14
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru, Peuniti dan Sukaramai. Tapak ini terletak di bagian tengah Kota Banda Aceh. Luas Kecamatan Baiturrahman adalah 453,9 Ha, sedangkan luas tapak penelitian adalah 73,5 Ha (Gambar 2). Penelitian dilakukan sejak pelaksanaan penelitian hingga penyusunan laporan akhir penelitian (skripsi) yang berlangsung dari bulan Februari 2011 hingga bulan Oktober 2011 (Tabel 1). Tabel 1 Jadwal pelaksanaan penelitian Jenis Kegiatan Persiapan Penelitian Pengumpulan Data
Alokasi Waktu Februari 2011 Maret sampai April 2011
Pengolahan Data Perencanaan Lanskap dan Penyusunan Skripsi
Mei sampai Juli 2011 Agustus sampai Oktober 2011
Produk Usulan penelitian Data fisik, sosial dan budaya, sejarah, wisata dan pengelolaan Hasil analisis data Rencana lanskap dan laporan hasil penelitian
3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah peta dasar, alat tulis, alat gambar, kamera digital, laptop, printer, scanner, catatan dan studi pustaka yang berhubungan dengan kegiatan penelitian ini. Bahan dan alat yang digunakan dalam proses pengolahan data adalah alat tulis, alat gambar, laptop, printer, scanner dan program komputer (AutoCAD 2006, CorelDraw X4, Adobe Photoshop CS3, Google SketchUp, Microsoft Word 2007 dan Microsoft Excel 2007).
3.3 Batasan Penelitian Penelitian ini merupakan studi perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah untuk mendukung berlangsungnya kegiatan wisata pada kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh. Produk penelitian ini merupakan bentuk perencanaan lanskap wisata berupa rencana lanskap beserta deskripsi dan rencana jalur interpretasi.
15
(Sumber Peta: RTRW Kota Banda Aceh Tahun 2009-2029)
Gambar 2 Lokasi penelitian 3.4 Metode dan Tahapan Penelitian Metode yang digunakan pada perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh adalah metode pendekatan Gold (1980) berdasarkan
16
pendekatan aktivitas dan sumberdaya wisata sejarah, dengan proses perencanaan melalui tahapan yang mencakup (Gambar 3): • • • • •
Tahap Persiapan
Tahap Inventarisasi (Pengumpulan Data)
Data primer, data sekunder, dan informasi pendukung
Data Fisik: tata letak tapak (wilayah administrasi), batas wilayah, luas dan status tapak, tata guna lahan, aksesibilitas dan sirkulasi, kondisi iklim, kondisi vegetasi, kondisi hidrologi, kondisi topografi
Tahap Analisis Dan Sintesis
Penetapan tujuan perencanaan Pengumpulan informasi awal Penyusunan usulan penelitian Penentuan batas tapak Perizinan melakukan penelitian
Data Sejarah: sejarah Kota Banda Aceh, elemen lanskap sejarah
Data Sosial dan Budaya: kondisi sosial dan budaya, persepsi dan harapan masyarakat setempat
Data Wisata: daya tarik dan objek wisata, atraksi wisata, aktivitas wisata, fasilitas wisata, karakteristik pengunjung, persepsi dan harapan pengunjung
Data Pengelolaan: pengelola objek dan kawasan, upaya pelestarian, kebijakan pemerintah, persepsi dan harapan pengelola
- Analisis unit lanskap sejarah - Analisis potensi daya tarik wisata sejarah - Analisis pendukung wisata sejarah
Pengembangan tapak
Konsep Wisata Sejarah - Konsep dasar - Pengembangan konsep (konsep ruang wisata, aksesibilitas dan sirkulasi, jalur interpretasi, aktivitas wisata, fasilitas wisata, tata hijau, pelestarian kawasan) Tahap Perencanaan
Rencana Lanskap Kawasan Wisata Sejarah Pusat Kota Banda Aceh Gambar 3 Tahapan proses penelitian
17
1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan penetapan tujuan sebagai langkah awal untuk mengarahkan suatu tindakan tertentu yang akan dilakukan dalam perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh. Selanjutnya, dilakukan pengumpulan informasi awal yang digunakan sebagai bahan dalam penyusunan usulan penelitian. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan penentuan batas tapak dan permohonan izin melakukan penelitian pada instansi pemerintahan daerah dan pihak-pihak yang terkait untuk mempermudah kegiatan penelitian ini. 2. Tahap Inventarisasi Inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data dan semua informasi yang berhubungan dengan kondisi tapak dan faktor-faktor di luar tapak yang mempengaruhi perencanaan lanskap tersebut. Data yang diperoleh dari tahap ini berasal dari data primer, data sekunder dan informasi pendukung. Jenis data tersebut mencakup data fisik tapak, kesejarahan kawasan, sosial dan budaya masyarakat, kepariwisataan dan pengelolaan kawasan (Tabel 2). Metode pengambilan data yang dilakukan adalah metode survei lapang dan studi pustaka. Survei lapang dilakukan dengan pengamatan langsung, dokumentasi, wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap pihak yang terkait. Studi pustaka diperoleh dari buku acuan, data informasi dan peta dari berbagai instansi pemerintah. Wawancara dan penyebaran kuesioner dilakukan terhadap beberapa responden, seperti masyarakat Kota Banda Aceh, pengunjung dan pengelola. Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 90 responden yang mencakup 30 responden masing-masing dari masyarakat, pengunjung dan pengelola kawasan. Responden dari masyarakat mencakup tokoh masyarakat, ulama, pemuka adat dan masyarakat umum yang tinggal di sekitar kawasan. Responden dari pengunjung mencakup wisatawan lokal dan mancanegara. Sedangkan responden dari pengelola mencakup pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh serta pegawai Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3). Dari tahap wawancara dapat diketahui kondisi dan sejarah perkembangan kawasan Pusat Kota Banda Aceh. Dari tahap penyebaran kuesioner ini dapat diketahui mengenai persepsi dan harapan dari responden terhadap pengembangan kawasan wisata sejarah di Pusat Kota Banda Aceh dan berbagai informasi lainnya. Pertanyaan
18
yang diajukan kepada para responden, yaitu mengenai aktivitas dan keinginan penduduk setempat, aktivitas dan keinginan pengunjung, ketersediaan fasilitas wisata, akses dan informasi mengenai objek sejarah yang ada, atraksi wisata yang diinginkan,
serta
pendapat
dan
harapan
masyarakat
terhadap
rencana
pengembangan kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh (Lampiran 1). Tabel 2 Jenis, cara dan sumber perolehan data Aspek
Jenis Data
Aspek Fisik Tapak
Tata letak tapak (wilayah administrasi) Batas wilayah
Studi pustaka
Luas dan status tapak
Studi pustaka
Tata guna lahan
Studi pustaka dan survei lapang (pengamatan langsung) Studi pustaka dan survei lapang (pengamatan langsung) Studi pustaka dan survei lapang (pengamatan langsung) Survei lapang (pengamatan langsung) Survei lapang (pengamatan langsung) Survei lapang (pengamatan langsung) Studi pustaka
Aksesibilitas dan sirkulasi
Kondisi iklim
Kondisi vegetasi Kodisi hidrologi Kondisi topografi Aspek Kesejarahan Kawasan
Cara Pengambilan Data Studi pustaka
Sejarah Kota Banda Aceh
Elemen lanskap sejarah
Studi pustaka
Sumber Bappeda Kota Banda Aceh, Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh Bappeda Kota Banda Aceh, Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh Bappeda Kota Banda Aceh, Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Bappeda Kota Banda Aceh, Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh, lapang Bappeda Kota Banda Aceh, Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh, lapang Badan Meteorologi dan Geofisika Kota Banda Aceh, lapang Lapang, Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh Dinas Informasi dan Dokumentasi Banda Aceh, Perpustakaan daerah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Dinas Informasi dan Dokumentasi Banda Aceh, Perpustakaan daerah, BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh
19
Aspek Aspek Sosial dan Budaya Masyarakat
Jenis Data Kondisi sosial dan budaya
Persepsi dan harapan masyarakat Aspek Kepariwisataan
Daya tarik dan objek wisata
Atraksi wisata
Aktivitas wisata
Fasilitas wisata
Karakteristik pengunjung
Persepsi dan harapan pengunjung Aspek Pengelolaan Kawasan
Pengelola objek dan kawasan
Cara Pengambilan Data Studi pustaka
Survei lapang (wawancara dan penyebaran kuesioner) Studi pustaka
