25
III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di dalam kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat, Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III, Seksi Konservasi Wilayah V, Resort Konservasi Sumber Daya Alam Sancang yang secara administrasi termasuk ke dalam Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat (Gambar 3). Penelitian dan penulisan tesis berlangsung selama ± 10 bulan, yaitu mulai bulan Agustus 2011 sampai Mei 2012.
Gambar 3. Lokasi penelitian Cagar Alam Leuweung Sancang
3.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.2.1 Kondisi Populasi, Penyebaran dan Habitat Pengumpulan data kondisi habitat, populasi dan penyebaran banteng di Cagar Alam Leuweung Sancang disesuaikan dengan tahun keberadaan informasi populasi banteng, yaitu dari tahun 1960-2003, sedangkan peta yang tersedia dan
26
digunakan adalah tahun 1996 dan tahun 2003. Jenis dan metode pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Pengumpulan data populasi, penyebaran dan habitat No 1
Jenis Data Perkembangan populasi dan Penyebaran
Metode - Studi literatur dai tahun 19602011
2
Jejak habitat banteng
3
Habitat: - Pakan - Air - Cover - Tutupan Lahan - Bentuk dan kawasan
- Studi literatur 1960-2011 - Penulusuran berdasarkan informasi masyarakat dan pengelola menggunakan GPS - Studi literatur 1960-2011 - Survey lapangan - Analisis spasial luas
Analisis Data Tabulasi dan perhitungan laju pertumbuhan r= x 100% (Tarumingkeng 1994) GIS (Overlay peta citra)
Keluaran Penurunan /peningkatan angka populasi
Tabulasi, analisis deskriptif, analisis GIS dengan menggunakan software ArcView 3.3
Kondisi habitat dan perubahannya
Keberadaan banteng
3.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di sekitar Kawasan Data sosial, ekonomi masyarakat secara umum dilakukan dengan wawancara. Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara mendalam (indepth interview) dengan menggunakan instrumen penelitian (daftar pertanyaan terstruktur), sehingga diperoleh sebanyak 64 responden. Informan ditentukan dengan metode snowball melalui dua tahapan, yaitu (1) Pemilihan informan kunci (kepala desa, kepala dusun, 2 orang ketua RT dan 8 juru kunci) yang dianggap relevan dan memahami isu yang sedang diteliti dan tempat tinggalnya berbatasan langsung dan memiliki jarak paling dekat dengan kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang, yaitu Desa Sancang (Kampung Sukalaksana, Cirampadan dan Bantar Limus) dan Desa Karyamukti, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. (2) Pemilihan informan lanjutan (berdasarkan informan kunci sebelumnya) untuk memperluas deskripsi informasi dan melacak variasi informasi yang ada, yaitu 47 orang nelayan yang berada di sekitar dan 5 orang anggota masyarakat yang sering berinteraksi ke dalam kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang untuk keperluan
27
berziarah, berdagang dan sebagainya, sedangkan para nelayan adalah nelayan yang berada di blok Cipangikisan, Cikabodasan, Cikolomberan, Cipunaga, Cibako, Ciporeang, dan Karang Jambe.
Pengumpulan data sosial ekonomi
masyarakat dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan kuisioner wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 3 Pengumpulan data sosial dan ekonomi masyarakat No 1
2
3
4
Jenis Data Jumlah dan karakteristik masyarakat (asal, usia, pekerjaan dan pendapatan)
Metode - Studi literatur - Wawancara
Analisis Data Tabulasi, analisis deskriptif
Pengetahuan masyarakat, meliputi keberadaan, perburuan, distribusi daging, konflik banteng dengan manusia dan kepunahan banteng Persepsi mengenai banteng, meliputi status, keberadaan dan pelestarian banteng
- Wawancara
Tabulasi, analisis deskriptif
- Wawancara dengan metode snowball
Tabulasi, analisis deskriptif
Interaksi masyarakat terhadap kawasan, meliputi pengambilan satwa/ perburuan, penggembalaan ternak dll.
- Studi literatur - Wawancara
Tabulasi, analisis deskriptif
Keluaran Pengaruh kondisi sosial masyarakat terhadap kepunahan banteng Penyebab kepunahan banteng
Pengaruh terhadap kepunahan banteng Pengaruh terhadap kepunahan banteng
3.2.3 Kondisi Pengelolaan Kawasan Data pengelolaan kawasan dilakukan dengan studi literatur dan wawancara. Pengambilan contoh pengelola yang diwawancarai dilakukan dengan pendekatan Purposive Sampling, yaitu teknik yang menggunakan persyaratan yang lebih ketat dalam menentukan jumlah, kriteria dan kemudahan pengambilan sampel responden (Ariestonandri 2006). Responden yang diambil adalah pengelola kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang yang berada di resort Sancang atau staf yang berada di pos jaga Cibaluk/Cijeruk. Responden tersebut yaitu Kepala dan empat petugas lapangan Satuan Kerja (Satker) atau yang biasa dikenal dengan polisi kehutanan. Jenis dan pengumpulan data pengelolaan kawasan dapat dilihat pada Tabel 4, sedangkan kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 2.
28
Tabel 4 Pengumpulan data pengelolaan kawasan No 1
Jenis Data Sejarah penunjukkan Status kawasan
dan
Metode - Studi literatur
Analisis Data Tabulasi, analisis deskriptif
2
Tata batas kawasan
- Studi literatur - Wawancara
Tabulasi, analisis deskriptif
3
Sumber Daya Manusia (jumlah, domisili, usia, pendidikan dan pelatihan, gaji, tunjangan dll.)
- Studi literatur - Wawancara
Tabulasi, analisis deskriptif
4
Kegiatan patroli, monitoring dan penyuluhan kawasan serta gangguan terhadap kawasan
- Wawancara - Studi literatur - Survey lapangan
Tabulasi, analisis deskriptif
7
Sanksi dan/atau upaya pemecahan gangguan kawasan
- Wawancara
Tabulasi, analisis deskriptif
8
Mitra kerja
- Wawancara - Studi literatur
Tabulasi, analisis deskriptif
9
Sarana dan prasarana
- Studi literatur - Survey lapang dan Wawancara
Tabulasi, analisis deskriptif
Keluaran Permasalahan dan alasan pengelolaan Permasalahan dan pengaruh terhadap pengelolaan Pengaruh terhadap intensitas pengelolaan kawasan Pengaruh terhadap intensitas pengelolaan kawasan Pengaruh terhadap intensitas pengelolaan Pengaruh terhadap intensitas pengelolaan kawasan Pengaruh terhadap intensitas pengelolaan kawasan
3.2.4 Faktor Penentu Penyebab Kepunahan Faktor penentu penyebab kepunahan banteng di Cagar Alam Leuweung Sancang ditentukan dengan mengidentifikasi dan menganalisis indikator-indikator kondisi ekologi, sosial-ekonomi masyarakat dan pengelolaan kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang melalui data-data yang telah dikumpulkan, studi literatur, penilaian para ahli dan praktisi yang berkompetensi di bidang konservasi dan manajemen kawasan hutan. Responden para ahli yang berhasil memberikan penilaian kuisioner penelitian sebanyak 10 orang, yaitu 5 orang dari Perguruan Tinggi, 3 orang dari Kementerian Kehutanan dan 2 orang Lembaga Swadaya Masyarakat. Para ahli memberikan nilai peringkat dan skor terhadap faktor-faktor dan indikator-indikator yang berpengaruh terhadap penurunan populasi banteng. Faktor-faktor dan indikator-indikat kepunahan dapat dilihat pada Lampiran 6-8.
29
3.3 Analisis Data Tahapan-tahapan analisis yang dilakukan untuk merumuskan faktor-faktor penyebab proses kepunahan banteng di Cagar Alam Leuweung Sancang sebagai berikut: 1. Uji reliabilitas instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah daftar pertanyaan yang berisi sejumlah pertanyaan yang dijabarkan dari peubah penelitian, sedangkan realibilitas artinya mempunyai sifat dapat dipercaya. Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalakan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Sulistyo 2010). Kuisioner yang dilakukan uji reliabilitas dilakukan pada anggota masyarakat yang mempunyai karakteristik relatif sama dengan objek penelitian, yaitu para nelayan yang berada di dalam kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang dengan pengolahan data menggunakan software SPSS 16.0. Nilai hasil uji realibilitas sebesar 0.75 apabila dibandingkan dengan r tabel berdasarkan uji statistik kuisioner penelitian ini sudah valid dan reliabel digunakan (Lampiran 4). Hal ini berarti kuisioner tersebut dapat digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau peneliti lain dengan tetap memberikan hasil yang sama.
2. Analisis hubungan atau korelasi dan pengelompokan antara faktor penyebab kepunahan Analisis
hubungan
faktor
penyebab
kepunahan
dilakukan
dengan
memberikan nilai bobot dan skor 1-4 dimana nilai 4 memiliki arti bahwa faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap penurunan populasi banteng di Cagar Alam Leuweung Sancang. Pemberian bobot dan skor dilakukan oleh para ahli dan praktisi, sehingga diperoleh nilai tertimbang (Lampiran 6 dan Lampiran 7), kemudian dianalisis dengan menggunakan software Statistica 7. Tujuan analisis hubungan adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor penyebab kepunahan banteng.