e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015)
ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) MOMENTUM, NET PROFIT MARGIN (NPM), BASIC EARNING POWER (BEP), RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP RETURN SAHAM DAN MARKET VALUE ADDED (MVA). 1
Ni Made Sukarmiasih Ni Kadek Sinarwati, 2Anantawikrama Tungga Atmadja
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected],}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara NPM, BEP, ROA, ROE, EVA Momentum terhadap return saham dan MVA. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013 dan dipilih dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan bersifat time series dengan jenis data sekunder yang dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Analisis pengujian data pada penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolonearitas dan uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode analisis regresi berganda yang terdiri dari uji t dan uji F dengan program SPSS 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPM, BEP, ROA, ROE dan EVA Momentum tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. NPM, BEP, ROE dan EVA Momentun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA, sedangkan variabel independen ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA, dimana ROA memiliki arah pengaruh yang positif terhadap MVA. Hasil pengujian simultannya menunjukkan bahwa secara simultann NPM, BEP, ROA, ROE, dan EVA Momentum berpengaruh positif terhadap variabel dependen baik return saham maupun MVA. Kata-kata kunci : BEP, EVA MOMENTUM, MVA, NPM, Return Saham, ROA, ROE
Abstract This study was conducted for the purpose of evaluating the correlation between NPM, BEP, ROA, ROE, Momentum EVA towards stock return and MVA. The samples of the study consisted of companies involved in the LQ45 listed in the Indonesia stock exchange during 20092013 and selected based on the purposive sampling. The data of the study was time series collected from secondary sources by using documentation records. The analysis was conducted by using classic assumption testing consisting of normality testing, autocorrelation testing, multicolonearity testing, and heteroscedasticity testing. The hypothesis was tested by using multiple regression analysis consisted of t-test and F-test supported by SPSS 19. The results of the study indicated that NPM, BEP, ROA, ROE and Momentum EVA had no significant effect towards stock return. NPM, BEP, ROE and Momentum EVA had no significant effect on MVA, meanwhile independent variable of ROA had a significant effect on the MVA, where ROA had a positive effect direction on the MVA. The results simultaneous testing indicated that NPM, BEP, ROA, ROE, and Momentum EVA had a positive effect on the independent variable both stock return as well as MVA. Key-words: BEP, Momentum EVA, MVA, NPM, Stock Return, ROA, and ROE
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015) PENDAHULUAN Gejolak moneter dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menyebabkan kondisi perekoniam Indonesia semakin rapuh. Jatuhnya nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika mengakibatkan kondisi pasar modal di Indonesia semakin lesu, sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan uang ketat. Di sisi lain kebijakan ini harga saham di pasar mosal jatuh dan menimbulkan kerugian di pihak investor. Pasar modal sangat berperan bagi pembangunan ekonomi sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha. Investor menanamkan modalnya di pasar modal tidak hanya bertujuan untuk investasi jangka pendek tetapi juga bertujuan untuk investasi jangka panjang. Ada dua kemungkinan yang akan dihadapi pemodal dalam berinvestasi yaitu memperoleh tingkat keuntungan terbesar dengan risiko tertinggi atau tingkat keuntungan tertentu dengan risiko kecil (Suad Husnan, 1998). Investor dalam menanamkan modalnya berharap untuk memperoleh return saham yang sebesarbesarnya. Oleh karena itu, investor membutuhkan berbagai jenis informasi sehingga investor dapat menilai kinerja perusahaan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan investasi. Menurut Hamton (1990), aspek kinerja keuangan yang diwakili oleh rasiorasio keuangan dianggap mampu menggambarkan operasi perusahaan atau aspek fundamental perusahaan dalam persaingan dunia usaha secara ekstensif. Selanjutnya Hamton (1990), juga menyatakan bahwa aspek kinerja keuangan dilakukan dalam rentang waktu, sampel, dan variabel uji yang berbeda-beda. Oleh karena itu, hal ini membuka peluang untuk dilakukan penelitian lanjutan baik yang bersifat pengulangan maupun pengembangan. Salah satu indikator menilai prospek perusahaan dengan melihat pertumbuhan profitabilitasnya. Namun penggunaan rasio ini memiliki kelemahan yaitu hanya memperhatikan laba jangka pendek dan tidak memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya ekuitas (cost of equity) yang harus ditanggung oleh pemegang saham.
