Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 11 No 2 (2016) 136-151 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI PENGEMBANGAN MODUL IPS SUBTEMA MASA PRAAKSARA UNTUK MEWUJUDKAN KEMAMPUAN LITERASI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN I2M3 SISWA KELAS VII MTs NEGERI POHJENTREK Aidy Fitry MTs Negeri Pohjentrek Kabupaten Pasuruan Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar yang berbentuk modul yang valid sesuai teori, menghasilkan bahan ajar yang berbentuk modul yang praktis dan efektif dalam pembelajaran IPS di MTs Negeri Pohjentrek, menghasilkan bahan ajar yang berbentuk modul pada mata pelajaran IPS yang dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa, menghasilkan bahan ajar yang berbentuk modul pada mata pelajaran IPS yang dapat menciptakan pembelajaran yang interakif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik (I2M3) pada siswa kelas VII MTs Negeri Pohjentrek. Hasil yang diperoleh dalam Pengembangan modul IPS, Berdasarkan kebutuhan Siswa dan Guru, modul yang diinginkan yaitu Modul IPS praktis dengan kajian materi sederhana dan dapat mengajak siswa belajar dengan aktif serta dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Modul IPS tidak hanya bersifat tekstual, namun juga buku yang menyajikan gambar menarik yang dapat minat baca siswa serta memudahkan anak memahami materi serta memiliki lembar kegiatan yang mengajak siswa yang aktif dan kreatif, yang dapat mengajak siswa untuk mengembangkan kemampuan literasi dan juga dapat memberikan pembelajaran I2M3.
Penerapan Kurikulum 2013 pada
PENDAHULUAN Sistem pendidikan di Indonesia tidak
mata pelajaran IPS yang tematik,
lepas dari satuan kurikulum yang
khususnya
dirancang oleh pemerintah Indonesia.
mendorong untuk guru tidak hanya
Kurikulum
kerap
meminimalkan metode ceramah dalam
berubah-ubah, hal ini dikarenakan
setiap kegiatan belajar mengajar, tetapi
pergantian kebijakan dan produk yang
juga
harus
menyediakan
di
Indonesia
dihasilkan
oleh
pemangku
tingkat
menuntut
SMP/MTs
kreativitas
bahan
ajar
guru yang
kebijakan. Sehingga mutu pendidikan
beragam, yang menjadikan sumber
Indonesia
belum
belajar siswa bervariasi. Selain itu
memenuhi standar mutu kompetensi
media pembelajaran yang dipersiapkan
yang jelas.
guru juga dapat mempermudah peserta
hingga
kini
didik
menangkap
konsep
yang
diajarkan.
136
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
Selama ini pembelajaran mata
Apabila peneliti mengamati sarana
pelajaran IPS masih dirasa kurang
dan prasarana yang ada di MTs Negeri
menarik bagi siswa. Hal ini bukan saja
Pohjentrek, khususnya bahan ajar atau
karena IPS termasuk bukan mata
buku teks yang dimiliki oleh sekolah
pelajaran UN, tetapi juga proses
cukup terbatas. Untuk buku IPS yang
pembelajaran yang dilakukan guru
ada, belum memenuhi standar. Siswa
belum menyentuh aspek minat siswa
belum
terhadap
yang
dikenal dengan istilah buku paket. Hal
bermanfaat untuk kehidupan siswa dan
ini dikarenakan buku yang dipesan
lingkungannya, sehingga pembelajaran
atau dibeli oleh sekolah masih belum
terasa kering dan membosankan.
semuanya terpenuhi. Didukung juga
pelajaran
IPS
memiliki
buku teks
yang
Selain metode pembelajaran yang
oleh perubahan kurikulum yang terjadi
masih konvensional yang dominan
mulai 2013 sejak diluncurkan hingga
dengan menggunakan metode ceramah
tahun 2016 selalu berganti, sehingga
mengakibatkan
buku yang harus disempurnakan oleh
siswa
kurang
termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran
IPS,
siswa
menggunakan
satu
buku
tim penyusun.
hanya
Hal itulah yang menjadi faktor
sebagai
penyebab MTs Negeri Pohjentrek
sumber belajar mereka. Guru tidak
belum memenuhi semua buku yang
mampu membuat bahan ajar sendiri
menjadi pegangan siswa. Sehingga
yang
sebagai
siswa menggunakan buku LKS yang
tambahan referensi siswa, sehingga
dibeli dai penerbit, untuk memenuhi
siswa tidak dapat mengembangkan
kebutuhan pendamping belajar siswa.
kemampuan
Buku LKS yang digunakan siswa
dapat
digunakan
literasinya.
