Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2004
Ikhtisar Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan.
Sampai dengan akhir Desember 2004 ini, secara umum kestabilan berbagai indikator ekonomi makro terus dapat dipertahankan. Inflasi tetap terkendali dan secara keseluruhan tahun 2004 berada dalam target yang ditetapkan pada awal tahun, nilai tukar yang relatif stabil meskipun mengalami sedikit melemah dan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan mencapai batas atas perkiraan 4,5%5%. Pertumbuhan ekonomi tersebut utamanya didorong oleh konsumsi dan mulai meningkatnya investasi dan ekspor. Namun demikian pola ekspansi dari pertumbuhan tersebut cenderung masih berorientasi ke pasar domestik, sehingga ekspor netto tetap terbatas meskipun kondisi pasar global sangat kondusif. Kondisi tersebut juga dapat menyebabkan ekspansi ekonomi diikuti oleh meningkatnya permintaan valas terutama sektor yang mempunyai kandungan impor tinggi. Dengan mempertimbangkan perkembangan tersebut, Bank Indonesia tetap melanjutkan kebijakan moneter yang cenderung ketat dengan menyerap likuiditas secara optimal agar perkembangan tingkat inflasi ke depan tetap selaras dengan upaya pencapaian sasaran inflasi jangka menengah.
Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi.
Perkembangan harga pada bulan Desember 2004 mengalami kenaikan (inflasi) sebesar 1,04% (m-t-m). Inflasi pada bulan Desember ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya 0,89% (m-t-m) maupun dengan inflasi pada bulan Desember 2003 (0.94%,m-t-m). Dengan perkembagan tersebut, laju inflasi selama periode Januari-Desember 2004 mencapai 6,4% lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 5,06%. Pada bulan Desember 2004, seluruh kelompok barang dan jasa mengalami kenaikan harga, dengan kenaikan sebagai berikut: bahan makanan naik sebesar 2,37 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,92 persen, kelompok perumahan, air listrik, gas, dan bahan bakar 0,89 persen, kelompok sandang 0,58 persen, kelompok kesehatan 0,73 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,04 persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,04 persen
Nilai tukar rupiah cenderung melemah.
Nilai tukar rupiah bulan Desember baik secara point-to-point maupun ratarata cenderung melemah. Secara point to point rupiah melemah 258 point dari Rp9025/USD pada bulan Nopember menjadi Rp9283/USD sementara secara ratarata rupiah juga melemah 212 point dari Rp9022/USD menjadi Rp9234/USD. Selain itu, volatilitas pergerakan rupiah juga meningkat, dimana secara rata-rata volatilitas rupiah meningkat 0,36% di bulan Nopember menjadi 0,97%. Secara fundamental, tekanan terhadap rupiah berasal dari pembelian valas oleh pelaku asing (offshore) serta pembelian dari pelaku dalam negeri (onshore) dalam rangka pembayaran utang LN di akhir tahun. Secara sentimen, sentimen negatif pelemahan rupiah antara lain berasal dari aksi profit taking terhadap Asian currency asset (saham dan bond), rencana kenaikan harga BBM dan travel warning pemerintah Australia.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
1
Desember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Suku bunga instrumen moneter relatif stabil.
Suku bunga instrumen moneter selama bulan Desember relatif stabil. Suku bunga SBI 1 bulan hanya meningkat 1 bps menjadi 7,43% dari 7,42% dan SBI 3 bulan hanya menurun 1 bps menjadi 7,29% dari posisi sebelumnya 7,30%. Perkembangan ini diikuti oleh suku bunga simpanan (deposito 1 dan 3 bulan) yang juga masih relatif tidak banyak mengalami perubahan dengan posisi terakhir pada 6,36% dan 6,66%. Namun demikian, suku bunga kredit modal kerja, investasi dan konsumsi sampai dengan bulan Nopember masih terus menunjukkan penurunan.
Uang primer meningkat....
Posisi uang primer pada akhir Desember 2004 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp199,4 triliun. Posisi sementara test date rata-rata uang primer dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp164,08 triliun (target indikatif sebesar Rp158,62 triliun) dan bila menggunakan ketentuan GWM baru (8%), test date sementara uang primer adalah Rp182,89 triliun (target indikatif sebesar Rp177,75 triliun). Dilihat dari sisi komponennya, peningkatan uang primer utamanya bersumber dari naiknya uang kartal yang beradar di masyarakat dan saldo positif bank di BI. Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan uang primer tersebut utamanya bersumber dari ekspansi Operasi Pasar Terbuka (OPT) sebesar Rp8,7 triliun.
...demikian pula M2 dan M1.
Posisi M2 pada akhir Nopember 2004 mengalami peningkatan menjadi Rp1000,33 triliun dan secara tahunan M2 tumbuh sebesar 5,9%. Peningkatan ini utamanya berasal dari naiknya M1 menjadi Rp250,22 triliun demikian pula uang kuasi meningkat menjadi Rp750,11 triliun. Kenaikan yang terjadi pada M1 terutama bersumber dari kenaikan uang giral. Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengharuh ekspansi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS).
Indikator perbankan masih positif.
Beberapa indikator perbankan sampai dengan bulan November masih menunjukkan perkembangan positif. Hal ini terlihat pada total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), total penyaluran kredit dan LDR yang mengalami peningkatan selama bulan Nopember. Sementara itu CAR, NPL dan modal masih relatif stabil. Total aset perbankan mengalami peningkatan menjadi Rp1228 triliun, DPK naik menjadi Rp933 triliun dan jumlah kredit yang disalurkan perbankan meningkat menjadi Rp573,4 triliun.
2
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2004
Perkembangan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang dan Pasar Modal Perkembangan harga bulan Desember menunjukkan kenaikan dibandingkan bulan Nopember. Inflasi pada bulan Desember tercatat sebesar 1,04% (m-t-m) lebih tinggi 0,15% daripada inflasi bulan Nopember sebesar 0,89% (m-t-m). Secara tahunan, inflasi tahun kalender (Januari- Desember) tercatat sebesar 6,4% (y-o-y) yang berarti sesuai dengan perkiraan inflasi tahunan yang ditetapkan di awal tahun yaitu 5,5% dengan +/- 1% deviasi.
Harga bulan Desember meningkat...
% y-o-y 16,0
% m-t-m 3,0 Transportasi & Komunikasi
14,0
Kesehatan
2,0 12,0
Sumbangan Inflasi
Perumahan
1,0
10,0
Mkn Jadi, Mnm, Rokok & Temb.
