APLIKASI PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG JADI MENGGUNAKAN VISUAL FOXPRO PADA CV. MAJA MENJANGAN KABUPATEN MAJALENGKA ===========================Lisnawati1, Heliyanti Susana2========================= Abstraks CV. Maja Menjangan Kabupaten Majalengka merupakan salah satu perusahaan manufaktur (industri) yang bergerak di bidang pembuatan kecap. Kecap merupakan bumbu makanan berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman, serta memiliki rasa dan aroma yang khas. Kegiatan utama perusahaan kecap maja menjangan majalengka adalah memproduksi hanya satu jenis kecap rasa manis sedang dengan ukuran yaitu besar, kecil dan plastik. Permasalahannya yaitu sering terjadinya kesalahan dalam pencatatan persediaan barang jadi, Pelaporan data informasi persediaan barang jadi tidak akurat, Dalam pembuatan laporan sering mengalami keterlambatan karena masih menggunakan cara manual, dengan dibangunnya system tersebut sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam pencatatan persediaan barang jadi, menyediakan informasi data persediaan barang secara lebih akurat, menyajikan Laporan pencatatan persediaan barang jadi secara lebih cepat dan akurat. Dalam perancangannya menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). Kata kunci : Aplikasi, Pencatatan, Persediaan barang jadi
A. Latar belakang penelitian Perusahaan memiliki persediaan dengan maksud untuk menjaga kelancaran operasinya. Bagi perusahaan dagang, persedian barang dagangan memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan pembeli. Sedangkan bagi perusahaan industri, persediaan bahan baku dan barang dalam proses bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi, sedangkan persediaan barang jadi dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar. Meskipun demikian tidak berarti perusahaan harus menyediakan persediaan sebanyak-banyaknya. Apabila penjualan meningkat, rata-rata persediaan juga akan meningkat, demikian pula kalau menurun. Persediaan yang tinggi memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang mendadak. Meskipun demikian persediaan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan memerlukan modal yang makin besar pula.Sebaliknya persediaan yang kecil menghemat biaya, tetapi dapat menimbulkan gangguan produksi atau penjualan. Karena itulah muncul konsep “ persediaan hanya apabila diperlukan”.
CV. Maja Menjangan Kabupaten Majalengka merupakan salah satu perusahaan manufaktur (industri) yang bergerak di bidang pembuatan kecap. Kecap merupakan bumbu makanan berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman, serta memiliki rasa dan aroma yang khas. Kegiatan utama perusahaan kecap maja menjangan majalengka adalah memproduksi hanya satu jenis kecap rasa manis sedang dengan ukuran yaitu besar, kecil dan plastik. Sistem komputerisasi sebagian besar sudah memadai, namun masih ada suatu kekurangan dalam pencatatan persediaan Cara pencatatan persediaan barang tersebut masih menggunakan sistem manual yaitu masih di catat dalam kartu persediaan. Sehingga dengan cara manual ini sering menimbulkan beberapa kendala yaitu : 1. Terjadinya selisih dalam perhitungan pengecekan barang jadi 2. Tidak efisien dalam pencatatan dan perhitungan persediaan barang jadi karena mengeluarkan banyak waktu dan dokumen pendukungnya 3. Terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan barang jadi
Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 4 No. 2 Edisi Desember 2011
22
Pencatatan persediaan mempunyai peranan penting dalam mengontrol perkembangan perusahaan sehingga dalam pengolahan data memerlukan pencatatan dan pelaporan yang akurat, efisiensi waktu dan dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu dengan dibangunnya sistem komputerisasi pencatatan persediaan barang jadi diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencatatan persediaan barang jadi agar laporan yang dihasilkan lebih cepat dan akurat. Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan mencoba menerapkan sistem komputerisasi pada CV Maja Menjangan Kabupaten Majalengka yang disusun dalam bentuk laporan tugas akhir dengan judul : “APLIKASI PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG JADI PADA CV MAJA MENJANGAN KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN VISUAL FOXPRO”.