Sehingga
proses pembelajaran yang demikian
hanya
meningkatkan
tidak bisa mendorong dan melatih
kognitif
siswa belajar aktif dan berpikir kritis,
mengembangkan kemampuan afektif
siswa cenderung bersikap pasif dan
dan psikomotorik siswa. Hal inilah
peran guru yang sangat kuat (teacher
yang tidak menarik minat siswa belajar
centered).
IPS
saja,
dan
dan
tidak
kemampuan tidak
dapat
menumbuhkan
137
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
pembelajaran
interakif,
menyenangkan,
inspiratif,
menantang,
dan
memotivasi peserta didik (I2M3).
minat dan kreativitas belajar pada serta membuat
bahan
memberikan
Permasalahan di atas mewajibkan
ajar
terebut
pembelajaran
yang
menyenangkan (Joyfull Learning).
guru membuat bahan ajar yang dapat
Terlepas permasalahan di atas,
menarik minat belajar siswa. Selain itu
semua siswa sejak lahir telah memiliki
guru perlu membuat inovasi untuk
kemampuan alamiah dengan bekal
mengembangkan
yang
pengetahuan,
dapat
tersebut dapat dimunculkan dengan
memberikan pembelajaran IPS yang
menemukan beberapa informasi yang
dapat
pembelajaran
dikembangkan dengan proses yang
interakif, inspiratif, menyenangkan,
dikenal dengan kemampuan literasi
menantang, dan memotivasi peserta
atau
didik (I2M3).
kemampuan
seseorang
untuk
mengetahui
informasi
yang
berbentuk
bahan
modul
menumbuhkan
ajar
yang
Namun apabila melihat realitas penerapan
Kurikulum
2013,
yang
literasi
pengetahuan
informasi
dibutuhkan,
yaitu
menentukan,
ketersediaan bahan ajar, baik buku
mengevaluasi
yang diterbitkan oleh pemerintah,
informasi yang dicepat secara efektif.
maupun milik penerbit swasta tidak membantu
guru
karena
menggunakan
itu
menganggap
yang
penelitian pengembangan bahan ajar
interakif, inspiratif, menyenangkan,
yang berbentuk modul, yang tidak
menantang, dan memotivasi peserta
hanya dapat mengembangkan minat
didik (I2M3). Dengan demikian, selain
belajar
bagaimana menciptakan pembelajaran
menumbuhkan
yang
interakif, inspiratif, menyenangkan,
pembelajaran
interakif,
menyenangkan,
inspiratif,
menantang,
perlu
peneliti
dapat
menciptakan
untuk
Oleh
serta
siswa,
dilakukan
juga
pembelajaran
dapat yang
dan
menantang, dan memotivasi (I2M3)
memotivasi peserta didik (I2M3), guru
dan meningkatkan kemampuan literasi
juga harus bekerja keras membuat
siswa.
bahan ajar yang dapat menumbuhkan
138
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
Ditinjau dari segi keterbacaan dan
memiliki satu buku dalam setiap mata
kaidah bahasa, buku Ajar IPS pada
pelajaran. Hal inilah yang penulis rasa
kurikulum 2013, mengadung struktur
perlu adanya pengembangan modul
kalimat dan istilah yang tidak sesuai
sebagai bahan ajar yang ekonomis,
dengan
sehingga
pemahaman
pembacanya
dalam hal ini siswa SMP/MTs. Bahasa yang
relatif
semua
siswa
dapat
memilikinya.
terlalu
tinggi
untuk
Alasan peneliti memilih bahan
pemahaman
siswa
SMP
yang
ajar dalam bentuk modul, karena
menjadikan
sulitnya
ini
bahan ajar berbentuk modul memiliki
buku
diterapkan.
