Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
PERBEDAAN SIKAP POSITIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS VIII SMP Oleh : Agus Junsion Naibaho Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Efarina Simalungun, Sumatera Utara, Indonesia ABSTRACT This study aims to determine differences: (1) positive attitude the students using realistic mathematics learning approach and direct learning in mathematics pemebelajaran. (2) the ability of creative thinking of students using realistic approach to mathematics learning and direct instruction in mathematics. (3) the levels of student activity during pemebelajaran with realistic mathematics approach and direct learning. (4) the ability to manage learning mathematics teacher realistic. (5) the responses of the students in mathematical problem solving with realistic mathematics learning. The study population was students of SMP Negeri 1 Dolok Stone Nanggar. Selection dampel done randomly to randomize the class. The instrument used consisted of: (1) positive attitude questionnaire (2) test the ability of creative thinking (3) active student activity sheet (4) the ability of the teacher to manage the learning of mathematics (5) The student answer sheet. The tests were used to obtain the data is in narrative form. The data were analyzed using inferential statistical analysis. Descriptive analysis is intended to describe the level of activity of the student, the teacher's ability to manage learning, and the learning process of students' answers with realistic mathematics. Inferential analysis of data performed by test Mann-Whitney U-test and analysis of covariance (Anacova). The results showed that: (1) there is a difference between the positive attitude of the students who were given a realistic approach to mathematics instruction given direct instruction. (2) there are differences in the ability of creative thinking among students who were given a realistic approach to mathematics instruction given direct instruction. (3) the levels of activity of students with realistic mathematics learning approach meets the tolerance limits of the ideal time. (4) the ability of teachers to manage learning 108
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
with realistic mathematics learning approach into the criteria quite well. (5) the student answers using realistic mathematics learning approach is better than the direct learning approach. Keywords: Positive Attitude, Creative Thinking, Realistic Mathematics Learning, Direct Learning.
logis,
PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang
ketelitian
keruangan,
dan 6.
selalu berubah sekaligus persaingan
kepuasan
yang semakin ketat memerlukan ahli
memecahkan masalah.
pendidikan
yang
tidak
hanya
kesadaran Memberikan
terhadap
usaha
Berdasarkan kondisi tersebut,
terampil dalam suatu bidang tetapi
untuk
juga kreatif dalam mengembangkan
keadaan yang selalu berkembang,
bidang
maka
yang
ditekuni.
Pelajaran
menghadapi
dalam
perubahan
pembelajaran
matematika yang diajarkan disekolah
matematika yang harus dimiliki dan
berperan
ditumbuhkembangkan pada
dalam
melatih
siswa
siswa
berpikir logis, kritis dan praktis, serta
salah satunya adalah sikap positif.
bersikap positif dan berpikir kreatif.
Hal ini sesuai dengan Peraturan
Hal
dengan
Menteri Pendidikan Nasional No 22
pendapat cockroft (Abdurrahman,
(Depdiknas, 2006) tentang Standar
2003:253) yang menyatakan bahwa
Isi
;Matematika perlu diajarkan kepada
menyatakan bahwa tujuan nomor 5
siswa karena 1. Selalu digunakan
pelajaran
dalam segi kehidupan, 2. Semua
adalah agar para siswa : Namun
bidang
memerlukan
kenyataannya, sikap yang dimiliki
sesuai,
siswa terhadap pelajaran matematika
matematika
ini
sesuai
studi yang
3.
Merupakan sarana komunikasi yang
untuk
Pelajaran
matematika
Matematika
disekolah
cenderung negatif.
kuat, singkat, dan jelas, 4. Dapat digunakan
Mata
Salah
menyajikan
satu
pendekatan
pembelajaran matematika yang dapat
informasi dalam berbagai cara, 5.
mengembangkan
Meningkatkan kemampuan berpikir
berpikir kreatif adalah pendekatan 109
kemampuan
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
pembelajaran matematika realistik. Pendekatan
Tabel 1. Rancangan Penelitian
Pembelajaran
Matematika Realistik Pembelajaran Matematika merupakan suatu
Realistik
(PMR)
operasionalisasi
pendekatan
matematika
dari
Pretes
Perlakuan
Postes
PMR
T1
X
T2
PL
T1
T2
Keterangan :
pendidikan
yang
Kelas
X: Adanya perlakuan Pembelajaran
telah
Matematika Realistik
dikembangkan di Belanda dengan Mathematics
O1 : Pretest
Education (pembelajaran matematika
O2: Postest
realistik) yang artinya pendidikan
HASIL PENELITIAN
nama
Realistic
Data yang dianalisis dalam
matematika realistik.