barang, laporan pengeluaran barang dan laporan persediaan barang 2. Membantu mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses pencatatan persediaan barang jadi, perhitungan persediaan barang jadi, dan penyusunan laporan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan kinerja bagian administrasi, dan efesiensi dalam operasional perusahaan
E. Tinjauan Pustaka Definisi Sistem “Sistem adalah setiap sesuatu yang terdiri atas objek-objek atau unsur atau komponen yang bertata hubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu.” (Prajudi,Atmosudirjo,Prof.Dr,1997:110) Sedangkan pada buku Sistem Akuntansi, pengertian sistem yaitu ”Sekelompok unsurunsur yang erat berhubungan satu sama yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu” (Mulyadi, 2003:2)
B. Rumusan Masalah Dalam tugas akhir ini, beberapa masalah yang akan dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Sering terjadinya kesalahan dalam pencatatan persediaan barang jadi 2. Data informasi persediaan barang jadi tidak akurat 3. Pembuatan laporan lambat karena masih menggunakan cara manual C. Tujuan Penelitian Tujuan dari pembuatan produk ini adalah agar permasalahan-permasalahan yang terjadi dapat teratasi, yaitu : 1. Mengurangi kesalahan dalam pencatatan persediaan barang jadi 2. Menyediakan informasi data persediaan barang secara lebih akurat 3. Menyajikan Laporan pencatatan persediaan barang jadi secara lebih cepat dan akurat D. Manfaat Penelitian 1. Mendata dan menyusun laporan persediaan barang jadi mulai dari laporan pemesanan
a. Definisi Data dan Informasi 1) Definisi Data ”Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya” (Fathansyah Ir., 1999 : 2) 2) Definisi Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto HM., 1999 : 8) 3) Kualitas Informasi Kualitas Informasi tergantung dari tiga hal : 1. Informasi Harus Akurat yaitu informasi harus terbebas dari kesalahan-kesalahan, tidak biasa dan tidak menyesatkan
Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 4 No. 2 Edisi Desember 2011
23
2. Informasi Harus Tepat Waktu yaitu informasi yang datang kepada penerimanya tidak boleh mengalami keterlambatan 3. Informasi Harus Relevan yaitu informasi memiliki manfaat bagi penerimanya 4) Nilai Informasi Ditentukan oleh dua hal 1. Manfaat dari informasi tersebut 2. Biaya untuk mendapatkan informasi b. Definisi Sistem Informasi “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan–laporan yang diperlukan.”. (Jogiyanto HM, Analisis & Disain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis; 1999 : 11) c. Definisi Pencatatan “Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2005: 117) d. Definisi Akuntansi Menurut American Institute of Certified Public Accountants disingkat (AICPA), “akuntansi berarti suatu seni pencatatan, pegelompokan dan pengikhtisaran menurut cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai uang, segala transaksi dan kejadian yang sedikitnya bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan hasilnya”. (Soemarso, Amir Abadi Yusuf. 1993 : 7). Sedangkan pada buku Akuntansi Manajemen 1, pengertian Akuntansi adalah proses pencatatan dan penggolongan, peringkasan dan penyajian dalam bentuk laporan keuangan dal laporanlaporan lainnya atas transaksi keuangan suatu satuan usaha atau orgaisasi dengan cara yang sitematis, serta meliputi pula analisa dan interprestasi informasi yang disajikan didalam laporan-laporan tersebut. (R.A.Supriyono, 1992:18)
e. Deinisi Persediaan Perusahaan akan selalu memiliki persediaan. Persediaan merupakan pos neraca yang penting dan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Persediaan secara umum dapat diartikan sebagai hal/benda yang dibeli untuk dijual kembali atau digunakan untuk proses produksi. Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:141) mendefinisikan persediaan sebagai berikut : “Persediaan adalah aktifa yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, dalam proses produksi, dalam perjalanan, dalam bentuk bahan atu perlengkapan(supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa” Sedangkan pengertian persediaan menurut Zaki Baridwan (2004:149) adalah sebagai berikut : “secara umum istilah persedian barang dipakai untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual” Secara umum alasan untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut : 1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya penyimpanan 2. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati tanggal pengiriman 3. Untuk menyanggah proses produksi yang tidak dapat diandalkan Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut : a. Bahan baku dan bahan penolong Bahan baku adalah barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan penolong adalah barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relative kecil atau sulit diikuti biayanya. b. Suplies Pabrik Suplies pabrik adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi misalnya oli mesin, bahan pembersih mesin
Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 4 No. 2 Edisi Desember 2011
24
c. Barang Dalam Proses Barang dalam proses adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang tadi belum selesai dikerjakan. Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.