kelebihan dibandingkan bahan ajar
Ditinjau dari segi kemampuan
lainnya. 1) Modul dibuat sesudah guru
siswa, dalam satu kelas tidak semua
mengetahui
siswa memiliki yang sama. Pada
keberhasilan
tingkat SMP/MTs yang seharusnya
menuntaskan kompetensi yang harus
telah memiliki kemampuan membaca
dicapai,
yang lebih tinggi dibandingkan tingkat
digunakan oleh siswa sesuai dengan
di bawahnya, namun pada kenyataan
kompetensi yang dimiliki siswa. 2)
di lapangan siswa tidak memiliki
Berdasarkan karateristik modul yang
kemampuan membaca yang baik. Hal
merupakan paket pengajaran yang
ini dikarenakan rendahnya minat baca
bersifat self-instruction, yang dapat
siswa terhadap buku-buku pelajaran
membuka kesempatan kepada siswa
dan pengetahuan lainnya. Sehingga
untuk mengembangkan dirinya secara
diperlukan buku ajar dalam hal ini
optimal.
modul yang dapat menarik minat
memberikan kesempatan kepada siswa
belajar siswa.
untuk berbuat aktif dengan didukung
Dilihat ekonomi,
dari siswa
segi
kemampuan
MTs
Negeri
Pohjentrek yang sebagian besar berada pada
kelas
ekonomi
benar,
sejauh
siswa
sehingga
3)
modul
Modul
mana dalam
dapat
banyak
Lembar Kerja yang dapat membuat siswa mengembangkan kemampuan psikomotoriknya.
menengah
kebawah menyebabkan mereka hanya
139
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
Menurut Prof. Dr. Sa’dun Akbar,
afektif
dan
psikomotorik
siswa
buku ajar yang baik harus memiliki
khususnya kemampuan literasi serta
beberapa kriteria sebagai berikut; 1)
evaluasi pembelajaran dalam bentuk
Akurat
soal yang dapat mengukur kemampuan
(Akurasi);
(relevansi); Lengkap
3)
2)
Sesuai
Komunikatif;
dan
Sistematis;
4)
kognitif siswa.
5)
Melihat latar belakang di atas dan
Berorientasi pada student centered; 6)
bila kita mengamati, dari sekian
Berpihak pada ideologi bangsa dan
banyak modul sebagai salah satu
negara; 7) Kaidah bahasa benar; 8)
sumber
terbaca.
menciptakan
Selain itu Modul yang diharapkan bukan
saja
yang
dapat
pembelajaran
yang
interakif, inspiratif, menyenangkan,
meningkatkan
menantang, dan memotivasi peserta
kemampuan kognitif siswa, namun
didik (I2M3), serta mengembangkan
kemampuan afektif dan psikomotorik
kemampuan literasi siswa. Sehingga
juga harus dikembangkan. Sehingga
peneliti merasa perlu mengadakan
kemampuan
literasi
penelitian pengembangan dengan judul
dimunculkan
dan
melalui
dapat
belajar
modul
dikembangkan sehingga
siswa
dikembangkan
“Pengembangan
yang
telah
Subtema Kehidupan Masyarakat Masa
rupa
Praaksara pada Siswa Kelas VII MTs
sedemikian
dan
dapat
mudah
dalam
penerapannya. Modul
Negeri
Modul
Pohjentrek
IPS
pada
Kabupaten
Pasuruan.
yang dimaksud dalam
Rumusan
yang akan
berat
penelitian
penelitian pengembangan ini adalah
menjadi
modul yang pembahasannya disertai
pengembangan modul IPS ini antara
dengan
yang
lain, (1) Apakah modul IPS pada
pembelajaran.