penelitian ini adalah sikap positif dan tes kemampuan berpikir kreatif siswa
METODE PENELITIAN merupakan
terhadap matematika . Hasil sikap
penelitian quasi experiment dengan
positif dan tes kemampuan berpikir
tujuan untuk melihat perbedaan sikap
kreatif siswa terhadap matematika
positif
dan kemampuan berpikir
memberikan
kreatif
siswa dengan menerapkan
kemampuan
siswa
sesudah
dilakukan
Penelitian
ini
pendekatan
pembelajaran
matematika
realistik.
informasi
pembelajaran,
Populasi
tentang
sebelum
baik
proses di
kelas
dalam penelitian ini adalah seluruh
eksperimen
siswa kelas VIII SMP Negeri 1
pendekatan RME maupun di kelas
Dolok
kontrol
Batu
Nanggar
T.A.
yang
dan
yang
menggunakan
menggunakan
5
pendekatan pembelajaran langsung.
kelasparalel dengan rata-rata banyak
Pretes dan postes kelas eksperimen
siswa per kelas adalah 36 orang.
diikuti oleh 36 siswa dan kelas
2014/2015,
yang
terdiri
dari
kontrol
Desain yang digunakan dalam
diikuti
oleh
36
siswa.
penelitian ini adalah Pretest Postest
Informasi tersebut berupa data hasil
control group design. Rancangan
pretes, postes.
penelitiannya disajikan pada tabel1:
110
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Berdasarkan data hasil angket
rata-rata
skala sikap yang berbentuk skala ), skor tertinggi (
maks
rata rata
)
dan
standar
deviasi (s) untuk kelas eksperimen
Likert, diperoleh skor terendah ( min
(
dan kontrol seperti tampak pada
), skor
Tabel 2 :
Tabel 2. Data Skala Sikap Kelas Eksperimen dan Kontrol Pembelajaran Statistik N Rata-rata Simpangan Baku Varians
Pendekatan Pemb. Matematika Realistik Pretes Postes 36 36 56,44 64,50 6,69 6,05 44,71 36,54
Pendekatan Pemb. Langsung Pretes 36 56,94 5,86 34,34
Postes 36 60,06 8,95 80,11
adalah penyajian data siswa untuk setiap indikator kemampuan berpikir kreatif pada butir soal postes di kelas eksperimen secara kuantitatif. Tabel 3. Kemampuan Berpikir kreatif Siswa Indikator 1 No .
1
Interva l Katego ri D – D+
2 3 4 5
C- - C C+ - BB – B+ A- - A
Katego ri Penilai an Rendah Sekali Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sekali
Tabel 5. Kemampuan Berpikir kreatif Siswa Indikator 3
Jumla h Siswa
Persenta se
No .
0
0%
1
Interva l Katego ri D – D+
7 16 9 4
19,44% 44,44% 25% 11,12%
2 3 4 5
C- - C C+ - BB – B+ A- - A
Tabel 4. Kemampuan Berpikir kreatif Siswa Indikator 2 No .
1 2 3 4 5
Interva l Katego ri D – D+ -
C -C C+ - BB – B+ A- - A
Katego ri Penilai an Rendah Sekali Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sekali
Jumla h Siswa
Persenta se
0
0%
6 10 15 5
Katego ri Penilai an Rendah Sekali Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sekali
Jumla h Siswa
Persenta se
0
0%
7 4 7 18
19,44% 11,11% 19,44% 50%
Tabel 6. Kemampuan Berpikir kreatif Siswa Indikator 4 No .