terdiri dari harga pokok barang-barang yang dijual dan sisanya merupakan persediaan akhir. Metode ini dapat digunakan dalam perusahaanperusahaan yang menggunakan prosedur pencatatan persediaan dengan cara fisik maupun dengan cara perpetual. 2. First In First Out (FIFO-Method)
d. Produk selesai atau barang jadi Produk selesai adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya. Menurut Zaki Baridwan (2004:150) ada dua macam metode pencatatan persediaan barang, yaitu : 1. Metode Fisik Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak dikuti dalam buku-buku, seiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung. 2. Metode Perpetual Dalam metode perpetual setiap jenis persediaan dibuatkan rekning sendiri-sendiri yang merupakanbuku pembantu persediaan. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan, dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persedian diikuti pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Dalam menilai suatu persediaan ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu : 1. Identifikasi khusus ( Sfecific Identification Method ) Metode identifikasi khusus didasarkan pada anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Harga pokok penjualan
Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan demikian persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang akhir masuk. Cara FIFO menunjukan nilai persediaan akhir yang tinggi, harga pokok barang yang terjual rendah dan profit yang terbesar. 3. Rata-rata Tertimbang Average Method)
(Weighted
Cara ini berbeda dengan cara yang sudah dijelaskan sebelumnya karena didasrakan atas harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh pada masing-masing harganya. 4. Last in First Out (LIFO-Method) Metode ini mengasumsikan bahwa nilai barang yang terjual/terpakai dihitung berdasarkan harga pembelian barang yang terakhir masuk, dan nilai persediaan akhir dihitung berdasarkan harga pembelian yang terdahulu masuk. Cara ini menunjukan nilai persediaan akhir yang rendah, harga pokok barang yang terjual tinggi dan profit rendah. Metode persediaan barang jadi yang digunakan pada CV Maja Menjangan Kabupaten Majalengka yaitu metode FIFO dalam melakukan kegiatan produksi .
Konsep Perancangan Sistem Informasi a. Definisi Analisa Sistem “Analisa sistem adalah menguraikan dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagianbagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-
Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 4 No. 2 Edisi Desember 2011
25
kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikanperbaikannya.” (Jogiyanto.HM., 1999 : 129)
masing-masing bentuk normalisasi tersebut adalah sebagai berikut (Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi ; 2002: 54) : 1) Bentuk Normal Pertama (1NF)
b. Definisi Data Flow Diagram (DFD) “DFD digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika”. (Jogiyanto.HM., 1999 :700) c. Definisi Flowchart ”Flowchart adalah bagan yang menunjukan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem yang menjelaskan urut-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem”.
Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal pertama jika dan hanya jika setiap atribut bernilai tunggal untuk setiap baris. 2) Bentuk Normal Kedua (2NF) Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal kedua jika berada dalam normal pertama dan setiap atribut bukan kunci memiliki ketergantungan sepenuhnya terhadap kunci primer 3) Bentuk Normal Ketiga (3NF)
d. Definisi Aplikasi “Program aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain (Febrian, jack . 2002 : 110) e. Definisi Program Aplikasi “Program aplikasi adalah program yang dapat bekerja sendiri tanpa harus membuka terlebih dahulu program lain”, (Andi, 2003:221) Konsep Perancangan Basis Data a. Definisi Database “Database adalah kumpulan file yang dikelompokan bersama-sama karena memiliki suatu cirri yang umum. Kumpulan file ini dapat diseleksi berdasarkan kriteria tertentu, sehingga hasilnya dapat dipakai sebagai sumber informasi” ( Riyanto Tosin, 1985:249) b. Definisi Normalisasi ”Normalisasi adalah suatu proses untuk mengubah suatu tabel yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah tabel atau lebih, yang tidak lagi memiliki masalah tersebut ”. (Abdul Kadir, 2002: 52) Bentuk normalisasi adalah suatu aturan yang dikenakan pada tabel-tabel dalam basis data dan harus dipenuhi oleh tabel-tabel tersebut pada level-level normalisasi. Ada macammacam bentuk normalisasi, diantaranya adalah bentuk normal pertama, bentuk normal kedua dan bentuk normal ketiga. Aturan-aturan dalam
Suatu relasi dikatakan bentuk normal ketiga jika berada dalam normal kedua dan setiap atribut bukan kunci tidak memiliki ketergantungan transitif terhadap kunci primer c. Definisi Entity Relational Diagram (ERD) Merupakan jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dari sistem secara abstrak. Tujuan dari Entity Relational ini adalah untuk menunjukan objek data dan relationship yang ada pada objek tersebut. Salah satu alat untuk perancangan dalam basis data Cadinality Rasio yaitu menjelaskan batasan jumlah entity yang berhubungan melalui suatu relationship. Jenis Cardinality Rasio adalah sebagai berikut : 1. One To One (1:1), yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding satu berbanding satu 2. One To Many (1:M), yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding satu berbanding banyak 3. Many To One (M:1), yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding banyak berbanding satu 4. Many To Many (M:M), yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding banyak berbanding banyak Konsep Bahasa Pemrograman a. Definisi Bahasa Pemrograman
Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 4 No. 2 Edisi Desember 2011
26
Bahasa pemrograman merupakan kendaraan yang digunakan untuk berkomunikasi antara manusia dengan mesin komputer. Pemilihan bahasa pemrograman merupakan hal yang sangat penting bagi seorang programmer untuk mulai membuat program. Fungsi dari bahasa pemrograman itu sendiri adalah sebagai media untuk membuat program dan memahami serta sebagai komunikasi antara programmer dengan komputer. Pemilihan bahasa pemrograman harus tepat dan sesuai dengan permasalahan yang ada. (Mico Pardosi, 1996:10). b. Gambaran Foxpro
Umum
Microsoft
Visual
”Microsoft Visual Foxpro adalah Suatu program aplikasi yang menerapkan sistem manajemen database relasional yang biasa disebut RDBMS (Relational Database Management System) yang berorientasi object, memiliki kemampuan untuk membuat berbagai aplikasi database dengan cepat karena dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang lengkap dan mudah digunakan”. ( Andi, 2003:5) “Pemrograman Visual Foxpro adalah suatu sistem manajemen pengolahan database (basis data), yang memungkinkan kita untuk” : 1. Merancang sendiri format penyimpanan informasi. 2. Menata data dalam bentuk tabel. 3. Merancang sendiri form untuk memasukkan data ke dalam tabel. 4. Mengolah data menjadi informasi dan menyajikan dalam bentuk laporan. 5. Merangkai berbgai unsur penggunaan didalamnya menjadi suatu aplikasi. (Ir. Zinzari, Pedoman Microsoft Visual Foxpro 6.0 termasuk Visual Foxpro 5.0 ; 1999 : 1) Komponen-komponen yang digunakan dalam pembuatan aplikasi database Visual Foxpro, antara lain: 1. Project Digunakan untuk mengorganisasikan file-file (file data, dokumen dan object-object) yang sedang dikerjakan. File project memiliki ekstensi .pjx. 2. File Database
Database adalah file yang berisi informasi mengenal file-file penyusun database, file penyusun database dapat berupa tabel, indeks, atau view. File Database memiliki ekstensi .dbc (DataBase Container). 3. Tabel Tabel memiliki ekstensi .dbf, merupakan komponen utama dari database karena tabel yang memuat data. Tabel terdiri dari field dan record. 4. View View adalah berisi pendefenisian tabel sementara menggunakan perintah kriteria untuk mengestrak record khusus. View dibentuk dengan satu atau lebih tabel, atau menggunakan view yang sudah ada. View tidak disimpan sebagai file sendiri melainkan informasinya termuat di dalam file database (.dbc). 5. Form Form memiliki ekstensi .scx, merupakan sarana untuk berinteraksi antar user aplikasi dengan ligkungan datanya. Pada Form terdapat kontrolkontrol yang berfungsi untuk menampilkan atau mengedit data. 6. Report Report memiliki ekstensi .frx, merupakan komponen project yang digunakan untuk menampilkan laporan. 7. Menu Menu digunakan untuk menempatkan komponen project ke dalam suatu lokasi, sehingga komponen project dapat diakses dengan mudah dan cepat. 8.
