e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
PENGARUH PROFESIONALISME, PENGALAMAN KERJA, KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN ETIKA PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSANAAN (STUDI EMPIRIS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN KARANGASEM DAN KABUPATEN BADUNG) Made Herman Mahardika[1], Nyoman Trisna Herawati[1], I Made Pradana Adi Putra[2] Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id}. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profesionalisme, pengalaman kerja, keahlian audit, independensi, dan etika pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung. Populasi yang digunakan adalah seluruh pegawai yang bekerja sebagai pengawas intern dan auditor internal pemerintah di Inspektorat Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampel jenuh. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dengan jumlah 40 orang. Metode pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda, uji t, dan uji F dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme, pengalaman kerja, keahlian audit, independensi, dan etika pemeriksa berpengaruh positif dan signifikan secara parsial dan simultan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung. Kata Kunci: Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit, Independensi, Etika Pemeriksa dan Kualitas Hasil Audit
Abstract This study was aimed at finding out the effect of professionalism, working experience, auditing skill, independency, and ethics of the auditors on quality of auditing results. The population consisted of all workers who worked as government internal supervisors and internal auditors in inspectorates of Karangasem and Badung regencies. The sampling technique used was saturated sampling. The sample consisted of all the population (40). The data were collected using questionnaire method. The data analysis used multiple linear regression, t-test, and F-test aided by SPSS program. The results showed that both partially and simultaneously, professionalism, working experience, auditing skill, independency, and ethics of the auditors have a positive and significant effect on quality of auditing results in the Inspectorates of Karangasem and Badung regencies. Keywords: Professionalism, Working Experience, Auditing Skill, Independency, Ethics of the Auditors and Quality of Auditing Results
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
PENDAHULUAN Pemeriksaan dilakukan guna menilai dan melihat sejauhmana kegiatan pemerintahan dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya pemeriksaan atau audit biasanya dilakukan untuk menilai apakah ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi atau sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemeriksaan juga dilakukan untuk menilai apakah pelaksanaan pemerintahan atau pelaksanaan kegiatan oprasional pemerintah sudah dijalankan sesuai dengan aturan yang berlaku. Untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang maksimal, seorang pemerika harus memiliki kecakapan profesional atau sering disebutkan dengan profesionalisme. Profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualitas dari seseorang yang professional. Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja yang profesional (Suantara, 2014). Selain profesionalisme, pengalaman kerja seorang auditor di Inspektorat juga merupakan suatu faktor yang penting untuk menunjang suatu kualitas audit yang baik. Dengan adanya pengalaman kerja yang baik seorang auditor juga akan memiliki keahlian audit terkait dengan masalah yang diperiksanya. Dengan itu seorang auditor butuh sikap yang independen dan mematuhi kode etik yang sudah ditetapkan demi mendapatkan kualitas audit yang baik. Kualitas audit sangatlah perlu untuk ditingkatkan menginggat pengawasan dan evaluasi akan penggunaan sumber daya harus dipertanggungjawabkan sebagai mana mestinya. Banyak kasus yang terjadi di Indonesia akan penggunaan sumber daya yang dilaporkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Dalam kegiatan audit diharapkan kualitas audit yang baik karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan hasil audit yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan adanya kekhawatiran akan meningkatnya kasus korupsi yang tidak pernah tuntas, sehingga dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap laporan hasil pemeriksaan. Serta