16,67% 27,78% 41,67% 13,89%
Interval Kategor i
1
D – D+
2 3 4 5
C- - C C+ - BB – B+ A- - A
Tes
Kategor i Penilaia n Rendah Sekali Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sekali
Jumla h Siswa
Persentas e
1
2,78%
11 18 5 1
30,56% 50% 13,89% 2,78%
kemampuan
berpikir
kreatif matematik siswa dilakukan dua kali yaitu tes awal (pretest) dan
111
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
tes akhir (postes) dengan soal yang
untuk
ekuivalen.
eksperimen dirangkum dalam tabel 7
Rata-rata skor siswa terhadap
kelas
kontrol
dan
kelas
berikut ini.
materi persamaan linear dua variabel Tabel 7. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Kemampuan Berpikir kreatif Jenis Tes
No.
Rata-rata skor tes awal Rata-rata skor tes akhir Jumlah siswa yang tuntas % Ketuntasan
1 Kemampuan Berpikir kreatif
2 3 4
Hasil kemampuan
uji
normalitas
berpikir
matematik
pada
Kelompok Kontrol Eksperimen
Aspek
45,06
51,06
58,69
65,81
12
21
33,33
58,33
tes
kreatif
kedua
kelas
dianalisis menggunakan uji One Sample
Shapiro-Wilk
dengan
bantuan program SPSS 15.00 yang terdapat pada tabel 8 dan tabel 9 berikut: Tabel 8. Deskripsi Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Tests of Normality
PRETES_KONTROL PRETES_EKSPERIMEN
KolmogorovSmirnov(a) Shapiro-Wilk Statisti c df Sig. Statistic df Sig. ,199 36 ,081 ,876 36 ,161 ,140 36 ,070 ,936 36 ,117
a Lilliefors Significance Correction Dari hasil uji One Sample Shapiro-Wilk
tersebut,
untuk kelas eksperimen 0,117 > 0,05
diketahui
maka pretes kemampuan berpikir
bahwa untuk kelas kontrol nilai
kreatif dikedua kelas berdistribusi
signifikansi adalah 0,161 > 0,05 dan
normal.
112
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Tabel 9. Deskripsi Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Tests of Normality KolmogorovSmirnov(a)
Shapiro-Wilk
Statisti c
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
POSTES_KONTROL
,157
36
,024
,958
36
,182
POSTES_EKSPERIMEN
,145
36
,053
,947
36
,083
a Lilliefors Significance Correction Dari hasil uji One Sample Shapiro-Wilk
tersebut,
kreatif dikedua kelas berdistribusi
diketahui
normal. Sementara hasil perhitungan
bahwa untuk kelas kontrol nilai
homogenitas untuk pretes dan postes
signifikansi adalah 0,182 > 0,05 dan
dengan
untuk kelas eksperimen 0,083 > 0,05
secara ringkas dideskripsikan sebagai
maka pretes kemampuan berpikir
berikut :
menggunakan
SPSS
15
Tabel 10. Hasil Uji Homogenitas Varians Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Test of Homogeneity of Variances PRETES_EKSPERIMEN Levene Statistic df1 df2 Sig. 3,295 9 18 ,074 Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas Varians Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Test of Homogeneity of Variances POSTEKSPERIMEN Levene Statistic df1 df2 Sig. 1,288 9 23 ,296 Sementara hasil perhitungan secara ringkas dideskripsikan sebagai uji
kesamaan
kemampuan
dan berpikir
koefisien
berikut:
kreatif
matematik kelas model pembelajaran matematika realistik dan kelas model pembelajaran
langsung
dengan
menggunakan program SPSS 15
113
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Tabel 18. Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan Berpikir Kreatif ANOVA(b) Model 1
Sum of Squares 4071,821 4511,179 8583,000
Regression Residual Total
df
Mean Square 2035,910 136,702
2 33 35
F 14,893
Sig. ,000(a)
a Predictors: (Constant), PRETES_EKS, PRETES_KONTROL b Dependent Variable: POST_TOTAL Tabel 19. Koefisien Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan Berpikir Kreatif Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
M od el 1
B 81,991 ,567 ,333
(Constant) PRETES_KONTROL PRETES_EKS
Std. Error 8,278 ,160 ,160
Standardized Coefficients Beta ,501 ,296
t
Sig.