Prosedur Program Visual Foxpro
pada
Microsoft
”Prosedur Program adalah rangkian urut-urutan perintah yang didesain sdemikian rupa untuk menggerakkan sesuatu yang sudah dirancang sebelumnya, seperti Menu, File, Database, form dan lain sebagainya”. (Peter Wanto SP., SE. AK, 2008 : 45) 1. Rekayasa Sistem (Engineering System)
Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 4 No. 2 Edisi Desember 2011
27
Perangkat lunak berkomunikasi dengan perangkat keras, orang dan basis data yaitu mengetahui elemen-elemen yang hendak dialokasikan kedalam perangkat lunak. 2. Analisis Sistem (System Analysis) Mengevaluasi permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. Langkah-langkahnya adalah : a. Identify : Mengidentifikasi masalah b. Understand : Memahami kerja dari sistem yang ada c. Analyze : Menganalisis Sistem d. Report : Membuat laporan hasil analisa 3. Desain Sistem (System Design) Perancangan sistem yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrogaraman yang diperlukan untuk pengembangan sistem infomasi. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran secara umum dan terperinci kepada user tentang system yang baru. Langkah dalam perancangan system meliputi : a) Pembuatan DFD ( Data Flow Diagram ) b) Enity Relational Diagram ( ERD) c) Normalisasi d) Tabel e) Interface f) Algoritma 4. Penulisan Program (Coding) Mengubah desain menjadi bentuk yang dimengerti oleh komputer. 5. Pengujian (Testing) Pengujian sistem yaitu melakukan pengujian terhadap sistem baru yang telah dibuat. Meliputi : a) Menguji hasil perancangan input dan output persediaan barang b) Menguji Hardware, Software maupun Brainware yang diperlukan. 6. Pemeliharaan Sistem (Maintenance) Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana perangkat lunak yang sudah selesai mengalami perubahan-perubahan baik penambahan maupun pengurangan.
Tujuannya adalah untuk menjaga agar sistem informasi dapat digunakan dalam
F. Metode Pengembangan Prosedur yang digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC) yaitu tahapantahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer untuk membangun sistem informasi.Ada beberapa model SDLC seperti Waterfall, Fountain, Spiral, Rapid, Prototyping, Intecremental, Build & Fix, Symponize & stabilize. Dalam pendekatan masalah ini penulis menggunakan model Waterfall, terdiri dari : ( Lewis, Jeremy 2008 : 184 ) Rekayasa Sistem (Engineering System) Perangkat lunak berkomunikasi dengan perangkat keras, orang dan basis data yaitu mengetahui elemen-elemen yang hendak dialokasikan kedalam perangkat lunak. Analisis Sistem (System Analysis) Mengevaluasi permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. Langkah-langkahnya adalah : a. Identify : Mengidentifikasi masalah b, Understand : Memahami kerja dari sistem yang ada c. Analyze : Menganalisis Sistem d. Report : Membuat laporan hasil analisa Desain Sistem (System Design) Perancangan sistem yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrogaraman yang diperlukan untuk pengembangan sistem infomasi. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran secara umum dan terperinci kepada user tentang system yang baru. Langkah dalam perancangan system meliputi : a) Pembuatan DFD ( Data Flow Diagram ) b) Enity Relational Diagram ( ERD) c) Normalisasi d) Tabel
Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 4 No. 2 Edisi Desember 2011
28
e) Interface f) Algoritma
Diagram Berjenjang
Penulisan Program (Coding) Mengubah desain menjadi dimengerti oleh komputer.
