10 III. METODOLOGI 3.1.
Waktu dan Lokasi Penelititan Kegiatan penelitian ini dilakukan di laboratorium dan di lapangan.
Pengolahan citra digital dan analisis data statistik dilakukan di Bagian Perencanaan Pengembangan Wilayah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan P4W LPPM IPB. Pengecekan lapang dilakukan di daerah penelitian (Gambar 3) yaitu di Kecamatan Cisarua meliputi Desa Cilember, Desa Jogjogan, Desa Batu Layang, Desa Kopo, Desa Cisarua, Desa Citeko, Desa Leuwimalang, Desa Tugu Utara, Desa Tugu Selatan, dan Desa Cibeureum. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei hingga Desember 2009. 3.2.
Data, Sumber Data, dan Alat Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Citra Google Earth 2007, waktu pengunduhan mulai dari bulan AgustusSeptember 2009 (sumber: hasil unduh dari perangkat lunak Google Earth Pro Versi 4.0.2737). 2. Citra Quickbird 2006 (sumber: P4W LPPM IPB dan JIRCAS JAPAN). 3. Citra Ikonos 2006 (sumber: Rani Yudarwati) 4. Peta RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (format dwg) (sumber: Bappeda yang diperoleh dari P4W-LPPM IPB). 5. Peta Administrasi Kecamatan Cisarua (Hasil digitasi dari RTRW Kabupaten Bogor 2005-2025). 6. Peta Jalan Kabupaten Bogor (sumber: Bappeda yang diperoleh dari P4WLPPM IPB). 7. Data Potensi Desa Sub DAS Ciliwung Hulu tahun 2006 (sumber: Bagian Perencanaan Pengembangan Wilayah, Departemen ITSL, IPB). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak ArcGIS 9.3, ArcView GIS 3.3, Statistica 8.0, Adobe Photoshop CS2, Microsoft Office Word, Microsoft Office Excel, GPS Magellan, dan kamera digital.
11 3.3.
Metode Penelitian Penelitian ini (Gambar 2) terbagi menjadi empat tahap kegiatan, yaitu: 1)
tahap persiapan dan pengumpulan data, 2) pengolahan data digital dan analisis spasial, 3) perhitungan jarak, dan 4) analisis regresi berganda dengan peubah dummy. Citra Google Earth Tahun 2007
Peta Jalan Kab. Bogor
Citra Ikonos dan QuickBird 2006 Peta RTRW Kabupaten Bogor 2005-2025
Koreksi Geometri
Croping (Batas Kec. Cisarua)
Citra Digital ResolusiTinggi Kecamatan Cisarua 2007
Digitasi Penggunaan Lahan (Klasifikasi 9 Kelas Penggunaan Lahan)
Digitasi
Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Cisarua 2007
Peta RTRW Kecamatan Cisarua 2005-2025 Overlay
Matriks Logik Inkonsistensi Peta Admin Batas Desa Kecamatan Cisarua
Peta inkonsistensi Pemanfaatan Ruang Kecamatan Cisarua 2007
Overlay
Luas Masingmasing Poligon dalam Satuan Hektar (ha)
Peta inkonsistensi Pemanfaatan Ruang Kecamatan Cisarua per Desa 2007
Atribut Peta Inkonsistensi Pemanfaatan Ruang Kecamatan Cisarua per Desa
Luas Poligon Inkonsistensi Pemanfaatan Ruang (Y)
Data PODES 2006 Das Ciliwung Hulu
Peubah Penduga (X) dan Peubah Dummy (D)
Jarak ke Jalan Analisis Regresi Berganda
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inkonsistensi Pemanfaatan Ruang di Kecamatan Cisarua
Gambar 2. Diagram Alir Metode Penelitian
12