B 9,905 3,530 2,085
Std. Error ,000 ,001 ,045
a Dependent Variable: POST_TOTAL Dari
ANOVA
atau
F
test,
Sementara hasil perhitungan
pembelajaran langsung didapat F
kemampuan
hitung adalah 14,893 dengan tingkat
matematik kelas eksperimen dan
signifikansi
Karena
kelas kontrol dengan menggunakan
probabilitas (0,000) jauh lebih kecil
program SPSS 15 secara ringkas
dari 0,05, berarti bahwa kedua model
dideskripsikan pada halaman berikut:
0,000.
berpikir
kreatif
regresi linier tersebut adalah tidak sama atau berbeda secara signifikan. Tabel 20. Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: PRETES_KONTROL Source Corrected Model Intercept POST_TOTAL PRETES_EKS Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares 4843,326(a) 85,410 487,771 2123,039 1870,563 79794,000 6713,889
df 24 1 1 23 11 36 35
Mean Square 201,805 85,410 487,771 92,306 170,051
a R Squared = ,721 (Adjusted R Squared = ,114) 114
F 1,187 ,502 2,868 ,543
Sig. ,398 ,493 ,118 ,895
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Untuk kemampuan berpikir
Oleh
karenanya,
error
dapat
kreatif matematik diperoleh nilai
dikoreksi oleh nilai pretest sebagai
signifikan Pretest > 0.05, maka dapat
kovariat/peragam.
disimpulkan bahwa pada tingkat
rata-rata
kepercayaan
postest
pembelajaran untuk setiap kategori
dipengaruhi oleh kemampuan pretest
aktivitas siswa selama empat kali
siswa
pertemuan dirangkum dalam tabel 21
95%,
sebelum
hasil
diberikan
model
pembelajaran matematika realistik.
Persentase
aktivitas
siswa
dan dalam
berikut :
Tabel 21 . Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen No
1.
Persentase KBM 1 2
Kategori Pengamatan Mendengarkan/ memperhatikan guru/ teman Membaca LAS
penjelasan
2. Mencatat penjelasan guru, mencatat dari buku atau dari teman, menyelesaikan 3. masalah pada LAS, merangkum pekerjaan kelompok Berdiskusi/ bertanya antara siswa dan temannya, dan 4. antara siswa dan guru Melakukan sesuatu yang tidak relevan dengan 5. pembelajaran Jumlah
Jika
ditinjau
dari
Aktivitas
dalam
3
4
Ratarata
26,67
21,25
28,17
23,33
24,85
13,33
18,75
12,68
22,22
16,75
28,00
26,25
23,94
23,33
25,39
24,00
26,25
26,76
24,44
25,36
8,00
7,50
8,45
6,68
7,65
100
100
100
100
100
segi
pembelajaran
Batas Toleransi 20% ≤ 𝑃𝑊𝐼 ≤ 30% 10% ≤ 𝑃𝑊𝐼 ≤ 20% 25% ≤ 𝑃𝑊𝐼 ≤ 35% 25% ≤ 𝑃𝑊𝐼 ≤ 35% 0% ≤ 𝑃𝑊𝐼 ≤ 5%
selama
kegiatan
aktivitas aktif siswa dari semua
pembelajaran berlangsung dianalisis
kategori pengamatan berada pada
dengan menggunakan skor rata-rata
batas toleransi yang ditentukan.
nilai kemampuan guru mengelola
Data
hasil
pengamatan
kemampuan
guru
mengelola
Dengan
melihat
nilai
pembelajaran
sebanyak
4
kali
pertemuan. pembelajaran dalam kategori “cukup
rata-rata
baik”.