8,0
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
0,0 Sandang
6,0 m-t-m
y-o-y
Bahan Makanan
-1,0
4,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep NopDes
2002
2003
2004
Sumber : BPS
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
Sumber : BPS
Grafik 1. Tingkat Inflasi
...penyumbang tertinggi inflasi 2004 adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.
Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Di bulan Desember, semua kelompok pengeluaran dalam perhitungan inflasi mengalami kenaikan. Penyumbang utama kenaikan harga bulan Desember antara lain dari kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 2,37% (m-tm) disusul kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,92% (m-t-m) serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,89% (m-t-m). Sementara itu, untuk keseluruhan tahun 2004, kelompok yang memberikan sumbangan inflasi tertinggi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang menyumbang inflasi sebesar 2,04% sedangkan komoditas yang paling dominan memberikan andil bagi inflasi nasional selama 2004 adalah tarif kontrak rumah yaitu sebesar 0,68%.
% y-o-y 16,0
Rp/USD 10.000
Headline
14,0
9.500
Exclusion
12,0
9.000
10,0
8.500
8,0
8.000
6,0
7.500
4,0
7.000 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des
2002
2003
2004
Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
9.382 9.246 9.142 9.180 9.234 9.172 9.067 9.003 9.032 8.922 8.921 9.022 8.890 8.803 8.620 8.895 8.508 8.570 8.501 8.419 8.337 8.455 8.487 8.432 8.439 8.386 8.230
Okt
Des
2002
Feb
Apr
Jun
Ags
2003
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
2004
Sumber : Bloomberg
Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah
3
Desember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Inflasi inti Desember stabil.
Sementara itu, inflasi inti bulan Desember relatif stabil dibandingkan bulan Nopember atau hanya menurun 0,03% (y-o-y) dari 6,65% (y-o-y) menjadi 6,62% (y-o-y). Selain itu, apabila dibandingkan dengan tahun 2003 dimana inflasi inti tercatat sebesar 6,9% (y-o-y), maka inflasi inti 2004 mengalami penurunan 0,3% (y-o-y).
Rupiah melemah diikuti dengan sedikit peningkatan volatilitas...
Nilai tukar rupiah bulan Desember baik secara point-to-point maupun rata-rata cenderung melemah. Secara point to point rupiah melemah 258 point dari Rp9025/ USD pada bulan Nopember menjadi Rp9283/USD sementara secara rata-rata rupiah juga melemah 212 point dari Rp9022/USD menjadi Rp9234/USD. Pelemahan tersebut juga diikuti dengan pergerakan rata-rata volatilitas bulanannya yang sedikit meningkat dari 0,36% untuk rata-rata bulan Nopember menjadi 0, 97% di bulan Desember (Grafik 5).
...seiring dengan demand valas akhir tahun yang meningkat...
Secara fundamental, tekanan terhadap rupiah berasal dari pembelian valas oleh pelaku asing (offshore) dengan menjual saham yang dimilikinya dan mengurangi posisi swap jual jangka pendek serta pembelian dari pelaku dalam negeri (onshore) dalam rangka pembayaran utang LN di akhir tahun. Secara sentimen, sentimen negatif pelemahan rupiah antara lain berasal dari aksi profit taking terhadap Asian currency asset (saham dan bond), rencana kenaikan harga BBM dan travel warning pemerintah Australia. Sementara itu, sentimen positif utamanya berasal dari kenaikan rating S&P terhadap foreign exchange loan term debt dari B menjadi B+ yang mendorong optimisme dan pencairan dana pinjaman dari Bank Dunia sebesar USD360 juta.
Persen 5,0
Persen
4,5
11,0
4,0
9,0
3,5 3,0
Volatilitas Kurs Rp
2,5
7,0
Rata-rata Volatilitas
2,0
5,0
1,5 1,0
1 Bulan 3 Bulan
3,0
6 Bulan
0,5 0,0
Okt
Des
Feb
Apr
2002
Jun
Ags
2003
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
2004
Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
..., namun kepercayaan investor masih positif.
4
Okt
Des
12 Bulan
1,0 Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
2003
Jun
Ags
Okt
Des
2004
Grafik 6. Premi SWAP
Walaupun nilai tukar pada akhir tahun cenderung melemah, namun demikian, kepercayaan investor asing terhadap prospek perekonomian Indonesia ke depan terlihat masih positif. Indikator risiko jangka pendek maupun panjang (premi swap 1 s.d 12 bulan) pada bulan Desember tercatat masih menurun dibandingkan bulan Nopember. Premi swap 1 dan 3 bulan masing-masing menurun sebesar 41 bps dan 36 bps menjadi 1,29% dan 1,84% demikian pula premi swap 6 dan 12 bulan masingmasing menurun 85 bps dan 12 bps menjadi 2% dan 3,53%. Indikasi positif lainnya nampak dari angka premi risiko yaitu yield spread antara Yankee Bond dengan Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Premi Resiko (bp) 390
Rp/USD 9.600
Desember 2004
Indeks 100
9.400
340
9.200
Yield Spread
290
9.000 240
90 80
8.800
190
8.600
140
70
8.400 IDR/USD
90
8.200 8.000
40 Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
2003
Jun
Ags
Okt
Des
60 50 Jun Sep
Des
Mar
Jun
2001
2004
Sep
2002
Des
Mar
Jun
Sep
Des
Mar
Jun
Sep
Des
2004
2003
Sumber : CIEC dan blomber (diolah)
Sumber : Bloomberg
Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah
Grafik 8. Real Effective Exchange Rate
US T-Notes, yang selama 2004 cenderung menurun dan khusus bulan Desember premi risiko tercatat menurun sebesar 16,7 point menjadi 64,5 point dari posisi sebelumnya 81,2 point (Grafik 6 dan 7). Indeks REER dan BRER menurun.
Melemahnya nilai tukar rupiah dibandingkan negara-negara partner dagang, menyebabkan indeks Real Effective Exchange Rate (REER) bulan Desember menurun dibandingkan bulan sebelumnya. REER bulan Desember menurun (1,7 point) dari 82,24 menjadi 80,55 (Grafik 8). Perkembangan yang sama nampak pula dari indeks Bilateral Real Exchange Rate-BRER yang menurun 0,66 point dari 66,33 pada bulan Nopember menjadi 65,67 (Grafik 9). Negara lain yang mengalami penurunan indeks selain Indonesia adalah China, sedangkan partner dagang lainnya mengalami kenaikan indeks. Namun demikian, tingkat competitiveness (daya saing) Indonesia secara riil di antara negara-negara partner dagang masih cukup kompetitif.