Aplikasi pencatatan persediaan barang Aplikasi pencatatan persediaan barang
bentuk
yang
Pengujian (Testing) Pengujian sistem yaitu melakukan pengujian terhadap sistem baru yang telah dibuat. Meliputi : a) Menguji hasil perancangan input dan output persediaan barang
2.0 2.0 Produksi Produksi Barang Barang
1.0 1.0 Data Barang Data Barang
1.1 1.1
1.2 1.2
2.1 2.1
3.0 3.0 Pengeluaran barang Pengeluaran barang
2.2 2.2
4.0 4.0 Pembuatan Laporan Pembuatan Laporan
b) Menguji Hardware, Software maupun Brainware yang diperlukan. 3.1 3.1
Pemeliharaan Sistem (Maintenance) Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana perangkat lunak yang sudah selesai mengalami perubahan-perubahan baik penambahan maupun pengurangan. Tujuannya adalah untuk menjaga agar sistem informasi dapat digunakan dalam perusahaan tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama.
G. Hasil Dan Pembahasan Diagram Konteks Aplikasi Persediaan Barang Jadi
Pencatatan
Bag. Produksi Bag. Produksi
Daftar Barang yg diproduksi Daftar Barang keluar
Daftar Barang Aplikasi pectatan Aplikasi pectatan Pesediaan Barang Pesediaan Barang Jadi Jadi
4.1 4.1
4.1 4.1
4.1 4.1
Gambar 2. Diagram berjenjang apliksi pencatatan persediaan barang jadi
Keterangan Bagan Berjenjang : 1.1 1.2 2.1 2.2 3.1 3.2 4.1 4.2 4.3
Input Data Barang Edit Data Barang Input Barang Hasil Produksi Edit Barang Hasil Produksi Cek Persediaan barang Input Barang Keluar Pembuatan Lap. Produksi Pembuatan Lap. Barang Keluar Pembuatan Lap. Persediaan
DFD Level 0 Aplikasi Pencatatan Persediaan Bag. Pemadan Bag. Pemadan
Barang Jadi Catatan pesanan barang
Laporan produksi
Laporan Return
Laporan brg keluar
Laporan Produksi
4.1 4.1
Daftar Barang yg diproduksi
Daftar Barang
Bag. Gudang Bag. Gudang
3.2 3.2
Laporan persediaan Pimpinan Pimpinan
Gambar 1. Diagram Konteks
Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 4 No. 2 Edisi Desember 2011
29
DFD Level 1 Produksi Barang Bag. Produksi Bag. Produksi
Bag. Produksi Bag. Produksi
Data pesanan Barang
Data perhituangan Barang
Data Barang
1.0 1.0 Databarang Databarang
Bag. Produksi Bag. Produksi
Bag. Produksi Bag. Produksi
Data pengel uaran Barang
2.0 2.0 Produksi barang Produksi barang
Data Produksi
Bag. gudang Bag. gudang
Data Hasil Produksi
Data pengel uaran Barang
Data Barang
Produksi Barang
2.1 2.1 Input Barang Input Barang Hasil Produksi Hasil Produksi Laporan retur
4.0 4.0 Pembuatan Pembuatan laporan laporan
Laporan persediaan
3.0 3.0 Pengeluaran Pengeluaran Barang Barang
2.2 2.2 Edit data Edit data Hasil Barang Hasil Barang
Data Produksi Barang
Laporan barang keluar Laporan produksi Pengeluaran Barang
Gambar 5: Dfd level 1 Produksi barang
Pesediaan Pesediaan
DFD Level 1 Pengeluaran Barang Gambar 3: Diagram aliran data level 0 Gudang Gudang
DFD Level 1 Data Barang
Data Barang
3.1 3.1 Cek Pesediaan Cek Pesediaan Barang Barang
Bag. gudang Bag. gudang
