IMPLEMENTASI KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI Putu Novyana Sari PENJASKEREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja – Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournment (TGT) Pada Siswa Kelas X.9 SMA Negeri 7 Denpasar Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah tergolong penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa Kelas X.9 SMA Negeri 7 Denpasar yang berjumlah 46 siswa terdiri dari 22 0rang putri dan 20 orang putra. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli pada observasi awal 5,26 mengalami peningkatan sebesar 2.16% dari siklus I menjadi 7,55 dan mengalami peningkatan sebesar 0,97% pada siklus II menjadi 8.52 meningkat 3,13% dari observasi awal. Sedangkan ketuntasan hasil belajar pada observasi awal 11% meningkat sebesar 56% pada siklus I menjadi 67% dan terjadi peningkatan sebesar 27% menjadi 96% pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X.9 SMA Negeri 7 Denpasar tahun pelajaran 2012/2013. Disarankan kepada guru penjasorkes agar mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kata-kata Kunci: voli
Pembelajaran Tipe TGT, Aktivitas, Hasil, Passing Bola
Abstract: This study is aimed at improving students’ activity and their learning result of passing technique (passing down and passing on) through the implementation of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament type upon the tenth grade students of SMA Negeri 7 Denpasar, specifically in class X9 in the academic year 2012/2013. This research was a classroom action research. This research was conducted in two cycles. The subject of this research was the students of X9 of SMA Negeri 7 Denpasar which consisted of 22 female students and 20 male students. The data were analyzed descriptively. According to the result of the research, it was found that the learning activity of basic skill in passing at the first preliminary observation was 5.26, in which it was increasing 2.16% in the cycle I and it was 7.55 and increasing 0.97% in the cycles II 8.52 in which increasing 3.13%. Meanwhile, the passing grade in the preliminary observation was 11% which increasing 56% in the cycle I, 67% and the increasement was 27% in which 96% in cycle II. Based on the result of data analysis and discussion, it could be concluded that learning activity and learning
1
result of basic skill passing was increasing through the implementation of cooperative learning model TGT type on the students of X9 at SMA Negeri 7 Denpasar in the academic year 2012/2013. It is suggested to the physical exercise teacher to implement cooperative learning model TGT type due to the proof that it could improve the students’ activity and learning result. Keyterms: TGT learning model, activity, result, volley ball passing
2
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Dalam
proses
Kesehatan (Penjasorkes) pada hakikatnya
disekolah,
adalah
yang
pelajaran yang wajib diberikan secara formal
fisik
untuk
ditingkat SMA dari kelas X sampai dengan
holistik
dalam
kelas XII. Penjasorkes merupakan media
proses
memanfaatkan menghasilkan
pendidikan aktivitas
perubahan
penjasorkes
pembelajaran merupakan
kualitas individu, baik dalam hal fisik,
untuk
mental serta emosional (Husdarta, 2009: 3).
keterampilan motorik, kemampuan fisik,
Penjasorkes merupakan bagian integral dari
pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan
dan pembiasaan pola hidup sehat yang
untuk mengembangkan aspek kebugaran
bermuara untuk merangsang pertumbuhan
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan
serta perkembangan yang seimbang. Sebagai
berfikir kritis, keterampilan social, penalaran,
guru
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek
diharapkan mampu mangajarkan berbagai
pola hidup sehat dan pengenalan lingkungn
keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi
bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga
permainan dan olahraga, internalisasi nilai-
dan kesehatan terpilih yang direncakan
nilai (sportivitas, jujur dan kerjasama) serta
secara sistematis dalam rangka mencapai
pembiasaan hidup sehat.
tujuan pendidikan nasional. Perlu disadari bahwa
keberhasilan
pembelajaran
penjasorkes
Selama ini tidak bisa dipungkiri bahwa proses pembelajaran penjasorkes yang
pembelajaran penjasorkes ditentukan oleh
masih bersifat klasikal akan menghadapi
banyak
model
permasalahan dengan perbedaan kemampuan
pembelajaran, sarana dan prasarana, dan
siswa. Proses ini hanya menekankan pada
situasi dalam proses pembelajaran. pada
pencapaian tuntunan kurikulum dan lainnya.
pakar pendidikan telah banyak mengadakan
Menyampaikan pendapatnya masing-masing
terobosan tentang model pembelajaran yang
dan menghargai pendapat orang lain. Hal ini
telah diuji cobakan namun sampai sekarang
mengakibatkan
belum bias dipastikan mana yang paling
belajar pada kelas yang bersangkutan.
seperti
suatu
dalam
perkembangan
proses
faktor
dari
mendorong
mata
guru,
tepat, karena dalam proses pembelajaran
pada
Pemahaman
rendahnya
konsep
aktivits
dan
tujuan
sangat tergantung pada kondisi dan situasi
pembelajaran adalah kemampuan seseorang
siswa
untuk
itu
sendiri.