keseluruhan, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan guru mengelola
Selanjutnya akan dipaparkan secara 115
deskriptif
kriteria
proses
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
jawaban siswa untuk kemampuan
tabel 23. berikut:
berpikir kreatif dapat dilihat dalam Tabel 23.Kriteria Proses Jawaban Siswa Kemampuan Berpikir kreatif Pembelajaran Matematika Realistik No
Kriteria
Pembelajaran Langsung
Butir soal
Butir soal
1
2a
2b
3
4a
4b
1
2a
2b
3
4a
4b
14
18
8
26
9
13
10
20
3
18
7
4
5
3
9
4
2
0
3
0
0
8
5
2
7
1
5
1
1
4
6
3
13
0
4
3
4
1
3
0
3
0
4
0
3
3
5
1
3
5
7
0
5
3
1
2
4
2
2
5
1
3
0
0
8
0
0
0
6
0
0
1
1
0
2
2
0
0
4
0
2
1
4
5
0
0
0
1
0
5
5
4
1
2
2
3
1
5
2
2
8
11
0
7
4
2
7
12
Rapi, langkah-langkah 1
berurutan, penyelesaian benar Rapi,langkah-langkah
2
tidak berurutan, penyelesaian benar Rapi, langkah-langkah
3
berurutan, penyelesaian tidak benar Rapi, langkah-langkah
4
tidak berurutan, penyelesaian tidak benar Tidak rapi, langkah-
5
langkah berurutan, penyelesaian benar Tidak rapi,langkah-
6
langkah tidak berurutan, penyelesaian benar Tidak rapi, langkah-
7
langkah berurutan, penyelesaian tidak benar Tidak rapi, langkah-
8
langkah tidak berurutan, penyelesaian tidak benar
9
Tidak menjawab
Dari hasil di atas dapat
kategori
rapi,
langkah-langkah
disimpulkan, hampir semua siswa
berurutan dan penyelesaian benar,
yang diajarkan dengan pembelajaran
tetapi ada juga yang memenuhi
matematika
kategori
realistik
memenuhi 116
rapi,
langkah-langkah
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
berurutan dan penyelesaian tidak
nilai B sebanyak 9 siswa, dan
benar.
selebihnya
PEMBAHASAN PENELITIAN
mencapai kriteria ketuntasan belajar.
a. Sikap Positif Frekuensi
dinyatakan
c. Kadar
dan
persentase
belum
Aktivitas
Aktif
Siswa
untuk kelas yang diajarkan dengan
Dari hasil analisis deskriptif
pembelajaran matematika realistik
data kadar aktifitas aktif siswa dan
untuk
berdasarkan kriteria yang ditetapkan
kategori
sangat
positif
sebanyak 4 siswa (11,11%), positif
diperoleh
sebanyak 7 siswa (44,44%), negatif
aktivitas
sebanyak 10 siswa (27,78), dan
pendekatan
sangat negatif sebanyak 6 siswa
matematika
(16,67%). Sedangkan frekuensi dan
kriteria batas toleransi waktu ideal.
persentase untuk kela yang diajarkan
kesimpulan aktif
bahwa
siswa
dalam
pembelajaran realistik
memenuhi
d. Kemampuan
Guru
dengan pembelajaran langsung untuk
Mengelola Pembelajaran
kategori sangat positif sebanyak 7
Aspek yang diamati dalam
siswa (19,44), positif sebanyak 13
kemampuan
siswa (36,11%), negatif sebanyak 9
pembelajaran terdiri dari kegiatan
siswa (25%), dan sangat negatif
pendahuluan, mengamati, menanya,
sebanyak 7 siswa (19,44%).
mengumpulkan informasi, mengolah
b. Berpikir Kreatif
informasi, mengberpikir kreatifkan,
Tingkat kemampuan berpikir
guru
mengelola
dan kegiatan penutup. Dari seluruh
kreatif pada kelas eksperimen yang
aspek
mendapatkan nilai A sebanyak 2
diperoleh nilai rata-rata keseluruhan
siswa, nilai A- sebanyak 1 siswa,
sebesar 3,37. Maka dapat dikatakan
nilai B+ sebanyak 2 siswa, nilai B
bahwa kemampuan guru mengelola
sebanyak 16 siswa, dan selebihnya
pembelajaran dalam kategori “cukup
dinyatakan belum mencapai batas
baik”.
ketuntasan. Sedangkan pada kelas
yang
diamati
tersebut
e. Proses Jawaban Siswa
kontrol yang mendapatkan nilai A
Dari
sebanyak 0 siswa, A- sebanyak 0
hasil
proses
penyelesaian masalah siswa untuk tes
siswa, nilai B+ sebanyak 3 siswa, 117
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
kemampuan berpikir kreatif dari
2.
Terdapat perbedaan kemampuan
butir soal 1 sampai butir soal 4 dapat
berpikir kreatif
disimpulkan bahwa siswa masih
yang
mengalami
kesulitan
dalam
pembelajaran
menyelesaian
soal-soal
berpikir
antara siswa
diberi
pendekatan matematika
realistik dengan yang diberikan
kreatif khususnya aspek membuat
pembelajaran langsung.
model dan menjelaskan prosedur,
3.
