pemerintah dalam ketahanan pangan, karena ketahanan pangan merupakan tolak ukur ketahanan suatu negara, apabila ketahanan pangan suatu negara tidak siap, maka akan banyak timbul masalah sosial di negara itu. Sebagai implementasi kepada jajaran Kodim 0615/Kuningan, terutama kepada para Babinsa untuk selalu membantu, melakukan pengawasan dan pendampingan kepada petugas atau kelompok petani agar terus dapat meningkatkan hasil pertanian, seperti apa yang telah terlaksana di Desa Garajati Kec. Ciwaru Kab. Kuningan ini.
-
Keunggulan Varietas MAPAN P-05 adalah Peningkatan produksi antara 1,5 – 2 ton GKP per hektar, tolerant terhadap hama penyakit, penghematan pupuk Urea, pembelian gabah yang lebih mahal dari pada jenis padi lainnya, nasi pulen makin meningkatkan gairah petani untuk menanam varietas MAPAN P.05. Varietas ini sudah di di lepas dengan Surat keputusan Menteri Pertanian Nomor : 132/Kpts/SR.120/3/2006. MAPAN P-05, cocok untuk daerah irigasi tehnis dan semi-tehnis, umur antara 115 – 120 HSS, jumlah bulir 180 – 250 butir per malai, produksi tinggi, nasi pulen dan wangi, adaptasi cukup luas mulai dataran rendah (50 m dpl) s/d dataran tinggi (700 m dpl). Makin tinggi wilayah penanamannya maka bau harum nasinya
-
Direktorat Budidaya Serealia
51
Laporan Tahunan 2015
-
akan makin kuat. Hal yang harus diperhatikan adalah jangan menanam lagi turunannya (F-2) karena produksi akan menurun disebabkan adanya segregasi. Karakteristik benih Mapan P-05 yang dikeluarkan oleh PT. Primasid Andalan Utama adalah : a) Umur Panen antara 110-115 hari setelah semai b) Jumlah anakan antara 20 – 30 anakan c) Tinggi tanaman 110-115 cm, tahan rebah d) Perakaran panjang dan kuat, daun bendera tegak dan panjang e) Jumlah gabah per malai antara 180 – 250 bulir/malai f) Potensi hasil 8 – 11 ton GKP per hektar g) Bentuk gabah panjang h) Rendemen 65% - 68% i) Beras tidak mengandung bulir kapur (kualitas super) j) Beras putih bening dan rasa nasi pulen, putih dan aromatik k) Adaptasi luas (dapat ditanam di ketinggian 0 – 700 mdpl)
6) Kabupaten Bolaang Mongodow Utara Kunjungan kerja Direktur Budidaya Serealia mewakili Menteri Pertanian RI di Desa Tontu, Kecamatan Pinogaluman, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara untuk melakukan Panen Raya Padi kegiatan GP-PTT 2015. Varietas padi yang ditanam adalah varietas Ciherang dengan rata-rata produktivitas 7 ton GKP, yang mana sebelum GP-PTT produktivitas hanya 5,5 ton GKP. Panen raya dihadiri oleh: Bupati Bolaang Mongondow Utara, Kadis Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, BPTP Sulawesi Utara, BPS, Karantina, Danramil dan Kepala SKPD Bolaang Mongondow Utara. Panen Raya Padi GP-PTT 2015 oleh Direktur Budidaya Serealia mewakili Menteri Pertanian di Desa Tontu, Kecamatan Pinogaluman, Kabupaten Bolang Mongondow Utara Provinsi Sulawesi Utara menggunakan varietas Ciherang dengan rata-rata produktivitas 7 ton/ha GKP (sebelumnya hanya 5,5 ton/ha GKP), panen dilakasanakan pada tanggal 25 Agustus 2015.
52
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
Gambar 2. Panen raya oleh Direktur Budidaya Serealia (Mewakili Menteri Pertanian RI) dihadiri Bupati Bolang Mongondow Utara, Kadis Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, Kepala BPTP Sulawesi Utara, BPS, Karantina, Danramil dan Kepala SKPD Bolaang Mongondow Utara.
Hamparan padi GP-PTT 2015 di Kecamatan Pinogaluman dengan sistem jajar legowo seluas 621 ha (Total GP-PTT Kabupaten Bolang Moggodow Utara seluas 2.500 ha)
Gambar 3. Panen Raya GP-PTT Padi 2015 menggunakan varietas Ciherang dengan sistem Jajar Legowo
Direktorat Budidaya Serealia
53
Laporan Tahunan 2015
7) Kabupaten Banyumas Panen Raya Padi Uji Coba Metode Hazton di Kelompoktani Marga Jaya Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 27 Agustus 2015 dan Kunjungan ke Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Hasil kegiatan panen raya padi dapat dilaporkan sebagai berikut : - Pengembangan Padi Metode Hazton di Kelompoktani Marga Jaya Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah merupakan kegiatan Bank Indonesia Perwakilan Kabupaten Banyumas dalam rangka pengendalian inflasi bahan pangan khususnya komoditas beras bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas. - Panen Perdana Padi Metode Hazton di Kelompoktani Marga Jaya Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah dihadiri oleh Bupati Banyumas, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang Purwokerto, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas, Dandim 0705 Wijaya Kusuma Kabupaten Banyumas, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten banyumas, Perwakilan dari BPS Kabupaten Banyumas, Muspida dan Muspika, serta masyarakat, petani, PPL, dan kontak tani lingkup Kabupaten Banyumas. - Panen Raya Padi Uji Coba Metode Hazton di Kelompoktani Marga Jaya Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah memberikan salah satu alternatif pilihan teknologi peningkatan produtivitas dan produksi padi bagi petani yang spesifik lokasi. - Areal panen padi di Kelompoktani Marga Jaya Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja berada dalam satu hamparan seluas 116 ha, tipologi sawah irigasi dan 10 ha menerapkan metode Hazton dengan menanam padi varietas Kristal 01 dan 04 pada jarak tanam (20 x 25) cm jajar legowo 2:1. Ubinan rata-rata yang diperoleh untuk uji coba metode Hazton sebesar 9 ton/ha GKP sedangkan hasil di luar uji coba metode Hazton sekitar 5 – 6 ton/ha GKP di musim rendengan dan sekitar 4 – 5 ton/ha di musim gadu. - Diharapkan dengan adanya bantuan dari Bank Indonesia akan dapat menumbuhkan jiwa wirausahatani. Dari produksi yang dihasilkan, 50% diberikan kepada petani, 30% untuk modal usahatani berikutnya, 10% disimpan untuk cadangan 54
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
-
-
-
-
-
-
-
pangan/lumbung pangan, dan 10% untuk biaya penyuluhan dan pertemuan sehingga petani belajar untuk mandiri. Produktivitas yang kurang memuaskan di Kabupaten Banyumas khususnya di Kecamatan Patikraja disebabkan daerah ini merupakan endemik OPT tikus. Serangan Tikus dapat menyebabkan penurunan produksi sekitar 30%. Solusi dalam mengatasi permasalahan tikus di Kabupaten Banyumas dikembangkan penangkaran burung hantu dan pemagaran petak sawah dengan terpal/plastik. Pemda Kabupaten Banyumas berencana akan membangun pembangkit listrik tenaga sampah untuk mengatasi permasalahan banyaknya sampah-sampah terutama bahan plastik yang menyumbat saluran-saluran air termasuk di bendungan dan waduk irigasi sehingga debit air yang mengalir menjadi terhalang. Pemda Kabupaten Banyumas juga akan bekerjasama dengan Bank Indonesia Cabang Purwokerto membantu petani dalam kredit pengadaan terpal/plastik mengatasi serangan tikus karena biayanya yang relatif mahal. Kunjungan ke Kabupaten Cilacap di Gapoktan Sri Martini Desa Tambaksari Kecamatan Kedungreja. Uji coba pertanaman padi metode Hazton dilakukan di lahan petani seluas 8 ha. Ubinan yang diperoleh (7 ha sudah panen) berkisar 6 – 7 ton/ha GKP. Varietas yang biasa ditanam petani di Desa Tambaksari Kecamatan Kedungreja adalah Legawa dengan produktivitas mencapai 9 – 10 ton/ha GKP (pada musim rendengan) dan sekitar 7 ton/ha GKP (pada musim gadu). Hasil padi dengan metode Hazton ini dirasakan petani belum sesuai dengan harapan disebabkan: a) Varietas benih yang ditanam (Kristal 01 dan 04) merupakan varietas baru yang ternyata varietas genjah (kurang dari 90 hari) dan menurut petani tidak cocok ditanam dengan metode Hazton karena umur benih yang tua. b) Aplikasi pupuk yang kurang c) Daerah endemik wereng dan tikus Lahan 1 ha yang lain ditanam dengan varietas Kalina yang bukan varietas genjah (sekitar 100 hari). Prediksi petani akan dapat menghasilkan di atas 7 – 8 ton/ha GKP dengan perhitungan jumlah rumpun 54 – 64 rumpun/lubang, bulir/malai yang bernas dibandingkan dengan pertanaman sekitarnya.
Direktorat Budidaya Serealia
55
Laporan Tahunan 2015 -
Diperlukan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai pengembangan padi dengan metode Hazton agar petani dapat memilih sesuai keyakinan petani dan spesifik lokasi yang ada.
b. Gerakan Tanam 1) Kabupaten Sukabumi Pencanangan tanam perdana GP-PTT padi di Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi Jawa Barat pada tanggal 15 April 2015. Dilaksanakan oleh Bupati Sukabumi bersama dengan Direktur Budidaya Serealia Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, BPTP Jawa Barat, Komandan Korem 061 Surya Kencana, DPRD Kabupaten Sukabumi, Komandan KODIM 0622/Kab. Sukabumi dan dihadiri Kapolres Sukabumi, Kepala Kejaksaan Negeri Cibadak, Divisi Regional BULOG Jawa Barat, Kepala OPD lingkup Pemkab Sukabumi, Camat, Kapolsek dan Danramil Ciracap, Para Petugas Pertanian, Aparat Tingkat Kecamatan, Para Produsen dan Distributor Sarana Produksi Pertanian serta Ketua dan pengurus Gapoktan se Kecamatan Ciracap. Hasil yang dapat dilaporkan adalah sebagai berikut : - Di bidang pertanian khususnya beras, Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu kabupaten yang surplus, dalam artian produksi beras lebih besar dibandingkan kebutuhan beras untuk konsumsi masyarakatnya sehingga dapat mensuplai kebutuhan beras untuk daerah-daerah lain. Terpilihnya Sukabumi sebagai tuan rumah tanam perdana GP-PTT Padi tingkat Provinsi Jawa Barat, dikarenakan Kabupaten Sukabumi telah mempersiapkan gerakan percepatan tanam memanfaatkan sisa musim hujan, disamping itu Kabupaten Sukabumi merupakan satu-satunya Kabupaten yang direkomendasikan oleh Provinsi Jawa Barat sebagai pelaksana kegiatan GP-PTT Padi Pola Kawasan. Percepatan tanam ini bertujuan agar kegiatan GP-PTT 2015 sebagai salah satu kegiatan pendukung UPSUS dapat berkontribusi terhadap capaian produksi padi 2015. - Pencanangan Tanam Perdana GP-PTT Padi Tahun 2015, tepatnya dilaksanakan di Gapoktan Sabillungan, Kampung Ciburial Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap. Kecamatan Ciracap memiliki luas 16.056 ha yang terdiri dari delapan desa 72 RW dan 352 RT, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciemas dan Waluran, sebelah selatan dan Barat dengan Samudera Hindia sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Surade dan Jampangkulon. Topografi relatif datar dengan kemiringan rata-rata 56
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
-
-
3-8% dengan ketinggian berkisar antara 0 s.d 155 m diatas permukaan laut. Luas lahan sawah se Kecamatan Ciracap 4.082 ha yang meliputi sawah irigasi dan tadah hujan, dari luasan tersebut 2.500 ha merupakan lahan kegiatan GP-PTT Padi. Jumlah kelompoktani yang mendukung Program ini sebanyak 67 Poktan di 8 Gapoktan yang tersebar se Kecamatan Ciracap, yang diharapkan dapat menjadi motivator dalam menyebarluaskan program ke wilayah lainnya. Pada tahun 2015, bantuan pemerintah Pusat dalam mendukung Upsus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Kabupaten Sukabumi sedang dan akan dilaksanakan sesuai jadwal. Bantuan tersebut meliputi : b) Kegiatan Upsus melalui refocusing 2015 : GPPTT padi inbrida kawasan seluas 2.500 ha dan jagung hibrida non kawasan 500 ha, kedelai 4.000 ha, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 10.000 ha, Optimasi lahan 3.700 ha, Alat mesin pertanian berupa traktor roda 2 sebanyak 41 unit dan pompa air 25 unit. c) Kegiatan Upsus melalui APBN-P, Rehabitlitasi Jaringan Irigasi Tersiaer 4.800 ha, Optimasi Lahan seluas 6.000 ha, Pengembangan SRI 4.320 ha, Perluasan Areal Tanam Jagung 7.000 ha, 3 Desa Mandiri Benih, Alat mesin pertanian berupa combine harvester 12 unit, vertical drier padi 1 unit, corn Sheller 10 unit, power thresher multiguna 15 unit, taktor roda 2 74 unit dan pompa air 10 unit. Bupati Sukabumi atas nama Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sukabumi mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Pertanian atas alokasi kegiatan dan anggaran tahun 2015 untuk pembangunan pertanian di Kabupaten Sukabumi. Bupati berpesan bahwa anggaran yang cukup besar ini, harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mendukung Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai sehingga sasaran produksi yang telah ditetapkan dapat tercapai. Keberhasilan program upsus ini tidak hanya ditentukan oleh para petani, melainkan ditentukan juga oleh seluruh petugas dan aparat Pembina mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.