Subtema Kehidupan Masyarakat Masa
ini tidak hanya
Praaksara dapat menjadi modul yang
materi saja yang disajikan secara
valid sesuai teori ? (2) Apakah modul
bergambar, lembar kerja siswa yang
IPS
dapat
Masyarakat Masa Praaksara dapat
gambar-gambar
menunjang
materi
Penyajian Modul
meningkatakan
kemampuan
pada
titik
masalah
Subtema
Kehidupan
140
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
menjadi modul yang praktis dan
kegiatan pembelajaran yang interakif,
efektif dalam pembelajaran IPS
inspiratif, menyenangkan, menantang,
di
MTs Negeri Pohjentrek ? (3) Apakah penerapan modul IPS pada Subtema Kehidupan Praaksara
Masyarakat dapat
Masa
mewujudkan
kemampuan literasi siswa kelas VII MTs Negeri Pohjentrek Kabupaten Pasuruan ? (4) Apakah modul IPS pada Subtema Kehidupan Masyarakat Masa
Praaksara
dapat
membantu
memudahkan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang interakif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik (I2M3) ? Tujuan Penelitian ini antara lain, (1) Menghasilkan bahan ajar yang berbentuk modul yang valid sesuai teori, (2) Menghasilkan bahan ajar yang berbentuk modul yang praktis dan efektif dalam pembelajaran IPS di MTs
Negeri
Menghasilkan
Pohjentrek, bahan
ajar
(3) yang
berbentuk modul pada mata pelajaran IPS
yang
dapat
kemampuan
literasi
Menghasilkan
bahan
mewujudkan siswa, ajar
(4) yang
berbentuk modul pada mata pelajaran IPS
yang
dapat
membantu
memudahkan guru dalam melakukan
dan memotivasi peserta didik (I2M3). METODE PENELITIAN Model Penelitian Penelitian
ini
dilaksanakan
dengan menggunakan model penelitian dan pengembangan atau secara global dikenal dengan istilah Research and Development (R & D). Penelitian Pengembangan (R&D) adalah metode penelitian
yang
digunakan
untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,
2015:297).
Dalam
penelitian pengembangan ini, kami merencakan
untuk
menggunakan
model pengembangan prosedural yang dikemukakan Borg & Gall (dalam Sugiyono, 2015:292). Penelitian ini menggunakan tiga tahapan:
(1)
tahapan
studi
pendahuluan, yakni studi literatur dan studi
lapangan
(2)
tahap
studi
pengembangan, dimulai dari analisis bahan
ajar,
desain
produk
awal
(prototype) pengembangan bahan ajar hingga menjadi bahan ajar berbentuk modul; dan (3) tahap evaluasi untuk
141
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
menguji
keefektifan
implementasi
bahan ajar lama (yang digunakan guru
di atas, selanjutnya dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
saat ini) yang dibandingkan dengan bahan ajar baru (produk peneliti) dan mengadakan evaluasi untuk menguji kelayakan bahan ajar baru. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini, meliputi: (a) tahap studi pendahuluan yakni: memperoleh tanggapan dari calon
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
pengguna dan kajian terhadap bahan ajar yang meliputi: (1)Analisis buku
Pengembangan Bahan Ajar IPS
teks IPS yang digunakan di MTs
Sumber Data
Negeri
Pohjentrek;
Analisis
Sumber data dalam penelitian
kebutuhan buku teks guru dan siswa.
pengembangan ini adalah : (a) Proses
(b) tahap studi pengembangan bahan
diskusi oleh peneliti dan stakeholders
ajar menjadi produk awal (prototype)
(siswa dan guru IPS ) yang dilakukan
dan pengembangan prototype menjadi
di
buku
Daryanto
berkenaan dengan prototype modul
pembelajaran
IPS yang ditawarkan, (b) Arsip dan
disusun berdasarkan prinsip-prinsip
dokumen tulis yang ada di SMP
pengembangan suatu modul, meliputi
tempat
analisis
pengembangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
desain modul, implementasi, penilaian,
(RPP); dan produk awal model; (c)
evaluasi dan validasi, uji coba serta
Tempat dan peristiwa : yang ada
jaminan kualitas. (c) tahap evaluasi,
kaitannya dengan ujicoba model di
yakni uji keefektifan dan kelayakan
kelas, dan pengumpulan arsip dan
bahan ajar tematis yang dihasilkan.
dokumen yang diperlukan.
ajar.
(2013:15)
(2)
Menurut Modul
kebutuhan,
Tahap-tahap
MTs
Negeri
penelitian,
Pohjentrek
seperti
yang
silabus,
penelitian
pengembangan yang telah dipaparkan
142
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
yakni ; (1) reduksi data, (2) display
Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data ini meliputi
proses
observasi
yang
dilakukan dengan mengamati kegiatan
data, dan (3) simpulan atau verifikasi (Miles dan Huberman, 1992: 20) seperti gambar berikut:
pembelajaran yang dilakukan dengan Pengumpulan Data
menggunakan bahan ajar lama dan pembelajaran
yang
Reduksi Data
menggunakan
bahan ajar baru. Kemudian dilakukan
Penyimpulan dan Verifikasi
Display Data
diskusi dengan beberapa pakar yang sudah berpengalaman untuk menilai
Gambar 3.2 Teknik Analisis Data
desain produk bahan ajar. Selanjutnya,
Secara Kualitatif
melakukan wawancara dengan siswa
Analisis kuantitatif ditujukan untuk
tentang bahan ajar yang diterapkan
mengetahui sejauh mana perbedaan
guru. Peneliti mengambil sampel 10
efektivitas
siswa secara acak untuk diwawancarai.
