e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL, PENGALAMAN KERJA, TINGKAT KUALIFIKASI PROFESI DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi kasus pada Inspektorat di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Gianyar) 1
Putu Gede Jurnaedi, Lucy Sri Musmini, 2Anantawikrama Tungga Atmadja
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan etika profesi terhadap kualitas audit yang dilakukan auditor di Inspektorat Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Gianyar. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 34 responden yang dipilih dengan cara Purposive Sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari responden melalui penyebaran kuesioner. Pengujian data dilakukan dengan cara uji validitas, uji reliabilitas dan pengujian hipotesi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan persamaan regresi linier berganda antara variabel independen dan variabel dependen, baik secara parsial maupun secara simultan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) tingkat pendidikan formal berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (2) pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (3) tingkat kualifikasi profesi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (4) etika profesi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (5) tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan etika profesi secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Kata kunci: tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi, etika profesi, kualitas audit Abstract This study was conducted in order to find out the effect of formal level of education,working experiences, professional qualification level, and professional ethics on the auditing quality made by the auditors in the inspectorate office in Klungkung and Gianyar regencies. There were about 34 respondents as the samples of the studyselected based on purposive sampling technique. The primary data used in this study obtained by using questionnaires. The test of the data was made by measuring validity, reliability and hypothesis testing. And the analysis was conducted by using multiple linear regressions between dependent and independent variables both simultaneously and partially.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) The results of the study indicated that (1)formal level of education had a significant effect onthe auditing quality, (2) working experienceshad a significant effect onthe auditing quality, (3) professional qualification levelhad a significant effect onthe auditing quality, and (4) professional ethicshad a significant effect onthe auditing quality, (5) formal level of education,working experiences, professional qualification level, and professional simultaneously effected the auditing quality. Key-words: formal level of education,working experiences, professional qualification level, and professional ethics, the auditing quality.
PENDAHULUAN Sesuai dengan konsep otonomi daerah yang tercantum dalam UndangUndang Nomor 22 Tahun 1999 terjadi perubahan yang cukup fundamental dalam mekanisme penyelenggaraan pemerintah. Hal ini menyebabkan perubahan terhadap pengelolaan keuangan (fiskal) negara sehubungan dengan penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sehingga pemerintah daerah mengatur sendiri mengenai pengelolaan keuangan daerahnya. Dalam mengelola keuangan daerahnya demi terciptnya pemerintah yang baik (good governance) harus ada yang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan daerah yang dilakukan. Disinilah tugas inspektorat untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. inspektorat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal Falah (2005) dalam Efendy (2010:3). Dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007 dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan pemerintahan, Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama, perencanaan program pengawasan; kedua, perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan; dan ketiga, pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan. Selain itu adapun tugas pokok Inspektorat adalah untuk: pertama, merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang pengawasan; kedua, menyusun rencana