akan mempengaruhi terhadap profesi aparat pengawasan intern pemerintah daerah (Purnami, 2014). Dengan laporan audit yang baik maka kepercayaan masyarakat akan penggunaan sumber daya akan meningkat. Alasan di pilihnya lokasi penelitian pada Inspektorat Kabupaten Badung dan Karangasem adalah tata kelola pemerintahan yang baik yang dilakukan oleh aparat pemerintahan masing masing daerah. Hal ini merupakan hasil dari pengawasan serta evaluasi dari Aparat Pengawas Intern Pemerintahan (APIP) masing masing daerah. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti bagaimana para auditor yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten Badung dan Karangasem menjalankan tugas dan fungsi audit di lingkungannya sehingga menghasilkkan tata kelola pemerintahan yang baik. Penelitian ini juga reflikasi dari penelitian sebelumnya yaitu untuk mengetahui pengaruh profesionalisme, pengalaman kerja, keahlian audit, independensi, dan etika pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung. Berdasarkan urain diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana pengaruh profesionalisme terhadap kualitas hasil pemeriksaan, (2) Bagaimana pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas hasil pemeriksaan, (3) Bagaimana pengaruh keahlian audit terhadap kualitas hasil pemeriksaan, (4) Bagaimana pengaruh indenpendensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan, (5) Bagaimana pengaruh etika pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan dan, (6) Bagaimana pengaruh professionalisme, pengalaman kerja, keahlian audit, indenpendensi dan etika pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan Dalam rangka menjawab permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah profesionalisme, pengalaman kerja, keahlian audit, independensi, dan etika pemeriksa berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Manfaat untuk mahasiswa, hasil penelitian ini bermanfaat menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai Pengaruh Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit, Indenpendensi Dan Etika Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan, serta dapat memperkaya referensi bagi peneliti lainnya dalam upaya mengembangkan alternatif komponen lain yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Bagi Inspektorat Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak Inspektorat Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung mengenai Pengaruh Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit, Indenpendensi Dan Etika Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Dan pihak-pihak yang memerlukan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai input yang berharga untuk menambah pengetahuan bagi pembaca serta dapat digunakan sebagai sumber referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya. Auditor dalam menjalankan perannya, dituntut memiliki tanggung jawab yang semakin besar. Sikap profesionalisme seorang auditor sangat berperan penting dalam pemeriksaan laporan keuangan perusahaan. Profesionalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kualitas, mutu dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi. Kajian mengenai profesionalisme ini menitikberatkan pada cerminan tingkah laku seseorang dalam hal ini auditor dalam bertindak dan berperilaku sesuai dengan etika dan bertindak sesuai dengan pekerjaan (Entuu dkk, 2013). H1 : Profesionalisme berpengaruh terhadap Kualitas Audit Selain pendidikan dan pengetahuan, fungsi pemeriksaan internal juga dituntut berpengalaman. Menurut Desyani dan Ratnadi (2006), pengalaman kerja merupakan lama kerja pengawas intern pada perusahaan. Semakin lama seorang pengawas intern bekerja pada perusahaan tersebut maka ia dapat mengembangkan
kemampuannya dalam melakukan tugas audit. H2 : Pengalaman Kerja berpengaruh terhadap Kualitas Audit Sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam keahlian audit. Shanteau (1987) dalam Ashari (2011) mendefinisikan keahlian sebagai orang yang memiliki ketrampilan dan kemampuan pada derajad yang tinggi. H3 : Keahlian Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit Independensi merupakan salah satu karakteristik terpenting bagi auditor dan merupakan dasar dari prinsip integritas dan objektivitas. Independensi menurut Arens dkk. (2008 : 111) dalam Tjun dkk. (2012) dapat diartikan mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan. H4 : Independensi berpengaruh terhadap Kualitas Audit Pelaksanaan audit harus mengacu pada standar audit ini, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit. Pengertian etika menurut Firdaus (2005: 37) adalah perangkat prinsip moral atau nilai. Masing – masing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan secara eksplisit. H5 : Etika berpengaruh terhadap Kualitas Audit Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Menurut De Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2003 : 25) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien. H6 : Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit, Independensi, Etika Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit METODE Penelitian ini dilakukan pada Inspektorat Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung. Jenis dari penelitian ini
