HPEQ PROJECT Jakarta,17 – 18 Oktober 2010 Ambarsundari
Curriculum Vitae Nama : Ambarsundari Tempat & Tgl.Lahir:
Bandung,20 Maret’58 Suami: Drs.Bambang Sugyanto,Apt Anak : Sasti Rizjani (1992) dan Regi Dwi Septio (1993)
2.AREA PRAKTEK /RIWAYAT KERJA JULI 1985 DESEMBER 1985 JAN’86-MEI’88
: LULUS APOTEKER UNPAD :MULAI BEKERJA :APOTEKER PEN.JAWAB NARKOTIKA Apotek annex PBF MEI’88 – OKT’88 :Apt.Pendamping di Apt. Pelengkap RSAL dr. Mintohardjo- jakarta Nop’88 – Jan’90 : Apt.PENDAMPING B.Aceh Jan’90 – AGUST’99 : Kepala Apotek di Ap.Pel.RSU dr.Zainoel Abidin –B.Aceh Agust’99 – Maret’02 : Kepala Apotek (APA) jl.Dipenogoro -Bandung April’02 –Feb’03 : Kepala Apotek (APA) jl.Cihampelas -Bandung Maret’03 – Juni’06 : Kepala Apotek Administrator jl.Braga- Bandung Juli’06 – Maret’07 : Manajer Apotek Pelayanan jl.Dipenogoro - Bandung Maret’07 – sekarang : Manajer Apotek Pelayanan jl. Buah Batu- Bandung
PARADIGMA TERKINI PELAYANAN KEFARMASIAN
Drug oriented
Patient Oriented (Good Pharmacy Practice w/ Pharmaceutical Care )
3.IMPLEMENTASI PHARMACEUTICAL CARE
Pedoman pelaksanaan GPP berdasarkan pada pelaksanaan Pharmaceutical Care (Pelayanan Kefarmasian yg komprehensif) melalui peran Apoteker
Good Pharmacy Practice • Suatu Pedoman yang dipakai untuk menjamin bahwa layanan yang diberikan farmasis kepada setiap pasien telah memenuhi Kualitas yang tepat dan terjamin 1.FIP Council meeting in Tokyo on September 5,1993: Guidelines GPP 2.35th meeting of WHO Expert Committee on Specifications for Ph Preparations in April 1997 and approved by the FIP Congress in Sept 1997.
GPP Penyusunan Pedoman GPP merujuk pada standar GPP yang sesuai
dengan pendekatan FIP dan disesuaikan dengan visi, misi dan nilainilai budaya perusahaan. Standar GPP tersebut, terdiri dari:
Standar 1 Fasilitas, Peralatan dan Layanan Penunjang (Facility, Equipment and Auxiliary Service)
Standar 2
Standar 3
Manajemen Mutu
Mutu layanan
(Quality (Quality Service) Management)
Standar 4 Hukum, Regulasi dan Kode Etik (Law, Regulations and Ethics)
Standar 5 Partisipasi Dalam Kegiatan Sosial dan Kesehatan Masyarakat (Social and Community Participation)
Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai,layak dan menjamin kestabilan bahan
PENANDAAN DALUARSA OBAT
Penyimpanan obat: Penggolongan Kategori Terapi
Label Instruksi Pengobatan
APOTEKER PENGELOLA APOTEK
APOTEKER PENDAMPING
BUKU REFERENSI
AHFS DRUG INFORMATION
HB DRUG INFORMATION, OOP, DLL
ISO FARMAKOTERAPI, ISO, BNF, HB DRUG INTERACTION,MIMS
KUMPULAN PERUNDANG-UNDANGAN KEFARMASIAN
Substansi Utama GPP Professional
Regulation Peraturan / UU / Kode Etik Kefarmasian
SIPA, SIA, Sertifikasi
Pharmaceutical Care Practice & SOP
Dokter
Pasien DRP Identifying, Resolving Preventing DRP - ME
ME
Education
Apote APOTEKER k
Bank Data & Informasi Obat, Partisipasi Sosial & Kesehatan Masyarakat Materi Diklat & Pendidikan Berkelanjutan (CPD/CE)
Patient Q U A L I T Y O f
Quality
Standar: Fasilitas, Peralatan, Layanan Penunjang, Manajemen Mutu (SDM, Proses, Produk)
L I F E
Apoteker sebagai penyambung kesenjangan komunikasi antara pasien dengan dokter
Pasien
Dokter
Apoteker
Interpersonal communication in Ph care:
Interaksi aktual antar
farmasis,pasien,pelanggan , sejawat dan teman kerja atau tenaga kesehatan lainnya diskusi yang dinamis pada kasus2 ttt dengan pola dialog yang menghindari ‘saling menyalahkan’(blaming)
4.PERAN DAN FUNGSI
1. Care - giver 2. Decision – maker
Retailer