Indeks 95
Persen 14
90
13 RRC
85 80
12
Korea Selatan
11
75 70
10 Singapura
65
55
8 Thailand
FASBI O/N
7
Indonesia Apr Jun Ags Okt
JIBOR 1 Bulan
9
Malaysia
60
SBI 1 Bulan
6 Des Feb
2002
Apr Jun Ags Okt
2003
Des Feb
Apr Jun Ags Okt
2004
Des
Jan Feb Mar Apr Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb Mar Mei Jun Jul Ags Sep Nop Des
2003
2004
Sumber : CEIC dan Bloomber (diolah)
Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate
Suku bunga SBI dan FASBI relatif stabil...
Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang
Suku bunga instrumen moneter sampai bulan Desember relatif stabil dimana suku bunga SBI 1 bulan hanya meningkat 1 bps menjadi 7,43% dari 7,42% dan SBI 3 bulan hanya menurun 1 bps menjadi 7,29% dari posisi sebelumnya 7,30%. Selain itu, suku bunga FASBI belum berubah sedangkan suku bunga JIBOR 1 bulan masih tetap di level 7,44% (Grafik 10).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
5
Desember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Volume Pasar Uang (Miliar Rp)
Suku Bunga (%)
4000,0
14,0 3463,2
3500,0
2978,4 2918,7 2752,0
2953,5
3000,0 2690,7
2500,0
2862,5
2534,4 2523,08 2359,0 2271,47 2280,0 2218,4 2106,61 2037,30 2180,23 2036,05 1931,0 2056,53 1972,80 2105,67 1831,62 1844,0 1799,6 1822,12 2078,91 2062,56 2044,32 1678,2 1702,8 1667,69 1715,2 1727,3 1651,7 1566,62 1557,31 1678,42 1783,56 1858,4 1509,86 1471,06 1626,19 1328,2 1483,62 1208,3 1575,29 1033,1 2157,9
2000,0 1500,0 1000,0
Volume PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Pagi
500,0
Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Sore
0,0 Jan Feb Mar AprMei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2003
2004
Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore
Persen 19
12,0
17
10,0
15
8,0
13
6,0
11
4,0
9
2,0
7
0,0
5
Jam Dep. 1 SBI 1 Bulan Dep 1 WA Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov
2002
2003
2004
Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan
...sedangkan suku bunga PUAB O/N pagi dan sore menurun...
Stabilnya suku bunga instrumen moneter sampai dengan bulan Desember, masih memberikan dorongan positif berupa turunnya rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi dan sore. Rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi menurun 116 bps dari 6,43% pada bulan Nopember menjadi 5,27% demikian pula rata-rata suku bunga PUAB O/N sore menurun 64 bps dari 5,04% menjadi 4,41% (Grafik 11). Penurunan suku bunga PUAB ini diikuti dengan rendahnya, rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB O/N pagi dan sore. Rata-rata volume transaksi PUAB O/N pagi selama bulan Desember menurun sebesar Rp0,6 triliun dari Rp3,4 triliun menjadi Rp2,8 triliun demikian pula rata-rata volume transaksi PUAB O/N sore menurun Rp0,5 triliun dari Rp2 triliun menjadi Rp1,5 triliun.
..., serta suku bunga deposito belum berubah namun tren penurunan suku bunga kredit masih berlanjut.
Sementara itu, suku bunga simpanan (deposito 1 dan 3 bulan) sampai dengan bulan Desember 2004 masih relatif tetap. Suku bunga deposito 1 bulan hanya meningkat sebesar 3 bps dari 6,33% menjadi 6,36%, demikian pula suku bunga deposito 3 bulan hanya meningkat 1 bps dari 6,65% menjadi 6,66% pada bulan November (Grafik 12). Di sisi lain, suku bunga tabungan juga menunjukkan kecenderungan yang sama, naik 1 bps dari 7,34% bulan September menjadi 7,35%. Namun demikian, suku bunga kredit sampai dengan bulan November masih terus menunjukkan penurunan. Suku bunga kredit modal kerja dan investasi masingmasing turun sebesar 7 bps menjadi 13,57% dan 14,18 %, sedangkan suku bunga kredit konsumsi turun sebesar 15 bps menjadi 16,74% (Grafik 13). Meskipun laju penurunan suku bunga kredit modal kerja dan investasi terlihat lebih lambat daripada suku bunga konsumsi namun trend penurunan yang terjadi menunjukkan indikasi yang positif bagi sektor riil. Selain itu, spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit semakin kecil seiring dengan penurunan suku bunga kredit yang diikuti kenaikan suku bunga deposito.
6
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2004
Persen 21
Persen 5,5
20
4,5
19
4,44 3,77 3,41
Trend (Covered Interest Rate Parity)
3,5
18
2,5
17
2,19
1,5
16
0,5
15
-0,5
14 13
Covered Interest Rate Parity
Kredit Modal Kerja
Kredit Investasi
2003
-0,21 -0,20
0,26
0,84 0,30 0,45 0,10
0,63 0,26
0,16 0,02
-0,02 -0,27 -0,19 -0,47 -0,57 -0,76
-0,32
-0,33 -0,23
-0,84
-1,5 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep NopDes
2002
2004
Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit
Covered interest rate parity masih meningkat.
0,02 0,17 -0,06
1,63 1,58
1,24
0,53
Kredit Konsumsi
Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des
2002
1,39
1,18 0,73 0,51
2003
2004
Grafik 14. Covered Interest Rate Parity
Seiring dengan semakin menurunnya premi swap, covered interest parity (CIP) pada bulan Desember tercatat meningkat dari posisi 3,41% menjadi 3.77 % atau meningkat 36 bps (Grafik 14)1 . Penurunan premi swap terlihat cukup dominan dalam mempengaruhi kenaikan CIP mengingat suku bunga JIBOR 1 bulan yang tetap sementara SIBOR meningkat 9 bps dari 2,30% pada bulan November menjadi 2,39%. Perkembangan ini, secara riil semakin menambah daya tarik penanaman dana di dalam negeri (menjanjikan return yang positif).
IHSG 1130
Kapitalisasi (Rp miliar) 800.000
1030
700.000
IHSG
930
Kapitalisasi
600.000
830
500.000
730 630
400.000
530 300.000
430 330
200.000 Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Okt NovDes
2003
2004
Sumber : BEJ
Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi
IHSG terus mengalami peningkatan...
Perkembangan pasar modal di bulan Desember terus mengalami peningkatan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada bulan Desember secara point to point ditutup meningkat 22,46 point menjadi 1000,23 dari posisi sebelumnya 977,76. Peningkatan tersebut sekaligus menjadi IHSG pada tahun 2004 ini sebagai indeks tertinggi dalam 27 tahun diaktifkannya BEJ, ditengarai oleh meningkatnya aktivitas investor lokal dibanding investor asing yang membukukan net beli sebesar Rp154 miliar atau turun lebih dari 80% dari nilai minggu lalu. Selain itu, sentimen positif dari naiknya indeks bursa regional dan dunia ikut memberikan dorongan terhadap IHSG. Pada penutupan tahun 2004, IHSG menjadi indeks terbaik di dunia 1 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) – suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) – premi swap (1 bulan).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
7
Desember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
dengan peningkatan 44,6%. Kapitalisasi pasar juga menunjukkan peningkatan yaitu sebesar Rp12,52 triliun dari Rp667,4 triliun bulan November menjadi Rp. Rp. 679,9 triliun (Grafik 15). ...meskipun nilai perdagangannya mengalami penurunan.
Di sisi lain, rata-rata nilai perdagangan di pasar saham secara point to point menurun sebesar Rp0,7 triliun dari Rp1,6 triliun pada akhir bulan November menjadi Rp 0,9 triliun. Demikian pula rata-rata volume perdagangan yang mengalami penurunan sebesar 500 juta lembar saham dari 1,9 miliar lembar saham pada akhir bulan November menjadi 1,4 miliar saham.
Uang Primer Posisi uang primer pada akhir Desember 2004 meningkat sebesar Rp14,5 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp199,4 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp164,08 triliun, di atas target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp158,62 triliun. Sementara itu, bila menggunakan ketentuan GWM baru (8%), test date sementara uang primer adalah Rp182,89 triliun, di atas target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp177,75 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, peningkatan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya uang kartal yang beradar di masyarakat sebesar Rp6,24 triliun dan meningkatnya saldo positif bank di BI sebesar Rp11,9 triliun.
Uang primer meningkat...
Triliun Rp 195,0
Miliar Rp 125.000
185,0
115.000
175,0
105.000
165,0
estimasi (2) = estimasi (1) + error
95.000
155,0 145,0 135,0
Aktual
85.000
Aktual Test Date
Target Indikatif
75.000
125,0 Ags
Okt
Des
Feb
2002
Apr
Jun
Ags
Okt Des
Feb
Apr
2003
Grafik 16. Uang primer
...terutama karena ekspansi OPT...
8
Jun
Ags
Okt
2004
Des
Jan:I Feb:III Mar:II Apr:I Mei Jun:II Jul:I Ags:III Sep:II Okt:IV Nop:III Des:II Jan:IV Feb:III Mar:II Apr Mei Jun:II Jul:I Ags:III Sep:II Okt: IV Nop:III Des:II Jan:IV Feb:III Mar :II Apr Mei Jun:II Jul:I Agsl:III Sept:II Okt:IV Nop:III Des:II
estimasi (1) = trend+seasonal
65.000
115,0
2002
2003
2004
Grafik 17. Pergerakan Musiman Uang Kartal
Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan uang primer tersebut utamanya bersumber dari ekspansi Operasi Pasar Terbuka (OPT) sebesar Rp8,7 triliun yang utamanya bersumber dari ekspansi SBI dan FASBI masingmasing sebesar Rp6,36 triliun dan Rp2,35 triliun.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2004
Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya (Miliar Rp)
Nop 2004
Desember 2004 Mg II Mg III
Mg I
Mg IV
Perubahan Bulanan
Uang Primer Uang kertas dan logam yang diedarkan - di masyarakat - di perbankan Giro bank pada Bank Indonesia porsi BBO & Bank tanpa TPL* Giro sektor swasta
184.873 124.161 104.669 19.492 60.081 0 631
183.720 123.073 108.154 14.919 60.061 0 586
180.131 118.670 105.170 13.500 60.914 0 546
183.494 118.717 105.270 13.447 64.207 0 568
199.446 126.895 110.911 15.984 72.053 0 498
14.573 2.734 6.242 -3.508 11.972 0 -133
Cadangan Devisa Bersih (NIR)
168.808
166.660
166.213
168.892
170.846
2.038
Aktiva Domestik Bersih 1. Tagihan bersih kepada pemerintah 2. Tagihan pada bank komersial a. Kredit likuiditas b. Tagihan kepada BPPN dan bank non BPPN c. Utang lainnya 3. Tagihan lainnya 4. Operasi Pasar Terbuka - SBI - FASBI 5. Lainnya Bersih (NOI)
16.065 204.023 16.291 12.588 0 3.703 34.229 -135.834 -97.461 -38.373 -102.644
17.060 208.053 16.279 12.576 0 3.703 34.186 -138.798 -53.590 -85.208 -102.660
13.918 210.745 16.271 12.568 0 3.703 34.145 -145.436 -104.600 -40.836 -101.807
14.602 218.756 16.191 12.488 0 3.703 33.724 -150.578 -103.620 -46.958 -103.491
28.600 226.620 16.037 12.349 0 3.688 33.654 -144.548 -103.825 -40.723 -103.163
12.535 22.597 -254 -239 0 -15 -575 -8.714 -6.364 -2.350 -519
58.896 1.185
59.123 938
59.931 983
59.497 4.710
60.091 11.962
1.195 10.777
Memorandum item GWM Kelebihan GWM
*TPL = Third Party Liability
NIR pada bulan Desember meningkat sebesar USD0,26 triliun dari USD24,15 miliar bulan Nopember menjadi USD24,41 miliar (Grafik 18) demikian pula NDA (aktiva domestik bersih) meningkat sebesar Rp12,6 triliun dari Rp16 triliun pada bulan Nopember menjadi Rp28,6 triliun (Grafik 19).
..., NIR dan NDA meningkat.