Studi pustaka dan survei lapang (wawancara, penyebaran kuesioner pengamatan langsung) Studi pustaka dan survei lapang (wawancara, penyebaran kuesioner pengamatan langsung) Studi pustaka dan survei lapang (wawancara, penyebaran kuesioner pengamatan langsung) Studi pustaka dan survei lapang (pengamatan langsung) Survei lapang (wawancara dan penyebaran kuesioner) Studi pustaka
Upaya pelestarian Kebijakan pemerintah
Studi pustaka
Persepsi dan harapan pengelola
Survei lapang (wawancara dan penyebaran kuesioner)
Studi pustaka
Sumber Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Lapang dan Kuesioner
BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, lapang dan kuesioner
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, lapang dan kuesioner
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, lapang dan kuesioner
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, kuesioner, lapang Lapang dan Kuesioner
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, Dinas Tata Kota Banda Aceh Lapang dan Kuesioner
20
3. Tahap Analisis dan Sintesis Analisis akan dilakukan terhadap tapak berdasarkan data
yang
dikumpulkan untuk dapat menganalisis unit lanskap sejarah, potensi daya tarik wisata sejarah, serta pendukung wisata sejarah. Analisis unit lanskap sejarah berkaitan dengan elemen yang membentuk suatu lanskap sejarah. Analisis potensi daya tarik wisata sejarah berhubungan dengan daya tarik objek dan atraksi wisata yang terdapat pada kawasan tersebut. Analisis pendukung wisata sejarah sangat diperlukan untuk mendukung segala aktivitas wisata bagi wisatawan. Analisis yang dilakukan meliputi analisis dengan metode skoring, analisis spasial dan analisis deskriptif. • Analisis dengan metode skoring dilakukan untuk mendapatkan lokasi dengan nilai tertinggi yang potensial sebagai kawasan perencanaan wisata sejarah. Analisis dengan metode skoring ini mencakup analisis potensi daya tarik objek dan atraksi wisata sejarah dan analisis pendukung wisata sejarah dengan kriteria penilaian tertentu yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3 Kriteria penilaian potensi daya tarik objek dan atraksi wisata sejarah Kriteria Penilaian
1 (kurang sesuai untuk area wisata sejarah)
Skor 2 (cukup sesuai untuk area wisata sejarah) Terdapat elemen lanskap sejarah yang bukan BCB dengan nilai sejarah dalam skala lokal
Nilai sejarah
Terdapat elemen lanskap sejarah yang mendukung objek sejarah dan terkait dengan peristiwa sejarah
Keunikan objek sejarah
Terdapat objek sejarah dengan nilai keunikan lokal
Terdapat objek sejarah dengan keunikan nasional
Keaslian objek sejarah
Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian kurang dari 30%
Keutuhan objek sejarah
Objek sejarah memiliki keutuhan kurang dari 30% Terdapat satu jenis atraksi seni dan budaya
Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian 3080% Objek sejarah memiliki keutuhan 30-80% Terdapat dua sampai lima jenis atraksi seni dan budaya
Atraksi seni dan budaya
Sumber: Nurisjah dan Pramukanto, 2001
3 (sesuai untuk area wisata sejarah) Terdapat elemen lanskap sejarah yang merupakan BCB dan objek wisata sejarah dengan nilai sejarah dalam skala nasional dan internasional Terdapat objek sejarah dengan keunikan internasional Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian lebih dari 80% Objek sejarah memiliki keutuhan lebih dari 80% Terdapat lebih dari enam atraksi seni dan budaya
21
Tabel 4 Kriteria penilaian pendukung wisata sejarah Kriteria Penilaian
Aksesibilitas dan sirkulasi menuju elemen lanskap sejarah
Informasi dan promosi
Aktivitas wisata
Kunjungan wisatawan
1 (kurang sesuai untuk area wisata sejarah) Akses jalan kurang mendukung ( kondisi jalan yang sempit, beraspal, tetapi di beberapa tempat ada yang mengalami kerusakan dan tidak terdapat pedestrian), sehingga kurang mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah kurang jelas dan tidak mejadi program wisata Terdapat satu jenis variasi aktivitas wisata sejarah Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah sedikit