3. Communicator
4. Leader
Pharm Care
Manager Professional
GPP
5. Manager 6. Life – long learner 7. Teacher 8. researcher
Peran
Sistem
Tugas/Fungsi
Kompetensi, Komitmen, Konsistensi
Retail Pharmacy
PERAN APOTEKER di COMMUNITY Community Pharmacist
Retailer:
Manager:
Professional:
•identify
•efficient
caring
•Stimulate
•effective
competent
•Satisfy
committed
demand The Pharm Journal, 1998 SK No.1027/MENKES/SK/IX/2004 ttg: STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK DAN JUKNIS PELAKSANAAN
Fungsi /tugas apoteker melalui 7 stars pharmacist and added as a researcher 1.Care giver:
Ph ‘cist hrs berinteraksi dgn pasien baik sec individu maupun kelompok
2.Decision maker
Bdsrkan kecakapan,efekasi,efektif dan efesien thdp sumber daya manusia,obat ,bhn kimia,prosedur dll untuk dijadikan dasar dlm penentuan pendidikan dan pelatihan yg diperlukan
3.communicator Kemampuan berkomunikasi sec.verbal,non verbal,mendengar dan kemapuan menulis dgn bahasa sesuai kebutuhan
5.Life long learner
4.Leader
Ph’cist hrs punya kemampuan m’jadi pemimpin
6.manager Hrs efektif mengelola sumber daya dan juga informasi dan tanggap thdp kemajuan teknologi
Semangat belajar yang tinggi agar menjamin bahwa keahlian dan ketrampilannya selalu di “Up date”
7.teacher
Btgng jwb utk mendidik dan melatih farmasis generasi mendatang
8.Researcher
Ph’cist hrs mampu menggunakan the ‘evidence base’ sec efektif agar dapat memberikan saran dalam penggunaan obat yg rasional kepada tenaga kesehatan lainnya
6.TANGGUNG JAWAB UTAMA sebagai APOTEKER PENGELOLA APOTEK (STORE MANAGER RESPONSIBILITIES ) MANAGING STORE EMPOLYEES : a.Pekerjaan kefarmasian ,Pelayanan Kefarmasian dan Praktek Kefarmasian Apoteker,tenaga tekhinisi kefaramsian dan non TTK ( tmsk SPG) b.Pelayanan Kesehatan terkait: One roof management dengan dokter praktek bersama
CONTROLLING COST : - meningkatkan produktifitas karyawan - mengendalikan biaya operasional - mengurangi kehilangan barang (inventory losses) MANAGING MERCHANDISE : - display merchandise,lay out store ,maintaining visual standard - kerja sama dengan supllier - usulan barang dagangan baru - merencanakan dan mengelola special “even” CUSTOMER SERVICE
Perubahan peran apoteker dari dispenser dan compunder menjadi “drug therapy manager”
Drug therapy problems,not medical problems A Medical problems is desease states;that is a problem related to alltered physiology that result in clinical evidence of damage physicians
A drug therapy problem,is a patient problem that is either caused by or may be treated with a drugpharmacist
9.KOMPETENSI:Kemampuan yang sesuai kebutuhan Bagaimana meningkatkan kompetensi? EXPLICIT KNOWLEDGE (ILMU SEKOLAH) Learning
TACIT KNOWLEDGE (ILMU PRAKTEK)
Kompetensi yang diperlukan • Ethical manner • Kemampuan mengelola:
•
• • • • •
a. pekerjaan kefarmasian: negosiasi,salesmanship,merchandising b.sumber daya di apotek : keuangan,perbekalan farmasi dan SDM,other incomes,manajemen klinik atau praktek dokter bersama Ph Care: Practice skill Interpersonal relationships Promosi dan edukasi PIO dan konseling Dokumentasi
1.Peran dan fungsi serta tanggung jawab apoteker 2.IMPLEMENTASI GPP 3.Peraturan dan Perundangan: SK Menkes No.1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN di APOTEK 4.UU RI No.36/2009 tentang Kesehatan 5.Peraturan Pemerintah no.51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