3.2 3.2 Input Barang Input Barang
Data Produksi Barang Daftar Barang Catat pesanan Barang Laporan Barang Keluar
Data Barang
Bag. gudang Bag. gudang
1.1 1.1 Input Data Input Data Barang Barang
Data Barang Keluar
1.2 1.2 Edit data Edit data Barang Barang
Pimpinan Pimpinan
Gambar 6. Dfd Level 1 Barang
DFD Level 1 Pembuatan laporan Data Barang
Gambar 4: Dfd level 1 Data barang
Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 4 No. 2 Edisi Desember 2011
30
Bag. Gudang Bag. Gudang
4.1 4.1 Pembuatan Pembuatan Lap. Lap. Produksi Produksi
4.2 4.2 Pembuatan Pembuatan Lap. Barang Lap. Barang Keluar Keluar
Data Barang Keluar
4.3 4.3 Pembuatan Pembuatan laporan laporan
4.4 4.4 Pembuatan Lap Pembuatan Lap Persediaan Persediaan
Laporan Barang Keluar
Lap. Produksi Data Produksi Data Produksi Lap. retur
Pimpinan Pimpinan
Laporan persediaan
Gambar 7. DFD Level 1 Pembuatan Laporan
H. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai persediaan barang jadi pada CV Maja Menjangan Kabupaten Majalengka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem dan prosedur pencatatan persediaan barang pada CV Maja Menjangan Kabupaten Majalengka yang masih manual yaitu masih dicatat pada kartu persediaan . 2. Kegiatan administrasi dalam pekerjaannya menangani keluar masuk barang membutuhkan waktu lama untuk pencatatan dan perhitungan. Dengan sistem komputerisasi beban kerja yang diselesaikan relatif lebih ringan, cepat, dan praktis, sehingga sangat membantu dan memudahkan dalam pengolahan data stok barang di gudang CV Maja Menjangan Kabupaten Majalengka. 3. Program yang dibuat dalam Tugas Akhir ini menerapkan pendekatan kedalam teknologi baru berupa komputerisasi untuk pengolahan data persediaan barang jadi pada CV Maja Menjangan Kabupaten Majalengka.
I. Daftar Pustaka 1) Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : FE UI 2) Baridwan, Zaki. 2004. Sistem Akuntansi.Yogyakarta : BPFE 3) Brealey, R., and Myers, S. 1991. Principles of corporate finance. McGraw Hill. 4) Fathansyah, I.R.. 1999. Buku Teks Ilmu Komputer Basis Data Bandung : Informatika 5) Febrian, jack . 2002. Kamus Komputer Dan Istilah Teknologi Informasi. Bandung : CV.Informatika 6) Jogiyanto HM.1999. Analisis & Disain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset 7) Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2005. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan 8) Mulyadi, 2003. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : BPE 9) Peter Wanto SP., SE. AK, 2008. Pedoman Microsoft Visual Foxpro. Yogyakarta : Andi Offset 10) Prajudi, Atmosudirjo, Prof, Dr, Mr.S. 1997. Pengambilan Keputusan. Yogyakarta : Andi 11) Soegeng,Soetedjo. 1999. Akuntansi Intermdiate. Bandung : Airlangga University Press 12) Soemarso, Amir Abadi Yusuf. 1993.Akuntansi Untuk SMTA. Jakarta : Salemba Empat
Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 4 No. 2 Edisi Desember 2011
31