Fasilitas wisata untuk interpretasi (jalur dan media interpretasi) Pelestarian/ pengelolaan wisata
Terdapat satu jenis fasilitas wisata untuk interpretasi
Kebijakan pemerintah
Kawasan yang kurang mendukung kawasan cagar budaya
Tidak terdapat aktivitas pelestarian/ pengelolaan terhadap elemen lanskap sejarah
Sumber: Gunn, 1997
Skor 2 (cukup sesuai untuk area wisata sejarah) Akses jalan cukup mendukung (kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, tetapi tidak terdapat pedestrian) , sehingga cukup mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah
Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah cukup jelas, tetapi belum menjadi program wisata Terdapat dua sampai lima jenis aktivitas wisata sejarah Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah sedang Terdapat dua sampai lima jenis fasilitas wisata untuk interpretasi Terdapat perencanaan aktivitas pelestarian/ pengelolaan dengan perkembangan lingkungan yang mendukung terhadap elemen lanskap sejarah Kawasan yang sangat mendukung kawasan cagar budaya dalam upaya pelestarian yang ditetapkan oleh kebijakan pemerintah
3 (sesuai untuk area wisata sejarah) Akses jalan sangat mendukung (jalan raya, kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, ada pedestrian), sehingga sangat mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah sangat jelas dan sudah menjadi program wisata Terdapat lebih dari enam jenis aktivitas wisata sejarah Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah banyak Terdapat lebih dari enam jenis fasilitas wisata untuk interpretasi Terdapat aktivitas pelestarian/ pengelolaan dengan baik dan intensif terhadap elemen lanskap sejarah
Kawasan cagar budaya yang ditetapkan dan dipertahankan dengan adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pelestarian dan pengembangan wisata
22
• Analisis spasial merupakan analisis yang dilakukan dengan spasialisasi hasil skoring yang kemudian di-overlay terhadap peta-peta unit lanskap sejarah, sehingga mendapatkan tata ruang unit lanskap sejarah untuk pelestarian kawasan, serta tata ruang potensi daya tarik wisata sejarah dan pendukung wisata untuk kawasan wisata sejarah. • Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui unit lanskap sejarah, potensi daya tarik objek dan atraksi wisata sejarah, serta pendukung wisata yang mencakup fasilitas pendukung, kebijakan atau dukungan pemerintah mengenai pelestarian dan pengembangan wisata, potensi pengunjung, persepsi masyarakat dengan membuat penjelasan secara deskriptif, dimana kondisi fasilitas pendukung yang ada pada tapak mencakup akomodasi, transportasi, toko dan restaurant, hotel dan tempat penginapan, parkir kendaraan, serta fasilitas pendukung lainnya. Hasil analisis yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk peta dan deskriptif. Hasil ini kemudian akan dilanjutkan ke tahap sintesis. Pada tahap sintesis akan diperoleh pengembangan tapak yang akan digunakan untuk menentukan konsep dasar dan pengembangan konsep. Pengembangan konsep mencakup konsep ruang wisata, aksesibilitas dan sirkulasi, jalur interpretasi, aktivitas wisata, fasilitas wisata, tata hijau dan pelestarian kawasan. Hasil dari pengembangan konsep tersebut berupa rencana blok (block plan). Penentuan konsep dasar dan pengembangan konsep ini akan dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan
kawasan
tersebut,
sehingga
diharapkan
dapat
memberikan
kenyamanan wisata dan kelestarian sejarah agar pengunjung mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sejarah secara optimal. 4. Tahap Perencanaan Perencanaan lanskap merupakan tahapan yang mengacu pada rencana blok untuk menentukan pengembangan yang akan dilakukan dalam menata kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh. Pada tahap ini, akan menghasilkan suatu produk Arsitektur Lanskap berupa rencana lanskap tergambar (landscape plan) dan rencana tertulis pada kawasan wisata sejarah ini yang meliputi rencana ruang, sirkulasi, fasillitas, tata hijau, jalur interpretasi dan touring plan pada kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh.