e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, PENGALAMAN AUDITOR, DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AUDITOR (Studi Empiris pada Inspektorat Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem)
1
I Putu Sukendra Gede Adi Yuniarta 2Anantawikrama Tungga Atmadja
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected],} @undiksha.ac.id Abstrak Keberhasilan Inspektorat dalam mengemban misi pemeriksaan sangat tergantung dari upaya dan kualitas para auditornya. Auditor sebagai ujung tombak dari pelaksanaan kegiatan pemeriksaan sering kali dipengaruhi oleh skeptisme professional, pengalaman dan keahlianya dalam melaksanakan audit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh skeptisme profesional auditor terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor, 2) pengaruh pengalaman auditor terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor, 3) pengaruh keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem. Dengan Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 33 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui field research dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS V19 yang meliputi: 1) uji validitas dan uji reabilitas, 2) uji asumsi klasik, 3) uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) skeptisme profesional berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor, 2) pengalaman auditor berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor, 3) keahlian audit berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Dan dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel skeptisme profesional memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Kata kunci: opini audit, skeptisme professional, pengalaman auditor, keahlian audit Abstract The success of the Inspectorate Office in holding the investigation mission greatly depends on the effort and quality of their auditors. Auditor as the spearhead of the inspecting activities is very often influenced by their professional scepticism, experiences, and expertice in conducting the process of auditing. The study was conducted in order to find out: (1) the effect of auditor’s professional scepticism on the accuracy in giving opinion by the auditor, (2) the effect of auditor’s experiences on the accuracy in giving
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) opinion by the auditor, and (3) the effect of auditing expertice on the accuracy in giving opinion by the auditor. The population were all about 33 respondents consisting of all auditor staffs working for the Inspectorate office around Buleleng, Bangli, and Karangasem regencies. The study utilized quantitative data, obtained from either the primary as well as secondary sources, collected by using field research by distributing questionnaires to all respondents. The analysis was conducted based on SPSS v.19 program, consisting of 1) evaluating validity and reliability, 2) classical assumption testing, 3) hypothesis testing. The results indicated that: (1) the auditor’s professional scepticism had a positive significant affect on the accuracy in giving opinion by the auditor, (2) the auditor’s experiences had a positive significant effect on the accuracy in giving opinion by the auditor, and (3) the auditing expertice had a positive significant effect on the accuracy in giving opinion by the auditor. In this study the variable of the auditor’s professional scepticism had the most dominant effect on the accuracy in giving opinion by the auditor. Key-words: auditor’s opinion, professional scepticism, auditor’s experiences, auditing expertice
PENDAHULUAN Pengelolaan keuangan daerah merupakan suatu kegiatan yang akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa Indonesia. Sesuai dengan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia No. 01, Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, pada pasal 1 dijelaskan bahwa pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan Negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban. Inspektorat merupakan suatu institusi yang dipercaya dapat mewujudkan good corporate & good governance dengan tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah. Audit dilakukan oleh inspektorat yaitu untuk mencegah ataupun mengurangi terjadinya penyelewengan. Namun, pada kenyataanya masih banyak terdapat kasus penyelewengan dalam pengelolaan keuangan pemerintah. Keberhasilan Inspektorat dalam mengemban misi pemeriksaan sangat tergantung dari upaya dan kualitas para auditornya. Auditor sebagai ujung tombak dari pelaksanaan kegiatan pemeriksaan sering kali dipengaruhi oleh skeptisme professional, pengalaman dan keahlianya dalam melaksanakan audit. Kemampuan, kemauan dan pengalaman kerja mencerminkan kompetensi auditor, yang
selanjutnya disertai dengan kompetensi diharapkan dapat memberikan hasil kerja yang sesuai dengan misi yang diemban oleh inspektorat sebagai badan pemeriksa eksternal keuangan daerah. Dalam kaitannya sebagai pemeriksa eksternal di bidang keuangan daerah, auditor Inspektorat dalam melaksanakan tugasnya perlu dilandasi dengan sikap, etika, dan moral yang baik sehingga auditor dapat menjalankan tugas dan kewajibannya secara objektif. Oleh karena itu, auditor yang sensitif terhadap masalah etika akan lebih profesional. Skeptisme professional, pengalaman, dan keahlian para auditor menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan fungsi pemeriksaan. Beberapa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, yang pertama apakah skeptisme profesional auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Skeptisme profesional sebagai sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Auditor tidak boleh menganggap bahwa manajemen adalah tidak jujur, namun juga tidak boleh menganggap bahwa kejujuran manajemen tidak dipertanyakan lagi. Auditor juga tidak boleh merasa puas dengan bukti-bukti yang kurang persuasif karena keyakinannya atas kejujuran manajemen. Skeptisme profesional seorang auditor dibutuhkan untuk mengambil keputusan-keputusan tentang seberapa banyak serta tipe bukti
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) audit seperti apa yang harus dikumpulkan (Arens, 2008). Dalam penelitian Arfin Adrian (2013) yang berjudul Pengaruh Skeptisme Professional, Etika Dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Oleh Auditor (Studi Empiris Pada BPK RI Perwakilan Provensi Riau) dengan hasil penelitian yaitu skeptisme profesinal berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Dalam melaksanakan audit, auditor yang skeptis akan terus mancari dan menggali bahan bukti yang ada sehingga cukup bagi auditor tersebut untuk melaksanakan pekerjaannya untuk mengaudit, tidak mudah percaya dan cepat puas dengan apa yang yang telah terlihat dan tersajikan secara kasat mata, sehingga dapat menemukan kesalahan-kesalahan atau kecurangan-kecurangan yang bersifat material, dan pada akhirnya dapat memberikan hasil opini audit yang tepat sesuai gambaran keadaan suatu perusahaan yang sebenarnya. Dari pembahasan diatas, hipotesis yang digunakan yaitu: H1: skeptisme profesional berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Permasalahan yang kedua, apakah pengalaman auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Definisi pengalaman adalah pengetahuan atau keahlian yang diperoleh dari suatu peristiwa melalui pengamatan langsung ataupun berpartisipasi dalam peristiwa tersebut. Christiawan (2002) menjelaskan bahwa semakin banyak dan kompleks tugas-tugas yang dilakukan seorang individu akan menyebabkan pengalaman individu tersebut semakin meningkat karena hal ini akan menambah dan memperluas wawasan yang dimiliki. Dalam penelitian Aldiansyah Utama Prihandono (2008) dengan judul Hubungan Skeptisme Propesional Auditor, Situasi Audit, Independensi, Etika, Keahlian, dan Pengalaman Dengan Keputusan Pemberian Opini Audit Oleh Auditor (Studi Empiris Pada KAP di Jakarta) dengan hasil penelitian Pengalaman audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pemberian opini audit oleh auditor. Pengalaman menjadi indikator penting bagi kualifikasi profesional seorang auditor. Pengalaman audit adalah pengalaman yang diperoleh auditor selama melakukan proses audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Auditor yang telah memiliki banyak pengalaman tidak hanya akan memiliki kemampuan untuk menemukan kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) yang tidak lazim yang terdapat dalam laporan keuangan tetapi juga auditor tersebut dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat terhadap temuannya tersebut dibandingkan dengan auditor yang masih dengan sedikit pengalaman. Dari pembahasan ini hipotesis yang digunakan yaitu: H2: pengalaman berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Permasalahan yang ketiga, apakah keahlian audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Keahlian adalah ketrampilan dari seorang ahli. Dimana ahli didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Seorang yang ahli adalah orang yang dengan ketrampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Dalam penelitian Yunita Permatasari (2009) dengan judul Pengaruh Independensi, Etika, Pengalaman, Serta Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Pada 30 Kantor Akuntan Publik Di Jakarta Selatan) dengan hasil penelitian keahlian audit secara simultan maupun parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Auditor harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam tugasnya, keahlian ini meliputi keahlian mengenai audit yang mencakup antara lain: merencanakan program kerja pemeriksaan, menyusun program kerja pemeriksaan, melaksanakan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) program kerja pemeriksaan, menyusun kertas kerja pemeriksaan, menyusun berita pemeriksaan, dan laporan hasil pemeriksaan. Maka dari itu hipotesis yang digunakan yaitu: H3: keahlian Audit berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris: pertama, Untuk mengetahui apakah skeptisme profesional auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Kedua, untuk mengetahui apakah pengalaman auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Ketiga, untuk mengetahui apakah keahlian audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Penelitian ini nantinya diharapkan mempunyai manfaat bagi pihak yang berkepentingan. Manfaat penelitian petama yaitu: bagi kalangan akademik diharapkan penelitian ini dapat memperluas wawasan dan menambah ilmu pengetahuan mengenai ada tidaknya pengaruh skeptisme profesional, pengalaman auditor dan keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Kedua, bagi peneliti selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan sebagai tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian sejenis. Dan ketiga, bagi Undiksha penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan menambah pengetahuan bagi pembaca terkait dengan penelitian tersebut. METODE Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng, Inspektorat Kabupaten Bangli, dan Inspektorat Kabupaten Karangasem. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian tentang Pengaruh Skeptisme Profesional, Pengalaman Auditor, Dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Oleh Auditor. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini data kuatitatif yaitu berupa nilai atau skor
atas jawaban yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaanpertanyaan yang ada dalam kuesioner. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data penelitian yang diproleh atau dikumpulkan langsung dari sumber asli (tanpa perantara). Sedangkan sumber data dalam penelitian ini yaitu diproleh dari jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada responden. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian diukur menggunakan skala likert 5 poin dengan menggunakan rentang skor 1-5. Responden diminta untuk mengisikan tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar pada maing-masing item pertanyaan. Adapun penskoran yang digunakan dalam mengukur jawaban kuesioner adalah pertama, sangat tidak setuju (STT) dengan interval skor 1, kedua, tidak setuju (TS) dengan interval skor 2, ketiga, ragu-ragu (RR) dengan interval skor 3, keempat, setuju (S) dengan interval skor 4 dan yang kelima sangat setuju (SS) dengan interval skor 5. Kuesioner terdiri dari empat bagian, yaitu: pertama variabel skeptisme profesional yang terdiri dari 6 item pertanyaan, bagian keduan variabel pengalaman auditor yang terdiri dari 5 item pertanyaan, bagian yang ketiga variabel keahlian audit yang terdiri dari 5 item pertanyaan, dan bagian yang keempat variabel ketepatan pemberian opini oleh auditor yang terdiri dari 6 item pertanyaan. Kuesioner penelitian ini diadopsi dari kuesioner penelitian Arfin Adrian (2013). Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karateristik tertentu (Ikhsan, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem. Maka sampel peenelitian ini semua auditor yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 33 orang.. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) Analisis data diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS V19. Pertama dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas ditujukan untuk mengukur seberapa nyata suatu pengujian atau instrumen. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar (Singgih Santoso, 2011). Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik yaitu menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan metode Product Moment Pearson Correlation. Data dinyatakan valid jika nila r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation > dari r-tabel (0,30) pada signifikansi 0.05 (5%) (Ghozali, 2011). Uji realibilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang konsisten terhadap pertanyaan (Ghozali, 2011). Pengukuran ini dilakukan dengan cara mengukur korelasi antar jawaban. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Kedua uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikoloniaritas, dan uji autokorelasi. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS for Windows untuk pengujian terhadap data sampel tiap variabel. Untuk mendeteksi normalitas data melalui output grafik kurva normal probability plot. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titiktitik data searah mengikuti garis diagonal. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas. Asumsi
heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk suatu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak sama antar satu varians dari residual. Jika probabilitas signifikan masing-masing variabel independen > 0,05 maka, dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel bebas yang satu dengan variable bebas yang lain. Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolinearitas. Gejala multikolinearitas adalah gejala korelasi antarvariabel independen (Ghozali, 2011). Gejala ini ditunjukkan dengan korelasi yang signifikan antarvariabel independen. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka tidak terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2011). Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu. Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada masalah autokolerasi (Ghozali, 2011). Secara umum untuk menguji ada atau tidaknya autokolerasi digunakan cara uji DurbinWaston (DW-Test). Ketiga uji hipotesis yang terdiri dari uji koefisien determinasi, uji analisis regresi linier berganda, uji kelayakan modet T (parsial) dan uji kelayakan model F (simultan). Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi diantar nol dan satu. Nilai R² yang kecil berati kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen dengan sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berati variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti akan meningkat tidak peduli
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Adapun prosedur pengujiannya adalah setelah melakukan perhitungan terhadap t hitung, kemudian membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: pertama, apabila t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi (α) < 0,05 maka Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen ditolak. Ini berati secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap dependen. Kedua, apabila t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi (α) > 0,05 maka Ho diterima, yang berati secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan variabelvariabel independen terhadap variabel dependen. Nilai signifikansi (P value) < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai signifikansi (P value) > 0,05, maka Ho diterima dan Ho ditolak. Kreteria pengujian: Ho diterima bilang f hitung < f tabel dan Ho ditolak bila f hitung > f tabel. Ho akan diterima pada tingkat kepercayaan tertentu jika f hitung < f tabel. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel-variabel bebas yang diuji tidak mempengaruhi variabel terikat. Dengan kata lain variabel-variabel bebas tidak signifikan secara statistik. Ho akan ditolak pada tingkat kepercayaan tertentu jika f hitung > f tabel sehingga variabel bebas yang diuji mempengaruhi variabel tidak bebas. Dengan demikian variabel-variabel bebas yang diuji mempengaruhi variabel tidak bebas sehingga dapat dikatakan bahwa variabelvariabel tersebut signifikan secara statistik. HASIL DAN PEMBAHASAN Objek penelitian dalam penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli, dan Kabupaten
Karangasem. Jumlah kuesioner yang disebar kepada responden adalah sebanyak 33 kuesioner dan dilakukan satu tahap. Kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, kuesioner dijemput kembali. Dari 33 kuesioner yang dikirim/dibagikan yang kembali sebanyak 31 kuesioner dan yang cacat sebanyak 1 kuesioner. Jadi kuesioner yang bisa digunakan untuk melakukan analisis data hanya sebanyak 30 kuesioner. Berdasarkan hasil pengujian uji validitas untuk variabel skeptisme profesional dapat dipaparkan bahwa dari 6 item pertanyaan memiliki nilai correlated item-total correlation lebih besar dari nilai rtabel (0,30). Hal ini berarti indikator yang digunakan untuk mengukur variabel skeptisme profesional dapat dikatakan valid sebagai alat ukur. Kedua, hasil pengujian uji validitas untuk variabel pengalaman auditor dapat dipaparkan bahwa dari 5 item pertanyaan memiliki nilai correlated itemtotal correlation lebih besar dari nilai r-tabel (0,30). Hal ini berarti indikator yang digunakan untuk mengukur variabel pengalaman auditor dapat dikatakan valid sebagai alat ukur. Ketiga, hasil pengujian uji validitas untuk variabel keahlian audit dapat dipaparkan bahwa dari 5 item pertanyaan memiliki nilai correlated itemtotal correlation lebih besar dari nilai r-tabel (0,30). Hal ini berarti indikator yang digunakan untuk mengukur variabel keahlian audit dapat dikatakan valid sebagai alat ukur. Dan hasil pengujian uji validitas untuk variabel ketepatan pemberian opini dapat dipaparkan bahwa dari 6 item pertanyaan memiliki nilai correlated item-total correlation lebih besar dari nilai r-tabel (0,30). Hal ini berarti indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ketepatan pemberian opini dapat dikatakan valid sebagai alat ukur. Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel skeptisme profesional yang menunjukan bahwa nilai Cornbach’s Alpha sebesar 0,811 lebih besar dari 0,60. Hal ini berati item-item kuesioner untuk mengukur variabel skeptisme profesional dapat dikatakan konsisten atau reliable sebagai alat ukur. Hasil uji reliabilitas variabel pengalaman auditor yang menunjukan bahwa nilai Cornbach’s Alpha sebesar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) 0,927 lebih besar dari 0,60. Hal ini berati item-item kuesioner untuk mengukur variabel pengalaman auditor dapat dikatakan konsisten atau reliable sebagai alat ukur. Hasil uji reliabilitas variabel keahlian audit yang menunjukan bahwa nilai Cornbach’s Alpha sebesar 0,31 lebih besar dari 0,60. Hal ini berati item-item kuesioner untuk mengukur variabel keahlian audit dapat dikatakan konsisten atau reliable sebagai alat ukur. Dan hasil uji reliabilitas variabel ketepatan pemberian opini yang menunjukan bahwa nilai Cornbach’s Alpha sebesar 0,836 lebih besar dari 0,60. Hal ini berati item-item kuesioner untuk mengukur variabel ketepatan pemberian opini dapat dikatakan konsisten atau reliable sebagai alat ukur. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test disajikan pada tabel 1 berikut:
Gambar 1 Hasil Uji Normalitas Sumber: Data Diolah 2014
Berdasarkan gambar 1. diatas, menunjukkan bahwa model regresi yang diproleh berditribusi normal, dimana sebaran data berada disekitar garis diagonal, hal ini berati uji normalitas terpenuhi.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov test
Test Valuea Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Skeptisme Profesional 27b 14 16 30 14 -0,535 0,593
Pengalaman Auditor 18 18 12 30 20 1,589 0,112
Keahlian Audit 20 4 26 30 7 -0,364 0,716
Ketepatan Pemberian Opini 27 11 19 30 18 1.030 0,303
Sumber: Data Diolah 2014
Berdasarkan tabel 1. diatas terlihat bahwa nilai Kolmogorov Smirnov masingmasing variabel lebih besar dari 0,05. Dimana nilai Kolmogorov Smirnov variabel skeptisme profesional sebesar 0,593, Pengalaman auditor sebesar 0,112, variabel keahlian audit sebesar 0,716, dan variabel ketepatan pemberian opini sebesar 0,303 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan berdistribusi normal terpenuhi. Secara visual gambar gerafik normal probability plot dapat dilihat pada gambar 1. Berikut:
Hasil Uji Heteroskedastisitas dapat disajikan pada gambar 2. Berikut:
Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data Diolah 2014
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) Hasil pengujian pada gambar 2 menunjukkan bahwa grafik scaterplot tidak membentuk pola yang teratur seperti bergelombang, melebar ataupun menyempit, tertentu, sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas atau dapat disebut homokedastisitas. Hasil uji multikolonearitas yaitu nilai Tolerance masing-masing variabel lebih besar dari 10% atau 0,1 yaitu untuk variabel skeptisme professional sebesar 0,922, variabel pengalaman auditor sebesar 0,938 dan variabel keahlian audit sebesar 0,953. Demikian juga dengan VIF masing-masing variabel memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 yaitu untuk variabel skeptisme professional sebesar 1,084, variabel pengalaman auditor sebesar 1,066 dan variabel keahlian audit sebesar 1,050. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi hubungan atau gejala multikolinieritas antar variabel bebas. Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi didapatkan nilai DurbinWatson sebesar 2,054. Untuk menentukan
Pertama uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besaran dalam persen pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berati kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen dengan sangat terbatas. Berdasarkan hasil uji determinasi diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,665, yang mengandung arti bahwa 66% variasi besarnya ketepatan pemberian opini bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu skeptisme profesional, pengalaman auditor, dan keahlian audit. Sedangkan sisanya 34% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Analisis regresi linier berganda bertujan untuk mengetahui pengaruh skeptisme profesional, pengalaman auditor dan keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor pada Inspektorat Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem. Analisis regresi berganda dapat disajikan pada tabel 2, berikut:
Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Lenier Berganda
Model 1
(Constant) Skeptisme Profesional Pengalaman Auditor Keahlian Audit
Unstandardized Coefficients Std. B Error 10.077 3.910 0,759 0,115 0,182 0,082 0,306 0,132
Standardize d Coefficients Beta 0,740 0,248 0,254
T 2.577 6.614 2.232 2.313
Sig. 0,016 0,000 0,034 0,029
Sumber: Data Diolah 2014
ada tidaknya autokorelasi terlebih dahulu ditentukan nilai dL dan nilai dU dengan melihat tabel DW (derajat kepercayaan 5% atau 0,05). Dimanan didapatkan nilai dL = 1,006 dan dU = 2,421. Nilai DW sebesar 2,054 lebih besar dari nilai dL sebesar 1,006 dan lebih kecil dari nilai dU sebesar 2,421, maka dapat disimpulkan bahwa model ini tidak ada autokorelasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menentukan koefisien determinasi, regresi linier berganda, uji kelayakan model t dan uji kelayakan model f.
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui konstanta () = 10,077, nilai koefisien regresi b1 = 0,759, nilai koefisien b2 = 0,133, dan nilai koefisien b3 = 0,306. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditentukan persamaan regresi linier berganda pola pengaruh variabel variabel skeptisme profesional (X1), pengalaman auditor (X2), keahlian audit (X3) terhadap ketepatan pemberian opini (Y) dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) Y= + b1X1 + b2X2 +b3X3 + e Y = 10,077+0,759X1+0,182X2+0,306X3+ e Koefisien regresi skeptisme profesional (X1) sebesar 0,759 menggambarkan bahwa skeprisme profesional auditor mempunyai pengaruh positif terhadap besarnya ketepatan pemberian opini artinya apabila auditor memiliki skeptisme profesional yang tinggi maka akan dapat meningkatkan ketepatan pemberian opini oleh auditor. Koefisien regresi pengalaman auditor (X2) sebesar 0,182 menggambarkan bahwa pengalaman auditor mempunyai pengaruh positif terhadap besarnya ketepatan pemberian opini artinya apabila auditor memiliki pengalaman semakin tinggi maka dapat meningkatkan ketepatan pemberian opini oleh auditor. Koefisien regresi keahlian audit (X3) sebesar 0,306, menggambarkan bahwa keahlian audit mempunyai pengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini artinya apabila auditor memiliki keahlian audit yang tinggi maka dapat meningkatkan ketepatan pemberian opini oleh auditor. Berdasarkan persamaan diatas, dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi berganda positif. Hal ini mengartikan bahwa terdapat pegaruh positif antara skeptisme profesional (X1), pengalaman auditor (X2), keahlian audit (X3) terhadap ketepatan pemberian opini (Y) pada kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng, Bangli, dan Karangasem. Hasil uji t (parsial) didapatkan hasil yang pertama: pengaruh skeptisme profesional terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor, diproleh nilai thitung sebesar 6,614 > dari nilai ttabel sebesar 2,056 dan nilai signifikan skeptisme profesional sebesar 0,000 < dari 0,05 sehingga H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel skeptisme profesional berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Kedua, pengaruh pengalaman auditor terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor, diproleh nilai thitung sebesar 2,232 > dari nilai ttabel sebesar 2,056 dan nilai signifikan pengalaman auditor sebesar 0,034 < dari 0,05 sehingga H2 diterima. Hal ini menujukkan bahwa variabel pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap
ketepatan pemberian opini oleh auditor. Dan ketiga, pengaruh keahlian audit terhadat ketepatan pemberian opini oleh auditor, diproleh nilai thitung sebesar 2,313 > dari nilai ttabel sebesar 2,056 dan nilai signifikan keahlian audit sebesar 0,029 < dari 0,05 sehingga H3 diterima. Hal ini menujukkan bahwa variabel keahlian audit berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Pengaruh Skeptisme Profesional Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Oleh Auditor Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara variabel skeptisme profesional terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa variabel skeptisme profesional (X1) memiliki nilai thitung adalah 6,614 > nilai ttabel 2,056 dengan nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil 0,05. Sehingga dapat dikatakan skeptisme professional berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Hasil penelitian didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Arfin Adrian (2013) yang berjudul “Pengaruh Skeptisme Professional, Etika Dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Oleh Auditor (Studi Empiris Pada BPK RI Perwakilan Provensi Riau)” dengan hasil penelitian yaitu skeptisme profesinal, etika, dan keahlian audit berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Selain hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Aldiansyah Utama Prihandono (2008) dengan judul “Hubungan Skeptisme Propesional Auditor, Situasi Audit, Independensi, Etika, Keahlian, dan Pengalaman Dengan Keputusan Pemberian Opini Audit Oleh Auditor (Studi Empiris Pada KAP di Jakarta)” dengan hasil penelitian skeptisme propesional auditor, situasi audit dan pengalaman auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemberian opini audit oleh auditor. Hasil regresi menyatakan bahwa skeptisme profsional berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Auditor bertanggungjawab
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) untuk memberikan opini terhdap hasil audit yang telah dilakukan dengan baik dan benar. Untuk mencapai hal tersebut, pengauditan harus direncanakan dan dilakukan dengan sikap skeptisme professional dalam segala hal yang terkait dengan kegiatan pengauditan. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Oleh Auditor Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara variabel pengalaman auditor terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa variabel pengalaman auditor (X2) memiliki nilai thitung adalah 2,232 > nilai ttabel 2,056 dengan nilai signifikansi 0,034 yang lebih kecil 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Hasil penelitian didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunita Permatasari (2009) dengan judul “Pengaruh Independensi, Etika, Pengalaman, Serta Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Pada 30 Kantor Akuntan Publik Di Jakarta Selatan)” dengan hasil penelitian independensi, etika, pengalaman, dan keahlian audit secara simultan maupun parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Selain itu hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Aldiansyah Utama Prihandono (2008) dengan judul “Hubungan Skeptisme Propesional Auditor, Situasi Audit, Independensi, Etika, Keahlian, dan Pengalaman Dengan Keputusan Pemberian Opini Audit Oleh Auditor (Studi Empiris Pada KAP di Jakarta)” dengan hasil penelitian skeptisme propesional auditor, situasi audit dan pengalaman auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemberian opini audit oleh auditor. Hasil regresi menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Pengalaman yang cukup tinggi akan menunjang kualitas audit yang dihasilkan. Dengan pengalaman yang
dimiliki seorang auditor maka pengetahuan yang dimiliki akan semakin luas dan auditor akan terbiasa dalam menghadapi masalah atau pekerjaan yang sejenis. Pengaruh Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Oleh Auditor Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara variabel keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa variabel keahlian audit (X3) memiliki nilai thitung adalah 2,313 > nilai ttabel 2,056 dengan nilai signifikansi 0,029 yang lebih kecil 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa keahlian audit berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Hasil penelitian didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Arfin Adrian (2013) yang berjudul “Pengaruh Skeptisme Professional, Etika Dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Oleh Auditor (Studi Empiris Pada BPK RI Perwakilan Provensi Riau)” dengan hasil penelitian yaitu skeptisme profesinal, etika, dan keahlian audit berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Selain itu penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Yunita Permatasari (2009) dengan judul “Pengaruh Independensi, Etika, Pengalaman, Serta Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Pada 30 Kantor Akuntan Publik Di Jakarta Selatan)” dengan hasil penelitian independensi, etika, pengalaman, dan keahlian audit secara simultan maupun parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Hasil regresi menyatakan bahwa keahlian audit berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Auditor harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam tugasnya, keahlian ini meliputi keahlian mengenai audit yang mencakup antara lain: merencanakan program kerja pemeriksaan, menyusun program kerja pemeriksaan, melaksanakan program kerja pemeriksaan, menyusun kertas kerja pemeriksaan, menyusun berita pemeriksaan, dan laporan hasil pemeriksaan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa skeptisme professional, pengalaman auditor, dan keahlian audit berpengaruh positif terhadap terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Skeptisme profesional berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Hal ini menunjukan bahwa, semakin tinggi skeptisme profesional yang dimiliki oleh auditor maka dalam melakukan pemeriksaan akan menghasilkan hasil yang lebih baik juga. 2. Pengalaman auditor berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Seorang auditor sangatlah penting untuk memeliki pengalaman yang cukup memadai karena semakin tinggi pengalaman maka hasil pengauditan yang dilakukan akan semakin akurat juga. 3. Keahlian audit berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin banyak keahlian yang dimiliki oleh auditor makan dalam pemeriksaan dan pemberian opini oleh auditor semakin handal dan akurat. 4. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel skeptisme profesional memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor, hal ini dilihat dari nilai koefisien regresi yang paling besar yaitu 0,759 dibandingkan dengan koefisien regresi variabel yang lainnya. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas adapaun saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian yang sejenis adalah sebagai berikut: 1. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan waktu
2.
3.
yang cukup dan tidak terburu-buru, agar mendapat hasil yang lebih baik. Memberikan waktu yang cukup kepada responden agar responden dapat memahami seluruh pertanyaan yang ada didalam kuesioner, dan agar mendapat jawaban yang tepat. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel independen yang lebih banyak yang dapat mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh auditor, sehingga akan menghasilkan data yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Adrian, Arfin. 2013. Pengaruh Skeptisme Professional, Etika Dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Oleh Auditor. Skripsi: Universitas Negeri Padang. Arens, Alvin A. 2008. Auditing dan Jasa Assurance. Jilid 1. Edisi Keduabelas. Erlangga: Jakarta. Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Journal Directory : Kumpulan Jurnal Akuntansi dan Keuangan Unika Petra. Ghozali, Imam.2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang : BP Undip. Harhinto, Teguh . 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Semarang. Tesis Maksi : Universitas Diponegoro. IAI. 2001. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta. Salemba Empat. Permatasari, Yunita. 2009. Pengaruh Independensi, Etika, Pengalaman, Serta Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor. Skripsi: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) Santoso, Singgih. 2011. Mastering SPSS versi 19. PT Elex Media Komputindo : Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Utama, Aldiansyah Prihandono. 2008. Hubungan Skeptisme Propesional Auditor, Situasi Audit, Independensi, Etika, Keahlian, dan Pengalaman Dengan Keputusan Pemberian Opini Audit Oleh Auditor. Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Yusuf Aulia, Muhamamad. 2013. Pengaruh pengalaman, independensi dan skeptisme profesional auditor terhadap pendeteksian kecurangan. Skripsi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.