dan program di bidang pengawasan; ketiga, melaksanakan pengendalian teknis operasional pengawasan; dan keempat, melaksanakan koordinasi pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Dalam menjalankan tugasnya, inspektorat belum dapat menjalankan tugasnya secara maksimal, hal ini disebabkan karena masih banyak temuan audit yang terdeteksi oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) khususnya dibeberapa kota atau daerah di Bali. Kondisi ini mencerminkan bahwa kantor inspektorat tidak lagi berjalan sebagai mana mestinya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Kantor inspektorat harusnya memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik, mengingat tugas dan fungsinya yaitu sebagai pengawas dan pemeriksa. Menurut De Anggelo (1981) dalam Badjuri (2012:123) mendefinisikan bahwa kualitas audit merupakan probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Adapun pelanggaran yang dimaksud adalah adanya ketidaksesuaian antara pernyataan tentang kejadian ekonomi klien dengan kriteria yang telah ditetapkan. Faktor sumber daya manusia instansi pemerintahan khususnya di Inspektorat merupakan salah satu hal penting yang akan menunjang kualitas audit yang berkualitas. Faktor pertama yang mungkin mempengaruhi kualitas audit seorang auditor adalah tingkat pendidikan formal auditor tersebut. Tingkat pendidikan formal merupakan dalah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang kompetensi seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya. Dengan memiliki pendidikan formal yang baik dapat meningkatkan
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) sumber daya manusia dan akan berpengaruh pada hasil audit. Menurut Cheng et al. (2009) Pebryanto (2013 : 2), menyarankan bahwa capaian pendidikan pada auditor dapat meningkatkan kualitas dari audit pemerintahan, serta pencapaian pendidikan menjamin kualitas tenaga kerja. Faktor kedua yang mungkin dapat mempengaruhi kualitas audit adalah pengalaman kerja auditor tersebut. Pengalaman kerja sebagai auditor adalah pembelajaran dengan waktu yang cukup lama sehingga mampu mematangkan dan memaksimalkan sikap dan prilaku auditor dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu seorang auditor harus memiliki pengalaman dalam praktek audit, karena auditor yang tidak berpengalaman cenderung akan melakukan keselahan dalam melaksanakan tugasnya dibandingkan dengan auditor yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengaudit. Faktor ketiga yang mungkin dapat mempengaruhi kualitas audit adalah Tingkat Kualifikasi Profesi. Tingkat kualifikasi profesi atau biasa disebut Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) merupakan program pendidikan lanjutan bagi para lulusan fakultas ekonomi program studi akuntansi. Menurut Cheng et al. (2009) dalam Pebryanto (2013 : 3) menyatakan bahwa di samping pencapaian pendidikan dan pengalaman kerja pada auditor, tingkat kualifikasi juga dapat mempengaruhi kualitas auditor agar lebih baik. Faktor terkahir yang mungkin berpengaruh terhadap kualitas audit adalah pemahaman auditor tersebut terhadap etika profesi yang telah ditetapkan dalam standar audit. Seorang auditor harus mampu berprilaku sesuai dengan moral dan nilai yang ada dan serta bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor. Sikap profesionalisme dari seorang auditor sangat penting untuk dapat mengadapi tekanan-tekanan dari pihakpihak yang mungkin memiliki kepentingan dalam proses auditnya. Berdasarkan uraian diatas adapun beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : pertama, pengaruh tingkat pendidikan formal terhadap kualitas audit. Menurut Sikula
(2003:50) tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Batubara (2008) menemukan bahwa latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan dan independensi secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Berdasarkan konsep dan bukti empiris yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, hipotesi pertama yang diajukan adalah: H1: Tingkat Pendidikan Formal Berpengaruh Signifikan Terhadap Kualitas Audit. Kedua, pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Menurut Cempaka (2012) dalam Pebryanto (2013 : 13) Pengertian pengalaman dalam kehidupan sehari hari adalah kejadian yang pernah dialami baik yang sudah lama atau baru saja terjadi. Bedard (1989) dalam Albar (2009 : 52) berpendapat bahwa berbagai macam pengalaman individu akan mempengaruhi pelaksanaan suatu tugas. Seseorang yang berpengalaman akan memiliki cara berpikir yang lebih terperinci, lengkap, dan sophisticated dibandingkan dengan orang yang belum berpengalaman. Berdasarkan konsep dan bukti empiris yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, hipotesi kedua yang diajukan adalah: H2: Pengalaman Kerja Berpengaruh Signifikan Terhadap Kualitas Audit Ketiga, pengaruh tingkat kualifikasi profesi terhadap kualitas audit. Tingkat kualifikasi profesi seperti PPA dapat merepresentasikan profesionalisme, keahlian dan kompetensi pada pelatihan. Cheng et al. (2009) dalam Pebryanto (2013 : 13) berpendapat bahwa di samping pencapaian pendidikan dan pengalaman kerja pada auditor, tingkat kualifikasi dapat juga mempengaruhi kualitas auditor yang lebih baik. Berdasarkan konsep dan bukti empiris yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, hipotesi ketiga yang diajukan adalah:
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)