(Trilliun Rp)
(Miliar USD) 27,0 26,0
50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 -10,0 -20,0 -30,0 -40,0 -50,0
NIR (aktual)
25,0 24,0 23,0 22,0 21,0 20,0
NIR (adjusted target)
19,0 18,0
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des Feb
Apr
2003
Jun
Ags
Okt
2004
Grafik 18. Posisi NIR
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Des
NDA (adjusted target)
NDA (aktual) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2003
2004
Grafik 19. Posisi NDA
9
Desember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Likuiditas domestik M2 dan M1 meningkat…
Posisi M2 pada akhir Nopember 2004 mengalami peningkatan sebesar Rp4,4 triliun dari Rp995,93 triliun pada bulan Oktober menjadi Rp1000,33 triliun dan secara tahunan, M2 pada akhir Nopember 2004 tumbuh sebesar 5,9%. Peningkatan ini utamanya berasal dari naiknya M1 sebesar Rp2,6 triliun menjadi Rp250,22 triliun demikian pula uang kuasi meningkat sebesar Rp1,7 triliun menjadi Rp750,11 triliun. Kenaikan yang terjadi pada M1 terutama bersumber dari kenaikan uang giral sebesar Rp3,7 triliun dari Rp141,84 triliun bulan Oktober menjadi Rp145,55 triliun sedangkan kenaikan uang kuasi terutama bersumber dari tabungan yang meningkat Rp4,4 triliun menjadi Rp277,84 (Grafik 20).
%, y-o-y 20 15
Persen 25,0 M1 Riil
20,0
M2 Riil
10
15,0
5
10,0
0
5,0
(5)
0,0
(10)
2002
2003
2004
Grafik 20.Pertumbuhan M1 & M2 Riil
...disebabkan oleh ekspansi CBS.
10
Growth Divisia M2
-5,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop
Jan
Mei
2001
Sep
Jan
Growth M2 Mei
2002
Sep
Jan
Poly. (Growth Divisia M2) Mei
2003
Sep
Jan
Mei
Sep Nop
2004
Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M2
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengharuh ekspansi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS) sebesar Rp4,9 triliun sehingga posisinya pada akhir Nopember mencapai Rp594,75 triliun. Peningkatan CBS tersebut bersumber dari kenaikan pada kredit rupiah sebesar Rp5,52 triliun. Sementara itu, Net Foreign Assets (NFA) pada bulan Nopember relatif stabil atau hanya meningkat sebesar Rp0,8 triliun sehingga posisinya mencapai Rp260,32 triliun (Tabel 2).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2004
Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi)
INDIKATOR BESARAN MONETER
Des 2002
2004
2003 Ags
Sep
Nop
Des
Jan
Mar
Jun
Okt
975.166 827.176 233.726 97.574 136.152 741.440 593.450 334.336 259.114 147.990 15.72
995.935 1.000.338 856.456 859.933 247.603 250.221 105.760 104.668 141.843 145.563 748.332 750,117 608.853 609,712 335.441 331.869 273.412 277.843 139.479 140.405 15.34 15.57
KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD)
883.908 743.443 191.939 80.686 111.253 691.969 551.504 359.847 191.657 140.465 15.71
905.499 771.362 201.859 80.283 121.576 703.640 569.503 361.120 208.383 134.137 15.72
911.224 773.712 207.587 81.118 126.469 703.637 566.125 354.362 211.763 137.512 16.39
944.647 804.434 224.318 103.788 120.530 720.329 580.116 355,902 224.214 140.213 16.39
955.692 816.514 223.799 94.542 129.257 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 16.44
947.277 805.289 216.343 90.619 125.724 730.934 588.946 346.347 242.599 141.988 16.82
935.161 793.103 218.999 86.794 132.205 716.162 574.104 327.722 246.382 142.058 16.54
FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI
250.696 510.351 389.296 365.410 271.851 93.559 23.886 -266.434
243.435 240.781 481.622 481.552 432.499 441.205 403.544 411.696 310.657 318.820 92.889 92.877 28.955 29.509 -252.059 -252.483
270.802 476.335 461.788 432.230 333.982 98.249 29.568 -264.278
271.820 479.885 466.826 437.942 342.027 95.917 28.884 -262.839
269.714 486.229 461.827 432.738 335.129 97.610 29.089 -270.493
287.824 280.070 259.478 449.011 468.907 479.178 477.504 549.966 589.800 446.593 486.067 525.647 347.363 376.034 416.768 99.231 110.033 108.879 30.911 63.899 64.153 -279.178 -323.777 -332.521
Memorandum Item Nilai Tukar (posisi neraca)
8.940
8.537
8.465
8.441
Indeks money divisia menurun sedangkan APU stabil.
8.535
8.389
8.587
9.415
9.090
Nop
260.328 479.344 594.751 531.669 422.288 109.401 63.062 -334.085
(%,y-o-y) 5,90 6.90 11.55 0,85 20,76 4,14 5,10 -6,75 23,92 0,14 -5,20
-3,87 0,63 28,79 23,01 26,44 11,35 113,35 26,41
9.018
Masih belum berubahnya jumlah simpanan berjangka dan semakin meningkatnya pertumbuhan M2 menyebabkan indeks money divisia bulan Nopember menurun sebesar 3,21% menjadi 8,21% namun secara tren masih cenderung meningkat (Grafik 21). Sementara itu, peningkatan uang primer di akhir tahun yang bergerak searah dengan M2 dan M1 menyebabkan proses penciptaan uang relatif stabil seperti yang nampak dari stabilnya M1 (APU 1) dan M2 (APU 2) (Grafik 22).
Persen 13,0 12,0 11,0
Persen 2,0 C/DPK (%)
APU2 (M2/M0)
APU1 (M1/M0) Skala Kanan
1,8
10,0
1,6
9,0 8,0
1,4
7,0 6,0
1,2
5,0 1,0
4,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nop
2002
2003
2004
Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
11
Desember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Sektor Eksternal Total ekspor menurun...
Nilai ekspor Indonesia selama bulan November tercatat sebesar USD 5,17 miliar atau menurun 23,12% dibandingkan USD7,27 miliar pada bulan sebelumnya (Tabel 3). Penurunan ekspor tersebut karena turunnya ekspor nonmigas sebesar 28,6 persen, yakni dari US$ 5,3 miliar pada Oktober menjadi US$ 3,8 miliar pada November. Ekspor migas juga mengalami penurunan sebesar 2,3 persen, yakni dari US$ 1,4 miliar pada Oktober menjadi US$ 1,3 miliar pada November. Selain itu, penyebab lainnya adalah turunnya aktivitas ekspor di pelabuhan selama bulan puasa dan liburan serta mudik Idul Fitri. Namun, secara kumulatif ekspor selama periode Januari-November 2004 mengalami peningkatan sebesar 9,99 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini diperoleh dari kenaikan ekspor migas sebesar 14,23 persen dan ekspor nonmigas sebesar 8,8 persen. Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD)
Nilai FOB Keterangan
Oktober 2004
Nopember 2004
Jan-Nop 2003
Jan-Nop 2004
% Perubahan % Perubahan Nop 2004 Thd Jan-Nop Okt 2004 2004 thd 2003
% Peran Thd Jan-Nop 2004
Total Ekspor
7,267,7
5,173,9
57.055,7
62.753,5
-23,12
9,99
100,00
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1,404,8 530,8 161,9 712,1
1,372,2 555,9 88,2 728,1
12.481,4 5.119,8 1.467,4 5.894,2
14.257,2 5.784,4 1.545,7 6.927,1
-2,31 4,73 -45,52 2,25
14,23 12,98 5,34 17,52
22,72 9,22 2,46 11,04
Non Migas
5,862,9
3,801,7
44,574,3
48,496,3
-28,6
18,80
77,28
Sumber : BPS
... begitu pula total impor.
12
Hal yang sama terjadi pada nilai impor pada bulan Nopember yang menurun 14% dari USD4,32 miliar menjadi USD3,71 miliar. Selama Januari-November 2004, nilai impor mencapai 41,53 miliar, dolar AS naik 40,01 persen dibanding periode sama 2003 yang tercatat 29,67 miliar dolar AS. Impor nonmigas November 2004 mencapai 2,65 miliar dolar AS, turun 18,95 persen dibanding Oktober 2004. Sedangkan selama Januari-November 2004 mencapai 31,17 miliar dolar AS atau meningkat 37,74 persen dibanding impor periode sama 2003. Negara pemasok barang impor terbesar ditempati Jepang dengan nilai 5,44 miliar dolar AS dengan pangsa 17,44 persen, diikuti Cina 9,69 persen, dan Amerika Serikat 8,92 persen
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2004
Tabel 4. Impor Indonesia
(Juta USD)
Nilai CIF Keterangan
Jan-Nop 2003
% Perubahan % Perubahan % Peran Thd Nop 2004 Thd Jan-Nop Jan-Nop Okt 2004 2004 thd 2003 2004
Oktober 2004
Nopember 2004
Jan-Nop 2004
Total Impor
4.321,0
3.714,1
29.665,4
41.534,1
-14,03
40,01
100,00
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1.052,7 489,5 562,7 0,5
1.065,0 440,2 624,8 0,0
7.034,0 3.705,3 3.307,2 21,5
10.360,5 5.309,7 5.044,3 6,5
1,27 -9,89 11,04 -100,00
47,29 43,30 52,52 -69,77
24,94 12,78 12,14 0,02
Non Migas
3.268,3
2.649,1
22.631,43
1.173,6
-18,95
37,74
75,06
Sumber : BPS
Posisi pinjaman luar negeri naik USD1,7 miliar...
Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan Nopember meningkat USD1,7 miliar dari USD134,3 miliar pada bulan Oktober menjadi USD136 miliar (Tabel 5). Peningkatan ini utamanya disebabkan karena naiknya pinjaman LN pemerintah sebesar USD1,4 miliar menjadi USD79,9 miliar sedangkan pinjaman LN swasta relatif stabil. Peningkatan pinjaman LN pemerintah utamanya disebabkan karena adjustment nilai tukar khususnya mata uang Yen Jepang. Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD)
2003 Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total
2004
Mar
Jun
Sep
Des
Jan
Mar
Jun
Sep
74.513 53.750 7.806 4.850 2.956 45.944 1.203
76.008 53.288 7.056 4.059 2.997 46.232 1.290
77.709 52.991 7.571 4.414 3.157 45.420 1.253
81.666 51.942 7.537 4.316 3.221 44.405 1.794
81.480 52.839 7.726 4.385 3.341 45.113 1.759
81.217 52.836 7.968 4.479 3.489 44.868 2.626
78.591 52.080 7.587 3.766 3.821 44.493 2.467
76.980 51.783 7.530 3.499 4.031 44.253 3.075
129.466
130.586
131.953
135.402
136.078
136.679
133.138
131.838
Okt*) 78.588 52.438 8.039 3.969 4.070 44.399 3.303
Nop*) 79.991 52.399 8.079 3.833 4.246 44.320 3.677
134.329 136.067
* Angka Sementara
...demikian pula pembayaran pinjaman LN.
Sementara itu, pembayaran pinjaman luar negeri pada bulan November meningkat USD0,6 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga menjadi USD1,7 miliar. Peningkatan tersebut utamanya berasal dari turunnya pembayaran pokok pinjaman LN sebesar USD0,5 miliar menjadi USD1,4 miliar dan pembayaran bunga pinjaman LN yang meningkat tipis sebesar USD137 juta menjadi USD 328 juta. Sedangkan berdasarkan pemiliknya, kenaikan ini disebabkan oleh naiknya pembayaran pinjaman LN swasta sebesar USD524 juta menjadi USD1,1 miliar demikian pula pembayaran pinjaman LN pemerintah meningkat sebesar USD142 juta menjadi USD 676 juta (Tabel 6).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
13
Desember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Miliar USD)
2003
Total 2002
Mar
Sep
20.983 16.950 4.033
1.293 1.135 158
1.717 1.524 193
7.374 5.009 2.365
358 248 110
498 355 143
B. Swasta / Private 13.609 - Pokok / Principal 11.941 - Bunga / Interest 1.668 B.1. Lembaga Keuangan 5.808 - Pokok / Principal 5.323 - Bunga / Interest 485 1. Bank 4.825 - Pokok / Principal 4.372 - Bunga / Interest 453 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions 983 - Pokok / Principal 951 - Bunga / Interest 32 B.2. Bukan Lembaga Keuangan 7.801 - Pokok / Principal 6.617 - Bunga / Interest 1.183
935 886 48 398 391 7 308 307 1 90 84 6 537 496 41
1.219 1.170 50 440 435 4 381 379 1 59 56 3 780 735 45
Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest
Des
Total 2003
2004 Jan
Mar
Jun
1.464 1.216 248
1.990 1.788 203
6.450 4.000 2.451
680 456 224
1.186 12.449 1.073 11.669 113 780 423 5.656 395 5.521 28 136 372 5.078 345 4.965 27 113 51 579 50 556 1 23 762 6.793 677 6.148 85 645
784 760 24 382 379 3 351 349 2 31 30 1 402 381 20
1.966 18.900 1.471 15.669 496 3.231 781 398 383
Ags
Okt*
Nop*
2.697 2.123 574
1.529 1.268 261
1.066 875 191
1.732 1.404 328
697 539 158
1.147 682 465
804 608 196
534 375 159
676 453 223
1.294 1.249 45 772 768 5 701 699 1 72 68 3 521 481 40
1.550 1.441 109 791 780 11 756 746 10 35 34 1 759 661 98
725 660 65 324 315 9 271 262 9 53 53 0 401 345 56
532 500 32 274 259 15 220 207 13 54 52 2 258 241 17
1.056 951 105 355 348 7 297 291 6 58 57 1 701 603 98
* Angka Sementara
Sektor Riil Permintaan domestik masih tinggi...