Direktorat Budidaya Serealia
57
Laporan Tahunan 2015 -
-
58
Dalam arahan Bupati menekankan kepada : a) para pengurus dan anggota kelompok tani bahwa kunci keberhasilannya program terletak pada penerima manfaat kegiatan yang sekaligus sebagai pelaku usahatani untuk manfaatkan dana bantuan sosial sesuai dengan Rencana Usaha Kebutuhan Kelompok yang telah disusun. Mendistribusikan sarana produksi ke anggota, tertib administrasi dan menerapkan paket teknologi yang dianjurkan. b) para petugas dan aparat di tingkat desa (Kepala Desa, Penyuluh dan Babinsa) dan tingkat kecamatan (Camat, UPTD Pertanian, BP3K, POPT, Petugas Pengawas Benih dan Mantri Statistik): 1) mengintensifkan koordinasi dan konsolidasi terutama dalam pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan, 2) melakukan pembinaan teknis, pengawalan dan pendampingan kepada para petani. 3) menggerakkan dan memotivasi petani untuk melaksanakan tanam serentak, perbaikan dan pemeliharaan jaringan irigasi, pemupukan, gerakan pengendalian OPT dan panen, 4) melakukan pengawalan dan pengawasan dalam penyaluran benih, pupuk dan alsintan serta pengadministrasiannya. c) BPTP Jawa Barat memberikan dukungan dalam pengawalan dan pendampingan program pertanian serta transfer teknologi yang inovatif dan spesifik lokasi kepada petugas pertanian dan petani di Kabupaten Sukabumi. d) kepada semua pihak yang terkait dalam penyediaan sarana produksi agar dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya (tepat waktu, tepat jenis, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat sasaran dan lain-lain) sehingga tidak mengecewakan para petani. e) kepada pihak yang terkait dengan jaminan harga dan pemasaran khususnya BULOG, Bupati juga minta untuk dapat memberikan jaminan harga dan pasar sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran petani akan rendahnya harga pada saat panen raya. Namun, dalam hal ini petani juga harus berusaha maksimal agar hasil gabah atau beras mereka memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan. Harapan petani agar Bendungan Ciletuh diperbaiki dimana bendungan tersebut merupakan sumber air dan sangat berdampak terhadap keberlanjutan pertanian di wilayah Kecamatan Ciracap direspon sangat baik oleh Bapak Bupati dan akan ditindaklanjuti bersama jajaran pemerintah Kabupaten dan Provinsi dan akan diusulkan perbaikannya pada tahun anggaran 2016. Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 -
Komandan Korem 041 Surya Kencana sangat mendukung apa yang sudah diprogramkan oleh Kementerian Pertanian dan akan menggerakkan aparat TNI di wilayahnya untuk membantu dan bersama-sama petani mewujudkan kedaulatan pangan dan sangat berharap di tingkat desa terjalin kerjasama yang harmonis dan sinergis antara Petugas Lapangan, Babinsa dan petani. 2) Provinsi Banten Gerakan Tanam Padi Serempak pada tanggal 7 Desember 2015 di seluruh Indonesia, maka di Provinsi Banten juga telah dilaksanakan kegiatan ”Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu melalui Penyuluhan Pendidikan Pelatihan” di Kelompok Tani Gardu, Desa Rawa Kidang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang yang dilakukan oleh Menteri Pertanian. Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian, Sekretaris Daerah Provinsi Banten, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang. Selain itu kegiatan yang dihadiri kurang lebih 1.200 orang peserta tersebut terdiri dari Kelompok Tani, Danrem 052, Kasrem 064, Dandim 0506/Tangerang, Dandim 0602/ Serang, Babinsa Pertanian Kodim 0506/Tangerang, Babinsa Pertanian Kodim 0602/Serang dan perwakilan Petugas Penyuluh Pertanian (PPL dan THL TBPP) se Pulau Jawa (Provinsi Banten, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur), POPT, SKPD Rumpun Hijau dan BPP Sepatan. Sambutan Menteri Pertanian pada acara tersebut adalah sebagai berikut : - Gerakan Tanam Serempak Seluruh Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2015 dilakukan karena hujan mulai turun di sebagian besar wilayah Indonesia yang diharapkan dapat panen secara serentak pada bulan Februari 2016. - Pada tahun 2015 Indonesia mengalami fenomena El Nino yang terkuat sepanjang sejarah, tetapi pada saat kondisi demikian justru terjadi peningkatan produksi padi yaitu tercapainya target sebesar 74 juta ton. Hikmah yang dapat diambil dari peristiwa tersebut adalah akan lebih kuat menghadapi tantangan ke depan. Pada kondisi El Nino tersebut justru membawa beberapa keuntungan dalam pertanian yang diakibatka efek fisiologis tanaman saat terjadi kekeringan, diantaranya yaitu : a) berkurangnya hama dan penyakit tanaman; b) produktivitas tanaman meningkat karena fotosintesis optimal; dan c) dosis pupuk berkurang. Direktorat Budidaya Serealia
59
Laporan Tahunan 2015 -
-
-
-
-
60
Melalui konsolidasi secara internal dan eksternal yang dilakukan oleh PPL, Babinsa, KTNA, dosen dan mahasiswa bahwa setelah satu tahun kepempimpinan Kabinet Kerja pada tanggal 20 Oktober 2015 kemarin, Indonesia khususnya Kementerian Pertanian tidak melakukan impor beras. Selain itu selama 1 tahun dalam Kabinet Kerja, Menteri Pertanian telah melakukan kunjungan kerja ke 300 kabupaten/kota untuk mewujudkan swasembada kedaulatan pangan melalui program Upsus Pajale. Sebagai perbandingan fenomena El Nino yang pernah dialami Indonesia pada tahun 1998 dengan intensitas 1,90% Indonesia mengimpor beras sebesar 7,1 juta ton, sedangkan intensitas El Nino pada tahun 2015 lebih kuat yaitu sebesar 2,44% dengan perkiraan impor beras pada kondisi darurat tersebut sebesar 9,1 juta ton. Tetapi kenyataan yang ada tahun 2015 ini justru pada saat El Nino lebih kuat, Indonesia tidak ada impor sama sekali. Gerakan Tanam Serempak yang dilakukan pada tanggal 7 Desember 2015 merupakan salah satu upaya agar tercapai target luas tanam sebesar 3 juta ha pada bulan Desember 2015 di seluruh Indonesia. Pulau Jawa menyumbang produksi beras nasional sebesar 59%, dan sisanya disumbang oleh Pulau-pulau di luar Pulau Jawa. Di Pulau Sumatera (utara katulistiwa) hujan sudah terjadi terlebih dahulu sedangkan di selatan katulistiwa fenomena El Nino lebih kuat. Sehingga terdapat hikmah dibalik fenomena El Nino tahun 2015 yaitu terdapat tambah tanam seluas 283 ribu ha di Aceh yang merupakan daerah di utara katulistiwa. Seluruh komponen di Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) harus berkoordinasi secara internal dan eksternal. Saat ini terdapat 20 ribu PPL THL TBPP yang belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Penilaian pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil untuk THL TBPP tersebut 70% berdasarkan penilaian di tingkat lapang yang termasuk juga tambah tanam yang dihasilkan. Diharapkan pada Oktober 2015 – Maret 2016 terdapat tambah tanam seluas 9 juta ha. Penilaian untuk pengangkatan THL TBPP tersebut dilaksanakan pada bulan April 2016 berdasarkan dari luasan areal tambah tanam yang dihasilkan. Pada tahun 2015 Kementerian Pertanian juga telah menyerahkan bantuan sebanyak 80 ribu unit alsintan dan 2 juta irigasi tersier dengan nilai Rp 4,4 Triliun. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 bantuan alsintan hanya sebanyak 4 ribu unit. Pada tahun 2015 ini bisa juga dikatakan terjadi surplus beras yang dibuktikan dengan stok di beras di Bulog kondisi sampai dengan bulan Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
-
-
-
-
Desember 2015 sebesar 1,7 juta ton beras, selain itu masih terdapat pertanaman di lapang (standing crop) yang belum dipanen sebesar 3,7 juta ton. Komitmen Kementerian Pertanian adalah tidak adanya impor. Sehubungan dengan berita yang berkembang di masyarakat mengenai daging sapi, Menteri Pertanian juga menjelaskan bahwa diharapkan terjadi perubahan mindset Swasembada Daging Sapi menjadi Swasembada Protein yang bisa disubstitusi dari daging ayam dan ikan. Pada minggu sebelumnya Menteri Pertanian telah mendatangkan sumber sapi hidup dari Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 300 ekor sapi dengan harga di tingkat peternak Rp 27.000,s/d Rp 30.000,- per kg. Pada saat dalam perjalanan ke Jakarta, sapisapi tersebut mengalami pengurusan (kehilangan bobot) dengan nilai penyusutan sebesar Rp 6.000,- per ekor sapi (20% dari karkas). Diharapkan pada tanggal 11 Desember sudah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dengan harga saat tiba di Jakarta Rp 62.000,per kg. Sehingga harga daging sapi di tingkat konsumen sekitar Rp 70.000,- s/d Rp 80.000,- per kg daging sapi. Selama ini harga daging sapi di tingkat konsumen berkisar antara Rp 90.000,- s/d Rp 100.000,per kg. Target yang diharapkan dari ketersediaan daging sapi nasional adalah menaikkan harga di tingkat petani dan menurunkan harga di tingkat konsumen. Selama ini permasalahan penyediaan daging sapi yang dihadapi adalah lamanya proses perjalanan sapi hidup (± 2 bulan) dari Kupang, Nusa Tenggara Timur menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Terdapa 13 pos yang dilewati ditambah dengan pemeriksaan di karantina selama 2 minggu. Saat ini permasalahan tersebut sudah dapat diatasi melalui percepatan pemeriksaan di karantina (menjadi 2 hari), proses perijinan kabupaten dan provinsi (menjadi 1 hari) dan memperkecil biaya pungutan di tiap pos yang dilewati (Rp 100.000,per pos). Di Indonesia sebenarnya terdapat sekitar 300 ribu ekor sumber sapi hidup yang tersebar di beberapa wilayah, yaitu : Nusa Tenggara Timur (50 ribu ekor), Nusa Tenggara Barat (50 ribu ekor), Sulawesi Selatan (70 ribu ekor) serta di Lampung dan Jawa Timur (130 ribu ekor). Pasokan yang diharapkan tiba di Jakarta tiap bulannya sekitar 3 ribu ekor. Untuk stock daging sapi selama satu tahun hanya perlu ditambah impor sapi hidup sebanyak 500 – 600 ekor. Tujuan dari semua upaya tersebut adalah mengubah struktur pasar dan harga daging sapi. Pada tahun 2015 ini Kementerian Pertanian sudah berhasil menekan keran impor dan justru sudah berhasil mengekspor beberapa
Direktorat Budidaya Serealia
61
Laporan Tahunan 2015 komoditas yaitu ekspor jagung sebanyak 400 ribu ton, ekspor kedelai sebanyak 60 ribu ton, ekspor ayam negeri, ekspor bunga krisan, dan ekspor bawang merah yang seharusnya impor sebanyak 5.000 ton. 3.
Pertemuan - Pertemuan a. Konsolidasi GP-PTT Padi, Jagung dan Kedelai Dalam rangka mensukseskan upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai melalui dukungan kegiatan GP-PTT dan PAT-PIP, pemerintah pusat mensinergikan dan mengkonsolidasikan pelaksanaan kegiatan dimaksud agar dapat berjalan dengan baik melalui Pertemuan Konsolidasi GP-PTT Padi, Jagung dan Kedelai 2015 di Bandung pada tanggal 24-25 Maret 2015. Hasil konsolidasi dapat dilaporkan sebagai berikut : - Pertemuan dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan didahului ucapan selamat datang oleh Kadis Pertanian Provinsi Jawa Barat yang diwakili oleh Kepala Bidang Produksi. Peserta yang hadir sebanyak 417 orang dari target 400 undangan. Pertemuan ini dihadiri oleh para nara sumber, kepala bidang/kepala seksi yang menangani tanaman pangan dari 31 dinas pertanian provinsi dan 326 dinas pertanian kabupaten pelaksana GP-PTT dan PAT-PIP padi, jagung dan kedelai - Pada pertemuan tersebut diperoleh pokok-pokok rumusan sebagai berikut : 1) Komoditas padi, jagung dan kedelai merupakan komoditas utama dalam mendukung pencapaian kemandirian pangan. Oleh karena itu, upaya khusus dalam mencapai peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai memiliki arti penting dan strategis untuk mencapainya. 2) Pertanaman kegiatan GP-PTT dan PAT-PIP padi, jagung dan kedelai diharapkan di tanam paling lambat akhir bulan September agar berkontribusi dalam pencapaian target dan mendukung produksi tahun 2015. Namun apabila kondisi di lapangan tidak memungkinkan diperbolehkan untuk tanam bulan OktoberDesember 2015 dimana produksinya akan berkontribusi pada tahun 2016 3) Diusulkan agar kelompok tani yang sama diperbolehkan meneriman bantuan lebih dari satu dengan persyaratan: a. tidak mengganggu sasaran/program kegiatan untuk masing-masing komoditas; b. musim yang berbeda, namun saling mendukung (bersinergi) antara kegiatan.
62
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 4) Kriteria kegiatan yang bisa masuk dalam sampling ubinan BPS adalah: a. Waktu panen sejalan dengan pelaksanaan ubinan. b. master file desa yang digunakan tidak boleh diubah, c. dirinci sesuai komoditas, d. pengisian data sesuai format yang telah ditetapkan BPS (Modifikasi BPS) 5) Kendala dalam adopsi inovasi teknologi padi, jagung, kedelai antara lain petani masih kurang mengenal VUB/teknologi yang dihasilkan, ketersediaan benih VUB belum memenuhi preferensi petani, jumlah, waktu & kualitas yg dibutuhkan oleh petani (khususnya VUB spesifik lokasi & VUB yg baru dilepas) dan teknologi budidaya yang baru belum diketahui secara luas sehingga terjadi keterlambatan proses transformasi teknologi di masyarakat, sehingga perlu pengawalan dalam menerapkan teknologi VUB di tingkat petani dengan akselerasi diseminasi secara masif. 6) Target peningkatan produktivitas pada GP-PTT padi dan jagung minimal sebesar 1 ton, untuk PAT Jagung diharapkan terjadi penambahan produksi jagung sebesar 4-5 ton/ha (lahan baru) serta GP-PTT kedelai sebesar 0,2 ton dan penambahan Indeks Pertanaman sebesar 0,5 ton/ha, diperlukan peran penyuluh di tingkat lapang dalam upaya antara lain: a) LAKUSUSI, b) Penerapan/pengawalan 6 tepat benih, pupuk dan sarana produksi lainnya dan c) menjadikan BP3K sebagai pos simpul koordinasi. 7) Guna mengantisipasi terjadinya kegagalan rencana/sasaran program GP-PTT padi, PAT-PIP jagung dan kedelai disarankan agar pelaksana program memperhatikan dan menganalisa Kalender Tanam (KATAM) spesifik lokasi, walaupun KATAM masih perlu disempurnakan dengan menampilkan data/informasi yang detail. 8) Perlu dilakukan peningkatan koordinasi dan konsolidasi antara BP3K dengan petugas KCD/UPTD untuk penyampaian percepatan data Statistik Pertanian (SP). 9) Pelaksanaan program pasca panen merupakan sebuah upaya dalam meningkatkan mutu/kualitas hasil sekaligus mengamankan kuantitas serta penurunan susut hasil produksi sebesar 0,06% dari sasaran 73,40 juta ton (44.000 Ton), Jagung 0,31% dari sasaran produksi 20,31 juta ton (62,973 ton), Kedelei sebesar 0,43% dari sasaran 1,5 juta ton ( 6.450 ton). 10) Strategi stabilisasi harga kedelai dilakukan dari aspek hulu sampai dengan hilir. Aspek hulu antara lain pengamanan harga produsen dengan HPP oleh BULOG, kewajiban pembelian hasil pengadaan Direktorat Budidaya Serealia
63
Laporan Tahunan 2015 DN BULOG oleh calon importer, Permendag No: 23/MDAG/Per/5/2013 tentang program stabilisasi harga kedelai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. 11) Program Direktorat Perbenihan dalam mendukung pencapaian produksi padi, jagung dan kedelei melalui peningkatan produktivitas dan dapat berkontribusi dengan baik apabila varietas sesuai agroekologi dan ketersediaan benih yang terjamin mutu dan kualtasnya. 12) Untuk menjamin ketersediaan dan mutu benih di lapangan, maka Direktorat Perbenihan melakukan program pemberdayaan penangkar benih dengan tujuan meningkatkan kemampuan penangkar/kelompok penangkar benih dalam pengelolaan produksi dan pemasaran benih varietas unggul bersertifikat serta menumbuh kembangkan penangkar/kelompok penangkar benih di daerah yang selama ini belum berkembang. b. Workshop Konsolidasi GP-PTT Padi dan Jagung serta APBN-Jagung Hibrida Dalam rangka evaluasi pelaksanaan GP-PTT MT.2015 dan percepatan pelaksanaan GP-PTT MT.2015/2016 serta evaluasi APBN-P jagung hibrida 2015 maka dilakukan workshop yang mengundang kabupaten/kota dan provinsi pelaksana GP-PTT padi dan jagung 2015 serta APBN-P jagung hibrida 2015 di Hotel IBIS Trans Studio Bandung pada tanggal 19-20 November 2015. Hasil kegiatan konsolidasi tersebut dapat dilaporkan sebagai berikut : - Pertemuan dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang diwakili oleh Direktur Serealia dan didahului oleh ucapan selamat datang dari Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang diwakili oleh Kepala Bidang Produksi. Acara dihadiri oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan dari 31 provinsi dan 383 kabupaten/kota pelaksana GP-PTT Padi, Jagung dan APBN-P Jagung 2015 dengan nara sumber dari Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) - Berdasarkan hasil workshop evaluasi kegiatan GP-PTT padi dan jagung serta APBN-P jagung hibrida 2015 dihimpun data sebagai berikut : 1) Realisasi bansos GP-PTT padi sebesar Rp 1.037.818.040,(98,45%) dari sasaran bansos sebesar Rp 1.054.149.300,- dengan realisasi tanam 307.652 ha (87,90%) dari sasaran areal sebesar 350.000 ha. Realisasi panen menunjukan angka sementara 64
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
-
sebesar 201.840 ha (65,61%) dari realisasi tanam dengan produksi dan produktivitas menunujukan angka sementara berturut-turut sebesar 1.280.861 ton GKG dan 63,46 ku/ha. 2) Realisasi bansos GP-PTT jagung sebesar Rp 213.151.470,(97,42%) dari sasaran bansos sebesar Rp 222.156.000,- dengan realisasi tanam 87.562 ha (85,85%) dari sasaran areal sebesar 102.000 ha. Realisasi panen menunjukan angka sementara sebesar 44.037 ha (50,29%) dari realisasi tanam dengan produksi dan produktivitas menunujukan angka sementara berturut-turut sebesar 255.762 ton PK dan 58,08 ku/ha. 3) Realisasi tanam kegiatan optimasi lahan mendukung peningkatan produktivitas jagung (APBN-P jagung hibrida) sebesar 245.993 ha (26,36%) dari sasaran hasil revisi Ditjen PSP di Solo sebesar 933.243 ha. Realisasi panen menunjukan angka sementara sebesar 25.635 ha (10,42%) dari realisasi tanam dengan produksi dan produktivitas menunujukan angka sementara berturut-turut sebesar 131.856 ton PK dan 51,44 ku/ha. 4) Terdapat GP-PTT padi yang kemungkinan tidak dapat dilaksanakan dengan data sementara sebesar 2.030 ha dengan rincian sebagai berikut: 90 ha di Provinsi Aceh yakni di Kabupaten Aceh Tengah, 423 ha di Provinsi Jambi yakni di Kabupaten Merangin, 25 ha di Provinsi Kalimantan Barat yakni di Kabupaten Bengkayang, 314 ha di Provinsi Maluku yakni di Kabupaten Seram Bagian Barat, 1.078 ha di Provinsi Maluku Utara yakni di Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Timur serta 100 ha di Provinsi Papua Barat yakni di Kabupaten Sorong. Tidak dapat dilaksanakannya kegiatan GP-PTT padi pada daerah tersebut diantaranya disebabkan adanya overlaping dengan kegiatan Ditjen PSP. Berdasarkan hasil workshop untuk persiapan kegiatan serealia 2016 dihimpun data sebagai berikut : 1) CPCL gerakan tanam padi dengan penerapan jajar legowo dari sasaran 328 kabupaten pelaksana (847.650 ha) terhimpun CPCL sebanyak 230 kabupaten (593.355 ha) atau 70% dari sasaran kabupaten pelaksana (70% dari sasaran areal) 2) CPCL pengembangan desa pertanian organik untuk padi dari sasaran 168 kabupaten pelaksana (4.000 ha) terhimpun CPCL sebanyak 60 kabupaten (1540 ha) atau 35,71% dari sasaran kabupaten pelaksana (38,50 % dari sasaran areal) 3) CPCL pengembangan padi dengan teknologi budidaya hazton dari sasaran 70 kabupaten pelaksana (7.350 ha) terhimpun CPCL
Direktorat Budidaya Serealia
65
Laporan Tahunan 2015 sebanyak 12 kabupaten (1061 ha) atau 17,14% dari sasaran kabupaten pelaksana (14,43% dari sasaran areal) 4) CPCL jagung dari sasaran 307 kabupaten pelaksana (1 juta ha) terhimpun CPCL sebanyak 63 kabupaten (217.226 ha) atau 21,72% dari sasaran kabupaten pelaksana (20,52% dari sasaran areal) 5) Masih perlu dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan kabupaten pelaksana kegiatan serealia 2016 guna diperoleh data CPCL yang lebih lengkap dan sesuai dengan alokasi. c. Koordinasi Pemantapan Peningkatan Produksi PJK dan Pemantapan Kegiatan Produksi Serealia Tahun 2016 Rapat Koordinasi Pemantapan Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Kedelai dan Pemantapan Kegiatan Produksi Serealia Tahun 2016 di Bandung, Tanggal 3-5 Desember 2015 yang dihadiri Kepala Dinas Pertanian Provinsi, Bakorluh dan Kepala BPTP serta Kabid Produksi Pertanian Seluruh Indonesia dengan naarasumber dari: Inspektorat jenderal Kementan, Dirjen TP, Badan Litbang, Badan PSDM, Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu, Kementerian PU, Direktur Serealia, Direktur P2HP. Beberapa hal yang dapat dilaporkan sebagai berikut : - Kebijakan dan kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2015 diantaranya: revisi perpres tender menjadi PL/e-katalog, refocusing pada tujuh komoditas, bantuan saprodi/benih tidak di lokasi existing, sistem reward and punishment, pengawalan & pendampingan Upsus, pengendalian impor untuk insentif petani, evaluasi serapan harian/mingguan dan antisipasi dini banjir, kekeringan & OPT, penyaluran benih/pupuk/alsin, telah signifikan hasilnya melalui luas tambah tanam, luas panen dan produksi yang meningkat melalui ARAM II tahun 2015 sebagai berikut :
-
66
1) Produksi padi Nasional Tahun 2015 berdasarkan ARAM II sebesar 74,99 juta ton meningkat 4,14 juta ton (5,85%) dibanding ATAP Tahun 2014 sebesar 70,85 juta ton. 2) Produksi jagung Nasional Tahun 2015 berdasarkan ARAM II sebesar 19,83 juta ton meningkat 825 ribu ton (4,34%) dibanding ATAP Tahun 2014 sebesar 19,00 juta ton. 3) Sedangkan produksi kedelai Nasional Tahun 2015 berdasarkan ARAM II sebesar 983 ribu ton meningkat 28 ribu ton (2,93%) dibanding ATAP Tahun 2014 sebesar 955 ribu ton Realisasi penyerapan anggaran Tahun 2015 s/d 27 November 2015 di Ditjen Tanaman Pangan sebesar Rp 2,49T (86,28%) dari pagu Rp 2,88T, sedangkan penyerapan anggaran Ditjen Tanaman Pangan Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
-
-
-
-
-
-
yang berada di Ditjen PSP sebesar Rp1,54T (55,13%) dari pagu Rp 2,79T. Sehingga diharapkan percepatan penyerapan anggaran hingga 31 Desember 2015, minimal 95% dari Pagu. Kinerja kegiatan Tahun 2015 (on-farm dan pasca panen) meliputi: GPPTT Padi 350.000 ha, Jagung 102.000 ha kedelai 343.469 ha, PAT jagung 1 juta ha, PAT kedelai131.500 ha, subsidi pupuk alokasi 9,55 juta ton, subsidi benih alokasi 116.500 ton, usahatani pola jajar legowo, 1000 desa mandiri benih, 1000 desa organik, combine harvester 2.790 unit, power thresher 1.500 unit, RMU 666 unit, telah menghasilkan luas tambah tanam seluas 630 ribu ha, produktivitas 5,29 ton/ha, dan losses turun dari 10% menjadi 2%. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan 2016 telah dilakukan evaluasi terhadap kinerja kegiatan Tahun 2015. Bagi 10 Kabupaten/Kota terendah yang pelaksanaan kegiatannya tidak memenuhi target maka akan diberikan punishment pada Tahun Anggaran 2016. Untuk mendukung program 2016, Kementan akan melakukan pengangkatan PPL-THL 2016 sebanyak 10.000 orang melalui sistem baru dengan mempertimbangkan kemampuan kinerja dalam peningkatan luas tambah tanam, luas tambah panen, provitas dan produksi padi, jagung dan kedelai. Kementan pada tahun 2016 telah menetapkan target sasaran padi, jagung dan kedelai Tahun 2016 meliputi : 1) Sasaran produksi padi berdasarkan hasil penajaman sebesar 80,29 juta ton GKG, dengan luas tanam 15,03 juta ha, luas panen 14,27 juta ha, dan produktivitas 53,40 ku/ha. 2) Sasaran produksi jagung berdasarkan hasil penajaman sebesar 24 juta ton PK, luas tanam 4,37 juta ha, luas panen 4,15 juta ha, dan produktivitas 51,41 ku/ha. 3) Sasaran produksi kedelai berdasarkan hasil penajaman sebesar 1,5 juta ton, luas tanam 1 juta ha, luas panen 953 ribu ha, dan produktivitas 15,74 ku/ha. Berdasarkan sasaran padi, jagung kedelai yang telah disepakati antara pusat dan provinsi sebagaimana tersebut diatas, diharapkan penjabaran sampai dengan tingkat desa, sehingga sasaran produksi secara linear terjadi mulai dari pusat sampai desa. Dengan demikian, setiap desa memiliki target dan skenario peningkatan produksi PJK. Dalam rangka mendukung pencapaian produksi tanaman pangan Tahun 2016 dan optimalaisasi pemanfaatan anggaran bansos transfer uang dan barang TA 2015 untuk kegiatan yang mendukung peningkatan produksi padi jagung dan kedelai, kebijakan yang dapat dilakukan diantaranya:
Direktorat Budidaya Serealia
67
Laporan Tahunan 2015
-
-
-
1) Mengacu surat Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian No B.2154/PW 170/H/11/2015 Tanggal 30 November 2015 tentang Kegiatan Pemanfaatan Anggaran Bansos TA 2015 bahwa: Penyaluran bansos transfer uang harus segera ditindaklanjuti dengan pembelanjaan oleh poktan sesuai RUK paling lambat tanggal 31 Desember 2015. Penyaluran Bansos transfer barang dilaksanakan paling lambat tanggal 31 Desember 2015. 2) Untuk pelaksanaan kegiatan yang saat ini tidak tersedia areal tanam maka penanaman dapat dilaksanakan setelah tanggal 31 Desember 2015 3) Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota agar melakukan pengawalan untuk memastikan pelaksanaan kegiatan yang penanamannya dilaksanakan setelah tanggal 31 Desember 2015 sehingga tujuan dan sasaran kegiatan tercapai. Bantuan sarana produksi di Ditjen Tanaman Pangan dapat meliputi 3 jenis diantaranya: bantuan uang, jasa dan barang. Bantuan transfer uang merupakan pengadaan sendiri oleh penerima manfaat, dalam hal ini jumlah uang tidak dibatasi dan pembayaran melalui 2 tahap (70% dan 30%) disertai BAST. Transfer barang jika dibawah 50 juta dapat dilakukan sendiri oleh penerima manfaat. Berdasarkan data dari Kementerian PU, kondisi pengembangan dan pengelolaan irigasi saat ini masih belum maksimal diantaranya: 1) Ketersediaan air irigasi hanya 10,7% dari 7,1 juta ha luas irigasi, sedangkan sisanya mendapat air dari river run off. Kondisi dan fungsi prasarana belum optimal, 46% prasarana irigasi dalam kondisi rusak. Oleh karena itu diperlukan dukungan dari berbagai program yang terintegrasi antara Kementerian PU dan Kementerian Pertanian. 2) Belum efisiennya penggunaan air irigasi (kebutuhan air per hektar per musim tanam masih tinggi sebesar 15.000 m3, sehingga perlu upaya meningkatkan efisiensi menjadi 10.000 m3). 3) Belum terjaminnya keberlanjutan areal sawah irigasi, baru 3 juta ha sawah dari 7,1 juta ha yang sudah ditetapkan Perda LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan). Target pembangunan irigasi untuk mendukung ketahanan pangan dari Kementerian Pu dari Tahun 2015 s/d 2019 sebagai berikut : 1) Pembangunan waduk sebanyak 49 buah 2) Pembangunan irigasi seluas 1 juta ha 3) Rehabilitasi irigasi 3 juta ha
68
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
-
-
4) Mou dengan Pemda dalam rangka menjamin tidak terjadinya alih fungsi lahan pertanian (Perda IP2B dalam RTRW) Dukungan Litbang dalam rangka peningkatan produksi PJK melalui pendampingan teknologi meliputi : 1) Pendampingan kawasan bertujuan agar inovasi menyebar secara spesifik lokasi, Pendampingan GP-PTT melalui anjuran 12 teknologi untuk padi, 11 teknologi anjuran untuk jagung, sosialisasi Katam dan display varietas baru melalui demplot, dll. 2) Badan Litbang melalui BB Padi telah menghasilkan 23 varietas benih padi unggul baru, 25 jagung dan 8 kedelai, teknologi budidaya PTT, light Trapp, standing crop, jarwo transplanter, penurunan loosis dan teknologi benih sumber. Arahan Irjen Kementan : 1) Untuk kelancaran kegiatan Tahun 2016, Pedoman Umum agar dibuat sederhana dan tidak mengikat sehingga memudahkan dalam pelaksanaan di daerah. Apabila terdapat permasalahan secara spesifik lokasi maka diharapkan Dinas Pertanian Provinsi menyusun juklak dan juknis oleh kabupaten. 2) Melakukan review perencanaan Tahun 2016. 3) Masih banyak produk Litbang yang belum dimanfaatkan oleh Ditjen Tanaman Pangan 4) Perlunya peningkatan peran penyuluh dan bibit unggul 5) Perlunya pemantauan dan pengawalan kegiatan
4. Monitoring Budidaya Padi Lahan Kering Dalam upaya pengembangan padi gogo di lahan kering diperlukan adanya bimbingan, pengawalan dan pendampingan dalam rangka menyelaraskan kelembagaan-kelembagaan usahatani padi yang menunjang implementasinya di lapangan. Kelembagaan penyuluhan sangat diperlukan dalam proses alih teknologi dari lembaga penelitian kepada petani. Di tingkat usahatani kelembagaan kelompoktani-kelompoktani dan keberadaan Kontak Tani juga sangat menfasilitasi proses alih teknologi. Paradigma baru dalam proses alih teknologi yang dikembangkan secara partisipatoris dimana petani, penyuluh, dan peneliti bekerjasama dalam pengembangan teknologi yang diimplementasikan di lapangan. Kelembagaan dalam pendistribusian saprodi dari produsen, ke pedagang, pengecer hingga sampai ke petani harus berjalan lancar setiap musim tanam. Hal ini untuk menjamin tersedianya saprodi dalam jenis, jumlah, harga, mutu, dan waktu yang tepat. Pengembangan padi gogo di lahan kering dengan kelembagaan penunjang akan menciptakan suasana kondusif bagi petani untuk pengembangan padi gogo di lahan kering. Dukungan kelembagaan usahatani diharapkan akan Direktorat Budidaya Serealia
69
Laporan Tahunan 2015 berpengaruh terhadap peningkatan produksi padi. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Walaupun produktivitas padi lahan kering masih rendah dibandingkan padi sawah, pengembangan padi lahan kering tetap mempunyai posisi strategis. Dalam lima tahun terakhir, padi lahan kering di Indonesia telah menunjukkan peningkatan produktivitas 33,22 ku/ha pada tahun 2012 menjadi 33,42 Ku/ha tahun 2013, Sementara untuk ARAM II 2015 mengalami penurunan menjadi 33,16 ku/ha. Fenomena ini tentunya perlu di kaji lebih lanjut agar dapat dihasilkan terobosan-terobosan dalam pengembangan padi lahan kering. Selanjutnya, keberhasilan pemanfaatan lahan kering sebagai buffer penyediaan pangan sangat tergantung dari teknologi padi lahan kering yang ada. Demikian halnya dalam optimasi pemanfaatan lahan-lahan perkebunan, lahan pengembangan sentra buah-buahan, lahan HTI, lahan transmigrasi melalui pertanaman sela padi lahan kering. Peningkatan produksi padi lahan kering mempunyai peluang yang sangat besar untuk dilaksanakan mengingat hal-hal sebagai berikut : - Potensi lahan kering yang cukup besar dan pemanfaatannya yang relatif masih rendah. - Adanya perolehan hasil yang masih jauh berbeda antara hasil penelitian yang dilakukan di balai-balai peneltian Badan Litbang Pertanian dengan hasil produksi di lapangan yang dilakukan petani sehingga peluang peningkatan produksi masih dapat ditingkatkan dengan teknologi tepat guna dan spesifik lokasi. - Pertumbuhan produktivitas padi di lahan kering bernilai positif, yang berarti terjadinya peningkatan produktivitas untuk padi di lahan kering. - Tersedianya teknologi baru untuk menjawab permasalahan yang terjadi di lahan sawah tadah hujan dan lahan kering, seperti varietas-varietas unggul tipe baru, pemupukan berimbang, PTT dan konservasi lahan. 5. Monitoring Optimalisasi Jagung Komoditas jagung mempunyai peran yang sangat strategis, baik dalam sistem ketahanan pangan maupun perannya sebagai penggerak roda ekonomi nasional. Selain perannya sebagai pangan bagi sebagian masyarakat Indonesia, jagung juga berkontribusi terhadap ketersediaan protein karena jagung menjadi bahan baku pakan baik ternak maupun perikanan. Jagung menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong pertumbuhan industri hilir yang berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi nasional. Sekarang ini jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan dan pakan saja, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku industri lainnya, seperti bahan bakar alternatif (biofuel), polymer dan lain-lain. Permintaan 70
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 jagung baik untuk industri pangan, pakan, dan kebutuhan industri lainnya dalam lima tahun ke depan diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan juga peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat. Indonesia mempunyai potensi sangat besar dalam meningkatkan produksi maupun produktivitas jagung. Lahan yang tersedia untuk budidaya jagung sangat luas, persyaratan agroklimat sederhana, teknologi sudah tersedia, sehingga prospek keuntungan bagi pembudidayanya cukup besar. Peningkatan produksi jagung dalam rangka memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri telah dilakukan dengan berbagai upaya antara lain melalui: (1) Peningkatan produktivitas (penerapan teknologi tepat guna spesifik lokasi); (2) Penggunaan varietas unggul bermutu; (3) Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung Produksi; (4) Penerapan PTT; (5) Pengamanan produksi dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI); (6) Penanganan pasca panen; (7) Dukungan penelitian dan penyuluhan, dan (8) Menjalin kemitraan dengan stakeholders untuk penguatan modal, bantuan sarana produksi, penanganan pasca panen, dan pemasaran hasil. Untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri yang terus meningkat, pemerintah telah menetapkan sasaran produksi jagung tahun 2015 sebesar 20.313.731 ton pipilan kering (PK). Sasaran tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencapaian produksi jagung tahun 2014, dimana berdasarkan Angka Sementara (ASEM) BPS 2014 yaitu sebesar 19.032.677 ton pipilan kering (PK). Menyikapi hal ini, pemerintah bermaksud untuk meningkatkan luas areal pertanaman jagung yang menggunakan benih unggul bermutu di sejumlah daerah yang potensial. Upaya peningkatan produksi dan produktivitas ini dituangkan dalam kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung Produksi Jagung Tahun 2015. Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung Produksi Jagung didefinisikan sebagai upaya untuk perluasan areal tanam jagung pada lahan-lahan yang sebelumnya tidak pernah ditanami jagung atau sebelumnya pernah ditanami jagung tetapi kemudian tidak ditanami lagi (peningkatan IP) pada lahan sawah beririgasi, sawah tadah hujan, lahan rawa pasang surut dan rawa lebak, lahan kering, lahan Perhutani dan lain-lain. Upaya Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung Produksi Jagung dapat dilakukan melalui langkah sebagai berikut :
Direktorat Budidaya Serealia
71
Laporan Tahunan 2015 a. Peningkatan indeks pertanaman pada daerah yang biasanya tidak ada pertanaman jagung menjadi satu kali tanam jagung, dari satu kali pertanaman jagung menjadi dua kali pertanaman jagung, dari dua kali pertanaman jagung menjadi tiga kali pertanaman jagung, pada lahan kering maupun lahan sawah atau lahan lainnya. b. Pertanaman jagung dengan pola tumpang sari dengan komoditas palawija lainnya. c. Pembukaan daerah/lahan pertanian baru. Upaya ini dapat dilakukan pada daerah-daerah yang sebelumnya bukan daerah pertanian yang selanjutnya menjadi areal/kawasan pertanian. Misalnya: - Pembukaan kawasan HPK menjadi kawasan pertanian baru. - Kawasan Hutan milik Perum Perhutani atau PT. Inhutani yang sedang dilakukan panen atau peremajaan tanaman sehingga bisa dilakukan penanaman dengan sistem tumpang sari dan diserahkan pemanfaatannya kepada petani. - Kawasan perkebunan (BUMN/Swasta) yang sedang dilakukan peremajaan tanaman sehingga bisa dilakukan penanaman dengan sistem tumpang sari dan diserahkan pemanfaatannya kepada petani. - Kawasan UPT Transmigrasi yang belum diserahkan kepada petani. - Tanah Adat/tanah ulayat dan sejenisnya yang sedang tidak dimanfaatkan untuk pertanaman dan diserahkan pemanfaatannya kepada petani. - Kawasan HGU yang belum dimanfaatkan untuk pertanaman komoditas utama dan diserahkan pemanfaatannya kepada petani. Lokasi Pelaksanaan Optimasi Lahan mendukung produksi Jagung melalui APBN-P tahun 2015 seluas 1.000.000 ha dilaksanakan di 27 propinsi masing-masing yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumamtera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Maluku, mencakupi 303 kabupaten/kota. Dari sasaran awal alokasi Optimasi Lahan seluas 1.000.000 ha menjadi seluas 933.101 ha (sasaran revisi hasil solo). Sampai dengan minggu ke dua Januari 2015 dari sasaran seluas 935.101 ha, telah tertanam seluas 648.322 ha (69,48%). Data realisasi tanam kegiatan optimasi lahan per bulan per provinsi seperti pada tabel berikut.