lama
Kemudian
mengadakan
berbentuk modul, perlu diuji secara
serangkaian sebelum penerapan bahan
statistik dengan uji t-test berkorelasi
ajar baru dan setelah pembelajaran
(related). Sehingga untuk menguji
dengan menggunakan bahan ajar baru.
perbandingan bahan ajar lama dan
Tes yang sama juga dilakukan di kelas
baru digunakan untuk membandingkan
kontrol (konvensianal) untuk melihat
pretes dan postes pada bahan ajar baru
perbandingan bahan ajar lama dan
yang
baru.
menggunakan rumus berikut :
guru
penggunaan bahan ajar
terhadap
berbentuk
bahan
ajar
modul
yang
dengan
t
Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik model analisis kualitatif interaktif, yaitu terdiri tiga komponen
Rumus 3.1 Uji t Keterangan: X1 : Nilai Rata-Rata Pretest (hasil dari bahan ajar lama) X2 : Nilai Rata-Rata Postest (hasil dari bahan ajar baru)
143
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
S1 : Simpangan baku Pretest (hasil dari bahan ajar lama) S2 : Simpangan baku Postest (hasil dari bahan ajar baru) : Varian Pretest (hasil dari bahan ajar lama) : Varian Postest (hasil dari bahan ajar baru) r : Korelasi antara data dua kelompok n : jumlah sampel
menarik yang dapat minat baca siswa serta memudahkan anak memahami materi, serta memiliki lembar kegiatan yang mengajak siswa yang aktif dan kreatif, yang dapat mengembangkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kemampuan literasi dan memberikan
Penelitian Pendahuluan Penelitian ini dilakukan melalui
pembelajaran
observasi,
wawancara
dan
studi
pustaka mengenai permasalahan yang dihadapi guru maupun siswa dengan merekam tanggapan dari guru dan siswa
dengan
rangkaian
kegiatan
menyenangkan,
inspiratif,
menantang,
dan
memotivasi (I2M3) dan juga memiliki latihan soal dan uji kompetensi yang dapat memberikan siswa belajar secara mandiri. Penelitian Pengembangan
antara lain; 1) Berdasarkan analisis buku teks IPS yang digunakan, siswa maupun guru di MTs Negeri Pohjentrek beragam mulai buku teks paket yang diterbitkan oleh pemerintah, hingga buku LKS yang disiapkan sekolah untuk siswa dalam membantu
interaktif,
belajar
di
rumah.
2)
Berdasarkan analisis kebutuhan buku teks menurut guru dan siswa, buku IPS yang diharapkan yaitu buku praktis dengan kajian materi yang sederhana yang dapat mengajak siswa belajar dengan aktif dan dapat menciptakan pembelajaran
yang
menyenangkan,
tidak hanya bersifat tekstual
namun
juga buku yang menyajikan gambar
Berdasarkan
deskripsi
hasil
temuan dan kebutuhan bahan ajar di MTs Negeri Pohjentrek menemukan inti permasalahan yang dihadapi guru maupun
siswa
pengembangan
untuk
menentukan
buku
teks
yang
dihasilkan berupa modul, antara lain: (1) penyusunan silabus yang
tidak
sesuai dengan kondisi sekolah; (2) penyusunan
rencana
pembelajaran
tidak praktis; dan (3) minimnya bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan kondisi siswa di MTs Negeri Pohjentrek. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan beberapa upaya pada tahap studi pengembangan, yakni merancang
144
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
bahan
ajar,
yang
dimulai
dari
mendeskripsikan: (1) Analisis
kebutuhan
modul,
Langkah sebelum menyusun Modul
• Analisis Materi • Penyusunan Silabus dan RPP • Penetapan Tujuan Pembelajaran
merupakan kegiatan menganalisis silabus
dan
memperoleh
RPP
untuk
informasi
modul
yang dibutuhkan siswa dalam mempelajari
kompetensi
• Penyusunan Materi / Substansi • Perumusan Tugas/Praktik
Menyusun Kerangka Modul
yang • Perumusan Sistem Evaluasi • Penyusunan Evaluasi • Penyusunan Kunci Jawaban
telah diprogramkan; (2) Desian produk awal (prototype) bahan
ajar
modul
IPS
Penyusunan Evaluasi
pada
subtema Kehidupan Masyarakat Gambar 4.1 Diagram Alur
pada Masa Praaksara. Prototype
Penyusunan Modul
bahan ajar modul IPS diproduksi berdasarkan
karakteristik
(3) Validasi Modul IPS dilakukan
pengembangan bahan ajar, kajian
oleh Ahli yang berkompeten di
teoretik, identifikasi kebutuhan,
bidang IPS secara teori, yang
dan analisis bahan ajar yang ada
dalam hal ini divalidasi oleh DR.