H3 : Tingkat Kualifikasi Profesi Berpengaruh Signifikan Terhadap Kualitas Audit Keempat pengaruh etika profesi terhadap kualitas audit. Menurut Murwanto, et al., (2008 : 93) kode etik adalah nilai-nilai, norma-norma atau kaidah-kaidah untuk mengatur prilaku moral dari suatu profesi melalui ketentuanketentuan tertulis yang harus dipenuhi dan dipatuhi setiap anggota profesi. Menurut Murwanto, et al., (2008 : 96-97) Etika Profesional bagi praktik akuntan di Indonesia ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan disebut dengan Kode Etik Akuntan Indonesia. Dalam Penelitian Najib (2013) membuktikan bahwa etika memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan konsep dan bukti empiris yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, hipotesi ketiga yang diajukan adalah: H4: Etika Profesi Berpengaruh Signifikan Terhadap Kualitas Audit. Penelitian ini juga menguji pengaruh Tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja , tingkat kualifikasi profesi dan etika profesi terhadap kualitas audit secara simultan dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut: H5: Tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja , tingkat kualifikasi profesi dan etika profesi berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Berdasarkan latar belakang masalah diatas adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh secara parsial maupun simultan tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan etika profesi terhadap kualitas audit. METODE Rancangan penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis penelitian mengenai “Pengaruh Tingkat Pendidikan
Formal, Pengalaman Kerja, Tingkat Kualifikasi Profesi dan Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit” termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif karena data yang digunakan berbentuk angka-angka, penelitian ini akan dilakukan pada dua kantor inspektorat di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Gianyar yang ada di Provinsi Bali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja sebagai pengawas intern pemerintah di Inspektorat Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Gianyar yakni sebanyak 34 orang (16 orang dari Inspektorat Kabupaten Klungkung dan 18 orang dari Inspektorat Kabupaten Gianyar), sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 34 orang karena jumlah populasi lebih kecil dari 100 orang sehingga responden hendaknya semua diambil sebagai sampel. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang terbagi menjadi data primer dan data skunder. Data Primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data melalui penyebaran kuesioner. Sedangkan data Sekunder yaitu, sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan uji kualitas data dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrumen yang digunakan, dalam hal ini kuisioner memenuhi persyaratan validitas. Syarat suatu instrument diaktakan valid jika tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas, suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2007:46). Selanjutnya, dilakukan pengujian asumsi klasik dengan tujuan agar data yang dihasilkan tidak menghasilkan hasil yang bias dalam pengujian. Adapun pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali 2005:110). Uji multokolinearitas
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Sedangkan uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2005 :105). Setelah itu dilakukan analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda dengan bantuan program komputer SPSS for windows versi 19. Pengujian hipotesis dilakukan dengan tiga cara, pertama secara parsial (uji t) taraf nyata atau level of significant (α) yang digunakan adalah 5 persen (0,05), kedua secara simultan (uji f) dan yang ketiga adalah koefisien determinasi (R2) yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ikhsan, 2008:249). HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 34 auditor. Dari 34 kuesioner yang disebar, kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 34 (100 %), karena seluruh kuesioner kembali dan tidak ada kuesioner yang gugur. Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini memaparkan mengenai jenjang pendidikan terakhir, jenis kelamin, lama kerja dan pendidikan profesi responden. Jenjang pendidikan terakhir responden terdiri dari Diploma sebanyak 2 orang (5,9%), Sarjana sebanyak 23 orang (67,6%) dan Megister sebanyak 9 orang (26,5%). Jenis kelamin responden terdiri dari laki-laki sebanyak 18 orang (52,9%) dan perempuan sebanyak 16 orang (47,1 %). Selanjutnya untuk pengalaman kerja sebanyak 5 orang responden (14,7%) telah bekerja kurang dari 5 tahun, 12 orang responden (35,3%) telah bekerja selama 5 samapi 10 tahun dan 17 orang responden (50,0%) telah bekerja lebih dari 10 tahun. Pendidkan profesi responden hanya 2 orang (5,9%) yang berpendidikan profesi akuntansi, 9 orang (26,5%) yang berpendidikan profesi selain akuntansi, sedangkan sisanya sebanyak 23 orang