72
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Tabel 14. Realisasi Tanam Optimasi lahan Tahun 2015
Kendala dalam pelaksanaan kegiatan optimalisasi lahan di lapangan yang terjadi antara lain yaitu : -
Lambatnya penyelesaian penyusunan CPCL sehingga berpengaruh pada proses pengadaan benih;
Direktorat Budidaya Serealia
73
Laporan Tahunan 2015 -
-
-
Perbedaan pemahaman konsep pengembangan optimasi lahan mendukung produksi jagung dengan perluasan areal tanam (PAT) jagung; Sebagian ULP di daerah belum memahami sistem pengadaan penunjukan langsung; Ditemukan adanya potensi bahwa kegiatan optimasi lahan mendukung produksi jagung tidak akan terserap 100% disebagian daerah seperti Provinsi D.I Yogyakarta, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Aceh, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat dikarenakan terbatasnya sumber daya lahan dan tidak memungkinkan lagi untuk peningkatan IP; Disejumlah daerah terjadi mundur tanam dikarenakan lambatnya proses pengadaan benih dan sejumlah daerah mengalami musim kering yang berkepanjangan akibat dampak el nino, bahkan ada yang mundur tanam ke tahun 2016 untuk mengurangi resiko kegagalan. Faktor lain yang menghambat pelaksanaan kegiatan yaitu adanya pemisahan anggaran bantuan yaitu pengadaan benih berada di provinsi sementara pengadaan pupuk berada dikabupaten.
6. Bimbingan Budidaya Padi Tadah Hujan Kebutuhan beras sebagai sumber pangan utama penduduk Indonesia terus meningkat seiring laju pertumbuhan penduduk. Disisi lain, laju konversi lahan pun terus meningkat akibat persaingan penggunaan lahan sawah dari lahan pertanian ke non pertanian maupaun persaingan penggunaan lahan untuk komoditi tanaman pangan ke komoditi tanaman non pangan. Hal ini mendorong perlunya pengoptimalan lahan-lahan marginal seperti lahan tadah hujan untuk budidaya padi agar dapat memberikan sumbangan terhadap produksi padi nasional. Budidaya padi di lahan sawah tadah hujan tidak semudah dengan budidaya padi di lahan sawah irigasi. Hal ini dikarenakan air sebagai sumber utama bagi budidaya tanaman padi sering menjadi penghambat. Selain itu, pada lahan sawah tadah hujan faktor kesuburan tanah juga kerap menjadi masalah. Untuk itu kegiatan bimbingan budidaya padi tadah hujan menjadi penting sebagai upaya dalam pemanfaatan lahan sawah tadah hujan untuk memberi sumbangsih terhadap produksi padi nasional bagi kecukupan pangan utama masyarakat Indonesia, yakni beras. Bimbingan budidaya padi tadah hujan pada tahun 2015 dilakukan dengan cara uji petik ke beberapa lokasi diantaranya: Provinsi Jambi, Jawa Barat dan Sulawesi Tengah serta Provinsi Jawa Tengah yakni pada Kabupaten Klaten. Hasil dari uji petik terhadap empat lokasi tesebut di dapatkan: 74
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 b. Jambi Selama 4 tahun terakhir (2010-2013), total luas lahan sawah Provinsi Jambi cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,25%. Luas lahan sawah irigasi mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,98% sedangkan luas lahan sawah non irigasi mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan 1,98%. Lahan sawah irigasi selama 4 tahun terakhir (2010-2013), menempati rata-rata 33,44% dari total luas sawah di Provinsi Jambi, sedangkan lahan sawah non irigasi menempati rata-rata 66,56% dari total luas sawah di Provinsi Jambi. Adapun luas sawah Provinsi Jambi selama 4 tahun terakhir (20102013) dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 15. Luas Sawah di Provinsi Jambi (2010-2013) Luas (ha) No.
Tahun
1 2010 2 2011 3 2012 4 2013*) Rata-rata
Sawah Irigasi 34.040 36.295 39.987 41.232 37.889
Sawah Non Irigasi 78.394 77.462 73.392 72.314 75.391
Pertumbuhan (%) Sawah Total
Sawah Irigasi
112.434 113.757 113.379 113.546 113.279
6,62 10,17 3,11 4,98
Sawah Sawah Non Total Irigasi (1,19) 1,18 (5,25) (0,33) (1,47) 0,15 (1,98) 0,25
Perbandingan terhadap Luas Sawah Total (%) Sawah Irigasi 30,28 31,91 35,27 36,31 33,44
Sawah Non Irigasi 69,72 68,09 64,73 63,69 66,56
*) ASEM BPS
Pada luas sawah non irigasi tersebut, terdapat sawah tadah hujan dan pasang surut. Meski pertumbuhan luas lahan sawah non irigasi di Provinsi Jambi cenderung mengalami penurunan selama 4 tahun terkahir (20102013), luas lahan sawah non irigasi menempati luasan terbesar rerata luas sawah di Provinsi Jambi. Dengan demikian, potensi lahan sawah non irigasi masih cukup tinggi untuk dapat ditingkatkan dalam upaya penambahan produksi padi di Provinsi Jambi. Rata-rata indeks pertanaman padi sawah di Provinsi Jambi masih tergolong IP 1, artinya dalam satu tahun rata-rata ditanami padi sebanyak 1 kali. Selebihnya petani menanam palawija. Upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan produksi padi di Provinsi Jambi dengan potensi luas lahan sawah non irigasi yang cukup luas dapat dilakukan dengan peningkatan indeks pertanaman. Untuk mendorong peningkatan IP padi sawah, baik di lahan sawah irigasi maupun non irigasi, dalam hal ini sawah tadah hujan termasuk di dalamnya maka Provinsi Jambi melakukan berbagai langkah diantaranya : Direktorat Budidaya Serealia
75
Laporan Tahunan 2015 -
-
Melakukan perbaikan jaringan irigasi pada lahan-lahan yang mengalami masalah sumber air dan memungkinkan ditingkatkan indeks pertanamannya Melakukan percepatan tanam Melakukan gerakan panen dan tanam kembali sehingga tidak menunggu lama masa bera tanah
c. Jawa Barat Luas lahan sawah di Provinsi Jawa Barat berdasarkan data lahan BPS, 2013 sebesar 925.042 ha yang terdiri atas lahan sawah irigasi seluas 744.090 ha, lahan sawah non irigasi seluas 180.952 ha, yang mana di dalamnya terdapat lahan sawah tadah hujan. Luas ladang sebesar 217.655 ha, tegal 556.658 ha, dan yang tidak diusahakan sebesar 9.024 ha. Target produksi padi Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 sebesar 11,91 juta ton GKG. Upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan pertanaman padi dalam rangka pencapaian target tersebut diantaranya: Kegiatan GPPTTT padi, perbaikan jaringan irigasi tersier, optimasi lahan, bantuan benih dan penangkaran serta pembinaan. Untuk mendorong pencapaian produksi padi di Jawa Barat, baik di lahan sawah maupun di lahan tadah hujan diantaranya dilakukan dengan peningkatan indeks pertanaman padi dan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). d. Kabupaten Klaten Luas lahan sawah Kabupaten Klaten sebesar 33.435 ha, terdiri atas: - Irigasi Teknis : 19.942 ha - Irigasi ½ Teknis : 9.816 ha - Irigasi Sederhana : 2.565 ha - Tadah Hujan : 1.112 ha Luas lahan Kering Kabupaten Klaten sebesar 32.121 ha, terdiri atas: - Lahan tegal : 6.287 ha - Lainnya : 25.834 ha Pada tahun 2015, sasaran produksi padi Kabupaten Klaten sebesar 394.160 ton GKG dengan sasaran produktivitas sebesar 62,87 ku/ha, sasaran luas panen sebesar 62.688 ha dan sasaran luas tanam sebesar 62.885 ha. Indeks pertanaman padi di Kabupaten Klaten rata-rata 3 (tiga), artinya dalam satu tahun dapat menanam padi sebanyak tiga kali, namun indeks pertanaman padi di lahan sawah tadah hujan hanya 1, artinya dalam satu tahun hanya ditanami padi satu kali. Upaya yang dilakukan Kabupaten Klaten untuk pencapaian produksi padi tahun 2015 diantaranya: pelatihan 76
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 petani dan pelaku agribisnis, peningkatan kemampuan lembaga petani, pelatihan SLPHT, pengadaan alsintan, pengembangan intensifikasi tanaman padi palawija, pengembangan perbenihan/perbibitan, dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pertanian, pengembangan agribisnis tanaman pangan & horti, pengembangan pertanian terpadu, GPPTT (APBN). e. Sulawesi Tengah Luas lahan sawah di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 146.721, terdiri atas 133.839 ha lahan sawah irigasi dan 12.882 ha lahan sawah non irigasi, sementara luas ladang/huma tercatat sebesar 153.293 ha. Ratarata indeks pertanaman padi di Provinsi Sulawesi Tengah masih sebesar 1, artinya dalam satu tahun Provinsi Sulawesi Tengah rata-rata hanya dapat menanam padi satu kali. Target produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2015 sebesar 1,326 juta ton GKG dan sasaran produktivitas padi diharapkan dapat mencapai 52,01 ku/ha. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian target produksi padi tersebut didukung oleh kegiatan yang berasal dari dana APBN dan APBD. Kegiatan APBN diantaranya: Kegiatan GPPTT padi, perbaikan jaringan irigasi tersier, optimasi lahan, bantuan benih dan penangkaran serta pembinaan. Kegiatan dukungan APBD diantaranya BLBU padi inbrida kegiatan PTT dan BLBU padi ladang. Untuk mendorong pencapaian produksi padi baik di lahan sawah irigasi maupun di lahan sawah tadah hujan diantaranya dilakukan dengan peningkatan indeks pertanaman padi, penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), pemberian bantuan benih dan pupuk. Dukungan APBD tingkai I berupa BLBU padi inbrida untuk penerapan PTT seluas 1.300 ha yang dialokasikan di Kabupaten Morowali seluas 500 ha dan Kabupaten Poso seluas 800 ha. Sementara itu ada juga bantuan BLBU padi ladang seluas 100 ha yang dialokasikan di Kabupaten Poso. 7.
Monitoring Budidaya Padi Tadah Hujan Kegiatan monitoring budidaya padi tadah hujan dilakukan sebagai upaya dalam memonitor pemanfaatan lahan sawah tadah hujan untuk memberi sumbangsih terhadap produksi padi nasional bagi kecukupan pangan utama masyarakat Indonesia, yakni beras. monitoring budidaya padi tadah hujan pada tahun 2015 dilakukan dengan cara uji petik ke beberapa lokasi diantaranya: Provinsi Jawa Barat mencakup Kabupaten Bekasi, Karawang, Bandung Barat dan Bogor serta Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil terhadap uji petik ke daerah-daerah tersebut didapatkan :
Direktorat Budidaya Serealia
77
Laporan Tahunan 2015 a. Provinsi Jawa Barat Lahan sawah di Provinsi Jawa Barat seluas 924.307 ha, mencakup lahan sawah irigasi seluas 742.658 ha dan lahan sawah non irigasi seluas 181.649 ha (BPS, 2014). Sementara itu luas lahan sawah tadah hujan sendiri menempati luasan sebesar 187.086 ha. Indeks rata-rata pertanaman padi di Provinsi Jawa Barat adalah 2, dengan demikian masih bisa diupayakan pertanaman padi di Provinsi Jawa Barat menjadi 3 kali. Hal ini tentunya bisa juga diupayakan di Kabupaten Bekasi, Karawang, Bandung Barat dan Bogor yang mana masing-masing memiliki luas lahan sawah 51.887 ha, 97.529 ha, 20.857 ha dan 44.074 ha dengan indeks pertanaman padi untuk Kabupaten Bekasi mencapai 1,82, Karawang 1,94, Bandung Barat 1,80 dan Bogor 1,87. Dengan demikian masih dapat diupayakan penambahan luas tanam padi melalui peningkatan indeks pertanaman termasuk pada lahan sawah tadah hujan. b. Provinsi Sulawesi Tengah Baku lahan sawah Provinsi Sulawesi Tengah yang dapat ditanami padi seluas 141.405 ha, terdiri atas lahan sawah yang dapat ditanami padi satu kali seluas 20.528 ha, ditanami padi dua kali seluas 109.815 ha dan yang dapat ditanami tiga kali seluas 11.062 ha. Lahan sawah yang dapat ditanami padi satu kali menempati porsi 14,52% dari total baku lahan sawah yang dapat ditanami padi, sedangkan yang dapat ditanami padi dua kali menempati porsi 77,66% dan yang ditanami tiga kali menempati porsi 7,82%. Dengan demikian lahan sawah yang dapat ditanami padi sekali masih dapat ditingkatkan menjadi dua kali atau tiga kali sehingga porsi luas lahan sawah yang dapat ditanami padi dua kali dan tiga kali menjadi lebih tinggi. Sementara itu, ada 4,10 juta ha lahan pertanian bukan sawah di Provinsi Sulawesi Tengah. Rincian penggunaan lahan tersebut adalah: 356.461 ha digunakan untuk tegal, 153.293 ha digunakan untuk ladang, 748.049 ha digunakan untuk perkebunan, 223.656 ha ditanami hutan rakyat, 97.391 ha ditanami padang penggembalaan dan tidak diusahakan 2,18 ha untuk penggunaan lain. 8.