Didorong oleh adanya ketidakpuasan atas lemahnya metode penilaian yang ada dan ukuran-ukuran akuntansi yang seringkali menyesatkan, maka Stewart dan Stern, analisis keuangan dari Stern Stewart & Co. of New York City mencetuskan konsep yang disebut Economic Value Added (EVA). EVA secara sederhana didefinisikan sebagai laba operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal (cost of capital) dari seluruh modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba. Stewart menyatakan bahwa EVA lah yang menggerakan harga saham, bukan earning per share (EPS), return on equity (ROE), dan return on invesment (ROI) (Harvard Business Review, November- Desember: 1995). Akibat klaim Stern Stewart & Co tersebut, konsep EVA banyak dibahas dikalangan analisis keuangan dan investor. Penggunaan EVA secara eksplisit memasukan biaya modal atas ekuitas akan memaksa perusahaan-perusahaan untuk selalu berhati-hati dalam menentukan kebijaksanaan struktur modalnya. Pada tahun 2006, Stewart memisahkan diri dari Stern dan mengembangkan konsep EVA lebih lanjut yaitu konsep “EVA Turunan” yang diberi nama EVA Momentum. Perbedaan mencolok EVA Momentum dengan EVA adalah EVA Momentum memakai perubahan EVA dibagi dengan penjualan dari satu periode sebelumnya. Apabila EVA Momentumnya positif artinya kinerjanya tumbuh. Apabila negatif artinya kinerjanya mundur. Penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Dodd (1997), dengan menggunakan 566 data dari tahun 1983-1992 yang telah digunakan oleh Stern Stewart sebelumnya pada tahun 1992. Chen dan Dodd (1997), menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa korelasi antara EVA dengan return saham tidak lebih dari 20%. Pengukuran EVA memberikan informasi yang lebih baik namun tidak bisa menggantikan pengukuran tradisional lain seperti EPS, ROI, dan ROA. Worthington dan West (2004), yang melakukan penelitian yang mengadopsi penelitian Biddle, et all (1997) terhadap 110 perusahaan di Australia selama kurun waktu 1992 hingga 1998 menyimpulkan bahwa EVA lebih dapat menjelaskan variasi atas return saham
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015) dibandingkan pengukuran tradisional yang lain (earnings, net cashflow, dan residual income). Handoko (2008), melakukan penelitian pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 di BEI periode 2003-2005 dengan menguji pengaruh variabel EVA, ROA, ROE, EPS terhadap perubahan harga saham. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa secara serentak variabel EVA, ROE, ROA dan EPS berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Hanya variabel EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham sedangkan variabel EVA, ROE, dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Tjun (2009) yang mengambil sampel perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 di BEI sampai dengan 31 Desember 2007 telah menguji variabel EVA terhadap return saham. Hasilnya adalah EVA mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Sulasti (2012), telah melakukan penelitian perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008 hingga 2010 dengan menguji variabel EVA, ROA, ROE, EPS, dan EVA Momentum terhadap perubahan harga saham. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan variabel EVA, ROA, ROE, EPS, dan EVA Momentum tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham. Secara parsial, hanya variabel EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham. Dari urain latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah terdapat pengaruh economic value added (EVA) momentum, net profit margin (NPM), basic earning power (BEP), return on assets (ROA), return on equity (ROE) terhadap return saham dan marker value added (MVA). Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh economic value added (EVA) momentum, net profit margin (NPM), basic earning power (BEP), return on assets (ROA), return on equity (ROE)
terhadap return saham dan market value added (MVA). KAJIAN TEORI Kinerja dan Analisis Fundamental Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Menurut Mulyadi (2011), penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas suatu organisasi, bagan organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Hamton (1990), aspek kinerja keuangan yang diwakili oleh rasio-rasio keuangan dianggap mampu menggambarkan operasi perusahaan atau aspek fundamental perusahaan dalam persaingan dunia usaha secara ekstensif. Selanjutnya Hamton (1990), juga menyatakan bahwa aspek kinerja keuangan dilakukan dalam rentang waktu, sampel, dan variabel uji yang berbeda-beda. Secara umum terdapat dua pendekatan yang sering digunakan oleh investor untuk menganalisis dan menilai saham di pasar modal, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Subramanyam dan Wild (2010:11), menegaskan bahwa analisis fundamental merupakan proses menentukan nilai perusahaan dengan menganalisis dan menginterpretasikan faktor-faktor kunci untuk ekonomi, industri, dan perusahaan. Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan yang kuat yang disebut nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya di masa mendatang. Konsep Economic Value Added (EVA), Analisis Rasio Keuangan, Return Saham, dan Market Value Added (MVA) Munculnya istilah EVA (Economic Value Added) dipopulerkan oleh Stern Stewart Management Service sebuah