Kadar
aktivitas
aktif
siswa
ada beberapa siswa yang sudah
dengan
pendekatan
mampu menerapkan konsep tetapi
pembelajaran
matematika
dalam menjelaskan strategi dengan
realistik
benar siswa masih kesulitan, hal ini
waktu ideal.
disebabkan siswa hanya terbiasa dalam
menjawab
hasil
4.
bukan
memenuhi
Kemampuan
guru
dengan
pendekatan matematika
5.
Kesimpulan Berdasarkan analisis data hasil pembahasan
penelitianselama
Proses
penyelesaian
siswa
dengan
masuk
jawaban
mengunakan pembelajaran
matematika realistik lebih baik
pembelajaran matematika realistik
dibandingkan
dengan
pendekatan
pada
realistik
pendekatan
pendekatan
menekankan
pembelajaran
kedalam kriteria cukup baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
dan
mengelola
pembelajaran
memberi alasan.
penelitian
toleransi
sikap
dengan pembelajaran
positif
dan kemampuan berpikir
langsung. Hal ini ditunjukkan
kreatif
matematik
maka
dengan jawaban siswa dalam
kesimpulan
menyelesaikan tes kemampuan
peneliti
siswa,
memperoleh
sebagai berikut :
berpikir kreatif lebih baik pada
1.
Terdapat perbedaan sikap positif
siswa
antara
pembelajaran
siswa
pendekatan matematika yang
yang
diberi
pembelajaran realistik
diberikan
kelas
pendekatan matematika
realistik dibandingkan dengan
dengan
pendekatan
pembelajaran
langsung.
langsung. 118
pembelajaran
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
dilengkapi dengan beberapa hal
Saran Sarannya
adalah
sebagai
berikut :
berikut :
a. Dalam
1. Pendekatan matematika
pembelajaran realistik
penelitian
ini
pendekatan pembelajaran yang
pada
dibandingkan
adalah
pembelajaran matematika yang
pendekatan
menekankan pada sikap positif
matematika
dan kemampuan berpikir kreatif
pembelajaran
siswa sangat baik sehingga dapat
Disarankan untuk penelitian
dijadikan
sebagai
salah
selanjutnya
alternatif
untuk
menerapkan
satu
khususnya
dalam
langsung.
agar pendekatan
b. Dalam penelitian ini variabel yang
linier dua variabel.
positif
lembaga
dan
pembelajaran yang lebih setara.
mengajarkan materi persamaan
2. Untuk
realistik
membandingkan
pembelajaran matematika yang inovatif
pembelajaran
diteliti
adalah
dan
sikap
kemampuan
terkait,
berpikir kreatif, untuk peneliti
pembelajaran
selanjutnya diharapkan dapat
matematika realistik masih sangat
mengembangkan variabel yang
asing bagi guru maupun siswa,
lain
oleh
pemecahan
Pendekatan
karenanya
sosialisasi
oleh
perlu
adanya
sekolah
atau
seperti
masalah,
kritis,
penalaran dan lain-lain.
lembaga terkait dengan harapan
c. Dalam penelitian ini indikator
dapat meningkatkan hasil belajar
kemampuan
matematika
terendah
siswa,
kemampuan
khususnya
berpikir adalah
kreatif
kejelasan
sikap positif dan kemampuan
(elaborasi), dan yang tertinggi
berpikir kreatif dapat meningkat.
adalah
3. Untuk peneliti lanjutan, demi
keaslian
Disarankan untuk penelitian
mengurangi peluang penolakan
selanjutnya
hipotesis
meningkatkan
penelitian
(orisinaliti).
yang
agar
mampu indikator
berdasarkan kajian teoritis para
kejelasan
ahli dan penelitian terdahulu,
memperoleh hasil penelitian
hendaknya penelitian ini kelak
yang lebih baik. 119
(elaborasi)
demi
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
d. Dapat dilakukan penelitian lanjutan
Proceedings of the British
dengan
Congress
for
Mathematics
pendekatan pembelajaran
Education April 2010
matematika realistik dalam
Fergusson, G, A. (1985). Statistical
melihat perbedaan sikap
Analysis In Psychology and
positif
Education.
dan
berpikir
kemampuan
kreatif
siswa
Fifth
Singapore:
untuk memperoleh hasil
Edition,
Mc.