3.3.1. Tahap Persiapan dan Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan studi literatur yang berhubungan dengan penataan ruang, inkonsistensi tata ruang di Kawasan Puncak, dan pengumpulan data yang mendukung penelitian ini. Citra yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari tiga jenis citra yaitu citra Google Earth 2007, citra Quickbird 2006, dan citra Ikonos 2006. Hasil unduhan citra Google Earth pada bagian timur Kecamatan Cisarua meliputi sebagian wilayah Desa Tugu Utara dan sebagian Desa Tugu Selatan yang diperoleh tidak sempurna, sehingga citra tersebut sulit dikoreksi terhadap peta jalan. Untuk memperoleh citra dengan batas administratif Kecamatan Cisarua, maka pada bagian tersebut digunakan citra Ikonos 2006. Di sebelah utara Kecamatan Cisarua meliputi sebagian Desa Cilember dan di sebelah selatan Kecamatan Cisarua meliputi sebagian Desa Citeko dan Desa Kopo terdapat tutupan awan. Adanya tutupan awan tersebut menghalangi proses interpretasi pengunaan lahan. Untuk memperoleh citra tanpa adanya tutupan awan maka pada bagian utara Kecamatan Cisarua ditampalkan dengan citra Ikonos 2006 sedangkan pada bagian selatan Kecamatan Cisarua ditumpangtindihkan dengan citra Quickbird 2006. Dari penggabungan ketiga citra tersebut maka diperoleh citra resolusi tinggi dengan batas administratif Kecamatan Cisarua yang bebas awan. 3.3.2. Pengolahan Data Digital dan Analisis Spasial Pada tahap ini dilakukan koreksi geometri antara citra Google Earth, citra Quickbird, dan citra Ikonos dengan peta jalan Kabupaten Bogor sehingga diperoleh citra digital di Kecamatan Cisarua (Gambar 3). Setelah tahap koreksi geometri, selanjutnya dilakukan interpretasi citra secara visual. Unsur-unsur interpretasi yang digunakan adalah: (1) rona (tone/color tone/grey tone) yaitu tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra, (2) warna yaitu wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak, (3) bentuk yaitu peubah kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek, (4) ukuran yaitu atribut obyek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume, dan (5) tekstur yaitu frekuensi perubahan
13 rona pada citra atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual (Sutanto, 1986). Tahap digitasi dilakukan langsung pada layar komputer (on-screen digitizing) di atas citra terkoreksi dengan batas administratif Kecamatan Cisarua dan skala ketelitian yang digunakan pada saat digitasi adalah 1:1000. Proses ini menghasilkan peta penggunaan lahan Kecamatan Cisarua tahun 2007 dengan sembilan bentuk penggunaan lahan, yaitu hutan, semak/pertanian lahan kering, kebun teh, permukiman perkampungan, permukiman estate, villa, emplasmen/ bangunan lain, sawah, dan hutan rakyat/kebun campuran. Setelah tahap digitasi, peta penggunaan lahan ditumpangtindihkan dengan peta RTRW Kabupaten Bogor tahun 2005-2025 dan peta administrasi Kecamatan Cisarua. Kemudian peta hasil tumpang tindih di-query berdasarkan matrik logika inkonsistensi (Tabel 1) yang menghasilkan peta inkonsistensi pemanfaatan ruang Kecamatan Cisarua. Kemudian dilakukan penghitungan luas masing-masing poligon penggunaan lahan yang inkonsisten dalam satuan hektar (ha). Pengolahan citra digital dan analisis spasial dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ArcGis 9.3 dan ArcView GIS 3.3. Penelitian di lapangan dilakukan untuk mengecek bentuk penggunaan lahan yang telah diklasifikasikan secara visual di layar komputer dengan eksisting penggunaan lahan sebenarnya di lapangan. Penelitian lapang dilaksanakan pada hari Kamis, 01 Oktober 2009 yang dimulai pada pukul 08.00β17.00. Alat yang digunakan untuk penelitian lapang adalah GPS Magellan, kamera digital dan alat tulis.