Salah
satu
model
mengerti
apa
yang
diajarkan,
pembelajaran tersebut adalah pengajaran
menangkap makna apa yang dipelajari, dapat
kooperatif.
melaksanakan
tugas
pembelajaran
dan
3
memecahkan masalah sesuai dengan materi
tidak bisa bekerja sama secara team dan
pembelajaran.
masih
Namun,
kenyataan
pada
melakukan
tugas
gerak
secara
observasi awal yang peneliti lakukan di kelas
individu. Selain itu permasalahan pada siswa
X.9
tersebut
SMA
Negeri
7
Denpasar
Tahun
dikarenakan
guru
yang
masih
pelajaran 2012/2013 pada tanggal 8 Januari –
menggunakan model pemebalajaran yang
29 Januari 2013 menunjukan aktivitas dan
konvensional dan belum inovatif sehingga
hasil belajar siswa dalam pembelajaran
belum bisa menghasilkan interaksi yang baik
teknik dasar passing (passing atas dan
dengan siswa pada saat pembelajaran.
passing bawah) masih perlu ditingkatkan karena
secara
memenuhi
klasikal
kriteria
masih
ketuntasan
Permainan
bola
voli
menurut
belum
Kusyanto (1994: 227) merupakan salah satu
minimal
jenis permainan bola besar. Permainan bola
(KKM) di sekolah yaitu sebesar 77.
voli adalah suatu permainan yang dimainkan
Pada data aktivitas belajar teknik
oleh dua regu putra atau putri yang masing-
dasar passing atas bola voli, dari 46 siswa
masing regu terdiri dari lima orang pemain
yang mendapat kategori sangat aktif tidak
yang
ada, 8 orang (17,4%) aktif, 19 orang (41,3%)
dengan
cukup aktif, 19 orang (41,3%) memiliki
keranjang lawan.
saling
bertanding
memasukkan
mencetak bola
ke
poin dalam
aktivitas kurang aktif dan tidak ada siswa
Dalam penelitian ini materi yang
yang mendapat kategori sangat kurang aktif.
digunakan adalah teknik dasar passing bola
Rata-rata aktivitas belajar siswa secara
voli, Bola voli dimainkan oleh dua tim
klasikal baru mencapai 5,3. Hal tersebut
dimana tiap tim beranggotakan dua sampai
bermakna, siswa rata-rata mampu memenuhi
enam orang dalam satu lapangan berukur
5 dari 12 deskriptor aktivitas belajar yang
30 kaki persegi (9 meter persegi) bagi
diamati. Sedangkan, pada data hasil belajar
setiap tim dan kedua tim dipisahkan oleh
teknik passing atas bola voli, dari 46 orang, 8
sebuah net. Tujuan utama dari setiap tim
orang (17,4%) tuntas dalam pembelajaran
adalah memukul bola ke arah bidang
teknik passing bola voli, sedangkan 38 orang
lapangan lawan sedemikian rupa agar
(82,6%) belum tuntas.
lawan tidak dapat mengembalikan bola.
Dari
yang
Hal ini biasanya dapat dicapai lewat
mendapatkan
kombinasi tiga pukulan yang terdiri dari
permasalahan pada siswa yaitu siswa masih
operan lengan depan kepada pengumpan,
mengandalkan guru dalam pembelajaran,
yang
dilakukan
hasil
refleksi
peneliti
awal
selanjutnya
diumpankan
kepada
4
penyerang dengan sebuah spike yang
membuat
diarahkan ke bidang lapangan lawan. Satu
pembelajaran sehingga pembelajaran tidak
set terdiri dan paling sedikit 15 angka, atau
berpusat pada guru melainkan guru dan siswa
suatu tim harus unggul dua angka dari tim
berinteraksi dalam pembelajaran.
lawannya
untuk
interaksi
yang
baik
dalam
memenangkan
Model pembelajaran adalah suatu
pertandingan. Suatu pertandingan bola voli
perencanaan atau suatu pola yang digunakan
dapat berlangsung 3 set bila 3 telah
sebagai
dimenangkan, dan 5 set bila 3 set telah
pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dimenangkan.
dalam
Ketika
skor
rally
pedoman
tutorial
dalam
dan
merencanakan
untuk
menentukan
dipergunakan pada set penentuan, maka
perangkat-perangkat pembelajaran (Trianto,
set tersebut rata-rata berakhir dalam waktu
2007: 5).