Bimbingan Pengembangan Serealia Lain Pelaksanaan Bimbingan Teknis Pengembangan Serealia Lain tahun 2015, dengan melakukan kunjungan ke Daerah Pelaksana Pengembangan sorgum dan daerah yang mempunyai potensi dan peluang Pengembangan. Adapun metode pelaksanaannya meliputi : - Inventarisasi Potensi lahan dan Peluang Pengembangan Sorgum.
78
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 - Melakukan sosialisasi Pengembangan tanaman Serealia Lain ditingkat Provinsi/Kabupaten, Petugas dan Petani, serta masyarakat di Lokasi Pengembangan Sorgum, Gandum, Jewawut dan Hotong. - Melakukan Bimbingan Teknis, Pengawalan, Pendampingan serta Gerakan Pengembangan Sorgum ditingkat Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan. - Melakukan Pembinaan secara intensif dalam upaya pelaksanaan pengembangan tanaman serealia lain serta mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di areal pertanaman. - Melakukan konsultasi dan diskusi ke Instansi terkait dan lembaga penelitian serta Perguruan Tinggi dalam upaya peningkatan produksi tanaman Serealia Lain. - Pertemuan koordinasi dan Pertemuan Fasilitasi Kemitraan Pengembangan Serealia Lain dengan Petugas yang ada di Provinsi, Kabupaten, PPL, Mantri Tani/KCD serta kelompok tani pelaksana kegiatan untuk mendapatkan masukan mengenai permasalahan dan solusi yang dihadapi di Lapangan. - Publikasi Buku Pintar, Buku Teknologi Produksi dan Banner Teknologi Budidaya tanaman Sorgum, Gandum, Hotong dan Jewawut. Pengembangan Tanaman Serealia Lain tahun 2015 dilaksanakan di 9 Propvinsi 14 Kabupaten yaitu ; Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Peluang Pengembangan tanaman Serealia Lain di Indonesia cukup besar karena di beberapa sentra produksi tanaman serealia lain petani sudah biasa menanam dan sudah dimanfaatkan sebagai pangan lokal. Potensi lahan untuk pengembangan tanaman serealia lain berdasarkan agroklimat seluas 5.324.282 ha. Apabila potensi tersebut dapat dimanfaatkan setelah tanam Palawija, maka peluang dalam penyediaan bahan pangan dalam mendukung diversifikasi pangan akan terbuka lebar. Tabel 16. Potensi Lahan untuk Pengembangan Sorgum di Indonesia No. Wilayah Luas ( Ha ) 1. Sumatera 1.559.524 2. Jawa, Bali 355.483 3. Nusa Tenggara Timur 370.000 4. Kalimantan 812.260 5. Sulawesi 643.586 6. Maluku 366.525 7. Papua 1.216.699 Jumlah 5.324.282 Keterangan : Sumber dari BSLDLP 2015
Direktorat Budidaya Serealia
79
Laporan Tahunan 2015 Dari Pendataan dan Informasi yang telah kami peroleh di lapangan, maka kami akan menindak lanjuti dengan baik untuk pelaksanaan Kemitraan dengan baik untuk pelaksanaan Kemitraan dengan pihak swasta di setiap pertemuan. Pengembangan Serealia Lain sangat berpeluang besar untuk mendukung pencapaian diversifikasi pangan Nasional yang telah ditargetkan menurunkan 5% Import terigu selama 5 tahun. Dukungan APBD I dan APBD II baik Provinsi maupun Kabupaten sangta memberikan gambaran bagi Provinsi Beberapa permasalah yang dihadapi antara lain : Keterbatasan pengetahuan petani dan rendahnya kemampuan di bidang permodalan. Belum ada tersedianya jaminan Pasar Keterbatasan ketersediaan Benih bermutu Masih kurangnya dukungan Pemerintah Pusat, Daerah dan Instansi terkait. Kemampuan teknologi pengelolahan hasil juga masih kurang hanya saja ada Alat Penepung Pengadaan tahun 2009 dari P2HP sudah rusak. Upaya pemecahan permasalahan di atas antara lain : Petugas harus memberikan motivasi agar petani tertarik untuk menanam Gandum, Sorgum, Jewawut dan Hotong secara swadaya, tidak mengharapkan bantuan, dan menjelaskan tanaman serealia lain adalah tanaman ditanam pada waktu lahan tidak dapat dimanfaatkan untuk tanaman utama. Agar dibangun Kemitraan dengan Swasta atau pengusaha Tepung yang berskala kecil, sebab Sorgum, Gandum, Jewawut dan Hotong yang dihasilkan Petani kita nilai gizinya tinggi. Harus dibentuk Koordinasi tingkat bawah/Lapangan antar petugas, Dinas Pertanian dan BPTP untuk mengupayakan teknologi Budidaya Sorgum, Gandum, Jewawut dan Hotong sampai tingkat ke petani dan aplikasi dalam bentuk Pelatihan, Demontrasi dan Teknologi dllnya. Diupayakan agar Penangkar Benih Gandum, Sorgum, Jewawut dan Hotong berkoordinasi dengan Balai Penelitian Serelia Maros, yang sekrang lagi menguji varietas Gandum yang cocok dengan iklim tropis. Pelatihan bagi Petani untuk menjadikan Gandum sebagai bahan baku bermacam Kue Olahan dengan gizi tinggi, serta peranan P2HP untuk membantu petani dalam hal pengelolahan dan pemasaran hasil. 9.
Bimbangan Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Mendukung GP-PTT Bimbingan/pembinaan GP-PTT padi dilakukan secara periodik dan dilakukan secara berjenjang mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota. Bimbingan dilakukan agar kegiatan GP-PTT dapat berjalan sesuai Pedoman Teknis GP-PTT Padi Tahun 2015. Selain itu, bimbingan, pembinaan dan pendampingan dilakukan untuk memperluas sosialisasi pola PTT pada petani pelaksana GP-PTT di lapangan. Sasaran GP-PTT padi tahun 2015 seluas 350.000 ha yang terdiri dari:
80
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 - GP-PTT Padi Inbrida Kawasan seluas :75.000 ha - GP-PTT Padi Inbrida Non Kawasan seluas :225.000 ha - GP-PTT Padi Hibrida Non Kawasan seluas : 50.000 ha Hasil dari pendampingan yang dapat dilaporkan adalah sebagai berikut : Realisasi bansos GP-PTT padi menunjukan capaian sebesar 346.834 ha atau mencapai 99,10% dari sasaran dengan realisasi bansos yang dimanfaatkan sebesar 346.306 ha (98,94%) dari sasaran. Realisasi tanam GP-PTT padi mencapai 325.588 ha (93,03%) dari sasaran, bila dibandingkan dengan realisasi bansos yang dimanfaatkan maka realisasi tanam GP-PTT padi mencapai 94,02%. Dengan demikian masih ada sisa bansos sebesar 20.718 ha (5,98%) yang belum ditanam pada tahun 2015. Sisa bansos yang belum ditanam pada tahun 2015 direncanakan tanam pada awal tahun 2016. Dari realisasi tanam GP-PTT padi tersebut ada 51.512 ha yang ditanam di lahan sawah tadah hujan. Dengan demikian ada 15,82% kontribusi luas tanam padi lahan tadah hujan terhadap luas tanam GP-PTT padi yang telah ditanam. 10. Monitoring Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Mendukung GP-PTT Kegiatan monitoring GP-PTT padi dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pengawalan program dan kegiatan GP-PTT padi. Kegiatan ini dilakukan secara kontinyu, dilakukan baik melalui media telekomunikasi maupun dengan uji petik ke lokasi pelaksana kegiatan GP-PTT. Monitoring mencakup komponen kegiatan pelaksanaan GP-PTT, tingkat pencapaian, penerapan komponen teknologi PTT dan masalah serta solusi yang terjadi. Hasil monitoring menunjukan capaian angka sementara untuk produktivitas GP-PTT padi sebesar 64,53 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan target Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 mencapai 125,54%. Jika dibandingkan dengan produktivitas padi tahun 2014, produktivitas GP-PTT padi mengalami peningkatan sebesar 13,18 ku/ha (25,67%). Bila dibandingkan dengan rerata produktivitas padi lima tahun terakhir (tahun 2011-2015), produktivitas GP-PTT padi tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 13,15 ku/ha (25,59%). Permasalahan dalam pelaksanaan GP-PTT padi 2015, diantaranya: adanya musim kering yang berkepanjangan akibat pengaruh El-Nino sehingga jadwal tanam GP-PTT padi mengalami mundur tanam untuk mengurangi resiko kegagalan, adanya calon petani dan calon lokasi pelaksana kegiatan GP-PTT padi yang mengalami perubahan karena adanya overlaping dengan kegiatan lain sehingga terjadi perubahan jadwal tanam dan adanya daerah yang tidak dapat melaksanakan GP-PTT sehingga bansos tidak diserap. Upaya dan tindak lanjut yang dilakukan untuk mengatasi kendala Direktorat Budidaya Serealia
81
Laporan Tahunan 2015 pelaksanaan GP-PTT padi adalah: menjadwal ulang kegiatan GP-PTT padi, bila masih memungkinkan maka mencari CPCL pengganti dan melakukan revisi CPCL bilamana CPCL overlaping dengan kegiatan lain dan melakukan percepatan tanam pada musim tanam MH 2015/2016. 11. Monitoring Peningkatan Produksi Padi Rawa Mendukung GP-PTT Padi Kementerian Pertanian telah menetapkan upaya khusus pencapaian Swasembada berkelanjutan padi melalui antara lain : pengembangan jaringan irigasi, optimasi lahan, pengembangan Sysem of Rice Intensification (SRI), Gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (GP-PTT), penyediaan sarana dan prasarana pertanian (benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian), serta pengawalan/ perdampingan. Fokus Utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2015 adalah peningkatan produktivitas padi melalui GP-PTT berbasis kawasan dan non kawasan, dengan bantuan sebagai instrument stimulan dan dukungan pendampingan dan pengawalan pada areal seluas 350 ribu ha. Sedangkan diluar fokus utama melalui upaya peningkatan produksi pada areal tanam seluas 14,299 juta ha, terdiri atas: Carry over SL-PTT Tahun 2014: 570 ribu ha, Percepatan Optimasi Lahan (OPL): 170 ribu ha, Perluasan areal tanam/pemanfaatan cetak sawah 2014: 40 ribu ha, Bantuan benih (rehabilitasi jaringan irigasi PSP): 1 juta ha, Bantuan benih (optimasi lahan PSP): 500 ribu ha dan Swadaya petani seluas: 11.948 ribu ha (Sumber: Pedoman Teknis GPPTT Padi 2015) Sejalan dengan hal tersebut diatas, maka pada tahun 2015 upaya peningkatan produksi padi difokuskan pada kawasan tanaman pangan, melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) dengan fasilitasi bantuan sarana produksi (saprodi), tanam jajar legowo dan pertemuan kelompok pada seluruh areal program GP-PTT sebagai instrument stimulan disertai dengan dukungan pembinaan, pengawalan dan pemantauan oleh berbagai pihak. Lokasi GPPTT dapat berupa persawahan yang beririgasi, sawah tadah hujan, lahan kering, pasang surut dan lebak yang produktivitas dan/atau indeks pertanamannya masih dapat ditingkatkan ditingkatkan dan petaninya responsif terhadap teknologi. Luas lahan rawa di Indonesia diperkirakan mencapai 33.393.570 hektar yang terdiri dari 20.096.800 hektar (60,20%) lahan pasang surut dan 13.296.770 hektar (39,80%) lahan rawa lebak. Dari luasan tersebut, total lahan rawa yang dikembangkan pemerintah adalah 1.8 juta hektar yang terdiri dari 1.452.569 hektar lahan pasang surut dan 347.431 hektar lahan rawa non-pasang surut. Sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan pemanfaatan lahan rawa (reklamasi) yaitu sekitar 5,4 juta ha, terdiri dari 4,1 82
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 juta ha lahan pasang surut dan 1,3 juta ha lahan lebak (Balittra, 2013). Monitoring peningkatan produksi padi rawa mendukung GP-PTT dilakukan di provinsi-provinsi yang melakukan pertanaman GP-PTT padi di lahan rawa lebak dan/atau lahan pasang surut. Dari 31 provinsi yang mendapat alokasi GP-PTT padi 2015, diantaranya 8 provinsi yang melakukan pertanaman GPPTT di lahan rawa lebak dan/atau lahan pasang surut yaitu Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara. 12. Pengembangan Karakter SDM Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources Development) secara makro, adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan bangsa. Proses peningkatan di sini mencakup perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia. Secara mikro, dalam arti lingkungan suatu unit kerja Direktorat Budidaya Serealia, maka sumber daya manusia adalah tenaga kerja atau pegawai didalam suatu organisasi, yang mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan swasembada padi, keberlanjutan swasembada jagung serta pengembangan komoditas potensial seperti sorgum dan gandum, yang merupakan salah satu tugas pokok terpenting dalam Kementerian Pertanian. Dari statement diatas, jelaslah betapa pentingnya peranan dan kedudukan pegawai Direktorat Budidaya Serealia sebagai unsur pelaksana kegiatan pemerintah khususnya pada pencapaian kinerja bagi Kementerian Pertanian. Sehingga diperlukan sumber pegawai yang handal dalam mengantisipasi berbagai persoalan, tantangan – tantangan yang semakin berat dan komplek. Sehubungan hal tersebut guna meningkatkan kualitas pegawai Direktorat Budidaya Serealia dipandang perlu dilaksanakan kegiatan Pengembangan Karakter Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu tempat diluar lingkungan kantor yang memiliki fasilitas memadai untuk kegiatan pengembangan karakter yang dapat mengakomodir suluruh pegawai Direktorat Budidaya Serealia. Pelaksanaan kegiatan pengembangan karakter Sumber Daya Manusia (SDM adalah seluruh pegawai Direktorat Budidaya Serealia yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 – 12 April 2015 di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Bandung, Jawa Barat. Peserta kegiatan pengembangan karakter Sumber Daya Manusia (SDM) adalah pegawai Direktorat Budidaya Serealia sebanyak 80 (delapan puluh) orang. Narasumber kegiatan pengembangan Sumber Daya Manusia terdiri dari pejabat Esselon I, II, III, IV lingkup Direktorat Budidaya Serealia dan Direktorat Budidaya Serealia
83
Laporan Tahunan 2015 Narasumber dari BPTP Jawa Barat DR. Ir. Nandang Sunandar, MP dengan materi Tanam Padi Jajar Legowo serta motivator pengembangan karakter Sumber Daya manusia (SDM) oleh Bapak Aris Setiawan. Acara kegiatan Pengembangan Karakter Sumber Daya Manusia (SDM) Direktorat Budidaya Serealia dibagi dalam 3 (tiga) sesi sebagai berikut : 1) Acara Konsolidasi dipandu oleh para pejabat Eselon III (para Kasubdit) dan Eselon IV (Kepala Seksi), Kepala Subbag Tata Usaha, pada kesempatan konsolidasi semua staf diberi kesempatan untuk menyampaikan uneg-uneg, saran, dan kritik untuk perbaikan kinerja Direktorat Budidaya Serealia kedepan. Semua pertanyaan dan permasalahan yang ada sehari – hari langsung ditanggapi dengan baik dan di carikan solusinya baik itu masalah koordinasi maupun sinkronisasi antar unit kerja lingkup Direktorat Budidaya Serealia akan terus ditingkatkan dan diperbaiki ,secara umum semua staf dalam pelaksanaan tugas sehari – hari tidak ada kendala yang berarti. 2) Materi Padi Jajar Legowo oleh BPTP Jawa Barat DR. Ir. Nandang Sunandar, MP Banyak hal yang mempengaruhi proses meningkatnya produksi padi, mulai dari penggunaan bibit unggul, pemupukan yang tepat sasaran, pengairan yang tepat, pengendalian hama penyakit, dan lain sebagainya. Pada saat ini ada cara yang bisa di tempuh oleh petani dalam proses meningkatkan produksi padi salah satu yang bisa di pilih yaitu dengan Cara Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo “Legowo” di ambil dari bahasa jawa yang berasal dari kata “Lego” yang berarti Luas dan “Dowo” yang berarti panjang. Tujuan utama dari Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo yaitu meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir) atau seolah-olah tanaman lebih banyak berada di pinggir. Tipe- tipe sistem jajar legowo antara lain : - Jajar Legowo 2:1 – Setiap dua baris diselingi satu baris yang kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan pada jarak tanam dalam baris yang memanjang di perpendek menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya. - Jajar Legowo 3:1 – Setiap tiga baris tanaman padi di selingi dengan satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya - Jajar Legowo 4:1 – setiap empat baris tanaman padi diselingi dengan satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak
84
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 tanam tanaman padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya Manfaat yang dirasakan ketika tanam padi dengan sistem jajar legowo antara lain : - Menambahnya jumlah tanaman padi - Akan meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan - Memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya tanaman pinggir - Dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi - Dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi - Akan mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun penyemprotan pestisida - Dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di bagian dalam baris tanaman saja 3) Pengembangan Karakter Sumber Daya Manusia (SDM) oleh motivator Bapak Aris Setiawan menyampaikan tentang : a) Paradigma dalam bekerja -
i.