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi selama tahun 2004 masih dimotori oleh pertumbuhan konsumsi, terutama konsumsi swasta. Walaupun demikian, secara umum pola pertumbuhan telah menunjukkan perbaikan, yang ditandai oleh meningkatnya peran investasi dan ekspor dalam mendorong perekonomian. Di sisi lain, tingginya permintaan telah mendorong pesatnya peningkatan impor sebagai upaya untuk memenuhi peningkatan utilisasi maupun kapasitas produksi.
...namun ekspektasi konsumen menurun.
Namun demikian, berdasarkan hasil survei konsumen, optimisme konsumen sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini tampaknya dipengaruhi oleh rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM seperti yang terlihat pada melemahnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan. Indeks keyakinan konsumen bulan Desember berada pada posisi 119 poin menurun 1,3 poin dari bulan sebelumnya dan indeks ekspektasi konsumen menurun 7,1 poin dari bulan sebelumnya menjadi 136,3 (Grafik 23). Hasil yang sama juga terlihat dari hasil survei perusahaan Jepang di Indonesia yang dilakukan oleh JETRO (Grafik 24).
14
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Indeks
100,0
Difussion Indeks 50 40 30 20 10 0 -10 -20 -30 -40 -50
Ekspektasi Konsumen
120,0
Indeks Keyakinan Konsumen
optimis pesimis
Kondisi Ekonomi Saat Ini
80,0 60,0 40,0 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des
2002
2003
Desember 2004
Permintaan:ekspor Harga jual:domestik
Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des
2001
2004
2002
Grafik 23. Survei Konsumen
Indeks produksi mengalami penurunan.
Permintaan: domestik Inventory
2003
2004
Grafik 24. Survei JETRO
Sementara itu, indeks produksi bulan Nopember khususnya untuk industri makanan, minuman dan tembakau serta industri kayu rotan dan rumputan masing-masing mengalami penurunan indeks sebesar 31 poin dan 20 poin dibandingkan bulan Oktober (Grafik 25). Utilisasi kapasitas produksi di sisi lain juga menunjukkan penurunan khususnya untuk industri tekstil, makanan dan kimia masing-masing sebesar 6,4 poin, 3,1 poin dan 5,7 poin (Grafik 26).
Indeks 200
Persen 80,0
180 160
60,0
140
40,0
120 100
20,0
80 60
Indeks Total Tekstil, pak. jadi & kulit
Makanan, minuman & Tembakau Kimia, m. bumi, btbara, karet & plastik
40 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop
2002
2003
2004
Grafik 25. Indeks Produksi
Total
0,0
Makanan
Tekstil
Kimia
Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nop
2002
2003
2004
Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi
Kondisi Perbankan Total aset, DPK, LDR dan kredit masih membaik...
Seiiring dengan membaiknya perekonomian, beberapa indikator perbankan sampai dengan bulan November masih menunjukkan perkembangan positif khususnya total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), total penyaluran kredit dan LDR. Sementara itu CAR, NPL dan modal masih relatif stabil (Tabel 7). Total aset perbankan mengalami peningkatan sebesar Rp10 triliun menjadi Rp1228 triliun, DPK naik Rp5 triliun menjadi Rp933 triliun dan jumlah kredit yang disalurkan perbankan meningkat cukup sebesar Rp6 triliun menjadi Rp573,4 triliun. (Grafik 28).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
15
Desember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan (Triliun Rp)
Bank Keterangan Total Asset DPK Kredit LDR (%) CAR (%) NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal
...CAR, NPL dan modal masih relatif stabil.
Des-02
Des-03
Jan-04
1.112,2 835,8 410,3 38,4 23,0 8,1 2,1 4,0 93,0
1.068,4 902,3 477,2 43,2 19,3 8,2 3,0 3,2 110,8
1.157,2 889,1 475,0 40,1 23,8 8,2 2,8 5,2 117,9
Mar-04
Jun-04
Sept-04
Okt-04
1.150,0 881,6 485,9 43,7 23,5 7,8 2,7 5,7 120,9
1185,7 912,8 528,7 46,4 20,9 7,6 2,1 5,4 108,6
1213,0 926,4 555,0 48,2 20,5 6,9 2,1 5,3 114,0
1218,4 928,1 567,3 49,2 20,4 6,7 2,1 6,4 115,1
Total DPK (Triliun Rp) 950
Miliar Rp
Proporsi (%) 70,0
56.538 Persetujuan
450 900
300
850
Proporsi
50,0 40,0 28.269
250
30,0
800
200
20,0 Giro
Deposito
Tabungan
Total
750 700
0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nop
2002
2003
2004
Grafik 27. Dana Pihak Ketiga
Ketiga tipe kredit meningkat.
16
Realisasi
60,0
400 350
50
1228,1 932,5 573,4 49,5 19,7 6,6 2,0 5,0 115,6
CAR pada bulan Nopember relatif stabil dengan posisi terakhir 19,7% demikian pula NPL baik secara gross maupun net relatif belum berubah dan berada pada posisi 6,6% (NPL gross) dan 2% (NPL net). Perkembangan yang sama terjadi pula pada modal perbankan yang selama bulan Nopember belum banyak berubah dan berada pada posisi Rp.115,6 triliun (Grafik 27)
Triliun Rp 500
150 100
Nop-04
10,0 0,0
0 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop
2002
2003
2004
Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru
Meningkatnya jumlah kredit yang disalurkan atas, utamanya berasal dari naiknya 3 tipe kredit baik konsumsi, investasi maupun modal kerja selama bulan Nopember. Kredit konsumsi meningkat sebesar Rp3,6 triliun dari Rp142,2 triliun bulan Oktober menjadi Rp146 triliun sementara kredit investasi juga meningkat sebesar Rp0,5 triliun dari Rp112,4 triliun di bulan Oktober menjadi Rp112,9 triliun. Hal yang sama terjadi pada kredit modal kerja yang meningkat sebesar RpRp1,9 triliun dari Rp270,8 triliun menjadi Rp272, 7 triliun (Grafik 29).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2004
Total Kredit (Triliun Rp)
Kredit Per jenis (Triliun Rp) 300,0 Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
250,0 200,0 150,0 100,0 50,0 Channeling
0,0
Total Kredit
Total Adjst
Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop
2002
2003
660 630 600 570 540 510 480 450 420 390 360 330 300
2004
Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan
LDR dan NIM stabil.