8 menit. (Barbara dkk,2004:2-4)
Salah satu model pembelajaran yang
Adapun tujuan penelitian yang ingin
memberikan
kesempatan
seluas-luasnya
dicapai adalah:
kepada siswa untuk belajar adalah model
Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
kooperatif
belajar teknik passing (Passing atas dan
tournament.
Passing
bawah)
bola
voli
melalui
tipe
(TGT)
teams
games
Menurut (Nurhadi dkk, 2004: 60-61)
implementasi model pembelajaran kooperatif
Pengajaran
TGT pada siswa kelas X.9 SMA Negeri 7
Learning) adalah pendekatan mengajaran
Denpasar Tahun Pelajaran 2012/2013.
melalui penggunaan kelompok kecil siswa
Selain itu peneitian ini bertujuan untuk
memberikan
inovasi-inovasi
kooperatif
(Cooperative
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
baru
kondisi belajar dalam mencapai tujuan
dalam pembelajaran dengan memberikan
belajar. Pembelajaran kooperatif secara sadar
tindakan-tindakan yang bervariasi sehingga
menciptakan
pembelajaran dapat memberikan kesempatan
sehingga sumber belajar bagi siswa buka
bagi siswa untuk belajar.
hanya guru dan buku tetapi juga sesama
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah solusi
untuk
mengatasi
interaksi
yang
silih
asah
siswa.
permasalahan
Model pembelajaran Teams Games
tersebut. Solusi alternative yang diharapkan
Tournament (TGT) yang bertujuan untuk
bisa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
mengajak siswa lebih berperan aktif dalam
teknik passing bola voli, yaitu dengan
proses pembelajaran. Model
memilih model pembelajaran yang dapat
TGT diyakini dapat membantu siswa dalam
pembelajaran
5
pembelajaran
karena
dengan
model
bentuk penelitian tindakan kelas yaitu: (1)
pembelajaran kooperatif tipe TGT ini siswa
Guru sebagai peneliti, (2) Penelitian tindakan
dapat menelaah mata pelajaran dan dapat
kolaboratif, (3) Simultan terintegrasi, (4)
mengaktualisasi diri serta kerjasama interaksi
Administrasi sosial eksperimental.
baik siswa dan guru akan membuat suasana
Penelitian ini dilaksanakan di kelas
pembelajaran tidak membosankan. Adanya
X.9 SMA Negeri 7 Denpasar tahun pelajaran
permainan akademik dalam pembelajaran
2012/2013. Dilaksanakan sebanyak 2 siklus
kooperatif tipe TGT dapat menimbulkan rasa
dengan pertemuan setiap siklus 2 kali
tanggung jawab siswa untuk memberikan
pertemuan pada semester ganjil.
kontribusi yang positif pada kelompoknya
Setiap siklus tersiri dari 4 tahapan
dan meningkatkan motivasi siswa untuk
yaitu:
rencana
tindakan,
pelaksanaan
mengikuti proses pembelajaran sehingga
tindakan, observasi /evaluasi dan refleksi
nantinya dapat berpengaruh terhadap hasil
tindakan (Kanca, I N, 2010: 139). Adapun
belajar.
prosedur penelitian dalam penelitian ini yaitu: (a) Observasi awal, (b) Refleksi awal, (c)
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dalam
penelitian
ini
adalah
Identifikasi
digunakan
masalah,
penelitian
Merumuskan
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan
(e)
masalah,
(d)
Perumusan hipotesis
Analisis
masalah, tindakan,
(f) (g)
Pelaksanaan penelitian.
kelas (PTK) dapat didefinisikan sebagai
Teknik
pengumpulan
data
yang
suatu penelitian tindakan (action research)
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
yang dilakukan oleh Guru yang sekaligus
pengumpulan data aktivitas dan hasil belajar.
sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-
Data aktivitas belajar dikumpulkan pada
sama dengan orang lain (Kolaborasi) dengan
setiap pertemuan pada setiap siklus yang
jalan
dilakukan oleh 2 orang observer. Sedangkan
merancang,
melaksanakan,
dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif
data
dan
partisipatif
memperbaiki
yang
atau
hasil
belajar kedua
dikumpulkan
bertujuan
untuk
pertemuan
setiap
siklus
meningkatkan
mutu
dilakukan oleh 3 orang evaluator.
pada yang
(kualitas) proses pembelajaran dikelasnya
Dalam penelitian ini, teknik analisis
melalui tindakan (treatment) tertentu dalam
data yang digunakan adalah analisis statistik
suatu siklus (Kunandar, 2008 : 44-45). Ojan
deskriptif.