(67,6%) tidak mengikuti pendidikan profesi apapun. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa Varibel pertama yaitu varibel tingkat pendidikan formal (X1) mempunyai nilai minimum sebesar 2,00 dan nilai maksimum sebesar 7,62. Nilai rata-rata sebesar 5,66 dengan standar deviasi 1,89. Standar deviasi yang cukup besar (33,39% dari Mean) menunjukkan adanya variasi yang besar dari nilai terendah dan nilai tertinggi untuk variabel tingkat pendidikan formal (X1). Varibel kedua yaitu varibel pengalaman kerja (X2) mempunyai nilai minimum sebesar 3,00 dan nilai maksimum sebesar 11,11. Nilai rata-rata sebesar 8,24 dengan standar deviasi 2,79. Standar deviasi yang cukup besar (33,85% dari Mean) menunjukkan adanya variasi yang besar dari nilai terendah dan nilai tertinggi untuk variabel pengalaman kerja (X2). Varibel ketiga yaitu varibel tingkat kualifikasi profesi (X3) mempunyai nilai minimum sebesar 3,00 dan nilai maksimum sebesar 11,22. Nilai rata-rata sebesar 8,56 dengan standar deviasi 2,77. Standar deviasi yang cukup besar (32,35% dari Mean) menunjukkan adanya variasi yang besar dari nilai terendah dan nilai tertinggi untuk variabel tingkat kualifikasi profesi (X3). Variabel keempat yaitu varibel etika profesi (X4) mempunyai nilai minimum sebesar 17,60 dan nilai maksimum sebesar 60,85. Nilai rata-rata sebesar 46,42 dengan standar deviasi 13,59. Standar deviasi yang cukup besar (29,27% dari Mean) menunjukkan adanya variasi yang besar dari nilai terendah dan nilai tertinggi untuk variabel etika profesi (X4). Dan variabel terakhir adalah variabel kualitas audit (Y) mempunyai nilai minimum sebesar 12,98 dan nilai maksimum sebesar 46,62. Nilai rata-rata sebesar 35,82 dengan standar deviasi 11,03. Standar deviasi yang cukup besar (30,79% dari Mean) menunjukkan adanya variasi yang besar dari nilai terendah dan nilai tertinggi untuk variabel kualitas audit (Y). Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan dalam kuesioner mempunyai tingkat probabilitas (P) lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05 maka
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan dalam kuesioner valid. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas didapatkan nilai Cronbach Alpha berturutturut sebagai berikut : X1 sebesar 0,876; X2 sebesar 0,920; X3 sebesar 0,902; X4 sebesar 0,983 dan X5 sebesar 0,982. Seluruh nilai variabel > 0,60 sehingga semua variabel dapat dikatakan reliabel. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dengan menggunakan metode Kolmogorov Smirnov untuk keseluruhan grup pertanyaan nialinya lebih besar dari 0,05 dengal nilai 0,378. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi secara normal. Hasil uji multikolineritas menunjukkan nilai tolerance keempat variabel tersebut lebih besar dari 0,1 yaitu sebesar 0,272; 0,775; 0,773; dan 0,745. Sedangkan nilai VIF dari keempat varibel tersebut kurang
dari 10 yaitu sebesar 1,376; 1,291; 1,293; dan 1,343. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Sedangkan hasil pengujian heteroskedastisitas bahwa nilai signifikan dari keempat variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan nilai signifikan dari masing-masing variabel adalah 0,582 untuk variabel tingkat pendidikan formal, 0,388 untuk variabel pengalaman kerja, 0,063 untuk variabel tingkat kualifikasi profesi dan 0,171 untuk variabel etika profesi. Hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi masalah Heteroskedastisitas pada model regresi ini. Setelah uji asumsi kalsik selesai dilakukan dan hasilnya menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka tahap selanjutnya adalah uji regresi berganda, adapun hasil uji regresi berganda adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Uji Regresi Variabel
Koefisien Regresi 1,606 1,058 1,015 0,347
Tingkat Pendidikan Formal (X1) Pengalaman Kerja (X2) Tingkat Kualifikasi Profesi (X3) Etika Profesi (X4) Konstanta = -6,819 R Squere = 0,813 Fhitung = 31,501 Sig F = 0,000 Sumber: data primer yang telah diolah, 2014 Adapun persamaan regresi berganda yang dihasilkan dari pengujian diatas adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε (1) Y = -6,819 + 1,606 X1 + 1,058 X2 + 1,015 X3 + 0,347 X4 + ε Dimana: Y adalah Kualitas Audit, β1 adalah Tingkat pendidikan formal sebesar 1,606, β2 adalah Pengalaman kerja sebesar 1,508, β3 adaTingkat kualifikasi profesi sebesar 1,015, β4 adalah Etika Profesi sebesar 0,374 dan α adalah Bialangan Konstanta sebesar -6,819 Selanjutnya hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) didapatkan nilai sebesar 0,787. Hal ini menunjukkan bahwa
Sig. 0,007 0,007 0,007 0,009 0,000
sebesar 78% variabel kualitas audit (Y) dapat dijelaskan oleh tingkat pendidikan formal (X1), pengalaman kerja (X2), tingkat kualifikasi profesi (X3) dan etika profesi (X4), sedangkan sisanya sebesar 22% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk ke dalam model penelitian.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) Tabel 2. Hasil Uji Regresi Parsial (t-test) No
Variabel
thitung