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) adalah jenis penelitian kausal. Yang menjadi fokus akan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja sebagai pengawas intern dan auditor internal pemerintah di Inspektorat Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung. Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya tidak berbeda dengan populasinya. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode sampel jenuh yang mana seluruh populasi merupakan sampel itu sendiri. Sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 sampel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokesdatisitas. Hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda., uji koefisien determinasi (R2), uji parsial (uji t) dan uji simultan (uji F). Hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dilanjutkan dengan menyimpulkan dan memberikan saran. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah kuesioner yang disebar pada penelitian ini sebanyak 40 kuesioner. Dari 40 kuesioner yang disebar yang kembali
pengembalian kuesioner yang dapat diolah untuk dianalisis sebesar 87,5 persen. Dari hasil pengujian statistik deskriptif diketahui bahwa skor terendah (minimum) dari jawaban responden untuk variabel Profesionalisme (X1) adalah 42 dan skor tertinggi (maximum) dari jawaban responden adalah 60, sehingga rata-rata (mean) jumlah skor jawaban Profesionalisme adalah 51,09. Variabel Pengalaman Kerja (X2) mempunyai skor terendah (minimum) sebesar 48 dan skor tertinggi (maximum) dari jawaban responden sebesar 60, sehingga rata-rata (mean) nya adalah 53,37. Variabel Keahlian Audit (X3) mempunyai skor terendah (minimum) sebesar 20 dan skor tertinggi (maximum) dari jawaban responden sebesar 30, sehingga rata-rata (mean) nya adalah 25,37. Variabel Independensi (X4) mempunyai skor terendah (minimum) sebesar 24 dan skor tertinggi (maximum) dari jawaban responden sebesar 30, sehingga rata-rata (mean) nya adalah 26,69. Variabel Etika Pemeriksa (X4) mempunyai skor terendah (minimum) sebesar 16 dan skor tertinggi (maximum) dari jawaban responden sebesar 25, sehingga rata-rata (mean) nya adalah 21,09. Variabel Kualitas Hasil Pemeriksa (Y) mempunyai skor terendah (minimum) sebesar 18 dan skor tertinggi (maximum) dari jawaban responden sebesar 25, sehingga rata-rata (mean) nya adalah 21,49. Hasil uji deskriptif dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Analisis Deskriptif Variabel Profesionalisme Pengalaman Kerja Keahlian Audit Independensi Etika Pemeriksa Kualitas Hasil Pemeriksaaan Valid N (listwise) Sumber: Ouput SPSS v. 19, 2015
N 35 35 35 35 35 35 35
Minimum 42 48 20 24 16 18
sebanyak 35. Dari 35 kuesioner yang kembali pengisiannya lengkap dan memenuhi ketentuan. Tingkat pengembalian kuesioner pada perhitungan tersebut sebesar 87,5 persen dan tingkat
Maximum 60 60 30 30 25 25
Mean 51,09 53,37 25,37 26,69 21,09 21,49
Std. Deviation 5,299 4,941 2,365 2,471 2,035 1,821
Pengujian validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2004). Pengujian validitas dilaksanakan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor, sehingga didapat nilai pearson korelation. Suatu Instrumen dikatakan valid apabila nilai r pearson korelation terhadap skor total lebih besar dari r kritis (0,30) (Sugiyono, 2009). Hasil uji vaiditas pada penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan adalah valid. Dimana semua item pertanyaan pada penelitian ini memiliki nilai r pearson korelation terhadap skor total lebih besar dari r kritis (0,30). Uji relibilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama ( Sugiyono, 2008). Instrumen yang digunakan dalam pengujian ini adalah dengan koefisien Cornbach’s Alpha. Secara umum suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai hitung statistik Cornbach Alpha lebih besar dari 0.60. hasil penelitian ini menunjukkan nilai Cornbach’s Alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0.60 sehingga instrumen pada penelitian ini dinyatakan reliabel. Hasil pengujian normalitas pada penelitian ini melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal grafik atau melihat histogram dari residualnya. Data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya maka dapat diakatakan bahwa data berdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan berdistribusi normal dapat dilihat pada gambar 1.