Sn dalam Kanca (2006: 100) terdapat empat
digunakan untuk mengolah karakteristik data
Statistik
deskriptif
dapat
6
yang berkaitan dengan menjumlah, merata-
klasikal baru mencapai 5,3. Hal tersebut
rata,
bermakna, siswa rata-rata mampu memenuhi
mencari
persentase,
dan
titik
tengah,
menyajikan
mencari
data
yang
5 dari 12 deskriptor aktivitas belajar yang
menarik, mudah dibaca dan diikuti alur
diamati. Sedangkan, pada data hasil belajar
berpikirnya (Arikunto, dkk, 2010: 131).
teknik passing bola voli, dari 46 siswa, 5
Adapun tujuan penelitian yang ingin
siswa (18,%) tuntas dalam pembelajaran
dicapai yaitu untuk meningkatkan aktivitas
teknik passing bola voli, sedangkan 45 siswa
dan hasil belajar teknik passing (passing atas
(82%) belum tuntas. Secara detail dapat
dan passing bawah)
bola voli melalui
dipaparkan siswa yang berada pada kategori
implementasi model pembelajaran kooperatif
sangat baik sebanyak 0 orang (0%), baik
TGT pada siswa kelas X.9 SMA Negeri 7
sebanyak 5 orang (18%), cukup baik
Denpasar Tahun Pelajaran 2012/2013. Selain
sebanyak 37 orang (73%), kurang baik
itu penelitian ini juga bertujuan untuk
sebanyak 4 orang (9%), dan sangat kurang
memberikan inovasi-inovasi
baik 0 orang (0%).
baru dalam
pembelajaran.
Pada penelitian siklus I, tindakan yang diberikan sesuai dengan tahapan model
HASIL PENELITIAN
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan
Pada observasi awal yang dilakukan
mengelompokan siswa menjadi 10 kelompok
di kelas X.9 SMA Negeri Denpasar tahun
dan memberikan tugas gerak bervariasi,
pelajaran 2012/2013 ditemukan data aktivitas
permainan dan perlombaan. Namun masih
dan hasil belajar yang masih rendah. Hal ini
terdapat siswa yang masih kesulitan dalam
terlihat secara klasikal siswa masih belum
pembelajaran.
bisa memenuhi KKM di sekolah yang sebesar 77.
Hasil
penelitian
siklus
I
pada
aktivit`as belajar yaitu: pada kategori sangat
Pada data aktivitas belajar teknik
aktif 2 orang (4%), pada kategori aktif
passing bola voli, dari 46 siswa yang
sebanyak 34 orang (74%), pada kategori
mendapat kategori sangat aktif berjumlah 1
cukup aktif 10 orang (22%), pada kategori
orang (2%), 6 orang (13%) aktif, 20 orang
kurang aktif tidak ada, dan pada kategori
(44%) cukup aktif, 19 orang (41%) memiliki
sangat kurang aktif tidak ada. Rata-rata
aktivitas kurang aktif dan tidak ada siswa
aktivitas belajar pada siklus 1 yaitu 7,55 yang
yang mendapat kategori sangat kurang aktif.
berada pada kategori cukup aktif.
Rata-rata aktivitas belajar siswa secara
7
Tabel 4.1 Kategori penggolongan aktivitas belajar Teknik Passing Bola voli pada siklus I.
Pada siklus II dilakukan tindakan yang sesuai hasil refleksi dari tindakan siklus I. Dari tindakan tersebut terjadi peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti sesuai data aktivitas dan hasil belajar pada siklus II. Pada data aktivitas belajar siswa dapat disampaikan pada kategori sangat aktif sebanyak 10 orang (22%), pada kategori aktif sebanyak 36 orang (78%), adapun nilai rata-
Pada data hasil belajar didapatkan bahwa siswa yang tuntas terdiri dari 31 orang
rata aktivitas belajar Teknik passing bola voli secara klasikal yaitu 8,52 (aktif).
(67%) dan yang tidak tuntas 15 orang (33%), siswa yang berada pada kategori sangat baik sebanyak tidak ada, baik sebanyak 31 orang
Tabel 4.3 Kategori penggolongan aktivitas belajar Teknik Passing Bola voli pada siklus 2
(67%), cukup baik sebanyak 15 orang (33%), tidak terdapat siswa dalam kategori kurang dan
sangat
kurang.