LANDASAN HUKUM 1. UU RI NO.36 th 2009 tentang kesehatan pasal 108 mengenai praktik kefarmasian. Pasal 198 pidana atau denda Rp.100.000.000,2. PP 51 tahun 2009 Pasal 21 ayat (1) - Praktik kefarmasian dilaksanakan secara komprehensif oleh Apoteker. - Tenaga kefarmasian di apotek adalah Apoteker dan Tenaga Tehnis Kefarmasian (sarjana/diploma farmasi dan asisten apoteker
Pelayanan kefarmasian
FORM 1a & 1b (Standar 4.GPP) 4. FORM 1a
4. FORM 1b
LAPORAN PELAYANAN INFORMASI OBAT OLEH APOTEKER JUMLAH (LEMBAR)
TAHUN 2010 Form
Form
Form
1a
1b
PMR
JANUARI
957
126
FEBRUARI
354
88
MARET
1486
280
APRIL
1659
456
52
MEI
1994
708
93
JUNI
2073
794
120
JULI
2534
773
166
AGUSTUS
2980
749
188
SETEMBER
3119
705
170
Jumlah %
17156
46,51
(36.886)
4679
(34.323)
13,63
789
CHECK LIST MESO
PHARMACIST ADVISE & PMR PHARMACIST ADVICE
PMR
FORM CHECK LIST TEMPERATUR
STORE MANAGER RUANG LINGKUP KERJA
PENGEMBANGAN PRODUK
LAYANAN MERCHANDISING RE LAY OUT DAN STANDARD TAMPILAN APOTEK KOORDINATOR LAYANAN
Dra. Ambarsundari
INDIKATOR KINERJA CAKUPAN PRODUK LAYANAN OPERATION INDICATORS
PERBAIKAN PENJUALAN
TUNAI STANDARISASI TAMPILAN CUSTOMER SATISFACTION CORPORATE IMAGE
Kebijakan setempat: Apoteker Pendamping Status Pegawai: Parttimer bekerja pada jam sibuk apotekTATAP Honor sebagai jasa profesi
13.MASALAH YANG DIHADAPI Peraturan dan
perundangan? Fungsi apoteker sebagai care giverpenyerahan obat keras tanpa resep dokter?DOWA Cross prescribing? UU ttg praktek kefarmasian ? Perlindungan hukum?
Actual and potential drug therapy problems : 1.Kesenjangan antara dokter dengan APOTEKER SBG HEALTH CARE TEAM 2.Kesenjangan antara pasien dengan apoteker monitoring obat
The Pharmacist informs the physicians of a such potential problems ,but the The most physicians unless The interaction is potentially lethal
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN KEFARMASIAN SOP Mengandung langkah-langkah tertulis dari semua aktivitas yang harus dilakukan di apotek, meliputi : 1. Apa yang harus dikerjakan? 2. Kapan harus dikerjakan? 3. Dimana harus dikerjakan? 4. Siapa yang harus mengerjakan? 5. Bagaimana cara mengerjakannya?
PERANAN ASUHAN KEFARMASIAN DALAM PENGENDALIAN BIAYA OBAT Harga obat yg ditentukan oleh 4 rantai distribusi yi
pabrik,importir,PBF dan apotek Biaya obat : besarnya uang yang harus dikeluarkan/ditanggung oleh masyarakat/pasien/konsumen ataupun perusahaan Upaya menekan biaya obat: 1.seleksi obat dilakukan obyektif dan skala prioritas 2.Pengadaan obat : -Estimasi jumlah penyakit - Stabilitas/kadarluarsa - Biaya dan harga obat 3.distribusi: Biaya Sarana akomodasi Metode delivery:harian,mingguan atau bulanan
•Penyimpangan : Biaya obat mahal dan tidak rasional
Penyebab: Tidak ada pedoman standar Ada pedoman standar tapi tidak dilaksanakan Tidak ada evaluasi dan sanski Item obat dg.kandungan yg sama sehingga perputaran obat menjadi tidak lancar Peresepan yg berlebihan dan tidak perlu (extravagant) Kurangnya penggunaan OGB Permintaan pasien
Overall result: pharmacists suddenly had to justify their existence Pharmacists saw that there were unmet needs: Patient information and counseling, optimizing therapy, preventing medication errors, educating prescribers on the cost and comparative (dis)advantages of therapeutic options, …..
HAMBATAN di PHARMACEUTICAL CARE • CHANGE IS HARD FOR EVERYONE • LANGKAH PERUBAHAN:
• 1.PREPARATION:CONTACT AWARENESS • 2.ACCEPTANCE : UNDERSTANDING
POSITIVE PERCEPTION • 3.COMMITMENT : INSTALLATION • INTERNALIZATION •