Hasil uji multikolinieritas pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel lebih besar dari 10% atau 0,1 (Effendy, 2011). Demikian juga dengan VIF masing-masing variabel memiliki nilai yang lebih kecil dari 10. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah multikolinearitas sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah homokesdasitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan bahwa grafik scaterplot tidak membentuk pola yang teratur seperti bergelombang, melebar ataupun menyempit, tertentu, sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas atau dapat disebut homokedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 2. Analisis regresi berganda digunakan
Gambar 2. Hasil Uji Heterokesdatisitas Sumber: Output SPSS v. 19, 2015
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Sumber: Output SPSS v. 19, 2015
untuk melihat pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi dalam penelitian ini adalah untuk menguji variabel Profesionalisme (X1), Pengalaman Kerja (X2), Keahlian Audit (X3), Independensi (X4), dan Etika Pemeriksa (X5) terhadap Kualitas Hail Pemeriksaan (Y). Dari hasil uji statistik diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = -5,837 + 0,356X1 + 0,160X2 + 0,206X3 + 0,311X4 + 0,168X5
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Hasil Regresi Linier Berganda dapat dilihat pada tabel 2.
Independensi (X4), (X5), tetap/konstan.
dan Etika Pemeriksa
Tabel 2. Hasil Regresi Linier Berganda Unstandardized Coefficients
Variabel (Constant) Profesionalisme Pengalaman Kerja Keahlian Audit Independensi Etika Pemeriksa Sumber: Ouput SPSS v. 19, 2015
B -5,837 0,356 0,160 0,206 0,311 0,168
Dimana dapat dijelaskan Y adalah Kualitas Hasil Pemeriksaan, α adalah bilangan konstan yang memiliki nilai hitung sebesar -5,837, β1 adalah variabel Profesionalisme yang memiliki nilai hitung sebesar 0,356, β2 adalah variabel Pengalaman Kerja yang memiliki nilai hitung sebesar 0,160, β3 adalah variabel Keahlian Audit yang memiliki nilai hitung sebesar 0,206, β4 adalah variabel Independensi yang memiliki nilai hitung sebesar 0,311, β5 adalah variabel Etika Pemeriksa yang memiliki nilai hitung sebesar 0,168 dan adalah standar eror. Persamaan regresi linier berganda diatas menunjukkan besar serta hasil pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari persamaan regresi linier berganda diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Nilai konstanta sebesar -5,837 menunjukkan bahwa apabila variabel Profesionalisme (X1), Pengalaman Kerja (X2), Keahlian Audit (X3), Independensi (X4), dan Etika Pemeriksa(X5), memiliki nilai 0 (nol), maka penerapan transparansi pelaporan keuangan mengalami peningkatan sebesar nilai konstanta tersebut. Nilai koefisien β1= 0,356 menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Profesionalisme (X1) akan mendorong peningkatan Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) sebesar 0,356 dengan asumsi variabel Pengalaman Kerja (X2), Keahlian Audit (X3),
Standardized Coefficients Std. Error 1,337 0062 0,069 0,48 0,077 0,074
Beta 0,352 0,154 0,212 0,280 0,142
T -4,367 5,703 2,301 4,295 4,017 2,255
Sig. 0,000 0,000 0,029 0,000 0,000 0,032
Nilai koefisien β2=0,160 menunjukkan bahwa terjadi kenaikan satu satuan variabel Pengalaman Kerja (X2) akan mendorong peningkatan kualitas hasil pemeriksaan (Y) sebesar 0,160 dengan asumsi variabel Profesionalisme (X1), Keahlian Audit (X3), Independensi (X4), dan Etika Pemeriksa (X5), bernilai positif. Nilai koefisien β3 =0,206 menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Keahlian Audit (X3) akan mendorong peningkatan Kualitas Hasil pemeriksaan (Y) sebesar 0,206 dengan asumsi variabel Profesionalisme (X1), Pengalaman Kerja (X2), Independensi (X4), dan Etika Pemeriksa (X5), tetap/konstan. Nilai koefisien β4= 0,311 menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Independensi (X4) akan mendorong peningkatan Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) sebesar 0,311 dengan asumsi variabel Profesionalisme (X1), Pengalaman Kerja (X2), Keahlian Audit (X 3), dan Etika Pemeriksa (X5), tetap/konstan. Nilai koefisien β5= 0,168 menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Etika Pemeriksa (X5) akan mendorong peningkatan Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) sebesar 0.168 dengan asumsi variabel Profesionalisme (X1), Pengalaman Kerja (X2), Keahlian Audit (X3), dan Independensi (X4), tetap/konstan. Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu. Begitu juga dengan penjelasan selanjutnya.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar persentase variasi dalam dependen variabel yang dijelaskan oleh variasi dalam independen variable. Hasil yang diperoleh dari uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 3.