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015) perusahaan konsultan dari Amerika Serikat. Penghitungan EVA telah banyak digunakan diberbagai perusahaan besar di Amerika Serikat. Bennet Stewart dan Joel M. Stern, seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co menyatakan bahwa economic value added (EVA) adalah alat ukur kinerja keuangan untuk memerhitungkan keuntungan ekonomis perusahaan sebenarnya. EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis (value creation) yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. EVA secara sederhana didefinisikan sebagai laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal (cost of capital) dari seluruh modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba. Menurut Stewart (2009) EVA momentum dapat dirumuskan sebagai berikut: EVA Momentum = (This Year’s EVA – Last Year’s EVA) / Last Year’s Sales. Artinya, EVA Momentum sama dengan selisih antara EVA tahun ini dengan EVA tahun sebelumnya kemudian dibagi dengan penjulan (sales) tahun lalu. Menurut Agus Sartono (2001:113) yang dimaksud dengan analisa rasio keuangan adalah: “Dasar untuk menilai dan mengarahkan prestasi operasi perusahaan. Tujuan dari analisis rasio adalah untuk membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas. Menurut Alexandri (2008:200) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Ratio ini memberikan gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari penjualan. Rasio BEP menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari asset perusahaan, sebelum pengaruh pajak dan leverage. Rasio ini bermanfaat ketika membandingkan perusahaan dengan berbagai tingkat leverage keuangan dan situasi pajak. Return on assets merupakan salah satu rasio profitabilitas. Menurut Prihadi (2011:196) ROA adalah gabungan dari dua kemampuan, yaitu kemampuan menghasilkan laba dan kemampuan memutar asset. Dengan kata lain, semakin
tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. ROA adalah perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Menurut Mardiyanto (2009:196) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan. Return on equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas. Rasio ini memberikan ukuran tingkat hasil pengembalian atas investasi bagi pemegang saham. Return on equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas. Rasio ini memberikan ukuran tingkat hasil pengembalian atas investasi bagi pemegang saham. Menurut Tandelilin (2001:48), sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen, yaitu yield dan capital gain (loss). Risiko dan return mempunyai hubungan positif, semakin tinggi risiko semakin tinggi return yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya (Hartono, 2003:144). Market Value Added (MVA) sama dengan nilai perusahaan dikurang dengan nilai buku modal. Dalam Tunggal (2008:12), MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang diciptakan atau dihilangkan perusahaan. MVA hanya dapat dihitung atau diaplikasikan pada perusahaan publik atau listed di pasar modal. Winarto (2005:4) “Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara modal yang ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu (untuk keseluruhan investasi baik berupa modal, pinjaman, laba ditahan, dan sebagainya) terhadap keuntungan yang dapat diambil sekarang, yang merupakan selisih antara nilai buku dan nilai pasar dari keseluruhan tuntutan modal. METODE Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar dalam BEI yang termasuk di dalam LQ-45 pada tahun 20092013. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015) klasifikasi industri yang telah go public dan sahamnya terdaftar di BEI dari tahun 20092013 yang termasuk ke dalam LQ-45. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling karena pengambilan sampel menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Kriteria yang digunakan yaitu perusahaan tersebut masuk dalam indeks LQ-45 di BEI periode 2009-2013, laporan keuangan perusahaan dengan mata uang rupiah, semua data yang diperlukan untuk proses pengujian tersajikan pada laporan keuangannya dan perusahaan terdaftar dalam BEI sebelum tahun 2009. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sebanyak 25 sampel perusahaan yang memenuhi kriteria. Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi dengan jenis data yaitu data sekunder yang diperoleh dari situs resmi www.idx.co.id, finance.yahoo.com dan www.bi.go.id untuk memperoleh data SBI. Return diukur dengan satuan persen. Penggunaan satuan persen untuk mengukur return bertujuan menyetarakan (ekuivalensi) dari semua saham yang diobservasi, yang mana saham-saham tersebut memiliki harga yang berbedabeda. Return dihitung dengan mengunakan rumus: (1)