Kerja bukan sekedar itung – itungan keduniawian, tapi juga perhitungan yang lebih hakiki, yaitu ibadah kepada Allah SWT - Selalu berfikir positif kita hendaknya dalam hidup selalu berfikir positif/positive thingking dalam menyikapi permasalahan yang kita hadapi dalam menjalani kehidupan - Motifasi bekerja jangan selalu berorientasi ke uang/materi tetapi semata – mata ibadah Semangat dalam bekerja yang diistilahkan dengan moto: GREAT (Goal, Realistis, Empati, Antusias, dan Totalitas). -
-
-
Goal (tujuan) Dalam bekerja kita harus mempunyai tujuan bekerja untuk mencapai tujuan bersama, tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai individu ataupun kelompok, baik itu tujuan jangka pendek (short–range goals) sebagai batu loncatan untuk tujuan jangka panjang (long-range goals), tujuan merupakan pedoman dalam pencapain program kerja Realistis Seorang yang bekerja harus mempunyai cara berpikir yang realistis jangan hanya sebuah angan – angan tetapi tidak dilaksanakan, realistis cara berpikir yang penuh perhitungan dan sesuai dengan kemampuan sehingga gagasan yang akan diajukan bukan hanya angan – angan atau mimpi belaka tetapi adalah sebuah kenyataan. Empati
Direktorat Budidaya Serealia
85
Laporan Tahunan 2015
-
-
Dilingkungan kerja kita harus mempuyai perasaan empati dimana kita ikut merasakan dan memahami perasaan orang lain Antusias Sebagai pegawai (karyawan – karyawati) kita harus mempunyai semangat dan bergairah dalam bekerja/menjalankan tugas sehari – hari Totalitas Dalam menjalankan pekerjaan sebagai pegawai kita harus bersungguh-sungguh, tertata, yang didasari dengan perencanaan (planning) dan mempunyai tujuan akhir (result, target) dan konsisten tidak mudah menyerah.
Gambar 4. Pengembangan Karakter SDM Tahun 2015 86
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 V. KEGIATAN KETATAUSAHAAN
1. Urusan Kepegawaian Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai di lingkungan Direktorat Budidaya Serealia adalah memberikan pelayanan administrasi kepegawaian yang cepat dan akurat. Pelayanan tersebut meliputi: kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, pensiun, Taspen, Karpeg, Askes dan lain-lain. a. Jumlah pegawai Tahun 2015 Jumlah pegawai Direktorat Budidaya Serealia keadaan sampai dengan Desember 2015 sebanyak 76 orang, terdiri dari : Pegawai Negeri Sipil (PNS) 64 orang, dan tenaga Honorer 12 orang, dengan rincian berdasarkan golongan sebagai berikut: - Golongan IV : 10 - Golongan III : 40 - Golongan II : 14 - Golongan I : - Tenaga Honorer : 12 Jumlah : 76 Distribusi pegawai pada masing-masing unit kerja (Subdirektorat dan Subbag Tata Usaha) sebagai berikut : Tabel 17. Distribusi Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan
No.
Unit Kerja
1 2 3 4 5 6
Direktur Subdit IRA Subdit THLK Subdit Jagung Subdit Serla Subbag TU Total
IV 1 3 2 1 3 10
Golongan III II 9 4 9 4 14 40
Honorer I 1 2 1 10 14
-
-
12 12
Jumlah 1 13 8 11 7 36 76
b. Kenaikan Pangkat Kenaikan pangkat pegawai dilaksanakan dua kali setiap tahun yaitu pada bulan April dan Oktober. Pada tahun 2015 jumlah pegawai yang mengalami
Direktorat Budidaya Serealia
87
Laporan Tahunan 2015 kenaikan pangkat sebanyak 11 orang dan seluruhnya pada periode April – Oktober 2015, yaitu: Periode April 2015 sebanyak 9 orang: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Yuliarmi, SP, M.Si Frans Bumarda B Damanik, SP Indra Rochmadi, M.Si Agus Gunawan, SP R. Bambang Sajogyo Agung Sugihartono Abdul Wahid Walujo Ade Kartiman
Periode Oktober 2014 : 1) Imron Wahyudi, SP 2) Syamsul Bahri
Gol. III/c ke Gol. III/d Gol. III/c ke Gol. III/d Gol. III/b ke Gol. III/c Gol. III/a ke Gol. III/b Gol. II/d ke Gol. III/a Gol. II/c ke Gol. II/d Gol. II/b ke Gol. II/c Gol. II/a ke Gol. II/b Gol. I/d ke Gol. II/a
Gol. III/a ke Gol. III/b Gol. II/c ke Gol. II/d
c. Kenaikan gaji berkala Kenaikan gaji berkala diusulkan setiap bulan sepanjang tahun mengacu pada kenaikan gaji berkala terakhir. Pada tahun 2015 telah selesai kenaikan gaji berkala yang telah diusulkan sebanyak 37 orang terdiri dari Gol. IV 5 orang, Gol. III 21 orang, dan Gol. II 11 orang, dengan rincian per bulan sebagai berikut:
Periode Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des 8 3 5 5 3 0 0 1 2 2 0 8
Jml 37
d. Pensiun Jumlah pegawai yang telah mencapai purna 2013sebanyak 2orang yaitu : 1) Puji Irianti ( Meninggal Dunia)
tugas
pada
tahun
TMT 26-09-2015
e. Mutasi Pegawai Tahun 2013 Mutasi pegawai adalah hal yang biasa dilakukan dilingkungan PNS baik yang menyangkut penggantian pejabat maupun rotasi pegawai. Pada tahun 2015 mutasi di lingkungan Direktorat Budidaya Serelia terdiri dari :
88
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 - Mutasi Kurang Sebanyak 1 Orang, atas nama : Warsan Staf Sub Bagian Tata Usaha Mutasi pindah ke Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan f. Pengadaan Pegawai Pada tahun 2015 Direktorat Budidaya Serealia Tenaga Kontrak sebanyak 12 orang, yaitu atas nama : 1) Liana Dwi Septiningrum, SE, 2) Lady Intan Melvinasari, SP 3) Deddy Zulkarnaen 4) Krisna Saraswati 5) Retno Handayani 6) Harry Wicaksono 7) Zulkarnaen 8) Mahyudin 9) Hasmawi 10) Lentera Birawa, SP 11) Mardapot Parulis, S. S.kom 12) Edy Suwanto g. Pembuatan Kartu KARPEG dan TASPEN Kartu Pegawai (KARPEG) merupakan identitas harus dimiliki oleh masingmasing PNS sedangkan TASPEN adalah sebagai asuransi pensiun tabungan hari tua bagi pegawai yang diberikan apabila pegawai telah di angkat sebagai PNS (100%). Pada tahun 2015 dari Direktorat Budidaya Serealia mengusulkan pembuatan KARPEG dan TASPEN. h. Permasalahan Permasalahan dibidang Kepegawaian adalah Up dating data pegawai ke dalam Program Sistim Managemen Kepegawaian (SIMPEG) khususnya bagi pegawai yang mengikuti Seminar/Lokakarya dan tidak melaporkan hasilnya ke Subbagian Tata Usaha, Kedepan kepada pegawai yang mengikuti Diklat Seminar/Lokakarya hasilnya segera disampaikan ke Subbagian Tata Usaha. Selain itu dipandang perlu adanya pegawai yang pensiun pada tahun 2015 dan 2016 yang akan datang. i. Pengurusan Gaji Selama tahun 2015 telah diselesaikan pengurusan gaji pegawai periode Januari–Desember sebesar Rp. 3.024.399.200,- (Tiga Milyar Dua Puluh Empat Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Sembilan Ribu Dua Ratus Rupiah), dengan rincian per bulan sebagai berikut: Direktorat Budidaya Serealia
89
Laporan Tahunan 2015 Tabel 18. Pembayaran Gaji Pegawai Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Gaji ke 13 Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL
Jumlah PNS 65 65 64 64 63 63 63 62 62 62 63 62 62
Jumlah Gaji 235,591,600 236,247,100 227,859,600 228,746,800 226,071,000 226,071,000 226,071,000 223,615,400 235,685,700 235,220,600 243,627,300 239,762,200 239,829,900 3,024,399,200
2. Urusan Persuratan Tugas Urusan Persuratan meliputi regristasi surat-surat masuk, surat-surat keluar, pengiriman dan penerimaan berita serta perpustakaan. Pada tahun 2015 kegiatan Urusan Persuratan adalah sebagai berikut: - Surat yang masuk pada tahun 2015 adalah 2.486 eksemplar terdiri dari surat biasa, undangan, laporan, SK, notulen rapat dan proposal. - Laporan dan majalah yang diterima tahun 2015 adalah 1.699 buku, terdiri dari laporan, majalah sinar tani, buletin, tabloid dan majalah lainnya. - Surat keluar sebanyak 429 nomor, pengiriman surat keluar melalui pos, titipan kilat, faximile dan diantar langsung. - Perpustakaan menerima buku, majalah dan leaflet yang diterima dari instansi lain. Peminjam buku-buku di perpustakaan belum banyak walaupun telah diinformasikan koleksi buku-buku baru di perpustakaan secara berkala. - Publikasi yang diterbitkan oleh Direktorat Budidaya Serealia berupa buku, booklet, leaflet brosur dan poster.
90
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 3. Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan Kegiatan Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan pada umumnya melaksanakan tugas-tugas meliputi perencanaan dan pelayanan penggunaan sarana dan prasarana kantor, melaksanakan kebersihan kantor, keamanan, pemeliharaan barang-barang inventaris kantor, pemeliharaan/perawatan kendaraan dinas. Pada tahun 2015 kegiatan Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan sebagai berikut : - Pelaksanaan renovasi kamar mandi Lt bawah berkordinasi dengan Sekertariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. - Perbaikan instalasi listrik gedung Direktorat Budidaya Serealia. - Pemeliharaan/perbaikan sarana penunjang kantor berupa komputer,printer,dan Telepon. - Rekstrukturisasi jaringan internet dari kabel UTP Cat 5 ke Cat 6 Serta penambahan switch gigabyte 8 port sebanyak 4 buah dan membuat V-LAN Jaringan. - Perbaikan pompa air dan instalasinya - Pengamanan kantor dilaksanakan oleh 1 orang satpam pada pagi hari. - Kebersihan kantor Direktorat Budidaya serealia untuk area luar ruang dan kamar mandi menggunakan jasa cleaning service, sedangkan petugas pramuutus yang dimiliki Direktorat Budidaya Serealia sebanyak 3 orang, dirasa masih kurang untuk membersihkan 19 ruangan, 1 ruang rapat, karena petugas kebersihan tersebut terkadang membantu tenaga administrasi pada unit kerja yang bersangkutan. - Pemeliharaan kendaraan dinas roda 2 sebanyak 20 unit berupa service berkala, penggantian sparepart serta pengadaan bahan bakar. - Pemeliharaan kendaraan dinas roda 4 sebanyak 8 unit berupa service berkala, penggantian sparepart serta pengadaan bahan bakar. - Pengadaan perlengkapan dan inventaris kantor pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: Alat Pengolah data Desktop Notebook Printer Color Printer Portable Voice Recorder Monitor LED 48 Inch + Braket
Direktorat Budidaya Serealia
: 10 unit : 11 unit : 5 unit : 2 unit : 3 unit : 2 unit
91
Laporan Tahunan 2015
Peralatan dan Mesin Screen projector threpod : Ac 2 PK : Mesin pompa jet pump : Vacum cleaner : White board : Lemari Es : Bingkai akrilik : Penghancur Kertas : Perangkat sistem informasi berjalan : Paket CCTV : Meubelair Lemari arsip : Meja Rapat kecil : Meja ½ biro : Kursi Kerja :
1 4 1 1 1 1 10 4 1 1
unit unit unit unit unit unit buah unit unit paket
10 2 12 12
unit unit unit unit
4. Urusan Pelaporan Urusan Pelaporan merupakan Sekretariat Tim Pelaporan Direktorat Budidaya Serealia bertugas memproses (finalisasi, penggandaan, penjilidan) dan pengiriman laporan-laporan baik yang bersifat reguler maupun insidentil yang disusun oleh Tim Pelaporan Direktorat Budidaya Serealia. Pada tahun 2015 kegiatan Urusan Pelaporan adalah: - Laporan Bulanan Direktorat Budidaya Serealia (Januari-Desember 2015) - Laporan Bahan Rapim Departemen Pertanian dari Direktorat Budidaya Serealia. - Laporan Bulanan Kegiatan Menteri Pertanian yang berkaitan dengan Direktorat Budidaya Serealia. - Laporan Tahunan 2015 Direktorat Budidaya Serealia. - Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015 (LAKIP) 5. Pelaksanaan DIPA Pusat TA 2015 Direktorat Budidaya Serealia pada tahun anggaran 2015 mendapat alokasi anggaran melalui Program Ketahanan Pangan sebesar Rp. 11.331.787.000,-. Karena adanya (revisi ke-3 April 2015) anggaran menjadi sebesar Rp 19.028.305.000-,. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp 7.266.911.418,- atau 38,19%, sisa anggaran sebesar Rp 11.761.393.582,- atau 61,81%. Realisasi anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015 per unit kerja sampai dengan 31 Desember 2015 seperti pada tabel berikut :
92
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Tabel 19.
Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015 Sampai dengan 31 Desember 2015
Anggaran Realisasi (Rp) Rp 1 Subdit Padi IRA 1,400,354,000 660,504,521 2 Subdit THLK 915,631,000 286,609,123 3 Subdit Jagung 1,094,776,000 559,390,337 4 Subdit Serla 166,046,000 154,827,588 5 Subbag TU 2,570,031,000 1,693,510,991 6 Koorpro 3,645,561,000 1,698,676,765 7 Korlap 582,790,000 95,889,545 8 Pokja GPPTT 8,653,116,000 2,117,502,548 Total 19,028,305,000 7,266,911,418 Data secara rinci per mata anggaran dan per dilihat pada lampiran. No
Unit Kerja
Direktorat Budidaya Serealia
Sisa % Rp % 47.17 739,849,479 52.83 31.30 629,021,877 68.70 51.10 535,385,663 48.90 93.24 11,218,412 6.76 65.89 876,520,009 34.11 46.60 1,946,884,235 53.40 16.45 486,900,455 83.55 24.47 6,535,613,452 75.53 38.19 11,761,393,582 61.81 kegiatan Tahun 2015 dapat
93
Laporan Tahunan 2015 IV. PENUTUP
Berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis terhadap akuntabilitas kinerja Direktorat Budidaya Serealia tahun 2015, realisasi pelaksanaan kegiatan GP-PTT padi 2015 yaitu realisasi tanam mencapai 325.588 ha atau 93,03%, luas panen mencapai 227.547 ha, produktivitas sebesar 64,53 ku/ha dan produksi mencapai 1.468.426 ton GKG. Pelaksanaan kegiatan GP-PTT Jagung 2015 yaitu realisasi tanam mencapai 97.299 ha atau 95,39%, luas panen mencapai 43.447 ha, produktivitas mencapai sebesar 63,24 ku/ha dan produksi mencapai 274.770 ton PK. Realisasi bansos GP-PTT padi menunjukan capaian angka sementara sebesar 346.784 ha atau mencapai 99,08% dari sasaran (berhasil). Realisasi bansos GPPTT jagung menunjukan capaian angka sementara sebesar 101.500 ha atau mencapai 99,51% dari sasaran (berhasil). Realisasi tanam GP-PTT padi mencapai 325.588 ha (93,03%) dari sasaran (berhasil). Realisasi tanam GP-PTT jagung mencapai 97.299 ha (95,39%) dari sasaran (berhasil). Produksi padi tahun 2015 berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan mencapai 74,991.788 ton Gabah Kering Giling (GKG). Meningkat sebesar 4.145.323 ton GKG (5,84%) bila dibandingkan dengan pencapaian produksi tahun 2014 sebesar 70,846 juta ton GKG. dibandingkan dengan rerata lima tahun terakhir terjadi kenaikan sebesar 4,60 juta ton GKG (6,54%) Produksi jagung tahun 2015 (berdasarkan Angka Ramalan II BPS-RI) mencapai 19.833.289 ton PK atau 97,64% dari target 20,31 juta ton PK (terdapat kekurangan 0,48 juta ton PK). Apabila dibandingkan dengan produksi jagung tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 0,83 juta ton PK (4,37%). Apabila dibandingkan dengan rerata lima tahun terakhir terjadi kenaikan sebanyak 0,95 juta ton PK (5,03%). Program pengembangan serealia lainnya (gandum dan sorgum) tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka mendukung diversifikasi pangan, dan mengurangi konsumsi beras sebagai makanan pokok serta memanfaatkan lahan-lahan yang belum diusahakan (lahan marginal) dan lahan yang diusahakan tetapi tanaman lain tidak bisa tumbuh dengan baik karena kurangnya air, sehingga lahan dapat dimanfaatkan secara optimal. Tujuan dari pengembangan serealia lainnya untuk jangka panjang adalah mewujudkan desa mandiri pangan dan energi.