Pengujian hipotesis ketiga (H3) dapat dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Keahlian Audit (X3) nilai
Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model
R
R Square
1
0,982
0,964
Adjusted R Square 0,957
Std. Error of the Estimate 0,488
Sumber: Output SPSS v. 19, 2015
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai koefisien determinai (R²) sebesar 0,964 hal ini memiliki arti bahwa 96,4 persen variasi Kualitas Hasil Audit dipengaruhi oleh Profesionalisme, pengalaman kerja, keahlian audit, independensi, dan etika profesi , sedangkan sisanya 5,6 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan atau diuji pada penelitian ini. Dari hasil penelitian ini pengujian hipotesis pertama (H1) dapat dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Profesionalisme (X1) nilai thitung adalah 5,703 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Hal ini berarti variabel Profesionalisme secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Pengujian hipotesis kedua (H2) dapat dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Pengalaman Kerja (X2) nilai thitung adalah 2,301 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,029 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Hal ini berarti variabel Pengalaman Kerja secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
thitung adalah 4,295 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis ketiga (H3) diterima. Hal ini berarti variabel Keahlian Audit secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Pengujian hipotesis keempat (H4) dapat dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Independensi (X4) nilai thitung adalah 4,017 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis keempat (H4) diterima. Hal ini berarti variabel Independensi secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Pengujian hipotesis kelima (H5) dapat dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Etika Pemeriksa (X4) nilai thitung adalah 2,255 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,032 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis kelima (H5) diterima. Hal ini berarti variabel Etika Pemeriksa secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Pengujian simultan digunakan untuk mengetahui seluruh variabel independen memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) tekanan eksternal, faktor politik, komitmen manajemen dan variabel dependennya adalah transparansi pelaporan keuangan. Hasil uji simultan (uji F) dapat dilihat pada tabel 4.
benar mampu untuk diandalkan dan dipercaya oleh pengguna laporan baik itu manajemen SKPD ataupun masyarakat.
Tabel 4. Hasil Uji F Model Regression Residual Total
Sum of Squares 182,249 6,849 189,143
Df 5 29 34
Mean Square 36,450 0,238
F
Sig.
153,335
,000
a
Sumber: Output SPSS v. 19, 2015
Berdasarkan hasil uji F, bahwa nilai Fhitung adalah 153,355 > nilai Ftabel 2,550 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis keenam (H6) diterima. Hal ini berarti variabel Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit, Independensi dan Etika Pemeriksa secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dari hasil penelitian ini pengujian hipotesis pertama (H1) dapat dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Profesionalisme (X1) nilai thitung adalah 5,703 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Hal ini berarti variabel Profesionalisme secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Menurut Hudiwinarsih (2010) dalam Putri dan Saputra (2013), sikap profesional sering dinyatakan dalam literatur, profesionalisme berarti bahwa orang bekerja secara profesional. Dengan adanya sikap profesionalisme seorang auditor internal dalam melaksanakan proses pemeriksaan maka auditor tersebut akan melaksanakan proses pemeriksaan dengan baik sehingga dengan dilaksanakannya proses pemeriksaan yang baik akan menghasilkan laporan audit yang benar
Hasil Penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Purnami (2014) yang menyatakan bahwa kecakapan professional berpengaruh secara parsial terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor internal pada Inspektorat Kabupaten Bangli. Sikap profesionalisme seorang auditor sangat berperan penting dalam pemeriksaan laporan keuangan perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Saputra dan Yasa (2010) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara variabel profesionalisme terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dari hasil penelitian ini pengujian hipotesis kedua (H2) dapat dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Pengalaman Kerja (X2) nilai thitung adalah 2,301 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,029 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Hal ini berarti variabel Pengalaman Kerja secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Menurut Desyani dan Ratnadi (2006), pengalaman kerja merupakan lama kerja pengawas intern pada perusahaan. Semakin lama seorang pengawas intern bekerja pada perusahaan tersebut maka ia dapat mengembangkan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) kemampuannya dalam melakukan tugas audit. Pengalaman kerja seorang auditor akan menjadi suatu landasan seorang auditor internal dalam bekerja. Dengan adanya pengalaman kerja, seorang auditor akan menggunakan pengalamannya tersebut untuk menyelesaikan permasalahan audit yang ditemuinya dalam proses pemeriksaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang diperoleh Purnami (2014) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Selain Purnami (2014), hasil penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah Saputra dan Yasa (2010) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara variabel pengalaman kerja terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali. Pengaruh Keahlian Audit terhadap Penerapan Kualitas Hasil Pemeriksaan Dari hasil penelitian ini pengujian hipotesis ketiga (H3) dapat dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Keahlian Audit (X3) nilai thitung adalah 4,295 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis ketiga (H3) diterima. Hal ini berarti variabel Keahlian Audit secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Keahlian seorang dalam melaksakan pemeriksaan itu sendiri akan menjadikan auditor tersebut mampu melaksanakan ugas pemeriksaan dengan baik. Dengan terlaksananya tugas pemeriksaan itu dengan baik maka akan auditor mampu menghasilkan laporan audit yang dapat diandalkan sehingga kualitas hasil pemeriksaan akan menjadi lebih baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Ashari (2011) pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh keahlian adalah searah dengan kualitas auditor atau dengan kata lain keahlian yang baik / tinggi akan
berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila keahlian rendah / buruk maka kualitas auditor akan rendah / buruk. Purnami (2014) memperoleh hasil yang sama dengan penelitian ini. Hasil yang diperoleh Purnami (2014) menyatakan bahwa keahlian audit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Bangli. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dari hasil penelitian ini pengujian hipotesis keempat (H4) dapat dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Independensi (X4) nilai thitung adalah 4,017 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis keempat (H4) diterima. Hal ini berarti variabel Independensi secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Independensi merupakan salah satu faktor yang menunjang akan kualitas hasil audit. Dengan diterapkannya sikap independen oleh seorang auditor maka akan mampu mengungkapkan temuan temuan dari transaksi ataupun belanja belanja. Dengan sikap independensi yang diterapkan oleh auditor internal ini maka dapat dipastikan bahwa kualitas hasil pemeriksaan akan manjadi baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Purnami (2014) dan Ashari (2011) yang menyatakan bahwa Independensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Selain itu menurut penelitian Saputra dan Yasa (2010) memperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara variabel independensi (X1) terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali. Hasil tidak sejalan dengan hasil yang diperoleh Effendy (2010) dan Tjun, dkk (2012) yang memperoleh hasil penelitian bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil penelitian.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Pengaruh Etika Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dari hasil penelitian ini pengujian hipotesis kelima (H5) dapat dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Etika Pemeriksa (X4) nilai thitung adalah 2,255 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,032 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis kelima (H5) diterima. Hal ini berarti variabel Etika Pemeriksa secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) menyatakan bahwa auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit APIP, dengan kriterianya kode etik pejabat pengawas pemerintah / auditor dengan rekan sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek pemeriksanya dan auditor dengan masyarakat. Auditor mempunyai kode etik dalam menjalankan fungsi auditnya. Hal Ini berarti bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai penyedia informasi, maka jika auditor tersebut menjunjung tinggi kode etik profesi yang dimilikinya maka akan menghasilkan hasil audit yang baik pula. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil yang diperoleh Ashari (2011) yang memperoleh hasil bahwa etika pemeriksa tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Perbedaan hasil yang diperoleh ini mungkin disebabkan oleh penerapan ataupun pelaksanaan proses audit yang dilakukan oleh sampel masing masing penelitian berbeda. Pengaruh Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit, Independensi dan Etika Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit, Independensi dan Etika