Indikator lainnya, Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bulan Nopember relatif tetap dimana LDR tetap pada 49% sedangkan Net Interest Margin (NIM) menurun 1,4% dari 6,4% pada bulan Oktober menjadi 5% (Grafik 31).
Persen 14,0
Trilion Rp 600
6,5
12,0 10,0
500
6,0
400
5,5 5,0
8,0 6,0
Triliun Rp 7,0
kredit (kanan)
300 NPLs (%) (kiri)
NPLs Net (%) (kiri)
200
4,0 2,0
100
0,0
0 Jan Mar Mei Juli Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop
2002
2003
2004
Grafik 30. Perkembangan NPL
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0
Jan Mar Mei Jul Okt Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nop
2002
2003
2004
Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan
17
Desember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Prospek Pertumbuhan ekonomi 2005 diperkirakan sekitar 5%-6% (y-o-y)…
Perkembangan makro ekonomi selama tahun 2004 telah mendorong peningkatan kegiatan investasi dan diperkirakan akan berlanjut di tahun 2005. Stabilitas ekonomi makro yang telah dibangun dalam dua tahun terakhir, sebagaimana tercermin dari relatif rendahnya inflasi serta volatilitas nilai tukar yang lebih stabil, telah berhasil mengurangi biaya untuk memelihara kestabilan tersebut. Dengan peningkatan kegiatan investasi tersebut dan pertumbuhan konsumsi yang cukup tinggi maka pertumbuhan ekonomi tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 5%-6% (y-o-y)2 .
...namun terdapat beberapa risiko dalam mencapai target inflasi IHK 2005...
Sementara itu, Bank Indonesia mewaspadai beberapa faktor risiko yang berpotensi menekan stabilitas makro ekonomi tahun 2005. Risiko peningkatan tekanan inflasi tahun 2005 terutama terkait dengan meningkatnya ekspektasi inflasi berkenaan dengan rencana kenaikan harga-harga administered, terutama harga BBM dan akan sangat mempengaruhi pencapaian target inflasi tahun 2005 yang ditetapkan Pemerintah sebesar 6% + 1%.
...kestabilan nilai tukar rupiah di awal 2005 diperkirakan masih terjaga.
Sampai dengan awal tahun 2005, kestabilan nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan dapat dipertahankan. Disamping terbantu oleh prospek kondisi makroekonomi yang membaik, kestabilan tersebut juga didukung oleh mengalirnya pasokan valas terutama yang berasal dari portfolio investment. Namun demikian, beberapa faktor risiko perlu diwaspadai diantaranya kemungkinan Fedres menaikkan suku bunga yang diperkirakan berpotensi memicu capital outflow.
2 Sejak akhir Mei 2004, BPS mengubah tahun dasar PDB dari tahun 1993 menjadi 2000.
18
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2004
Indikator Terkini Jan
SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3)
Mar
Des
Jan
Mar
Jun
2003 12,69 12,94 12,64 13,49 12,71 425
Sep
Okt
Nov
Des
2004
11,40 11,97 11,90 12,90 11,72 398
8,31 8,34 6,62 7,14 8,35 692
7,86 8,15 6,27 6,68 7,99 753
7,42 7,33 5,86 6,11 7,38 736
7,34 7,25 6,23 6,31 7,15 730
7,39 7,31 6,31 6,61 7,1 816
7,41 7,3 6,33 6,65 7,13 860
7,42 7,30 6,36 6,66 7,1 977
7,43 7,294 n,a, n,a, 7,14 1004
BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah
127.407 125.211 180.111 181.239 75.908 72.323 104.203 108.916 873.683 877.7769 693.572 696.537 550.357 558.977 362.553 370.692 187.804 188.285 143.215 137.560 730.468 740.216
166.474 223.799 94.542 129.257 55.692 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 816.514
147.039 142.730 216.343 218.821 90.619 86.616 125.724 132.205 947.277 934.983 730.934 716.162 588.946 574.104 346.347 327.722 242.599 246.382 141.988 142.058 805.289 792.925
166.474 175.325 233.717 239.299 97.565 97.893 136.152 141.406 975.157 985.194 741.440 745.895 593.450 605.659 334.336 336.197 259.114 269.462 147.990 140.236 827.176 846.570
246.406 184.873 199.446 245.899 250.222 n.a. 104.056 104.669 n.a. 141.843 145.553 n.a. 994.231 1.000.339 n.a. 748.332 750.117 n.a. 608.853 609.712 n.a. 335.441 331.869 n.a. 273.412 277.843 n.a. 139.479 140.405 n.a. 856.456 859.934 n.a.
Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum
382.536 400.353 358.084 376.141
466.826 437.942
461.827 477.504 432.738 446.593
549.966 576.823 486.067 513.223
589.800 525.648
594751 531689
n.a. n.a.
HARGA Inflasi bulanan (%) y-y %
0,80 8,74
-0,23 7,12
0,94 5,06
0,57 4,82
0,36 5,11
0,48 6,83
0,02 6,27
0,56 6,22
0,89 6,18
1,04 6,4
8.940 3.936 2.322 21,81
8.908 4.008 2.267 22,68
8.465 3.717 2.335 24,20
8.441 3.837 2.049 24,00
8.587 3.871 2.183 25,70
9.400 4.340 2.721 23,70
9.155 5.685 3090.6 23,66
9095 5862.9 3268.3 23,89
9025 3801.7 2649.1 24,15
9270 na na 24,40
SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD)
INDIKATOR KUARTALAN Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Ekspor Impor
Tw. IV 2 0 03
Tw.I
4,35 5,01 0,68 6,48 1,78
Tw. III 2004
4,46 6,43 4,24 0,85 6,54
5,03 4,30 13,09 19,85 29,87
* angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDBdari BPSw. I 2004*)
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
19