94
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Direktorat Budidaya Serealia
95
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 1
Struktur Organisasi Direktorat Budidaya Serealia
96
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 2 Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2015 No.
Provinsi
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Babel Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Indonesia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Luas Tanam (Ha) 421.327 759.485 533.800 115.571 400 171.065 871.843 11.348 168.502 678.017 1.705 2.087.492 406.843 2.011.537 165.635 2.158.511 151.177 473.016 256.895 509.516 258.636 528.539 114.399 36.284 137.419 66.989 253.405 1.081.990 99.179 146.163 28.237 23.005 47.113 7.257
14.782.297
Luas Panen (Ha) 407.236 734.085 515.948 111.706 387 165.344 842.686 10.968 162.867 655.342 1.648 2.017.680 393.237 1.944.265 160.096 2.086.324 146.121 457.197 248.303 492.476 249.986 510.863 110.573 35.070 132.823 64.749 244.931 1.045.805 95.862 141.275 27.293 22.236 45.538 7.014
14.287.934
Provitas (Ku/Ha) 49,84 51,70 50,16 38,70 36,49 46,07 45,65 31,99 42,25 51,22 56,21 59,02 53,07 52,21 57,12 59,76 60,36 50,23 33,52 31,78 34,70 42,77 43,18 36,81 49,03 49,21 47,23 52,04 50,49 46,63 43,36 34,72 44,30 42,27 51,40
Produksi (Ton) 2.029.503 3.794.985 2.588.013 432.320 1.411 761.666 3.846.479 35.090 688.140 3.356.775 9.262 11.908.316 2.086.911 10.150.952 914.484 12.467.264 882.000 2.296.703 832.228 1.564.967 867.541 2.184.969 477.406 129.100 651.204 318.614 1.156.704 5.442.327 484.000 658.780 118.345 77.199 201.728 29.648
73.445.034
Sumber Data: Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019
Direktorat Budidaya Serealia
97
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 3
Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Tahun 2015 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Provinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau D K I Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D I Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Provitas (Ku/Ha) 47.501 219.481 105.602 14.774 9.024 38.687 19.923 388.955 326 360 165.703 581.057 73.472 1.292.831 3.896 24.906 137.732 273.694 44.352 2.581 22.654 3.403 606 134.507 47.388 347.408 26.130 170.993 28.239 4.136 9.791 1.630 3.236 4.244.976
44.977 207.816 99.989 13.989 8.544 36.631 18.864 368.282 309 341 156.896 550.174 69.567 1.224.119 3.689 23.582 130.412 259.148 41.995 2.444 21.450 3.222 574 127.358 44.869 328.944 24.741 161.905 26.738 3.916 9.271 1.543 3.064 4.019.360
42,23 57,83 65,24 24,85 53,00 55,45 51,52 52,68 32,24 24,57 73,73 57,55 46,43 49,45 35,16 25,42 62,32 28,08 40,30 30,58 57,96 25,30 17,71 41,35 40,60 47,69 28,10 48,67 49,47 38,13 35,27 16,18 24,30 50,54
Produksi (Ton) 189.921 1.201.700 652.310 34.761 45.287 203.130 97.184 1.940.033 995 838 1.156.781 3.166.504 323.031 6.052.830 12.972 59.946 812.726 727.790 169.222 7.473 124.332 8.150 1.016 526.664 182.165 1.568.679 69.511 787.941 132.267 14.930 32.701 2.497 7.444 20.313.731
Sumber Data: Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019
98
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 4 Lampiran Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015
Direktorat Budidaya Serealia
99
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 5 Penetapan Kinerja Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
100
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 6 Rerata Produksi Padi LimaTahun Terakhir (Tahun 2011-2015) Tahun N0.
% Pertumbuhan
PROVINSI 2011
2012
2013
2014
2015*
Rearata 2011-2015*
2015* thd 2014
115.437
138.032
169.791
196.015
204.891
15,64
27,90 6,48 3,40 6,43 (15,52) 16,04 2,10 9,69 19,68 (13,47) (10,50) (4,02) 14,48 0,41 5,30 6,21 (0,81) 10,12 14,20 1,62 9,60 2,87 0,59 3,08 5,61 2,56 2,00 0,02 9,33 7,23 5,06 6,98 21,32 4,53
JUMLAH JAWA
34.404.557
36.526.663
37.493.020
36.663.049
38.379.893
2,82
4,68
JUMLAH LUAR JAWA
31.352.347
32.529.463
70.905.726
34.183.416
36.611.895
3,97
7,10
INDONESIA
65.756.904
69.056.126 108.398.746
70.846.465
74.991.788
3,37
5,85
1
Aceh
1.772.962
1.788.738
1.956.940
1.820.062
2.327.871
7,80
2
Sumatera Utara
3.607.403
3.715.514
3.727.249
3.631.039
3.866.492
1,80
3
Sumatera Barat
2.279.602
2.368.390
2.430.384
2.519.020
2.604.785
3,39
4
Riau
535.788
512.152
434.144
385.475
410.268
(6,11)
5
Jambi
646.641
625.164
664.535
664.720
561.541
(3,13)
6
Sumatera Selatan
3.384.670
3.295.247
3.676.723
3.670.435
4.259.104
6,20
7
Bengkulu
502.552
581.910
622.832
593.194
605.634
5,04
8
Lampung
2.940.795
3.101.455
3.207.002
3.320.064
3.641.767
5,52 19,13
9
Bangka Belitung
15.211
22.395
28.480
23.481
28.103
10
Kepulauan Riau
1.223
1.323
1.370
1.403
1.214
0,17
11
DKI Jakarta
9.516
11.044
10.268
7.541
6.749
(7,01)
12
Jawa Barat
11.633.891
11.271.861
12.083.162
11.644.899
11.176.917
(0,89)
13
Jawa Tengah
9.391.959
10.232.934
10.344.816
9.648.104
11.045.494
4,45
14
DI Yogyakarta
842.934
946.224
921.824
919.573
923.343
2,46
15
Jawa Timur
10.576.543
12.198.707
12.049.342
12.397.049
13.054.511
5,58
16
Banten
1.949.714
1.865.893
2.083.608
2.045.883
2.172.879
2,94
17
Bali
858.316
865.553
882.092
857.944
850.965
(0,20)
18
Nusa Tenggara Barat
2.067.137
2.114.231
2.193.698
2.116.637
2.330.865
3,16
19
Nusa Tenggara Timur
12,49
20
Kalimantan Barat
21
591.371
698.566
729.666
825.728
943.020
1.372.988
1.300.100
1.441.876
1.372.695
1.394.882
0,60
Kalimantan Tengah
610.236
755.507
812.652
838.207
918.658
11,03
22
Kalimantan Selatan
2.038.309
2.086.221
2.031.029
2.094.590
2.154.683
1,43
23
Kalimantan Timur
552.616
561.959
439.439
426.567
429.079
(5,61)
24
Kalimantan Utara
124.724
115.620
119.180
24
Sulawesi Utara
596.223
615.062
638.373
637.927
673.712
3,12
25
Sulawesi Tengah
1.041.789
1.024.316
1.031.364
1.022.054
1.048.242
0,17
26
Sulawesi Selatan
4.511.705
5.003.011
5.035.830
5.426.097
5.534.379
5,32
27
Sulawesi Tenggara
491.567
516.291
561.361
657.617
657.734
7,73
28
Gorontalo
273.921
245.786
295.913
314.704
344.078
6,45
29
Sulawesi barat
365.683
412.338
445.030
449.621
482.121
7,24
30
Maluku
87.468
84.271
101.835
102.761
107.961
5,79
31
Maluku Utara
61.430
65.686
72.445
72.074
77.102
5,92
32
Papua Barat
29.304
30.245
29.912
27.665
33.564
3,98
33
Papua
Sumber: BPS-RI (diolah) *) Tahun 2015 merupakan ARAM-II
Direktorat Budidaya Serealia
101
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 7 Rerata Produksi Jagung Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-2015) TAHUN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
PROVINSI Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Teng. Barat Nusa Teng. Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat JUMLAH JAWA JUMLAH LUAR JAWA INDONESIA
2011 168.861 1.294.645 471.849 33.197 25.521 125.688 87.362 1.817.906 850 923 23 945.104 2.772.575 291.596 5.443.705 13.863 64.606 456.915 524.638 160.819 9.208 99.779 7.341
2012 167.285 1.347.124 495.497 31.433 25.571 112.917 103.771 1.760.275 967 849 6 1.028.653 3.041.630 336.608 6.295.301 9.819 61.873 642.674 629.386 170.123 7.947 112.066 9.940
438.504 440.308 161.810 141.649 1.420.154 1.515.329 67.997 78.447 605.782 644.754 82.995 122.554 13.875 18.281 26.149 25.543 6.885 6.393 2.125 2.049 9.466.866 10.712.017 8.176.384 8.675.005 17.643.250 19.387.022
2013
% Pertumbuhan 2014
2015
177.842 202.318 204 003 1.183.011 1.159.795 1 478 584 547.417 605.352 618 833 28.052 28.651 25 896 25.690 43.617 50 589 167.457 191.974 314 605 93.988 72.756 49 607 1.760.278 1.719.386 1 646 662 783 721 731 790 703 672 0 0 0 1.101.998 1.047.077 976 989 2.930.911 3.051.516 3 251 870 289.580 312.236 293 606 5.760.959 5.737.382 6 038 433 12.038 10.514 13 826 57.573 40.613 36 124 633.773 785.864 944 892 707.642 647.108 690 710 159.973 135.461 127 868 6.217 8.138 9 172 107.043 117.986 129 175 4.864 7.567 9 794 973 1.235 1 205 448.002 488.362 331 005 139.266 170.203 137 540 1.250.202 1.490.991 1 559 047 67.578 60.600 65 790 669.094 719.780 677 403 128.327 110.665 111 918 11.940 10.568 14 108 29.421 19.555 13 109 7.034 7.282 7 079 2.137 2.450 2 444 10.095.486 10.158.725 10.574.724 8.416.367 8.849.701 9.258.565 18.511.853 19.008.426 19.833.289
Rerata
Rerata 2015* thd 2011-2015* 2014 184 062 4,99 0,83 1 292 632 4,35 27,49 547 790 7,08 2,23 29 446 (5,89) (9,62) 34 198 21,61 15,98 182 528 29,16 63,88 81 497 (11,26) (31,82) 1 740 901 (2,43) (4,23) 810 (2,95) 1,39 787 (7,60) (4,41) 6 (43,48) 1 019 964 1,07 (6,69) 3 009 700 4,19 6,57 304 725 0,83 (5,97) 5 855 156 3,00 5,25 12 012 3,07 31,50 52 158 (12,92) (11,05) 692 824 20,88 20,24 639 897 7,65 6,74 150 849 (5,28) (5,61) 8 136 2,04 12,71 113 210 6,88 9,48 7 901 17,33 29,43 1 138 6,12 (2,43) 429 236 (5,26) (32,22) 150 094 (2,78) (19,19) 1 447 145 3,26 4,56 68 082 (0,06) 8,56 663 363 2,97 (5,89) 111 292 9,94 1,13 13 754 4,77 33,50 22 755 (13,41) (32,96) 6 935 0,90 (2,79) 2 241 3,78 (0,24) 10 201 564 3,03 4,09 8 675 204 3,22 4,62 18 876 768 3,10 4,34
Sumber: BPS-RI (diolah) *) Tahun 2015 merupakan ARAM-II
102
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 8 Rerata Perkembangan Luas Panen Padi Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-2015) Tahun No
2011 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
% Pertumbuhan
Provinsi
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua JAWA LUAR JAWA INDONESIA
2012
380.686 757.547 461.709 145.242 157.441 784.820 127.934 606.973 5.299 387 1.723 1.964.466 1.724.246 150.827 1.926.796 397.021 152.585 418.062 195.201 444.353 214.161 489.134 140.215
387.803 765.099 476.422 144.015 149.369 769.725 144.448 641.876 7.995 382 1.897 1.918.799 1.773.558 152.912 1.975.719 362.636 149.000 425.448 200.094 427.798 251.787 496.082 142.573
122.108 221.846 889.232 118.916 52.811 76.347 21.227 16.783 8.283 29.262 6.165.079 7.038.564 13.203.643
126.931 229.080 981.394 124.511 51.193 83.796 20.489 17.794 7.750 37.149 6.185.521 7.260.003 13.445.524
2013
2014
2015*
419.183 742.968 487.820 118.518 153.243 800.036 147.680 638.090 10.232 379 1.744 2.029.891 1.845.447 159.266 2.037.021 393.704 150.380 438.057 222.469 464.898 247.473 479.721 102.912 35.926 127.413 224.326 983.107 132.945 56.894 91.195 24.399 19.281 7.523 41.111 6.467.073 7.368.179 13.835.252
376.137 717.318 503.198 106.037 145.990 810.900 147.572 648.731 9.943 385 1.400 1.979.799 1.800.908 158.903 2.072.630 386.398 142.697 433.712 246.750 452.242 242.488 498.133 100.262 32.072 130.428 219.613 1.040.024 140.408 62.690 94.351 21.623 21.192 6.880 45.493 6.400.038 7.397.269 13.797.307
467.398 753.996 513.022 112.331 125.668 871.815 131.954 708.046 12.540 333 1.211 1.851.716 1.869.310 154.807 2.136.872 387.302 140.039 456.395 268.880 464.031 262.252 519.256 102.960 42.680 138.298 216.945 1.056.229 153.564 63.017 98.195 20.367 22.078 7.909 46.756 6.401.218 7.776.954 14.178.172
Rerata 2011- 2015*) thd 2015*) 2014 5,99 (0,06) 2,67 (5,79) (5,30) 2,72 1,12 3,99 25,54 (3,50) (7,80) (1,37) 2,07 0,68 2,62 (0,43) (2,10) 2,24 8,39 1,21 5,50 1,55 (6,51) 3,18 (0,53) 4,47 6,62 4,70 6,53 (0,39) 7,12 (0,74) 12,76 0,97 2,54 1,80
24,26 5,11 1,95 5,94 (13,92) 7,51 (10,58) 9,14 26,12 (13,51) (13,50) (6,47) 3,80 (2,58) 3,10 0,23 (1,86) 5,23 8,97 2,61 8,15 4,24 2,69 33,08 6,03 (1,21) 1,56 9,37 0,52 4,07 (5,81) 4,18 14,96 2,78 0,02 5,13 2,76
Sumber: BPS-RI (diolah) *) Tahun 2015 merupakan ARAM-II
Direktorat Budidaya Serealia
103
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 9 Rerata Perkembangan Luas Panen Jagung Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-2015) Tahun No.