(2)
Keterangan: Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 Dt = Deviden yang diterima pada periode t MVA menjelaskan seberapa besar kekayaan yang dapat diciptakan atau dihilangkan saat ini dan EVA menggambarkan efisiensi dalam suatu periode tertentu. EVA diukur dengan satuan rupiah per lembar saham dengan formula: (3) (4)
(5) Keterangan: NOPAT = Net operating after tax WACC = Biaya rata-rata tertimbang Invested Capital = Seluruh sumber pembiayaan yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan profit (long term liabilities dan equitas) (6) Return on Equity (ROE) merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. ROE dihitung dengan rumus: (7) Return on Assets (ROA) merupakan rasio perbandingan antara laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan total aktiva. ROA dihitung dengan rumus berikut. (8) Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak terhadap total penjualannya. Formula yang digunakan untuk menghitung NPM yaitu sebagai berikut. (9) Basic Earning Power (BEP) merupakan rasio perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak di bagi total aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Formula yang digunakan untuk menghitung BEP yaitu sebagai berikut. (10) Analisis pengujian data yang digunakan yaitu asumsi dasar klasik regresi yang terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas, sedangkan untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015) pengujian hipotesis menggunakan uji parsial (uji-t) dan uji simultan (uji F). Hasil penelitian dapat ditunjukkan dari grafik scartterplot antara ZPRED dan SRESID untuk variabel dependen MVA dan
Gambar 1 Grafik Scatterplot Variabel Dependen LG Return Saham Sumber : Hasil Olah Data Oleh Penulis
Gambar 2 Grafik Scatterplot Variabel Dependen MVA
dan variabel dependen return saham. Pada grafik terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada persamaan regresi. Tabel 1 hasil pengolahan SPSS Uji t dengan variabel dependen return saham dapat dijelaskan bahwa hasil perbandingan nilai signifikansi variabel independen dengan variabel dependen return saham, dapat disimpulkan bahwa variabel independen NPM, BEP, ROA, ROE dan EVA Momentun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Persamaan matematisnya yaitu sebagai berikut. LN Return Saham = 0.076 + 0.157 LN NPM – 0.586 LN BEP + 0.888 LN ROA + 0.123 LN ROE - 0.042 LN EVA Momentum Tabel 2 hasil pengolahan SPSS Uji t dengan variabel dependen MVA dapat dijelaskan bahwa hasil perbandingan nilai signifikansi variabel independen dengan variabel dependen MVA, dapat disimpulkan bahwa variabel independen NPM, BEP, ROE dan EVA Momentun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA. Persamaan matematisnya yaitu sebagi berikut.
Sumber : Hasil Olah Data Oleh Penulis
Tabel 1. Hasil Uji – t Variabel Dependen Return Saham Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model Std. B Error Beta 1 (Constant) ,076 ,227 LGNPM ,157 ,284 ,129 LGBEP -,586 ,445 -,387 LGROA ,888 ,521 ,700 LGROE ,123 ,246 ,101 LGEVAMOMENTUM -,042 ,085 -,092 a. Dependen LG Return Saham Sumber: Hasil Olah Data Oleh Penulis
T ,335 ,552 -1,316 1,705 ,501 -,499
Sig. ,740 ,585 ,198 ,098 ,620 ,621
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015) LN MVA = 4.165 + 0.059 LN NPM – 0.124 LN BEP + 1.257 LN ROA - 0.096 LN ROE - 0.051 LN EVA Momentum
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan dari hasil pengujian secara parsial dan simultan terhadap hipotesis, dapat disimpulkan sebagai
Tabel 2. Hasil Uji – t Variabel Dependen MVA Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model T B Std. Error Beta 1 (Constant) 4,165 ,231 18,064 LGNPM ,059 ,261 ,039 ,228 LGBEP -,124 ,473 -,062 -,262 LGROA 1,257 ,532 ,796 2,361 LGROE -,096 ,258 -,064 -,372 LGEVAMOMENTUM -,051 ,084 -,085 -,611 a. Dependent Variable: LGMVA berikut.
Sig. ,000 ,821 ,795 ,024 ,712 ,545
Sumber : Hasil Olah Data Oleh Penulis
Hasil perhitungan melalui F hitung untuk variabel dependen return saham pada tabel 3 menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel independen (NPM, BEP, ROA, ROE, dan EVA Momentum) berpengaruh positif terhadap variabel dependen return saham. Hasil perhitungan melalui F hitung untuk variabel dependen MVA pada tabel 4 menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel independen (NPM, BEP, ROA, ROE, dan EVA Momentum) berpengaruh positif terhadap variabel dependen MVA.