1 Tingkat Pendidikan Formal 2,291 2 Pengalaman Kerja 2,932 3 Tingkat Kualifikasi Profesi 2,794 4 Etiak Profesi 4,600 Sumber: data primer yang telah diolah Berdasarkan hasil uji t terhadap tingkat pendidikan formal (X1) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari ttabel atau 2,291 > 2,045 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,007 < 0,05. Dengan demikian H0 ditolak atau H1 diterima, yang artinya tingkat pendidikan formal (X1) secara pasrial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit (Y). Hasil uji t terhadap pengalaman kerja (X2) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari ttabel atau 2,932 > 2,045 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,007 < 0,05. Dengan demikian H0 ditolak atau H2 diterima, yang artinya pengalaman kerja (X2) secara pasrial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit (Y).
Koefisien Signifikansi ttabel Regresi 1,606 0,007 2,045 1,058 0,007 2,045 1,015 0,009 2,045 0,347 0,000 2,045
Hasil uji t terhadap tingkat kualifikasi profesi (X3) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari ttabel atau 2,794> 2,045 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,009 < 0,05. Dengan demikian H0 ditolak atau H3 diterima, yang artinya tingkat kualifikasi profesi (X3) secara pasrial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit (Y). Berdasarkan hasil uji t terhadap etika profesi (X4) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari ttabel atau 4,600 > 2,045 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,000 < 0,05. Dengan demikian H0 ditolak atau H4 diterima, yang artinya etika profesi (X4) secara pasrial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit (Y).
Tabel 3. Hasil Uji F Model
Sum Of Squares
df
Mean Square
F
Regresion
3266,978
4
816,745
31,501
Residual
751,911
29
25,928
Sig
Total 4018,889 33 Sumber: data primer yang telah diolah, 2014 Berdasarkan hasil uji F, nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel atau 30,501 > 2,690 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak atau H1 diterima. Ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan etika profesi terhadap kualias audit.
Pengaruh tingkat pendidikan formal terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil pengujaian statistik (uji t) menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel tingkat pendidikan formal adalah 1,606. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi lebih kecil dari probabilitas yaitu 0,007 < 0,05. Hasil idi didukung oleh hasil thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,291 > 2,045. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan yang telah dijalani oleh seorang auditor maka kemungkinan kualitas audit yang dilakuakan oleh auditor tersebut akan semakin membaik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pebryanto (2013) yang menyatakan tingkat pendidikan formal berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit yang dilakukan oleh auditor Pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil pengujaian statistik (uji t) menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel tingkat pendidikan formal adalah 1,058. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi lebih kecil dari probabilitas yaitu 0,007 < 0,05. Hasil idi didukung oleh nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,932 > 2,045. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Pengalaman kerja seseorang auditor akan menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan auditor tersebut dan memberikan peluang yang lebih besar bagi auditor tersebut untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik, sehingga kualitas audit yang dilakukan akan semakin membaik. Selain itu dengan pengalaman yang dimiliki maka auditor akan lebih mudah mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh klien. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pebryanto (2013) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit yang dilakukan oleh auditor. Melati (2010) juga menyatakan bahwa secara parsial pengalaman kerja mempengaruhi kaulitas auditor secara parsial yang nantinya akan mempengaruhi kualitas audit yang dilakukan oleh auditor tersebut. Pengaruh tingkat kualifikasi profesi terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil pengujaian statistik (uji t) menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel tingkat pendidikan formal adalah 1,015. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi lebih kecil dari
probabilitas yaitu 0,009 < 0,05. Hasil idi didukung oleh nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,794 > 2,045. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kualifikasi profesi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Seorang auditor yang telah mengikuti PPA (pendidikan profesi akuntansi) dapat dikatakan sebagai auditor yang professional dengan standarisasi kualitas akuntan di Indonesia dan telah mengikuti pelatihan-pelatihan khusus sebagai auditor. Kurikulum dan silabus PPA sudah didesain untuk untuk memenuhi persyaratan untuk menjadi akuntan professional yang ditentukan oleh International Financial Accounting Committee (IFAC). Maka dari itu pendidikan profesi akuntansi (PPA) merupakan hal yang sangat penting untuk seorang auditor untuk menjadi seorang auditor professional sehingga dapat meningkatkan kualitas audit yang dilakukannya. Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Pebryanto (2013) yang menyatakan bahwa tingkat kualifikasi profesi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit yang dilakukan oleh auditor. Namun hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Cheng et.al. (2009) berpendapat bahwa di samping pencapaian pendidikan dan pengalaman kerja pada auditor, tingkat kualifikasi dapat juga mempengaruhi kualitas auditor yang lebih baik. Pengaruh etika profrsi terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil pengujaian statistik (uji t) menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel tingkat pendidikan formal adalah 0,347. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi lebih kecil dari probabilitas yaitu 0,000 < 0,05. Hasil idi didukung oleh nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu 4,600 > 2,045. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kualifikasi profesi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Dalam kode etik profesi seorang auditor diatur berbagai masalah, baik masalah prinsip yang harus dianut oleh auditor maupun standar teknis yang harus diikuti oleh auditor. Apabila semua kode etik
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) tersebut diikuti maka secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas audit yang dilakukan auditor tersebut. Hasil peneiltian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Najib (2013) yang menyatakan bahwa etika memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Ini berarti bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai penyedia informasi, maka jika auditor tersebut menjunjung tinggi kode etik profesi yang dimilikinya maka akan menghasilkan hasil audit yang baik pula. Pengaruh secara simultan tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan etika profesi terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil pengujaian statistik (uji F) menunjukkan bahwa Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,000 atau 0,000 < 0,05. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel atau 30,501 > 2,690. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan etika profesi berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Dari hasil analisis secara simultan dapat diketahui bahwa variabel yang dominan mempengaruhi kualitas audit adalah variabel tingkat pendidikan formal, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi yang paling besar yaitu 1,606 dibandingkan dengan koefisien regresi variabel yang lainnya. Selain itu hasil Adjusted Rsquare sebesar 0,787 yang menunjukkan bahwa 78 % variabel tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan etika profesi dapat menjelaskan variabel kualitas audit. Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan etika profesi seorang auditor meningkat maka kualitas audit yang dilakukan auditor tersebut juga akan meningkat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pebryanto (2013) yang menyatakan bahwa simultan tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi, dan CPD Mempengaruhi kualitas
audit secara signifikan pada BPK RI Perwakilan Sul-Sel. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan hipotesis terhadap pengaruh tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan etika profesi terhadap kualitas audit di inspektorat Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Gianyar, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel tingkat pendidikan formal dan pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pebryanto (2013). Artinya apabila tingkat pendidikan formal seorang auditor semakin tinggi dan pengalaman kerja seorang auditor semakin lama, maka akan mempengaruhi kualitas auditor tersebut sehingga kualitas audit yang dilakukan oleh seorang auditor akan semakin baik. 2. Variabel tingkat kualifikasi profesi bepengaruh signifikan terhadap kualitas audit penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pebryanto (2013). Karena dalam penelitian ini tingkat kualifikasi profesi meruapakan hal yang sangat penting untuk menjadi seorang auditor professional sehingga dapat meningkatkan kualitas audit yang dilakukannya. Namun hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Cheng et.al. (2009) berpendapat bahwa di samping pencapaian pendidikan dan pengalaman kerja pada auditor, tingkat kualifikasi dapat juga mempengaruhi kualitas auditor yang lebih baik. 3. Variabel etika profesi bepengaruh signifikan terhadap kualitas audit hasil peneiltian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Najib (2013). Dalam kode etik profesi seorang auditor diatur berbagai masalah, baik masalah prinsip yang harus dianut oleh auditor maupun standar teknis yang harus diikuti oleh auditor. Apabila semua kode etik