berdasarkan
rancangan
Supriyanto yang merupakan dosen
Kurikulum
2013
silabus yang
Pascasarjana
Pendidikan
IPS
disempurnakan.
Universitas Kanjuruhan Malang.
Desain yang dilakukan dalam
Validasi
mengembangkan
berdasarkan (1) Relevansi materi;
modul
yang
ini
dilaksanakan
dilakukan sesuai dengan silabus
(2)
dan RPP yang telah disiapkan
Kelengkapan
sebelumnya.
Sehingga
proses
Sistematika Sajian; (5) Kesesuaian
penyusunan
modul
dapat
dilakukan langkah
dengan yang
sajian
Keakuratan
materi; Sajian;
dengan
(3) (4)
tuntunan
langkah-
pembelajaran yang terpusat pada
digambarkan
siswa; (6) Cara Penyajian; (7)
melalui alur sebagai berikut
Kekesuaian bahasa dengan kaidah 145
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
Bahasa Indonesia yang baik dan
kegiatan
benar;
perbandingan
(8)
Keterbacaan
dan
pembelajaran dengan
kekomunikatifan.
menggunakan buku teks IPS yang
Berdasarkan data hasil validasi
digunakan di sekolah.
ahli yang telah dilaksanakan, skor
(5) Uji
coba
utama
modul
IPS
indikator penilaian memperoleh
dilaksanakan
setelah
nilai terendah 2 dan skor tertinggi
melaksanakan revisi modul dari
4 dari nilai maksimal 4
hasil penilaian uji coba awal. Uji coba ini dilakukan pada dua kelas yang sama dengan uji coba awal, yang
= 76,9 Berdasarkan
kriteria
yang
validitas
disusun
dan
dikembangkan oleh penulis cukup valid atau dapat digunakan namun perlu direvisi kecil. (4) Uji
coba
kecil
rendah
produk
berdasarkan
berdasarkan
indikator
dilakukan pada dua kelas yang berbeda, yaitu uji coba pada kelas eksperimen dengan melakukan uji coba menggunakan modul yang telah dikembangkan, sedangkan coba
dilakukan
pada
telah
dikembangkan
dilaksanakan di dilakukan
kelas kontrol
dengan
kegiatan
kelas
dengan
dan
melakukan pembelajaran dengan
menggunakan buku teks IPS yang digunakan di sekolah.
nilai
penilaian validasi. Uji coba awal
uji
kelas
coba menggunakan modul yang
perbandingan
Awal
dilaksanakan setelah melakukan revisi
di
eksperimen dengan melakukan uji
dengan rentang 70,01 % - 80,00 % modul
dilaksanakan
kontrol
melakukan
Hasil Pengembangan Modul IPS Subtema
Kehidupan Masyarakat
Masa Praaksara Hasil uji keefektivan Modul IPS Subtema Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara di MTs Negeri meliputi : (1) keefektivan buku LKS IPS pada subtema Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara yang diujikan pada kelas
146
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
kontrol;
dan
(2)
keefektivan
Tabel.
Modul IPS pada subtema Kehidupan
4.8
Hasil
Uji
T
Paired
menggunakan SPSS
Masyarakat Masa Praaksara yang diujikan pada kelas eksprimen. Hal
ini
dilakukan
Paired Samples Test
untuk
Paired Differences
membandingkan keefektivan bahan
95%
ajar yang digunakan siswa antara
Confidence
kelas kontrol
yang menggunakan
Std.
buku LKS IPS yang diterbitkan oleh Intan Pariwara yang digunakan siswa dan kelas eksperimen yang menggunakan Modul IPS
Std.