Graw-Hill
International Book Co.
penelitian yang inovatif.
Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
DAFTAR PUSTAKA
Hudojo, H. 2005. Pengembangan
Andre, Yenni. How a Realistics Education
Approach
Kurikulum dan Pembelajaran
and
Matematika. Malang : UM
Microcomputer-Based
Press.
Laboratory Worked in Lesson on
Graphing
Indonesian
at
Lomax,
an
Junior
G
Richard.
Introduction
2001.
to
An
Statistical
High
Concepts For Education and
Scholl. Journal of Science
Behavioral Science, America:
and Mathematics Education
Lawrence
in
Associates.
Southeast
Asia,
2003,
Vol.26. No 2
Mardapi
Erlbaum
Djemari,
2008.
Teknik
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar
Penyusunan Instrumen Tes
Evaluasi Pendidikan (Revisi).
dan Nontes. Yogyakarta :
Jakarta : Bumi Aksara
Mitra Cendikia.
Dickinson, Paul, Frank Eade, Steve
Munandar,
S.
C.
Gough, Sue Hough. Using
Pengembangan
Realistic
Anak
Education
Mathematics With
Low
To
2009.
Kreativitas
Berbakat.
Jakarta
:
Rineka Cipta.
Middle Attaining Pupils in
Netter, J., Kutner, M.H., Nachtseim,
Secondary Schools. Joubert,
C.J
M,
(1996).
and
U.
Andrews,P.(eds) 120
and
Wasserman, Applied
W.
Linier
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Statistical
Models.
Fourth
Matematika Siswa SMP Kelas
Edition. The McGraw-Hill Companies,
Inc.,
VII. Didaktika, Vol. 2. No. 1.
United
Ratnaningsih, N. 2007. Pengaruh
States of America. Nicholas
Zaranis,
Michail
Kalogiannakis, Papadakis.
Stamatios
Using
Devices
for
Realistic
Sekolah
Education. of
Education,
Faculty
of
Education,
University
of
Kemampuan
Serta
Kemandirian Belajar Siswa
in
Departement
Terhadap
Matematik
Teaching
Kindergarten
Kontekstual
Berpikir Kritis dan Kreatif
Mobile
Mathematics
Pembelajaran
Menengah
Disertasi tidak diterbitkan.
Preschool
Bandung : PPs UPI. Ruseffendi, E. T. 1991. Pengantar Kepada
Membantu
Crete, Crete, Greece. Creative
Mengembangkan
Educational.
Kompetensinya
2013.
Vol.4,
No.7 A1 OZDEMIR, Emine. The Effect Of
on
Student
Achievement
and
Student
Opinions
Matematika
Untuk Meningkatkan CBSA.
Mathematics
Education
Guru
Dalam
Pengajaran
Realistic
Atas.
Bandung: Tarsito. Sagala, H. S. 2009. Konsep dan Makna
Towards
Pembelajaran.
Bandung : Alfabeta.
Instruction.Hacettepe
Sanjaya,
W.
2010.
Strategi
Universitesi Egitim Facultesi
Pembelajaran
Dergisi
Standar Proses Pendidikan.
(H.U.
Education)
Journal 40:
of 332-
Jakarta
343[2011]
Prenada
Media
Group.
Prastuti, T. D. 2007. Pengaruh Pendekatan
:
Berorientasi
Sinaga, B. 1999. Efektivitas Model
Pembelajaran
Pembelajaran Berdasarkan
RME Dan Pengetahuan Awal
Masalah (Problem Based
Terhadap
Kemampuan
Instruction) pada kelas 1
Komunikasi Dan Pemahaman
SMU dengan Bahan Kajian Fungsi 121
Kuadrat.
Tesis.
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.2 No.1 Maret 2016
Tidak
dipublikasikan.
Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya. _________
2007.
Model matematika
Pengembangan pembelajaran Berdasarkan
Masalah Berbasis Budaya Batak (PBMB3). Disertasi. Tidak
dipublikasikan.
Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya.
122