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) tersebut diikuti maka secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas audit yang dilakukan auditor tersebut. 4. Variabel tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan etika profesi berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Saran Adapun saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya adalah: 1. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa sebaiknya jumlah populasi dan sampel penelitian diperbanyak dan diperluas. Tidak hanya dibeberapa kabupaten disuatu provinsi, melainkan bisa dikembangkan pada seluruh kabupaten di suatu provinsi. Selain itu Penelitian selanjutnya hendaknya juga melibatkan responden dari auditor swasta tidak hanya auditor pemerintah yang ada di inspektorat 2. Pada penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan variabel yang lebih baru dan belum pernah atau jarang digunakan oleh peneliti lainya, misalnya independensi, kompleksitas tugas, keahlian audit dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno., & I Cenik Ardana. 2011. Etika Bisnis dan Profesi (Tantangan Membangun Manusia Seutuhya). Jakarta : Salemba Empat. Albar, Zulkifli. 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, Komitmen Organisasi, Sistem Reward, Pengalaman dan Motivasi Auditor Terhadap Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara Medan Alim, M, Nizarul., dkk. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. SNA X Unhas Makasar
Ashari, Ruslan. 2011. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Maluku Utara. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makasar. Badjuri, Achmad. 2012. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit Sektor Publik (Studi Empiris pada BPKP Perwakilan Jawa Tengah). Jurnal Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Vol. 1, No. 2. Hal : 130135. Batubara, Rizal Iskandar, 2008. AnalisisPengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan). Tesis. Sumatera Utara: Ilmu Akuntansi, Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara. Efendy, Muh. Taufiq.2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo). Tesis. Semarang : Program Studi Sains Akuntansi, Program Pasa Sarjana, Universitas Diponogoro. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Irawaty, St Nur. 2011. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Makassar. Skripsi. Makassar : Universitas Hasanuddin.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) Kusuma, Novanda Friska. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi dan Pengalaman Auditor terhadap Perimbangan Tingkat Materialitas. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi Offset Melati, Rima. 2010. Hubungan Antara Kualitas Auditor dan Human Capital di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)( Studi Kasus Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ). Skripsi. Semarang: Universitas Diponogoro. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Murwanto, Rahmadi, AdiBudiarso, & Fajar Hasri Ramadhana. 2008. Audit Sektor Publik: Suatu Pengantar Bagi Pembangunan Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Lembaga Pengkajian keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah, BPK-Departemen RI : (MW) Najib, Ayu Dewi Riharna. 2013. Pengaruh Keahlian, Independensi dan Etika Terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makasar. Pebryanto, Setyadi. 2013. Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja, Tingkat Kualifikasi Profesi, Continuing Professional Development Terhadap Kualitas Audit di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ri Perwakilan Sulawesi Selatan. Skripsi. Fakultas Ekonom dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar. Purba, Sevrida Verawaty Lamtiurma. 2011. Pengaruh Orietasi Etis Terhadap Pertimbangan Etis Auditor Dengan Budaya Etis Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Semarang). Skripsi. Program
Sarjana, Universitas Semarang.
Diponogoro
Santoso, Singgih. 2011. Mastering SPSS Versi 19. Jakarta : PT Elek Media Kumputindo Sari, Nungky Nurmalita. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika Terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Diponogoro Semarang Sikula,
Andrew E. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Erlangga. Bandung.
Somantri, Gumilar Rusliwa. 2005. Memahami Metode Kualitatif. Sosial Humaniora. Vol. 9, Nomor 2 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alvabeta Sujana, Edy. 2010. Pengantar Audit. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Sukriah, Ika., dkk. 2009. Pengaruh Pengalam Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Wibisono, B Kunto. “Mantan Bupati Gianyar diperiksa terkait korupsi PDAM”. 26 Juni 2013. http://www.antaranews.com/berita/3 82170/mantan-bupati-gianyardiperiksa-terkait korupsi-pdam _______ “Dermaga Gunaksa Dinilai Lumbung Korupsi”. 06 Juli 2013. http://www.balipost.com/mediadetail. php?module=detailberita&kid=2&id= 77534 _______Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah. _______ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) _______ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. _______Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.