Interval of the
Sig.
Error
Difference
(2-
Mean Deviation Mean Lower Upper Pair Nilai 1
-
Pretest
12,197 2,156
48,594
-
-
Posttest
yang telah disusun dan dikembangkan Dari hasil tabel di atas dengan
Berdasarkan hasil uji kompetensi
nilai t (22,53) lalu dikonsultasikan
yang telah dilakukan siswa, diketahui
dengan nilai tabel-t (dengan N 32, α <
bahwa perbedaan nilai pretest-postest
0,05) diperoleh 1,69. Jadi, t- hitung
ketika dilaksanakan ujicoba utama
(22,53) > t-tabel (1,69), maka hipotesis
dengan jumlah 32 siswa adalah : hasil
diterima
Uji-t Paired skor pretes dan postes
demikian dapat disimpulkan bahwa
kelas VII D diperoleh nilai sebagai
Modul IPS pada subtema Kehidupan
berikut.
sosial pada masa praaksara yang
(Ho
diujicobakan
ditolak).
Dengan
efektif
untuk
pembelajaran IPS di MTs Negeri Pohjentrek
Kabupaten
Pasuruan
sehingga bisa dijadikan buku bahan ajar. Sedangkan angket
df tailed) - 31
52,991 44,196 22,537
- Nilai
oleh penulis.
t
Berdasarkan
yang dilaksanakan
hasil kepada
siswa tentang bagaimana penggunaan 147
,000
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
modul untuk mewujudkan kemampuan
yang telah dilaksanakan dengan
Literasi siswa melalui pembelajaran
jumlah skor 76,9 %, sedangkan
I2M3. Berdasarkan hasil penilaian
dari
siswa dari angket yang disebarkan
didapatkan skor 78. Berdasarkan
kepada 32 siswa, didapatkan jumlah
kriteria validitas dengan rentang
skor rerata 87,6 dengan prosentase 88
70,01 % - 80,00 % modul yang
%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
disusun dan dikembangkan oleh
modul ini cukup dapat mewujudkan
penulis cukup valid atau dapat
kemampuan literasi siswa, dengan
digunakan namun perlu direvisi
memberikan
kecil.
pengalaman
belajar
kepada siswa bagaimana menemukan,
hasil
validasi
pengguna
b. Hasil uji keefektifan modul IPS
menalar dan menyajikan informasi
subtema
secara
masa praaksara dengan dilakukan
baik
dan
benar
melalui
kehidupan
masyarakat
pembelajaran I2M3.
uji pendahuluan (pretest) dan uji
KESIMPULAN
hasil
pembelajaran
(postest)
Setelah melaksanakan penelitian
dengan menggunakan Uji-t Paired
pengembangan modul IPS subtema
yang didapatkan t- hitung (22,53) >
kehidupan masyarakat masa praaksara,
t-tabel
dengan
kebutuhan
diterima (Ho ditolak). Dengan
bahan ajar di MTs Negeri Pohjentrek
demikian dapat disimpulkan bahwa
menurut
Modul
memperhatikan
guru
dan
siswa,
dapat
(1,69),
IPS
maka
pada
hipotesis
subtema
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Kehidupan
sosial
pada
a. Modul
praaksara
yang
diujicobakan
IPS
pada
Subtema
masa
Kehidupan
Masyarakat
Masa
efektif untuk pembelajaran IPS di
Praaksara
berdasarkan
hasil
MTs Negeri Pohjentrek Kabupaten
Validasi Ahli Modul IPS dilakukan
Pasuruan sehingga bisa dijadikan
oleh Ahli yang berkompeten di
buku bahan ajar.
bidang IPS secara teori, yang
c. Dalam
penerapan
modul
IPS
dalam hal ini divalidasi oleh DR.
berdasarkan Hasil uji peningkatan
Supriyanto. Hasil validasi ahli
kemampuan Literasi siswa yang
148
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
memberikan pembelajaran yang
dalam satu semester bahkan satu
interakif,
tahun, selama kurikulum yang berlaku
inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan
tetap konsisten.
memotivasi peserta didik (I2M3) dengan menggunakan IPS Subtema
DAFTAR PUSTAKA
Kehidupan
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat
Praaksara,
Masyarakat melalui
Masa
penyebaran
Pembelajaran.
angket dengan nilai prosentase rata-rata 88%.