2011 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
% Pertumbuhan
Provinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Teng. Barat Nusa Teng. Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat JAWA LUAR JAWA INDONESIA
41.853 255.291 71.116 14.139 6.706 32.965 22.215 380.917 277 434 12 147.152 520.149 69.768 1.204.063 4.600 22.739 89.307 246.893 45.593 3.195 19.487 2.965 119.850 41.218 297.126 28.892 135.754 17.372 4.808 12.733 1.278 3.825 1.945.744 1.918.948 3.864.692
2012 43.675 243.098 75.657 13.284 6.587 28.617 22.653 360.264 268 390 3 148.601 553.372 73.766 1.232.523 3.074 21.008 117.030 245.323 44.642 2.752 21.723 4.104 120.272 37.418 325.329 30.884 135.543 25.141 4.768 11.074 1.199 3.553 2.011.339 1.946.256 3.957.595
2013 44.099 211.750 81.665 11.748 6.504 32.558 18.257 346.315 234 339 152.923 532.061 70.772 1.199.544 3.583 18.223 110.273 270.394 42.621 2.062 20.629 1.858 445 122.237 34.174 274.046 27.133 140.423 26.781 3.203 10.395 1.250 3.005 1.958.883 1.862.621 3.821.504
2014
Rerata 2015* thd 2011-2015* 2014 47.699 3,36 0,72 242.208 (0,55) 20,74 89.560 6,13 (3,80) 10.441 (7,10) (13,40) 8.680 7,09 9,36 50.710 14,36 58,77 10.124 (16,76) (35,28) 322.137 (4,10) (4,94) 193 (8,57) (9,81) 288 (9,69) (4,32) (43,75) 129.067 (3,08) (9,72) 553.780 1,65 2,91 65.465 (1,49) (3,24) 1.215.354 0,25 1,09 4.113 0,46 30,49 14.857 (10,07) (10,96) 142.331 13,12 12,45 274.380 2,85 6,75 33.403 (7,38) (9,29) 2.814 (1,16) 8,48 21.779 2,99 4,40 2.870 9,55 (0,10) 562 6,82 (3,27) 89.321 (5,91) (29,93) 34.074 (3,55) (18,18) 298.476 0,62 3,02 24.225 (3,97) 0,85 134.374 (0,07) (9,70) 24.311 10,50 (0,12) 3.307 (7,01) (12,86) 4.418 (22,16) (31,63) 1.409 2,73 (0,84) 2.900 (6,47) (5,72) 1.967.779 0,30 0,70 1.891.851 (0,33) 0,48 3.859.630 (0,01) 0,59 2015
47.357 200.603 93.097 12.057 7.937 31.939 15.643 338.885 214 301 142.964 538.102 67.657 1.202.300 3.152 16.685 126.577 257.025 36.823 2.594 20.862 2.873 581 127.475 41.647 289.736 24.022 148.816 24.341 3.795 6.462 1.421 3.076 1.954.175 1.882.844 3.837.019
Sumber: BPS-RI (diolah) *) Tahun 2015 merupakan ARAM-II
104
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 10 Rerata Perkembangan Produktivitas Padi Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-2015) Tahun No
2011 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
% Pertumbuhan
Provinsi
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua JAWA LUAR JAWA INDONESIA
2012
46,57 47,62 49,37 36,89 41,07 43,13 39,28 48,45 28,71 31,60 55,23 59,22 54,47 55,89 54,89 49,11 56,25 49,45 30,30 30,90 28,49 41,67 39,41
46,12 48,56 49,71 35,56 41,85 42,81 40,29 48,32 28,01 34,63 58,22 58,74 57,70 61,88 61,74 51,45 58,09 49,69 34,91 30,39 30,01 42,05 39,42
48,83 46,96 50,74 41,34 51,87 47,90 41,21 36,60 35,38 39,45 55,81 44,54 49,80
48,46 44,71 50,98 41,47 48,01 49,21 41,13 36,91 39,03 37,16 59,05 44,81 51,36
2013 46,68 50,17 49,82 36,63 43,36 45,96 42,17 50,26 27,83 36,15 58,88 59,53 56,06 57,88 59,15 52,92 58,66 50,08 32,80 31,01 32,84 42,34 42,70 34,72 50,10 45,98 51,22 42,23 52,01 48,80 41,74 37,57 39,76 41,30 57,98 45,85 51,52
2014 48,39 50,62 50,06 36,35 45,53 45,26 40,20 51,18 23,62 36,44 53,86 58,82 53,57 57,87 59,81 52,95 60,12 48,80 33,46 30,35 34,57 42,05 42,55 36,05 48,91 46,54 52,17 46,84 50,20 47,65 47,52 34,01 40,21 43,09 57,29 46,21 51,35
2015* 49,80 51,28 50,77 36,52 44,68 48,85 45,90 51,43 22,41 36,46 55,73 60,36 59,09 59,64 61,09 56,10 60,77 51,07 35,07 30,06 35,03 41,50 41,67 27,92 48,71 48,32 52,40 42,83 54,60 49,10 53,01 34,92 42,44 43,82 59,96 47,08 52,89
Rerata 20112015*) 1,71 1,87 0,70 (0,22) 2,16 3,26 4,19 1,52 (5,83) 3,71 0,37 0,49 2,24 1,82 2,89 3,41 1,96 0,84 4,00 (0,67) 5,34 (0,10) 1,48 (0,04) 0,77 0,81 1,13 1,54 0,65 6,67 (1,04) 4,72 2,84 1,87 1,40 1,53
2015*) thd 2014
2,91 1,30 1,42 0,47 (1,87) 7,93 14,18 0,49 (5,12) 0,05 3,47 2,62 10,30 3,06 2,14 5,95 1,08 4,65 4,81 (0,96) 1,33 (1,31) (2,07) (22,55) (0,41) 3,82 0,44 (8,56) 8,76 3,04 11,55 2,68 5,55 1,69 4,66 1,88 3,01
Sumber: BPS-RI (diolah) *) Tahun 2015 merupakan ARAM-II
Direktorat Budidaya Serealia
105
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 11 Rerata Perkembangan Produktivitas Jagung Lima Tahun Terakhir (Tahun 2011-2015) TAHUN No.
Provinsi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat JAWA LUAR JAWA INDONESIA
2011 40,35 50,71 66,35 23,48 38,06 38,13 39,33 47,72 30,69 21,27 19,17 64,23 53,30 41,80 45,21 30,14 28,41 51,16 21,25 35,27 28,82 51,20 24,76 36,59 39,26 47,80 23,53 44,62 47,78 28,86 20,54 16,63 18,00 48,65 42,61 45,65
2012 38,30 55,41 65,49 23,66 38,82 39,46 45,81 48,86 36,08 21,77 20,00 69,22 54,97 45,63 51,08 31,94 29,45 54,92 25,66 38,11 28,88 51,59 24,22 36,61 37,86 46,58 25,40 47,57 48,75 38,34 23,07 17,09 17,99 53,26 44,57 48,99
2013 40,33 55,87 67,03 23,88 39,50 51,43 51,48 50,83 33,46 23,30 72,06 55,09 40,92 48,03 33,60 31,59 57,47 26,17 37,53 30,15 51,89 26,18 21,87 36,65 40,75 45,62 24,91 47,65 47,92 37,28 28,30 17,10 23,41 51,54 45,19 48,44
% Pertumbuhan 2014 42,72 57,82 65,02 23,76 54,95 60,11 46,51 50,74 33,69 23,36 73,24 56,71 46,15 47,72 33,36 24,34 62,09 25,18 36,79 31,37 56,56 26,34 21,26 38,31 40,87 51,46 25,23 48,37 45,46 27,85 30,26 17,24 23,67 51,98 47,00 49,54
2015 42,77 61,05 69,10 24,80 58,28 62,04 49,00 51,12 37,88 23,33 75,70 58,72 44,85 49,68 33,62 24,31 66,39 25,17 38,28 32,59 59,31 34,13 21,44 37,06 40,37 52,23 27,16 50,41 46,04 42,66 29,67 17,35 24,41 53,74 48,94 51,39
Rerata
2015* thd 2014 2011-2015* 1,57 4,79 1,08 1,40 12,23 13,48 6,14 1,74 5,86 2,38 (23,91) 4,22 2,46 2,20 2,62 2,81 (3,03) 6,74 4,73 2,15 3,14 3,80 9,02 (0,48) 0,36 0,78 2,42 3,73 3,13 (0,88) 14,50 10,00 1,07 8,58 2,62 3,53 3,05
0,11 5,59 6,26 4,37 6,06 3,22 5,35 0,75 12,42 (0,09) 3,35 3,55 (2,82) 4,12 0,78 (0,11) 6,93 (0,01) 4,06 3,89 4,87 29,57 0,87 (3,27) (1,23) 1,50 7,65 4,23 1,26 53,20 (1,95) 0,60 3,11 3,38 4,12 3,73
Sumber: BPS-RI (diolah) *) Tahun 2015 merupakan ARAM-II
106
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 12
Realisasi Bansos, Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas GP-PTT Padi Tahun 2015
Sasaran No.
Realisasi Bansos (SP2D)
Realisasi Tanam
Realisasi Panen
Provinsi
Nasional
Luas (Ha)
Provitas (Ku/Ha)
Produksi (Ton)
(Ha)
(Ha)
(%)
(Ha)
(%)
350.000
346.834
99,10
325.588
93,03
227.547
64,53
1.468.426
1
Aceh
21.000
21.000
100,00
20.165
96,02
11.173
64,00
71.502
2
Sumatera Utara
15.000
15.000
100,00
14.967
99,78
9.259
71,14
65.871
3
Sumatera Barat
10.000
10.000
100,00
10.000
100,00
9.200
64,36
59.209
4
Riau
7.500
7.276
97,01
7.418
98,90
2.954
56,59
16.717
5
Jambi
7.500
7.400
98,67
6.900
92,00
4.029
52,83
21.281
6
Sumatera Selatan
21.500
21.248
98,83
19.992
92,98
19.430
62,57
121.573
7
Bengkulu
10.000
10.000
100,00
7.444
74,44
5.747
57,14
32.838
8
Lampung
17.000
17.000
100,00
17.000
100,00
15.140
66,99
101.426
9
Jawa Barat
17.500
16.500
94,29
16.175
92,43
14.570
73,84
107.582
10
Jawa Tengah
21.000
21.000
100,00
20.090
95,67
13.635
74,41
101.463
11
DI Yogyakarta
5.000
5.000
100,00
5.000
100,00
2.500
72,60
18.151
12
Jawa Timur
17.500
17.500
100,00
16.875
96,43
11.200
82,26
92.128
13
Kalimantan Barat
15.500
15.475
99,84
15.475
99,84
8.204
37,63
30.870
14
Kalimantan Tengah
17.000
17.000
100,00
15.070
88,65
7.660
47,78
36.600
15
Kalimantan Selatan
12.500
12.500
100,00
12.500
100,00
5.384
55,88
30.088
16
Kalimantan Timur
7.500
7.500
100,00
5.477
73,03
2.900
53,63
15.553
17
Sulawesi Utara
11.500
11.425
99,35
11.050
96,08
7.805
62,67
48.914
18
Sulawesi Tengah
5.000
5.000
100,00
5.000
100,00
3.977
62,38
24.805
19
Sulawesi Selatan
25.500
25.500
100,00
25.192
98,79
23.566
71,19
167.770
20
Sulawesi Tenggara
7.500
7.475
99,67
7.475
99,67
5.430
56,53
30.693
21
Bali
7.500
7.500
100,00
6.991
93,21
4.275
75,00
32.061
22
Nusa Tenggara Barat
11.500
11.500
100,00
10.807
93,97
10.745
76,02
81.682
23
Nusa Tenggara Timur
16.500
16.500
100,00
11.600
70,30
3.053
90,09
27.508
24
Maluku
6.000
5.686
94,77
5.532
92,20
4.645
54,13
25.140
25
Papua
5.000
5.000
100,00
4.060
81,20
2.179
33,11
7.215
26
Maluku Utara
7.500
6.624
88,32
5.253
70,04
2.651
45,79
12.140
27
Banten
5.000
5.000
100,00
4.902
98,04
4.080
62,48
25.490
28
Gorontalo
8.500
8.500
100,00
8.300
97,65
8.051
57,34
46.167
29
Papua Barat
5.000
4.725
94,50
3.923
78,46
3.174
43,50
13.807
30
Sulawesi Barat
2.500
2.500
100,00
2.500
100,00
175
15,00
263
31
Kalimantan Utara
2.500
2.500
100,00
2.458
98,31
758
25,34
1.920
Sumber: Data laporan daerah keadaan s.d minggu II Januari 2016
Direktorat Budidaya Serealia
107
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 13 Realisasi Bansos Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas GP-PTT Jagung Tahun 2015
Sasaran No.
Provinsi (Ha)
Nasional
Realisasi Bansos (SP2D) (Ha)
(%)
Realisasi Tanam (Ha)
(%)
Realisasi Panen Luas (Ha)
Provitas (Ku/Ha)
Produksi (Ton)
102.000
101.500
99,51
97.299
95,39
43.447
63,24
274.770
1
Aceh
5.500
5.500
100,00
5.425
98,64
3.307
66,16
21.878
2
Sumatera Utara
5.000
5.000
100,00
5.000
100,00
2.433
51,38
12.501
3
Sumatera Barat
4.000
4.000
100,00
3.817
95,43
3.261
80,93
26.390
4
Riau
1.000
1.000
100,00
940
94,00
-
-
-
5
Jambi
3.000
3.000
100,00
2.436
81,20
1.546
77,21
11.937
6
Sumatera Selatan
6.500
6.500
100,00
6.170
94,92
3.937
57,99
22.832
7
Bengkulu
1.500
1.500
100,00
1.500
100,00
140
68,29
956
8
Lampung
5.500
5.500
100,00
5.500
100,00
5.500
63,42
34.881
9
Babel
-
-
-
-
-
-
-
-
10
Kep. Riau
-
-
-
-
-
-
-
-
11
DKI Jakarta
-
-
-
-
-
-
-
-
12
Jawa Barat
5.500
5.500
100,00
5.500
100,00
3.274
70,21
22.986
13
Jawa Tengah
7.000
7.000
100,00
7.000
100,00
2.755
63,59
17.518
14
DI Yogyakarta
1.500
1.500
100,00
1.500
100,00
147
87,92
1.292
15
Jawa Timur
8.000
8.000
100,00
8.000
100,00
1.775
79,99
14.199
16
Banten
-
-
-
-
-
-
-
-
17
Bali
1.000
1.000
100,00
1.000
100,00
254
80,04
2.029
18
Nusa Tengara Barat
6.500
6.500
100,00
5.955
91,62
1.000
64,90
6.490
19
Nusa Tengara Timur
6.500
6.500
100,00
5.800
89,23
-
-
-
20
Kalimantan Barat
2.500
2.500
100,00
2.500
100,00
34
17,35
59
21
Kalimantan Tengah
2.000
2.000
100,00
2.000
100,00
732
47,75
3.495
22
Kalimantan Selatan
1.000
1.000
100,00
1.000
100,00
-
-
-
23
Kalimantan Timur
500
500
100,00
500
100,00
-
-
-
24
Kalimantan Utara
-
-
-
-
-
-
-
-
25
Sulawesi Utara
6.000
5.500
91,67
5.500
91,67
3.123
44,37
13.853
26
Sulawesi Tengah
5.000
5.000
100,00
4.501
90,02
680
57,50
3.910
27
Sulawesi Selatan
7.500
7.500
100,00
7.347
97,96
5.839
68,30
39.879
28
Sulawesi Tenggara
3.000
3.000
100,00
2.700
90,00
1.082
46,03
4.980
29
Gorontalo
3.500
3.500
100,00
3.500
100,00
2.629
48,32
12.704
30
Sulawesi Barat
1.500
1.500
100,00
1.500
100,00
-
-
-
31
Maluku
1.500
1.500
100,00
708
47,20
-
-
-
32
Maluku Utara
-
-
-
-
-
-
-
-
33
Papua Barat
-
-
-
-
-
-
-
-
34
Papua
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber: Data laporan daerah keadaan s.d minggu II Januari 2016
108
Direktorat Budidaya Serealia
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 14 Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
KEGIATAN Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
PAGU ANGGARAN CAPAIAN REALISASI (Rp. 000) (Rp. 000) (%) 1.344.064.929.000
1.317.499.305.747
98,02
- Pusat
19.028.305.000
9.913.109.581
52,10
- Dana Dekonsentrasi Provinsi
24.027.094.000
19.742.233.832
82,17
1.301.009.530.000
1.287.843.962.334
98,99
- Dana Tugas Pembantuan Provinsi dan Kabupaten
Direktorat Budidaya Serealia
109
Laporan Tahunan 2015 Lampiran 15
Realisasi Pembayaran Gaji Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2015
NO
BULAN
Jumlah Gaji (Rp)
1
Januari
65
235,591,600
2
Februari
65
236,247,100
3
Maret
64
227,859,600
4
April
64
228,746,800
5
Mei
63
226,071,000
6
Juni
63
226,071,000
7
Ke - 13
63
226,071,000
8
Juli
62
223,615,400
9
Agustus
62
235,685,700
10
September
62
235,220,600
11
Oktober
63
243,627,300
12
Nopember
62
239,762,200
13
Desember
62
239,829,900
JUMLAH TOTAL
110
Jumlah Pegawai
3,024,399,200
Direktorat Budidaya Serealia