1. Pengaruh Economic Value Added (EVA) Momentum terhadap Return Saham Berdasarkan hasil uji regresinya EVA Momentum bertanda negatif sebesar 0.042, artinya apabila terjadi perubahan variabel EVA Momentum sebesar 1% akan menurunkan return saham sebesar 4.2%. Dilihat dari nilai signifikannya, nilai signifikansi EVA Momentum lebih besar dari nilai level of significance (α) atau (0.545 > 0.05). Hasil perhitungan nilai signifikansinya menunjukkan EVA Momentum tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA. Sehingga H1
Tabel 3. Hasil Uji F (ANOVA) Variabel Dependen Return Saham Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2,256 5 ,451 3,418 ,014a Residual 4,092 31 ,132 Total 6,347 36 a. Predictors: (Constant), LGEVAMOMENTUM, LGNPM, LGROE, LGBEP, LGROA b. Dependent Variable: LGRETURNSAHAM Sumber : Hasil Olah Data Oleh Penulis
Tabel 4. Hasil Uji F (ANOVA) Variabel Dependen MVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 7,347 5 1,469 9,595 ,000a Residual 5,360 35 ,153 Total 12,707 40 a. Predictors: (Constant), LGEVAMOMENTUM, LGNPM, LGROE, LGBEP, LGROA b. Dependent Variable: LGMVA Sumber : Hasil Olah Data Oleh Penulis
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015) penelitian ini yang menyatakan EVA Momentum berpengaruh positif terhadap return saham ditolak. 2. Pengaruh Economic Value Added (EVA) Momentum terhadap Market Value Added (MVA) Berdasarkan hasil uji regresinya EVA Momentum bertanda negatif sebesar 0.051, artinya apabila terjadi perubahan variabel EVA Momentum sebesar 1% akan menurunkan MVA sebesar 5.1%. Berdasarkan dari nilai signifikannya, nilai signifikansi EVA Momentum lebih besar dari nilai level of significance (α) atau (0.545 > 0.05). Hasil perhitungan nilai signifikansinya menunjukkan EVA Momentum tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA. Sehingga H2 penelitian ini yang menyatakan EVA Momentum berpengaruh positif terhadap MVA ditolak. 3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham Berdasarkan hasil uji regresinya NPM bertanda positif sebesar 0.157, artinya apabila terjadi perubahan variabel NPM sebesar 1% akan menaikkan return saham sebesar 15.7%. Dilihat dari nilai signifikannya, nilai signifikansi NPM lebih besar dari nilai level of significance (α) atau (0.585 > 0.05). Hasil perhitungan nilai signifikansinya menunjukkan NPM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sehingga H3 penelitian ini yang menyatakan NPM berpengaruh positif terhadap return saham ditolak. 4. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Market Value Added (MVA) Berdasarkan hasil uji regresinya NPM bertanda positif sebesar 0.059, artinya apabila terjadi perubahan variabel NPM sebesar 1% akan menaikkan MVA sebesar 5.9%. Dilihat dari nilai signifikannya, nilai signifikansi NPM lebih besar dari nilai level of significance (α) atau (0.821 > 0.05). Hasil perhitungan nilai signifikansinya menunjukkan NPM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA. Sehingga H4 penelitian ini yang menyatakan NPM berpengaruh positif terhadap MVA ditolak.