14
Gambar 3. Citra Resolusi Tinggi Kecamatan Cisarua 2007 yang Telah Terkoreksi
15 Tabel 1. Matrik Logika Inkonsistensi RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 dengan Penggunaan Lahan di Kecamataan Cisarua Tahun 2007 Penggunaan Lahan di Kecamatan Cisarua Tahun 2007 Klasifikasi Peruntukan RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025
No
1 2
Kawasan Lindung
3 4
5
6
Kawasan Budidaya
7 8 9
Keterangan:
Hutan
Semak/ pertanian lahan kering
Kebun teh
Permukiman perkampungan
Permukiman estate
Villa
Emplasmen/ bangunan lain
Sawah
Hutan rakyat/ kebun campuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Hutan Konservasi
V
X
X
X
X
X
X
X
X
Hutan Lindung
V
X
X
X
X
X
X
X
X
Perkebunan
V
X
V
X
X
X
X
X
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
X
X
X
X
X
V
V
X
V
X
X
X
X
X
V
Permukiman Perdesaan (Hunian Jarang) Permukiman Perdesaan (Hunian Rendah) Permukiman Perkotaan (Hunian Rendah) Permukiman Perkotaan (Hunian Sedang) Pertanian Lahan Kering Tanaman Tahunan
V = Konsisten X = Inkonsisten
16
3.3.3. Perhitungan Jarak Dalam penelitian ini, perhitungan jarak antar poligon inkonsistensi dilakukan berdasarkan jarak antar titik centroid. Centroid merupakan pusat geometrik suatu poligon. Selain itu, centroid juga dapat didefinisikan sebagai titik tengah (mid-point) antara awal dan akhir suatu jarak alamat (address range). Dalam penelitian ini penentuan titik centroid digunakan untuk mengetahui jarak pusat masing-masing poligon inkonsistensi di Kecamatan Cisarua dengan tiga hirarki jalan yang melintas di Kecamatan Cisarua. Menurut peta Jalan Kabupaten Bogor tahun 2005, terdapat tiga hirarki jalan yaitu jalan kolektor primer 1 (Jalan Raya Puncak), jalan lokal, dan jalan setapak. Berikut rumus perhitungan jarak dari poligon ke jalan: π«πππ= (πΏππ β πΏπ )π + (πππ β ππ )π Dimana: (X0,Y0) = Koordinat centroid poligon yang diamati (Xn,Yn) = Koordinat posisi objek lokasi n D01n = Jarak dari centroid poligon (X0,Y0) ke lokasi n (X1,Y1) n = 1,2, dan 3 n:1 = Jarak ke jalan kolektor primer 1 (km) n:2 = Jarak ke jalan lokal (km) n:3 = Jarak ke jalan setapak (km) Pada penentuan titik centroid poligon dan perhitungan jarak centroid ke jalan, digunakan perangkat lunak ArcView GIS 3.3 Extension Xtools dan EditTools. 3.3.4. Analisis Regresi Berganda dengan Peubah Dummy Model yang dkembangkan pada penelitian ini adalah: Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ........ + bnXn Dimana: Y = Peubah yang diduga (Dependent Variable) X = Peubah penduga (Independent Variable) b = Koefisien regresi
17 Pada analisis ini, terdapat tiga jenis regresi yang diuji, yaitu model regresi untuk inkosistensi hutan konservasi menjadi bentuk penggunaan lain (Y1) (ha), inkonsistensi hutan lindung menjadi bentuk penggunaan lain (Y2) (ha), dan inkonsistensi kawasan lindung menjadi bentuk penggunaan lain (Y3) (ha). Peubah penduga (Independent Variable) yang dipakai terdiri dari dua kategori peubah yaitu peubah kuantitatif dan peubah kualitatif (Dummy Variable). Contoh peubah kuantitatif adalah kepadatan penduduk (jiwa/ha). Sedangkan contoh peubah kualitatif adalah peubah yang mengalami inkonsistensi peruntukan lahan dengan eksisting penggunaan lahan emplasemen/bangunan lain. Peubah ini selanjutnya diberi nilai β1β sedangkan peubah yang tidak mengalami inkonsistensi peruntukan lahan dengan eksisting penggunaan lahan emplasemen/bangunan lain diberi nilai β0β. Peubah-peubah yang dipilih dalam persamaan ini didasarkan pada pertimbangan logis bahwa peubah tersebut terkait dengan inkonsistensi pemanfaatan ruang yang terjadi di hutan konservasi, hutan lindung, dan kawasan lindung. Untuk menghindari terjadinya multikolinearitas maka persamaan ini diduga dengan menggunakan metode forward stepwise multiple regression sehingga semua peubah yang digunakan dalam persamaan ini tidak memiliki hubungan satu sama lainnya. Data yang digunakan dalam model ini berasal dari data atribut peta inkonsistensi pemanfaatan ruang Kecamatan Cisarua tahun 2007, jarak ke jalan, dan data potensi desa (PODES) Sub DAS Ciliwung Hulu tahun 2006. Untuk mempermudah dalam interpretasi hasil analisis regresi maka peubah D4 (jenis penggunaan permukiman estate) digunakan sebagai blanko, sehingga poligon yang mengalami inkonsistensi pemanfaatan ruang dengan eksisting penggunaan lahan permukiman estate diberi nilai β0β untuk setiap peubah dummynya (D4= 0; peubah lainnya = 0). Peubah-peubah penduga yang dipilih untuk persamaan hutan konservasi (Y1) selengkapnya disampaikan pada Tabel 2.
18 Tabel 2. Peubah Penduga yang Dipilih pada Persamaan Hutan Konservasi Keterangan
Satuan
X1
Kepadatan Penduduk (kpdt)
(jiwa/ha)
X2
Persentase Keluarga Pertanian (%_ktani)
(%)
X3
Jarak dari Desa ke Ibu Kota Kecamatan (j_dkec)
(km)
X4
Jarak ke Jalan Kolektor (j_kolek)
(km)
X5
Jarak ke Jalan Lokal (j_lokal)
(km)
X6
Jarak ke Jalan Setapak (km) (j_stpk)
(km)
X7
Persentase Keluarga Miskin (%_kmiskin)
(%)
D1
Jenis Penggunaan Emplasemen/bangunan lain (emp), D1= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D2
Jenis Penggunaan Hutan rakyat/kebun campuran (kbn), D2= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D3
Jenis Penggunaan Kebun Teh (teh), D3= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D4
Jenis Penggunaan Permukiman Estate (est), D4= 0; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D5
Jenis Penggunaan Permukiman Perkampungan (kmp), D5= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D6
Jenis Penggunaan Semak/pertanian lahan kering (smk), D6= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D7
Jenis Penggunaan Villa (vila), D7= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
Peubah-peubah penduga yang dipilih untuk persamaan hutan lindung (Y2) selengkapnya disampaikan pada Tabel 3. Tabel 3. Peubah Penduga yang Dipilih pada Persamaan Hutan Lindung Keterangan
Satuan
X1
Kepadatan Penduduk (kpdt)
(jiwa/ha)
X2
Persentase Keluarga Pertanian (%_ktani)
(%)
X3
Jarak dari Desa ke Ibu Kota Kecamatan (j_dkec)
(km)
X4
Jarak ke Jalan Kolektor (j_kolek)
(km)
X5
Jarak ke Jalan Lokal (j_lokal)
(km)
X6
Jarak ke Jalan Setapak (km) (j_stpk)
(km)
X7
Persentase Keluarga Miskin (%_kmiskin)
D1
Jenis Penggunaan Emplasemen/bangunan lain (emp), D1= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
(%)
D2
Jenis Penggunaan Hutan rakyat/kebun campuran (kbn), D2= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D3
Jenis Penggunaan Kebun Teh (teh), D3= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D4
Jenis Penggunaan Permukiman Estate (est), D4= 0; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D5
Jenis Penggunaan Permukiman Perkampungan (kmp), D5= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D6
Jenis Penggunaan Sawah (swh), D6= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D7
Jenis Penggunaan Semak/pertanian lahan kering (smk), D7= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D8
Jenis Penggunaan Villa (vila), D8= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
Peubah-peubah penduga yang dipilih untuk persamaan kawasan lindung (Y3) selengkapnya disampaikan pada Tabel 4.
19 Tabel 4. Peubah Penduga yang Dipilih pada Persamaan Kawasan Lindung Keterangan
Satuan
X1
Kepadatan Penduduk (kpdt)
(jiwa/ha)
X2
Persentase Keluarga Pertanian (%_ktani)
(%)
X3
Jarak dari Desa ke Ibu Kota Kecamatan (j_dkec)
(km)
X4
Jarak ke Jalan Kolektor (j_kolek)
(km)
X5
Jarak ke Jalan Lokal (j_lokal)
(km)
X6
Jarak ke Jalan Setapak (km) (j_stpk)
(km)
X7
Persentase Keluarga Miskin (%_kmiskin)
(%)
D1
Jenis Penggunaan Emplasemen/bangunan lain (emp), D1= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D2
Jenis Penggunaan Hutan rakyat/kebun campuran (kbn), D2= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D3
Jenis Penggunaan Kebun Teh (teh), D3= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D4
Jenis Penggunaan Permukiman Estate (est), D4= 0; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D5
Jenis Penggunaan Permukiman Perkampungan (kmp), D5= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D6
Jenis Penggunaan Sawah (swh), D6= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D7
Jenis Penggunaan Semak/pertanian lahan kering (smk), D7= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak
D8
Jenis Penggunaan Villa (vila), D8= 1; peubah lainnya = 0
Ada/Tidak