Ketuntasan
siswa
keseluruhan mencapai 67%. Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Passing Pada Siswa Kelas X5 SMA Negeri 7 Denpasar Pada Siklus 1 Pada data hasil belajar siswa dapat disampaikan bahwa pembelajaran siswa ada dalam kategori tidak tuntas. Siswa yang berada pada kategori sangat baik sebanyak 6 orang (13%), baik sebanyak 38 orang (83%), cukup sebanyak 2 orang (4%). Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 96.
8
Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Passing bola voli Pada Siswa Kelas X.9 SMA Negeri 7 Denpasar Pada Siklus 2
Tabel 4.5 Ringkasan Data Aktivitas Belajar Siswa
Dari disampaikan
data bahwa
tabel
diatas
terjadi
dapat
peningkatan
sebesar 2,16 dari observasi awal ke siklus I. PEMBAHASAN
dan terjadi peningkatan sebesar
Dari hasil penelitian pada siklus I dan
0,97 dari
siklus I ke siklus II.
siklus II dilakukan refleksi melalui diskusi dengan siswa dan guru. Pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktivitas dan
Tabel 4.6 Ringkasan Data Hasil Belajar Siswa
hasil belajar teknik passing (Passing Atas Dan Passing Bawah) siswa kelas X.9 SMA Negeri
7
Denpasar
tahun
pelajaran
2012/2013 pada setiap siklus. Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6. Dari data diatas dapat disampaikan peningkatan dari observasi awal ke siklus I adalah 56%.sedangkan peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 27 %
9
Berdasarkan data penelitian di atas
Aktivitas
belajar
teknik
passing
maka dapat yakini bahwa implementasi
(Passing atas dan Passing Bawah) bola voli
model pembelajaran kooperatif tipe TGT
meningkat melalui implementasi
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa
belajar teknik passing bola voli pada siswa
kelas X.9 SMA Negeri 7 Denpasar tahun
kelas X.9 SMA Negeri 7 Denpasar tahun
pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat
pelajaran 2012/2013.
pada skor rata-rata aktivitas belajar siswa
Hal
ini
didukung
dari
tujuan
secara klasikal
penjasorkes yaitu proses pendidikan yang
kategori
memanfaatkan menghasilkan
aktivitas perubahan
aktif,
meningkat dari 7,55 dengan mengalami
peningkatan
fisik
untuk
sebesar 0,97 menjadi 8,52 pada siklus II,
holistik
dalam
dengan katagori aktif.
kualitas individu, baik dalam hal fisik,
Hasil belajar teknik passing bola voli
mental serta emosional (Husdarta, 2009: 3).
(Passing
Selain
meningkat melalui implementasi
itu
model
kelebihan-kelebihan
model
Atas
dan
Passing
Bawah) model
pembelajaran kooperatif yaitu: (a) Di dalam
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa
kelas, siswa memiliki kebebasan untuk
kelas X.9 SMA Negeri 7 Denpasar tahun
berinteraksi dan menggunakan pendapatnya.
pelajaran
(b) Rasa percaya diri siswa akan menjadi
klasikal tingkat penguasaan materi secara
lebih
klasikal pada teknik dasar passing bola voli
tinggi.
(c)
Perilaku
mengganggu
2012/2013.
(96%),
Ketuntasan
berdasarkan
secara
terhadap siswa lain akan menjadi lebih kecil.
mencapai
rentang
(d) Motivasi belajar siswa bertambah. (e)
ketuntasan
Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan,
sangat baik.. Terjadi peningkatan 27% dari
toleransi antara siswa dengan siswa dan
siklus 1 ke siklus II.
87% – 100% dalam katagori
siswa dengan guru. (f) Siswa dapat menelaah mata pelajaran dan dapat mengaktualisasi diri
DAFTAR RUJUKAN
serta kerjasama interaksi baik siswa dan guru
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
akan membuat suasana pembelajaran tidak membosankan (Tukiran, 2011: 72).
SIMPULAN
Husdarta, H.J.S. 2009. Pendidikan Jasmani. Alfabeta
Manajemen Bandung:
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, disimpulkan bahwa:
10
Kanca,
I Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Kusyanto. 1994. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 1. Bandung: Ganesa Exact Bandung. Slavin, E Robert. 2010. Pembelajaran Kooperatif : Teori, riset dan Praktek. Bandung : Nusa Media Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Taniredja, Tukiran, dkk, 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : CV. Alfabeta. Trianto. 2007. Model- Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Perpustakaan Nasional Nurhadi,dkk.2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK.Malang: Universitas Negeri Malang
11