Bandung:
Rosda. Bawden, D. 2001. Information and
d. Berdasarkan pada hasil pengujian
digital literacy: a review of
melalui angket kepada siswa. Dari
concepts
hasil angket yang didapatkan yang
Documentation).
disebarkan
kepada
32
siswa,
(Journal
of
Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif
didapatkan jumlah skor rerata 87,6
Membuat
dengan
Inovatif. Yogyakarta: Diva
prosentase
88
%.
Sedangkan angket yang diisi oleh guru
selaku
pengguna
modul
Bahan
Press. Behrens,
S.
1994.
A
conceptual
and
historical
pegangan guru didapatkan adalah
analysis
87, dengan prosentase sebesar
review
87%.
literacy. College
of
information and
Research Libraries.
Implikasi Pengembangan bahan ajar ini diharapkan
Ajar
berimplikasi
pada
Belawati. 2003. Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta:
kompetensi guru dalam menyusun
Penerbitan
bahan ajar sendiri yang disesuaikan
Terbuka
Pusat
Universitas
dengan Kurikulum 2013. Dan sebagai
Darsono, M. Dkk. 2002. Belajar dan
tindak lanjut dari penelitian ini dengan
Pembelajaran. Semarang:
menambah tema dan sub tema yang
IKIP Semarang Press
sesuai dengan kurikulum 2013 yang lengkap.
hingga dapat digunakan
Daryanto. 2013. Menyusun Modul. Yogyakarta : Gava Media
149
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
Gunawan, A., dkk,. 2008. 7 langkah literasi
Wiyani, Novan A. 2013. Manajemen
informasi:
Kelas: Teori dan Aplikasi
management.
untuk Menciptakan Kelas
Jakarta : Universitas Atma
yang Kondusif. Jogjakarta:
Jaya.
Ar-Ruzz Media.
knowlarge
Marseno, R. 2014. Identifikasi Literasi Informasi dalam Rangka
Makalah seminar :
Pengembangan Kurikulum
Sulistyo, Basuki. (2007) Kemelekan
di Sekolah Dasar. Tidak
Informasi
Dipublikasikan.
literacy). Seminar
Tesis.
Bogor: Pascasarjana IPB Prastowo, A.
2012.
(information
Pelatihan.
Panduan
dan
Kemelekan
Informasi UI Model. Bante
Kreatif Membuat Bahan
Uno,
Ajar Inovatif. Jogjakarta:
Internet :
Diva
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_ne
Hamzah
B.
(2010).
Teori
Motivasi
dan
Pengukurannya. ke-6.
Jakarta:
gara_menurut_Indeks_Pemba ngunan_Manusia.
Cetakan
Long, M.H. dan G. Crookes. 2004.
Bumi
Three Approaches to Task-
Aksara.
Based
Syllabus
Design,
Santrock, John W. 2003. Adolescance
http:www.iei.uluc.edu/TESO
Perkembangan
LOnline/topics/threesyllabuse
Remaja;
Alih Bahasa Sinto B. Adlar Dkk. Jakarta : Erlangga Winastwan, G. & Sunarto. 2010.
s.html.20 Juli 2007. Bundy, A. (2004). Australian and New Zealand Information Literacy
Pakematik:
Srategi
Framnework.
Pembelajara
Inovatif
Principles,
Dalam standards
Berbasis TIK. Elex Media
practice.
Komputindo
Adelaide:ANZIL,2004.
and
2nd ed.
ANZIL (Australian and New
150
JPPI Volume 11 No 2 (2017) 136-151
Zealand
Institute
for
Sulistiyo
Basuki,
(2013).
Literasi
Information
Informasi
Literacy). http://www.anzil.or
Literasi Digital.
g. Diakses tanggal 21 Juli
https://sulistyobasuki.word
2016.
press.com/2013/03/25/liter
ALA (America Library Association)
dan
asi-informasi-dan-literasi-
Introduction to information
digital. diakses tanggal 27
Literacy.
Juli 2016
1989.http://www.ala.org/acrl/ standards/informationliteracy competency.diakses
tanggal
21 Juli 2016
151