5. Pengaruh Basic Earning Power (BEP) terhadap Return Saham Berdasarkan hasil uji regresinya BEP bertanda negatif sebesar 0.586 artinya apabila terjadi perubahan terhadap variabel BEP sebesar 1% akan menurunkan return saham sebesar 58.6%. Dilihat dari nilai signifikannya, nilai signifikansi BEP lebih besar dari nilai level of significance (α) atau (0.198 > 0.05). Hasil perhitungan nilai signifikansinya menunjukkan BEP tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sehingga H5 penelitian ini yang menyatakan BEP berpengaruh positif terhadap return saham ditolak. 6. Pengaruh Basic Earning Power (BEP) terhadap Market Value Added (MVA) Berdasarkan hasil uji regresinya BEP bertanda negatif sebesar 0.124 artinya apabila terjadi perubahan terhadap variabel BEP sebesar 1% akan menaikkan MVA sebesar 12.4%. Dilihat dari nilai signifikannya, nilai signifikansi BEP lebih besar dari nilai level of significance (α) atau (0.795 > 0.05). Hasil perhitungan nilai signifikansinya menunjukkan BEP tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA. Sehingga H6 penelitian ini yang menyatakan BEP berpengaruh positif terhadap MVA ditolak. 7. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Return Saham Berdasarkan hasil uji regresinya ROA bertanda positif sebesar 0.888 artinya apabila terjadi perubahan variabel ROA sebesar 1% akan menaikkan return saham sebesar 88.8%. Dilihat dari nilai signifikannya, nilai signifikansi ROA lebih besar dari nilai level of significance (α) atau (0.098 > 0.05). Hasil perhitungan nilai signifikansinya menunjukkan ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sehingga H7 penelitian ini yang menyatakan ROA berpengaruh positif terhadap return saham ditolak. 8. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Market Value Added (MVA) Berdasarkan hasil uji regresinya ROA bertanda positif sebesar 1.257 artinya apabila terjadi perubahan variabel ROA sebesar 1% akan menaikkan MVA sebesar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015) 125.7%. Dilihat dari nilai signifikannya, nilai signifikansi ROA lebih kecil dari nilai level of significance (α) atau (0.024 < 0.05). Hasil perhitungan nilai signifikansinya menunjukkan ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA. Sehingga H8 penelitian ini yang menyatakan ROA berpengaruh positif terhadap MVA diterima. 9. Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Return Saham Berdasarkan hasil uji regresinya ROE bertanda positif sebesar 0.123 artinya apabila terjadi perubahan variabel ROE sebesar 1% akan menaikkan return saham sebesar 12.3%. Dilihat dari nilai signifikannya, nilai signifikansi ROE lebih besar dari nilai level of significance (α) atau (0.620 > 0.05). Hasil perhitungan nilai signifikansinya menunjukkan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sehingga H9 penelitian ini yang menyatakan ROE berpengaruh positif terhadap return saham ditolak. 10. Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Market Value Added (MVA) Berdasarkan hasil uji regresinya ROE bertanda negatif sebesar 0.096 artinya apabila terjadi perubahan variabel ROE sebesar 1% akan menurunkan MVA sebesar 9.6%. Dilihat dari nilai signifikannya, nilai signifikansi ROE lebih besar dari nilai level of significance (α) atau (0.712 > 0.05). Hasil perhitungan nilai signifikansinya menunjukkan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA. Sehingga H10 penelitian ini yang menyatakan ROE berpengaruh positif terhadap MVA ditolak. Berdasarkan dari hasil pengujian secara parsial terhadap variabel independen dengan variabel dependen return saham dan MVA tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel independen NPM, BEP, ROA, ROE dan EVA Momentun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sementara hasil pengujian secara parsial terhadap variabel dependen MVA menunjukkan bahwa variabel independen NPM, BEP, ROE dan EVA Momentun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
MVA, sedangkan variabel independen ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Vany Achmad tentang Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Momentum, Net Profit Margin (NPM), Basic Earning Power (BEP), Return on Total Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE) terhadap Return Saham menunjukkan variabel independen NPM, BEP, ROE dan EVA Momentun tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pada penelitian ini, semua variabel independen (NPM, BEP, ROA, ROE dan EVA Momentum) tidak berpengaruh terhadap return saham. Perbedaan lainnya adalah penelitian Vany Achmad dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006 – 2010, sedangkan pada penelitian ini data yang digunakan yaitu pada perusahaan LQ45 di BEI periode 2009 – 2013 serta terdapat penambahan pada variabel dependennya yaitu MVA. Hasil penambahan variabel MVA menunjukkan bahwa variabel independen NPM, BEP, ROE dan EVA Momentun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA, sedangkan variabel independen ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA. Hasil perhitungan uji simultan penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel independen (NPM, BEP, ROA, ROE, dan EVA Momentum) berpengaruh positif terhadap variabel dependen baik variabel dependen return saham maupun variabel dependen MVA. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka peneliti dapat menarik kesimpulan yaitu berdasarkan dari hasil pengujian secara parsial terhadap variabel independen dengan variabel dependen return saham, dapat disimpulkan bahwa variabel independen NPM, BEP, ROA, ROE dan EVA Momentun tidak memiliki
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015) pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Berdasarkan dari hasil pengujian secara parsial terhadap variabel independen dengan variabel dependen MVA, dapat disimpulkan bahwa variabel independen NPM, BEP, ROE dan EVA Momentun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA, sedangkan variabel independen ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA, dimana ROA memiliki arah pengaruh yang positif terhadap MVA. Berdasarkan hasil pengujian simultannya menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel independen (NPM, BEP, ROA, ROE, dan EVA Momentum) berpengaruh positif terhadap variabel dependen baik variabel dependen return saham maupun variabel dependen MVA. SARAN Pada penelitian ini, perhitungan variabel independennya lebih banyak berkaitan dengan laba perusahaan, oleh karena itu penulis menyarankan untuk penelitian berikutnya variabel independennya lebih dikombinasi misalnya dengan menggunakan variabel Debt to Equity Ratio (DER) dan melibatkan tingkat inflasi serta suku bunga. Manajemen perusahaan diharapkan dapat mengelola dana investor dengan sebaik mungkin sehingga dapat menciptakan nilai bagi investor. Salah satunya dengan meningkatkan nilai market value added (MVA). Nilai MVA yang positif berarti menunjukkan pihak manajemen yang telah mampu meningkatkan kekayaan pemegang saham. Kinerja yang baik akan meningkatkan return bagi investor sehingga investor tidak ragu menanamkan investasinya pada perusahaan.