Pemeriksa secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit. Dengan jumlah sampel sebanyak 35, pada taraf α = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang/df1 (k) = 5 (jumlah variabel independen) dan derajat kebebasan penyebut/df2 (n-k-1) = 35-5-1, diperoleh nilai Ftabel 2,550. Hal ini menunjukkan pada tabel 4.13 bahwa nilai Fhitung adalah 153,355 > nilai Ftabel 2,550 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis keenam (H6) diterima. Hal ini berarti variabel Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit, Independensi dan Etika Pemeriksa secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Dengan adanya sikap profesionalisme seorang auditor internal dalam melaksanakan proses pemeriksaan maka auditor tersebut akan melaksanakan proses pemeriksaan dengan baik sehingga dengan dilaksanakannya proses pemeriksaan yang baik akan menghasilkan laporan audit yang benar benar mampu untuk diandalkan dan dipercaya oleh pengguna laporan baik itu manajemen SKPD ataupun masyarakat. Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja yang profesional (Suantara, 2014). Selain profesionalisme, pengalaman kerja seorang auditor di Inspektorat juga merupakan suatu faktor yang penting untuk menunjang suatu kualitas audit yang baik. Dengan adanya pengalaman kerja yang baik seorang auditor juga akan memiliki keahlian audit terkait dengan masalah yang diperiksanya. Dengan itu seorang auditor butuh sikap yang independen dan mematuhi kode etik yang sudah ditetapkan demi mendapatkan kualitas audit yang baik. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan hasil pengujian yang telah dipaparkan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: Profesionalime berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan dengan nilai thitung adalah 5,703 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil dari 0,05.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Pengalaman Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan dengan nilai thitung adalah 2,301 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,029 yang berada di bawah atau lebih kecil dari 0,05. Keahlian Audit berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan dengan nilai thitung adalah 4,295 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil dari 0,05. Independensi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan dengan nilai thitung adalah 4,017 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil dari 0,05. Etika Pemeriksa berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan dengan nilai thitung adalah 2,255 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai signifikansi 0,035 yang berada di bawah atau lebih kecil dari 0,05. Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit, Indenpendensi Dan Etika Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 153,335 > nilai Ftabel 2,550 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05. SARAN Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel lain yang dianggap dapat berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan misalnya Tingkat Pendidikan Formal dan Kualifikasi Profesi. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah tempat penelitian di Inspektorat Kabupaten lainnya. Sehingga hasil penelitian ini dapat tergenelarisasi dengan baik. Inspektorat Kabupaten Badung dan Karangasem agar tetap mempertahankan keahlian dibidang audit bagai pegawai, sehingga kinerja pegawai tetap maksimal dan perlunya mempertahankan profesionalisme, pengalaman kerja, keahlian audit, independensi dan etika pemeriksa dari aktivitas yang diperiksa.
DAFTAR PUSTAKA Ashari, Ruslan. 2011. Pengaruh Keahlian, Independensi, Dan Etika Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Maluku Utara. Skripsi. Program Kekhususan Akuntansi Pemerintahan Pengawasan Keuangan Negara Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Desyani dan Ratnadi. 2006. Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, Dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Badung. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Effendy, M.T. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Gorontalo). Thesis. Program Studi Magister Sains Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Purnami, Komang Dian dkk. 2014. Pengaruh Kecakapan Profesional, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris: Inspektorat Kabupaten Bangli). Jurnal Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun2014) Saputra dan Yasa. 2010. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat Pendidikan Dan Pengalaman Kerja Pada Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Tidak Dipublikasikan Suantara, Gede. 2014. Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional dan Pengalaman Kerja Terhadap Efektivitas Sistem Pengndalian Internal (Studi Kasus Pada Bank
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Perkreditan Rakyat Kota Singaraja). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Tjun, T.L Dkk. 2012. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung Sugiyono, 2008. Metodologi Bandung : Alfabeta.
Penelitian.
Sugiyono, 2009. Metodelogi Penelitian Bisnis. Cv Alfabeta. Bandung.