Return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010). Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Budi Luhur Jakarta. Alexandri, Moh. Beny. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis. Cetakan Kesatu, Bandung: Alfabeta. Chen and Dodd, 1997. Economi Value Added (EVA) : An Empirical Examination Of A New Corporate Performance Measure, Journal of Managerial Issues (Fall). Handoko, Wahyu. 2008. Pengaruh Economic Value Added , ROE, ROA, dan EPS terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Kategori LQ45 Pada Bursa Efek Jakarta. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta. Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh, Yogyakarta: BPFE. -------,. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh, Yogyakarta: BPFE. Hidayat, Taufik. 2006. Perbandingan Pengaruh EVA dan Pengukuran Kinerja Lainnya terhadap Imbal Hasil Saham di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. JanuariJuni 2006, Vol. 3 No. 1, Departemen Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Hal. 55-75. Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
DAFTAR PUSTAKA Achmad, Vany. 2010. Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Momentun, Net Profit Margin (NPM), Basic Earning Power (BEP), Return On Total Assets (ROA), dan Return On Total Equity (ROE) terhadap
Mardiyanto, Handoyo. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT. Grasindo. Mulyadi. 2011. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015) Pelipatganda Perusahaan. Empat.
Kinerja Jakarta:
Keuangan Salemba
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat, Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. Stewart III, G.Bennet. 1991a. The Quest for Value : The EVA Management Guide. New York: Harper Business. -------, 1991b. The Quest for Value International Edition. New York. -------, 2009. EVA Momentum: The One Ratio that Tells the Whole Story Journal of Applied Corporate Finance. Vol. 21, No. 2, pp 74-86. A Morga Stanley Publication.
West, Tracy dan Andrew C. Worthington. 2004. “Australian Evidence Concerning the Information Content of Economic Value Added”. Australian Journal of Management, Vol.29 No. 2, Desember p201-223. Wijaya, Haris Hansa, dan Lauw Tjun Tjun. 2009. Pengaruh Economic Value Added terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam LQ-45. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2 November 2009:180-200. Winarto, Jacinta. 2005. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode Market Value Added. Jurnal Manajeman Vol. 4 No. 2. www.bi.go.id diunduh pada hari Sabtu 1 Maret 2014.
Subramanyam, dan Jhon. J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Sepuluh, Jakarta: Salemba Empat.
www.idx.co.id diunduh pada hari Sabtu 1 Maret 2014.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
www.finance yahoo.com pada hari Sabtu 1 Maret 2014.
Sulastri. 2012. Pengaruh Economic Value Added (EVA) Momentum, ROE, ROA, dan EPS terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Kategori LQ45 pada Bursa Efek Indonesia. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercubuana Jakarta.
www.sternstewart.com diunduh pada hari Sabtu 1 Maret 2014.
Sunardi, Hardjono. 2010. Pengaruh Penilaian Kinerja dengan ROI dan EVA terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi. Vol.2 No.1, Mei 2010, Hal. 70-92. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Jakarta: BPFE. Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Memahami Konsep Economic Value Added (EVA): Teori, Soal dan Kasus. Jakarta: Harvarindo.